jenis pengemasan plastik

53
JENIS PENGEMASAN PLASTIK Paper diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pengemasan Penyimpanan dan Penggudangan Dosen pengampu: Mustika NH., S.TP., M.Pd. Disusun Oleh: Andari Sulfaj NIM. 1000748 Anja Wulan Sari NIM. 1005182 Bangun Ambar Ekowati NIM. 1006572 Firman Ryan T NIM. 1000205 Hetty Restika Sari NIM. 1000497 Tedy Tarudin NIM. 1000684 Yatin Dwi Rahayu NIM 1006578 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI 0

Upload: teta-dear

Post on 14-Aug-2015

349 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

JENIS PENGEMASAN PLASTIK

Paper

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Pengemasan

Penyimpanan dan Penggudangan

Dosen pengampu: Mustika NH., S.TP., M.Pd.

Disusun Oleh:

Andari Sulfaj NIM. 1000748

Anja Wulan Sari NIM. 1005182

Bangun Ambar Ekowati NIM. 1006572

Firman Ryan T NIM. 1000205

Hetty Restika Sari NIM. 1000497

Tedy Tarudin NIM. 1000684

Yatin Dwi Rahayu NIM 1006578

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

0

Page 2: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt. yang dengan ijin-

Nyalah tugas paper ini dapat diselesaikan.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mustika N H,S.TP, M.Pd

sebagai dosen mata kuliah Pengemasan Penyimpanan dan Penggudangan yang

telah memberikan bimbingan dalam penyusunan tugas paper dengan judul “Jenis

Pengemasan Plastik” ini, serta pihak-pihak lain yang telah ikut serta dalam proses

penyelesaiannya, sehingga salah tugas mata kuliah Pengemasan Penyimpanan dan

Penggudangan penyusun dapat terselesaikan.

Dalam proses penyusunan paper ini penyusun menyadari masih banyak

kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak untuk perbaikan paper ini.

Penyusun juga berharap paper ini dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan

maupun pihak lainnya, khususnya bagi penyusun.

Bandung, Februari 2013

Penyusun

1

Page 3: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................4

BAB II ISI..............................................................................................................5

A. Kemasan........................................................................................................5

B. Plastik............................................................................................................6

C. Karakteristik Plastik......................................................................................7

D. Jenis-Jenis Plastik.........................................................................................9

E. Teknologi Mutakhir Pada Kemasan Plastik............................................... 27

BAB IV KESIMPULAN ....………………………………...................................32

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 4: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan produksi pangan yang merupakan kebutuhan pokok

dalam kehidupan ternyata belum dapat mengimbangi pertambahan

penduduk dunia yang cukup pesat dewasa ini. Selain itu, kegagalan dalam

penanganan lepas panen di mana termasuk pula pengawetan dan

penyimpanan mengakibatkan kehilangan bahan pangan yang cukup

berarti.

Bahan pangan memiliki karakteristik mudah rusak atau perishable.

Untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya yaitu dengan pengemasan.

Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi

bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan baik fisik, kimia, biologi

maupun mekanis, sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam

keadaanbaik dan menarik.

Saat ini banyak bahan kemasan yang dapat kita jumpai di pasaran,

mulai dari karton, kaca, dan yang tidak asing lagi yaitu plastik. Plastik

sangat mudah dijumpai dan mudah didapatkan dengan harga yang relatif

murah pula. Plastik sangat fleksibel dan ringan ketika digunakan.

Oleh karena itu, kami membuat paper agar mengetahui lebih jauh

mengenai plastik mulai dari karakteristik, jenis-jenis, kelebihan dan

kekurangan plastik serta teknologi mutakhir yang digunakan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam paper ini sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik plastik?

2. Apa saja jenis-jenis plastik itu?

3. Bagaimana dengan sifat, kelebihan dan kekurangan, teknologi mutahir dari

tiap jenis plastik tersebut?

3

Page 5: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan paper ini adalah mengetahui karakteristik

dan sifat-sifat dari kemasan yang berbahan plastik, mengetahui kelebihan

dan kekurangan dari plastik, mengetahui jenis-jenis plastik, serta

mengetahui teknologi mutakhir yang digunakan dalam kemasan berbahan

palstik

4

Page 6: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

BAB II

ISI

A. Kemasan

Pada saat ini jenis-jenis kemasan yang sering digunakan tidak terlalu

berbeda dengan jenis-jenis kemasan pada masa lampau. Perkembangan

pengemasan memang dirasakan tidak terlalu pesat walaupun kegunaan semakin

terasa diperlukan. Bentuk kemasan mengalami perkembangan sesuai dengan

perkembangan produk-produk hasil olah yang bervariasi.

Saccharrow dan Griffin (1970) menggolongkan jenis dan bentuk kemasan

dalm 3 golongan, yaitu: Pengemasan Tegar (Rigid), Pengemasan Semi Tegar

(Semi Rigid), dan Pengemasan Lentur (Flexible).

Pengemasan tegas (rigid) merupakan jenis dan bentuk kemasan yang

mempunyai ciri-ciri kaku (tegar), tidak mudah dirubah bentuknya, mudah diatur

dalam penyimpanan sesuai dengan bentuknya, dapat disusun dalam keadaaan

tegar(berdiri) atau miring dan tidur. Contoh jenis dan bentuk kemasan tegar:

a. Kemasan kaca dengan bentuk botol, jar, dll

b. Kemasan logam dengan bentuk kaleng

c. Kemasan kayu dalam bentuk kotak

d. Kemasan karton bergelombang, dll

Pengemasan semi tegar, jenis dan bentuk kemasan ini dapat dikatakan tegar

karena tidak terlalu mudah untuk diubah bentuknya dan dikatakan semi tegar

karena tidak dibuat untuk bentuk-bentuk kemasan yang tetap (definite) dan tidak

dipengaruhi oleh bentuk atau isinya, tetapi akan mudah menjadi bengkok,

berlekuk. Jenis dan bentuk kemasan ini adalah sebagai berikut:

a. Kemasan alumunium

b. Kemasan kotak kertas karton yang tegak

c. Kemasan akrton yang dapat dilipat

d. Kemasan kulit kayu dengan bentuk bervariasi untuk mengemas produk

seperti telur, dll.

5

Page 7: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

Pengemasan lentur, kemasan ini terbuat dari kombinasi jenis-jenis kemasan

yang lentur. Pada kemasan ini termasuk kombinasi substid laminasi perlindnugan,

dekorasi dengan lapisan dan dekorasi dengan tinta, jenis kemasan ini antara lain:

a. Kertas (tisu, kertas minyak, kertas kraft, dll)

b. Films, selulosa asetat, polyethilen, dll

c. Kertas alumunium

d. Kertas logam

B. Plastik

Kata ‘plastik’ berasal dari bahasa Yunani ‘ plastikos’ yang berarti dapat

dibentuk menjadi ukuran yang berbeda-beda (Setyowati 2000). Bahan dasar untuk

pembuatan plastik berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara (Setyowati

2000). Plastik memiliki densitas yang berbeda, tergantung pada monomer-

monomer penyusunnya. Polyethylene (PE) dan polypropylene (PP) memiliki

densitas yang lebih rendah sehingga dapat mengambang di atas permukaan air.

Lain dengan polyvinil chloride (PVC) yang densitasnya lebih tinggi

menyebabkan plastik ini tidak dapat mengambang di atas permukaan air

(Setyowati 2000). Perbedaan densitas pada berbagai jenis plastik disebabkan oleh

perbedaan bobot molekul penyusun serta derajat polimerisasinya. Adanya bahan

pengisi atau pemlastis yang mengisi ruangan antar molekul primer dapat

meningkatkan densitas plastik (Setyowati 2000).

Umumnya plastik bersifat tahan lama. Namun ada beberapa yang

mengalami penurunan karena sinar matahari dan beberapa jenis bahan kimia

tertentu. Misalnya minyak mineral (terbuat dari minyak mentah) membuat

polyethylene menggelembung dan akhirnya hancur (Setyowati 2000). Saat ini

telah ditemukan plastik biodegradabel sebagai solusi pencemaran plastik. Platik

ini terbuat dari pati sehingga mudah terurai dalam tanah. Plastik merupakan bahan

yang tidak baik dalam menghantarkan listrik maupun panas. Dalam dunia industri,

selain sebagai bahan kemasan plastik juga dimanfaaatkan untuk menutup dan

menyekat kawat tembaga serta sebagai bahan dasar pembuatan kontainer

penyimpan makanan dingin dan panas (Setyowati 2000).

6

Page 8: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

Plastik merupakan senyawa polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran-

lembaran yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Bahan pertama

pembuatan plastik adalah resin, baik alami atau sintetik. Resin alami misalnya

damar, oleoresin, terpentin, dll. Saat ini dasar pembuat plastik banyak dari resin

sintetik, seperti polietilena, polipropilena, polivinil chloride, dll. Di dalam

pembuatannya biasanya resin sintetik ditambah bahan lain untuk memperbaiki

sifat plastik yang diperoleh, misalnya filler, plasticizer, lubricant, antioksidan, zat

warna dan sebagainya.

Penggunaan plastik dapat dalam bentuk film atau lembaran dan bentuk

wadah yang dapat dicetak. Hal ini ada kaitannya dengan penggolongan kemasan

dimana plastik dapat dimasukkan sebagai kemasan tegar dan kemasan lentur

(flexibel) karena sifatnya yang termoplastis. Kelebihan dari kemasan plastik yaitu

ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak karatan dan bersifat

termoplastis (heat seal), dapat diberi warna dan harganya yang murah. Kelemahan

dari plastik karena adanya zat monomer dan molekul kecil dari plastik yang

mungkin bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas.

C. Karakteristik Plastik

Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam

perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh

sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi, dan

ekstruksi (Syarief, et al., 1989). Komponen utama plastik sebelum membentuk

polimer adalah monomer, yakni rantai yang paling pendek. Polimer merupakan

gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat

panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak,

menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar

disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar (Syarief, et al., 1988).

Menurut Eden dalam Davidson (1970), klasifikasi plastik menurut struktur

kimianya terbagi atas dua macam yaitu:

1. Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka

akan terbentuk plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada

7

Page 9: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik

(reversible) kepada sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan.

2. Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat

polimerisasi berantai, akan terbentuk plastik thermosetting dengan sifat

tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversible). Bila sekali

pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.

Proses polimerisasi yang menghasilkan polimer berantai lurus mempunyai

tingkat polimerisasi yang rendah dan kerangka dasar yang mengikat antar atom

karbon dan ikatan antar rantai lebih besar daripada rantai hidrogen. Bahan yang

dihasilkan dengan tingkat polimerisasi rendah bersifat kaku dan keras (Flinn dan

Trojan, 1975)

Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu maka plastik dibagi dua

yaitu:

1. Termoplastik

Plastik yang dapat dilumatkan dan dibentuk secara berulang-ulang dengan

bantuan panas. Plastik ini meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti

perubahan suhu, dan mempunyai sifat dapat balik kepada sifat aslinya yaitu

kembali mengeras bila didinginkan. yang biasanya diberi symbol panah

setigiga dan dialamnya terdapat angka tipe plastik

2. Termoset

Tipe plastik yang tidak dapat dilumatkan dengan bantuan panas. Bila

sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.

Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan

membentuk arang.

Plastik secara umum mempunyai sifat:

1. Sifat tembus pandang (clarity) yang baik

2. Stiffines yaitu kekakuan dinyatakan dalam psi/100, ASTM 0709

3. Permeabel terhadap gas

4. Mar resistance yaitu ketahanan terhadap segala bentuk benturan, gesekan,

dll.

8

Page 10: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

5. Warpage yaitu dapat dilengkungkan atau dibengkokan, berhubungan

dengan sifat mengkerut dalam cetakan

6. Impact Strength yaitu berhubungan dengan ketahanan terhadap benturan

7. Tear Strength yaitu berhubungan dengan ketahanan terhadap sobekan

D. Jenis-Jenis Plastik

1. Plastik Selopan (Cellophane)

Selopan berasal dari kata cello dan phane yaitu cellulose dan diaphane

(Perancis) dimana cello artinya selulosa dan phane artinya transparan.

Gambar 1. Struktur Selopan

Selopan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a. transparan dan sangat terang

b. tidak bersifat termoplastik, tidak bisa direkat dengan panas

c. tidak larut air atau minyak

d. mudah retak pada kelembaban dan suhu rendah

e. mudah dilaminasi sehingga merupakan pelapis yang baik

f. mudah robek sehingga perlu dihindarkan dari resiko tertusuk

g. mengkerut pada suhu dingin

Untuk dapat memberikan sifat kedap air dan dapat direkatkan dengan

panas, maka kedua permukaan selopan dilapisi dengan nitroselulosa atau

poliviniliden klorida (saran) dengan tebal 0.00125 mm.

Berdasarkan jenisnya, maka selopan diberi kode-kode sebagai berikut :

A atau B = anchored (dilapisi)

9

Page 11: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

C = colored (berwarna)

D = Du Pont (sifat kedap air menurun)

L = sifat kedap air < dari standar (kedap air sedang)

M = Kedap uap air

O = dilapisi sebelah

P = tidak dilapisi

R = dilapisi dengan vinil

S = direkat dengan panas (sealable)

T = tembus pandang

V,X atau K = dilapisi dengan polimer saran

WO = white opaque (berwarna puih keruh)

Selopan banyak digunakan untuk kemasan berbagai produk, seperti

daging, keju, pickle, tekstil dan sebagainya seperti terlihat pada Tabel 1. Pada

udara kering kemasan selopan akan mengkerut, oleh karena itu dalam

pembungkusan perlu dilonggarkan sekitar 1,5-6,25 mm. Selopan disimpan pada

suhu 21-24oC dan RH 35- 50%.

Tabel 1. Beberapa jenis Selopan dan penggunaanya (Syarief et al., 1989)

Jenis Penggunaan Produk yang

Dikemas

Karakteristik

MST-44 Umum Umum Umm

MST-51 Pembungkus Roti Luwes

MST-52 Pita bercabik Produk

Minyak

Kaku

MSAT-87 Kantung Pangan Beku Tahan air

MT-33 Pembungkus Permen Luwes

MT-31 Pembungkus Rokok Merekat

dengan solven

T-79 Kantung Makanan Barrier

OOF-16 Pembungkus Daging segar Tidak

10

Page 12: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

berkabut

V-4 Pembungkus Produk

berlemak

Tahan lemak

2. Sellulose Asetat (CA)

CA adalah bahan kristal termoplastik yang keras dan mudah diproses,

memiliki sifat sangat jernih dan kaku. Meskipun terbuat dari selulosa, tapi

sifatnya sangat berbeda dengan selopan, karena CA merupakan thermoplastik.

Cara pembuatan CA adalah menambahkan selulosa dengan asam asetat dan asetat

anhidrid melalui katalisa dan pelarut sehingga diperoleh selulosa triasetat yang

jernih. Kemudian dihidrolisa dengan air dan bahan penghidrolisa, dikeringkan dan

dihasilkan serpihan selulosa asetat. Persentase dari kombinasi asam asetat dan

panjang rantai molekul menentukan sifat fisik dari CA.

Beberapa sifat CA adalah :

a. Tidak mudah mengkerut bila dekat dengan api

b. Sangat jernih, mengkilap, agak kaku dan mudah sobek

c. CA lebih tahan terhadap benturan dibandingkan HDPE. Tapi lebih lemah

d. daripada selulosa propionat

e. Tahan abrasi

f. Peka terhadap cahaya matahari, oksigen dan uap air, sehingga perlu

dicegah dengan penambahan bahan penstabil asam tartarat 0.01%.

g. Tahan panas dan rapuh pada suhu rendah, tidak cocok untuk makanan

beku

h. Tahan minyak

i. Terurai oleh asam kuat, basa, alkohol, ester dan HCl

j. Mengembang pada RH tinggi

k. Barrier yang buruk terhadap uap air dan gas

Plastik CA sesuai untuk kemasan kembang gula karena penampakannya

yang jernih. Untuk menambah kekuatan CA maka ditambahkan dietil ptalat.

11

Page 13: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

Dalam perdagangan, CA dikenal dengan nama Bexoid, Lumarith, Plastacele,

Sicaloid, Tenite I dan Vuepak.

Selain itu terdapat Cellulosa Acetate Phthalate. Selulosa Asetat ftalat

adalah selulosa dimana sebagian kelompok hidroksil yaitu diasetil dan esterifikasi

dengan satu atau dua kelompok asam menjadi ftalat asam, dimana kelompok asam

menjadi bebas.

Selulosa asetat ftalat (CAP) digunakan sebagai bahan salut film enterik

atau matriks mengikat untuk tablet dan kapsul. CAP biasanya diaplikasikan untuk

dosis solid oleh suatu penyalutan organik atau sistem pelarut kental atau

penkompresan langsung. Konsentrasi biasanya digunakan sekitar 0.5 – 9.0 % dari

berat inti.

CAP juga digunakan pada berbagai jenis plastik, termasuk asetilasi

monogliserida butil- phthalate glikol, dibutil tartat, dietil phthalate, dimetil

phthalate,etil phthalatil glikol, gliserin, propilen glikol, triasetin, sitrat triasetin,

dan tripropionin. Semuanya digunakan di dalam kombinasi dengan agen penyalut

lainnya seperti etil selulosa.

Secara terapetik CAP telah dilaporkan dalam percobaan aktifitas mikroba

penyakit patogen seperti HIV-1 retrovirus.

Selulosa Asetat ftalat bersifat higroskopik, putih hingga hampir tak

berwarna, granul atau kasar, tidak berasa dan berbau, dapat digunakan sebagai

pewangi asam asetat. Densitas : 0. 26 g/cm3. Titik Lebur : 192o C. Bahan

Pelembut : 2.22 % CAP sangat higroskopik.

Cara Pembuatan, alkaki selulosa dibuat dengan beberapa tahap. Selulosa

dari kayu dan fiber koton memakai larutan sodium hidroksi. Alkali

selulosa bereaksi dengan sodium monokloro asetat untuk menghasilkan karboksi

metilselulosa sodium dan sodium glikolat dihasilkan dari produk eter.

Karboksi metil selulosa sodium digunakan untuk pemakaian oral, topikal

dan formula parenteral. Ini digunakan untuk produk kosmetik, toilet dan makanan

dengan tidak ada bahan beracun yang dapat menyebabkan iritasi.

3. Poliamida (Nilon)

12

Page 14: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

Terdiri dari molekul-molekul asam amino, sehingga disebut juga

polamida. Bahan kemas dari nilon bersifat lembab, tahan panas, dan mempunyai

sifat-sifat mekanis istimewa. Tersedia beberapa macam nilon, seperti nilon-6

mempunyai sifat mudah dibawa dan tahan abrasi (lecet, luka), nilon-11, dan nilon-

12 sangat baik sebagai penahan oksigen dan air serta dapat dikelim oleh panas.

Nilon banyak dipakai untuk mengemas produk yang dapat dimasak di dalam

kemasan, misalnya beras sesak, digunakan pula untuk kemasan susu dan produk

susu, daging, dan ikan.

Sifat-Sifat dari poliamida atau nilon adalah sebagai berikut:

a. Secara umum nilon bersifat keras, berwarna cream, sedikit tembus cahaya.

b. Berat molekul nilon bervariasi dari 11.000-34.000

c. Nilon merupakan polimer semi kristalin dengan titik leleh 350-570oF. titik

leleh erat kaitannya dengan jumlah atom karbon. Jumlah atom karbon

makin besar, kosentrasi amida makin kecil, titik lelehnyapun menurun.

d. Sedikit higroskopis : oleh karena itu perlu dikeringkan sebelum dipakai,

karena sifat mekanis maupun elektriknya dipengaruhi juga oleh

kelembaban relative dari admosfir.

e. Tahan terhadap solvent organic seperti alcohol, eter, aseton, petroleum

eter, benzene, CCl 4 maupun xylene.

f. Dapat bereaksi dengan phenol, formaldehida, alcohol, benzene panas dan

nitrobenzene panas.

g. Nilon relative tidak dipengaruhi oleh waktu simpan yang lama pada suhu

kamar. Tetapi pada suhu yang lebih tinggi akan teroksidasi menjadi

berwarna kuning dan rapuh.

h. Demikian juga sinar matahari yang kuat akan kurang baik terhadap sifat

mekanikalnya.

i. Penambahan aditif dalam nilon dimaksud untuk memperbaiki sifat-sifat

nilon.

Nilon tahan terhadap suhu tinggi, dan baik digunakan untuk kemasan

bahan yang dimasak di dalam kemasannya, seperti nasi instan, serta untuk

produk-produk yang disterilisasi, dan untuk kemas hampa. Nilon dilapiskan

13

Page 15: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

secara kombinasi dengan bahan lain sehingga diperoleh sifat kemasan yang

inert dan permeabilitasnya rendah. Nilon dapat digunakan untuk semua jenis

makanan kecuali susu dan produk-produk susu. Nilon juga banyak digunakan

sebagai jala dan pembungkus amunisi.

Kemasan Stand-Up Pouch Plastik Nylon merupakan Kemasan yang terbuat

dari Jenis Plastik Nylon dengan ketebalan 0.8 Mikron. Kemasan Stand Up Pouch

Plastik Nylon yang sering dipakain untuk mengemas Saus, Kecap, & Minyak

Goreng.

Gambar 2. Kemasan berbahan PlastikNylon

Alat yang digunakan untuk menutup kemasan Stand up Pouch Plastik Nylon

adalah :

4. Polietilen

Polietilen adalah suatu bahan yang termasuk dalam golongan polimer,

dalam bahasa komersil lebih dikenal dengan nama plastik, karena bahan tersebut

bersifat termoplastik. Jika polietilen diradiasi, maka bahan tersebut akan

mengalami perubahan strukturnya, yang pada umumnya akan mengalami

14

Page 16: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

perubahan sifat-sifat fisisnya. Perubahan sifat-sifat fisis yang paling menonjol

adalah terjadinya pembentukan ikat silang. Sejalan dengan pembentukan ikat

silang, beberapa informasi yang dapat diperoleh yaitu:

1. Harga derajat kristalinitas yang diuji dengan difraksi sinar-X

2. Kekuatan tarik, diuji dengan peralatan mesin instron-500

3. Titik leleh, diuji dengan alat DSC-40

Pengaruh radiasi terhadap pembentukan ikat silang lebih ditekankan pada

permasalahan yang berkaitan dengan struktur molekul, kekuatan tarik dan titik

leleh.

Polietilen dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen, yang dapat diperoleh

dengan member hydrogen gas petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas

alam atau asetilen. Yang digolongkan menjadi polietilen tekanan tinggi, tekanan

medium dan tekanan rendah oleh tekanan pada polimerisasinya, atau masing-

masing menjadi polietilen massa jenis rendah (LDPE) dengan massa jenis 0,910-

0,926, polietilen massa jenis medium (MDPE) dengan massa jenis 0,941-0,965.

Menurut massa jenisnya karena sifat-sifatnya erat hubungannya dengan massa

jenisnya (kristalinitas). Termasuk polipropilen yang semua disebut polyolefin.

Sebagai tambahan, semuanya adalah polietilen dengan berat molekul rendah

(1000-12000), polietilen dengan berat molekul sangat tinggi (1-4 juta) demikian

juga polietilen yang dikopolimerkan, polietilen yang diikat silangkan dan

polietilen dibusakan.

Sifat-sifat polietilen adalah:

a. Penampakannya bervariasi dari transparan, berminyak sampai keruh

(translusid) tergantung proses pembuatan dan jenis resin.

b. Fleksible sehingga mudah dibentuk dan mempunyai daya rentang yang

tinggi.

c. Heat seal (dapat dikelim dengan panas), sehingga dapat digunakan untuk

laminasi dengan bahan lain. Titik leleh 120oC.

d. Tahan asam, basa, alkohol, deterjen dan bahan kimia.

e. Kedap terhadap air, uap air dan gas.

f. Dapat digunakan untuk penyimpanan beku hingga suhu -50oC.

15

Page 17: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

g. Transmisi gas tinggi sehingga tidak cocok untuk pengemasan bahan yang

beraroma.

h. Tidak sesuai untuk bahan pangan berlemak

i. Mudah lengket sehingga sulit dalam proses laminasi, tapi dengan bahan

antiblok sifat ini dapat diperbaiki.

Kemasan polietilen banyak digunakan untuk mengemas buah-buahan, sayur-

sayuran segar, roti, produk pangan beku dan tekstil.

Gambar 3. Contoh kemasan berbahan polietilen

5. Polypropylene (PP)

Polipropilen mempunyai nama populer yaitu: Bexophane, Dynafilm,

Luparen, Escon, Olefane dan Profax. Polipropilen adalah polimer dari propilen

dan termasuk jenis plastik olefin, dengan rumus bangun sebagai berikut :

(─CH2─ CH ─)n

CH3

Jenis dari polypropylene ini ada dua yaitu:

1) PP tipis (bening) Ketebalannya 0,0125 mm, warnanya putih transparan,

teksturnya mudah kusut, bagian bawah tertutup bagian atas terbuka, lebih

kesat daripada jenis LDPE, Untuk mengemas bahan pangan yang kering

16

Page 18: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

2) PP tebal Ketebalannya 0,12 mm, warnanya transparan, lebih kaku

dibandingkan dengan PP tipis, lebih besar ukurannya, bagian bawah

tertutup, Untuk mengemas bahan pangan kering.

Ciri-ciri plastik jenis ini biasanya transparan tetapi tidak jernih atau

berawan, keras tetapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tahan terhadap bahan

kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu 140oC. Merupakan pilihan bahan

plastik yang baik untuk kemasan pangan, tempat obat, botol susu, sedotan.

Polypropylene (PP) lebih kaku, kuat dan ringan dari pada Polyethylene

dengan daya tembus uap air yang rendah, ketahanan yang baik terhadap

lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Plastik tipis yang

tidak mengkilat mempunyai daya tahan yang cukup rendah terhadap suhu tetapi

bukan penahan gas yang baik.

Polipropilen sangat mirip dengan polietilen dan sifat-sifat penggunaannya

juga serupa. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang

rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan

cukup mengkilap (Jenie dan Fardiaz, 1989). Monomer polipropilen diperoleh

dengan pemecahan secara thermal naphtha (distilasi minyak kasar) etilen, propilen

dan homo legues yang lebih tinggi dipisahkan dengan distilasi pada temperatur

renda h. Plastik ini cukup baik terhadap perlindungan keluar masuknya gas dan

uap air.

Beberapa sifat utama polipropilen menurut Syarief et al. , (1989) antara

lain :

a. Ringan (densitas 0.9 g/cm3) dan mudah dibentuk.

b. Mempunyai kekuatan tarik lebih besar daripada PE dan tidak bisa

digunakan pada kemasan beku karena rapuh pada suhu -300C.

c. Lebih kaku daripada PE dan tidak gampang sobek sehingga mudah dalam

penanganan distribusi.

d. Permeabilitas uap air rendah, permeabilitas gas sedang dan tidak baik

untuk mengemas produk yang mudah teroksidasi.

e. Tahan terhadap suhu tinggi (1500C), sehingga dapat digunakan untuk

produk yang harus disterilisasi.

17

Page 19: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

f. Titik lebur tinggi sehingga tidak bisa dibuat kantong dengan sifat kelim

panas yang baik. Pada suhu yang tinggi mengeluarkan benang-benang

plastik.

g. Tahan terhadap asam kuat, basa dan minyak. Baik untuk kemasan sari

buah dan minyak., tidak terpengaruh pelarut pada suhu kamar kecuali HCl.

h. Pada suhu tinggi polipropilen da pat bereaksi denga n benzen, siklen,

toluen, terpektin, dan asam nitrat kuat.

Kelebihan dari polypropylene adalah termasuk bahan plastik terbaik,

terutama untuk tempat makanan dan minuman, bahan berjenis PP bila di tekan

akan kembali seperti semula. Kekurangan dari polypropylene yaitu tidak tahan

terhadap pelarut aromatik dan hidrokarbon klorida pada saat keadaan panas.

Gambar 4. Contoh kemasan Polypropylene

18

Page 20: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

6. Rubber hydrochlorida (pliofilm) Poliofilm merupakan jenis plastik yang memiliki sifat dapat diregangkan,

tidak bersifat racun, tahan terhadap minyak dan lemak, tidak berubah oleh

asam atau basa, dan tidak mudah terbakar dan dapat ditutup dengan panas dan

tahan bau. Penyimpanan yang lama dapat mengakibatkan perubahan warna dan

kerapuhan.

Kekurangan dari plastik jenis ini adalah sebagai berikut: kecenderungan

memuai yaitu menjadi lebih panjang dengan adanya beban, Suhu diatas 2000 C

sifatnya menjadi kurang baik. Terjadi perubahan polimer selama pemakaian yang

kemungkinan sekali karena aksi dari sinar ultra violet. Transmisi gas co2 cukup

tinggi untuk kemasan sayuran segar, tidak dapat menahan gas, tidak dapat

digunakan untuk mengemas produk yang dipanaskan dalam kemasan.

Kelebihan poliofilm tahan terhadap asam, alkali, lemak, dan oli. Sehingga

cocok digunakan untuk mengemas daging dan olahanya.

Gambar 5. Contoh kemasan poliofilm

7. Poliester

Gambar 6. Contoh kemasan Poliester

19

Page 21: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

Serat poliester dikembangkan oleh J.R. Whinfield dan J.T.Dickson dari

Printers Assosiation.I.C.I. di Inggris memproduksi serat poliester dengan nama

Terylene dan kemudian Du pont di Amerika pada tahun 1953 juga membuat serat

poliester berdasarkan patent dari Inggris dengan nama Dacron.\

Poliester adalah sebuah polimer (sebuah rantai dari unit yang berulang-ulang)

dimana masing-masing unit dihubungkan oleh sebuah sambungan ester.

Nama lazim dari poliester umum ini adalah poli(etilen tereftalat). Nama

sehari-harinya tergantung pada apakah digunakan sebagai serat atau sebagai

material untuk membuat produk seperti botol untuk minuman ringan. Jika

digunakan sebagai serat untuk membuat kain, biasanya sering hanya disebut

poliester. Terkadang juga dikenal dengan nama perdagangannya seperti Terilen.

Jika digunakan untuk membuat botol, misalnya, biasanya disebut PET.

Poliester termasuk zat kimia yang alami, seperti yang kutin dari kulit ari

tumbuhan, maupun zat kimia sintetis seperti polikarbonat dan polibutirat.

Poliester alami dan beberapa poliester sintetis dapat terbiodegradasi tetapi

kebanyakan poliester tidak dapat terbiodegradasi.

Poliester dideskripsikan sebagai berikut: Polyetilena Tereftalat CAS-No.:

25038-59-9 Sinonim / singkatan: poliester, PET, PES Sum Formula: H-

[C10H8O4]-n=60-120 OH. Berat unit mol: 192,17.

Serat poliester adalah serat sintetis yang terbuat dari hasil polimerisasi etilen

glikol dengan asam tereptalat melalui proses polimerisasi kondensasi. Reaksinya

adalah sebagai berikut:

20

Page 22: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

Serat poliester merupakan serat buatan yang paling banyak divariasikan

dalam bentuk penampangnya, mulai dari yang berbentuk bulat, segitiga ataupun

bergerigi seperti pada Rayon viskosa. Bentuk segitiga misalnya akan

menyebabkan serat berkilau seperti Sutera, sedangkan bentuk gerigi menyebabkan

serat lebih nyaman dipakai karena banyak menyimpan udara disela-sela

permukaanya. secara umum bentuk morfologi serat poliester berbentuk silinder

lurus untuk penampang membujur dan bulat untuk penampang melintangnya.

Sifat-sifat dari serat poliester adalah:

a. Tembus pandang (transparan), bersih dan jernih

b. Tahan terhadap suhu tinggi (300oc)

c. Permeabilitasnya terhadap uap air dan gas rendah

d. Tahan terhadap pelarut organik seperti asam-asam organik dari

buah-buahan, sehingga dapat digunakan untuk mengemas minuman sari

buah.

e. Tidak tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzil alkohol.

f. Kuat dan tidak mudah sobek

g. Tidak mudah dikelim dengan pelarut

21

Page 23: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

8. Polistiren (PS)

Gambar 7. Contoh kemasan polistiren

Polystyrene adalah sebuah dengan monomer, sebuah hidrokarbon

cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan,

polistirena biasanya bersifat padat, dapat mencair pada suhu yang lebih

tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik. Sifat-sifat umum polistiren

adalah :

a. kekuatan tariknya tinggi dan tidak mudah sobek

b. titik leburnya rendah (88◦C), lunak pada suhu 90-95◦C

c. tahan terhadap asam dan basa kecuali asam pengoksidasi

d. terurai dengan alkohol pada konsnetrasi tinggi, ester, keton,

hidrokarbon aromatik dan klorin

e. permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi, baik untuk kemasan bahan

segar

f. permukaan licin, jernih dan mengkilap serta mudah dicetak

g. bila kontak dengan pelarut akan keruh

h. mudah menyerap pemlastis, jika ditempatkan bersama-sama

dengan plastik lain

i. menyebabkan penyimpangan warna

j. mempunyai afinitas yang tinggi terhadap debu dan kotoran

k. baik untuk bahan dasar laminasi dengan logam (aluminium).

Polistiren termasuk kemasan sekali pakai, contoh: cup, sendok

plastik dan styrofoam. Kandungan kimia pada polistiren berbahaya bagi

kesehatan manusia. Styrene bisa bercampur dengan makanan saat

makanan panas dan berminyak dimasukkan ke dalam wadah ini (BPOM,

22

Page 24: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

2009), hal ini disebabkan sifat styrene yang lunak pada suhu 90-95 C.⁰

Styrene berbahaya untuk jaringan otak, sistem saraf, dan dianggap sebagai

bahan pemicu kanker (karsinogenik) pada tubuh. Polystyrene digunakan

dalam pembuatan membran fuel cell dari polistirena tersulfonasi. Dimana

dapat meningkatkan kemampuan membran s-PS yang sifat mekanik dan

sifat hantaran elektriknya lebih baik dibandingkan dengan bahan dasar

yang lain.

9. Polivinil Klorida (PVC)

Polimer polivinil klorida (PVC) termasuk ke dalam jenis polimer

thermoplastic: suatu substansi yang kehilangan bentuknya ketika

dipanaskan dan menjadi rigid kembali ketika didinginkan. Proses ekstrusi

dan injection moulding bisa membentuk PVC ke bentuk yang diinginkan.

Karena sifatnya yang termoplastik, daur ulang secara fisik PVC dapat

dilakukan relatif mudah dimana material bisa dibentuk kembali dibawah

proses pemanasan.

Polivinil Klorida dibuat dari monomer yang mengandung gugus

vinil. PVC mempunyai sifat kaku, keras, namun jernih dan lengkap, sangat

sukar ditembus air dan permeabilitas gasnya rendah. Pemberian

plasticizers (biasanya ester aromatik) dapat melunakkan film yang

membuatnya lebih fleksibel tetapi regang putusnya rendah, tergantung

jumlah plasticizers yang ditambahkan.

Senyawa PVC ini dapat berwujud padatan dalam cairan dengan

perbandingan 50% yang tersuspensi yang umumnya digunakan dalam

bahan eksperimen dan penelitian, juga seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya, wujudnya juga dapat berupa bubuk putih atau padatan krim

yang berwarna. PVC memiliki range berat molekul dari 60000 hingga

140000 gram/mol. Jika ditinjau dari segi kestabilan, senyawa ini sangat

stabil karena berbentuk polimer sehingga fasanya berbentuk padatan yang

keras sehingga hampir tidak berpengaruh (tak bereaksi) terhadap

kehadiran oksidator kuat. Dari segi safety, senyawa ini hampir tidak

23

Page 25: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

berbahaya dan mengganggu lingkungan karen tidak berpotensi mencemari

udara, air maupun tanah. Selain itu, senyawa ini juga bersifat mudah

terbakar. PVC memiliki beberapa karakteristik dalam morfologi (bentuk)

sebagai sebuah polimer. Morfologi yang terbentuk selama polimerisasi

akan mempengaruhi kemampuan prosesnya (processability) dan properti

fisik yang dihasilkan.

Secara umum, plastisasi dapat dibedakanmenjadi PVC fleksibel dan

PVC rigid (kaku). PVC kaku, sesuai namanya, adalah PVC murni dan

memiliki kekakuan sangat tinggi. PVC murni lebih kuat dan lebih kaku

dari polipropylene (PP) dan polyethylene (PE). PVC fleksibel diperoleh

dengan menambahkan material dengan berat molekul lebih rendah

(plasticiser). PVC fleksibel dapat diformulasikan menjadi bersifat seperti

karet.

Sifat umumnya adalah tembus pandang; permeabilitas gas dan uap

air rendah; tahan terhadap minyak, alkohol dan petroleum; kekuatan tarik

tinggi, tidak mudah sobek; dapat dipengaruhi hidrokarbon aromatik, keton,

aldehid, ester, dan lain-lain; serta mempunyai densitas 1.35 – 1.4g/cm3.

PVC mempunyai sifat keras dan kaku, kekuatan benturannya baik, mudah

terdegradasi akibat panas dan cahaya, mudah disintesis, bentuknya serbuk

putih, sehingga lebih mudah diolah, mudah larut pada suhu kamar serta

tidak mudah terbakar (Bilmeyer, 1984).

Gambar 8. Serbuk putih PVC

PVC banyak digunakan dalam kehidupan sehari-sehari. Paling

banyak dijumpai pada pipa dan kabel. PVC juga ada digunakan untuk

24

Page 26: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

botol dan plastik pembungkus, namun tidak baik digunakan untuk

makanan. PVC sering digunakan pada mainan anak-anak, bahan bangunan

dan kemasan untuk produk bukan makanan. PVC termasuk plastik yang

sulit didaur ulang dan dianggap sebagai jenis plastik yang paling

berbahaya. Kandungan plastik ini bisa lumer dan bercampur ke dalam

makanan pada suhu -15ºC. Untuk bidang pangan, penggunaan PVC

disarankan untuk membungkus daging segar agar dagingnya terlihat lebih

cerah.

Gambar 9. Contoh benda yang berbahan PVC

10. Poliviniliden Khlorida (PVDC)

Sifat umum PVDC antara lain adalah transparan, luwes, jernih,

beragam; tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, minyak; sekat lintasan

yang baik untuk sinar UV; permeabilitas gas dan uap air sangat rendah;

tahan terhadap pemanasan kering atau basah; serta tidak baik untuk kemas

beku. Sedangkan sifat umum PVDC cryovac, yakni mempunyai

permeabilitas uap air dan gas rendah; mengkerut jika kena panas; tahan

suhu rendah (-40°C); tahan tekanan tinggi (vakum); mudah dicetak, licin,

transparan; tidak mudah dibakar; mudah dikelim panas. PVDC pada

bidang pangan digunakan untuk kemasan produk daging masak, bacon,

dan awetan, selain itu juga sebagai pelapis PVC dalam kemasan kopi

instan.

25

Page 27: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

11. Film Baru Plastik

Merupakan film yang dapat dimakan dan larut dalam air, seperti film

amilosa terbuat dari pati jagung yang mempunyai sifat sangat lunak,

ringan, dapat direntangkan dan larut dalam air. Penggunaan jenis film ini

antara lain untuk membungkus produk beku, berbagai permen, dehydrated

soups, dan lain-lain. Nama dagangnya adalah ediplex. Jenis lain dari film

baru ini adalah Ethylene Vinyl Acetate Copolymers (EVA), Polipropylene

Copolymers Halogenates Polythylene, Phenoxy Films, Acrylic Films, dan

Polyurethane Films.

Sifat-sifat film baru plastik diantaranya:

a. Etilen-Vinil Asetat (EVA)

EVA mengandung 20% vinil asetat, dan mempunyai sifat yang mirip

dengan polietilen densitas rendah, tetapi lebih transparan dan luwes pada

suhu rendah. Kekurangan EVA adalah daya permeabilitasnya terhadap uap

air dan gas tinggi.

b. Akrilik

Akrilik adalah nama kristal termoplastik yang jernih dengan nama

dagang Lucie, Barex dan Plexiglas. Beberapa sifat akrilik adalah :

a) Kaku dan transparan

b) Penahan yang baik terhadap oksigen dan cahaya

c) Titik leburnya rendah (65.5oc)

d) Pada suhu rendah cenderung cair, mudah rusak tergantung formula

yang menyusunnya

e) Tahan terhadap petroleum, tapi terurai oleh alkohol rendah, hcl,

asam pengoksidasi, keton, ester dan pelarut aromatik

f) Tidak dapat ditumbuhi kapang

g) Peka terhadap asam kuat dan basa

Akrilik banyak digunakan sebagai bahan pelapis untuk bahan keras lain,

dan dahulu digunakan untuk gigi palsu dan kacamata. Kemasan pangan

yang menggunakan akrilik adalah botol-botol minuman.

26

Page 28: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

Penggunaan pati sebagai bahan dasar pembuatan edible film

didasarkan pada biaya yang relatif murah dibandingkan dengan bahan lain

seperti protein ataupun lipid, kelimpahan bahan, dapat dimakan (edible)

dan sifat termoplastiknya (Mali et al., 2005). Kelebihan lainnya adalah

film memiliki struktur kekompakan dan kelarutannya yang rendah (Hugh

and Krochta, 1994; Arvanitoyannis et al., 1998). Salah satu kelemahan

edible film adalah bersifat rapuh (Mali et al., 2005).

Gambar 10. Contoh Kemasan EVA

Kemasan daging menggunakan Etilen-Vinil Asetat (EVA) dengan

modified atmosphere packaging (MAP) atau pengemasan berudara

termodofikasi. MAP adalah suatu cara memodifikasi susunan komponen

udara yang mengelilingi produk sebelum dikemas atau dalam sistem

pengemasan pangan agar kesegaran dan warna produk dapat

dipertahankan. Modifikasi tersebut dapat berupa penurunan persentase

oksigen dari 21% menjadi 0% untuk mencegah pertumbuhan organisme

anaerob atau yang memerlukan oksigen dan memperlambat reaksi

oksidasi. Modifikasi ini dilakukan dengan cara menggantikan oksigen di

udara dengan nitrogen (N2) sebagai gas “inert” (tidak bereaksi) sehingga

udara dalam kemasan terdiri dari 100% N2. Perlu kita ingat kembali

27

Page 29: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

bahwa udara mengandung O2 sekitar 21%, N2 78%, dan gas lainnya

seperti CO2 dan uap air sekitar 1%.

E. Teknologi Mutakhir Pada Kemasan Plastik

1. Pengemas Plastik Kaku

Contoh kemasan plastik kaku yang ada di pasaran adalah botol,

jerigen, drum, komplang, gelas, ember dan wadah lainnya. Wadah kaku ini

dibuat dengan pencetakan injeksi atau dengan hembusan.

a. Pencetakan secara injeksi

Prinsip pencetakan secara injeksi terdiri tahap pelunakan bahan plastik

dalam silinder panas, dan kemudian diinjeksikan ke dalam cetakan yang lebih

dingin, sehingga plastik mengeras. Eadah yang telah dicetak dikeluarkan dari

cetakan oleh sebuah alat, kompresi udara atau alat lainnya. Teknik ini mahal

dan kurang ekonomis.

b. Pencetakan Secara Hembusan

Teknik dasar dari pencetakan secara hembusan adalah seperi pada

pembuatan gelas. Udara didorong di bawah tekanan ke plastik cair yang

tertutup yang dikelilingi oleh cetakan yang dingin dengan bentuk yang

diinginkan. Adanya tekanan udara menyebabkan plastik cair mengembang.

Plasik akan dingin dengan mendinginnya cetakan, dan kemudian cetakan

dibuka, sedangkan botolnya dikeluarkan. Proses hembusan ini dibedakan atas

hembus injeksi dan hembus ekstruksi.

a) Hembus Injeksi

Urutan proses hembusan injeksi adalah :

1) Bahan plastik yang akan dibentuk diinjeksikan pada cetakan

parison

2) Dalam keadaan masih cair kemudian dipindahkan ke cetakan

berikutnya

3) Setelah itu cetakan dibuka dan botol dikeluarkan

b) Hembus Eksruksi

28

Page 30: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

Pada proses hembus ekstruksi, maka bahan plastik diekstrusi terlebih

dahulu, kemudian dihembus oleh udara yang bertekanan pada cetakan,

didinginkan dan tahap akhir cetakan dibuka.

c) Cetak hembus biaksial (Stretch Blow Moulding)

Cara ini menghasilkan botol-botol dengan arah atau orientasi yang

baik pada arah membujur dan melintang, sehingga sifatnya lebih baik

dari hembus injeksi, yaitu tahan terhadap benturan, dan barrier yang

baik terhadap gas dan uap air.

d) Botol Ko-ekstrusi

Cara ini merupakan pengembangan dari cetak hembus ekstrusi yang

berasal dari bidang ekstrusi film. Ko ekstrusi adalah suatu proses

dimana dua atau lebih ekstruder digabungkan dengan satu cekatan

(die) untuk menghasilkan film multilapis. Proses ini memungkinkan

untuk menghasilkan bahan dengan lapisan yang terdiri dari bahan

yang mahal dan diapit oleh dua lapisan bahan yang murah.

e) Cetakan Botol Multiproses

Cara ini disebut multiproses karena menggunakan peralatan cetak

yang sekaligus membentuk botol, kemudian mengisi dan menutupnya.

Proses ini dilakukan dalam satu jalur, sehingga proses pengisian

pangan dapat berlangsung secara aseptis. Teknik ini terutama

digunakan untuk wadah susu.

f) Cetak Hembus Kemasan Mulut Lebar

Cara ini digunakan untuk menghasilkan wadah plastik bermulut lebar

seperti kendi, jerigen, botol besar dan wadah lain yang mempunyai

diameter leher lebih sempit dibandingkan diameter wadahnya.

c. Thermofing

Proses thermofing adalah membentuk wadah dengan cetakan pada saat

plastik panas dan dalam keadaan lunak. Proses pemanasan dilakukan dengan

menggunakan radiasi infra merah, dan bahan plastik yang digunakan adalah

29

Page 31: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

polietilen, polipropilen dan polistiren. Dalam proses ini ada 3 macam teknik

pencetakan, yaitu:

1) Teknik vakum : terdiri dari proses mengapit lembar plastik yang

dipasang pada sebuah rangka yang diletakkan pada kotak pencetak.

Kondisi hampa udara akan menarik lembar plastik pada cetakan.

2) Teknik tekanan : mirip dengan teknik vakum, tapi pembentukan wadah

menggunakan tekanan dari bagian atas plastik.

3) Teknik cetak berpasangan : lembaran plastik yang panas dipress di

antara dua lempeng, yang terdirid ari lempeng cetakan jantan dan

cetakan betina.

Wadah yang dihasilkan dari proses thermoforming di antaranya adalah

kemasan yoghurt, mentega, coklat dan biskuit.

d. Cetakan Fase Padat

Berbeda dengan teknik pencetakan yang telah diterangkan sebelumnya

yang memerlukan energi panas dua kali yaitu saat pencetakan lembaran palstik

dan saat membentuk wadah, maka proses cetakan fase pada hanya sekali

memerlukan energi panas. Cara ini banyak digunakan untuk pencetakan plastik

secara komersial.

e. Cetak Kompresi

Teknik ini merupakan metode tertua dalam pencetakan plastik, dan saat ini

masih digunakan untuk mencetak plastik termoset. Hasil cetak kompresi dapat

berupa tutup botol, jerigen dan lain-lain. Caranya adalah sebagai berikut :

1) Resin dalam bentuk serbuk yang telah ditimbang diletakkan di dalam

rongga

2) Cetakan terbuka yang telah dipanaskan

3) Kemudian cetakan ditutup dan ditekan dengan pres hidraulik

4) Serbuk resin akan melelh dan mengisi cetakan

5) Setelah wadah atau tutup plastik dicetak kemudian dikeluarkan

2. Kemas Bentuk (Flexible Packaging) dan Laminasi

30

Page 32: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

Salah satu contoh pembuatan kemasan laminasi dalam bentuk kantung

plastik dikemukakan oleh Darmadi (1987) di dalam Syarief et al., (1989)

yang terdiri dari 3 tahap proses yaitu :

a. Tahap I : proses printing, dilakukan dengan cara rotogravure pada

permukaan lembaran OPP/kertas/PET/OPA/selo

b. Tahap II : Menambahkan lapisan-lapisan lain yang disebut dengan

laminasi dengan cara laminasi ekstrusi atau laminasi adhesif. Laminasi

ekstrusi menghasilkan kemasan yang tidak kuat dan kadang-kadang

menimbulkan bau plastik, api murah. Sedangkan laminasi adhesif

kekuatannya lebih baik dan tidak menimbulkan bau tetapi biayanya lebih

mahal.

c. Tahap III : yaitu tahap akhir, dilakukan pemotongan (slitting) sesuai

dengan ukuranukuran yang diinginkan dan bila perlu dapat dilanjutkan ke

proses pembentukan kantung.

31

Page 33: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

BAB III

KESIMPULAN

Klasifikasi plastik menurut struktur kimianya terbagi atas linear dan

jaringan tiga dimensi. Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu maka

plastik dibagi dua yaitu termoplastik dan termoset. Kelebihan dari kemasan

plastik yaitu ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak karatan dan

bersifat termoplastis (heat seal), dapat diberi warna dan harganya yang murah.

Kelemahan dari plastik karena adanya zat monomer dan molekul kecil dari plastik

yang mungkin bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas.

Jenis-jenis plastik diantaranya selopan, Cellulosa Acetat, Nilon, polietilen,

Ruber Hidrochlorida, polipropilen, poliester, polistirena, PVC, PVDC, dan film

baru plastik. Teknologi mutakhir yang digunakan dalam pembuatan kemasan dari

bahan plastik diantaranya pengemas plastik kaku, Kemas Bentuk (Flexible

Packaging) dan Laminasi.

32

Page 34: JENIS PENGEMASAN PLASTIK

Daftar Pustaka

Mohammad Sulchan, Endang Nur W. 2007. Keamanan Pangan Kemasan Plastik

dan Styrofoam. Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 2, Pebruari

2007.

Mujiarto, Iman. 2005. Sifat Dan Karakteristik Material Plastik Dan Bahan Aditif.

Traksi. Vol. 3. No. 2, Desember 2005.

--------------. 2004. Membran Fuel Cell dari Polistirena Tersulfonasi. Laporan

Teknik : Proyek Penelitian Teknologi Bahan Baru dan Energi Bersih,

Tahun Anggaran 2004.

Allok H. 1981. Contemporary Polymer Chemistry. Prentice Hall. New Jersey.

Bierley AW. 1988. Plastic Material Properties and Application. Chapman and

Hall Publishing. New York.

Davidson A., 1970. HandBook of Precision Engineering. Mc. Graw Hill Book Co.

Great Britain

Flin R.A. and P.K. Trojan. 1975. Engineering Materials and Their Aplications.

HonhTonMifflinCo.Boston.

Herudiyanto, M S. 2008. Teknologi Pengemasan Pangan. Bandung: Widya

Padjadjaran

Mujiarto, I. 2005. Sifat Dan Karakteristik Material Plastik Dan Bahan Aditif.

AMNI Semarang

Nurminah, M.______. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik Dan

Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas. Fakultas

Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian-Universitas Sumatera Utara

Setyowati K. 2000. Pengemasan 1 Departemen teknologi Industri Pertanian

Fateta. IPB. Bogor.

Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.

Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.

Umam, Khairul. Polivinil Klorida (PVC). Tersedia berkala di :

www.umam.web.id [11 Februari 2013]

Anonym. 2007. Pengemasan Bahan Pangan. Tersedia berkala di :

ebookpangan.com [11 Februari 2013]

33