jenis batuan

27
PEMBENTUKAN BATUAN Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang berbeda pula. Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku. Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan/ evaporasi. Letusan gunung api sendiri dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan metamorf terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperature atau tekanan yang cukup tinggi, namun peningkatan temperature itu sendiri maksimal di bawah temperature magma.

Upload: muhammad-rachman-nurhakim

Post on 29-Jun-2015

491 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: jenis batuan

PEMBENTUKAN BATUAN

Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan

tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang

berbeda pula. Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku. Batuan

sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti proses penghancuran atau

disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi dan organis serta proses penguapan/

evaporasi. Letusan gunung api sendiri dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan

metamorf terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian

mengalami peningkatan temperature atau tekanan yang cukup tinggi, namun peningkatan

temperature itu sendiri maksimal di bawah temperature magma.

Page 2: jenis batuan

SIKLUS BATUAN

BATUAN BEKU

Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila

membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku

dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku

plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian membeku,

terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif.

BATUAN BEKU DALAM

Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat

mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna

bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam mempunyai

bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di

sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui

rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya.

Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di sekitarnya disebut

diskordan, termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik.

Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya.

Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya.

Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi

yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya

magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km

panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan

di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak

terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan

yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan

yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh

magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang

bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya.

Page 3: jenis batuan

Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna

magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini

bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan

mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh

magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.

Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil

dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta

suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.

Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan

dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua

sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.

Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan

magma ke kepundan. Kemudaia setelah batuan yang menutupi di sekitarnya

tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari

topografi disekitarnya.

Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan

diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.

Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan

batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.

Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya,

batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah

landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi,

baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di

permukaan.

Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya

cekung ke atas.

Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis

batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku

luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku fanerik.

Page 4: jenis batuan

BATUAN BEKU LUAR

Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan

gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan

ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure

eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di

sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang

keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat

mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas

sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda

komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.

Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava),

dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.

Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan

beku afanitik.

KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan

komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah

pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada kandungan unsure

kimia magma induk dan lingkungan krsitalisasinya.

Tekstur Batuan Beku

Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah:

1. Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf)

2. Afanitik (fine grained texture), bebrutir sangat halus hanya dapat dilihat dengan

mikroskop

3. Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen mineral

pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis.

4. Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus di mana terdapat campuran antara butiran-

butian kasar di dalam massa dengan butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar

Page 5: jenis batuan

yang bentuknya relative sempurna disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di

sekitar fenokrist disebut massadasar.

Gambar batuan beku :

BATUAN METAMORF

Page 6: jenis batuan

Batuan metamorf adalah jenis batuan yang secara genetis terebntuk oleh perubahan secara

fisik dari komposisi mineralnya serta perubahan tekstru dan strukturnya akibat pengaruh

tekanan (P) dan temperature (T) yang cukup tinggi. Kondisi-kondisi yang harus terpenuhi

dalam pembentukan batuan metamorf adalah:

Terjadi dalam suasana padat

Bersifat isokimia

Terbentuknya mineral baru yang merupakan mineral khas metamorfosa

Terbentuknya tekstur dan struktur baru.

Proses metamorfosa diakibatkan oleh dua factor utama yaitu Tekanan dan Temperatur (P

dan T). Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang menyebabkan metamorfosa.

Tekanan terjadi diakibatkan oleh beban perlapisan diatas (lithostatic pressure) atau tekanan

diferensial sebagai hasil berbagai stress misalnya tektonik stress (differential stress). Fluida

yang berasal dari batuan sedimen dan magma dapat mempercepat reaksi kima yang

berlangsung pada saat proses metamorfosa yang dapat menyebabkan pembentukan

mineral baru. Metamorfosis dapat terjadi di setiap kondisi tektonik, tetapi yang paling

umum dijumpai pada daerah kovergensi lempeng.

Jenis-jenis metamorfosa adalah:

Metamorfosa kontak dominan pengaruh suhu

Metamorfosa dinamik dominan pengaruh tekanan

Metamorfosa Regional kedua-duanya (P dan T) berpengaruh

Fasies metamorfosis dicirikan oleh mineral atau himpunan mineral yang mencirikan sebaran

T dan P tertentu. Mineral-mineral itu disebut sebagai mineral index. Beberapa contoh

mineral index antara lain:

Page 7: jenis batuan

Staurolite: intermediate high-grade metamorphism

Actinolite: low intermediate metamorphism

Kyanite: intermediate high-grade

Silimanite: high grade metamorphism

Zeolite: low grade metamorphism

Epidote: contact metamorphism

Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan struktur. Struktur foliasi terjadi akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi yang tidak memperlihatkan orientasi mineral. Foliasi merujuk kepada kesejajaran dan segregasi mineral-mineral pada batuan metamorf yang inequigranular.

Batuan metamorf befoliasi membentuk urutan berdasarkan besar butir dan atau

berdasarkan perkembangan foliasi. Urut-urutannya adalah: slate phyllite schist

gneiss. Selain menunjukkan besar butir dan derajat foliasi urut-urutan ini juga menunjukkan

kandungan mika yang semakin banyak dari kiri ke kanan. Salah satu ciri khas batuan

metamorf yang dapat teridentifikasi adalah kenampakkan kilap mika.

Sedangkan, untuk batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer, kuarsit dan

hornfels.

Sementara itu, untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika

(muskovit, biotit)

Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-

felspar, piroksen

Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-

batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.

Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja.

Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik dan

granoblastik

Page 8: jenis batuan

Macam-macam Batuan Metamorfisme

1. Slate

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).

Asal                             : Metamorfisme Shale dan Mudstone

Warna                          : Abu-abu, hitam, hijau, merah

Ukuran butir                : Very fine grained

Struktur                       : Foliated (Slaty Cleavage)

Komposisi                   : Quartz, Muscovite, Illite

Derajat metamorfisme : Rendah

Ciri khas                      : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

2. Filit

Page 9: jenis batuan

Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.

Asal                             : Metamorfisme Shale

Warna                          : Merah, kehijauan

Ukuran butir                : Halus

Stuktur                        : Foliated (Slaty-Schistose)

Komposisi                   : Mika, kuarsa

Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate

Ciri khas                      : Membelah mengikuti permukaan gelombang

3. Gneiss

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.

Asal                                   : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit

Warna                                : Abu-abu

Ukuran butir                      : Medium – Coarse grained

Page 10: jenis batuan

Struktur                             : Foliated (Gneissic)

Komposisi                         : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika

Derajat metamorfisme       : Tinggi

Ciri khas                            : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole dan mika.

4. Sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Asal                             : Metamorfisme siltstone, shale, basalt

Warna                          : Hitam, hijau, ungu

Ukuran butir                : Fine – Medium Coarse

Struktur                       : Foliated (Schistose)

Komposisi                   : Mika, grafit, hornblende

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Ciri khas                      : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet

5. Marmer

Page 11: jenis batuan

Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.

Asal                             : Metamorfisme batu gamping, dolostone

Warna                          : Bervariasi

Ukuran butir                : Medium – Coarse Grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kalsit atau Dolomit

Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi

Ciri khas                      : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.

6. Kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .

Asal                             : Metamorfisme sandstone (batupasir)

Page 12: jenis batuan

Warna                          : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah

Ukuran butir                : Medium coarse

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kuarsa

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Ciri khas                      : Lebih keras dibanding glass

7. Milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.

Asal                             : Metamorfisme dinamik

Warna                          : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru

Ukuran butir                : Fine grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan

Derajat metamorfisme : Tinggi

Ciri khas                      : Dapat dibelah-belah

8. Filonit

Page 13: jenis batuan

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika)

Asal                             : Metamorfisme Shale, Mudstone

Warna                          : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman

Ukuran butir                : Medium – Coarse grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Beragam (kuarsa, mika, dll)

Derajat metamorfisme : Tinggi

Ciri khas                      : Permukaan terlihat berkilau

9. Serpetinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.

Asal               : Batuan beku basa

Warna            : Hijau terang / gelap

Ukuran butir  : Medium grained

Struktur         : Non foliasi

Komposisi     : Serpentine

Ciri khas        : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

10. Hornfels

Page 14: jenis batuan

Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.

Asal                             : Metamorfisme kontak shale dan claystone

Warna                          : Abu-abu, biru kehitaman, hitam

Ukuran butir                : Fine grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kuarsa, mika

Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak

Ciri khas                      : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

BATUAN SEDIMEN

Page 15: jenis batuan

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari sedimen,

batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian terlithifikasi.

Ada dua tipe sedimen yaitu: detritus dan kimiawi. Detritus terdiri dari partikel-2 padat hasil

dari pelapukan mekanis. Sedimen kimiawi terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi

larutan dengan proses inorganik atau aktivitas organisme. Partikel sedimen diklasifikasikan

menurut ukuran butir, gravel (termasuk bolder, cobble dan pebble), pasir, lanau, dan

lempung. Transportasi dari sedimen menyebabkan pembundaran dengan cara abrasi dan

pemilahan (sorting). Nilai kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran butir,

jarak transportasi dan proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen menjadi batuan

sedimen terjadi melalui kompaksi dan sementasi.

Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:

1. Batuan sedimen klastik terbentuk dari fragmen batuan lain ataupun mineral

2. Batuan sedimen kimiawi terbentuk karena penguapan, evaporasi

3. Batuan sedimen organic terbentuk dari sisa-sisa kehidupan hewan/ tumbuhan

Klasifikasi batuan sedimen klastik adalah berdasarkan besar butirnya, oleh karenanya

digunakan skala Wentworth. Sedangkan untuk klasifikasi batuan sedimen kimiawi dilakukan

berdasarkan matriks maupun fragmennya dengan klasifikasi dari Dunham, Embry-Klovan.

Jenis batuan sedimen

Page 16: jenis batuan

1. BREKSI

Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

2. KONGLOMERAT

Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen

Page 17: jenis batuan

yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat

3. SANDSTONE

Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.” alt=”” />

* QUARTZ SANDSTONE

Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.

* ARKOSE

Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.

* GRAYWACKE

Page 18: jenis batuan

Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.

4. SHALEShale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.

Page 19: jenis batuan

5. LIMESTONE

Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.

* CALCARENITE

Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari 50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun terutama atas fosil dan oolit.

Page 20: jenis batuan

* CALCILUTITE

Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih kecil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami litifikasi.

* GAMPING TERUMBU

Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal

6. SALTSTONE

Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.

Page 21: jenis batuan

7. GIPSUM

Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.

8. COAL

Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.

Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.