jakarta center
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menambah pengetahuan siswa-siswi SMK N 1 SEYEGAN
dalam pengetahuan tentang bahan, cara, sampai proses pembangunan dari
awal sampai menjadi bangunan yang utuh dan ilmu tentang arsitektur.
Dengan demikian sewaktu siswa-siswi melangkah kejenjang yang
lebih tinggi atau bekerja dia tidak canggung atas teknologi dan cara baru
dalam pembangunan gedung baik yg modern dan baru.
B. Tujuan
Tujuan kunjungan industry ke PT. CIPTA PAPAN (GRC BOARD)/
papan panel multi fungsi dan Gedung Jakarta Design Center lantai 6 jakarta
adalah untuk menuntut siswa-siswi agar mampu berkompetisi dalam
persaingan pada masa globalisasi dan dapat pula mengembangkan kreatifitas
dan inovatifitas diri, siap kerja karena sudah pernah menyaksikan
bagaimanakah dunia kerja seorang arsitektur atau perancang itu bekerja
dibidangnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PT. Cipta Papan (GRC BOARD) atau Papan Panel Multi Fungsi
Berdiri pada tahun 1992 tidak membuat perusahaan ini langsung
sukses karena pada masa itu saat yang sangat sulit karena tahun itu sedang
terjadi krisis ekonomi yang melanda Negara-negara didunia tak terkecuali
Indonesia. Tetapi tidak membuat perusahaan ini langsung patah semangat
begitu saja tetapi malah memberikan ide inovatif.
Pada 10 tahun pertama adalah tahun dimana perusahaan ini
mempekenalkan diri, dan tahun-tahun ini sangatlah sulit. Dan 5 tahun kedua
adalah tahun perkembangan, tahun-tahun ini menuntut supaya perusahaan
mengembangkan ide, inovasi, dan kreatifitasnya.
Apa itu GRC Board?
GRC board (Glassfiber Reinforced Cement Board) adalah inovasi
baru papan semen fiber glass, teknologi jepang. GRC Board dirancang dengan
tingkat kepadatan, kekuatan yang tinggi. Cocok untuk aplikasi interior dan
area basah seperti plafon (teras, dapur, kamar mandi) dan partisi.
Pengembangan produk ini menghasilkan produk ini mempunyai
kelebihan atau keunggulan yaitu:
1. Tahan terhadap kelembapan,
2. Tahan terhadap jamur,
3. Tahan terhadap serangan rayap,
4. Tahan terhadap api,
5. Unggul dalam kekuatan lenturnya,
6. Kedap suara,
7. Mudah dicat tanpa diplamir dan,
8. Mudah dalam pengerjaannya.
2
Jenis Produk GRC BOARD
Glass-Fiber Reinforced Cement Board (Papan Semen Fiber Glass)
1. FIBERFLAT
Ciri khusus: mempunyai ketebalan standar 4 mm, dan dimensi
standar 600X1200mm dan 1220X2440mm.
2. GRC BOARD
Punya ketebalan standar 5, 6, 8, dan 10mm, dimensi standar
1220X2440mm, dan jenis sisi tepi tepi rata (SE) atau tepi landai (RE).
3. SUPER PANEL
Mempunyai ketebalan standar 9, 12, dan 15mm, dimensi standar
1200X2440mm.
4. SUPERPLANK
Mempunyai ketebalan standar 9mm dan dimensi standar
100X2440mm, 200X2440mm, 300X2440mm.
GRC BOARD merupakan produk pengganti triplek yang serbaguna.
Material pendukungnya adalah compound, paku.
1. COMPOUND GRC
Digunakan pada open nat dan untuk menutup bekas paku.
2. GRC TAPE
Tape yang tidak tembus oleh air.
3. GRC TOP COAT
Bahan penutup paku dan compound
FLUSH JOINT FINISHING
1. LISTPLANK
2. CLADING/ DINDING LUAR
3. LANTAI
4. COVER COLOUM
5. BACKING SPANDRELL
6. CUBICAL TOILET
7. ALAS ATAP
3
8. ATAP
9. PENGGANTI SIRAP 8-10MM
10. PAGAR PROYEK 9MM SUPER PANEL
11. PLAFON NAT TERBUKA/ OPEN
12. RANGKA KAYU KASO
13. RANGKA METAL FURING/ KALFANIS
14. RANGKA HOLLOW
GRC BOARD dapat menahan beban sampai 350/m kubik. GRC
BOARD sudah merambah sampai diberbagai pelosok Indonesia, dan hasilnya
adalah sudah dibuat bangunan seperti:
1. INSTANSI PEMERINTAH
2. TOWN HOUSE
3. FASILITAS TERBUKA/ UMUM
4. PERUMAHAN
5. PABRIK INDUSTRI
6. PERBELANJAAN
7. RUKO
8. STASIUN
PT. Bangunperkasa Adhitamasentra
1. Latar Belakang
PT Bangunperkasa Adhitamasentra adalah perusahaan pertama dan
satu-satunya perusahaan yang memproduksi glass fiber cement board di
Indonesia, papan semen ini kita patenkan dengan nama “GRC board” yang
berlokasi di Citeureup, Jawa Barat, dengan area lahan 10 ha, pabrik ini
berdiri sejak bulan Desember 1992 dan mulai produksi pada bulan Juni
1994. Teknologi yang digunakan berasal dari Jepang, proses produksi
kami menggunakan “Hatscheck system” dan kualitas produk setara dengan
standar kualitas internasional.
4
2. Produksi
GRC board merupakan terobosan baru untuk bahan konstruksi
dengan berbagai macam fungsi aplikasi seperti dinding luar, patisi,
plafond dll. Produk kami sudah dibuktikan sebagai material terbaik dan
ekonomis untuk konstruksi bangunan horisontal maupun vertikal. Nama
“GRC board” diambil dari arti Glass Fiber Reinforced Cement Board
dengan komposisi semen, cellulose fiber, glass fiber, PVA dan beberapa
material pendukung.
Dimensi ketebalan papan antara 4 mm sampai 15 mm dan ukuran
standar produksi adalah 1220 mm x 2440 mm. Tenaga kerja pada
perusahaan ada 500 pekerja yang dibagi menjadi 3 pergantian waktu kerja
3. Keunggulan
Target GRC baord adalah konsumen pemakai yang menempatkan
kualitas sebagai prioritas utama. Disamping itu, juga harga yang cukup
bersaing dengan beberapa produk pengganti. GRC board sudah dibuktikan
lebih ringan dan ekonomis dibanding bata untuk dinding luar demikian
juga partisi dinding dalam sehubungan dengan kecepatan dan kemudahan
aplikasi.
Sebagai keuntungan lain, GRC board menawarkan keuntungan
seperti baik kekuatan struktur, tahan rayap, tidak menyebarkan api dan
tidak terbakar, tahan cuaca yang cukup banyak untuk kegunaan aplikasi
luar.
Dengan adanya kerusakan lingkungan menyebabkan plywood
harganya berubah tinggi dan larangan penggunaan papan berserat asbestos
di negara berkembang seperti Australia, Jepang dan Perancis, maka
permintaan GRC board diperkirakan akan tumbuh di lokal maupun di
pasar ekspor.
4. Marketing
Pasar ekspor kami sudah termasuk beberapa negara seperti Jepang,
Taiwan, Singapura, Thailand dan China. Pasar ekspor kami mencapai 10%
dari kapasitas produksi kami. Sisanya 90% terjual di pasar lokal yang
5
diaplikasikan untuk proyek apartemen, pusat perbelanjaan, gedung
perkantoran, rumah sakit seperti West wood Apartment, Pavilion Park
Apartment, Ritz Charlton Apartment, Cempaka Mas Super Mall, Matahari
Department Store, Summaecon Mall Serpong, Mulia Hotel, Mandara
Sheraton Hotel, Bank Mega, Departemen Koperasi, Rumah Sakit Budi
Asih, RSUD Tarakan dll. Untuk pasar lokal, distributor utama kami, PT
Ciptapapan Dinamika, sebagian besar omset distribusi produk kami di
kota besar Jakarta. Bagaimanapun juga kami tetap mengembangkan
pemasaran di beberapa wilayah indonesia seperti Sumatra, beberapa
bagian wilayah di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, yang berjalan
dengan dukungan distributor cabang.
5. Visi dan Misi
PT Bangunperkasa Adhitamasentra mempunyai Visi dan Misi
untuk menjadi Perusahaan Papan Semen Nasional Terbesar di Indonesia.
Visi ini akan diwujudkan dengan memasyarakatkan produk GRC board
dengan harga yang kompetitif, terus menerus mengembangkan Sumber
Daya Manusia untuk senantiasa meningkatkan kualitas produk dan
pelayanan terhadap konsumen.
6. Produk dari PT. Bangunperkasa Adhitamasentra
Fiber semen terdiri dari campuran gipsum, semen, pasir, dan serat
(fiber) sehingga kuat namun jauh lebih ringan dan luwes. "Fiber semen
tidak mengandung asbes sehingga aman bagi kesehatan. GRC board
memakai glassfiber. Karena itu dinamakan glassfiber reinforced cement
atau GRC
Fiber semen memiliki keunggulan sebagai berikut : tahan cuaca,
rayap, api, jamur, dan benturan, sekaligus kedap suara, sehingga bisa
dipakai baik untuk interior maupun eksterior dan listplank. Fiber semen
mampu menahan benturan hingga 170 kg/ cm2 dan tahan api hingga satu
jam. Karena itu bisa pula dipakai sebagai pelapis kolom atau dinding luar
(cladding) dan dekorasinya, bahkan untuk pagar.
6
Permukaan papan rata dan halus dengan warna dasar putih
sehingga sangat memudahkan finishing. Papan bisa langsung dicat atau
dilapisi wallpaper tanpa harus diplamir atau diamplas dulu, dengan hasil
lebih cemerlang. Dinding, plafon, atau kolom yang dilapisi fiber semen
relatif bebas perawatan. Material awet selama 25 - 30 tahun. Karena itu
banyak restoran dan gedung mutakhir memakainya untuk elemen dan
dekorasi eksterior.
Hanya saja meskipun lebih kuat, seperti gipsum, fiber semen tidak
bisa dipakai sebagai penahan beban seperti kolom dinding. Fiber semen
juga tidak bisa menyerap panas. Ukuran standarnya 1, 22 x 2, 44 m dengan
ketebal-an 4 - 15 mm. Ukuran dan ketebalan di luar itu bisa dipesan.
Sedangkan berat 20 - 40 kg per lembar atau tak jauh berbeda dengan
gipsum.
Ketebalan papan fiber semen untuk setiap aplikasi berbeda sesuai
fungsi ruang. Misalnya, untuk partisi interior dan area basah, pakai
lembaran dengan ketebalan 5-10 mm, sedangkan untuk plafon 4 mm.
Sementara untuk cladding dan listplank sebaiknya memakai ketebalan 9-
15 mm. Pemotongan bisa dengan cutter dan gergaji atau mesin pengerat
keramik untuk ketebalan di atas 6 mm. Bila ingin ruangan kedap suara,
cukup pasang papan fiber semen dobel. Karena memiliki lebih banyak
kelebihan dibanding gypsum.
Produk yang dijual adalah sebagai berikut : alumunium composite
panel (ACP), batu bata ringan (aac Block), boom gate (palang parkir/
barier gate), pintu garasi otomatis (Otomatic Garage Doors), genteng
metal, grc board/ superpanel/ superplank/ fibreplat, kalsiboard, metal
furring (rangka Plafond) gypsum, metal stud (Rangka Partisi Gypsum),
Pintu Gulung (rolling door), pintu pagar/ mesin pagar otomatis (automatic
slidding gate), atap spandek/ atap gelombang (zincalume), Bondek (plat
lantai), truss (rangka atap baja ringan/ kuda-kuda baja ringan), pintu dan
jendela upvc.
7
a. GRC Board
Specification:
Tebal = 6 mm
Ukuran = 1220mm x 2440mm
Kegunaan:
Untuk Plafon & Partisi luar/dalam atau
daerah terbuka
b. GRC Fiber FLAT
Specification:
Tebal = 4 mm
Ukuran = 1220mm x 2440mm
Kegunaan:
Untuk Plafon luar/dalam atau daerah terbuka
c. GRC Fiber LUX
Specification:
Tebal = 5 mm
Ukuran = 1220mm x 2440mm
Kegunaan:
Untuk Lantai
d. GRC Super Panel
Specification:
Tebal = 9 mm
Ukuran = 1220mm x 2440mm
Kegunaan:
1) Untuk Dinding Luar/Cladding
2) Untuk Pagar Proyek
8
e. Superplank 100mm
Specification:
Tebal = 9 mm
Ukuran = 100mm x 2440mm
Kegunaan:
Listplank / alternatif pengganti kayu
f. Superplank 200mm
Specification:
Tebal = 9 mm
Ukuran = 200mm x 2440mm
Kegunaan:
Listplank / alternatif pengganti kayu
g. Superplank 300mm
Specification:
Tebal = 9 mm
Ukuran = 300mm x 2440mm
Kegunaan:
Listplank / alternatif pengganti kayu
h. Kalsiplank 8-Jati
Specification:
Tebal = 8 mm
Ukuran = 200mm x 2400mm
Kegunaan:
1) Bahan untuk pelapis dinding luar dan
listplank dengan tekstur kayu pada
permukaannya.
2) Dapat diaplikasikan di rangka metal atau
rangka kayu dengan sistem papan siri...
9
i. Papan Kalsi
Specification:
Tebal = 4,5 mm
Ukuran = 1200mm x 2400mm
Kegunaan:
Untuk Plafon & Partisi luar/dalam atau
daerah terbuka
j. Compound GRC A + B
1 set = 2 kg
Kegunaan:
Untuk menutup sambungan papan GRC
GRC Board mempunyai arti Glass Fiber Reinforced Cement atau
Semen yang diberi kerangka dengan serat fiber dimana material yang
terkandung didalamnya adalah semen, glass fiber dan beberapa material
pendukung lainnya.
10
B. Jakarta Design Centre (JDC)
Diresmikan pada tanggal 16 maret 1990, dengan gedung megah yag
mempunyai 8 lantai dan luas 29000m persegi dengan kapasitas 300
kendaraan.
JDC terdiri dari: 1. Showroom
2. Kantor
3. Audio visual
4. JDC bisnis center
5. Café lounge
6. Mushola
7. Food court
8. Wifi hotspot
9. Smoking room
Arsitektur : Membuat ruangan untuk kegiatan manusia
Ruangan harus mempunyai syarat yang saling mempunyai keterkaitan
sebagai ruangan yaitu bersifat baik, berbentuk indah, dapat dibangun,
sehingga kegiatan manusia dapat berjalan dengan lancer.
Proses terbentuknya bangunan yaitu:
1. Arsitek membuat gambar
2. Gambar terdiri dari (gambar kerja, gambar denah)
3. Gambar harus dapat dibaca
Cara kerja/ bagaimana proses pekerjaan bangunan harus tepat waktu
supaya cepat dapat dihuni dan anggaran dana tidak membengkak. Arsitek
terbagi dalam seni dan teknik, naluri dan psikologi, dan yang paling penting
yaitu imajinasi dan kreatifitas.
ARSITEK
1. Arsitek
2. Rancangan skematik
3. Pra-rancangan
4. Pengembangan rancangan
5. Gambar kerja
11
ENGINEERS
1. Konsep system bangunan (struktur, MEP, dll)
2. System-sistem bangunan. Struktur (flaming plan, skedul kolom, dst)
3. MEP (design criteria, skematik jaringan)
4. Design development (sub-struktur, struktur atas, mekanikal, elektrikal,
plumbing)
Jakarta Design Center adalah paling lengkap dan interior terbesar dan
pusat arsitektur di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dan bahkan di Indonesia.
Keberadaannya sejak 16 Maret 1990 solusi tidak adanya pusat bisnis yang
mengkhususkan diri di bidang interior & arsitektur di Indonesia yang
representatif, terpadu dan standar internasional.
Terletak strategis dan mudah diakses dari Bandara Soekarno-Hatta dan
berada dekat dengan hotel bintang 5-berbagai, untuk menjadi persis di Jalan
Gatot Subroto Kav. 53 Slipi, Jakarta, 10260, JDC menawarkan format layanan
yang mencakup-semua di bidang interior dan arsitektur di bawah satu atap.
Dalam gedung dengan 7 lantainya dan satu semi-basement,
kenyamanan ditawarkan kepada pengunjung selama kunjungan mereka untuk
12
melihat mencari dan mendapatkan informasi serta untuk mendapatkan terbaik,
tinggi kelas produk dan terbaru yang tersedia di's showroom JDC merupakan
salah satu konsep pelayanan penuh yang ditawarkan.
Menempati luas tanah 13.000 m2 dan memiliki luas lantai 26.000 m2,
Jakarta Design Center memiliki misi, perluasan wawasan dan meningkatkan
apresiasi masyarakat untuk desain. Yang bergabung dengan perusahaan yang
terkenal banyak di sektor interior & arsitektur dengan desain khas masing-
masing menawarkan Kaleidoscope pilihan desain untuk memenuhi permintaan
yang ada. Untuk diselenggarakannya pameran interior dengan perusahaan-
perusahaan ini selalu menawarkan dinamika desain produk yang disajikan.
Kehadiran sejumlah asosiasi profesional di sektor desain juga
menawarkan berbagai tambahan untuk suasana JDC sebagai pusat komunitas
bagi para profesional desain. Fasilitas pendukung yang tersedia di gedung
seperti ruang seminar, studio audio-visual, kafe, lapangan tenis, dan fasilitas
lainnya banyak yang akan memfasilitasi mereka dalam melakukan kegiatan
profesi mereka, dan menawarkan interaksi sosial di kalangan mereka.
Jakarta Design CenterJL Gatot Subroto Kav 53, Jakarta Pusat 10260, Indonesia.
13
Untuk menampung perkembangan bisnis yang ada di mana mobilitas
profesional hampir tak terbatas oleh ruang dan waktu, JDC telah menyiapkan
business Center yang terdiri dari kantor pelayanan dan kantor virtual yang
baik nyaman dan bergengsi, serta mereka yang dilengkapi dengan ruang
pertemuan yang eksklusif dan kamar.
Semua fasilitas yang tersedia dirancang untuk memenuhi dan
melengkapi setiap kebutuhan para profesional yang membutuhkan kecepatan,
teknologi tinggi, integrasi dan, tentu juga kemampuan yang cukup untuk
menawarkan nilai tambah kepada pengguna mereka.
Jam Operasi Pusat Bisnis JDC adalah:
1. Senin-Jumat (08.00-19.00)
2. Sabtu (08.30-17.00)
Lebih dari 100 perusahaan interior dan desain arsitektur menampilkan
kreasi terbaik mereka di ruang pamer mereka. Konsep menempatkan void di
tengah bangunan memudahkan pengunjung untuk mendapatkan barang yang
sedang dicari, yaitu produk lokal kualitas ekspor maupun impor produk
sebagai merek terkenal. Sejumlah perusahaan bahkan bertindak sebagai wakil
pemilik merek dagang di negara mereka atau asal.
Sebuah pusat desain, ruang-ruang seminar adalah fasilitas yang sangat
diperlukan dalam gedung. JDC menawarkan kamar konvensi dengan
fleksibilitas tinggi yang mungkin disesuaikan untuk mengakomodasi
kebutuhan. Sebuah lobi cukup luas ruang konvensi memungkinkan kombinasi
kegiatan yang dilakukan secara simultan yang meliputi seminar dan pameran.
14
Ketersediaan ruang audio-visual lengkap dengan desain pencahayaan
dan sistem audio yang baik akan mempromosikan kegiatan presentasi yang
baik.
Meeting Room Ruang Rapat
Tia menghentikan layanan salah satu solusi yang ditawarkan tidak
hanya diperuntukkan bagi masyarakat mengunjungi. Orang-orang bisnis yang
membutuhkan jasa penyusunan komputerisasi dapat mengambil manfaat dari
Layanan JDC-CAD untuk menempatkan ide-ide desain mereka di atas kertas
untuk realisasi. Layanan yang ditawarkan meliputi menggambar ulang,
mengedit, pemindaian, merencanakan, cetak warna, dan lainnya.
Ikatan Arsitektur Indonesia ( IAI)
Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata spritiual dan material berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Karenanya, adalah kewajiban bagi
setiap warga negara untuk berdarma bakti sesuai dengan profesi dan keahlian
masing-masing.
Sejalan dengan itu, pengembangan profesi akuntan ditujukan untuk
meningkatkan pengabdian profesi dalam Pembangunan Nasional, yang pada
hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia dan Pembangunan
Masyarakat Indonesia. Para akuntan menyadari perlunya dukungan secara
sistematis dan tertib demi pemeliharaan serta peningkatan kompetensi
profesionalnya, maka merasa perlu untuk dibina, dibimbing, difasilitasi, dan
diingatkan secara profesional.
Dalam rangka pembinaan tersebut, perlu adanya wadah yang mewakili
akuntan secara keseluruhan, menetapkan standar kualitas, mengembangkan
15
dan menegakkan etika profesi, memelihara martabat dan kehormatan,
membina moral dan integritas yang tinggi, mewujudkan kepercayaan atas
hasil kerja profesi akuntan dan wadah komunikasi, konsultasi, koordinasi serta
usaha-usaha bersama lainnya yang diperlukan. Menyadari akan hal tersebut
maka para akuntan bergabung dalam wadah organisasi yaitu Ikatan Akuntan
Indonesia.
1. Sekilas Sejarah IAI
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan
pribumi, yaitu Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus
pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun 1956.
Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan dalam negeri adalah
Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem,
mereka lulus pertengahan tahun 1957. Keempat akuntan ini bersama
dengan Prof. Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan
akuntan untuk bangsa Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin
menjadi anggota NIVA (Nederlands Institute Van Accountants) atau
VAGA (Vereniging Academisch Gevormde Accountants). Mereka
menyadari keindonesiaannya dan berpendapat tidak mungkin kedua
lembaga itu akan memikirkan perkembangan dan pembinaan akuntan
Indonesia.
Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan
pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk
mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia.
Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang
ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan Pendirian
Perkumpulan Akuntan Indonesia. Panitia diminta menghubungi akuntan
lainnya untuk menanyakan pendapat mereka.
Dalam Panitia itu Prof. Soemardjo duduk sebagai ketua, Go Tie
Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai bendahara sedangkan
Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris Perkumpulan
yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia.
16
(IAI) akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada
pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.
Susunan pengurus pertama terdiri dari:
Ketua Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo
Panitera Drs. Mr. Go Tie Siem
Bendahara Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta)
Komisaris Dr. Tan Tong Djoe
Ketua Anggota Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan)
Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah
a. Prof. Dr. Abutari
b. Tio Po Tjiang
c. Tan Eng Oen
d. Tang Siu Tjhan
e. Liem Kwie Liang
f. The Tik Him
Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15
Mei 1958 dan naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri
Kehakiman mengesahkannya pada 11 Pebruari 1959. Namun demikian,
tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957.
Ketika itu, tujuan IAI adalah:
a. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu
pendidikan akuntan
b. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
Sejak pendiriannya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami
perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan perkembangan yang
wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia usaha yang
mengalami perkembangan pesat.
Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya
orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan
akuntansi dan mutu pekerjaan akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk
17
meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam perumusan
kebijakan publik.
2. Misi
a. Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam
pengembangan manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada
etika, tanggungjawab, dan lingkungan hidup;
b. Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi,
non-atestasi, dan akuntansi bagi masyarakat; dan
c. Berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui
upaya organisasi yang sah dan dalam perspektif nasional dan
internasional.
3. Visi
Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam
pengembangan pengetahuan dan praktek akuntansi, manajemen bisnis dan
publik, yang berorientasi pada etika dan tanggungjawab sosial, serta
lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.
4. Organisasi :
a. Kongres adalah pemegang kekuasaan legislatif tertinggi dalam
organisasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang merupakan
perwujudan dari kedaulatan Anggota, dimana semua keputusan yang
ditetapkan oleh Kongres akan menentukan arah dan haluan organisasi
IAI.
b. Rapat Anggota adalah pemegang kekuasaan legislatif tertinggi dalam
organisasi IAI di tingkat Kompartemen atau Wilayah.
c. Dewan Pengurus Nasional adalah lembaga eksekutif tertinggi dalam
organisasi IAI yang menjalankan organisasi sesuai dengan amanat
Anggota sebagaimana ditetapkan dalam Kongres.
d. Dewan Penasehat adalah lembaga konsultatif yang dibentuk, diangkat
oleh dan bertanggung jawab langsung kepada Kongres.
e. Majelis Kehormatan adalah lembaga peradilan yang dibentuk,
diangkat oleh dan bertanggung jawab langsung kepada Kongres untuk
18
menjalankan fungsi judikatifnya sebagai lembaga banding yang
memberikan putusan final terhadap berbagai kasus pengaduan atas
pelanggaran organisasi dan etika profesi.
f. Dewan Standar Profesi adalah suatu lembaga yang bertugas membuat
standar profesi yang akan menjadi pegangan bagi setiap anggota dalam
menjalankan aktivitas keprofesiannya.
g. Dewan Konsultatif Standar Profesi adalah lembaga konsultatif bagi
dewan standar profesi ketika melakukan tugas dan fungsinya membuat
standar profesi yang terdiri dari para pakar dan pengguna ahli dalam
bidang kegiatan masing-masing
h. Kompartemen adalah bagian integral organisasi IAI yang menjadi
pilar pendukung berdirinya organisasi IAI secara keseluruhan, yang
mewadahi Anggota yang berspesialisasi khusus untuk meningkatkan
profesionalisme dan menjalankan kegiatan profesi serta fungsi ilmiah
sesuai bidang kerjanya, sebagai pengejawantahan azas dekonsentrasi
organisasi IAI.
i. Wilayah adalah kelengkapan organisasi IAI yang mewadahi sekurang-
kurangnya 50 orang Anggota di daerah-daerah yang meliputi wilayah
1 (satu) propinsi atau daerah tingkat I, sebagai perwujudan azas
desentralisasi organisasi IAI.
j. Pengurus Kompartemen adalah lembaga eksekutif tertinggi di
tingkat Kompartemen yang mengelola dan menjalankan organisasi
Kompartemen sesuai dengan amanat Rapat Anggota dan Anggaran
Dasar IAI.
5. Kompartemen
Mewadahi Anggota yang berspesialisasi khusus untuk
meningkatkan profesionalisme dan menjalankan kegiatan profesi serta
fungsi ilmiah sesuai bidang kerjanya, sebagai pengejawantahan azas
dekonsentrasi organisasi IAI, kompartemen tersebut terdiri dari:
a. Kompartemen Akuntan Manajemen
b. Kompartemen Akuntan Publik
19
c. Kompartemen Akuntan Pendidik
d. Kompartemen Akuntan Sektor Publik
6. Keanggotaan
Anggota IAI dapat dibagi menjadi anggota biasa, anggota luar
biasa, dan anggota kehormatan. Anggota biasa adalah pemegang gelar
akuntan atau sebutan akuntan sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia dan pemegang sertifikat profesi akuntan yang diakui
oleh IAI. Anggota luar biasa adalah sarjana ekonomi jurusan akuntansi
atau yang serupa sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku,
perusahaan pengguna jasa profesi akuntan (corporate member), dan
organisasi lain yang terkait dengan profesi akuntan. Sedangkan anggota
kehormatan adalah warga negara Indonesia yang telah berjasa bagi
perkembangan profesi akuntan di Indonesia.
tahun 1960 30 akuntan
tahun 1970 513 akuntan
tahun 1980 2.175 akuntan
tahun 1990 3.316 akuntan
tahun 1996 4.839 akuntan
tahun 2005 6.899 akuntan
tahun 2006
Pada saat didirikannya, hanya ada 11 akuntan yang menjadi
anggota IAI, yaitu para pendirinya. Dari waktu ke waktu anggota IAI terus
bertambah,
Saat ini jumlah anggota IAI telah mencapai 6.899 orang yang
tersebar di seluruh Indonesia, yaitu pada 20 wilayah IAI. Namun
demikian, jumlah tersebut masih jauh di bawah potensinya yaitu lebih dari
37.000 akuntan di seluruh Indonesia.
Jumlah anggota IAI terbanyak bekerja di instansi pemerintah,
disusul dengan mereka yang bekerja di badan usaha atau manajemen,
kemudian yang bekerja di kantor akuntan publik, dan perguruan tinggi.
20
Dilihat dari umurnya anggota IAI kebanyakan berada pada usia produktif,
yaitu antara 30-50 tahun. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Di bawah 30 tahun 611 orang (8,86%)
30-40 tahun 2.673 orang (38,75%)
41-50 tahun 1.782 orang (25,83%)
Di atas 50 tahun 1.833 orang (26,57%)
Karakteristik anggota IAI menunjukkan bahwa sebagian besar di
antara mereka menduduki posisi penting di instansi pemerintah, badan
usaha milik negara/swasta, dan perusahaan publik. Sebagian besar dari
mereka menduduki posisi manajemen puncak, berikut rinciannya:
Manajemen senior/puncak 3.496 orang (50,67%)
Manajemen madya 2.461 orang (35,68%)
Manajemen junior 851 orang (12,33%)
Pelaksana/nonmanajemen 91 orang (1,32%)
7. Wilayah-Wilayah Ikatan Akuntan Indonesia
Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IAI,
wilayah dapat didirikan di Ibukota Propinsi dengan jumlah anggota
minimal 50 orang, wilayah-wilayah tersebut terdiri dari:
No IAI Wilayah Alamat
1Nangroe Aceh Darussalam
BPKP Perwakilan Aceh Lt. IIIJl. Tgk. Nyak Makam, Banda Aceh 23118Telp. (0651) 28640, 28183, 28134, Fax. (0651) 28173
2 BaliKAP Drs. Ketut Muliartha RM & RekanJl. Drupadi No. 25, Renon DenpasarTelp. (0361) 248110, Fax. (0361) 265227
3Irian Barat/ Papua
Sekretariat IAIJl. Pasifik Indah III, Pasir Dua, JayapuraTelp. (0967) 541229, Fax. (0967) 543197
4 Jawa Barat KAP Ilya Avianti & RekanJl. Raden Patah No. 7/Jl. Cikutra Raya No. 204A,BandungTelp. (022) 2501556, Fax. (022) 2501874LPAP Widyatama Jl. Cikutra Raya No. 204A Bandung 40125
21
Telp. (022) 7206713, Fax. (022) 7274009 8. Penyelenggaraan Kongres Iai & Ketua Umum
No Event Tahun Keputusan
1 Pre-kongres 1957-1963 Prof. Soemardjo Tjitrosidojo
2 Kongres I 1963
Pada Kongres I ini dilaksanakan pertemuan Ilmiah,
pembahasan AD/ART organisasi dan pemilihan
Ketua Umum, Ketua Umum terpilih adalah Dr.
Radius Prawiro
3 Kongres II 1972
Pada Kongres II ini dilaksanakan pertemuan Ilmiah,
pembahasan AD/ART organisasi dan pemilihan
Ketua Umum, Ketua Umum terpilih adalah Dr.
Radius Prawiro
4 Kongres III 1973
Pada Kongres III dilaksanakan Pembahasan
AD/ART yang belum sempurna dan tidak dilakukan
pemilihan Ketua Umum.
5 Kongres IV 1982
Pada Kongres IV ini dilaksanakan pertemuan Ilmiah,
pembahasan AD/ART organisasi dan pemilihan
Ketua Umum, Ketua Umum terpilih adalah Dr.
Radius Prawiro
6 Kongres V 1986
Pada Kongres V ini dilaksanakan pertemuan Ilmiah,
pembahasan AD/ART organisasi dan pemilihan
Ketua Umum, Ketua Umum terpilih adalah Drs.
Subekti Ismaun
7 Kongres VI 1990
Pada Kongres VI ini dilaksanakan pertemuan Ilmiah,
pembahasan AD/ART organisasi dan pemilihan
Ketua Umum, Ketua Umum terpilih adalah Drs.
Subekti Ismaun
8 Kongres VII 1994
Pada Kongres VII ini dilaksanakan pertemuan
Ilmiah, pembahasan AD/ART organisasi dan
pemilihan Ketua Umum, Ketua Umum terpilih
adalah Drs. Soedarjono
9 Kongres Luar 1996 Pertemuan Ilmiah dan pembahasan AD/ART
22
Biasa organisasi
9. Kegiatan Utama
a. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), produk ini merupakan
pegangan bagi para akuntan untuk menyusun laporan keuangan. Tanpa
adanya standar ini maka tidak akan didapat pembakuan dalam proses
pencatatan suatu transaksi dan pelaporannya. Keanekaragaman ini
akan berakibat pada tidak dapat dibandingkannya suatu laporan
keuangan perusahaan dengan perusahaan lainnya. Bagi akuntan publik,
standar ini dipergunakan sebagai pedoman dalam melakukan audit.
b. Penerbitan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), produk ini
merupakan pegangan utama bagi seorang akuntan publik dalam
menjalankan bisnisnya. Penyimpangan yang dilakukan oleh seorang
akuntan publik terhadap standar ini dapat mengakibatkan
diberhentikannya keanggotaan yang bersangkutan dari IAI. Dengan
dihentikannya keanggotaan tersebut maka Departemen Keuangan R.I
akan mencabut izin praktik akuntan yang bersangkutan.
c. Penerbitan majalah Media Akuntansi sebagai sarana informasi terkini
di bidang akuntansi. Majalah ini dibagikan secara cuma-cuma kepada
seluruh anggota sebagai bagian dari upaya organisasi untuk
mendorong anggota dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya.
Majalah yang terbit setiap bulan ini sekarang telah memasuki usianya
yang keduabelas.
d. Sejak 1998, mereka yang akan mengajukan izin praktik sebagai
akuntan publik harus lulus dari Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
(USAP). Mereka yang lulus USAP akan diberi gelar oleh profesi
dengan sebutan “Bersertifikat Akuntan Publik” (BAP), ditambah
dengan persyaratan lain maka pemegang gelar BAP dapat mengajukan
izin sebagai akuntan publik. Ini sejalan dengan semangat globalisasi
karena pada saatnya nanti kualitas akuntan Indonesia akan
berkompetisi dengan akuntan mancanegara. Pada saat ini, pemegang
gelar BAP baru mencapai 461 orang.
23
e. Penyelenggaraan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) yang
merupakan fasilitas yang diberikan oleh IAI bagi peningkatan
kompetensi profesional anggotanya. PPL ini dapat berupa seminar,
training, diskusi, workshop, konferensi, dan konvensi. Bagi anggota
Kompartemen Akuntan Publik, diwajibkan untuk mengumpulkan 120
kredit poin dalam rentang waktu 3 tahun. Mereka yang tidak
memenuhi jumlah kredit tersebut akan dipertimbangkan untuk
diberhentikan keanggotaannya, selanjutnya, Departemen Keuangan R.I
akan mencabut izin praktik akuntan publik yang bersangkutan. Topik-
topik yang disajikan dalam PPL tidak hanya yang berkaitan
kompetensi seorang akuntan (akuntansi, auditing, perpajakan, dan
manajemen) tetapi juga kode etik akuntan, praktik bisnis yang sehat,
dan soft skill yang diperlukan oleh akuntan.
f. Pemberian konsultasi dan bimbingan di bidang akuntansi dan
manajemen terhadap para pengusaha kecil dan koperasi. Kegiatan ini
merupakan kepedulian profesi terhadap pengembangan sektor-sektor
ekonomi di lingkungan pengusaha kecil dan koperasi.
10. Atribut dan Lambang
a. Atribut, lambang dan simbol IAI ialah sebuah lingkaran berwarna biru
dengan dasar putih, di tengahnya terdapat tulisan IAI huruf kapital
berwarna merah yang saling bersambungan. Tulisan IAI tersebut
dikelilingi sebuah garis tipis yang berwarna biru.
b. Ukuran atribut, lambang dan simbol tersebut serta tata cara
penggunaannya diatur dalam ketentuan tersendiri oleh Dewan
Pengurus Nasional.
c. Atribut, lambang dan simbol semua panitia-panitia yang dibentuk
harus mencerminkan identitas IAI.
24
PERKEMBANGAN HDII
Dalam proses perancangan dan perencanaan fisik sebuah gedung, gubahan
komponen bangunan bagian dalam atau lazim disebut desain interior menduduki
urutan pelaksanaan yang paling akhir setelah arsitektur, rekayasa sipil, mekanikal
dan elektrikal. Akan tetapi, pada saat seseorang memasuki sebuah gedung yang
sudah jadi, maka sosok desain interior inilah yang paling pertama terlihat secara
kasat mata dan kemudian menggugah kesan atau citra tersendiri pada pikiran
orang yang melihatnya. Masa kini ‘desain interior’ telah menjelma menjadi salah
satu profesi dalam lingkup proses rancang bangun sebuah gedung. Diawal uraian
ini, perlu kiranya terlebih dahulu disampaikan batasan mengenai seorang desainer
interior.
Kongres International Federation of Interior Desainers tahun 1983 di
Hamburg menetapkan (ringkasan) batasan sebagai berikut :
Desainer Interior profesional adalah seseorang yang memiliki kulifikasi keahlian
melalui pendidikan formal, pengalaman dan keterampilan yang diakui sehingga
mampu mengenali, meneliti dan secara kreatif memecahkan masalah interior
bangunan serta menghasilkan gubahan interior (bagian dalam) bangunan,
dengan tujuan untuk turut meningkatkan mutu kehidupan, melindungi kesehatan,
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Aktivitas profesi desain interior selalu dilaksanakan dalam konteks arsitektur. Jadi
secara populer dikatakan bahwa profesi desain interior adalah saudara kandung
profesi arsitektur. Bahkan di negara lain, sebutannya adalah Interior Architecture
(Amerika) dan Innen Arkhitektur (Jerman).
Pada saat ini, cukup banyak perguruan tinggi di negara kita, negeri
maupun swasta, yang menyelenggarakan pendidikan bidang keahlian ini, terutama
di Bandung dan Jakarta disamping beberapa kota besar lainnya di Indonesia.
Dalam hal ini termasuk Universitas Komputer Indonesia yang
25
menyelenggarakannya melalui unit Jurusan Desain Interior di bawah naungan
Fakultas Desain dan Seni.
Pada kesempatan kali ini, marilah kita menengok sebentar ke masa lalu,
menelusuri sejarah perkembangan desain interior sejak masa lalu, dan kemudian
dilahirkan sebagai profesi yang mandiri hingga saat ini. Sebelum Abad 20 profesi
‘Desain Interior’ atau ‘Dekorasi Interior’ atau ‘Home Decoration’ belum dikenal,
walaupun interior atau komponen bagian dalam sebuah bangunan telah lama ada
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan fisik kesidupan manusia
sehari-hari.
Pada saat itu di seluruh Eropa dan Amerika pihak yang berperan
merancang interior rumah adalah para pembuat mebel (cabinet maker atau
ebeniste), atau para pedagang bahan salut mebel, pedagang tirai atau bahkan para
pedagang perabot rumah tangga yang dalam aktifitas penjualannya sekaligus
memberikan saran gratis kepada pelanggannya cara menata isi dan bagian dalam
rumah mereka. Prinsip yang ditawarkan adalah sebatas ‘menghias’ bukan
‘menciptakan’ apalagi mengkonstruksi. Peranan ini dilaksanakan tanpa latar
belakang latihan maupun pendidikan formal, dan hanya didasari oleh bakat
ditambah pengalaman serta kompetensi yang kemudian dicapai dalam jangka
waktu yang lama.
Perkembangan sosial dan ekonomi yang pesat pada awal Abad 20
mendorong munculnya lebih banyak dekorator interior semacam ini. Penggunaan
jasa dekorator ini walaupun sebenarnya mahal, tetap berkembang terutama di
kalangan masyarakat tingkat atas karena dianggap mencerminkan status tertentu
yang mengandung pengaruh dan prestis.
Peran dekorator cenderung bersifat konsultatif meliputi pemilihan bahan
tekstil, bahan lantai, pelapis dinding, mebel lampu dan asesoris ruangan serta
mengusulkan skema warna keseluruhan ruangan. Jarang sekali dekorator interior
berperan menetapkan struktur atau konstruksi bangunan dan konsep ruang,
26
sesuatu yang saat itu dianggap jatah tugas seorang arsitek. Hal inilah yang
menyebabkan pada awalnya kaum wanita mendominasi profesi ini.
Salah seorang diantara dekorator yang menjadi perintis profesi desain
interior di Amerika adalah Elsie de Wolf (1865 – 1950), menyelesaikan karya
pertamanya pada tahun 1897-8 atas rumah kediamannya sendiri di New York
yang kemudian sekaligus melambungkan namanya karena dianggap unik dan
tidak mengikuti pola atau kebiasaan yang lazim sebelumnya.
Elsie de Wolf terinspirasi untuk membawa lebih banyak ‘cahaya, udara
dan kenyamanan’ pada interior rumah garapannya. Pada tahun 1905 Stanford
White, seorang arsitek terkemuka di New York memberikan proyek pekerjaan
melalui kontrak kepada Elsie de Wolf untuk menggarap interior bangunan New
York City’s Colony Club.
Dalam sejarah desain, hal ini tercatat sebagai interior bangunan publik
pertama yang direncanakan secara profesional. Dan kiranya dapat juga dikatakan
bahwa melalui peristiwa inilah lahirnya suatu profesi baru, profesi Desain
Interior. Hal itu terjadi 97 tahun yang lalu! Tergugah oleh perkembangan ini,
sekelompok perencana interior profesional lainnya kemudian bermunculan di
Amerika terutama sepanjang tahun 1920-1930, sebagian besar diantaranya wanita.
Tahun 1913 Nancy McClelland membentuk unit perencanaan interior
pertama pada toko serba ada (department store) Wanamakers di Amerika. Pertama
di Amerika dan kemungkinan pertama di dunia.
Tahun 1924 Eleanor McMilland meresmikan McMilland Inc. , biro
perencanaan interior profesional pertama dalam sejarah. Biro ini bertahan hidup
sampai tahun 1990-an. Kemudian muncul pula nama Ruby Ross Wood dan
Frances Elkins yang dalam karyanya memadukan unsur tradisional Eropa dengan
unsur Kolonial Amerika.
27
Setelah rintisan oleh Elsie de Wolf, perkembangan yang sama mulai pula
berlangsung di negara-negara Eropa lainnya terutama di Inggris, Prancis dan
kemudian Jerman. Di Inggris antara lain muncul nama Betty Joel (1896-1985),
Syrie Maughm (1879-1955), Lady Sybil Colefax (1875-1950) dan John Fowler
(1906-1977), di samping Emilio Terry dari Itali, Jean-Michel Frank di Prancis
dan banyak lagi lainnya.
Para perintis ini berusaha melepaskan diri dari pola baku yang kaku
sebelumnya pada penerapan komponen interior serta pemilihan mebel antik yang
biasanya harus mengikuti suatu ‘aturan’ ketat yang telah berlaku secara
tradisional. Konsep desain berkembang melanjutkan pembaruan yang telah
dimulai sebelumnya: Gubahan desain cenderung sederhana, elegan dan
menggunakan warna-warna yang lebih ringan. Demikian juga dengan kebebasan
menggunakan material baru yang sebelumnya tidak lazim dan tidak terpikirkan
digunakan dalam interior bangunan: bahan cat untuk kursi, bahan kaca untuk
dinding, karpet dan pelapis dinding dengan corak yang lebih modern dan lebih
sederhana. Kemudian terjadi pula perpaduan konsep desain (idiosyncretic desain),
menggabungkan unsur masa kini dengan unsur masa lalu, unsur dari lokasi satu
dengan unsur dari lokasi yang lain.
Demikianlah nama-nama dekorator yang telah disebutkan diatas, serta
banyak lagi lainnya, telah menjadi perintis terciptanya profesi desain interior.
Akan tetapi pada umumnya mereka tidak memiliki latar belakang latihan dan
pendidikan formal sehingga dalam aktivitasnya mereka membawa suasana
diletante.
Barulah pada tahun 1931 di Amerika dibentuk The American Institute of
Interior Decorators yang kemudian menjelma menjadi The American Society of
Interior Designer. Lembaga inilah yang pertama kali berperan sebagai lembaga
akreditasi dan berusaha memformalkan profesi desain interior baik dalam
pendekatan praksis profesinya maupun pada pendidikan formal pelakunya.
Ketetapan-ketetapan yang diputuskan diikuti secara luas melewati batas negara
28
Amerika dan diadopsi oleh banyak negara lain. Perkembangan berikutnya terjadi
lebih luas dan merata ke seluruh negara di benua Amerika, Eropa dan Asia
meliputi pula negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Makin
banyak perguruan tinggi yang memiliki program studi Desain Interior di samping
program studi bidang desain lainnya.
DI INDONESIA
Profesi Desain Interior merupakan salah satu disiplin yang memberikan
kontribusi penting dalam pembangunan fisik di Indonesia. Namun sampai dengan
paro pertama abad 20. Profesi ini belum dikenal. Sepanjang masa penjajahan
Belanda yang diawali dengan masuknya VOC ke Indonesia sampai dengan saat
menjadi negara merdeka, perkembangan bidang ini merupakan cerminan apa yang
umum terjadi di Eropa, karena mengacu pada apa yang terjadi di Negeri Belanda
sebagai negara induknya saat itu:
Gubahan interior bangunan yang ada tidak dirancang oleh perancang
interior melainkan oleh arsitek atau penjual mebel dan perabot rumah tangga. Dan
konsep gubahan interior awalnya merupakan duplikasi langsung dari Negeri
Belanda, walaupun perlu pula dicatat bahwa pada perkembangan berikutnya
konsep Belanda tidak hadir secara murni lagi, karena terjadi perpaduan dengan
unsur-unsur lokal Indonesia yang memang telah ada dengan mutu yang memadai.
Sejumlah arsitek Belanda terkemuka yang bekerja di Indonesia (Hindia
Belanda) saat itu menggali unsur-unsur bentuk tradisional Indonesia untuk
diterapkan pada bangunan yang dirancangnya. Setelah Indonesia menjadi negara
merdeka, usaha untuk meningkatkan status Desain Interior yang mandiri berjalan
pesat terutama melalui jalur pendidikan. Pada tahun 1957 untuk pertama kali
dibuka program pendidikan tinggi desain interior strata Sarjana oleh ITB di
Bandung dan hampir pada saat yang bersamaan juga dibuka di Akademi Seni
Rupa Indonesia / ASRI di Yogyakarta.
29
Perkembangan ini kemudian diikuti oleh banyak perguruan tinggi lain di
Indonesia, baik negeri maupun swasta antara lain Universitas 11 Maret/UNS Solo,
Universitas Udayana Denpasar, Universitas Trisakti dan Universitas
Tarumanegara di Jakarta dan ITS Surabaya. Di Bandung beberapa Perguruan
Tinggi swasta mengikuti pula perkembangan ini antara lain Institut Teknologi
Nasional/ITENAS, Sekolah Tinggi Ilmu Seni Indonesia/STISI, Sekolah Tinggi
Desain Indonesia/STDI dan tentu saja Universitas Komputer
Indonesia/UNIKOM yang menyelenggarakan pendidikan tinggi desain dengan
warna lokal khusus; pendidikan berbasis teknologi komunikasi.
Pada awal dasawarsa tahun 1970-an di Indonesia mulai haidir sekelompok
perencana interior yang terdidik sebagai lulusan-lulusan pertama pendidikan
dalam negeri ditambah dengan sejumlah lulusan luar negeri. Kelompok ini
biasanya bekerja informal dalam pengertian melaksanakan perencanaan desain
sebagai sub bagian dari disiplin lain, Arsitektur atau Rekayasa Sipil. Hal ini hanya
mungkin terjadi atas kebaikan hati sejawat dari disiplin lain tersebut yang
menyadari bahwa bangunan yang dirancangnya akan menjadi lebih baik apabila
interiornya dirancang oleh perencana yang khusus pula. Demikianlah kondisi ini
berjalan saat itu. Barulah kurang lebih sepuluh tahun kemudian Desain Interior
mendapat pengakuan sebagai profesi yang mandiri. Hal ini ditandai dengan
tercantumnya Desain Interior di BAPPENAS sebagai profesi resmi yang turut
berperan dalam menyelesaikan bangunan-bangunan Pemerintah.
ORGANISASI PROFESI DAN LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN
Ada tiga induk organisasi profesi bidang desain bertarif internasional, yaitu,
ICOGRADA / International Council of Graphic Design Associations
untuk Desain Grafis atau Desain Komunikasi Visual.
30
ICSID / International Council of Societies of Industrial Desain untuk
Desain Produk, dan
IFI / International Federation Of Interior Architects/Interior Designers
IFI yang dibentuk pada tahun 1963 menetapkan empat butir tujuan organisasi:
1. Meningkatkan standar desain interior serta mutu pelaksanaan profesi
desainer interior
2. Meningkatkan kontribusi desain interior bagi kehidupan masyarakat
3. Melaksanakan program-program yang berkaitan dengan kesehatan,
keselamatan dan kesejahteraan
4. Melayani kebutuhan para Desainer Interior terutama untuk
mempromosikan bidang keahlian dan sasaran kegiatannya
Di Indonesia sendiri telah terbentuk HDII/Himpunan Desainers Interior Indonesia,
berkedudukan di Jakarta dan saat ini HDII telah resmi menjadi IFI.
Foundation for Interior Design Education Research/Fider dan The
National Council for Interior Design Qualification/NCIDQ adalah dua lembaga
yang dibentuk di Amerika Serikat dan Kanada dengan tujuan menetapkan dan
memantapkan suatu sistem pendidikan dan akreditasi pendidikan bidang desain
interior.
Kerangka program pendidikan yang ditetapkan oleh kedua lembaga ini kemudian
diadopsi secara luas di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia.
Secara umum lingkup pendidikan yang ditetapkan meliputi 10 kategori :
1. Dasar-dasar Seni Kreatif
2. Teori
31
3. Desain Interior
4. Pengetahuan Teknik
5. Kemampuan berkomunikasi (termasuk penguasaan komputer)
6. Pengetahuan Keprofesian
7. Sejarah
8. Metode Penelitian
9. Humaniora
10. Sumber Pendidikan lain.
Di Indonesia sendiri yang berperan menetapkan kerangka pendidikan bidang
ini adalah Konsorsium bidang-bidang studi yang bernaung di bawah Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Walaupun saat ini Konsorsium telah dihapuskan,
namun lembaga ini sempat berperan meletakkan dasar-dasar pendidikan tinggi
bidang seni rupa termasuk bidang Desain Interior. Apabila diamati kebijakan yang
ditetapkan oleh Konsorsium pada prinsipnya tidak berbeda dengan apa yang
ditetapkan oleh organisasi profesi bidang ini.
Dari uraian singkat ini dapatlah disimpulkan bahwa melalui pendidikan dan
latihan formal, pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki, dalam aktivitas
profesinya seorang Desainer Interior hadir sebagai pengamat, peneliti dan
pengambil prakarsa yang kreatif yang bersama disiplin lain turut berperan
menciptakan lingkungan fisik bagi masyarakat agar mampu mencapai
kesejahteraan dalam kehidupannya.
32
BAB III
TEMUAN
KETERLAKSANAAN
Kunjungan industri ke PT. PAPAN CIPTA (GRC BOARD) dan Jakarta
Design Centre (JDC) dapat terlaksana dengan baik akibat faktor pendukung yang
ada dan para pembimbing yang menyertai. Dan semua peserta kunjungan industri
tahun ajaran 2009/2010 yang telah mematuhi tata tertib yang ada, sehingga
kunjungan industri ini dapat berjalan dengan lancar dan teratur.
Adapun faktor yang menghambat terlaksananya kunjungan indutri ini
yaitu adanya kerusakan AC pada bis nomor satu (1) yang mengakibatkan semua
siswa-siswi yang ada dibis nomor satu merasa kepanasan dan mengakibatkan
asma seorang siswa kambuh dan harus dipindahkan kebis nomor dua yang ACnya
masih berfungsi dengan baik.
Kemudian adapun faktor cuaca yang kurang baik saat akan berkunjung
kepantai ancol/ marina, pada saat itu hujan mengguyur tempat pariwisata yang
mengakibatkan kunjungan diobyek wisata itu hanya sebentar saja karena hujan
yang mengguyur.
Salah satu faktor peghambat yang ada pada saat perjalanan keberangkatan
dan perjalanan pulang yaitu adanya siswa-siswi yang mabuk darat.
33
BAB IV
A. Manfaat Yang Dirasakan
Manfaat yang saya rasakan setelah kunjungan industri ini adalah saya
merasa wawasan saya bertambah dan semakin luas karena saya sudah
mengetahui ilmu dan pengetahuan tetang perencanaan, proses, bahan, dan
tujuan pembangunan gedung dan semoga dapat saya aplikasikan.
B. Pengembangan atau Tindak Lanjut
Yang akan saya lakukan adalah menerapkan ilmu dan pengetahuan
yang saya miliki untuk saya terapkan pada konsep-konsep pekerjaan saya
dengan baik.
34
PENUTUP
C. Kesimpulan
Jadi kesimpulan saya tentang kunjungan industri ini adalah sangat
bagus dan sangat berguna bagi siswa-siswi guna menambah pengetahuan dan
wawasannya yang dapat berguna dikemudian hari saat bekerja karena sudah
tidak asing lagi pada lingkup dunia kerjanya.
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang luas maka kita
harus aktif dalam melaksanakan progam pendidikan yang sudah
diterapkan.
2. Keterampilan dan kemampuan yang baik dapat diperoleh jika kita telah
memasuki dunia usaha atau dunia industri.
3. Keselamatan kerja dalam dunia industri tetap menjadi prioritas utama
dalam bekerja.
4. Dalam dunia industri dituntut untuk selalu mencari cara kerja yang
berdaya guna, efektif, dan efisien.
D. Saran
Adapun saran dari pelaksanaan kunjungan industri antara lain:
1. Sebaiknya jika mengadakan kunjunagan industri kembali dan ingin
menggabungkan kelas Gambar Bangunan dan Konstruksi Bangunan
Perusahaan atau industri yang akan di kunjungi harus mempunyai
hubungan dari masing-masing bidangnya dan harus mempunyai bobot
manfaat yang sama,agar tidak terkesan mementingkan salah satu bidang
aja.
2. Pemilihan tempat industri tidak perlu jau-jauh asalkan tempat industri
tersebut dapat memberikan manfaat,pengetahuan,dan pengalaman yang
35
besar bagi siswa.Selain itu juga agar biaya yang di keluarkan tidak begitu
banyak. IX
3. Bila kunjungan industri akan dilakukan semoga panitia dan pembimbing
harus mempersiapkan dengan baik sehingga tidak ada kejadian kerusakan
pada alat atau alat pendukung yang akan menyebabkan kekecewaan.
4. Dan bila suatu saat nanti diadakan kunjungan industri tetapi bukan kami
pesertanya semoga bisa lebih baik lagi.
Demikianlah laporan yang disusun, semoga berguna bagi pembaca.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kesalahan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua
pihak, penyusun harapkan dan penyusun terima dengan senang hati. Atas
dukungan dan kerjasama yang baik dari semua pihak, penyusun mengucapkan
terima kasih. Kiranya sekian patah kata dari penyusun apabila ada kesalahan kami
mohon maaf, terima kasih.
E. Kritik
Adapun kritik dari kami adalah:
1. Waktu kunjungan yang hanya tiga hari sangat tidak cukup. Sehingga
jadwal terlalu padat dan siswa merasa terlalu lelah yang
mengakibatkan banyak siswa tidak konsentrasi dan tertidur saat
melakukan kunjungan industri.
2. Kendaraan terlalu sempit sehingga posisi duduk tidak enak dan badan
menjadi pegal-pegal.
3. Tempat transit sebagian besar kurang bermanfaat.
36
DAFTAR PUSTAKA
Ervan Cristian. 1992. GRC Board Inovasi Baru Papan Semen Fiber Glass.www.grcboard.com
Prof. Soemarjo Tjitrosidojo. 1957. Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) www.Indo-architectsplus.com
37