istirahat dan tidur - copy - copy - copy - copy

31
ISTIRAHAT DAN TIDUR Kelompok 3: Maria Rosalin Sea (2012-11-024) Mawar Oktaviani (2012-11-025) Meilga Citi M (2012-11-026) Melianti (2012-11-027) Monica Pradnya Paramitha (2012-11-028) Nia Pransiska Pia (2012-11-029) Nisa Apriani (2012-11-030) Patrisia Cristina K (2012-11-031) Priskila Pelita Kasih (2012-11-032) Raphita Diorarta (2012-11-033) Vincent Tigor (2012-11-042) STIK SINT CAROLUS

Upload: andrianus-atu

Post on 15-Nov-2015

344 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

gf

TRANSCRIPT

ISTIRAHAT DAN TIDUR

Kelompok 3:Maria Rosalin Sea (2012-11-024)Mawar Oktaviani (2012-11-025)Meilga Citi M (2012-11-026)Melianti (2012-11-027)Monica Pradnya Paramitha (2012-11-028)Nia Pransiska Pia (2012-11-029)Nisa Apriani (2012-11-030)Patrisia Cristina K (2012-11-031)Priskila Pelita Kasih (2012-11-032)Raphita Diorarta (2012-11-033)Vincent Tigor (2012-11-042)

STIK SINT CAROLUSS1 KEPERAWATAN A 2012

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSetiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status kesehatan pada tingkat ysng optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh agar memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan terpenuhinya kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, individu yang mengalami kelelahan juga memerukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Namun ada juga gangguan-gangguan dalam tidur.1.2 Tujuan PenulisanSetelah mempelajari dan membahas makalah ini, maka pembaca diharapkan:1. Dapat memahami fisiologi tidur2. Dapat mengidentifikasi karakteristik tidur NREM dan REM3. Dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tidur normal4. Dapat menggambarkan gangguan tidur yang umum terjadi5. Dapat mengidentifikasi komponen-komponen pengkajian pola tidur6. Dapat membuat diagnosis keperawatan, hasil yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang terkait dengan masalah tidur7. Dapat menguraikan intervensi yang meningkatkan tidur normal1.3 Rumusan Masalah1. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan gangguan tidur?2. apa fisiologi tidur?3. Meliputi apa sajakah macam-macam gangguan tidur?4. Bagaimana proses tidur?5. Apa pengkajian, diagnosis keperawatan, hasil yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang terkait dengan masalah tidur?BAB IIPEMBAHASANIstirahat bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stress emosional dan terbebas dari kecemasan. Oleh karena itu, istirahat tidak selalu bermakna tidak beraktifitas; pada kenyataannya beberapa orang menemukan ketenangan dari beberapa aktifitas tertentu seperti berjalan di udara yang segar. Perawat dank lien harus sama-sama mengetahui apakah klien tidak boleh beraktifitas atau apakah inaktifitas tersebut melibatkan seluruh tubuh atau bagian tubuh.Tidur merupakan sebuah proses bilogis yang umum pada semua orang. Tidur telah dianggap sebagai perubahan status kesadaran yang didalamnya terdapat persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungannya mengalami penurunan. Tidur dicirikan dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan pada proses fisiologis tubuh dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal.2.1 Fisiologi TidurSiklus alami tidur diperkirakan dikendalikan oleh pusat yang terletak di bagian bawah otak yang secara aktif menghambat keadaan terjaga, sehingga menyebabkan tidur. 2.1.1 Tahap TidurElektroensefalogram (EEG) memberikan gambaran jelas mengenai apa yang terjadi selama tidur. Elektroda ini dipasang di berbagai bagian kulit kepala orang yang sedang tidur. Cara kerja dari elektroda ini adalah menyalurkan energi listrik dari korteks serebral ke pena yang mencatat gelombang otak pada kertas grafik.Ada 2 tipe tidur yang telah diidentifikasi yaitu tidur NREM dan tidur REM (Rapid Eye Movement [pergerakan mata cepat])a. Tidur NREMTidur NREM adalah tidur yang dalam dan tenang dan menurunkan beberapa fungsi fisiologis, kebanyakan tidur NREM terjadi di malam hari. Semua proses metabolik yang meliputi tanda-tanda vital, metabolisme dan kerja otot menjadi lambat.

Tidur NREM dibagi menjadi 4 tahap;I. Tahap I (tidur sangat ringan)Di tahap ini, individu merasa mengantuk dan relaks, bola mata bergerak dari satu sisi ke sisi lain dan denyut jantung serta pernapasan sedikit menurun. Tahap ini hanya berlangsung beberapa menit dan individu dapat dibangunkan secara cepat.II. Tahap II (tidur ringan)Selama tahap ini proses tubuh terus menerus menurun. Mata secara umum tetap bergerak dari satu sisi ke sisi yg lain, denyut jantung dan pernapasan menurun, serta diikuti dengan penurunan suhu tubuh. Tahap ini berlangsung 10-15 menit tetapi sudah merupakan 40%-45% bagian dari tidur total.III. Tahap IIIProses tubuh lain, denyut jantung dan frekuensi pernapasan terus menurun karena dominasi sistem parasimpatik. Individu menjadi sulit untuk bangun dan tidak terganggu dengan stimulus sensorik. Otot rangka menjadi sangat relaks, refleks mengilang dan dapat terjadi dengkuran.IV. Tahap IVMerupakan tidur delta karena menandai tidur yang dalam. Tahap diduga memulihkan tubuh secara fisik. Denyut jantung dan frekuensi pernapasan menurun 20%-30% dibandingkan dengan selama terjaga. Individu tidur sangat relaks, jarang bergerak dan susah dibangunkan. Di tahap ini mata biasanya berputar dan terjadi mimpi.b. Tidur REMTidur REM biasanya kembali terjadi sekitar setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit. Mimpi paling sering terjadi selama tidur REM dan mimpinya diingat karena mimpi tersebut dimasukan kedalam memori. Dalam siklus ini individu dapat sulit dibangunkan atau dapat bangun secara spontan, tonus otot ditekan, denyut jantung dan frekuensi pernapasan sering kali tidak teratur. Ini dikarenakan otak sangat aktif dan metabolisme otak meningkat 20%, biasanya disebut tidur paradoksial karena tampak bertentangan.2.1.2 Siklus TidurSiklus tidur mengacu pada urutan tidur yang diawali dengan empat tahap tidur NREM, dengan kembali ke tahap 3, kemudian 2, maka bagian ke tahap REM pertama. Lamanya siklus tidur umumnya antara 70 dan 90 menit dan periode tidur yang sebenarnya akan melewati 4 sampai 6 siklus tidur selama rata-rata 7 sampai 8 jam.Panjang periode tidur NREM dan REM akan membuat orang menjadi lebih santai dan berenergi. Agar periode tidur berlangsung dibutuhkan tahap 3 sampai tahap 4 dan lebih untuk tidur REM dan mimpi pada fase tidur REM akan menjadi lebih intensif. Jika siklus tidur terganggu di tahapnya, maka siklus tidur baru akan dimulai lagi, mulanya lagi pada tahap 1 tidur NREM dan kemudian ke semua tahap.2.2 Jam BiologisBioritme (jam biologis yang ritmik) mengontrol fluktuasi harian dalam ratusan proses fisiologis, termasuk suhu tubuh, tingkat pernapasan, kinerja, kewaspadaan, dan kadar hormon.Bioritme yang paling dikenal adalah irama sirkadian, yang diambil dari bahasa latin circa dies yang artinya sekitas satu hari. Ritme biologis lainnya;1. Ultradian lebih pendek dari satu hari2. Infradian - berlangsung satu bulan atau lebih3. Circannual - membutuhkan sekitar satu tahun untuk menyelesaikan siklusKetika isyarat waktu eksternal sebagai malam hari, tidur bangun dan waktu makan yang tidak konsisten, ritme biologis sirkadian terjadi. Ini ketidak sinkronan internal yang mengganggu waktu kegiatan fisiologis dan perilaku, yang pada gilirannya menyebabkan kelelahan, mengganggu pola tidur, dan menyebabkan kinerja berkurang dan kemampuan mengatasi. Contoh dari tidak sinkronisasi adalah bahwa bayi yang baru lahir adalah ritme biologis tidak stabil 3 sampai 4 bulan. Pada titik ini, bayi akan mulai untuk mengembangkan periode tidur lebih lama di malam hari dan menjadi lebih terprediksi di saat terjaga dan pola tidurnya.2.3 Faktor Faktor yg Mempengaruhi TidurBeberapa faktor dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari keadaan tidur dan terjaga. Seringkali, masalah tidur dihasilkan dari kombinasi banyak faktor.2.3.1 Tingkat KenyamananKenyamanan adalah pengalaman yang sangat subyektif. Perawat harus menilai sejauh mana kebutuhan fisik dan psikologis klien telah dipenuhi. Setiap kali kebutuhan dasar tidak terpenuhi, orang mengalami ketidaknyamanan yang menyebabkan ketegangan pisiologikal, menghasilkan kecemasan dan gangguan potensial dalam tidur dan istirahat.

2.3.2 KecemasanTubuh dan pikiran yang tidak pernah diistirahatkan mengganggu kemampuan untuk tidur. Ketika mencoba untuk tidur, banyak orang sering memiliki pikiran yang mengganggu sehingga menyebabkan ketegangan otot yang akan mengganggu tidur. Kecemasan terkait dengan bekerja tekanan, keluarga, tuntutan, dan stressor lainnya tidak secara otomatis berhenti ketika individu berupaya untuk tidur. Kecemasan sering menyebabkan kesulitan tidur dan meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM dan banyak perubahan pada tahap lain.2.3.3 LingkunganFaktor lingkungan dapat meningkatkan atau merusak waktu tidur. Pencahayaan, suhu, bau, ventilasi dan tingkat kebisingan dapat mengganggu proses tidur klien yang memiliki perbedaan norma norma lingkungan kebiasaan klien. Seseorang yang biasa tidur dalam keadaan gelap mungkin akan sulit tertidur pada keadaan terang. 2.3.4 Gaya HidupOlah raga yang berlebih dapat memperlambat tidur sedangkan olah raga yang teratur biasanya kondusif untuk tidur. Kemampuan seseorang untuk relaks sebelum tidur adalah faktor terpenting yang mempengaruhi kemampuan untuk tidur. Kehidupan yang serba cepat diisi dengan banyak stres dapat mengakibatkan ketidakmampuan seseorang untuk tertidur dengan cepat. Gaya hidup lain yang dapat mengganggu tidur adalah mempunyai jadwal kerja yang tidak sesuai dengan jam biologis individu (contohnya kerja dengan sistem shift).2.3.5 DietJenis makanan yang dikonsumsi memiliki dampak kualitas dan kuantitas tidur. Makanan yang mengandung banyak kafein seperti kopi, coca cola dan coklat berfungsi sebagai stimulan dan sering mengganggu siklus tidur normal. Mereka yang mengkonsumsi makanan pedas dalam volume yang banyak sebelum tidur juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang juga dapat menganggu waktu untuk tidur. Sebaliknya, jika tidur dalam keadaan lapar juga dapat menghasilkan masalah dalam tidur karena individu dapat disibukkan dengan makanan dan rasa lapar daripada berkonsentrasi pada tidur. L-tiptofan dalam makanan misalnya dalam keju dan susu dapat menginduksi tidur , sebuah bukti yang dapat menjelaskan mengapa susu hangat membantu seseorang untuk tidur . 2.3.6 Obat ObatanAlkohol dan nikotin dapat mengganggu tidur. Sebagian kecil alkohol bisa membantu sebagian orang tertidur lelap. Akan tetapi sebagian lagi alkohol dapat mengganggu gerakan mata untuk tidur, karena sangat gelisah dan mimpi buruk. Nikotin adalah sebuah stimulan yang juga bisa mengganggu siklus tidur karena dapat merangsang tubuh, dihasilkan dalam kesulitan dan tetap tertidur. Banyak obat-obatan seperti narkotik (meperidin hidroklorida dan morfin) menyebabkan sering tebangun, kelelahan, ngantuk, gelisah, agitasi atau insomnia sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas istirahat dan tidur. Obat penenang yang mempengaruhi tidur adalah amfetamin dan antidepresan.2.3.7 Norma Norma BudayaBudaya dan norma di masyarakat juga mempengaruhi tidur. Sebagian orang memahami bahwa tidur bukan sebuah keharusan ketika mereka tidak terlalu sibuk dengan aktivitas penting. Sebagian lagi melihat bahwa tidur sebagai sebuah kebutuhan mutlak. Jumlah tidur seseorang tergantung pada kebutuhan parsial yang ditentukan oleh umur,keluarga dan sikap kebudayaannya.

2.3.8 Rentang HidupSeseorang membutuhkan perubahan tidur sesuai umur dengan sebuah pola. Meskipun pola tidur dan istirahat terikat erat dengan gaya hidup, tetapi mempertahankan irama bangun tidur yang teratur lebih penting dibandingkan jumlah jam tidur sebenarnya. Tidur NREM ditandai dengan pernapasan teratur, mata tertutup, tubuh dan mata tidak bergerak. Tidur REM terlihat dari pergerakkan mata cepat yang dapat dipantau melalui kelopak mata yang tertutup, pergerakkan tubuh dan pernapasan tidak teratur. Menetapkan kembali irama bangun tidur (misalnya post operatif) adalah aspek keperawatan yang penting. Berikut ada beberapa klasifikasi pilihan:a. Bayi baru lahirBayi baru lahir tidur dalam jangka 3-4 jam (7 periode) dari total tidur 16-20 jam dalam sehari. Pada bayi yang baru lahir biasanya sangat pasif, dengan aktivitas hanya tidur dan biasanya tidur sangat nyenyak. Dalam hari pertama atau minggu pertama kehidupan, jam tidur bayi tidak teratur pada pola siang dan malam.b. BayiRata-rata bayi butuh 12-16 jam tidur dalam sehari. Pada fase ini sekitar 20-30% bayi tidur REM. Selama tidur, bayi melakukan sebagian aktivitas seperti bergerak, berdeguk, dan batuk. Bagi orangtua yang merasa bahwa hal tersebut adalah masalah, perawat perlu mengkaji pola total tidur bayi dan membandingkan dengan jadwal tidur orangtua. Solusi terbaiknya adalah menciptakan lingkungan sehat secara berkelanjutan bagi bayi dan orangtua.c. BatitaBatita membutuhkan tidur rata-rata 12-14 jam. Siklus bangun tidur normal batita biasanya pada usia 2-3 tahun, batita kadang menolak untuk tidur siang dan pada malam hari justru terbangun karena takut gelap,dan mimpi buruk. Pada tahap ini orangtua harus menyediakan keamanan malam hari.d. PrasekolahAnak Prasekolah membutuhkan tidur rata rata 10-12 jam sehari. Tidur malam sering penuh dengan mimpi buruk dapat membangunkan anak beberapa kali selama semalam. Tidur siang yang berkurang atau berhenti, membuat anak gelisah dan marah.e. Anak usia sekolahAnak usia sekolah juga rata rata tidur harian 10-12 jam dalam sehari tanpa tidur siang. Selama waktu ini, anak anak juga masih takut pada gelap dan akan butuh jaminan dari orangtua dalam menganani ketakutan ini.f. RemajaRemaja tidur 8-10 jam perhari dan sering memutuskan rutinitas dan jam. Terjadi prubahan pola tidur remaja. Bagi remaja putramulai mengalami emisi nocturnal (orgasme dan emisi semen selama tidur) dikenal sebagai mimpi basah beberapa kali dalam sebulan. Orangtua perlu memberi informasi mengenai perkembangan normal ini untuk mencegah rasa malu dan rasa takut.g. Orang dewasa mudaOrang dewasa muda rata rata 8 jam tidur sehari. Dalam tahap ini tidur sering diganggu oleh anak muda di dalam rumah atau tanggungjawab pekerjaan. Pola gaya hidup penyebab banyak dewasa awal ini mengalami kesulitan atau tetap tidur.h. Dewasa usia pertengahanDewasa usia pertengahan tidur sekitar 6-8 jam sehari karena memiliki gaya hidup aktif. Sekitar 20% tidur berupa tidur REM. Pengaruh stress dapat menghasilkan insomnia dan penggunaan obat termasuk tidur secara rutin.i. LansiaPersyaratan tidur untuk lansia berkurang menjadi 5-7 jam sehari dan sudah termasuk waktu tidur siang. Kualitas tidur sering berkurang karena frekuensi bangun, dan rasa sakit fisik. Beberapa lansia mengalami sindrom sundowner. Sindrom tersebut seperti pada saat kebingungan yang muncul pada petang hari karena perubahan siklus bangun tidur, penurunan stimulasi sensorik di petang hari, kondisi mental seperti penyakit Alzheimer.

2.4 Penyakit atau Rawat InapStres yang dikenakan oleh penyakit biasanya mengganggu tidur. Terutama tidur terganggu ketika seseorang dirawat di rumah sakit. Beberapa faktor yang terkait dengan rawat inap yang mengarah untuk gangguan tidur meliputi:a. Rasa sakit fisik atau emosionalb. Kehilangan lingkungan akrabc. Hilangnya rutinitas (kegiatan)d. Ketakutan yang tidak diketahuie. Waktu prosedur dan perawatanf. Tingkat kebisingan (terutama suara asing)g. Kehilangan privasi2.5 Gangguan Pola TidurGangguan tidur terdiri dari banyak bentuk dan cukup umum. Perubahan dalam pola tidur yang umumnya dianggap gangguan tidur primer (di mana pergantian tidur mereka merupakan permasalahan yang mendasar) atau gangguan tidur sekunder (di mana pergantian tidur mereka memiliki penyebab medis atau klinis yang menghasilkan atau memberikan kontribusi untuk pergantian tidur) . Pergantian tidur yang paling umum terdiri dari insomnia, hipersomnia atau narkolepsi, apnea tidur, deprivasi tidur, dan parasomnia. Masalah yang terkait dengan gangguan tidur adalah sebagai berikut:a. Produktivitas kerja menurun (kehilangan hari bekerja)b. Peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatanc. Risiko kecelakaan lebih besard. Masalah memori jangka pendeke. Kognitif dan gangguan kinerja motorik 2.5.1 InsomniaGangguan tidur yang paling sering terjadi yaitu Insomnia. Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur dengan jumlah atau kualiatas yang cukup. Individu yang menderita insomnia tidak merasa segar pada saat bangun tidur. Terdapat 3 tipe insomnia:a. Sulit tertidur (insomnia awal)b. Sulit untuk tetap tertidur karena sering terbangun atau terbangun dalam waktu lama (insomnia intermiten berkala atau insomnia pemeliharaan)c. Terbangun pada dini hari atau terbangun sebelum waktunya (insomnia terminal)Insomnia dapat terjadi akibat ketidaknyamanan fisik tetapi lebih sering terjadi akibat stimulasi mental yang berlebihankarena ansietas. Individu yang terbiasa menggunakan obat-obatan atau meminul alkohol dalam jumlah besar cenderung menderita insomnia. Penanganan insomnia sering kali mengharuskan klien untuk membentuk pola perilaku baru yang menginduksi tidur. Kegunaan obat tidur masih diragukan. Obat-obatan tersebut tidak mengatasi penyebab masalah dan penggunaan yang berkepanjangan dapat mengaibatkan ketergantungan obat.2.5.2 HipersomniaKebalikan dari Insomnia yaitu Hipersomnia. Hipersomnia adalah tidur berlebihan terutama disiang hari. Individu yang mengalami hipersomnia sering kali tidur sampai tengah hari. Penyebab hipersomnia dapat fisik atau psikologis, pengobatan tergantung pada masalah yang mendasari. Hipersomnia yang disebabkan oleh kondisi medis, misalnya kerusakan sistem saraf pusat dan gangguan hati, ginjal, dan metabolik tertentu, seperti asidosis diabetakum dan hipotiroidisme. Pada beberapa kondisi, sesesorang menggunakan hipersomnia sebagai sebuah mekanisme koping untuk menghindar dari tanggung jawab selama siang hari.2.5.3 NarkolepsiNarkolespi adalah gelombang rasa ngantuk yang berlebihan secara mendadak yang terjadi di siang hari; sehingga, Narkolepsi juga disebut sebagi serangan tidur. Penyebabnya belum diketahui, walupun diyakini bahwa narkolepsi terjadi akibat kurangnya hipokrestin kimia dalan sistem saraf pusat yang mengatur tidur. Individu yang menderita narkolepsi tidur dengan baik di malam hari, mereka tidur beberapa kali di siang hari bahkan saat berbicara dengan oranglain atau saat berkendara mobil. Narkolepsi menurut riwayat telah dikendalikan oleh stimulan dan antidepresan sistem saraf pusat tetapi sebuah obat yang telah di akui oleh Food and Drug Administration Amerika Serikat tahun 1999, Modafinil, meningkatkan kewaspadaan tanpa menstimulasi sistem tubuh lain atau mengganggu tidur dimalam hari.2.5.4 Apnea TidurTerjadinya aliran udara berhenti selama 10 detik atau lebih dalam periode tidur. Apnea tidur menimbulkan komplikasi sebagai akibat dari desaturasi oksigen dan retensi karbondioksida. Konsekuensi jangka pendek mungkin termasuk gangguan kognitif (termasuk perubahan memori atau daya ingat), perubahan kepribadian dan impotensi. Masalah utama adalah mengantuk di siang hari, yang mengganggu kemampuan fungsional seperti mengemudi dan bekerja. Jika tidak diobati, gangguan tidur dapat berkontribusi untuk perkembangan gangguan kardiovascular seperti berikut : hipertensi, penyakit jantung koroner, dan gagal jantung. Penyebab pertama apnea tidur seperti emosional,perubahan jantung atau pernafasan. Gunakan continuous positivie airway pressure (CPAC) dan hidung juga untuk memberikan bantuan. Pada beberapa individu, intervensi bedah diperlukan untuk memperbaiki penyebab gangguan tidur tersebut.2.5.5 Deprivasi TidurDeprivasi tidur adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kualitas memadai yang berkepanjangan dan kuantitas tidur, baik dari REM atau sejenis NREM. Deprivasi tidur bisa terjadi akibat usia, rawat inap, narkoba dan zat-zat lainnya yang berkepanjangan. Penyakit tersebut juga sering terjadi akibat perubahan pola gaya hidup. Tidur dan bermimpi memiliki nilai restoratif yang diperlukan untuk pemulihan mental dan emosional dan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi masalah emosional. Oleh karena itu deprivasi tidur dapat menyebabkan gejala mulai dari iritabilitas, hipersensitivitas, apatis, mengantuk dan berkurangnya sikap refleks. Mengobati atau meminimalkan faktor penyebab kurang tidur adalah cara yang paling efektif.2.5.6 ParasomniaParasomnia mengaitkan perubahan tidur yang dihasilkan dari aktivasi sistem fisiologi pada waktu yang tidak siklus tidur-bangun ( American Psychiatric Association, 2000, p.630). Berjalan dalam keadaan tidur, berbicara dalam keadaan tidur, mengompol dan menggemeretak gigi adalah parasomnia yang paling umum. Cara pengobatan untuk parasomnia sangat bervariasi dan perawatan harus difokuskan untuk membantu klien dan keluarga mengerti atau memahami gangguan atau resiko keamanan yang potensial. 2.6 PengkajianDiskusi pola tidur dan aktivitas dimasukkan sebagai bagian dari sejarah kesehatan secara teratur. Setiap klien mengakui gangguan tidur harus benar-benar dinilai untuk menentukan rutinitas tidur, perubahan tidur, jenis gangguan, dan dampak dari masalah tidur. Biasanya klien adalah sumber terpercaya untuk informasi ini, namun suami-istri atau pasangan yang berbagi pengaturan tidur mungkin dapat menambahkan informasi berharga untuk laporan klien. Pertanyaan tentang pola tidur klien biasanya harus mencakup:1. Sifat tidur (tenang, tidak terganggu)2. Kualitas tidur (pola yang biasa tidur, jadwal, jam tidur, merasa saat bangun)3. Lingkungan tidur (deskripsi kamar, suhu, tingkat kebisingan)4. Faktor yang terkait (rutinitas waktu tidur, penggunaan obat tidur atau penyebab tidur lainnya)5. Pendapat tidur (memadai, energi mengembalikan memadai, tidak memadai, bermasalah)

Pertanyaan tentang pola tidur berubah dimaksudkan untuk mengungkapkan informasi seperti:1. Sifat masalah (ketidakmampuan untuk tertidur, kesulitan tidur yang tersisa, ketidakmampuan untuk tertidur setelah bangun, tidur gelisah, kantuk di siang hari)2. Kualitas masalah (jumlah jam tidur dibandingkan jumlah jam yang dihabiskan mencoba untuk tidur, jumlah jam tidur malam, durasi dan frekuensi tidur siang atau langkah-langkah kompensasi lainnya, jumlah berapa kali bangun tidur per periode tidur)3. Faktor lingkungan (pencahayaan, tempat tidur, tingkat kebisingan, stimulasi sekitarnya, pasangan tidur)4. Faktor yang terkait (kaitannya dengan makanan dimakan, aktivitas sebelum tidur, hidup dan stresor kerja, tingkat kecemasan, nyeri, penyakit baru atau pembedahan)5. Mengurangi faktor (seperti diet ringan, minuman hangat sebelum tidur, membaca buku, mendengarkan musik yang tenang, mandi air hangat, mengkonsumsi obat tidur)6. Pengaruh masalah (kelelahan, lekas marah, kebingungan)untuk klien yang masalah tidur tampaknya tidak didefinisikan dengan baik, sebuah jurnal harian pola tidur mungkin berguna bagi kesehatannya.2.7 Diagnosa KeperawatanIstirahat dan tidur adalah bagian penting bagi kesehatan. Terkadang orang yang sakit lebih membutuhkan istiahat dan tidur lebih banyak dibandingkan biasanya. Pada orang sakit seringkali membutuhkan energi lebih banyak untuk kembali sehat, karena itu orang yang sakit cenderung keletihan dan pemulihannya dengan cara istirahat dan tidur yang memungkinan orang tersebut menjalan fungsi dengan optimal. Seseorang yang waktu istirahatnya berkurang , bisa menyebabkan seseorang mudah marah, depresi, dan lelah, serta memiliki control emosi yang buruk.Kebutuhan tidur seseorang berbeda-beda dan tidur itu adalah kebutuhan dasar manusia. Tidur merupakan proses biologis yang umum pada seseorang, karena itu seorang perawat harus bisa mengkaji kebutuhan tidur klien dengan benar sehingga meminimalkan terjadinya komplikasi pada klien. Ketika seseorang mengalami kesulitan tidur diagnosa yang paling tepat dan umum adalah insomniadefinisi insomnia adalah gangguan jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi yang disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan seperti depresi, ketakutan, konsumsi alcohol, berduka dan sebagainya. Diagnosa lain yang bisa di berikan pada seseorang yang mempunyai gangguan pada pola tidur adalah intoleran aktivitas, keletihan dan deprivasi tidur.2.8 Perencanaan dan Hasil yg DiharapkanSetelah kita mengetahui diagnosa dari seorang klien kita dapat menentukan rencana keperawatannya, rencana keperawatan ini harus individual, karena rencana keperawatan pada klien satu belum tentu dapat dilakukan pada klien yang mempunyai diagnosa yang sama. Misalkan pada seseorang yang di diagnosa keperawatannya insomnia tapi faktor yang berhubungannya berbeda- beda otomatis pada intervensinya tidak semua sama. Contoh intervensi dari diagnosa insomnia;1. Peningkatan kopingMembantu pasien beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan, atau ancaman yang mengganggu pemenuhan tuntutan dan peran hidup2. Manajemen lingkunganKenyaman memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk meningkatkan kenyamanan yang optimal 3. Peningkatan tidur Memfasilitasi siklus tidur terjaga yang teratur . Untuk asuhan keperawatan efektif, perawat harus memperhatikan masukan klien ketikamengembangkan hasil yang diharapkan. Penyesuaian hasil dan rencana keperawatan adalah hal yang penting untuk gannguan tidur atau perubahannya. Misalnya, jika klien mengalami insomnia karena depresi, maka depresi yang harus ditargetkan untuk intervensi. Begitupun dengan keadaan-keadaan lain dalam membuat intervensi dan hasil yang diharapkan. Contoh dari hasil yang diharapkan:1. Kesejahteraan personalTingkat persepsi positis tentang status kesehatan dan kondisi kehidupan seseorang.2. TidurPenghentian kesadaran yang alami dan periodik ketika tubuh dipulihkan. Dengan demikian perlu bagi perawat mengkaji dengan benar dan dapat bekerja sama dengan klien untuk hasil yang maksimal.2.9 PelaksanaanIntervensi keperawatan dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur istirahat dari klien. Intervensi keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana seperti teknik pembuatan tidur benar hingga yang kompleks yaitu mengajar klien tentang diperlukan gaya hidup dimodifikasi. Upaya-upaya yang dilakukan terdiri dari penyuluhan kesehatan mengenai kebiasaan tidur, dukungan terhadapa ritual waktu tidur, penyediaan lingkungan yang tenang, upaya khusus untuk meningkatkan kenyamanan, dan relaksasi, dan pertimbangan penting mengenai penggunaan obat tidur.

2.9.1 Membangun Hubungan Kepercayaan Antara Perawat KlienKualitas hubungan perawat dengan klien yang baik dapat meningkatkan kemampuan klien untuk beristirahat dan tidur. Jika klien mengetahui bahwa perawat adalah individu yang dipercaya memungkinkan klien untuk rileks dan merasa aman. Dan berkomunikasi secara therapeutic juga akan membantu meredakan kecemasan klien dan membangun rasa saling percaya antara perawat dan klien.2.9.2 Menciptakan Lingkungan yang TenangTujuan upaya ini dilakukan untuk memberi rasa tenang dan aman, sehingga klien dapat relaks dan dapat beristirahat dengan baik. Adapun distraksi lingkungan seperti di Rumah Sakit yaitu suara berisik dari lingkungan, dan komunikasi staff dan hal inilah yang menjadi kan lingkungan yang tidak nyaman sehingga banyak klien yang mengalami gangguan tidur. Dan dengan intervensi ; memanipulasi lingkungan sekitar klien untuk meningkatkan kenyamanaan optimal, itu akan memberi rasa nyaman dan aman kepada klien.2.9.3 Meningkatkan Kenyamanan dan RelaksasiSuasana hati klien sebelum tidur sangat penting. Keyakinan ini sangat mempengaruhi kualitas tidur dan kuantitas. Klien yang tenang dan rileks cenderung tertidur dengan cepat dan tetap tidur sepanjang malam. Adapun teknik teknik untuk meningkatkan kenyaman dan relaksasi sepeti ; teknik relaksasi.Teknik ini sangat berguna untuk mempercepat tidur seperti relaksasi otot progresif terutama teknik terapi bagi orang yang membutuhkan untuk mengurangi ketegangan otot dan menenangkan pikiran. Seperti membantu memberikan posisi pada klien yang tidak mandiri secara tepat untuk membantu relaksasi otot, dan memberikan penyanggah untuk melindungi area tekanan. Dan juga ada teknik aurikularis akupunktur dan digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur.2.9.4 Memastikan Nutrisi yg TepatMakanan tertentu dapat meningkatkan tidur contohnya tryptophan, kandungan dalam susu, merangsang otak dengan memproduksi serotonin melalui neurotransmittter. Bahwa minum susu hangat dapat memberikan relaksasi saat tidur dan merasa nyaman. Cara lainnya adalah menghindari makanan yang berat dekat dengan waktu tidur, menahan diri dari makan pedas atau makanan lain yang menyebabkan stress GI dan menghindari kafein saat akan tidur.2.9.5 Memulai Intervensi FarmakologisJika sakit tak henti-hentinya merupakan faktor dalam gangguan tidur klien, maka manajemen nyeri harus menjadi fokus intervensi awal. Banyak relaksasi nonpharmacologic dan intervensi imagery berekfektif pada klien dengan gangguan tidur.Terapi untuk klien dengan gangguan tidur termasuk antidepresan trisiklik, antihistamin dan hipnotik jangka pendek. Antidepresan trisiklik pilihan adalah amitriptyline (elavil) atau doksepin (Sinequan). Amitriptyline meningkatkan kemampuan klien untuk tertidur dan tetap tidur dengan menyebabkan sedasi ketika diberikan 1 sampai 3 jam sebelum waktu tidur. Dosis amitriptyline untuk gangguan tidur secara signifikan lebih rendah daripada dosis untuk pengobatan deperesi, mulai pukul 10 sampai 25 mg pada waktu tidur dan titrasi naik 10 sampai 25nmg setiap 2 atau 3 hari efek terapi tercapai. Antihistamin seperti hydroxyzine (vistaril.atarax) dan diphenhydramine (Benadryl) memiliki efek penenang ringan yang bisa meningkatkan kemampuan tidur jika diberikan pada waktu tidur. Obat ini secara diberikan secara berkala dengan dosis rendah jika mempunyai kekhawatiran berkepanjangan. Intervensi farmakologis untuk gangguan tidur adalah hipnotik jangka pendek. Obat ini tidak direkomendasikan untuk penggunaan rutin atau jangka panjang, tetapi mereka mungkin efektif untuk intervensi jangka pendek. 2.9.6 Memberikan Penyuluhan Kepada KlienMendidik klien tentang tidur adalah investasi yang baik. Dengan memberdayakan klien untuk membantu diri mereka sendiri rileks, perawat membantu mereka untuk mengontrol atas gangguan tidur mereka dan meningkatkan kepercayaan diri mereka sehingga mereka berhasil dapat memenuhi tidur mereka dan kebtuhan istirahat. Berikut ini cara penigkatan tidur klien dengan nyaman :a. Menentukan efek dari obat pola tidur klien dan menyesuaikan obatb. Jadwali untuk mendukung tidur klien dan siklus bangunc. Memantau dan merekam pola tidur klien dan jumlah jam tidur, saluran napas, nyeri dan ketidaknyamanand. Menyesuaikan lingkungan (kebisingan cahaya, suhu, kasur dan tempat tidur) untuk meningkatkan tidure. Memfasilitasi pemeliharaan rutinitas tidur kebiasaan klienf. Untuk anak-anak terdapat alat peraga seperti selimut favorit atau mainan goyang, dot atau cerita untuk buku untuk dibaca g. Membantu untuk menghilangkan situasi stres sebelum tidur h. Memantau makanan dan minuman yang mengganggu tiduri. Menginstruksikan kepada klien bagaimana melakukan relaksasi otot autogenik dan mendiskusikan bentuk farmakologis tidur seperti posisi pijat dan sentuhanj. Menginstruksikan klien dan orang lain yang signifikan tentang faktor (gaya hidup, sering perubahan pergeseran , perubahan zona waktu yang cepat, jam kerja yang terlalu panjang dan faktor lingkungan lainnya) yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur.

BAB IIIKESIMPULAN

Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan terpenuhinya kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, individu yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Namun ada juga gangguan-gangguan dalam tidur. Seseorang yang waktu istirahatnya berkurang, bisa menyebabkan seseorang mudah marah, depresi, dan lelah, serta memiliki kontrol emosi yang buruk.Kebutuhan tidur seseorang berbeda-beda dan tidur itu adalah kebutuhan dasar manusia. Tidur merupakan proses biologis yang umum pada seseorang, karena itu seorang perawat harus bisa mengkaji kebutuhan tidur klien dengan benar sehingga meminimalkan terjadinya komplikasi pada klien. Ketika seseorang mengalami kesulitan tidur diagnosa yang paling umum adalah insomniadefinisi insomnia adalah gangguan jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi yang disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan seperti depresi, ketakutan, konsumsi alcohol, berduka dan sebagainya Siklus alami tidur diperkirakan dikendalikan oleh pusat yang terletak di bagian bawah otak yang secara aktif menghambat keadaan terjaga, sehingga menyebabkan tidur. Faktor Faktor yg Mempengaruhi TidurBeberapa faktor dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari keadaan tidur dan terjaga. Seringkali, masalah tidur dihasilkan dari kombinasi banyak faktor. Tingkat Kenyamanan,Kecemasan. Lingkungan, Gaya Hidup, Diet, Obat Obatan, Norma Norma Budaya, Rentang Hidup