issn 0216-9169 fauna indonesia · hasil survei reptil yang diperdagangkan hasil survei menunjukkan...

12
Fauna Indonesia ISSN 0216-9169 M a s y a r a k a t Z o o l o g i I n d o n e s i a MZI Hylarana rufipes Volume 11, No. 2 Desember 2012

Upload: hadang

Post on 06-May-2018

229 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

FaunaIndonesia

ISSN 0216-9169

Mas

yara

k a t

Z o o l o g i

I n

do

ne

sia

MZ I

Hylarana rufipes

Volume 11, No. 2 Desember 2012

Page 2: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

Fauna Indonesia merupakan Majalah llmiah Populer yang diterbitkan oleh Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI). Majalah ini memuat hasil pengamatan

ataupun kajian yang berkaitan dengan fauna asli Indonesia,diterbitkan secara berkala dua kali setahun

ISSN 0216-9169

RedaksiMohammad Irham

Pungki LupiyaningdyahNur Rohmatin Isnaningsih

SekretariatanYulianto

Yuni Apriyanti

Tata LetakYulianto

Alamat RedaksiBidang Zoologi Puslit Biologi - LIPI

Gd. Widyasatwaloka, Cibinong Science CenterJI. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong 16911

TeIp. (021) 8765056-64Fax. (021) 8765068

E-mail: [email protected]

Foto sampul depan :Hylarana rufipes - Foto : Hellen Kurniati

FaunaIndonesia

Page 3: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

PEDOMAN PENULISAN

1. Redaksi FAUNA INDONESIA menerima sumbangan naskah yang belum pernah diterbitkan, dapat berupa hasil pengamatan di lapangan/ laboratorium atau studi pustaka yang terkait dengan fauna asli Indonesia yang bersifat ilmiah popular.

2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan summary Bahasa Inggris maksimum 200 kata dengan jarak baris tunggal.

3. Huruf menggunakan tipe Times New Roman 12, jarak baris 1.5 dalam format kertas A4 dengan ukuran margin atas dan bawah 2.5 cm, kanan dan kiri 3 cm.

4. Sistematika penulisan: a. Judul: ditulis huruf besar, kecuali nama ilmiah spesies, dengan ukuran huruf 14.b. Nama pengarang dan instansi/ organisasi.c. Summaryd. Pendahuluane. Isi:

i. Jika tulisan berdasarkan pengamatan lapangan/ laboratorium maka dapat dicantumkan cara kerja/ metoda, lokasi dan waktu, hasil, pembahasan. ii. Studi pustaka dapat mencantumkan taksonomi, deskripsi morfologi, habitat perilaku, konservasi, potensi pemanfaatan dan lain-lain tergantung topik tulisan.

f. Kesimpulan dan saran (jika ada).g. Ucapan terima kasih (jika ada).h. Daftar pustaka.

5. Acuan daftar pustaka: Daftar pustaka ditulis berdasarkan urutan abjad nama belakang penulis pertama atau tunggal.

a. Jurnal Chamberlain. C.P., J.D. BIum, R.T. Holmes, X. Feng, T.W. Sherry & G.R. Graves. 1997. The use

of isotope tracers for identifying populations of migratory birds. Oecologia 9:132-141.b. Buku

Flannery, T. 1990. Mammals of New Guinea. Robert Brown & Associates. New York. 439 pp.Koford, R.R., B.S. Bowen, J.T. Lokemoen & A.D. Kruse. 2000. Cowbird parasitism in

grasslands and croplands in the Northern Great Plains. Pages 229-235 in Ecology and Management of Cowbirds (J. N.M. Smith, T. L. Cook, S. I. Rothstein, S. K. Robinson, and S. G. Sealy, Eds.). University of Texas Press, Austin.

c. KoranBachtiar, I. 2009. Berawal dari hobi , kini jadi jutawan. Radar Bogor 28 November 2009.

Hal.20d. internet

NY Times Online . 2007.”Fossil find challenges man’s timeline”. Accessed on 10 July 2007 (http://www.nytimes.com/nytonline/NYTO-Fossil-Challenges-Timeline.html).

Page 4: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

6. Tata nama fauna:a. Nama ilmiah mengacu pada ICZN (zoologi) dan ICBN (botani), contoh Glossolepis incisus, nama

jenis dengan author Glossolepis incisus Weber, 1907.b. Nama Inggris yang menunjuk nama jenis diawali dengan huruf besar dan italic, contoh Red

Rainbowfish. Nama Indonesia yang menunjuk pada nama jenis diawali dengan huruf besar, contoh Ikan Pelangi Merah.

c. Nama Indonesia dan Inggris yang menunjuk nama kelompok fauna ditulis dengan huruf kecil, kecuali diawal kalimat, contoh ikan pelangi/ rainbowfish.

7. Naskah dikirim secara elektronik ke alamat: [email protected]

Page 5: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

i

PENGANTAR REDAKSI

Artikel-artikel yang disuguhkan kepada pembaca pada penghujung tahun 2012 ini didominasi oleh kelompok herpetofauna. Potensi kajian ilmiah dan ekonomi kelompok ini mengundang pemerhati binatang melata untuk membagi ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Informasi-informasi mendasar dari cara identifikasi sampai potensi senyawa bioaktif dan perdagangan reptil disajikan secara lugas. Tulisan lainnya tidak kalah menarik yang datang dari dunia serangga dan ikan. Topik pemaparannya juga tidak hanya berkutat kepada masalah biologi tetapi menginjak pada potensi ekonominya. Penggalian potensi ekonomi sangat penting dengan kaitannya dengan usaha konservasi satwa. Hal ini mungkin menjadi kunci kesuksesan konservasi karena kita akan semakin peduli jika nilai ekonominya diketahui. Edisi ini adalah adalah persembahan kami yang terakhir di tahun 2012. Kami berharap semua tulisan yang telah disajikan dapat meningkatkan khazanah pengetahuan dan minat pembaca terhadap konservasi dan potensi pemanfaatan satwa Indonesia. Kami sadari masih banyak kekurangan dari majalah Fauna Indonesia. Oleh karena itu kami selalu berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas artikel di Fauna Indonesia. Akhir kata, kami ucapkan “Selamat Tahun Baru 2013” dan sukses selalu untuk anda pembaca kami yang setia. Redaksi

Page 6: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

ii

DAFTAR ISI

PENGANTAR REDAKSI .............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................... ii

CARA MUDAH MEMBEDAKAN MORFOLOGI KODOK KELOMPOK Hylarana chalconota ASAL SUMATRA ................................................................................................................................................ 1

Hellen Kurniati

JENIS-JENIS REPTILIA YANG DIPERDAGANGKAN DI BANTEN .............................................. 4

Dadang Rahadian Subasli

BIOLOGI JANGKRIK (ORTHOPTERA: GRYLLIDAE) BUDIDAYA DAN PERANANNYA .................................................................................................................................................10

Erniwati

POTENSI KEANEKARAGAMAN KATAK DI PAPUA SEBAGAI SUMBER SENYAWA BIOAKTIF OBAT .............................................................................................................................................15

Aditya Krishar Karim

CICAK DAN TOKEK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ....................................................23

Rury Eprilurahman

IKAN PADI (Oryzias sp.) DARI SULAWESI ..............................................................................................28

Hadi Dahruddin

Stegobium paniceum Linnaaeus, 1758, SI KUMBANG PERUSAK BUKU ..............................................33

Teti Purwasih

Page 7: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

4

FaunaIndonesiaM

asya

rak a t Z o o l o g i I n

do

ne

sia

MZ I

PENDAHULUAN

Perdagangan berbagai jenis reptilia cukup menarik untuk diteliti. Reptilia merupakan salah satu komoditas hewan yang banyak diperjualbelikan untuk kebutuhan ekspor ke berbagai negara maupun untuk memasok ke pasar-pasar di dalam negeri (domestik). Sejauh ini, jumlah dan ragam jenis permintaan fauna reptilia sebagai komoditas perdagangan cenderung meningkat, namun pemantauan terhadap perdagangan jenis-jenis reptilia tersebut di dalam negeri khususnya, masih kurang mendapat perhatian. Padahal jenis-jenis reptilia ini masih diperoleh dari alam. Pengambilan tanpa memperhatikan kelestariannya akan berakibat menurunnya populasi jenis reptilia di alam. Oleh karenanya pada tanggal 17-27 Maret 2011, penulis melakukan penelitian perdagangan jenis-jenis reptilia di kawasan wilayah Banten (Rangkasbitung, Serang dan Pandeglang). Penelitian ini dilakukan untuk (1) Menginventarisasi jenis-jenis reptilia yang umum diperdagangkan di daerah Banten; (2) Menghimpun data/informasi jenis-jenis reptilia yang status

populasinya diduga sudah langka atau terancam punah; (3) Mendapatkan gambaran aspek biologi dari jenis-jenis reptilia yang ada dan sebaran habitatnya di daerah penangkapan di wilayah provinsi Banten. Diharapkan hasil-hasil yang diperoleh dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Metode Survei

Penelitian ini dilakukan melalui survei dengan menggunakan metode wawancara (kuisioner). Target responden adalah pemburu dan pengumpul di wilayah Banten meliputi beberapa kabupaten, antara lain: Rangkasbitung, Serang dan Pandeglang. Ditingkat pengumpul, data utama yang terkumpul adalah jumlah pemanenan, kondisi biologi serta kondisi tren yang terjadi dalam 5 tahun terakhir. Penelusuran sumber pemburu dilakukan melalui informasi yang diperoleh dari para pengumpul. Sejumlah 50 pertanyaan diajukan kepada para pemburu dan pengumpul, meliputi habitat, daerah, jumlah tangkapan. serta keberadaan hasil tangkapan. Sedangkan identifikasi jenis melalui penampilan gambar dari buku referensi.

JENIS-JENIS REPTILIA YANG DIPERDAGANGKAN DI BANTEN

Dadang Rahadian Subasli

Fauna Indonesia Vol 11 (2) Desember 2012: 4 - 9

Summary

Study on traded reptiles of CITES species i.e Python reticulatus, Boiga dendrophila, Coelognathus radiatus, Coelognathus flavolineatus, Homalopsis buccata, Ptyas korros and Varanus salvator were conducted on 17-27 March 2011 in the province of Banten (Rangkasbitung, Serang and Pandeglang). The purpose of this survey are: (1) inventories of the species of reptiles traded in Banten province, (2) Collect data/information on the types of population status of reptiles are thought to be rare or endangered species, (3) Get a picture of the biological aspects the kinds of reptiles that exist and the distribution of habitat in the area of arrest. The survey showed that the number of supplies of Python reticulatus, and Varanus salvator in Banten province declined for the last 5 years. The number of supplies of Boiga dendrophila, Coelognathus radiatus, Coelognathus flavolineatus, Homalopsis buccata and Ptyas korros in Banten region is quite stable since the last 5 years until today. The decrease in supply indicates declining populations of these reptiles in the area of Banten province.

Page 8: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

5

HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN

Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia yang terdiri dari 6 jenis ular dan 1 jenis biawak, yang umum diperdagangkan wilayah Banten (Rangkasbitung, Serang dan Pandeglang). Dua jenis termasuk kategori Apendiks II CITES, yaitu ular Sanca Batik (Python reticulatus) dan Biawak Air (Varanus salvator); 4 jenis lainnya termasuk kategori Non-Apendiks CITES, antara lain: Ular Koros (Ptyas korros), Ular Cincin Mas (Boiga dendrophila), Ular Tikus (Coelognathus radiatus), Ular Lanang Sapi (Coelognathus flavolineatus), Ular Kadut (Homalopsis buccata). Hasil survei 6 jenis reptilia yang diperdagangkan berdasarkan hasil rekapitulasi lembar wawancara di wilayah Banten adalah sebagai berikut:

1. Ular Sanca Batik - Python reticulatus

Klasifikasi dari ular Sanca Batik adalah sebagai berikut: Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata Anak Bangsa : Serpentes Suku : Pythonidae Marga : Python Jenis : Python reticulatus

Ular Sanca Batik (Gambar 1) termasuk katagori Apendiks II CITES. Di daerah Banten dan sekitarnya jenis ini dikenal juga dengan sebutan Ular Sanca Kembang atau ular Sanca Bodo. Kuota ekspor nasional untuk jenis ular ini sejak tahun 1999 - 2010 adalah 162.000 individu (157.500 untuk ekspor kulit dan 4500 untuk ekspor hidup) (CITES, 2010). Ular Sanca Batik merupakan salah satu jenis ular yang paling dicari dan diminati, baik di dalam maupun luar negeri. Bayi ular Sanca Batik yang panjangnya belum 80 cm dicari untuk binatang kesayangan, harganya-pun cukup mahal (berkisar Rp. 25.000-50.000) per ekornya. Dari seluruh bagian tubuh ular Sanca dewasa nyaris tidak ada yang terbuang, apalagi setelah mencapai ukuran panjang lebih dari 1 meter. Kulitnya untuk bahan baku kerajinan; daging untuk konsumsi dan bagian

tubuh lainnya (empedu, sumsum, darah) dipercaya sebagai penawar berbagai penyakit, Habitat Ular Sanca Batik meliputi sawah, ladang, sungai dan hutan (baik hutan primer dan sekunder). Keberadaan ular Sanca Batik di daerah dataran tinggi adalah jarang sekali, batas ketinggian tempat sekitar 1000 meter dari permukaan laut (Kurniati, 2003). Perburuan ular Sanca Batik tidak dipengaruhi oleh musim dan dapat berlangsung sepanjang tahun. Di daerah Banten dan sekitarnya pasokan ular Sanca Batik cenderung menurun sejak 5 tahun terakhir. Pada 5 tahun lalu seorang pengumpul bisa mendapatkan 5 ekor perbulan, namun saat ini hanya 1 ekor perbulan. Hal tersebut dapat mengindikasikan ketersediaan pasokan dan populasi ular Sanca Batik di alam 5 tahun dan 10 tahun ke depan oleh pengumpul dari wilayah Banten menurun untuk 5 tahun mendatang. Penyebaran ular Sanca Batik: Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor, Kep. Natuna, Kep. Tanimbar (Welch, 1988; Hodges, 1993; Iskandar & Colijn, 2001)

FAUNA INDONESIA Vol 11 (2) Desember 2012: 4-9

Gambar 1. Ular Sanca Batik milik pemburu di daerah Pandeglang (Foto: Dadang R. Subasli)

2. Ular Kadut – Homalopsis buccata (Linnaeus, 1754) Klasifikasi ular Kadut – Homalopsis buccata adalah sebagai berikut: Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata Anak Bangsa : Serpentes Suku : Homalopsidae Marga : Homalopsis Jenis : Homalopsis buccata

Page 9: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

6

Marga ini terdiri dari hanya satu jenis saja, yaitu ular Kadut - Homalopsis buccata (Gambar 2). Ular Kadut termasuk dalam daftar Non-Apendiks CITES. Di daerah Banten dan sekitarnya jenis ini hanya dikenal dengan sebutan ular Kadut. Kuota ekspor nasional untuk jenis ular ini adalah 135.900 individu, terdiri dari 135.000 kulit dan 900 hidup (CITES, 2010). Ular ini termasuk ular berukuran cukup besar, panjang tubuhnya dapat mencapai 105 cm. Ukuran panjang tubuh ular Kadut yang dimanfaatkan adalah ukuran dewasa, berukuran 100 cm. Ular Kadut diperdagangkan sebagai binatang peliharaan; sedangkan yang berukuran diatas 1 meteran diperdagangkan untuk diambil kulit dan dagingnya. Habitat ular Kadut meliputi sawah, kolam, sungai. Ular ini Dapat hidup diperairan tawar dan payau. Ular Kadut memangsa katak dan ikan, sehingga terkadang dianggap hama bagi ikan-ikan yang dipelihara di kolam. Di Banten dan sekitarnya pasokan ular Kadut cenderung masih stabil sejak 5 tahun terakhir. Perburuannya berlangsung sepanjang tahun dan bisa dikatakan tidak dipengaruhi oleh musim. Seorang pengumpul bisa mendapatkan ratusan ekor perbulan. Prediksi kesediaan pasokan dan populasi ular kadut di alam 5 tahun ke depan oleh pengumpul dari Banten adalah aman untuk 5 tahun ke depan.Penyebaran ular Kadut: Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa (Welch, 1988; Iskandar & Colijn, 2001).

Bangsa : Squamata Anak Bangsa : Serpentes Suku : Colubridae Anak Suku : Colubrinae Marga : Boiga Jenis : Boiga dendrophila

Ular Cincin Mas - Boiga dendrophila termasuk dalam daftar Non-Apendiks CITES. Di daerah Banten dan sekitarnya jenis ini dikenal dengan nama ular Cau Asak, ada juga yang menyebutnya ular Cincin Mas. Kuota ekspor nasional untuk jenis ular ini pada tahun 2010 adalah 5400 individu (2700 untuk eksor kulit dan 2700 untuk ekspor hidup) (CITES, 2010). Ular Cincin Mas merupakan ular yang cukup diminati, baik di dalam maupun luar negeri. Ular Cincin Mas dicari sebagai binatang kesayangan, Setelah mencapai ukuran diatas 1 meter atau lebih panjang lagi diambil kulitnya untuk bahan baku kerajinan; daging untuk konsumsi dan bagian tubuh lainnya dipercaya sebagai penawar berbagai penyakit. Di Banten daging ular Cincin Mas dibentuk seperti obat nyamuk bakar, kemudian dikeringkan dengan cara di-oven yang akhirnya untuk dikonsumsi juga. Ular Cincin Mas dapat mencapai panjang sampai 130 cm. Habitat berburu ular Cincin Mas di pohon meliputi hutan bakau dan tepian sungai berdekatan hutan. Aktifitas hariannya pada malam hari dan termasuk ular yang arboreal. Makanannya binatang mamalia kecil, terutama burung dan kadal. Di Banten dan sekitarnya pasokan ular Cincin Mas cenderung stabil sejak 5 tahun terakhir. Perburuan ular Cincin Mas berlangsung sepanjang tahun, tidak dipengaruhi oleh musim. Pada 5 tahun lalu seorang pengumpul bisa mendapatkan puluhan hingga ratusan ekor perbulan. Prediksi kesediaan pasokan dan populasi ular Cincin Mas di alam 5

FAUNA INDONESIA Vol 11 (2) Desember 2012: 4-9

Gambar 3. Ular Cincin Mas – Boiga dendrophila

Gambar 2. Ular Kadut – Homalopsis buccata (Foto: Dadang R Subasli)

3. Ular Cincin Mas – Boiga dendrophila (Boie,1827)

Klasifikasi ular Cincin Mas adalah sebagai berikut: Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia

Page 10: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

7

SUBASLI - JENIS-JENIS REPTILIA YANG DIPERDAGANGKAN SERTA PENELUSURAN KELANGKAANNYA

tahun ke depan oleh pengumpul di wilayah Banten adalah aman untuk 5 tahun mendatang. Penyebaran ular Cincin Mas: Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali (Welch, 1988; Hodges, 1993; Iskandar & Colijn, 2001).

4. Ular marga Coelognathus (Coelognathus radiatus (Boie,1827) dan Coelognathus flavolineatus (Schlegel, 1837))

Klasifikasi Ular Tikus dan Ular Lanang Sapi adalah sebagai berikut: Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata Anak Bangsa : Serpentes Suku : Colubridae Anak Suku : Colubrinae Marga : Coelognathus Jenis : Coelognathus radiatus Boie,1827) Coelognathus flavolineatus (Schlegel, 1837)

Ular Tikus-Coelognathus radiatus dan ular Lanang Sapi-Coelognathus flavolineatus (Gambar 3) termasuk dalam daftar Non-Apendiks CITES. Di wilayah Banten dan sekitarnya jenis ini dikenal dengan nama ular Tikus dan ular Lanang Sapi. Kuota ekspor nasional untuk kedua jenis ular ini masing-masing tahun 2010, adalah 141.750 individu (13.500 untuk ekspor kulit dan 6.750 untuk ekspor hidup), dan ular Lanang Sapi 900 individu hanya ekspor hidup (CITES, 2010). Kedua jenis ular ini cukup diminati, baik di dalam maupun luar negeri. Kedua jenis ular ini dicari sebagai binatang kesayangan, khususnya ular Lanang Sapi. Setelah mencapai ukuran diatas 100 cm atau lebih panjang lagi diambil kulitnya untuk bahan baku kerajinan; daging untuk konsumsi dan bagian tubuh lainnya dipercaya sebagai penawar penyakit. Di Banten daging ular Tikus dan ular Lanang Sapi dibentuk seperti obat nyamuk bakar, kemudian dikeringkan dengan cara di-oven untuk keperluan konsumsi. Ular Tikus dapat mencapai panjang 160 cm dan ular Lanang Sapi dapat mencapai panjang 180 cm. Habitat berburu ular Tikus dan ular Lanang Sapi hampir sama, meliputi sekitar persawahan, ladang dan hutan dataran rendah, kadang sampai

diperbukitan. Keduanya dapat ditemukan di atas tanah atau juga diatas pohon, pada siang maupun malam hari. Makanannya berupa, katak, tikus dan burung. Di daerah Banten dan sekitarnya pasokan kedua jenis ular ini stabil sejak 5 tahun terakhir. Perburuan kedua jenis ular ini berlangsung sepanjang tahun, tidak dipengaruhi oleh musim. Pada 5 tahun lalu seorang pengumpul bisa mendapatkan puluhan hingga ratusan ekor perbulan. Prediksi kesediaan pasokan dan populasi ular Tikus dan ular Lanang Sapi di alam 5 tahun ke depan oleh pengumpul dari wilayah Banten adalah aman untuk 5 tahun mendatang. Penyebaran ular ini: Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Simalur, Nias, kepulauan Mentawai, Riau, Bangka, Billiton, (Welch, 1988; Iskandar & Colijn, 2001)

5. Ptyas koros (Schlegel, 1837)

Klasifikasi Ular Koros – Ptyas koros adalah sebagai berikut: Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata Anak Bangsa : Serpentes Suku : Colubridae Anak Suku : Colubrinae Marga : Ptyas Jenis : Ptyas koros (Schlegel,1837)

Ular Koros - Ptyas koros (Gambar 4) termasuk dalam daftar non-Apendiks CITES. Di daerah Banten dan sekitarnya jenis ini dikenal dengan nama

Gambar 4. Ular Tikus - Coelognathus flavolineatus (Foto: Dadang R Subasli)

Page 11: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

8

ular/oray Koros. Kuota ekspor nasional untuk jenis ular ini sejak tahun 2010 adalah 4500 individu (1800 untuk eksor kulit dan 2700 untuk ekspor hidup) (CITES, 2010). Ular Koros merupakan ular yang cukup diminati, baik di dalam maupun luar negeri. Ular Koros dicari untuk binatang kesayangan (pet). Setelah mencapai ukuran 1 meter atau lebih panjang lagi diambil kulitnya untuk bahan baku kerajinan. Bagian tubuh ular koros dibentuk seperti obat nyamuk bakar, kemudian dikeringkan dengan cara di-oven untuk keperluan konsumsi. Ular koros dapat mencapai panjang 200 cm. Habitat berburu ular Koros meliputi sekitar persawahan, ladang dan hutan dataran rendah, kadang sampai diperbukitan. Dapat juga ditemukan di atas tanah atau juga diatas pohon pada pagi, senja, dini hari. Makanannya berupa, katak, kadal, tikus dan burung-burung kecil. Di wilayah Banten dan sekitarnya pasokan ular Koros cukup stabil pada 5 tahun terakhir. Perburuan ular Koros berlangsung sepanjang tahun, tidak dipengaruhi oleh musim. Pada 5 tahun lalu seorang pengumpul bisa mendapatkan puluhan hingga ratusan ekor perbulan. Prediksi kesediaan pasokan dan populasi ular Koros di alam 5 tahun ke depan oleh pengumpul dari Banten dan sekitarnya adalah cukup aman untuk 5 tahun mendatang. Penyebaran ular Koros: Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali (Welch, 1988 ; Iskandar & Colijn, 2001).

Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata Anak Bangsa : Serpentes Suku : Varanidae Marga : Varanus Jenis : Varanus salvator

Biawak Air Asia - Varanus salvator (Gambar 5) termasuk dalam katagori Apendiks II CITES. Di wilayah Banten dan sekitarnya jenis ini dikenal dengan nama Biawak/bayawak. Kuota ekspor nasional untuk biawak ini sejak tahun 2010 adalah 480.000 individu (413.100 untuk eksor kulit dan 5.400 untuk ekspor hidup) (CITES, 2010). Biawak air merupakan jenis reptilia yang banyak diminati, baik di dalam maupun luar negeri. Panjang tubuh pada umur dewasa berkisar antara 198-221cm (Conservation Earth/Wildlife Associates 1999). Bayi biawak Air dicari untuk binatang kesayangan. Kulitnya diambil untuk bahan baku kerajinan; daging untuk konsumsi dan bagian tubuh lainnya dipercaya sebagai penawar penyakit, seperti minyaknya yang popular dengan sebutan minyak biawak. Habitat berburu biawak Air meliputi sekitar persawahan, ladang, sungai sampai tepi pantai. Satwa karnivora dan aktif pada siang hari (diurnal) ini dapat ditemukan di tempat-tempat yang berdekatan dengan sumber air, seperti tepi danau, tepi sungai, rawa-rawa dan hutan mangrove (Byer, 1999). Pola perilaku biawak air tidak terlalu pemilih dengan suatu kondisi lingkungan yang khusus (Whitten et al. 1999). Di wilayah Banten dan sekitarnya pasokan biawak air cenderung ada penurunan sejak 5 tahun terakhir. Perburuan biawak air berlangsung sepanjang tahun, tidak dipengaruhi oleh musim. Pada 5 tahun lalu seorang pengumpul bisa mendapatkan 15 ekor perbulan, tetapi lima tahun belakangan hanya 10 ekor perbulan. Prediksi kesediaan pasokan dan

FAUNA INDONESIA Vol 11 (2) Desember 2012: 4-9

Gambar 6. Biawak Air Asia – Varanus salvator (Foto: Dadang R Subasli)

Gambar 5. Ular Koros – Ptyas koros (Foto: Dadang R Subasli)

6. Biawak Air Asia - Varanus salvator (Laurenti, 1768)

Klasifikasi Biawak Air Asia - Varanus salvator adalah sebagai berikut: Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Anak Filum : Vertebrata

Page 12: ISSN 0216-9169 Fauna Indonesia · HASIL SURVEI REPTIL YANG DIPERDAGANGKAN Hasil survei menunjukkan tujuh jenis reptilia ... Anak Filum : Vertebrata Kelas : Reptilia Bangsa : Squamata

9

populasi biawak Air di alam 5 tahun ke depan oleh pengumpul dari wilayah Banten adalah turun untuk 5 tahun mendatang. Penyebaran Biawak Air Asia: Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali (De Rooij, 1917; Welch, 1988; Iskandar & Colijn, 2001).

KESIMPULAN

Dari hasil wawancara dengan menggunakan metode wawancara dan kuestioner, dapat disimpulkan bahwa jumlah pasokan ular ular Sanca Batik dan Biawak Air Asia di wilayah Banten cenderung menurun sejak 5 tahun terakhir hingga saat ini dan 5 jenis reptilia lainnya relativ aman untuk 5 tahun kedepan.Penurunan jumlah pasokan mengindikasikan menurunnya populasi ular Sanca Batik dan Biawak Air di wilayah Banten. Kesimpulan ini diperkuat hasil wawancara kepada pemburu dan pengumpul di daerah Provinsi Banten. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat yang dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan, diperlukan perluasan daerah survei dan penambahan jumlah responden. Penelitian lapangan untuk mengetahui biologi populasi jenis reptilia yang diperdagangkan, terutama jenis-jenis yang sudah mengindikasikan penurunan populasi perlu dilakukan. Penelitian ini untuk melengkapi data hasil wawancara dari pelaku perdagangan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Pusat Penelitian Biologi – LIPI dan Pimpinan Proyek Penentuan Status Kelangkaan Satwa Rawan Punah, sehingga penulis memperoleh kesempatan melakukan penelitian ini hingga selesai. Penelitian ini dapat berlangsung berkat dana dari DIPA Pusat Penelitian Biologi – LIPI tahun anggaran 2011. Terima kasih juga disampaikan

kepada sdr M.W. Auliarasli atas kerjasama yang baik selama aktifitas di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Byers, D. 1999. Varanus salvator : Water Monitor. Biology of Amphibians and Reptiles. 384. J. Harding (ed). University of Michigan. Michigan. Diakses dari World Wide Web: h t t p : / /animaldiversity.ummz.unmich.edu/accounts/varanus/v. salvator$narrative.html. 4 Juni 2012.

CITES, 2010. Export quota 2010 Indonesia.www.cites.org (diakses 26 Desember 2011).

De Rooij, N. 1917. The Reptiles of The Indo Australian Archipelago II. Ophidia. E.J. Brill. Ltd. Leiden. 334 pp.

Hodges, R. 1993. Snakes of Java with special reference to East Java Province. The British Herpetological Society No. 43, Spring 1993.

Iskandar, D.T.& Colijn, E. 2001. A Checklist of South Asian and New Guinean Reptiles. Part I: Serpentes. BCP JICA, ITB dan The Gibbon Foundation. CV. Binamitra. Jakarta.

Kurniati, H. 2003. Amphibian and Reptiles of Gunung Halimun National Park, West Java, Indonesia . Research Center for Bilology – lIPI, Cibinong.

Welch, K.R.G. 1988. Snakes of The Orient, A Checklist. R.E. Krieger Publ.Co. Inc. Malabar, Florida. 183 pp.

Whitten, T., R.E. Soeriaatmadja & S.A. Afiff. 1999. Ekologi Jawa dan Bali. Prenhallindo. Jakarta.

Dadang Rahadian SubasliMuseum Zoologicum Bogoriense, Bidang Zoologi, Puslit Biologi – LIPIGd. Widyasatwaloka, Jl. Raya Jakarta – Bogor KM. 46 Cibinong 16911Email: [email protected]

SUBASLI - JENIS-JENIS REPTILIA YANG DIPERDAGANGKAN SERTA PENELUSURAN KELANGKAANNYA