isolasi spesies mikroalga danik

18
ISOLASI SPESIES MIKROALGA Oleh : Nama : Danik Dian Budiarti NIM : B1J012129 Kelompok : 12 Rombongan : IV Asisten : Sri Rahayu Ningsih LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI

Upload: kinad-danik

Post on 17-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

MLMK

TRANSCRIPT

ISOLASI SPESIES MIKROALGA

Oleh :Nama: Danik Dian BudiartiNIM: B1J012129Kelompok: 12Rombongan: IVAsisten: Sri Rahayu Ningsih

LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2015I. PENDAHULUANA. Latar BelakangAlga merupakan produsen primer dalam suatu ekosistem perairan dan merupakan organisme uniseluler, filamen dan berkembang biak secara aseksual. Cara hidupnya dapat menempel ataupun melayang sebagai fitoplankton. Alga berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi mikroalga dan makroalga. Mikroalga adalah alga yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Mikroalga juga tersebar dalam perairan laut.Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun phitoplankton. Sebagian besar fitoplankton adalah anggota alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.Mikroalga merupakan pembuka kehidupan di planet bumi ini, karena mikro- alga memungkinkan adanya makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya di muka bumi.Mikroalga merupakan organisme autotrof (dapat membuat makanan sendiri) karena mikroalga mampu merubah hara anorganik menjadi organik dan merupakan organisme penghasil oksigen (O2). Sifat mikroalga yang sangat menguntungkan bagi organisme lain memungkinkan organisme yang lebih tinggi tingkatannya untuk dapat hidup dengan produk-produk yang dihasilkan dari mikroalga, salah satunya oksigen yang merupakan faktor penting penunjang hidup bagi sebagian besar organisme.Kondisi perairan Indonesia yang sangat potensial perlu terus dikembangkan untuk mencapai kesejahteraan rakyat.Salah satunya adalah dengan pengembangan potensi hasil laut seperti ikan.Ikan merupakan salah satu hewan laut yang bersifat heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri). Oleh karena itu, ikan memperoleh energi dari organisme lain baik hewan maupun tumbuhan. Wilayah perairan Indonesia memiliki luas sekitar 2/3 dari luas seluruh wilayah dan memiliki panjang garis pantai sekitar 81.000 km dengan luas perairan pantai sekitar 5,8 juta km persegi. Potensi lahan pengembangan budidaya laut di Indonesia juga cukup besar yaitu 80,929 ha, dengan potensi produksi mencapai 46.734.300 ton/tahun.Mikroalga merupakan salah satu pakan alami bagi ikan. Adanya mikroalga yang melimpah dapat membuat pertambahan kelimpahan ikan juga. Adanya mikroalga juga dapat meminimalisir jumlah biaya produksi dalam budidaya ikan karena pakan yang digunakan merupakan pakan yang berharga murah dan memiliki tingkat kendungan protein yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada ikan tersebut.Kandungan protein yang tinggi pada mikroalga memungkinkan mikroalga dijadikan sebagai makanan kesehatan yang non kolesterol. Selain itu mikroalga juga dapat digunakan sebagai bahan kosmetik, pendegradasi limbah (pengurai limbah), sumber energi, pengontrol polusi, spesies indikator (tercemar atau tidaknya suatu perairan), pupuk pertanian (dapat diolah menjadi kompos), dan lain-lain.B. TujuanTujuan dari kegiatan praktikum isolasi mikroalga ini yaitu untuk membuat biakan murni mikroalga dengan metode isolasi pengenceran berseri, metode isolasi pengulangan sub kultur, metode isolasi pipet kapiler, dan metode isolasi goresan.

C. Tinjauan PustakaMikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga, diameternya antara 3-30 m, baik sel tunggal maupun koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut, yang lazim disebut fitoplankton. Di dunia mikrobia, mikroalga termasuk eukariotik, umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru kehijauan (fikobilin), dan merah (fikoeritrin) (Kusumawati, 2009). Morfologi mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yang jelas pada sel-sel komponennya. Hal itulah yang membedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi (Erlina, 1986). Menurut Arlyza (2005), parameter pertumbuhan fitoplankton mencakup pH, Salinitas, suhu, cahaya, karbondioksida, nutrient dan aerasi. Fitoplankton digunakan sebagai biondikator kondisi lingkungan di perairan ekosistem karena mereka tumbuh dengan cepat dan memiliki respon yang cepat untuk perubahan lingkungan Bahkan beberapa macrophytes juga dianggap sebagai indikator kualitas air. Alga menghasilkan oksigen dan karbon organic dalam jumlah besar melalui proses fotosintesis, sehingga memiliki kontribusi produktivitas primer di bumi ini (Singh, 2014). Sumber daya protein pada ganggang yang berada di laut sangat tinggi, tetapisangat sedikit yang melaporkan protein ganggang atau algae yang memiliki peptida fungsional. Di antara spesies yang diketahui yaitu Chlorella vulgaris,merupakan mikroalga yang dapat dimakan tanpa menimbulkan efek samping.Esensi Alga atau ganggang merupakan produk industri yang berasal dari airekstrak mikroalga, danprotein yang tinggi dengan berat molekul akhir ganggang oleh produksi (Chuan et al., 2009).Istilah alga pertama kali diperkenalkan oleh Linnaeus pada tahun 1754. pada mulanya penjelasan dijalankan berdasarkan warna. Penjelasan alga berdasarkan kepada ciri-ciri berikut (Setiawan, 2004):1. Pigmen fotosintesis seperti klorofil dan karotenoid.2. Komponen dinding selBahan dinding sel terdiri dri polisakarida, lipid dan bahan protein. Komponen khusus yang mencirikan dinding sel termasuk asam poliuronat, asam alginat (Phaeophyta), asam fusinat (banyak terdapat pada Phaeophyta) dan komponen mukopeptida (Cynophyta). Ciri khas yang terdapat pada Chrysophyta ialah mempunyai dinding sel yang bersilika.3. Aspek struktur sel Ketiadaan membran yang memisahkan nucleus Pembagian nukleus tidak berlaku secara mitosis seperti yangberlaku pada eukariot. Adanya dinding sel yang melindungi mukopeptida tertentu sebagaikomponen yang menguatkannya.Metode isolasi spesies mikroalga tergantung ukuran dan karakteristik mikroalga.Ada 5 metode yang dapat dilakukan yaitu :a. metode isolasi secara biologisb. metode isolasi pengenceran berseri c. metode isolasi pengulangan sub kultur d. metode isolasi pipet kapilere. metode isolasi goresanMenurut Ilalqisny et al., (2012) metode isolasi tergantung ukuran dan karakteristik mikroalga.Ada 5 metode yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroalga yaitu metode isolasi secara biologis, metode isolasi pengenceran berseri, metode isolasi pengulangan sub kultur, metode isolasi pipet kapiler, dan metode isolasi goresan. Praktikum kali ini menggunakan teknik atau metode isolasi pipet kapiler.

II. MATERI DAN METODEA. MateriAlat-alat yang digunakan dalam praktikum isolasi mikroalga adalah mikroskop, object glass, cover glass, pipet, tabung reaksi, kamera digital. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel mikroalga dari air dan akuades steril.

B. Metode

Mikroalga diambil dengan pipet kapiler

Diteteskan pada object glass

Diisolasi pada tetesan aquades kedua dengan pipet kapiler

Diisolasi pada tetesan aquades ketiga dengan pipet kapiler hingga dapat satu jenis mikroalga

III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

Gambar 3.1 Rhizoclonium sp

B. PembahasanIsolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahill untuk dilakukan (Pelczar,1986).Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi (Talaro,1999).Isolasi dilakukan untuk mendapatkan isolat yang akan digunakan untuk uji selanjutnya. Tahapan isolasi dilakukan dengan pemurnian sampel pada pengenceran bertingkat. Dari tahapan isolasi kemudian mikroalga diseleksi berdasarkan kecepatan tumbuh. Selanjutnya mikroalga terpilih ditumbuhkan pada beberapa media untuk mengetahui media yang sesuai untuk pertumbuhannya. Mikroalga terpilih kemudian dibiakkan untuk digunakan pada uji selanjutnya (Gunawan, 2010).Metode isolasi untuk mikroalga ada lima metode isolasi yaitu metode isolasi secara biologis, metode isolasi pengenceran berseri, metode isolasi pengulangan sub kultur, metode isolasi pipet kapiler dan metode isolasi goresan. Perbandingan kelima metode tersebut yaitu pada proses mengisolasi suatu mikroalga tersebut, dan hasil yang diperoleh. Metode isolasi secara biologis berdasarkan adanya pergerakan oleh pengaruh fototaksis positif, dan pada metode ini organisme akan bergerak menuju sumber yang menghasilkan cahaya (sinar matahari)(Talaro, 1999). Isnansetyo dan Kurniastuty (1995), menyatakan ada beberapa cara isolasi mikroalga untuk mengambil kultur murni jenis tunggal. Cara-cara ini tidak hanya digunakan untuk memisahkan jenis yang diinginkan dari populasi berbagai jenis plankton alam, tetapi juga digunakan untuk memisahkan satu jenis atau mikroalga yang telah terkontaminasi oleh organisme lain. Pada dasarnya ada tiga cara yaitu a. Metode kait dan pipet Metode kait dan pipet peralatan utama yang diperlukan adalah mikroskop binokuler dengan perbesaran sedikitnya 50x dan sebuah kait halus atau pipet kapiler. Contoh plankton dituang pada cawan petri dan diperiksa di bawah mikroskop, bila ada koloni yang diinginkan maka dapat langsung diambil dengan cara mengait atau dengan pipet. Kumpulan atau individu alga yang didapat, diambil dan dipindahkan ke media agar atau media cair di atas slide (kaca preparat) dan diperiksa lagi. Bila jenis yang diinginkan sudah dapat dipastikan, media agar diinkubasi dan kemudian dipindahkan ke dalam media cair. Untuk alga dalam media cair, jenis yang dipilih dipindahkan ke media cair dalam tabung gelas untuk diinkubasi.b. Metode isolasi pada cawan petri Metode isolasi dan cawan petri bubuk agar yang telah ditimbang ditambahkan ke dalam media yang sudah dipupuk dan dipanaskan sampai larut kemudian dituang ke dalam cawan petri dan akan mengeras bila sudah dingin. Satu tetes dari masing-masing alga atau contoh plankton dituang ke atas media dan diratakan dengan pengaduk kaca, kemudian diinkubasikan dalam kondisi optimal. Cawan petri disimpan secara terbalik. Dalam beberapa hari, koloni fitoplankton akan tumbuh pada permukaan media agar. Dengan menggunakan mikroskop, jenis yang diinginkan diambil dari cawan petri dengan kait atau pipet kemudian dilakukan prosedur inkubasi.c. Metode sub kultur berulang Metode subkultur berulang berbagai media dengan menggunakan formula pupuk, kadar pupuk, dan salinitas yang berbeda perlu disiapkan dalam tabung gelas atau erlenmeyer. Satu tetes contoh fitoplankton dituangkan ke dalam masing-masing wadah tersebut dan diinkubasi dalam keadaan yang berbeda (suhu, intensitas cahaya atau lamanya penerangan). Setelah beberapa hari dalam kondisi yang berbeda-beda, jenis yang dominan akan muncul dalam masing-masing tabung. Bila hal ini terjadi, proses ini diulangi lagi dengan memindahkan satu tetes dari masing-masing tabung ke tabung-tabung yang baru yang berisi media yang sama dan kemudian diinkubasi dalam keadaan yang sama. Pemisahan kedua ini akan menghasilkan kultur jenis tunggal. Inokulasi dan pemeliharaan alga murni kultur penyediaan bibit yang digunakan untuk memproduksi dalam jumlah yang besar dipelihara dalam ruang kultur. Suhu dalam ruangan ditetapkan sekitar 20 oC. Udara yang masuk disaring dengan alat penyaring dengan ukuran mata jaring 0,2 mikron. Untuk kultur penyediaan bibit, intensitas cahaya yang diperlukan adalah rendah yaitu 250 1000 lux maupun gelap total. Kultur tidak diberi aerasi untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi (Erlina dan Hastuti, 1986).Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah metode isolasi pipet kapiler. Metode isolasi pipet kapiler merupakan metode kultur murni, yang dapat dilakukan dengan cara sel mikroalga atau fitoplankton yang akan dikultur kemudian dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler steril lalu dipindahkan ke dalam media yang sesuai. Menurut Pelczar (1986), bahwa isolasi pipet kapiler yaitu suatu cara isolasi dengan menggunakan 10-15 tetes mikroalga atau fitoplankton ke tengah cawan petri dan kemudian dimasukkan 6-8 tetes ke media yang berada di sekelilingnya. Pipet yang akan digunakan untuk metode ini adalah pipet yang mempunyai diameter berkisar antara 3 5 kali besar fitoplankton yang akan diisolasi dan pipetnya dilakukan pembakaran pada bagian ujungnya. Keuntungan dari metode isolasi pipet kapiler yaitu karena lebih mudah untuk mengambil spesies dan waktu yang digunakan juga relatif lebih cepet.Kekurangan pada metode isolasi pipet kapiler itu sendiri yaitu lebih rumit untuk memfokuskan mikroskopnya karena dibutuhkan keahlian dan spesies yang dihasilkan lebih sedikit (Pelczar, 1986).Divisi:Chlorophyta

Kelas:Chlorophyceae

Bangsa:Cladophorales

Suku:Cladophoraceae

Marga:Rhizoclonium

Jenis:Rhizoclonium sp.

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanSetelah melakukan kegiatan praktikum isolasi mikroalga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Hasil mikroalga yang di dapat yaitu Rhizoclonium sp.2. Metode isolasi mikroalga ada 5 metode yaitu metode isolasi secara biologis, metode isolasi pengencera berseri, metode isolasi pengulangan sub kultur, metode isolasi pipet kapiler dan metode isolasi goresan.3. Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu menggunakan metode isolasi pipet kapiler karena dengan metode ini dapat lebih mudah mengambil spesies mikrolga.B. SaranSebaiknya saat pengerjaan isolasi mikroalga lebih teliti dan sabar.

DAFTAR REFERENSIArlyza, I. S. 2005.Isolasi Pigmen Biru dari Mikroalga Spirulina platensis.Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 38: 79-92.

Chuan, S. Tony. J. F., Tung-Kung W. 2009. Isolation and Characterisation of a Novel Angiotensin I-Converting Enzyme (ACE) Inhibitory Peptide from the Algae Protein Waste. Food Chemistry, 115: 279284.

Erlina, A. dan Hastuti. 1986. Kultur Plankton. Ditjenkan-IDRC, Jakarta

Ilalqisny, Insan, H. A.2012. Petunjuk Praktikum Fikologi. Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Isnansetyo, A., dan Kurniastuti. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton, Pakan Alami Untuk Pembenihan Organisme Laut.Kanisius,Yogyakarta.

Gunawan, 2010. Keragaman dan Karakterisasi Mikoalga dari sumber air panas ciwalini yang Berpotensi sebagai Sumber Biodisel.Bioscientiae, 7 (2): 32-42.

Kusumawati, P. 2009. Potensi pengembangan produk pangan fungsional berantioksidan dari makroalga dan mikroalga. UPT LIPI, Bitung

Pelczar, M.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Erlangga, Jakarta.

Setiawan, Andi. 2004. Potensi Pemanfaatan Alga Laut Sebagai Penunjang Perkembangan Sektor Industri. Makalah Ilmiah Ketua Jurusan Kimia. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Singh, Bhan Uday. and Sharma, C. 2014. Microalgal diversity of Sheer Khad (stream): a tributary of Sutlej River, Himachal Pradesh, India. Journal of Research in Plant Sciences. 3(1): 235-241 .