innal hi nahmaduhu wa nasta

6
AgamaIslamAgamaIslamAgamaIs lamAgamaIslamAgamaIslamAgam aIslamAgamaIslamAgamaIslamA gamaIslamAgamaIslamAgamaIsl amAgamaIslamAgamaIslamAgama IslamAgamaIslamAgamaIslamAg amaIslamAgamaIslamAgamaIsla mAgamaIslamAgamaIslamAgamaI slamAgamaIslamAgamaIslamAga maIslamAgamaIslamAgamaIslam AgamaIslamAgamaIslamAgamaIs lamAgamaIslamAgamaIslamAgam aIslamAgamaIslamAgamaIslamA gamaIslamAgamaIslamAgamaIsl Khutbah Jumat Dhandy Yusuf Sahyadi 11 IPA 2 SMAN 3 DEPOK

Upload: dhandy-yusuf-sahyadi

Post on 03-Jul-2015

195 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Innal hi Nahmaduhu Wa Nasta

AgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamAgamaIslamvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc

Khutbah Jumat

Dhandy Yusuf Sahyadi

11 IPA 2

SMAN 3 DEPOK

Page 2: Innal hi Nahmaduhu Wa Nasta

KHUTBAH JUMAT

ي�ئ ات س ن ا و من� س ن�ف� و�ر أ ر� ذ� بالله من� ش� ن ع�و� ه� و ر� ت غ�ف ن س� ت عي�ن�ه� و ن س� د�ه� و م د لله ن ح� م� إن� ال�حادي ل ه� ال ه لل� ف ل� ل ه� و م ن� ي�ض� ال م�ض ده الله� ف الن ا م ن� ي ه� أ ع�م

Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa

mayyudhlilfalaa haadiyalahu

ل ى ي و�م الد�ي�ن ان= إ م� بإح�س ابه و م ن� ت بع ه� ح ص� أ د= و ع لى آله و م� ل�م� ع لى م�ح ل� و س م� ص لله� .ا

Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.

لم�و�ن ن�ت�م� م�س� أ ت�ن� إال� و و� اته و ال ت م� ق� ت�ق وا الله ح ا ات�ق� ن�و� ا ال�ذ ي�ن آم ي�ه ي اأ

yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun

MERASAKAN MANISNYA IMAN

Rasulullah saw mensinyalir tiga orang yang dapat merasakan manisnya iman. (1) orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segalanya. Cinta di sini bukan berarti cinta syahwat (hawa al-nafs) yang semu melainkan cinta yang hakiki (al-hubb al-aqli). Cinta yang hakiki selalu menempatkan akal dan hati sebagai barometer pertimbangan. Bagaikan seorang pasien, ia akan memandang perlu untuk meminum obat atau jamu, meskipun itu pahit. Ia berkeyakinan bahwa dengan obat atau jamu tersebut, penyakitnya akan segera sembuh. Begitu pula seorang yang beriman, ia akan tunduk dan patuh pada perintah Allah dan Rasul-Nya, meskipun hal itu begitu berat dirasakannya. Ia percaya bahwa segala sesuatu yang disyariatkan Allah dan Rasul-Nya mengandung kebaikan dan membawa dirinya pada kebahagiaan di dunia dan di akherat.

Seorang mukmin yang merasakan manisnya iman akan secara totalitas menyerahkan semua kehidupannya untuk Allah dan Rasul-Nya. Ia menyadari bahwa Allah adalah Dzat Pemberi Nikmat dan Rasulullah adalah manusia pilihan yang ditugaskan untuk meyampaikan syariat-Nya. Karenanya, ia tidak mencintai kecuali apa yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Selanjutnya (2) ia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, dan tidak membencinya kecuali karena Allah. Ia yakin betul bahwa semua janji Allah dan ancaman-Nya adalah benar dan pasti adanya. Dengan demikian, orientasi hidupnya adalah untuk mencapai kebahagiaan akherat, yaitu surga. Oleh karena itu, (3) ia tidak mau kembali pada kekufuran, sebab hal itu akan mengakibatkannya terlempar ke api neraka. Kandungan hadits di atas dikuatkan oleh firman Allah swt,

Page 3: Innal hi Nahmaduhu Wa Nasta

م� و اجك ز� و أ م� ك �خ�و ان و إ م� اؤك �ن ب و أ م� اؤك ء اب ان ك �ن� إ قل�اد ه ا س ك و�ن خ�ش ت ة% ار �ج و ت موه ا ف�ت ر اق�ت م�و ال%

و أ م� ك ت ير و ع ش�ف�ي و ج�ه اد2 �ه� ول س و ر 7ه� الل م�ن م� �ك ي �ل إ ح ب7 أ ه ا ض و�ن ر� ت �ن اك و م س �ق و�م ال ه�د�ي ي ال 7ه و الل م�ر�ه�

�أ ب 7ه الل �ي �ت أ ي 7ى ح ت 7صوا ب ر ف ت �ه� �يل ب س: التوبة ( ق�ين �ف اس� )24ال

Artinya: Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." (QS. al-Taubah,9:24)

Cinta Kepada Allah dan Rasul-NyaDi atas sudah dijelaskan bahwa seorang yang beriman akan menemukan manisnya iman jika ia mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segalanya. Cinta kepada Allah sendiri, dari segi hukumnya, dapat dikelompokkan menjadi dua; (1) wajib dan (2) sunnah. Cinta yang hukumnya wajib adalah cinta yang mendorong untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya, meskipun hawa nafsu menentangnya. Karenanya, seorang yang beriman dan totalitas dengan keimanannya, ia tidak mungkin terjerumus pada kemungkaran. Maka ketika ia terlena dan lupa sehingga tergelincir pada kubangan dosa, secara otomatis seorang yang beriman akan menyesali perbuatannya. Sebab ketika itu, sesungguhnya keimanannya sedang tiada. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi saw bersabda:

ب ر ش� ي ح�ين �خ م�ر ال ب ر ش� ي و ال مؤ�م�ن% و هو �ي ن ز� ي ح�ين �ي ان الز7 �ي ن ز� ي الالبخاري ( رواه مؤ�م�ن% و هو ر�ق س� ي ح�ين ر�ق س� ي و ال مؤ�م�ن% و هوومسلم)Artinya: “Seorang tidak berzina ketika ia berzina jika ia dalam keadaan mukmin, dan seorang tidak meminum khamar ketika ia minum jika ia dalam keadaan mukmin…” (HR. al-Bukhari: 87 dan Muslim:2295)

Adapun cinta kepada Allah yang hukumnya sunnah adalah senantiasa mengerjakan amalan-amalan sunnah dan menjauhi segala hal yang syubhat. Secara bahasa, syubhat berarti samar atau tidak jelas. Maka, seorang mukmin seyogyanya menghindari segala aktivitas yang tidak jelas hukumnya menurut agama. Begitu pula mencintai Rasulullah, ada yang wajib dan ada pula yang sunnah. Hanya saja, mencintai Rasulullah memberi pengertian bahwa seorang mukmin harus mengikuti jejak perilaku dan budi pekerti beliau sebagai manusia pilihan yang memiliki suri tauladan yang baik bagi umatnya. Pada hakekatnya, mencintai Allah dan Rasul-Nya merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Seorang yang mencintai Allah dituntut juga untuk mencintai Rasul-Nya, sebagaimana diisyaratkan dalam al-Qur’an:

م� ك وب ذن م� ك ل غ�ف�ر� و ي 7ه الل م �ك �ب ب ح� ي �ي �عون 7ب ف ات 7ه الل Rون ب ح� ت م� �ت ن ك �ن� إ قل�ح�يم% ر غ فور% 7ه و الل

Artinya: “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Page 4: Innal hi Nahmaduhu Wa Nasta

(QS. Ali Imran,3:31)

Membenci KekufuranKeimanan yang tertanam di dalam dada seorang mukmin adalah suatu karunia Allah yang sangat berharga. Keimananlah yang menghantarkan seorang manusia menuju keridhaan-Nya. Karenanya, manusia yang beriman tentu akan menjaga keimanannya tersebut serta berusaha untuk meningkatkan kualitasnya. Ia tidak akan rela jika keimanan tersebut lepas darinya. Karena hilangnya keimanan berarti kekufuran. Kekufuran inilah yang akan menjerumuskan seorang manusia ke jurang api neraka.Seorang yang telah merasakan manisnya iman akan membenci kekufuran, kendati kekufuran itu berasal dari orang tua atau karib kerabatnya. Sebab orang yang telah menjadikan kekufuran sebagai kawan akan jauh dari rahmat Allah swt. Sebagai orang yang beriman, selayaknya menjadikan nilai-nilai keimanan sebagai basis utama dalam pergaulan.

Meskipun dalam bidang akidah, Islam bersikap tegas terhadap non-muslim,, tetapi dalam bidang muamalah, Islam tetap bersikap toleran untuk memperlakukan mereka dengan baik. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an:

م�ن� م� خ�ر�جوك ي م� و ل الدTين� ف�ي م� وك �ل ق ات ي م� ل 7ذ�ين ال ع ن� 7ه الل م �ه اك ن ي ال �مق�س�ط�ين ال Rح�ب ي 7ه الل �ن7 إ �ه�م� ي �ل إ ق�س�طوا و ت وهم� Rر ب ت ن� أ م� ار�ك د�ي

: )8الممتحنة(Artinya: “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. al-Mumtahanah, 60:8) Wallahu A’lam Bis Shawab

Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa

mayyudhlilfalaa haadiyalahu

نJك ، إ و ات ا�أل م� م� و ن�ه� ي اء م ن ات ا�أل ح� ال�م�ؤ�م ني�ن و ؤ�م ال�م� ، و لم ات ال�م�س� ي�ن و لم ر� لل�م�س� مJ اغ�ف للJه� ا

ي�ب� الد�ع و ات ري�بR م�ج ي�عR ق م .س�لذي�ن من� ى ا ل�ت ه� ع ل م ا ح ا ك م Vر مل� ع ل ي�ن ا إص� ب�ن ا و ال ت ح� �ن ا ر ط أ و� أ خ�

ي�ن ا أ ذ� ن ا إن� ن س ب�ن ا ال ت�ؤ اخ رن ا ر� ان�ص� و�ال ن ا ف ن�ت م ن ا أ م� ح ار� ر� ل ن ا و اغ�ف ة ل ن ا به و اع�ف� ع ن�ا و ل�ن ا م اال ط اق م� ب�ن ا و ال تVح ب�لن ا ر ق

ري�ن و�م ال�ك اف .ع ل ى ال�قن ا ع ذ اب الن�ار. والحمد لله رب العالمين ن ةV و ق س ة ح ر ن ةV و في ا�أل خ س ب ن ا ء اتن ا في الد�ن�ي ا ح .ر

Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.

Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.Robbana walaa tuhammilnaa maa laa

thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa

Page 5: Innal hi Nahmaduhu Wa Nasta

‘alal qowmil kaafiriina.Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar.

Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.