inhibitor korosi
DESCRIPTION
korosiTRANSCRIPT
INHIBITOR KOROSI
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan proses korosi logam baja dalam larutan NaCl
2. Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh inhibitor CaO, nitrit dan borax terhadap
laju korosi baja dalam NaCl
3. Mahasiswa dapat menghitung laju korosi logam baja dalam larutan NaCl, NaCl dan
nitrit, NaCl dan borax, NaCl dan CaO
II. DASAR TEORI
Korosi adalah kerusakan logam akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Proses
korosi logam dalam larutan akuatik (mengandung air) merupakan reaksi elektrokimia yang
meliputi proses perpindahan massa dan perpindahan muatan. Bila suatu logam dicelupkan
dalam larutan elektrolit, terjadi dua lokasi yang disebut anoda dan katoda. Pada anoda terjadi
reaksi oksidasi dan pada katoda terjadi reaksi reduksi.
Inhibitor adalah zat yang bila ditambahkan ke dalam suatu lingkungan dalam jumlah
kecil, secara sinambung atau berkala, dapat menurunkan laju korosi logam. Pemakaian
Inhibitor Korosi adalah salah satu upaya untuk mencegah korosi.
Terdapat beberapa macam inhibitor dan klasifikasinya diantaranya :
1. Menurut Bahan Dasarnya :
- Inhibitor Organik : Menghambat korosi dengan cara teradsorpsi kimiawi pada
permukaan logam, melalui ikatan logam-heteroatom. Inhibitor ini terbuat dari bahan
organik. Contohnya adalah : gugus amine, tio, fosfo, dan eter. Gugus amine biasa
dipakai di sistem boiler.
- Inhibitor Inorganik: Inhibitor yang terbuat dari bahan anorganik.
2. Menurut Reaksi yang dihambat :
Inhibitor katodik : Yang dihambat adalah reaksi reduksi. Molekul organik netral
teradsorpsi di permukaan logam, sehingga mengurangi akses ion hidrogen menuju
permukaan elektroda. Dengan berkurangnya akses ion hidrogen yang menuju permukaan
elektroda, maka hydrogen overvoltage akan meningkat, sehingga menghambat reaksi
evolusi hidrogen yang berakibat menurunkan laju korosi.
Inhibitor katodik dibedakan menjadi :
Inhibitor racun : Contohnya : As2O3, Sb2O3. Inhibitor jenis ini menghambat
penggabungan atom-atom Had menjadi molekul gas H2 di permukaan logam, dapat
mengakibatkan perapuhan hidrogen pada baja kekuatan tinggi. Dan bersifat racun
bagi lingkungan
Inhibitor presipitasi katodik : mengendapkan CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4 dari
dalam air. Contoh : ZnSO4 + dispersan.
Oxygen scavenger : mengikat O2 terlarut
Contoh : N2H4 (Hydrazine) + O2 N2 + 2 H2O
Hydrazine diinjeksikan di up stream Deaerator dalam sistem WHB (Waste Heat
Boiler) dan WHR (Waste Heat Recovery) di unit pabrik Ammonia maupun Utilitas.
Inhibitor Anodik : Adalah inhibitor yang menghambat reaksi oksidasi.
Fe+O H−¿→ FeOH ad +e−¿¿ ¿
FeOH ad+Fe+O H−¿→ FeOH ad +FeOH++2e−¿ ¿¿
Molekul organik teradsorpsi di permukaan logam, sehingga katalis FeOHad
berkurang akibatnya laju korosi menurun. Contoh inhibitor anodik adalah molibdat,
silikat, fosfat, borat, kromat, nitrit, dan nitrat. Inhibitor jenis ini sering dipakai /
ditambahkan pada saat chemical cleaning peralatan pabrik.
Inhibitor campuran : Campuran dari inhibitor katodik dan anodik.
1. Menurut Mekanisme (Cara Kerja) Inhibisi :
Inhibitor Pasivator : menghambat korosi dengan cara menghambat reaksi anodik melalui
pembentukan lapisan pasif, sehingga merupakan inhibitor berbahaya, bila jumlah yang
ditambahkan tidak mencukupi. Inhibitor Pasivator terdiri dari :
Inhibitor Pasivator Oksidator, misalnya : Cr2O72-, , CrO4
2-, ClO3-, ClO4
-. Cr2O72-
mempasivasi baja dengan peningkatan reaksi katodik dari Cr2O72- menjadi Cr2O3,
dan menghasilkan lapisan pasif Cr2O3 dan FeOOH.
Inhibitor Pasivator non oksidator, contohnya : ion metalat (vanadat, ortovanadat,
metavanadat), NO2-. Inhibitor vanadium dipakai di Unit CO2 Removal Pabrik
Ammonia, karena larutan Benfield yang bersifat korosif.
Molybdat (MoO42-) menginhibisi dengan cara membentuk lapisan pelindung yang
terdiri dari senyawa ferro-molybdat menurut reaksi berikut :
Fe+½ O2+H+¿→ Fe 2+¿+O H −¿¿¿¿
MoO42−¿+Fe2 +¿→ FeMoO4¿ ¿
Pembentuk senyawa tak larut :
INH +H 2O → O H−¿¿
M +2 O H−¿→ MO2+H 2 O¿
Misalnya : NaOH, Na3PO4, Na2HPO4, Na2CO3, NaBO3.
Inhibitor Presipitasi : Membentuk kompleks tak larut dengan logam atau lingkungan
sehingga menutup permukaan logam dan menghambat reaksi anodik dan katodik.
Contoh : Na3PO4, Na2HPO4.
Contoh inhibitor yang bereaksi dengan logam :
Na3 PO4+3 H 2 O→ 3 Na+¿+3 O H−¿+H 3PO4 ¿¿
Fe+2 O H−¿→ FeO+H2 O+2 e−¿¿ ¿
Contoh inhibitor yang bereaksi dengan lingkungan :
2 Na3 PO4+2 Ca2+¿(dalamair)→2 Ca3 (PO)4+3 Na2+¿¿¿
Inhibitor Adsorpsi : Agar teradsorpsi harus ada gugus aktif (gugus
heteroatom). Gugus ini akan teradsorpsi di permukaan logam. Contoh : Senyawa
asetilen, senyawa sulfur, senyawa amine dan senyawa aldehid.
2. Inhibitor Aman dan Inhibitor Berbahaya :
Inhibitor aman (tidak berbahaya) adalah inhibitor yang bila ditambahkan dalam jumlah
yang kurang (terlalu sedikit) dari konsentrasi kritisnya, tetap akan mengurangi laju
korosi. Inhibitor aman ini umumnya adalah inhibitor katodik, contohnya adalah garam-
garam seng dan magnesium, calcium, dan polifosfat.
Inhibitor berbahaya adalah inhibitor apabila ditambahkan di bawah harga kritis akan
mengurangi daerah anodik, namun luas daerah katodik tidak terpengaruh. Sehingga
kebutuhan arus dari anoda yang masih aktif bertambah hingga mencapai harga
maksimum sedikit di bawah konsentrasi kritis. Laju korosi di anoda-anoda yang aktif
itu meningkat dan memperhebat serangan korosi sumuran. Yang termasuk inhibitor
berbahaya adalah inhibitor anodik, contohnya adalah molibdat, silikat, fosfat, borat,
kromat, nitrit, dan nitrat.
III. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Peralatan
Gelas kimia 1000 mL 6 buah
Logam baja ukuran 2 cm x 5 cm 6 buah
Spatula
Batang pengaduk
Bahan
Kertas amplas
Larutan NaCl 3,56 gpl, buat dalam gelas kimia 1 L @ 1000 mL
Asam nitrit 5 % 50 mL
Asam borat 1 % 50 mL
Larutan etanol 90
3 buah logam baja
Ampelas
Masukkan dalam larutan etanol 90%
Keringkan
Isolasi dan hitung luas logam
Timbang dan catat berat plat
Logam 2
Larutan NaCl + Larutan nitrit
Diamkan selama 2 minggu
Timbang berat plat akhir
Logam 3Logam 1
Larutan NaCl Larutan NaCl + Larutan borax
III.1 Langkah Kerja
Tanpa Aerasi
3 buah logam baja
Ampelas
Masukkan dalam larutan etanol 90%
Keringkan
Isolasi dan hitung luas logam
Timbang dan catat berat plat
Logam 2
Larutan NaCl + Larutan nitrit
Aerasi selama 30 menit
Diamkan selama 2 minggu
Logam 3Logam 1
Larutan NaCl Larutan NaCl + Larutan borax
Timbang berat plat akhir
Dengan Aerasi
IV. DATA PENGAMATAN
LogamLingkungan
elektrolitLuas Berat awal Berat akhir
1 NaCl tanpa aerasi 0,20 8530 8510
2NaCl + nitrit tanpa
aerasi0,166 8010 7720
3NaCl + borax tanpa
aerasi0,21 6950 7030
4 NaCl dengan aerasi 0,19 7540 7510
5NaCl + nitrit dengan
aerasi0,187 8240 7770
6NaCl + borax
dengan aerasi0,193 8100 8060
V. PENGOLAHAN DATA
Perhitungan laju korosi
1. Logam dalam NaCl tanpa aerasi
A = 0,20 dm2
ΔW = b-a = 8510 – 8530 = -20 mg
t = 14 hari
r = ΔW/A.t
= 20 mg/0,20 dm2 * 14 hari
= 7,143 mdd
2. Logam dalam NaCl + Nitrit tanpa aerasi
A = 0,166 dm2
ΔW = b-a = 7720 - 8010 = -290 mg
t = 14 hari
r = ΔW/A.t
= 290 mg/0,166 dm2 * 14 hari
= 124,784 mdd
3. Logam dalam NaCl + Borax tanpa aerasi
A = 0,21 dm2
ΔW = b-a = 7030 - 6950 = 80 mg
t = 14 hari
r = ΔW/A.t
= 80 mg/0,21 dm2 * 14 hari
= 27,211 mdd
4. Logam dalam NaCl dengan aerasi
A = 0,19 dm2
ΔW = b-a = 7510 – 7540 = -30 mg
t = 14 hari
r = ΔW/A.t
= 30 mg/0,19 dm2 * 14 hari
= 11,278 mdd
5. Logam dalam NaCl + Nitrit dengan aerasi
A = 0,187 dm2
ΔW = b-a = 7770 - 8240 = -470 mg
t = 14 hari
r = ΔW/A.t
= 470 mg/0,187 dm2 * 14 hari
= 179,526 mdd
6. Logam dalam NaCl + Borax dengan aerasi
A = 0,173 dm2
ΔW = b-a = 8060 - 8100 = -40 mg
t = 14 hari
r = ΔW/A.t
= 40 mg/0,173 dm2 * 14 hari
= 16,515 mdd
Hasil Perhitungan
Logam Lingkungan elektrolitLaju korosi
(mdd)
1 NaCl tanpa aerasi 7,143
2 NaCl + nitrit tanpa aerasi 124,784
3 NaCl + borax tanpa aerasi 27,211
4 NaCl dengan aerasi 11,278
5 NaCl + nitrit dengan aerasi 179,526
6 NaCl + borax dengan aerasi 16,515
PEMBAHASAN
Oleh : Faiz Abdullah (101411072)
Inhibitor adalah suatu zat yang dalam jumlah kecil (ppm) ditambahkan dalam medium
korosif untuk menurunkan laju korosi dengan cara memperlambat reaksi anodik dan
katodik.
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kinerja dari sejumlah inhibitor yang
ditambahkan pada logam baja di dalam lingkungan elektrolit NaCl. Adapun Inhibitor yang
digunakan diantaranya asam borax, asam nitrit dan CaO (larutan kapur). Masing-masing
inhibitor ditambahkan dengan jumlah yang sama, yaitu 5 ml.
Pengamatan dilakukan selama 8 hari dengan melihat perubahan secara visual yang terjadi
pada specimen dan larutan kemudian menghitung laju korosi dari masing-masing keadaan
dan membandingkannya.
Hasil percobaan setelah 14 hari menunjukkan bahwa pada setiap larutan menghasilkan
kondisi lingkungan dan logam yang sama, yaitu logam terlapisi oleh produk korosi
berwarna kuning karena terbentuk ion Fe sehingga larutan pun berubah menjadi berwarna
kuning dan terbentuk endapan. Akan tetapi, pada lingkungan NaCl yang ditambah dengan
asam nitrit, warna logam menjadi hitam yang merupakan produk korosi Fe2O3, berikut
reaksi yang terjadi :
2Fe2+ + 3O2- Fe2O3
Berdasarkan perbandingan laju korosi masing – masing larutan, hasil percobaan
menunjukkan bahwa laju korosi dalam larutan NaCl + nitrit dengan aerasi memiliki nilai
laju korosi paling besar, yaitu 179,526 mdd. Berdasarkan teori, asam Nitrit merupakan
jenis inhibitor anodik oksidator artinya suatu anion yang bermigrasi ke permukaan anodic
dan membantu proses pasivasi, karena oksidator maka inhibitor ini efektif bekerja tanpa
oksigen. Hal ini tidak sesuai dengan percobaan, seharusnya dengan penambahan inhibitor
nitrit, laju korosinya akan menjadi kecil. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah inhibitor
yang ditambahkan tidak tepat sehingga konsentrasinya kecil dan menyebabkan inhibitor
tersebut tidak bekerja optimal membentuk lapisan pasif sehingga memunculkan korosi
sumuran.
Pada logam dalam NaCl + borax tanpa aerasi, laju korosi yang ditimbulkan cukup jika
dibandingkan dengan nilai laju korosi pada larutan NaCl + nitrit , yaitu 27,211 mdd. Hal
ini disebabkan oleh kemampuan CaO dalam membentuk lapisan pasif sehingga logam
dapat terlindungi dan korosi dapat terhambat. Hal tersebut dibuktikan dengan berat logam
yang bertambah setelah pengamatan selama 14 hari. Maka, penambahan CaO sebagai
inhibitor sudah tepat, baik konsentrasi ataupun jumlah yang ditambahkan.
Pada larutan elektrolit dengan penambahan asam borax, laju korosinya pun besar jika
dibandingkan dengan logam yang ada pada larutan NaCl saja. Berdasarkan teori,
penambahan asam borax akan menghambat laju korosi, seharusnya, laju korosi dengan
penambahan asam borax lebih kecil, hal ini disebabkan proses inhibisi, dalam asam borax
kekurangan oksigen karena tidak dilakukan aerasi. karena sifat borax sebagai inhibitor non
oksidator artinya suatu anion yang bermigrasi ke permukaan anodic dan membantu proses
pasivasi, sehingga oksidator maka inhibitor ini efektif bekerja dengan oksigen.
Oleh : Fajar Budi Reksa T (101411073)
Inhibitor adalah suatu zat yang dalam jumlah kecil (ppm) ditambahkan dalam medium
korosif untuk menurunkan laju korosi dengan cara memperlambat reaksi anodik dan
katodik.
Sebelum dicelupkan pada larutan, logam pertama kali dicelupkan pada HCl, agar
menghilangkan karat-karat yang ada pada logam tersebut
Pengamatan dilakukan selama 14 hari dengan melihat perubahan secara fisik dari
masing-masing logam dan larutan kemudian menghitung laju korosi dari masing-masing
keadaan dan membandingkannya.
Nitrit merupakan inhibitor anodik oksidator akan membentuk anion dengan ion
logamdapat membentuk persenyawaan yang sukar larut dan logam akan
berada di daerah pasif.Berdasarkan teori nitrit mempunyai efisensi tertinggi
untuk menghambat korosi, dari data praktikum laju korosi yanpa aerasi yaitu
124,784 mdd dan dengan aerasi yaitu 179,526 mdd, dan juga dikarenakan Berdasarkan
teori, asam Nitrit merupakan jenis inhibitor anodik oksidator artinya suatu anion yang
bermigrasi ke permukaan anodic dan membantu proses pasivasi, karena oksidator maka
inhibitor ini efektif bekerja tanpa oksigen. Hal ini tidak sesuai dengan percobaan,
seharusnya dengan penambahan inhibitor nitrit, laju korosinya akan menjadi kecil. Hal
ini mungkin dikarenakan jumlah inhibitor yang ditambahkan tidak tepat sehingga
konsentrasinya kecil dan menyebabkan inhibitor tersebut tidak bekerja optimal
membentuk lapisan pasif sehingga memunculkan korosi sumuran
Pada larutan elektrolit dengan penambahan asam borax, laju korosinya pun besar jika
dibandingkan dengan logam yang ada pada larutan NaCl saja, dengan nilai NaCl borax
dengan aerasi 27,211 mdd dan tanpa aerasi 16,515 mdd, sedangkan nilai NAClnya saja
dengan aerasi 11,278 mdd dan tanpa aerasi 7,143 mdd, Berdasarkan teori, penambahan
asam borax akan menghambat laju korosi, seharusnya, laju korosi dengan penambahan
asam borax lebih kecil, hal ini disebabkan proses inhibisi, dalam asam borax kekurangan
oksigen karena tidak dilakukan aerasi
Oleh : Faridl Hidayatullah (101411074)
Inhibitor adalah suatu zat yang ditambahkan dalam suatu medium yang korosif untuk
memperlambat terjadinya reaksi anodik dan katodik.
Berdasarkan pengamatan selama 14 hari terjadi perubahan warna pada logam maupun
larutan. Untuk larutan menjadi berwarna kekuningan. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian logam Fe telah terkorosi menjadi ion Fe2+ yang berwarna kekuningan. Pada
logam pada larutan NaCl dengan nitrit logam menjadi kehitaman yang merupakan produk
korosi yaitu Fe2O3.
Berdasarkan perhitungan laju korosi didapatkan data :
Lingkungan elektrolitLaju korosi
(mdd)
NaCl tanpa aerasi 7,143
NaCl + nitrit tanpa aerasi 124,784
NaCl + borax tanpa aerasi 27,211
NaCl dengan aerasi 11,278
NaCl + nitrit dengan aerasi 179,526
NaCl + borax dengan aerasi 16,515
Berdasarkan data didapatkan logam dalam larutan NaCl dengan nitrit mangalami laju
korosi cepat yaitu sekitar 124,784 mdd. Hal ini dikarenakan larutan nitrit bersifat asam
sehingga dapat mempercepat laju korosi loga baja. Selain itu logam dalam larutan NaCl
dan nitrit dengan aerasi menunujukkan laju korosi yang cepat 179,562 mdd. Hal ini
dikarenakan selain karena kondisi lingkungan yang asam juga karena aerasi sehingga
kandungan oksigen terlarut dalam air semakin banyak. Oksigen tersebut dapat
mempercepat reaksi oksidasi sehingga proses korosi semakin cepat.
Berdasarkan data, logam dalam larutan NaCl dengan NaCl tanpa reaksi menunjukkan laju
korosi paling kecil, hal ini bertolak belakan dengan logam dalam larutan NaCl dengan
inhibitor. Seharusnya logam dengan inhibitor menunjukkan laju korosi lebih kecil
dibandingkan dengan tanpa inhibitor.
VI. KESIMPULAN
1. Hasil perhitungan laju korosi tiap logam :
Logam Lingkungan elektrolitLaju korosi
(mdd)
1 NaCl tanpa aerasi 7,143
2 NaCl + nitrit tanpa aerasi 124,784
3 NaCl + borax tanpa aerasi 27,211
4 NaCl dengan aerasi 11,278
5 NaCl + nitrit dengan aerasi 179,526
6 NaCl + borax dengan aerasi 16,515
2. Logam dengan laju korosi paling cepat yaitu plat baja dalam larutan nitrit dengan
aerasi.
3. Logam dengan laju korosi paling kecil yaitu plat baja dalam larutan NaCl tanpa
aerasi
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KOROSI
INHIBITOR KOROSI
Disusun oleh :
Kelompok 3
Faiz Abdullah 101411072
Fajar Budi Reksa T. 101411073
Faridl Hidayatullah 101411074
Kelas 3 C
D3 Teknik Kimia
Dosen Pembimbing : Ir. Gatot S. MT.
Tanggal Praktikum : 23 Oktober 2012
Tanggal Pengumpulan : 7 November 2012
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012