infeksi selulitis

29
INFEKSI SELULITIS Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakoterapi Dan Terminologi Medik Disusun Oleh : 1. Ahmad Ulin N. 1061311001 2. Candida Cahyaning P. 1061311012 3. Elisabet Ditya J.P 1061311023 4. Febriyani Lizyana 1061311034 5. Isti Rahmdani 1061311045 6. Lunfita Yulis 1061311056 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

Upload: ata07

Post on 21-Nov-2015

187 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

pharmasi

TRANSCRIPT

INFEKSI SELULITISMakalahDisusun Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahFarmakoterapi Dan Terminologi Medik

Disusun Oleh :1. Ahmad Ulin N.10613110012. Candida Cahyaning P.10613110123. Elisabet Ditya J.P10613110234. Febriyani Lizyana10613110345. Isti Rahmdani10613110456. Lunfita Yulis1061311056

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKERSEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASISEMARANG2013

I. PENDAHULUANKulit berfungsi sebagai penghalang antara manusia dan lingkungan sehingga berfungsi sebagai mekanisme pertahanan utama terhadap infeksi. Kulit terdiri dari epidermis, dermis, dan subkutan. Epidermis adalah bagian terluar, lapisan nonvascular dari kulit. Memiliki ketebalan yang bervariasi sekitar 0,1 mm di sebaian besar tubuh dan 1,5 mm pada telapak kaki. Meskipun sanga tipis, epidermis terdiri dari beberapa lapisan yang tersusun dari sel-sel yang terus membelah diri. Dermis adalah lapisan kulit tepat dibawah epidermis, terdiri dari jaringan ikat berisi pembuluh darah, ujung syaraf sensorik, kelenjar keringat dan sebasea, folikel rambut dan serat otot polos.di bawah dermis adalah jaringan yang mengandung lemak. Lapisan lemak memiliki ketebalan yang berbeda pada tubuh, dibawah lemak subkutan terdapat fasia yang memisahkan kulit dari otot. Umumnya dibagi menjadi fasia superficial yang terletak tepat di bawah kulit dan fasia profunda yang menyelubungi otot.Infeksi kulit dan jaringan lunak dapat melibatkan salah satu atau semua lapisan kulit, fasia dan otot. Infeksi dapat menyebar jauh dari lokasi awal infeksi dan menyebabkan komplikasi yang lebih parah, seperti endocarditis, sepsis gram negatif atau streptococal glomerulonefritis. Infeksi bakteri pada kulit dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu infeksi bakteri primer (sellulitis) dan infeksi bakteri sekunder (invasi pada jaringan). Infeksi bakteri primer biasanya disebabkan oleh satu spesies bakteri dan melibatkan daerah kulit yang sehat. Infeksi sekunder terjadi di daerah yang sebelumnya sakit.1.1 Definisi Selulitis adalah penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebar dari epidermis, dermis, dan superfacial. Proses ini dikarakterisasi dengan inflamasi tetapi dengan sedikit atau tidak ada nekrosis atau suppurasi pada jaringan lemak. Selulitis biasanya disebabkan oleh S.pyogenes dan S. aureus atau bakteri lainnya.Kondisi normal kulit memiliki berbagai jenis bakteri, namun kondisi kulit yang utuh menjadi penghalang yang efektif untuk mencegah masuknya bakteri dam pertumbuhan bakteri di dalam tubuh. Bila kulit robek, bakteri dapat masuk dan berkembangbiak sehingga menimbulkan infeksi dan peradangan.Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma. Pada anak usia di bawah 2 tahun dapat disebabkan oleh Haemophilus influenzae; keadaan anak tampak sakit berat, sering disertai gangguan pernapasan bagian atas, dapat pula diikuti bakteremi dan septikemi (Herry E.J., 2010).Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan, genitalia dan ekstremitas atas dan bawah. Sekitar 85% kasus selulitis terjadi pada kaki daripada wajah, dan pada individu dari semua ras dan kedua jenis kelamin. Permulaan selulitis didahului oleh gejala prodormal, seperti demam dan malaise, kemudian diikuti dengan tanda-tanda peradangan yaitu bengkak, nyeri, dan kemerahan. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis. Penanganannya perlu memperhatikan faktor predisposisi dan komplikasi yang ada. (Loretta Davis, MD, 2010).1.2 EpidemiologiSelulitis pada orang dewasa adalah suatu kondisi medis yang secara umum menyerang sejumlah besar pasien rawat inap dirumah sakit. Pada tahun 1985 di Inggris, infeksi kulit dan jaringan subkutan menyerang 29.820 pasien dengan jumlah beds rata-rata per hari 664 tempat tidur. Salah satu survei menyimpulkan bahwa penyakit tersebut menyumbang sekitar 3% dari konsultasi medis darurat di rumah sakit umum. Akibatnya menjadi masalah kesehatan yang penting dengan implikasi sumber daya dan keuangan yang cukup besar. Selulitis harus dibedakandari eksim dan edema, tromboflebitis dan vaskulitis.

1.3 Klasifikasia. Selulitis OrbitalInfeksi mudah menyebar dari sinus karena orbita memiliki dinding yang sama dengan sinus- sinus etmoidalis, maksilaris, dan frontalis. Disebabkan oleh streptokokus grup A, S. aureus, H. influenzae dan S. pneumoniae. Gejala : eksoftalmos, oftalmoplegia, dan hilangnya ketajaman penglihatan.b. Selulitis periorbitalDisebabkan oleh trauma, luka infeksi dan gigitan serangga. Gejala : awal demam cepat dan pembengkakan ; area hangat, ada pengerasan dan nyeri tekan.

II. PATOFISIOLOGI2.1 PatogenesisIstilah "selulitis" biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu peradangan non-nekrotik pada lapisan dermis dan hypodermis kulit, terkait dengan infeksi akut yang tidak melibatkan fasia atau otot, dan yang dicirikan oleh nyeri lokal, bengkak, nyeri, eritema, dan suhu lebih tinggi pada bagian yang terinfeksi. Pada orang dewasa dengan immunocompetent, selulitis biasanya disebabkan oleh Staphylococcus pyogenes dan pada anak-anak, yang paling umum menyebabkan selulitis adalah S. aureus.Menurut Isselbacher, bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit infeksi sering terjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, dan orang tua pikun. Selulitis adalah infeksi umum dari lapisan bawah kulit (dermis) dan jaringan subkutan (daerah di bawah kulit) yang disebabkan oleh infeksi bakteri . Sementara selulitis kadang berkembang di sekitar luka di kulit atau sayatan bedah , dalam kasus lain muncul tanpa sumber yang jelas untuk infeksi bakteri . Staphylococcus adalah bakteri yang paling sering menyebabkan selulitis , diikuti oleh Streptococcus .

2.2 EtiologiPenyebab dari selulitis adalah bakteri Streptococcus grup A, Streptococcus pyogens, Staphylococcus aureus dan infeksi dari jamur, tapi infeksi yang diakibatkan dari jamur termasuk jarang terjadi (Aeromonas hydrophila). (Isselbacher, 1999).Ada beberapa faktor yang memperparah resiko dariperkembangan selulitis, antara lain :a. UsiaSemakin tua usia, keefektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah berkurang pada bagian tubuh tertentu, sehingga abrasi kulit berpotensi mengalami infeksi.b. Melemahnya sistem imunMelemahnya sistem imun akan semkain mempermudah terjadinya infeksi.

c. Diabetes mellitusPada penderita diabetes mellitus tidak hanya gulah darah saja yang meningkat dalam darah tetapi juga mengurangi sistem imun dan menambah resiko terkena infeksi.d. Cacar dan ruam sarafPenyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan masuk bakteri infeksi.e. Pembengkakan kronis pada lengan dan tungkaiPembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan masuk.f. Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kakiInfeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehingga menambah resiko bakteri penginfeksi masuk.g. Penggunaan steroid kronikh. Gigitan hewan

2.3 Manifestasi KlinisGambaran kliniknya tergantung akut atau tidaknya infeksi. Umumnya pada semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas tidak jelas, nyeri tekan dan bengkak. Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka/ulkus. Disertai dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula. Dapat dijumpai limfadenopati limfangitis. Tanpa pengobatan yang efektif dapat terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangrene). Reaksi Lokal1. Lesi dengan batas tidak jelas2. Area selulit biasanya nyeri, merah dan hangat3. Jaringan mengeras Reaksi Sistemik1. Demam2. Malaise3. Menggigil4. Garis merah sepanjang jalur drainase limfatik5. Kelenjar getah bening membesar dan nyeriKomplikasi1. Gangguan sistemik, septikemia2. Osteomielitis3. Artritis septik4. Meningitis5. Hilangnya ketajaman penglihatan ( selulitis orbital )6. Potensial abses otak ( selulitis orbital, periorbital )

III. GEJALA dan DIAGNOSA3.1 GEJALAPenyakit selulitis diawali dengan munculnya luka berukuran kecil, nyeri, panas, bengkak dan kemerahan pada kulit. Jika menyebar ke jaringan sekitar akan muncul tanda-tanda khas peradangan kemerahan, bengkak, panas dan rasa sakitdi daerah yang terkena. Tanda yang sering muncul pada penderita selulitis adalah munculnya eritema dan edema kulit, lesi, pada daerah luka berasa panas, muncul nanah dari jaringan lunak dan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah infeksi. Eritema bisa bersifat lokal atau menyebar dengan cepat. Gangguan awal dengan demam dan malaise terjadi dalam banyak kasus, dan mungkin hadir sebelum tanda-tanda lokal.3.2 DIAGNOSADiagnosa selulitis terdiri dari dari beberapa pemeriksaan :a. Pemeriksaan fisik.Pada pemeriksan fisik akan ditemukan daerah pembengkakan yang terlokalisir (edema), kadang ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening. Pada hasil pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih dan adanya infeksi bakteri. Bila perlu, bisa dilakukan pembiakan darah.b. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang terdiri dari : Pemeriksaan darah, terdapat leukositosis. Laju endap darah dan kadar C-reactive protein juga meningkat, terutama pada pasien dengan penyakit berat yang membutuhkan rawat inap jangka panjang. Fungsi cairan pada bagian yang terinfeksi di biakkan dan dipulas dengan pulasan gram. Kultur darah positif (hanya pada beberapa pasien). Jika infeksi berulang dari selulitis diduga sebagai infeksi sekunder dari tinea pedis, disarankan untuk melakukan tes atau kultur mikologis. Biopsi kulit tidak disarankan untuk dikerjakan, kecuali pada pasien dengan dugaan etiologi infeksi non bakteri, atau pada pasien dengan Immunocompromised.IV. TUJUAN, SASARAN dan STRATEGI TERAPITUJUAN Menghilangkan tanda dan gejala penyakit Menghilangkan organism penyebab dengan pemaparan obat minimal Memberikan terapi antimikroba, antivirus maupun antiparasit yang cost efektifSASARAN TERAPI Mikroorganisme penyebab infeksi.STRATEGI TERAPI1. Pencegahan Infeksi Menghindari pemaparan atau kontak dengan pathogen Imunisasi , baik dengan organisme hidup yang dilemahkan atau organism mati (komponen mikroba).

2. Terapi infeksi Pengobatan simtomatik : antipiretik, mempertahankan status hidrasi Antimikrobial : empiris atau ditargetkan secara spesifik bila mikroorganisme berhasil diketahui Menghilangkan sumber infeksi, misalnya mengeluarkan cairan abses atau memotong jalur infeksi Mempertahankan fungsi sirkulasi dan organ vital pada infeksi berat Beberapa infeksi (terutama infeksi virus) sebetulnya sembuh sendiri dan tidak membutuhkan terapi spesifik(Patrick Davey, 2006:63)

V. TATALAKSANA TERAPI5.1 Terapi Farmakologi

5.2 Terapi Non FarmakologiPerawatan lokal meliputi elevasi dan imobilisasi pada daerah selulitis untuk mengurangi pembengkakan. Melakukan pengompresan untuk mengurangi rasa sakit. Intervensi bedah (insisi dan drainase) tetapi hal ini jarang dilakukan pada kasus selulitis (Dipiro et.al., 2008).

VI. KASUS INFEKSI (SELULITIS)Ny. Jm usia 52 th mengeluh pusing, ngliyeng, mual, tumit kaki kanan terasa nyeri, jari kaki kiri nyeri. Diagnosa DM, hipertensi dan selulitis kaki kiri dan kanan. Rawat inap selama 6 hari. Riwayat penyakit DM dan Hipertensi.ObatHari ke-

123456

RL 20 tpmVvV

Tutofusin 20 tpmV

Ronazole 3x1 botolvV

Sefotaksim 2x1 vialVvVvvV

Ketorolak 3x1 ampV

Gentamisin 3x1 ampV

Ranitidine 2x1 ampVV

Lactor 3x1 ampvvV

Ekstra actrapid 6 unitv

Ranitidin 2x1 tabVV

Sohobion 1x1 tabVvVvvV

Diamicron 1x1 pagiVvVv

Divask 1x1VvVvvV

Diamicron MR 1x1 pagivV

Diabex 1x1 tab malamvV

TTV

Suhu C37,6

TD mmHg160/80130/70130/80120/70140/80140/80

RR kali/mnt80

Nadi kali/mnt80

Laboratorium

Trombosit 537.000

Lekosit 24.580

GDS167122227258188

GejalaPusingNgiyeng, nyeri kakiOperasi kaki kiri dan kananLuka operasi sakitNyeri ringan pada luka operasi

PENYELESAIAN KASUS Metode SOAPa. SUBYEKTIFPasien: Ny. Jm usia 52 thDiagnosa: DM, hipertensi dan selulitis kaki kiri dan kananRiwayat: DM dan HipertensiKeluhan: pusing, ngliyeng, mual, tumit kaki kanan terasa nyeri, jari kaki kiri nyerib.OBYEKTIFTanda-tanda VitalHari-123456NormalKeterangan

TD160/80130/70130/80120/70140/80140/80120/80Meningkat

RR8018-22Meningkat

Suhu37,637,8Normal

HR8060-80Normal

Data Laboratorium ParameterHasil pemeriksaan tanggal

123456Normalket

Trombosit 537.000150-400.109/LMeningkat

Lekosit 24.5806.000-11.000 mg/dlMeningkat

GDS167122227258188200 mm/dlNormal

Analisa laboratorium Trombosit meningkat menunjukkan adanya infeksi. Leukosit meningkat menujukkan adanya infeksi. Gula darah sewaktu Ny. JM pada hari pertama 167 yang menunjukkan kadar gula darahnya nomal (riwayat penyakit Ny. JM adalah diabetes mellitus)

c. ASSESMENTEvaluasi terapi pada pasien : RL 20 tpm mengandung larutan elektrolit diindikasikan untuk pengganti cairan tubuh. Pada penderita diabetes mellitus dapat terjadi dehidrasi karena hilangnya cairan yang berlebih. Ronazole (metronidazole) diindikasikan sebagai antibiotik untuk bakteri anaerob. Lactor (ketorolac) diindikasikan untuk pengobatan nyeri akut sedang sampai berat. Ranitidin diindikasikan untuk pengobatan tukak lambung atau keadaan hipersekresi patologis atau ulkus 12 jari. Gentamisin merupakan antibiotic golongan aminoglikosida yang digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri gram negative yang terjadi pada pasien. Ekstra actrapid mengandung insulin digunakan untuk mengobati diabetes melitus. Diamicron mengandung gliklazid untuk pengobatan diabetes melitus. Sohobion mengandung vitamin B1, B6, dan B12 digunakan untuk suplemen. Divask mengandung Amlodipin Besilate 5 mg dan 10 mg tiap tablet digunakan untuk hipertensi yang diderita pasien. Tutofusin mengandung sorbitol yang diindikasikan untuk pengganti cairan tubuh (sebelum, selama dan pasca operasi). Sefotaksim merupakan antibiotik cephalosporin generasi ketiga diindikasikan untuk mengobati infeksi yang terjadi pada pasien.

d. PLANNamaDosisDosis SeharusnyaPlan

RL 20 tpm20 tpmDigunakan

Tutofusin 20 tpm30 mg/kgBB/hariDipertimbangkan

Ronazole 3x1 botol15 mg/kgBBDigunakan

Sefotaksim 2x1 vial1g tiap 12 jamDigunakan

Ketorolak 3x1 amp10-30 mg tiap 4-6 jamDigunakan

Gentamisin 3x1 amp1-2,5 mg/kgDigunakan

Ranitidine 2x1 amp25-50 mg tiap 6-8 mg/mlDigunakan

Lactor 3x1 amp10-30 mg tiap 4-6 jamDigunakan

Ekstra actrapid 6 unit3-25 micro IU/mlDigunakan

Ranitidin 2x1 tab150 mgDigunakan

Sohobion 1x1 tab100mgDigunakan

Diamicron 1x1 pagi80mgDigunakan

Divask 1x1500 mg tiap 12 jamDigunakan

Diamicron MR 1x1 pagi30 mg-60mgDigunakan

Diabex 1x1 tab malam500mgDigunakan

KIE :1. Penggunaan masing-masing obat, dijelaskan secara singkat agar mudah dipahami oleh pasien.2. Jaga kebersihan kaki agar infeksi tidak semakin parah3. Kondisikan pasien dalam keadaan nyaman dan hindari stress4. Dilakukan pemantauan kadar gula darah secara rutin 5. Pemantauan tekanan darah dan berat badan secara rutin 6. Diet nutrisi dengan komposisi seimbang dan rendah gula dan garam7. Memastikan pasien patuh minum obat secara teratur dan kontinyu

Tinjauan Tentang Obat:1. RLKandungan:NaCl 0,6g CaCl dihidrat 0,02gKCl 0,03gSodium lactat 0,31gIndikasi:Pengobatan kekurangan cairan elektrolit dan dehidrasi Dosis:Untuk usia dewasa, maka pasien akan diberikan obat ini dengan dosis 14 tetes permenit (disesuaikan dengan keadaan pasien)Kontraindikasi:HipertenatremiaPemakaian infus perlu bantuan tenaga medis, karena obat ini diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan infussionset.

2. TutofusinKandungan:Tiap L mengandung Na 150 mcg, K 18 mcg, Ca 4 mcg, Mg 6 mcg, Cl 90 mcg, acetate 38 mcg, sorbitol 50 gramIndikasi : Pengganti cairan elektrolit, dehidrasiDosis : 30 ml / kgBB / hariKontraindikasi: insufisiensi ginjal, intoleransi fruktosa atau sorbitol, jantung

3. RonazoleKandungan:MetronidazoleIndikasi:Infeksi bakteri anaerobDosis:15mg/kgbb/jamKontraindikasi:penyakit susunan sarafEfek samping:sakit kepala

4. SefotaksimKandungan: Cefotaxime 500 mg, 1 gram injeksiIndikasi : infeksi berat yang disebabkan oleh patogen-patogen yang sensitif terhadap cefotaxime seperti infeksi kulit dan jaringan lunakDosis : Dewasa dan anak > 12 tahun : 1 gram setian 12 jam. Pada infeksi berat : 2kali 2 gram/ hari biasanya cukup. Jika diperlukan dosis yang lebih besar, interval pemberian dapat diperpendek menjadi setiap 6-8 jam.Kontraindikasi: penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap antibiotik cephalosporin, penderita gagal ginjal yang berat Efek samping: hipersensitivitas Demam, diare, mual muntah,

5. Ketorolak:Kandungan: Ketorolac tromethamine 10 mg/mlIndikasi: penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang sampai beratDosis : 10 mg diikuti dengan 10-30 mg tiap 4 sampai 6 jam bila diperlukanKontraindikasi: Pasien yang sebelumnya pernah mengalami alergi dengan obat ini, karena ada kemungkinan sensitivitas silang. Pasien yang menunjukkan manifestasi alergi serius akibat pemberian Asetosal atau obat anti-inflamasi nonsteroid lain. Pasien yang menderita ulkus peptikum aktiEfek samping: Saluran cerna (diare, dispepsia, nyeri gastrointestinal, nausea). Susunan Saraf Pusat (sakit kepala, pusing, mengantuk, berkeringat).

6. GentamisinKandungan: Gentamisin 10 mg/ml; 40 mg/mlIndikasi: Gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Serratia) dan Gram positif (Staphylococcus), infeksi kulit dan jaringtan lunakDosis: 3-6 mg/kgBB/hari i.v tiap 8 jamKontraindikasi: Hipersensitif terhadap Gentamisin dan Aminoglikosida lain hipersensitif terhadap aminoglikosida, insufisiensi ginjal, terapi jangka lamaEfek samping: nefrotoksisitas, Neurotosisitas (vertigo, ataxia), Neuromuskuler dan skeletal, Ototoksisitas, Nefrotoksik (meningkatkan klirens kreatinin)

7. RanitidineKandungan:Ranitidine injeksi: 25 mg/ml Ranitidine tablet: 150 mg/ tablet.Indikasi: Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks esofagitis.Dosis: Infus kontinyu : 150 mg Ranitidine diencerkan dalam 250 mL dekstrosa atau larutan i.v. lain yang cocok dan diinfuskan dengan kecepatan 6,25 mg/jam selama 24 jam.Ranitidine injeksi diindikasikan untuk pasien rawat inap di rumah sakit dengan keadaan hipersekresi patologis atau ulkus 12 jari yang sulit diatasi atau sebagai pengobatan alternatif jangka pendek pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi Ranitidine oralKontraindikasi: Hipersensitif terhadap ranitidin Efek samping: Sakit kepala, pusing, vertigo, diare, reaksi hipersensitif, mual, muntah, agitasi, depresi, konstipasi

8. SohobionKandungan: Vitamin B1 100 mg, vitamin B6 100 mg, vitamin B12 5000 mcgIndikasi : Terapi defisiensi vitamin neurotropik (vitamin B1, B6 dan B12), polineuropati diabetikDosis : sehari 1 tablet, dapat diberikan bersamaan dengan makananEfek samping: Sindroma neuropati pada penggunaan dosis besar dan jangka penhjang

9. Diamicron Kandungan: Tiap tablet mengandung Gliklazid 80 mgMR: tiap tablet mengandung Gliklazid 30 mgIndikasi: Diabetes mellitus 2Dosis: 80 mg/hariMR: 30 mg/hari, max.120 mg/hariKontraindikasi: kehamilanEfek samping: Mual, sakit kepala, kemerahan pada kulit, gangguan saluran pencernaan

10. Divask (amlodipine)Kandungan: Amlodipine besylate 5 mgAmlodipine besylate 10 mgIndikasi: Pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina vasospastik (angina Prinzmetal atau variant angina). Divask dapat diberikan sebagai terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat antihipertensi dan antiangina lain.Dosis: Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg satu kali sehari, dengan dosis maksimum 10 mg satu kali sehari.Kontraindikasi: hipersensitf terhadap amlodipine, hamil, syok kardiogenik, gangguan hati beratEfek samping: mual, nyeri perut, gangguan hati, sakit kepala

11. DiabexKandungan: Metformin HClIndikassi: Pengobatan diabetes tipe 2Dosis: 500 mg 1-2 kali/hari, max. 1000 mg 3 kali/hariKontraindikasi: Penderita kardiovaskuler, gagal ginjal, gagal hati, dehidrasi, peminum alkohol, ketoasidosis, infark miokardEfek samping: Bersifat refersibel pada saluran cerna termasuk anoreksia, gangguan perut, mual, muntah, diare

DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2008. ISOFARMAKOTERAPI. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. PT.ISFI penerbitan : Jakarta.Fitzpatrick, Thomas B. 2008.DermatologyinGeneralMedicine, SeventhEdition. NewYork: McGrawHill.Herry E.J. Pandaleke, 2010,Selulitis dan erisepelas, Cermin DuniaKedokteran. UNSRI,1:12.Loretta Davis, MD,Professor. 2010.Erysipelas. Department of InternalMedicine, Division of Dermatology, Medical College of Georgia.Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1052445-overview.Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., dkk, 2008.Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6thedition. New York: McGraw-Hill.Davey Patrick. 2006.At a Glance Medicine. Jakarta. Erlangga