infeksi perinatal
TRANSCRIPT
Infeksi PerinatalDiagnosis dan Manajemen
Sofie Rifayani Krisnadi
Infeksi perinatal
Infeksi maternal Dapat ditransmisikan saat kehamilan,
persalinan dan pascasalin (ASI) Ibu sering tidak merasakan gejala,
tetapi janin terancam mendapat kelainan kongenital yang berat
Penyebab infeksi perinatal
Virus: Rubella, CMV, HSV, HIV, VZV, Parvovirus, Hepatit
is, Coxsackie Protozoa: Toxoplasma, Malaria Spirochaetal: Treponema pallidum Bakteri: Listeria monocytogens, GBS
Klasifikasi
Infeksi kongenital Infeksi Perinatal Infeksi Neonatal
Akibat infeksi maternal
Infeksi pada plasenta tanpa infeksi janin
Infeksi janin tanpa infeksi pada plasenta
Iidak terjadi infeksi baik pada plasenta maupun janin
Infeksi pada plasenta dan janin
Akibat infeksi pada janinPrematuritas
PJT / BBLRKelainan perkembangan janin
dan teratogenesis/ kongenitalInfeksi menetap pascasalinBayi normal
Diagnosis1. Gejala Klinis
Keluhan tidak spesifik Gejala umum seperti rasa cepat lelah,
lesu, mual, sakit kepala, sedikit demam Sulit / tidak mungkin mendiagnosis
berdasarkan gejala klinis
sehingga pemeriksaan laboratorium sering menjadi andalan
Diagnosis (Lanjutan)2. Pemeriksaan Laboratorium
Memastikan /mengeluarkan risiko infeksi fetus
(menentukan infeksi pada ibu hamil dan terjadinya)
Pemeriksaan harus dilakukan pada trimester pertama
Apabila dipastikan tidak ada risiko infeksi fetus, tidak diperlukan pemeriksaan lanjutan
Bila risiko terhadap fetus ada, lakukan tindakan klinik dan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan fasilitas yang ada
Diagnosis (Lanjutan)
Isolasi dan identifikasi organisme penyebab infeksi
Diagnosis sitologis dan histologis Diagnosis serologis
Manajemen Infeksi Prenatal Manajemen infeksi prenatal sangat
tergantung dari diagnosis prenatal terhadap janinnya
Diagnosis prenatal Dilakukan dengan mencari penyebab
dalam cairan amnion atau pengambilan darah janin
Contoh darah diambil dari vena umbilikalis pada tempat insersi tali pusat plasenta
Prosedur ini dapat dilakukan berulang – ulang
Diagnostik Infeksi Perinatal
Cara Penularan Diagnostik Maternal
EtiologiIntra
UterinPerinatal
Post-natal
Klinis Laboratoris
Treponema palladium (Siphyllis)
+ +(H)
___ ___ulkus genital, ruam, gejala
seperti flu, dapat tanpa gejalaVDRL/RPR
Human immunodeficiency virus (HIV)
±+ +(H)
+ gejala seperti flu antibody HIV
Rubella virus + + ___ + ruam, atritis IgG
Plasmodium falciparum (Malaria)
+ + ___ ___ Demam, daerah endemik Mikroskopik darah
Hepatitis B virus ±+ +(H)
+ / - Tidak bergejala HBsAg
Group B streptococci + / -+ +
(G,H)+ / - Faktor risiko Apus vagina / rektal
Varicella zoster virus (Chickenpox)
++ +(H)
___ Ruam berair , vesikel Tidak ada
Herpes simplex virus I or II ±+ +
(G,H)___
Lesi khas/ kelompokan vesikel
Tidak ada
Toxoplasma gondii + + ___ ___ Seperti Flu Ig G/IgG Avidity
Cytomegalovirus + ++ +
(G,H)+ Seperti Flu Tidak ada
Parvovirus + + ___ ___ Seperti Flu, radang sendi Tidak ada
++ = sering ; + = kurang sering; ± = jarang ; (G) = Genital; (H) = Hematogen
Manajemen Infeksi Perinatal
Intervensi / ManajemenPrakonsepsi / Antenatal Perinatal
Etiologi Imunisasi Pencegahan Pengobatan
Treponema pallidum (Siphyllis)
tidak ada kondom/ sex aman
Penisilin GAqueous crystalline penisilin G 100,000–
150,000 unit/kg/hari, diberikan 50,000 unit/kg/dosis IV tiap 12 jam selama 7 hari
pertama dan setiap 8 jam selama 10 hari atau Procaine Penisilin G 50,000
VDRL/RPR
Human immunodeficiency virus (HIV)
tidak ada kondom/ sex aman
Highly-active antiretroviral therapy (HAART)Antepartum:
ZDV oral dimulai pada 14-34 minggu kehamilan dan dilanjutkan selama hamil.• 100 mg lima kali atau 300 mg dua kali
sehariIntrapartum:ZDV intravena
• Dosis awal, 2 mg/kg berat badan dalam 1 jam
• Diikuti dengan infus lanjut sebanyak 1 mg/kg /jam sampai persalinan
Seksio sesarea jika l viral load
ibu > 1000ZDV, Nevirapin, atau regimen lain
Manajemen Infeksi PerinatalIntervensi / Manajemen
Prakonsepsi / Antenatal Perinatal
Etiologi Imunisasi Pencegahan Pengobatan
Plasmodium falciparum (Malaria)
tidak adainsektisidakelambu
Selama trimester pertamaKuinin + Klindamisin (jika tersedia dan
terjangkau) diberikan selama 7 hariSelama trimester kedua dan ketiga
Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) diketahui sangat efektiv bila
digunakan.
tidak ada
Hepatitis B virus
AdaHepatitis Bvaksinasi
tidak ada
Vaksin Hepatitis B untuk
neonatus dalam 12 jam pertama.HBIG bila ibu
HbsAG (+)
Intervensi / Manajemen
Prakonsepsi / Antenatal Perinatal
Etiologi Imunisasi Pencegahan Pengobatan
Rubella virus MMR Hindari kontak tidak ada Vaksinasi MMR
Plasmodium falciparum (Malaria)
tidak adainsektisidakelambu
Selama trimester pertamaKuinin + Klindamisin (jika tersedia dan
terjangkau) diberikan selama 7 hariSelama trimester kedua dan ketiga
Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) diketahui sangat efektiv bila
digunakan.
tidak ada
Hepatitis B virus
AdaHepatitis Bvaksinasi
tidak ada
Vaksin Hepatitis B untuk
neonatus dalam 12 jam pertama.HBIG bila ibu
HbsAG (+)
Group B streptococci
tidak ada
tidak ada tidak ada Penisilin atau Ampisilin IV > 4
jam sebelum persalinan
Invensi/Manajemen Infeksi Perinatal
Invensi/Manajemen Infeksi Perinatal
Intervensi / Manajemen
Prakonsepsi / Antenatal Perinatal
Etiologi Imunisasi Pencegahan Pengobatan
Varicella zoster virus (Chickenpox)
Adahindari kontakIgG bila ada
kontak
Asiklovir intravena dengan dosis 1500 mg/m2 dibagi dalam tiga dosis
Vaksinasi pasca salin
tidak ada pengobatan
Herpes simplex virus I or II
tidak ada kondom/ sex aman
Acyclovir Jadwalkan seksio sesarea
Toxoplasma gondii
tidak ada
Hindarkan kontak dengan kotoran kucing
Kontroversi, seringnya terapi tetap diberikanToksoplasmosis akut dalam kehamilan
Spiramisin 3 g qd dalam tiga dosis sampai aterm atau sampai fetal infection is documented
Documented fetal infection (setelah 18 minggu kehamilan)
Pirimetamin dosis: 100 mg qd dalam dua dosis untuk 2 hari, kemudian 50 mg qd sampai atermdan Sulfadiazin dosis: 75 mg/kg qd dalam dua
dosis (maks 4 gqd) untuk2 hari, kemudian 100 mg/kg qd dalam
dua dosis (maks 4 g qd) sampai atermdan Leucovorin (asam folat) 5–20 mg qd selama dan untuk 1 minggu setelah terapi Pirimetamin.
tidak ada
Invensi/Manajemen Infeksi PerinatalIntervensi / Manajemen
Prakonsepsi / Antenatal Perinatal
Etiologi Imunisasi Pencegahan Pengobatan
Cytomegalovirus
tidak adaHindari liur dan
urin bayiGansiklovir intravena dengan dosis 6 mg/kg tiap
12 jam untuk selama 42 hari.
tidak ada
Parvovirus tidak ada Tidak ada Transfusi intrauterin PRC tidak ada
Penapisan Infeksi Pada Neonatus
Etiologi Klinis Laboratoris
Treponema pallidum (Siphyllis)
Sindroma kongenital
VDRL/RPR
Human immunodeficiency virus (HIV)
Tidak ada gejalaFollow up antigen (antibodi pada janin menunjukkan infeksi
maternal), PCR
Rubella virusSindroma kongenital
IgM, kultur, PCR
Plasmodium falciparum (Malaria)
PJT Tidak ada
Hepatitis B virus Tidak ada gejalaHBsAg dan tes anti/HBs pada janin yang lahir dan ibu HBsAg
positif
Group B streptococciTanda-tanda
sepsisPCR, kultur darah, lumbal pungsi
Varicella zoster virus (Chickenpox)
Sindroma kongenital
Tidak ada
Herpes simplex virus I or II
Herpes neonatus Tidak ada
Toxoplasma gondiiSindroma kongenital
IgG, IgM, IgA
CytomegalovirusSindroma kongenital
PCR Antigen
Parvovirus Hydrops fetalis PCR Antigen
Simpulan Penentuan diagnosis maternal tergantung sarana
dan fasilitas yang ada Risiko untuk janin hanya dapat diduga (belum
dapat ditegakkan pasti) Terapi diberikan selama kehamilan (konsekuensi
sarana dan fasilitas) Terapi belum tentu mengintervensi janin Informasikan kepada ahli perinatologi yang
menangani bayi
Apakah ibu hamil terinfeksi?
IgG Assay
IgG positif IgG negatif
Apakah saat ini terinfeksi ? IgM AssayMenyarankan menghindari infeksi
selama kehamilan
IgM positif IgM negatif
Tentukan saat infeksi
IgG Avidity AssayTidak berisiko untuk kehamilan (Bila sampel diambil > 6 bulan setelah hamil, konfirmasi
dengan hasil sebelumnya)
Infeksi terjadi sesudah hamil
Infeksi sebelum hamil
Kehamilan berisiko Periksa janin
Tidak ada risiko kehamilan
Gambar 1. Bagan alur pemeriksaan serologis toksoplasmosis pada ibu hamil1
Ibu hamil dengan toksoplasmosis selama
kehamilan
Gestasi < 18 minggu Gestasi ≥ 18 minggu
spiramycinfetal ultrasound harus dilakukan
PCR amnion saat ≥ 18 minggu atau
segera setelah terlihat
Pyrimethamine + sulfadiazine + folinic acid
fetal ultrasound(s) harus dilakukan
PCR amnion saat ≥ 18 minggu atau segera setelah terlihat
PCR positif dan/atau ultrasound positif
PCR negatif dan ultrasound negatif
PCR negatif ultrasound negatif
Lanjutkan spiramycin pyrimethamine + sulfadiazine + folinic acid
Pertimbangkan spramycin atau lanjutkan pyrimethamine +
sulfadiazine + folinic acid
Persalinan
Gambar 2. Bagan alur terapi ibu hamil dengan toksoplasmosis1
Pustaka Acuan
1. Management of Perinatal infections. ED. Palasanthiran P, Starr M, and Jones Ch, Australasian society for Infectious Diseases. 2002.
2. Perinatal infections Transmitted by The mother to her infant, Educational material for health personnel. March of Dimes Foundation Latin American Center for Perinatology / Women and Reproductive Health - Pan American Health Organization / World Health Organization, 2008.
3. Congenital toxoplasmosis. Jeffrey KravetzClinical Evidence;06:906. 2010
4. Investigation of toxoplasma infection in pregnancy,QSOP 59.Issued by Standards Unit, Department for Evaluations, Standards and Training Centre for Infections , Issue no: 2 Issue date: 04.03.2010, Issued by: for Standards Unit, Department for Evaluations, Standards and Training Page: 1 – 14.
5. Montoya JG and RemingtonJS. Management of Toxoplasma gondii Infection during Pregnancy CID 2008:47 (15 August).
6. Peyron E, Wallon M, Liou C, Garner P. Treatments for toxoplasmosis in pregnancy (review). The Cochrane collaboration. Diunduh : 11 Januari 2011. Tersedia dari: www.cochrane.org/reviews/en/ab001684.html