implementasi permenaker 05 tahun 2018 sebagai wujud ... sehari... · implementasi permenaker 05...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PERMENAKER 05 TAHUN 2018
SEBAGAI WUJUD PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
disampaikan oleh:
Kasubdit Pengawasan Norma Ergonomi, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Direktorat Jenderal Binwasnaker dan K3
Kementerian Ketenagakerjaan RI
Pada acara Seminar Sehari,
Jakarta, 11 Juli 2019
LOGO Agenda
I. Latar Belakang
II. Dasar Hukum
III. Pengertian
IV. Ruang Lingkup dan Tujuan
V. Personil K3
VI. Pemeriksaan dan Pengujian
VII. Pengawasan
VIII. Sanksi
IX. Lampiran
X. Penutup
LOGO I. Latar belakang
Amanat Pasal 5 dan Pasal 6 Konvensi Organisasi Perburuhan
Internasional Nomor 120 yang telah di ratifikasi melalui UU No 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional No 120 Mengenai Higiene Dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor;
Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 3 ayat (1) huruf huruf i, j, k, l dan m Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
Pengaturan dalam PMP No 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan dan Penerangan dalam Tempat Kerja yang sudah berusia lebih dari 54 tahun sudah tidak sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia kerja saat ini;
Pasal 17 Permenaker No 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja, mengamanatkan perlunya peninjauan kembali sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali sejak diterbitkan, untuk itu perlu dilakukan perubahan terhadap peraturan ini, walaupun banyak perubahan terhadap Nilai Ambang Batas;
LOGO
Penegakan hukum terhadap PMP No 7 Tahun 1964 sulit
dilakukan karena tidak mengacu pada sanksi hukum baik dalam UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja ataupun UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Program nasional untuk simplifikasi peraturan perundang-undangan, perlu dilakukan revisi sekaligus penggabungan terhadap peraturan yang serumpun yaitu PMP No 7 Tahun 1964 dan Permenaker No 13 Tahun 2011 dalam peraturan terbaru mengenai K3 Lingkungan Kerja
LOGO
II. Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-
Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia
Untuk Seluruh Indonesia;
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi
Perburuhan Internasional Nomor 120 Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan Dan
Kantor–Kantor;
Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2010 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan;
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Mempersiapkan Pembentukan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan
Pemerintah, dan Rancangan Peraturan Presiden Serta Pembentukan Rancangan
Peraturan Menteri di Kementerian Ketenagakerjaan;
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengawasan Ketenagakerjaan
LOGO III. Pengertian (Pasal 1)
Higiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha kesehatan individu maupun usaha pribadi hidup manusia.
Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan
kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Lingkungan Kerja adalah aspek Higiene di Tempat Kerja yang di dalamnya
mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang
keberadaannya di Tempat Kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan Tenaga Kerja.
K3 Lingkungan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan Tenaga Kerja melalui pengendalian Lingkungan
Kerja dan penerapan Higiene Sanitasi di Tempat Kerja.
LOGO
Tempat Kerja Pengusaha/Pengurus WAJIB
(Ps 2)
Apakah Terdapat Sumber Bahaya Lingkungan Kerja Berupa, FAKTOR: 1. FISIKA; 2. KIMIA; 3. BIOLOGI; 4. ERGONOMI; 5. PSIKOLOGI
Tujuan (Ps. 4)
Syarat K3 Lingkungan Kerja (Ps.3)
1. Pengendalian Faktor Fisika
dan Faktor Kimia agar
berada di bawah NAB;
2. Pengendalian Faktor Biologi,
Faktor Ergonomi, dan Faktor
Psikologi Kerja agar
memenuhi standar;
3. Penyediaan fasilitas
Kebersihan dan sarana
Higiene di Tempat Kerja yang
bersih dan sehat; dan 4. Penyediaan personil K3 yang
memiliki kompetensi dan
kewenangan K3 di bidang Lingkungan Kerja
mewujudkan Lingkungan
Kerja yang aman, sehat,
dan nyaman dalam
rangka mencegah
kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
IV. Ruang Lingkup dan Tujuan
LOGO Program K3 Lingkungan Kerja
(Ps. 5 - Ps. 44)
Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja dilakukan melalui kegiatan:
1. pengukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja yang meliputi
fisika;
kimia;
biologi;
ergonomi; dan
psikologi
2. penerapan Higiene dan Sanitasi meliputi:
bangunan tempat kerja;
fasilitas Kebersihan;
kebutuhan udara; dan
tata laksana kerumahtanggaan.
LOGO
HIGIENE DAN SANITASI
PSL 26 sd 44
Bangunan Tempat Kerja
Halaman
Gedung
Bangunan bawah tanah
Fasilitas Kebersihan
Toilet dan Kelengkapannya
Loker dan Ruang Ganti
Tempat Sampah
Peralatan Kebersihan
Kebutuhan Udara
KUDR
1. Suhu
2. Kelembapan
3. Kadar Oksigen
4. Kadar Kontaminan dalam udara
Ruang Udara
Ventilasi
1. Alami
2. Buatan
3. Kombinasi
Tata Laksana Kerumahtanggaan
(5S/5R)
LOGO V. PERSONIL K3 (Ps. 45 – 57)
Pengukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja harus dilakukan oleh
personil K3 bidang Lingkungan Kerja, meliputi:
Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja;
Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja; dan
Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja.
Personil K3 harus memiliki kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri dan kewenangan K3 bidang lingkungan kerja.
Dapat diselaraskan dengan SKKNI terkait Higiene Industri Muda (HIMU), Higiene Industri Madya (HIMA) dan Higiene Industri Utama (HIU)
LOGO
Dilakukan secara:
internal untuk mengukur besaran pajanan sesuai dengan risiko Lingkungan Kerja dan tidak menggugurkan kewajiban Tempat Kerja untuk melakukan pengukuran dengan pihak eksternal
dilakukan oleh personil K3 bidang Lingkungan Kerja.
eksternal :
1. Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Ketenagakerjaan (Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Lingkungan Kerja)
2. Direktorat Bina Keselamatan dan Kesehatan Kerja beserta Unit Pelaksana Teknis Bidang K3 (Penguji K3)
3. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang membidangi pelayanan Pengujian K3(Penguji K3)
4. lembaga lain yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Menteri (Ahli K3
Lingkungan Kerja)
VI. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
(Ps.58-68)
LOGO
Jenis Pemeriksaan dan/atau Pengujian :
1. Pertama untuk mengidentifikasi potensi bahaya Lingkungan Kerja di Tempat Kerja
meliputi:
area kerja dengan pajanan Faktor Fisika, Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi;
Kualitas Udara Dalam Ruang (KUDR); dan
Sarana dan fasilitas Sanitasi.
2. Berkala dilakukan secara eksternal paling sedikit 1 (satu) tahun sekali atau sesuai dengan penilaian risiko atau ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi sda.
3. Ulang dilakukan apabila hasil Pemeriksaan dan/atau Pengujian sebelumnya baik secara internal maupun eksternal terdapat keraguan.
4. Khusus dilakukan setelah kecelakaan kerja atau laporan dugaan tingkat pajanan di atas NAB
LOGO
Pelaksana Riksa Uji:
Pengawas
Ketenagakerjaan Sp
K3 LK pada UPT
Wasnaker;
Laporan Riksa Uji
Perusahaan
yang meminta
Mekanisme
SURKET
memenuhi
Syarat K3:
Penguji K3 pada
Direktorat Bina K3
beserta UPT K3 dan
UPTD Bidang K3; Riksa Uji
Ulang
dan/atau
STIKER
SURKET
TIDAK
Memenuhi
Syarat K3:
Riksa Uji
Berkala
UPT
Wasnaker
≤ NAB atau
memenuhi
standar
AK3 Lingkungan Kerja
pada PJK3 Riksa Uji
LK
TIDAK
YA
L1, u/ Perusahaan;
L2, u/ UPT Wasnaker;
L3, u/ Ditjen PPK dan K3
LOGO Peninjauan Berkala
(Ps. 69)
NAB dan/atau standar dapat ditinjau
secara berkala paling sedikit
3 (tiga) tahun sekali sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
17
LOGO VII. Pengawasan (Ps. 70)
VIII. Sangsi (Ps. 71)
PENGAWASAN
Pengawasan pelaksanaan K3 Lingkungan Kerja dilaksanakan oleh
Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Lingkungan Kerja
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
SANGSI
Pengusaha dan/atau Pengurus yang tidak memenuhi ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
dan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
LOGO
IX. Lampiran
Terdapat 10 (sepuluh) lampiran yang menjadi bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
Untuk memudahkan penerapan Permenaker No 5 tahun
2018, diterbitkan Buku Pedoman Teknis Penerapan K3
Lingkungan Kerja sebagai suplemen yang berisi
penjelasan tambahan yang tidak mungkin secara rinci
diatur dalam Peraturan Menteri ini.
LOGO X. Penutup
Permenaker No 5 Tahun 2018 mengatur kewajiban bagi Pengurus dan/atau
Pengurus untuk menerapkan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja, meliputi
o Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di bawah NAB;
o Pengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi
Kerja agar memenuhi standar; o Penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat Kerja yang
bersih dan sehat; dan
o Penyediaan personil K3 yang memiliki kompetensi dan kewenangan K3
di bidang Lingkungan Kerja.
Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja bertujuan untuk mewujudkan
lingkungan kerja yang aman, sehat dan syaman dalam rangka mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
Dengan terbitnya Permenaker 5 tahun 2018 ini mencabut PMP No 7 Tahun 1964, Permenakertrans No 13 Tahun 2011 dan SE Menaker No 1 Tahun 1978.