hygiene sanitasi dan pemeriksaan kandungan escherichia coli pada sop buah yang dijual di lapangan...

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan diperlukan manusia untuk kelangsungan hidup. Masalah makanan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting, jika dibandingkan dengan kebutuhan papan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Konsumsi makanan yang mengandung cukup energi dan zat gizi yang dibutuhkan tubuh akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Pada usia remaja perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan dan status gizi, mengingat remaja merupakan calon orang tua, generasi penerus dan sebagai sumber daya pembangunan yang potensial (Almatsier, 2012). Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima menurut Food and Agriculture Organization (FAO), didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lainnya yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih

Upload: garimi-lati-suci

Post on 20-Nov-2015

131 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMakanan diperlukan manusia untuk kelangsungan hidup. Masalah makanan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting, jika dibandingkan dengan kebutuhan papan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Konsumsi makanan yang mengandung cukup energi dan zat gizi yang dibutuhkan tubuh akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Pada usia remaja perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesehatan dan status gizi, mengingat remaja merupakan calon orang tua, generasi penerus dan sebagai sumber daya pembangunan yang potensial (Almatsier, 2012).Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima menurut Food and Agriculture Organization (FAO), didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lainnya yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Makanan jajanan (street food) adalah makanan dan minuman yang telah diolah oleh pengolah makanan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum (Depkes RI, 2006). Pola penyiapan makanan jajanan yang dijual oleh pedagang antara lain 65% tanpa pemrosesan, 97% pangan siap saji dan 82% pangan jajanan diproses di lokasi penjualan (WHO, 2006).Masyarakat diperkirakan akan terus meningkat dalam mengomsumsi makanan jajanan karena semakin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Beberapa keunggulan dari makanan jajanan adalah murah, mudah didapat serta kandungan zat gizi yang dimilikinya merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Meskipun jika tidak dikelola dengan baik makanan jajanan memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap masalah kesehatan yaitu dapat menyebabkan foodborne disease.Makanan jajanan yang tercemar dapat menyebabkan penyakit. Pencemaran yang terjadi pada makanan biasanya disebabkan oleh bakteri patogen. Coliform adalah salah satu patogen penyebab penyakit pada makanan. Coliform dapat dibedakan menjadi dua grup yaitu coliform fecal misalnya Escherichia coli dan coliform non-fecal misalnya Enterobacter aerogenes (Fardiaz, 2013). Coliform patogenik dapat menimbulkan problem serius pada berbagai kasus kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti penyakit diare (Todar, 2008). Bakteri Escherichia coli yang berada dalam sumber air atau makanan bisa menjadi suatu indikasi terjadinya kontaminasi tinja. Bakteri Escherichia coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit (pathogen) pada makanan. Escherichia coli atau biasa disingkat E.coli adalah salah satu jenis spesies gram negatif. Sejak tahun 1940, di Amerika Serikat telah ditemukan strain-strain Escherichia coli yang tidak merupakan flora normal saluran pencernaan (Tambunan, 2011). Minuman olahan yang sering dijajakan di tempat-tempat terbuka seperti pinggir jalan, dan emperan toko sangat besar kemungkinannya terkontaminasi oleh bakteri. Pencemaran juga dapat terjadi pada semua tahap proses produksi yang dilalui, baik pada proses pengolahan hingga penyajian ke tangan konsumen.Tindakan hygiene sanitasi merupakan salah satu upaya yang penting untuk menghindari pencemaran terhadap hasil produksi. Terdapat enam prinsip hygiene dan sanitasi yang harus diperhatikan dalam proses pengolahan makanan dan minuman yaitu pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan masak, pengangkutan makanan dan penyajian makanan (Depkes RI, 2006).Sop buah adalah salah satu makanan dan minuman jajanan yang beredar di masyarakat. Sop buah merupakan minuman olahan yang terdiri dari beberapa potongan buah yang dicampur dengan susu, sirup, air dan es batu. Sop buah memiliki beberapa keunggulan diantaranya harga yang murah, memiliki kandungan vitamin dari potongan buah yang ada. Pedagang sop buah menjajakan minuman olahannya di tempat-tempat yang strategis, seperti pasar tradisional, di pinggir-pinggir jalan maupun tempat-tempat wisata. Penyajian sop buah biasanya menggunakan alat-alat yang telah mengalami kontak dengan lingkungan luar. Alat-alat tersebut diletakkan atau digantung pada gerobak setelah menyajikan sop buah pada konsumen, sehingga alat tersebut dapat tercemar oleh bakteri.Foodborne disease disebabkan oleh agen penyakit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi mikroorganisme. Kejadian luar biasa (KLB) penyakit yang disebabkan oleh makanan misalnya KLB infeksi bakteri patogen banyak terjadi di beberapa negara. Di Indonesia terjadi 128 KLB keracunan pangan sepanjang tahun 2011 di 25 provinsi. Kasus keracunan pangan yang dilaporkan sebanyak 6.901 orang sakit dan 11 orang meninggal dunia. Kasus-kasus tersebut disebabkan oleh keracunan pangan yang berasal dari masakan rumah tangga (45,32%), jasa boga (23,44%), pangan olahan (12,504%), dan pangan jajanan (12,50%). Kejadian luar biasa keracunan tahun 2011 disebabkan sebanyak 35 (28,69%) kejadian disebabkan oleh mikroba, 19 (14,84%) kejadian disebabkan oleh bahan kimia dan 71 (55,47%) kejadian tidak diketahui penyebabnya (BPOM RI, 2013).Kasus cemaran coliform pada makanan masih sering ditemukan. Randy (2014) menyimpulkan bahwa masih terdapat kontaminasi coliform dan Escherichia coli pada minuman pop ice yang dijual dijajanan Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu. hal ini dikarenakan minuman pop ice di wilayah tersebut tidak memenuhi persyaratan kualitas bakteriologi air minum karena dari 18 sampel, 10 diantaranya mengandung Escherichia coli. Metran Pero (2014) yaitu masih terdapat Escherichia coli pada es cendol yang dijual di Pasar Simpang Kandis, Pasar Panorama dan Pasar Minggu Kota Bengkulu. Pada 30 sampel es cendol yang dijual, 18 sampel mengandung bakteri E.coli, sedangkan 12 sampel lainnya tidak mengandung bakteri E.coli.Di tempat wisata Lapangan Merdeka Kota Bengkulu sering dijumpai pedagang yang menjual makanan dan minuman, salah satunya adalah minuman olahan sop buah. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan bahwa pedagang minuman olahan sop buah yang terdapat pada tempat wisata Lapangan Merdeka Kota Bengkulu sebanyak 15 pedagang. Makanan dan minuman jajanan yang baik, bila diproduksi dan diedarkan kepada masyarakat haruslah memenuhi persyaratan Permenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui hygiene sanitasi pedagang kaki lima di Lapangan Merdeka melalui penelitian yang berjudul : Analisis Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Escherichia coli pada Sop Buah yang Dijual Di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, menunjukkan bahwa hygiene sanitasi pedagang kaki lima pada sop buah sangat dibutuhkan dan menjadi salah satu bagian faktor penting dalam terjadinya kontaminasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana hygiene sanitasi dan pemeriksaan kandungan Escherichia coli pada sop buah yang dijual di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu.C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk membuktikan tentang hygiene sanitasi dan kandungan Escherichia coli pada minuman sop buah yang dijual di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu.2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui distribusi frekuensi personal hygiene penjamah sop buah.b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penyediaan air bersih.c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi cara pencucian peralatan.d. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ada tidaknya bakteri Escherichia coli pada sop buah.e. Untuk mengetahui distribusi frekuensi jumlah Escherichia coli pada sop buah.D. Manfaat Penelitian1. Bagi AkademikDapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan informasi ilmiah dan bermanfaat bagi jurusan Kesehatan Lingkungan dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi.2. Bagi Tempat PenelitianSebagai masukan penting dan dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk pedagang agar menjaga kebersihan alat, hygiene perorangan dan air yang digunakan.3. Bagi Peneliti LainSebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang sama atau mengembangkan penelitian yang baru.E. Keaslian Penelitian1. Metran Pero (2014), Hubungan Personal Hygiene, Penyediaan Air Bersih dan Pencucian Alat Gelas dengan Keberadaan Bakteri E.coli Pedagang Es Cendol di Pasar Simpang Kandis, Pasar Panorama dan Pasar Minggu Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode bersifat deskriftif dengan desain penelitian cross sectional, untuk melihat gambaran hubungan personal hygiene, penyediaan air bersih dan pencucian alat gelas dengan keberadaan bakteri Escherichia coli. Pada 30 sampel es cendol yang dijual, 18 sampel mengandung bakteri E.coli, sedangkan 12 sampel lainnya tidak mengandung bakteri E.coli.2. Jernita Sinaga (2011), Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia coli Pada Sop Buah yang Dijual Di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode bersifat deskriftif dengan melihat gambaran hygiene sanitasi dan analisa laboratorium terhadap kandungan Escherichia coli dalam sop buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 11 penjual atau pembuah sop buah, semua pembuat atau penjual sop buah belum menerapkan prinsip hygiene sanitasi antara lain pemilihan, penyimpanan, pengolahan minuman, penyimpanan minuman jadi, pengangkutan minuman, dan penyajian minuman sehingga pengolahan minuman sop buah di Pusat Pasar Kabanjahe tidak memenuhi syarat.3. Vimalan Parthipan (2013), Analisa Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Jalan Dr. Mansur Medan Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap lima belas sampel sop buah didapatkan sembilan sampel sop buah (60%) memiliki jumlah koloni bakteri Coliform dengan indeks Most Probable Number (MPN) lebih dari 0 per 100 ml sampel. Enam sampel lainnya (40%) tidak terdapat bakteri Coliform dengan indeks Most Probable Number (MPN) 0 per 100 ml sampel.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian Hygiene dan SanitasiHygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan (Depkes RI, 2006).Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2006).Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat kaitannya. Misalnya hygienenya sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedia air bersih, maka mencuci tangan tidak sempurna (Depkes RI, 2006)B. Hygiene Sanitasi Makanan dan MinumanSanitasi makanan adalah untuk mencegah kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan diperlukan penerapan sanitasi makanan. Sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan dan menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat dan aman (Ricky, 2005).Makanan dan minuman adalah bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya (Wikipedia, 2008). Makanan penting baik untuk mempertahankan kehidupan maupun memberikan energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti jaringan, untuk bekerja, dan untuk pertahanan tubuh dari penyakit.Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran dan hotel (Depkes RI, 2006).Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan (Depkes RI, 2006).Makanan dan minuman yang sehat akan membuat tubuh menjadi sehat, namun makanan yang sudah terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit. Dengan demikian makanan dan minuman yang dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya (Ismunandar, 2008). Hal ini dapat diupayakan dengan memperhatikan hygiene sanitasi makanan dan minuman.C. Personal HygienePersonal Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu. Penjamah makanan harus bertanggung jawab atas kesehatan pribadi dan kebersihan dirinya. Hal ini dilakukan agar masyarakat terhindar dari praktek yang tidak higienis yang dapat menyebabkan penyakit di masyarakat. Oleh karena itu, personal hygiene perlu diterapkan agar kesehatan masyarakat terjaga. Aturan personal hygiene antara lain :1. Kesehatan fisik harus dijaga dan dilindungi dengan gizi yang baik dan kebersihan diri2. Penyakit harus dilaporkan kepada perusahaan sebelum bekerja dengan makanan sehingga kontak antara karyawan sakit dan makanan dapat dicegah.3. Kebiasaan kerja yang hygienis harus dikembangkan untuk menghilangkan pencemaran pangan yang potensial.4. Selama bekerja, tangan harus dicuci setelah menggunakan toilet, menangani sampah atau bahan-bahan yang kotor, menangani daging mentah, produk telur atau susu, memegang uang, merokok, batuk atau bersin.5. Kebersihan diri harus dipelihara dengan mandi setiap hari dan menggunakan deodoran, keramas minimal 2 kali seminggu, membersihkan kuku setiap hari, menggunakan penutup kepala (hair net) selama menangani makanan, mengenakan pakaian yang bersih.6. Tangan karyawan dilarang menyentuh peralatan dan fasilitas untuk makanan. Sebaiknya perlu digunakan sarung tangan sekali pakai untuk melakukan kontak.Personal hygiene penjamah makanan sangatlah perlu dipelajari dan diterapkan dalam pengolahan makanan untuk mencegah penularan penyakit menular melalui makanan. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh setiap penjamah makanan ketika mengolah dan menyajikan makanan untuk mencegah penularan penyakit antara lain :1. Selalu mencuci tangan sebelum menjamah makanan, minuman dan peralatan.2. Memotong kuku agar tetap pendek serta tidak menggunakan cat kuku serta selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.3. Penjamah makanan tidak boleh makan, minum atau merokok didalam area dimana terdapat makanan, peralatan, barang sekali pakai dan benda-benda lain yang tidak boleh terkontaminasi.4. Sarung tangan sekali pakai (diposable) yang kuat direkomendasikan digunakan untuk mengolah makanan dimana sebelumnya harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memakai sarung tangan.D. Penyediaan Air Bersih1. Definisi Air bersihAir bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasanya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga bila dikonsumsi tidak menimbulkan efek (Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990).2. Persyaratan dan Penyediaan Air BersihSistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan utama. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas. Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari baku air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan biologis dan persyaratan radiologis. Syarat-syarat tersebut berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990 dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut :a. Syarat-syarat fiskSecara fisik, air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 250C, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 250C 30C.b. Syarat-syarat kimiaAir bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah pH, total solid, zat organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), Seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat.c. Syarat-syarat bakteriologis dan mikrobiologisAir bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri Escherichia coli atau Fecal coli dalam air.3. Tahap Penyediaan Air BersihTahap penyediaan air bersih menurut Cahyadi (2005) adalah sebagai berikut :a. Tahap pengangkutan airTempat air atau wadah yang digunakan untuk mengangkut air harus bersih dan mempunyai tutup. Penutup wadah air tidak boleh mempergunakan kain atau daun karena dapat mencemari air yang diangkut. Bila air diangkut dengan tangki air, maka tangki air harus bersih dan dipakai khusus untuk mengangkut air.b. Tahap penyimpanan airWadah untuk tempat penampungan air bersih tertutup rapat dan sering dibersihkan secara rutin paling sedikit dua kali seminggu. Penempatan wadah penyimpanan air harus diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mempunyai risiko terhadap pencemaran.c. Tahap pemasakan airAir sebaiknya dimasak menggunakan alat yang tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya. Alat yang digunakan untuk memasak air tidak mudah berkarat.d. Tahap penyimpanan air masakPerlakuan terhadap air yang sudah dimasak harus lebih hati-hati dibandingkan dengan air yang belum dimasak. Penyimpanan air masak biasanya pengawasannya berkurang, karena merasa bahwa air yang telah dimasak tidak mengandung bakteri atau cemaran lainnya. Persyaratan penyimpanan air masak antara lain :1) Wadah atau tempat penyimpanan air harus selalu tertutup.2) Wadah atau tempat untuk menyimpan air harus selalu bersih.3) Wadah atau tempat untuk menyimpan air harus diletakkan sedemikian rupa agar tidak mudah dicapai oleh serangga atau binatang lainnya.E. Pencucian PeralatanMenurut Cahyadi (2005), air bersih yang diperoleh dari sarana air bersih yang digunakan untuk berbagai kepentingan salah satunya untuk proses pengolahan makanan, pembersihan alat makan dan juga untuk kepentingan kebersihan lain. Air harus tersedia cukup dan dalam keadaan mengalir untuk membersihkan bahan makanan serta alat makan. Air sangat erat hubungannya dengan makanan, oleh karena itu air diperlukan dalam semua proses pengolahan makanan dan minuman.Pada tahap persiapan air digunakan untuk merendam, mencuci dan semua kegiatan membersihkan bahan makanan mentah dan peralatan. Pada tahap selanjutnya air digunakan untuk media penghantar panas selama proses pemasakan. Oleh karena itu air yang digunkan harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan sebab air memiliki peran yang sangat penting dalam pengolahan makanan dan minuman, memberihkan bahan makanan serta alat makan. F. Sop BuahSop buah merupakan sebuah hidangan yang mengandung berbagai macam buah-buahan yang disediakan sesuai selera. Biasanya komposisi buah-buahan yang terkandung adalah buah anggur, strawberry, apel, semangka, alpukat, pepaya, bengkoang, melon, lalu mencampurnya dengan kuah (sop) dan semua proses pembuatan sop buah di buat pemanis seperti gula pustih (gula pasir) dan susu cair (Asmira, 2005).

Sumber : http://www.lintas.meGambar 2.1Buah selain enak dan segar rasanya, ternyata buah adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. Menurut Annisa (2009) ada beberapa komposisi sop buah yang terdiri dari aneka buah-buahan yang mirip dengan komposisis sop sayuran adalah :1. Anggur : sumber vitamin A, B6 (thiamin), C, E dan K (kalium), asam folat2. Strawberry : sumber serat, vitamin A, C, B, B12, mangan, kalium dan asam folat sebagian besar kalorinya berasal dari gula3. Apel : sumber serat, asam, alkohol, kalium pectin, selulosa, bitamin A, C, tinggi kalori dari gula4. Semangka : sumber vitamin C, A, asam folat sebagian kalorinya dari gula5. Alpukat : sumber mineral dan vitamin C, A, tinggi lemak tak jenuh6. Pepaya : sumber karbohidrat, lemak, protein, vitamin C, B1, B2, kalsium, fosfor, zat besi dan serat7. Bengkoang : sumber ekstrak isoflavon serat, vitamin C, B, B12, sebagian besar kalorinya berasal dari gula8. Melon : sumber serta, asam, alkohol, kalium pectin, selulosa vitamin A, C, tinggi kalori dari gula9. Susu kental manis : sumber protein, vitamin B2, B12, D, kalium selenium, fosfor, tinggi kalori dari gulaG. Proses Pembuatan Sop BuahSop buah dikreasikan dari perpaduan buah-buahan yang diolah dan disajikan dengan menggunakan kuah (sop) dengan proses sebagai berikut :1. Pilihlah buah-buahan segar (empat atau enam macam buah) seperti anggur, strawberry, apel, semangka, alpukat dan lain-lain sesuai selera.2. Buah segar dicuci bersih dan dipotong-potong menurut selera3. Siapkan bahan kuah (sop) susu cair dan air.4. Buah segar yang telah dipotong-potong dimasukkan pada wadah yang telah disiapkan lalu tambahkan kuah (sop) dan es batu/es serut serta susu cair.5. Sop buah siap untuk disajikanH. Escherichia coliEscherichia Coli adalah nama yang tidak asing lagi bagi orang yang berkecimpung dalam bidang mikrobiologi. Escherichia Coli atau Bacterium Coli Commune adalah sebuah nama bakteri yang diambil dari nama orang uang menemukannya yaitu Theodor escherich. Pada tahun 1907 Massini memberi nama Escherichia Coli sebagai Bactrium Coli Mutubile (Melliawati, 2009).

Sumber : http://www.nature-education.org/water-ecoli.htmlGambar 2.2 Escherichia coliEscherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong coliform dan hidup secara normal di dalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga coliform fekal. Bakteri coliform lainnya berasal dari hewan dan tanaman-tanaman mati disebut coliform non fekal (Rhitan, 2012). Escherichia coli merupakan bakteri berbentuk batang kecil (coccobacil, gram negatif, ukuran 0,4-0,7 m x 1,4 m, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul). Escherichia coli merupakan flora normal saluran pencernaan dan merupakan salah satu bakteri yang menghasilkan indol positif dan tergolong bakteri yang cepat meragi laktosa (Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, 2012)Sel Escherichia coli tersusun tunggal, berpasangan. Escherichia coli tumbuh pada suhu udara 100-400C, dengan suhu optimum 370C, pH optimum pertumbuhannya adalah 7,0-7,5. Bakteri ini sangat sensitif terhadap panas (Supardi, 1999). Bakteri yang secara tipikal mesofilik ini juga dapat tumbuh pada suhu sekitar 70-100C. Jika disimpan dibawah suhu 100C, maka bakteri tipe mesofilik juga akan tumbuh sangat lambat (Adams, 2005).I. Kerangka Teori

Sop BuahHygiene sanitasi makanan dan minumanPersonal hygienePenyediaan air bersihPencucian peralatanEscherichia coliUji laboratoriumSampel memenuhi syaratSampel tidak memenuhi syarat

Bagan 2.3 Kerangka Teori

BAB IIIMETODE PENELITIANA. Jenis PenelitianPenelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif observasional adalah mengukur gejala yang ada, yang telah terjadi atau sedang berlangsung. Rancangan cross sectional merupakan rancangan yang pengukuran atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat atau sekali waktu. Metode ini bertujuan untuk analisa hygiene sanitasi dan pemeriksaan kandungan bakteri Escherichia coli pada sop buah yang dijual di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu pada tahun 2015B. Definisi OperasionalTabel 3.1 Definisi OperasionalNo.Variabel PenelitianDefinisiAlat UkurCara UkurHasil UkurSkala Ukur

1.Sop BuahSalah satu makanan jajanan yang dibuat dari campuran buah-buahan, susu kental manis, sirup gula dan es batuVisualPemilihan sampel yang sama dari pedagang berbeda yang bervariasi yang terdapat dilokasi pemilihan penelitianBerbagai sop buah dari pedagang yang berbedaNominal

2.E.coliKelompok bakteri gram negatif berbentuk batang yang habitat alamiahnya berada pada sistem usus manusia dan hewan.Tabel MPN 511 menurut Formula ThomasMetode MPN (Most Probable Number)1 = ada bakteri E.coli0 = tidak ada bakteri E.coliOrdinal

3.Personal hygieneUpaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu.ChecklistMengamati dan wawancara Memenuhi syarat, jika pedagang menjawab ya pada 4 pertanyaan Tidak memenuhi syarat, jika pedagang tidak menjawab ya pada 4 pertanyaanNominal

4.Penyediaan air bersihKetersediaan air bersih yang berhubungan dengan sop buahChecklistMengamati dan wawancara Memenuhi syarat, jika pedagang menjawab ya pada 3 pertanyaan Tidak memenuhi syarat, jika pedagang tidak menjawab ya pada 3 pertanyaanNominal

5.Cara pencucian peralatanProsedur pencucian alatChecklistMengamati dan wawancara Memenuhi syarat, jika pedagang menjawab ya pada 3 pertanyaan Tidak memenuhi syarat, jika pedagang tidak menjawab ya pada 3 pertanyaanNominal

C. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah pedagang kaki lima yang menjual sop buah di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu yang berjumlah 15 pedagang.2. SampelJumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 15 pedagang yang menjual sop buah di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu.D. Lokasi dan Waktu Penelitian1. Lokasi PenelitianLokasi pengambilan sampel di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu yaitu seluruh pedagang sop buah sebanyak 15 (lima belas) pedagang, dan pemeriksaan kandungan E.coli dilaksanakan pada Laboratorium Kesehatan Kota Bengkulu.2. Waktu PenelitianWaktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2015.E. Teknik Pengumpulan Data1. Jenis DataPada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian, berupa :a. Data hasil observasi langsung ke lokasi menggunakan lembar observasi dan mengadakan wawancara langsung kepada penjual atau pembuat sop buah.b. Data hasil pemeriksaan laboratorium mengenai ada tidaknya dan jumlah E.coli yang terkandung dalam sop buah.2. Cara Pengumpulan DataPengumpulan data diambil melalui observasi dan wawancara serta melalui uji laboratorium.3. Instrumen Pengumpulan DataAlat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah checklist dan MPN (Most Probable Number)4. Prosedur PenelitianProsedur kerja dalam penelitian ini terdiri dari dua tahapan, yaitu :a. Pengambilan Sampel dan Pengiriman ke Laboratorium1) Mempersiapkan wadah sampel (berupa botol kaca) sebanyak 2 (dua) buah.2) Wadah tersebut kemudian disterilisasi ke dalam oven dengan suhu 1600C selama 2 jam3) Masukkan sop buah ke dalam wadah sebagai sampel4) Botol sampel diberi nomor kode dengan menggunakan spidol5) Kemudian semua sampel dimasukkan ke dalam satu tempat6) Selanjutnya sampel di bawa ke laboratorium, sampel harus sampai dalam waktu tidak lebih dari 2 jam.b. Peralatan, Bahan, Media dan ReagenBerikut ini adalah alat, bahan, media dan reagen yang digunakan dalam penelitian :1) Alat yang digunakana) Wadah khusus untuk pengambilan sampel (botol kaca)b) Tabung reaksic) Tabung durhamd) Pipet 10 mle) Cawan petrif) Gelas ukurg) Gelas kimiah) Jarum osei) Rak tabung reaksij) Inkubatork) Bunsen 2) Bahan yang digunakanBahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sop buah.3) Media dan Reagen yang Digunakana) LBTS (Lactossa Broth Triple Strength)b) LBSS (Lactossa Broth Single Strength)c) BGLB (Brilliant Green Lactossa Broth)d) Alkohol 70%e) Aquades steril5. Cara Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan akan dilakukan dengan metode Most Probable Number (MPN) yaitu dengan :a. Uji PendugaPada uji penduga media yang akan digunakan adalah Laktosa Broth (LB). Cara pemeriksaan :1) Menyiapkan 5 tabung reaksi berisi 5 ml LBTS, 1 tabung reaksi berisi 10 ml LBSS dan 1 tabung reaksi lagi berisi 10 ml LBSS.2) Masukkan sampel sebanyak 10 ml ke masing-masing LBTS, 1 ml ke masing-masing LBSS dan 0,1 ml ke masing-masing LBSS.3) Diberi label pada masing-masing tabung.4) Kemudian homogenkan secara perlahan.5) Diinkubasikan pada suhu 370C selama 2x24 jam.6) Diamati jumlah tabung yang menghasilkan gas pada tabung durham (positif gas) b. Uji Penegasan1) Setiap tabung LB yang positif, dipindahkan 1 ose ke dalam tabung berisi BGLB.2) Tabung BGLB diinkunasikan pada suhu 370C selama 2x24 jam.3) Pembacaan dilakukan 2x24 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB yang menunjukkan positif gas.4) Pembacaan dari uji penguat dilakukan dengan menghitung jumlah tabung yang menunjukkan adanya gas pada semua tabung yang diinkubasikan pada suhu 370C. Angka yang diperoleh dicocokkan dengan tabel MPN sesuai dengan Formula Thomas.F. Analisis DataData yang akan diperoleh dari observasi hygiene sanitasi pengolahan minuman sop buah yang telah diolah dan akan dianalisis secara deskriftif, kemudian akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan dengan data hasil pemeriksaan bakteriologis sop buah yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium dan dibandingkan dengan Permenkes RI No. 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. Apabila terdapat jumlah E.coli lebih dari 0 dalam 100 ml sampel air maka tidak memenuhi syarat.