hukum hess

12
HUKUM HESS Rabu, 8 Oktober 2014 Murni Arifah 1113016200026 Abstrak Perubahan entalpi dari suatu reaksi dikatakan sama menurut Hukum Hess meskipun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Untuk mengetahui bagaimana prinsip percobaan Hukum Hess dan membuktikan adanya perubahan entalpi yang hanya bergantung pada kedua suhu awal dan keadaan akhis sistem dan tidak bergantung padajalannya reaksi percobaan ini dilakukan. Metode yang digunakan adalah dengan menentukan Kapasitas kalor kalorimeter terlebih dahulu yang dianggap sama dengan kapasitas kalor air, kemudian pelarutan NaOH dalam air, NaOH padatan dengan larutan HCl, dan larutan NaOH yang dicampur dengan larutan HCl. Percobaan mencampurkan kedua larutan dilakukan dalam sebuah alat yang disebut Kalorimeter. Dengan kalorimeter dapat ditentukan berapa besar kalor yang dilepaskan oleh reaksi kedua zat setelah dicampurkan. I. PENDAHULUAN Suatu proses dari keadaan awal hingga keadaan akhir dapat berlangsung melalui lebih dari satu cara. Menurut Hess: perubahan energi yang menyertai suatu reaksi hanya ditentukan oleh keadaan awal dan keadaan akhir sistem, serta tidak ditentukan oleh cara yang ditempuh dari keadaan awal menuju ke keadaan akhir. (Etna Rufiati, http://skp.unair.ac.id/repository.pdf) Panas reaksi diukur dengan bantuan kalorimeter. Harga diperoleh apabila reaksi dilakukan dalam kalorimeter bom, yaitu pada volume konstan dan adalah reaksi yang diukur pada tekanan konstan, dalam gelas piala atau labu yang diisolasi,botol termos, labu dewar dan lain-lain. Kerena proses diperinci dengan baik, maka panas yang dilepaskan atau diabsorbsi hanyalah fungsi-fungsi keadaan, yaitu Qp = atau Qv = adalah fungsi keadaan. Suatu reaksi kimia yang diinginkan dapat ditulis

Upload: murniarifah

Post on 26-Sep-2015

360 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi

TRANSCRIPT

  • HUKUM HESS

    Rabu, 8 Oktober 2014

    Murni Arifah

    1113016200026

    Abstrak

    Perubahan entalpi dari suatu reaksi dikatakan sama menurut Hukum Hess meskipun

    langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Untuk

    mengetahui bagaimana prinsip percobaan Hukum Hess dan membuktikan adanya

    perubahan entalpi yang hanya bergantung pada kedua suhu awal dan keadaan akhis

    sistem dan tidak bergantung padajalannya reaksi percobaan ini dilakukan. Metode yang

    digunakan adalah dengan menentukan Kapasitas kalor kalorimeter terlebih dahulu

    yang dianggap sama dengan kapasitas kalor air, kemudian pelarutan NaOH dalam air,

    NaOH padatan dengan larutan HCl, dan larutan NaOH yang dicampur dengan larutan

    HCl. Percobaan mencampurkan kedua larutan dilakukan dalam sebuah alat yang

    disebut Kalorimeter. Dengan kalorimeter dapat ditentukan berapa besar kalor yang

    dilepaskan oleh reaksi kedua zat setelah dicampurkan.

    I. PENDAHULUAN

    Suatu proses dari keadaan awal hingga keadaan akhir dapat berlangsung melalui lebih

    dari satu cara. Menurut Hess: perubahan energi yang menyertai suatu reaksi hanya

    ditentukan oleh keadaan awal dan keadaan akhir sistem, serta tidak ditentukan oleh

    cara yang ditempuh dari keadaan awal menuju ke keadaan akhir.

    (Etna Rufiati, http://skp.unair.ac.id/repository.pdf)

    Panas reaksi diukur dengan bantuan kalorimeter. Harga diperoleh apabila reaksi

    dilakukan dalam kalorimeter bom, yaitu pada volume konstan dan adalah reaksi

    yang diukur pada tekanan konstan, dalam gelas piala atau labu yang diisolasi,botol

    termos, labu dewar dan lain-lain. Kerena proses diperinci dengan baik, maka panas

    yang dilepaskan atau diabsorbsi hanyalah fungsi-fungsi keadaan, yaitu Qp = atau

    Qv = adalah fungsi keadaan. Suatu reaksi kimia yang diinginkan dapat ditulis

    http://skp.unair.ac.id/repository.pdf
  • sebagai rangkaian dari banyak reaksi kimia. Jika seseorang mengetahui panas reaksi

    dari masing-masing tahap diatas, maka panas reaksi yang diinginkan dapat dihitung

    dengan menambahkan atau mengurangi panas reaksi dari masing-masing tahap. Prinsip

    ini di mana panas reaksi ditambah atau dikurangi secara aljabar, disebut Hukum Hess

    mengenai penjumlahan panas konstan. Dasar dari hukum ini adalah entalpi atau energi

    internal adalah suatu besaran yang tidak bergantung pada jalannya reaksi, yaitu :

    p = qp dan = qv, sehingga

    = 1+2+3.......... atau qp=qp1+qp2+qp3+...........

    (Dogra,1990:328 dan 333)

    Oleh karena entalpi adalah suatu fungsi keadaan, besaran dari reaksi kimia tidak

    tergantung dari lintasan yang dijalani reaktan untuk membentuk hasil reaksi. Untuk

    melihat pentingnya pembahasan mengenai kalor reaksi ini, kita lihat perubahan yang

    sudah dikenal. Penguapan air pada titik didihnya, khususnya kita perhatikan perubahan

    1 mol cairan air (H2O(l)) menjadi 1 mol air berupa gas (H2O(g)) pada 100 dan tekanan

    1 atm. Proses ini akan menyerap 41 kJ, maka = +41 kJ. Perubahan keseluruhan

    dapat ditulis dengan persamaan :

    H2O (l) H2O (g) = +41

    Persamaan termokimia diatas menunjukan bahwa, perubahan 1 mol cairan menjadi 1

    mol uap air selalu akan menyerap jumlah energi yang sama. Tentunya apabila keadaan

    mula-mula dan akhirnya sama. Tidak menjadi soal bagaimana kita melakukan

    perubahan itu. Jadi, kita dapat melihat keseluruhan perubahan sebagai hasil urutan

    langkah-langkah dan nilai untuk keseluruhan proses adalah jumlah dari

    perubahan entalpi yang terjadi sepanjang proses ini. Pernyataan terakhir ini

    merupakan bagian dari Hukum Hess mengenai jumlah kalor. (Brady,1995:275-276)

    Banyaknya kalor yang dihasilkan dalam suatu reaksi kimia dapat diukur dengan

    menggunakan kalorimeter. Kalor dapat diukur dengan menggunakan jalan jumlah total

    kalor yang disetiap lingkungan kalor yang diserap air merupakan hasil dari perkalian

    antara massa, kalor jenis dan kenaikkan suhu, sedangkan kalor yang diserap komponen

    lingkungan lain yaitu tom, pengaduk, termometer, dan lain sebagainya. Merupakan

    hasil kali jumlah kapasitas kalor komponen-komponen ini dengan suhu. Dari sini dapat

  • diketahui bahwa penjumlahan kalor dapat diterapkan melalui hukum Hess (Attkins,

    1999: 85).

    Seperti telah dibahas dalam bagian terdahulu, bahwa prose dapat berlangsung pada

    volume tetap dan tekanan tetap. Pada volume tetap, kalor yang menyertai proses

    tersebut merupakan perubahan energi dalam. Sedangkan pada tekanan tetap adalah

    perubahan entalpi. Eksperimen dilaboratorium banyak dilakukan pada tekanan tetap,

    sehingga kalor yang dihasilkan adalah perubahan entalpi. Variabel-variabel keadaan

    sistem, T dan P disertai perubahan entalpi. Untuk menghindari pengaruh perubahan

    keadaan sistem tehadap perubahan hasil reaksi yang terjadi di dalam suatu sistem,

    keadaan awal dan keadaan akhirn reaksi harus memilikisuhu dan tekanan yang sama.

    Kenyataan di laboratorium, biasanya entalpi reaksi diperoleh dari data-data pengukuran

    suhu. Untuk menjelaskan bahwa perubahan entalpi reaksi tidak dipengaruhi oleh

    perubahan entalpi karena perbedaan variabel keadaan sistem, dapat dijelaskan dengan

    asumsi sitem mengalami dua tahap perubahan. Tahap pertama adalah perubahan

    reaktan (pada T dan P) menjadi produk (pada T dan P). Yang berlangsung secara

    adiabat. Tahap kedua adalah perubahan variabel keadaan produk dari T dan Pkembali

    menjadi keadaan awal. ( Sri mulyani, 2007:69-70)

    II. METODOLOGI

    Alat dan Bahan

    Dalam percobaan ini digunakan alat-alat seperti : Kalorimeter bom 1 buah, gelas kimia

    2 buah, gelas ukur 1 buah, pipet tetes 2 buah, termometer 3 buah, botol semprot 1 buah,

    kaca arloji , dan neraca ohaus 1 buah. Sedangkan untuk bahan-bahan yang digunakan

    berupa : NaOH padat 4 gram, Larutan HCl 0,25 M, larutan HCl 0,5 M, larutan NaOH

    0,5 M dan aquadest.

    Prosedur Kerja

    1. Pelarutan NaOH dalam air

  • Menyiapkan air sebanyak 200 ml dan memasukannya kedalam kalorimeter.

    Mengaduknya secara perlahan sambil mengamati suhu yang tercatat dalam

    termometer sampai tercapai suhu konstan. Mencatat suhu pada termometer dalam

    tabel pengamatan. Setelah terlihat suhu air dalam kalorimeter konstan, dilanjutkan

    dengan menimbang NaOH padatan sebanyak 1 gram, usahakan melakukannya

    dengan cepat agar NaOH tidak terlalu lama terkena udara bebas karena dapat

    menyebabkan korosi. Kemudian memasukan NaOh padatan yang telah ditimbang

    kedalam kalorimeter yang telah berisi air, mengaduknya secara perlahan sampai

    semua padatan NaOH larut. Lalu mengamati suhu pada termometer dan

    mencatatnya ketika suhu mulai konstan. Setelh selesai, membersihkan kalorimeter

    dan mengeringkannya.

    2. Reaksi antara NaOH padatan dengan larutan HCl

    Bagian kedua percobaan ini dilakukan dengan mengikuti prosedur pertama dengan

    mengganti air dengan larutan HCl 0,25 M sebanyak 50 ml. Setelah selesai,

    membersihkan kalorimeter dan mengeringkannya.

    3. Reaksi larutan NaOH dan larutan HCl

    Mengukur dengan akurat 0,5 M larutan HCl sebanyak 100 ml kemudian

    memasukannya kedalam kalorimeter, sebelumnya diukur terlebih dahulu suhu dan

    volumenya. Kemudian tambahkan larutan NaOH kedalam kalorimeter yang berisi

    larutan HCl, sebelum NaOH ditambahkan kedalam kalorimeter juga harus diukur

    telebih dahulu volume dan suhu larutan. Suhu kedua larutan harus sama. Setelah

    dicampurkan, tutup kalorimeter dengan segera dan mengaduknya secara perlahan

    sambil mengamati suhu pada termometer. Saat mencapai suhu konstan mencatat

    suhu yang terbaca pada termometer pada tabel pengamatan. Setelah selesai

    membersihkan semua alat yang telah digunakan dan meletakannya pada tempat

    semula.

    III. Hasil dan Pembahasan

    Dari percobaan penentuan kalor reaksi yang dilakukan dalam beberapa tahap,

    dihasilkan data sebagai berikut :

  • BAGIAN I

    No Percobaan 1 Data hasil percobaan

    1 Massa kalorimeter 127,19 gram

    2 Massa H2O 203 gram

    3 Suhu awal 29 C

    4 Suhu akhir 30 C

    5 Perubahan suhu 1 C

    6 Massa NaOH 1 gram

    7 Massa molekul relatif (Mm)

    NaOh 40 g/mol

    8 Mol NaOH 0,025 mol

    9 Energi yang dilepaskan 853,536 J

    10 Entalpi pelarutan NaOH 34,141144 /

    BAGIAN II

    No Percobaan 2 Data hasil percobaan

    1 Massa kalorimeter 127,19 gram

    2 Massa kalorimeter dengan

    0,25 M HCl

    178,83 gram

    3 Suhu awal 28 C

    4 Suhu akhir 38 C

    5 Perubahan suhu 10 C

    6 Massa NaOH 1 gram

    7 Massa molekul relatif (Mm)

    NaOh

    40 g/mol

    8 Mol NaOH 0,025 mol

    9 Energi yang dilepaskan 2202,4576 J

    10 Entalpi reaksi 88,098304 /

  • BAGIAN III

    No Percobaan 3 Data hasil percobaan

    1 Volume 0,05 M HCl 100 ml

    2 Volume 0,05 M NaOH 100 ml

    3 Suhu awal larutan HCl 28 C

    4 Suhu awal NaOH sebelum

    dicampur

    30 C

    5 Suhu tertinggi pencampuran 32 C

    6 Perubahan suhu 3 C

    7 Mol HCl yang digunakan 0,025 M

    8 Mol NaOH yang digunakan 0,025 M

    9 Energi yang dilepaskan 2521,6968 J

    10 Entalpi reaksi 100,867872 /

    Banyaknya kalor yang dihasilkan dalam suatu reaksi kimia dapat diukur dengan

    menggunakan kalorimeter. Apabila suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai penjumlahan aljabar dari

    dua reaksi atau lebih, maka kalor reaksinya juga merupakan penjumlahan aljabar dari kalor yang

    menyertai masing-masing reaksi tersebut. Jumlah aljabar panas reaksi yang dibebaskan atau

    diserap tidak bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut. Pada praktikum

    Hukum Hass bertujuan untuk bagimana mengetahui prinsip dari percobaan Hukum Hass dan

    membuktikan pada perubahan entalpi hanya bergantung pada kedua suhu awal dan keadaa akhir

    sistem dan tidak bergantung jalannya reaksi. Praktikum ini dilakukan dengan tiga kali percobaan.

    Untuk pemembuktian tersebut dilakukan melalui percobaan padatan NaOH 1 gram

    dilarutkan denga HCl, yang sebelumnya dicatat suhu awal HCl sebelum dimasukan NaOH. Untuk

    menunjukkan keadaan akhir reaksi, dimana dalam jalannya reaksi ini diabaikan. Hukum Hess telah

    dibuktikan melalui percobaan ini, ketika pencampuran berlangsung ditunjukkan keadaan senyawa

    reaksi NaOH dengan HCl yaitu adanya asap dan berbuih, dan terjadi kenaikan suhu menjadi 10oC.

    Keadaan awal NaOH padat setelah reaksi menghasilkan produk NaCl(aq) dan H2O(l).

    NaOH(s) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

  • Senyawa NaOH dan HCl adalah senyawa yang mudah diamati perubahan entalpinya untuk

    pembuktian percobaan hukum hess. Reaksi yang berlangsung pada larutan tersebut adalah reaksi

    eksoterm, yaitu melepas kalor, hal tersebut dapat diketahui dari panasnya kalorimeter saat kedua

    zat dicampurkan, yang menunjukan tanda negatif.

    Pada rekasi kedua tidak jauh beda, akan tetapi hal yang pertama adalah menggunakan air

    dan NaOH, bisa disebut sebagai reaksi pertama, ketika reaksi berlangsung terjadi kenaikan suhu

    dari 1oC. Dan pada saat besamaan larutan HCl di masukan ke gelas kimia lain. Setelah itu kedua

    larutan tersebut diletakan di dalam bejana berisi air agar suhu kedua larutan tersebut sama. Sebab

    apabila suhu keduanya berbeda maka terjadi dua perubahan kalor yaitu perubahan kalor reaksi dan

    perubahan kalor campuran dengan suhu yang berbeda. Setelah kedua dicampur pada kalorimeter

    terjadi kenaikan suhu hanya 3oC dengan harga kalor yang diterima ialah 2,5216968 kJ.

    Kedua langkah penentuan untuk bagian I dan II, sesuai hukum hess dapat digunakan

    untuk menentukan untuk bagian III. Dari teori yang didapatkan setelah dilakukan perhitungan

    dilihat adanya persen keteletian atau kesalahan yang dihasilkan dari praktikum tentang hukum hess

    ini. Sebesar 53,sekian % kesalahan yang dibuat, menurut pengamatan yang praktikan lakukan,

    kesalahan fatal sepertinya terjadi pada pembuatan larutan NaOH dan pencampuran NaOH padat

    dengan HCl. Pasalnya, NaOH terlalu lama dibiarkan dalam udara terbuka saat mengambilnya

    untuk ditimbang.

    IV. KESIMPULAN

    Dari data dan uraian pembahasan percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

    1. Ketika NaOH dan HCl direaksikan terjadi reaksi eksoterm yang menyebabkan

    panas disekitar tempat reaksi

    2. NaOH padatan tidak boleh diletakkan dalam udara bebas terlalu lama karena

    sifatnya yang dapt menyebabkan korosi.

    3. Untuk menentukan kalor reaksi NaOH dengan HCl dapat dicari dengan menjumlah

    kalor hasil reaksi NaOH padatan dengan air, dan NaOH padatan dengan HCl.

    4. 53,439 % kesalahan terjadi dalam praktikum kali ini

    V. DAFTAR PUSTAKA

    Attkins, P. W. Kimia Fisik Jilid 1. Jakarta: Erlangga. . 1999

    Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:

    Binarupa Aksara. 1995.

  • Mulyani, Sri dan Hendrawan. Kimia Fisika II Common Textbook Edisi Revisi. Penerbit: UPI-

    Press. .2007.

    Etna Rufiati. http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/HukumHess.pdf

    Dikses pada minggu 12 oktober 2014 pukul 20.00 WIB

    VI. LAMPIRAN

    a) Persamaan Reaksi

    Bagian I

    NaOH(s) + H2O(l) NaOH(aq) + H2O(l)

    Bagian II

    NaOH(s) + HCl(aq) NaCl(aq)+ H2O(l)

    Bagian III

    NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

    b) Foto praktikum

    http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/HukumHess.pdf
  • c) Perhitungan

    Percobaan 1

    Reaksi: NaOH Na+ + OH-

    Q = m. c. T

    = (massa air+massa NaOH). c. T

    = (203+1). 4,184. 1

    = 853,536 J

    = 0,853536 kJ

    H =

    =

    0,853536

    0,025= 34,141144 /

    Percobaan 2

    Reaksi: NaOH + H+ + Cl- Na+ + Cl- + H+ + Cl-

    Q = m. c. T

    =(massa HCl+massa NaOH). c. T

    = (51,64+1). 4,184. 10

    = 2202,4576 J

    = 2,2024576 kJ

    H =

    =

    2,2024576

    0,025= 88,098304 /

    Percobaan 3

    Reaksi: Na+ + OH- + H+ + Cl- Na+ + Cl- + H2O

    Q = m. c. T

    = (massa HCl+massa NaOH). c. T

    = (100,90+100). 4,184. 3

    = 2521,6968 J

    = 2,5216968 kJ

    H = -

    = -

    2,5216968

    0,025= 100,867872 /

  • Reaksi: Na+ + OH- NaOH H=34,141144 /

    Reaksi: NaOH + H+ + Cl- Na+ + Cl- + H2O H=88,098304 / _________________________________________________

    Reaksi: Na+ + OH- + H+ + Cl- Na+ + Cl- + H2O = -53,95716 kJ/mol

    %ketelitian= Hteori

    Hpraktek 100% =

    53,95716

    100,867872= 53,439 %

    A. Post lab

    1. Buatlah persamaan reaksi untuk masing-masing bagian praktikum!

    Jawab:

    NaOH (s) Na+ (aq) + OH- (aq)

    NaOH (s) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)

    NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)

    2. Bandingkan jumlah kalor dari bagian pertama dengan ketiga dengan jumlah kalor dari

    bagian pertama dengan bagian kedua!

    Jawab:

    Jumlah kalor bagian pertama sebesar 34,141144

    Jumlah kalor bagian kedua sebesar 88,098304

    Jumlah kalor bagian ketiga sebesar 100,867872 /

    Pada bagian pertama dengan kedua ada perbedaan mencolok dari jumlah kalor yang

    dihasilkan. Berdasarkan perhitungan, jumlah kalor yang dihasilkan tiap reaksi tetap

    bertambah bukan sama walapun ada perbedaan reaksi yang terjadi. Sama halnya juga

    dengan jumlah kalor antara bagian pertama dengan bagian ketiga.

  • 3. Jelaskan hukum Hess sebagai hukum kekekalan energi, dan hubungannya dengan

    ketiga bagian percobaan!

    Jawab: Hukum Hess adalah hukum yang menyatakan bahwa perubahan entalpi suatu

    reaksi akan sama walaupun reaksi tersebut terdiri dari satu langkah atau

    banyak langkah. Hukum Hess mempunyai pemahaman yang sama dengan

    hukum kekekalan energi, yang juga dipelajari di hukum pertama

    termodinamika. Hukum Hess dapat digunakan untuk mencari keseluruhan

    energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan reaksi kimia.

    4. Tuliskan contoh lain dari penerapan hukum Hess dan jelaskan alurnya!

    Jawab:

    C (s) + O2 (g) CO2 (g) H = -393,5 kJ mol-1

    2H2 (g) + O2 (g) 2H2O (g) H = -571,6 kJ mol-1

    CO2 (g) + 2H2O (g) CH4 (g) + 2O2 (g) H = +890,3 Kj mol-1

    C (g) + 2H2 (g) CH4 (g) H = -74,8 kJ mol-1

    Kesimpulan

    Perubahan entalpi pembentukan CH4 adalah -74,8 Kj mol-1

    http://www.ilmukimia.org/2013/02/entalpi.html