hubungan antara gaya hidup dan selfesteem...

121
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELF ESTEEM DENGAN KRITERIA EVALUASI MEMBEU TELEPON SELULAR Oleh: Intan Sturayya NIM :103070029100 skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana (81) FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 M

Upload: nguyenkhuong

Post on 22-Jul-2019

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DANSELF ESTEEM DENGAN

KRITERIA EVALUASIMEMBEU TELEPON SELULAR

Oleh:

Intan Sturayya

NIM :103070029100

skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan

dalam memperoleh gelar sarjana (81)

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1428 H/2007 M

Page 2: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP

DAN SELF ESTEEM DENGAN KRITERIA EVALUASI

MEMBELI TELEPON SELULAR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

INTAN STURAYYA

NIM: 103070029100

Oi Bawah Bimbingan

Abdul Rahman Shale ,M.Si

NIP. 150293224

Pembimbing II

Yunita Faela Nisa,M.PsLPsi

NIP. 150368748

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H 12007 M

Page 3: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul HliBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELF

ESTEEM DENGAN KRITERIA EVALUASI MEMBELI TELEPON SELULAR

telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2007. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Psikologi.

Jakarta, 30 Agustus 2007

Sidang Munaqosah

Sekertaris Merangkap Anggota

(2~/!~

Dra. ZahroturiNiha

Nip. 150238773

M.Si

Penguji I

~#J?,Drs. Sofiandy Zakaria, IV1 Psi1

Abdul Rahman Sh_5h,MSi

NIP. 150293224

Anggota·

Pembimbing II

Yunita Faela Nisa,MPsiPsi._--_.~

NIP. 150368748

Page 4: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

Mempethafikan petubahan-petubahan kecH!:eiak awal akan m!!mbanfu anda

menye!:uaikan diti fethadap petubahan bMatyang akan muncul.

Caiyo UH-Unknown-

Pangkal di!:iplin adalah kefetafutandalam hidup yang bi!:a diaiatkan padabayi !:ekalipun.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

Kaya Sederhana iN KuperseMbankan untuk yangTereinta, seiring Doa dan Restu..

Ayahhandaku ~. Mudaitn dan Ibundaku ~olecha !:e~ta kenang-kenangan~enuh tnakna

fot All My 8tothBtgAnt/.~i~tBtg....Achtnad Yan Muhani!:, Daan Dini Khai~unnida, ~aleh Alfan ~yu~i, t:!:thi

Nu~ Rahayu, Mochatnad ~yah~u Ridwan, Abdul Aziz, Nu~ Ai!:yahMukatotntnah, I=idelya I-fanan ~ava, Zah~an Alghifa~i.

F~PB{!iQI/y fot AhmQrfZQky

And al!:o tny lovely Mend!:.Thank you ve~y tnuch fo~ eve~ything ..

I LOVt: YOU ALL

Page 6: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi(B) Agustus 2007(C) Intan Sturayya(D) Hubungan Antara Gaya Hidup dan Self Esteem dengan Kriteria Evaluasi

membeli Telepon Selular(E) xviii + 119 hCllaman + 41 Lampiran(F) Telepon selular sebagai alat komunikasi merupakan salah satu hasil dari

teknologi canggih. Keberadaannya telah menjadi kebutuhan yang sangatpenting bagi masyarakat, baik dari segi fungsinya yang dapatmempermudah akses komunikasi dalam kehidupan sehari-hari maupundari segi estetika, Produsen telepon selular seakan berlomba untukmeneari alternatif baru dalam teknologi selular untuk menjaring pasar,karena itu hanya dalam hitungan bulan saja kita sudah banyak disajikanpilihan-pilihan baru,

Konsumen disuguhkan dengan banyak pilihan, sehingga dalam membelitelepon selular dibutuhkan banyak pertimbangan, Yang menjadipertanyaan adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara gayahidup dan self esteem konsumen dalam pemilihan suatu produk selularsebelum pada keputusan membeli?

Hawkins (2001) menjelaskan bahwa gaya hidup konsumen menjadibagian yang mempengaruhi keputusan konsumen, sedangKan sefTesteem menurut Coopersmith (1967), dilihat sebagai penilaian personalterhadap dirinya sendiri yang meneerminkan seberapa besar dirinyamampu, berarti, sukses, dan dihargai yang diekspresikan melalui sikapnyasendiri. Ini berarti turut mempengaruhi perilaku konsumen,

Membeli adalah perilaku individu dalam memilih sebuah produkberdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya, Prosespembelian telepon selular melibatkan beberapCl aspek, baik aspek produkmaupun dari aspek individu sebagai konsumerL Dari sisi produk yangdilihat adalal-, kriteria evaluasi sedangkan dari aspek individu meneakupkepribadian, self esteem, gaya hidup, nilai yang dianut serta daya beli.

Dalam pendekatan Islam, seseorang dengan gaya hidup dan self esteemdalam tingkatan tertentu akan menjadikan seseorang menjadi serakahdan sombon,g, Orang yang serakah dan sombong selalu bersikapberlebih-Iebihan dalam hidupnya, Sedangkan dalam surat AI-an'am 141

Page 7: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

dijelaskan "...dan janganlah kamu berlebih-Iebihan karena sesungguhnyaAllah tidak suka pada orang yang berlabih-Iebihan",

Studi ini mengkaji apakah ada hubungan antara gaya hidup dan selfesteem konsumen dengan kriteria evaluasi terhadap telepon selular

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metodedeskriptif korelasionaL Metode pengambilan sampel denganmenggunakan metode nonprobability sampling dengan cara accidentalsampling, Sampel dalam penelitian ini berjumlah 137 orang mahasiswa,50 orang pada tryout dan 87 orang responden untuk penelitiansebenarnya, Hasil ini diperoleh berdasarkan rumus Siovin (1960) denganbatas kritis 10 %

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan 3 skala, yaitu skala gayahidup, self esteem inventory dari Coopersmith (1967)dan skala kriteriaevaluasi dengan kuesioner, Data yang diperoleh dari penelitian ini diolal'ldengan menggunakan analisis statistik yaitu multiple regression

Dari hasil anal isis regresi berganda diperoleh r hitung pada kedua variabelindependen (gaya hidup 0,083 dan self esteem 0.016) berada dibawahnilai r tabel (N = 87; a = 5%, 0,213), Selain itu diperoleh koefisiendeterminasi sebesar 0,007, Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwagaya hidup dan self esteem tidak dapat menerangkan variabel kriteriaevaluasL Gaya hidup dan self esteem dapat menerangkan variabilitassebesar 7 % dari kriteria evaluasi, selebihnya sebesar 93 % kemungkinanditerangkan oleh variabel lain.

Berdasarkan hasil hipotesis diperoleh Ha ditolak dan Ho diter'lma,maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikanantara gaya hidup dan self esteem dengan kriteria evaluasi. Secaraumum telepon selular masih dipandang sebagai produk yang sifatnyafungsional dan belum dapat dikatakan sebagai produk fashion yang dapatmenggambarkan gaya hidup dan self esteem seseorang, Hal iniasumsikan karena populasi sampel dalam peneltian masih berada padatingkat ekonomi menengah kebawah, halil'J terlihat dari gambaransubyek penelitian berdasarkan penghasilan pribadi, pengeluaran perbulandan pendapatan orang tua.

Tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup dengan kriteriaevaluasi membeli telepon selular. Tidak ada hubungan yang signifikanantara self esteem dengan kriteria eval'-lasi membeli telepon selular. Tidakada hubungan yang signifikan antara gaya hidup dan self esteem dengan

Page 8: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

kriteria evaluasi membeli telepon selular. Dari tiga hipotesis terakhir, dapatdiartikan bahwa dalam menentukan kriteria evaluasi telepon selularseseorang tidak mempertimbangkan aspek gaya hidup dan self esteemtetapi lebih kepada aspek dasar telepon selular sebagai alat komunikasi.

(G) Daftar Pustaka : 32 (1991-2007).

Page 9: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

Gathering data technique with using 3 scales there are lifestyle scale, self-esteeminventory from Coopersmith (1967) and evaluation criteria scale with questioner.The data which is gained from this research is made with using statistic analysisthat is multiple regressiolls

From double regress analysis is gained by r account in second independentvariable (lifestyle 0.083 and self-esteem 0.016) refer under r value table (N=87; a= 5%, 0.213). Despite coefficient determination is gained about 0.007. From thisresult is known that lifestyle and self-esteem can not explain evaluation criteriavariable. Lifestyle and self-esteem explain variability about 7% from evaluationcriteria, other about 93~/o may be explained by other variable.

Based on hypotheses result is gained Ha rejected and Ho accepted, it can beassumed that there is no significant relation between lifestyle and self-esteemwith evaluation criteria. Generally, cellular phone is still used as functionalproduct and not as fashion product yet which can describe personal lifestyle andself-esteem. This assumption come because population of this sample still ateconomical level, that case can be seen from research subject description basedon personal result, monthly credit and parent's income.

There is no significant relation between lifestyle and self-esteem with evaluationcriteria in buying cellular phone. There is no significant relation between selt:esteem and lifestyle with evaluation criteria in buying cellular phone. There is nosignificant relation between lifestyle and s61f-esteem with evaluation criteria inbuying cellular phone. From those last three hypotheses, means that in choosingevaluation criteria cellular phone, someone does not consider lifestyle and selt:esteem aspect but they prefer to consider other basic aspect cellular phone ascommunication equipment.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

KATA PENGANTAR

Assalamu'alailwm Wr. WbPuji dan syukur penu/is panjatkan kahadirat Allah SWT yang telahme/impahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penullis dapatmenye/asaikan skripsi yang berjudul "Hubungan Antara Gaya Hidupdan Self Esteem dengan Kriteria Evaluasi Membeli Telepon Selular".Sha/awat serta sa/am tak /upa dihadiahkan teruntuk Nabi MuhammadSAW, yang te/ah menjadi suri tauladan terbaik bagi umat manusia, parasahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Oengan segala kerendahan hati dan keinginan untuk berbuat yang /ebihbaik, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyakkekurangan. Skripsi ini dapat terse/esaikan tidak dapat ter/epas darikontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormatperkenankan/ah penu/is untuk mengucapkan terima kasih yang menda/amkepada:

1. Ibu Ora. Hj Netty Hartati, M.Si se/aku Oekan Fakultas Psikologi UINSyarif Hidayatullah dan pembimbing akademik yang te/ahmemberikan pengarahan dan perhatian kepada penu/is ss/amamenjalani proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Abdurrahman Saleh, M.Si se/aku dosen pembimbing Idan Ibu Yunita Faela Nisa,M.Si selaku dosen pembimbing II yangdengan sabar te/ah menyumbangkan pendapatnya, memberikanmotivasi, rasa percaya diri dan kritik yang membangun sehinggapenulis dapat mengatasi hambatan-hambatan da/am penyusunanskripsi ini.

3. /bu Ora. Zahrotun Nihayah,M.Si. Se/aku Pembantu Oekan bidangakademik yang telah memberikan pengarahan dan perhatiankepada se/uruh mahasiswa.

4. Yang teristimewa Ayahhandaku dan .bundaku yang senantiasamendoakan dan memberikan yang terbaik kepada penulis. Setiapuntaian doa yang ayah dan ibu panjatkan merupakan sumberkekuatan bagi ananda untuk menja/ani hidup. All My Brothers andMy Little Sisters, / Love You All.

5. Especially, Thanks for, Ahmad Zaky yang se/a/u sabar dan setiame,ngisi hari-hari dengan indah dan memberikan motivasi kepadapenu/is.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

6. For My Best Friends, "Sweet Family" (April, Danar, Tryas, Puji,Hani) Anik, Daeng Nisa, Kiki, Isma, Bu Iryn, Jeung Ika Roz, IkaRozdi, Bule Ade yang selalu berbagi suka dan duka, selalu setiamendengar keluh kesah dan siap membantu ketika penulismenghadapi kesulitan.

7. Teman-teman Koridor "VG. Lamyuzard" (K Gade, Gus Indjoenk, KHeru, Rina, Adon, Iwil, dan yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu, K Agus, Ali S.Psi, Agung S.Psi, Rini S.Psi, Laila H.Teman-teman Cha-Chamers (Iryn, Ika, Lucky S.Psi, Dian, Suei,Neneng) yang memberikan kesan indah akan kebersamaanselama PKL di PSAA. Dan semua pihak yang tidak bisa penulissebutkan satu persatu.

8. Seluruh dosen beserta Stafnya yang penulis kagumi dan teladaniespecially to Mr. Asep, Mrs. Agustyawati, Mr. Sofyandi Zakaria,terima kasih atas ilmu, nasehat, saran, ide, serta motivasi yangtelah kalian berikan kepada penulis.

9. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh StafPerpustakaan Psikologi yang telah memberikan bantuan pinjamanbuku sebagai bahan referensi, terutama Pak Haidir.

10. Teman-teman angkatan 2003 khususnya kelas C (Ina, Wulan, Nia,Fany, Ayu, Lietha, Ajeng, Joya, Andien, Ira S.Psi, Siti N, Awink,Yoga, Nita, lis, Inonk, Mia, Novi, Don, Ipeh, Evi. Pokoknya yangada diabsen kelas C yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,yang telah mengisi keKosongan dan kebersamaan selama penulismenempuh pendidikan sampai akhirnya bisa jadi Intan SturayyaS.psi

11. Seluruh perwakilan mahasiswa Psikologi UIN yang telahberpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.

Semua bantuan dan kebijaksanaan yang telah diberikan kepada penulisyang tak ternilai harganya, semoga mendapat balasan dari Allah SWTAmin ...

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca sertapenulis sendiri.

Jakarta, 30 Agustus 2007

Penulis

Page 12: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

2.1.1. Kriteria Evaluasi

2.1.1.1. Pengertian evaluasi 18

2.1.1.2. Kriteria evaluasi 18

2.1.1.3. Alternatif yang dipertimbangkan 21

2.1.1.4. Mengevaluasi alternatif , 22

2.1.2. Telepon Selular

2.1.2.1. Pengertian ponsel .. 23

2.1.2.2. Fungsi ponsel 24

2.1.2.3. Faktor yang mempengaruhi penilaian

karakteristik ponsel 25

2.1.3. Kriteria evaluasi ponsel 27

2.1.3.1. Faktor yang mempengaruhi penilaian

kriteria evaluasi 32

2.1.3.2. Keputusan untuk Atribute-Based Choise 36

2.1.4. Gaya Hidup

2.1.4.1. Pengertian gaya hidup 37

2.1.4.2. Pengukuran gaya hidup 40

2.1.5. Self Esteem

2.1.5.1. Pengertian self esteem 46

2.1.5.2. Faktor-faktor self esteem 49

2.1.5.3. Karakteristik self esteem 53

2.1.6. Gaya hidup dan self esteem

dalam pandangan Islam.. 55

2.2. Kerangka berpikir 59

2.3. Hipotesis penelitian 63

BAB ill METODOLOGI PENELITIAN 64-84

3.1. Jenis penelitian 64

Page 13: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

65

66

67

69

71

71

77

77

81

82

84

3.1.1. Pendekatan penelitian 64

3.1.2. Metode penelitian 65

3.1.3. Definisi variabel dan operasional variabel

3.1.3.1. Definisi variabel.. .

3.1.3.2. Definisi operasional . .

3.2. Pengambilan sampel

3.2.1. Populasi dan sampel .

3.2.2. Teknik pengambilan sampel ,

3.3. Metode pengumpulan data .

3.3.1. Metode dan instrumen .

3.3.2. Teknik pengumpulan data .

3.3.3. Teknik uji instrumen .

3.3.4. Hasil uji coba instrumen .

3.4. Prosedur penelitian .

3.5. Teknik analisis data .

BAB IV PERSENTASI DAN ANALISA DATA 86-111

4:1. Gambaran umum subjek , .. 86

4.1.1. Berdasarkan jenis kelamin 86

4.1.2. Berdasarkan usia , , 87

4.1.3. Berdasarkan penghasilan pribadi 87

4.1.4. Berdasarkan pengeluaran 88

4.1.5. Berdasarkan status kepemilikan ponsel 90

4.1.6. Berdasarkan merek ponsel 90

4.1.7. Berdasarkan pekerjaan orang tua 90

4.1.8. Berdasarkan pendapatan orang tua 92

4.2. Persentasi data 93

4.2.1. Uji persyaratan 94

4.2.2.1. Uji normalitas 94

Page 14: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

4.3. Hasil Utama Penelitian 97

4.3.1. Uji hipotesis . 97

4.3.1. Regresi aspek gaya hidup-kriteria evaluasi.................. 99

4.3.2. Regresi aspek self esteem-kriteria evaluasi... 101

4.3.3. Regresi variabel independen & dependen 104

4.4. Hasil tambahan 107

4.4.1. Uji beda gaya hidup .. , 107

4.4.2. Uji beda self esteem , 109

4.4.3. Uji beda kriteria evaluasi ,. 111

BAS V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 113-119

5.1. Kesimpulan 113

5.2. Diskusi . , . , 114

5.3. Saran .. 117

5.3.1. Saran teoritis 118

5.3.2. Saran praktis 119

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

DAFTAR TABEL

Tabel2.1 Tahapan adopsi dalam pengambilan keputusan 26

Tabel2.2 Pengelompokan studi tentang gaya hidup 40

Tabel2.3 Dimensi gaya hidup AIO 45

Tabel3.1 Blue print skala AIO 74

Tabel3.2 Blue print skala Self Esteem 75

Tabel3.3 Blue print skala Kriteria Evaluasi 77

Tabel3.4 Kaidah reliabilitas Guilford 80

Tabel4.1 Subyek berdasarkan jenis kelamin 86

Tabel4.2 Subyek berdasarkan usia 87

Tabel4.3 Subyek berdasarkan penghasilan pribadi 88

Tabel4.4 Subyek berdasarkan pengeluaran per bulan 89

Tabel4.5 Subyek berdasarkan status kepemilikan telepon 90

Tabel4.6 Kategori subyek menurut merek telepon selular 91

Tabel4.6 Subyek berdasarkan pekerjaan orang tua 92

Tabel4.7 Subyek berdasarkan pendapatan orang tua 93

Page 16: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Q-Q Plot Gaya Hidup

Gambar 4.2 Q-Q Plot Self Esteem

Gambar 4.3 Q-Q Plot Kriteria Evaluasi

95

96

97

Page 17: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi sampai saat ini berkembang pesat seiring dengan

penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi

dan komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung

perkembangan teknologi informasi, mulai dari sistem komunikasi sampai

dengan alat komunikasi yang searah maupun dua arah (interaktif).

Penemuan di bidang teknologi dapat memberikan kemudahan-Kemudahan

bagi kita. misalnya dalam melakukan pertukaran informasi, transaksi maupun

transportasi. Perkembangan teknologi juga meningkatkan standar hidup

manusia, meningkatkan mutu informasi, hiburan dan pendidikan.

Telekomunikasi merupakan salah satu hasil teknologi. Pada awalnya orang

melakukan komunikasi verbal dengan cara berteriak satu sama lain. Tapi hal

ini menghasilkan komunikasi yang buruk untuk jarak lebih dari 2 mil. Kondisi

ini lalu mendorong dikembangkannya teknologi komunikasi yaitu telepon.

Pesawat telepon telah lama dikenal sebagai salah satu sarana

Page 18: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

2

telekomunikasi yang sangat berguna dan merupakan alat komunikasi

pertama dalam sejarah perkembangan telekomunikasi (Wahyudi, 2002).

Melalui telepon, kita dapat berbicara dengan seseorang dalam jangkauan

jarak jauh dengan bantuan sinyallistrik.

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, telepon sebagai

alat komunikasi yang dulunya merupakan perangkat yang masih

menggunakan kabel, kini telepon tidak lagi menggunakan kabel sehingga

memudahkan kita untuk dibawa kemana saja dengan praktis. Telepon tanpa

menggunakan kabel ini dikenal dengan nama telepon selular (ponsel), telpon

genggam (telgam) atau handphone (HP).

Telepon genggam - disingkat telgam - atau seringnya disebut handphone

(disingkat HP) atau disebut pula sebagai telepon selular (disingkat ponsel)

adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai

kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line yang konvensional

namun dapat dibawa ke mana-mana (portabe~ dan tidak perlu disambungkan

dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). (wikipedia,

2007)

Telepon genggam, selain berfungsi untuk melakukan dan menerima,

panggilan telepon, umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan

Page 19: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

3

penerimaan pesan singkat (short message service; 8M8). Telepon-telepon

yang lebih mahal juga sering menambahkan fitur kamera dan layanan

internet (WAP, GPR8, 3G). Ada pula penyedia jasa telepon genggam di

beberapa negara yang menyediakan layanan generasi ketiga (3G) yang

menambahkan jasa videophone maupun televisi online di telepon genggam

mereka (wikipedia, 2007).

Dewasa ini kehadiran telepon selular telah menjadi sebuah kebutuhan yang

sangat penting bagi masyarakat baik secara fungsional maupun estetika.

Telepon selular menghadirkan sebuah aspek fenomenal dalam kehidupan

manusia modern karena manusia seolah-olall tidak terikat lagi dengan waktu

dan tempat untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lain dari belahan

dunia yang berbeda. Dengan demikian kehidupan manusia pun menjadi lebih

mudah, akses informasi menjadi gampang bahkan nilai harga diri manusia

dan gaya hidup penggunanya menjadi lebih tinggi.

. Hampir setiap bulan konsumen akan menemui model terbaru dari telepon

selular, walaupun model terbaru tidak berbeda jauh dari model sebelumnya

namun kehadirannya dapat memancing konsumen untuk selalu mengganti

ponsel yang dimilikinya dengan ponsel keluaran terbaru. Realisasi

pertumbuhan pasar industri telekomunikasi di Indonesia tahun ini sangat

tinggi, jauh di atas perkiraan awal. Jika semula, akhir tahun 2005, pasar

Page 20: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

4

seluler diperkirakan tumbuh menjadi 38-40 juta pengguna, perkembangannya

bisa meneapai 45 juta pengguna (Novianto, 2005).

Tahun 2005 ini, sudah 2 kali Mahasiswi tingkat akhir perguruan tinggi swasta

ini membeli handphone. Sepertinya kurang afdol kalau ia tidak berganti-ganti

handphone untuk mengikuti trend handphone terbaru. Kalau saja perilaku

pengguna handphone sejenis Fitri banyak jumlahnya, tentunya pasar

handphone di Indonesia sangat mengg·lurkan bagi para produsen

handphone.

Kenyataan berdasarkan hasil survey yang dilakukan Pixel Research di

Jakarta baru-baru ini menunjukkan bahwa ada 24.6% pengguna Handphone

yang mengganti handset lebih dari 2 kali dalam 2 tahun, yang jika dirata­

ratakan dalam setahun mereka membeli handphone lebih dari sekali. Selain

itu, sebanyak 32.3% pengguna handphone membeli handphone 2 kali dalam

2 tahun. Sehingga kalau ditotal ada 56,9% pengguna handphone yang ganti

Handphone minimum setahun sekali.

Memiliki handphone (HP) sepertinya telah menjadi kebutuhan nyaris primer

bagi masyarakat Indonesia. Hingga saat ini tereatat paling tidak terdapat 60

juta pengguna HP dengan angka pertumbuhan pada tahun 2005 meneapai

22,3%. Penggunaan HP ini tidak hanya oleh orang dewasa saja. Anak-anak

Page 21: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

5

usia sekolah dasar, taman kanak-kanak bahkan balita pun saat ini telah

akrab dengan teknologi ini. Tidak hanya sekedar meminjam HP orang tua

untuk bermain game, tapi mereka sendiri juga telah memiliki HP (Wijayanti,

2006)

Manfaat yang bisa kita dapatkan dari HP memang sangat besar. Sebagai

contoh dengan adanya HP komunikasi antara orang tua dan anak akan lebih

lancar. Apalagi dengan kondisi seperti saat ini, ketika orang tua dan anak

mempunyai banyak kesibukan masing-masing sehingga waktu untuk

bersama berkurang, keberadaan alat yang mempermudah komunikasi dirasa

sangat membantu. Namun di samping memberikan manfaat, penggunaan HP

juga dapat mendatangkan berbagai pengaruh buruk. HP sebagai alat

komunikasi dapat membawa informasi negatif bagi usia yang belum pantas

untuk mengetahuinya, misalnya saja banyak banyak pesan dan gambar

"khusus orang dewasa" yang beredar bebas. Informasi negatif ini tentu saja

bisa mempengaruhi psikologis anak, sehingga membuat mereka tertarik

untuk mencoba hal-hal yang seharusnya belum boleh meraka lakukan.

Perilaku konsumtif juga mudah terpicu dalam penggunaan HP ini. Begitu

seringnya muncul jenis HP baru, yang tidak hanya menawarkan teknologi

yang mutakhir tapi juga design baru yang disesuaikan dengan selera

konsumen, sehingga menarik minat pengguna untuk gonta-ganti HP. Belum

lagi pemborosan pulsa karena adanya berbagai program yang mengundang

Page 22: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

6

pengguna HP untuk berpartisipasi dengan pulsa premium yang biayanya 10

kali lipat putsa biasa. Selain dampak negatif di atas, penggunaan HP pada

anak juga rentan terhadap bahaya. Baik bahaya perampokan maupun

bahaya terhadap otak yang ditimbulkan oleh getombang elektromagnetik HP.

(Wijayanti, 2006)

Industri setular di Indonesia tumbuh sangat mencengangkan dari hanya

segetintir orang dan merupakan barang "wah" sekarang menjadi dagangan

yang laris manis dan kini pengguna selular Indonesia kurang lebih mencapai

60 juta nomor, selular tetah mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Hitung

saja berapa kebutuhan pokok ketuarga anda. Beras misatnya 15 ribu, tagihan

tistrik 200 ribu, air 150 ribu, bagaimana dengan pengetuaran putsa anda dan

keluarga? saya yakin di atas angka kebutuhan primer anda seperti sandang

pangan dan papan (Umi, 2007)

Dalam situasi persaingan antar merek yang begitu ketat, konsumen

mempunyai banyak atternatif pitihan akan merek yang akan dibeli sehingga

ada kecenderungan rlereka tidak terlalu gegabah pada saat memutuskan

merek handphone pitihannya. Mereka akan intens mengumputkan informasi

sebelum memutuskan membeli. Peranan informasi terkait fitur produk

sangattah penting.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

7

Dalam riset ini juga terlihat masih belum bergesernya pertimbangan

konsumen dalam memilih merek handphone yang akan dibeli. Pertimbangan

sebagian besar pengguna handphone dalam memilih handset yang akan

dibeli dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu Merek, Harga dan Model (Admin,

2007)

Merek telepon selular atau handphone yang masih dianggap popular di

Indonesia masih bekisar pada tiga produsen terbesar yaitu Nokia, Motorola,

dan Sony Ericson. Penyebabnya adalah selain karena harganya yang murah,

operasionalnya pun mudah dan banyak pilihan produk yang bervariasi

disertai dengan fitur-fitur yang canggih.

Dari hasH wawancara penulis dengan beberapa mahasiswa tentang seberapa

besar pengaruh gaya hidup dan self esteem seseorang terhadap kriteria

evaluasi, mereka berpendapat bahwa gaya hidup dan self esteem seseorang

berpengaruh dalam memilih sebuah produk telepon selular yang

digunakannya. Kepentingan setiap orang dalam memilih telepon selular

berbeda-beda. Biasanya seseorang menentukan beberapa kriteria evaluasi

sebelum membeli telepon selular dan bagi sebagian orang, self esteem dan

gaya hidup merupakan salah satu aspek yang selalu ada dalam menentukan

kriteria evaluasi. Dari beberapa kriteria yang telah dibuat kemudian

seseorang mengevalusi kriteria yang sesuai dengan kemampuannya. Ketika

Page 24: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

8

proses mengevaluasi biasanya individu dipengaruhi oleh beberapa faktor di

antaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya, niat

awal ketika memutuskan untuk membeli, kepercayaan konsumen tehadap

produk, sikap, gaya hidup, self esteem dan kemampuan mengeluarkan

budget. Sedangkan faktor eksternal misalnya pengaruh lingkungan sosial.

pengetahuan akan produk, iklan, dsb. Setelah mengevaluasi beberapa

kriteria yang ada kemudian mulai menentukan penilaian-penilaian terhadap

hasil evaluasi mana yang sesuai dengan kemampuan, dan akhirnya

sampailah pada keputusan membeli.

Pangsa pasar elektronik terbagi atas dua yakni high end dimana konsumen

selalu mengikuti perubahan dan perkembangan produk, kedua adalah low

end dimana konsumen tidak aktif mengikuti perubahan secara kontinue.

Perilaku konsumen ini selalu terkait dengan variabel seperti proses

pengambilan keputusan, motivasi, lingkungan, gaya hidup, serta konsep diri,

termasuk self esteem. Self esteem, menurut Coopersmith (1967), dillihat

sebagai penilaian personal terhadap dirinya sendiri yang mencerminkan

seberupa besar dirinya mampu, berarti, sukses, dan dihargai yang

diekspresikan melalui sikapnya sendiri

Semakin beragamnya fasilitas yang ditawarkan sebuah produk telepon

selular, handphone tidak lagi hanya dilihat dari aspek fungsional komunikatif

Page 25: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

10

. Gaya hidup dan self esteem seseorang diasumsikan sangat berpengaruh

dalam menentukan kriteria evaluasi suatu produk. Konsumen yang memiliki

karakter sederhana tentu akan memilih produk yang lebih sederhana baik

dalam desain maupun fitur-fiturnya cukup baginya fungsi telepon selular

sebagai alat komunikasi. Berbeda halnya dengan konsumen yang memiliki

mobilitas tinggi. banyaknya fitur merupakan satu hal yang penting. Mereka

lebih memandang keberadaan telepon selular tidak hanya sebatas pada

fungsinya saja tetapi lebih kepada fitur, desain dan model terbaru yang

sesuai dengan perkembangan zaman sebagai pendukung gaya hidup dan

seff esteem.

Desain yang mutakhir menjadi sebuah pendukung performa dan gaya hidup

seseorang dalam lingkungan sosialnya. Misalnya, seorang konsumen sangat

bangga pada dirinya yang sangat sederhana dan tampil apa adanya

sehingga dalam memilih suatu produk tidak memerlukan berbagai fungsi

yang menurutnya belum dapat digunakan secara optimal sementara dilain

pihak ada konsumen yang sangat membanggakan produk yang dimilikinya

dengan berbagai variasi fungsi yeng terdapat di dalamnya.

Di pandang dari dua sisi persepsi konsumen tentang suatu produk, pada

dasarnya seseorang sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk

telepon selular mempertimbangkan aspek gaya hidup dan self esteem,

Page 26: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

11

sehingga apabila gaya hidup pada setiap konsumen berbeda maka kriteria

evaluasi telepon selular yang dipilih dan yang akan dibeli juga berbeda,

Sama halnya dengan self esteem dengan kriteria evaluasi telepon selular.

Kriteria evaluasi, menurut Engel, Blackwell, Miniard (1993) dalam Budianto

(1995) adalah tidak lebih dari pada dimensi atau atribut tertentu yang

digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif muncul

dalam berbagai bentuk. Dalam membeli telepon selular, konsumen mungkin

mempertimbangkan faktor-faktor seperti harga, merek, model atau estetika,

fungsi, garansi, kualitas barang, fitur-fitur yang tersedia, warna dan

kecanggihan. Konsumen mungkin pula mempertimbangkan kriteria evaluasi

yang lebih bersifat hedonik, seperti perasaan yang muncul karena memiliki

(misalnya; prestise, status) dan kesan pertama (misalnya kesan pertama saat

pertama kali melihat model barang).

Pembelian telepon selular dalam penelitian ini berhubungan dengan

pembelian telepon selular berdasarkan kebutuhan gaya hidup dan self

esteem seseorang. Seseorang dalam memilih produk selular yang akan

digunakannya berusaha menampilkan citra merek yang menunjukan status

sosial ekonomi, desain produk menunjukan citra rasa seni atau estetika

pemiliknya, sedangkan harga dan nilai jual menunjukan status sosial ekonomi

yang dapat menggambarkan gaya hidup dan self esteem seseorang.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

]2

Berdasarkan uraian diatas, pene/iti menetapkan judul penelitian sebagai

berikut: "HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP dan SELF ESTEEM

DENGAN KRITERIA EVALUASI MEMBELI TELEPON SELULAR".

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam identifikasi masalah, pene/iti mengemukakan beberapa masalah

dalam penelitian ini ada/ah :

1. Apakah Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda da/am

menentukan kriteria eva/uasi membe/i telepon se/ular?

2. Apakah kriteria evaluasi setiap orang da/am memi/ih telepon selular

bersifat subyektif?

3. Apakah sebuah produk yang sama bisa dini/ai secara berbeda oleh

dua pribadi yang berbeda dipandang dari aspek yang berbeda pula?

4. Apakah ada hubungan antara gaya hidup dengan kriteria evaluasi

membeli telepon selu1ar ?

5. Apakah ada hubungan antara self esteem dengan kriteria evaluasi?

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Peneliti memberikan batasan pada masalah yang akan diteliti yaitu hubungan

antara gaya hidup dan self esteem dengan kriteria evaluasi membe/i te/epon

se/ular. Ada dua hal yang dianggap per/u untuk dije/askan. Pertama: gaya

Page 28: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

13

hidup, kedua: self esteem, Ketiga: kriteria evaluasi membeli telepon selular.

Secara lebih rinci, ketiga variabel penelitian diberi batasan sebagai berikut:

1. Gaya hidup yang dimaksud adalah pola khas dari kehidupan

seseorang yang dinyatakan melalui kegiatan, keinginan, minat dan

pendapatnya dalam berhadapan dan berinteraksi dengan

lingkungannya. Gaya hidup mempengaruhi perilaku dan akhirnya

menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.

2. Self Esteem adalah penilaian personal terhadap dirinya sendiri yang

mencerminkan seberapa besar dirinya mampu, berarti, sukses, dan

dihargai yang diekspresikan melalui sikapnya sendiri.

3. Kriteria evaluasi adalah dimensi atau atribut tertentu yang digunakan

dalam menilai alternatif-alternatif pili han. Dalam membeli telepon

selular, konsumen mungkin mempertimbangkan faktor-faktor seperti

harga, merek, model atau estetika, fungsi, garansi, kualitas barang,

fitur-fitur yang tersedia, warna dan kecanggihan. Konsumen mungkin

pula mempertimbangkan kriteria evaluasi yang lebih bersifat hedonik,

seperti perasaan yang muncul karena memiliki (misalnya; prestise,

status) dan kesan pertama (misalnya kesan pertama saat pertama kali

melihat model barang).

Page 29: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

14

1.3.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka

permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup dengan kriteria

evaluasi telepan selular ?

2. Apakah ada hubungan yang signiflkan antara self esteem dengan kriteria

evaluasi telepan selular ?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup dan self esteem

dengan kriteria evaluasi telepan selular ?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang :

1. Hubungan antara gaya hidup dengan kriteria evaluasi membeli telepan

selular.

2. Hubungan antara self esteem dengan kriteria evaluasi membeli telepan

selular.

3. Hubungan antara gaya hidup dan self esteem dengan kriteria evaluasi

membeli telepan selular.

4. Hubungan antara aspek-aspek gaya hidup dan aspek-aspek self esteem

dengan kriteria evaluasi membeli telepan selular.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

15

5. Perbedaan antara gaya hidup dan self esteem dengan kriteria evaluasi

membeli telepon selular.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah bisa dilihat

dari sudut pandang teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Praktis

b. Dapat dijadikan acuan dalam menggambarkan tentang gaya hidup

dan self esteem mahasiswa sesuai dengan tahapan perkembangan

secara psikologis dalam kaitannya dengan kriteria evaluasi membeli

telepon selular.

c. Dapat memberikan gambaran tentang strategi pemasaran telepon

selular bagi produsen dengan melakukan modifikasi promosi yang

sesuai dengan selera pasar, misalnya fungsi produk lebih ditonjolkan

untuk konsumen eksekutif sedangkan citra produk untuk konsumen

remaja yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang dianggap penting

dan sesuai dengan perkembangan psikologis remaja.

d. Bagi konsumen agar dapat lebih melihat apakah keputusar membeli

yang mereka lakukan merupakan keputusan yang selektif, efisien

dan efektif dan bukan merupakan sekedar dipengaruhi oleh faktor

psikologis seperti gaya hidup dan self esteem.,

Page 31: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

16

2. Manfaat Teoritis

Secara teori, dapat memberikan kita tentang bagaimana gambaran gaya

hidup dan self esteem seseorang dalam mengevaluasi telepon selular

yang akan dibelinya dengan kriteria-kriteria tertentu.

Manfaat lain diharapkr.ln dapat menambah khazanah keilmuan yang

digunakan sebagai literatur tambahan khususnya bagi psikologi ekonomi

tentang perilaku konsumen (perilaku konsumtif).

Disamping itu produsen atau pihak-pihak lain yang ingin meneliti lebih

lanjut dapat melakukan segmentasi pasar telepon selular berdasarkan

aspek psikologis yang mencerminkan gaya hidup dan self esteem,

sehingga dapat terus menciptakan inovasi berdasarkan minat

perkembangan psikologis konsumen.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, akan digunakan kaidah penulisan APA style,

yaitu kaidah penelitian berdasarkan dan mengacu pada bentuk dan aturan

yang dikeluarkan oleh APA (American Psyc%gical Assocition). Adapun

sistematika penulisan dari penelitian ini terdiri dari lima bab, meliputi :

Page 32: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

17

Bab 1 Pendahuluan

Meliputi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan dan

Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

Bab 2 Kajian Pustaka

Membahas mengenai Definisi Gaya Hidup, Teori Gaya Hidup, Definisi

Self Esteem, Definisi Kriteria Evaluasi Telepon selular, Kerangka

Berpikir serta Hipotesa

Bab 3 Metodologi penelitian

Meliputi Pendekatan dan Metode Penelitian, Populasi, Sampel dan

Teknik Pengambilan Sampel, Teknik Pengumpulan Data dan Metode

Pengolahan Data.

Bab 4 Hasil Penelitian

Meliputi Gambaran Umum Subyek dan HasH pengumpulan data serta

pembahasan mengenai hasH.

Bab 5 Penutup

Berisi Kesimpulan, Diskusi dan Saran yang dapat diberikan

merupakan hasil dari pemecahan permasalahan

Page 33: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

19

yang tersedia dalam sebuah telepon selular sedangkan contoh kriteria

subyektif adalah penampilan yang ekslusif dan modern pada sebuah

telepon selular. Jika dilihat dari fenomena yang ada sebagian besar orang

cenderung memilih telepon selular berdasarkan penampilan luar (kriteria

subyektif) namun tidak sedikit pula orang yang lebih melihat kualitas dana

aspek fungsional (kriteria obyektif) dari pada tampilan fisik dari telepon

selular.

Kriteria evaluasi ini bisa berbeda antara satu konsumen dengan

konsumen yang lainnya. Jumlah dan jenis kriteria yang dievaluasi oleh

konsumen tentunya berbeda antara satu produk dengan produk yang

lainnya. Tingkat kepentingan kriteria juga berbeda-beda, biasanya ada

satu atau dua kriteria yang determinan (pilihan yang paling penting dan

dianggap berbeda diantara alternatif-alternatif pilihan yang ada). Misalnya,

dalam pembelian sebuah telepon selular, merek, kualitas dan harga

mungkin sama pentingnya bagi seorang konsumen, namun bagi

kelompok tertentu yang menjadi faktor penentu adalah citra yang

ditampilkan oleh telepon selular Hrsebut.

Kriteria evaluasi dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan

informasi yang diterima atau pengalaman konsumen, selain itu

perkembangan teknologi yang selalu berkembang pesat juga termasuk.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

20

Namun pada umumnya sangat sulit untuk mengubah kriteria yang

dievaluasi oleh konsumen. Oleh karena itu, sangat penting bagi produsen

untuk mengidentifikasi kriteria evaluasi konsumen yang menjadi target

serta menginformasikan (salah satunya melalui iklan) pada konsumen

bahwa produk/mereknya memiliki kriteria yang diinginkan oleh pasar atau

konsumen.

Kriteria evaluasi, menurut Hawkins, Best & Coney (2001) dalam

Brotoharsojo dkk (2005) adalah fungsi tipikal sebuah produk atau atribut

sebuah produk atau atribut yang ada pada produk, baik kelebihan

maupun kekurangan dari produk tersebut yang harus diantisipasi. Kriteria

evaluasi dapat terdiri dari fungsi tambahan dalam sebuah produk

sekaligus fungsi utama sehingga fungsi tambahan dapat meningkatkan

mutu sebuah produk jika dibandingkan dengan merek lain dari produk

sejenis.

Kriteria evaluasi dapat dikelompokan dalam tiga bagian utama yaitu fungsi

utama, efek (internal & eksternal) serta atribut (spesifikasi umum/fasilitas

tambahan, performa, desain dan garansi) dan harga telepon selular itu

sendiri.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

21

Dalam menentukan kriteria evaluasi, menurut Hawkins et. al.,(2001)

dalam Brotoharsojo dkk (2005), dapat digunakan pengukuran langsung

dan tidak langsung terhadap pasar. Metode 'langsung' termasuk

menanyakan konsumen tentang informasi yang digunakan dalam situasi

pembelian suatu produk tertentu.

2.1.1.3 Alternatif yang Dipertimbangkan

Selama masa pencarian konsumen mengidentifikasi sejumlah alternatif

dari merek yang ada. Walaupun ada banyak merek yang tersedia dalam

satu kategori produk, konsumen cenderung tidak menyadari (aware) akan

keseluruhannya sehingga beberapa merek tidak akan dipertimbangkan

karena ketidaksadaran (unawreness) konsumen tersebut bahkan diantara

merek-merek yang disadari konsumen, ada beberapa hal yang dengan

sengaja tidak dipertimbangkan karena beberapa alasan misalnya karena

harga yang tidak terjangkau, tidak memiliki informasi tentang produk untuk

mengevaluasinya, sudah cukup puas dengan produk sebelumnya,

pengaruh dari lingkungan sosial ataupun menerima umpan balik negatif

dari iklan atau percakapan dari mulut kemulut.

Merek-merek yang disadari oleh kosumen dapat dibagi menjadi tiga

rangkaian, yaitu: (dalam Liana, 2003)

Page 36: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

22

a. Rangkaian Timbul (Evoked Set)

Terdiri dari sejumlah keeil merek yang dievaluasi seeara positif oleh

konsumen untuk dibeli dan dikonsumsi

b. Rangkaian Lembam (Inert Set)

Terdiri dari merek-mArek yang dianggap konsumen tidak

menguntungkan untuk dibeli. Mungkin konsumen tidak memiliki eukup

informasi untuk mengevaluasinya atau sekedar tidak menganggapnya

lebih baik daripada merek-merek yang ada dalam rangkaian timbulnya

(evoked set)

e. Rangkaian tidak Layak (Inept Set)

Terdiri dari merek-merek yang telah ditolak konsumen untuk

dipertimbangkan dalam pembelian karena pengalaman yang tidak

menyenangkan atau umpan balik negatif dari orang lain.

2.1.1.4 Mengevaluasi Alternatif

Konsumen memproses informasi yang ada dalam rangkaian timbulnya

(evoked set) melalui salah satu dari pendekatan berikut:

a. Pemrosesan Merek

Oi sini pembeli menilai merek yang ada satu persatu. Misalnya,

konsumen dapat memutuskan untuk melihat pada sebuah merek

tertentu (misalnya nokia), memeriksa beberapa atribut dari merek,

tersebut (misalnya harga, waktu bieara, ukuran) kemudian menilai

Page 37: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

23

beberapa atribut dari merek kedua dan ketiga (misalnya, Samsung,

Motorola). Pemrosesan dengan cara ini merupakan yang paling umum

digunakan konsumen.

b. Pemrosesan Atribut

Di sini konsumen memeriksa atribut tertentu (!llisalnya harga) lalu

membandingkan beberapa merek berdasarkan atribut tersebut.

Kemudian ia memilih atribut kedua (misalnya waktu bicara) untuk

dibandingkan dan seterusnya.

2.1.2 Telepon Selular

2.1.2.1 Pengertian Telepon selular

Telepon selular adalah sebuah produk teknologi untuk berkomunikasi

tanpa menggunakan kabel, sehingga dapat dibawa oleh si pengguna

produk tersebut.

Definisi lain yaitu merupakan produk komunikasi yang dikembangkan

secara wireless, untuk pertama kalinya sistem ini digunakan pada pesan

yang dikirimkan dari kapal ke daratan di San Fransisco, Amerika pada

tanggal 23 Agustus 1889 (Majalah @ha Edisi Agustus, 2001 dalam

Dharma, 2002)

Saat ini telepon selular sudah merupakan sebuah produk konsumen yang

memiliki pasar yang luas dan universal. Hal itu dapat kita lihat di Jakarta,

Page 38: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

25

Produk selular termasuk salah satu produk yang mengalami inovasi

paling cepat karena konsumen selalu disajikan pada inovasi-inovasi baru

pada kurun waktu yang sangat singkat, baik desain, fitur, maupun

teknologinya yang semakin canggih

2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penilaian Karakteristik Telepon

selular

Salah satu faktor yang mempengaruhi penilaian kriteria produk yaitu

inovasi. Inovasi adalah sebuah ide, pelatihan atau produk yang diyakini

sebagai sesuatu yang baru oleh kelompok atau individual. Ada tiga

macam inovasi berdasarkan adopsi yang akan digunakan oleh konsumen,

yaitu : (Dharma, 2002)

a. Inovasi berkelanjutan, di dalamnya terdapat adopsi terhadap

perubahan-perubahan kecil yang sifatnya kontinu dan dianggap tidak

terlalu penting bagi konsumen, karena tidak membutuhkan adaptasi

yang cukup lama.

b. Inovasi berkelanjutan dinamis, adalah sebuah adaptasi terhadap

inovasi yang sifatnya menengah sehingga membutuhkan perubahan

dalam adopsi pemakaian dari konsumennya, hal ini dapat dianggap

penting atau bukan merupakan suatu hal yang penting bagi konsumen

tertentu.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

26

C. Inovasi tidak berkelanjutan, adalah sebuah adopsi terhadap

perubahan yang cukup besar dan dianggap penting oleh konsumen

karena membutuhkan informasi atau pengetahuan baru terhadap

inovasi dari produk tersebut.

Inovasi di atas sering terdapat pada produk elektronik terlebih pada

inovasi jenis ke-3. Dalam membentuk sebuah adopsi terhadap perubahan

tersebut, kita harus melewati tahapan seperti dibawah ini :

Tabel2.3

Tahapan Adopsi dalam Pengambilan Keputusan

Stages in Adoption

Process

A1l'erlless

Interest

Evaluatioll

Trial

Adoptioll

Extended Decision

Making Steps

Problem Recogllitioll

Illformatioll Search

Alternative Evaluatioll

Purchase

Postpurchase Evaluation

(Wells & Prensky, 1996 dalam Dharma, 2002)

Page 40: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

Dalam inovasi terdapat proses difusi (menghamburkan) yaitu, tingkah laku

dimana inovasi menyebar di dalam pasar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran inovasi ada 10, yaitu :

b. Tipe Group

c. Tipe Keputusan

d. Usaha Marketing

e. Pemenuhan Kebutuhan

f. Kompatibilitas-Kesesuaian

g. Keuntungan Tambahan

h. Kompleksitas

I. Kemampuan Obsevasi

J. Kemampuan untuk dicoba

k. Resiko yang Diperoleh

2.1.3 Kriteria Evaluasi Telepon Selular

Kriteria evaluasi telepon selular dibagi menjadi empat elemen dasar yang

penting, seperti fungsi dan fasilitas (Features), performance, desain, dan

layanan puma jual. Pembagian elemen dasar menjadi empat bagian

dilandasi dengan aspek-aspek yang menentukan sebuah telepon selular

dapat dinilai berbeda dari telepon selular merek lainnya.

27

Page 41: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

28

Adapun di dalam karakteristik sebuah telepon selular, empat elemen tersebut

juga memiliki sub-elemen yang sifatnya lebih mendetail, dan akan terus

berubah sesuai dengan perkembangan teknologi yang dipakai dalam sebuah

telepon selular.

Sub elemen tersebut adalah :

a. Fungsi-Fasilitas

1. Telepon (Alat menelpon dan menerima telepon)

2. Internet (Alat untuk memasuki W@P)

3. Waktu (Alat untuk penunjuk waktu)

4. Bermain (AIat untuk mengisi waktu luang atau ketika sedang jenuh)

5. Radio (Alat untuk mendengarkan radio)

6. MP3 (AIat untuk mendengarkan musik yang telah di-download)

7. Status s0sial (JlI"1t '.'r1fi.'K menunjukan status tertentu terhadap

orang lain)

8. Voice dial (Alat untuk memanggil perintah melalui suara untuk

menelpon)

9. Voice note (Alat untuk merekam pembicaraan di dalam maupun di

luar telepon)

10. Permainan (Alat untuk melatih ketangkasan dalam bermain)

11. SMS (AIat untuk bertukar pesan secara visual dengan pihak kedua)

Page 42: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

29

12. Luas Balldwith (Kemampuan telepon selular untuk menggunakan

jaringan sinyal yang lebih kuat, lebih luas dan lebih jernih)

13. Nada dering (Ragam nada dering sesuai dengan keinginan

pengguna telepon selular)

14. Stopwatch (A!at untuk menghitung waktu)

15. Warna layar (Kemampuan layar untuk menggunakan satu atau

lebih warna tertentu sebagai latar belakang tampi/an)

16. Pengatur jadwal / remainder-kalender (Alat untuk mengingatkan

rencana dan jadwal yang telah dibuat sebelumnya)

17. Kamera digital (Kemampuan telepon selular untuk menangkap

gambar dan menyimpannya dalam memori telepon, fungsinya

serupa dengan kamera biasa)

18. Komposer (Alat untuk membuat nada dering sesuai dengan

keinginan pengguna).

b. Kekuatan.

1. Sinyal (Kemampuan telepon selular dalam mengeluarkan kualitas

suara yang jernih berdasarkan daya tangkap sinyal yang baik)

2. Baterai (Kemampuan telepon selular dalam mempertahankan

masa pakainya dalam interval waktu tertentu, sebelum diperlukan

proses pengisian ulang baterai melalui tenaga listrik kembali)

Page 43: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

30

3. Kapasitas memori (Kemampuan telepon selular untuk menyimpan

data-data seperti nama, keterangan telepon yang masuklkeluar,

keterangan pesan yang masuklkeluar, dsb)

4. Tahan air (Kemampuan telepon selular untuk tetap dapat

digunakan meskipun telah terkena gangguan berupa air)

5. Tahan banting (Kemampuan telepon selular untuk tetap dapat

digunakan meskipun telah terkena gangguan berupa gangguan

berupa getaran/benturan yang keras).

c. Estetika-Desain

1. Simpel (Bentuk luar dari telepon selular yang merepresentasikan

kesederhanaan)

2. Unik (Bentuk luar dari telepon selular yang merepresentasikan

keunikan seperti, bentuk boomerang atau bentuk putar misalnya)

3. Rumit (Bentuk luar dari telepon selular yang merepresentasikan

kompleksitas sebuah telepon selular)

4. Ukuran (Sebuah skala besar atau keeil yang membentuk sebuah

telepon selular, mulai dari sebesar batu bata Ilingga sebesar korek

api)

5. Warna dasar (Aspek dari telepon selular yang dapat

merepresentasikan simbol-simbol tertentu, mood, dan profesi bagi

penggunanya, seperti putih melambangkan kesueian, atau profesi

Page 44: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

32

5. Merek (Simbol untuk menunjukan citra sebuah produk da citra

produk pemiliknya terhadap orang lain).

2.1.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penilaian Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi dapat berbeda dalam jenis, jumlah dan kepentingEln.

jenis dan kriteria evaluasi yang digunakan konsumen dalam mengambil

keputusan ada berbagai macam seperti biaya yang terlihat (tangible) dan

fungsi performa hingga faktor-faktor yang tidak terlihat (intangible) seperti

gaya hidup, harga, taste, prestise, kepuasan perasaan, dan citra produk

(Brotoharsojo dkk, 2005).

Produsen harus mengenali dan mengerti kriteria yang digunakan

konsumen dalam mengevaluasi merek suatu produk demi pengembangan

produk dan promosi produk pada target pasar yang dituju serta mampu

mempengaruhi kriteria evaluasi yang digunakan konsumen agar sepadan

dengan kapasitas produk.

Sikap konsumen dalam mengevaluasi suatu produk merupakan perilaku

konsumen. Produsen berlomba menciptakan inovasi-inovasi baru yang

sesuai dengan keinginan pasar agar produknya dapat menjangkau target

pasar sehingga konsumen puas pada produk yang ditawarkan dan

produsenpun memperoleh keuntungan.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

Menurut Irawan et.al.,(1997) dalam Brotoharsojo dkk (2005) Konsumen

sebelum melakukan keputusan untuk membeli telepon selular atau

handphone, memperhatikan kriteria evaluasi produk yang mencakup 8

poin, yaitu :

a) Karakterisik tambahan untuk melengkapi fungsi utama produk.

b) Penampilan, mengacu pada tingkat dimana karakteristik produk

pertama kali dioperasikan.

c) Kesesuaian, yaitu derajat dimana karakteristik desain dan

pengoperasian produk mendekati standar.

d) Daya tahan, yaitu ukuran daya hidup pengoperasian produk.

e) Keandalan, ukuran kemungkinan produk akan tidak berfungsi atau

gagaI dalam periode waktu khusus.

f) Kemudahan perbaikan, ukuran kemudahan produk untuk diperbaiki.

g) Gaya, menggambarkan seberapa baik kinerja produk dan dapat

dirasakan oleh pembeli atau konsumen.

h) Desain dan Fitur, merupakan kekuatan terintegrasi, harus tercermin

pengembangan karakteristik tambahan, penampilan, kesesuaian,

keandalan, kamudahan perbaikan, gaya dan sebagainya.

Menurut Engel, Blackwell, Miniard (1993) dalam Budiyanto (1995) kriteria

evaluasi tertentu yang digunakan oleh konsumen selama pengambilan

keputusan akan bergantung pada beberapa faktor, diantaranya :

Page 46: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

34

a. Pengaruh situasi

b. Kesamaan alternatif-alternatif pilihan

c. Motivasi

d. Keterlibatan

e. Pengetahuan akan barang.

8elain itu dijelaskan pula bahwa pengambilan keputusan pada konsumen

dipengaruhi dan dibentuk oleh berbagai faktor, yang terbagi kedalam 3

kategori, yaitu :

1. Perbedaan individu (8DM, pengetahuan, sikap, motivasi,

kepribadian, nilai, gaya hidup)

2. Pengaruh lingkungan (budaya, kelas sosial, pengaruh personal,

keluarga, situasi, proses psikologis, informasi dalam proses belajar,

sikap dan perubahan tingkah laku)

3. Proses psikologis seperti emosi dan afeksi

Pengambilan keputusan adalah hal yang penting untuk aksi membeli atau

tidak membeli diantara banyak alternatif yang tersedia. Marx (1976) dalam

Nur Aulia (2004), mengatakan bahwa selain berdasarkan aspek psikologis

tanda-tanda umum dari sebuah keputusan dapat juga dipengaruhi oleh

kemampuan kognitif seseorang, seperti :

Page 47: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

35

a. Keputusan merupakan hasil berfikir, hasil usaha intelektual.

b. Keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif.

c. Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun dalam

pelaksanaanya bisa ditangguhkan atau bahkan dilupakan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi

pemilihan kriteria evaluasi dalam membeli telepon selular, yaitu: Nur Aulia

(2004)

1. Inovasi-inovasi yang terdapat pada produk.

2. Reference group yang dapat dijadikan acuan pilihan model atau

pasar yang akan memberikan kontribusi dalam menilai

karakteristik telepon selular.

3. Segmentasi pasar berdasarkan psikografi dan demografi

termasuk pula gaya hidup.

4. Proses pengambilan keputusan.

5. Pengetahuan terhadap produk.

Dari beberapa tanda-tanda umum di atas dapat disimpulkan bahwa

pengambilan keputusan adalah suatu proses dari pemecahan masalah

yang mengharuskan seseorang untuk memilih diantara berbagai alternatif.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

36

2.1.3.2 Decision to attribute-based choice

Dalam Dharma (2002) Proses pemilihan yang dilakukan oleh konsumen

dalam memilih suatu produk terdiri atas Attributes based choice

prosesess, Attitude based choice prosesess, Affective choice.

1. Da/am Attributes based choice prosesess, proses pemilihan

berdasarkan atribut dari produk yang bersangkutan. Itu berarti

konsumen harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

produk yang akan dibelinya menyangkut perbandingan antar atribut

dari merek-merek yang sudah ada, misalnya membandingkan

antara kualitas produk, bentuk produk, kelebihan dan kekurangan

suatu poduk.

2. Attitude based choice prosesess ada/ah sebuah proses yang

melibatkan penggunaan sikap umum dari konsumen terhadap

produk, kumpulan impresi dari produk, intuisi atau heuristic (tidak

ada perbandingan antar atribut yang digunakan pada saat

pembelian atau pada saat proses pemilihan sedang berlangsung).

3. Sedangkan Affective choice adalah proses pemilihan produk yang

melibatkan emosi konsumen sebagai pengguna produk tersebut

khususnya telepon se/ular. "Bagaimana perasaan anda ketika anda

memiliki atau memakai. ..... " merupakan kalimat yang biasa

menggambarkan seseorang mempresentasikan proses ini.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

37

2.104 Gaya Hidup

2.1.4.1 Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup didefinisikan sebagai bentuk dan cara manusia hidup, dalam

penggunaan waktu dan uang. Mereka adalah suatu fungsi motivasi

konsumen, pembelajaran, kelompok atau strata sosial, fektor-faktor

demografis dan masih banyak lagi faktor-faktor atau variabel-variabellaln

(Nugroho, 2002)

Gaya hidup lebih peka terhadap perubahan zaman dibandingkan dengan

konsep kepribadian dan sistem nilai. Pengertian gaya hidup, menurut

Loudon & Della Bitta (1993) adalah:

"A unique pattern of living which influences and is reflected by one's

consumption behavior".

Gaya hidup merupakan pola unik kehidupan individu yang diwujudkan

dalam tingkah laku, seperti kegiatan, minat dan pendapatnya.

Gaya hidup didefinisikan secara sederhana sebagai bagaimana

seseorang hidup (Hawkins, 1983; Mowen, 1998 dalam Salim, 2002).

Gaya hidup (life style) menunjukan bagaimana seseorang hidup,

bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka

Page 50: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

38

mengalokasikan waktunya. (Anderson, 1984; Mowen, 1998 dalam Salim,

2002). Gaya hidup atau style of life atau life style adalah pola khas dari

kehidupan seseorang yang dinyatakan melalui kegiatan. keinginan. minat

dan pendapatnya dalam berhadapan dan berinteraksi dengan

lingkungannya. Gaya hidup mempengaruhi perilaku dall akhirnya

menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. (Loudon & Della Billa.

1993 dalam Brotoharsojo dkk, 2005).

Konsep tersebut sejalan dengan Engel, Blackwell dan Miniard (1996)

dalam Brotoharsojo dkk (2005) yang mengatakan bahwa gaya hidup

adalah suatu konsep popular untuk memahami perilaku konsumen, gaya

hidup merefleksikan aktifitas, minat dan opini seseorang (AIO).

Studi tentang gaya hidup mempunyai tempat yang khusus dalam

penelitian pasar. Konsep gaya hidup dalam pemasaran diperkenalkan

oleh William Lazer pada tahun 1963. Konsep ini didefinisikan sebagai :

A systems concept. it refers to a distinctive mode of living in its

aggregate and broadest sense.

Lazer (1963) dalam Susianto(1993)

Page 51: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

39

Dalam perkembangannya konsep ini dipakai untuk melakukan segmentasi

pasar. Di dalam kehidupannya manusia selalu melakukan sesuatu

dengan alasan yang berbeda. Oleh karena itu, pemasaran membutuhkan

cara untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan dan memecah populasi

ke dalam beberapa sub kelompok yang lebih homogen. Usaha :ni disebut

segmentasi. Mowen (1998) dalam Salim (2002), mengatakan segmen

diidentifikasikan dengan mengelompokan konsumen berdasarkan

kebutuhan dan keinginan yang hampir sama.

Secara umum, ada dua pendekatan dalam segmentasi pasar, yaitu

berdasarkan'produk" atau berdasarkan "orang". Dalam segmentasi

berdasarkan produk, kriteria pembeda yang digunakan berkaitan dengan

dri-ciri yang ada pada produk, seperti manfaat produk, musim

penggunaan produk, advertising appeal, sedangkan dalam segmentasi

berdasarkan orang, kriteria pembeda yang digunakan berkaitan dengan

ciri-cirl aspek demografis, kelas sosial, dan tahapan dalam life cycle.

Dalam pemasaran segmentasi gaya hidup dipakai karena dipercaya

memberi gambaran yang lebih utuh dan kaya tentang berbagai kelompok

dalam populasi. Selain itu penelitian gaya hidup dapat digunakan oleh

para pengambil keputusan dalam bidang pemasaran untuk lebih

memahami konsumen dan menetapkan kelompok konsumen yang mana

yang akan dijadikan 'target marketnya'. (Susianto, 2003)

Page 52: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

40

2.1.4.2 Pengukuran Gaya Hidup

Menurut Susianto (1993) konsep gaya hidup tidak dipakai secara

seragam dalam literatur. Literatur mengenai gaya hidup lebih banyak

didominasi oleh penelitian empiris daripada usaha untuk merumuskan

suatu teori }'ang komprehensif. Oleh karena itu, gaya hidup

dikelompokkan menjadi dua dimensi, yaitu dasar pembuatan tipologi

dan tujuan penggunaan tipologi gaya hidup.

Tabel2.1

Pengelompokan Studi tentang Gaya Hidup

Oasar pernbuatanOengan TanpaTeori teori

Pemahaman

Tujuan

Penggunaan

Peramalan

Nas AIOdanv.d.Sande

VALS2 AIO

4. Nas dan v.d. Sande

Nas dan v.d. Sande da1am Susianto (1993) mencoba membuat teori

tentang gaya hidup, ia mendefinisikannya sebagai :

A more or less conscious constructed but transitory frame ofreference, created in relatif liberty in relation to certain structuraldeterminants tC'J strengthen the individual identity and forcecommunication, which open the possibility for interacting

Page 53: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

41

persons to follow a particular valued pattern of behavior and toattach specific meanings to all sorts of objects and expression.

Dalam pengertian mereka, gaya hidup menunjuk pada frame of

reference (kerangka acuan) yang digunakan seseorang dalam

bertingkah laku. Dua aspek yang ditekankan disini adalah bahwa

individu berusaha membuat seluruh aspek hidupnya berhubungan

dalam suatu pola tertentu, dan mengatur strategi bagaimana ia ingin

dipersepsi oleh orang lain. Aspek yang terakhir, yaitu strategi

berkomunikasi, hal ini penting karena mencerminkan bahwa pada

dasarnya individu memiliki kebebasan untuk mengatur cara hidupnya

(Susianto, 1993)

Dalam merumuskan gaya hidup, Nas dan v.d. Sande dalam Susianto

(1993) menggunakan pendekatan analitis dan sintetis. Lewat

pendekatan yang pertama, konsep gaya hidup dirinci ke dalam lima

dimensi, yaitu :

1. Moriologi

Sebagai aspek lingkungan dan geografi dari gaya hidup, dimensi

ini melihat sejauh mana individu menggunakan kota dan

fasilitasnya. Dari dimensi ini dapat dilihat misalnya, apakah

aktivitas individu terbatas pada suatu bagian kota tertentu saja

Page 54: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

42

ataukah aktivitasnya melibatkan segala fasilitas perkotaan yang

ada.

2. Hubungan Sosial

Dimensi ini menggali pola hubungan sosial individu. Seperti

diketahui, tiap orang memiliki beberapa Iingkaran pergaulan.

Berapa banyakkah Iingkaran pergaulan seseorang? siapa

sajakah orang-orang yang terlibat dalam lingkaran pergaulan itu ?

apakah fungsi dari tiap lingkaran pergaulan itu bagiindividu ?

3. Domain

Melalui dimensi ini diperoleh informasi mengenai aktivitas yang

ditekankan di dalam jaringan sosial, serta peran apa yang dinilai

berharga oleh individu.

4. Makna

Dimensi ini menggali bagaimana individu memberi makna pada

kegiatan-kegiatannya. Seperti diketahui, individu dapat memiliki

tingkah laku yang sama walaupun world-view yang mendasari

tingkah laku itu berbeda.

5. Style

Dimensi yang menampilkan aspek lahiriah dari gaya hidup ini

menggunakan simbol-simbol, dan memberikan nilai simbolik pada

objek-objek di sekitarnya.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

43

Sedangkan lewat pendekatan yang kedua konsep gaya hidup

digunakan untuk melihat apa yang mendasari individu dalam

menganut gaya hidup tertentu.

5. VALS

Values and Lifestyle (VALS) dikembangkan oleh SRI International

pada tahun 1978. VALS itu sendiri merupakan gabungan dari dua

konsep, yaitu "nilai" dan "gaya hidup". Dalam hal ini nilai

merupakan seluruh aspek yang ada pada diri individu seperti

kepercayaan, opini, sikap, harapan, ketakutan, prasangka,

kebutuhan, dorongan, dan lain-lain yang secara bersama-sama

mempengaruhi tingkah laku. Suatu bentuk nilai tersebut sangat

kompleks, tumpang tindih dan kontradiksi yang secara menyeluruh

diekspresikan melalui "gaya hidup".

Berbeda dengan Nas dan v.d. Sande, VALS tidak memberikan

uraian teoritis mengenai konsep "gaya hidup". Dalam uraiannya:

terkesan ia menggunakan konsep "gaya hidup" yang kurang lebih

merupakan sinonim dari istilah tingkah laku. (Susianto,1993).

6. AIO

Menurut Wells dan Tigert (1971) dalam Susianto (1993), AIO,

merupakan reinkarnasi dari Motivation Research (MR). Ada

Page 56: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

persamaan dan perbedaan yang mendasar antara AIO dan MR

Persamaannya, keduanya mempunyai tujuan menyajikan sosok

konsumen yang lebih utuh. Perbedaannya, AIO dilaksanakan

44

dengan cara yang lebih ilmiah. AIO mengukur gaya hidup melalui

bagaimana konsumen menggunakan waktunya (kegiatan),

lingkungan mana yang mereka anggap penting (minat), dan

bagaimana mereka melihat diri dan dunia sekelilingnya (pendapat),

serta melalui sejumlah ciri demografis.

Untuk mengetahui gaya hidup konsumen, para peneliti psikografis

menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang disebut pernyataan

AIO (AIO statement) yang berusaha mengungkapkan aktivitas,

minat dan opini konsumen. Pertanyaan aktivitas (acivity quetions)

meminta kepada konsumen untuk mengindikasikan apa yang

mereka lakukan, apa yang mereka beli, serta bagaimana mereka

menghabiskan waktu mereka. Pertanyaan minat (interest quetions)

memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen. Sedangkan

pertanyaan opini (opinion quetion) menyelidiki pandangan dan

perasaan konsumen mengenai topik-topik peristiwa dunia, lokal,

moral, ekonomi dan sosial.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

45

Penggunaan AIO dalam penelitian semata mata ditentukan dengan

statistik dan dikembangkan untuk memberi pemahaman akan

konsumen dalam kaitannya dengan produk tertentu, selain itu

penggunaan AIO ini hanya untuk pemahaman, karena didasari

kayakinan bahwa deskripsi konsum8n pada sejumlah pernyataan

akan memberikan informasi tentang konsumen yang lebih kaya

daripada deskripsi demografis saja.

Tabel2.2Dimensi Gaya Hidup AIO

Aktivitas Minat Opini Demografi

Kegiatan Keluarga Diri pribadi Usia

Hobi Rumah Isu sosial Pendidikan

Keadaan sosial Pekerjaan Politik Pendapatan

Liburan Komunitas Bisnis Pekerjaan

Hiburan Rekreasi Ekonomi Jumlah keluarga

Keanggotaan Klub Mode Pendidikan Kehidupan Kota

Komunitas Makanan Produk Geografi

Belajar Media Masa depan Luas kota

Olah raga Prestasi Kebudayaan Riwayat hidup

2.1.5 Self Esteem

2.1.5.1 Pengertian Self Esteem

Coopersmith (1967) dalam Luthfiah (2002) menjelaskan self esteem

adalah:

Page 58: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

46

The evaluation which the individual makes and customarily

maintains with regard to himself; it's expresses an attitude of

approval or disapproval and indicates the extent to which the

individual believes himself to be capable significance, successful

and worthy.

Self esteem merupakan evaluasi atau penilaian yang dibuat individu

mengenai keberhargaan dirinya, yang ditampilkan daiam sikap

penerimaan atau penolakan dan menunjukan keyakinan individu kepada

diri sendiri bahwa ia mampu, berarti, berhasil dan berharga.

Menurut Loudon & Della Bitta (1993) dalam Imam (2005) self esteem

mengacu pada perasaan adekuat seseorang terhadap kecukupan dirinya

yang memadai dan penghargaa;l peras3an berharga atau harkat terhadap

dirinya sendiri. Sela;ljutnya menempatkan self esteem sebagai bagian

dari personality trait (sikap kepribadian) disamping mood dan tipe

keyakinan yang merupakan karakteristik dari konsumen, yang harus

menjadi perhatian bagi pelaku pasar agar lebih efektif dan meyakinkan.

Secara umum, melalui penelitian telah ditemukan bahwa orang yang

memiliki self esteem yang rendah, maka akan cenderung mudah untuk

dibujuk dibandingkan dengan orang yang memiliki self esteem tinggi

(Janis, 1954; Divesta & Merivan, 1959; Loudon & Della Billa, 1993 dalam

Imam, 2005).

Page 59: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

47

Santrock (1995) dalam Chusairi (2002) dalam bukunya yang berjudul

"Life-Span Development" menerangkan bahwa self esteem adalah

"Dimensi penilaian (evaluatif) global dari kepribadian" atau" Suatu

penilaian atau pencitraan diri yang mengacu pada suatu bidang

k8terampilan-keterampilan yang berbeda dan penilaian diri secara umum"

Sedangkan Abraham Maslow salah seorang tokoh psikologi humanistik

secara panjang lebar menjelaskan bahwa; Setiap orang memiliki dua

kategori kebutuhan akan penghargaan, yakni harga diri dan penghargaan

dari orang lain. Pertama, harga diri meliputi: kebutuhan akan kepercayaan

diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan

dan kebebasan. Kedua penghargaan dari orang lain meliputi: prestice,

pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta

penghargaan.

Dalam uraian tersebut tampak bahwa Abraham Maslow membagi harga

diri menjadi dua kategori yakni harga diri dan penghargaan dari orang lain

serta memandangnya sebagai sebuah kef)utuhan, sama halnya dengan

kebutuhan-kebutuhan yang berada dibawahnya, yakni; kebutuhan akan

rasa cinta dan memiliki-dimiliki, kebutuhan akan rasa aman dan

kebutuhan fisiologis (fisik). Kemudian, selain kebutuhan tersebut terdapat,

Page 60: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

48

pula kebutuhan yang disebut dengan kebutuhan aktualisasi diri (self­

Actualization) yang berada di atas kebutuhan harga diri.

Terpuaskannya kebutuhan akan harga diri pada individu akan

menghasilkan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat, mampu dan

peraan berguna. Akan tetapi sebaliknya, frustasi karena terhambatnya

pemuasan kebutuhan ini akan menimbulkan sikap rendah diri, rasa tak

pantas, rasa lemah, tak mampu, dan rasa tak berguna, sehingga

menyebabkan individu tersebut mengalami kehampaan, keputusasaan,

guilty feeling serla penilaian yang rendah atas dirinya sendiri dalam

berinteraksi dengan orang lain. Dengan perkataan lain, self esteem

merupakan hasil usaha individu yang bersangkutan dan merupakan

bahaya psikologis yang nyata apabila seseorang lebih mengandalkan

rasa harga dirinya pada opini orang lain daripada pada kemampuan dan

prestasi nyata dirinya sendiri (Koeswara, 1991)

Dari berbagai uraian pengerlian self esteem di atas, dapat ditarik sebuah

pengerlian bahwa self esteem ada!ah sejauh mana anda punya perasaan

positif terhadap diri anda, sejauh mana anda punya sesuatu yang anda

rasakan bernilai atau berharga dari diri anda, sejauh mana anda meyakini

adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri

meliputi unsur penilaian, penghormatan dan keyakinan seseorang

Page 61: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

49

terhadap kemampuan, kekuatan dan keberartian dirinya berdasarkan

standar yang diekspresikan dalam bentuk kata-kata (verbal) maupun

perilaku.

2.1.5.2 Faktor-faktor Self Esteem

Coopersmith (1967) dalam Imam (2005) menjelaskan bahwa

pembentukan self esteem pada diri seseorang dapat terbentuk melalui

beberapa aspek berikut ini:

a. Keberhasilan (Succsess)

Terdapat empat jellis pengalaman yang dapat menimbulkan

perasaan berhasil pada diri individu sebagaimana yang diungkapkan

oleh Coopersmith, yaitu :

Perlama, keberhasilc'll dala": 2:52 si~::jficance, yaitu keberhasilan

yang diukur melalui seberapa banyak penghargaan, perhatian dan

kasih sayang yang diterima individu dari orang lain. Ekspresi

penghargaan dan perhatian terhadap individu tersebut akan

memunculkan penerimaan (acceptence) dan popularitas bagi

individu dan sebaliknya adalah penolakan dan isolasi. Efek utama

dari perlakuan tersebut akan menumbuhkan perasaan berharga dan

berarli dalam diri individu. Makin banyak orang yang memberikan

perhatian dan kasih sayang terhadap dirinya, maka semakin besar

Page 62: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

50

kemungkinan individu memiliki penilaian yang positif terhadap

dirinya.

Kedua, keberhasilan dalam area Power, yaitu kemampuan atau

keberhasilan dalam mengontro: tingkah laku yang akan terjadi pada

dirinya dan power tersebut muncul melalui pengakuan dan

penghargaan yang diterima individu dari orang lain dan persetujuan

orang lain terhadap pendapatnya. Efek dari perlakuan tersebut

menimbulkan perasaan penghargaan terhadap pandangannya

sendiri dan mampu memunculkan sikap asertif, energik dan

eksploratif.

Keberhasilan dalam area Virtue, yaitu keberhasilan individu untuk

dapat menyesuaikan diri dengan standar moral dan etika yang

berlaku. Seseorang yang patuh terhadap nilai-nilai dan etika yang

diterapkan dalam dirinya, diasumsikan memiliki sikap diri yang positif

dan keberhasilan dalam memenuhi tujuan-tujuannya yang lebih

tinggi.

Keberhasilan dalam area Competence, yaitu keberhasilan individu

dalam menampilkan tampilan kerja (performance) dan prestasi yang

baik sesuai dengan yang diharapkan.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

51

b. Nilai (Value)

Setiap individu akan memberikan penilaian yang berbeda dalam

memberikan pemaknaan terhadap keberhasilan yang telah dicapai

dalam berbagai area pengalaman. Perbedaan ini merupakan fungsi

dari nilai-nilai yang diinternalisasikan dari orang tua dan orang lain

yang signifikan dalam hidupnya. Dari penelitian-penelitian

sebelumnya ditemukan bahwa perlakuan menerima dan menghargai

cenderung menghasilkan standar nilai yang menimbulkan self

esteem juga mendukung standar nilai stabil dan realitas. Individu

juga dapat menilai keberhargaan dirinya berdasarkan area yang

dianggapnya paling signifikan, namun pada dasarnya terhadap

kesamaan standar nilai pada setiap individu dipengaruhi oleh kondisi

sosial tempai ia berada.

c. Aspirasi (Aspiration)

Penilaian diri yang meliputi perbandingan antara performance dan

kapasitas aktual dengan aspirasi dan standar yang dimiliki individu.

Jika standar tersebut tercapai, khususnya dalam area tingkah laku

yang bernilai, maka individu menyimpulkan bahwa dirinya adalah

orang yang berharga. Individu dengan self esteem rendah dan tinggi

menentukan tingkat aspirasi yang sama, tetapi bila berkaitan dengan

tujuan yang bersifat pribadi, terdapat perbedaan yang esensial dalam

Page 64: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

52

tingkat aspirasinya. Individu dengan self esteem tinggi menetapkan

tujuannya lebih tinggi juga dibandingkan dengan indvidu dengan self

esteem yang rendah.

d. Pertahanan (defenses)

Bentuk defense yang dianggap efektif oleh individu akan dipengaruhi

oleh situasi dan reinforcement yang ditimbulkan. Individu akan

menggunakan defense yang sama yang digunakan oleh orang lain

yang dekat secara emosional dengan dirinya,dengan kata lain model

yang menunjukan cara efektif dalam menghadapi kecemasan.

Individu yang memiliki defense mampu mengeliminir stimulus yang

mencemaskan, mampu menjaga ketenangan diri dan tingkah

lakunya yang efektif, individu dengan self esteem yang tinggi

memiliki suatu bentuk mekanisme pertahanan diri tertentu yang

menjadikan individu tersebut menjadi percaya diri pada penilaian

dan kemampuan dirinya, serta meningkatkan perasaan mampu

untuk menghadapi situasi yang menyulitkan. Melalui semua proses

tersebut akhirnya individu sampai pada penilaian tinggi atau

rendahnya self esteem

Page 65: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

53

2.1.5.3 Karakteristik Self Esteem

Beberapa karakteristik yang disebutkan Branden pada orang dengan self

esteem yang tinggi : (dalam Fitriah, 2002).

a. Mampu menghadapi kenyataan apa adanya dan dengan kesadaran

penuh. Perilaku yang muncul antara lain, terbuka terhadap inform3si,

pengetahuan dan umpan balik; dapat bertahan dalam suatu

kegiatan; berusaha memahami dunia eksternal maupun dunia dalam

diri sendiri; dan suka berterus terang (the practice of living

consciously).

b. Mampu menerima diri apa adanya. Perilaku yang muncul adalah

berkeinginan untuk memiliki, mengalami dan bertanggung jawab atas

pikiran, perasaan, dan tindakannya, tanpa menghindar, mengingkari.

la mengizinkan dirinya untuk mengalami emosi, dan mampu melihat

tindakan tanpa harus melukai, menyetujui atau memaafkan. Dengan

demikian ia tidak akan berprilaku defensive karena tidak

menempatkan diri kita pada situasi "diadili". Kemampuan ini

memungkinkan seseorang untuk mendengar umpan balik yang

berupa kritik atau gagasan yang berbeda tanpa bersikap memusuhi

atau merugikan (practice of self-acceptence).

c. Mampu bertanggung jawab atas diri sendiri, yaitu menyadari bahwa

ia adalah penentu pilihan dan tindakannya sendiri. Hal ini

Page 66: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

54

membantunya bekerja sama mencari ikhtiar yang diperlukan, bukan

mencari siapa yang salah (the practice of self -responsibility).

d. Dalam bersikap aserlif terhadap diri sendiri adalah bersikap apa

adanya dalam berhadapan dengan orang lain, sehingga ia

menghargai pendapatnya sendiri ta'lpa memusuhi penolakan atau

ketidaksetujuan orang lain. Dengan demikian ia bersedia

mempertahankan diri serla mempertahankan gagasan dengan cara

yang tepat dalam situasi yang tepat pula (the practice of self

assertiveness) .

e. Mampu melaksanakan hidup berlujuan, yaitu mampu

mengidentifikasikan tujuan atau maksud dan tindakan jangka pendek

serta panjang. Dengan demikian dapat mengorganisir perilaku untuk

mencapainya, memonitor agar tetap pada jalurnya, melihat akibat

dan hasilnya serla tahu kapan harus mulai dari litik awal (the practice

of living purposefully).

f. Memiliki integritas pribadi, yaitu hidup yang sejalan dengan apa yang

dilakukan atau pre:ifesinya. Berani mengatakan kebenaran,

menghormati nilai-nilai yang dimiliki dan menghadapi orang lain

dengan adil. Bila seseorang telah merasa menghianati nilai yang

dianut maka rasa hormat terhadap diri sendiri akan berkurang (the

practice of personal intergrity)

Page 67: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

55

2.1.6. Gaya hidup dan self esteem dalam pandangan Islam

AI-Our'an sebagai kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT untuk seluruh

umat manusia banyak berisi ajaran-ajaran yang dapat membimbing kita

sepanjang zaman. Dengan AI-Our'an kita bisa berdialog dalam bidang

apapun untuk mengangkat keuniversalan konsep-konsepnya ke tataran

pemahaman umat manusia.

AI-Our'an berisikan penjelasan tidak hanya semata-mata berupa ajaran

doktrinal kelslaman tetapi juga memuat sandi-sandi atau simbol-simbol yang

menggambarkan tentang eksistensi dan gejala psikis manusia

Penghargaan akan diri atau self esteem sebagai salah satu dimensi

psikologis dibicarakan dalam AI-Our'an. Isyarat penting tentang hal ini

sebagaimana tertuang dalam surat AI-Isra ayat 70 yang berbunyi :

Artinya :

"Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak Adam. kami angkat

mereka di daratan dan di lautan. kami beri merel,a rizki dari yang baik

dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas

kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan ".

Page 68: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

56

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah memuliakan anak Adam

(manusia) dan menyempurnakannya dengan berbagai macam keutamaan

dan potensinya, sehmgga manusia dinilai lebih sempurna bila dibandingkan

dengan makhluk Allah lainnya.

Self esteem pada dlrJ seseorang salah satunya terbentuk dari sejauh mana

seseol'ang dapat menghargai keadaan fisik dengan berbagai atribut

kesempurnaan yang dimilikinya.

Allah telah menciptakan manusia dan melengkapinya dengan perangkat yang

memungkinkan memperoleh kemudahan dan kenyamanan dalam hidupnya,

Seseorang yang bijak akan berusaha menekan dorongan-dorongan yang

bersifat keduniawian agar tidak terjebak pada perhiasan dunia, seperti yang

tecantum dalam AI-Our'an surat AI-Imran ayat 14

Artinya :

"Oijadikan indah pada (pandangan) manusia, cinta syahwati, yaitu

menginginkan kepada wanita-wanita, anak-anak, benda-benda,berharga dari emas, perak, kuda pilihan, binatang temak dan sawah

Page 69: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

57

ladang. itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat

kembali yang baik",

Ayat di atas menjelaskan bahwa di mata manusia, dunia dengan simbol-

simbol benda berharga adalah sesuatu yang indah secara hakiki, yang oleh

karena itu mereka menginginkannya dan memandang perlu untuk

memilikinya, dorongan untuk memiliki itulah yang menggerakkan seseorang

untuk melakukan sesuatu untuk memiliki apa keinginannya, Motif ini juga

yang menyebabkan manusia berebut benda-benda yang sifatnya

kesenangan duniawi semata demi memenuhi tuntutan gaya hidupnya dimana

dalam tingkatan tertentu akan menjadikan seseorang menjadi sombong dan

serakah, ia akan terus berusaha mendapatkan perhiasan dunia yang

membuatnya lupa akan kesederhanaan. Sesungguhnya perhiasan dunia

dapat melalaikan kita sebagaimana tercantum dalam surat At-Takaatsur ayat

1 yang artinya "bermegah-megahan telah melalaikan kamu",

Allah tidak suka pada seseorang yang berlebih-Iebihan sebagaimana yang

tercantum dalam AI-Our'an surat AI-An'am ayat 141 yang berbunyi :

Artinya :

".. ,Dan janganlah kamu berlebih-Iebihan karena sesungguhnya Allah

fidak suka pada orang yang berlebih-Iebihan.. "

Page 70: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

58

Selain itu juga tercantum dalam surat AI-Furqon ayat 67 yang berbunyi :

Artlnya :

" Dan mereka yang apabila berbelanja (haria) tidak berlebih-Iebihan

dan tidak pula kikir tapi adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah

diantara yang demikian".

Manusia dihadapkan pada pilihan yang harus diambil apakah kesenangan

duniawi yang diinginkan oleh dorongan psikologisnya tetapi dengan resiko

t1dak memperoleh sesuatu di akhirat atau menekan keinginan tersebut untuk

mendapatkan kebahagiaan di akhirat .

Page 71: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

59

2.2 Kerangka Beriikir

Persoalan yang sering muneul dan bisa disebut sebuah fenomena sosial

ada\ah pembellan sebuah barang bukan karena kebutuhan tetapi karena

aspek lain, seperti status sosial, gaya hidup, self esteem dan sebagainya.

misalnya banyak remaja atau kelompok dewasa muda rela mengeluarkan

budget yang tidak sedikit untuk mengganti telepon selularnya dengan

keluaran terbaru meskipun fungsi dan featuresnya sama dengan produk yang

dimiliki sebelumnya Mereka selalu berusaha ingin tampil beda dan gaya di

lingkungannya dengan memiliki telepon selular terbaru yang dilengkapi

dengan fitur-fitur eanggih dan modern. Mereka eenderung melihat pada

aspek estetika dan nita; dari pada aspek fungsi dasar telepon selular sebagai

alat komunikasi, Semakin tinggi harga sebuah telepon selular akan semakin

meneerminkan self esteem yang tinggi serta gaya hidup yang "wah" bagi

pemiliknya dimata masyarakat. Oleh karena itu produsen telepon selular

seakan berlomba untuk meneari alternatif baru dalam teknologi untuk

menjaring pasar, karena itu hanya dalam hitungan bulan sudah banyak

pilihan baru.

Konsumen disajikan oleh banyak pilihan produk sehingga dalam membeli

telepon selular dibutuhkan banyak pertimbangan-pertimbangan. Dalam hal ini

Page 72: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

60

apakah gaya hidup dan self esteem seseorang mempengaruhi konsumen

dalam pembelian dan pemilihan produk selular.

Konsumen menempatkan kriteria evaluasi sebagai pertimbangan dalam

membeli suatu produk telepon selular berdasarkan fungsi, tingkat kebutuhan,

harga, garansi selain itu aspek psikologis yang ada pada individu juga dapat

mempengaruhi kriteria evaluasi sebuah produk telepon selular yang

mencakup gaya hidup, self esteem dan proses pengambilan keputusan.

Kriteria evaluasi adalah dimensi yang beragam, fasilitas/fungsi, atau

keuntungan yang dicari oleh konsumen untuk menjawab permasalahan

spesifik yang sedang dihadapi dalam proses pemilihan sebuah produk.

Contohnya, sebelum membeli telepon selular konsumen akan

mempertimbangkan harga, memori, kualitas, model, dan garansi. Hal

tersebut adalah kriteria evaluasi. Setiap konsumen dapat membeli sebuah

produk yang sama dengan kriteria evaluasi yang berbeda-beda.

Pada proses pembelian telepon selular mencakup beberapa aspek, baik dari

sisi produk maupun dari individu itu sendiri sebagai konsumen. Dari sisi

produk yang dilihat adalah kriteria evaluasinya sedangkan dari sisi

individunya mencakup kepribadian, konsep diri termasuk di dalamya self

esteem, gaya hidup, nilai dan daya beli konsumen.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

61

Gaya hidup menjadi dasar evaluasi alternatif dan pengalaman menggunakan

sebuah produk (Loudon & Della Bitta, 1993 dalam Brotoharsojo dkk, 2005).

Performa produk atau pengalaman menggunakan produk berkaitan dengan

cara, situasi, dan kondisi lingkungan ketika produk digunakan.

Manusia, dalam kehidupannya sehari-hari hampir selalu berinteraksi dengan

orang yang terdekat hingga orang yang berada pada belahan dunia lain. Hal

ini menjadikan komunikasi sebagai suatu kebutuhan yang mendasar bagi

manusia, asumsi dari penelitian ini membuat telepon selular sebagai produk

pemenuhan kebutuhan tingkat empat dalam hierarki Maslow yaitu self

esteem.

Sedangkan yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa

yang dapat dikategorikan kedalam kelompok dewasa muda yang memiliki

minat yang luas. Hurlock membaginya menjadi 3 kategori, yaitu minat pribadi,

minat sosial, dan minat sosial. Minat pribadi mencakup penampilan, pakaian,

dan perhiasan pribadi, simbol kedewasaan, simbol status, uang dan agama.

Telepon selular memiliki tempat yang khusus seperti pakaian atau perhiasan.

Eksistensi telepon selular juga mencerminkan keberhasilan, status, simbol,

keunikan pribadi, lambang status sosial (self esteem), status ekonomi (gaya

hidup) yang tercermin pada desain telepon selular. (dalam Brotoharsojo dkk,

2005)

Page 74: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

62

Asumsi pergeseran nilai dari telepon selular yang awalnya digunakan secara

fungsional komunikatif menjadi simbol yang bersifat fashion telah menjadi

fenomena perilaku konsumtif membuat penulis ingin meneliti sebagai aspek

yang penting bagi perilaku manusia oleh karena itu bermanfaat untuk dikaji.

Dari uraian di atas peneliti berasumsi bahwa ada hubungan antara gaya

hidup dan self esteem dengan kriteria evaluasi dalam memutuskan untuk

membeli telepon selular.

GayaHidup

KriteriaEvaluasi

SelfEsteen1

/

~~__, .-~~._W~""-"'''''''''''''''i_.,.m'''~-'1

r P;RPUE1J)'Kt~M·) UT)r\rm~ IIUIN SVAIIIF' r!fDAYllllJlU\Il ,J.I\~JlHTI~I\~~---,._._-~------,~-"~~.,,,

Page 75: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

63

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan linjauan leorilik dan kerangka berfikir di alas, maka dapal

dirumuskan hipolesis sebagai berikul :

1. Hipolesis alternatif (H1)

a. "Ada hubungan yang signifikcln antarA gaya hidup dengan krileria

evaluasi membeli lelepon selular".

b. "Ada hubungan yang signifikan anlara self esteem dengan kriteria

evaluasi membeli telepon selular".

c. "Ada hubungan yang signifikan anlara gaya hidup dan self esteem

dengan krileria evaluasi mernbeli lelepon selular".

2 Hipolesis nol (Ho)

a. "Tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup dengan

kriteria evaluasi membeli telepon selular".

b. "Tidak ada hubungan yang signifikan anlara self esteem dengan

kriteria evaluasi membeli telepon selular".

c. "Tidak ada hubungan yang signifikan anlara gaya hidup dan self

esteem dengan kriteria evaluasi membeli telepon selular".

Page 76: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

BAB3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatjf! yaitu

dengan menampilkan hasH penelitian berupa angka-angka dengan metode

deskriptif. Metode ini dipilih sesuai dengan informasi yang ingin dikumpulkan

yaitu yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang akan digambarkan

melalui penelitian terhadap hubungan gaya hidup dan self esteem dengan

kriteria evaluasi membeli telepon selular.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002), menyatakan bahwa penelitian kuantitatif

adalah penelitian yang berdasarkan kejelasan unsurnya yang terdiri dari

kejelasan tujuan, pendekatan subyek, sampel, sumber data yang sudah

mantap, dan terinci sejak awal, begitupun dengan langkah penelitian dan

desain serta pengumpulan data dan analisis datanya, guna memperoleh

kesimpulan tentang apakah ada hubungan antara gaya hidup dan self

esteem dengan kriteria evaluasi membeli telepon selular.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

65

3.1.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

jenis penelitian korelasional. Menurut Gay (Sevilla, et ai, 1993 dalam Tuwu,

1993) metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data

dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang

menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu

penelitian. Sedangkan penelitian korelasional adalah penelitian yang

dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang

berbeda dalam suatu populasi (Sevilla, et ai, 1993 dalam Tuwu, 1993).

Penelitian korelesional adalah penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh

mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau

lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi. Dengan penelitian

korelasional, pengukuran terhadap beberapa variabel serta hubungan antara

variabel-variabel tersebut dapat dilakukan secara serentak dalam kondisi

yang realistik. Studi korelasional memungkinkan peneliti untuk memperoleh

informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi, bukan mengenai ada

tidaknya efek variabel satu dengan variabel yang lain. (Azwar, 2003)

3.1.3 Definisi variabel dan operasional variabel

3.1.3.1 Definisi variabel

Variabel adalah satu karakteristik yang mempunyai dua atau lebih nilai,

atau sifat yang satu sama lain terpisah (Sevilla, et ai, 1993 dalam Tuwu,

Page 78: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

67

3. Kriteria evaluasi adalah fungsi tipikal sebuah produk atau atribut

sebuah produk atau atribut yang ada pada produk, baik kelebihan

maupun kekurangan dari produk tersebut yang harus diantisipasi.

3.2. Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi dan Sampel

Populasi <jdalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto Suharimi, 2002).

Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki eiri-eiri atau

karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain

(Azwar, 2003)

Sampel adalah jika kita meneliti sebagian dari populasi. Dengan kata lain

sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang dite!iti. Gay (Sevilla, et

81,1993 dalam Tuwu, 1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok

dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Menurut

Ferguson (1976) dalam Sevila (1993), sampel adalah "beberapa bagian keeil

atau euplikan yang ditarik dari populasi".

Penggunaan sampel dalam jumlah yang semakin besar, akan semakin

mengurangi terjadinya bias yang dapat ditemui dibandingkan dengan

Page 79: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

68

menggunakan sampel dalam jumlah yang kecil. Penggunaan sampel dalam

jumlah besar meningkatkan derajat reliabilitas dari hasil penelitian tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah yang berjumlah 660 orang, Untuk menentukan ukuran sampel

dari populasi, peneliti menggunakan rumus Siovin (1960) dalam Sevila (1993)

yaitu;

N17

I+Ne

n : Ukuran sampel

N : Ukuran Populasi

E : Nilai kritis sebesar 10 % (batas ketelitian) yang diinginkan (persen

kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

populasi),

Batas kritis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 10%,

Dengan demikian dari 660 orang jumlah keseluruhan populasi yang diteliti,

maka sampel yang dapat dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebesar

87 orang, seperti pada perhitungan berikut :

n = 660 = 871+ (660 x 0,01)

Page 80: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

69

3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling,

dengan teknik accidental sampling. Yang dimaksud dengan non probability

sampling yaitu suatu metode yang artinya setiap unit sampel dipilih

berdasarkan peluang atau suatu metode pengambilan sampel dimana tidak

semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi

sampel penelitian seperti yang dikatakan oleh Kidder & Judd dalam Nurjanah

(2007)

" In non probability sampling, there is no way estimate the probability

each element has of being include in the sample and no assurance

that every element has some chance of being include"

Pernyataan Kidder & Judd (dalam Nurjanah, 2007) menjelaskan bahwa

dengan metode ini, peneliti tidak dapat memperkirakan kemungkinan tiap

kelompok populasi memiliki kemungkinan untuk terwakili dalam sampel.

Metode ini memudahkan proses pengambilan sampel sehingga dapat

menghemat waktu dan biaya. Dalam metode ini tidak semua individu dalam

popuasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian.

Sedangkan yang dimaksud accidental sampling, adalah cara pengambilan

sampel yang memenuhi kriteria dan yang bersedia menjadi subyek dalam

sampel yang paling mudah ditemui. Alasan peneliti menggunakan teknik ini

Page 81: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

70

karena didasarkan pada pemakaian telepon selular sebagai salah satu media

komunikasi yang hampir semua orang menggunakannya selain itu

memudahkan mereka berhubungan dengan yang lain, terutama membangun

jaringan dan kerjasama yang diperlukan.

Dalam Simamora (2004) accidental sampling diambil karena convenience,

maksudnya yang paling mudah dihubungi, dikenal, dan mau diajak bekerja

sama. Misalnya menggunakan mahasiswa. anggota-anggota organisasi,

anggota keluarga, atau teman-teman sebagai responden. Hal tersebut

didukung oleh pernyataan Kidder & Judd dalam Nurjanah (2007)

" In incidental sampling, one simply reaches, out and take cases that

are at hand continuing the process until the sampef reaches a

designated size"

Pernyataan Kidder & Judd tersebut menjelaskan bahwa dengan teknik ini,

peneliti 'hanya' perlu ada dalam populasi dan mengambil sembarang subyek

yang ada dalam populasi tersebut untuk berpartisipasi dalam penelitian

sampai mendapatkan jumlah sampel yang diinginkan oler. peneliti. Kelebihan

dari teknik ini adalah kesederhanaan, karena sampel dapat merupakan

individu yang pertama kali ditemui dan dapat merupakan individu yang

memiliki hubungan dekat dengan peneliti. Sedangkan kekurangannya adalah,

hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih

Page 82: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

71

luas, karena tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama

untuk dijadikan sampel penelitian.

3.3. Pengumpulan Data

3.3.1 Metode & Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala

yang berisi beberapa pernyataan tertulis yang bertujuan untuk mendapatkan

jawaban subyek tentang suatu hal. Ada tiga skala yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu skala AID untuk mengukur gaya hidup, self esteem

inventory untuk mengukur harga diri dan skala kriteria evaluasi untuk

mengukur kriteria evaluasi membeli telepon selular.

Skala yang digClnakan didesain berdasarkan skala model Likert yang berisi

sejumlah pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap.

penskoran pada skala model Likert yang digunakan dalam penelitian ini

merujuk pada empat alternatif jawaban, sebagai berikut: (Sevila, 1993 dalam

Tuwu, 1993)

• Selalu (SL) = 4

• Sering (SR) = 3

• Pernah (P) = 2

• Tidak Pernah (TP) = 1

Page 83: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

73

a. Data kontrol

Pertanyaan terbuka dan tertutup mengenai keterangan diri subyek berisi

tentang data; jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan orang tua, tingkat

pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, tingkat ekonomi,

pengeluaran per bulan. dan status kepemilikan HP. msrek HP.

b. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Skala AIO untuk mengukur gaya hidup

Mengacu pada pengertian gaya hidup yang dikemukakan Engel.

Blackwell & Miniard (1996) dalam Susianto (1993), konstruk gaya

hidup terdiri dari unsur aktivitas, minat dan opini. Unsur A (aktifitas)

mengukur bagaimana melewati waktu dan menghabiskan uangnya.

Unsur I (minat) mengukur minat yang dianggap paling penting bagi

individu. Sedangkan unsur 0 (opini) mengukur pendapat atau

pandangan tentang topik tertentu.

Pengukuran gaya hidup dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan

dengan model Likert. Dalam skala ini terdapat 4 alternatif pilihan

jawaban, yaitu Sangat sesuai (SS). sesuai (S). tidak sesuai (TS).

Sangat tidak sesuai (STS). Kategori jawaban netral tidak diberikan

dengan tujuan untuk menghindari kecenderungan memberikan

jawaban yang netral dan meragukan. Jumlah total item alat ukur gaya

Page 84: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

74

hidup sebanyak 50 item. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel3.1

Blue Print Skala AIO

I No ItemI 1 2 3 4 5* 6* 7*Activities I Hobi

I HiburanI : ; , ; : ,1 11 *,12*,13*,14,15,16,17,18

I Olah raga I 29,30,31,32,33,34*Interest Komunitas 1 19,20*,21,22

Rekreasi 18* 9* 10Mode 38*,39*,40*Keluarga I 35*,36*,37

Opinion IDiri Sendiri 41,42*,43*,44*,45,46,47,48*,49,50*

I Ekonomi 23,24,25,26,27,28*

I Dimensifaspek

I Total Item* Item yang Valid

150

2. Skala seff esteem inventory dari Coopersmith (1967) dalam

Perwaningsih (2004), untuk mengukur Self esteem

Alat ukur Self Esteem yang digunakan dalam peneltian ini adalah

skala yang merupakan adaptasi dari Self Esteem Inventory dari

Coopersmith. Alat ukur ini sudah pernah digunakan oleh Endah

Hastuti Purwaningsih (2004). Keuntungan dari Self Esteem Inventory

ini adclah kebanyakan itemnya dapat disesuaikan lagi dimasa yang

akan datang dan dapat dipergunakan oleh segala usia dengan

mengabaikan beberapa kalimat yang tidak sesuai. Perincian item

sebagai berikut :

Page 85: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

75

Tabel3.2

Blue Print Skala Self Esteem

* Item yang Valid

Dimensi Favorable Unfavorabel LSelf esteem

Harga diri akademik 3,7* 47* 3Harga diri sosial 4,6,8,10,19*,39,42, 9,18,26*,28*,49* 14

46*,48Harga diri dalam 5*,34*,35*,38 29*,32*,33*,36* 8keluagaGeneral self 1*,2*,11 *, 12,13*,15*, 14*,20*,21 *,22*,23* 24

16*,17*,43,44,45* 24*,25*,27*,30*,31 *37*,40,41

Total 26 23 I~

Pada skala ini subyek, diminta untuk menentukan pilihan jawaban

yang paling sesuai dan paling mencerminkan diri . Jawaban "ya"

diberikan bila pernyataan tersebut dianggap sesuai dengan diri

subyek, sedangkan jawaban "tidak" diberikan bila pernyataan

dianggap tidak sesuai dengan dirinya. Alternatif jawaban sudah

tersedia di sebelah kanan tiap pernyataan dan subyek hanya memilih

salah satu jawaban dari dua alternatif yang tersedia. Pada self esteem

inventory, rentang skala yang digunakan adalah 1 dan 0 yang secara

berurutan masing-masing berarti 1 untuk jawaban "ya" dan 0 untuk

jawaban "tidak". Untuk beberapa item, penilaian dilakukan secara

terbalik. 1 untuk "tidak" dan 0 untuk "ya". Item-item ini disebut juga item

Page 86: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

76

negatif (unfavorables item). Skor total diperoleh dengan menjum/ah

skor setiap itemnya.

Pene/iti sebelumnya melakukan uji validitas dan reliabilitas alat ukur

ini. Untuk validitas peneliti menggunakan uji validitas muka (face

validity) yaitu menguji mengenai apakah suatu alat ukur tersebut sahih

untuk mengukur konstruk yang hendak diukur (Anastasi, 1997 dalam

Imam, 2003). Hal itu dilakukan dengan cara meminta kepada kedua

dosen pembimbing untuk menilai sejauh mana item-item dalam alat ini

untuk mengukur self esteem. Selanjutnya peneliti sebe/umnya juga

meminta beberapa remaja untuk menilai item-item alat ukur apakah

sudah cukup jelas penulisannya dan bahasanya dapat dimengerti o/eh

mereka. Sedangkan penghitungan koefisien reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan metode Alpha Cronbach.

3. Skala untuk mengukur kriteria evaluasi membeli telepon selular.

Skala yang dipakai dalam penelitian ini yang ideal menurut Martun

(2006) merupakan modifikasi skala yang dibuat oleh Dharma (2002),

yang terdiri dari 27 item, kemudian dikembangkan /agi berdasarkan

aspek-aspek dari kriteria evaluasi sehingga total item menjadi 51 item.

Pada skala ini menggunakan 4 kategori jawaban, yaitu sangat penting,

penting, tidak penting, dan sangat tidak penting. Pada skala ini tidak

Page 87: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

77

digunakan item yang sifatnya unfavorabel karena yang diukur adalah

sikap terhadap produk.

Tabel3.3

Blue Print Skala Kriteria Evaluasi

~~ D'me,,' I A'pek No Item ..-Fungsi & fasilitas 17*,18*,19*,20*,21 *,22*,23*,24*,25*,

Kriteria (Features) 26*,27*,28*,29*,30*,31 *,32*,33*,34*,Evaluasi 35*,36*,37"',38*,39*,40*,41 *,42*,43*,

44*,45*,46*,47*,48*,49*,50*,51 *Performance 12*3*4*5* ..-

! 1 , !

Desain 10*,11,12*,13*,14*,15,16*Layanan puma jual 6*,7*,8*,9*

Total Item 51* Item yang Valid

3.3.2 Teknik pengumpula:l data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan

langsung skala/instrumen penelitian kepada subyek yang menjadi sampel

penelitian yaitu para mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.3.3 Teknik uji instrumen penelitian

Sebelum skala digunakan sebagai alat pengumpul data untuk penelitian yang

sesungguhnya, dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas item. Hal ini

dilakukan supaya alat pengumpul data tersebut dapat menjadi akurat dan

Page 88: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

78

dapat dipereaya. Uji instrumen penelitian dilakukan pada sampel yang

tersedia sejumlah 50 orang, yang terdiri dari 28 wanita dan 22 laki-Iaki

1. Validitas

Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menentukan apakah

instrumen yang telah dibuat valid untuk digunakan. Valid artinya dapat

mengukur dengan tepat gejala-gejala yang hendak diukur dan

seberapa jauh alat ukur itu memberikan sifat ketelitian sehingga dapat

menunjukkan gejala yang ukur dengan sebenarnya. (Azwar, 2003)

Validitas item berfungsi untuk mengukur masing-masing item. Cara

penentuan kesahihan item dalam teknik ini adalah dengan eara

mengkorelasikan terlebih dahulu setiap skor item dengan skor yang

diperoleh individu. Valid atau tidaknya item tergantung pada tingkat

signifikan pada koefisien korelasi butir dalam taraf signifikan 5%. Jika

dikatakan alpha 5% berarti resiko kesalahan mengambil keputusan

adalah 5%, semakin keeil dan berarti mengurangi resiko salah.

Pengujian dilakukan dengan eara menghitung korelasi antar skor item

dengan skor total tes yang diperoleh subjek dengan menggunakan

kore/asi product moment dari Pearson, dengan program "SPSS For

Windows 11.5". Penggunaan korelasi product moment Pearson ini

karena item-item skala pada penelitian ini diberi skor pada level

Page 89: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

79

interval dan memiliki empat alternatif jawaban. Adapun rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Rumus:

NIit -(Ii)(It)

(Azwar, 2003)

Keterangan:

rit : Koefisien korelasi item dengan total item

N : Jumlah subyek penelitian

L:i : Jumlah nilai dari tiap item

L:t : Jumlah nilai konstan

L:it : Jumlah hasil perkalian nilai item dengan nilai konstan

(Li)2 : Jumlah kuadrat nilai item

(L:t)2 : Jumlah kuadrat nilai konstan

2. Reliabilitas

Reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasH suatu

pengukuran dapat dipercaya. HasH pengukuran dapat dipercaya hanya

apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subyek yang sama diperoleh hasH yang relatif sama, selama,

aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah (Azwar,

Page 90: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

80

2003). Untuk menganalisis reliabilitas dihitung dengan menggunakan

program SPSS versi 11.5. Formula statistik yang digunakan untuk

menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach

Rumus:

Ka=

K - I

Keterangan

a : Koefisien reliabilitas alpha

K : Jumlah item

IS2j •Varians Butir s

S2X : Jumlah skor item

Untuk mengetahui reliabilitas skala gaya hidup dan self esteem pada kriteria

evaluasi membeli telepon selular dapat dilihat pada kaidah reliabilitas

Guilford.

Tabel3.4

Kaidah Reliabilitas Guilford

Kriteria KoefisienReliabilitas

Sangat Reliabel >0.9Reliabel 0.7-0.9Cukup Reliabel 0.4-0.7Kurang Reliabel 0.2-0.4Tidak Reliabel <0.2

Page 91: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

81

3.3.4 Hasil uji coba instrumen penelitian

a. Skala Gaya Hidup

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 50 item dalam instrumen gaya hidup,

maka terdapat 21 item yang valid dan 29 item lainnya tidak valid. Dari uji

reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien gaya hidup sebesar 0,8237. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini reliabel untuk

digunakan, karena sesuai dengan kaidah reliabilitas Guilford, suatu skala

dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach antara 0,7-0.9.

b. Skala Self Esteem

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 49 item dalam instrumen self esteem,

maka terdapat 33 item yang valid dan 16 item lainnya tidak valid. Dari uji

reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien self esteem sebesar 0,92. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini rel;abel Cl:-::ClI,

digunakan, karena sesuai dengan kaidah reliabilitas Guilford, suatu skala

dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach antara 0,7 - 0.9.

c. Skala Kriteria Evaluasi

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 51 item dalam insltumen kriteria

evaiuasi, maka terdapat 48 item yang valid dan hanya 3 item yang tidak

valid. Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien kriteria evaluasi sebesar

0,95. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini,

Page 92: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

__·"m.. .-..---..-•...•..-•.•.....•-.•"..-- - - 1f,

~

-Ji\Ki\frfl-\I,, __._.._.....__ .. . .__---_..._ ... 1

83

sebelumnya tentang kriteria evaluasi membeli telepon selular dari

literatur yang sudah ada.

• Memperlihatkan alat ukur gaya hidup kepada dosen pembimbing.

• Memperbaiki instrumen sesuai dengan saran yang diberikan oleh

dosen pembimbing.

2 Uji Coba Alat Ukur

Tahap uji coba alat ini dimaksudkan untuk menguji validitas dan

reliabilitas alat ukur. Walaupun alat ukur ini sudah pernah digunakan

dalam penelitian sebelumnya dan sudah teruji validitas dan

reliabilitasnya, namun peneliti merasa perlu untuk melakukan kembali

karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan

penelitian sebelumnya. Tahap uji coba alat ini dilakukan kepada 50

orang pada tanggal 7 Juni 2007.

3. Pengumpulan data, meliputi, penentuan populasi dan sampel.

4. Pengolahan data, berupa pengeditan data yang masuk, skoring hasil,

tabulasi data, dan analisis data untuk menguji hipotesis.

5. Pembahasan, interpretasi dan pembahasaan hasil uji statistik

berdasarkan teori serta merumuskan kesimpulan hasil penelitian dengan

menghitung data penunjang yang diperoleh.

Page 93: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

84

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses yang dilakukan untuk membuat data yang

dikumpulkan menjadi teratur, terstruktur, dan bermakna. Oleh karena peneliti

menggunakan data kuantitatif maka data yang diperoleh berupa angka.

Setelah mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka peneliti

melakukan analisis statistik dengan menggunakan :

1. Korelasi Produk Moment oleh Pearson (Simamora, 2004) digunakan

untuk memperoleh koefisien korelasi.

Rumus:

keterangan :

rxy : Angka indeks korelasi "r" product moment

N : Jumlah penelitian

LXY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

Lx : Jumlah skor X

Ly : Jumlah skor Y

2. Sedangkan untuk mencari besarnya sumbangan gaya hidup dan seff

esteem terhadap kriteria evaluasi membeli telepon selular digunakan

Page 94: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

85

rumus multipel regresi (Guilford dan Fruchter,1981 dalam Rodiah,

2006).

2 ,rl2'+rI1-2rI2r1?r23R 1.2.'. ,

1-1'23'

keterangan :

r 12 = Korelasi antara kriteria evaluasi dan gaya hidup

r 13 = Korelasi antara kriteria evaluasi dan self esteem

r 23 = Korelasi antara gaya hidup dan self esteem

3. Mengetahui perbedaan berdasarkan data kontrol dengan

menggunakan uji beda one-wayanova

4. Selanjutnya pengolahan data secara keseluruhan dilakukan dengan

menggunakan SPSS 11,5

Page 95: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

BAB4

PRESENTASI DAN ANALISA DATA

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Gambaran umum subyek penelilian yang berjumlah 87 orang akan diuraikan

secara deskriplif dan dibanlu dengan penyajian dalam benluk label dari

jumlah penelilian.

4.1.1 Subyek Berdasarkan Jenis Kelamin

Dibawah ini dikemukakan gambaran subyek penelilian berdasarkan jenis

kelamin subyek.

Tabel4.1

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase %

Laki-Iaki 39 44.8%

Perempuan 48 55.2%

Tolal 87 100%

Berdasarkan label di alas, dapal dilihal bahwa secara keseluruhan jumlah

subyek wanila lebih banyak dibandingkan dengan jumlah subyek laki-Iaki.

Page 96: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

Dapat dilihat dari jumlah persentase keduanya yaitu 44,8% untuk jenis

kelamin laki-Iaki dan 55,2% untuk jenis kelamin wanita.

4.1.2 Subyek Berdasarkan Usia

Tabel berikut memberikan gambaran mengenai usia subyek penelitian.

Tabel4.2

Berdasarkan Usia

~..

Pria Wanita i Total

uSia F (~ F ~l iF (%

18 -20 7 8% 26 29,9% 133 37,8%I

21 -23 22 25,3% 26 29,9% i 48 55,2%

'2-4 - 27 5 5,7% 1 1,1% 16 6,9%I

Total 34 39% 53 60,9% i 87 100%~ I

Berdasarkan usianya, secara keseluruhan subyek penelitian ini didominasi

oleh mereka yang berada pada rentangan usia 18-20 tahun sebanyak 33

orang (37,8 %), selanjutnya usia 21-23 tahun sebanyak 48 orang (55,2 %)

dan usia 24-27 tahun sebanyak 6 orang (6,9 %).

4.1.3 Subyek Berdasarkan Penghasilan Pribadi

Tabel berikut memberikan gambaran subyek berdasarkan jumlah

penghasilan pribadi perbulannya.

87

Page 97: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

88

Tabel4.3

Berdasarkan Penghasilan Pribadi

Penghasilan sendiri Frekuensi Persentase %

< 500 ribu 25 28 17%

500 ribu - 1 Juta 20 22,9%

1.1 juta - 3 juta 4 4,6%

Tidak berpenghasilan L. 38 43,6%

L Total--

87 100% ~

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa subyek yang tidak

memiliki penghasilan pribadi sebanyak 38 orang dengan persentase terbesar

yaitu sebesar 43,6 %, persentase terbesar kedua sebanyak 25 orang dengan

penghasilan kurang dari 500 ribu, selanjutnya 20 orang memiliki penghasilan

antara 500 ribu sampai 1 juta memiliki persentase 22,9%. Sedangkan

persentase terkecil yaitu sebesar 4,6 % sebanyak 4 orang. Persentese

terbesar berada pada posisi tidak berpenghasilan, hat ini diasumsikan karena

populasi dalam penelitian adalah golongan mahasiswa dan tidak semua

sampel dalam penelitian ini memiliki penghasilan pribadi.

4.1.4 Subyek Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan

Tabel berikut memberikan gambaran subyek berdasarkan pengeluaran

perbulannya.

Page 98: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

90

berada pada standar normal pengeluaran, hal ini sebanding dengan status

mahasiswa yang besar tidak memiliki pengasilan pribadi.

4.1.5 Subyek Berdasarkan Status Kepemilikan Telepon Selular

Tabel berikut memberikan gambaran subyek berdasarkan status kepemilikan

teiepon seiular

Tabel4.5

em enan "'0 I4..:5

J/"/0

Baru 25 28,7%

Bekas 24 27,6%

Total 87 100%

Berdasarkan Status Kepemilikan Telepon

I:tat:s. ~e~~ensi~ pers~~n~~~~

Berdasarkan status kepemiiikan telepon selular persentase terbesar yaitu

43,7% sebanyak 38 orang dengan status pemberian, terbesar kedua

sebanyak 25 orang dengan status baru (28,7%), selanjutnya status teiepon

selular bekas sebanyak 24 orang (27,6%).

4.1.6 Subyek Berdasarkan Merek Telepon Selular

Dari tabei 4.6 rata-rata subyek dalam peneiitian ini menunjukkan keragaman

rnerek tel8pon seiuiar dengan keragarnan tipe yang dipakai subyek. Terdapat

Page 99: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

9]

64,37% subyek yang memakai telepon selular merek Nokia, 13,8 % subyek

yang memakai telepon selular merek Sony Ericsson, 12,64 % subyek yang

memakai telepon selular merek Motorolla, 5,75 % subyek yang memakai

telepon selular merek Samsung, 2,29 % subyek yang memakai telepon

selular merek Siemens dan 1,15 % subyek yang memakai telepon selular

merek Nexian.

Tabel4.6

Kategori Sampel Menurut Merek Telepon

i I--

Mark teJepon , Frekuensi Persentase (%)INokia I 56 64,37%I

Sonny Ericssonil 12 13,8%I

Nexian I 1 1,15%

Siemens I 2 2,29%

Motorolla I 11 12,64%

Samsung

Total

5

87

5,75%

4.1.7 Subyek Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

Tabel berikut memberikan gambaran subyek berdasarkan pekeris2.n orang

tua.

Page 100: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

92

Tabel4.6

Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

100%[87Total

Dad Job Frekuensi Persentase %t Wiraswasta 33 37,9%

PNS 25 28,7%

Karyawan swasta

~25,3%

IPurnawirawan 3,4%--~Dosen 1 I 1,1%

Pensiunan 3 3,4%"

Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran pekerjaan orang tua dalam hal

ini adalah ayah. Yang paling banyak persentasenya adalah wiraswasta

sebanyak 33 orang (37,9%), PNS sebanyak 25 orang (28,7%), karyawan

swasta sebanyak 22 orang (25,3%), purnawirawan dan pensiunan sebanyak

3 orang (3,4%) dan yang terakhir dosen sebanyak 1 orang (1,1 %).

Berdasarkan gambaran pekerjaan orang tua di atas kita dapat meprediksikan

dan membandingkannya dengan kriteria evaluasi membeli telepon selular

pada subyek penelitian.

4.1.8 Subyek Berdasarkan Pendapatan Orang Tua

Tabel berikut memberikan gambaran subyek berdasarkan pendapatan orang

tua.

Page 101: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

93

Tabel4.7

Berdasarkan Pendapatan Orang Tua

Pendapatan l Frekuensi IPersentase %

~ , . 4~ 48 ~%< L JUla L ,.5 0

2 Juta - 4,9Juta 40 45,9%~..

5 Juta - 7Juta I 1 1,1%

> 7 Juta 4 4,6%

L Total 87 100% ~

Berdasarkan data di atas pendapatan orang tua pada rentangan < 2 juta

memiJiki persentase terbesar yaitu 48,3% sebanyak 42 orang, kemudian

pendapatan pada rentangan 2 juta - 4,9 juta sebanyak 40 orang (45,9 %),

seJanjutnya pendapatan > 7 Juta sebanyak 4 orang (4,6 %), sedangkan

persentase terkecil penghasilan pada rentangan 5 juta- 7 juta sebanyak 1

orang (1,1 %). Pendapatan orang tua pada rentangan < 2 juta dan antara 2

juta sampai 4,9 juta memiliki persentase yang tidak jauh berbeda, hal ini

dapat menggambarkan tingkat ekonomi mahasiswa UIN sebagai sampeJ

penelitian termasuk dalam kategori menengah kebawah.

4.2 Presentasi Data

SebeJum melakukan uji hipotesis, diJakukan uji persyaratan statistik. Hal ini

untuk memastikan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam

persyaratan menggunakan statistik parametrik.

Page 102: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

94

4.2.1 Uji persyaratan

Uji persyaratan adalah syarat untuk melakukan analisis lebih lanjut dalam

mengolah data. Uji persyaratan yang digunakan disini adalah uji normalitas

dengan menggunakan SPSS 11,5

4.2.1.1 Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel

yang akan digunakan dalam penelitian terdistribusi normal atau tidak

untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan

uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian,

anal isis statistik yang pertama kali harus dilakukan dalam rangka analisis

data adalah anal isis statistik berupa uji normalitas.

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikansi uji

normalitas data pada skala gaya hidup sebesar 0.010. Karena nilai

signifikansi yang dihasilkan lebih keeil dari nilai signifikansi 0.05, maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini adalah

gambar diagram Q-Q plot keluaran SPSS 11.5.

Page 103: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

Gambar4.1

Q-Q Plot Gaya Hidup

Normal Q-Q Plot of Gaya Hidup3r------------------,

95

2

./

o

ro§ -10.ZTI

2 -2o

'"0.

LD .3l-- ---~_~--~---__!_40 50 60 70 80

Observed Value

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa sebaran data variabel gaya

hidup berada disekitar garis uji yang mengarah ke kanan dengan

demikian data tersebut dapat dikatakan normal.

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikansi uji

normalitas data pada skala self esteem sebesar 0.000. Karena nilai

signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari nilai sigr,ifikansi 0.05, maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini adalah

gambar diagram Q-Q plot keluaran SPSS 11.5.

Page 104: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

97

Gambar4.3

Q.Q Plot Kriteria Evaluasi

Normal Q-Q Plot of Kriteria Evaluasi3,-- --,

20018016014012010080

o

2

roE -1oZ"02 ·2

"(l)Cl.XW -3+-__-_--_-_-_-__----<

60

Observed Value

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa sebaran data variabel kriteria

evaluasi telepon selular berada di sekitar garis uji yang menyarah ke

kanan atas dengan demikian data tersebut dapat dikatakan normal.

4.3. Hasil Utama Penelitian

4.3.1 Uji Hipotesis

Hipotesis utama penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi Pearson

Product Moment. Dalam penghitungannya, peneliti menggunakan bantuan

program SPSS versi 11.5 hasil penghitungan yang dihasilkan ditampilkan

pada tabel di bawah ini :

Page 105: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

98

Correlations

I Gaya Hldup IKriteria

Self Esteem EvaluasiGaya Hldup Pearson Correlation

1 ! -.036 .083S19. (2-talled) .743 .446N 87 87 87

Self Esteem Pearson Correlation -.036 1 .016Sig. (2-tailed) .743 .880N 87 81 87

Kriteria Evaluasi Pearson Correlation .083 016 1

S19. (2-talled) 446 880N 8d 87 !. 87

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai korelasi (r Pearson product

moment) hitung antara variabel gaya hidup dengan kriteria evaluasi adalah

sebesar 0.083. Sementara r tabel (N 87 ; alfa 5%) adalah sebesar 0.213.

dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara gaya hidup dengan kriteria evaluasi

diterima.

Nilai korelasi (r Pearson product moment) hitung antara variabel self esteem

dengan kirteria evaluasi adalah sebesar 0.016. Sementara r tabel ( N 87;alfa

5%) adalah sebesar 0.213. Dengan demikian hipotesis nihil yang

menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self

esteem dengan kriteria evaluasi diterima.

Page 106: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

99

4.3.2 Regression Aspek-aspek Gaya Hidup & Kriteria Evaluasi

Analisis Hubungan Aspek-aspek variabel gaya hidup dengan kriteria evaluasi

membeli telepon selular (HP). Metode regresi berganda ini dipergunakan

untuk melihat aspek-aspek variabel gaya hidup apa saja yang memiliki

hubungan signifikan terhadap variabel kriteria evaluasi. Dari hasil

penghitungan yang disajikan pada tabel berikut:

Correlations

I kriteriaevaluasi activities interest opinion

Pearson kriteria e".;aluasi 1.000 .060 .004 : 139Correlation

ac~jvjties .060 1.000 498 304interest .004 498 1000 .560opinion .139 304 .560 1.000

Sig. (Hailed) kriteria evaluasi .290 485 099activities .290 .000 .002interest 485 .000 .000opinion .099 .002 .000

N kriteria evaluasi 87 87 87 87activities 87 87 87 87interest 87 87 87 87opinion 87 87 87 87

Pada tabel matriks Correlation di atas diketahui bahwa nilai r hitung yang

dihasilkall pada aspek-aspek pada variabel gaya hidup (activities 0.060,

interest 0.004 dan opinion 0.139) berada di bawah nilai r tabel (N = 87; a =

5% & 1%) 0.213 & 0.278. Sehingga dapal disimpulkan bahwa tidak lerdapat

hubungan yang eral dan signifikan antara aspek-aspek variabel gaya hidup

dengan variabel kriteria evaluasi.

Page 107: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

100

Pada tabel Model Summary didapat nilai koefisien determinasi R2 sebesar

0.031 (3.1 %). Ini menunjukkan bahwa ketiga aspek variabel gaya hidup di

atas memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel kriteria evaluasi sebesar

3.1 %, dan selebihnya 96.9% adalah kemungkinan terdapat aspek-aspek

gaya hidup lain yang memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel kriteria

evaluasi.

Pada tabel anal isis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat

dipergunakan untuk memprediksi kontribusi variabel gaya hidup dan self

esteem terhadap variabel kriteria evaluasi. Dari penghitungan didapat nilai F

hitung sebesar 0.889. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3 dan

dh = 83, didapat nilai Flabel = 2.72. Karena nilai Fhitun9 (0.889) < nilai Flabel

(2.72) maka dapat disimpulkan bahwa ketiga aspek variabel gaya hidup

sangat tidak signifikan dalam memberikan kontribusi pengaruh yang besar

terhadap variabel kriteria evaluasi.

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized

!LCoefficients Coefficients T 9i9_·_

-~. ..- ...~..

Model B I Std. Error Beta I1 (Constant) 122.518 22.354 5.481 000

activities .616 1.085 .071 .567 572interest -1.080 1.095 ·.141 ·.987 327opinion 1.634 1.082 .197 1510 135

a Dependent Vanable. krrtena evaluasl

Page 108: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

102

Correlations

I krlteria i1

t general selfevaluasi i akademlk sasial , keluaraa esteem

Pearson Correlation kriteria evaluasi 100~ i .038 .133\ -.021, I -.031akademik .038 1000 .449 .399 555soslal .133 .449 1.000 .648 .662keluarga -.021 399 .648 1.000 .492general self esteem -.031 555 .662 .492 1.000

Sig. (1-tailed) kriteria evaluasi 362 109 .423 .387akademik .362 000 000 000soslal 109 .000 .000 000keluarga .423 .000 .000 000general self esteem 387 .000 .000 000

N kriterja evaluasi 87 87 87 87 87akademlk 87 87 87 87 87sasial 87 87 87 87 87keluarga 87 87 87 87 87general self esteem 87 i 87 87 i 87 87

Pada label malriks Correlalion di alas dikelahui bahwa nilai r hilung yang

dihasilkan pada aspek-aspek pada variabel self esteem (akademik 0.038,

sosial 0.133, keluaga -0.21 dan general self esteem -0.031) berada di bawah

nilai r label (N =87; a == 5% & 1%) 0.213 & 0.278. Sehingga dapal

disimpulkan bahwa lidak lerdapal hubungan yang eral dan signifikan anlara

aspek-aspek variabel self esleem dengan variabel krileria evaluasi.

Pada label Model Summary didapal nilai koefisien delerminasi R2 sebesar

0.062 (6.2%). Ini menunjukkan bahwa keempal aspek variabel self esteem di

alas memiliki pengaruh lerhadap perubahan variabel krileria evaluasi sebesar

6.2%, dan selebihnya 93.8% adalah kemungkinan lerdapal aspek-aspek self

Page 109: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

103

esteem lain yang memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel krileria

evaluasi telepon selular.

Pada tabel anal isis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat

dipergunakan unluk memprediksi kontribusi variabel gaya hidup dan self

esteem terhadap variabel kriteria evaluasi. Dari penghilungan didapal nilai F

hitung sebesar 1.353. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3 dan

df2 = 82, didapat nilai Flabel = 2.72. Karena nilai Fhilung (1.353) < nilai Flabel

(2.72) maka dapat disimpulkan bahwa keempat aspek variabel self esteem

sangat tidak signifikan dalam memberikan kontribusi pengaruh yang besar

terhadap variabel kriteria evaluasi.

Coefficients(a)

Unstandardized I Standardized r

__Q..oefficients _~_I coefficientS!

Model B ~td. Error Beta r t Sig.

1 (Constant) 138.566 8.344 16.607 .000akademik 2.005 3.761 070 .533 .596sosial 5.759 2.601 364 2.214 .030keluarga -1.529 1.254 -.174 -1219 226general self -1.088 .747 1 -.226 -1.456 .149esteem

a Dependent Vanable. kntena evaluasl

Selanjulnya ingin diketahui dari keempat aspek variabel self esteem, aspek

manakah yang paling memiliki kontribusi paling signifikan terhadap variabel

kriteria evaluasi. Hal ini dapat dilihat dari tampilan hasil t hitung yang

Page 110: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

104

disajikan pada tabel Coefficients di atas. Pada tabel tersebut didapat nilai t

hitung untuk masing-masing aspek adalah sebagai berikut;

- Aspek akademik didapat nilai t hitung; 0.533

- Aspek sosial didapat nilai t hitung; 2.214

- Aspek keiuarga didapat nilai t hitung; -1.219

Aspek general self esteem didapat nilai t hitung; -1.456

Dengan membandingkan nilai-nilai t hitung di atas dengan nilai t tabel pada

taraf signifikansi 5% dengan df; 83 sebesar 2.000, maka dapat disimpulkan

bahwa hanya terdapat satu aspek self esteem yang memiliki pengaruh

terhadap variabel kriteria evaluasi, yaitu aspek sosial. Sementara tiga aspek

lainnya tidak dapat menjelaskan variabel krtieria evaluasi karena nilai t hitung

ketiga aspek tersebut berada di bawah nilai t tabel.

4.3.4 Regression Variabel Independen dan Variabel Dependen

Analisis Hubungan variabel gaya hidup dan self esteem dengan kriteria

evaluasi telepon selular. Metode multiple regression ini dipergunakan untuk

melihat apakah variabel gaya hidup dan self esteem memiliki hubungan yang

signifikan terhadap koiteria evaluasi. Dari hasil penghitungan yang disajikan

pada tabel berikut:

Page 111: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

105

Correlations

II

. IKriteria IEvaluasi I Gaya Hldup i Self EsteemPearson Correlation Kriteria Evaluasi 1.000 .083 .016

Gaya Hidup 083 1.000 -.036Self Esteem .016 -.036 1.000

Sig. (Hailed) Kriteria Evaluasi .223 440Gaya Hidup .223 .372Self Esteem 440 372

N Kriteria Evaluasi 87 87 87Gaya Hidup 87 87 87Self Esteem 87 87 87

Pada tabel matriks Correlation di atas diketahui bahwa nilai r hitung yang

dihasilkan pada kedua variabel independen (Gaya Hidup 0.083 dan Seff

Esteem 0.016) berada di bawah nilai r tabel (N = 87; a = 5% & 1%) 0.213 &

0.278. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang erat

dan signifikan antara variabel gaya hidup dan seff esteem dengan variabel

kriteria evaluasi.

Pada tabel Model Summary didapat nilai koefisien determinasi R2 sebesar

0,007( 7 %). Ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen memiliki

pengaruh teriladap perubahan variabel kriteria evaluasi sebesar 7 %, dan

selebihnya 93 % adalah kemungkinan terdapat variabel-variabel lain yang

memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel kriteria evaluasi.

Page 112: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

Pada tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat

dipergunakan untuk memprediksi kontribusi variabel gaya hidup dan self

106

esteem terhadap variabel kriteria evaluasi. Dari penghitungan diperoleh nilai

F hi tung sebesar 0.305. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df, = 2

dan db = 84, didapat nilai Flabel = 3.11. Karena nilai Fhilung (0.305) < nilai Flabel

(3.11) maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen (gaya

hidup dan self esteem) sangat tidak signifikan dalam memberikan kontribusi

pengaruh yang besar terhadap variabel kriteria evaluasi.

Coefficients(a)

Unstandardized i StandardizedI

Coefficients Coefficients ,.. '~_.-"._'---'._--'-"----i- ----------.----1

,

Modei B Std. Error I Beta I T . Si9,1 (Constant) 120.195 i 23.862 5.037 .000

Gaya .371 .083 .767 .445Hidup

.285

Seif.056 I .312 .019 178 i .859

Esteema Dependent Vanable. Kntena Evaluasl

Selanjutnya ingin diketahui dari kedua variabel independen, variabel

manakah yang paling memiliki kontribusi paling signifikan terhadap variabel

kriteria evaluasi. Hal ini dapat dilihat dari tampilan hasil t hitung yang

disajikan pada tabel Coefficients di atas. Pada taJel tersebut didapat nilai t

hitung untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut;

Variabel gaya hidup didapat nilai t hitung; 0.767

Vari<;1bel self esteem didapat nilai t hitung; 0.178

Page 113: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

107

Dengan membandingkan nilai-nilai t hitung di atas dengan nilai t tabel pada

taraf signifikansi 5% dengan df; 85 sebesar 2.000, maka dapat disimpulkan

bahwa kedua variabel independen tidak dapat menjelaskan variabel kriteria

evaluasi karena nilai t hitung kedua variabel berada di bawah nilai t tabel.

4.4 HasH Tambahan

4.4.1 Uji Beda Variabel Gaya Hidup

a. Berdasarkan Pengeluaran per bulan

ANOVA

Gaya Hidup (AIO)

Sum of \ II

Squares df i Mean Square ! F Sig.Befween Groups 69.529 ! 5 13.906 .434 .824Within Groups 2597735 81 32.071Total 2667.264 : 86

Berdasarkan hasil penghitungan yang disajikan pada tabel di atas didapat

nilai f hitung sebesar 0.434, sementara nilai f tabel pada taraf signifikansi 5%

dengan df 5 dan 81 adalah sebesar 2.33. Karena nilai f hitung yang diperoleh

lebih kecil dari nilai f tabel, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan gaya hidup yang signifikan berdasarkan

pengeluaran per bulan diterima.

Page 114: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

108

b. Berdasarkan Status Kepemilikan HP

ANOVA

Gaya Hldup (Ala)

Sum ofSquares i df i Mean Square F Siq.

Between Groups 88.904 j 2 44.452 1.448 i .241Within Groups 2578.360 84 30.695Total 2667.264 : 86

Berdasarkan hasil penghitungan yang disajikan pada tabel di atas didapat

nilai f hitung sebesar 1.448, sementara nilai f tabel pada taraf signifikansi 5%

dengan df 2 dan 84 adalah sebesar 3.11. Karena nilai f hitung yang diperoleh

lebih kecil dari nilai f tabel, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan gaya hidup yang signifikan berdasarkan status

kepemilikan telepon selular diterima.

c. Berdasarkan Pendapatan Prib"lni

AN OVA

Gaya Hldup (Ala)

I ,I

Sum of i i I

Squares df I Mean Square F Slg.Between Groups 54352 3 18.117 .576 .633Within Groups 2612.913 83 31.481Total 2E 37.264 86

Berdasarkan hasil penghitungan yang disajikan pada tabel di atas didapat

nilai f hitung sebesar 0.576, sementara nilai f tabel pada taraf signifikansi 5%

dengan df 3 dan 83 adalah sebesar 2.72. Karena nilai f hitung yang diperoleh

Page 115: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

109

lebih kecil dari nilai f tabel, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan gaya hidup yang signifikan berdasarkan

penghasilan pribadi diterima.

4.4.2. Uji Beda Variabel Self Esteem

a. Berdasarkan Pengeluaran per bulan

ANOVA

Self Esteem

Sum of ',

Squares df Mean Square F \ Sig.Between Groups 191 902 5 38380 .869 1 506Within Groups 3578052 81 44.173

!Total 3769.954 86

Berdasarkan hasil penghitungan yang disajikan pada tabel di atas didapat

nilai f hitung sebesar 0.869, sementara nilai f tabel pada taraf signifikansi 5%

dengan df 5 dan 81 adalah sebesar 2.33. Karena nilai f hitung yang diperoleh

lebih kecil dari nilai f tabel, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan tingkat self esteem yang signifikan berdasarkan

pengeluaran per bulan diterima.

b. Berdasarkan Status Kepemilikan HP

ANOVA

Self Esteem

II I

Sum of, ,

Mean Square I,

Squares df F Sig.Between Groups 106702 2 53.351 1.223 .299Within Groups 3663.252 84 , 43.610Total 3769954 86 i

Page 116: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

110

Berdasarkan hasil penghitungan yang disajikan pada tabel di atas didapat

nilai f hitung sebesar 1.223, sementara nilai f tabel pada taraf signifikansi 5%

dengan df 2 dan 84 adalah sebesar 3.11. Karena nilai f hi tung yang diperoleh

lebih kecil dari nilai f tabel, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan tingkat self esteem yang signifikan berdasarkan

status kepemilikan HP diterima.

c. Berdasarkan Pendapatan Pribadi

ANOVA

Self Esteem

, ! iSum ofSquares df Mean Square F : S'9

Between Groups 187.0118~ i

62.337 1.444 ! .236Within Groups 3582.943 43.168Total 3769.954 86, .-

Berdas2rkan 1:3:0;1 p::r.g'li!~:1gan yang disajikan pada tabel di atas didapat

nilai f hitung sebesar 1.444, sementara nilai f tabel pada taraf signifikansi 5%

dengan df 3 dan 83 adalah sebesar 2.72. Karena nilai f hitung yang diperoleh

lebih kecil dari nilai f tabel, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan tingkat self esteem yang signifikan berdasarkan

penghasilan pribadi diterima.

Page 117: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

II I

4.4.3. Uji Beda Variabel Kriteria Evaluasi

a. Berdasarkan Pengeluaran per bulan

ANOVA

Knteria Evaluasi

Sum of,

Squares ! df Mean Square F , Siq.

Between Groups 934. 3221,

5 186.864 503 i .773Within Groups 30111195 81 371.743Total 31045.517 , 86 !

Berdasarkan hasil penghitungan yang disajikan pada tabel di atas didapat

nilai f hitung sebesar 0.503, sementara nilai f tabel pada taraf signifikansi 5%

dengan df 5 dan 81 adalah sebesar 2.33. Karena nilai f hitung yang diperoleh

lebih kecil dari nilai f tabel, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan kriteria evaluasi yang signifikan berdasarkan

pengeluaran per bulan diterima.

b. Berdasarkan Status Kepemilikan HP

ANOVA

Kriteria Evaluasi

Sum ofMean Square ISquares df F Siq.

Between Groups 107~.349 2 536.175 1.503 .228Within Groups 29973.168 84 356.823Total 31045.517 86

Page 118: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

112

Berdasarkan hasil penghitungan yang disajikan pada tabel di atas didapat

nilai f hitung sebesar 1.503, sementara nilai f tabel pada taraf signifikansi 5%

dengan df 2 dan 84 adalah sebesar 3.11. Karena nilai f hitung yang diperoleh

lebih keeil dari nilai f tabel, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan kriteria evaluasi yang signifikan berdasarkan status

kepemilikan telepon selular diterima.

c. Berdasarkan Pendapatan Pribadi

ANOVA

Kriteria Evaluasi

Sum ofi i i

i,I i

Squares df f Mean Square F SigBetvveerl Groups 371.341 3' 123780 335!

~Within Groups 30674.176 83 369568Total 31045517 86 1

Bel dasarkan hasil penghitungan yang disajikan pada tabel di atas didapat

nilai f hitung sebesar 0.335, sement3ra nilai f tabel pada taraf signifikansi 5%

dengan df 3 dan 83 adalah sebesar 2.72. Karena nilai f hitung yang diperoleh

lebih keel I dari nilai f tabel, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan kriteria evaluasi yang signifikan berdasarkan

pendapatan pribadi diterima.

Page 119: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

113

BAB5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan, bahwa :

1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup dengan

kriteria evaluasi dalam membeli telepon selular.

2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self esteem dengan

kriteria evaluasi membeli telepon selular.

3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup dan self

esteem dengan kriteria evaluasi membeli tpl'3I='''r. fe l'.d3r.

4. Tidak terdapat hubungan yang erat dan signifikan antara aspek-aspek

variabel gaya hidup (activities, interest, opinion) dengan variabel kriteria

evaluasi.

5. Dari keempat aspek self estee 77 yang diukur dalam penelitian ini, ada

salah satu aspek dari self esteem yaitu aspek sosial yang berperan

terhadap variabel kriteria evaluasi. Sementara aspek lainnya tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel kriteria

evaluasi.

Page 120: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

..._''",-. "-'""'--"'~~"""~'~''''-'''~'-'--'''-'... -"-~,,,-

" , r_~_··"""' _ ~ .,,,~, ,- '1 t.' •\ Pthb'}t~b ukh.bL1<!.F·t 1

l~!~i S~~:~~:~~fJ,~'fA~~:~\H JP~I'lr:~J

114

6. Tidak terdapat perbedaan gaya hidup, self esteem dan kriteria evaluasi

yang signifikan berdasarkan data kontroL

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas terdapat hal-hal yang ingin peneliti

diskusikan beserta dengan penjelasan-penjelasannya. Hal yang sangat

menaril, adalah tidak ada satupun variabel bebas dalam penelitian ini yang

memiliki hubungan serta pengaruh yang signifikan terhadap kriteria evaluasi

membeli telepon selular.

Hal iri terbukti pada penghitungan statistik yang menyatakan bahwa r hitung

yang dihasilkan pada kedua variabel independen (gaya hidup 0.083 dan self

esteem 0.016) berada dibawah nilai r tabel (N =87; a =5%,0213). Selain itu

gaya hidup dan self esteem hanya dapat menerangkan variabilitas sebesar

0.007 (7 %) dari kriteria evaluasi, selebihnya sebesar 93 % kemungkinan

diterangkan oleh variabellain.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Denny Dharma (2002)

untuk mengetahui sejauh mana harga diri mempengaruhi para konsumen

dewasa muda dalam menentukan kriteria evaluasi telepon selular dengan

Page 121: HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DAN SELFESTEEM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10575/1/INTAN STURAYYA-PSI.pdf · hidup, selfesteem inventory dari Coopersmith (1967)dan

116

Oleh karena itu, ketiganya memiliki ranah yang berbeda. Artinya sudut

pandang sebagai penilaian akhir untuk membandingkan korelasi antara

ketiga variabel menjadi sangat berbeda sehingga tidak ada titik temu pada

penilaian akhir. Gaya hidup dan self esteem adalah faktor yang sangat

subyektif emosional dimana setiap individu memiliki sudut pandang oenilaian

yang berbeda terhadap suatu barang. Dengan kata lain setiap produk yang

sama bisa dinilai berbeda oleh dua pribadi yang berbeda dipandang dari

aspek yang berbeda pula.

Hasil studi ini membuktikan bahwa telepon selular masih dipandang sebagai

produk yang sifatnya fungsional dan belum dapat dikatakan sebagai produk

fashion. Hal ini menujukkan bahwa seseorang lebih melihat kehadiran

telepon selular sebagai media komunikasi dan bukan untuk aspek lainnya,

seperti gaya hidup, status sosial ekonomi, self esteem dan sebagainya.

Selain itu penulis berasumsi ada beberapa alasan mengapa telepon selular

belum menjadi produk fashion, yaitu jika dilihat dari gambaran umum subyek

penelitian berdasarkan penghasilan pribadi, persentase terbesar ada pada

subyek yang tidak memiliki penghasilan pribadi, kemudian dilihat dari

pengeluaran perbulan yang terbesar hanya memiliki persentase terkecil.

Selajutnya berdasarkan pendapatan orang tua, rata-rata pendapatan orang

tua dengan persentase terbesar berada pada rentangan < dari 2 juta dan 2