global navigation satellite system

33
GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM(GNSS) Global Navigation Satellite System (GNSS) adalah jaringan satelit yang memiliki transmisi sinyal radio frekuensi tinggi berisi data waktu dan jarak yang dapat diambil oleh penerima, yang memungkinkan pengguna mengetahui lokasi tepat mereka dimanapun di seluruh dunia. Satelit navigasi global memancarkan sinyal navigasi penentuan posisi kepada pengguna yang dikendalikan dari stasiun pengendali di Bumi. Penentuan posisi dapat dilakukan berdasarkan 4 (empat) dimensi, yaitu berdasarkan garis bujur, garis lintang, ketinggian dan waktu. Saat ini negara-negara mengembangkan sistem satelit navigasi global, Global Navigation Satellite Systems (GNSS). GNSS yang telah dikembangkan antara lain: (i) Global Positioning System (GPS) milik Amerika Serikat, dimana secara efektif telah menyediakan layanan global, dan (ii) Global Navigation Satellite System (GLONASS) milik Rusia (Uni Soviet), juga telah efektif menyediakan layanan global. Sedangkan GNSS yang sedang dikembangkan adalah (i) Sistem Galileo milik Eropa yang dikembangkan Uni Eropa bekerjasama dengan European Space Agency (ESA), (ii) Sistem navigasi regional Beidou, dikembangkan Cina, (iii) Sistem navigasi India Regional Navigational Satellite System (IRNSS) dikembangkan oleh India, dan 1

Upload: yunan-zainuddin-afandi

Post on 31-Dec-2015

123 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Global Navigation Satellite System

GLOBAL NAVIGATION SATELLITE SYSTEM(GNSS)

Global Navigation Satellite System (GNSS) adalah jaringan satelit yang

memiliki transmisi sinyal radio frekuensi tinggi berisi data waktu dan jarak yang

dapat diambil oleh penerima, yang memungkinkan pengguna mengetahui lokasi

tepat mereka dimanapun di seluruh dunia. Satelit navigasi global memancarkan

sinyal navigasi penentuan posisi kepada pengguna yang dikendalikan dari

stasiun pengendali di Bumi. Penentuan posisi dapat dilakukan berdasarkan 4

(empat) dimensi, yaitu berdasarkan garis bujur, garis lintang, ketinggian dan

waktu. Saat ini negara-negara mengembangkan sistem satelit navigasi global,

Global Navigation Satellite Systems (GNSS). GNSS yang telah dikembangkan

antara lain: (i) Global Positioning System (GPS) milik Amerika Serikat, dimana

secara efektif telah menyediakan layanan global, dan (ii) Global Navigation

Satellite System (GLONASS) milik Rusia (Uni Soviet), juga telah efektif

menyediakan layanan global. Sedangkan GNSS yang sedang dikembangkan

adalah (i) Sistem Galileo milik Eropa yang dikembangkan Uni Eropa bekerjasama

dengan European Space Agency (ESA), (ii) Sistem navigasi regional Beidou,

dikembangkan Cina, (iii) Sistem navigasi India Regional Navigational Satellite

System (IRNSS) dikembangkan oleh India, dan (iv) Quasi-Zenith System Satellite

(QZSS) akan dikembangkan oleh Jepang. Negara-negara terus melengkapi dan

meningkatkan kemampuan GNSS sehingga dapat di gunakan oleh negara-negara

di seluruh dunia. GNSS telah dimanfaatkan untuk tujuan militer,

transportasi/angkutan, baik darat, laut, maupun udara, dan digunakan untuk

penentuan geografis, pemantauan gunung berapi dan penelitian.

Sistem satelit navigasi global GNSS terdiri dari segmen antariksa,

segmen pengendali dan segmen pengguna. Segmen antariksa (satelit)

memancarkan sinyal navigasi kepada segmen pemakai, yang dikendalikan stasiun

pengendali di Bumi. Satelit navigasi terdiri dari konstelasi satelit dengan

cakupan global. Fungsi satelit-satelit tersebut mengirim sinyal ke receiver yang

dipasang di pesawat terbang, kapal laut, kendaraan bermotor dan manusia, untuk

dapat menentukan posisi-posisi mereka.

1

Page 2: Global Navigation Satellite System

Satelit navigasi mempunyai kemampuan untuk memberikan informasi

tentang posisi lokasi geografis dan sinkronisasi waktu dalam penggunaan sinyal

real time dari satelit navigasi yang mengorbit. Posisi yang ditentukan terdiri dari 4

(empat) dimensi yaitu garis bujur, garis lintang, ketinggian, dan waktu. Satelit

navigasi juga digunakan dalam berbagai sektor yaitu penelitian/survey, precision

farming/ ketelitian dalam pertanian, mendukung pencarian dan penyelamatan,

ilmu kebumian, manajemen transportasi, pergantian waktu yang tepat,

manajemen/ pelacakan/anti pencurian. Sistem GNSS terus berkembang dan

kemudian juga digunakan dalam berbagai sektor, seperti pengangkutan,

keamanan, pengawasan, dan industri.

Berbagai sistem GNSS yang telah dikembangkan antara lain: (i) GPS

milik Amerika Serikat, di mana secara efektif telah menyediakan layanan global,

(ii) Sistem GLONASS milik Rusia (Uni Soviet), juga telah efektif menyediakan

layanan global. Sedangkan sistem GNSS yang sedang dikembangkan adalah (i)

Sistem Galileo milik Eropa yang dikembangkan Union Europe (UE)

bekerjasama dengan ESA. Sistem navigasi regional Beidou dikembangkan negara

Cina, (iii) Sistem navigasi IRNSS dikembangkan oleh India, dan (iv) QZSS

akan dikembangkan oleh Jepang.

A. SISTEM SATELIT NAVIGASI GLOBAL

1. Global Positioning System (GPS)

Pada tahun 1973, Angkatan Laut Amerika Serikat bekerjasama dengan

Angkatan Udaranya mengembangkan sistem satelit navigasi pertama yang

disebut dengan Defence Navigation Satellite System (DNSS). Satelit Transit

merupakan sistem satelit navigasi yang pertama untuk DNSS. Pada awalnya

satelit ini digunakan untuk penentuan lokasi dalam rangka mendukung operasi

kapal-kapal selam, mendukung misil balistik Amerika Serikat, tetapi kemudian

juga digunakan oleh kapal-kapal untuk keperluan ilmiah.

Program satelit Transit berakhir pada tanggal 31 Desember 1996, dan

kemudian fungsinya diambil alih oleh GPS/Navstar. GPS/Navstar yang telah

diluncurkan tahun 1978 merupakan suatu konstelasi yang terdiri dari 24 satelit

2

Page 3: Global Navigation Satellite System

pada 6 bidang orbit digunakan untuk menentukan setiap lokasi obyek dan

penentuan waktu di Bumi secara akurat. GPS/Navstar ini dioperasikan dan

dikendalikan Komando Antariksa Angkatan Udara Amerika Serikat. Di samping

melayani keperluan militer Amerika Serikat juga telah melayani pengguna sipil

secara global. Sistem GPS/Navstar mampu memberikan informasi posisi lokasi

dengan tingkat ketelitian 1-5 meter melalui receiver kode A/C, dan dapat

memberikan tingkat ketelitian 10-30 cm melalui receiver carrier.

Konstelasi satelit GPS/Navstar beroperasi pada orbit-orbit lingkaran dengan

ketinggian 10.900 nautical miles (nm) atau sama dengan 20.200 km dengan umur

satelit rata-rata 7,3 tahun- 7,8 tahun. Navstar/GPS juga membawa peralatan sistem

deteksi nuklir. Selain dimanfaatkan Amerika Serikat dan Eropa Barat, DGPS juga

telah dimanfaatkan Jepang, China, Polandia, Afrika Selatan dan sejumlah negara

di kawasan lain untuk keperluan penerbangan sipil, yaitu dengan memasang

peralatan dapat penerima sinyal dan menentukan posisi lokasi yang sangat teliti

dan tepat .

GPS Navstar yang telah beroperasi secara penuh pada tahun 1994, dimana

segmen kendali GPS/Navstar terdiri atas suatu jaringan yang dijejak dari stasiun

pengendali Master Control Station (MCS) di Colorado Springs, Colorado.

Stasiun Pengendali ini digunakan untuk menentukan dan memprediksi satelit,

penempatan, memonitor waktu dan sistem integritas. Informasi yang dikirim ke

MCS, kemudian menghasilkan pembaharuan pesan untuk masing-masing satelit

GPS secara teratur. Satelit tersebut kemudian mensinkronkan waktu dan

melakukan penyesuaian model orbital internal.

Konstelasi GPS pada tanggal 28 Mei 2007 terdiri dari 30 satelit yang

meliputi 15 satelit Blok IIA, 12 satelit Blok IIR dan 3 satelit Blok IIR-M.

Pelayanan penentuan posisi yang tersedia terdiri dari pelayanan standar melalui

frekuensi L1 A/C (frekuensi L1 dengan kode A/C) dan pelayanan penentuan

posisi untuk kepentingan Militer Amerika Serikat melalui frekuensi gabungan L1

P(Y) (frekuensi L1 dengan Kode P(Y)) dan L2 P(Y) (frekuensi L2 dengan kode

P(Y). Program GPS dimasa mendatang (2015) pelayanan ditingkatkan untuk

penentuan posisi standard melalui frekuensi L1 A/C ditingkatkan pada pelayanan

3

Page 4: Global Navigation Satellite System

penentuan posisi standar melalui frekuensi L1 C/A (frekuensi L1 kode A/C),

L2C (frekuensi L2 kode C), dan frekuensi L5. Kemudian untuk pelayanan

kepentingan Militer Amerika Serikat untuk pelayanan penentuan posisi yang tepat

melalui gabungan frekuensi L1 P(Y) (frekuensi L1 dengan kode P(Y), frekuensi

L2 P(Y) (frekuensi L2 dengan kode P(Y), frekuensi L1M (frekuensi L1 dengan

kode M), dan frekuensi L2M frekuensi L2 kode M (Tabel 2-2). Masing-Masing

satelit mempunyai suatu kode yang berbeda kode C/A, yang dapat digunakan

untuk mengidentifikasi sumber sinyal. Kode P adalah suatu kode menyiarkan

pada 10.23 Mhz. Lebih lanjut pada tahun 2008 Satelit GPS diluncurkan lagi

setelah dimodernisasi dengan meningkatkan kemampuan dan meningkatkan

pertambahan umur menjadi 12 tahun (Kemppi, Paul, 2007).

2. Global Navigation Satellite System (GLONASS)

GLONASS adalah sistem satelit navigasi global milik Uni Soviet (Rusia) yang

pengembangannya telah dimulai pada tahun 1976. GLONASS mulai operasional

pada tahun 1991, walaupun pengembangan konstelasi secara penuh terselesaikan

tahun 1996. Satelit GLONASS terdiri dari konstelasi 24 satelit, dari jumlah

konstelasi satelit tersebut, untuk sementara 7 satelit masih di matikan, dan 17

satelit telah beroperasi .

Satelit berada dalam 3 bidang orbit di mana kedudukan satelit dengan satelit

lainnya terpisah dengan jarak 120°. Satelit beroperasi pada ketinggian 19.100 km

di atas permukaan Bumi, dengan inklinasi 64.8° dan siklus perputaran satelit

mengelilingi Bumi 11 jam 15 menit.

Satelit GLONASS memberikan pelayanan kepentingan Militer melalui

frekuensi L-Band, frekuensi L1 dengan kode P, dan frekuensi L2 dengan kode P.

Pelayanan pesan penentuan posisi melalui frekuensi L1 dengan Code C/A. Satelit

GLONASS memancarkan sinyal dengan Code- C/A menggunakan carier

frekuensi. Frekuensi L1 antara 1,597-1,617 MHZ dan frekuensi L2 antara 1,240-

1,260 MHZ. GLONASS masa mendatang (2015) ditingkatkan pada pelayanan

dalam ketelitian penentuan posisi melalui frekuensi L1, L2, dan frekuensi yang

ke-3 (3rd Signal). Kemudian untuk kepentingan militer untuk pelayanan dalam

4

Page 5: Global Navigation Satellite System

ketelitian tinggi, Melalui frekuensi L1, dan L2. Stasiun Pengendali GLONASS

seluruhnya ditempatkan di Uni Soviet (Rusia). Pusat pengendalian di darat

berlokasi di Moscow dan Stasiun Telemetry dan tracking yang disebut Receiving

Monitor Stations (RMS) berlokasi di St. Petersburg, Ternopol, dan Eniseisk.

Satelit GLONASS dapat menyiarkan data melalui stasiun pengendali di darat,

namun demikian Sistem Satelit GLONASS belum mampu berdiri sendiri untuk

satelit penetuan posisi, masih menggunakan sistem rangkap GPS+ GLONASS

terutama untuk para pengguna/pemakai dalam Real Time Kinematic GPS (RTK-

GPS), penerima yang dapat menggunakan satelit GLONASS untuk meningkatkan

penentuan posisi berintegrasi dengan satelit GPS, dan telah terbukti sangat

menguntungkan di dalam suatu lingkungan yang mempunyai suatu jarak yang

sulit dicover satelit. Dalam peningkatan pengembangan sistem GLONASS dapat

ditingkatkan ke dalam sistem komersil yang mampu bersaing di dalam pasar

umum pengguna sistem GNSS .

3. Galileo

Saat ini Uni Eropa (European Union atau EU) bekerjasama dengan badan

antariksa Eropa atau ESA sedang mengembangkan program GNSS Galileo.

Pembagian tugas adalah sebagai berikut; UE adalah bertanggung jawab untuk

dimensi politik dan untuk pengaturan sasaran program pengembangan, kemudian

ESA secara teknis mengembangkan dan mensahkan sistem satelit.

Pengembangan program GNSS Gallieo ini dilatarbelakangi karena para pengguna

navigasi satelit tidak mempunyai alternatif pilihan selain menggunakan GPS atau

GLONASS. Untuk ini maka pada tahun 1990-an Eropa merasa perlu untuk

memiliki sendiri sistem satelit navigasi global . Satelit pertama yaitu Galileo In-

orbit Validation Element-A (GIOVE-A diluncurkan pada tanggal 28 Desember

2005, dan satelit kedua GIOVE-B diluncurkan bulan April 2008.

Satelit awal ini digunakan untuk mengumpulkan data untuk dipakai oleh

jaringan satelit Galileo nantinya dan sekaligus mempersiapkan posisi orbit satelit-

satelit berikutnya. Setelah sistem satelit navigasi Galileo beroperasi secara penuh,

sistem ini akan memiliki beberapa pemonitor stasiun Bumi dan 30 satelit (27

5

Page 6: Global Navigation Satellite System

satelit aktif dan 3 satelit sebagai backup), akan mengorbit dan memberikan arah

yang lebih tepat lagi pada pengguna peralatan navigasi.

Galileo akan memberikan data yang lebih cepat dan akurat hanya dalam

radius 1 meter, dibandingkan dengan GPS yang hanya mampu memberikan

keakuratan dalam radius 3 meter. Seperti halnya GPS dan GLONASS, Galileo

akan memberikan service navigasi ke masyarakat umum untuk digunakan pada

telpon mobile (HP, Ponsel) canggih, peralatan-peralatan personal navigasi dan

peralatan navigasi lainnya yang membutuhkan data dari satelit. Program satelit

Galileo yang terdiri dari konstelasi 30 satelit navigasi yang akan ditempatkan

dalam 3 bidang orbit di orbit MEO, sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1: Konstelasi 30 satelit navigasi

Sistem satelit GALILEO akan memberikan pelayanan seperti berikut; (l)

Layanan terbuka (Open Servise-OS) yaitu layanan yang bebas untuk setiap

pengguna, melalui frekuensi E5A, E5B dan frekuensi E2-L1-E1, (ii) Layanan

aplikasi Safety-Of-Life (SOL) yaitu untuk aplikasi keselamatan transportasi.

Layanan SOL tersedia untuk para pemakai yang dilengkapi dengan dual-

frequency bersertifikat penerima pada frekuensi L1 dan E5, (iii) Layanan

komersil pada frekuensi C diarahkan pada aplikasi yang lebih tinggi dibanding

dengan layanan terbuka OS. Layanan komersil C menggunakan dua sinyal

6

Page 7: Global Navigation Satellite System

tambahan pada frekuensi E5B dan E6 bersama-sama dengan frekuensi O untuk

mencapai capaian lebih baik. Pengaturan layanan untuk publik akan digunakan

dengan kelompok government-authorised seperti polisi, dan penjaga pantai.

Sistem satelit GALILEO memiliki jaringan stasiun sensor, dan akan termonitor di

seluruh dunia. Memiliki 2 (dua) stasiun pengendali yang berlokasi di Eropa. Data

tersedia untuk para pemakai dimanapun melalui satelit GALILEO atau terpusat

melalui sistem kendali GALILEO.

Perbandingan pelayanan dan frekuensi yang tersedia pada sistem GPS,

GLONASS, GALILEO Tahun 2003, dan Rencana Program Peningkatan

Tahun 2015, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1: PELAYANAN DAN FREKUENSI YANG TERSEDIA PADA SISTEM

GPS, GLONASS, GALILEO TAHUN 2003, DAN RENCANA PROGRAM

PENINGKATAN TAHUN 2015

SPS-Standard Positioning Service, PPS-Precise Position Service, SP-Standard

Precision, HP-High Precision, OS-Open Service, SoL-Safety of Life service, CS-

Commercial Service, PRS – Public Regulated Service

Sumber: C.Seynat, A. Kealy, K. Zhang, 2004

7

Page 8: Global Navigation Satellite System

4. Sistem Satelit Navigasi Beidou

Sistem satelit navigasi Beidou adalah sistem satelit navigasi yang sedang

dikembangkan China untuk menentukan lokasi bagi keperluan militer. China

mengembangkan satelit Beidou ini untuk mengurangi ketergantungannya terhadap

sistem satelit navigasi GPS dan GLONASS. Sistem Beidou generasi pertama

terdiri dari dua satelit yaitu satelit Beidou-1 A dan satelit Beidou-1B yang

diluncurkan masing-masing pada Oktober 2000 dan Desember 2000. Sedangkan

sistem Beidou generasi kedua yaitu Beidou -2A, Beidou-2B, dan Beidou-2C

diluncurkan masing-masing pada tanggal 24 Mei 2003, 3 Pebruari 2007, dan 14

April 2007.

Walaupun kemampuan Beidou ini masih kurang dibanding sistem GPS milik

Amerika Serikat dan sistem GLONASS milik Rusia, namun telah dapat

mengurangi ketergantungan China terhadap kedua sistem tersebut. Setelah

peluncurannya satelit Beidou-2C pada bulan April 2007 ke GEO, sistem satelit

Beidou ini namanya diganti menjadi sistem Compass atau China’s Compass

Navigation Satellite System (CNSS). Pada tahun 2015 direncanakan, China akan

memiliki konstelasi satelit Compass (Beidou) sebanyak 30 satelit yang berada

pada Medium Earth Orbit (MEO) (Inside GNSS News, 2009). Empat satelit

Beidou sebelumnya berada di orbit GEO. CNSS nantinya akan terdiri dari lima

satelit di GEO dan 30 (tiga puluh) satelit di MEO.

Satelit Beidou yang telah diluncurkan sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat

pada Tabel 2.

8

Page 9: Global Navigation Satellite System

Tabel 2: SATELIT BEIDOU (SAMPAI DENGAN 10 APRIL 2011)

Sumber: Globaltimes.cn, April 10 2011

5. Quasi-Zenith Sistem Satelit (QZSS)

Pada tahun 2003, Jepang sebagai negara yang maju secara teknologi memulai

sebuah proyek Dengan nama Quasi-Zenith System Satellite (QZSS) atau dalam

bahasa Jepang Jun-Ten-Cho (Miljenko, 2007). QZSS akan meningkatkan kinerja

GPS dalam dua cara, yaitu peningkatan ketersediaan sinyal GPS, dan

peningkatan performa GPS (mencakup akurasi dan keaslian sinyal GPS) (Service

of QZSS).

QZSS terdiri dari 3 (tiga) satelit dan akan memberikan layanan posisi satelit

secara regional serta komunikasi dan broadcasting. Setiap satelit akan berada

dalam 3 bidang orbit yang berbeda, di mana mempunyai kemiringan 45 derajat

terhadap Geostationary Orbit (GEO). Satelit pertama yang diberi nama Michibiki

telah diluncurkan pada tanggal 11 September 2010. Diharapkan QZSS ini akan

beroperasi secara penuh pada tahun 2013. Pada Gambar 2-2 posisi satelit terlihat

pada angka 3 (tiga).

9

Page 10: Global Navigation Satellite System

Dalam orbitnya tersebut, satelit QZSS akan melengkapi sistem GNSS lainnya

yang selama ini digunakan Jepang. Selain itu QZSS akan mencakup wilayah

Australia dan daerah Asia. Sistem satelit QZSS diaplikasikan untuk menyediakan

layanan berbasis komunikasi (video, audio, dan data), dan informasi posisi.

(Quasi-Zenith Satellite System, 2008)

Gambar 2-2: Orbit QZSS (Sumber: Geometry of Zenith Satellites, 2001)

6. India Regional Navigation Satellite System (IRNSS)

IRNSS adalah sistem satelit navigasi yang dikembangkan oleh badan

antariksa India, India Space Research Organisation (ISRO) yang berada di

bawah kontrol pemerintah India. Pemerintah menyetujui proyek pembangunan ini

pada bulan Mei 2006, dan dijadwalkan sistem satelit navigasi ini akan selesai dan

dapat diimplementasikan pada tahun 2014.

Konstelasi IRNSS akan terdiri dari 7 (tujuh) satelit, 3 (tiga) di antaranya

diorbit GEO (34º E, 83º E dan 131,5º E), dan 4 (empat) di GSO dengan

kemiringan 29 derajat terhadap bidang ekuator seperti yang ditunjukkan pada

gambar 2-3b. Semua satelit akan terus terlihat di wilayah India selama 24 jam

setiap hari. Diagram rinci tentang konfigurasi sistem IRNSS, ditunjukkan

sebagaimana pada Gambar 2-3c. Sistem IRNSS akan menyediakan dua jenis

10

Page 11: Global Navigation Satellite System

layanan, yaitu Service Standard Positioning (SPS), dan Restricted Service for

Special User (layanan terbatas untuk pengguna khusus). Kedua layanan ini akan

disediakan pada frekuensi band L5 dan S-band, sebagaimana ditunjukkan pada

Gambar 2-3. Aplikasi satelit ini digunakan untuk pemetaan, penentuan posisi dan

akurasi cuaca yang lebih baik.

a)

b)

11

Page 12: Global Navigation Satellite System

c)

Gambar 2-3: Pelayanan regional (a), konstelasi IRNSS (b), dan sistem

konfigurasi IRNSS (c) (Sumber : Indian Regional Navigation Satellite System,

2011)

B. APLIKASI SISTEM SATELIT NAVIGASI GLOBAL

Satelit navigasi global diaplikasikan untuk keperluan militer dan untuk

keperluan sipil, antara lain:

1. Militer

Sistem satelit navigasi global digunakan untuk keperluan perang, seperti

menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini

maka bisa mengetahui teman dan lawan untuk menghindari salah target ataupun

menentukan pergerakan pasukan. Salah satu contoh dalam perlombaan senjata

antar benua ICBM (Intercontinental Ballistic Missile) maka dalam menentukan

lokasi yang tepat dari lokasi misil yang di tembakkan oleh musuh. Maka dengan

mengetahui lokasi secara tepat bisa menghancurkan musuh beserta seluruh

perangkat persenjataan mereka.

2. Sipil

Sistem satelit navigasi global digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas.

Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan sistem satelit navigasi global

seperti GPS untuk alat bantu navigasi dengan menambah peta, sehingga bisa

12

Page 13: Global Navigation Satellite System

digunakan untuk memandu pengendara. Dengan demikian, pengendara bisa

mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Teknologi ini telah digunakan di Indonesia. Dengan kelengkapan data

yang ada, berbagai kemungkinan rute perjalanan dapat diperoleh. Hal ini sangat

membantu apabila saat terjebak kemacetan, dan dengan mudah dapat mengambil

jalan terdekat, karena perangkat navigasi secara otomatis akan me-rerouting jalur

baru untuk sampai ketujuan. Di samping itu juga sistem GPS navigasi dapat

dipasang di pesawat terbang, kapal laut, tank, kapal selam, mobil, truk, dan yang

lainnya. Sistem satelit navigasi global juga dapat digunakan dalam sistem

informasi geografi seperti dalam pembuatan peta, antara lain untuk mengukur

jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran. Beberapa contoh

penggunaan menawarkan display peta yang di pandu sistem satelit GPS.

Setelah terhubung dengan sistem GPS, maka semua peta yang lengkap

dengan nama jalan dan tempat layanan publik pun akan terlihat di monitor.

Sistem satelit navigasi global (seperti GPS) juga dapat digunakan untuk

pemantauan gempa. Dengan kete-litian yang tinggi bisa digunakan untuk

memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya milimeter dalam setahun.

Selain itu, juga dapat digunakan untuk pemantauan pergerakan tanah yang

bermanfaat untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik

ataupun tektonik. Sistem satelit navigasi global (seperti GPS) juga dapat

digunakan sebagai pelacak kendaraan. Dengan bantuan GPS, pemilik

kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui keberadaan kendaraan serta arah

pergerakannya. Sistem ini telah digunakan di Indonesia, di mana polisi dapat

meringkus seorang pencuri mobil dengan bantuan sistem GPS yang dipasang di

mobilnya. Sistem satelit navigasi global (seperti GPS) juga dapat digunakan

untuk studi Ionosfer dan Troposfer. Satelit tersebut akan memancarkan sinyal-

sinyal gelombang elektromagnetik yang sebelumnya diterima antena receiver

GPS akan melewati medium lapisan-lapisan atmosfer dan troposfer.

13

Page 14: Global Navigation Satellite System

LIDAR (LIGHT DETECTION AND RANGING)

LIDAR(Light Detection and Ranging)

LIDAR (Light Detection and Ranging) adalah sebuah teknologi peraba

jarak jauh optik yang mengukur properti cahaya yang tersebar untuk menemukan

jarak dan/atau informasi lain dari target yang jauh. Metode untuk menentukan

jarak menuju obyek atau permukaan adalah dengan menggunakan pulsa laser.

Seperti teknologi radar, yang menggunakan gelombang radio daripada cahaya,

jarak menuju obyek ditentukan dengan mengukur selang waktu antara transmisi

pulsa dan deteksi sinyal yang dipancarkan. Sebutan lain untuk LIDAR adalah

ALSM (Airborne Laser Swath Mapping) dan altimetri laser. Akronim LIDAR

(Laser Detection and Ranging) sering digunakan dalam konteks militer. Sebutan

radar laser juga digunakan tapi tidak berhubungan karena menggunakan cahaya

laser dan bukan gelombang radio yang merupakan dasar dari radar konvensional

Gelombang yang digunakan dalam LIDAR adalah gelombang sinar laser.

Sinar Laser adalah sinar yang mempunyai gelombang tidak tampak Infrared yang 

mempunyai  panjang gelombang sekitar 1000 nanometer, karena spesifikasinya

tersebut, maka laser bisa menembus celah dedaunan untuk mencapai permukaan

tanah dan dipantulkan kembali untuk ditangkap oleh sensor laser untuk dicatat

beda waktu yang digunakan mulai keluar dari sensor sampai kembali ditangkap

sensor. Sehingga jarak yang didapat atau disebut dengan Range merupakan

separoh waktu pergi-pulang dikalikan dengan kecepatan rambat gelombang Laser

yang digunakan.

Apabila posisi kordinat dan elevasi dari sensor Laser diketahui (dengan

teknologi GPS/INS), maka setiap obyek yang memantulkan sinar laser tersebut

bisa diketahui posisinya dan elevasinya terhadap bidang Referensi yang

digunakan. Sehingga setiap posisi koordinat dan elevasi tersebut bisa digunakan

untuk pemetaan, khususnya pemetaan topografi yaitu memanfaatkan elevasi

permukaan tanah yang memantulkan sinar laser sewaktu dilakukan scanning.

14

Page 15: Global Navigation Satellite System

Selanjutnya elevasi setiap titik dipermukaan tanah dapat digunakan untuk

menyusun Model Permukaan Digital (MPD) yang bermanfaat untuk modelling

permukaan wilayah maupun pembuatan garis kontur untuk pemetaan. Untuk

menyajikan gambaran dari detail planimetris permukaan tanah seperti Jalan,

Bangunan, Sungai, jalur Transmisi, tutupan lahan seperti jenis vegetasi, wilayah

pertanian, perkebunan, budidaya, tambang, wilayah tubuh air dan lain sebagainya,

dilakukan dengan cara menggambar diatas Foto udara digital sebagai kelengkapan

sistem lidar.

Secara teoritis LIDAR terdiri dari tiga komponen yaitu :

1. Global Positioning System (GPS)

Dalam system LIDAR, GPS dipakai sebagai system penentuan posisi wahana

terbang secara 3D (X, Y, Z atau L, B, h) terhadap system referensi tertentu. ketika

melakukan survey LIDAR. Penentuan posisi dilakukan secara differensial

sehingga bisa mengamati posisi objek yang diam atau bergerak.Karena

pengukuran posisinya dilakukan secara real time maka metode penentuan GPS itu

dinamakan Real Time Kinematics Differential GPS (RTK-DGPS).

2. Inertial Navigation System (INS)

INS adalah suatu system navigasi yang mampu mendeteksi perubahan

geografis, perubahan kecepatan, serta perubahan orientasi dari suatu benda.

Sistem ini mampu mengukur besar perubahan sudut orientasi wahana terbang

terhadap arah utara, besar pergerakan sudut rotasi wahana terbang terhadap

sumbu-sumbu horisontalnya, percepatan wahana terbang, hingga temperature dan

tekanan udara di sekitar wahana terbang. Dari hasil pengukuran yang dapat

dilakukan oleh INS, dapat dihasilkan informasi berupa orientasi tiga dimensi serta

posisi wahana terbang.

15

Page 16: Global Navigation Satellite System

Gambar 1 : citra LIDAR

3. Sensor Laser

Sensor LIDAR berfungsi untuk memancarkan sinar laser ke objek dan

merekam kembali gelombang pantulannya setelah mengenai objek. Pada

umumnya gelombang yang dipancarkan oleh sensor terdiri atas dua bagian, yaitu

gelombang hijau dan gelombang infra merah. Gelombang hijau berfungsi sebagai

gelombang penetrasi jika suatu sinar laser mengenai daerah perairan. Sinar hijau

berfungsi untuk mengukur data kedalaman, sedangkan sinar infra merah berfungsi

untuk mengukur data topografi daratan atau permukaan bumi.

Kekuatan sensor LIDAR sangat erat kaitannya dengan:

a) Kekuatan sinar laser yang dihasilkan

b) Cakupan dari pancaran sinar gelombang laser

c) Jumlah sinar laser yang dihasilkan tiap detik

Sensor LIDAR memiliki kemampuan dalam pengukuran multiple return.

Multiple return digunakan untuk menentukan bentuk dari objek atau vegetasi

yang menutupi permukaan tanah. Gelombang yang dipancarkan dan dipantulkan

tidak hanya mengenai permukaan tanah, tetapi juga mengenai objek-objek yang

ada di atas permukaan tanah. Masing-masing pantulan yang dihasilkan diukur

intensitasnya, sehingga diperoleh gambaran atau bentuk dari objek yang menutupi

permukaan tanah tersebut.

16

Page 17: Global Navigation Satellite System

Gambar 2 : prinsip kerja LIDAR

Prinsip kerja LIDAR secara umum adalah sensor memancarkan sinar laser

pada target kemudian sinar tersebut dipantulkan kembali ke sensor. Berkas sinar

yang ditangkap kemudian dianalisis oleh peralatan detector. Perubahan komposisi

cahaya yang diterima dari sebuah target ditetapkan sebagai sebuah karakter objek.

Waktu perjalanan sinar saat dipancarkan dan diterima kembali diperlukan sebagai

variable penentu perhitungan jarak dari benda ke sensor.

Gambar 3: jalannya gelombang

Pada wahana yang dipilih (Pesawat terbang) dipasang Laser Scanner,

GPS, dan INS. Berdasarkan skala produk yang diinginkan dan luas cakupan, maka

dapat ditentukan jalur terbang. Pada jalur terbang yang telah ditentukan tersebut

pesawat melakukan pemotretan/ penyiaman (scanning). Nah, pada saat laser

scanner melakukan penyiaman sepanjang jalur terbang, pada setiap interval waktu

tertentu direkam posisinya (menggunakan GPS) dan orientasinya (menggunakan

17

Page 18: Global Navigation Satellite System

INS). Proses ini dilakukan sampai seluruh jalur terbang yang direncanakan dapat

disiam. Pada tahap pemrosesan datanya dapat dibedakan dalam 3 bagian, yaitu

pemrosesan data GPS, INS, dan LIDAR. Pemrosesan GPS dan INS dilakukan

terpisah secara post processing sehingga didapatkan posisi dan orientasi Laser

scanner sepanjang trayektori (lintasan jalur terbang).

Gambar 4: ilustrasi laser scanner

Prinsip pemrosesan signal radar dilakuan untuk menentukan jarak antara

Laser Scanner dengan obyek (misal atap gedung. Hal yang cukup menarik disini

adalah akan ditemukan 4 sistem koordinat, yaitu: Sistem koordinat receiver GPS,

Sistem koordinat INS, Sistem koordinat Laser Scanner, dan Sistem koordinat

peta. Dalam konteks fotogrametri, ke-4 sistem kordinat tersebut dapat

dihubungkan dalam bentuk vektor. Vektor system koordinat peta merupakan

vektor resultan penjumlahan vektor sistem koordinat receiver GPS dengan INS

dan Laser Scannner.

18

Page 19: Global Navigation Satellite System

Gambar 5: peralatan yang digunakan

Data awal setelah pengukuran Lidar yang didapatkan berupa :

1. Koordinat titik kontrol (BM) pengukuran dilapangan menggunakan GPS

Geodetik (Adjustment report) dan hasil GPS kinematik pesawat.

2. RAW data Lidar dalam format asli system LAS file

3. Image photo berwarna medium format metric dalam format digital

4. Peta jalur terbang

LIDAR dapat digunakan dalam berbagai bidang, antara lain:

1. Pertanian dan Perkebunan

LIDAR dapat digunakan untuk membantu petani menentukan area mana dari

bidang lahan mereka untuk menerapkan persebaran pupuk. LIDAR dapat

membuat peta topologi dari ladang dan mengungkapkan kelerengan dan paparan

sinar matahari dari tanah pertanian. Para peneliti di Agricultural Research Service

menyebut kan, dengan LIDAR mampu memperoleh dataset informasi topologi

dengan kondisi tanah pertanian dari tahun-tahun sebelumnya. Dari informasi ini,

peneliti bisa menentukan kategori tanah pertanian menjadi kelas tinggi,

menengah, atau rendah – untuk menghasilkan zona persebaran kondisi lahan.

Teknologi ini berharga untuk petani karena menunjukkan daerah mana untuk

menerapkan penyebaran pupuk guna mencapai hasil panen tertinggi.

19

Page 20: Global Navigation Satellite System

2. Arkeologi

LIDAR memiliki banyak aplikasi dalam bidang arkeologi, termasuk

membantu dalam perencanaan survey lapangan, pemetaan fitur bawah kanopi

hutan, dan memberikan gambaran luas-detail, dan lain-lain. LIDAR juga dapat

membantu arkeolog untuk membuat model elevasi digital (DEM) resolusi tinggi

dari situs-situs arkeologi, yang dapat mengungkapkan mikro-topografi yang

tersembunyi oleh vegetasi.

LIDAR dan produk turunannya dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam

Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk analisis dan interpretasi. Sebagai contoh

di Fort Beausejour – Fort Cumberland National Historic Site, Kanada, fitur

arkeologi yang belum ditemukan sebelumnya telah berhasil dipetakan yang

berhubungan dengan pengepungan Benteng pada tahun 1755. Fitur yang tidak

bisa dibedakan di lapangan atau melalui fotografi udara diidentifikasi dengan

overlay hillshades dari DEM dibuat dengan pencahayaan dari berbagai sudut.

Dengan LIDAR, kemampuan untuk menghasilkan resolusi tinggi dataset cepat

dan relatif murah. Selain efisiensi, kemampuannya untuk menembus kanopi hutan

telah memberikan penemuan fitur yang tidak dapat dibedakan melalui metode

geospasial tradisional dan sulit dijangkau melalui survei lapangan.

3. Biologi dan Konservasi

LIDAR banyak diaplikasikan di bidang kehutanan. Kanopi ketinggian,

pengukuran biomassa, dan luas daun semua bisa dipelajari dengan menggunakan

sistem LIDAR. Peta topografi juga dapat dihasilkan dengan mudah dari LIDAR,

termasuk untuk penggunaan dalam varian produksi dari peta kehutanan.

Contoh lain, Liga Penyelamatan Redwood sedang melakukan sebuah proyek

untuk memetakan tinggi pohon di pantai utara California. LIDAR memungkinkan

penelitian para ilmuwan untuk tidak hanya mengukur tinggi pohon yang

sebelumnya belum dipetakan, tetapi untuk menentukan keanekaragaman hayati

hutan redwood. Stephen Sillett yang bekerja pada proyek Liga Pantai Utara

20

Page 21: Global Navigation Satellite System

LIDAR mengklaim bahwa teknologi ini akan berguna dalam mengarahkan upaya-

upaya masa depan untuk melestarikan dan melindungi pohon-pohon tua redwood.

4. Geomorfologi dan Geofisika

Peta resolusi tinggi elevasi digital yang dihasilkan oleh LIDAR telah memacu

kemajuan signifikan dalam bidang geomorfologi. Kemampuan LIDAR untuk

mendeteksi fitur topografi halus seperti teras sungai dan tepi saluran sungai,

mengukur elevasi permukaan tanah di bawah kanopi vegetasi, menghasilkan

turunan spasial elevasi, dan mendeteksi perubahan elevasi pada suatu permukaan

bumi.

Data LIDAR dikumpulkan oleh perusahaan swasta dan juga konsorsium

akademik dalam mendukung pengumpulan, pengolahan dan pengarsipan dataset

LIDAR yang tersedia untuk publik. Pusat Nasional untuk Pemetaan Airborne

Laser (NCALM), didukung oleh National Science Foundation, mengumpulkan

dan mendistribusikan data LIDAR untuk mendukung penelitian ilmiah dan

pendidikan di berbagai bidang, khususnya geosains dan ekologi.

Dalam geofisika dan tektonik, kombinasi pesawat berbasis LIDAR dan GPS

telah berevolusi menjadi alat penting untuk mendeteksi kesalahan dan mengukur

material pengangkatan. Output dari kedua teknologi dapat menghasilkan model

elevasi sangat akurat untuk medan yang bahkan dapat mengukur elevasi tanah

melalui pepohonan.

Kombinasi ini telah digunakan untuk menemukan lokasi Fault Seattle di

Washington, Amerika Serikat. Kombinasi ini mampu mengukur material

pengangkatan di Mt. St Helens dengan menggunakan data dari gletser sebelum

dan setelah pengangkatan di tahun 2004. Sistem monitor airborne LIDAR

memiliki kemampuan untuk mendeteksi jumlah halus peningkatan atau penurunan

material.

Sebuah sistem berbasis satelit NASA ICESat yang mencakup sistem LIDAR

diterapkan untuk tujuan ini. Airborne Topografi Mapper NASA digunakan secara

21

Page 22: Global Navigation Satellite System

luas untuk memantau gletser dan melakukan analisis perubahan pesisir.

Kombinasi ini juga digunakan oleh para ilmuwan tanah saat membuat survei

tanah. Pemodelan medan detail memungkinkan ilmuwan tanah untuk melihat

perubahan bentuk lahan lereng dan menunjukkan pola-pola dalam hubungan

spasial.

5. Transportasi

LIDAR telah digunakan dalam sistem Adaptive Cruise Control (ACC) untuk

mobil. Sistem seperti yang oleh Siemens dan Hella menggunakan perangkat

LIDAR dipasang pada bagian depan kendaraan, seperti bumper, untuk memantau

jarak antara kendaraan dan setiap kendaraan di depannya. Kendaraan di depan

melambat atau terlalu dekat, ACC menerapkan rem untuk memperlambat

kendaraan. Ketika jalan di depan jelas, ACC memungkinkan kendaraan untuk

mempercepat ke preset kecepatan oleh pengemudi.

6. Militer

Beberapa aplikasi LIDAR untuk militer memberikan citra resolusi yang lebih

tinggi dalam mengidentifikasi target musuh, seperti tank. Nama LADAR lebih

umum dipakai di dunia militer. Contoh aplikasi militer LIDAR diantaranya

Tambang Laser Airborne Detection System (ALMDS) untuk counter-tambang

peperangan dengan Arete Associates.

Sebuah laporan NATO (RTO-TR-SET-098) menyebutkan bahwa: berdasarkan

hasil sistem LIDAR, satuan tugas merekomendasikan bahwa pilihan terbaik untuk

aplikasi jangka dekat (2008-2010) dari stand-off sistem deteksi UV LI. Long-

Range Standoff Detection System Biologi (LR-BSD) dikembangkan untuk

Angkatan Darat AS untuk memberikan peringatan sedini mungkin atas serangan

biologis. Ini adalah sistem udara yang dibawa oleh helikopter untuk mendeteksi

awan aerosol buatan yang mengandung senjata biologi dan kimia pada jarak jauh.

22