gaya sentral

Upload: bie-n-na

Post on 30-Oct-2015

1.511 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

  • LEMBAGA KAJIAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LKPP)

    LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

    Judul:

    PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

    PROBLEM SOLVING-LEARNING (PSL) MATA KULIAH MEKANIKA

    Oleh:

    Drs. Bansawang BJ, M.Si

    Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin

    sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan

    Nomor: 469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Pebruari 2008

    JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN PEBRUARI, 2008

  • ii

    LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

    Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Universitas Hasanuddin

    HALAMAN PENGESAHAN

    LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN

    PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008

    Judul : Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Tingkat Kelulusan

    Mahasiswa Dengan Model Pembelajaran Problem

    Solving Learning (PSL) Mata Kuliah Mekanika

    Nama lengkap : Drs. Bansawang BJ, M.Si

    NIP : 132 126 374

    Pangkat/Golongan : Penata Tk.I / IIId

    Jurusan : Fisika

    Fakultas /Universitas : MIPA Universitas Hasanuddin

    Jangka waktu kegiatan : 1 (satu) bulan

    Mulai 04 Januari 04 Pebruari 2008

    Biaya yang diajukan : Rp 4.000.000,00 (Empat juta rupiah),-

    Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin sesuai

    dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan

    Nomor : 469/H4.23/PM.05/2008

    Tanggal : 04 Pebruari 2008

    Makassar, 04 Pebruari 2008 Mengetahui: a.n Dekan Fakultas MIPA UNHAS Pembuat Modul, Pembantu Dekan I Drs. H. Hasyim Bariun, MS Drs. Bansawang BJ, M.Si Nip. 130 878 519 Nip. 132 126 374

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia

    dan hidayah-Nya sehingga laporan Modul Pembelajaran Program Transformasi Dari

    Teaching ke Learning ini kami dapat selesaikan. Modul berbasis Student Centered

    Learning (SCL) ini untuk matakuliah Mekanika diberi judul: Peningkatan Kualitas dan

    Kuantitas Tingkat Kelulusan Mahasiswa Dengan Model Pembelajaran Problem

    Solving Learning (PSL) Mata Kuliah Mekanika

    Isi materi modul ini terdapat dua bagian yakni model pembelajaran sistem SCL dan

    materi bahan ajar yang disusun berdasarkan GBBP dan SAP matakuliah Mekanika pada

    Jurusan Fisika FMIPA UNHAS.

    Akhirnya ucapan terima kasih kepada Ketua UPT-MKU Unhas yang telah

    merekomendasikan kami untuk ikut pelatihan SCL dan para pemateri selama pelatihan

    yang telah banyak memberi pemahaman tentang metode SCL serta Reviewer yang telah

    meluangkan waktunya mengoreksi laporan Modul ini. Dan yang lebih penting kami

    ucapkan terima kasih kepada Ketua dan Sekretaris Lembaga Kajian dan Pengembangan

    Pendidikan Universitas Hasanuddin (LKPP-Unhas) yang telah memberi kami kesempatan

    mengikuti pelatihan dan membiayai pembuatan Modul SCL ini melalui Dana DIPA

    Universitas Hasanuddin sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor :

    469/H4.23/PM.05/2008 Tanggal 04 Pebruari 2008. Demikian pula ucapan terima kasih

    kepada Dekan FMIPA dan Ketua Jurusan Fisika sebagai fasilitator untuk kelancaran

    pembuatan Modul SCL ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang

    mengambil matakuliah Mekanika serta pembaca yang berminat mempelajari mekanika.

    . Dapat dipastikan bahwa isi modul ini masih banyak kekurangannya baik dari segi

    materi yang tidak termuat dalam modul ini karena didasarkan pada GBPP maupun

    kesalahan-kesalahan teks dan bahkan kesalahan konsep. Oleh karena itu diharapakan

    kepada pembaca atas kritik dan sarannya sehingga nantinya dapat dijadikan acuan untuk

    memperbaiki isi modul ini.

    Makassar, Pebruari 2008

  • iv

    MODUL MATERI

    PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

    Matakuliah : MEKANIKA

    BAB I DINAMIKA PARTIKEL DALAM SATU DIMENSI

    Oleh:

    Drs.Bansawang BJ, M.Si

    PROGRAM STUDI FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

    Makassar Pebruari 2008

  • v

    PETA KEDUDUKAN MODUL

  • vi

    DAFTAR ISI

    Modul I

    Judul : Dinamika Partikel Dalam Satu Dimensi

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang B. Ruang Lingkup Isi C. Kaitan Modul D. Sasaran Pembelajaran Modul

    BAB II. PEMBELAJARAN

    A. Modul Pegangan Tutor

    B. Modul Pegangan Mahasiswa BAB III. PENUTUP

    DAFTAR PUSTAKA

  • vii

    RINGKASAN DINAMIKA PARTIKEL DALAM SATU DIMENSI

    I.1 Pengantar

    Dalam mekanika jika kita hanya menggambarkan gerak suatu benda, maka kita

    membatasi diri pada kinematika yaitu dengan pertanyaan dimana (posisi) dan kapan

    (waktu); sedangkan jika kita ingin menghubungkan gerak suatu benda terhadap gaya-gaya

    penyebabnya dan juga sifat/karakteristik benda yang bergerak tersebut, maka kita

    menghadapi permasalahan dinamika. Jadi kinematika zarrah artinya penggambaran gerak

    suatu zarrah tanpa menghubungkan dengan gaya penyebabnya, sedangkan dinamika adalah

    penggambaran gerak benda dengan mengaitkannya dengan gaya-gaya penyebabnya.

    I.2 Dinamika Sistem Banyak Titik Materi

    Pada uraian yang lalu telah di bahas mengenai dinamika partikel titik materi, maka

    sekarang akan diperluas ke system banyak materi. Dalam rangka perluasan tersebut, maka

    harus dibedakan antara gaya luar yang bekerja pada system partikel-partikel dengan gaya

    internal yang berasal dari proses interaksi antara partikel ke k dengan yang lainnya. Jika

    kedua macam gaya itu bekerja, maka hukum kedua Newton berbentuk:

    +==kj

    ikj

    ekkk FFpF

    )()(rrv&

    r (I.2.1)

    di mana suku pertama pada ruas kanan melambangkan gaya luar (gaya eksternal) dan suku

    kedua sebagai gaya internal yang berhubungan dengan interaksi partikel ke j dengan ke k.

    I.3 Gerak Dengan Gaya Konstan

    Secara umum aksi gaya pada sebuah partikel dapat bergantung pada posisi,

    kecepatan dan waktu. Persamaan geraknya adalah:

    ( )trrFrm ,, &rr&& = (I.3.1) Persamaan ini adalah sebuah persamaan diferensial orde dua dalam koordina ruang dan

    setelah diintegrasi dua kali akan diperoleh lintasan partikel. Bila persamaan (I.3.1)

    diintegrasi terhadap waktu, akan diperoleh:

  • viii

    = tt

    t

    t

    dtFdtrm00

    &&

    atau

    = tt

    dtFvrm0

    )( 0& (I.3.2)

    I.4 Gaya Bergantung Pada Waktu: F=F(t)

    Dalam kasus ini, gaya akan diberikan )(tFF = yang bergantung waktu secara eksplisit, sehingga hokum Newton kedua dapat ditulis sebagai:

    )(tFdtdvm = (I.4.1)

    bila diintegrakan dengan mengasumsikan bahwa v=v0 pada t=t0, maka:

    += tt

    dttFm

    vv0

    )(10 (I.4.2)

    I.5 Gaya Bergantung Pada Kecepatan: F=F(v)

    Dalam banyak keadaan sehari-hari, sering ditinjau keadaan dimana dilakukan

    penambahan pada gaya konstan dengan gaya yang fungsi dari kecepatan Dalam kasus ini,

    persamaan waktu dapat dituliskan sebagai:

    == )()( vFdvmvtt Dan posisi adalah:

    == )()( vFvdvmtxx (I.5.7) I.6 Gaya Bergantung Pada Posisi: F=F(x) Ada beberapa keadaan dimana persamaan gerak obyek bergantung pada posisi,

    misalnya gaya gravitasi, gaya Coulomb dan gaya elastic. kasus

  • ix

    = xx

    dxxFmvmv0

    )(21

    21 2

    02 (I.6.1)

    Dan bila ditinjau energi potensial dengan menamakan V(x) sebagai fungsi potensial,

    maka:

    =x

    x

    dxxFxVxV0

    )()()( 0 (I.6.2)

    Dengan melakukan penggabungan persamaan (I.6.3) dengan (I.6.4), diperoleh:

    ExV

    dtdxm

    ataukonsExVTxVT

    =+

    =+=+

    )(21

    tan)()()(2

    00

    (I.6.3)

    Sebagai gambaran gerak partikel dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan (I.6.3),

    yaitu:

    [ ]m

    xVEdtdxv )(2 =

    = (I.6.4)

    Integrasinya menghasilkan:

    [ ] =

    )(20

    xVEm

    dxtt (I.6.5)

  • x

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam mekanika jika kita hanya menggambarkan gerak suatu benda, maka kita

    membatasi diri pada kinematika yaitu dengan pertanyaan dimana (posisi) dan kapan

    (waktu); sedangkan jika kita ingin menghubungkan gerak suatu benda terhadap gaya-gaya

    penyebabnya dan juga sifat/karakteristik benda yang bergerak tersebut, maka kita

    menghadapi permasalahan dinamika.

    Jadi kinematika zarrah artinya penggambaran gerak suatu zarrah tanpa

    menghubungkan dengan gaya penyebabnya, sedangkan dinamika adalah penggambaran

    gerak benda dengan mengaitkannya dengan gaya-gaya penyebabnya. Dalam hal ini gaya

    sebagai penyebab gerak beragam jenisnya yakni ada gaya konstan, bergantung waktu,

    bergantung posisi dan bergantung pada kecepatan.

    B. Ruang Lingkup Isi

    Dalam modul ini anda akan mempelajari konsep hukum Newton yang menjelaskan

    gerak sebuah benda, baik ditinjau sebagai sistem titik materi maupn sebagai sistem banyak

    titik materi yang didalamnya memuat defenisi kecepatan dan percepatan, Pengantar

    hukum-hukum Newton tentang gerak, Dinamika Sistem Banyak Titik materi, Aplikasi

    gaya konstan, Gaya bergantung waktu, Gaya bergantung kecepatan, Gaya konservatif dan

    energi potensial. Contoh-contoh penerapannya diambil dalam kehidupan sehari-hari.

    C. Kaitan Modul Modul ini merupakan modul pertama yang disajikan tiga Minggu (6 kali

    pertemuan). Setelah mahasiswa mempelajari ( memahami ) Fisika Dasar ( Dinamika

    Partikel ) dan sebelum mahasiswa mempelajari Modul ke dua Dinamika Partikel Dalam

    Dua dan Tiga Dimensi

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:

    1. Menjelaskan Hukum-hukum Newton dalam koordinat Cartesian satu dimensi

    untuk sistem titik materi dan sistem banyak titik materi.

    2. Menjelaskan dinamika partikel oleh gaya konstan, gaya bergantung waktu, posisi

    dan kecepatan

    3. Menentukan gaya konservatif dan merumuskan energi potensial

  • xi

    BAB II. MODUL PROSES PEMBELAJARAN SCL

    A. Modul Pegangan Tutor a. Kompetensi yang akan dicapai adalah:

    Dapat menyelesaikan soal dengan benar yang memuat gerak sistem dalam satu

    dimensi untuk macam-macam aplikasi gaya yang bergantung pada waktu, posisi

    dan kecepatan.

    Skenario

    Matakuliah : Mekanika

    Pendekatan SCL : Collaborative Learning (Problem Solving Learning)

    Project : Membuat makalah dan menyelesaikan soal-soal latihan

    pada Modul Pembelajaran

    b. Kegiatan Mahasiswa: Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakuan mahasiswa selama dalam proses

    pembelajaran berbasis SCL.

    1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen pakar.

    2. Mahasiswa didampingi oleh dosen membentuk kelompok-kelompok kecil (5-

    7 mahasiswa), yang dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.

    3. Melakukan aktivitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar

    (Bahan Ajar, Jurnal, Referensi, dll.), baik yang sudah disiapkan oleh dosen

    maupun sumber-sumber lainnya.

    4. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah

    pendapat bebas (brainstorming) antar anggota dalam membahas penyelesaian

    soal.

    5. Berkonsultasi kepada narasumber yang ahli pada permasalahan-permasalahan

    yang ditemukan untuk memperoleh pengertian yang benar dan mendalam.

    6. Masing-masing kelompok menyerahkan laporan final penyelesaian soal

    beserta agenda kegitan masing-masing anggota kelompoknya kepada dosen

    pengampuh matakuliah dan mempresentasikan dalam panel diskusi.

    7. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) untuk masalah yang belum jelas atau

    belum ditemukan jawabannya dari sumber lainnya.

  • xii

    c. Proses Pembelajaran

    Agar dapat memahami materi pembelajaran dan menyelesaikan soal-soal latihan,

    yang perlu dilakukan oleh setiap kelompok dalam pembelajaran SCL adalah:

    1. Identifikasi semua istilah-istilah yang penting dan mencari artinya. Bila ada

    yang belum jelas ditanyakan kepada narasumber.

    2. Identifikasi semua persamaan-persamaan dan kegunaannya.

    3. Uraikan langkah-langkah setiap persamaan ke persamaan berikutnya.

    4. Identifikasi persamaan-persamaan yang digunakan dalam menyelesaikan

    Soal-soal latihan

    5. Buat penyelesaian soal-soal latihan.

    d. Jadwal Kegiatan

    Minggu ke

    I - III Materi Aktivitas

    Pertemuan ke-1

    Kontrak Perkuiahan Dinamika Partikel Titik Materi dan Sistem

    Partikel Banyak Titik Materi Kuliah/Ceramah

    Pertemuan ke-2

    Dinamika Partikel untuk gaya konstan, gaya bergantung waktu, posisi dan kecepatan

    Kuliah/Ceramah

    Pertemuan ke-3

    Kerja kelompok (tanpa tutor)

    Pertemuan ke-4

    Makalah: Dinamika Partikel untuk Gaya Konstan dan Gaya Bergantung Waktu

    Presentasi Kelompok/diskusi

    Pertemuan ke-5

    Makalah: Dinamika Partikel untuk Gaya Bergantung Posisi dan Kecepatan

    Presentasi Kelompok/diskusi

  • xiii

    Pertemuan ke-6

    Pembahasan Soal-soal Latihan Diskusi

    e. Strategi Pembelajaran 1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor 2. Diskusi kelompok tanpa tutor 3. Konsultasi pada pakar 4. Kuliah khusus dalam kelas. 5. Aktivitas pembelajaran individual menggunakan sumber-sumber belajar lainnya.

    f. Bahan bacaan dan Sumber Informasi Lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal 2. Diktat/Hand-Out 3. Nara sumber (Dosen Pengampuh). 4. Petunjuk Untuk Tutor

    h. Lembar Penilaian

    No. NIM Nilai/Bobot

    Deskripsi Kinerja Keterangan

    Membuat tulisan yang memuat aplikasi hukum Newton untuk gaya konstan, gaya bergantung pada waktu, posisi dan kecepatan.

    1. Kelengapan isi yang inovatif, jelas, terurai dan kerjasama kelompok (12%)

    2. Kelengapan isi yang inovatif, jelas namun kurang terurai (10%)

    3. Kelengkapan isi lengkap, kurang jelas dan kurang terurai tidak ada kerjasama kelompok (8%)

    4. Kelengkapan isi, kejelasan, keteruraian dan kerjasama kelompok sangat kurang (6%)

  • xiv

    B. Modul Pegangan Mahasiswa

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Nama :

    Nim :

    Klp :

    Membuat tulisan yang memuat aplikasi hukum Newton untuk gaya konstan, gaya bergantung pada waktu, posisi dan kecepatan

    BAB. III PENUTUP Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak mengikuti tes evaluasi untuk

    menguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda telah mempelajari dan

    memahami modul ini hingga dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evaluasi,

    maka anda berhak untuk melanjutkan ke topik/ modul berikutnya.

    Apabila anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil

    yang berupa nilai dari fasilitator dapat dijadikan sebagai bahan rujukan sebagai penentu

    standar kelulusan mata kuliah mekanika.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Arya, P.Atam, 1990, Introduction to Classical Mechanics, Prentice Hall,

    Englewood Cliffs, New Jersey

    2. Takwale, R.G and Puranik, P.S, 1983, Introduction to Classical Mechanics, Tata

    McGraw-Hill Publising Company Ltd, New Delhi

    3. Goldstein, Herbert, 1980, Classical Mechanics, 2nd Ed, Addison-Wesley Publishing

    Company, Massachusetts

  • xv

    MODUL MATERI

    PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

    Matakuliah : MEKANIKA

    BAB II DINAMIKA PARTIKEL DALAM DUA DAN TIGA DIMENSI

    Oleh:

    Drs.Bansawang BJ, M.Si

    PROGRAM STUDI FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

    Makassar Pebruari 2008

  • xvi

    PETA KEDUDUKAN MODUL

  • xvii

    DAFTAR ISI

    Modul II

    Judul : Dinamika Partikel Dalam Dua dan Tiga Dimensi

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Ruang Lingkup Isi

    C. Kaitan Modul

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    BAB II. PEMBELAJARAN

    A. Modul Pegangan Tutor

    B. Modul Pegangan Mahasiswa

    BAB III. PENUTUP

    DAFTAR PUSTAKA

  • xviii

    RINGKASAN DINAMIKA PARTIKEL DALAM DUA DAN TIGA DIMENSI

    Dalam modul ini akan ditinjau kecepatan dan percepatan dalam system koordinat

    selinder maupu koordinat bola. Untuk maksud tersebut, tinjua hubungan antara koordinat

    Cartesian (x,y,z) dengan koordinat silinder ),,( z ), yakni:

    dan hubungan inversnya adalah:

    ( )

    22

    1

    22

    11

    21

    22

    cossintanyx

    yyx

    xyxyx

    +=

    +==

    +=

    Vektor posisi rr dapat diperoleh dengan meninjau suatu posisi dalam koordinat silinder adalah:

    zzr += r Dengan mendiferensialkan vector posisi di atas, maka kita dapat menurunkan vektor

    kecepatan, yaitu:

    ( )

    zz

    dtzdzz

    dtdz

    dtd

    dd

    dtd

    zzdtd

    dtrdv

    &&&

    rr

    ++=+++=

    +==

    dimana 0 =

    dtzd , sehingga:

    zzv &&&r ++= Selanjutnya dengan cara yang sama, percepatan dalam koordinat silinder dapat diperoleh

  • xix

    ( )

    zzzz

    xzzzdtd

    dd

    dtd

    dd

    dtzdzzz

    dtd

    dd

    zzdtd

    dtrd

    dtvda

    )&&)&&&&)&&&

    )&&)&)&&)&&)&&)&&

    &)&&)

    &)&&)&&)

    &)&&

    )&)&&

    )&)&&)&&

    )&)&&

    &&&rrr

    +++=++++=

    ++++++=

    ++++++=

    ++===

    )2()(

    0.

    2

    2

    2

    2

    Dengan demikian percepatan dalam system koordiant selinder adalah :

    ( ) ( ) zza 22 &&&&&&&&&r +++=

    Selanjutnya kita tinjau sistem dalam koordinat bola ( ) ,,r . Penggunaan system koordinat ini seringkali digunakan pada keadaan system simetri bola, seperti pada kasus

    gaya Coulomb dan gaya gravitasi. Juga dapat diperlihatkan hubungan ketiga vektor satuan

    dan ,, kji dalam koordinat Cartesian dengan vector satuan dalam koordiant bola, yakni:

    cossinsincossincossin kjizr ++=+= cossincoscoscossincos kjiz +== cossin ji += Selanjutnya kita dapat menyatakan kecepatan dan percepatan dalam sistem

    koordinat bola, yakni:

    ( )[ ]

    dtrdrrr

    rrdtd

    dtrdv

    ,

    +=

    ==

    &

    rr

    maka akan diperoleh kecepatan dalam system koordinat bola, sebagai berikut:

    ( ) sin &&&r rrrrv ++=

  • xx

    Hambatan Gaya Gesek Sebagai Fungsi Kecepatan

    Kita asumsikan bahwa gesekan udara berubah linear dengan kecepatan. Karena

    gesekan udara selalu merupakan dengan gerak benda, arah gaya gesekan berlawanan arah

    dengan vr . Jadi persamaan yang menjelaskan gerak tersebut adalah:

    vbgmdt

    rdm rrr

    =22

    dimana b adalah konstanta perbandingan untuk gaya gesek, dan

    kzixr +=r kzixv &&r += kgg =r

    Persamaan-persamaan ini, dapat diintegralkan dengan metode penyelesaian kasus satu

    dimensi. Jadi, asumsikan bahwa pada t = 0, ( ) ( )0,0, 00 =zx pada ( )000 , zxv &&= dan dengan mengintegralkan didapatkan:

    ( )mbtxx = exp0&& ( )mbtz

    bmg

    bmgz

    ++= exp0&&

    dan diintegralkan lagi:

    ( )( )mbtbmxx = exp10&

    ( )( )mbtbzm

    bgmt

    bmgz

    ++= exp10

    2

    2 &

  • xxi

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pada modul I yang lalu telah diuraikan tentang gerak titik materi maupun system

    banyak titik materi, namun terbatas pada gerak satu dimensi. Pada hal dalam kehidupan

    sehari-hari banyak dijumpai gerak benda dalam dua dan tiga dimensi dengan berbagai

    macam system koordianat. Dalam hal ini, akan diturunkan gerak partikel tanpa

    memperhatikan gaya yang menghasilkan gerak. Akan diturunkan posisi, kecepatan dan

    percepatan sebuah partikel dalam dua dan tiga dimensi untuk system koordianat yang

    berbeda. Misalkan posisi sebuah partikel di titik P dalam bidang XY dapat dinyatakan oleh

    koordianat (x,y) atau dalam vector posisi r = (x,y), dimana r adalah jarak dari titik asal.

    B. Ruang Lingkup Isi

    Dalam modul ini, akan ditinjau gerak sistem dalam dua dan tiga dimensi dalam

    berbagai macam system koordianat. Dalam hal ini, akan diturunkan gerak partikel tanpa

    memperhatikan gayanya dalam dua dan tiga dimensi dengan sistem koordianat yang

    berbeda. Pokok-pokok bahasan yang akan dibahas adalah Kinematika dalam sistem

    koordinat berbeda, Operator del dalam koordinat silinder dan bola, Dinamika dalam dua

    dan tiga dimensi, Gerak Peluru dengan tanpa gesekan dan dengan gesekan udara

    C. Kaitan Modul

    Modul ini merupakan modul ke dua yang disajikan dua minggu ( 4 kali )

    pertemuan setelah mahasiswa telah memahami Dinamika Partikel Dalam Satu Dimensi

    dan sebelum mahasiswa mempelajari Modul ke tiga Gerak Dalam Medan Gaya Sentral.

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:

    1. Menurunkan kecepatan dan percepatan dalam koordinat Cartesian dalam dua dan

    tiga dimensi, koordinat polar, selinder dan bola

    2. Menurunkan operator del dalam selinder dan bola

    3. Menentukan dan merumuskan energi potensial

    4. Merumuskan dan menyelesaikan persamaan gerak peluru baik dengan maupun

    tanpa gesekan udara

  • xxii

    BAB II. MODUL PROSES PEMBELAJARAN SCL

    A. Modul Pegangan Tutor

    a. Kompetensi yang akan dicapai adalah: Dapat menjelaskan kecepatan dan percepatan dalam beberpa sistem koordinat yang

    berbeda dan menyelesaikan soal dengan benar yang memuat gerak sistem dalam

    dua dan tiga dimensi dengan mengambil contoh gerak osilator dan gerak peluru.

    b. Skenario Matakuliah : Mekanika

    Pendekatan SCL : Collaborative Learning (Problem Solving Learning)

    Project : Menyelesaikan soal-soal latihan pada Modul Pembelajaran

    c. Kegiatan Mahasiswa: Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakuan mahasiswa selama dalam proses

    pembelajaran berbasis SCL.

    1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen pakar.

    2. Mahasiswa didampingi oleh dosen membentuk kelompok-kelompok kecil (5-

    3. 7 mahasiswa), yang dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.

    4. Melakukan aktivitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan

    Ajar, Jurnal, Referensi, dll.), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun

    sumber-sumber lainnya.

    5. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat

    bebas (brainstorming) antar anggota dalam membahas penyelesaian soal.

    6. Berkonsultasi kepada narasumber yang ahli pada permasalahan-permasalahan

    yang ditemukan untuk memperoleh pengertian yang benar dan mendalam.

    7. Masing-masing kelompok menyerahkan laporan final penyelesaian soal beserta

    agenda kegitan masing-masing anggota kelompoknya kepada dosen pengampuh

    matakuliah dan mempresentasikan dalam panel diskusi.

    8. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) untuk masalah yang belum jelas atau

    belum ditemukan jawabannya dari sumber lainnya.

    d. Proses Pembelajaran

    Agar dapat memahami materi pembelajaran dan menyelesaikan soal-soal latihan,

    yang perlu dilakukan oleh setiap kelompok dalam pembelajaran SCL adalah:

  • xxiii

    1. Identifikasi semua istilah-istilah yang penting dan mencari artinya. Bila ada

    yang belum jelas ditanyakan kepada narasumber.

    2. Identifikasi semua persamaan-persamaan dan kegunaannya.

    3. Uraikan langkah-langkah setiap persamaan ke persamaan berikutnya.

    4. Identifikasi persamaan-persamaan yang digunakan dalam menyelesaikan soal-

    soal latihan

    5. Buat penyelesaian soal-soal latihan.

    e. Jadwal Kegiatan

    Minggu ke IV-V Materi Aktivitas

    Pertemuan ke-7

    Dinamika Partikel Dalam Dua dan Tiga Dimensi Kuliah/Ceramah

    Pertemuan ke-8

    1. Kinematika Dalam Sistem Koordinat Berbeda

    2. Operator Del Dalam Koordianat Selinder Dan Bola

    3. Fungsi Energi Potensial

    Presentasi Kelompok/diskusi

    Pertemuan ke-9

    Gerak Peluru Tanpa Hambatan (Gaya Gesek) Udara

    Gerak Peluru Hambatan Gaya Gesek Sebagai Fungsi Kecepatan

    Presentasi Kelompok/diskusi

    Pertemuan ke-10

    Pembahasan Soal-soal Latihan Diskusi

    f. Strategi Pembelajaran 1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor 2. Diskusi kelompok tanpa tutor 3. Konsultasi pada pakar 4. Kuliah khusus dalam kelas. 5. Aktivitas pembelajaran individual menggunakan sumber-sumber belajar

    lainnya.

    g. Bahan bacaan dan Sumber Informasi Lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal 2. Diktat/Hand-Out 3. Nara sumber (Dosen Pengampuh). 4. Petunjuk Untuk Tutor

  • xxiv

    h. Lembar Penilaian

    No. NIM Nilai/Bobot

    Deskripsi Kinerja Keterangan

    Membuat tulisan yang memuat gerak sistem dalam dua dan tiga dimensi dengan mengambil contoh gerak osilator dan gerak peluru.

    1. Kelengapan isi yang inovatif, jelas, terurai dan kerjasama kelompok (8%)

    2. Kelengapan isi yang inovatif, jelas namun kurang terurai (6%)

    3. Kelengkapan isi lengkap, kurang jelas dan kurang terurai tidak ada kerjasama kelompok (4%)

    4. Kelengkapan isi, kejelasan, keteruraian dan kerjasama kelompok sangat kurang (2%)

    B. Modul Pegangan Mahasiswa

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Nama :

    Nim :

    Klp :

    Membuat tulisan yang memuat gerak sistem dalam dua dan tiga dimensi dengan

    mengambil contoh gerak osilator dan gerak peluru

  • xxv

    BAB. III PENUTUP Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak untuk mengikuti tes evaluasi untuk

    menguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda dinyatakan memenuhi syarat

    kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka anda berhak untuk melanjutkan ke

    topik/ modul berikutnya.

    Apabila anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil

    yang berupa nilai dari fasilitator dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi sebagai penentu

    standar kelulusan mata kuliah mekanika.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Arya, P.Atam, 1990, Introduction to Classical Mechanics, Prentice Hall,

    Englewood Cliffs, New Jersey

    2. Takwale, R.G and Puranik, P.S, 1983, Introduction to Classical Mechanics, Tata

    McGraw-Hill Publising Company Ltd, New Delhi

    3. Goldstein, Herbert, 1980, Classical Mechanics, 2nd Ed, Addison-Wesley Publishing

    Company, Massachusetts

  • xxvi

    MODUL MATERI

    PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

    Matakuliah : MEKANIKA

    BAB III GERAK DALAM MEDAN-GAYA SENTRAL

    Oleh:

    Drs.Bansawang BJ, M.Si

    PROGRAM STUDI FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

    Makassar Pebruari 2008

  • xxvii

    PETA KEDUDUKAN MODUL

  • xxviii

    DAFTAR ISI

    Modul III

    Judul : Gerak Dalam Medan Gaya Sentral

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Ruang Lingkup Isi

    C. Kaitan Modul

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    BAB II. PEMBELAJARAN

    A. Modul Pegangan Tutor

    B. Modul Pegangan Mahasiswa

    BAB III. PENUTUP

    DAFTAR PUSTAKA

  • xxix

    RINGKASAN

    GERAK DALAM MEDAN-GAYA SENTRAL III.1 Gaya Sentral dan Energi Potensial

    Gaya sentral adalah gaya yang bekerja pada sebuah partikel yang selalu mengarah

    pada satu titk yang dinamakan pusat (asal) dari gaya. Jadi aksi gaya sentral pada partikel

    yang berjarak r dari pusat gaya dapat dinyataka sebagai:

    rrFrF )rrr

    )()( = (III.1.1)

    dimana r) adalah vector satuan ke arah radial. Dari bentuk gaya ini, mempunyai implikasi bahwa momentum sudut partikel adalah kekal atau tidak berubah. Dengan kata lain, jika

    gaya sentral adalah isotropik yakni rrFrF )rr

    )()( = , maka gaya sentral adalah gaya konservatif., sehingga energi mekanik partikel adalah kekal. Jadi kita akan sampai pada

    kesimpulan bahwa untuk gaya sentral, momentum sudut dan energi akan kekal (konstan)

    Hukum kekekalan ini adalah hasil dari sifat simetri radial dalam kasus ini. Selanjutnya

    vector satuan dapat ditulis sebagai rrrv) = , sehingga persamaan di atas dapat dituli sebagai:

    rrrFFv

    )(= (III.1.2)

    Jika gaya sentral adalah gaya konservatif dan diasosiakan dengan sebuah fungsi energi

    potensial V(r) sedemikian bahwa:

    )()()( rVrVgradrF == vr (III.1.3)

    Dalam koordinat bola, operator gradient adalah:

    +

    +=

    sin11

    rrrr

    ))r

    III.2 Gerak Gaya Sentral Sebagai Benda Sistem Satu Badan

  • xxx

    Sistem yang terdiri atas beberapa titik massa yang paling sederhana adalah system

    dua badan , namun masih cukup umum untuk memperoleh gambaran mengenai dinamika

    system banyak titik massa. Yang menarik bagi system dua badan ini ialah dapatnya

    direduksi menjadi system satu badan .

    Selanjutnya vector letak ttik pusat massa bila diterapkan untuk system dua badan

    ditentukan oleh:

    21

    2211

    mmrmrm

    mrm

    Ri

    ii

    ++==

    r (III.2.1)

    Untuk sistem dua badan, energi kinetic dinyatakan sebagai:

    221

    212212

    1

    2222

    12112

    1

    )(21)( r

    mmmmRmm

    rmrmT

    &&

    r&

    r&

    +++=+=

    (III.2.2a)

    atau

    2212

    21 rRMT

    r&& += (III.2.2b)

    dimana telah diambil 21 mmM += sebagai massa total system, )( 2121

    mmmm+= sebagai

    massa tereduksi system yakni system dua badan. Berdasarkan uraian ini, Lagrangian

    system akan dapat dinyatakan sebagai:

    ;),(

    ...),,(2

    212

    21 rrUrRML

    rrrUTL&&&

    r&&

    r&r

    +==

    (III.2.3)

    III.3 Persamaan Gerak Dalam Medan Potensial Sentral

    Hukum Kepler II yang membicarakan luasan yang disapu oleh garis hubung

    planet dengan matahari pada asasnya hanyalah merupakan konsekuensi hokum kekekalan

    momentum sudut.

    === sinrmL

    dtdA konstan (III.3.1)

  • xxxi

    Selanjutnya akan diturunkan persamaan orbit yakni hubungan r = r( ) atau = (r). Dalam hal ini, waktu sebenarnya merupakan parameter dan lebih menguntungkan jika dinyatakan dalam sudut karena keliling daripada suatu lingkaran adalah 2 , maka :

    ==

    )(2

    22

    222

    rVr

    LE

    drrLdt

    rLd

    (III.3.2)

    atau

    =

    )(22 2

    22 rV

    rLEr

    drLo

    (III.3.3)

    III.4 Orbit Medan Gaya Sentral Dan Potensial Efektif

    Untuk menurunkaan gerak partikel dibawah aksi sebuah gaya sentral, kita telah

    perlihatkan bahwa geraknya masih terbatas pada dua dimensi. Selanjutnya dengan

    menggunakan kekekalan momentum sudut dan energi, kita telah mereduksi gerak dua

    dimensi menjadi gerak satu dimensi. Tinjau kekekalan energi total, yakni:

    )(

    )(2 2

    22

    21

    rVVT

    rVr

    LrE

    senrad ++=++= & (III.4.1)

    dimana Trad dan Vsent adalah adalah masing-masing menyatakan energi kinetic ke arah

    radial dan gerak ke arah sudut. Seperti halnya gerak 1-D dalam potensial, jika kita

    ungkapkan & dalam bentuk momentum sudut, persamaan gerak dalam arah radial dapat ditulis sebagai :

    32

    )(r

    LrFr +=&& (III.4.2)

  • xxxii

    BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

    Untuk mendapatkan persamaan gerak dibawah pengaruh medan-gaya sentral, selain

    dengan hukum Newton dapat pula diperoleh melalui persamaan Euler-Lagrange dengan

    merumuskan fungsi keadaan system yang disebut fungsi Lagrange. Suatu system yang

    bergerak terhadap satu titik dimana potensial interaksi dimisalkan hanya bergantung pada

    jarak relatifnya saja.

    Gerak partikel dibawah aksi gaya sentral masih terbatas pada dua dimensi. Dengan

    menggunakan kekekalan momentum sudut dan energi, dapat direduksi gerak dua dimensi

    menjadi gerak satu dimensi. Dapat ditegaskan bahwa gaya sentral adalah gaya yang

    bergantung posisi dan konservatif.

    B. Ruang Lingkup Isi

    Dalam modul ini, akan ditinjau Gaya sentral dan energi Potensial, Gerak gaya

    sentral sebagai benda sistem satu badan, Sifat-sifat umum gaya sentral, Persamaan-

    persamaan gerak di bawah pengaruh medan-gaya sentral, Orbit medan gaya sentral dan

    potensial efektif

    C. Kaitan Modul Modul ini merupakan modul ke tiga yang disajikan selama dua minggu ( 4x

    pertemuan) setelah mahasiswa mempelajari Dinamika Partikel Dalam Dua dan Tiga

    Dimensi dan sebelum mahasiswa mempelajari Formulasi Lagrange.

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:

    1. Menjelaskan hubungan antara gaya sentral dengan energi potensial.

    2. Menurunkan gaya sentral sebagai sistem satu badan dan menyebutkan sifat-sifat

    umum gaya sentral.

    3. Merumuskan dan menyelesaikan persamaan gerak dibawah pengaruh medan-

    gaya sentral

    4. Menjelaskan potensial efektif dan orbit medan-gaya sentral.

  • xxxiii

    II. MODUL PROSES PEMBELAJARAN SCL

    A. Modul Pegangan Tutor a. Kompetensi yang akan dicapai adalah:

    Dapat menjelaskan gerak dibawah pengaruh medan-gaya sentral dan

    konsekuensinya serta menyelesaikan soal dengan benar yang memuat gerak sistem

    dibawah pengaruh medan-gaya sentral.

    Skenario

    Matakuliah : Mekanika

    Pendekatan SCL : Collaborative Learning (Problem Solving Learning)

    Project : Menyelesaikan soal-soal latihan pada Modul Pembelajaran

    b. Kegiatan Mahasiswa: Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakuan mahasiswa selama dalam proses

    pembelajaran berbasis SCL adalah:

    1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen pakar.

    2. Mahasiswa didampingi oleh dosen membentuk kelompok-kelompok kecil (5-

    7 mahasiswa), yang dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.

    3. Melakukan aktivitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan

    Ajar, Jurnal, Referensi, dll.), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun

    sumber-sumber lainnya.

    4. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat

    bebas (brainstorming) antar anggota dalam membahas penyelesaian soal.

    5. Berkonsultasi kepada narasumber yang ahli pada permasalahan-permasalahan

    yang ditemukan untuk memperoleh pengertian yang benar dan mendalam.

    6. Masing-masing kelompok menyerahkan laporan final penyelesaian soal beserta

    agenda kegitan masing-masing anggota kelompoknya kepada dosen pengampuh

    matakuliah dan mempresentasikan dalam panel diskusi.

    7. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) untuk masalah yang belum jelas atau

    belum ditemukan jawabannya dari sumber lainnya.

  • xxxiv

    c. Proses Pembelajaran

    Agar dapat memahami materi pembelajaran dan menyelesaikan soal-soal latihan,

    yang perlu dilakukan oleh setiap kelompok dalam pembelajaran SCL adalah:

    1. Identifikasi semua istilah-istilah yang penting dan mencari artinya. Bila ada

    yang belum jelas ditanyakan kepada narasumber.

    2. Identifikasi semua persamaan-persamaan dan kegunaannya.

    3. Uraikan langkah-langkah setiap persamaan ke persamaan berikutnya.

    4. Identifikasi persamaan-persamaan yang digunakan dalam menyelesaikan soa-

    soal latihan

    5. Buat penyelesaian soal-soal latihan.

    d. Jadwal Kegiatan

    Minggu ke VI-VII Materi Aktivitas

    Pertemuan ke-11

    Gaya sentral dan energi Potensial Gerak gaya sentral sebagai benda system

    satu badan Sifat-sifat umum gerak di bawah pengaruh

    gaya sentral

    Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-12

    Persamaan-persamaan gerak di bawah

    medan gaya sentral

    Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-13

    Orbit medan gaya sentral dan potensial efektif

    Hukum Kepler untuk Gerak Planet

    Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-14

    Pembahasan Soal-soal Latihan Diskusi

    Minggu ke

    VIII

    EVALUASI (MID TES)

  • xxxv

    e. Strategi Pembelajaran 1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor 2. Diskusi kelompok tanpa tutor 3. Konsultasi pada pakar 4. Kuliah khusus dalam kelas. 5. Aktivitas pembelajaran individual menggunakan sumber-sumber belajar

    lainnya.

    f. Bahan bacaan dan Sumber Informasi Lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal 2. Diktat/Hand-Out 3. Nara sumber (Dosen Pengampuh). 4. Petunjuk Untuk Tutor

    g. Lembar Penilaian

    No. NIM Nilai/Bobot

    Deskripsi Kinerja Keterangan

    Menyelesaikan soal-soal yang diberikan secara analitik pada buku kerja.

    .

    1. Kelengapan isi yang inovatif, jelas, terurai dan kerjasama kelompok (8%)

    2. Kelengapan isi yang inovatif, jelas namun kurang terurai (6%)

    3. Kelengkapan isi lengkap, kurang jelas dan kurang terurai tidak ada kerjasama kelompok (4%)

    4. Kelengkapan isi, kejelasan, keteruraian dan kerjasama kelompok sangat kurang (2%)

  • xxxvi

    B. Modul Pegangan Mahasiswa

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Nama :

    Nim :

    Klp :

    Soal Evaluasi:

    1. Sesuai dengan teori nuklir Yukawa, gaya tarik-menarik antara sebuah neutron dan

    proton di dalam inti atom digambarkan sebuah fungsi potensial yang berbentuk:

    r

    rkrV )exp()( = dimana k dan adalah konstanta dan k

  • xxxvii

    BAB. III PENUTUP Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak mengikuti tes evaluasi untuk

    menguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda dinyatakan memenuhi syarat

    kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka anda berhak untuk melanjutkan ke

    topik/ modul berikutnya.

    Apabila anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil

    yang berupa nilai dari fasilitator dapat dijadikan sebagai bahan rujukan sebagai penentu

    standar kelulusan mata kuliah mekanika.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Arya, P.Atam, 1990, Introduction to Classical Mechanics, Prentice Hall,

    Englewood Cliffs, New Jersey

    2. Takwale, R.G and Puranik, P.S, 1983, Introduction to Classical Mechanics, Tata

    McGraw-Hill Publising Company Ltd, New Delhi

    3. Goldstein, Herbert, 1980, Classical Mechanics, 2nd Ed, Addison-Wesley Publishing

    Company, Massachusetts

  • xxxviii

    MODUL MATERI

    PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

    Matakuliah : MEKANIKA

    BAB IV FORMULASI PERSAMAAN LAGRANGE

    Oleh:

    Drs.Bansawang BJ, M.Si

    PROGRAM STUDI FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

    Makassar Pebruari 2008

  • xxxix

    PETA KEDUDUKAN MODUL

  • xl

    DAFTAR ISI

    Modul IV

    Judul : Formulasi Persamaan Lagrange

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Ruang Lingkup Isi

    C. Kaitan Modul

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    BAB II. PEMBELAJARAN

    A. Modul Pegangan Tutor

    B. Modul Pegangan Mahasiswa

    BAB III. PENUTUP

    DAFTAR PUSTAKA

  • xli

    RINGKASAN

    FORMULASI PERSAMAAN LAGRANGE

    I. Persamaan Kendala

    Secara matematis, dikira bahwa pemecahan masalah mekanika cukup dengan

    menemukan penyelesaian kombinasi persamaan diferensial:

    )(eij

    jii FFrm += rr&& setelah menyatakan gaya-gaya yang bersangkutan. Akan tetapi dari sudut fisika,

    pandangan semacam ini terlalu menyederhanakan gambaran situasi fisis yang

    sesungguhnya. Dalam hubungan tersebut masih perlu dipertimbangkan pula kendala-

    kendala yang membatasi gerak system. Contoh kendala semacam itu misalnya gerak benda

    tegar, dimana vector letak relative ijrr haruslah tetap.

    Kendala-kendala yang dimaksud berfungsi membatasi gerak system; yang secara

    teknis dapat sebagai syarat batas. Adapun kendala-kendala itu dapat diperinci dalam

    berbagai bentuk khas; tetapi secara umum polanya cukup dikelompokkan dalam dua

    bentuk; yakni yang disebut holonomik dan nonholonomik . Dalam hubungan ini, bila

    terdapat suatu fungsi scalar yang berhubungan dengan persamaan yang mengaitkan

    koordinat partikel pada suatu saat sedemikian dipenuhi:

    0),...,,( 321 =trrr rrr (1)

    maka dikatakan kendala itu bersifat holonomik. Contoh sederhana kendala holonomik

    adallah kendala bagi gerak benda tegar yang dapat disajikan dengan persamaan:

    ( ) 022 = ijji Crr rr

    II. Prinsip dAlembert

    Pergeseran maya rv (sesaat) didefenisikan sebagai perubahan konfigurasi system akibat perpindahan infinitesimal sembarang dengan gaya-gaya dan kendala-kendala yang

    menimbulkannya pada suatu waktu. (digunakan untuk membedakan terhadap pengertian

    perpindahan sesungguhnya)

  • xlii

    Suatu system dalam keadaan setimbang , maka menurut hukum pertama Newton,

    yakni 0=i

    iF sehingga akibatnya kerja semu 0==i

    ii rFdW . Kalau gaya Fi

    dikupas atas gaya yang bekerja aiF dan gaya kendala (fi ) , yakni:

    ii

    aii fFF += (2)

    Bila kita batasi diri dengan system dimana kerja semu oleh gaya kendala fi , maka

    kerja semu oleh gaya total terhadap system dalam keadaan setimbang, adalah:

    0= ii

    ai rF (3)

    karena rv tidak selalu lenyap karena tidak bebas betul mengingat keterkaitannya dengan kendala-kendala. Oleh karena itu , agar aiF lenyap (dalam arti statis maupun dinamis),

    maka dAlembert mengemukakan:

    Zarah-zarah dalam system akan sebanding dibawah aksi gaya sesungguhnya

    bila ditambahkan gaya efektif ipr& yang sama besar tetapi berlawanan, yang

    berarti telah mengubah dari keadaan dinamis menjadi statis semu

    ( ) =+i

    ii

    iiia

    i rfrpF 0rr

    &r

    (4)

    Jadi prinsip dAlembert , yakni:

    ( ) =i

    iia

    i rpF 0r&

    r (5a)

    yaitu usaha dari semua gaya yang diterapkan dikurang turunan momentum terhadap waktu

    0= ir (perkalian dot) dengan syarat:

    0= i

    ikendalai rf

    (5b)

    III Persamaan Gerak Euler-Lagrange

    Dengan menandai Tvm iii

    = 221 sebagai energi kinetic system, maka dari prinsip dAlembert dapat diturunkan persamaan:

    0=

    jj

    jjj

    qQqT

    qT

    dtd &

    (6)

  • xliii

    Dengan mengingat bahwa kendala yang kita tinjau hanya yang holonomik, maka

    jq bersifat bebas diantara anggotanya, dan karena itu jq sembarang sehingga koefiennya haruslah lenyap, maka;

    jjj

    QqT

    qT

    dtd =

    & (7)

    dimana j

    i

    ii

    j

    ii

    iij q

    rFqrrmQ

    == &&

    , adalah gaya umum.

    Selanjutnya bila Qj diganti dengan mengandaikan bahwa system yang ditinjau

    bersifat konservatif , yakni VFi = , maka:

    0=

    ii qL

    qL

    dtd

    & (8)

    yang dikenal sebagai persamaan gerak Euler-Lagrange yang diturunkan untuk gerak

    partikel (benda titik) didalam medan-gaya konservatif.

    Sekarang kita tinjau perluasan pada system monogenic yaitu gaya yang dapat

    diperoleh dari potensial yang bergantung pada kecepatan atau dengan kata lain energi

    potensial yang kita tinjau bersifat tidak konservatif yang kita andai dengan ),( jj qqU & ,

    maka syarat bagi gaya umum Qj adalah:

    +

    =jj

    j qU

    dtd

    qUQ & (9)

    dengan ),( jj qqU & dinamakan sebagai potensial umum

  • xliv

    BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

    Secara matematis, dikira bahwa pemecahan masalah mekanika cukup dengan

    menemukan penyelesaian persamaan diferensial yang diturunkan dari hukum Newton.

    Akan tetapi dari sudut fisika, pandangan semacam ini terlalu menyederhanakan gambaran

    situasi fisis yang sesungguhnya. Dalam hubungan tersebut masih perlu dipertimbangkan

    pula kendala-kendala yang membatasi gerak system.

    Dengan persamaan Lagrange, maka persamaan gerak Newton telah digeneralisir.

    Akan tetapi bila hanya terbatas pada sistem yang konservatif saja, maka generalisasi itu

    kurang berarti. Untuk itu akan ditunjukkan bahwa perumusan ini masih tetap berlaku

    sekalipun tidak konservatif; asalkan dipenuhi syarat tertentu.

    B. Ruang Lingkup Isi

    Dalam modul ini anda akan mempelajari Kendala dan koord. Umum, Prinsip

    dAlembert, Sajian energi kinetik dalam koordinat umum, Persamaan gerak Euler-

    Lagrange.

    C. Kaitan Modul

    Modul ini merupakan modul ke empat yang disajikan selama dua minggu ( 4x

    pertemuan) setelah mahasiswa mempelajari Gerak Dalam Medan-Gaya Sentral dan

    sebelum mahasiswa mempelajari Prinsip Variasi: Persamaan Lagrange dan Hamilton.

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:

    1. Melakukan transformasi dari koordinat biasa ke koordinat umum.

    2. Menjelaskan perpindahan semu dan kerja semu

    3. Menurunkan sajian energi kinetik dalam sistem koordinat umum yang tidak

    mengandung waktu secara eksplisit dalam transformasi koordinatnya..

    4. Menurunkan persamaan Euler- Lagrange dari Hukum Newton dengan

    menggunakan prisip dAlembert.

    5. Menentukan energi potensial pada berbagai sistem fisis dan merumuskan

    fungsi Lagrangenya.

    6. Menerapkan Persamaan Euler-Lagrange untuk berbagai macam sistem

    dalam Fisika.

  • xlv

    BAB II MODUL PROSES PEMBELAJARAN SCL

    A. Modul Pegangan Tutor

    a. Kompetensi yang akan dicapai adalah: Dapat melakukan transformasi koordinat dan menjelaskan konsekuensinya, serta

    merumuskan Lagrangian pada berbagai sistem fisis dan menerapkannya pada

    persamaan gerak Euler-Lagrange untuk mendapatkan persamaan dinamikanya.

    Skenario

    Matakuliah : Mekanika

    Pendekatan SCL : Collaborative Learning (Problem Solving Learning)

    Project : Menyelesaikan soal-soal latihan pada Modul Pembelajaran

    b. Kegiatan Mahasiswa Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakuan mahasiswa selama dalam proses

    pembelajaran berbasis SCL.

    1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen pakar.

    2. Mahasiswa didampingi oleh dosen membentuk kelompok-kelompok kecil (5-

    7 mahasiswa), yang dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.

    3. Melakukan aktivitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar (Bahan

    Ajar, Jurnal, Referensi, dll.), baik yang sudah disiapkan oleh dosen maupun

    sumber-sumber lainnya.

    4. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat

    bebas (brainstorming) antar anggota dalam membahas penyelesaian soal.

    5. Berkonsultasi kepada narasumber yang ahli pada permasalahan-permasalahan yang

    ditemukan untuk memperoleh pengertian yang benar dan mendalam.

    6. Masing-masing kelompok menyerahkan laporan final penyelesaian soal beserta

    agenda kegitan masing-masing anggota kelompoknya kepada dosen pengampuh

    matakuliah dan mempresentasikan dalam panel diskusi.

    7. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) untuk masalah yang belum jelas atau belum

    ditemukan jawabannya dari sumber lainnya.

  • xlvi

    c. Proses Pembelajaran

    Agar dapat memahami materi pembelajaran dan menyelesaikan soal-soal latihan,

    yang perlu dilakukan oleh setiap kelompok dalam pembelajaran SCL adalah:

    1. Identifikasi semua istilah-istilah yang penting dan mencari artinya. Bila ada

    yang belum jelas ditanyakan kepada narasumber.

    2. Identifikasi semua persamaan-persamaan dan kegunaannya.

    3. Uraikan langkah-langkah setiap persamaan ke persamaan berikutnya.

    4. Menidentifikasi persamaan-persamaan yang digunakan dalam

    menyelesaikan soal-soal latihan dan menyelesaikan soal-soal latihan.

    d. Jadwal Kegiatan

    Minggu ke IX-X Materi Aktivitas

    Pertemuan ke-17

    Kendala dan koord. umum Prinsip dAlembert Sajian energi kinetik dalam

    koordinat umum Gaya umum dan kendala

    Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-18

    Persamaan gerak Euler- Lagrange untuk partikel tunggal

    Persamaan gerak Euler-Lagrange untuk system partikel

    Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-19

    Perluasan Persamaan Euler-Lagrange untuk

    sistem Monogenik Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-20

    Pembahasan Soal-soal Latihan Diskusi

    e. Strategi Pembelajaran 1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor 2. Diskusi kelompok tanpa tutor 3. Konsultasi pada pakar 4. Kuliah khusus dalam kelas. 5. Aktivitas pembelajaran individual menggunakan sumber-sumber belajar

    lainnya.

  • xlvii

    f. Bahan bacaan dan Sumber Informasi Lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal 2. Diktat/Hand-Out 3. Nara sumber (Dosen Pengampuh). 4. Petunjuk Untuk Tutor

    g. Lembar Penilaian

    No. NIM Nilai/Bobot

    Deskripsi Kinerja Keterangan

    Memformulasikan persamaan Lagrange melalui Hukum Newton dengan benar dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan

    .

    1. Kelengapan isi yang inovatif, jelas, terurai dan kerjasama kelompok (8%)

    2. Kelengapan isi yang inovatif, jelas namun kurang terurai (6%)

    3. Kelengkapan isi lengkap, kurang jelas dan kurang terurai tidak ada kerjasama kelompok (4%)

    4. Kelengkapan isi, kejelasan, keteruraian dan kerjasama kelompok sangat kurang (2%)

    B. Modul Pegangan Mahasiswa

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Nama :

    Nim :

    Klp :

  • xlviii

    TES EVALUASI

    1.Tinjaulah gerak partikel bermassa m bergerak dalam bidang. Dengan menggunakan

    koordinat polar (r, ) sebagai koordinat umum, hitunglah: a. Perpindahan x dan y b. Gaya umum pada partikel yang digerakkan oleh gaya zyx kFjFiFF ++=

    2. Tentukan fungsi Lagrange bagi bandul ganda seperti pada gbr.1 di bawah ini dan cari

    pula

    persamaan geraknya.

    2. Bandul titik materi m bergerak sepanjang bidang datar, digantungkan padanya suatu

    titik

    materi M yang dapat bergerak

    mendatar seperti pada gbr. Tentukan Lagrangian sistem dan cari persamaan gerak.

  • xlix

    BAB. III PENUTUP Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak mengikuti tes evaluasi untuk

    menguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda dinyatakan memenuhi syarat

    kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka anda berhak untuk melanjutkan ke

    topik/ modul berikutnya.

    Apabila anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil

    yang berupa nilai dari fasilitator dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam menentukan

    standar kelulusan mata kuliah mekanika.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Arya, P.Atam, 1990, Introduction to Classical Mechanics, Prentice Hall,

    Englewood Cliffs, New Jersey

    2. Takwale, R.G and Puranik, P.S, 1983, Introduction to Classical Mechanics, Tata

    McGraw-Hill Publising Company Ltd, New Delhi

    3. Goldstein, Herbert, 1980, Classical Mechanics, 2nd Ed, Addison-Wesley Publishing

    Company, Massachusetts

  • l

    MODUL MATERI

    PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

    Matakuliah : MEKANIKA

    BAB V PRINSIP VARIASI :

    PERSAMAAN LAGRANGE DAN HAMILTON

    Oleh:

    Drs.Bansawang BJ, M.Si

    PROGRAM STUDI FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

    Makassar Pebruari 2008

  • li

    PETA KEDUDUKAN MODUL

  • lii

    DAFTAR ISI

    Modul V

    Judul : Prinsip Variasi: Persamaan Lagrange dan Hamilton

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Ruang Lingkup Isi

    C. Kaitan Modul

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    BAB II. PEMBELAJARAN

    A. Modul Pegangan Tutor

    B. Modul Pegangan Mahasiswa

    BAB III. PENUTUP

    DAFTAR PUSTAKA

  • liii

    RINGKASAN

    PRINSIP VARIASI: PERSAMAAN LAGRANGE DAN HAMILTON

    I Asas Variasi Hamilton dan Penurunan Persamaan Lagrange

    Jika sebuah sistem mempunyai n derajat kebebasan maka konfigurasi dari sistem

    tersebut akan dapat didefinisikan oleh n koordinat. Misalnya konfigurasi sistem pada saat t,

    dinyatakan oleh (q1, q2, q3, .qn) [q(t)] dan pada saat lain konfigurasi sistem adalah [q(t)], maka sistem seperti ini selalu terdapat sebuah fungsi keadaan yang disebut

    Lagrangian ),,( tqqL ii & dengan dtdq

    q ii =& . Integrasi Lagrangian terhadap waktu sepanjang suatu lintasan disebut integral aksi

    (I), yakni:

    dttqqLIt

    tii= 2

    1

    ),,( & (1)

    Prinsip Hamilton menyatakan bahwa untuk sistem monogenic (potensial system

    yang bergantung pada koordinat dan kecepatan), perubahan sistem dari t=t1 ke t=t2

    melewati lintasan yang membuat integral aksi I stasioner (ekstremum). Supaya I

    merupakan suatu ekstremum (mencapai nilai ekstrim) maka variasi dari I haruslah sama

    dengan nol dalam selang waktu t1 dan t2, ( prinsip Hamilton), yakni:

    0''2

    1

    2

    1

    2

    1

    '

    '

    == dtLdtLdtLIt

    t

    t

    t

    t

    t

    (2)

    dimana

    ]),(),([ ],'),'('),'('[''

    ttqtqLLttqtqLL

    ii

    ii&

    &==

    dan

    ')'('

    )'('

    ,'),()()'('

    dttdq

    tq

    ttttqtqtq

    ii

    iii

    =+=+=

    &

    Sekarang kita coba menerapkan variasi persamaan (2) di atas, dengan menuliskan

    kembali sebagai:

  • liv

    dtqqLq

    qLI

    t

    ti

    iii

    +

    =2

    1

    && (3a)

    sehingga:

    +

    =2

    1

    2

    1

    t

    t ii

    ii

    t

    t i ii

    qqLddtq

    qL

    dtd

    qLI && (3b)

    Karena q(t1) dan q(t2) tertentu, maka 0)()( 21 == tqtq , sehingga suku ke dua otomatis lenyap. Karena q dan dt sembarang , maka haruslah dipenuhi

    0=

    ii qL

    qL

    dtd

    & (4)

    Tampak bahwa dengan metode variasi dapat diperoleh persamaan Lagrange. Hal

    yang penting mengenai metode variasi, kita dapat memperluasnya bukan hanya terbatas

    dalam mengungkapkan persamaan gerak suatu system fisis, melainkan juga berbagai

    system yang mempunyai harga ekstremum. Seperti diketahui, metode ini pertama kali

    diketahui relevansinya dalam matematika yang dinamakan kalkulus variasi yang pertama

    kali diperkenalkan oleh Euler.

    II Persamaan Lagrange Untuk Sistem Non-Holonomik dan Pengali Lagrange

    Penurunan persamaan Lagrange dari prinsip dAlembert disyaratkan bahwa

    kendala harus holonomik. Demikian pula dengan prinsip variasi dapat dipertahankan

    untuk kendala non-holonomik dimana hubungan antara koordinat-koordinat umum

    diketahui, yang dapat dituliskan sebagai:

    mldtadqa ltkn

    klk ,...3,2,1,0

    1==+

    = (5)

    dan

    ,01

    =+=

    ltk

    n

    klk aqa & (6)

    III Hukum Kekekalan dan Sifat Simetri

  • lv

    Meskipun besaran ii qq &dan yang menentukan keadaan sistem berubah terhadap

    waktu, akan tetapi dari sistem niscaya terdapat besaran-besaran kekal sebagai fungsi dari

    )(dan)( tqtq ii & yang harganya merupakan tetapan. Di antara beberapa tetapan, ada yang

    sangat penting yang diturunkan dari sifat homogenitas dan isotropi ruang dan waktu.

    Sebagai konsekuensi homogenitas waktu, maka Lagrangian sistem yang tertutup

    tak bergantung waktu secara eksplisit, atau dengan kata lain bersifat invarian terhadap

    translasi waktu secara infinitesimal. Turunan total Lagrangian terhadap waktu ditentukan

    oleh:

    qqLq

    qL

    dtdL

    i ki

    i i

    &&&& += (7)

    Sebagai catatan bahwa jika Lagrangian bergantung waktu secara eksplisit, maka ruas

    kanan pada persamaan di atas masih harus ditambahkan tL . Kemudian dengan bantuan

    persamaan Lagrange,

    =

    ii q

    Ldtd

    qL

    & , sehingga diperoleh:

    LqLqH

    iii = && (8)

    adalah fungsi Hamilton yang merupakan besaran energi yang senantiasa tetap (tidak

    berubah sepanjang waktu) selama gerakan sistem tertutup Dengan demikian, Hamiltonian

    tiada lain adalah energi total dengan syarat:

    Transformasi ke koordinat umum tidak mengandung waktu Sistemnya konservatif

    Selanjutnya persamaan Hamilton dalam perubah p dan q yang disebut sebagai variabel-

    variabel kanonik adalah:.

    i

    ii

    i qHp

    pHq

    == && ; (9)

    Dan karena bentuknya sederhana maka disebut persamaan kanonik Hamilton.

  • lvi

    BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

    Setelah kita mengikuti penurunan persamaan gerak suatu system melalui asas

    dAlembert pada modul 4 yang lalu, maka pada uraian modul ini akan ditunjukkan metode

    umum memperoleh persamaan Lagrange tanpa harus memperkenalkan konsep gaya semu

    dan perpindahan semu.

    Fungsi yang menentukan keadaan fisis suatu system ditentukan oleh fungsi

    Lagrange. Dalam memperoleh persamaan gerak system melalui asas dAlembert kita telah

    mengenalkan konsep perindahan semu infinitesimal dan mensyaratkan koefisiennya lenyap

    untuk memperoleh persamaan gerak tesebut. Dalam formulasi hukum-hukum fisika

    dinyatakan dalam fungsi Lagrange dan persamaan Lagrange.

    B. Ruang Lingkup Isi Dalam modul ini anda akan mempelajari Asas variasi Hamilton dan Penurunan

    Persamaan Lagrange, Aplikasi kalkulus variasi untuk persoalan jarak terpendek dan

    persoalan waktu tersingkat, Persamaan Lagrange untuk system non holonomik dan

    Metode pengali Lagrange, Persamaan Lagrange dengan Kendala, Hukum kekekalan dan

    sifat simetri: Koordinat siklik, Persamaan gerak Hamilton, Beberapa aplikasi metode

    pengali Lagrange dan persamaan gerak Hamilton.

    C. Kaitan Modul

    Modul ini merupakan modul ke 5 (lima) yang disajikan selama tiga minggu ( 6x

    pertemuan) setelah mahasiswa mempelajari Formulasi Persamaan Lagrange dan sebelum

    mahasiswa mempelajari Transformasi Kanonik.

    D Sasaran Pembelajaran Modul

    Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:

    1. Menurunkan persamaan Euler-Lagrange dari prinsip variasi aksi.

    2. Menerapkan kalkulus variasi untuk mendapatkan jarak terpendek dan waktu

    tersingkat.

    3. Menjelaskan persamaan Lagrange untuk sistem non-holonomik dan metode

    pengali Lagrange.

  • lvii

    4. Menjelaskan sifat-sifat simetri kaitannya dengan koordinat siklik pada

    fungsi Lagrange

    5. Menentukan kendala pada berbagi sistem fisis dan menerapkan pada

    persamaan Euler-Lagrange dengan kendala untuk mendapatkan persamaan

    gerak dan gaya kendalanya.

    6. Menurunkan formulasi Hamiltonian suatu sistem dari Lagrangian atau

    sebaliknya. dan mencari persamaan kanonik Hamilton.

  • lviii

    BAB II MODUL PROSES PEMBELAJARAN SCL

    A. Modul Pegangan Tutor

    a. Kompetensi yang akan dicapai adalah: Dapat mencari Hamiltonian sistem dari Lagrangian atau sebaliknya dan mencari

    persamaan kanonik Hamilton.

    Skenario

    Matakuliah : Mekanika

    Pendekatan SCL : Collaborative Learning (Problem Solving Learning)

    Project : Menyelesaikan soal-soal latihan pada Modul Pembelajaran

    b. Kegiatan Mahasiswa: Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakuan mahasiswa selama dalam proses

    pembelajaran berbasis SCL.

    1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen pakar.

    2. Mahasiswa didampingi oleh dosen membentuk kelompok-kelompok kecil (5-

    7 mahasiswa), yang dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.

    3. Melakukan aktivitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar

    (Bahan Ajar, Jurnal, Referensi, dll.), baik yang sudah disiapkan oleh dosen

    maupun sumber-sumber lainnya.

    4. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah

    pendapat bebas (brainstorming) antar anggota dalam membahas penyelesaian

    soal.

    5. Berkonsultasi kepada narasumber yang ahli pada permasalahan-permasalahan

    yang ditemukan untuk memperoleh pengertian yang benar dan mendalam.

    6. Masing-masing kelompok menyerahkan laporan final penyelesaian soal

    beserta agenda kegitan masing-masing anggota kelompoknya kepada dosen

    pengampuh matakuliah dan mempresentasikan dalam panel diskusi.

    7. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) untuk masalah yang belum jelas atau

    belum ditemukan jawabannya dari sumber lainnya.

    c. Proses Pembelajaran

  • lix

    Agar dapat memahami materi pembelajaran dan menyelesaikan soal-soal latihan,

    yang perlu dilakukan oleh setiap kelompok dalam pembelajaran SCL adalah:

    1. Identifikasi semua istilah-istilah yang penting dan mencari artinya. Bila ada

    yang belum jelas ditanyakan kepada narasumber.

    2. Identifikasi semua persamaan-persamaan dan kegunaannya.

    3. Uraikan langkah-langkah setiap persamaan ke persamaan berikutnya.

    4. Menidentifikasi persamaan-persamaan yang digunakan dalam menyelesaikan

    soal-soal latihan dan menyelesaikan soal-soal latihan.

    d. Jadwal Kegiatan

    Minggu ke IX-X Materi Aktivitas

    Pertemuan ke-21

    Asas variasi Hamilton dan Penurunan Persamaan Lagrange

    Aplikasi kalkulus variasi: Persoalan jarak terpendek dan Persoalan waktu tersingkat

    Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-22

    Persamaan Lagrange untuk system non holonomik dan Metode pengali Lagrange, Persamaan Lagrange dengan Kendala

    Hukum kekekalan dan sifat simetri: Koordinat siklik, Persamaan gerak Hamilton

    Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-23

    Penurunan Persamaan gerak Hamilton Beberapa aplikasi metode pengali

    Lagrange dan persamaan gerak Hamilton

    Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-24

    Pembahasan Soal-soal Latihan Diskusi

    e. Strategi Pembelajaran 1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor

    2. Diskusi kelompok tanpa tutor

    3. Konsultasi pada pakar

  • lx

    4. Kuliah khusus dalam kelas.

    5. Aktivitas pembelajaran individual menggunakan sumber-sumber belajar

    lainnya.

    f. Bahan bacaan dan Sumber Informasi Lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal

    2. Diktat/Hand-Out

    3. Nara sumber (Dosen Pengampuh).

    4. Petunjuk Untuk Tutor

    h. Lembar Penilaian

    No. NIM Nilai/Bobot

    Deskripsi Kinerja Keterangan

    Memformulasikan persamaan Lagrange melalui Hukum Newton dengan benar dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan

    .

    1. Kelengapan isi yang inovatif, jelas, terurai dan kerjasama kelompok (8%)

    2. Kelengapan isi yang inovatif, jelas namun kurang terurai (6%)

    3. Kelengkapan isi lengkap, kurang jelas dan kurang terurai tidak ada kerjasama kelompok (4%)

    4. Kelengkapan isi, kejelasan, keteruraian dan kerjasama kelompok sangat kurang (2%)

    5. Modul Pegangan Mahasiswa

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Nama :

    Nim :

    Klp :

  • lxi

    TES EVALUASI

    1. Lagrangian suatu system diberikan

    ( ) cossin21 2222 mgrrrmVTL +== &

    a) Carilah persamaan gerak

    b) Cari harga stasioner 0 (syarat && ) 2. Hamiltonian suatu system diberikan

    22

    21)exp(

    2kqtbqp

    apH +=

    dengan a,b,,k konstan. Carilah Lagrangian system 3. Lagrangian suatu system dengan satu derajat kebebasan diberikan oleh:

    ( )2222 2sinsin21 qtqqtqmL ++= &&

    a. Carilah Hamiltonian system tersebut. Periksa apakah Hamiltonian kekal

    b. Definisikan koordinat baru Q=qsinwt. Tuliskan Lagrangian dan Hamiltonian

    dalam koordinat yang baru. Apakah Hamiltonian dalam koordinat yang baru juga

    kekal.

    4. Diberikan Hamiltonian suatu system:

    121

    22

    21

    21 2

    121),( qqpqppqH +=

    adalah tetapan, p1 dan p2 adalah momentum umum. a. Dapatkan 2 buah besaran yang kekal (tetapan gerak)

    b. Tuliskan Lagrangian sistem

  • lxii

    BAB. III PENUTUP Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak untuk mengikuti tes evaluasi untuk

    menguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda dinyatakan memenuhi syarat

    kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka anda berhak untuk melanjutkan ke

    topik/ modul berikutnya.

    Apabila anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil

    yang berupa nilai dari fasilitator dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi sebagai penentu

    standar kelulusan mata kuliah mekanika.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Arya, P.Atam, 1990, Introduction to Classical Mechanics, Prentice Hall,

    Englewood Cliffs, New Jersey

    2. Takwale, R.G and Puranik, P.S, 1983, Introduction to Classical Mechanics, Tata

    McGraw-Hill Publising Company Ltd, New Delhi

    3. Goldstein, Herbert, 1980, Classical Mechanics, 2nd Ed, Addison-Wesley Publishing

    Company, Massachusetts

  • lxiii

    MODUL MATERI

    PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

    Matakuliah : MEKANIKA

    BAB VI TRANSFORMASI KANONIK DAN TEORI HAMILTON-JACOBI

    Oleh:

    Drs.Bansawang BJ, M.Si

    PROGRAM STUDI FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

    Makassar Pebruari 2008

  • lxiv

    PETA KEDUDUKAN MODUL

  • lxv

    DAFTAR ISI

    Modul VI

    Judul : Transformasi Kanonik dan Teori Hamilton-Jacobi

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Ruang Lingkup Isi

    C. Kaitan Modul

    D. Sasaran Pembelajaran Modul

    BAB II. PEMBELAJARAN

    A. Modul Pegangan Tutor

    B. Modul Pegangan Mahasiswa

    BAB III. PENUTUP

    DAFTAR PUSTAKA

  • lxvi

    RINGKASAN

    TRANSFORMASI KANONIK DAN TEORI HAMILTON-JACOBI

    I. Transformasi Kanonik

    Persamaan Lagrange tak berubah dibawah transformasi titk, maka persamaan

    Hamilton juga demikian. Akan tetapi untuk persamaan Hamilton sesungguhnya

    dimungkinkan rangkuman yang lebih luas. Ini disebabkan karena dalam persamaan

    Hamilton, perlakuan terhadap momentum p juga merupakan perubah yang sama

    kedudukannya dengan koordinat q. Oleh karena itu transformasi titik buat persamaan

    Hamilton, dapat diperluas hingga meliputi 2s perubah bebas p dan q. Jadi kedua-duanya

    harus ditransformasikan menurut:

    ),,(),,(

    tpqPPptpqQQq

    iiiii

    iiiiii

    ==

    (1)

    Mulai sekarang p dan P adalah momentum umum dan variabel Q dan P disebut

    variabel kanonik.

    Untuk merumuskan transformasi kanonik kita meninjau kembali prinsip variasi,

    yakni:

    02

    1

    =

    dtHqpt

    t iii & (2)

    yang pada uraian lalu telah digunakan menurunkan persamaan gerak Hamilton. Menurut

    keterangan di atas, variasi ini berlaku untuk sembarang system koordinat dan momentum.

    Oleh karena itu, buat perubah baru P dan Q juga harus memenuhi asas variasi:

    02

    1

    =

    dtKQPt

    t ii& (3)

    Dengan demikian menurut uraian di atas, dari kedua persamaan (2) dan (3)

    haruslah dipenuhi syarat:

    ( ) ( )tFKQPHqp iiii += && (4)

    dimana :

    F adalah fungsi sembarang yang punya turunan kedua yang kontinu adalah konstanta skala yang selalu dapat dibuat sama dengan satu

    dengan melakukan transformasi yang tepat.

  • lxvii

    Berdasarkan persamaan (4), maka dapat dilihat bahwa F adalah merupakan fungsi dari

    perubah koordinat lama dan baru serta waktu; yakni ),,( tQqFF = . Fungsi pembangkit ini dikenal sebagai fungsi pembangkit jenis pertama . Dengan demikian transformasi ini

    bersifat kanonik karena memenuhi persamaan transformasi dari Lagrangian, yakni:

    ),,(),,(),,( tQqFdtdtQQLtqqL += && (5)

    Daftar fungsi pembangkit persamaan kanonik

    ),,(1 tQqF ),,(2 tPqF ),,(3 tQpF ),,(4 tPpF

    qFp = 1

    qFp = 2

    pFp = 3

    pFp = 4

    QFP = 1

    PFQ = 2

    QFP = 3

    PFQ = 4

    tFHK += 1

    tFHK += 2

    tFHK += 3

    tFHK += 4

    II. Kurung Poisson

    Misalakan f(q,p,t) suatu fungsi terhadap koordinat, momentum dan waktu. Turunan

    totalnya terhadap waktu adalah:

    +

    +=

    kk

    kk

    k

    ppfq

    qf

    tf

    dtdf && (6)

    Dengan memasukkan harga kk pq && dan dari persamaan Hamilton pada persamaan (6), kita

    dapat menyatakan :

    [ ]fHtf

    dtdf ,+

    = (7) dengan

    [ ]

    =

    k kkkk pf

    qH

    qf

    pHfH , (8)

    Pernyataan (8) dikenal sebagai kurung Poisson (Poisson bracket) besaran H dan f.

  • lxviii

    Selanjutnya dapat pula ditunjukkan bahwa syarat yang harus dipenuhi suatu

    transformasi QPqp ,, bila dinyatakan dalam kurung Poisson bersifat kanonik adalah: [ ] [ ] [ ] ikkikiki qpppqq === ,,0,, (9)

    [ ] [ ][ ] ikqpki

    qpkiqpki

    PQ

    PPQQ

    ===

    ,

    ,,

    ,

    0,,

    (10)

    III. Persamaan Hamilton-Jacobi

    Pada uraian yang lalu besaran aksi telah diketahui sebagai fungsi dari koordinat dan

    waktu. Dalam hal ini, menurut persamaan integral aksi, perubahan aksi dari suatu lintasan

    ke lintasan lain, adalah:

    dtttLq

    qLq

    qLI

    t

    t

    +

    +=

    2

    1

    &&

    Disisi lain );,();,( i tqqLpqtpqH iiii

    ii && = , maka akan diperoleh persamaan buat aksi I(q,t) yang ditentukan oleh:

    0);,( =+ tpqH

    tI (11)

    Sementara pqI = , maka dengan mengganti dari dalam Hamiltonian diperoleh:

    0;,...,,,,,,21

    21 =

    +

    tqI

    qI

    qIqqqH

    tI

    nn (12)

    yang menentukan besaran aksi I(q,t). Persamaan diferensial parsial orde satu terhadap

    waktu ini dikenal sebagai persaman Hamilton-Jacobi. Seperti halnya persamaan Lagrange

    dan persamaan kanonik Hamilton, maka juga persamaan Hamilton-Jacobi adalah

    merupakan adalah basis dalam menentukan metode umum mengintegralkan persamaan

    gerak.

    Selanjutnya persamaan Hamilton-Jacobi akan mengambil bentuk yang lebih

    sederhana bila H tidak bergantung pada waktu secara eksplisit; yaitu bila system

    konservatif. Ketergantungan aksi terhadap waktu ditentukan oleh suku Et, sehingga aksi

    akan dapat dinyatakan sebagai:

    EtqItqI = )(),( 0 (13) yang dikenal sebagai solusi umum persamaan Hamilton-Jacobi

  • lxix

    BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

    Perlu dikemukakan bahwa transformasi kanonik dalam sajian Hamiltonian

    memiliki banyak sekali kemungkinan yang tidak mengubah arti perubah lama dan

    keperubah baru. Dalam hal ini karena transformasi dari koordinat dan momentum lama ke

    koordinat dan momentum yang baru kiranya tidak lagi mesti sebagai perubah yang

    berhubungan dengan ruang.

    Pilihan koordinat umum q sebenarnya tidak ada pembatasan; dan dapat berupa s besaran

    yang secara tunggal menentukan kedudukan system dalam ruang..Dalam hal ini persamaan

    Lagrange sama sekali tak bergantung pada pilihan koordinat, atau dengan kata lain

    persamaan Lagrange bersifat invariant (tak berubah) terhadap transformasi kumpulan

    q1,q2,q3,ke koordinat lain yang bebas Q1,Q2,Q3 yang dikenal sebagai transformasi titik

    B. Ruang Lingkup Isi

    Dalam modul ini anda akan mempelajari Transformasi kanonik dan Fungsi

    generator, Beberapa gambaran tentang transformasi kanonik, Kurung Poisson, Persamaan

    Hamilton-Jacobi

    C. Kaitan Modul Modul ini merupakan modul ke 6 (terakhir) yang disajikan selama 2 (dua)

    minggu ( 3x pertemuan) setelah mahasiswa mempelajari Prinsip Variasi: Persamaan

    Lagrange-Hamilton

    D. Sasaran Pembelajaran Modul Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:

    1. Menjelaskan manfaat transformasi kanonik dan menurunkan jenis-jenis fungsi

    generatornya.

    2. Menentukan suatu transformasi sistem fisis adalah kanonik dengan menggunakan

    fungsi generator.

    3. Menerapkan kurung Poisson dalam menjelaskan suatu transformasi bersifat

    kanonik.

    4. Menentukan solusi persamaan gerak dari suatu Hamiltonian dengan menggunakan

    persamaan Hamilton-Jacobi.

  • lxx

    BAB II MODUL PROSES PEMBELAJARAN SCL

    A. Modul Pegangan Tutor a. Kompetensi yang akan dicapai adalah:

    Dapat menentukan apakah suatu transformasi bersifat kanonik dengan

    menggunakan berbagai macam metode.

    Skenario

    Matakuliah : Mekanika

    Pendekatan SCL : Collaborative Learning (Problem Solving Learning)

    Project : Menyelesaikan soal-soal latihan pada Modul Pembelajaran

    b. Kegiatan Mahasiswa: Langkah-langkah kegiatan yang akan dilakuan mahasiswa selama dalam proses

    pembelajaran berbasis SCL.

    1. Mahasiswa mengikuti kuliah pengantar dari dosen pakar.

    2. Mahasiswa didampingi oleh dosen membentuk kelompok-kelompok kecil (5-

    7 mahasiswa), yang dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris.

    3. Melakukan aktivitas pembelajaran mandiri dari sumber-sumber belajar

    (Bahan Ajar, Jurnal, Referensi, dll.), baik yang sudah disiapkan oleh dosen

    maupun sumber-sumber lainnya.

    4. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah

    pendapat bebas (brainstorming) antar anggota dalam membahas penyelesaian

    soal.

    5. Berkonsultasi kepada narasumber yang ahli pada permasalahan-permasalahan

    yang ditemukan untuk memperoleh pengertian yang benar dan mendalam.

    6. Masing-masing kelompok menyerahkan laporan final penyelesaian soal

    beserta agenda kegitan masing-masing anggota kelompoknya kepada dosen

    pengampuh matakuliah dan mempresentasikan dalam panel diskusi.

    7. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) untuk masalah yang belum jelas atau

    belum ditemukan jawabannya dari sumber lainnya.

    c. Proses Pembelajaran

  • lxxi

    Agar dapat memahami materi pembelajaran dan menyelesaikan soal-soal latihan,

    yang perlu dilakukan oleh setiap kelompok dalam pembelajaran SCL adalah:

    1. Identifikasi semua istilah-istilah yang penting dan mencari artinya. Bila ada

    yang belum jelas ditanyakan kepada narasumber.

    2. Identifikasi semua persamaan-persamaan dan kegunaannya.

    3. Uraikan langkah-langkah setiap persamaan ke persamaan berikutnya.

    4. Menidentifikasi persamaan-persamaan yang digunakan dalam menyelesaikan soal-

    soal latihan dan menyelesaikan soal-soal latihan.

    d. Jadwal Kegiatan

    Minggu ke IX-X Materi Aktivitas

    Pertemuan ke-25

    Transformasi kanonik dan Fungsi generator,

    Beberapa gambaran tentang transformasi kanonik,

    Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-26

    Kurung Poisson, Persamaan Hamilton-Jacobi

    Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-27

    Pembahasan Soal-soal Latihan Kuliah/Ceramah/

    diskusi

    Pertemuan ke-28

    EVALUASI (Final Tes) Diskusi

    e. Strategi Pembelajaran 1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor 2. Diskusi kelompok tanpa tutor 3. Konsultasi pada pakar 4. Kuliah khusus dalam kelas. 5. Aktivitas pembelajaran individual menggunakan sumber-sumber belajar

    lainnya.

    f. Bahan bacaan dan Sumber Informasi Lainnya. 1. Referensi/Buku Ajar/Jurnal

  • lxxii

    2. Diktat/Hand-Out 3. Nara sumber (Dosen Pengampuh). 4. Petunjuk Untuk Tutor

    h. Lembar Penilaian

    No. NIM Nilai/Bobot

    Deskripsi Kinerja Keterangan

    Menentukan transformasi kanonik dan menyelesai-kan soal-soal latihan yang diberikan

    .

    1. Kelengapan isi yang inovatif, jelas, terurai dan kerjasama kelompok (8%)

    2. Kelengapan isi yang inovatif, jelas namun kurang terurai (6%)

    3. Kelengkapan isi lengkap, kurang jelas dan kurang terurai tidak ada kerjasama kelompok (4%)

    4. Kelengkapan isi, kejelasan, keteruraian dan kerjasama kelompok sangat kurang (2%)

    B. Modul Pegangan Mahasiswa

    LEMBAR KERJA MAHASISWA

    Nama :

    Nim :

    Klp :

    TES EVALUASI

    1. Transformasi berikut:

    cossinsincos

    pqPpqQ

    +==

    a. Tunjukkan bahwa transformasi ini adalah kanonik untuk semua harga .

  • lxxiii

    b. Dapatkan generatornya (gunakan tipe II)

    2. Carilah syarat agar transformasi berikut:

    2, xPxpQ ==

    dimana dan adalah konstan, merepresentasikan sebuah transformasi kanonik untuk system satu derajat kebebasan.

    3. Persamaan transformasi:

    122222

    21

    2211

    211

    2sin,seccos2

    2cos,

    qpPpqQpq

    qppPqQ

    ==

    ==

    adalah kanonik. Tentukan fungsi generatornya.

    4. Jika Lagrangian ),,( tqqL & diganti oleh:

    dt

    tqdFtqqLtqqL ),(),,(),,( += && dimana F(q,t) adalah sebuah fungsi tetapan, persamaan gerak Lagrange akan invariant.

    Buktikan bahwa transformasi ini kanonik dan carilah fungsi generator yang berkaitan

    dengan transformasi ini.

    BAB. III PENUTUP

    Setelah menyelesaikan modul terakhir ini, anda berhak untuk mengikuti tes

    evaluasi untuk menguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda telah

    menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang diperoleh berupa nilai

    dari fasilitator dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam menentukan standar

    kelulusan mata kuliah mekanika.

  • lxxiv

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Arya, P.Atam, 1990, Introduction to Classical Mechanics, Prentice Hall,

    Englewood Cliffs, New Jersey

    2. Takwale, R.G and Puranik, P.S, 1983, Introduction to Classical Mechanics, Tata

    McGraw-Hill Publising Company Ltd, New Delhi

    3. Goldstein, Herbert, 1980, Classical Mechanics, 2nd Ed, Addison-Wesley Publishing

    Company, Massachusetts