garis besar - ehastutyningsihottoskanda.files.wordpress.com fileb erfungsi menghilangkan gangguan...

30
Garis Besar Garis Besar 1. Pendingin udara (Air conditioning) A/C mengontrol temperatur udara di dalam interior kendaraan. Fungsinya mengurangi kelembaban, disamping mengontrol pemanaskan atau pendinginkan udara. A/C juga b erfungsi menghilangkan gangguan semacam pembekuan, pengembunan di permukaan kaca. • Kontrol temperatur dan kelembaban • Kontrol sirkulasi udara • Saringan Udara dan Pembersih Udara (optional part) (1/1) Garis Besar Kontrol Temperatur 1. Pemanas Untuk memanaskan udara, pertukarann hawa panas dilakukan oleh inti pemanas, yang diletakkan di engine coolant yang panas karena reaksi mesin, kemudian dialirkan dengan blower. Pemanas ini, dengan demikian msih dalam keadaan dingin sampai temperatur mesin membuatnya panas. Maka fungsi pemanas ini belum berlaku, sesaat mesin baru dihidupkan. (1/3) 2. Sistem pendingin Untuk mendinginkan udara evaporator bertindak sebagai penukar hawa panas. Bila A/C dinyalakan, kompresor nmulai bekerja dan mengirim refrigerant ke evaporator. Evaporator didinginkan oleh refrigerant, yang mendinginkan udara dari blower. Kalau pemanas bergantung kepada temperatur mesin, maka pendingin bekerja sendiri. 3. Pengurang kelembaban Kadar air dalam udara bertambah seperti temperatur udara ketika menjadi panas, dan berkurang seperti udara menjadi dingin. Udara didinginkan begitu melewati evaporator. Kandungan air dalam udara akan diembunkan dan melekat ke sirip evaporator. Maka kelembaban udara di interior kendaraan menjadi berkurang. Air yang menempel di sirip menjadi embun dan ditampung dalam saluran. Selanjutnya disalurkan keluar. (2/3) - 1 -

Upload: lydan

Post on 24-May-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Garis Besar

Garis Besar 1. Pendingin udara (Air conditioning) A/C mengontrol temperatur udara di dalam interior kendaraan. Fungsinya mengurangi kelembaban, disamping mengontrol pemanaskan atau pendinginkan udara. A/C juga b erfungsi menghilangkan gangguan semacam pembekuan, pengembunan di permukaan kaca. • Kontrol temperatur dan kelembaban • Kontrol sirkulasi udara • Saringan Udara dan Pembersih Udara (optional part)

(1/1)

Garis Besar

Kontrol Temperatur 1. Pemanas Untuk memanaskan udara, pertukarann hawa panas dilakukan oleh inti pemanas, yang diletakkan di engine coolant yang panas karena reaksi mesin, kemudian dialirkan dengan blower. Pemanas ini, dengan demikian msih dalam keadaan dingin sampai temperatur mesin membuatnya panas. Maka fungsi pemanas ini belum berlaku, sesaat mesin baru dihidupkan.

(1/3) 2. Sistem pendingin Untuk mendinginkan udara evaporator bertindak sebagai penukar hawa panas. Bila A/C dinyalakan, kompresor nmulai bekerja dan mengirim refrigerant ke evaporator. Evaporator didinginkan oleh refrigerant, yang mendinginkan udara dari blower. Kalau pemanas bergantung kepada temperatur mesin, maka pendingin bekerja sendiri. 3. Pengurang kelembaban Kadar air dalam udara bertambah seperti temperatur udara ketika menjadi panas, dan berkurang seperti udara menjadi dingin. Udara didinginkan begitu melewati evaporator. Kandungan air dalam udara akan diembunkan dan melekat ke sirip evaporator. Maka kelembaban udara di interior kendaraan menjadi berkurang. Air yang menempel di sirip menjadi embun dan ditampung dalam saluran. Selanjutnya disalurkan keluar.

(2/3)

- 1 -

Garis Besar

Kontrol Temperatur 4. Kontrol Temperature A/C dalam kendaraan diatur oleh inti pemanas dan evaporator, serta oleh oleh penyelaras posisi dari kabut udara dan katup air. Keduanya bekerja dengan seleksi panas di panel kontrol. PETUNJUK: Saat ini model tanpa katup air sudah dikembangkan.

(3/3) Garis Besar

Kontrol sirkulasi udara 1. Aliran udara alami melalui ventilator Pengambilan udara luar kedalam interior kendaraan menimbulkan tekanan udara yang disebabkan oleh gerakan kendaraan. Ini disebut aliran udara alami lewat ventilator. Distribusi tekanan udara diluar kendaraan , bergerak seperti ditunjukkan dalam gambar. Tekanan udara positif ditimbulkan di satu tempat dan tekanan udara negatif timbul ditempat lain. Kipas pengambilan udara terletak di lokasi yang tekanan udaranya positif dan kipas pelepas udara berada din tempat yang tekanan udaranya negatif. 2. Daya dorong air ventilator (boost ventilator) Dalam sistem 'in forced ventilation' kipas elektrik dipakai untuk mengalirkan udara ke dalam kendaraan. Kipas pengambil dan pelepas udara diletakkan di satu tempat yang umumnya ditempatkan ventilasi untuk aliran udara alami. Lazimnya sistem ventilasi ini dipakai bersama dengan sistem yang lain seperti pemanas atau A/C.

(1/1)

Garis Besar

Saringan Pembersih Udara 1. Fungsi Untuk membersihkan masukan udara, saringannya dipasangkan di ujung

- 2 -

masukan udara air conditioner. 2. Penggantian Bila saringan pembersih udara tersumbat, maka akan sulit menhyedot udara yang membuat pengatur udara bekerja tidak efisien. Untuk menghindarinya periksa dan ganti secara berkala. Periode pemeriksaan dan penggantian tergantung kepada model yang dipakai atau masa pakai. Lihat ke jadwal pemeliharaan. 3. Tipe Ada dua jenis saringan penyaring udara yakni yang hanya untuk penyaring debu dan lainnya mempunyai daya menghilangkan bau dengan karbon aktif. PETUNJUK: Saringan pembersih udara dipasang di hampir semua kendaraan masa kini, dan filter dibuat mudah diganti.

(1/1)

Garis Besar

Pemurni udara/ Air Purifier 1. Apakah air purifier? Air purifier adalah perangkat untuk menghilangkan asap rokok, debu dan lain-lain untuk memurnikan udara dalam interior kendaraan. 2. Konstruksi Air purifier terdiri dari blower fan, motor, sensor asap, amplifier, resistor dan saringan karbon aktif. 3. Cara kerja Air purifier memakai motor blower untuk menyedot udara di interior kendaraan, dan memurnikannya dengan menyerap bau yang tidak sedap melalui saringan karbon aktif. Beberapa model dilengkapi dengan sensor asap rokok yang mendeteksi bila ada yang merokok kemudian menghidupkan blower motor pada posisi "HI".

(1/1)

Cara Kerja dan Fungsi

Kontrol Panel 1. Kontrol panel Ada banyak selektor padakontrol panel A/C mobil. Selektor ini dikategorikan untuk kondisi berikut: air inlet selector, temperature selector, airflow selector, and blower speed selector. Bentuk selektor ini bermacam-macam tergantung model, namun fungsinya sama.

(1/1)

- 3 -

Cara Kerja dan Fungsi

Switching Damper 1. Switching damper Kontrol saluran udara masuk, kontrol temperatur, dan saklar aluran udara keluar bisa dilakukan dari selektor yang ada di kontrol panel. Pelat pengatur pada saluran udara masuk mengatur aliran udara masuk, percampuran udara dari hasil pelat pengatur udara (damper) ini mengontrol temperatur. Damper ini dioperasikan dengan kabel atau dengan motor.

(1/9)

2. Fungsi switch udara masuk Selektor aliran udara masuk mengatur udara masuk baik melalui sirkulasi kembali atau udara segar dari luar ke dalam interior kendaraan. Biasanya, dengan mempertimbangkan kondisi dalam kendaraan, pengambilan udara dari luar dilakukan dengan terseleksi. Bila udara luar terpolusi, maka selektor digunakan untuk hanya memakai sirkulasi udara dalam interior saja.

(2/9)

3. Fungsi kontrol temperature Kontrol temperatur ini, mengatur ratio udara dingin yang lewat evaporator dan udara hangat yang keluar dari pemanas dengan mengubah posisi damper.

(3/9)

4. Fungsi switch outlet Pemindahan switch damper outlet, memiliki lima model.

• FACE: Berhembus ke setengah badan atas.

(4/9)

• BI-LEVEL: Berhembus ke setengah badan atas sampai kaki

(5/9)

- 4 -

Cara Kerja dan Fungsi

Switching Damper

• FOOT: Berhembus ke kaki

(6/9)

• DEF: Menghilangkan kabut di jendela depan

(7/9)

• FOOT-DEF: Berhembus ke kaki dan menghilangkan kabut jendela depan.

(8/9)

5. Cara kerja damper (1) Tipe wire cable Tipe ini dibuat dengan maksud agar gerakan dari selektor secara langsung mengaktifkan damper. Konstruksinya sangat sederhana, namun bekerjanya selektor mungkin bisa keras bila keadaan kabel menjadi cacat atau jalur kabelnya jelek. (2) Tipe Motor Pada tipe ini, motor yang mengoperasikan damper pada posisi yang tepat, meski kontruksinya agak rumit. Cara ini tidak banyak memerlukan daya dan membuat sistem kerjanya lebih mudah.

(9/9)

Cara Kerja dan Fungsi

Kontrol Blower Speed 1. Fungsi kontrol blower

- 5 -

Menyesuiaikan jumlah arus yang masuk ke motor blower dengan kecepatan blower. Ada dua cara resistor and transistor. (1) Tipe Resistor Cara ini menyesuaikan jumlah arus yang dipakai resistor blower. Konstruksinya yaitu 2 resistor dihubungkan secara seri. Dengan mengoperasikan selektor , nilai hambatan di sirkuit menjadi berubah, sesuai dengan variasi jumlah arus yang masuk.. Bila memutar selektor pada posisi "LO" arus masuk lewat resistor. Maka arus yang mengalir ke motor menjadi berkurang dan blower berputar lambat. Bila memutar selektor pada posisi "3" arus masuk hanya melewati satu resistor. Bila memutar selektor pada posisi "HI" tidak ada arus masuk lewat resistor. Maka arus mengalir masuk langsung ke blower dan putaran blower dengan demikian menjadi tinggi. (2) Tipe transistor Cara ini penyesuaian jumlah arus masuk dengan menggunakan transistor. Dibanding dengan tipe resistor, cara ini lebih banyak dipakai untuk A/C otomatis.

(1/1) Siklus Refrigeration

Garis besar 1. Teori dasar pendinginan Kita merasa sedikit dingin meski di hari panas, setelah berenang. Ini disebabkan air yang menempel di badan mengambil panas dari badan ketika menguap. Dengan alasan yang sama kita merasa dingin bila menaruh setetes alkohol di lengan, karena alkohol itu mengambil panas dari lengan kita saat menguap. Kita bisa membuat pendinginan yang sama dengan fenomena ini, pada obyek yang lain. Yakni membuat pendinginan dengan menguapkan cairan di atas permukaan benda. Kotak kaleng dengan dipasangi keran diletakkan di dalam boks yang diisolasi dengan baik. Cairan yang dengan mudah bisa menguap pada temperatur atmosfir ditaruh di kotak kaleng. Bila keran dibuka, cairan di kotak kaleng akan mengambil panas yang diperlukan untuk penguapan dari udara dalam boks, dan mengubahnya menjadi gas dan menerobos keluar. Saat ini temperatur udara di dalam boks menjadi rendah, dibanding sebelum keran dibuka.

(1/1)

Siklus Refrigeration

Refrigerant 1. Apakah refrigerant? Refrigerant adalah zat yang mengubah panas yang bersirkulasi dalam putaran tabung refrigerant. Ia memindahkan panas bila terjadi penguapan dan melepaskan panas itu bila terjadi pencairan. Saat ini, HCF-134a (R134a) dipakai sebagai refrigerant.

2. Kondisi yang disyaratkan untuk refrigerant

- 6 -

Untuk refrigerant A/C mobil, kondisi di bawah ini menjadi syarat utama: • Mudah mnguap dan mudah mencair • Aman • Stabil secara scientific dan kwalitas tidak berubah

3. Karakteristik refrigerant Tabel di samping ini menunjukkan tekanan dan titik didih HCF-134a (R134a). Di bawah tekanan rendah HCF-134a menguap dalam temperatur rendah, tetapi bila tekanan menjadi tinggi, ia tetap cair tanpa terjadi penguapan meski dalam temperatur tinggi. A/C mobil memakai refrigerant dengan karakteristik di bawah ini. Ia relatif lebih mudah cair dengan tekanan dari kompresor. Sebagai contoh pendinginan dengan 70°C (158°F) dan 1.47-MPa (15kgf/cm²) gas refrigerant ditekan dengan kompresor bertemperatur 12 or 13°C (53.6 - 55.4°F) lebih mudah mencairkan refrigerant.

(1/1)

Siklus Refrigeration

Refrigerant (Referensi)

1. CFC-12 Refrigerant CFC-12 ( R12) sudah dipakai untuk A/C sejak tahun 1995. Ternyata CFC-12 (R12) diketahui merusak lapisan ozon apabila zat ini lepas ke udara. Rusaknya lapisan ozon ini menyebabkan jumlah ultraviolet yang jatuh ke bumi semakin besar. Ini menyebabkan terjadinya kanker kulit serta merusak lingkungan. Inilah yang menjadi problem dunia saat ini. Padahal bila ingin mengganti komponen A /C atau hanya memperbaiki perlu membuang dan mengganti refrigerant. Padahal apabila pembuangan gas ini dilakukan dengan refrigerant recovery machine (mesin pemulih untuk refrigerant), gas itu masih bisa dipakai lagi tanpa mengurangi kwalitasnya. Saat ini refrigeranht HFC (R 134a) adalah yang ditrekomendasikan pemakaiannya karena tidak merusak lingkungan. A/C yang didisain untuk memakai zat ini tidak kompatibel dengan yang didisain memakai HFC-12 (R12). Maka hati-hatilah dalam mengisi kembali oli kompresornya, jangan sampai tertukar atau tercampur.

2. Retrofit Mengganti slang air pada sistem air condition, ring-O dan kompresor oli untuk CFC-12 (R12) dengan yang dipakai untuk HFC-134a (R134a) memungkinkan untuk memakai HFC -134 (R134a).

(1/1)

Siklus Refrigeration

Siklus Refrigeration

1. Aliran refrigerant • Kompresor mengeluarkan panas yang tinggi menekan refrigerant dengan tekanan tinggi.

• Gas refrigerant mengalir ke kondensor. Di dalam kondensor gas refrigerant ini mengembun dan menjadi cairan refrigerant.

• Refrigerant cair ini mengalir ke receiver yang menyaring dan menyimpannya.

• Refrigerant cair yang sudah melewati filter ini mengalir ke katup ekspansi sekaligus mengubah refrigerant cair ini ke suhu dan tekanan yang rendah, menjadi semacam percampuran gas.

• Percampuran gas dan cairan refrigerant yang dingin ini mengalir ke evaporator, yang menguapkan cairan tersebut. Panas dari udara yang melewati eveporator diserap refrigerant. Maka refrigerant yang masih cair berubah menjadi semacam gas refrigerant di dalam evaporator dan hanya gas yang panas dari refrigerant yang menuju ke kompresor.

Proses ini terus menerus berulang kembali (1/1)

- 7 -

Heater

Lokasi komponen Sistem pemanas terdiri dari kamponen berikut: 1. Katup air 2. Inti pemanas 3. Blower (motor, fan)

(1/1)

Heater

Konstruksi 1. Katup Air (1) Penjelasan Katup air dipasang di rangkaian pendingin mesin dan mengontrol sejumlah pendingin mesin yang masuk ke inti pemanas . Pengemudi mengoperasikan katup air dengan menggerakkan selektor temperatur di panel kontrol. PETUNJUK: Beberapa model terkini tidak mempunyai katup air. Dalam model ini pendingin mesin langsung masuk ke inti pemanas dengan konstan. 2. Inti pemanas (1) Penjelasan Pendingin mesin (sekitar. 80°C (170°F)) mengalir ke inti pemanas dan setelah udara melewati inti pemanas menjadi hangat oleh inti pemanas ini. (2) Konstruksi Inti pemanas terdiri dari tabung/selang dan kapsul. Tabung flat dibuat untuk memanfatkan konduksi panas dan membuat pemanasan menjadi lebih baik.

(1/1) Heater

Tipe power heater (Referensi) 1. Penjelasan Pada beberapa model, efisiensi panas dalam mesin ini ditingkatkan, dan -pemanasan kepada inti pemanas dengan hanya air pendingin mesin dianggap tidak memadai. Maka dari itu, dianggap perlu memanaskan pendingin mesin daripada sekedar memanaskan pemanas hanya dengan panasnya mesin.

(1/5)

- 8 -

Heater

Tipe power heater (Referensi) 2.Tipe-tipe cara pemanasan. Cara pemanasan dengan air pendingan mesin adalah sebagai berikut: (1) PTC (Positive Temperature Coefficient) heater. Melewatkan PTC heater melalui inti pemanas untuk memanaskan air pendingin mesin.

(2/5)

2) Tipe Electrical power heater Memasang obyek yang sama sebagai nyala sambungan di atas jalan keluar air silinder untukm memanaskan pendingin mesin.

(3/5)

(3) Tipe Combustion power heater Membakar bahan bakar di ruang pembakaran dan melewatkan pendingin mesin di sekitarnya untuk memanaskan air pendingin mesin.

(4/5)

- 9 -

Heater

Tipe power heater (Referensi) (4) Tipe Viscous power heater Putar viscous coupling oleh mesin untuk memanaskan air pendingin mesin.

(5/5)

Sistem Refrigeration

Garis besar 1. Penjelasan • Komponen dasar dari sistem pendingan dalam kendaraan terdiri dari kompresor, kondensor, receiver/dryer. Katup ekspansi dan evaporator. • Di samping itu masih ada beberapa komponen seperti blower yang mengirim aliran udara, penyaring udara yang menjernihkan udara dari yang dihisap oleh blower. • Ada juga perangkat lain yang berfungsi melengkapi agar sistem pendinginan ini berlangsung sempurna, seperti anti pembekuan, pencegah mesin mati, dann lain-lain.

(1/1)

Sistem Refrigeration

Kompresor 1. Fungsi Seteleh diubah kedalam suhu rendah, tekanan gas rendah, refrigerant di tekan oleh kompresor dan diubah menjadi suhu tinggi dan tekanan tinggi. Setelah itu dikirim ke kondensor. 2. Tipe Swash plate kompressor (1) Konstruksi Sejumlah piston berpasangan diset pada swash plate pada interval 72° untuk kompresor 10-silinder atau pada interval 120° untuk kompresor 6-silinder. Saat salah satu sisi piston berada pada langkah kompresi, maka sisi yang lain berada pada langkah hisap.

(1/6)

- 10 -

Sistem Refrigeration

Kompresor (2) Cara kerja Piston akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran piringan pengatur yang dikombinasikan dengan tangkai untuk menekan refrigerant. Saat piston bergerak ke dalam katup penghisap terbuka membuat tekanan berbeda dan menghisap refrigerant ke silinder. Sebaliknya ketika piston bergerak keluar katup pengisap menutup untuk menekan refrigerant. Karena refrigerant ditekan katup pelepas membuka dan refrigerant dikirim keluar. Katup, penghisap dan katup pelepas juga mencegah refrigerant mengalir balik.

(2/6)

3. Tipe Scroll kompressor (1) Konstruksi Kompresor terdiri dari fixed scroll dan rotating scroll.

(3/6)

(2) Cara kerja Mengikuti gerakan berputar pada rotating scroll, tiga ruang antara rotating scroll dan fixed scroll bergerak dan membuat volumenya mengecil sedikit demi sedikit. Karena itu refrigerant terhisap melalui lubang penghisap dan membuatnya tertekan ke sirkulasi gerakan memutar. Pada setiap gerakan terdiri dari 3 putaran, dan pada setiap putaran itulah dilepaskan refrigerant dari lubang pelepasan.

(4/6)

- 11 -

Sistem Refrigeration

Kompresor 4. Tipe Wobble plate kompressor (1) Konstruksi Bila tangkai berputar, pin penunjuk memutar piringan pengatur via bagian yang menonjol dari pringan itu yang langsung berhubungan dengan tangkai. Gerakan memutar dari priringan pengiontrol ini dibellokkan ke gerakan piston di slindier piston untuk mengambil, menekan dan mengeluarkan refrigerant. REFERENSI: Untuk mengubah kapasitas kompresor ada dua cara: satu dengan cara katup kontrol seperti disebuitkan di atas dan cara lain dengan menyatukan (solenoid) tipe katup kontrol.

(5/6)

(2) Cara kerja Katup kontrol mengubah tekanan di ruang piringan pengatur tergantung dari beban pendinginan, yang mana perubahan sudut piringan pengatur itu menggunakan pin penunjuk dan tangkai sebagai titik tumpunya serta gerakan piston agar kontrol terhadap jalannya kompresor berlangsung baik. • Bila beban pendingan kecil (Temperetur ruangan/interior sudah rendah) Bila beban pendingin kecil, tekanan di ruang yang bertekanan rendah menjadi rendah pula → Katup membuka sebagaimana tekanan di bawah menjadi lebih besar daripada yang ada di ruang bertekanan rendah →Tekanan di ruang bertekanan tinggi dibutuhkan diruang piringan pengatur. Akibatnya tekanan yang dipakai di bagian kanan lebih rendah dari yang dipakai di sebelah kiri. Selanjutnya gerakan piston menjadi lebih kecil pada saat bergerak ke kanan.

(6/6)

Sistem Refrigeration Kompresor (Referensi)

1. Tipe Crank Dalam gerakan maju mundur kompresor, putaran tuas engkolnya diubah menjadi gerakan maju mudur piston 2. Tipe Through-vane Setiap bentuk daun baling baling kompresor adalah komponen integral dengan lawannya. Ada dua pasang daun baling baling, masing-masing terpasang dengan sudut yang tepat dalam satu slot di rotor. Saat rotor berputar daun baling-baling bergerak berpindah posisi pada arah radial, melintasi permukaan dalam silinder.

(1/1)

- 12 -

Sistem Refrigeration

Katup tekanan Relief dan Shaft Seal 1. Katup tekanan relief Apabila ventilasi yang dibutuhkan kondensor tidak mencukupi, atau apabila beban pendinginan menjadi sangat besar, tekanan dalam sisi tekanan tinggi di dalam kondensor dan receiver/dryer menjadi tidak normal, nenyebabkan bahaya meledaknya pipa. Untuk mencegah problem ini, bila tekanan pada sisi tekanan tinggi meningkat antara 3.43 MPa (35 kgf/cm²) and 4.14 MPa (42.4 kgf/cm²), katup tekanan relief membuka dan mengurangi tekanan. PETUNJUK: • Normalnya bila tekanan dalam sirkuit pendingin menanjak ke titik tertinggi, tekanan menyebabkan kopling magnetik melepaskannya. • Dengan demikian katup tekanan relief jarang bekerja, kalau tidak diperlukan benar. Bila sebelumnya sumbat cair yang dipakai aktif meski hanya sekali, maka selanjutnya tidak bisa dipakai lagi. 2. Shaft seal Shaft seal adalah yang berada di tangkai untuk memutar kompresor. Bila shaft seal ini retak atau rusak, refrigerant akan bocor. PETUNJUK: Untuk kompresor tipe wobble plate, shaft seal nya tidak bisa diganti, sebab kompresornya adalah tipe yang tidak bisa dibongkar pasang.

(1/1)

Sistem Refrigeration

Temperature Switch (Referensi) 1. Fungsi Tipe kompresor through -vane mempunyai switch temperatur yang mendeteksi temperatur refrigerant di atas kompresor. Bila temperatur refrigerant menjadi berlebihan panasnya, maka bimetal dalam switch akan rusak bentuknya dan mendorong batang diatasnya dan membuka kontak switch. Akibatnya arus tidak mengalir ke magnetic cluth yang mengehentikan kerjanya kompresor. Karena itu kerusakan kompresor bisa dicegah.

(1/1)

- 13 -

Sistem Refrigeration

Kompresor oli 1. Fungsi Kompresor/ pompa oli diperlukan untuk melumasi komponen yang bergerak di dalam kompresor. Kompresor oli melumasi kompresor dengan melarutkan diri di refrigerant dan bersirkulasi di dalam sirkuit mesin pendingin. Karena ini oli yang bagus sangat diperlukan untuk hal ini. PERHATIAN: Kompresor oli yang dipakai di sistem R-134a tidak bisa digantikan dengan yang dipakai pada sistem yang dipakai untuk sistem R-12. Bila terjadi kesalahan pemakaian bisa jadi kompresor akan rusak. 2. Kuantitas kompressor oli Bila terjadi kekurangan tekanan oli dalam sirkuit mesin pendingin, maka tidak terjadi pelumasan yang sempurna. Bila ini terjadi berkepanjangan, sebagian besar oli akan melapisi dinding dalam evaporator, menghalangi pertukaran panas dan menggurangi kemampuan mendinginkan. Maka dari itu sangat penting untuk selalu memeriksa kecukupan oli dalam sirkuit mesin pendingin. 3. Penambahan oli setelah mengganti komponen Ketika sirkuit refrigerant terbuka, refrigerant akan mengalami penguapan dan akan terlepas ke udara. Betapapun meski kompresor oli tidak mengalami penguapan pada temperatur kamar, bila ingin mengganti komponen seperti receiver/dryer, evaporator, kondensor, maka sejumlah oli akan terbawa oleh komponen lama yang digantikan. Maka sebaiknya saat itu juga ditambahkan jumlah oli sebanyak yang melekat pada komponen lama.

(1/1) Sistem Refrigeration

Magnetic Clutch 1. Fungsi Magnetic cluth digerakkan oleh mesin melalui drive belt. Magnetic Cluth adalah perangkat yang menghubungkan mesin dan kompresor. Magnetic cluth berhenti dan menggerakkan kompresor pada saat diperlukan. 2. Konstruksi Magnetic cluth terdiri dari stator (elektromanet), puli, keping pusat/ centerpiece dan komponen lain. Centerpiece dipasang bersama dengan tuas kompresor dan stator dipasang didepan rumah kompresor. 3. Cara kerja • Bila magnetic cluth berputar, maka arus masuk ke kumparan stator, yang membuat stator mengeluarkan elektromagnet yang kuat. Akibatnya stator mendorong centerpiece dengan daya magnet yang kuat, yang membuat kompresor ikut berputar bersama puli. • Bila magnetic cluth mati, arus tidak lagi masuk ke stator, yang menyebabkan centerpiece tidak lagi punya daya mendorong ke puli. Dan puli pun berputar sendiri, tidak lagi mengikutsertakan kompresor.

(1/1)

- 14 -

Sistem Refrigeration

Kondensor 1. Fungsi Kondensor mendinginkan gas refrigerant yang telah mencapai temperatur tinggi dan tekanan tinggi karena tekanan yang dilakukan kompresor. Umumnya sudah dalam keadaan cair namun sudah bercampur dengan semacam gas.

2. Konstruksi Kondensor terdiri dari tabung dan sirip-sirip. Dipasang dan dirancang di depan permukaan radiator.

3. Cara kerja Temperatur tinggi dan tekanan tinggi gas refrigerant yang dikirim dari kompresor dipisahkan dalam tiga bagian tabung untuk masuk melewati kondensor untuk didinginkan.

(1/1)

Sistem Refrigeration

Receiver/Dryer dan Sight-Glass 1. Receiver/dryer Receiver/dryer adalah perangkat untuk menyimpan refrigerant yang telah dicairkan oleh kondensor, dan darinya di kirim sejumlah yang dibutuhkan oleh evaporator. Receiver/dryer mempunyai pengering dan penyering di dalamnya, mampu menghilangkan benda-benda asing atau kelembaban di dalam perputaran refrigant. Bila ada kelembaban di dalam perputaran refrigerant bagian di dalamnya akan terkikis karena berkarat atau membeku di dalam katup ekspansi, yang membuatnya tersumbat.

2. Kaca periksa/Sight-glass (1) Fungsi Sight glass adalah lubang kaca untuk memeriksa aliran refrigerant di dalam perputaran mesin pendingin dan untuk memeriksa jumlah (permukaan) refrigerant.

(2) Konstruksi Ada dua tipe: satu adalah dipasang diluar receiver/dryer dan yang kedua pada pipa antara receiver/dryer dan katup ekspansi.

(3) Catatan pemeriksaan Umumnya bila banyak gelembung terlihat dari lubang periksa, artinya refrigerant tiak cukup, bila tidak terlihat gelembung maka jumlah refrigerant sudah memadai.

PETUNJUK: • Bila tidak didapati refrigerant atau refrigerant berlebihan, maka gelembung busa akan

terlihat. Sebagai tambahan, tergantung dari kondisi kecepatan mesin atau tekanan refrigerant, dan jumlah refrigerant sudah memadai, gelembung akan terlihat.

• Untuk tipe kondensor sub-cool, karena lebih banyak refrigerant diisikan pada saat tidak terlihat gelembung, refrigerant bisa saja belum memadai meski kelihatannya normal dari hasil pemeriksaan di kaca periksa.

(1/1) Sistem Refrigeration

Kondenser Tipe Sub-Cool 1. Uraian Pada mobil keluaran baru, kondensor tipe sub-cool digunakan untuk meningkatkan kapabilitas pendingin.

2. Cara Kerja Pada siklus pendinginan kondensor sub-cool, modulator berfungsi sebagai receiver/pengering dan menempatkan cairan pendingin di dalam modulator. Selain itu, pendingin didinginkan dalam komponen yang sangat dingin sehingga menjadi benar-benar cair, dengan begitu kemampuan mendinginkan menjadi lebih tinggi. Dalam modulator, saringan dan pengering yang menghilangkan lembab dan benda asing ada di dalam pendingin.

PETUNJUK: Untuk memindahkan pengering dan saringan dalam modulator, putuskan pengisian pendingin dan pindahkan tutupnya.

(1/2)

- 15 -

Sistem Refrigeration

Kondenser Tipe Sub-Cool PERHATIAN: Dalam siklus sub-cool, titik dimana gelembung tidak ada, adalah sebelum batas stabilisasi kemampuan pendinginan, dimana dibutuhkan lebih dari 100 g cairan pendingin untuk mencapai jumlah yang sesuai. Jika pengisian pendingin berhenti pada saat gelembung tidak muncul, kemampuan pendinginan akan tidak mencukupi. Sedangkan, pengisian berlebihan akan menurunkan kemampuan pendinginan dan membuat bahan bakar tidak ekonomis. Jadi pastikan mengisi dengan jumlah yang sesuai.

(2/2)

Sistem Refrigeration

Expansion Valve (Tipe Box) 1. Fungsi • Katup expansion memancarkan cairan pendingin dengan temperatur dan tekanan tinggi dan melewati receiver dari lubang kecil. Menyebabkan pendingin menyebar dan merubahnya menjadi kabut pendingin dengan temperatur dan tekanan rendah. • Berdasarkan beban pendinginan, katup expansion menyesuaikan jumlah pendingin yang di pasok ke evaporator. 2. Konstruksi Katup ini akan mendeteksi temperatur pendingin (beban pendinginan) di sekeliling soket evaporator melalui batang pendeteksi panas dan mentransmisikannya ke gas yang ada di dalam diafragma. Perubahan tekanan gas karena adanya perubahan temperatur dan keseimbangan antara tekanan soket evaporator menyebabkan pegas tekanan menggerakkan jarum soket untuk menyesuaikan jumlah pendingin yang mengalir. 3. Cara Kerja Temperatur di sekeliling soket evaporator berubah tergantung dari beban pendinginan. • Jika beban pendinginan kecil, temperatur di sekeliling soket evaporatro menurun dan temperatur yang ditransmisikan dari batang pendeteksi panas ke gas dalam diafragma juga ikut turun. Menyebabkan gas berkonstraksi, akibatnya jarum katup tertekan oleh soket tekanan pendingin dari evaporator dan pegas tekanan menekan dan bergerak ke kanan. Penutupan katup akan menurunkan jumlah aliran pendingin dan menurunkan kemampuan pendinginan. • Jika beban pendinginan besar, temperatur sekeliling soket evaporator meningkat dan menyebabkan gas menyebar. Akibatnya jarum katup bergerak ke kiri, menekan pegas penekan. Pembukaan katup akan meningkatkan jumlah sirkulasi pendingin dan membuat kemampuan pendinginan naik.

(1/1)

- 16 -

Sistem Refrigeration

Katup Expansion 1. Konstruksi Komponen yang mendeteksi temperatur pada katup expansion terletak di sisi luar soket evaporator. Di atas diafragma yang mengarah ke tabung pendeteksi panas terdapat gas pendingin dan tekanan gas berubah tergantung dari temperatur pada soket evaporator. Tekanan pendingin pada soket evaporator ada di bagian bawah diafragma. Keseimbangan antara kekuatan untuk menekan diafragma ke atas (tekanan pendingin pada soket evaporator + daya pegas) dan tekanan pendingin dari tabung pendeteksi panas akan menggerakkan jarum katup untuk menyesuaikan dengan aliran pendingin. 2. Fungsi dan Cara Kerja Fungsi dan cara kerja tipe ini sama dengan tipe box.

(1/1)

Sistem Refrigeration

Evaporator 1. Fungsi Evaporator menguapkan kabut pendingin yang dibuat rendah temperatur dan tekanannya di katup expansion dan mendinginkan udara di sekitar evaporator. 2. Konstruksi Terdiri dari tangki, tabung dan sirip pendingin. Tabung masuk melalui sejumlah sirip pendingin dan membentuk jalan masuk kecil untuk menciptakan daya konduksi yang bagus. 3. Cara Kerja Kipas motor blower memasukkan angin ke evaporator. Pendingin menggerakkan panas dari udara dan di panaskan menjadi gas. Fan motor blower mendorong udara ke evaporator. Refrigerant memindahkan panas pengembunan dari udara dan memanaskan gas. Pada saat udara melewati evaporator, akan didinginkan. Lembab dalam udara dibekukan dan menempel ke sirip pendingin. Kelembababan itu menjadi titik air dan disimpan di wadah untuk dialirkan keluar dari kendaraan melalui slang pengering.

(1/1)

- 17 -

Sistem Refrigeration

EPR (Evaporator Pressure Regulator) (Referensi) 1. Fungsi Jika evaporator membeku, udara tidak akan mengalir melalui sirip. Sehingga rasio pertukaran panas menurun mengakibatkan kemampuan pendinginan tidak mencukupi. Pendingin tidak akan lebih rendah dari 0°C (32°F) pada saat tekanan di atas 0.18 MPa (2kgf/cm²), menurut karakternya. EPR menjaga tekanan pendingin di evaporator agar selalu di atas 0.18 MPa (2kgf/cm²) untuk mencegah evaporator membeku. 2. Konstruksi EPR adalah katup pengatur tekanan yang menempel antara evaporator dan kompresor. Terdiri dari metal pengembus dan piston. 3. Cara Kerja • Jika temperatur ruangan menurun dan beban pendinginan menjadi kecil, tekanan penguapan (Pe) pendingin di evaporator menjadi berkurang. Pada saat ini, tekanan penguapan (Pe) pendingin di EPR menjadi lebih kecil daripada di tekanan pegas (Ps) di pengembus. Akibatnya piston tertekan ke kanan, katup bergerak ke arah menutup supaya mengurangi jumlah aliran pendingin dan kemampuan pendinginan menjadi semakin kecil menurut beban pendinginan. • Jika temperatur ruangan meningkat dan beban pendinginan menjadi besar, tekanan penguapan (Pe) pendingin di evaporator meningkat. Pada saat ini, tekanan penguapan (Pe) pendingin di EPR menjadi lebih besar daripada tekanan pegas (ps) di pengembun. Akibatnya piston bergerak ke kiri, katup terbuka dan pendingin dengan jumlah besar dialirkan dari evaporator dihisap ke kompresor.

(1/1)

Kontrol A/C Garis Besar 1. Penjelasan Agar A/C bekerja normal atau untuk mengurangi kerusakan komponen bila terjadi gangguan, sinyal dari setiap sensor dikirim ke A/C amplifier untuk mengontrol kerja A/C. (1) Switch kontrol tekanan: Ini untuk mendeteksi peningkatan yang abnormal pada tekanan refrigerant dan mematikan magnetic cluth untuk melindungi komponen sekaligus mematikan kerja kompresor. (2) Kontrol temperatur Evaporator: Ini untuk mendeteksi temperatur permukaan evaporator, dan mengidupkan/mematikan magnetic cluth untuk mengontrol kerja kompresor maka evaporator tidak akan membeku. (3) Sistem perlindungan drive belt: Ini untuk mendeteksi bila kompresor terkunci, mencegah sabuk penggeraknya rusak dan menyebabkan lampu indikator berkedip. (4) Compressor two-stage control system: Ini untuk mengontrol penggunaan rata-rata kompresor dan meningkatkan efisiensi bahan bakar serta ketahannya. (5) Dual A/C (rear cooler) control: Ini untuk menghidupkan/mematikan katup magnetic untuk mengontrol sirkuit refrigerant. (6) Idle-up control: Ini untuk menstabilkan mesin idle bila A/C hidup. (7) Electric fan control: Ini untuk mengontrol electric fan dan meningkatkan kemampuan pendinginan, efisiensi bahan bakar dan mengurangi kebisingan.

- 18 -

Kontrol A/C

Switch kontrol tekanan 1. Fungsi Switch tekanan dipasang pada bagian tekanan tinggi dari perputaran refrigerant. Bila dideteksi adanya gangguan tekanan pada perputaran refrigerant maka aia akan segera menghentikan kerja kompresor untuk mencegah menjalarnya kerusakan pada komponen lain pada jalur perputaran refrigerant. 2. Pendeteksian kepada tekanan rendah yang abnormal. Kerja komprsor bila refrigerant didapati kurang mencukupi atau bila tiak ada refrigerant karena ada kebocoran atau kasus lain pada pelumasan pada tekanan oli , yang membuat kompresor rusak. Bila tekanan refrigerant abnormal kurang dari 0.2 MPa (2kgf /cm²)), memutar switch tekanan ke off membuat magnetic clutchnya berhenti. 3. Deteksi tekanan tinggi yang tidak normal Tekanan refrigerant di jalur perputaran refrigerant menjadi terlalu tinggi bila pendinginan pada kondensor kurang, atau isi refrigerant berlebihan. Kondisi ini bisa membuat komponen dalam jalur perputaran refrigerant pecah. Bila tekanan refrigerant abnormal tingginya lebih dari 3.1 MPa (31.7 kgf/cm²)) maka mematikan switch dan magnetic clutch berhenti.

(1/1) Kontrol A/C

Kontrol Temperatur Evaporator 1. Fungsi Untuk mencegah pembekuan pada vaporator, temperatur permukaan pada evaporator mengontrol bekerjanya kompresor. Temperatur permukaan evaporator dideteksi oleh thermistor dan apabila temperatur berada di bawah derajat yang ditentukan, magnetik clutch akan memutus aktivitas, untuk mencegah evaporator temperatur, evaporator turun di bawah 0* C (32* F). A/C yang memakai EPR tidak memerlukan kontrol ini.

(1/1)

Kontrol A/C

Sistem proteksi Sabuk penggerak 1. Fungsi Bila baling-baling pompa power steering, alternator atau peralatan lain bergerak bersama dengan kompresor yang digerakkan sabuk penggerak, bila kompresornya terkunci atsu sabuknya putus, semua perangkat peralatan itu menjadi tidak bekerja. Ini adalah sistem yang mencegah sabuk penggerak putus dengan matinya magnetic cluth, bila suatu saat kompresor terkunci/macet. Pada saat yang sama, sistem membuat lampu indikator A/C berkedip memberikan informasi kepada pengemudi adanya gangguan. 2. Konstruksi Setiap saat kompresor berputar, sinyal akan ditimbulkan di koil pada sensor kecepatan. ECU akan mendeteksi perputaran kompresor dengan menghitung kecepatan sinyal. 3. Cara kerja Membandingkan kecepatan mesin ke kompresor. Jika perbedaannya melebihi nilai tertentu, ECU akan memerintahkan untuk mengunci kompresor dan mematikan kopling magnetik. ECU juga menyebabkan lampu switch A/C berkedip untuk memberitahu pengemudi adanya gangguan.

(1/1)

- 19 -

Kontrol A/C

Sistem Kontrol Kompresor Dua-tahap 1. Fungsi Sistem ini mengubah timing untuk mematikan kompresor berdasarkan temperatur evaporator dan mengkontrol rasio operasional. Jika rasio operasional rendah, bahan bakar menjadi ekonomis dan kecakapan mengemudi meningkat. 2. Cara Kerja • Jika switch A/C menyala akan mengkontrol kompresor. Kompresor akan mati bila temperatur di termistor di bawah °C (37.4°F), dan menyala jika 4°C (39.2°F) atau lebih. Pendinginan ini ada di batas di mana evaporator tidak akan membeku. • Jika switch ECON menyala, akan mengkontrol kompresor sehingga kompresor akan mati jika temperatur termistor di bawah 10°C (50°F), dan menyala jika 11°C (51.8°F) atau lebih. Karena itulah pendingin menjadi lemah tapi rasio operasional kompresor menurun. PETUNJUK: Untuk mengubah rasio operasional, beberapa sistem menggunakan kompresor tipe wobble plate untuk berubah terus menerus.

(1/1) Kontrol A/C

Kontrol Dual A/C (Pendingin belakang) 1. Fungsi Dual A/C dan siklus pendingin dengan pendingin belakang memiliki evaporator dan katup expansion untuk bagian depan dan belakang. Membuat pendingin bersirkulasi menggunakan kompresor. Untuk mengendalikan dua rangkaian pendingin, dibutuhkan katup solenoid. 2. Cara Kerja • Jika A/C depan menyala, arus listrik mengalir melalui katup solenoid dan akan menyala (membuka) sementara arus listrik tidak mengalir melalui katup solenoid belakang sehingga katup mati (menutup). Oleh karena itu, pendingin mengalir hanya pada sirkuit bagian depan saja. • Jika switch A/C belakang menyala, arus listrik mengalir melalui kedua sisi depan dan belakang dan kedua katup menyala (membuka) sehingga pendingin mengalir ke rangkaian pendingin di sisi depan dan belakang. PETUNJUK: Pada beberapa model, arus listrik mengalir hanya di katup solenoid belakang jika hanya A/C belakang yang dinyalakan.

(1/1) Kontrol A/C

Kontrol Idle-up 1. Fungsi Dalam keadaan idle seperti lalu lintas yang lambat atau saat berhenti, pengeluaran mesin kecil. Dalam keadaan ini, perputaran kompresor ke mesin melebihi beban sehingga menyebabkan mesin panas atau mesin mati. Sehingga dibutuhkan alat untuk idle-up untuk membuat kecepatan pada saat idle lebih tinggi sedikit untuk penggunaaan A/C. 2. Cara Kerja Engine ECU yang merima sinyal menyala A/C akan membuka katup kontrol kecepatan idle untuk meningkatkan pasokan udara sehingga mesin berputar pada kecepatan yang sesuai.

(1/1)

- 20 -

Kontrol A/C

Kontrol Kipas Elektrik 1. Fungsi Kipas elektrik mendinginkan kondensor jika A/C sedang bekerja untuk meningkatkan kapabilitas pendinginan. 2. Cara Kerja Pada kendaraan yang menggunakan kipas elektrik untuk mendinginkan radiator, penggunaan dua kipas untuk masing-masing radiator dan kondensor dapat mengendalikan kapabilitas pendinginan dalam tiga tahap (stop, kecepatan rendah, kecepatan tinggi). Jika A/C sedang bekerja, hubungan dua kipas elektrik berganti ke hubungan serial (kecepatan rendah) atau hubungan paralel (kecepatan tinggi), tergantung dari kondisi tekanan pendingin dan temperatur pendingin. • Jika tekanan pendingin tinggi atau temperatur pendingin mesin tinggi, dua kipas elektrik terhubung ke paralel dan berputar ke kecepatan tinggi. • Jika tekanan pendingin rendah atau temperatur pendingin mesin rendah, dua kipas elektrik terhubung ke serial dan berputar ke kecepatan rendah. PETUNJUK: • Pada model-model belakangan ini tidak hanya tipe yang bisa mengubah hubungan kipas dengan relai (hubungan serial, hubungan paralel) tapi juga tipe yang bisa menyesuaikan arus listrik ke kipas elektrik melalui engine ECU dan ECU kipas pendingin. • Metode hubungan antara relai dan kipas dan operasional relai ON/OFF bervariasi tergantung dari modelnya.

(1/1) Pemeriksaan/Test

Catatan untuk Pemeliharaan Sistem Air Conditioning 1. Pada saat menangani pendingin pencegahan berikut ini harus diperhatikan. • Jangan menangani pendingin di ruang tertutup atau dekat api. • Selalu gunakan pelindung mata. • Hati-hati terhadap cairan pendingin supaya tidak kontak dengan mata atau kulit. (1) Jika cairan pendingin mengenai mata atau kulit: • Jangan digosok. • Cuci daerah yang terkena dengan air dingin yang banyak. • Usapkan vaselin ke kulit. • Temui dokter atau rumah sakit secepatnya untuk mendapatkan perawatan profesional. • Jangan coba-coba mengobati sendiri. 2. Pada saat mengganti komponen pendingin. • Kembalikan pendingin ke mesin recovery pendingin untuk penggunaan kembali nanti. • Masukkan steker secepatnya ke dalam komponen yang tidak terhubung untuk mencegah masuknya lembab atau debu. • Jangan tinggalkan kondensor yang baru atau receiver/pengering, dll di sekeliling tanpa steker dicabut. • Putuskan pengisian gas nitrogen dari katup pengisian sebelum mencabut steker dari kompresor yang baru. Jika gas nitrogen tidak di putuskan pengisiannya dahulu, kompresor akan menyemprotkan gas nitrogen pada saat steker di cabut. • Jangan menggunakan pembakar untuk mengikat atau mengencangkan tabung.

(1/3)

- 21 -

Pemeriksaan/Test

Catatan untuk Pemeliharaan Sistem Air Conditioning 3. Ketika mengencangkan komponen yang terhubung. • Gunakan beberapa tetes minyak kompresor untuk mengencangkan cincin O supaya mudah dan mencegah kebocoran gas pendingin. • Gunakan sekrup terbuka di dua sisinya untuk mengencangkan baut untuk mencegah berputarnya tabung. • Kencangkan perlengkapan cincin O atau perlengkapan tipe baut ke torque tertentu. 4. Pada saat menangani wadah pendingin. • Wadahnya jangan dipanaskan. • Wadahmya harus tetap berada di bawah 40°C (104°F). • Jika menghangatkan wadah dengan air hangat, hati-hati supaya katup di atas wadah jangan sampai kemasukan air karena akan membuat air menembus ke sirkuit pendingin. • Wadah yang kosong jangan digunakan kembali. 5. Jika A/C menyala dan gas pendingin diisi kembali. • Jika tidak terdapat gas pendingin yang mencukupi di sirkuit pendingin, pelumasan oli menjadi tidak optimal dan terbakarnya kompresor bisa terjadi. Jadi hati-hati untuk menghindari ini terjadi. • Jika katup pada sisi tekanan tinggi terbuka, pendingin mengalir terbalik dan menyebabkan kaleng servis retak. Jadi buka dan tutup katup pada saat tekanan rendah saja. • Jika wadah pendingin dibalik dan pendingin diisi berupa cairan, cairan akan termampatkan dan kompresor akan rusak. Jadi pendingin harus diisi berupa gas. • Hati-hati, jangan mengisi pendingin dengan gas terlalu banyak, menyebabkan gangguan, seperti pendinginan yang tidak sempurna, bahan bakar boros, mesin terlalu panas, dll.

(2/3) 6. Pada saat menggunakan obor detektor kebocoran halida Karena digunakan api terbuka, bahaya apabila menyalakan gas eksplosif. Sekeliling area harus di periksa apakah ada bahan yang mudah terbakar atau meledak sebelum menggunakan detektor ini. Walaupun pendingin R-12 tidak beracun, dia akan menjadi beracun bila terpapar dengan api. Untuk itu, jika warna api pada detektor berubah, hati-hati jangan sampai menghirup gas yang dipancarkan oleh detektor.

(3/3)

- 22 -

Pemeriksaan/Test

Catatan untuk Pemeliharaan Sistem Air Conditioning 1. Apakah sabuk pengendara longgar? Jika sabuk stir longgar, akan longgar sehingga mengakibatkan usang. 2. Jumlah udara yang ditiupkan tidak mencukupi Periksa adanya kotoran atau sumbatan di filter udara. 3. Suara bising dekat kompresor Periksa pemasangan baut kompresor dan bracket. 4. Suara bising di dalam kompresor Suara bising bisa disebabkan adanya kerusakan di komponen internal. 5. Sirip kondensor penuh dengan debu dan kotoran Jika sirip kondensor dipenuhi debu dan kotoran, efisiensi pendinginan kondensor bisa menurun drastis. Cuci semua kotoran dan debu dari kondensor.

(1/2)

6. Oli mengotori penghubung atau sambungan sistem pendingin Adanya noda oli pada sambungan atau hubungan mengindikasikan adanya kebocoran pendingin di tempat itu. Jika ditemukan noda oli, komponen harus di kencangkan kembali atau diganti untuk mencegah kebocoran gas. 7. Suara bising di dekat blower Putar motor blower ke LO, MED, dan HI. Jika suara tidak normal terdengar atau rotasi motor tidak tepat, ganti motor blower. Benda asing yang terjebak di blower juga mengakibatkan suara bising dan pengencangan motor yang tidak tepat mengakibatkan perputaran yang tidak tepat. Jadi, periksa hal itu sebelum mengganti motor blower. 8. Pemeriksaan kuantitas pendingin melalui sight-glass Jika jumlah gelembung banyak terlihat lewat sight-glass, pendingin akan tidak mencukupi, jadi isi kembali sampai cukup. Bersamaan periksa juga noda oli, seperti yang digambarkan sebelumnya, untuk memastikan tidak ada kebocoran pendingin. Jika gelembung tidak bisa terlihat lewat sight-glass, bahkan pada saat kondensor didinginkan dengan mengucurkan air, masih terdapat banyak pendingin di sistem, putuskan pengisian pendingin sampai tinggal jumlah yang sesuai. PETUNJUK: Pada saat sistem menggunakan kondensor tipe sub-cool, pendingin tidak akan cukup walaupun gelembung tidak telihat.

(2/2)

Pemeriksaan/Test

Diagnosis gangguan di sirkuit pendinginan 1. Pentingnya pemeriksaan tekanan Periksa tekanan refrigerant saat pengatur udara bekerja dan membuat anda bisa memeriksa daerah gangguan atau penyebabnya. Ini penting untuk menegaskan nilai kerugian yang tepat dan mendiagnosis gangguan. 2. Mencari gangguan dengan manifold gauge Bila mencari sumber gangguan dengan menggunakan manifold gauge, ikuti langkah-langkah berikut ini: • Temperatur engine coolant setelah pemanasan Semua pintu terbuka penuh • Selektor airflow: "FACE" • Selektor Air inlet: "RECIRC" • Kecepatan Engine: 1,500 rpm (R-134a), 2,000 rpm (R-12) • Selektor kecepatan Blower: HI • Selektor Temperature: MAX. COOL • Switch A/C: ON • Temperatur inlet A/C: 30 ~ 35°C (86 ~ 95°F) PERHATIAN: Kendaraan yang memakai EPR, karena sisi tekanan rendah dikontrol dengan EPR, nilai abnormal bisa jadi tidak langsung terukur pada ukuran tekanan

(1/1)

- 23 -

Pemeriksaan/Test

Pemeriksaan dengan Manifold Gauge 1. Normal Bila putaran mesin pendingin berjalan normal, nilai ukuran tekanan menunjukkan sebagai berikut: • Sisi tekanan rendah. 0.15 to 0.25 MPa (1.5 to 2.5 kgf/cm²) • Sisi tekanan tinggi 1.37 to 1.57 MPa (14 to 16 kgf/cm²)

(1/8) 2. Jumlah refrigerant tidak cukup Seperti ditunjukkan dalam ilustrasi, bila refrigerant tidak cukup, ukuran tekanan untuk kedua sisi, sisi tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi akan menunjukkan lebih rendah dari nilai normal yang seharusnya. (1) Gejala • Tekanan di kedua sisi menjadi rendah, yakni sisi tekanan rendah maupun tinggi. • Gelembung bisa dilihat dari gelas periksa. • Pendinginan tidak cukup (2) Sebab • Volume refrigerant rendah • Gas bocor (3) Cara memperbaiki • Periksa kebocoran gas dan perbaiki. • Isi kembali refrigerant.

(2/8) 3. Refrigerant berlebihan atau pendinginan tidak cukup Bila refrigerant berlebihan atau pendinginan di kondensor tidak cukup dingin, ukuran tekanan pada kedua sisi, sisi tekanan rendah maupun tinggi menjadi lebih tinggii dari njilai normal yang seharusnya. (1) Gejala • Tekanan menjadi tinggi di kedua sisi, sisi tekanan rendah maupun tinggi. • Gelembung tidak terlihat pada kaca periksa, meski pada putaran mesin rendah. • Pendinginan tidak cukup. (2) Penyebab • Refrigerant berlebihan. • Kondensor pendinginan lemah. (3) Cara memperbaiki • Sesuaikan volume refeigerant. • Bersihkan kondensor. • Periksa sistem pendingin kendaraan (electric fan, engine coolant dll.).

(3/8)

4. Kelembaban dalam perputaran refrigeration Bila kelembaban merembes kedalam sistem perputaran refrigerant, ukuran tekanan terlihat normal, saat pengatur udara mulai bekerja. Setelah beberapa lama, sisi tekanan rendah secara pelan-pelan menunjukkan kevakuman. Setalah beberapa menit, ukuran tekanan pulih kembali ke tekanan normal, Hal ini akan terjadi berulang-ulang. Gejala ini terjadi bila kelembaban kembali merembes menjadikan beku dan meleleh perputaran refrigerant di dekat katup ekspansi. (1) Gejala • Normal pada saat pengatur udara mulai bekerja. Setelah beberapa lama sisi tekanan rendah perlahan-lahan menunjukkan kevakuman. (2) Penyebab • Perembesan kelembaban (3) Cara memperbaiki • Ganti receiver/dryer. • Ganti dengan tuntas refrigerant. Penggantian ini membuat kelembaban hilang dari perputaran.

(4/8)

- 24 -

Pemeriksaan/Test

Pemeriksaan dengan Manifold Gauge 5. Kerusakan tekanan dalam compressor Bila terjadi kerusakan tekanan dalam kompresor, ukuran tekanan pada sisi tekanan rendah menjadi lebih tinggi dari nilai normal. Ukuran tekanan pada sisi tekanan tinggi menjadi lebih rendah dari nilai normalnya. (1) Gejala • Sisi tekanan rendah menjadi tinggi, sisi tekanan tinggi menjadi rendah. • Mematikan dengan segera penyejuk udara akan mengembalikan sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah pada tekanan yang sama. • Unit kompresor tidak panas disentuh. • Pendinginan tidak cukup. (2) Penyebab • Kompresor rusak. (3) Cara memperbaiki • Periksa dan perbaiki kompresor.

(5/8) 6. Perputaran refirgerant tersumbat Bila refrigerant gagal bersirkulasi (karena ada sumbatan di jalur perputarannya) ukuran tekanan pada sisi tekanan rendah menunjukkan kevakuman. Ukuran tekanan pada sisi tekanan tinggi menjadi lebih rendah dari nilai normal. (1) Gejala • Pada kasus sumbatan yang total, sisi tekanan rendah seketika akan menujukkan kevakuman. (Tidak dingin sama sekali). • Pada keadaan ada kecenderungan tersumbat, sisi tekanan rendah perlahan-lahan menunjukkan kevakuman tekanan. (Pendinginan tergantung derajat ketersumbatannya). • Temperatur berbeda terjadi sebelum dan sesudah wilayah tersumbat. (2) Penyebab • Debu atau kelembaban yang membeku menyumbat katup ekspansi. EPR atau lubang lain menghalangi aliran refrigerant. • Gas bocor di heat-sensing rod. (3) Cara memperbaiki • Klarifikasi penyebab tersumbatnya. Ganti komponen yang menyebabkan tersumbat. • Lakukan dengan cermat pembersihan dalam jalur perputaran refrigerant

(6/8) 7. Udara dalam perputaran mesin pendingin Bila ada udara merembes ke jalur perputaran refrigerant, ukuran tekanan pada kedua sisi tekanan rendah maupun sisi tekanan tinggi menjadi lebih tinggi dari ukuran normalnya. (1) Gejala • Tekanan menjadi tinggi di kedua sisi tekanan rendah maupun sisi tekanan tinggi. • Pendinginan berkurang secara proporsional dengan penambahan tekanan pada sisi tekanan rendah. • Bila volume refrigerant sudah pas, aliran gelembung udara di gelas periksa menjadi sama ketika dijalankan dalam keadaan normal. (2) Penyebab • Perembesan udara. (3) Cara memperbaiki • Ganti refrigerant. • Lakukan pembersihan dengan cermat pada jalur perputaran regfrigerant.

(7/8) 8. Katup ekspansi terbuka berlebihan Bila katup ekspansi terbuka terlalu lebar, ukutran tekanan pada sisi tekanan rendah menjadi lebih tinggi dari ukuran normalnya. Ini membuat pendinginan menjadi berkurang. (1) Gejala • Tekanan pada sisi tekanan rendah meningkat dan pendinginan menjadi berkurang (Tekanan pada sisi tekanan tinggi menunjukkan nyaris tisdak ada perubahan). • Pembekuan melekat pada pipa tekanan rendah. (2) Penyebab • Ada kerusakan pada katup ekspansi. (3) Gejala • Periksa an perbaiki kondisi instalasi dari tabung heat sensing

(8/8) Pemeriksaan/Test

Penampilan Test 1. Penjelasan

- 25 -

Untuk melihat penampilan pendinginan A/C, ukur perbedaan temperatur antara lubang pemasukan dan lubang keluaran udara, dan tentukan nilai yang normal dalam standart grafik yang ditampilkan 2. Kondisi Test Lakukan pengujian kendaraan dengan kondidi sebagai berikut: • Parkir kendaraan di tempat teduh • Temperatur Engine coolant: Setelah pemanasan • Semua pintu dalam keadaan terbuka penuh • Selektor airflowr: "FACE" • Selektor Air inlet: "RECIRC" • Kecepatan putaran mesin: 1,500 rpm (R-134a), 2,000 rpm (R-12) • Kecepatan Blower: HI • Selektor Temperature: MAX.COOL • Switch A/C: ON • Tekanan pada sisi tekanan tinggi: 1.5MPa (15.5 kgf/cm²) 3. Ukur temperatur masing-masing Letakkan bohlam termometer kering dan basah pada lubang udara masuk dan bohlam termometer kering pada lubang udara keluaran. Bila temperetur udara pada lubang keluaran stabil (setelah 5-6 menit) ukur perbedaan antara kedua bohlam kering termometer dan kelembaban udara pada lubang udara masuk.

(1/2)

4. Bagaimana untuk mendapatkan kelembaban Gunakan temperetur dari bohlam kering termometer dan bohlam basah termometer yang dilubang udara masukan, pada grafik psychrometric untuk mendapatkan angka kelembaban. Sebagai contoh bila bohlam kering termometer adalah 25°C (77°F) dan bohlam basah termometer adalah 19.5°C (67.1°F), maka titik di mana garis berpotongan itulah angka kelembaban. Di sini diperoleh angka 60%. 5. Bagaimana membaca penampilan grafik Pada titik garis berpotongan yang diakibatkan kedua hasil nilai di dalam area teduh, kemampuan pendinginan masih dibilang bagus.

(2/2)

Latihan

Gunakan latihan untuk mengecek pemahaman anda terhadap bahan di bab ini. Setelah menjawab pertanyaan, anda bisa menggunakan tombol referensi untuk mengecek halaman yang berhubungan dengan pertanyaan. Jika jawaban anda salah, silahkan

- 26 -

kembali ke teks untuk memahami kembali bahan dan cari jawaban yang benar. Jika semua pertanyaan bisa terjawab dengan benar, anda bisa melanjutkan ke bab selanjutnya.

- 27 -

- 28 -

- 29 -

- 30 -