gambaran kualitas sanitasi dasar di pondok pesantren miftahul huda a1
TRANSCRIPT
GAMBARAN KUALITAS SANITASI DASAR DI PONDOK
PESANTREN MIFTAHUL HUDA AL-AZHAR CITANGKOLO DESA
KUJANGSARI KOTA BANJAR TAHUN 2016
Disusun oleh :
Atika Febriani P 26.13 1018 2012
Didi Suryana 26.08 1005 2012
Anjar Puspitaningrum 26.08 1007 2012
Reyhan Calabro 26.24 1046 2012
Depy Itasari 26.34 1072 2012
Fuchsia Firdausi Zein 26.48 1105 2012
Siti Sahara Andiyanti 26.48 1106 2012
PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Stase IKAKOM 1 pada
Kepaniteraan Klinik Program Studi Kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016
GAMBARAN KUALITAS SANITASI DASAR DI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA AL-AZHAR CITANGKOLO DESA KUJANGSARI KOTA
BANJAR TAHUN 2016
Atika Febrian P, Didi Suryana, Anjar Puspitaningrum, Reyhan Calabro, Depy Itasari, Fuschsia Firdausi Zein, Siti Sahara Andiyanti1, Mamik Setiyawati2
1. Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
2. Pembimbing klinik mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
ABSTRAK
Latar Belakang : Sanitasi lingkungan adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan yang optimum juga. Ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sanitasi dasar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al- Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar wilayah kerja Puskesmas Langensari 1 pada bulan Maret – 16 April 2016 dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi.
Hasil : Kualitas sanitasi dasar Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar masih belum memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Banjar. Setiap Pondok Pesantren seharusnya memenuhi persyaratan yang berkaitan dengan sanitasi mulai dari persyaratan kesehatan lingkungan, persyaratan kesehatan bangunan dan fasilitas sanitasi.
Kesimpulan : Kualitas sanitasi dasar Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar masih belum memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Banjar mulai dari persyaratan kesehatan lingkungan, persyaratan kesehatan bangunan dan fasilitas sanitasi.
Kata Kunci : Sanitasi dasar, Pondok Pesantren
DESCRIPTION OF SANITATION QUALITY IN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA AL-AZHAR CITANGKOLO, KUJANGSARI VILLAGE,
BANJAR CITY 2016
Atika Febrian P, Didi Suryana, Anjar Puspitaningrum, Reyhan Calabro, Depy Itasari, Fuschsia Firdausi Zein, Siti Sahara Andiyanti1, Mamik Setiyawati2
1. Medical student of the faculty of medication and health Universitas of Muhammadiyah Jakarta.2. Clinical Instructor of Medical student of the faculty of medication and health Universitas of Muhammadiyah
Jakarta.
ABSTRACT
Background: Environmental sanitation is a condition or state of optimum environment that positively affects the health status of optimum well. The scope of environmental health, among others: housing, disposal of human waste (faeces), water supply, garbage disposal, sewage (wastewater), house farm animals (cage), etc.
Objective : This study aims to describe basic sanitation in Islamic Boarding School Miftahul Huda Al- Azhar Citangkolo, Kujangsari, Banjar 2016.
Methods: This study using descriptive qualitative method and the cross sectional approach. The study was conducted in Islamic Boarding School Miftahul Huda Al- Azhar Citangkolo, Kujangsari, Banjar Puskesmas Langensari in 1 March - 16 April 2016 by conducting in depth interviews and observation.
Results: Sanitation quality Islamic boarding school Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kujangsari Banjar still does not meet the requirements that have been defined Banjar City Health Office. Each Islamic boarding school should meet the requirements relating to sanitation ranging from environmental health requirements, health requirements of building and sanitary facilities.
Conclusion: Sanitation quality Islamic boarding school Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kujangsari Banjar still does not meet the requirements that have been defined Banjar City Health Office ranging from environmental health requirements, health requirements of building and sanitary facilities.
Keywords: Basic Sanitation, Islamic boarding school.
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
Gambaran Kualitas Sanitasi Dasar Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016
Telah disusun dan dipersiapkan oleh:
Atika Febriani P 26.13 1018 2012
Didi Suryana 26.08 1005 2012
Anjar Puspitaningrum 26.08 1007 2012
Reyhan Calabro 26.24 1046 2012
Depy Itasari 26.34 1072 2012
Fuchsia Firdausi Zein 26.48 1105 2012
Siti Sahara Andiyanti 26.48 1106 2012
TELAH DIUJI DAN DIPERTAHANKAN DIHADAPAN DEWAN PENGUJI
25 April 2016
Susunan Dewan Penguji
Pembimbing Penguji
(dr. Mamik Setiyawati) (dr. H.Agus Budiana Ekaputra)
NIP.19790530 200501 2011 NIP. 19710118 200212 1 004
Mengetahui
(Dr.H. Oman Rokhman, S.Sos. M.Kes)
NIP. 19580721 198003 1 008
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui untuk diajukan pada sidang penelitian pada Program Studi Kedokteran,
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Pada hari : Jumat
Tanggal : 22 April 2016
Pembimbing Utama
(dr. Mamik Setiyawati)
NIP.19790530 200501 2011
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian ini bukan karya yang pernah diajukan
atau karya yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Banjar, April 2016
Team Peneliti
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya yang masih memberikan nikmat sehat, iman, dan islam
sehingga dengan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
Penelitian yang berjudul “Gambaran Kualitas Sanitasi Dasar di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016” disusun
sebagai salah satu syarat untuk meyelesaikan stase IKAKOM 1 dari Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta pada Program Studi
Kedokteran.
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
terselesaikan tanpa bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Slamet Sudi Santoso Mpd. Ked selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2. Dr. Tri Aguntar, Sp. PK selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. Dr. Rahmini Sabariah Sp.A selaku Ketua kepaniteraan program studi kedokteran
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
4. Dr. Abdul Baktiansyah, Sp.OK yang bersedia membantu dan memberikan
semangat kepada kami selama menyusun dan menyelesaikan penelitian ini.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar DR. H. Oman Rokhman S.Sos beserta staf
yang telah memberikan arahan dan dukungan dalam melakukan penelitian ini
6. Kepala Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar dr. Mamik Setiyawati beserta staf
yang telah memberikan arahan dan dukungan dalam melakukan penelitian ini
7. Kepala Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo KH. Munawir
Abdurrohim, MA beserta staf dan seluruh responden karena tanpa mereka
penelitian ini tidak akan berjalan dengan baik
Dalam penulisan penelitian ini tentu saja masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari sempurna oleh karena itu dengan segala kemurahan hati, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan penelitian ini.
Alhamdulillahirabbil’alamin penelitian ini telah selesai, semoga dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Banjar, April 2016
Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xiii
DAFTAR SKEMA..........................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................xv
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................5
1. Tujuan Umum......................................................................................................5
2. Tujuan Khusus.....................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................3
1. Dinas Kesehatan Kota Banjar..............................................................................3
2. Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar.................................................................3
3. Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar................3
4. Peneliti.................................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP...................................................5
A. Sanitasi.................................................................................................................5
1. Definisi sanitasi...................................................................................................5
2. Upaya Sanitasi Dasar...........................................................................................5
3. Penyakit yang berhubungan dengan sanitasi buruk...........................................23
B. Pondok Pesantren..................................................................................................26
C. Kerangka Konsep..................................................................................................28
..........................................................................................................................................28
BAB III.............................................................................................................................29
METODE PENELITIAN.................................................................................................29
A. Desain Penelitian...............................................................................................29
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................................30
C. Sumber Informasi..............................................................................................30
D. Instrumen dan Cara Penelitian...........................................................................31
E. Teknik Analisa Data..............................................................................................33
F. Definisi Variabel...................................................................................................35
BAB IV............................................................................................................................38
HASIL PENELITIAN......................................................................................................38
A. Deskripsi Tempat Penelitian..............................................................................38
1. Gambaran Umum Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo...................38
2. Latar belakang...................................................................................................39
B. Hasil Penelitian Kualitas Sanitasi Dasar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar....................................................42
1. Fasilitas Sanitasi................................................................................................44
a. Air bersih.......................................................................................................44
b. Tempat wudhu...............................................................................................47
c. Sarana Pembuangan Air Limbah...................................................................50
d. Toilet/ kamar mandi/ urinoir..........................................................................54
e. Sarana Pembuangan Sampah.........................................................................58
f. Ruang Makan.................................................................................................60
g. Dapur..............................................................................................................62
h. Bebas jentik nyamuk......................................................................................66
BAB V..............................................................................................................................69
PEMBAHASAN..............................................................................................................69
A. Pembahasan Hasil Penelitian Kualitas Sanitasi Dasar Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016.......69
1. Fasilitas Sanitasi................................................................................................69
a. Air Bersih.......................................................................................................69
b. Tempat Wudhu...............................................................................................70
c. Sarana Pembuangan Air Limbah...................................................................72
d. Toilet/ Kamar mandi/Urinoir.........................................................................74
e. Sarana Pembuangan Sampah.........................................................................76
f. Ruang Makan.................................................................................................78
g. Dapur..............................................................................................................79
h. Bebas Jentik Nyamuk....................................................................................81
BAB VI............................................................................................................................83
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................83
A. Kesimpulan........................................................................................................83
B. Saran..................................................................................................................85
1. Bagi Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo..........................85
2. Bagi Penelitian Selanjutnya...............................................................................86
3. Bagi Puskesmas Langensari 1...........................................................................86
4. Bagi Dinas Kesehatan Kota Banjar...................................................................86
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................88
LAMPIRAN.....................................................................................................................92
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Definisi Variabel...............................................................................................35
Tabel 2 Distribusi informan berdasarkan kualitas air bersih...................................46
Tabel 3 Distribusi hasil observasi berdasarkan kualitas air bersih..........................46
Tabel 4 Distribusi informan berdasarkan tempat wudhu..........................................49
Tabel 5 Distribusi hasil observasi berdasarkan tempat wudhu.................................50
Tabel 6 Distribusi informan berdasarkan saluran pembuangan air limbah...........53
Tabel 7 Distribusi hasil observasi berdasarkan saluran pembuangan air limbah.. 53
Tabel 8 Distribusi informan berdasarkan toilet/ kamar mandi/ urinoir..................57
Tabel 9 Distribusi hasil observasi berdasarkan toilet/ kamar mandi/ urinoir.........57
Tabel 10 Distribusi informan berdasarkan sarana pembuangan sampah...............59
Tabel 11 Distribusi hasil observasi berdasarkan sarana pembuangan sampah......59
Tabel 12 Distribusi informan berdasarkan ruang makan.........................................62
Tabel 13 Distribusi informan berdasarkan dapur......................................................65
Tabel 14 Distribusi hasil observasi berdasarkan dapur.............................................66
Tabel 15 Distribusi informan berdasarkan bebas jentik nyamuk.............................67
Tabel 16 Distribusi hasil observasi berdasarkan bebas jentik nyamuk....................68
Tabel 17 Penilaian Air Bersih Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016...........................................................................70
Tabel 18 Penilaian Tempat Wudhu Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016...........................................................................71
Tabel 19 Penilaian Sarana Pembuangan Air Limbah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016................................................73
Tabel 20 Penilaian Toilet/kamar mandi/urinoir di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016................................................75
Tabel 21 Penilain Sarana Pembuangan Sampah Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016................................................77
Tabel 22 Penilaian Ruang Makan Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016...........................................................................79
Tabel 23 Penilaian Dapur Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016...........................................................................81
Tabel 24 Penilaian Bebas Jentik Nyamuk Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016................................................................82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Air berwarna kuning kecoklatan............................................................45
Gambar 4.2 Tempat wudhu..........................................................................................49
Gambar 4.3 Saluran pembuangan air limbah.............................................................52
Gambar 4.4 Saluran air limbah menggunakan sistim terbuka.................................53
Gambar 4.5 Bak penampungan air untuk mandi.......................................................55
Gambar 4.6 Keadaan toil et pondok.............................................................................57
Gambar 4.7 Tempat penampungan sampah...............................................................59
Gambar 4.8 Tempat pencucian peralatan masak dan penyimpanan bahan makanan..........................................................................................................................63
Gambar 4.9 Udara panas, asap dan bau-bauan keluar langsung ke udara terbuka, memasak menggukana kayu bakar..............................................................................64
Gambar 4.10 Terdapat jentik nyamuk di bak penampungan air.............................67
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Kerangka Konsep........................................................................................28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1....................................................................................................................138
Lampiran 2....................................................................................................................139
Lampiran 3...................................................................................................................138
Lampiran 4....................................................................................................................139
Lampiran 5....................................................................................................................138
Lampiran 6....................................................................................................................138
Lampiran 7....................................................................................................................138
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha peningkatan kesehatan lingkungan yang umumnya dikenal dengan
sebutan sanitasi merupakan salah satu tindakan yang dimaksud untuk pemeliharaan
kesehatan maupun pencegahan penyakit pada lingkungan fisik, sosial, ekonomi,
budaya dan sebagainya.(1)
Pengertian sanitasi menurut WHO adalah suatu usaha yang mengawasi
beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama
terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan,
dan kelangsungan hidup.(2)
Sanitasi lingkungan pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan yang
optimum juga. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup:
perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak
(kandang) dan sebagainya.(3)
Di Indonesia sendiri masalah sanitasi terutama sanitasi lingkungan menjadi
salah satu masalah yang masih sulit untuk diatasi. Sebagai bukti dapat dilihat dari
jumlah masyarakat indonesia yan hidup dalam sanitasi yang buruk. Terdapat
72.500.000 jiwa yang hidup dalam sanitasi yang buruk, dimana penyebaran
masyarakat dengan sanitasi yang buruk ini tersebar 18,2% di perkotaan dan 40% di
pedesaan. Kementrian kesehatan menjelaskan bahwa di Indonesia terdapat 266 kota
yang masih bermasalah dengan pengelolahan air limbah, 240 kota menghadapi
masalahpengelolaan sampah, serta 100 kota masih bermasalah dengan drainase.
Sedangkan kota yang bermasalah dengan ketiganya sebanyak 52 kota.(4)
Berdasarkan laporan dari PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) Indonesia
menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan sanitasi yang buruk. Dimana
terdapat data 63 juta penduduk Indonesia tidak memiliki toilet. Dari laporan ini
menunjukan bahwa sanitasi di Indonesia masih sangat rendah sekali di bandingkan
dengan negara-neagara berkembang lainnya.(5)
Dari permasalahan sanitasi ini lah maka di Indonesia banyak sekali penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh sanitasi terutama sanitasi yang buruk. Penyakit
infeksi seperti diare, tifoid, penyakit kulit, penyakit kecacingan, dan lain-lain.(6)
Perkiraan kasus kesakitan pertahun di Indonesia akibat sanitasi buruk adalah
penyakit diare sebesar 72%, kecacingan 0,85%, scabies 23%, trakhoma 0,14%,
Hepatitis A 0,57%, Hepatitis E 0,02% dan malnutrisi 2,5%, sedangkan kasus
kematian akibat sanitasi buruk adalah diare sebesar 46%, kecacingan 0,1%, scabies
1,1%, Hepatitis A 1,4% dan Hepatitis E 0,04%. (7)
Pondok pesantren merupakan salah satu tempat pendidikan di Indonesia saat
ini berjumlah kurang lebih 40.000. Penyakit menular berbasis lingkungan dan
perilaku seperti penyakit kulit masih merupakan masalah kesehatan yang juga dapat
ditemukan di pondok pesantren. (8)
Pesantren adalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam
menerima pelajaran-pelajaran agama islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat
tinggalnya. Selama ini yang berkembang di masyarakat adalah pondok pesantren
merupakan tempat kumuh, kondisi lingkungannya tidak sehat, dan pola kehidupan
yang ditunjukkan oleh santrinya seringkali kotor, lusuh dan sama seklai
ditinggalkan oleh para santri, yaitu kebiasaan tidur hingga lupa waktu dan pola
hidup kotor karena rasa malas untuk bersih-bersih. Santri pesantren gemar sekali
bertukar/pinjam-meminjam pakaian, handuk, sarung bahkan bantal, guling, dan
kasur kepada teman-temannya. Perilaku hidup bersih dan sehat terutama sanitasi
lingkungan di pondok pesantren pada umumnya kurang mendapatkan perhatian dari
santri. Faktanya, sebagian pesantren tumbuh dalam lingkungan yang kumuh, tempat
mandi dan WC yang kotor, lingkungan yang lembab, dan sanitasi yang buruk.
Ditambah lagi dengan perilaku tidak sehat, seperti menggantung pakaian di kamar,
tidak memperbolehkan santri putri untuk menjemur dibawah terik matahari, dan
saling bertukar pakai barang pribadi, seperti sisir dan handuk (Badri dalam Saiful
2010). Sehingga disinilah kunci akrabnya penyakit dengan dunia pesantren. Jika
para santri dan pengelolanya tidak sadar akan pentingnya menjaga sanitasi dan
hygiene, baik sanitasi lingkungan maupun personal hygiene, maka kondisi seperti
ini sangat memungkinkan terjadinya penularan penyakit skabies, kudis, DBD, diare,
ISPA.(9)
Beberapa penyakit yang akan ditemukan pada keadaan sanitasi lingkungan
yang kurang bersih dan kebersihan diri perorangan yang buruk, antara lain skabies,
malaria, demam berdarah dengue (DBD) (10),(11)
Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat Indonesia. Menurut Direktur Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006 penyakit kulit dan jaringan
subkutan berdasarkan prevalensi 10 penyakit terbanyak pada masyarakat Indonesia
menduduki peringkat kedua setelah infeksi saluran pernapasan akut dengan jumlah
sebanyak 501.280 kasus (3,16%). Selain itu, menurut Departemen Kesehatan RI
prevalensi penyakit kulit seperti skabies di Indonesia sebesar 4,60-12,95% dan
skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering.(12)
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) Kementrian Kesehatan
2010 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit kulit seperti dermatitis di Jawa Barat
cukup tinggi, yaitu sebesar 92,7%. Menurut Handoko, angka kejadian penyakit kulit
seperti skabies tertinggi di Jawa Barat dan terendah di Sumatera Utara.(13)
Pondok Pesantren aktif yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas
langensari 1, yaitu Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota
Banjar merupakan salah satu pesantren terbesar yang berada dalam wilayah kerja
Puskesmas Langensari 1. Pos kesehatan Pesantren (Poskestren) merupakan salah
satu program promosi kesehatan yang diadakan di Pondok Pesantren, namun
program tersebut tidak berjalan sesuai yang diharapkan karena kurangnya sumber
daya manusia/kader yang melanjutkan kegiatan poskestren, suatu perilaku sadar
akan pentingnya sanitasi yang sangat mendukung kesehatan jasmani sehingga
masalah kesehatan santri yang diakibatkan sanitasi lingkungan yang meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai gambaran personal hygiene
santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo tahun 2014
didapatkan bahwa personal hygiene masih menjadi masalah dimana 67,1% pasien
dari pondok pesantren Al-Azhar datang dengan kasus gangguan pada kulit yang
tidak terklasifikasi dan 32,9% dengan kasus skabies dan gambaran personal hygiene
dalam kategori buruk.(14) Bedasarkan data dari Balai Pengobatan Umum Puskesmas
Langensari 1 didapatkan bahwa angka kejadian penyakit kulit di Pondok Pesantren
masih mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 jumlah pasien dari Pondok
Pesantren Al-Azhar citangkolo sebanyak 155 orang. Dari 155 santri yang
berobat 40 orang menderita penyakit kulit dengan persentase 25%, lalu pada
tahun 2015 jumlah pasien dari Pondok Pesantren Al- Azhar citangkolo sebanyak
194 orang dimana santri yang mengalami penyakit kulit adalah 59 orang dengan
persentase 30%. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai gambaran
kualitas sanitasi dasar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo
Desa Kujangsari Kota Banjar.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran kualitas sanitasi dasar di Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kualitas sanitasi dasar di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al- Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran fasilitas sanitasi berupa air bersih di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar
Tahun 2016.
b. Untuk mengetahui gambaran fasilitas sanitasi berupa tempat wudhu bersih di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari
Kota Banjar Tahun 2016.
c. Untuk mengetahui gambaran fasilitas sanitasi berupa sarana pembuangan air
limbah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa
Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016.
d. Untuk mengetahui gambaran fasilitas sanitasi berupa toilet/kamar
mandi/urinoir di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo
Desa Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016.
e. Untuk mengetahui gambaran fasilitas sanitasi berupa sarana pembuangan
sampah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa
Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016.
f. Untuk mengetahui gambaran fasilitas sanitasi berupa ruang makan di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari
Kota Banjar Tahun 2016.
g. Untuk mengetahui gambaran fasilitas sanitasi berupa dapur di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar
Tahun 2016.
h. Untuk mengetahui gambaran fasilitas sanitasi berupa bebas jentik nyamuk di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari
Kota Banjar Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Dinas Kesehatan Kota Banjar
Memberikan informasi gambaran ketersediaan sanitasi dasar di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar
terkait peningkatan kejadian penyakit kulit menular di Pondok Pesantren.
2. Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar
a. Mendapatkan data tambahan mengenai sanitasi dasar di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar.
b. Memberikan masukan bagi Puskesmas Langensari 1 mengenai upaya untuk
meningkatkan sanitasi dasar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar.
3. Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar.
Memberikan masukan bagi instansi Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar Citangkolo Kota Banjar mengenai upaya untuk meningkatkan sanitasi
dasar.
4. Peneliti
Menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya mengenai
sanitasi lingkungan dan dampaknya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Sanitasi
1. Definisi sanitasi
Menurut WHO sanitasi adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa
faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-
hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan
kelangsungan hidup.(2)
Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk
menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang
menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (15)
2. Upaya Sanitasi Dasar
Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan
kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air
limbah.(15)
a. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan
oleh manusia sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang erat
25
dengan kesehatan. Apabila tidak diperhatikan maka air yang
dipergunakan masyarakat dapat mengganggu kesehatan manusia. untuk
mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini
menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari
kegiatan industri dan kegiatan lainnya.(16)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/MenKes/Per/IX/1990, yang dimaksud air bersih adalah air bersih
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air bersih
merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar
kehidupan manusia secara sehat. ketersediaan air yang terjangkau dan
berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang
tinggal di perkotaan maupun di perdesaan.(17)
Sarana sanitasi air adalah bangunan beserta peralatan dan
perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagi-
bagikan air bersih untuk masyarakat. Jenis sarana air bersih ada beberapa
macam yaitu PAM, sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan sumur
pompa tangan dalam , tempat penampungan air hujan, penampungan
mata air, dan perpipaan.
Sirkulasi air, pemanfaatan air, serta sifat-sifat air memungkinkan
terjadinya pengaruh air terhadap kesehatan. Secara khusus, pengaruh air
terhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.(18)
26
1) Manfaat Air
Pemanfaatan air untuk berbagai keperluan adalah
a) Untuk keperluan air minum.
b) Untuk kebutuhan rumah tangga I (cuci pakaian, cuci alat dapur,
dan lain-lain).
c) Untuk kebutuhan rumah tangga II (gelontor, siram-siram
halaman)
d) Untuk konservasi sumber baku PAM.
e) Taman Rekreasi (tempat-tempat pemandian, tempat cuci
tangan).
f) Pusat perbelanjaan (khususnya untuk kebutuhan yang dikaitkan
dengan proses kegiatan bahan-bahan/ minuman, WC dan lain-
lain).
g) Perindustrian I (untuk bahan baku yang langsung dikaitkan
dalam proses membuat makanan, minuman seperti the botol,
coca cola, perusahaan roti dan lain-lain).
h) Pertanian/ irigasi
i) Perikanan.
2) Syarat Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi
dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas.(17)
a) Syarat Kuantitatif
27
Syarat kuantitatif adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap
hari tergantung kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin
banyak aktifitas yang dilakukan maka kebutuhan air akan
semakin besar.
Secara kuantitas di Indonesia diperkirakan dibutuhkan air
sebanyak 138,5 liter/orang/hari dengan perincian yaitu untuk
mandi, cuci kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter,
kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan
21,8 liter, wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter.(19)
b) Syarat Kualitatif
Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia,
radioaktivitas, dan mikrobiologis yang memenuhi syarat
kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air.(18)
a) Parameter Fisik
Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang
tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau
jernih, dan dengan suhu sebaiknya di bawah suhu udara
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan
jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah.
1) Bau
28
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan
disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi
petunjuk akan kualitas air.
2) Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar.
Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran
berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
3) Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis
dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia
maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat
disebabkan adanya tannin dan asam humat yang
terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning
muda, menyerupai urin, oleh karenanya orang tidak mau
menggunakannya.
Selain itu, zat organik ini bila terkena khlor dapat
membentuk senyawa-senyawa khloroform yang
beracun. Warnapun dapat berasal dari buangan industri.
4) Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang
tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang
organik. Zat anorganik biasanya berasal dari lapukan
batuan dan logam, sedangkan yang organik dapat
29
berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buangan
industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan.
5) Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama
agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada
saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan,
menghambat reaksi-reaksi biokimia di dalam
saluran/pipa, mikroorganisme pathogen tidak mudah
berkembang biak, dan bila diminum air dapat
menghilangkan dahaga.
6) Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri
atas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila
TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula.
Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap
kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab
masalah tersebut.
b) Parameter Mikrobiologis
Sumber-sumber air di alam pada umumnya
mengandung bakteri. Jumlah dan jenis bakteri berbeda
sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya.
Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari harus bebas dari bakteri pathogen.
30
Bakteri golongan coli tidak merupakan bakteri
golongan pathogen, namum bakteri ini merupakan indikator
dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.
c) Parameter Radioaktifitas
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk
radioaktivitas efeknya adalah sama, yakni menimbulkan
kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa
kematian dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel
dapat diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi dan
apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis dapat
menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi.
d) Parameter Kimia
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air
yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia
yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa (Hg),
alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe),
Flourida (F), Kalsium (Ca), derajat keasaman (pH), dan zat
kimia lainnya.
Air sebaiknya tidak asam dan tidak basa (Netral) untuk
mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi
jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih
adalah 6,5 – 9.
3) Pengaruh air bagi Kesehatan
31
Air dalam keadaan manusia, selain memberikan manfaat yang
menguntungkan dapat juga memberikan pengaruh buruk terhadap
kesehatan. air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan
merupakan media penularan penyakit karena air merupakan salah
satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit
perut(18)
Penyakit yang dapat ditularkan melalui air(20) :
a) Water Borne Disease
Water Borne Disease Adalah penyakit yang di tularkan
langsung melalui air minum, dimana air minum tersebut
mengandung kuman pathogen dan terminum oleh manusia
maka dapat menimbulkan penyakit. Penyakit- penyakit tersebut
antara lain adalah penyakit cholera, Thypoid, Hepatitis
infektiosa, Dysentri dan Gastroentritis.
b) Water Washed Disease
Water Washed Disease Adalah penyakit yang disebabkan
oleh kurangnya air untuk pemeliharaan hygiene perseorangan
dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat
makan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air
yang cukup maka penularan penyakit-penyakit tertentu pada
manusia dapat dikurangi. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh
cara penularan, diantaranya adalah penyakit infeksi saluran
32
pencernaan. Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan
adalah diare, penularannya bersifat fecal-oral.
c) Water Based Disease
Water Based Disease Adalah penyakit yang ditularkan
oleh bibit penyakit yang sebagian besar siklus hidupnya di air
seperti Schistosomiasis. Larva schistoma hidup di dalam keong
air. Setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi
carcaria dan menembus kulit (kaki) manusia yang berada di
dalam air tersebut.
d) Water Related Insect Vectors
Water Related Insect Vectors Adalah penyakit yang di
tularkan melalui vektor yang hidupnya tergantung pada air
misalnya malaria, demam berdarah, filariasis, yellow fever dan
sebagainya.
b. Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai
lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat
yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faces), air
seni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses pernafasan. Pembuangan
Kotoran manusia dalam ilmu kesehatan lingkungan dimaksudkan hanya
tempat pembuangan tinja dan urine, pada umumnya disebut latrine,
jamban atau kakus.(21)
33
Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi
yang cukup penting peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan
lingkungan pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat
mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air. Beberapa penyakit
yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain ; thypus, disentri,
kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang dan pita),
schistosomiasis dan sebagainya. (21)
Untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka
pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik. Pembuangan
kotoran harus disuatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu
jamban tersebut sehat jika memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
1) Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban.
2) Tidak mengotori air permukaan disekitarnya.
3) Tidak mengotori air tanah disekitarnya.
4) Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan
binatang lainnya.
5) Tidak menimbulkan bau.
6) Mudah digunakan dan dipelihara
7) Desainnya sederhana
8) Murah
34
c. Pembuangan Air Limbah(15)
Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan
mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia
atau hewan dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk
industrialisasi.
Dalam kehidupan sehari-hari pengelolaan air limbah dilakukan dengan
cara menyalurkan air limbah tersebut jauh dari tempat tinggal tanpa diolah
sebelumnya. Air buangan yang dibuang tidak saniter dapat menjadi media
perkembangbiakan mikroorganisme pathogen, larva nyamuk ataupun
serangga yang dapat menjadi media transmisi penyakit.
1) Sarana pembuangan limbah
Sarana pembuangan air limbah yang sehat harus memenuhi
persyaratan teknis sebagai berikut: (22)
a) Tidak mencemari sumber air bersih.
b) Tidak menimbulkan genangan air yang menjadi sarang
serangga/nyamuk.
c) Tidak menimbulkan bau.
d) Tidak menimbulkan becek, kelembaban dan pandangan yang tidak
menyenangkan
2) Dampak dari Pencemaran Limbah
Pengelolaan air buangan yang tidak baik akan berakibat buruk terhadap
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Beberapa akibatnya yaitu(20):
35
a) Akibat Terhadap Lingkungan
Air buangan limbah dapat menjadi sumber pengotoran,
sehingga bila tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan
pencemaran terhadap air permukaan, tanah atau lingkungan hidup
dan terkadang dapat dapat menimbulkan bau serta pemandangan
yang tidak menyenangkan.
b) Akibat Terhadap Kesehatan Masyarakat
Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar air buangan dapat
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air buangan
dapat menjadi media tempat berkembangbiaknya mikroorganisme
pathogen, larva nyamuk ataupun serangga lainnya dan juga dapat
menjadi media transmisi penyakit seperti cholera, thypus dan lainnya.
d. Pengelolaan Sampah
Para ahli kesehatan masyarakat menyebutkan sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi ataupun sesuatu yang
dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya.(21)
Pengelolaan sampah adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan
pemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak
mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.(21)
1) Penyimpanan sampah
36
Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum
sampah tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang
(dimusnakan) dan untuk itu perlu disediakan tempat yang berbeda untuk
macam dan jenis sampah tertentu.maksud dari pemisahan dan
penyimpanan disini ialah untuk memudahkan pemusnahannya.
Syarat-syarat tempat sampah antara lain :
a) Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah
berseraknya sampah.
b) Mempunyai tutup,mudah dibuka, dikosongkan isinya serta
dibersihkan, sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka
atau ditutup tanpa mengotori tangan.
c) Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut
oleh satu orang.
2) Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-
masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. oleh
sebab itu setiap rumah tangga atau institusi harus mengadakan tempat
khusus untuk mengumpulkan sampah, kemudian dari masing-masing
tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS) dan selanjutnya ke Tempat
Penampungan Akhir (TPA).
Mekanisme sistem atau cara pengangkutannya untuk daerah
perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat, yang
37
didukung oleh partisipan masyarakat produksi sampah, khusunya dalam
hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah perdesaan pada umumnya
sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan
TPS maupun TPA. Sampahnya umumnya dibakar atau dijadikan pupuk.
3) Pemusnahan Sampah
Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui
berbagai cara, antara lain :
a) Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat
lubang diatas tanah kemudian sampah dimasukan dan ditimbun
dengan sampah.
b) Dibakar (incenarator) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan
membakar didalam tengku pembakaran.
c) Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengelolaan sampah
menjadikan pupuk, khususnya untuk sampah organik daun-daunan,
sisa makanan dan sampah lain yang dapat membusuk.
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan memberikan pengaruh
negative terhadap masyarakat dan lingkungan. Adapun pengaruh-
pengaruh tersebut antara lain: (20)
a. Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang tidak baik akan menyediakan tempat
yang baik bagi vektor-vektor penyakit yaitu serangga dan binatang-
binatang pengerat untuk mencari makan dan berkembang biak dengan
cepat sehingga dapat menimbulkan penyakit.
38
b. Terhadap Lingkungan
1) Dapat menggangu estetika serta kesegaran udara lingkungan
masyarakat akibat gas-gas tertentu yang dihasilkan dari proses
pembusukan sampah oleh mikroorganisme.
2) Debu-debu yang berterbangan dapat menggangu mata serta
pernafasan.
3) Bila terjadi proses pembakaran dari sampah maka asapnya
dapat menggangu pernafasan, penglihatan dan penurunan
kualitas udara karena ada asap di udara.
4) Pembuangan sampah ke saluran-saluran air akan menyebabkan
estetika yang terganggu, memyebabkan pendangkalan saluran
serta mengurangi kemampuan daya aliran saluran.
5) Dapat menyebabkan banjir apabila sampah dibuang ke saluran
yang daya serap alirannya sudah menurun.
6) Pembuangan sampah ke selokan atau badan air akan
menyebabkan terjadinya pengotoran badan air.
Sampah padat dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaitu :
1) Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya, sampah
dibagi menjadi :
a) Sampah an-organik adalah sampah yang umumnya tidak
dapat membusuk, misalnya logam/besi, pecahan gelas,
plastik dan sebagainya.
39
b) Sampah organik adalah sampah yang umumnya dapat
membusuk, misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-
buahan dan sebagainya.
2) Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
a) Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu,
plastik, kain bekas dan sebagainya.
b) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng
bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca dan
sebagainya.
e. Pencahayaan
Pencahayaan Cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di dalam
rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh
dengan pengaturan cahaya alami dan cahaya buatan. Yang perlu
diperhatikan, pencahayaan jangan sampai menimbulkan kesilauan. a)
Pencahayaan alamiah Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar
matahari ke dalam ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari
rumah yang terbuka, selain untuk penerangan, sinar ini juga mengurangi
kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga lainnya dan
membunuh kuman penyebab penyakit tertentu. Suatu cara sederhana menilai
baik tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam sebuah rumah adalah:
baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samar-samar bila
membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk;
40
bila sukar membaca huruf besar. b) Pencahayaan buatan Penerangan dengan
menggunakan sumber cahaya buatan, seperti lampu minyak tanah, listrik dan
sebagainya.(23)
f. Ventilasi
Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke dalam suatu ruangan
dan pengeluaran udara kotor suatu ruangan baik alamiah maupun secara
buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk
yang dapat merugikan kesehatan. Ventilasi yang baik dalam ruangan harus
mempunyai syarat-syarat, diantaranya :
1) Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan.
Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup)
minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% kali luas lantai ruangan.
2) Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap
kendaraan, dari pabrik, sampah, debu dan lainnya.
3) Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan dua
lubang jendela berhadapan antara dua dinding ruangan sehingga proses
aliran udara lebih lancar.
g. Ruangan Sehat
Adapun aspek komponen rumah yang memenuhi syarat ruangan sehat adalah
:
41
1) Langit-langit Adapun persayaratan untuk langit-langit yang baik adalah
dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus
menutup rata kerangka atap serta mudah dibersihkan.
2) Dinding Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding
sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus
dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi oleh
13 lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding
terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut.
3) Lantai Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin,
stabil waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Lantai tanah
sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab
sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya.
Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen,
dipasang tegel, keramik. Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah,
sebaiknya lantai ditinggikan ± 20 cm dari permukaan tanah.(24)
4) Pembagian ruangan / tata ruang Setiap rumah harus mempunyai bagian
ruangan yang sesuai dengan fungsinya. Adapun syarat pembagian
ruangan yang baik adalah :
a) Ruang untuk istirahat / tidur Adanya pemisah yang baik antara
ruangan kamar tidur orang tua dengan kamar tidur anak, terutama
anak usia dewasa. Tersedianya jumlah kamar yang cukup dengan
luas ruangan sekurangnya 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari
42
2 orang agar dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk
melakukan kegiatan.
b) Ruang dapur Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena
asap dari hasil pembakaran dapat membawa dampak negatif terhadap
kesehatan. Ruang dapur harus memiliki ventilasi yang baik agar
udara/asap dari dapur dapat teralirkan keluar.
c) Kamar mandi dan jamban keluarga Setiap kamar mandi dan jamban
paling sedikit memiliki satu lubang ventilasi untuk berhubungan
dengan udara luar.
3. Penyakit yang berhubungan dengan sanitasi buruk.
a. Berdasarkan Agen penyakit1) Bakteri
a) Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi
usus karena bakteri vibrio cholera.
b) Demam Tifoid (Typhoid Fever) adalah penyakit yang disebabkan
oleh bakteri Salmonella Typhi, ditandai dengan demam insidius
yang berlangsung lama dan kambuhan.
c) Diare adalah suatu kondisi kesehatan yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya
seperti jamur, cacing dan protozoa. Bakteri penyebab diare yang
sering menyerang adalah bakteri Entero Pathogenic Escherichia
Coli (EPEC).
d) Disenteri adalah diare berdarah yang disebabkan oleh shigella.
43
2) Virus
a) Hepatitis A adalah penyakit yang ditandai dengan demam,
malaise, anoreksia, nausea dan gangguan abdominal serta diikuti
munculnya ikterik beberapa hari. Penyakit ini disebabkan oleh
virus Hepatitis A kelompok Hepatovirus famili picornaviridae.
b) Hepatitis E adalah penyakit yang secara gejala klinis mirip
Hepatitis A, yang disebabkan oleh virus Hepatitis E famili
Caliciviridae.
c) Gastroenteritis adalah penyakit yang ditandai dengan
demam,muntah dan berak cair, disebabkan oleh Rotavirus dan
sering menyerang anak – anak.
3) Parasit
a) Cacing
i. Ascariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh Ascaris
lumbricoides dengan sedikit gejala bahkan tanpa gejala sama
sekali. Cacing yang keluar bersama kotoran adalah sebagai
tanda awal adanya infeksi.
ii. Hookworms atau penyakit cacing tambang adalah infeksi
parasit kronis yang muncul dengan berbagai gejala, gejala
terbanyak adalah anemia. Penyakit ini disebabkan oleh
Necator americanus atau Ancylostoma duodenale.
iii. Schistosomiasis adalah infeksi oleh cacing trematoda yang
hidup pada pembuluh darah vena. Penyebab penyakit adalah
44
Schistisoma mansoni.
b) Protozoa
Giardiasis adalah infeksi protozoa pada usus halus
bagian atas, yang disebabkan oleh Giardia intestinalis.
c) Jenis lain
i. Scabies adalah parasit pada kulit yang disebabkan oleh
Sarcoptes scabiei sejenis kutu.
ii. Trachoma adalah Conjuncivitis yang disebabkan oleh infeksi
Chlamydia trachomatis, yang disebarkan oleh Musca sorbens
sejenis lalat.(25)
b. Berdasarkan rantai penularan
1) Waterborne Disease adalah penyakit yang penularannya melalui air
yang terkontaminasi oleh pathogen dari penderita atau karier.
Contoh penyakit diare, disenteri, kolera, hepatitis dan demam
typhoid.
2) Water-washed Disease adalah penyakit yang ditularkan melalui
kontak dari orang ke orang karena kurangnya kebersihan diri dan
pencemaran air. Contoh penyakit skabies dan trakhoma.
3) Water-based adalah penyakit yang ditularkan melalui air sebagai
perantara host. Contoh penyakit Shistosomiasis.
4) Water-related insect vector adalah penyakit yang ditularkan oleh
serangga yang hidup di air atau dekat air. Contoh penyakit Dengue,
malaria, Trypanosoma.(26)
45
B. Pondok Pesantren
Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata ”santri” yang mendapat
imbuhan awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang menunjukkan tempat, maka artinya
adalah tempat para santri. Terkadang pula pesantren dianggap sebagai gabungan dari
kata ”santri” (manusia baik) dengan suku kata ”tra” (suka menolong) sehingga kata
pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik.(27)
Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata
bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan
kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa Arab ”Fundũq” yang
berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat tinggal
yang terbuat dari bambu.(27)
Pesantren atau lebih dikenal dengan istilah pondok pesantren dapat diartikan
sebagai tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji ilmu
pengetahuan agama kepada kiai atau guru ngaji, biasanya komplek itu berbentuk
asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunan apa adanya yang menunjukkan
kesederhanaannya.
ELEMEN-ELEMEN PONDOK PESANTREN
46
Dhofier mengungkapkan, lembaga pendidikan pesantren memiliki
beberapa elemen dasar yang merupakan ciri khas dari pesantren itu sendiri, elemen
itu adalah(28) :
1. Pondok atau asrama
2. Tempat belajar mengajar, biasanya berupa Masjid dan bisa berbentuk lain.
3. Santri
4. Pengajaran kitab-kitab agama, bentuknya adalah kitab-kitab yang berbahasa
arab dan klasik atau lebih dikenal dengan istilah kitab kuning
5. Kiai dan ustadz.
47
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep dari penelitian ini
yaitu:
Skema 2.1 Kerangka Konsep
48
Formulir Penilaian Hygiene Sanitasi Pondok
Pesantren Dinas Kesehatan Kota Banjar
Fasilitas sanitasi
1. Air bersih 2. Tempat wudhu 3. Sarana pembuangan air
limbah 4. Toilet/kamar mandi/
urinoir5. Sarana pembuangan
sampah 6. Ruang makan 7. Dapur 8. Bebas jentik nyamuk
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif kualitatif dengan
metode cross sectional, yaitu suatu subjek penelitian hanya diobservasikan sekali
saja dan pengukuran dilakukan pada suatu saat saja tanpa menindaklanjut terhadap
pengukuran yang dilakukan. (29) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompuk manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisa secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antarfenomena yang diselidiki.(30)
Menurut Bodgan dan Taylor dalam Moleong, metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisa dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pertimbangan waktu, tenaga
dan biaya mendasari bentuk riset terpancang atau tunggal, artinya pengumpulan data
sudah diarahkan sesuai dengan tujuan dan panduan pertanyaan di dalamnya sudah
dibatasi lebih dulu aspek-aspek yang dipilihnya. Bentuk penelitian ini akan mampu
menangkap berbagai informasi kualitatif tentang bagaimana penerapan ketersediaan
sanitasi dasar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Alzhar Citagkolo Desa
49
Kujangsari secara mendalam berupa ucapan, tulisan dan perilaku yang diamati dari
orang-orang yang menjadi sasaran penelitian.(30)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Pondok Pesantren Al-Azhar Citangkolo Desa
Kujangsari Kota Banjar wilayah kerja Puskesmas Langensari 1 pada bulan Maret –
16 April 2016.
C. Sumber Informasi
Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley
dinamakan social situation atau obyek penelitian.(31) Pertimbangan penelitian
sampel bukan berdasarkan aspek keterwakilan populasi dalam sampel.
Pertimbangannya lebih pada kemampuan sampel (informan) untuk memasok
informasi selengkap mungkin. Penentuan sampel penelitian tidak secara random.
Oleh karena itu sampel ditentukan secara purposive (sengaja) menurut kriteria
tertentu. Ukuran sampel tidak menjadi persoalan, namun yang terpenting adalah
kelengkapan data. Prinsip dalam penentuan sampel penelitian ini yaitu kesesuaian
(approriteness) dan kecukupan (adequacy). Jadi tidak ada proses pengambilan
sampel dari populasi tertentu. Peneliti menggunakan istilah informan untuk
menyebut sampel dalam penelitian ini sebagai orang yang menjadi sumber
informasi. Adapun kriteria yang peneliti tetapkan untuk pemilihan informan dalam
penelitian ini disesuaikan dengan komponen ketersediaan sanitasi dasar yaitu ketua
sarana dan prasarana yang betugas mengkoordinasi sistim sarana dan prasarana di
50
Pondok Pesantren ditambah informan tambahan yang merupakan anggota bidang
sarana dan prasarana Pondok Pesantren dan santri sebagai pengguna fasilitas di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar. Secara garis besar yang menjadi
informan penelitian adalah :
1 ketua umum Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren
2 Anggota Sarana dan Prasarana Pondon Pesantren
2 Santri di Pondok Pesantren
D. Instrumen dan Cara Penelitian
1. Instrumen Penelitian
a. Pendoman Wawancara
Pendoman wawancara digunakan untuk memandu pewawancara agar
mendapatkan informasi yang lengkap dan sesuai tujuan penelitian. Peneliti
membuat pedoman wawancara dengan mengacu pada pedoman penilaian
sanitasi dasar yang dibuat oleh Dinas Kesehatan Kota Banjar.
b. Alat Perekam Suara
Alat perekam suara digunakan untuk merekam pembicaraan saat
wawancara mendalam. Tujuannya agar tidak ada informasi yang tertinggal
pada saat peneliti melakukan transkrip wawancara. File hasil rekaman suara
berupa file berformat MP3.
2. Cara Pengambilan Data
Informasi atau data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Kata-
kata atau tindakan orang-orang yang diamati dan diwawancarai merupakan
51
sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau
melalui perekaman suara, video maupun pengambilan gambar.(30) Sumber data
dalam penelitian ini, sebagai berikut :
a. Data Primer
Data ini diperoleh dari hasil observasi (pengamatan), dokumentasi
dan wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan baik
informan utama/kunci maupun informan pendukung, mengenai berbagai
hal yang berkaitan dengan ketersediaan sanitasi dasar di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Alzhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar.
Pengambilan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam
(indepth interview). Sebelum wawancara berlangsung, informan mengisi
lembar persediaan untuk diwawancarai. Informan yang bersedia
diwawancara diberikan pertanyaan yang telah disusun dalam pedoman
wawancara dan proses wawancara direkam dengan alat perekam suara.
Wawancara dilakukan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar. Wawancara dilakukan sekitar 20
menit. Peneliti ditemani 1 orang teman dalam melakukan wawancara untuk
mengamati situasi saat wawancara berlangsung dan mengurangi risiko
adanya informasi yang terlewatkan, selain itu teman yang menemani
wawancara ini akan dijadikan kolega untuk teknik analisis peer debriefing
(memastikan jawaban informan pada orang yang menemani saat
wawancara). Selain wawancara, peneliti melakukan observasi, yaitu
52
mengobservasi ketersediaan sanitasi dasar di Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar.
E. Teknik Analisa Data
Analisis data dan interpretasi data merupakan proses penyederhanaan data
dalam bentuk yang lebih mudah. Pada penelitian ini proses analisis data dilakukan
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Membuat transkrip wawancara
Data yang didapat dari wawancara mendalam berupa rekaman percakapan
antara peneliti dan informan serta tulisan singkat yang dilakukan peneliti. Agar
data dapat disajikan dan dianalisis, maka peneliti mengubah rekaman suara
menjadi tulisan dengan cara melakukan transkrip.
2. Pengkodean
Setelah data selesai ditranskrip, hasil dari penelitian ini masih berupa
seluruh percakapan selama wawancara. Peneliti melakukan pengkodean
terhadap pernyataan-pernyataan informan yang sesuai dengan fokus penelitian.
Pengkodean ini bertujuan untuk memilah pernyataan yang sesuai dari semua
pernyataan informan.
3. Membuat tabel hasil wawancara
Agar mudah dipahami dan dapat dianalisis, peneliti memasukkan hasil
wawancara ke dalam tabel hasil wawancara. Tabel hasil wawancara ini berisi
kalimat pernyataan dari informan dan informan tambahan yang merupakan inti
dari jawaban pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
53
4. Melakukan validasi data atau memeriksa keabsahan data
Validasi data dilakukan agar data yang diperoleh dari penelitian dapat
dipercaya dan bersifat objektif. Validasi data dalam penelitian ini menggunakan
teknik peer debriefing, member check dan triangulasi data.(32) Teknik peer
debriefing dilakukan dengan para kolega (dalam penelitian ini orang yang
menemani peneliti pada saat melakukan wawancara) untuk memperoleh
berbagai masukan dan kritik agar kualitas analisis lebih dapat
dipertanggungjawabkan. Teknik member check dilakukan dengan para
informan, yaitu menanyakan kembali pernyataan yang telah terangkum dalam
pemahaman peneliti, untuk memastikan kebenaran makna yang telah dibuat.
Dengan cara demikian dapat dilakukan cross check dan sekaligus konfirmasi
dalam menarik kesimpulan dari informasi yang telah direkam peneliti. Teknik
triangulasi dilakukan dengan 2 cara, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi
metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan informasi
antara informan yang satu dengan yang lain (informan yang berbeda). Teknik
triangulasi metode menggunakan tiga metode yaitu wawancara mendalam,
observasi, dan telaah dokumen.
5. Menginterpretasikan hasil wawancara
Interpretasi dari hasil wawancara ini dijelaskan pada bab hasil penelitian
dan pembahasan. Pada penulisan hasil wawancara, peneliti menjelaskan hasil
per komponen lalu dalam komponen tersebut dijabarkan hasil per sub
komponen agar penjelasannya tertuang secara lebih terperinci. Pernyataan
informan dalam hasil penelitian yang didapat dari proses wawancara dijelaskan
54
dan dibandingkan dengan pedoman penilaian ketersediaan sanitasi dasar yang
dikeluarkan Dinas Kesehatan Kota Banjar pada bagian pembahasan.
F. Definisi Variabel
Tabel 1 Definisi Variabel
No Variabel Definisi VariabelCara
Mengukur
Alat
UkurHasil Ukur
1 Air bersih Air yang memenuhi
persyaratan fisik (tidak
berbau, berwarna dan
berasa), tersedia dalam
jumlah cukup dan
terhindar dari sumber
pencemaran.
Observasi
dan
Wawancara
Checklist a. Sesuai
b. Tidak
Sesuai
2 Tempat wudhu Tempat yang Bersih
dan terpelihara
menggunakan air yang
mengalir terpisah antara
pria dan wanita dan
tersedia dalam jumlah
yang cukup
Observasi
dan
Wawancara
Checklist a. Sesuai
b. Tidak
Sesuai
3 Sarana
pembuangan air
Sarana pengolahan air
limbah yang mengalir
Observasi
dan
Checklist a. Sesuai
b. Tidak
55
limbah dengan lancar dengan
sistim tertutup dan
kedap air.
Wawancara Sesuai
4 Toilet/kamar
mandi/urinoir
Kamar
mandi/toilet/urinoir
yang bersih dan tidak
berbau, jarak sumber
air bersih jauh dari
tempat penampungan
kotoran, serta tidak
bergabung dengan
ruangan yang lainnya.
Observasi
dan
Wawancara
Checklist a. Sesuai
b. Tidak
Sesuai
5 Sarana
pembungan
sampah
Tempat sampah
terbuat dari bahan
yang kuat, kedap air,
tertutup, mudah
diangkat, frekuensi
angkutan minimal 1
kali/hari, dan tidak
menjadi tempat
perindukan serangga.
Observasi
dan
Wawancara
Checklist a. Sesuai
b. Tidak
Sesuai
6 Ruang makan Kondisi ruang makan Observasi Checklist a. Sesuai
56
dengan ukuran
ruangan cukup
memadai,
perlengkapan makan
bersih, memiliki
fasilitas cuci tangan
dan fasilitas meja dan
kursi yang cukup.
dan
Wawancara
b. Tidak
Sesuai
7 Dapur Ruangan atau tempat
khusus yang memiliki
perlengkapan dan
peralatan untuk
mengolah makanan
hingga siap untuk
disajikan.
Observasi
dan
Wawancara
Checklist a. Sesuai
b. Tidak
Sesuai
8 Bebas jentik
nyamuk
Kepadatan jentik
nyamuk nol
Observasi
dan
Wawancara
Checklist a. Sesuai
b. Tidak
Sesuai
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian
1. Gambaran Umum Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo
a. Sejarah
Yayasan ini pertama kali didirikan pada tahun 1968. Sebagai pendiri
yayasan ini adalah: KH. Abdurrohim yang sekaligus pendiri Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo. Seiring dengan
perkembangan waktu dan perubahan zaman, maka tampuk kepemimpinan
yayasan ini bernama Yayasan Pengamalan Pendidikan Islam Miftahul Huda
atau disingkat YaPPIM, yayasan tersebut terlahir dari buah pemikiran Mbah
KH. Abdurrohim sebagai bentuk proaktif terhadap perkembangan zaman dan
pengamalan undang undang. Pada masanya yayasan yang dipimpin oleh
putra sulung yang bernama KH. Munawir Abdurrohim, MA. Putra pertama
beliau pada saat itu baru kembali mengenyam pendidikan di Al Azhar
University tepatnya Universitas Al Azhar Kairo Mesir.
Di bawah kepemimpinan KH. Munawir Abdurrohim, MA.
Banyak sekali lembaga yang di bangun pada saat itu. Lembaga yang di
bangun di bawah naungan Yayasan Pengamalan Pendidikan Islam Miftahul
Huda mulai lembaga pendidikan, lembaga usaha, dan kembaga bimbingan
atau konsultasi baik itu secara formal maupun non formal. Seiring perubahan
undang-undang yang berlaku, maka keluarga besar azhar akhirnya
58
memutuskan untuk merubah nama yayasan yang sedang di kelola itu.
Tepatnya pada bulan September 2012 Yayasan Pengamalan Pendidikan
Islam Miftahul Huda berubah menjadi Yayasan Miftahul Huda Al Azhar
Citangkolo atau disingkat YaMAC sesuai dengan salinan Akta Notaris No.
20 Tanggal 17 September 2012.
2. Latar belakang
Yayasan Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo Kota Banjar adalah
hasil kesepakan bersama seluruh pengurus Yayasan Pengamalan Pendidikan
Islam yang dipimpin KH. Munawir Abdurrohim, MA. Selanjutnya, Yayasan
Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo Kota Banjar hanya menaungi lembaga-
lembaga yang didirikan pada masa lahirnya Yayasan Pengamalan Pendidikan
Islam Miftahul Huda (YaPPIM) saja. Yayasan Miftahul Huda Al Azhar
Citangkolo Kota Banjar adalah yayasan yang bergerak dalam bidang
pendidikan, dakwah dan sosial.
Kegiatan utama yayasan ini adalah membuka perpustakaan
dengan mengoleksi berbagai buku dari berbagai cabang ilmu yang ada dalam
tradisi pengetahuan islam. Kemudian mengadakan majelis ta'lim secara
berkala. Yayasan ini berdiri karena sebuah kepedulian atas realitas umat
islam yang masih tertinggal khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan.
Dengan realitas ini tergeraklah keinginan besar dan harapan yang menggelora
bagi kemahuan islam. Karenanya atas inisiatif berbagai kalangan akhirnya
berdirilah yayasan ini sebagai usaha kecil kami untuk menggapai harapan
59
yang besar itu. Akhirnya, tepat pada tanggal 19 September 2012, Yayasan
Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo dengan resmi dibuka.
b. Lembaga-lembaga pengembangan
1) Lembaga-Lembaga formal yang berada di bawah naungan Yayasan
Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo Kota Banjar:
a) RA Al Azhar
b) MIS Al Azhar
c) MTs Al Azhar
d) SMP Al Azhar
e) MA Al Azhar
f) SMA Al Azhar
g) SMK Al Azhar
h) SMK Farmasi Al Azhar
i) STAI Miftahul Huda Al Azhar
j) KBIH/U Al Azhar
k) PPMAC Ma'arif Al Azhar
l) Laznah Falakiyah
2) Lembaga-Lembaga Non Formal:
a) Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo
b) PAUD Al Azhar
c) RA Al Azhar
d) Madrasah diniyah
e) Koprasi Pesantren Al Azhar
60
f) Jama'ah Shubuhan
g) Jama'ah Kliwonan
h) Jama'ah Wagean
i) Jama'ah Manisan
j) Jama'ah Thoriqoh
k) NU dan Banom/seluruh lembaganya
3) Lembaga yang sedang dalam pengembangan:
a) Akademik Komunitas Al Azhar (AKMA)
b) STKIP MA'ARIF AL AZHAR (STKIP MA)
4) Susunan Organisasi
a) Pendiri:
KH. Hasbuloh Badawi, BA
KH. Zaeni Ilyas
b) Penasehat:
KH. Munawir Abdurrohim, MA
c) Pembina:
KH. Muslih Abd Rochiem, M.Pd.I
KH. Mu'in Abdurrochiem, M.Pd.I
KH. Muharor Brd, M.Pd.I
KH. Munahir Abdurrohim SH, M.Pd.I
DR. KH. Marsudi Suhud, M.B.A, P.Hd
KH. Ahmad Budaeri Hasyim Aha, M.Pd.I
Ny. Hj. Linatus Shofiyah Alha, S.Pd.I
61
d) Sekertaris:
Ny. Hj. Widadatul Ulya, M.Pd.I
e) Bendahara:
Ny. Hj. Mus'idah Abdurrohim, M.Pd.I
f) Koordinator Bidang:
Pendidikan:
Ny. Hj. Mufizah abdurrohim Alha, M.Pd
Ekonomi:
Ny. Hj. Ishomah Alha, S.Pd.I
Pengembangan:
Ny. Hj. Dairotul Hasanah Alha, S.Pd.I
Sosial:
Ny. Hj. Muhjiatul Makiyah Alha, S.Pd.I
Humas:
Ny.Hj. Zahrotul Nafisah,S,Pd.I
B. Hasil Penelitian Kualitas Sanitasi Dasar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar.
Ketersediaan sanitasi dasar Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar masih belum memenuhi persyaratan yang
sudah ditetapkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003. Setiap Pondok Pesantren
seharusnya memenuhi persyaratan yang berkaitan dengan sanitasi mulai dari
62
persyaratan kesehatan lingkungan, pesyaratan kesehatan bangunan dan fasilitas
sanitasi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak-dampak yang terjadi pada
sanitasi buruk salah satu dampaknya adalah penyakit menular. Penyakit menular
yang tejadi pada sanitasi buruk bisa berupa penyakit kulit, penyakit ISPA dan
sebagainya.
Data hasil penelitian mengenai ketersediaan sanitasi dasar di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar secara umum menunjukkan beberapa
komponen belum memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan, hal ini dapat
dilihat dari fasilitas sanitasi seperti air bersih, tempat wudhu, sarana pembuangan
air limbah, kamar mandi, sarana pembuangan sampah, ruang makan serta dapur
belum memenuhi persyaratan. Berikut akan dijabarkan secara rinci hasil penelitian
mengenai ketersediaan sanitasi dasar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar.
63
1. Fasilitas Sanitasi
Komponen fasilitas sanitasi ini akan menjelaskan bagaimana keadaan
fasilitas sanitasi yang ada di instansi terkait, dapat dilihat dari air bersih, tempat
wudhu, sarana pembuangan air limbah, toilet atau kamar mandi atau urinoir,
sarana pembuangan sampah, ruang makan, dapur, dan bebas jentik nyamuk.
a. Air bersih
Sub komponen ini akan menggambarkan keadaan air bersih di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, apakah tersedia air bersih dalam jumlah
cukup, apakah kualitas air memenuhi persyaratan kesehatan, apakah jarak
sarana air bersih dengan sumber pencemaran minimal 10 meter. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Informan, didapatkan informasi bahwa jumlah air
bersih Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tersedia dalam jumlah
yang banyak, namun warna airnya kuning dan jarak dari sumber pencemaran
kurang dari 10 meter. Hal ini terlihat dari kutipan pernyataan Informan
sebagai berikut:
“Air bersih tersedia dalam jumlah banyak, hanya kamar mandinya
saja yang kurang. Untuk kualitas airnya kuning, karena sumur dekat dengan
selokan atau comberan. Untuk jarak sarana air bersih (sumur) dengan
sumber penecemaran (selokan) dekat sekali kurang dari 10 meter.”
(Informan 2)
“Ya, air bersih di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tersedia
dalam jumlah cukup banyak. Kualitas air di Pondok Pesantren Miftahul
64
Huda Al-Azhar tidak memenuhi persyaratan kesehatan airnya kuning. jarak
sarana air bersih dengan sumber pencemaran di Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar lebih dari 10 meter.”(Informan 3)
Beberapa Informan mengatakan bahwa air bersih sudah tersedia dalam
jumlah cukup, seperti yang berikut ini:
“Ketersediaan air bersih Insya Allah dengan jumlah yang cukup.
Warna airnya bening, tidak keruh Insyaallah memenuhi persyaratan. Jarak
sarana air bersih dengan sumber pencemaran ada yang kurang dari 10
meter ada yang lebih rata-rata sedang” (Informan 1)
“Iya. Air bersihnya tersedia dalam jumlah cukup. Untuk kualitas
airnya, Cuma warna airnya kuning mungkin karena wadahnya warnanya
kuning tapi wadah penampungan air sering bersihkan. Jarak sarana air
bersih dengan sumber pencemaran jauh kira-kira 2 meter.“ (Informan 4)
Gambar 4.1 Air berwarna kuning kecoklatan
65
Namun ada Informan yang menyatakan bahwa air bersih di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak memenuhi syarat, seperti:
“Ketersediaan air bersih Insya Allah dengan jumlah yang kurang.
Keadaan air bersih di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar cukup
memenuhi memenuhi persyaratan kesehatan. Sarana air bersih dengan
sumber pencemar kurang dari 10 meter” (Informan 5)
Tabel 2 Distribusi informan berdasarkan kualitas air bersih.
Sesuai Tidak sesuai Total
Informan 5 0 5
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan 5 dari 5
Informan menyatakan ketersediaan air bersih di Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar Citangkolo sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi Pondok
Pesantren berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
Tabel 3 Distribusi hasil observasi berdasarkan kualitas air bersih.
Sesuai Tidak sesuai Total
Ketersediaan air
bersih1 4 5
Berdasarkan hasil observasi peneliti, didapatkan 4 dari 5 sumber air
bersih yang diamati di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Citangkolo tidak sesuai dengan pedoman hygiene berdasarkan Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003. Air yang tersedia di Pondok Pesantren Miftahul
66
Huda Al-Azhar Citangkolo berasal dari air tanah yang dipompa
menggunakan pompa air yang aktif 24 jam. Selain itu air tersedia dalam
jumlah yang cukup banyak, hal ini dibuktikan dengan tersedianya bak-bak
penampungan yang berukuran besar dengan ukuran kurang lebih panjang 5
meter, lebar 3 meter dan tinggi 1 meter yang berfungsi sebagai penampung
air dan tempat wudhu.
Lalu dari segi kualitas air, dapat diamati warna air yang tersedia
kuning cenderung coklat dan juga terdapat yang berwarna putih serta
memiliki kejernihan air yang buruk dan sedikit berbau sehingga tidak
memenuhi persyaratan kesehatan air. Dan terdapat sumber pencemaran yaitu
kandang ternak dan selokan air yang kotor dibagian utara dari pesantren yang
berjarak kurang dari 10 meter dari sumber air bersih.
b. Tempat wudhu
Sub komponen ini akan menggambarkan keadaan tempat wudhu di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, apakah tempat wudhu bersih dan
terpelihara, apakah tempat wudhu menggunakan air yang mengalir, apakah
tempat wudhu terpisah antara pria dan wanita, apakah tempah wudhu tersedia
dalam jumlah yang cukup. Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan,
didapatkan informasi bahwa tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar bersih dan terpelihara, menggunakan air mengalir, terpisah
antara pria dan wanita, serta tersedia dalam jumlah yang cukup. Hal ini
terlihat dari kutipan pernyataan Informan sebagai berikut:
67
“Untuk tempat wudhu bersih sih, karena biasanya pakai gayung dan
mengambil airnya dari kamar mandi. Atau banyak juga yang langsung di
keran. Berbeda dengan laki-laki yang menggunakan air di penampungan.
Iya, menggunakan air yang mengalir. Antara laki-laki dan perempuan
memang terpisah. Disini banyak tempat wudhunya, sampai 20an lebih. Dan
tidak hanya menggunakan keran saja kan, tapi menggunakan gayung
masing-masing yang diambil dari kamar mandi.” (Informan 2)
“Tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih
dan terpelihara. Tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar menggunakan air yang mengalir menggunakan kendi air 24 jam selalu
aktif sanyonya. Tempat wudhu terpisah antara pria dan wanita dan tersedia
dalam jumlah yang cukup.” (Informan 3)
“Tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih
dan selalu dipelihara. Kalau untuk tempat wudhu di Pondok Pesantren Putri
itu menggunakan air mengalir, kalau di Pondok Pesantren Putra tidak
dengan air mengalir. Tempat wudhunya terpisah antara pria dan wanita.
Tempat wudhu insya allah tersedia dalam jumlah yang cukup.” (Informan 4)
“Tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Insyaallah bersih dan terpelihara. Tempat wudhu menggunakan air yang
mengalir Terpisah tempat wudhu pria dan wanita. Jumlah tempat wudhu
yang tersedia cukup” (Informan 5)
68
Gambar 4.2 Tempat wudhu
Namun ada Informan yang menyatakan bahwa tempat wudhu di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar kurang bersih dan terpelihara,
seperti:
“Tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar untuk
sementara agak kurang, kembalinya ke anak-anak sekarang beda sama
zaman dulu. Tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
sebagian ada dari keran dan sebagian dari bak. Tempat wudhu terpisah
putra dengan putri. Dan insya Allah tersedia dalam jumlah cukup.”
(Informan 1)
Tabel 4 Distribusi informan berdasarkan tempat wudhu.
Sesuai Tidak sesuai Total
Informan 4 1 5
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan 4 dari 5
Informan menyatakan tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
69
Azhar Citangkolo sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi Pondok Pesantren
berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
Tabel 5 Distribusi hasil observasi berdasarkan tempat wudhu.
Sesuai Tidak sesuai Total
Tempat wudhu 2 2 4
Berdasarkan hasil observasi peneliti, didapatkan 2 dari 4 tempat wudhu
yang diamati di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo
sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi Pondok Pesantren berdasarkan
Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003. Dari pengamatan langsung peneliti
dapat dideskripsikan bahwa tempat wudhu tidak terpelihara dan bersih, hal
ini dibuktikan dengan terdapatnya lumut dan sampah-sampah disekitar
tempat wudhu. Lalu pada beberapa tempat wudhu yang diamati, belum
terdapat lantai yang lapisi dengan keramik sehingga lebih sulit untuk
dibersihkan dan menjadi media berkembang biaknya lumut serta terdapat
beberapa keran yang rusak. Untuk air yang digunakan pada beberapa tempat
wudhu menggunakan air keran yang mengalir, namun terdapat pula tempat
wudhu berupa bak terbuka dengan dasar yang keruh dan gelap. Tempat
wudhu wanita dan pria terpisah dan cenderung tersedia dalam jumlah yang
kurang.
c. Sarana Pembuangan Air Limbah
Sub komponen ini akan menggambarkan bagaimana sarana
pembuangan air limbah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar dilihat
70
dari memiliki sarana pengolahan air limbah atau tidak Pondok Pesantren
tersebut, apakah air limbah mengalir dengan lancar, apakah saluran air
limbah dengan sistim tertutup, apakah saluran air limbah kedap
air.Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan informasi
bahwa Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak memiliki sarana
pengolahan air limbah. Hal ini terlihat dari kutipan pernyataan Informan
sebagai berikut:” Disini tidak ada yang mengolah air limbah, langsung saja
dibuang ke sungai “ (Informan 2)
Hasil penelitian mengenai air limbah mengalir dengan lancar atau
tidak, berdasarkan observasi peneliti dan jawaban Informan bahwa air limbah
mengalir kurang lancar, terdapat genangan air limbah di lingkungan Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar. Hal ini kemungkinan disebabkan sarana
pembuangan air limbah yang belum memadai sehingga sebagian air limbah
mengalir dengan lancar dan sebagian air limbah tidak mengalir dengan
lancar. Berikut kutipan penyataan Informan:
“Disini tidak ada yang mengolah air limbah, langsung saja dibuang ke
sungai. Kadang tidak lancar karena banyak sampah, apalagi kalau hujan”
(Informan 2)
“Air limbah terkadang mengalir dengan lancar terkadang tidak.”
(Informan 5)
Saluran Air limbah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
menggunakan sistim terbuka. Air limbah dialirkan tidak menggunakan pralon
tetapi dialirkan melalui parit-parit. Parit-parit yang digunakan sebagai saluran
71
air limbah juga hanya sebagian yang diplaster semen sebagiannya tidak
diplaster semen sehingga saluran air limbah di Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar tidak kedap air. Hal ini terlihat dari jawaban Informan dan
observasi peneliti dimana air limbah masih mencemari lingkungan Pondok
Pesantren tersebut dikarenakan air limbah merembes ke lingkungan Pondok
Pesantren. Berikut kutipan pernyataan Informan:
“Saluran air limbahnya menggunakan sistim terbuka” (Informan
4)“Saluran air limbah tidak kedap air jadi suka merembes karena tidak pake
pralon jadi seperti selokan. Lalu dibuang ke tempat pembuangannya”
(Informan 1)
Gambar 4.3 Saluran pembuangan air limbah
72
Gambar 4.4 Saluran air limbah menggunakan sistim terbuka
Tabel 6 Distribusi informan berdasarkan saluran pembuangan air limbah.
Sesuai Tidak sesuai Total
Informan 0 5 5
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan 5 dari 5
Informan menyatakan saluran air limbah di Pondok Pesantren Miftahul Huda
Al-Azhar Citangkolo tidak sesuai sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi
Pondok Pesantren berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
Tabel 7 Distribusi hasil observasi berdasarkan saluran pembuangan air limbah.
Sesuai Tidak sesuai Total
Saluran Pembuangan Air limbah 0 5 5
Berdasarkan hasil observasi peneliti, didapatkan 5 dari 5 saluran
pembuangan air limbah yang diamati di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
73
Azhar Citangkolo tidak sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi berdasarkan
Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
d. Toilet/ kamar mandi/ urinoir
Sub komponen ini akan menggambarkan toilet/kamar mandi/ urinoir di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, dilihat dari jarak sumber air
dengan penampungan kotoran, bersih atau tidak kamar mandi yang ada,
berbau atau tidak, apakah letak kamar mandi berhubungan langsung dengan
dapur, kamar tidur, ruang tamu, serta perbandingan jumlah penghuni dengan
kamar mandi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan informasi
bahwa jarak sumber air dengan penampungan kotoran di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar kurang dari 10 meter. Hal ini terlihat dari kutipan
pernyataan Informan sebagai berikut:
“Jarak sumber air dengan penampungan kotoran di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar 5 meter” (Informan 3)
“Jarak sumber air dengan penampungan tidak sampai 10 meter”
(Informan 2)
“Jarak sumber air dengan penampungan kotoran ada yang lebih dari
10 meter ada yang kurang dari 10 meter, karena kondisi tempat” (Informan
1)
Berdasarkan observasi peneliti dan jawaban Informan apakah kamar
mandi bersih dan tidak berbau, didapatkan hasil bahwa kamar mandi di
74
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar kurang bersih dan berbau. Hal ini
terlihat dari kutipan pernyataan Informan sebagai berikut:
”Toilet/kamar mandi/urinoir di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar ada yang bersih ada yang tidak dan ada yang berbau dan tidak
berbau” (Informan 3)
“Kamar mandinya bersih kalau dibersihin, dibersihinnya seminggu 1
kali” (Informan 4)
Gambar 4.5 Bak penampungan air untuk mandi
Hasil penelitian Toilet/kamar mandi/urinoir di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar letaknya tidak berhubungan langsung dengan dapur
dan ruang tamu tetapi ada beberapa kamar mandi yang berdekatan dengan
kamar tidur. Hal ini terlihat dari kutipan pernyataan Informan sebagai
berikut:
“Ada beberapa kamar yang dekat dengan kamar mandi, contohnya
kamar pengurus. Tapi yang lainnya jauh. Disini tidak ada ruang tamu,
75
adanya kantor pengurus. Dan letaknya berdekatan dengan kamar mandi”
(Informan 2)
“Kamar mandinya berdekatan dengan dapur rumah pengasuh tetapi
tidak berdekatan dengan kamar tidur, tidak berdekatan juga dengan ruang
tamu, ada satu yang bersebelahan kamar mandi dengan kamar tidur.”
(Informan 4)
Perbandingan jumlah kamar mandi dengan jumlah hunian di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar belum memenuhi persyaratan yang ada,
dimana jumlah kamar mandi tidak sebanding dengan jumlah santri di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar. Berdasarkan hasil observasi peneliti dan
jawaban Informan didapatkan bahwa terdapat 73 kamar mandi dengan
jumlah santri. Berdasarkan jawaban Informan ada beberapa kamar mandi
tidak bisa digunakan dan hanya beberapa kamar mandi yang memiliki
jamban. Hal ini terlihat dari pernyataan Informan sebagai berikut:
“Kalau semuanya banyak kamar mandi. Contohnya di komplek sini
ada 14 kamar mandi, tetapi 5 kamar mandi rusak. Jadi yang bisa dipakai
hanya 9 kamar mandi, dan hanya 4 kamar mandi yang ada WCnya Untuk
santri 120 lebih. Kalau di komplek B ada 15 kamar mandi, untuk 150 orang.
Untuk komplek C hanya ada 5 kamar mandi untuk 100 orang. Banyak yang
rusak kamar mandi disini” (Informan 2)
“Jumlah kamar mandi yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda
Al-Azhar laki-laki 20 kamar mandi jumlah santri putra 390 orang”
(Informan 3).
76
Gambar 4.6 Keadaan toil et pondok
Tabel 8 Distribusi informan berdasarkan toilet/ kamar mandi/ urinoir.
Sesuai Tidak sesuai Total
Informan 1 4 5
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan 4 dari 5
Informan menyatakan toilet/kamar mandi/urinoir di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo tidak sesuai dengan pedoman hygiene
sanitasi berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
Tabel 9 Distribusi hasil observasi berdasarkan toilet/ kamar mandi/ urinoir.
Sesuai Tidak sesuai Total
Toilet/kamar mandi/ urinoir 2 6 8
Berdasarkan hasil observasi peneliti, didapatkan 6 dari 8 toilet/kamar
mandi/urinoir yang diamati di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Citangkolo tidak sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi berdasarkan
Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
77
e. Sarana Pembuangan Sampah
Sub komponen ini akan menggambarkan apakah tempat sampah kuat,
kedap air, tertutup, mudah diangkut, berapa kali frekuensi pengakutan
sampah dalam 1 hari, apakah menjadi tempat perindukan serangga atau tidak.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dan jawaban wawancara dengan
Informan, ada beberapa komponen yang belum dilengkapi dari sarana
pembuangan sampah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar yaitu
tempat sampah dibiarkan terbuka dan menjadi tempat perindukan serangga.
Tempat sampah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar menggunakan
ember plastik, kedap air dan mudah diangkut. Sampah diangkut dalam 1 hari
1 kali biasanya pada pagi hari. Berikut penyataan Informan:
“Tempat sampahnya kuat karena memakai ember. Kedap air kan itu
ember. Tempat sampahnya terbuka. Iya mudah diangkut karena diangkut
setiap hari. Diangkutnya 1 kali sehari setiap pagi. Serangga seperti kecoa
sih tidak ada, yang banyak itu lalat dan kucing.” (Informan 2)
”Tempat sampah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar kuat
menggunakan ember. Tempatnya kedap air. Tidak ditutup juga. Tempat
sampahnya mudah diangkut. Sehari hanya diangkut 1 kali pada pagi hari.
Tidak menjadi tempat serangga tapi paling ada lalat.” (Informan 4)
78
Gambar 4.7 Tempat penampungan sampah
Tabel 10 Distribusi informan berdasarkan sarana pembuangan sampah.
Sesuai Tidak sesuai Total
Informan 1 4 5
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan 4 dari 5
Informan menyatakan sarana pembuangan sampah di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo tidak sesuai dengan pedoman hygiene
berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
Tabel 11 Distribusi hasil observasi berdasarkan sarana pembuangan sampah.
Sesuai Tidak sesuai Total
Sarana pembuangan sampah 0 8 8
Berdasarkan hasil observasi peneliti, didapatkan 8 dari 8 sarana
pembuangan sampah yang diamati di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
79
Azhar Citangkolo tidak sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi Pondok
Pesantren berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
f. Ruang Makan
Sub komponen ini akan menggambarkan keadaan ruang makan yang
biasanya digunakan siswa siswi untuk makan dan melakukan aktifitas dalam
melakukan kegiatan makan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar,
dari sub komponen ini bisa terlihat gambaran apakah ukuran ruang makan
cukup memadai dalam menampung siswa siswi pesantren saat makan
bersama atau tidak, bagaimana kelengkapan meja dan kursi di dalam ruang
makan tersebut, apakah dapat menampung seluruh siswa dan siswi saat
makan bersama.dan dari komponen ini juga bisa memperlihatkan gambaran
bagaimana perlengkapan untuk makan seperti piring, gelas, sendok, garpu
dan sebagainya apakah lengkap dan bersih dari berbagai kotoran yang
menempel diperlengkapan makan tersebut atau tidak, selain itu komponen ini
memperlihatkan ada tidaknya ketersedian fasilitas lain seperti tempat cuci
tangan di dalam ruang makan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan informasi
mengenai keadaan ruang makan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar belum memadai dan tidak ada fasilitas untuk mencuci tangan. Hal ini
terlihat dari kutipan pernyataan Informan sebagai berikut:
"Disini tidak ada ruang makan, kalau santri makan di kamar masing-
masing" (Informan 2)
80
“Fasilitas cuci tangan tidak ada di Pondok Pesantren kalau cuci
tangan langsung ke tempat wudhu. ” (Informan 4)
Hasil penelitian mengenai apakah perlengkapan ruang makan di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar selalu bersih, yaitu Informan
mengatakan bahwa perlengkapan alat makan di pesantren ini bersih, hal ini
terlihat dari pernyataan Informan sebagai berikut:
"Perlengkapan ruang makan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar selalu bersih.” (Informan 3)
Hasil penelitian mengenai apakah ukuran ruang makan di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar cukup memadai, yaitu Informan
mengatakan bahwa alat makan di pesantren ini bersih, hal ini terlihat dari
pernyataan Informan sebagai berikut:
"Ukuran ruangannya cukup memadai." (Informan 1)
Hasil penelitian mengenai apakah fasilitas meja dan kursi di ruang
makan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar cukup, yaitu Informan
mengatakan bahwa tidak ada fasilitas meja dan kursi di ruang makan
tersebut. Hal ini terlihat dari pernyataan Informan sebagai berikut:
"Tidak ada, fasilitas meja dan kursi santri duduk di lantai Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar." (Informan 3)
Berdasarkan hasil observasi peneliti mengenai ruang makan
didapatkan tidak adanya ruang makan pada pondok pesantren miftahul huda
al azhar, santri dan santriwati setiap harinya makan di dalam kamar masing
masing mereka hanya masak di dapur kemudian setelah itu mereka kembali
81
ke kamar masing masing untuk makan di kamar dengan demikian fasilitas
ruang makan tidak sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi Pondok
Pesantren Dinas berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
Tabel 12 Distribusi informan berdasarkan ruang makan.
Sesuai Tidak sesuai Total
Informan 0 5 5
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan 5 dari 5
Informan menyatakan ruang makan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar Citangkolo tidak sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi Pondok
Pesantren berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
g. Dapur
Sub komponen ini akan menggambarkan ketersediaan tempat
pencucian peralatan, penyimpanan tempat bahan makanan dan tempat
pengeluaran udara, sungkup asap, bau bauan di dapur Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar selain itu komponen ini memperlihatkan gambaran
luas dapur di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar.
82
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan informasi
mengenai ketersediaan tempat pencucian peralatan, penyimpanan tempat
bahan makanan dan tempat pengeluaran udara di dapur Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar. Informan mengatakan bahwa terdapat tempat
cucian piring, tempat penyimpanan alat dan tempat pengeluaran udara hal ini
terlihat dari kutipan pernyataan Informan sebagai berikut:
"Di dapur terdapat tempat pencucian peralatan, tempat penyimpanan
bahan makanan ada tapi tidak di dapur adanya dikoperasi, Dapur dilengkapi
dengan tempat pengeluarannya udara. " (Informan 4)
83
Gambar 4.8 Tempat pencucian peralatan masak dan penyimpanan bahan makanan
Hasil penelitian mengenai Apakah perlengkapan dapur di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar selalu bersih, yaitu Informan mengatakan
bahwa perlengkapan alat makan di pesantren ini bersih, hal ini terlihat dari
pernyataan Informan sebagai berikut:
"Perlengkapan ruang makan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar selalu bersih.” (Informan 3).
Hasil penelitian mengenai apakah di dalam dapur dilengkapi alat
pengeluaran udara panas dan bau-bauan di dapur Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar, yaitu Informan mengatakan bahwa tidak ada alat
pengeluaran udara panas, hal ini terlihat dari pernyataan Informan sebagai
berikut:
"Tidak ada alat seperti itu, ya keluarnya udara panas dan bau bauan
dari celah yang dijendela itu saja," (Informan 2)
84
Gambar 4.9 Udara panas, asap dan bau-bauan keluar langsung ke udara terbuka, memasak menggukana kayu bakar
Hasil penelitian mengenai Apakah dilengkapi sungkup asap di dapur
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, yaitu Informan mengatakan
tidak ada sungkup asap di dalam dapur pesantren, hal ini terlihat dari
pernyataan Informan sebagai berikut:
"Sungkup asap juga tidak ada, asap langsung keluar aja dari
ventilasi.." (Informan 4)
Hasil penelitian mengenai luas dapur di Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar yaitu Informan mengatakan luas ruangan dapur sekitar 5x4
m. Hal ini terlihat dari pernyataan. Sebagai berikut:
”Luas ruangan dapur seperti luas kamar sekitar 5x4 meter."
(Informan 4)
Berdasarkan hasil observasi peneliti mengenai dapur didapatkan Total
dapur pondok pesantren miftahul huda al azhar berjumalah 2 dengan ukuran
yang tidak terlalu besar yaitu sekitar 5x4 meter dan masing dapur tidak
memiliki fasilitas lengkap seperti tempat cuci tangan selain itu di dapur tidak
terdapat sungkup asap dan ventilasi yang memadai dengan ini keduanya
dikatakan tidak memenuhi standart dan dinyatakan tidak sesuai dengan
pedoman hygiene sanitasi Pondok Pesantren berdasarkan Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003.
Tabel 13 Distribusi informan berdasarkan dapur.
85
Sesuai Tidak sesuai Total
Informan 2 3 5
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan 3 dari
5 Informan menyatakan dapur di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Citangkolo tidak sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi Pondok Pesantren
berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
Tabel 14 Distribusi hasil observasi berdasarkan dapur.
Sesuai Tidak sesuai Total
Dapur 0 2 2
Berdasarkan hasil observasi peneliti, didapatkan 2 dari 2 dapur yang
diamati di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo tidak
sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi Pondok Pesantren berdasarkan
Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
h. Bebas jentik nyamuk
Sub komponen ini akan menggambarkan tentang apakah di dalam
lingkungan pesantren tersebut bebas dari jentik-jentik nyamuk atau banyak
kepadatan jentik-jentik nyamuk di lingkungan sekitar pesantren.
86
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan informasi
mengenai kepadatan jentik nyamuk Informan menyatakan bahwa terdapat
jentik-jentik nyamuk di dalam lingkungan pesantren. Hal ini terlihat dari
kutipan pernyataan Informan sebagai berikut:
“Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar ada jentik nyamuk di
kamar mandi, dan pembuangan" (Informan 1).
Berdasarkan hasil observasi peneliti mengenai bebas jentik nyamuk
didapatkan adanya jentik jentik naymuk di sekitar lingkungan pondok
pesantren miftahul huda al azhar. lingkungan yang lembab dan kebersihan
lingkungan yang kurang terjaga dan kebiasaan santri yang suka membuang
sampah sembarangan membuat lingkungan penuh dengan nyamuk beserta
jentik nyamuk yang terlihat di genangan air yang berada disekitar lingkungan
pesantren dengan demikian bebas jentik nyamuk di pesantren al azhar
citangkolo ini dinyatakan tidak sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi
Pondok Pesantren Dinas Kesehatan
Gambar 4.10 Terdapat jentik nyamuk di bak penampungan air
87
Tabel 15 Distribusi informan berdasarkan bebas jentik nyamuk.
Sesuai Tidak sesuai Total
Informan 0 5 5
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, didapatkan 3 dari 5
Informan menyatakan bebas jentik nyamuk di Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar Citangkolo tidak sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi
Pondok Pesantren berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
Tabel 16 Distribusi hasil observasi berdasarkan bebas jentik nyamuk.
Sesuai Tidak sesuai Total
Bebas jentik nyamuk 1 3 4
Berdasarkan hasil observasi peneliti, didapatkan 3 dari 4 bak
penampungan air disekitar pondok yang diamati di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo tidak sesuai dengan pedoman hygiene
sanitasi Pondok Pesantren berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003
karena mengandung jentik nyamuk.
88
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian Kualitas Sanitasi Dasar Di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016
1. Fasilitas Sanitasi
a. Air Bersih
Berdasarkan ketentuan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 untuk
fasilitas air bersih dikatakan memenuhi kriteria apabila ketersediaan air
bersih dengan jumlah yang cukup, kualitas air memenuhi syarat kesehatan
(tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa), serta jarak antara sarana air
bersih dengan sumber pencemaran berjarak minimal 10 meter. Bila pondok
pesantren tersebut memenuhi kriteria tersebut maka bisa dikatakan sudah
memenuhi persyaratan dari Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
Dari hasil pengamatan untuk Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar Citangkolo Kota Banjar didapatkan bahwa jumlah air bersih Pondok
Pesantren tersedia dalam jumlah yang banyak, namun warna airnya kuning
dan jarak dari sumber pencemaran kurang dari 10 meter.
Berdasarkan ketentuan dari Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 bila
dari kriteria yang ditentukan ada satu atau lebih yang tidak memenuhi syarat,
maka pada kategori penilaian ini dianggap tidak memenuhi persyaratan.
89
Sehingga untuk penilaian air bersih pada Pondok Pesantren Miftahul Huda
Al-Azhar Citangkolo kota Banjar tidak memenuhi persyaratan.
Tabel 17 Penilaian Air Bersih Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016
Air Bersih
Pedoman fasilitas sanitasi berupa air
bersih berdasarkan Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003
Hasil Penelitian
Sesuai Tidak Sesuai
Air Bersih :
- Ketersediaan air bersih dengan
jumlah yang cukup
- Kualitas air memenuhi syarat
kesehatan (tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa).
- Jarak antara sarana air bersih
dengan sumber pencemaran
berjarak minimal 10 meter
b. Tempat Wudhu
Berdasarkan ketentuan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 untuk
fasilitas tempat wudhu dikatakan memenuhi kriteria apabila bersih dan
terpelihara, mengunakan air yang mengalir, serta terpisah antara pira dan
90
wanita. Bila pondok pesantren tersebut memenuhi kriteria tersebut maka bisa
dikatakan sudah memenuhi persyaratan dari Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003.
Dari hasil pengamatan untuk Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar Citangkolo Kota Banjar didapatkan bahwa tempat wudhu bersih dan
terpelihara, menggunakan air mengalir, terpisah antara pria dan wanita, serta
tersedia dalam jumlah yang cukup.
Berdasarkan ketentuan dari Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 bila
dari kriteria yang ditentukan ada satu atau lebih yang tidak memenuhi syarat,
maka pada kategori penilaian ini dianggap tidak memenuhi persyaratan.
Untuk penilaian sarana tempat wudhu pada Pondok Pesantren Miftahul Huda
Al-Azhar Citangkolo kota Banjar memenuhi persyaratan yang telah di
tentukan.
Tabel 18 Penilaian Tempat Wudhu Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016
Tempat Wudhu
Pedoman fasilitas sanitasi berupa
tempat wudhu berdasarkan
Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003
Hasil Penelitian
Sesuai Tidak sesuai
Tempat Wudhu :
- Bersih dan terpelihara
- Mengunakan air yang mengalir
91
- Terpisah antara pira dan wanita
- Tersedia dalam jumlah yang
cukup
c. Sarana Pembuangan Air Limbah
Sarana pembuangan air limbah merupakan salah satu fasilitas sanitasi
yang harus tersedia. Berdasarkan Depkes RI sarana pembuangan air limbah
yang sehat harus memenuhi pesyaratan teknis. Adapun Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003 sendiri memiliki formulir hygine sanitasi untuk
sarana pembuangan air limbah di pondok pesantren terdiri dari memiliki
sarana pengolahan air limbah, air limbah mengalir dengan lancar,
menggunakan sistim tertutup dan saluran air limbah kedap air.
Berdasarkan hasil penelitian sarana pembuangan air limbah di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo belum memenuhi persyaratan
sarana pembuangan air limbah yang dikeluarkan oleh Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003. Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar sendiri
belum memiliki sarana pengolahan air limbah. Sejauh ini air limbah yang di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar dibuang dengan cara
menyalurkan air limbah tersebut melalui parit-parit yang dibuat tanpa
dilakukan pengolahan sebelumnya. Berkaitan dengan sarana pembuangan air
limbah yang belum memadai, air limbah di Pondok Pesantren Miftahul Huda
Al-Azhar tidak mengalir dengan lancar. Beberapa tempat pengaliran air
limbah tersumbat dan membuat genangan. Sistim pembuangan air limbah di
92
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar masih menggunakan sistim
terbuka dan tidak kedap air. Air limbah dialirkan tidak menggunakan pralon
tetapi melalui parit-parit. Parit-parit yang disediakan juga hanya sebagian
yang diplaster semen, sebagiannya lagi hanya mengandalkan tanah yang
dibentuk parit-parit untuk saluran air limbah sehingga air limbah tidak
mengalir dengan lancar.
Tabel 19 Penilaian Sarana Pembuangan Air Limbah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016
Sarana Pembuangan Air Limbah
Pedoman fasilitas sanitasi berupa
sarana pembuangan air limbah
bedasarkan Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003
Hasi Penelitian
Sesuai Tidak sesuai
Sarana Pembuangan Air limbah:
- Memiliki sarana pengolahan
air limbah
- Air limbah mengalir dengan
lancar
- Saluran air limbah dengan
sistim tertutup
- Saluran air limbah kedap air
√
93
d. Toilet/ Kamar mandi/Urinoir
Berdasarkan parameter yang dibuat Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003, toilet/kamar mandi/urinoir harus memiliki jarak
sumber air dengan penampungan kotoran minimal 10 m, toilet/kamar
mandi/urinoir bersih dan tidak berbau, letaknya tidak berhubungan langsung
dengan dapur, kamar tidur dan ruang tamu, perbandingan jumlah kamar
mandi dengan hunian harus 1 : 10 jadi setiap penambahan 10 orang
ditambah 1 buah kamar mandi/jamban.
Hasil penelitian toilet/kamar mandi/urinoir di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo belum memenuhi pesyaratan yang
dibuat Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003, ada beberapa komponen yang
belum sesuai dengan parameter dan ada yang belum memenuhi. Jarak sumber
air dengan penampungan kotoran di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar kurang dari 10 m, hal ini tidak sesuai dengan parameter yang sudah
ditetapkan oleh Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 dimana jarak sumber
air dengan penampungan kotoran minimal 10 m. Untuk keadaan toilet/kamar
mandi/ urinoir di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar didapatkan
hasil bahwa toilet/kamar mandi/urinoir ada yang bersih dan ada yang tidak
bersih, ada yang berbau dan ada yang tidak berbau tergantung dengan jadwal
piket yang dibuat oleh pengurus. Berdasarkan observasi peneliti secara
langsung didapatkan banyak kamar mandi yang tidak bersih dan berbau
terutama kamar mandi yang berada di komplek Pondok Pesantren Putra.
Letak kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur dan ruang
94
tamu tetapi ada beberapa kamar mandi yang berhubungan dengan kamar
tidur santri. Hal ini tidak sesuai dengan parameter yang ditetapkan
Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 dimana kebersihan kamar mandi dan
kamar mandi tidak berbau merupakan salah satu yang harus terpenuhi. Letak
kamar mandi juga tidak boleh berhubungan langsung dengan dengan dapur,
kamar tidur, dan ruang tamu karena hal ini akan menyebabkan pencemaran
lingkungan sekitar. Jumlah toilet/kamar mandi/urinoir di Pondok Pesantren
Miftahul Huda berjumlah 73 kamar mandi dengan jumlah hunian 1.122
santri, berdasarkan hasil wawancara dengan informan beberapa kamar mandi
tidak bisa digunakan karena rusak dan beberapa kamar mandi tidak memiliki
jamban. Perbandingan jumlah kamar mandi dengan jumlah hunian di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar belum sesuai dengan parameter
yang sudah ditetapkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 dimana setiap
10 orang harus memiliki 1 kamar mandi/jamban.
Tabel 20 Penilaian Toilet/kamar mandi/urinoir di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016
Toilet/kamar mandi/ urinoir
Pedoman Fasilitas Sanitasi berupa Toilet/
kamar mandi/ urinoir bedasarkan
Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003
Hasi Penelitian
Sesuai Tidak sesuai
Toilet/ kamar mandi/ urinoir:
- Jarak sumber air dengan
penampungan kotoran minimal 10
√
95
m
- Bersih dan tidak berbau
- Letak tidak berhubungan langsung
dengan dapur, kamar tidur, ruang
tamu.
- Perbandingan jumlah kamar
mandi/jamban dengan penghuni :
1-9 orang = 1 buah
10-19 orang = 2 buah
20-29 orang = 3 buah
30- 39 orang = 4 buah
40 – 49 orang = 5 buah
50- 60 = 6 buah
Setiap penambahan 10 orang
ditambah 1 buah kamar
mandi/jamban
e. Sarana Pembuangan Sampah
Berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 sarana pembuangan
sampah terdiri dari tempat sampah yang kuat, kedap air, tertutup, mudah
diangkut, frekuensi angkutan minimal 1 kali/hari. Dan tidak menjadi tempat
perindukan serangga.
96
Hasil penelitian sarana pembuangan sampah di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar belum memenuhi persyaratan yang ada, dimana ada
beberapa komponen yang belum memenuhi seperti tempat sampah tidak
tertutup dan menjadi tempat perindukan serangga seperti lalat. Hal tidak
sesuai dengan parameter yang sudah ditetapkan Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003. Tempat sampah di Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar kuat, kedap air dan mudah diangkut. Tempat sampah di
Pondok Pesantren tersebut menggunakan ember plastik. Pengangkutan
sampah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar 1 kali/hari, dimana
pengangkutan sampah dilakukan pada pagi hari. Hal ini sesuai dengan
parameter sarana pembuangan sampah dimana minimal frekuensi
pengangkutan 1 kali/hari.
Tabel 21 Penilain Sarana Pembuangan Sampah Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016
Sarana Pembuangan Sampah
Pedoman fasilitas sanitasi berupa sarana
pembuangan sampah bedasarkan
Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003
Hasi Penelitian
Sesuai Tidak sesuai
Sarana Pembuangan Sampah:
- Tempat sampah kuat
- Kedap air
- Tertutup
- Mudah diangkut
√
97
- Frekuensi angkutan min 1 kali/hari
- Tidak menjadi tempat perindukan
serangga.
f. Ruang Makan
Berdasarkan ketentuan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 untuk
keadaan ruang makan pesantren yang baik dikatakan memenuhi kriteria
apabila perlengkapan ruang makan di bersih, ukuran ruang makan cukup
memadai, tersedianya fasilitas cuci tangan di ruang makan, terdapat fasilitas
meja dan kursi di ruang makan. Bila pondok pesantren tersebut memenuhi
empat kriteria tersebut maka bisa dikatakan sudah memenuhi persyaratan dari
Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003.
Dari hasil pengamatan untuk ruang makan di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar didapatkan bahwa keadaan
ruang makan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar belum memadai
dan tidak ada fasilitas untuk mencuci tangan,perlengkapan alat makan di
pesantren ini bersih, tidak ada fasilitas ruang makan , dan tidak ada fasilitas
meja dan kursi di ruang makan tersebut.
Berdasarkan ketentuan dari Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 bila
dari kriteria yang ditentukan ada satu yang tidak memenuhi syarat, maka
pada kategori penilaian ini dianggap tidak memenuhi persyaratan. Sehingga
untuk penilaian ruang makan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
98
Citangkolo kota Banjar dinyatakan tidak memenuhi persyarat karena tidak
memenuhi semua kriteria.
Tabel 22 Penilaian Ruang Makan Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016
Ruang Makan
Pedoman fasilitas sanitasi berupa ruang makan
berdasarkan Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003
Hasil Penelitian
Sesuai Tidak Sesuai
Ruang Makan:
- Perlengkapan ruang makan bersih
- Ukuran ruang makan memadai
- Tersedia fasilitas cuci tangan di ruang
makan
- Terdapat fasilitas meja dan kursi di
ruang makan
2. Dapu
Berdas
g. Dapur
Berdasarkan ketentuan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 untuk
keadaan dapur pesantren yang baik dikatakan memenuhi kriteria apabila
tersedia tempat pencucian peralatan di dapur pesantren, terdapat
penyimpanan tempat bahan makanan dan tempat pengeluaran
99
udara ,dilengkapi alat pengeluaran udara panas dan bau-bauan di
dapur,dilengkapi sungkup asap di dapur ,luas minimal 40% dari luas ruang
makan. Bila pondok pesantren tersebut memenuhi lima kriteria tersebut maka
bisa dikatakan sudah memenuhi persyaratan dari Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003.
Dari hasil pengamatan untuk dapur di Pondok Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar tentang keadaan ruang makan
didapatkan bahwa terdapat tempat cucian piring, perlengkapan alat makan di
pesantren bersih,terdapat tempat penyimpanan alat dan tempat pengeluaran
udara tetapi tidak ada alat pengeluaran udara panas dan tidak ada sungkup
asap di dalam dapur pesantren , Luas dapur sekitar 5x4 m akan tetapi luas
dapur tidak diketahui pasti apakah 40% dari ruang makan atau tidak karena
fasilitas ruang makan tidak tersedia di Pondok Pesantren.
Berdasarkan ketentuan dari Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 bila
dari kriteria yang ditentukan ada satu yang tidak memenuhi syarat, maka
pada kategori penilaian ini dianggap tidak memenuhi persyaratan. Sehingga
untuk penilaian dapur pada Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Citangkolo kota Banjar dinyatakan tidak memenuhi persyarat karena tidak
memenuhi semua kriteria.
100
Tabel 23 Penilaian Dapur Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016
Dapur
Pedoman fasilitas sanitasi berupa dapur
berdasarkan Kepmenkes
288/Menkes/SK/III/2003
Hasil Penelitian
Sesuai Tidak Sesuai
Dapur:
- Tersedia tempat pencucian peralatan
- Terdapat penyimpanan tempat bahan
makanan dan terdapat pengeluaran
udara di dapur
- dilengkapi alat pengeluaran udara
panas dan bau-bauan di dapur
- dilengkapi sungkup asap di dapur
- luas minimal 40% dari luas ruang
makan.
h. Bebas Jentik Nyamuk
Berdasarkan ketentuan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 untuk
bebas jentik nyamuk dikatakan memenuhi kriteria apabila di dalam
101
lingkungan pesantren tersebut bebas dari jentik jentik nyamuk dan tidak
terdapat kepadatan jentik jentik nyamuk di lingkungan sekitar pesantren.
Dari hasil pengamatan untuk bebas jentik nyamuk di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar didapatkan bahwa terdapat
jentik jentik nyamuk di dalam lingkungan Pondok Pesantren Miftahul Huda
Al-Azhar.
Berdasarkan ketentuan dari Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 bila
dari kriteria yang ditentukan ada satu yang tidak memenuhi syarat, maka
pada kategori penilaian ini dianggap tidak memenuhi persyaratan. Sehingga
untuk penilaian bebas jentik nyamuk di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Azhar Citangkolo kota Banjar dinyatakan tidak memenuhi persyarat karena
tidak memenuhi semua kriteria.
Tabel 24 Penilaian Bebas Jentik Nyamuk Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kota Banjar Tahun 2016
Bebas Jentik Nyamuk
Pedoman fasilitas sanitasi berupa air bersih
berdasarkan Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003
Hasil Penelitian
Sesuai Tidak Sesuai
Bebas Jentik Nyamuk:
- Kepadatan jentik nyamuk nol
102
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai ketersediaan sanitasi dasar di Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar Tahun
2016 didapatkan simpulan sebagai berikut:
1. Komponen mengenai Air Bersih di Pondok Pesantren Miftahul Huda AlAzhar
Citangkolo belum sesuai dengan pendoman fasilitas sanitasi pondok pesantren
menurut Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003, dimana kualitas air tidak
memenuhi syarat kesehatan (berwarna berwarna kuning, sedikit berbau, dan
berasa) serta jarak antara sarana air bersih dengan sumber pencemaran berjarak
kurang dari 10 meter.
2. Komponen mengenai Tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda
AlAzhar Citangkolo sudah sesuai dengan pendoman fasilitas sanitasi pondok
pesantren menurut Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003, dimana tempat wudhu
bersih dan terpelihara, mengunakan air yang mengalir, terpisah antara pria dan
wanita, dan tersedia dalam jumlah yang cukup
3. Komponen sarana pembuangan air limbah di Pondok Pesantren Miftahul Huda
Al-Azhar Citangkolo belum sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi Pondok
Pesantren yang dibuat oleh Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003, dimana sarana
103
pengolahan air limbah tidak ada, air limbah mengalir tidak lancar, saluran air
limbah menggunakan sistim terbuka dan tidak kedap air. Sehingga air limbah di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar memiliki potensi untuk mencemari
lingkungan sekitar.
4. Komponen toilet/kamar mandi/urinoir di Pondok Pesantren Miftahul Huda
AlAzhar Citangkolo belum sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi Pondok
Pesantren yang dibuat Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003, dimana jarak
sumber air dengan penampungan kotoran tidak mencapai jarak 10 m, kebersihan
kamar mandi kurang terjaga dan menimbulkan bau, serta perbandingan jumlah
kamar mandi dengan jumlah penghuni tidak memenuhi ketetapan yang ada yaitu
73 buah kamar mandi untuk 1.122 orang santri.
5. Komponen pembuangan sampah di Pondok Pesantren Miftahul Huda AlAzhar
Citangkolo belum sesuai dengan pedoman hygiene sanitasi Pondok Pesantren
yang dibuat oleh Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003, dimana sarana
pembuangan sampah masih terbuka dan menjadi tempat perindukan serangga
seperti lalat.
6. Komponen mengenai ruang makan di Pondok Pesantren Miftahul Huda AlAzhar
Citangkolo belum sesuai dengan hygiene sanitasi pondok pesantren yang dibuat
oleh Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003, dimana tidak terdapatnya fasilitas
ruang makan dan fasilitas cuci tangan pada pondok pesantren tersebut dan
apabila makan santri dan santriwati tersebut makan di dalam kamar masing-
masing.
104
7. Komponen mengenai dapur di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Citangkolo belum sesuai dengan hygiene sanitasi pondok pesantren yang dibuat
oleh Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003, dimana dalam dapur tersebut fasilitas
yang diberikan masih belum memenuhi standart diantaranya tidak terdapatnya
sungkup asap dalam dapur dan luas dapur tidak diketahui karena fasilitas ruang
makan tidak tersedia di Pondok Pesantren sehingga tidak bisa dihitung apakah
dapur memiliki luas 40% dari ruang makan.
8. Komponen mengenai Bebas Jentik Nyamuk di Pondok Pesantren Miftahul Huda
Al-Azhar Citangkolo belum sesuai dengan hygiene sanitasi pondok pesantren
yang dibuat oleh Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003, dimana di dalam
lingkungan sekita Pondok Pesantren masih terdapat jentik-jentik nyamuk.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti merekomendasikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo.
Memperbaiki dan menambah fasilitas sanitasi, seperti kualitas air agar air
selalu bersih dan memenuhi persyaratan kesehatan misalnya dengan cara
menggunakan filter air, dan mengeleminasi sumber pencemaran agar tidak dekat
dengan sarana air bersih. Dan untuk sarana pembuangan air limbah lebih
diperhatikan dengan membuat saluran air limbah dengan sistem tertutup dan
kedap air, sehingga air limbah dapat mengalir dengan lancar. Toilet atau kamar
mandi lebih dijaga kebersihannya serta memperhatikan jarak sumber air dengan
penampungan kotoran dan jumlah kamar mandi disesuaikan dengan jumlah
105
penghuni Pondok Pesantren, dimana setiap penambahan 10 orang ditambah 1
buah kamar mandi atau jamban. Serta untuk sarana pembuangan sampah
menggunakan tempat sampah yang tertutup dan menyediakan fasilitas ruang
makan.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut yang meneliti mengenai gambaran
ketersediaan sanitasi dasar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Citangkolo secara kuantitatif dengan observasi langsung yang lebih mendalam,
dalam pengambilan data sehingga data atau informasi yang diperoleh tidak
sebatas pada apa yang informan katakan saja namun dapat menggambarkan
kondisi sebenarnya.
3. Bagi Puskesmas Langensari 1
Membuat kegiatan /upaya yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan
antara promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang
beresiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan
masalah kesehatan lingkungan pemukiman dan juga mampu memberikan saran
tindak lanjut perbaikan kualitas sanitasi dan perilaku yang tepat sesuai dengan
masalah.
4. Bagi Dinas Kesehatan Kota Banjar
Untuk tercapainya kualitas sanitasi yang baik di Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo maka peneliti menyarankan kepada
pemerintah daerah, khusunya Dinas Kesehatan Kota Banjar untuk meningkatkan
106
pengetahuan dan sikap tentang sanitasi pondok pesantren dengan dilakukan
penyuluhan dan pelatihan secara berkala dan terpadu terutama kepada pimpinan,
pengurus dan seluruh santri/santriwati yang ada di lingkungan pondok pesantren
melalui sarana pelayanan kesehatan dasar seperti puskesmas di daerah tersebut.
107
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmono, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-prinsip
dasar. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
2. Yula.Hubungan sanitasi Rumah Tinggal dan Hygiene Perorangan
Dengan Kejadian Dermatitis Di Desa Moramo Kecamatan Moramo kabupaten
Konawe Selatan [skripsi]. Konawe: Universitas Haluoleo;2006.
3. Anwar Musadad. Sanitasi rumah sakit sebagai investasi. Kalbe [serial
internet]. 2003 [diakses 27 maret 2016]
diunduh dari
h
t t p : // www . k al b e. c o.i d/f iles / c d k/ f iles / 1 0 Sanitas i RS0 8 3. p d f ./ 0 S a n i t asiRS 0 8 3 .ht
ml
4. ROAD MAP Percepatan Program STBM 2013-2015. Direktorat Penyehatan
Lingkungan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkuan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2013.
5. Indonesia, negara dengan sanitasi terburuk kedua di dunia. Kompas [serial
internet]. 2013 [diakses 30 maret 2016]. Di unduh
dari
h
t t p : //p r o p e r t y .k o mp as . c o m/ r e a d / 2 0 1 3 / 1 0 / 3 1 / 1 2 0 9 0 4 8/ i nd o n esia. n ega r a. d en
ga n . s a n i t asi . t e r b u r u k . k e du a. d i. d un i a .
6. Amir, Avianto. Air Bersih, Sanitasi dan Pengurangan Resiko Bencana. Jakarta
: Percik Media.; 2008.
108
7. Balitbangkes. Sanitasi in Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2010
8. Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Petugas Kesehatan. Jakarta : Pustaka Jaya; 2000.
9. Handri, I. 2008. Skabies :penyakit kulit khas pada warga pesantren.
2008 [diakses 27 maret 2016]. diunduh dari http://www .dr h a nd r i. c o m/ ?=3 8 0
10. Dwi Nurliana Nugraheni. Pengaruh Sikap tentang Kebersihan Diri
Terhadap Timbulnya Skabies (gudik) pada Santriwati di Pondok Pesantren Al-
Muayyad Surakarta. Surakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2010.
11. Huragol. Hubungan Karakteristik, Pengetahuna, dan Sikap dengan
Kebersihan Diri Penghuni Panti UPTD Abdi Dharma Asih Kecamatan Binjai
Utara Kota Binjai[Skripsi]. Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatra Utara; 2010.
12. Fitri. Pengaruh Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygene Terhadap
Kejadian Penyakit Skabies pada Warga Binaan Pemasyarakatan Berobat ke
Klinik di Rumah Tahanan Negara Kelas I Medan. Medan: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2010.
13. Banar, Rido. Laporan Kasus : Skabies. Scribd [serial internet].2011 [diakses
30 maret 2016] di unduh dari
ht t p : // www . sc ri b d . c o m/d oc / 4 7 9 6 7 8 0 2/ l a p o r a n - k as us- s k a b ie s .
14. Dewi, Holilis, Liana, Mimi, Nur, Suci. Gambaran Personal Hygiene Sanitasi di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo Kota Banjar. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta; 2014.
109
15. Azwar A. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta:PT. Mutiara
sumber Widya;1995.
16. Wardhana WA. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta:Andi
Offset;2004.
17. Departemen Kesehatan RI,. Materi Penerapan Teknologi Pengolahan Air
Untuk Menurunkan Kadar Senyawa Kimia Berlebih. Jakarta; Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI;2005.
18. Slamet S. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta:UGM Press;2002.
19. Slamet JS. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press;2007.
20. Kusnoputranto. Kesehatan Lingkungan. Jakarta:Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia;2000.
21. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta:PT. Rineka Cipta;2003.
22. Depkes RI, Persyaratan Kesehatan Tempat-Tempat Umum
Jakarta:Direktorat Jendral PPM & PLP;1993.
23. Azwar A. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta:Sinar Harapan;1996.
24. Sanropie, D. Pengawasan Penyehatan Lingkungan
Permukiman. Jakarta:Departemen Kesehatan RI, Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan;1989.
25. Kandun IN. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. 17 ed.
Jakarta:Info Medika;2006. p. 65, 180, 257, 84, 533, 645 - 55.
26. Pfafflin J, Ziegler, E. Encyclopedia of Environmental Science And
Engineering. Boca Raton:CRC Press Taylor & Francis Group;2006. p. 1003 - 9.
110
27. Zarkasy AF. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan dan
Dakwah ”dalam Adi Sasono Solusi Islam atas Problematika Umat :
(Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah. Jakarta:Gema Risalah Press;1998.p.105-6.
28. Dhofier Z. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES;1994.
29. Sastroasmoro Sudigdo.2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi
5. Jakarta: CV. Sagung Seto; 2014. p. 130-131.
30. Maleong, L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya;2007
31. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung
: Alfabeta.2009;49.
32. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers;
2013.
33. Kemenkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan
Bangunan Umum.
111
LAMPIRAN
Lampiran 1
112
Lampiran 2
113
Lampiran 3
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Kepada Yth.
Calon Informan
Di Tempat
Dengan Hormat,
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama NIDMAtika Febriani P 26.13 1018 2012Didi Suryana 26.08 1005 2012Anjar Puspitaningrum 26.08 1007 2012Reyhan Calabro 26.24 1046 2012Depy Itasari 26.34 1072 2012Fuchsia Firdausi Zein 26.48 1105 2012Siti Sahara Andiyati 26.48 1106 2012
Akan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Kualitas Sanitasi Dasar Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016”
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi informan atau instansi yang terkait, kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika anda tidak bersedia menjadi informan maka tidak ada paksaan atau ancaman bagi anda. Apabila anda menyetujui, maka saya mohon untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang saya sertakan pada surat ini.
Atas perhatian, kerjasama dan kesediaan anda dalam berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini, saya ucapkan terimakasih.
Banjar , April 2016
Team Peneliti
114
Lampiran 4
LEMBAR PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI INFORMAN
Setelah membaca tentang surat permintaan menjadi informan dari team peneliti dan
mengetahui tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran kualitas sanitasi
dasar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari
Kota Banjar Tahun 2016, maka dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini
menyatakan bersedia menjadi informan untuk membantu dan berperan serta di dalam
kelancaran penelitian tersebut. Saya telah diberikan penjelasan dan dengan sukarela
(tidak ada unsur paksaan) ikut dalam penelitian ini.
Banjar, April 2016
Informan
115
Lampiran 5
FORMULIR PENILAIAN HYGIENE SANITASI PONDOK PESANTREN
NO
VARIABEL BOBOT KOMPONEN PENILAIAN
NILAI SKORE
Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan BangunanI
II
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
1. Lokasi
2. Lingkungan termasuk halaman
Persyaratan Kesehatan Bangunan
3. Lantai
4. Dinding
5. Atap dan talang
6. Langit-langit
4
2
2
2
3
2
2
a. Terhindar dari pencemaran
b. Tidak terletak di daerah banjir
a. Bersih dan Indahb. Tidak
memungkinkan sebagai tempat bersarang/berkembang biak serangga, tikus.
c. Berpagar dan ada batas yang jelas
d. Terdapat tempat parkir
a. Bersihb. Bahan kuat, kedap
air, permukaan ratac. Tidak licind. Tidak menjadi
genangan air
a. Bersihb. Kedap airc. Mudah dibersihkand. Berwarna terang
a. Tidak bocorb. Tidak terjadi
genangan air
a. Tinggi dari lantai minimal 2,75 M
b. Bersih dan berwarna terang
8
2
53
1
1
43
21
4321
55
5
5
3
96
7. Tangga
8. Pintu
9. Jendela
10. Pencahayaan
11. Kondisi ruang
12. Kamar Tidur
3
2
5
4
4
5
a. Lebar anak tangga minimal 30 cm
b. Tinggi anak tangga maksimal 20 cm
c. Ada pegangan tangan
d. Lebar tangga ≥ 150 cm
a. Dapat dibuka ditutup di kunci dengan baik
b. Dapat mencegah masuknya binatang penggangu
a. Dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan keluar
b. Dilengkapi dengan vitrage/gordyn
a. Ruang tamu luas 9 M2 = 60 watt
b. Lampu baca = 40 watt
c. Ruang makan luas 60 M2 = 40 watt
d. Kamar tidur luas 9 M2 = 40 watt
e. Lampu tidur = 10 watt
f. Ruang dapur luas 4 M2 = 40 watt
g. Kamar mandi/ WC luas 3 M2 = 25 watt
a. Tidak pengapb. Tidak berbauc. Tidak bising
a. Peralatan tidur bersih
b. Penataan barang-barang rapi
c. Kapasitas minimal per orang = 4,5 m2
3
2
2
5
5
7
3
1
2
1
1
2
2
1
433
4
3
3
10
97
III
13. Ventilasi (pilih sesuai kondisi yang ada)a. Alamb. Mekanik
Fasilitas Sanitasi14. Air bersih
15. Tempat wudhu
16. Sarana pembuangan air limbah
17. Toilet/kamar mandi/ urinoir
10
8
10
10
a. Lubang ventilasi minimal 15% dari luas lantai
b. Menggunakan AC, Van, Exhauster
a. Tersedia air bersih dalam jumlah cukup
b. Kualitas air memenuhi persyaratan kesehatan
c. Jarak saranan air bersih dengan sumber pencemaran minimal 10 m
a. Bersih dan terpelihara
b. Menggunakan air yang mengalir
c. Terpisah antara pria dan wanita
d. Tersedia dalam jumlah yang cukup
a. Memiliki sarana pengolahan air limbah
b. Air limbah mengalir dengan lancar
c. Saluran air limbah dengan sistim tertutup
d. Saluran air limbah kedap air
a. Jarak sumber air dengan penampungan kotoran min 10 M
b. Bersih dan tidak berbau
c. Letak tidak
10
4
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
98
18. Sarana pembuangan sampah
19. Ruang Makan
8
5
5
berhubungan langsung dengan dapur, kamar tidur, ruang tamu
d. Perbandingan antara jumlah penghuni dengan kamar mandi/jamban1-9 orang = 1 buah10-19 orang = 2 buah20-29 orang = 3 buah30-39 orang = 4 buah40 – 49 orang = 5 buah50 – 60 orang = 6 buahSetiap penambahan10 orang ditambah 1 buah kamar mandi/ jamban
a. Tempat sampah kuat
b. Kedap airc. Tertutupd. Mudah diangkute. Frekuensi
angkutan min 1 kali/hari
f. Tidak menjadi tempat perindukan serangga
a. Perlengkapan ruang makan selalu bersih
b. Ukuran ruangan cukup memadai
c. Tersedia fasilitas cuci tangan
d. Cukup fasilitas meja dan kursi
2
2
2212
1
3
3
2
2
3
99
20. Dapur
21. Bebas jentik nyamuk
4
a. Di ruang dapur minimal tersedia tempat pencucian peralatan, penyimpanan tempat bahan makanan dan tempat pengeluaran udara
b. Dilengkapi alat pengeluaran udara panas dan bau-bauan
c. Dilengkapi sungkup asap
d. Luas dapur min 40% dari luas ruang makan
Kepadatan jentik nyamuk nol
2
2
3
10
Sumber : Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/200333
100
Lampiran 6
Transkrip Hasil Wawancara Ketersediaan Sanitasi Dasar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Desa Kujangsari Kota Banjar Tahun 2016
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
No Pertanyaan Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Informan 51 Apakah Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar sudah memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan? Lokasi
Apakah lokasi pondok pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terhindar dari pencemaran? Apakah lokasi pondok pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terletak di daerah banjir?
Lingkungan termasuk halamanApakah lingkungan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih dan indah? Apakah
Insya Allah memenuhi syarat. Lokasi Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Terhindar dari pencemaran karena tidak ada sumber pencemaran dan Tidak terletak di daerah banjir.
Untuk lingkungan Ya adanya begitu dan inginnya dua duanya Cuma belum tercapai.
Sudah memenuhi syarat. Untuk lokasi, kalau limbah industri terhindar, karena jauh dari pusat industri.Lokasi tidak terletak didaerah banjir, karena ini adalah dataran tinggi.
Lingkungan bersih pada saat pagi hari, setelah di bersihkan oleh petugas piket. Kalau siang hari kotor kembali, saat
Ya. lokasi pondok pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terhindar dari pencemaran. Tidak, lokasi pondok pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak terletak di daerah banjir.
Ya, lingkungan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih dan indah.
Insya Allah sudah memenuhi syarat. Untuk lokasi terhindar dari pencemaran tapi penghuni disini masih sering membuang sampah sembarangan dilingkungan Pondok Pesantren. Pondok Pesantren tidak terletak di daerah banjir.
Untuk halaman di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar belum bersih. Tetapi tidak memungkinkan sebagai tempat
Kalau setahu saya kurang memenuhi syarat, karena dari segi air kurang sehat.Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terhindar dari pecemaran dan tidak terletak di darah banjir.
Lingkungan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Standar, sewajarnya
101
lingkungan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar memungkinkan sebagai tempat bersarang/berkembang biak serangga, tikus? Apakah Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar memiliki pagar dan ada batas yang jelas? Apakah Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terdapat tempat parkir?
Kemungkinan besar bisa menjadi sarang serangga. Pagarnya pakai komplek. terdapat tempat parker di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar.
sore hari dibersihkan kembli oleh petugas piket.disini banyak kucing dan lalat.ada gerbang, untuk pemisah terutama untuk memisahkan santri putri dan putra ada walaupun masih terlihat. Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terdapat tempat parkir.
LingkunganPondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Tidak sebagai tempat bersarang/berkembang biak serangga, tikus. Ya ada, Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar memiliki pagar dan ada batas yang jelas. Ya ada, Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terdapat tempat parkir
bersarang/berkembang biak serangga, tikus.batas Pondok Pesantren jelas dan memiliki tempat parkir.
Pondok Pesantren.Saya kira tidak memungkin sebagai tempat bersarang/ berkembang biak serangga, tikus. Untuk tempat parkir pastiAda.
Persyaratan Kesehatan Bangunan2 Apakah Pondok Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar sudah memenuhi persyaratan kesehatan bangunan? Lantai
Apakah lantai yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Saya kurang paham memenuhi syarat atau tidak. Lantai di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar kadang bersih kadang
untuk bangunannya beberapa kurang memenuhi. Lantai bersih sering di pel, banyak lantai yang cepet rusak
Ya. Lantai yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih setiap pagi dan sore dibersihkan. Lantai di Pondok
Insya Allah sudah. Lantai di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih. Terbuat dari bahan yang kuat, tidak ada yang
Sewajarnya, menurut saya kesehatan bangunan memenuhi persyaratan.Lantai di Pondok Pesantren
102
bersih? Apakah lantai di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terbuat dari bahan yang kuat, kedap air dan memiliki permukaan rata? Apakah lantai Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar licin? Apakah lantai Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bisa membuat genangan air?
DindingApakah dinding yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih? Apakah dinding yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar kedap air?
tidak. Bahannya kuat, permukaannya rata dan licin kalau hujan. ada genangan air kalau ada angin besar.
Dinding di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih. Tidak tembus air dindingnya. insya Allah dindingnya
terutama di daerah depan. Karena tanah ini dulunya adalah balong, sehingga mudah rusak dan kurang kedap air. Beberapa kamar ada yang lantainya naik, ada yang turun. kalau rusak di ganti beberapa bulan sekali. Kalau yang di kamar mandi licin, kalau yang di kamar tidak. Kalau ada yang rusak pasti ada genangannya.
Untuk dindingnya cukup bersih. Kalau yang dekat kamar mandi dindingnya rembes. Sebagian kamar rembes,
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terbuat dari bahan yang kuat, tidak kedap air dan memiliki permukaan rata. Tidak, lantai Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak licin Dan lantai Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak membuat genangan air.
Tidak, dinding yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar kotor dan tidak kedap air. Tetapi mudah
retak karena sudah direhab, kedap air dan permukaannya juga rata. Permukaan lantai tidak licin. Tidak juga membuat genangan air.
Dinding di Pondok Pesantren ini bersih tetapi tidak kedap air. Dinding muda dibersihkan dan memiliki warna yang terang,
Miftahul Huda Al-Azhar bersih. Bahannya kuat, kedap air dan permukaan rata.Lantainya tidak licin danTidak menjadi genangan air
Dinding di Pondok pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Tidak terlalu bersih.Tidak kedap air tetapi
103
Apakah dinding di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar mudah dibersihkan? Apakah dinding di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar berwarna terang?
Atap dan talangApakah Atap dan talang di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bocor? Apakah Atap dan talang di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terjadi genangan air?
mudah dibersihkan. Insya Allah terang ya keadaanya kaya gini sih.
Atap dan talang di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar insya allah tidak ada kebocoran. Insya Allah tidak ada genangan.
sebagaian tidak. Sepertinya banyak yang tidak kedap air. Dindingnya tidak mudah dibersihkan, kalau ada yang kotor dibiarkan saja, di cat kembali hanya saat acara ulang tahun atau sekitar satu tahun sekali. Catnya selalu warna hijau.
Iya ada yang bocor. terutama yang bangunan musolah karena bangunannya sudah tua jadi udah lama tidak di bangun, sehingga atapnya banyak yang bocor. menurut
dibersihkan. Warna dinding di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak berwarna terang, terlalu buram.
Atap dan talang di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar ada yang bocor dan terdapat genangan air.
warnanya hijau.
Atap dan talang di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak bocor dan tidak terjadi genangan air.
Mudah di bersihkan danBerwarna terang.
Atap dan talang Ada yang bocor ada yang tidakTidak. ada menjadi genangan air.
104
Langit-LangitBerapa tinggi langit-langit di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar dari lantai? Apakah langit-langit di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih dan berwarna terang?
Tinggi langit-langit di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar mencapai 2,75 m.Langit-langitnya insya Allah terang.
saya tidak ada genangan air yang terjadi.
Tinggi langit-langit dari lantai kisaran 2.5 meter.Langit-langit jarang di bersihkan, hanya saat ada acara tertentu saja di bersihkan, kalau dari pengurus sudah memerintahkan untuk dibersihkan, tetapi anak-anaknya malas mengerjakan karena diatas susah dan warna langit-langitnya kusam, terutama di bagian musolah.
Tinggi langit-langit di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar dari lantai sekita 3 m. Ya, langit-langit di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih dan berwarna terang.
Tinggi langit-langit dari lantai lebih dari 2,75 m, kira-kira 3 m untuk tingginya. Warnanya putih dan bersih.
Tinggi langit-langit dari lantai Bervariasi, ada yang tinggi dan ada yang pendek kurang lebih 2,5 m – 3 m.Langitnya bersih dan berwarna terang.
105
TanggaApakah lebar anak tangga yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar ≥ 30 cm? Apakah tinggi anak tangga yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar maksimal 20 cm? Apakah tangga di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar memiliki pegangan tangan? Apakah lebar tangga yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar ≥ 150 cm?
PintuApakah pintu yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar dapat dibuka ditutup
Lebar anak tangga di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar mencapai ≥ 30 cm. Tinggi anak tanggainsya Allah mencapai 20 cm.Untuk pegangan tangan kalau sekarang belum tapi rencananya mau lagi proses. Lebar tanggaada yang kurang ada yang lebih 150 cm.
Pintu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar insya allah bias dibuka
Kalau lebar tangganya kira-kira 30 cm. Tingginya kira-kira ada 20 cm. Pegangan dengan tembok, kalau di tempat lain ada pegangannya menggunakan besi. buat dua orang bisa berpapasan.
Menggunakan pintu yang dikunci dari dalam. Pintunya susah untuk
Ya, lebar anak tangga yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar ≥ 30 cm, tinggi anak tangganya sekitar 20 cm dan memiliki pegangan tangan.lebar tangga yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar ≥ 150 cm.
Ya, pintu yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda
Lebar anak tangga di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar lebih dari 30 cm. Tinggi anak tangga sekitar 20 cm. Terdapat pegangan tangan. Lebar tangga disini lebih dari 150 cm.
Allhamdulillah semua bisa, bisa ditutup, bisa dikunci dengan baik. Paling tidak
Lebar anak tangga di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar sekitar 30 cm. Tinggi anak tangga ada yang 20 cm ada yang lebih dari 20 cm.Tangganya tidak ada pegangan.Dan untuk lebar tangga Ada yang lebih kecil dari 150 cm ada yang lebih besar dari 150 cm.
Pintu di Pondok Pesantren Miftahul Huda ada yang bisa ada yang tidak bisa
106
dikunci dengan baik? Apakah pintu yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar dapat mencegah masuknya binatang penggangu?
JendelaApakah Jendela yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan keluar? Apakah dilengkapi dengan vitrage/gordyn?
ditutup dikunci dengan baik dan insya Allah bisa mencegah masuknya binatang pengganggu.
Jendela di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar insya allah bias dibuka dan ditutup dengan arah bukaan keluar Tetapi belum di lengkapi gorden.
mencegah binatang penggangu, Karena kucing suka masuk kamar, apa lagi kalau ada ikan, kalau makan biasanya di kamar.
Setiap kamar ada jendelanya, tapi bagian dekat kantor jarang di buka, biasanya menggunakan lubang ventilasi. Ada yang menggunakan gordyn ada yang tidak, kebanyakan yang tidak menggunakan gordyn.
Al-Azhar dapat dibuka ditutup dikunci dengan baik dan dapat mencegah masuknya binatang penggangu.
Ya, Jendela yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan keluar dan dilengkapi dengan gordyn tetapi ada yang tidak.
bisa mencegah masuknya kucing.
Untuk jendela tergantung, ada yang bisa dibuka ada yang tidak. Setiap jendela Dilengkapi dengan gordyn.
dibuka ditutup dengan baik.Kadang ada binatang peganggu yang masuk keruangan.
Jendela di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan keluar. Untuk gordyn Ada yang iya dan tidak dilengkapi gordyn.
107
PencahayaanApakah pencahayaan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bisa digunakan untuk membaca dengan mata normal?
Kondisi RuangApaka kondisi ruangan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar pengap? Apaka kondisi ruangan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bau? Apaka kondisi ruangan di
Pencahayaan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar insya allah bias digunakan untuk membaca dengan mata normal. Untuk ruangan 4x4 m digunakan lampu 14 watt pilips,Untuk ruangan 5x5 digunakan lampu18 watt.
Kondisi ruangan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar insya Allah tidak pengap, tidak berbau tetapi kadang bising saat anak
Pencahayaan bisa digunakan untuk membaca dengan mata normal, lampu sering di ganti, lampu menggunakan 15 watt atau 30 watt.
Kondisi ruangan kalau di tempat anak-anak pengap, kalau di tempat pengurus tidak. karena anak-anak banyak dan satu kamar ada yang 15 orang, untuk
Pencahayaan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak bisa digunakan untuk membaca dengan mata normal, tapi dengan menggunakan lampu, lampu yang dipakai philip 5-20 watt.
Kondisi ruangan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak pengap, tidak bau karena ada pewangi ruangan
Pencahayaan bisa digunakan untuk membaca dengan mata normal.
Kondisi ruangan di Pondok Pesantren Miftahul Huda lumayan pengap, lumayan berbau dan berisik.
Pecahayaan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bias digunaakan untuk membaca dengan mata normal, Pencahayaan cenderung terang
Kondisi ruangan Tidak pengap,Tidak berbau, tetapi bising, karena tidak bisa meredam suara.
108
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bising?
Kamar TidurApakah peralatan tidur di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih? Apakah Penataan barang-barang dikamar tidur rapi? Berapa luas kamar tidur di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar? Berapa jumlah penghuni dalam
sekolah pulang.
Kamar tidur di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Insya Allah bersih, rapih, luas kamar sekitar 4x4 diisi oleh 23 orang/ 17 orang.
kamar ukuran besar ada 30-50 orang, sehingga anak-anak itu tidur tidak di kamar saja. Kondisi ruangan bau karena pengap, paling seger saat pagi. Kalau ruangan pasti berisik, apa lagi yang mau belajar, menghafal, paling di musolah.
Kamar tidur bersih karena selalu ada yang piket setiap hari.Rapih karena bangun tidur, santri menumpuk tempat tidur mereka, lalu mulai menyapu dan mengepel. Kalau kamar ukuran kecil 15-
tetapi kondisi ruangan bising.
Peralatan tidur di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih. Penataan barang-barang dikamar tidur juga selalu rapi. luas kamar tidur di Pondok Pesantren
Peralatan tidur di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih. Penataan kamarnya selalu rapi. Jumlah penghuninya ada 7 orang ada yang 13 orang. Luas kamarnya kira 5x4 m.
Peralatan tidur Insyaallah bersih.Insyaallah rapih.Tergantung ruangan, yang lebih kecil dapat menampung 20 orang, lebih besar dapat menampung 40 orang. Dalam 1 kamar1 orang
109
1 kamar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar?
VentilasiApakah lubang ventilasi di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar minimal 15% dari luas lantai?
Kurang paham kembali ketataruangan. Kemungkinan bisa mencapai 15% dari luas lantai. Untuk di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak menggunakan ac dan kipas pun sebagian.
20 orang, kalau yang besar 40-50 orang.
Lubang ventilasi lumayan besar. tidak menggunakan AC, kipas angin ada beberapa saja.
Miftahul Huda Al-Azhar kira kira 4,5 m dengan jumlah penghuni biasanya 20 orang dalam 1 kamar di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar.
Lubang ventilasi di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak 15% dari luas lantai.
Ventilasi yang digunakan alam dan paling ditambah kipas tangan. Lubang ventilasi ada tp kecil sepertinya kurang dari 15% luas lantai.
menempati kurang dari 4,5 m2.
Ventilasi di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Cenderung cukup sekita 15% dari luas lantai dan menggunakan ventilasi alam.
110
Fasilitas Sanitasi3 Apakah Fasilitas sanitasi di
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar sudah memenuhi persyaratan? Air Bersih
Apakah air bersih di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tersedia dalam jumlah cukup? Apakah Kualitas air di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar memenui persyaratan kesehatan? Apakah jarak sarana air bersih dengan sumber pencemaran di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar minimal 10 m?
Tempat wudhuApakah tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-
Ketersediaan air bersih Insya Allah dengan jumlah yang cukup. Warna airnya bening, tidak keruh insya Allah memenuhi persyaratan.Jarak sarana air bersih dengan sumber pencemaran ada yang kurang dari 10 m ada yang lebih dari 10 m.
Tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda
Air bersih tersedia dalam jumlah banyak, hanya kamar mandinya saja yang kurang. Untuk kualitas airnya kuning, karena sumur dekat dengan selokan atau comberan. Untuk jarak sarana air bersih (sumur) dengan sumber penecemaran (selokan) dekat sekali kurang dari 10 m.
Untuk tempat wudhu bersih sih, karena
Ya, air bersih di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tersedia dalam jumlah cukup banyak. Kualitas air di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak memenuhi persyaratan kesehatan airnya kuning. jarak sarana air bersih dengan sumber pencemaran di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar lebih dari 10 m.
Tempat wudhu di Pondok Pesantren
Iya. Air bersihnya tersedia dalam jumlah cukup. Untuk kualitas airnya, Cuma warna airnya kuning mungkin karena wadahnya warnanya kuning tapi wadah penampungan air sering bersihkan. Jarak sarana air bersih dengan sumber pencemaran jauh kira-kira 2 m.
Tempat wudhu di Pondok Pesantren
Jumlah air bersih di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Kurang cukup. Air bersihCukup memenuhi persyaratan kesehatan. Jarak sarana air bersih dengan sumber pencemaranKurang dari 10m.
Tempat wudhu di Pondok Pesantren
111
Azhar bersih dan terpelihara? Apakah tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar menggunakan air yang mengalir? Apakah Tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar terpisah antara pria dan wanita? Apakah tempah wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tersedia dalam jumlah yang cukup?
Al-Azhar untuk sementara agak kurang, kembalinya ke anak-anak sekarang beda sama zaman dulu.Tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar sebagian ada dari keran dan sebagian dari bak. Tempat wudhu terpisah putra dengan putri. Dan insya Allah tersedia dalam jumlah cukup.
biasanya pakai gayung dan mengambil airnya dari kamar mandi. Atau banyak juga yang langsung di keran. Berbeda dengan laki-laki yang menggunakan air di penampungan.Iya, menggunakan air yang mengalir.Antara laki-laki dan perempuan memang terpisah.Disini banyak tempat wudhunya, sampai 20an lebih. Dan tidak hanya menggunakan keran saja kan, tapi menggunakan gayung masing-
Miftahul Huda Al-Azhar bersih dan terpelihara. Tempat wudhu di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar menggunakan air yang mengalir menggunakan kendi air 24 jam selalu aktif sanyonya.Tempat wudhu terpisah antara pria dan wanita dan tersedia dalam jumlah yang cukup.
Miftahul Huda Al-Azhar bersih dan selalu dipelihara. Kalau untuk tempat wudhu di Pondok Pesantren Putri itu menggunakan air mengalir, kalau di Pondok Pesantren Putra tidak dengan air mengalir. Tempat wudhunya terpisah antara pria dan wanita. Tempat wudhu insya allah tersedia dalam jumlah yang cukup.
Miftahul Huda Al-Azhar Insyaallah bersih dan terpelihara. Tempat wudhu menggunakan air yang mengalirTerpisah tempat wudhu pria dan wanita. Jumlah tempat wudhu yang tersediaCukup.
112
Sarana Pembuangan air limbahApakah Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar memiliki sarana pengolahan air limbah? Apakah air limbah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar mengalir dengan lancar? Apakah saluran air limbah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar menggunakan sistim tertutup? Apakah saluran air limbah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar kedap air?
Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar belum memiliki sarana air limbah. Air limbah mengalir lancar, tidak tersumbat dan tertutup salurannya. Saluran air limbah tidak kedap air jadi suka ngerember karena tidak pake pralon jadi kaya got terus langsung dibuang ke tempat pembuangannya.
masing yang diambil dari kamar mandi.
Disini tidak ada yang mengolah air limbah, langsung saja dibuang ke sungai. Kadang tidak lancar karena banyak sampah, apalagi kalau hujan. Saluran air limbah tidak tertutup, terbuka begitu saja. Tidak kedap air.
Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar tidak memiliki sarana pengolahan air limbah. air limbah mengalir dengan lancar, pembuangan sampah dan limbah air ada dibelakang pondok. Saluran air limbah menggunakan sistim terbuka.Dan kedap air kalau hujan.
Pengolahan air limbah belum ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar. Air limbahnya mengalir dengan lancar. Saluran air limbahnya menggunakan sistim terbuka.dan tidak kedap air.
Pengolahan air limbah Setahu saya tidak ada. Saluran air limbah menggunakan sistimTerbuka danTidak kedap air.
113
Toilet/Kamar Mandi/ urinoirApakah jarak sumber air dengan penampungan kotoran di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar minimal 10 m ? apakah toilet/kamar mandi/urinoir di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar bersih dan tidak berbau? Apakah letak toilet/kamar mandi/urinoir di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar berhubungan dengan langsung dengan dapur, kamar tidur, ruang tamu? Berapa jumlah kamar mandi yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar?
Jarak sumber air dengan penampungan kotoran ada yang lebih dari 10 m ada yang kurang dari 10 m, karena kondisi tempat.untuk kamar mandi di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar kadang bersih kadang tidak. Letak kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur, kamar tidur, kamar tamu. Kamar mandi mencapai 1-10 orang perkamar mandi. jumlah ruangan kamar mandi ada 18 kamar mandi.
Jarak sumber air dengan penampungan tidak sampai 10 m. Kamar mandi Bersih karena ada jadwal untuk membersihkan kamar mandi. Ada beberapa kamar yang dekat dengan kamar mandi, contohnya kamar pengurus. Tapi yang lainnya jauh. Disini tidak ada ruang tamu, adanya kantor pengurus. Dan letaknya berdekatan dengan kamar mandi. Namun untuk dapur berjauhan. Kalau semuanya banyak kamar mandi. Contohnya di
Jarak sumber air dengan penampungan kotoran di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar 5 m. Toilet/kamar mandi/urinoir di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar ada yang bersih ada yang tidak dan ada yang berbau dan tidak berbau. Tidak terletak berhubungan dengan langsung dengan dapur, kamar tidur, ruang tamu. Jumlah kamar mandi yang ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar laki-
Jarak sumber air dengan penampungan kotoran jauh kira-kira 10 m. Kamar mandinya bersih kalau dibersihin, dibersihinnya seminggu 1 kali, kamar mandinya tidak bau. Kamar mandinya berdekatan dengan dapur rumah pengasuh tetapi tidak berdekatan dengan kamar tidur, tidak berdekatan juga dengan ruang tamu, ada satu yang bersebelahan kamar mandi dengan kamar tidur.Untuk komplek ini ada 10 kamar
Jarak sumber air dengan penampungan kotoran Kurang dari 10 m.Kamar mandi Cukup bersih dan tidak berbau.Kamar mandi tidak berhubungan dengan dapur, kamar tidur, ruang tamu. Perbandingan jumlah kamar mandi dengan jumlah santri perempuan yang memakai adalah 1 banding 20 orang.
114
komplek sini ada 14 kamar mandi, tetapi 5 kamar mandi rusak. Jadi yang bisa dipakai hanya 9 kamar mandi, dan hanya 4 kamar mandi yang ada WCnya Untuk santri 120 lebih. Kalau di komplek B ada 15 kamar mandi, untuk 150 orang. Untuk komplek C hanya ada 5 kamar mandi untuk 100 orang. Banyak yang rusak kamar mandi disini, apalagi lampunya seminggu sekali rusak sampai pengurusnya bosan uang habis untuk beli lampu. Belum ada dana lagi
laki 20 kamar mandi jumlah santri putra 390 orang putri 700 lebih orang.
mandi dengan jumlah santri kira-kira 40an.
115
Sarana pembuangan sampahApakah tempat sampah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar kuat? Apakah tempatnya sampahnya kedap air? Apakah tempat sampahnya tertutup? Apakah tempat sampahnya mudah di angkut? Dalam 1 hari sampah diangkut berapa kali? Apakah tempat sampahnya menjadi tempat perindukan serangga?
Tempat sampah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar yang di depan pake plastic. Tempat sampahnya kedap air tetapi di bagian bawahnya dikasih lubang biar air keluar ngerembes pas musim hujan jadi tidak ketampung ditempat sampah. Tempat sampahnya tertutup atasnya.mudah diangkut , sehari 1 kali kecuali kalau ada acara. Tempat sampah kayanya ada tempat perindukan
untuk menambah kamar mandi.
Tempat sampahnya kuat karena memakai ember. Kedap air kan itu ember. Tempat sampahnya terbuka. Iya mudah diangkut karena diangkut setiap hari. Diangkutnya 1 kali sehari setiap pagi. Serangga seperti kecoa sih tidak ada, yang banyak itu lalat dan kucing.
Tempat sampahnya kuat dan kedap air. Sarana pembuangan sampahnya terbuka, mudah diangkut. Pengangkutan sampah dilakukan sehari 3 kali. Tempat sampah bisa menjadi tempat perindukan serangga.
Tempat sampah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar kuat menggunakan ember. Tempatnya kedap air. Tidak ditutup juga. Tempat sampahnya mudah diangkut. Sehari hanya diangkut 1 kali pada pagi hari. Tidak menjadi tempat serangga tapi paling ada lalat.
Tempat sampahnya Cukup kuat.Tempat sampah Tidak kedap air.Tempat sampah Terbuka.Mudah diangkut danPengangkutan 1 kali sehari. Memungkinkan menjadi tempat perindukan serangga.
116
Ruang MakanApakah perlengkapan ruang makan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar selalu bersih? Apakah ukuran ruang makan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar cukup memadai? Apakah tersedia fasilitas cuci tangan di ruang makan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar? Apakah fasilitas meja dan kursi di ruang makan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar cukup ?
serangga.
Perlengkapan ruang makan insya allah bersih. Ukuran ruangannya cukup memadai. Fasilitas cuci tangan belum ada paling ke kamar mandi kalau mau cuci tangannya.Fasilitas kursi dan meja diruang makan tidak ada kalau mau makan di kamar.
Disini tidak ada ruang makan, kalau santri makan di kamar masing-masing. Untuk cuci tangan sebelum makan di kamar mandi.Tidak ada fasilitas seperti itu. Ada meja makan tapi hanya untuk mereka mengambil makan. Nanti makannya tetap didalam kamar.
Perlengkapan ruang makan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar selalu bersih. Makanan diantar ke tiap kamar, santri makan di kamar tidak memiliki ruang makan sendiri. Santri cuci tangan di tempat wudhu. Tidak ada, fasilitas meja dan kursi santri duduk di lantai Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
Ruang makan tidak ada di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, jadi kalau makan langsung dikamar. Perlengkapan makannya bersih. Fasilitas cuci tangan tidak ada di pondok pesantren kalau cuci tangan langsung ke tempat wudhu. Tidak ada fasilitas meja dan kursi juga kalau makan ramai-ramai duduk dilantai.
Tidak ada ruang makan di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, makanan diambil lalu dimakan bersama di kamar.Ukuran kamar Cukup memadai.Tidak tersedia fasilitas cuci tangan dan tidak ada fasilitas meja dan kursi untuk makan, jadi kalau makan duduk dilantai.
117
DapurApakah tersedia tempat pencucian peralatan, penyimpanan tempat bahan makanan dan tempat pengeluaran udara di dapur Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar? Apakah dilengkapi alat pengeluaran udara panas dan bau-bauan di dapur Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar? Apakah dilengkapi sungkup asap di dapur Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar? Apakah luas dapur di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar minimal 40% dari luas ruang makan?
Di Ruangan dapur tersedia tempat pencucian piring. ada alat pengeluaran udara panas dan bau-bauan. Tetapi tidak dilengkapi sungkup asap. Tidak tau betul luas dapurnya berapa.
Didalam dapur terdapat tempat pencucian peralatan, penyimpanan bahan makan biasanya hanya ditaruh dikarung saja dan ditaruh didapur, pengeluaran udara lewat ventilasi yang terdapat diatas jendela itu. Tidak ada alat seperti itu, ya keluarnya udara panas dan bau bauan dari celah yang dijendela itu saja, Disini memakai tungku asap. Ukurannya kecil, sebesar kamar tidur. Tapi disini tidak ada ruang makan, mereka makan dibawa ke
Ya ada cukup memenuhi syarat, tersedia tempat pencucian peralatan, penyimpanan tempat bahan makanan dan tempat pengeluaran udara di dapur Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar. Dilengkapi alat pengeluaran udara panas dan bau-bauan di dapur Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar.Tidak dilengkapi sungkup asap di dapur Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar. Luas dapur di Pondok
Di dapur terdapat tempat pencucian peralatan, tempat penyimpanan bahan makanan ada tapi tidak di dapur adanya dikoperasi, Dapur dilengkapi dengan tempat pengeluarannya udara. Untuk pengeluaran udara panas gak ada, paling hanya ada ventilasi. Sungkup asap juga tidak ada, asap langsung keluar aja dari ventilasi. Luas ruangan dapur seperti luas kamar sekitar 5x4 m.
Di ruang dapur terdapat tempat pencucian peralatan, tempat penyimpanan makanan dan pengeluaran udara. Dilengkapi alat pengeluaran udara panas dan bau-bauan. Dilengkapi sungkup asap. Luas dapur kecil.
118
Bebas jentik nyamukApakah terdapat kepadatan jentik nyamuk di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar?
Di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar ada jentik nyamuk di kamar mandi, dan pembuangan
kamar.
Disini banyak nyamuk tapi tidak terlalu banyak juga. Karena kan bak mandi juga tidak ditutup dan banyak genangan-genangan air disekitar pesantren.
Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar minimal 40% dari luas ruang makan.
Ya, terdapat kepadatan jentik nyamuk di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar cukup banyak
Jentik nyamuk tidak nentu kadang ada kadang tidak, untuk bak mandi dibiarkan terbuka.
Tidak, ada jentik nyamuk.
119
Lampiran 7
RIWAYAT HIDUP PENELITI
Nama : Depy Itasari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tgl Lahir : Gadung, 02 Januari 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Jend Sudirman No 1500 RT 006 RW 002 Toboali Bangka
Selatan, Provinsi Bangka Belitung.
Email : [email protected]
No. Hp : 081284240284
Riwayat Pendidikan:
1999 - 2000 : TK Kuncup Stania Toboali
2000 - 2006 : SD N 13 Toboali
2006 – 2009 : SMP N 1 Toboali
2009 – 2012 : SMA N 1 Toboali
2012 – 2016 : Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Jakarta
120
Nama : Fuchsia Firdausi Zein
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tgl Lahir : Jakarta, 17 April 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : komp.pesona kalisari XIV rt09/09 kel,kalisari kec.pasar rebo
cijantung .jakarta timur
Email : [email protected]
No. Hp : 081299210469
Riwayat Pendidikan:
1998-1999: play group riadhus sholihat
TK Islam Rhiadus sholihin
2000 -2003 : SDS Asyafiah jakarta
SDS Hangtuah 5 Jakarta
2003 – 2004 : SDN Mangunjaya 02 bekasi Timur
2005 – 2006 : SDN Semper Barat 07 jakarta
SDN Jatiasih V bekasi Selatan
2007-2008: SMPN 53 Jakarta Utara
2009: SMPN 184 Jakarta Timur
121
2010 : SMA Global Islamic School Jakarta
2011 : Homeschooling Pribadi Kak Seto
2012: Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Kedokteran
122
Nama : Anjar Puspitaningrum
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tgl Lahir : Brebes, 11 Mei 1994
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lombok Kemurang Wetan No. 38 RT 01/ RW 02,
Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, 52254
Email : [email protected]
No. Hp : 081902160660
Riwayat Pendidikan:
2000 - 2006 : SD N 1 Tegongan
2006 – 2009 : SMP N 1 Tanjung
2009 – 2012 : SMA N 1 Brebes
2012 – 2016 : Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Jakarta
123
Nama : Reyhan Calabro
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tgl Lahir : Palembang, 24 Januari 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cempaka Putih Barat 19 No. 9, RT/RW 007/07, Kelurahan
Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih, Kota
Administrasi Jakarta Barat, DKI Jakarta 10520
Email : [email protected]
No. Hp : 089654310465
Riwayat Pendidikan:
1999 – 2000 : TKIT Gemanurani
2000 – 2002 : SD Taman Harapan
2002 – 2003 : SDIT Gemanurani
2006 – 2009 : SMPIT Gemanurani
2009 – 2012 : SMA Negeri 1 Bekasi
2012 – 2016 : Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
124
Nama : Atika Febriani Permatasari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tgl Lahir : Jakarta, 11 Febuari 1994
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Murni No. 8K RT 16/RW 02 Kelurahan Joglo,
Kembangan, Jakarta Barat
Email : [email protected]
No. Hp : 081213534967
Riwayat Pendidikan:
1999 - 2000 : TK Islam Al-Azhar 4 Kebayoran Lama
2000 - 2006 : SD Islam Al-Azhar 8 Kembangan
2006 – 2009 : SMP Islam Al-Azhar 10 Kembangan
2009 – 2012 : SMA Islam Al-Azhar 3 Pusat
2012 – 2016 : Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Jakarta
125
Nama : Didi Suryana
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tgl Lahir : Subang, 15 Maret 1992
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Kp Jaringao, 34/14, Ds Pringkasap, Kec. Pabuaran, Kab.
Subang 41262
Email : [email protected]
No. Hp : 085711815604
Riwayat Pendidikan:
1998 - 2004 : SDN NEGLASARI
2004 - 2007 : SMP LA-TANSA
2007 – 2010 : SMAN 1 SUBANG
2012 – 2016 : Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Jakarta
126
Nama : Siti Sahara Andiyanti Haeruman
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tgl Lahir : Jakarta, 29 Januari 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Radar Hankam No 29a, Jati Makmur, Pondok Gede,
Bekasi.
Email : [email protected]
No. Hp : 081282368893
Riwayat Pendidikan:
1999 - 2000 : TK Al-Khairiyah Bekasi
2000 - 2006 : SDN Jati Makmur V Bekasi
2006 – 2009 : SMP Persis 69 Jakarta Timur
2009 – 2012 : SMA Nasional 1 Bekasi
2012 – 2016 : Pendidikan Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Jakarta
127