fraktur colles doc

49
BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN LONG CASE UNIVERSITAS HASANUDDIN DESEMBER 2012 FRAKTUR COLLES Oleh : Try Enos C11108288 Eko Irawan 110205131 Akhmad Taufiq C11108182 Yulianto Arifin C11108351 DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

Upload: eko-irawan

Post on 21-Jan-2016

201 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Colles Doc

BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN LONG CASE

UNIVERSITAS HASANUDDIN DESEMBER 2012

FRAKTUR COLLES

Oleh :

Try Enos C11108288

Eko Irawan 110205131

Akhmad Taufiq C11108182

Yulianto Arifin C11108351

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN BEDAH ORTHOPEDI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: Fraktur Colles Doc

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

JK : Laki-laki

Umur : 17 Tahun

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Jln Teratai Indah Macan

MR : 149648

MRS : 24-12-2012

Ruangan : P.Akasia 220

RS GRESTELINA

KU : Nyeri pada pergelangan tangan kanan

AT : Dialami 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit akibat kecelakaan lalu lintas.

Riwayat Pingsan (-) Riwayat Mual(-) Riwayat muntah(-) Riw. pengobatan di

UGD RSU Gowa sebelum dirawat di RS Grestelina.

Mekanisme Trauma : OSI dibonceng menggunakan motor yang menurut OSI

dengan kecepatan sedang, kemudian dari arah berlawanan datang sebuah mobil

dan menabrak motor OSI, OSI kemudian terjatuh dengan pergelangan tangan

kanan lebih dahulu bertumpuh di tanah, mekanisme trauma selanjutnya tidak

jelas.

PEMERIKSAAN FISIS

Primary Survey

A : Patent

B : RR 18 x/mnt, spontan, tipe torakoabdominal, simetris kiri kanan

C : TD 100/70 mmHg, Nadi 80 x/mnt, kuat angkat, reguler

D : GCS 15 (E4M6V5), pupil isokor Ø 3,5mm/3,5 mm, reflex cahaya +/+

E : Suhu : 36,7 oC (axillar)

Page 3: Fraktur Colles Doc

Secondary Survey

Kepala :

I : Tampak Vulnus laceratum pada daerah pangkal hidung dan

maxilla sinistra. Udem (+) Hematom (+) didaerah orbita

P : Nyeri tekan (+) Krepitasi (-)

Extremitas :

Pergelangan Tangan kanan

I : Tampak Deformitas, Udem (+)

P: Nyeri tekan (+) Krepitasi(-)

ROM: Gerak aktif dan pasif sendi terbatas karena nyeri

NVD: sensibilitas baik, A. Radialis teraba, CRT < 2 detik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan CT-Scan Ø Axial (06/11/2012)

Kesan :

Tidak Tampak Kelainan Intracranial

Fraktur Os Nasale

Page 4: Fraktur Colles Doc

Foto Rontgen Ext (24/12/2012)

Kesan : Fraktur Distal Radius Dextra Colles Type

RESUME

Laki-laki, 17 thn, masuk Rumah Sakit dengan keluhan nyeri pada

pergelangan tangan kanan yang dialami 1 hari SMRS akibat kecelakaan lalu

lintas. Riwayat nausea (-) Riwayat vomit(-) Riwayat kolaps(-), OSI dibonceng

menggunakan motor yang menurut OSI dengan kecepatan sedang, kemudian dari

arah berlawanan datang sebuah mobil dan menabrak motor OSI, OSI kemudian

terjatuh dengan pergelangan tangan kanan lebih dahulu bertumpuh di tanah,

mekanisme trauma selanjutnya tidak jelas.

Dari pemeriksaan fisis didapatkan OSI GCS 15 (E4M6V5). Pada regio

orbita, dari inspeksi tampak edema dan hematom serta terdapat vulnus laceratum

pada pangkal hidung dan maxilla sinistra. Nyeri tekan ada. Pada regio distal

radius dextra, dari inspeksi ditemukan deformitas dan edema dan pada palpasi ada

nyeri tekan, range of movement sendi terbatas karena nyeri, NVD dalam batas

normal. Pada foto roentgen pergelangan tangan didapatkan fraktur distal radius

dextra colles type.

Page 5: Fraktur Colles Doc

DIAGNOSIS

Fraktur Distal Radius Dextra Colles Type

PENATALAKSANAAN

IVFD

Antibiotika

Analgetika

H2 Antagonis

Imobilisasi dan Reposisi

BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur radius distal ataupun Fraktur Colles adalah salah satu dari macam

fraktur yang biasa terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya terjadi karena jatuh

dalam keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut

usia. Bila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba

menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan lengan

bawah. Jenis luka yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia penderita. Pada

anak-anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius.

Fraktur radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada

dewasa. Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur

radius distalis pada tahun 1814 dan sekarang dikenal dengan nama fraktur Colles.

Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidensinya yang

tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu

pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang.

Page 6: Fraktur Colles Doc

Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan

badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis

radius distal yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah

berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian

distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi. Gerakan ke arah

radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari prosesus styloideus ulna, sedangkan

dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial menyebabkan

subluksasi sendi radioulnar distal. Momok cedera tungkai atas adalah kekakuan,

terutama bahu tetapi kadang-kadang siku atau tangan. Dua hal yang harus terus

menerus diingat :

(1) pada pasien manula, terbaik untuk tidak mempedulikan fraktur tetapi

berkonsentrasi pada pengembalian gerakan;

(2) apapun jenis cedera itu, dan bagaimanapun cara terapinya, jari harus

mendapatkan latihan sejak awal.1,2

Page 7: Fraktur Colles Doc

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 DEFINISI

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau

tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.1 Cedera yang

digambarkan oleh Abraham Colles pada tahun 1814 adalah fraktur melintang pada

radius tepat di atas pergelangan tangan, dengan pergeseran dorsal fragmen distal.2

2.2 EPIDEMIOLOGI

Fraktur distal radius terutama ‘fraktur Colles’ lebih sering ditemukan pada wanita,

dan jarang ditemui sebelum umur 50 tahun. Secara umum insidennya kira-kira 8 –

15% dari seluruh fraktur dan diterapi di ruang gawat darurat. Dari suatu survey

epidemiologi yang dilakukan di Swedia, didapatkan angka 74,5% dari seluruh

fraktur pada lengan bawah merupakan fraktur distal radius. Umur di atas 50 tahun

pria dan wanita 1 berbanding 5. Sebelum umur 50 tahun, insiden pada pria dan

wanita lebih kurang sama di mana fraktur Colles lebih kurang 60% dari seluruh

fraktur radius. Sisi kanan lebih sering dari sisi kiri. Angka kejadian rata-rata

pertahun 0,98%. Usia terbanyak dikenai adalah antara umur 50 – 59 tahun.2

2.3 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

usia lanjut

postmenopause

massa otot rendah

osteoporosis

kurang gizi

olahraga seperti sepakbola dll

aktivitas seperti skating, skateboarding atau bike riding

Page 8: Fraktur Colles Doc

kekerasan

ACR (albumin-creatinin ratio) yang tinggi efek ini kemungkinan disebabkan

oleh gangguan sekresi 1,25-dihidroksivitamin D, yang menyebabkan

malabsoprsi kalsium.1,2,3

2.4 ANATOMI

Tulang radius ke arah distal membentuk permukaan yang lebar sampai persendian

dengan tulang carpalia. Dan peralihan antara dense cortex dan cancellous bone

pada bagian distal merupakan bagian yang sangat lemah dan mudah terjadi

fraktur. Penting sekali diketahuii kedudukan anatomis yang normal dari

pergelangan tangan, terutama posisi dari ujung distal radius.

Perlu diperhatikan 3 ukuran yang utama :

1. Radial height :

Yaitu jarak  proccesus styloideus radii terhadap ulna. Diukur dari jarak antara

garis horizontal yang ditarik melalui ujung  procesus styloideus radii dan

melalui ujung distal ulna. Ukuran normalnya kira-kira 1 cm.

2. Derajat “ulna tilt” atau “ulna deviation” dari permukaan sendi ujung

distal radius pada posisi anterior posterior.

Normal, permukaan sendi ini letaknya miring menghadap ke ulnar. Derajat

miringnya diukur dari besarnya sudut antara garis horizontall yang tegak

lurus pada sumbu radius dan garis yang sesuai dengan permukaan sendi.

Normal : 15 – 30 derajat, rata-rata 23 derajat.

3. Derajat “volar tilt” (volar deviation) dari permukaan sendi radius pada

posisi lateral.

Normal : permukaan sendi ini miring menghadap kebawah dan kedepan.

Besarnya diukur dengan sudut antara garis horizontal tegak lurus sumbu

radius dan garis yang sesuai dengan permukaan sendi. Normal : 1 – 23

derajat, rata-rata 11 derajat.2,3

Page 9: Fraktur Colles Doc

Alat-alat gerak yang meliputi ini ialah :

1. Posterior :

Berbentuk cembung dan terdapat sekumpulan tendon/otot extensor yang

mempunyai fungsi ekstensi.

2. Anterior :

Berbentuk cekung dan terdapat sekumpulan tendon/otot fleksor yang

mempunyai fungsi fleksi lengan bawah dan tangan. Dan pada bagian dalam

ada: m. pronator quadratus yang berjalan menyilang dan berfungsi terutama

untuk pronasi.

3. Lateral :

Tampak m. supinator longus yang mempunyai insersi pada procesus.

styloideus radii yang mempunyai fungsi utama sebagai supinasi.2,3

Radius bagian distal bersendi dengan tulang karpus yaitu tulang lunatum

dan navikulare ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke arah medial.

Bagian distal sendi radiokarpal diperkuat dengan simpai di sebelah volar dan

dorsal, dan ligament radiokarpal kolateral ulnar dan radial. Antara radius dan ulna

selain terdapat ligament dan simpai yang memperkuat hubungan tersebut, terdapat

pula diskus artikularis, yang melekat dengan semacam meniskus yang berbentuk

segitiga, yang melekat pada ligamen kolateral ulna. Ligamen kolateral ulna

bersama dengan meniskus homolognya dan diskus artikularis bersama ligament

radioulnar dorsal dan volar, yang kesemuanya menghubungkan radius dan ulna,

disebut kompleks rawan fibroid triangularis (TFCC = triangular fibro cartilage

complex).

Gerakan sendi radiokarpal adalah fleksi dan ekstensinya pergelangan

tangan serta gerakan deviasi radius dan ulna. Gerakan fleksi dan ekstensi dapat

mencapai 90 derajat oleh karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi

Page 10: Fraktur Colles Doc

radiolunatum dan sendi lunatum-kapitatum dan sendi lain di korpus. Gerakan

pada sendi radioulnar distal adalah gerak rotasi.1

Gambar 1a. Sudut normal sendi radiokarpal di bagian ventral (tampak lateral)

Gambar 1b. Sudut normal yang dibentuk oleh ulna terhadap sendi radiokarpal

Sendi radiokarpal normalnya memiliki sudut 1 - 23 derajat pada bagian

palmar (ventral) seperti diperlihatkan pada gambar 1a. Fraktur yang melibatkan

angulasi ventral umumnya berhasil baik dalam fungsi, tidak seperti fraktur yang

melibatkan angulasi dorsal sendi radiokarpal yang pemulihan fungsinya tidak

begitu baik bila reduksinya tidak sempurna. Gambar 1b memperlihatkan sudut

normal yang dibentuk tulang ulna terhadap sendi radiokarpal, yaitu 15 - 30

derajat. Evaluasi terhadap angulasi penting dalam perawatan fraktur lengan bawah

Page 11: Fraktur Colles Doc

bagian distal, karena kegagalan atau reduksi inkomplit yang tidak

memperhitungkan angulasi akan menyebabkan hambatan pada gerakan tangan

oleh ulna.1

Anatomi dan Biomekanik Antebrakhii Distal

Bagian antebrakhii distal sering disebut pergelangan tangan, batas atasnya

kira-kira 1,5 – 2 inchi distal radius. Pada tempat ini ditemui bagian tulang distal

radius yang relatif lemah karena tempat persambungan antara tulang kortikal dan

tulang spongiosa dekat sendi. Dorsal radius bentuknya cembung dengan

permukaan beralur-alur untuk tempat lewatnya tendon ekstensor.

Bagian volarnya cekung dan ditutupi oleh otot pronator quadratus. Sisi

lateral radius distal memanjang ke bawah membentuk prosesus styloideus radius

dengan posisi yang lebih rendah dari prosesus styloideus ulna. Bagian ini

merupakan tempat insersi otot brakhioradialis.2

Pada antebrakhii distal ini ditemui 2 sendi yaitu sendi radioulna distal dan

sendi radiocarpalia. Kapsul sendi radioulna dan radiocarpalia melekat pada batas

permukaan sendi. Kapsul ini tipis dan lemah tapi diperkuat oleh beberapa ligamen

antara lain :

1. Ligamentum Carpeum volare (yang paling kuat).

2. Ligamentum Carpaeum dorsale.

3. Ligamentum Carpal dorsale dan volare.

4. Ligamentum Collateral.

Anatomi Pergelangan Tangan

Page 12: Fraktur Colles Doc

Anterior

a. Struktur ini berjalan superficial terhadap retinaculum musculorum flexorum

dari medial ke lateral

1) Tendo musculus flexor carpi ulnaris

2) N. Ulnaris

3) A. Ulnaris

4) Ramus cutaneus palmaris nervi ulnaris

5) Tendo musculus palmaris longus

Page 13: Fraktur Colles Doc

6) Ramus cutaneus nervi medianus

b. Struktur ini berjalan di bawah retinaculum musculorum flexorum dari medial

ke lateral

1) Tendo musculus flexor digitorum superficialis

2) N. Medianus

3) Tendo musculus flexor policis longus

4) Tendo musculus flexor carpi radialis

Posterior

a. Struktur ini berjalan superficial terhadap retinaculum musculorum

extensorum dari medial ke lateral

1) Ramus cutaneus dorsalis(posterior)nervi ulnaris

2) Vena basilica

3) Vena cepalica

4) Ramus superficialis nervi radialis

b. Struktur ini berjalan di bawah retinaculum musculorum extensorum dari

medial ke lateral

1) Tendo musculus extensorum carpi ulnaris

2) Tendo musculus extensor digiti minimi

3) Tendo musculus extensor digitorum et indicis

4) Tendo musculus extensor policis longus

Page 14: Fraktur Colles Doc
Page 15: Fraktur Colles Doc

Gambar . Inervasi lengan

Persarafan

1. Lateral cord

a. Lateral pectoral nerve

b. Musculocutaneous nerve

c. Lateral root of median nerve

2. Medial cord

a. Medial pectoral nerve

b. Medial cutaneous nerve of arm

c. and medial cutaneous nerve of forearm

d. Ulnar nerve

e. Medial root of median nerve

3. Posterior cord

Page 16: Fraktur Colles Doc

a. Upper and lower subscapular nerves

b. Thoracodorsal nerve

c. Axillary nerve

d. Radial nerve

Jenis Pergerakan pada Pergelangan Tangan/Articulatio radiocarpalis(sendi

pergelangan tangan)

a. Articulatio : antara ujung distal radius dan discus articulaticularis di

sebelah tas dengan os lunatum, os triquetrum, dan os scapoideum

Tipe : sendi episoidea sinovial

Persarafan : N. Interossea anterior dan ramus profundus nervi radialis

1) Flexio, dilakukan oleh M. Flexor carpi radialis, M. Flexor carpu ulnaris,

M. Palmaris longus, dan dibantu otot lain

2) Extentio, dilakuakn oleh M. Carpi radialis longus, M. Extensor capi

radialis brevis, M. Extensor carpi ulnaris

3) Abductio, M. Flexor carpi radialis

Page 17: Fraktur Colles Doc

b. Articulatio radioulnaris distalis

Aryticulatio : antara caput ulan dan incisura ulanris radii

Tipe : sendi pivot sinovila

Persarafan : nervus interosseus anterior dan ranmus profundus nervi

radialis

1) Pronatio, dilakukan oleh M. Pronator teres dan M. Pronator quadratus

2) Supinatio, dilakukan oleh M. biceps brachii damn M. Supinator

Berdasarkan anatomi dan hubungan dengan posisi tangan pada saat jatuh,

bagian yang mungkin mengalami kerusakan adalah radius distal, ulna distal, ossa

carpal serta jaringan yang ada disekitar tulang yang mengalami fraktur.

Pada saat jatuh terpeleset, posisi tangan berusaha untuk menahan badan

dalam posisi terbuka dan pronasi. . Lalu dengan terjadinya benturan yang kuat,

gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal dan mungkin akan

menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2 cm dari

Page 18: Fraktur Colles Doc

Permukaan persendian pergelangan tangan. Sehingga tulang yang kemungkinan

mengalami fratur pada posisi tersebut adalah radius distal dan os scaphoideum.

Dengan posisi tangan pada saat jatuh seperti gambar di atas, maka gaya yang kuat

akan berlawanan arah ke daerah pergelangan tangan. Dan seperti yang telah

disebutkan sebelumnya bahwa yang mungkin mengalami fraktur adalah distal

radius sebab dilihat dari struktur jaringannya saja tulang daerah tersebut memang

rawan patah.1,2,3

Colles fracture Scaphoid fracture

Page 19: Fraktur Colles Doc

Gerakan Pada Pergelangan Tangan

Sendi radioulnar distal adalah sendi antara ‘cavum sigmoid radius’ (yang

terletak pada bahagian dalam radius) dengan ulna. Pada permukaan sendi ini

terdapat ‘fibrocartilago triangular’ dengan basis melekat pada permukaaan inferior

radius dan puncaknya pada prosesus styloideus ulna. Sendi ini membantu gerakan

pronasi dan supinasi lengan bawah, di mana dalam keadaan normal gerakan ini

membutuhkan kedudukan sumbu sendi radioulnar proksimal dan distal dalam

keadaan ‘coaxial’.

Adapun nilai maksimal rata-rata lingkup sendi dari pronasi dan supinasi sebagai

berikut :

1. pronasi = 80 - 900

2. supinasi = 80 – 900

Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeon untuk pengukuran lingkup

sendi ini, siku harus dalam posisi fleksi 900 sehingga mencegah gerakan rotasi

pada humerus (Kaner, 1980; Kapanji, 1983).

Sendi Radio Carpalia merupakan suatu persendian yang kompleks,

dibentuk oleh radius distal dan tulang carpalia ( os navikulare dan lunatum ) yang

terdiri dari ‘inner dan outer facet’. Dengan adanya sendi ini tangan dapat

digerakkan ke arah volar, dorsal, radial dan ulnar secara sirkumdiksi. Sedangkan

gerakan rotasi tidak mungkin karena bentuk permukaan sendi ellips.

Rata-rata gerakan maksimal pada pergelangan tangan adalah sebagai berikut :

1. fleksi dorsal = 50 – 800.

2. fleksi volar/palmar= 60 – 850

3. deviasi radial = 15 - 290

4. deviasi ulnar = 30 – 460

Page 20: Fraktur Colles Doc

Menurut American Acadeny of Orthopaedic Surgeon untuk pengukuran

lingkup sendi ini dilakukan dengan memakai goniometer, dalam posisi pronasi

secara normal sendi radio carpalia ini mempunyai sudut 1 – 230 ke arah palmar

polar, jadi fraktur yang mengarah pada volar akan mempunyai prognosa baik.2

2.5 KLASIFIKASI

Ada banyak sistem klasifikasi yang digunakan pada fraktur ekstensi dari

radius distal. Namun yang paling sering digunakan adalah sistem klasifikasi oleh

Frykman. Berdasarkan sistem ini maka fraktur Colles dibedakan menjadi 4 tipe

berikut :

Tipe IA : Fraktur radius ekstra artikuler

Tipe IB : Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler

Tipe IIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal

Tipe IIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal

Tipe IIIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radioulnar

Tipe IIIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radioulnar

Tipe IVA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi radioulnar

Tipe IVB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi radioulnar

Page 21: Fraktur Colles Doc

Gambar sistem klasifikasi oleh Frykman

2.6 PATOGENESIS

Umumnya fraktur distal radius terutama fraktur Colles dapat timbul

setelah penderita terjatuh dengan tangan posisi meyangga badan.2,3

Pada saat terjatuh sebahagian energi yang timbul diserap oleh jaringan lunak dan

persendian tangan, kemudian baru diteruskan ke distal radius, hingga dapat

menimbulkan patah tulang pada daerah yang lemah yaitu antara batas tulang

kortikal dan tulang spongiosa.

Khusus pada fraktur Colles’ biasanya fragmen distal bergeser ke dorsal,

tertarik ke proksimal dengan angulasi ke arah radial serta supinasi. Adanya fraktur

prosesus styloid ulna mungkin akibat adanya tarikan triangular fibrokartilago atau

ligamen ulnar collateral

Page 22: Fraktur Colles Doc

Berdasarkan percobaan cadaver didapatkan bahwa fraktur distal radius

dapat terjadi, jika pergelangan tangan berada dalam posisi dorsofleksi 40 – 900

dengan beban gaya tarikan sebesar 195 kg pada wanita dan 282 kg pada pria.

Pada bagian dorsal radius frakturnya sering komunited, dengan periosteum

masih utuh, sehingga jarang disertai trauma tendon ekstensor. Sebaliknya pada

bahagian volar umumnya fraktur tidak komunited, disertai oleh robekan

periosteum, dan dapat disertai dengan trauma tendon fleksor dan jaringan lunak

lainnya seperti n. medianus dan n. ulnaris. Fraktur pada radius distal ini dapat

disertai dengan kerusakan sendi radio carpalia dan radio ulna distal berupa luksasi

atau subluksasi. Pada sendi radio ulna distal umumnya disertai dengan robekan

dari triangular fibrokartilago.3,4,5

Mekanisme terjadinya fraktur :

Biasanya disebabkan karena trauma langsung, atau sebagai akibat jatuh

dimana sisi dorsal lengan bawah menyangga berat badan.

Secara ilmu gaya dapat diterangkan sebagai berikut :Trauma langsung dimana

lengan bawah dalam posisi supinasi penuh yang terkunci dan berat badan

waktu jatuh memutar pronasi pada bagian proximal dengan tangan relatif

terfixir pada tanah. Putaran tersebut merupakan kombinasi tekanan yang kuat

dan berat, akan memberikan mekanisme yang ideal dari penyebab fraktur

Smith.

Trauma lain diduga disebabkan karena tekanan yang mendadak pada dorsum

manus, dimana posisi tangan sedang mengepal. Ini biasanya didapatkan pada

penderita yang mengendarai sepeda yang mengalamii trauma langsung pada

dorsum manus.1,2,3

2.7 MANIFESTASI KLINIS

Kita dapat mengenali fraktur ini (seperti halnya Colles jauh sebelum

radiografi diciptakan) dengan sebutan deformitas garpu makan malam, dengan

penonjolan punggung pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien

Page 23: Fraktur Colles Doc

dengan sedikit deformitas mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila

pergelangan tangan digerakkan.1

Selain itu juga didapatkan kekakuan, gerakan yang bebas terbatas, dan

pembengkakan di daerah yang terkena.

Gambar 3. Dinner fork deformity

Pada saat terjadi fraktur, terjadi kerusakan korteks, pembuluh darah, sumsum

tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut yaitu terjadi perdarahan,

kerusakan tulang dan jaringan sekitar. Keadaan ini menimbulkan hematom pada

kanal medulla antara tepi tulang dibawah periostium dengan jaringan tulang yang

mengatasi fraktur. Lalu terjadilah respon inflammasi akibat sirkulasi jaringan

nekrotik dengan ditandai vasodilatasi dari plasma dan leukosit. Tentunya hal

tersebut merupakan salah satu upaya tubuh untuk melakukan proses penyembuhan

dalam memperbaiki cidera, dimana tahap tersebut menunjukkan tahap awal

penyembuhan tulang. Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga

meningkatkan tekanan kapiler, lalu menstimulasi histamin pada otot yang

iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal

tersebut menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan

ujung syaraf nyeri, sehingga terjadilah nyeri tekan. 1,2,3,4,5,6

Page 24: Fraktur Colles Doc

2.8iiiDIAGNOSIS

Diagnosis fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan

kesulitan. Secara klinis dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang Colles.

Bila fraktur terjadi tanpa dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat

berdasarkan tanda klinis patah tulang.1,2

Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat

remuknya fraktur kominutif dan mengetahui letak persis patahannya. Pada

gambaran radiologis dapat diklasifikasikan stabil dan instabil.1,2

Stabil bila hanya terjadi satu garis patahan.

Instabil bila patahnya kominutif dan “crushing” dari tulang cancellous.

Pada keadaan tipe tersebut periosteum bagian dorsal dari radius 1/3 distal

tetap utuh.. Terdapat fraktur radius melintang pada sambungan kortikokanselosa,

dan prosesus stiloideus ulnar sering putus. Fragmen radius (1) bergeser dan miring

ke belakang, (2) bergeser dan miring ke radial, dan (3) terimpaksi. Kadang-

kadang fragmen distal mengalami peremukan dan kominutif yang hebat.2

Gambar 4. (a) deformitas garpu makan malam, (b) fraktur tidak masuk dalam

sendi pergelangan tangan, (c) Pergeseran ke belakang dan ke radial

Page 25: Fraktur Colles Doc

Proyeksi AP dan lateral biasanya sudah cukup untuk memperlihatkan fragmen

fraktur. Dalam evaluasi fraktur, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :

1. Adakah fraktur ini juga menyebabkan fraktur pada prosesus styloideus ulna

atau pada collum ulna ?

2. Apakah melibatkan sendi radioulnar ?

3. Apakah melibatkan sendi radiokarpal ?

Proyeksi lateral perlu dievaluasi untuk konfirmasi adanya subluksasi

radioulnar distal. Selain itu, evaluasi sudut radiokarpal dan sudut radioulnar juga

diperlukan untuk memastikan perbaikan fungsi telah lengkap.1,2,3,5

Gambar .Gambaran radiologi fraktur dan abnormalitas distal lengan bawah

Pada x-ray menunjukkan fraktur angulasi dorsal dari metaphysis distal radius (2-3

cm proksimal ke pergelangan tangan).

Page 26: Fraktur Colles Doc

Fraktur yang mencapai ke persendian, disebut fraktur intra-artikular sedangkan

fraktur yang tidak mencapai persendian disebut fraktur eksta-artikular.

Dinner fork deformity merupakan temuan klinis klasik dan radiologi pada fraktur

colles. Dislokasi dan angulasi dorsal dari fragmen distal radius mengakibatkan

suatu bentuk garis pada proyeksi lateral yang menyerupai kurva garpu makan

malam.1,2,3,5,7

Gambar . Perbandingan radiologi

2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya

b. Pemeriksaan jumlah darah lengkap

c. Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai

d. Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens

ginjal

e. Pemerikasaan rontgen, menentukan luasnya fraktur, trauma.1,2,3

Page 27: Fraktur Colles Doc

f. Scan tulang, tomogram, memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk

mengidentifikasi jaringan lunak

Ht mungkin meningkat (Hemokonsentrasi) atau menurun (pendarahan

bermakna pada sisi fraktur / organ jauh pada trauma multiple). Kreatmin,

trauma otot meningkat beban creatrinin untuk klirens ginjal.2,3,4

2.10 PENATALAKSANAAN

Page 28: Fraktur Colles Doc

Fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser), fraktur dibebat

dalam slab gips yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah dan

pergelangan tangan dan dibalut kuat dalam posisinya.

Fraktur yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi. Tangan dipegang

dengan erat dan traksi diterapkan di sepanjang tulang itu (kadang-kadang

dengan ekstensi pergelangan tangan untuk melepaskan fragmen; fragmen

distal kemudian didorong ke tempatnya dengan menekan kuat-kuat pada

dorsum sambil memanipulasi pergelangan tangan ke dalam fleksi, deviasi

ulnar dan pronasi. Posisi kemudian diperiksa dengan sinar X. Kalau posisi

memuaskan, dipasang slab gips dorsal, membentang dari tepat di bawah siku

sampai leher metakarpal dan 2/3 keliling dari pergelangan tangan itu. Slab ini

dipertahankan pada posisinya dengan pembalut kain krep. Posisi deviasi ulnar

yang ekstrim harus dihindari; cukup 20 derajat saja pada tiap arah.2,3,5

Gambar 5. Reduksi : (a) pelepasan impaksi, (b) pronasi dan pergeseran ke

depan, (c) deviasi ulnar. Pembebatan : (d) penggunaan sarung tangan, (b) slab

gips yang basah, (f) slab yang dibalutkan dan reduksi dipertahankan

hingga gips mengeras

Lengan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi; latihan

bahu dan jari segera dimulai setelah pasien sadar. Kalau jari-jari

Page 29: Fraktur Colles Doc

membengkak, mengalami sianosis atau nyeri, harus tidak ada keragu-raguan

untuk membuka pembalut.

Setelah 7-10 hari dilakukan pengambilan sinar X yang baru;

pergeseran ulang sering terjadi dan biasanya diterapi dengan reduksi ulang;

sayangnya, sekalipun manipulasi berhasil, pergeseran ulang sering terjadi

lagi.

Fraktur menyatu dalam 6 minggu dan, sekalipun tak ada bukti

penyatuan secara radiologi, slab dapat dilepas dengan aman dan diganti

dengan pembalut kain krep sementara.1,4,5,6

Gambar 6. (a) Film pasca reduksi, (b) gerakan-gerakan yang perlu

dipraktekkan oleh pasien secara teratur

Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan dengan

gips; untuk keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan pen

proksimal yang mentransfiksi radius dan pen distal, sebaiknya mentransfiksi

dasar-dasar metakarpal kedua dan sepertiga.2,3

Fraktur Colles, meskipun telah dirawat dengan baik, seringnya tetap

menyebabkan komplikasi jangka panjang. Karena itulah hanya fraktur Colles

tipe IA atau IB dan tipe IIA yang boleh ditangani oleh dokter IGD.

Selebihnya harus dirujuk sebagai kasus darurat dan diserahkan pada ahli

Page 30: Fraktur Colles Doc

orthopedik. Dalam perawatannya, ada 3 hal prinsip yang perlu diketahui,

sebagai berikut :

Tangan bagian ekstensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan

dorsal sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen

Angulasi normal sendi radiokarpal bervariasi mulai dari 1 sampai 23

derajat di sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak

Angulasi normal sendi radioulnar adalah 15 sampai 30 derajat. Sudut ini

dapat dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu yang

lama sampai terjadi proses penyembuhan kecuali difiksasi.

Bila kondisi ini tidak dapat segera dihadapkan pada ahli

orthopedik, maka beberapa hal berikut dapat dilakukan :

1. Lakukan tindakan di bawah anestesi regional

2. Reduksi dengan traksi manipulasi. Jari-jari ditempatkan pada Chinese

finger traps dan siku dielevasi sebanyak 90 derajat dalam keadaan fleksi.

Beban seberat 8-10 pon digantungkan pada siku selama 5-10 menit atau

sampai fragmen disimpaksi.

3. Kemudian lakukan penekanan fragmen distal pada sisi volar dengan

menggunakan ibu jari, dan sisi dorsal tekanan pada segmen proksimal

menggunakan jari-jari lainnya. Bila posisi yang benar telah didapatkan,

maka beban dapat diturunkan.

4. Lengan bawah sebaiknya diimobilisasi dalam posisi supinasi atau

midposisi terhadap pergelangan tangan sebanyak 15 derajat fleksi dan 20

derajat deviasi ulna.

5. Lengan bawah sebaiknya dibalut dengan selapis Webril diikuti dengan

pemasangan anteroposterior long arms splint

Page 31: Fraktur Colles Doc

6. Lakukan pemeriksaan radiologik pasca reduksi untuk memastikan bahwa

telah tercapai posisi yang benar, dan juga pemeriksaan pada saraf

medianusnya

7. Setelah reduksi, tangan harus tetap dalam keadaan terangkat selama 72

jam untuk mengurangi bengkak. Latihan gerak pada jari-jari dan bahu

sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan pemeriksaan radiologik pada

hari ketiga dan dua minggu pasca trauma. Immobilisasi fraktur yang tak

bergeser selama 4-6 minggu, sedangkan untuk fraktur yang bergeser

membutuhkan waktu 6-12 minggu.1,2

Gambar 7. Reduksi pada fraktur Colles

PENATALAKSANAAN DAN REHABILITASI

Manajemen pada trauma tulang dan sendi

Page 32: Fraktur Colles Doc

4 R :

1. Recognized : look, feel, move, X- ray

2. Reposition : Menyesuaikan fragment distal terhadap fragment

proximal sehingga

mencapai posisi acceptable

3. Retain : Imobilisasi atau fiksasi luar ,fiksasi dalam

4. Rehabilitation : Mengembalikan fungsi secepat mungkin dan menghindari

kecacatan.1,2,3

Pertolongan Pertama

1. Rest.

Daerah yang mengalami fraktur harus diposisikan dalam keadaan istirahat.

Beri bantalan dan letakan pada palmar lalu balutkan secara sirkumferensial

dan biarkan ujung jari terbuka, tambahkan papan penahan di bawah

pergelangan untuk mencegah pergerakan.

2. Elevate , tinggikan bagian yang patah,terutama pada 72 jam pertama untuk

mereduksi pembengkakan

3. ICE. Beri es intuk mereduksi pembengkakan dan rasa sakit

4. Segera bawa ke bagian gawat darurat

5. Jangan menggerakkan tangan

Reposisi

Dilakukan apabila terjadi pergeseran yang bermakna. Dilakukan reposisi

manipulatif setelah dilakukan anestesi umum. Dilakukan dengan menekan

fragmen bawah yang bergeser dengan ibu jari operator, pada saat yang sama

Page 33: Fraktur Colles Doc

dilakukan rotasi pada karpus ke posisi. Lalu dipasang gips selama 6 minggu,

lakukan x- ray setelah 2 minggu untuk memeriksa formasi tulang.

Rehabilitasi

Tujuan rehabilitasi yaitu :

Mempertahankan fungsi otot dan sendi

Mencegah atrophi otot, adhesi, & stiffness

Mencegah komplikasi

Cara rehabilitasi :

1. Latihan dini seperti dengan melakukan kontraksi dan disertai gerakan pada

daerah yang terkena fraktur

2. Penggunaan secara aktif

Menggunakan anggota yang fraktur untuk aktivitas senormal mungkin, segera

setelah nyeri hilang.

Tujuan latihan yaitu :

1. Memperbaiki gerakan sendi (ROM)

2. Strengthening pada otot

2.9 KOMPLIKASI

Penting karena komplikasi ini akan mempengaruhi hasil akhir fungsi yang tidak

memuaskan. Umumnya akan selalu ada komplikasi. Menurut Cooney, hanya ada

2,9% kasus yang tidak mengalami disabiliti dan gangguan fungsi.

Adapun komplikasi yang mungkin terjadi :

Page 34: Fraktur Colles Doc

A. DINI

1. Kompresi / trauma saraf ulnaris dan medianus

2. Kerusakan tendon

3. Edema paska reposisi

4. Redislokasi

B. LANJUT

1. Arthrosis dan nyeri kronis

2. Shoulder Hand Syndrome

3. Defek kosmetik ( penonjolan styloideus radius )

4. Ruptur tendon

5. Malunion / Non union

6. Stiff hand ( perlengketan antar tendon )

7. Volksman Ischemic Contracture

8. Kompressif Neuropathy

9. Ruptur Tendon

10. Redislokasi

11. Stiff Hands

12. Gangguan gerakan dan fungsi

13. Kontraktur Dupuytrens

Page 35: Fraktur Colles Doc

BAB III

KESIMPULAN

1. Fraktur colles merupakan Fraktur radius distal

2. Fraktur colles umumnya terjadi karena jatuh dalam keadaan tangan

menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia.

3. Manifestasi klinis fraktur colles berupa : Dinner fork deformity, nyeri

tekan, nyeri ketika bergerak,keterbatasan ROM, swelling

4. Sistem klasifikasi fraktur Colles yang dijelaskan oleh Frykman ada 4 tipe

5. Diagnosa fraktur colles dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan radiologis

6. Penataksanaan terdiri dari (1)pertolongan pertama : rest, elevate, ice,

segera bawa ke bagian gawat darurat ,jangan menggerakkan tangan, (2)

manajemen pada trauma tulang dan sendi: recognized, reposition, retain,

rehabilitation

7. komplikasi dini: kompresi / trauma saraf ulnaris dan medianus,kerusakan

tendon, edema paska reposisi, redislokasi. komplikasi lanjut : arthrosis dan

nyeri kronis, shouldr hand syndrome, defek kosmetik ( penonjolan

styloideus radius ), ruptur tendon, malunion / non union, stiff hand

( perlengketan antar tendon ), volksman ischemic contracture, kompressif

neuropathy, ruptur tendon, redislokasi, stiff hands, gangguan gerakan dan

fungsi, kontraktur dupuytrens

Page 36: Fraktur Colles Doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidayat.R.. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed.2. Jakarta. EGC :

2004

2. Apley. Alan Graham , Solomon. Louis. Apley's System of

Orthopaedics and Fractures. Butterworth-Heinemann,

3. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Malang :

Yarsif Watampone: 2003

4. Nelson. David L .Distal Fractures of the Radius. Access from

www.emedicine.com. On 28 july 2011

5. Dios.RR. Distal Radial Fracture Imaging.. Access from

www.emedicine.com. On 28 july 2011

6. Mansjoer, A,. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid II. Media

Aesculapius.Jakarta : 2000

7. Hoynak. Bryan.C. Wrist Fracture in Emergency Medicine. Access

from www.emedicine.com. On 29 july 2011