flavonoid skripsi.pdf
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
1/183
SKRIPSI
IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA SAYURAN
INDIGENOUS JAWA BARAT
Oleh :
HARDIANZAH RAHMAT
F24104043
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
2/183
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID PADA SAYURAN
INDIGENOUS JAWA BARAT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
HARDIANZAH RAHMAT
F24104043
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
3/183
Hardianzah Rahmat. F24104043. Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Sayuran
Indigenous Jawa Barat. Di bawah bimbingan Nuri Andarwulan
RINGKASAN
Indonesia memiliki tanaman lokal yang sangat berlimpah. Tanaman lokal di
Indonesia banyak yang belum terjamah dan termanfaatkan untuk dikonsumsisebagai bahan pangan yang kaya akan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh dan
kesehatan. Jenis sayuran lokal tersebutlah yang dikenal dengan nama sayuran
indigenous. Salah satu daerah di Indonesia yang merupakan penghasil sayuran
indigenous yang cukup berperan adalah daerah Jawa Barat. Komponen fenolik
dalam bahan pangan memiliki peran yang sangat baik salah satunya adalah sebagai
antioksidan. Sayur-sayuran banyak mengandung senyawa fenolik yang berupa
flavonoid. Penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa flavonoid
dapat berfungsi sebagai antioksidan, antimutagenik, dan antikarsinogenik. Oleh
karena itu, pemanfaatan sayuran indigenous sebagai sumber flavonoid akan dapatmeningkatkan nilai tambah tanaman-tanaman tersebut. Sejarah membuktikan
bahwa leluhur kita sudah banyak memanfaatkan sayuran indigenous karena sudah
mengenal rasa dan manfaatnya berdasarkan pengetahuan secara turun temurun.
Perkembangan budaya dan teknologi menyebabkan perkembangan sayuran
indegenous menjadi terdesak, maka potensi sayuran ini harus digali dan dikajikembali untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik dalam meningkatkan nutrisi
bagi yang mengkonsumsinya.P liti i i b t j t k d t k i d t h i k d
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
4/183
terbanyak ada pada pucuk mete (573.07 mg) dan yang paling sedikit mengandung
quarcetin adalah terubuk yaitu 3.77 mg. Senyawa myricetin hanya ditemukan padasayuran kucai (16.23 mg), takokak (21.29 mg), daun labu siam (69.39 mg), pucuk
mete (37.85 mg), dan antanan beurit (10.46 mg). Senyawa luteolin hanyaditemukan pada sayuran daun kelor dan jumlahnya pun sangat sedikit, sedangkan
apigenin hanya ditemukan pada daun kacang panjang (114.81mg), daunmangkokan putih (45.47 mg), dan bunga papaya (101.11 mg). senyawa kaempferol
ditemukan hampir di semua sampel sayuran kecuali takokak dan terubuk.Kaempferol terbesar ditemukan pada bunga turi (189.05 mg) dan terendah pada
daun pakis (18.63 mg). Total flavonol dan flavone terbesar terdapat pada pucuk
daun mete (656.20 mg) dan total fenol tertinggi juga pada pucuk daun mete
(2809.53 mg). Nilai-nilai tersebut dihitung berdasarkan 100 gram berat kering.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
5/183
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis dilahirkan di Tadang Palie pada tanggal 13 Januari
1987 dan memiliki nama lengkap Hardianzah Rahmat. Penulis
merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan
Bapak Rahimi dan Ibu Rahmatang. Penulis menempuh
pendidikannya di TK Lamellong Kajaolaliddong, SDN 209
Wollangi, Madrasah Tsanawiyah Pesantren Ma’had Hadits
Biru Bone, dan SMUN 2 Watampone. Melalui jalur masuk USMI, penulis
melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana pada Program Studi Ilmu dan Teknologi
Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Selama melakukan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,
penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan dan Organisasi. Penulis pernah menjadi
pengurus Himitepa (Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan) divisi
profesi dan internal periode 2005-2006. Selain itu penulis aktif pada beberapa
kegiatan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
6/183
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang
telah memberikan berkat, anugerah dan karunia yang melimpah, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama mengerjakan tugas akhir ini, walaupun
banyak kesulitan yang penulis harus hadapi, namun berkat bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak, akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk
itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, Msi. Selaku dosen pembimbing akademik dan
sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan
memberikan dukungan, bimbingan, saran serta arahan selama penelitian dan
penulisan skripsi ini.
2. Ir. Elvira Syamsir, MSi selaku dosen penguji. Terima kasih telah meluangkan
waktunya dan memberikan masukan berupa saran dan pemikiran yang sangat
berharga untuk menyempurnakan skripsi ini.
3 D E d P di ti MSi l k d ji T i k ih t l h
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
7/183
(meskipun terkadang saling mendoakan dalam keburukan. Hehe.. tapi salut atas
semuanya). Remember Especto patronum.
9. Rekan-rekan penelitian di Southeast Asia Food and Agricultural Science and
Technology Center (SEAFAST Center) IPB : Sofiyan, Netha, Sukma, Mas Rai,
Mba Reno, Mas Ayusta, Mba Puspa, Mas Aziz, Mba Anggi atas bantuan,
kebersamaan, canda tawa, dan dukungan selama penelitian.
10. 41 Futsal Team : Anto (strong defender) yang mahal senyum saat mencetak gol,
Aris (goalkeeper paling brani yang pernah ada di squad), Iqbal (winger
creative), Dody (1 to 2 yang brillian), Boing (striker yang harus gantung sandal
karena sakit tapi da sembuh lagi dengan sentuhan magisnya), Dikin dengan
hadangan tanpa ampunnya, Rhais yang mengaku dirinya titisan Zidane dan
reserves (Nanang, Mpus, Bima). Terima kasih buat semua kekompakan dan
kerja kerasnya sudah mampu mempertahankan gelar juara 2 tahun
berturut-turut sekaligus mendeklarasikan diri sebagai team futsal terbaik ITP
yang pernah ada.
11. PS Mania : Bima, Rhais, Dody, Mpus, Anto. Terima kasih buat kebersamaanya,
d t k t k d l t h j t ht j GLORY MU
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
8/183
Nia, Mas Wawan, Mba Ira, Mba Hanna, Gugun, dan semuanya. Terima kasih
atas bantuan, kerjasama, dan, kebersamaan selama penelitian.
17. Staf SEAFAST Center IPB : Bu Tri Susilo, Pak Zul, Mba Virna, Bu Elly, Pak
Nana, Pak Udin, Bi Ana, Bi Entin, dan seluruh keluarga SEAFAST Center IPB.
18. Pak Aang, Pak Ahi, dan seluruh pihak Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat (BALITRO), Cimanggu. Terima kasih atas kerjasamanya.
19. Nia dan Mega Horti. Terima kasih atas sumbangan terubuknya.
20. Mba Lia dan pihak Puslit Biologi - LIPI, Cibinong. Terima kasih atas
kerjasamanya.
21. Teman-teman ITP 41: Arief Otot, Tuko, Tomi (terima kasih buat rumus-rumus
ajaibnya). Arum, Titin, Risma ( teman praktikum permanen slalu aja mereka,
bosen d..hehehe). Jendi (sang konsultan virus), Faried, Rina, Sinta, Sabina,
Citra Devi, Indra, Rani, Novi, Amel, Andry Bawang Bacem, Jamal Zamrud,
Ary, Lulail, Hajrah, Sucen, Tikainchan, Dhya Jember dan semua ITP 41 yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhi k t h k d T h j l h l dik b lik T h
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
9/183
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................ ..................................... 1
B. TUJUAN ................................................................................................. 6
C. MAMFAAT ............................................................................................ 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 7
A. SAYURAN INDIGENOUS ..................................................................... 7
B. FLAVONOID .......................................................................................43
C. IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID .... .................... .................46
III. BAHAN DAN METODE ............................................................................50
A. BAHAN DAN ALAT ............................................................................50
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
10/183
b. Luteolin ........................................................................................62
c. Quercetin ......................................................................................63
d. Apigenin ......................................................................................64
e. Kaempferol ..................................................................................64
2. Standar Campuran Senyawa Flavonoid .............................................66
C. TOTAL FENOL ....................................................................................70
D. ANALISIS FLAVONOID PADA SAYURAN INDEGENOUS .............71
1. Bunga Turi ......................................................................................76
2. Kucai ...............................................................................................78
3. Takokak...........................................................................................79
4. Daun Kelor ......................................................................................81
5. Pucuk Mengkudu ..................... .......................................................86
6. Lembayung/daun kacang panjang ...................................................88
7. Terubuk ...........................................................................................91
8. Mangkokan Putih .............................................................................93
9. Daun Labu Siam ........................................................................... 96
10 B P 97
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
11/183
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi tebu terubuk per 100 gram ............ .................... ................24
Tabel 2. Penggunaan sayuran indigenous secara tradisional sebagai
tanaman obat di Indonesia ..................................................................40
Tabel 3. Spesifikasi HPLC ..............................................................................51
Tabel 4. Hasil penginjeksian standar flavonoid dalam bentuk tunggal ..............62
Tabel 5. Hasil penginjeksian standar flavonoid dalam bentuk campuran ..........64
Tabel 6. Total fenol sayuran indigenous...........................................................66
Tabel 7. Hasil perhitungan konsentarsi flavonoid pada sampel
dengan menggunakan kurva standar campuran ...................................68
Tabel 8. Hasil perhitungan konsentrasi flavonoid pada sampel
dengan menggunakan eksternal standar campuran ..................... .........70
Tabel 9. Perbandingan hasil analisis flavonol dan flavone dengan perhitungan
kurva standar campuran dan eksternal standar campuran ....................75
Tabel 10. Perbandingan luas area kromatografi ekstrak bunga turi .....................78
Tabel 11. Perbandingan luas area kromatografi ekstrak kucai ............................79
T b l 12 P b di l k t fi k t k t k k k 81
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
12/183
Tabel 26. Rekapitulasi komponen yang terdeteksi pada sampel
dengan menggunakan HPLC .......................................................... 116
Tabel 27. Kuatifikasi area komponen unknown pada waktu retensi tertentu ... 117
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
13/183
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur kimia dari 6 kelas flavonoid .............................. ................. 4
Gambar 2. Pohon turi......................................................................................10
Gambar 3. Bunga turi .....................................................................................10
Gambar 4. Kucai ............................................................................................12
Gambar 5. Takokak ........................................................................................15
Gambar 6. Daun kelor ....................................................................................18
Gambar 7. Daun mengkudu ............ ................................................ ................20
Gambar 8. Tanaman kacang panjang .................... .................... .................... ..22
Gambar 9. Terubuk .........................................................................................24
Gambar 10. Mangkokan putih............ .................... .............................. .............27
Gambar 11. Daun labu siam .................................................................. ............30
Gambar 12. Bunga papaya ............................. ...................................................33
Gambar 13. Daun jambu mete .................... .............................. ........................35
Gambar 14. Pakis .............................................................................................37
G b 15 A t b it 39
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
14/183
Gambar 31. Kurva standar campuran apigenin ....................................... ...........69
Gambar 32. Kurva standar campuran kaempferol .............................. ...............70
Gambar 33. Kromatogram ekstrak bunga turi ..................... ..............................77
Gambar 34. Ko-kromatogram ekstrak bunga turi dengan standar campuran ......77
Gambar 35. Kromatogram ekstrak kucai ............ .................... .................... .......83
Gambar 36. Ko-kromatogram ekstrak kucai dengan standar campuran .............83
Gambar 37. Kromatogram ekstrak takokak .................... .................... ...............84
Gambar 38. Ko-kromatogram ekstrak takokak dengan standar campuran ..........84
Gambar 39. Kromatogram ekstrak daun kelor .................... .................... ...........85
Gambar 40. Ko-kromatogram ekstrak daun kelor dengan standar campuran .....85
Gambar 41. Kromatogram ekstrak pucuk mengkudu....................... ..................87
Gambar 42. Ko-kromatogram ekstrak pucuk mengkudu dengan standar
campuran .......................................................................................87
Gambar 43. Kromatogram ekstrak lembayung ................................................ ..90
Gambar 44. Ko-kromatogram ekstrak lembayung dengan standar campuran .....90
Gambar 45. Kromatogram ekstrak terubuk .................... .................... ............ ...92
G b 46 K k t k t k t b k d t d 92
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
15/183
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kurva standar dan limit deteksi myricetin................................. 126
Lampiran 2. Kurva standar dan limit deteksi luteolin.................................... 127
Lampiran 3. Kurva standar dan limit deteksi quarcetin ..................... ............ 128
Lampiran 4. Kurva standar dan limit deteksi apigenin .............................. .... 129
Lampiran 5. Kurva standar dan limit deteksi myricetin................................. 130
Lampiran 6. Kurva standar asam galat.......................... ................................ 131
Lampiran 7. Hasil uji tukey kadar air sayuran indigenous ............................. 132
Lampiran 8. Hasil uji tukey fotal fenol sayuran indigenous .......................... 133
Lampiran 9. Hasil uji tukey senyawa myricetin pada sampel ..................... ... 134
Lampiran 10. Hasil uji tukey senyawa quarcetin pada sampel ........................ 135
Lampiran 11. Hasil uji tukey senyawa apigenin pada sampel ......................... 136
Lampiran 12. Hasil uji tukey senyawa kaempferol pada sampel ..................... 137
Lampiran 13. Hasil uji tukey total flavonoid pada sampel .............................. 138
Lampiran 14. Kadar air sayuran indigenous .................................................. 139
L i 15 K d i i di t l h f d 142
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
16/183
Lampiran 25. Hasil perhitungan jumlah apigenin pada sayuran indigenous
dengan menggunakan eksternal standar campuran .......... ......... 162
Lampiran 26. Hasil perhitungan jumlah kaempferol pada sayuran
indigenous dengan menggunakan eksternal standar campuran . 163
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
17/183
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang memiliki tanaman lokal yang sangat
berlimpah. Tanaman lokal tersebut sampai saat ini masih banyak yang belum
terjamah dan termanfaatkan, baik untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan
sendiri maupun sebagai zat-zat yang yang bermanfaat bagi tubuh dan
kesehatan. Selain itu saat ini di Indonesia belum tercapai keseimbangan antara
penyediaan pangan dengan jumlah yang diperlukan oleh masyarakat,
sementara pertambahan penduduk yang terus meningkat sangat memerlukan
peningkatan dalam hal penyediaan makanan.
Sayur-sayuran merupakan jenis makanan yang sangat dianjurkan dalam
menu makanan manusia. Golongan makanan ini merupakan sumber mineral
dan vitamin terutama yang berwarna hijau atau merah kekuningan. Dari data
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2003 konsumsi
sayur-sayuran/ kapita/ hari mencapai 40.95 gram dengan memberi sumbangan
b k 2 6 % kk l h i S i i i l k i b
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
18/183
sayuran indigenous. Yang dimaksud dengan sayuran indigenous adalah sejenis
sayuran yang walaupun tanaman sayuran itu bukan berasal dari Indonesia,
namun tanaman tersebut sudah beradaptasi dan sudah dikultivasi atau
dimanfaatkan oleh penduduk setempat dari dahulu, sehingga sudah dianggap
sebagai tanaman turun-temurun dan telah berevolusi dengan iklim dan
geografis wilayah Indonesia (Anonim, 2008). Balai Penelitian Tanaman
Sayuran (Balitsa) bekerjasama dengan Asian Vegetables Research
Development Center (AVRDC) telah melakukan pendataan terhadap sayuran
ini terutama yang mempunyai kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia yaitu vitamin A, zat besi dan antioksidan.
Pada penelitian ini jenis sayuran yang akan digunakan adalah
sayuran-sayuran lokal yang banyak dan sering dikonsumsi oleh masyarakat
Jawa Barat. Sayuran tersebut adalah daun kelor ( Moringa pterygosperma
Gaertn.), takokak (Solanum torvum.Swartz) antanan beurit ( Hydrocotyle
sibthorpioides Lmk), bunga pepaya (Carica papaya.L), pucuk mete
( Anacardium occidentale. L), pucuk mengkudu ( Morinda citrifolia.L), daun
l b i (S hi d l (J ) S ) d k j /l b
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
19/183
mengkonsumsinya melalui akselerasi pemanfaatan sayuran indegenous. Sejarah
membuktikan bahwa leluhur kita sudah banyak memanfaatkan sayuran
indigenous karena sudah mengenal rasa dan manfaatnya berdasarkan
pengetahuan secara turun temurun. Perkembangan budaya dan teknologi
menyebabkan perkembangan sayuran indegenous menjadi terdesak, maka
potensi sayuran ini harus digali dan dikaji kembali untuk mendapatkan manfaat
yang lebih baik dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Flavonoid merupakan salah satu kelas dari polifenol yang terdiri dari
beberapa sub kelas seperti flavone, flavonol, flavanonol, flavanon, flavan dan
anthocyanin (Gambar 1). Menurut Peterson dan Dwyer (2000), anthosianin
adalah flavonoid bermuatan yang biasanya berikatan dengan gula. Anthosianin
bertanggung jawab atas sebagian besar adanya warna merah, biru dan ungu
pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Flavonon ditemukan pada famili jeruk.
Biasanya mengandung gula yang berkontribusi pada karakteristik flavor.
Flavone umumnya ditemukan pada daun, sedangkan isoflavon seringkali
ditemukan pada kacang-kacangan (legume) terutama kacang kedelai. Isoflavon
b b d d fl h d i i b I fl
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
20/183
Kandaswami, 1993). Lebih lanjut Middelton dan Kandaswami(1993)
menyebutkan flavonoid merupakan komponen yang jelas terlihat pada buah
jeruk dan sumber makanan lain.
flavanonol
flavone flavanon
flavonol
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
21/183
merupakan pigmen warna kuning, dapat larut dalam air dan pelarut organik,
mudah terurai pada temperatur tinggi.
Flavonoid punya sejumlah kegunaan. Pertama, terhadap tumbuhan, yaitu
sebagai pengatur tumbuhan, pengatur fotosintesis, kerja antimiroba dan
antivirus. Kedua, terhadap manusia, yaitu sebagai antibiotik terhadap penyakit
kanker dan ginjal, menghambat perdarahan. Ketiga, terhadap serangga, yaitu
sebagai daya tarik serangga untuk melakukan penyerbukan. Keempat,
kegunaan lainnya adalah sebagai bahan aktif dalam pembuatan insektisida
nabati dari kulit jeruk manis (Anonim, 2008).
Komponen flavonoid yang dianalisis dalam penelitian ini adalah golongan
flavonol dan flavone. Senyawa yang dianalisis dari golongan flavonol terdiri
atas myricetin quercetin, , dan kaempferol, sedangkan dari golongan flavone
terdiri atas apigenin dan luteolin. Pengidentifikasian dibatasi hanya pada kedua
golongan ini karena kedua golongan senyawa ini merupakan komponen
flavonoid yang mayoritas (secara kualitatif) terdapat pada sayuran (Lee, 2000).
Analisis komponen fenolik pada bahan pangan dapat menggunakan
b b i l i d i li d h i ji k l i i
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
22/183
maupun derivatisasi, seperti yang diperlukan dalam kromatografi gas (Lee,
2000). Komponen flavonoid bukan merupakan komponen volatil, oleh karena
itu, analisis yang tepat adalah dengan menggunakan HPLC.
B. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi dan mengetahui
kandungan komponen-komponen flavonoid (flavonol dan flavone) pada
beberapa sayuran indigenous daerah Jawa Barat.
C. MANFAAT
Manfaat penelitian ini adalah mendapatkan data mengenai komposisi
komponen flavonoid (flavonol dan flavone) pada beberapa sayuran indigenous
daerah Jawa Barat sehingga tercipta peluang untuk pemanfaatan lebih lanjut.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
23/183
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. SAYURAN INDIGENOUS
Indonesia sebagai bangsa dengan keragaman sumber daya hayati yang
dimiliki sangat berpotensi untuk dikembangkan dan digali lebih dalam. Seperti
halnya sayur-sayuran lokal tentunya sangat berkontribusi terhadap suplai
pangan dan kesehatan masyarakat Indonesia. Sejarah membuktikan bahwa
leluhur kita sudah banyak memanfaatkan sayuran indigenous karena sudah
mengenal rasa dan manfaatnya berdasarkan pengetahuan secara turun temurun.
Sayuran indigenous adalah sejenis sayuran yang walaupun tanaman sayuran itu
bukan berasal dari Indonesia, namun tanaman tersebut sudah beradaptasi dan
sudah dikultivasi atau dimanfaatkan oleh penduduk setempat dari dahulu,
sehingga sudah dianggap sebagai tanaman turun-temurun dan telah berevolusi
dengan iklim dan geografis wilayah Indonesia (Anonim, 2008). Sayuran
indigenous biasanya tumbuh di pekarangan rumah maupun kebun secara alami
dan dimanfaatkan untuk kepentingan keluarga, baik sebagai sayuran yang
di k l l d k di d h
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
24/183
1. Bunga Turi (Sesbania grandiflora (L.)Pers.)
Klasifikasi dari bunga turi adalah :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Sub Division : Angiospermae
Class : Dicotyledonea
Order : Rosales
Family : Leguminosae
Genus : Sesbania
Spesies : (Sesbania grandiflora (L.)Pers.)
Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi
jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam sebagai tanaman pembatas
pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon
'kurus' berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting sering kali menggantung.
Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur
b j d li id k b l i b d h
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
25/183
atau dibuat sayur. Rasanya hampir mirip dengan bunga pepaya namun
tidak pahit. Turi berbunga merah lebih banyak dipakai dalam pengobatan,
karena memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar taninnya lebih tinggi,
sehingga lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri.
Daun muda setelah dikukus kadang dimakan oleh ibu yang sedang
menyusui anaknya untuk menambah produksi asi, walaupun baunya tidak
enak dan berlendir. Daun dan ranting muda juga merupakan makanan
ternak yang kaya protein. Turi juga dipakai sebagai pupuk hijau. Daunnya
mengandung saponin sehingga dapat digunakan sebagai pengganti sabun
setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian.
Buah bentuk polong yang menggantung, berbentuk pita dengan
sekat antara, panjang 20-55 cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak melintang
di dalam polong. Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat
memanfaatkan nitrogen, sehingga bisa menyuburkan tanah. Sari kulit
batang pohon turi digunakan untuk menguatkan dan mewarnai jala ikan.
Kulit batang turi merah kadang dijual dengan nama kayu timor.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
26/183
Gambar 2. Pohon turi
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
27/183
2. Kucai ( Allium schoenoprasum L.)
Klasifikasi dari kucai adalah :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Order : Asparagales
Family : Alliaceae
Genus : Allium
Spesies : ( Allium schoenoprasum L.)
Kucai ( Allium schoenoprasum L.), atau bawang kucai serta daun
kucai, dikenal sebagai sayuran daun dan biasa disajikan dalam irisan
kecil-kecil. Kucai tidak terlalu sering dipakai dalam menu Indonesia.
Penggunaannya umum dalam masakan dengan pengaruh Tiongkok,
seperti bubur ayam. Pada budaya boga Tiongkok dan Jepang, kucai
merupakan bahan campuran isi Jiaozi (Gyza). Kucai berdaun pipih dan
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
28/183
bawangnya masih ada. Sama seperti bawang, kucai mempunyai akar
berbawang dan daun. Selain itu, kucai pun dapat ditanam dari bijinya.
Kucai adalah tanaman yang berumur panjang ( perennial ). Ia dapat terus
hidup hingga beberapa tahun jika keadaannya tanahnya terus dijaga, yaitu
tanah yang subur. Kalau menanam kucai untuk di makan, bunganya perlu
dibuang untuk meningkatkan pertumbuhan daun saja.
Kucai merupakan jenis sayuran yang berasal dari keluarga Lili
(tanaman berumbi). Tumbuhan ini mempunyai aroma yang agak tengik
tetapi enak dimakan sebagai sebagai sayur atau ulam. Tumbuhan ini juga
mengandung vitamin B dan C, karoten dan komponen belerang (Anonim,
2008r). Masyarakat Indonesia telah lama memanfaatkan kucai untuk
pengobatan, diantaranya untuk mengatasi keputihan, darah tinggi dan
sembelit. Selain itu, kucai diyakini mempunyai khasiat antiseptik untuk
membunuh kuman bakteri dalam usus dan menjadi perangsang dalam
proses pengasaman usus. Kucai juga berkhasiat melancarkan aliran darah,
sekaligus menghindarkan pembekuan darah.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
29/183
3. Takokak (Solanum torvum Swartz)
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Sub Division : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Order : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum torvum Swartz
Takokak merupakan tanaman perdu yang kecil, tumbuh tegak dengan
tinggi 1-3 meter. Daunnya tunggal, letaknya berseling, bentuk bulat telur
melebar, panjang daun 6-30 cm, berujung runcing, tepi berlekuk
menyirip, warnanya hijau muda dan memiliki tangan yang berambut rapat
bahkan seringkali dengan beberapa duri tempel. Buahnya berwarna
kuning orange, licin dan bergaris tengah 12-15 cm. Buah takokak sering
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
30/183
atau menjaga kelembaban tanah. Pemupukan juga diperlukan, tapi cukup
dengan pupuk dasar saja.
Selain leunca, tumis oncom merah dan sayur oncom hitam di daerah
Jawa Barat, juga sering melengkapinya dengan buah takokak. Tak hanya
jadi penambah di dalam sayuran saja, takokak juga kerap menjadi lalapan
yang sangat digemari di beberapa daerah. Takokak (Solanum torvum
Swartz atau S ferrugium Jacq) cukup terkenal di beberapa daerah
Indonesia. Di beberapa daerah, takokak dinamai cepoka, cokowana,
pokak, atau terong pipit.
Dalam farmakologi Cina disebutkan bahwa takokak memiliki rasa
pedas, sejuk, dan agak beracun. Untuk itu, bila digunakan untuk
pengobatan penyakit tertentu, perlu diperhatikan dosisnya, karena dapat
menimbulkan keracunan. Selain itu, penderita kecenderungan glaucoma
dilarang meminumnya.
Efek farmakologi takokak diperoleh dari daun dan akarnya. Akarnya
dicuci dan dipotong-potong secukupnya. Lalu, akar itu dijemur dan
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
31/183
0,84% yang merupakan bahan baku hormon seks untuk kontrasepsi. Juga
memiliki senyawa sterol carpesterol sebagai antiradang (Anonim, 2007j).
Manfaat lain takokak juga untuk sakit lambung, sakit gigi, katarak, tidak
datang haid, wasir atau ambeien, radang payudara, influenza, panas
dalam, pembengkakan, bisul, koreng, sakit pinggang, asam urat tinggi,
keropos tulang, jantung berdebar-debar, menetralkan racun dalam tubuh,
dan melancarkan sirkulasi darah (Anonim, 2007i)
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
32/183
Kelor ( Moringa pterygosperma Gaertn.) termasuk jenis tumbuhan
perdu yang dapat memiliki ketinggian batang 7 -11 meter. Di Jawa, kelor
sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar. Pohon Kelor tidak terlalu
besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi
mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran
kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat
berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian
tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih
kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga
kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor
berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa), sedangkan
getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok
(Jawa).
Menurut sejarahnya, tanaman kelor atau marongghi ( Moringa
oleifera), berasal dari kawasan sekitar Himalaya dan India, kemudian
menyebar ke kawasan di sekitarnya sampai ke Benua Afrika dan
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
33/183
kapur sirih, juga merupakan obat kulit seperti kurap dengan cara
digosokkan.
Di lingkungan pedesaan, penanaman kelor yang paling umum cukup
dengan cara setekan batang tua atau cukup tua, yang langsung
ditancapkan ke dalam tanah, apakah sebagai batas tanah, pagar hidup
ataupun batang perambat. Disamping itu, manfaat lain dari batang
bersama daun kelor, umumnya digunakan sebagai “alat” untuk
melumerkan atau menon-aktifkan “kekuatan magis” seseorang, yaitu
dengan cara disapu-sapukan ke bagian muka ataupun dijadikan “alat
tidur”, misal seseorang yang tahan terhadap pukulan, bacokan, bahkan
tidak mempan oleh terjangan peluru, maka dengan cara disapu-sapukan
ke bagian tubuhnya, ataupun dijadikan alas tidurnya, atau ada pula air
tanaman kelor disiramkan ke seluruh tubuhnya, maka kekuatan magis
tubuhnya akan lumer atau hilang. Sangat unik adalah kebiasaan penduduk
sekitar Arba Minch yang memiliki lahan terbatas, mulai dari sekitar 0,1 ha
atau 1.000 meter persegi, atau hanya ratusan bahkan puluhan meter
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
34/183
Pengalaman panjang secara tradisi penggunaan tanaman kelor
sebagai bahan berkhasiat obat di kawasan tersebut adalah bahwa akarnya
sangat baik untuk pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, penurun
tekanan darah tinggi, dan sebagainya, sedang daunnya untuk penurun
tekanan darah tinggi, diare, diabetes melitus (kencing manis), dan
penyakit jantung.
Kandungan kimia dari akar dan daun kelor mengandung zat yang
berasa pahit , getir dan pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan
lemak (Anonim, 2007i). Juga kandungan senyawa yang terdapat pada
serbuk biji kelor memiliki sifat antimikroba, khususnya terhadap bakteri.
Sehingga kalaupun di dalam air terdapat bakteri Coli (salah satu yang
disyaratkan tidak terdapat di dalam air minum), akan tereduksi atau mati
(Anonim, 2007c).
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
35/183
5. Pucuk Mengkudu ( Morinda citrifolia L.)
Klasifikasi dari mengkudu adalah :
Kingdom : Plantae
Division : Lignosae
Sub Division : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Order : Brassicales
Family : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.
Mengkudu tanaman perdu atau bentuk pohon kecil. Tumbuhan ini
tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3 hingga 8 meter banyak
bercabang, kulit batangnya berwarna coklat, cabang- cabangnya kaku,
kasar tapi mudah patah. Daunnya bertangkai, berwarna hijau tua, duduk
daun bersilang, berhadapan, bentuknya bulat telur, lebar, sampai
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
36/183
setelah bersalin. Caranya adalah ambil beberapa buah mengkudu yang
sudah masak, bersihkan dan kisarkan buah-buahan itu sehingga hancur
dengan air, tapiskan untuk mendapatkan airnya. Airnya ditambahkan
madu lebah untuk memaniskan kerana rasanya agak masam dan pedas
sedikit.
Pada daun mengkudu terkandung protein, zat kapur, zat besi, karoten
dan askorbin. Efek farmakologis daun mengkudu pertama kali
ditemukan oleh Raj dalam Darusman (2002), dilaporkan bahwa ekstrak
kloroform daun muda mengkudu secara in-vitro mempunyai aktivitas
antihelmintik, cukup baik melawan cacing Ascaris lumbricoides yang ada
pada usus. Aalbersberg (1993) melaporkan bahwa kandungan karoten
pada daun mengkudu lebih tinggi dibanding dengan yang terkandung
pada daun cay sin ( Brassica chinensis) dan Colocasia esculenta.
Pucuk mengkudu biasanya dimasak atau dicelur untuk dijadikan
perencah urap dan pecal. Pucuk mengkudu kaya dengan beta karoten dan
zat besi yang baik digunakan untuk mengatasi masalah kurang darah
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
37/183
6. Lembayung / Daun Kacang Panjang (Vigna unguiculata (L.) Walp.)
Klasifikasi tanaman kacang panjang adalah :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : (Vigna unguiculata (L.) Walp.)
Kacang panjang adalah sejenis sayuran yang populer dikalangan
penduduk Indonesia. Tanaman diduga berasal dari India, tapi sekarang
ditanam secara merata di kawasan yang beriklim tropika yaitu Asia,
Afrika Timur dan Amerika Tengah. Pada kebiasaannya daun kacang
panjang yang muda digunakan untuk berbagai jenis masakan dan juga
dimakan mentah sebagai lalap.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
38/183
a. Kacang panjang tipe merambat (V. sinensis var. sesquipedalis) yang
kita kenal sebagai kacang panjang biasa. Varietas yang ditanam
adalah varietas unggul KP1 dan KP2, varitas lokal Purwokerto, no
1494 Cikole, Subang, Super Subang , Usus hijau Subang dll.
b. Kacang panjang tipe tegak yaitu kacang tunggak/tolo/dadap/sapu (V.
unguiculata L.), dan kacang uci/ondel (V. umbellata ). Varietas
unggul adalah KT1, KT2, KT3.
c. Kacang panjang hibrida (V. sinensis ssp. Hybridus) seperti kacang
bushitao. Varitas yang dirilis adalah No. 10/a, 12/a, 13/a, 14/a, 17/a,
18/a dan EG BS/2
Pada penelitian ini jenis daun kacang panjang yang digunakan adalah
daun kacang panjang tipe tegak dalam hal ini Vigna unguiculata L.
Tanaman kacang panjang (Vigna spp.) memiliki buah polong yang
panjang. Berbunga putih atau hijau muda, bentuknya mirip kupu-kupu.
Daunnya berbentuk segitiga, bisa dimakan sebagai sayur maupun
dimanfaatkan untuk pengobatan alami. Daun dan buah kacang panjang
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
39/183
7. Terubuk (Saccharum edule Hassk)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Sub-class : Commelinidae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum edule Hassk
Tebu terubuk (Saccharum edule Hassk) merupakan tanaman yang
termasuk dalam famili Gramineae. Tanaman ini sudah dikenal di daerah
Jawa dan Madura. Di daerah Jawa Barat tanaman ini dikenal dengan nama
“tiwu endog” atau “terubus”, di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
40/183
tanaman ini biasa dimakan dalam bentuk mentah (lalap), dikukus atau
digoreng sebagai bahan sayur, bahkan seringkali masayarakat sunda
menjadikanya campuran dalam rebusan indomie. Sayur yang dikenal
dengan bahan dasar bunga terubuk antara lain, sayur lodeh, tumis, kare,
dan sayur asam. Di Eropa tebu terubuk sering digunakan sebagai bahan
pengganti dari cauliflower (OCHSE, 1931 dan TERRA, 1966).
Menurut TERRA (1966) bunga tebu terubuk mengandung protein
sekitar 4.6 - 6 %. Selain itu, tebu terubuk banyak mengandung mineral
terutama kalsium dan fosfor, di samping vitamin C (asam askorbat).
komposisi tebu terubuk.dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi tebu terubuk per 100 gram*)
Komponen Kandungan
Karbohidrat 3.0 g
Protein 4.6 g
Lemak 0.4 g
Kalsium 40.0 mg
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
41/183
8. Mangkokan Putih ( Nothopanax scutellarium (Burm.f.) Fosb.)
Klasifikasi mangkokan:
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Apiales
Family : Araliaceae
Genus : Nothopanax
Spesies : ( Nothopanax scutellarium (Burm.f.) Fosb.)
Mangkokan putih ( Nothopanax scutellarium (Burm.f.) Fosb.) adalah
tanaman suku araliaceae yang secara tradisional telah digunakan untuk
menghilangkan bau badan, pelumas kepala terhadap kerontokan rambut,
menyembuhkan buah dada yang bernanah, diuretika, dan peluruh
keringat. Akan tetapi hal ini masih bersifat empiris karena belum ada data
klinis tentang khasiat mangkokan, bahkan tentang golongan kandungan
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
42/183
Penelitian dilakukan terhadap daun karena bagian yang paling banyak
digunakan dalam pengobatan dengan mangkokan adalah daunnya.
Penelitian makroskopis terutama untuk mengetahui habitus-morfologi
tanaman mangkokan, sedang secara mikroskopis dilakukan terhadap
irisan melintang daun, sayatan membujur epidermis atas dan bawah daun,
serta fragmen serbuk untuk mengetahui anatomi dari daun mangkokan.
Untuk penelitian skrining fitokimia dilakukan maserasi terhadap serbuk
kering daun dengan menggunakan pelarut diklormetana dan metanol
untuk memeriksa golongan kandungan alkaloid, saponin, flavonoid,
glikosida antrakuinon, tannin dan senyawa polifenol, serta kumarin,
sedang untuk golongan kandungan glikosida sianhidrin, minyak atsiri,
dan iridoid dilakukan terhadap serbuk daun kering (Anonim, 2007e).
Dari hasil penelitian didapatkan ciri-ciri habitus-morfologi
mangkokan adalah tumbuhan menahun yang berupa perdu, arah tumbuh
tegak ke atas, daun hampir bundar berbentuk seperti mangkok, tepi daun
bergerigi, tulang daun menyirip, permukaan daun agak kasar tidak
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
43/183
Pohon mangkokanputih ini dapat tumbuh di daerah yang berhawa
panas atau dingin, dan tumbuh sepanjang tahun. Di tempat - tempat yang
keadaannya agak lembab, tanaman ini dapat tumbuh dengan subur.
Pengembangan tanaman pada umumnya dilakukan dengan stek. Daun
muda biasanya digunakan untuk campuran lalap, urap mentah, pecel, dan
di Sumatra untuk campuran gulai. Daunnya yang setengah tua dapat
dipakai sebagai ramuan cemceman, sejenis minyak rambut. Daun yang
tua dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
44/183
Labu Siam (Sechium edule, (Jacq) Swartz) merupakan tanaman
sayuran dataran tinggi yang telah lama dikenal petani di Indonesia selain
bawang putih, kubis, sawi wortel, lobak dan tomat (Lingga 2001). Labu
Siam telah dikenal sebagai sayuran buah dan sekarang dikenal sebagai
sayuran pucuk (Rubatzky dan Yamaguchi 1999). Kandungan kalori yang
terdapat pada 100 g bahan segar labu siam buah, pucuk dan umbi yaitu 26,
60 dan 79 kalori. Kandungan vitamin A pada buah dan pucuk labu siam
pada 100 g bahan segar yaitu 43 dan 4560 I (Anonim, 2008s).
Berdasarkan ciri fisiknya diduga benih labu siam tergolong sebagai
benih rekalsitran dengan karakteristik kadar airnya tinggi sehingga mudah
terkontaminasi mikroba dan lebih cepat mengalami kemunduran (Farrant
et al. 1988). Umumnya benih rekalsitran tidak mempunyai masa dormansi
proses metabolisme perkecambahan berjalan terus (Copeland dan
McDonald 1995) bahkan benih labu siam dapat berkecambah ketika
masih di pohon (perkecambahan dini) atau bersifat vivipary. Sifat tanaman
yang mirip dengan labu siam diantaranya adalah tanaman species
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
45/183
Dalam produksi dan perdagangan internasional, labu siam adalah
termasuk 5 (lima) jenis sayuran komersial yang penting di Brazil. Ini
merupakan informasi penting bagi Indonesia karena di Indonesia labu
siam sangat cocok tumbuh dan berproduksi terus sepanjang tahun.
Menurut Rukmana (1999) tanaman labu siam dalam pertumbuhan dan
perkembangannya adalah tanaman hijau sepanjang tahun. Tanaman ini
direkomendasikan untuk diperbaiki paling sedikit tiga tahun sekali,
terutama apabila terserang penyakit dan untuk menghindari serangan
penyakit.
Labu siam merupakan tanaman merambat pada tanaman lain atau para
para dan dapat mencapai panjang beberapa meter. Akar tanaman
berbentuk umbi, daunnya lebar dan pinggir daun tidak merata menurut
tulang daunnya. bunganya berkelamin satu, ada yang betina dan ada yang
jantan dalam satu pohon. Bunga jantan berbentuk kecil - kecil, sedangkan
bunga betina lebih besar dan lebih bulat. Bentuk buahnya menyerupai
buah avokad, tetapi tidak merata atau berkulit tipis, dengan daging buah
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
46/183
tinggi dan melancarkan peredaran darah yang tersumbat. Merawat
bengkak dan luka. Buahnya tidak perlu dikupas berkhasiat dijadikan
salad, direbus, dihancurkan, dibakar, digoreng dan dijadikan jeruk,
rasanya lemak seperti kacang. Isi buah dikukus bagi merawat pesakit
diabetis. Daun mudanya dibuat sayur, serabut dalamnya dibuat bakul dan
daunnya telah lama dijadikan teh herba diambil secara teratur sebagai
tonik kesihatan (Anonim, 2008t).
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
47/183
Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili
Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan
kawasan sekitar Mexico dan Costa Rica (Anonim, 2008b). Tanaman
pepaya banyak ditanam orang, baik di daerah tropis maupun sub tropis. Di
daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan
pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja
bermutu dan bergizi yang tinggi.
Di Indonesia tanaman pepaya tersebar dimana-mana bahkan telah
menjadi tanaman perkarangan. Sentra penanaman buah pepaya di
Indonesia adalah daerah Jawa Barat (Kabupaten Sukabumi), Jawa Timur
(Kabupaten Malang), Yogyakarta (Sleman), Lampung Tengah, Sulawesi
Selatan (Toraja), Sulawesi Utara (Manado).
Daun pepaya muda sering direbus untuk dimakan sebagai urap,
dimasukkan dalam buntil, atau dihidangkan sebagai lalapan sambal terasi.
Daunnya melancarkan ASI bagi ibu-ibu yang sedang menyusui bayinya.
Hal ini karena daun pepaya mengandung alkaloida carpain yang
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
48/183
garam (Anonim, 2008e). Bunga pepaya sangat lezat jika dihidangkan
sebagai tumisan, oseng-oseng atau dibuat sayur berkuah santan.
Sebenarnya bunga pepaya adalah salah satu masakan khas Flores yang
menggunakan bunga pepaya sebagai bahan dasarnya. Bunga pepaya
ditumis bersama dengan ikan teri medan.
Carica papaya ada yang menghasilkan satu macam bunga saja, yaitu
bunga betina. Sepanjang tahun ia dapat berbuah. Ada yang berbuah bulat
telur saja, dan ada yang berbuah bulat bola saja. Tetapi ada juga Carica
papaya yang hanya menghasilkan bunga jantan saja. Ia mudah dikenal
karena tangkai bulir (tandan) bunganya panjang. Bunga pada ujung
tangkai berupa bunga sempurna, berisi putik (sel kelamin) betina di
bagian bawah, dan kepala sari (sel kelamin) jantan di bagian atas. Kalau
menjadi buah, buahnya bertangkai panjang sampai harus berayun-ayun
karena menggantung. Papaya gantung ini tidak pernah dimakan sebagai
buah meja pencuci mulut, tetapi disayur rebus seperti labu siam ketika
masih muda.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
49/183
Gambar 12. Bunga Pepaya
11. Pucuk Mete ( Anacardium occidentale L)
Klasifikasi dari jambu mete adalah :
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
50/183
0,5 – 1 m, tulang-tulang daun menyirip. Daun muda berwarna coklat
kemerahan hingga pucat sedangkan yang tua berwarna hijau gelap.
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak
manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga
biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi.
Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari
buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan
jem jambu mete.
Jambu mete merupakan tanaman sejuta manfaat, artinya semua
aspek dari tanaman ini sangat berguna bagi manusia. Akar jambu mete
berkhasiat sebagai obat pencuci perut. Daun mudanya dapat dimanfaatkan
sebagai lalapan oleh masyarakat Jawa Barat, sedangkan daun yang tua
dapat menyembuhkan luka bakar. Kulit kayu jambu mete mengandung
cairan berwarna coklat. Bila terkena udara cairan tersebut barubah
menjadi hitam. Cairan ini dapat digunakan sebagai bahan tinta, bahan
pencelup, dan bahan pewarna.. Batang pohon mete menghasilkan gum
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
51/183
sariawan. Sedangkan getahnya untuk mengobati borok dan kutil.
Tanaman jambu mete masih mudah dijumpai di sejumlah daerah Jawa
Tengah. Batangnya berkayu, bulat, bergetah, dan berwarna putih kotor.
Bagian tanaman yang biasa dipakai untuk pengobatan adalah daun muda,
kulit kayu, dan getahnya. Daun dan kulitnya mengandung asam
anakandat, kardol, zat samak, asam galat, gingkol, minyak lemak, protein,
katekhin, dan sitosterin (Anonim, 2008h)
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
52/183
Pakis ( Arcypteris irregularis (C.Presl) Ching), merupakan suatu
tanaman yang selalu berganti daun setiap tahun. Daun-daun yang subur
akan kelihatan lebih awal. Warnanya hijau yang kemudian pelan-pelan
menjadi warna coklat akibat perubahan musim dan jatuhnya spora ke daun
(Anonim, 2008u).Pakis diduga berasal dari kawasan Amerika dan Asia
Timur. Pakis pun tumbuh dengan baik pada daerah dengan hutan yang
lembab.
Pakis termasuk jenis tanaman paku-pakuan, berkembang biak dengan
spora. Ada bermacam-macam pakis, misalnya pakis haji, pakis laut, dan
pakis resam. Di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah tanaman pakis
biasanya digunakan untuk tanaman hias, tetapi di Sumatra Barat pakis
banyak diolah menjadi sayur, dimasak rendang, gulai atau hidangan
bersantan lain. Pakis sengaja ditanam di daerah yang agak dingin, seperti
kota Bogor dan Sukabumi. Pakis dari Sukabumi, lebih disukai masyarakat
dibandingkan dengan pakis Bogor karena lebih manis dan lebih lembut.
Pakis yang tergolong baik untuk dimakan mempunyai tangkai bulat, tebal,
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
53/183
Gambar 14. Pakis
13. Antanan Beurit ( Hydrocotyle sibthorpioides Lmk .)
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
54/183
embun, antanan beurit, dan antanan lembut. Orang Jawa menyebutnya
Andem, katepa’n, rendeng, dan semanggi. Di Madura dikenal dengan
nama salatun, take cena, sedangkan orang China menyebutnya tikim,
patikim, tian hu sui.
Antanan beurit tumbuh merayap, ramping, subur di tempat lembab,
terbuka maupun teduh di pinggir jalan, pinggir selokan, lapangan rumput
dan tempat lain sampai setinggi kira-kira 2.500 m dari permukaan laut.
Batang lunak, berongga, panjang 45 cm atau lebih, daun tunggal
berseling, bertangkai panjang, bentuk bulat atau reniform dengan pinggir
terbagi menjadi 5 - 7 lekukan dangkal, warna hijau. Bunga majemuk
bentuk bongkol, keluar dari ketiak daun, warna kuning. Antanan beurit
atau pegagan embun merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh
menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila
tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah.
Antanan beurit berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki
fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
55/183
value dari Hydrocotyle sibthorpioides Lam. Ini belum ada yang secara
detil menjelaskannya. Namun dalam penggunaannya sebagai obat, seperti
kebanyakan dari famili Umbelliferae, Hydrocotyle sibthorpioides Lam.
Mengandung minyak essensial, komponen utama dari terpenoid menjadi
trans-beta-farnesene. A lignan, L-sesamin, dan caffeoylgalactoside juga
telah diisolasi dari tanaman ini.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
56/183
Tabel 2. Penggunaan sayuran indigenous secara tradisional sebagai tanaman obat
di Indonesia
Nama Latin Nama LokalPenggunaanya Secara Tradisional
di Indonesia
Sesbania grandiflora (L.)
Pers.Bunga Turi
pelembut kulit, pencahar, dan
penyejuk, dan dapat juga digunakan
untuk pengobatan luka ataupun
disentri serta dapat memperlancar
ASI (Dhyan, 2008).
Allium schoenoprasum L. Kucai
mengatasi keputihan, darah tinggi
dan sembelit, mempunyai khasiat
antiseptik untuk membunuh kuman
bakteria dalam usus dan menjadi
perangsang dalam proses
pengasaman usus, berkhasiat
melancarkan aliran darah, sekaligus
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
57/183
Moringa pterygosperma
GaertnDaun Kelor
dengan menambahkan kapur sirih,
daun kelor merupakan obat kulit
seperti kurap dengan cara
digosokkan, untuk penurun tekanan
darah tinggi, diare, diabetes melitus
(kencing manis), dan penyakit
jantung (Suriawiria, 2008)
Morinda citrifolia LPucuk
Mengkudu
ekstrak kloroform daun muda
mengkudu secara in-vitro mempunyai
aktivitas antihelmintik, cukup baik
melawan cacing Ascaris lumbricoides
yang ada pada usus (Raj dalam
Darusman, 2002).
Daun Kacang
antioksidan, antivirus, antibakteri,
gangguan saluran kencing, dan
meningkatkan fungsi limpa, dapat
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
58/183
Carica Papaya L.Bunga
Pepaya
Bunga Pepaya direbus atau dimakan
mentah untuk lalap, berfungsi untuk
mencuci darah, menyembuhkan
penyakit kuning, dapat pula sebagai
penambah nafsu makan (Vinosa,
2007)
Anacardium occidentale L Pucuk Mete mengatasi gangguan pegal linu
(Gupita, 2008)
Arcypteris irregularis
(C.Presl) ChingDaun Pakis
berguna untuk amandel darah tinggi,
menurunkan darah tinggi (Bunga,
2008).
digunakan untuk obat kulit, gangguan
syaraf, membersihkan darah,
melancarkan peredaran darah,
peluruh kencing (diuretika), penurun
panas (antipiretika), menghentikan
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
59/183
B. FLAVONOID
Flavonoid merupakan salah satu jenis komponen yang terkandung dalam
tanaman, dan dapat ditemukan pada semua tanaman vaskuler. Flavonoid adalah
komponen yang mempunyai berat molekul rendah, dan pada dasarnya
merupakan phenylbenzopyrones ( phenylchromones) dengan berbagai variasi
pada struktur dasarnya, yaitu tiga cincin utama yang saling melekat. Struktur
dasar ini terdiri dari dua cincin benzene (A dan B) yang dihubungkan melalui
cincin heterosiklik piran atau piron (dengan ikatan ganda) yang disebut cincin
“C” (Middleton et al., 2000). Miean dan Mohamed (2001) menegaskan bahwa
struktur dasar flavonoid adalah rangkaian cincin karbon C6C3C6.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
60/183
flavone yaitu pada flavonol terdapat gugus hiroksi pada gugus C3. Kedua
senyawa ini banyak terdapat pada bagian daun dan bagianluar daritanaman, dan
hanya sedikit yang ditemukan pada bagian tanaman yang berada di permukaan
tanah (Hertog et al., (a), 1992).
Dibandingkan dengan jenis flavonoid lain, jenis flavonol dan flavone
merupakan dua dari jenis falvonoid yang paling banyak terdapat dalam tanaman
sayur-sayuran (Robinson, 1995). Oleh karena itulah, pada penelitian ini,
dilakukan identifikasi pada kedua jenis flavonoid tersebut. Selain karena alasan
jumlah yang mayoritas, berdasarkan penilitian-penelitian yang telah dilakukan,
kedua jenis flavonoid ini memiliki kemampuan yang baik, antara lain sebagai
antioksidan.
Flavonol terdiri atas quercetin yang umumnya merupakan komponen
terbanyak dalam tanaman, kaempferol, dan myricetin. Flavone yang terdiri atas
apigenin dan luteolin, hanya ditemukan pada bahan pangan tertentu, contohnya
seledri, lada (hanya luteolin), dan peterseli (hanya apigenin) (Lee, 2000).
Dalam sayuran, quercetinglikosida merupakan komponen yang paling
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
61/183
pernafasan, seperti bronkitis dan asma (Anonim, 2008). Quercetin mampu
menghambat oksidasi LDL dengan cara mengkelat ion tembaga, yang dapat
menginduksi dari LDL (Aviram dan Fuhrman, 2003).
Senyawa lain dari golongan flavonol yang memiliki peran penting pula
adalah kaempferol. Senyawa kaempferol berbentuk padatan berwarna kuning
dengan titik leleh 276-278oC. Senyawa ini hanya sedikit larut dalam air, namun
larut dalam etanol panas, metanol, dan dietil eter. Konsumsi kempferol dalam
the dan brokoli menunjukkan adanya hubungan dengan penurunan resiko
terhadap kanker dan gangguan jantung (Anonim, 2008). Selain itu, kaempferol
juga mampu menghambat oksidasi LDL dengan cara mengkelat ion tembaga,
yang dapat menginduksi dari LDL. Namun aktivitas kaempferol ini tidak
seefektif seperti liteolin dan quercetin (Aviram dan Fuhrman, 2003).
Myricetin merupakan senyawa yang paling sedikit dijumpai di tanaman
dibandingkan dengan senyawa laian dari golongan flavonol. Namun demikian,
myricetin juga memiliki khasiat antioksidan. Menurut Knekt et al. (2002) yang
dikutip dari anonim (2007), hasil studi in vitro menunjukkan bahwa dengan
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
62/183
Apigenin adalah senyawa lainnya dari golongan flavone yang akan
diidentifikasi pada penelitian ini. Apigenin merupakan aglikon dari apiin, yang
diisolasi dari daun tanaman peterseli dan seledri. Senyawa ini berbentuk
padatan dan berwarna kuning, dan sering digunakan untuk pencelupan bulu
domba (Anonim, 2008). Senyawa apigenin memiliki kemampuan antara lain
sebagai zat anti perdangan, antibakteri, dan untuk mengatasi masalah lambung
(Cadenas danPacker, 2002). Perbedaan antara senyawa flavonol dan flavone
dapat dilihat secara lebih jelas pada Gambar 17.
Senyawa R1 R2 R3
Flavonol yang diidentifikasi
Myricetin OH OH OH
Quercetin OH OH H
Kaempferol OH H H
Flavone yang diidentifikasi
Luteolin H OH H
Apigenin H H H
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
63/183
diperoleh teknik kromatografi cair yang paling kuat yakni HPLC ( High
Performance Liquid Chromatography). Jadi pada HPLC fase gerak dialirkan
dengan cepat dan hasilnya dideteksi dengan instrumen.
Komponen utama dari system HPLC adalah pompa (tekanan tetap dan
volume tetap), penginjeksi, kolom (ekternal dan internal), detektor, dan
rekorder atau sistem data yang terintegrasi (Rounds dan Gregor, 2003).
Parameter-parameter yang akan mempengaruhi system kerja pada HPLC antara
lain diameter dari kolom HPLC, ukuran partikel, ukuran lubang pada fase diam,
dan tekanan pompa.
Terdapat lima tipe HPLC yaitu normal phase chromatography, reversed
phase chromatography, ion-exchange chromatography, size-exclusion
chromatography, dan affinity chromatography (Rounds dan Gregor, 2003).
Pada penilitian ini, tipe HPLC yang digunakan adalah reversed phase
chromatography (RP-HPLC). Fase diam dari HPLC jenis ini adalah senyawa
nonpolar, sedangkan pase geraknya polar. Karena hal tersebutlah maka
komponen yang akan kelur dahulu adalah komponen yang polar dibandingkan
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
64/183
RP-HPLC terdiri atas alkil turunan silika dan tidak pernah digunakan dengan
larutan basa (karena larutan basa akan menghancurkan ikatan silika). Kolom
RP-HPLC dapat digunakan dengan larutan asam tapi tetapi tidak boleh kontak
terlalu lama karena asam dapat menimbulkan korosi pada logam yang ada
dalam peralatan HPLC. Kandungan logam pada kolom HPLC harus dijaga agar
tetap rendah supaya dapat memberikan hasil terbaik pada pemisahan komponen.
Salah satu cara untuk mengetahui kandungan logam di dalam kolom HPLC
adalah dengan menginjeksikan campuran dari 2,2’- dan 4,4’-bipiridin. Bila
terdapat ion logam di permukaan silika, maka senyawa 2,2’-bipiridin akan
mengkelat logam tersebut dan peak dari senyawa yang akan diidentifikasi
menjadi tidak teratur sehingga dapat memberikan hasil yang tidak sesuai.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendeteksi komponen fenolik
dalam bahan pangan dengan metode HPLC. Komponen fenolik merupakan
senyawa aromatik, oleh karena itu, senyawa tersebut akan memberikan
penyerapan yang baik pada panjang gelombang sinar UV. Flavonoid yang
merupakan bagian dari senyawa fenolik, memiliki serapan pada panjang
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
65/183
memiliki dimensi (150 x 3.9-mm ID). Detektor yang digunakan yaitu Linear
Model 204 UV-Vis detector (Hertog et al., (a) (1992).
Menurut Macrae (1988), keuntungan utama dari HPLC adalah
kemampuannya untuk menangkap komponen dengan stabilitas panas yang
terbatas ataupun yang bersifat volatil. HPLC merupakan metode yang sangat
sensitif, tepat, selektif, dan memiliki tingkat otomatisasi yang tinggi, sehingga
lebih sederhana dalam pengoperasiannya. Di samping itu, HPLC banyak
digunakan untuk analisis karena kemudahan injeksi, deteksi dan pengolahan
data serta dapat digunakan untuk berbagai macam sampel seperti sampel cairan,
padatan yang dilarutkan, maupun sampel yang labil terhadap pemanasan.
Modern HPLC telah banyak diaplikasikan seperti pemisahan, identifikasi,
pemurnian, dan penghitungan komponen yang bervariasi.
Menurut Adamson et al., (1999) HPLC merupakan metode yang efektif
untuk mendeteksi dan menghitung komponen fenol dan metode ini telah
digunakan secara luas. HPLC telah digunakan dalam menghitung prosianidin
dalam kakao dan coklat.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
66/183
III. BAHAN DAN METODE
A. BAHAN DAN ALAT
I. Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
bahan untuk analisis bahan untuk membuat larutan standar, dan bahan
untuk membuat ekstrak sayuran. Bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan larutan standar adalah myricetin, luteolin, quercetin, apigenin,
dan kaemferol (Sigma Aldrich), metanol 62.5%, dan HCl 6M. Bahan-bahan
yang digunakan dalam pembuatan ekstrak sayuran adalah daun kelor
( Moringa pterygosperma Gaertn.), buah takokak (Solanum torvum.Swartz)
seluruh bagian tanaman antanan beurit ( Hydrocotyle sibthorpioides Lmk),
bunga pepaya (Carica papaya.L), daun jambu mete ( Anacardium
occidentale. L), dan daun mengkudu ( Morinda citrifolia.L), yang diperoleh
dari BALITRO (Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik) Bogor.
Daun labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz.), daun kacang
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
67/183
ekstrak sayuran adalah freezer, freeze dryer, alat refluks, neraca analitik,
blender kering, labu takar, gelas piala, gelas ukur, pipet mohr, pipet tetes,
spatula, baskom, dan pisau. Untuk analisis alat-alat yang digunakan adalah
High Performance Liquid Chromatography (HPLC). HPLC column C-18
phase; Develosisl ODS-UG-3, alat injector sampel HPLC, filter syringe,
vial, oven, neraca analitik, desikator, alat vortex, labu takar, gelas piala,
tabung reaksi, spatula, gegep, dan cawan alumunium.
Tabel 3. Spesifikasi HPLC
Komponen HPLC Tipe
Solvent cabinet Shimadzu LC-20AD
Degasser Shimadzu DGU-20A5
Pump Shimadzu LC 20-AD
Detector UV-Vis Shimadzu SPD-20A
Manual injector Hewlett Packard Series 1100
Injector Rheodyne 20 µL
Syringe Agilent Technologies, LC 50 µL
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
68/183
menggunakan blender kering untuk mendaptkan bubuk sampel berukuran
kurang lebih 30 mesh. Sampel yang telah diblender kemudian disimpan
dalam freezer dan siap untuk digunakan dalam ekstraksi. Selanjutnya
sampel kering beku yang telah disimpan dalam freezer apabila akan
digunakan untuk keperluan analisis, Tahap persiapan sampel dapat dilihat
pada gambar 19.
C. METODE ANALISIS
1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1984)
Penetapan kadar air merupakan cara untuk mengukur banyaknya air
yang terdapat di dalam suatu bahan pangan. Analisis kadar air dilakukan
pada sampel sayuran segar (awal) dan pada sampel sayuran setelah freezedrying . Penentuan kadar air ini dilakukan dengan metode pengeringan
dengan oven biasa. Prinsip dari metode ini adalah air dikeluarkan dari
sampel dengan cara menguapkan air yang terdapat dalam bahan pangan.
Persiapan yang perlu dilakukan adalah cawan alumunium yang akan
o
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
69/183
2. Analisis Total Fenol (Shetty et al., 1995 yang dikutip oleh Ishartani,
2004)
Penentuan total fenol bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa
fenol pada sampel. Sampel kering beku bubuk mula-mula diambil sebanyak
50.0 mg dan dilarutkan dalam 2.5 etanol 95%, kemudian divorteks. Setelah
itu dilakukan sentrifuse terhadap campuran tersebut selama 5 menit dengan
kecepatan putaran 4000 rpm. Supernatan diambil sebanyak 0,5 ml dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 0.50 ml etanol
95%, 2.5 ml aquades, dan 2.5 ml reagen Folin Ciocalteu 50%. Campuran
tersebut didiamkan dahulu selama 5 menit, lalu ditambahkan 0.5 ml
Na2CO3 5% dan divorteks. Setelah itu, sampel disimpan dalam ruang gelap
selama satu jam, lalu dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm. Prosedur penentuan total fenol dapat dilihat
secar ringkas pada gambar 20.
Standar yang digunakan dalam penentuan total fenol adalah asam galat.
Standar asam galat dibuat dengan variasi konsentrasi antara 50 – 250 mg/L.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
70/183
b. Analisis Flavonoid dengan HPLC
a. Pembuatan larutan Standar Tunggal (Hertog et al., 1992(a))
Sebanyak 1.5 mg standar yang tersedia dilarutkan dalam 3 ml metanol
62.5%, sehingga diperoleh standar stock dengan konsentrasi 500
µg/ml. Setelah itu, 2.5 ml dari standar stock dilarutkan dalam 20 ml
metanol 62.5%. Kemudian dicampurkan dengan 5 ml HCl 6M untuk
menjaga kondisi asamnya supaya komponen flavonoid tersebut tidak
terdegradasi. Penambahan metanol dilakukan hingga volume
mencapai 50 ml, sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 25
µg/ml. larutan standar yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
lima konsentrasi, yaitu 0.5, 2.5, 10, 20, dan 25 µg/ml. pembuatan
larutan standar dengan konsentrasi 0.5, 2.5, 10, 20 µg/ml dilakukandengan melakukan pengenceran dari larutan standar yang memilik
konsentrasi 25 µg/ml. Proses pembuatan larutan standar yang
dibutuhkan pada penelitian ini dapat dilihat secara ringkas pada
gambar 22.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
71/183
Konsentrasi yang digunakan untuk menentukan LOD adalah
konsentrasi yang terendah. Setelah diperoleh kesepuluh area tersebut,
dimasukkan kedalam persamaan kurva standar masing-masing,
sehingga diperoleh konsentrasi dan standar deviasinya. Besarnya
LOD adalah tiga kali dari nilai standar deviasi.
d. Pembuatan larutan dan kurva standar campuran
Proses pembuatan larutan standar campuran pada penelitian ini sama
dengan proses pembuatan larutan standar tunggal. Hanya saja pada
standar campuran ini dibuat dengan cara mencampur kelima standar
yang ada dengan perbandingan volume 1:1 dimana konsentrasi
apigenin dibuat menjadi dua kali konsentrasi standar lainnya.
Penentuan variasi konsentrasi yang digunakan ditentukan denganmemperhatikan nilai limit deteksi masing-masing standar.
e. Injeksi ekstrak sampel ke kolom HPLC (Hertog et al., 1992(a))
Ekstrak sampel yang telah disaring dengan Syringe filter 0.45 µm,
diinjeksikan ke kolom HPLC C-18 phase; Develosil ODS-UG-3 yang
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
72/183
dengan peak pada kromatogram sampel merupakan peak jenis
flavonoid yang ditambahkan. Selanjutnya penentuan kandungan
flavonoid pada kromatogram sampel dilakukan dengan
membandingkan kromatogram sampel tersebut dengan
ko-kromatogram sampel sesuai urutan peak yang terbentuk pada
masing-masing waktu retensinya.
g. Identifikasi flavonoid pada sampel
Hasil dari kromatogram sampel kemudian dibandingkan dengan
kromatogram standar. Penentuan komponen yang terdapat pada
sampel dilihat berdasarkan waktu retensi masing-masing standar. Dari
area yang diperoleh, dihitung konsentrasinya dengan menggunakan
persamaan garis dari kurva standar campuranyang sudah diperoleh.Selain itu dilakukan pula perhitungan dengan menggunakan eksternal
standar, yaitu dengan membandingkan luas area komponen pada
sampel dengan luas area pada standar campuran. Standar campuran
yang digunakan sebagai eksternal standar adalah standar campuran
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
73/183
dengan area komponen yang terbentuk pada sampel dengan area pada
standar campuran. Hasil perhitungan ini kemudian diolah menggunakan
uji statistik yang berupa HSD Tukey pada taraf = 0.05. sedangkan
untuk mengatahui berebda atu tidak antara dua macam cara perhitungan
yang digunakan, maka dilakukan uji t dua sampel berpasangan.
• Semua hasil perhitungan yang pada sampel dihitung berdasarkan berat
basah (mg/100 gram sampel segar) dan berat kering sampel (mg/100
gram sampel kering).
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
74/183
Sampel
Pencucian
Penghancuran dengan blender kering
Freeze drying selama 48 jam
Sampel kering beku
Pembekuan selama 24 jam
Penirisan
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
75/183
enda an
50.0 miligram sampel
kerin beku bubuk
0.5 ml supernatan
su ernatan
Pelarutan
Pemusingan selama 5 menitdengan kecepatan 4000 rpm
2.5 ml
etanol 95%
0.5 ml etanol 95%
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
76/183
0.500 atau 1.000
gram sampel kering beku (bubuk)
Pelarutan
Pencampuran
Perefluksan selama 1 jam
pada suhu 50oC
Pendinginan
Gelas
piala
400 ml
10 ml HCl 6M
40 ml MeOH(aq)
62.5%
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
77/183
1.5 mg standar
flavonoid
Pelarutan
30 ml MeOH(aq)62.5%
Standar stock
2.5 mlstandar stock
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
78/183
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. IDENTIFIKASI/DETERMINASI TUMBUHAN
Identifikasi/determinasi tumbuhan dilakukan oleh pihak “Herbarium
Bogoriense”, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor dengan
Kepala Bidang Botani LIPI adalah Dr. Eko Baroto Walujo, APU.
B. STANDAR FLAVONOID DAN LIMIT DETEKSI
1. Standar Flavonoid Bentuk Tunggal
Pembuatan standar bentuk tunggal dilakukan untuk mengetahui
waktu retensi dari masing-masing standar yang digunakan agar tidak terjadi
kesalahan dalam menentukan urutan munculnya senyawa flavonoid yangdiidentifikasi apalagi jika semua senyawa flavonoid tersebut terdapat dalam
suatu kromatogram sampel. Selain itu pembuatan standar bentuk tunggal ini
juga dimaksudkan untuk mengetahui besarnya limit deteksi dari
masing-masing standar flavonoid yang selanjutnya akan digunakan sebagai
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
79/183
dan kaempferol serta 2.5 µg/ml untuk standar apigenin). Setelah diperoleh
kesepuluh area dalam tersebut, kemudian dimasukkan kedalam persamaan
kurva standar masing-masing, sehingga diperoleh konsentrasi dan standar
deviasinya. Besarnya LOD adalah tiga kali dari nilai standar deviasi.
Adapun hasil dari penginjeksian masing-masing standar flavonoid yang
digunakan akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Myricetin Puncak senyawa myricetin muncul pada kisaran menit ke-3.7
sampai menit ke-4.2. Gambar 22 menunjukkan hasil kromatogram
standar myricetin pada berbagai konsentrasi. Persamaan garis yang
diperoleh adalah y = 83351x-27550 dengan r 2 = 0.999. Limit deteksi dari
myricetin adalah 0.039 µg/ml. Kurva standar dan perhitungan limitdeteksi dari senyawa myricetin dapat dilihat pada Lampiran 1.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
80/183
Gambar 23. Kromatogram standar luteolin
c. Quercetin
Puncak senyawa quercetin muncul pada kisaran menit ke-7.9
sampai menit ke-8.8. Gambar 24 menunjukkan hasil kromatogram
standar quercetin pada berbagai konsentrasi. Persamaan garis yang
diperoleh adalah y = 79751x-16750 dengan r 2 = 0.999. Limit deteksi dari
quercetin adalah 0.028 µg/ml. Kurva standar dan perhitungan limit
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
81/183
d. Apigenin
Kurva standar apigenin dibuat dengan variasi konsentrasi antara
2.5-25 µg/ml. senyawa apigenin muncul pada kisaran menit ke- 13.8
sampai menit ke-14.9. Gambar 25 menunjukkan hasil kromatogram
standar apigenin pada berbagai konsentrasi. Persamaan garis yang
diperoleh adalah y = 29067 x - 14806 dengan r 2 = 0.998. Limit deteksi
dari apigenin adalah 0.22 µg/ml. Kurva standar dan perhitungan limitdeteksi dari senyawa apigenin dapat dilihat pada Lampiran 4. Kebalikan
dari quarcetin, dari seluruh standar yang digunakan, apigenin memiliki
limit deteksi yang paling besar. Hal ini berarti, respon dari senyawa
apigenin terhadap instrumen yang digunakan adalah yang paling rendah
dibandingkan dengan keempat senyawa lainnya.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
82/183
2.5 5,0 2510 20 [ ] µg/ml
Gambar 26 . Kromatogram standar kaempferol
Tabel 4. Hasil penginjeksian standar flavonoid dalam bentuk tunggal
Standar
Flavonoid
Rt/waktu retensi
(menit ke-)
Persamaan kurva
standar
Limit deteksi
(LOD)
Myricetin 3.7-4.2 y = 83351x - 27550 0.039 0.026*
Luteolin 7.3-8.1 y = 80577x - 17067 0.056 0.038*
Quarcetin 7.9-8.8 y = 79751x - 16750 0.028 0.022*
Apigenin 13.8-14.9 y = 29067x - 14806 0.22 0.19*
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
83/183
2. Standar Campuran Senyawa Flavonoid
Dalam suatu bahan pangan, senyawa flavonoid tidak pernah terdapat
secara mandiri. Adanya senyawa lain (baik itu sesama flavonoid atau bukan)
akan mempengaruhi senyawa yang dimaksud. Termasuk juga di dalam
perbedaan waktu retensi antara masing-masing senyawa dalam campuran jika
dibandingkan bila senyawa tersebut berdiri sendiri. Oleh karena itu, diperlukan
pembuatan standar campuran untuk menentukan waktu retensi yang diharapkanakan lebih dekat dengan waktu retensi flavonoid pada sampel.
Pembuatan standar campuran dilakukan dengan mencampur semua
standar yang digunakan dengan perbandingan 1:1 pada masing-masing tingkat
konsentrasi yang sama. Konsentrasi yang dibuat pada standar campuran adalah
0.83-1.67-2.5-3.33-4.17 µg/ml untuk senyawa myricetin, luteolin, quercetin,dan kaempferol, sedangkan untuk senyawa apigenin , konsentrasi yang dibuat
adalah1.67-3.33-5-6.67-8.33 µg/ml. Pembuatan konsentrasi apigenin yang
menjadi dua kali konsentrasi senyawa lainnya dikarenakan respon dari apigenin
yang sangat rendah jika dibandingkan dengan keempat senyawa lainnya. Hal ini
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
84/183
standar lainnya. Selain itu dengan variasi konsentrasi standar campuran seperti
itu dapat menghemat biaya, disamping itu hasil analisa yang dihasilkan akan
lebih baik dan efisien terutama dari peak-peak yang dihasilkan karena tentunya
dengan konsentrasi yang lebih besar pastinya peak dan luas areanya akan
semakin besar juga.
Dari hasil penginjeksian kelima konsentrasi campuran tersebut, ternyata ada
hal yang menarik untuk diketahui. Diantara semua standar yang diinjeksikan bila dibandingkan dengan hasil penginjeksian standar dalam bentuk tunggal
terlihat luas area yang dihasilkan pada konsentrasi 2.5 µg/ml (myricetin,
quarcetin, dan kaempferol), 5 µg/ml (apigenin) hasil penginjekasin standar
campuran ini mengalami peningkatan luas area. Kecuali luteolin justru
mengalami penurunan luas area. Hal ini terjadi karena dari kromatogram standar campuran yang dihasilkan terlihat bahwa peak yang terbentuk pada waktu
retensi luteolin dan quarcetin hampir sama bahkan saling menyatu. Hal ini
memungkinkan terjadinya interaksi antara kedua senyawa tersebut sehingga
terjadi pengurangan konsentrasi pada satu senyawa di sisi lain terjadi
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
85/183
Persamaan garis untuk apigenin adalah y = 54005 x - 49812, dengan nilai r 2 =
0.998. Kurva standar campuran apigenin dapat dilihat pada Gambar 31.Persamaan garis untuk kaempferol adalah y = 183312 x - 85155, dengan nilai r
2
= 0.998. Kurva standar campuran kaempferol dapat dilihat pada Gambar 32.
Tabel 5. Hasil penginjeksian standar flavonoid dalam bentuk campuran
StandarFlavonoid
Rt/waktu retensi(menit ke-)
Persamaan kurvastandar
Limit deteksi(LOD)
Myricetin 4.1 - 5.3 y = 171915x - 76058 0.039 0.026*
Luteolin 8.4 - 8.7 y = 20332x - 5779 0.056 0.038*
Quarcetin 8.6 - 9.8 y = 77985x - 16728 0.028 0.022*
Apigenin 15.1 - 17.3 y = 54005x - 49812 0.22 0.19*
Kaempferol 17.6 – 20.2 y = 183312x - 85155 0.047 0.037*
* limit deteksi (LOD) dari standar yang dianalisa (Batari, 2007) pada instrumen
(sfesifikasi HPLC) yang berbeda tapi dengan jenis kolom yang sama.
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
86/183
konsentrasi
(µg/ml)
area
(mAU)
0.83 67525
1.67 217408
2.5 344943
3.33 491388
4.17 647387
Gambar 28. Kurva standar campuran myricetin
konsentrasi
(µg/ml)
area
(mAU)
0.83 10602
1.67 29794
2.5 43950
3.33 61267
4.17 79645
Gambar 29. Kurva standar campuran luteolin
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
87/183
Gambar 32. Kurva standar campuran kaempferol
C. TOTAL FENOL
Total fenol merupakan perkiraan kasar jumlah senyawa fenolik yang
terdapat dalam suatu bahan. Kebanyakan senyawa fenolik biasanya bersifat
antioksidan oleh karena itu pengukuran total fenol dapat digunakan untuk
memperkirakan aktifitas antioksidan suatu bahan. Pengukuran total fenol yang
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode yang mereaksikan ekstrak
bahan dengan senyawa folin. Senyawa folin dapat bereaksi dengan gugus
kromofor pada fenolik dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 725 nm
konsentrasi
(µg/ml)
area
(mAU)
0.83 66007
1.67 228373
2.5 369565
3.33 514269
4.17 687418
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
88/183
dan terkecil pada kucai (211.7 mg). Untuk nilai total fenol dari tiga belas sampel
yang dianalisa dapat dilihat pada Tabel 6 dan untuk perhitungan total fenol padasampel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.
Tabel 6. Total fenol sayuran indigenous
Nama LokalTotal fenol
(mg/100 g sampel kering)Bunga turi 323,7
Kucai 211,7
Takokak 860,3
Daun kelor 536,1
Pucuk mengkudu 236,4
Lembayung 438,3
Terubuk 204,4
Mangkokan putih 491.0
Daun labu siam 412,6
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
89/183
Hasil perhitungan untuk kandungan flavonol dan flavone pada
masing-masing sayuran dilakukan dengan menggunakan dua macam perhitungan. Pertama dengan menggunakan persamaan kurva standar
campuran, dan yang kedua adalah dengan menggunakan eksternal standar,
yaitu dengan mengambil satu standar campuran yang memiliki konsentrasi
tertinggi, dan untuk menghitung konsentrasi flavonol dan flavones pada
sampel, dibandingkan dengan area komponen yang terbentuk pada sampeldengan area pada standar campuran. Penggunaan dua cara perhitungan ini pada
dasarnya dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan hasil yang
diperoleh jika dihitung dengan dua cara ini. Dari masing-masing perhitungan
tersebut nantinya akan dibandingkan dan diketahui mana cara yang paling baik
dan efektif dalam menghitung komponen flavonoid sampel. Hasil perhitungandengan kedua cara ini dapat dilihat pada Tabel. 7 dan Tabel. 8.
Perhitungan komponen flavonol dan flavones pada sampel dilakukan
berdasarkan berat basah dan berat kering sampel. Basis berat basah berarti
kandungan flavonol dan flavones dihitung sebanyak berapa miligram dalam
100 l d k hit b d k b i k i
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
90/183
Sampel
Perhitungan dengan kurva standar campuran
Wet basis Dry basis
Konsentrasi (mg/100 g sampel segar) Konsentrasi (mg/100 g sampel kering)
Myricetin Luteolin Quercetin Apigenin Kaempferol
Total
flavonoldan
flavone
Myricetin Luteolin Quercetin Apigenin Kaempferol
Total
flavonoldan
flavone
Bunga turi 2,76 18,47 21,23 28,27 189,05 217,32
Kucai 2,69 4,46 7,65 14,79 16,23 26,96 46,20 89,39
Takokak 2,30 0,66 2,96 21,30 6,09 27,39
Daun kelor 1,32 95,84 20,79 117,95 5,29 384,61 83,44 473,33
Pucuk mengkudu 23,67 9,75 33,42 142,65 58,78 201,43
Lembayung 27,35 12,97 3,33 43,65 242,00 114,81 29,46 386,27
Terubuk 0,44 0,44 3,77 3,77
Mangkokan 12,67 6,87 12,95 32,49 83,84 45,48 85,67 214,99
Daun labu siam 12,49 13,81 9,72 36,03 69,40 76,72 54,02 200,15
Bunga papaya 18,85 11,95 5,47 36,27 159,44 101,12 46,29 306,85
Pucuk mete 8,28 125,39 9,91 143,58 37,85 573,07 45,27 656,20
Pakis 7,42 2,10 9,52 65,81 18,64 84,45
Antanan beurit 1,57 37,51 10,85 49,93 10,47 249,54 72,17 332,18
Tidak terdeteksi
Tabel 7. Hasil erhitun an konsentrasi flavonoid ada sam el den an men unakan kurva standar cam uran
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
91/183
a)
konsentrasi standar eksternal yang digunakan adalah campuran standar flavonoid dengan konsentrasi tertinggi
*4.17 µg/ml untuk standar myricetin, luteolin, quercetin, dan kaempferol
*8.33 µg/ml untuk standar apigenin
Sampel
Perhitungan dengan eksternal standar campurana)
Wet basis Dry basis
Konsentrasi (mg/100 g sampel segar) Konsentrasi (mg/100 g sampel kering)
Myricetin Luteolin Quercetin Apigenin Kaempferol
Total
flavonoldan
flavone
Myricetin Luteolin Quercetin Apigenin Kaempferol
Total
flavonoldan
flavone
Bunga turi 2,51 18,50 21,00 25,64 189,33 214,97
Kucai 2,30 4,01 7,85 14,16 13,88 24,25 47,43 85,55
Takokak 2,60 0,72 3,32 24,03 6,69 30,71
Daun kelor 1,38 101,94 21,05 124,37 5,53 409,06 84,48 499,07
Pucuk
mengkudu24,93 9,55 34,48 150,28 57,57 207,85
Lembayung 28,99 13,00 3,45 45,44 256,53 115,09 30,51 402,13
Terubuk 0,55 0,55 4,71 4,71
Mangkokan 13,20 6,49 12,90 32,59 87,38 42,92 85,39 215,70
Daun labu siam 12,16 14,36 10,13 36,65 67,53 79,77 56,30 203,60
Bunga papaya 20,40 12,17 5,40 37,98 172,61 103,00 45,72 321,33
Pucuk mete 7,55 127,80 10,26 145,61 34,50 584,09 46,89 665,47
Pakis 7,67 2,19 9,86 68,09 19,44 87,53
Antanan beurit 1,40 39,77 10,79 51,95 9,29 264,60 71,78 345,67
Tabel 8. Hasil erhitun an konsentrasi flavonoid ada sam el den an men unakan eksternal standar cam uran
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
92/183
Tabel 9. Perbandingan hasil analisis flavonol dan flavone dengan perhitungan kurva standar campuran dan eksternal standar campuran
Sampel
Wet basis Dry basis
total flavonol dan flavone
(mg/100g sampel segar) (A-B)
c) total flavonol dan flavone
(mg/100g sampel kering) (A-B)
c)
Aa)
Bb) (A-B)
d) %
e) A
a)B
b) (A-B)
d) %
e)
Bunga turi 21,23 21,00 0,23 1,08 217,32 214,97 2,34 1,08
Kucai 14,79 14,16 0,64 4,30 89,39 85,55 3,84 4,30
Takokak 2,96 3,32 0,36 12,14 27,39 30,71 3,32 12,14
Daun kelor 117,95 124,37 6,41 5,44 473,33 499,07 25,74 5,44
Pucuk mengkudu 33,42 34,48 1,06 3,19 201,43 207,85 6,42 3,19
Lembayung 43,65 45,44 1,79 4,11 386,27 402,13 15,86 4,11
Terubuk 0,44 0,55 0,11 24,94 3,77 4,71 0,94 24,94
Mangkokan 32,49 32,59 0,11 0,33 214,99 215,70 0,70 0,33
Daun labu siam 36,03 36,65 0,62 1,72 200,15 203,60 3,45 1,72
Bunga papaya 36,27 37,98 1,71 4,72 306,85 321,33 14,48 4,72
Pucuk mete 143,58 145,61 2,03 1,41 656,20 665,47 9,27 1,41
Pakis 9,52 9,86 0,35 3,65 84,45 87,53 3,08 3,65
Antanan beurit 49,93 51,95 2,03 4,06 332,18 345,67 13,49 4,06a)
A = hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan kurva standar
b) B = hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan eksternal standar
c) (A-B) = selisih hasil perhitungan dengan menggunakan kurva standar dan eksternal standar
d) (A-B) = nilai c) (harga mutlak ; diambil nilai yang positif)e) % = persentase nilai d) dibandingkan dengan nilai a)
-
8/20/2019 flavonoid skripsi.pdf
93/183
1. Bunga turi
Bunga turi memiliki kadar air sebesar 90.23 %. Berdasarkan hasil analisistotal fenol, diketahui bahwa kandungan fenol pada bunga turi adalah sebanyak
31.6232 mg/100 g sampel segar dan 323.6766 mg/100 g sampel kering.
Gambar 33. menunjukkan kromatogram ekstrak bunga turi hasil
analisis deng