[fix banget] laporan kwu kelompok 4

27
LAPORAN PENELITIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH “BROWN COFFEE” Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan O L E H Kelompok 4 Melisa Zulkarnain 1210533002 Indah Permata Sari 1210533014 Yoli Oktafiani Sari 1210532086 Muthia Duharana C 1210533036 Darti Ayuoktavia 1210533032 JURUSAN AKUNTANSI

Upload: meliichaan1

Post on 22-Dec-2015

272 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

kwu

TRANSCRIPT

Page 1: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

LAPORAN PENELITIAN

USAHA KECIL DAN MENENGAH “BROWN COFFEE”

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

O

L

E

H

Kelompok 4

Melisa Zulkarnain 1210533002

Indah Permata Sari 1210533014

Yoli Oktafiani Sari 1210532086

Muthia Duharana C 1210533036

Darti Ayuoktavia 1210533032

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2014/2015

Page 2: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

A. Profil

UKM

Nama : Brown Coffee

Jenis Usaha : Café

Alamat : Jalan Raden Saleh No. 21 Padang (samping Dunia Baru)

Telepon : 082169042778

Website : www.browncafeandcoffee.com

Waktu Operasional : 12.00 – 01.00

Pemilik

Nama : Julis ‘Juju’ Jajawijaya

Umur : 24 tahun

Asal : Bali

Pendidikan : D3 Perhotelan

Universitas Malaka

Pekerjaan : Wirausaha

Page 3: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

B. Latar Belakang

Dewasa ini banyak muncul dan berkembangnya café-café di kota Padang.

Dengan perkembangan ini kami ingin lebih mengetahui mengapa dan bagaimana

seorang wirausaha yang bergerak di bidang pangan dapat mencapai sasarannya,

melakukan proses hingga usahanya seperti saat sekarang ini, serta mengetahui

bagaimana seorang wirausahawan mengusung keunggulan kompetitif dibandingkan

dengan para pesaingnya.

Dalam studi ini kami memilih Brown Coffee yang beralamat di Jalan Raden

Saleh No. 21 Padang sebagai objek pembahasan. Brown Coffee merupakan café yang

mengusung konsep “mini coffee shop”, dimana saat ini perkembangan coffee shop di

kota Padang sedang gencar-gencarnya. Serta target pasarnya, yaitu pencinta kopi,

sangat sedikit dikota Padang. Kami ingin mengetahui bagaimana café ini dapat

bertahan dalam ketatnya persaingan bisnis coffee shop, dimana café ini masih

terbilang baru dan belum mendapat nama di hati konsumen, sedangkan para

pesaingnya telah memiliki nama besar seperti Nunos dan Lalito.

Brown Coffee ini berawal karena adanya tantangan dari atasan pemilik pada

profesi sebelumnya. Dahulunya pemilik bekerja di sebuah hotel sebagai karyawan.

Atasannya pernah meremehkannya dan berkata bahwa “seorang waitress tidak akan

bisa membuka usaha sendiri”. Dari sanalah pemilik termotivasi untuk mencoba

membuktikan bahwa apa yang dikatakan oleh atasannya itu tidak benar. Akhirnya

sang pemilik mencoba untuk membuka usaha sendiri dan berhenti bekerja di hotel

tersebut. Dengan modal sendiri dan bekerja sama dengan teman-temannya, pemilik

mendirikan “Brown Coffee”. Pemilik memilih jenis usaha ini karena ingin

menciptakan suatu tempat yang nyaman, unik, dan tempat bersantai yang berbeda

Page 4: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

dari tempat lain di kota Padang. Alasan pemilik memilih kopi sebagai menu utama

adalah karena rata-rata di kota Padang baru sedikit café yang berkonsep seperti ini.

Selain itu, di zaman sekarang ini sudah banyak orang-orang pecinta kopi, dimulai

dari yang muda hingga yang tua. Dari sanalah pemilik melihat adanya peluang

untuk mendirikan bisnis ini.

C. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam laporan ini mengenai 6 ciri dan watak

kewirausahaan yang ada pada Pemilik Brown Coffee, yaitu:

1. Percaya Diri

2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil

3. Pengambilan Resiko

4. Kepemimpinan

5. Keorisinilan

6. Berorientasi ke Masa Depan

D. Tujuan

1. Menganalisis ciri dan watak kewirausahaan yang ada pada pemilik Brown Coffee

2. Menganalisis lingkungan internal dan eksternal dari Brown Coffee

3. Memberikan solusi terhadap masalah- masalah yang ada pada Brown Coffee

Page 5: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

E. Analisis Ciri dan Watak Kewirausahaan

1. Percaya Diri

Setelah dilakukannya wawancara dengan pemilik Brown Coffee, kami dapat

menilai bahwa sang pemilik memiliki percaya diri yang tinggi. Sikap percaya diri

tersebut timbul karena adanya optimisme dan keyakinan dari pemilik itu sendiri

bahwa pemilik mampu mendirikan sebuah usaha sendiri dan akan berhasil. Pemilik

melihat peluang bahwa usaha coffee shop di kota Padang belum terlalu banyak dan

ingin menciptakan sesuatu yang baru untuk para pecinta kopi. Usaha ini pun didirikan

di tempat yang strategis yang dapat mengundang banyak pelanggan. Pemilik juga

mempunyai pengetahuan dan skill yang cukup dalam usaha ini. Pemilik ikut serta

langsung dalam mengelola café, memasak, dan melayani pembeli. Dapat dilihat

bahwa pemilik tidak hanya bergantung kepada karyawannya.

2. Berorientasi pada Tugas dan Hasil

Pemilik menyampaikan keinginannya menciptakan suatu coffee shop yang

berbeda dengan coffee shop lainnya di Kota Padang dan sangat ingin menonjolkan

pelayanan yang baik serta mendapatkan kepuasan konsumen atas hasil karyanya.

Pemilik juga meracik sendiri menu-menu yang disediakan pada café ini dan ingin

memberikan cita rasa yang berbeda kepada konsumen. Kami mencicipi dan menilai

rasa makanan dan kopi pada café ini. Akan tetapi, kenyataannya, rasa makanan dan

kopi tersebut biasa-biasa saja dan tidak berbeda dengan rasa di tempat-tempat lain.

Pemilik kurang memperhatikan kualitas dari apa yang dihasilkannya dan kami juga

melihat adanya complain dari konsumen atas rasa makanan yang tidak konsisten,

kadang terlalu asin, pedas, dan bahkan belum matang. Dari segi penyajian, tampilan

makanan yang dihidangkan pun tidak terlalu menarik. Jika dilihat dari segi pelayanan

Page 6: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

kepada konsumen, pemilik tidak terlalu senang dengan kaum muda yang hanya

membeli kopi dan duduk berlama-lama (nongkrong), pemilik lebih menargetkan

pelanggannya kepada kalangan menengah atas, seperti; orang kantoran yang hanya

sekedar membeli dan kemudian pergi. Padahal, café tersebut berada di lokasi yang

ramai oleh kaum muda. Dalam hal ini, tercermin bahwa pemilik belum sepenuhnya

melihat peluang dan mengetahui apa yang benar-benar diinginkan oleh konsumen.

Brown Coffee mematok harga yang terjangkau dengan konsumennya. Namun,

dari segi pendapatan, pemilik mengatakan bahwa Brown Coffee belum dapat

mencapai jumlah yang ditargetkan, yaitu sebesar Rp 1.000.000,-/hari. Hal ini

disebabkan karena masih sedikitnya pelanggan dan keberadaan Brown Coffee yang

belum begitu diketahui.

3. Pengambilan Resiko

Pemilik merupakan orang yang suka dengan tantangan dan usaha ini dimulai juga

dilatarbelakangi karena adanya tantangan bagi pemilik. Akan tetapi, pemilik

mengatakan bahwa pemilik tidak mau mengambil resiko karena takut akan

mengalami kerugian. Contohnya, pemilik ingin menghadirkan menu-menu baru di

cafénya, akan tetapi karena sepinya pelanggan, pemilik tidak mau melakukan hal

tersebut karena takut menu-menu tersebut ‘tidak laku’. Kami menilai bahwa pemilik

kurang konsisten dan terlihat seperti ragu-ragu dalam menjalankan usaha ini

meskipun berbeda dengan apa yang dikatakan oleh pemilik tersebut.

4. Kepemimpinan

Brown Coffee memiliki 2 orang karyawan dan pemilik tidak memberikan

peraturan yang ketat kepada karyawannya, bahkan pemilik sudah menganggap

Page 7: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

karyawan tersebut seperti keluarga sendiri namun tetap memberikan batasan-batasan.

Pemilik juga sangat pandai dalam bergaul. Hal ini dapat terlihat bahwa pelanggan-

pelanggan dari Brown Coffee sebagian besar merupakan orang-orang yang dikenal

oleh pemilik. Pemilik juga menanggapi kritik dan saran dari konsumen, seperti; rasa

makanan yang terlalu asin, pedas, atau belum matang. Akan tetapi, pemilik tidak

begitu memperhatikan kesalahan-kesalahan kecil tersebut sehingga hal itu sering

terulang kembali. Selain itu, pemilik kurang tegas dalam waktu pengoperasian Brown

Coffee. Dimana, pemilik mengatakan bahwa café ini dibuka mulai jam 12 siang dan

tutup jam 1 malam. Namun, kenyataannya, jam buka café ini sering tidak tepat waktu

bahkan baru akan buka pada jam 4 sore.

5. Keorisinilan

Pemilik merupakan orang yang cukup inovatif dan kreatif, namun kurang

fleksibel. Pemilik mendesain Brown Coffee sedemikian rupa dan arsitekturnya juga

cukup baik. Untuk kopi, pemilik mencampurkan kopi arabika dan robusta sehingga

menghasilkan perpaduan yang unik. Akan tetapi, café ini belum memiliki ciri khas

yang dapat melekat di hati konsumen. Contohnya, sebagai coffee shop, Brown Coffee

seharusnya memiliki banyak pilihan menu untuk kopi. Namun, menu kopi yang

tersedia sangat sedikit jika dibandingkan dengan coffee shop lainnya di kota Padang.

6. Berorientasi ke Masa Depan

Pemilik tidak begitu memperhatikan café pesaing-pesaingnya. Hal ini dapat

menyebabkan sulitnya café ini untuk bertahan dan berkembang. Pemilik mempunyai

banyak rencana kedepannya untuk memajukan Brown Coffee dan bahkan membuka

café baru yang sejenis. Akan tetapi, pemilik tidak melakukan tindakan untuk

Page 8: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

merealisasikan keinginannya tersebut. Hal ini tercermin dari perkembangan Brown

Coffee yang hanya begitu-begitu saja dan tidak ada perubahan sejak pertama dibuka.

Pemilik mengatakan sudah merasa puas dengan apa yang dicapai oleh Brown Coffee

saat ini.

F. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)

Strength (Kekuatan)

Brown Coffee merupakan café yang berkonsep mini coffee shop yang hadir untuk

pelanggan yang mencari kenyamanan tempat dan kopi yang bercita rasa tinggi. Café

ini juga menyediakan makanan pendamping dan minuman selain kopi untuk

memberikan pilihan kepada pelanggan yang tidak terlalu menyukai kopi. Brown

Coffee terletak di lokasi strategis yaitu di daerah GOR H. Agus Salim.

Brown Coffee juga terletak di komplek ruko yang sama dengan “Awakening” dan

“Timesbomb”. Awakening merupakan toko distro dan Timesbomb merupakan café.

Ketiga usaha ini bertujuan untuk bersama-sama dalam menarik pelanggan sebanyak-

banyaknya, dimana, pelanggan bisa berbelanja pakaian di Awakening, minum kopi di

Brown Coffee, dan memesan makanan di Timesbomb.

Selain memiliki kelebihan dari segi tempat dan kerjasama, Brown coffee juga

mematok harga yang sesuai dengan kantong konsumen. Desain dan arsistektur Brown

Coffee sendiri terkesan unik dan nyaman. Brown Coffee mengangkat konsep ruangan

yang nyaman seperti rumah sendiri dengan adanya sofa-sofa untuk di dalam dan kursi

piknik untuk di luar sehingga pelanggan bebas memilih untuk duduk di dalam atau di

luar dengan nyaman. Brown Coffee juga dilengkapi dengan fasilitas wifi, dan

kebersihan tempatnya pun terjaga.

Page 9: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

Selain itu, pemilik juga sangat ramah kepada pelanggan. Ketika pelanggan

memesan, pemilik menjelaskan terlebih dahulu rincian dari masing-masing menu agar

pelanggan dapat menentukan menu yang akan dipesan sesuai dengan selera.

Weakness (Kelemahan)

Brown Coffee memiliki konsep sebagai tempat ‘nongkrong’ untuk para pecinta

kopi, namun konsep inilah yang menjadi kelemahan bagi Brown Coffee. Café ini

mengusung konsep coffee shop, namun variasi kopi yang ditawarkan masih terlalu

sedikit dibandingkan dengan coffee shop lain di kota Padang, yaitu sekitar 11 jenis

kopi.

Selain itu, cita rasa kopi yang ditawarkan oleh café ini masih kalah jika

dibandingkan dengan para pesaingnya (seperti Nunos dan Lalito). Padahal, sebagai

café yang berkonsep coffee shop, seharusnya Brown Coffee menawarkan berbagai

variasi kopi, mulai dari kopi daerah hingga kopi internasional. Pada makanan

pendamping pun tidak ada sesuatu yg unik yang membuat café ini berbeda. Pada buku

menu, terdapat terlalu banyak daftar makanan dibandingkan kopi. Padahal, menu

utama Brown Coffee tersebut adalah kopi. Bahkan, ada menu-menu berbeda tetapi

memiliki rasa yang sama. Contohnya, Green Tea Latte dan Melon Cocktail. Dari

nama menu tersebut sudah diketahui bahwa keduanya sangat jauh berbeda. Namun,

ketika kami memesan menu-menu tersebut, rasa dari keduanya sama saja. Dari hal ini

dapat dinilai bahwa pemilik belum benar-benar memperhatikan kualitas produknya.

Dari segi pelanggan, dapat dikatakan bahwa target pasar Brown Coffee tidak

sesuai dan sejalan dengan keadaan dan hasilnya. Pemilik mengatakan bahwa target

utamanya adalah kalangan menengah keatas dan sangat mengutamakan kepuasan

Page 10: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

pelanggan. Namun, kenyataannya, konsumen dengan gaji mengah keatas tidak dapat

menemukan kepuasan di Brown Coffee karena kurangnya variasi dan cita rasa kopi.

Dari segi pemasaran, pemilik kurang gencar dalam mempromosikan café

tersebut. Rata-rata pembeli yang datang merupakan orang-orang yang sudah

dikenalnya. Pemilik hanya mengandalkan promosi dari “mulut ke mulut” sehingga

tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan café ini. Promosi dengan cara seperti

itu kurang efektif karena tanggapan yang diberikan oleh konsumen tidak selalu

positif, serta tidak terlalu membantu karena masih sedikitnya pelanggan sehingga

persebaran informasi juga kurang.

Opportunity (Kesempatan)

Dengan kekuatan dan kelemahan yang ada, Brown Coffee tetap memiliki banyak

peluang-peluang yang menggiurkan. Posisi café sudah strategis dan dekat dengan

target pasarnya, sehingga hanya dengan sedikit promosi melalui media atau event

akan dapat membantu mendatangkan pelanggan yang lebih banyak. Dengan harga

yang terjangkau serta kondisi café yang nyaman tetap membuat Brown Coffee

sebagai café yang diperhitungkan. Target pasar pun hanya harus sedikit dirubah, tidak

hanya dari kalangan menengah keatas, seperti; orang kantoran, tetapi juga kaum

muda, karena posisi café pada daerah yang ramai dengan kaum muda. Apabila

pemilik tidak membatasi kaum muda yang datang untuk ‘nongkrong’ dengan waktu

yang lama, maka Brown Coffee tidak hanya mendapatkan pelanggan dengan gaji

yang lumayan tinggi, tetapi juga kaum muda, sehingga konsumen pun akan lebih

banyak dari sebelumnya.

Disamping itu, Brown Coffee juga dapat mencoba untuk membuat inovasi-

inovasi baru dengan mengkreasikan menu-menu yang ditawarkan. Hal ini dapat

Page 11: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

menjadi suatu peluang bagi Brown Coffee untuk meningkatkan daya saingnya. Salah

satu contoh menu kopi yang unik adalah Melon Coffee, yaitu perpaduan antara perisa

rasa melon dengan kopi. Hal ini tentunya memerlukan keberanian dari pemilik untuk

mencoba dan berani mengambil resiko serta tidak memiliki rasa takut bahwa menu

tersebut ‘tidak laku’.

Threat

Jika pemilik tidak melakukan perubahan-perubahan, maka Brown Coffee akan

kehilangan banyak pelanggan dan kalah dalam persaingan. Jika hanya mengandalkan

konsep coffee shop, Brown Coffee akan memiliki banyak pesaing yang memiliki

kelebihan dan keunikan masing-masing. Dengan berkembangnya café-café di kota

Padang, Brown Coffee harus memiliki keunggulan kompetitif yang berbeda dengan

pesaingnya serta harus lebih berfokus kepada kopi sebagai menu utama yang

ditawarkan. Apabila hal-hal tersebut tidak diperhatikan, maka Brown Coffee akan

sulit berkembang dan akan kalah dalam persaingannya. Ancaman lainnya adalah,

Brown Coffee belum memiliki ciri khasnya tersendiri sebagai sebuah coffee shop dan

belum dapat menonjolkan apa yang menjadi keunggulannya.

G. Solusi

Mengubah Target Pasar

Brown Coffee haru mengubah target pasarnya dari kalangan menenengah keatas

menjadi semua kalangan terutama kaum muda yang sering mengunjungi GOR.

Melakukan Inovasi

Page 12: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

Brown Coffee harus menambah variasi-variasi kopi yang ada, mengkreasikan

menu-menu baru serta memperhatikan cita rasa sehingga dapat menjadi keunggulan.

Promosi

Sangat diperlukan adanya promosi, tidak hanya dari ‘mulut ke mulut’ tetapi juga

melalui radio, media social, atau dengan membuat brosur/pamflet.

Mengubah pola pikir

Pemilik harus mengubah pola pikirnya, berani mengambil risiko, fleksibel,

konsisten, tidak cepat puas, dan dapat memahami apa yang benar-benar diinginkan

oleh konsumen sehingga Brown coffee dapat berkembang dan rencana masa depan

pemilik pun dapat terealisasi.

H. Kesimpulan

Seorang wirausaha merupakan ‘actor’ dalam usahanya, karena ialah yang

menjalankan, mengorganisasikan, serta bertanggung jawab terhadap keberhasilan

dan kegagalan usahanya. Oleh sebab itu, seorang wirausaha harus memiliki ciri dan

watak kewirausahaan yaitu percaya diri, berorientasi pada tugas, berani mengambil

resiko, sikap kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi pada masa depan. Ciri

dan watak tersebut mempengaruhi sukses atau gagalnya suatu usaha, karena gaya

kepemimpinan dan sikap itulah yang menjadi dasar dan perwujudan atas hasil yang

dicapai oleh usahanya.

Page 13: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

I. Lampiran

a. Kuisioner

No Ciri-ciri Watak Pernyataan SS S KS TS STS Keterangan

1 Percaya Diri

Yakin Pemilik memiliki skill & pengetahuan dalam menjalankan usaha.

v Pemilik memiliki kepercayaan diri yang tinggi yang timbul karena adanya keyakinan, ketidaktergantungan, dan optimis, namun cepat merasa puas.

Pemilik memiliki keyakinan bahwa usahanya akan berjalan dengan baik dan berhasil.

v

Pemilik dapat melihat peluang dengan baik. v

Ketidaktergantungan

Pemilik ikut serta langsung dalam mengelola usahanya.

v

Pemilik tetap dapat menjalankan usahanya jika karyawannya tidak hadir.

v

Optimis Pemilik memiliki target dalam usahanya. v

Pemilik merasa puas dengan apa yang telah dicapainya.

v

2 Berorientasi Pada Tugas dan Hasil

Bertanggung jawab

Pemilik bertanggungjawab terhadap pelanggannya jika pelayan atau makanan yang diberikan tidak memuaskan

v Pemilik memiliki hal – hal penting yang harus diperbaiki, misalnya dari cita rasa makanannya dan penetapan harga yang sesuai

Tekun Café dibuka sesuai jadwal yang telah ditetapkan v

Kebutuhan berprestasi

Pelayanan yang diberikan sudah memuaskan v

Pemilik ingin memiliki lebih banyak pelanggan tetap v

Cita rasa makanan yang disajikan sudah memuaskan v

Suasana café sangat nyaman dan menarik v

Berorientasi pada laba

Pemilik ingin mencapai target pendapatan setiap harinya

v

Pemilik menetapkan harga terlalu tinggi v

3 Pengambilan Resiko

Menyukai tantangan

Pemilik memperhatikan bagaimana perkembangan pesaing

v Pemilik takut untuk mengambil resiko, sehingga hanya berdiam diri dan tidak memperhatikan bagaimana pesaingnya

Pemilik melakukan promosi dengan gencar v

Kemampuan untuk mengambil resiko

Pemilik suka mengambil tindakan yang beresiko untuk kemajuan usahanya

v

4 Kepemimpinan

Memiliki jiwa kepemimpinan

Pemilik memiliki jiwa seorang pemimpin v Pemilik sudah bisa mengorganisasikan dan dapat menerima kritikan. Namun terkadang kritikan tersebut hanya diabaikan saja.

Pemilik dapat mengatasi masalah – masalah dengan bijaksana

v

Mampu mengorganisasikan

Pemilik dapat mengontrol para karyawannya v

Pemilik dapat mengelola semua pemasukan dan pengeluarannya

v

Dapat menerima

Pemilik dapat menanggapi keluhan dari pelanggan dengan baik

v

Page 14: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

kritik

Pemilik selalu berusaha menjadi lebih baik lagi setiap harinya

v

5 Keorisinilan

Inovatif Pemilik memiliki sensivitas yang tinggi terhadap isu – isu yang ada di sekitar lingkungannya

v Pemilik belum menemukan hal yang dapat membedakannya dengan pesaingnya

Café memiliki cita rasa yang khas yang dapat membedakan dengan yang lain

v

Tata letak dan suasana café nyaman dan menarik v

Kreatif Pemilik memiliki cara unik dalam mempromosikan cafenya

v

Fleksibel Pemilik dapat melihat pasar yang sesuai dengan cafenya

v

6 Berorientasi ke masa depan

Pandangan ke depan

Pemilik ingin membuka usaha yang sama di tempat lain

v Pemilik memeliki keinginan dalam mengembangkan usahanya

Perspektif Pemilik sudah membuat perencanaan bagaimana ia akan menjalankan usahanya

v

Page 15: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4

b. Foto

Page 16: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4
Page 17: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4
Page 18: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4
Page 19: [FIX BANGET] Laporan KWU Kelompok 4