februari 2014

84

Upload: julita08

Post on 28-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

majalah

TRANSCRIPT

Page 1: Februari 2014
Page 2: Februari 2014
Page 3: Februari 2014

KETUA PENGARAHSekretaris Perseroan

WAKIL KETUA PENGARAH/PENANGGUNG JAWAB Vice President Corporate Communication

PIMPINAN REDAKSI Ali Mundakir

WAKIL PIMPINAN REDAKSI Manager Media

REDAK TUR PE LAKSANADewi Sri Utami

KOORDINATOR LIPUTANRianti Octavia

TIM REDAKSI Urip Herdiman K.Irli KarmilaSahrul Haetamy AnantoMegha K Nugraha

LAYOUTER & ILLUSTRATOR Oki Novriansyah

FOTOGRAFER KuntoroPriyo WidiyantoWahyu Nugraha RuslanAdityo Pratomo

SIRKULASI Ichwanusyafa

ALAMAT REDAKSI Kantor Pusat PertaminaGedung Perwira 2-4 Ruang 306Jl. Medan Merdeka Timur 1A Jakarta - 10110 Telp. (+62) 21 381 5966Fax. (+62) 21 3815852

MARKETING IKLAN PT Pertamina RetailWisma Tugu Wahid HasyimJl.Wahid Hasyim No.100-102Jakarta - 10340 Telp. (+62) 21 3926772 - 3926775Fax. (+62) 21 3926653 - 3926764

WEBSITE & EMAILhttp://www.pertamina.com [email protected]

PENERBITCorporate CommunicationSekretaris PerseroanPT PERTAMINA (PERSERO)

IZIN CETAKDeppen No. 247/SK/DPHM/SIT/1966 tanggal 12 Desember 1966 Pepelrada No. Kep. 21/P/VI/1966 tanggal 14 Desember 1966

PERCETAKANPT. Ikrar Mandiriabadi

CatatanRedaksiTahun 2013 menjadi tahun cemerlang bagi Pertamina. Berbagai

pencapaian diraih BUMN terbesar di Indonesia ini. Terakhir, laba bersih yang dihasilkan Pertamina pada tahun 2013 sebesar

Rp32,05 triliun. It’s a great job!

Dalam sejarah Pertamina, ini perolehan laba terbesar. Dan kontribusi terbesar berasal dari bisnis hulu perusahaan. Selama ini bisnis hulu memang menjadi backbone. Namun tak dapat dipungkiri, semakin menipisnya cadangan minyak di bumi pertiwi sangat mempengaruhi trend produksi minyak Pertamina secara keseluruhan.

Inilah yang menjadi tantangan terbesar bagi Pertamina. Tentunya tantangan tersebut harus dijawab dengan kerja keras, cerdas, dan yang pasti harus ikhlas. Strategi bisnis hulu yang jitu harus diimplementasikan agar target kinerja hulu migas 2014 sebesar 491,3 MBOEPD dapat tercapai. Dukungan penuh dari seluruh stakeholder pun sangat dibutuhkan.

Karena itu, bersamaan dengan pengumuman pencapaian kinerja perusahaan 2013, kami mengupas tentang bisnis hulu Pertamina. Semoga sajian utama ini dapat membuka wawasan kita semua. Termasuk juga tulisan di rubrik lainnya.

Selalu ada celah untuk sebuah pencerahan.

Selamat membaca.

3 EnERGIa Februari 2014Foto Cover : Kuntoro

Page 4: Februari 2014

Danang Pramono

4 EnERGIa Februari 2014

Page 5: Februari 2014
Page 6: Februari 2014

TanTangan SekTorHulu MigaS

46-51 SOCIAL RESPONSIBILITYMenabung Pohon, Menuai Berkahdi Tanah Cadas

8-9 SURAT PEMBACA MR WEPE

10-12 HIGHLIGHT- Rio Perkuat Skuad EQ8 Caterham Racing- Bakti Sosial Pertamina di Tanjung Uban- Mesran Raih Worldclass Quality Achievement 2013

13 VISI BODKaren AgustiawanDirektur Utama PT. Pertamina (Persero)Pertahankan Prestasi

Foto : Priyo Widiyanto

56-61 INTERVIEW

Mengejar dan MereprodukSiMiMpiProf. Firmanzah, Ph. D

Foto : Sahtul Haetamy Ananto

Foto : Kuntoro

DAFTAR ISI

14-31 BERITA UTAMAAnggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014 menetapkan target produksi minyak sebesar 870 ribu barrel oil per day (bopd). Trend penurunan produksi migas nasional, membuat sejumlah pihak pesimistis mencapat target tersebut. Akankah Pertamina mampu menjawab tantangan?

6 EnERGIa Februari 2014

Page 7: Februari 2014

32-35 ENERGI TERBARUKANPotensi Bayu Sebagai Pembangkit Listrik

36-39 HILIRBase Oil, Menjawab Permintaan Pasar

40-45 KESEHATANSindrom Alagille

52-55 SOCIAL RESPONSIBILITYBerani Ciptakan Tren

62-63 ESAIJalan Setapak

66-71 SENIIbu Punya Cerita

72-75 WISATAMenyambut Sang Surya di Ketinggian 2700 mdpl

76-81 GALERI FOTOSembahyang Perayaan Imlek di Petak Sembilan

82 SERUPA TAPI TAK SAMAFoto : Adityo Pratomo

Foto : Sahrul Haetamy Ananto

64-65 LAKONAnton Sanjoyo :Bagus di Klub, Pasti Dipanggil ke Timnas

Foto : Adityo Pratomo

7 EnERGIa Februari 2014

Page 8: Februari 2014

Saya tidak begitu terkejut ketika melihat berita di stasuin TV terkait rencana

Pertamina menaikkan Elpiji 12 Kg secara bertahap. Kalau tidak salah, Direktur Pertamina menyatakan rencana kenaikan Rp 1.000/kg pada bulan Juli 2014.

Sebagai konsumen Elpiji 12 kg selama lebih dari 15 tahun, saya tidak keberatan jika ada kenaikan bertahap. Karena jika dihitung dari pengeluaran, penggunaan Elpiji 12 kg lebih hemat, dan praktis.

Tetapi ada satu hal yang saya sarankan

Beberapa pekan lalu, saya membaca sebuah berita di media online tentang

maraknya kios penjual BBM bernama “Pertamini”. Beberapa orang menafsirkan kios tersebut sebagai Pertamina mini.

Saya sendiri paham, kalau hal tersebut hanyalah upaya pedagang untuk menghubung-hubungkan kiosnya dengan Pertamina. Tetapi satu hal yang agak mengkhawatirkan adalah banyak orang awam yang melihat hal tersebut sebagai bagian dari upaya Pertamina memasarkan BBM eceran di beberapa wilayah yang jauh dari SPBU.

kepada Pertamina jika memang berencana menaikkan bertahap, agar meningkatkan pelayanan dan kualitas tabungnya. Kami juga berharap agar Pertamina membuat operasi pasar, begitu Elpiji 12 kg naik. Pengalaman beberapa kali setiap ada kenaikan, terkadang pedagang eceran senantiasa mengambil keuntungan lebih dari yang ditetapkan. Sementara jika kami harus membeli ke agen, cukup jauh dan merepotkan.

SuparniCiputat, Tangerang Selatan

Mengapa Pertamina tidak mengambil tindakan atas penggunaan nama yang mengasosiasikan Pertamina berikut menjiplak logo Pertamina? Karena hal ini menyangkut image perusahaan. Bagaimana dengan takarannya, kualitasnya atau segi keamanannya. Jika terjadi komplain konsumen atas layanan “Pertamini” bisa-bisa masyarakat awam akan menganggap sebagai kesalahan Pertamina.

Semoga saran saya bisa menjadi perhatian Pertamina.

Riza FebrianiPadang, Sumatera Barat

amankah dan Terjaminkah BBM di “pertamina”

elpiji 12 kg naik, layanan Harus ditingkatkan

SURAT PEMBACA

8 EnERGIa Februari 2014

Page 9: Februari 2014
Page 10: Februari 2014

Foto : Dok. Pertamina

HIGHLIGHT

10 EnERGIa Februari 2014

jaKaRTa - Rio Haryanto, pembalap andalan Pertamina memperkuat skuad Tim EQ8 Caterham Racing pada ajang

GP2 di tahun 2014. Rio yang telah 2 tahun penuh bergelut di ajang GP2, mencatatkan diri sebagai pembalap pilihan teratas bagi tim EQ8 Caterham Racing, setelah menjalani post-season test di Abu Dhabi.

Mia Sharizman, team principal EQ8 Caterham Racing mengumumkan hal tersebut pada pada Selasa (21/1). “Rio

adalah pemuda yang memiliki determinasi tinggi dan ia kembali ke GP2 sebagai penantang titel juara yang diperhitungkan,” ujarnya.

Bagi Rio bergabung di EQ8 Caterham Racing menjadi batu loncatan untuk menapaki cita-citanya di Formula1.  “Saya menargetkan bisa di posisi tiga besar GP2 pada musim 2014, dan memberi kesempatan terbaik untuk meraih kursi Formula1 secara penuh di tahun 2015,” ucap Rio optimistis. RILIS

rio perkuat Skuad eQ8 Caterham racing

Page 11: Februari 2014

11 EnERGIa Februari 2014

TanjunG uban - Fungsi SME&SR (Small Medium Enterprise and Social Responsibility) Pertamina, bekerja sama

dengan TNI AD menggelar Bakti Sosial bagi masyarakat di Provinsi Kepri Wilayah Korem 033/WP, Tanjung Uban, Kecamatan Bintan Utara, Jumat (14/2). Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Nasional Korem 033/WP tersebut meliputi penyerahan bantuan ambulans, pembangunan pos kesehatan serta pengobatan umum, operasi hernia, bibir sumbing dan operasi katarak gratis.

Hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Utama Pertamedika, Mardjo Soebiandono, mewakili Direktur Utama Pertamina serta Waaster Kasad Brigjen TNI Komarudin Simanjuntak, mewakili TNI AD.

Pengobatan gratis diikuti sekitar 500 peserta yang kebanyakan datang kalangan lanjut usia. Mardjo Soebiandono mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di daerah tertinggal dan perbatasan. “Kegiatan ini merupakan yang ke-4 dari 10 titik yang wilayah sasaran, dimana sebelumnya sudah diselenggarakan di Sanggau, Atambua dan Manokwari,”pungkas Mardjo. SHA

Bakti Sosial pertamina di Tanjung uban

Foto : Kuntoro

Page 12: Februari 2014

HIGHLIGHT

jaKaRTa – Pelumas Mesran yang diproduksi PT Pertamina Lubricants (PTPL) meraih penghargaan “Worldclass Quality Achievement

(WGA)” 2013 kategori pelumas mobil, pada Rabu (12/2).

Worldclass Quality Achievement merupakan penghargaan yang diselenggarakan lembaga riset MARS Indonesia dan SWA Group, sebagai bentuk apresiasi terhadap merek-merek terbaik di tanah air yang berkelas dunia. Penghargaan didasarkan pada survei Global Customer Satisfaction Standard (GCSS), dengan metode American Customer Satisfaction Index (ACSI).

Merek yang meraih WQA adalah yang mencapai kualitas layanan tertentu setelah dibandingkan dengan standar global. GCSS Indonesia didasarkan pada penelitian terhadap 10.000 responden dari 7 kota yang merupakan pemakai (user) dari 200 merek yang diukur kepuasan pelanggannya. Direktur Operasi PT Pertamina Lubricants, Andria Nusa menyatakan, dari hasil survei tersebut Mesran termasuk salah satu merek yang mendapatkan sertifikat GCSS bintang 5 untuk industri otomotif.

BMW

Mesran raih Worldclass Quality achievement 2013

12 EnERGIa Februari 2014

Page 13: Februari 2014

13 EnERGIa Februari 2014

VISI BOD

pertahankan prestasi

Karen AgustiawanDirektur Utama PT. Pertamina (Persero)

Foto : Adityo Pratomo

PT PERTamIna (PERsERo) telah menyelesaikan Laporan Keuangan 2013, yang disahkan dalam Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS), pada 26 Februari 2014, dengan mencatatkan laba tertinggi sepanjang sejarah sebesar Rp 32 triliun.

Di tahun 2013, Pertamina juga menorehkan catatan prestasi penting. Di antaranya menjadi perusahaan Indonesia pertama yang berhasil masuk Fortune 500 di peringkat 122, akuisisi aset migas di Blok 405a Algeria dan West Qurna-1 Irak, serta blok migas dalam negeri. Hal itu semua dalam rangka upaya mempertahankan dan meningkatkan cadangan migas nasional.

Prestasi yang tercapai sepanjang tahun 2013, berkat kerja keras seluruh insan Pertamina baik di pusat maupun daerah, dalam memenuhi amanat pemegang saham. Harapan kami, seluruh pekerja tetap mempertahankan prestasi, sekaligus meningkatkan kinerjanya di tahun 2014 ini. Dengan semangat One Pertamina, mari kita bergandeng tangan menghadapi tantangan berat di tahun ini, untuk menggapai target RKAP 2014, dengan kerja keras, cerdas dan ikhlas.

Page 14: Februari 2014

14 EnERGIa Februari 2014

BERITA UTAMA

Foto : Priyo Widiyanto

tantangan sektoR Hulu Migas

Page 15: Februari 2014

15 EnERGIa Februari 2014

anGGaRan dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014 menetapkan target produksi minyak sebesar 870 ribu barrel oil per day (bopd). Trend penurunan produksi migas nasional, membuat sejumlah pihak pesimistis mencapat target tersebut. Akankah Pertamina mampu menjawab tantangan?

Trend penurunan produksi migas nasional, diakui Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Gde Pradyana. Dalam diskusi Masa Depan dan Tantangan Industri Migas Nasional, 18 Februrari

2014 yang diselenggarakan di Jakarta, Gde mengatakan masa-masa keemasan produksi minyak Indonesia telah lewat. “Cadangan minyak Indonesia mencapai 22 hingga 23 miliar barel dan telah dieksplorasi selama 40 tahun. Sisanya tinggal 4 miliar barel dan diperkirakan akan habis dalam 10 hingga 12 tahun ke depan,” tegasnya.

Dengan makin menipisnya cadangan minyak nasional, menuru Gde sangat sulit untuk menaikkan lifting minyak sesuai target APBN 2014 yang mencapai 870 ribu barel per hari. Trend penurunan dirasakan sejak dua tahun terkahir. Dari tahun 2011 sampai dengan akhir tahun 2013, rata-rata penurunan produksi sekitar 60 – 70 ribu barel per hari. (grafis 1: Produksi Migas Nasional)

Page 16: Februari 2014

16 EnERGIa Februari 2014

Karena itu, pola dan mekanisme yang dilakukan saat ini hanya menjaga laju penurunan produksi minyak nasional. “Lifting minyak nasional tidak akan bertambah. Strategi saat ini yang kami lakukan adalah strategi bertahan dalam menjaga lifting minyak,” ujar Gde Pradnyana.

Hal senada juga disampaikan anggota komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar Dito Ganinduto. Dalam diskusi tersebut, Dito memperkirakan lifting minyak tahun ini hanya mencapai 804 ribu bph, lebih rendah dari target APBN 2014. “Tanpa ada terobosan di sektor migas, lifting minyak pada 2025 diperkirakan hanya 400 ribu bph,” tegasnya. Terobosan yang dimaksud adalah payung hukum percepatan lifting, yakni mempercepat revisi UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas. “Langkah terobosan harus segera dilakukan karena Indonesia sejatinya sudah krisis energi,” tambah-nya. Revisi UU Migas yang sedang menjadi pembahasan internal DPR di antaranya menyangkut domestic market obligation (DMO), participating interest BUMN, participating interest daerah, dana migas, serta regulator dan pengawasan usaha hilir migas.

Menurut Gde, peningkatan lifting kini tidak bisa terjadi, karena penemuan cadangan baru dan eksplorasi minyak masih minim dilakukan. Imbasnya, peluang untuk meningkatkan produksi minyak pun menjadi terkendala. “Selain itu dalam jangka menengah teknologi Enhanced Oilr Recovery (EOR) harus dikerjakan oleh tiap Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sehingga produksi lapangan minyak menjadi jauh lebih optimal,” kata Gde.

Trend penurunan tersebut tentu saja menjadi tantangan tak hanya bagi KKKS tetapi juga Pertamina. BUMN

energi yang baru saja mencatatkan pendapatan usaha dan laba terbesar sepanjang sejarah, yakni Rp 743,11 triliun dan Rp 32,05 triliun itu mengakui peningkatan laba hingga 11% disokong oleh peningkatan produksi migas.

Produksi migas Pertamina tahun 2013 justru meningkat menjadi 465,22 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD), jika dibandingkan dengan capaian 2012 sebesar 461,63 MBOEPD. Meski meningkat, produksi tersebut baru mencapai 90 persen dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2013 sebesar 515,8 MBOEPD.

SVP Upstream Strategic & Operational Evaluation, Djohardi

BERITA UTAMA Produksi Migas Nasional(dalam MBOEPD)

Sumber : Data SKK Migas

2009 201220112010 2013

2367 2267233924012522

Grafis 1

Grafis 2

Produksi Migas Pertamina(dalam MBOEPD)

Sumber : Direktorat Hulu: Prosentase Peningkatan Produksi

2009 201220112010 2013

412

465462458

443

Page 17: Februari 2014

17 EnERGIa Februari 2014

Angga Kusumah, mengatakan banyak hal yang mengakibatkan target produksi tahun 2013 tidak tercapai. Selain pemasangan target yang sangat tinggi, juga dipengaruhi oleh tingginya decline rate actual atau penurunan alami sumur migas di Pertamina EP (PEP). “Secara realistis target PEP seharusnya sebesar 128.000 BOPD sedangkan untuk Pertamina Hulu Energy (PHE) sekitar 70.000 BOPD,”jelas Djohardi. Decline rate actual yang terjadi di PEP mencapai 39 persen. Padahal sebelumnya diperkirakan hanya sebesar 27 persen.

Kendati angka produksi migas tidak mencapai sasaran, akan tetapi tahun 2013 merupakan tahun produksi tertinggi yang pernah dicapai Pertamina. Hasil evaluasi

itu ditandai melalui angka produksi minyak yang meningkat lebih dari 7 persen sejak Triwulan ke-1 tahun 2013 sebesar 190.000 BOPD. Bahkan hingga sepanjang tahun mampu mencapai rata-rata 202.000 BOPD. “Hulu sejak produksi berpuluh-puluh tahun lalu, baru tahun ini kita bisa mencapai di atas 200.000 BOPD sejak April 2013. Sebelumnya tidak pernah dan ini pertama kalinya. Dan yang menggembirakan kita bisa meningkatkan produksi ditengah trend penurunan produksi migas nasioanl,” ungkap dia. (grafis 2: Produksi Migas Pertamina)

Meski tidak mencapai target, PEP justru menorehkan pencapaian yang membanggakan. Prospek pertumbuhan eksplorasi PEP

Gde PradyanaSekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)

Dito GanindutoAnggota komisi VII DPR

Fraksi Partai Golkar

Foto : Kuntoro

“Langkah terobosan harus segera dilakukan karena Indonesia sejatinya sudah krisis energi,” ujar Dito.

Page 18: Februari 2014

18 EnERGIa Februari 2014

mengalami peningkatan sumber daya hingga lima kali lipat lebih besar dibandingkan lima tahun lalu. Demikian pula PHE, yang seolah tak ingin kalah dari ‘saudaranya’. Perusahaan energi itu telah mencetak rekor dengan menemukan sumber daya dua kali lipat dibandingkan tahun 2012.

Djohardi menambahkan, salah satu keberhasilan PEP di tahun 2013 juga terjadi di sektor reparasi, intervensi sumur, serta work over. Dimana pencapaiannya sebesar 19.000 BOPD melompati target sebesar 10.000 BOPD. “Keberhasilan ini yang harus kita tularkan ke aset-aset lainnya,” harapnya.

Di balik keberhasilan, tentu saja ada catatan dan pembelajaran yang tidak perlu terulang lagi di tahun ini.

Djohardi mencontohkan pengeboran development semester I tahun 2013, sempat dibawah target karena beberapa hal. Lapangan PHE WMO platform 38 A, yang seharusnya selesai pada November 2012, nyatanya baru bisa diselesaikan pada bulan April 2013. Akibatnya peningkatan produksi PHE mengalami keterlambatan. Persoalan yang sama juga dialami di sektor produksi gas. Seperti keterlambatan kompresor di Musi Barat dan Betung (Field Pendopo) serta jadwal onstream dari Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ).

Penurunan produksi juga terjadi pada Agustus tahun lalu, akibat penyesuaian jadwal turn around konsumen Gas Jabar seperti PT Krakatau Steel dan Pupuk Kujang, dan juga karena kegiatan deck raising di L-Parigi Platform. Project

BERITA UTAMA

Foto : Dok. Pertamina

Pembelajaran di tahun 2013, tentu saja menjadi tantangan bagi Pertamina agar bisa mendongkrak produksi migas.

Page 19: Februari 2014

19 EnERGIa Februari 2014

Gundih yang ditargetkan kelar tahun 2013, namun diperkirakan baru bisa selesai Maret tahun ini.

Catatan tersebut, tentu saja menjadi tantangan bagi Pertamina agar bisa mendongkrak produksi migas, terus melakukan upaya pengembangan kapabilitas pekerja secara berkelanjutan. “Penyelesaian proyek tahun ini harus dilakukan tepat waktu dan tepat anggaran,” tegasnya. Peningkatan produksi yang signifikan harus dihasilkan dari peningkatan kecepatan dan monetisasi eksplorasi. Dengan adanya pengembangan kapabilitas, teknis serta manajemen proyek, diharapkan mampu mengakselerasi serta mengatasi persoalan di seluruh fungsi utama.

Memaksimalkan lapangan Tua

Mengelola lapangan migas yang sudah tua, bukan berarti tidak bisa meningkatkan produksi. Misalnya saja PEP yang mengelola lapangan

warisan zaman Belanda, masih bisa meningkatkan produksi dengan berbagai upaya. “Semua realistis, dan kemungkinan itu ada,” ungkap Djohardi optimis.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Hulu Pertamina, Muhamad Husen, mengatakan, produksi cadangan minyak Original Oil In Place (OOIP) atau minyak proven di Indonesia sebesar 46 miliar barel. Sedangkan Pertamina telah menghasilkan 10 miliar barel OOIP. “Dari sumber alam sebanyak 100 persen, kalau diasumsikan untuk produksi 10 persen saja bisa mendapatkan 4,6 miliar barel. Itu besar sekali. Itu baru yang sudah ditemukan. Belum dari eksplorasi pengembangan greenfield dan brownfield,” ungkapnya.

Melihat kondisi tersebut, langkah untuk memperlebar ruang produksi minyak konvensional di Indonesia masih sangat menjanjikan. Karena itu, Pertamina berupaya menerapkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Eksplorasi ini secara nyata dapat menyumbangkan cadangan baru, dimana EOR merupakan teknik lanjutan untuk mengangkat minyak. Meski menurut Wakil Direktur ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro penerapan teknologi tersebut perlu diperhatikan pendanaannya.

Meski demikian, Direktur Hulu M.Husen, meyakini dengan adanya koordinasi, sinergi, dan kolaborasi antar Anak Perusahaan Hulu (APH) maka target RKAP 2014 akan terealisasi. MKN

‘’peningkaTan produkSi yang Signifikan HaruS

diHaSilkan dari peningkaTan keCepaTan

dan MoneTiSaSi ekSploraSi.

Page 20: Februari 2014

20 EnERGIa Februari 2014

BERITA UTAMA

di Jalan BeRlikuMelaJu

Tahun 2014, menjadi tantangan besar bagi Pertamina untuk menggapai target produksi migas. Berbagai langkah disiapkan untuk memenuhi ekspektasi yang diharapkan.

Foto : Kuntoro

Page 21: Februari 2014

21 EnERGIa Februari 2014

Menjadi penyokong utama target laba Rencana Kerja Anggaran P e r u s a h a a n (RKAP) 2014 bukan pekerjaan rumah yang mudah bagi D i r e k t o r a t

Hulu. Pasalnya dari tahun ke tahun target yang dipatok senantiasa naik di tengah trend penurunan produksi migas. Ekspektasi yang diharapkan perusahaan sangat besar bagi hulu yang merupakan backbone perusahaan energi ini.

Karena itu awal tahun 2014, Direktur Hulu Muhamad Husen, mengumpulkan seluruh anak perusahaan dibawah Direktorat

Hulu sebagai upaya meningkatkan koordinasi, sinergi dan kolaborasi antar anak perusahaan. Tujuannya jelas, mencapai target produksi yang ditetapkan RKAP 2014 sebesar 491,3 MBOEPD, sekaligus mengevaluasi realisasi RKAP 2013. Mengusung tema “Bangkitkan Energi Negeri”, Husen memberikan semangat kepada jajarannya agar lebih maksimal. “Kegiatan ini sangat baik untuk menggali lebih dalam lagi, apa yang masih bisa kita tingkatkan untuk mencapai target RKAP,” ungkap Husen.

Teamwork menjadi kata kunci. Lagi-lagi pria yang telah memimpin Direktorat Hulu selama 3 tahun terakhir ini mengingatkan pentingnya kerja sama dengan semangat Pertamina One. Strategi yang dijalankan antar perusahaan hulu harus selaras, dengan standar yang sama melalui pedoman yang telah disepakati. Pedoman yang dimaksud Husen adalah Pertamina Exploration Way, Pertamina Development Way, Pertamina Production Way, Pertamina Drilling Way, dan PGE Way. “Semua pedoman tersebut telah mengikuti best practice internasional untuk memperkuat dan menumbuhkan kegiatan utama di eksplorasi dan produksi baik secara organik maupun melalui merger dan akuisisi,” kata Husen.

Optimisme menjawab tantangan produksi migas di tahun 2014, begitu tergambar dari penjelasan SVP Upstream Strategic & Operational Evaluation, Djohardi Angga Kusumah kepada Energia. Menurutnya, target bisa tercapai jika berpedoman pada prioritas utama, melalui langkah-langkah strategis yang telah diterapkan. Tantangan tersebut yakni mempertahankan produksi melalui Pertamina Production Way. Yaitu

Target produksi migas tahun ini bisa tercapai jika berpedoman pada prioritas utama, melalui langkah-langkah strategis yang telah diterapkan.

Foto : Kuntoro

Page 22: Februari 2014

22 EnERGIa Februari 2014

dengan mempertahankan produksi PEP serta meningkatkan produksi PHE melalui Offshore North West Java (ONWJ), West Madura Offshore (WMO) , Pertamina Petrochina East Java (PPEJ). PEP, PHE merupakan dua anak perusahaan yang memegang target produksi terbesar, diikuti Pertamina EP Cepu. (grafis 1: Target Produksi Anak Perusahaan Hulu 2014)

Berkaca pada pencapaian tahun sebelumnya, dimana pencapaian PEP masih dibawah 90% dari target yang ditetapkan RKAP, President Director PEP Adriansyah meminta seluruh timnya agar mencetak hasil yang lebih baik lagi. “Memang produksi kita bagus, tetapi kita harus lebih baik lagi agar produksi kita bisa meningkat sesuai bahkan di atas target,” katanya.

Sementara itu pertumbuhan mengesankan terjadi pada produksi lapangan offshore. Produksi ONWJ meningkat dari 22 MBOPD menjadi lebih dari 42 MBOPD. Demikian halnya dengan WMO meningkat dari 7 MBOPD pada tahun 2009 menjadi lebih dari 22 MBOPD pada tahun 2013. “Aktivitas offshore PHE di empat lapangan mendominasi dari total 49 lapangan migas dan lapangan Gas Metana Batu Bara (GMB) yang dikelola PHE,” jelas Djohardi. Investasi di lapangan-lapangan offshore memberikan kontribusi kurang lebih 60 persen dari total target produksi PHE.

Tanggung jawab untuk meningkatkan kecepatan monetisasi temuan cadangan, menurut Djohardi dilakukan dengan mengimplementasikan Pertamina Exploration Way. Kemudian dilanjutnya dengan penyusunan strategi portfolio aset untuk memprioritaskan eksplorasi dan pengembangan proyek

berdasarkan temuan-temuan PEP & PHE.

Selanjutnya menyusun rencana terobosan untuk mengatasi permasalahan organisasional, teknikal dan SDM agar mampu mengeksekusi proyek-proyek. Secara non teknis Hulu juga memprioritaskan induksi “darah baru” dan up skill terhadap para leader untuk mengubah budaya dan meningkatkan kapabilitas.

Kebutuhan akan rig pemboran dan rig service sangat strategis, guna meningkatkan dan mempertahankan produksi maupun menambah cadangan migas dengan mengimplementasikan Pertamina Drilling Way. Hingga kini, PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) memiliki 41 unit

BERITA UTAMA

Djohardi Angga KusumahSVP Upstream Strategic Planning & Operational Evaluation Pertamina

Djohardi menegaskan, Tahun 2013 merupakan tahun produksi migas tertinggi yang pernah dicapai Pertamina. Walaupun hanya mencapai 90 persen target RKAP 2013.

Foto : Priyo Widiyanto

Page 23: Februari 2014

23 EnERGIa Februari 2014

Land Rig dengan populasi 1500 HP sebanyak 11 unit, 1000 HP 10 unit, 501-850 HP 9 unit, 351-500 HP 4 unit, dan dibawah 350 HP sebanyak 7 unit.

Ketatnya persaingan jasa pemboran dan well service dalam industri migas nasional, telah memacu PDSI untuk lebih eksis lagi dalam mengisi market kebutuhan rig nasional. PDSI dituntut untuk mengembangkan dan melakukan pilot untuk Best Practise Drilling Operations. Dengan hal ini, nantinya PDSI tidak hanya melakukan kegiatan pengeboran untuk memenuhi kebutuhan anak perusahaan hulu di lingkungan Pertamina, namun juga perusahaan lainnya.

pertamina ep Siap Tembus Target

kunci utama pencapaian target produksi, adalah pelaksanaan proyek yang “on time, on budget dan on specs”. Ketiga hal tersebut senantiasa ditekankan para

petinggi Pertamina EP kepada jajarannya dalam memberikan hasil produksi minimal sesuai target RKAP 2014, yakni minyak sebesar 128 MBOPD dan gas sebesar 1.072 MMSCFD.

Sebagaimana dikutip dalam majalah Upstream Spectrum, langkah pertama yang dilakukan yakni meluncurkan Pertamina EP Production Way. Dimana kualitas proposal menjadi hal utama. Sistem funnelling maupun seleksi sumur untuk pengembangan harus

Seluruh anak perusahaan dibawah Direktorat Hulu dipacu untuk bersinergi mencapai target produksi 2014 sebesar 491,3 MBOEPD.

Foto : Adityo Pratomo

Page 24: Februari 2014

benar-benar bagus agar menghasilkan rasio keberhasilan yang tinggi. Presiden Direktur Pertamina EP, Adriansyah, menjelaskan bahwa seleksi untuk pengeboran sumur-sumur existing untuk pengembangan biasanya tidak seketat sumur-sumur eksplorasi.

Masih terkait dengan Pertamina EP Production Way adalah menangani masalah low & off. Hal tersebut sebenarnya adalah masalah asset integrity yang akan ditingkatkan di area-area produksi. Di antaranya pembenahan fasilitas produksi, perbaikan masalah penyediaan tenaga listrik dan masih banyak lagi.

Selain itu juga diterapkan Pertamina EP Drilling Way. Dalam hal ini yang dilakukan adalah proses funnellingnya harus lebih bagus, kemudian masalah-masalah operasional drilling yang masih banyak terjadi harus bisa

diatasi. Tujuannya tentu saja untuk mengurangi non productive time (NPT). Setiap triwulan dilakukan review terhadap hasil pengeboran, mengoptimalkan rencana pengeboran dengan final review terhadap sumur-sumur berikutnya. Selain itu menjamin terlaksananya best practice pengeboran melalui pelaksanaan Drilling War Room mingguan dan laporan serta review pengeboran secara berkala, serta fokus pada unsur-unsur kritis dalam pengeboran, misalnya masalah rig & top drive dan mud.

Langkah ketiga adalah menyusun perencanaan yang jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya, dengan melihat adanya prioritas yang jelas dari program kerja. Manajemen melakukan mapping terhadap keseluruhan aset, sehingga nantinya program yang demikian banyak itu jelas skala

24 EnERGIa Februari 2014

BERITA UTAMA

AdriansyahPresiden Direktur PT Pertamina EP

‘’kalau kiTa Mau Menaikkan produkSi yang SuSTain

unTuk Sekian TaHun, MeSTi ada lapangan-lapangan Baru yang on STreaM.

Foto : Wahyu Nugraha Ruslan

Page 25: Februari 2014

prioritasnya. “Saya berharap kita memiliki perencanaan yang jelas, bisa diprediksi perkembangannya setiap saat sehingga bila tidak tercapai kita memiliki solusi untuk mengatasinya,” ujarnya. Tujuannya, untuk membangun pandangan portofolio secara holistik bagi setiap aset PEP guna menjamin kejelasan pelaksanaan produksi, cadangan dan Anggaran Belanja Operasi (ABO)/Anggaran Belanja Investasi (ABI).

Ketiga langkah di atas sesungguhnya hanya untuk menahan decline rate semata. Adapun untuk tumbuh dan berkembang, diperlukan langkah keempat yaitu akselerasi dari temuan-temuan eksplorasi menjadi lapangan produksi, karena yang dikejar adalah peningkatan produksi yang berlanjut bukan hanya peningkatan produksi yang sesaat saja. Kalau masih bicara di

reservoir yang sama, struktur yang sama dengan tingkat maturasi aset Pertamina EP saat ini maka jangan berharap produksinya akan growth.

“Kalau kita mau menaikkan produksi yang sustain untuk sekian tahun mesti ada lapangan-lapangan baru yang on stream,” tegasnya. Sayangnya dalam proses inilah, menurutnya, kita agak lambat. Ia melihat misalnya, sejak 2005 sampai sekarang temuan cadangan dari hasil eksplorasi sudah mencapai 200 juta barel, namun belum banyak yang bisa dimonetisasi. Pertamina EP terkesan agak lambat memonetisasi hasil temuan eksplorasi.

Hal ini bisa dilihat dari contoh kemajuan proyek-proyek yang sudah berjalan saat ini seperti Proyek Gundih, Matindok dan Donggi. Ia tidak mau ada keterlambatan lagi karena proyek-proyek ini yang nanti akan memasok untuk pertumbuhan yang berlanjut. “Proyek Gundih saya harapkan on stream bulan Maret sebesar 50 MMSCFD, kemudian Donggi dan Matindok jika Engineering Procurement Construction and Commissioning (EPCC)nya mulai tahun ini maka dua tahun berikutnya sudah on stream, total produksinya 150 MMSCFD,” ujarnya menghitung perkiraan produksi.

Dengan demikian setidaknya manajemen bisa berasumsi bahwa dua tahun ke depan akan ada yang on stream di beberapa tempat, tinggal diusahakan bagaimana mengatasi gapnya. “Yang kami upayakan adalah menjamin percepatan konversi temuan eksplorasi menjadi produksi dan menjaga agar penyelesaian proyek tepat waktu (on-time), sesuai spesifikasi (on-spec), sesuai anggaran (on-budget) dan sesuai keuntungan yang diharapkan (on-return),” pungkas Adriansyah. MKN dan

diolah dari Upstream Spectrum

25 EnERGIa Februari 2014

1.072MMSCFD

Pertamina EP

MinyakGas

Pertamina Hulu Energi

Pertamina EP Cepu

128MBOPD

72MBOPD

6MBOPD

490MMSCFD

19MMSCFD

Target produksianak perusahaan Hulu 2014

Page 26: Februari 2014

26 EnERGIa Februari 2014

BERITA UTAMA

Foto : Dok. Pertamina

Page 27: Februari 2014

27 EnERGIa Februari 2014

MengandalkantHe last ResoRt

DI tengah meningkatnya kebutuhan energi dalam negeri, Pertamina menjadi the last resort. Ekspektasi publik terhadap perusahaan energi ini dalam menyokong ketahanan energi bangsa begitu besar. Pengamat menilai harapan yang dipanggul Pertamina tak sebanding dengan kebijakan yang ada.

Page 28: Februari 2014

28 EnERGIa Februari 2014

pertamina merupakan the last resort bagi negara Indonesia, demikian dikemukakan Senior Vice President Upstream Strategic Planning & Operation Evaluation Pertamina Djohardi Angga Kusumah. Pada akhirnya, pemerintah

akan mengandalkan Pertamina untuk mengolah minyak lebih banyak lagi. Sebab Pertamina merupakan harapan satu-satunya untuk membantu pemerintah mengurangi subsidi dan meningkatkan kemakmuran masyarakat. “Jadi memang kita semua harus berusaha, semua komponen di Pertamina terus bersemangat,” jelasnya.

Wakil Direktur ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, memaparkan meski produksi migas Pertamina berada di tiga besar, namun jika diakumulasi sudah lebih baik. Persoalan muncul karena ekspektasi publik sangat mengharapkan Pertamina berada di peringkat satu.

Dalam konteks korporasi, Komaidi menilai Pertamina sudah cukup baik, namun publik belakangan justru mengkritisi kinerja Pertamina yang belum optimal atau tidak sesuai yang diharapkan oleh masyarakat. “Pertamina harus bisa memenuhi fungsi ketahanan energi nasional bagi kesejahteraan masyarakat atau pun dalam konteks memperoleh laba perusahaan yang mampu memberikan kontribusi ke APBN,” kata Komaidi.

Komaidi menegaskan, pemerintah begitu besar memberikan kewajiban kepada Pertamina, namun berbanding terbalik dengan hak-haknya.

BERITA UTAMA

Komaidi NotonegoroWakil Direktur ReforMiner Institute

Foto : Kuntoro

Page 29: Februari 2014

29 EnERGIa Februari 2014

Komaidi menambahkan, pemerintah begitu besar memberikan kewajiban kepada Pertamina, namun berbanding terbalik dengan hak-haknya. Sejak diterbitkannya Undang-undang Migas No. 22 tahun 2001, peran pemerintah terhadap Pertamina justru menjadi tidak seimbang ketika diperlakukan sama dengan kontraktor lain. “Kalau kontraktor lain melakukan langkah A-B-C maka Pertamina juga melakukan hal yang sama,” tandas Komaidi.

Oleh karena itu, menurut Komaidi, perubahan secara mendasar harus dilakukan. Salah satunya memperbesar kembali peran Pertamina dalam tata kelola migas. Peran Pertamina di wilayah domestik harus optimal, di tengah kebijakan energi yang

sepenuhnya dipegang oleh negara. “Saya kira itu yang harus seimbang. Ketika kita menuntut lebih, maka harus diimbangi dengan memberi lebih,” ucap Komaidi. Idealnya, pemerintah bisa memberikan kemudahan-kemudahan di wilayah kerja. Salah satunya seperti tahapan perizinan dimana seharusnya bisa lebih sederhana dibandingkan kontraktor lain karena Pertamina merupakan instrumen yang dimiliki oleh negara.

Komaidi menegaskan, hal tersebut harus dipertimbangkan secara serius mengingat peningkatan kebutuhan minyak dalam negeri sudah tidak bisa diimbangi lagi dengan produksi dalam negeri. Dia memberikan gambaran, dengan kebutuhan 1,4 juta barel per hari, produksi minyak dalam negeri

Idealnya, pemerintah bisa memberikan kemudahan-kemudahan di wilayah kerja. Salah satunya seperti tahapan perizinan yang seharusnya bisa lebih sederhana dibandingkan kontraktor lain.

Foto : Wahyu Nugraha Ruslan

Page 30: Februari 2014

30 EnERGIa Februari 2014

saat ini hanya mampu menembus 850 barel per hari. Dari produksi itu pun, ternyata negara tidak mendapat 100 persen. Sekitar 35 hingga 40 persen dikembalikan ke kontraktor dalam bentuk cost recovery maupun bagi hasil. Artinya hanya sekitar 600 barel per hari yang terserap di dalam negeri, sisanya harus mengimpor sekitar 850 sampai 900 barel per hari. “Kondisi ini menjadi sinyal bahwa bangsa ini menghadapi darurat energi,”jelasnya.

Menepis krisis dengan Teknologi

di tengah menurunnya produksi minyak dalam negeri, Pertamina tetap berupaya maksimal melakukan eksplorasi di seluruh

Indonesia. Direktur Hulu Pertamina

Muhamad Husen menyampaikan, Pertamina telah menghasilkan temuan-temuan baru yang disebut dengan greenfield, di Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan dari brownfield project di area atau lapangan yang sudah beroperasi masih diupayakan memaksimalkan produksi. “Katakanlah dari 100 liter, kita baru mengambil 20 liternya, jadi masih ada sisa 80 liter,” jelas Husen.

Menurutnya, hingga kini Pertamina hanya mampu mengambil 30 persen yang kemudian disebut recovery factor. Sedangkan yang belum terambil di seluruh Indonesia sebanyak 46 miliar barel. Pengembangan lapangan yang lama sudah terambil sebanyak 20 hingga 30 persennya. Karena itu, diharapkan Pertamina dapat menambah 10 persennya lagi.

BERITA UTAMA

Husen optimistis Indonesia tidak memerlukan impor migas jika menerapkan teknologi EOR, memperbesar jumlah eksplorasi, dan pengembangan energi alternatif.

Muhamad HusenDirektur Hulu PT Pertamina (Persero)

Foto : Wahyu Nugraha Ruslan

Page 31: Februari 2014

31 EnERGIa Februari 2014

“Kami akan terus mengupayakannya secara optimal. Dengan teknologi yang sudah kami terapkan, yakni EOR,” kata Husen. Teknik EOR sudah diterapkan secara masif di beberapa negara, seperti Amerika, Rusia, dan Cina. Karena itu, Pertamina berusaha untuk merealisasikan langkah-langkah strategis bekerja sama dengan perusahaan luar negeri yang melakukan teknik EOR.

Sejumlah perguruan tinggi, hingga lembaga litbang pun akan dilibatkan dalam kegiatan ini. Program ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang dilaksanakan secara paralel. “Ada yang kita kembangkan sendiri dengan kemampuan nasional dan juga mengundang teknologi dari luar negeri,” tambah Husen. Meski demikian, kegiatan ini belum pada

tahap implementasi namun masih tahap uji coba seperti yang dilakukan di lapangan Rantau, Tanjung. Jadi, dapat dikatakan cadangan minyak Indonesia masih sangat menjanjikan untuk ke depannya.

Sebagai upaya mengoptimalisasi penyediaan energi nasional atas peran NOC, Husen mengatakan pihaknya optimis Indonesia tidak lagi memerlukan impor migas di masa mendatang dengan sumber daya alam yang melimpah. Solusinya dengan cara menggunakan teknik EOR, jumlah eksplorasi diperbesar serta pengembangan energi alternatif. “Jika hanya mengandalkan migas, kita hanya bisa memperlambat laju pertumbuhan kebutuhan energi saja. Untuk itu mau tidak mau ke depannya harus ada konversi energi,” pungkasnya. MKN

Teknologi EOR di lapangan Rantau, Tanjung menjadi salah satu bukti upaya Pertamina mengopti- malkan produksi migas pada mature field.

Foto : Dok. Pertamina

Page 32: Februari 2014

32 EnERGIa Februari 2014

EnERGI angin adalah salah satu teknologi energi terbarukan yang paling maju dan kini tersedia secara komersial. Menjadi sumber pembangkit listrik di 70 negara dunia. Sejumlah daerah di Indonesia, memiliki potensi angin sebagai pembangkit listrik.

Potensi Bayu seBagai

PeMBangkit listRik

ENERGI TERBARUKAN Teks : Arif Handoko

Page 33: Februari 2014

33 EnERGIa Februari 2014

baru dengan turbin-turbin angin besar yang dibangun. (lihat grafis)

Energi angin adalah teknologi yang proven, mature dan established. Modularitas dan waktu konstruksi yang pendek adalah salah satu kelebihan dari turbin angin. Tantangan terbesar penggunaan turbin angin adalah energi yang dihasilkan fluktuatif, tergantung pada besar kecilnya kecepatan angin. Penyimpanan energi (batere) diperlukan untuk sistem off - grid. Untuk sistem on – grid diperlukan suatu teknologi yang secara terus menerus melakukan sinkronisasi tegangan dan frekwensi dari grid atau jaringan.

Komponen utama turbin angin umumnya terdiri dari bilah kipas (blades), rem (brake), generator, alat pengontrol, roda gigi, rumah mesin, sudut bilah kipas (pitch), rotor dan

Sebagai sumber energi di 70 negara duinia, kapasitas turbin angin terpasang pada tahun 2012, tumbuh sebesar 19%, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu, menjadikan energi angin sebagai sumber listrik

yang tumbuh paling cepat. Penggunaan angin sebagai sumber

energi listrik semakin menjadi pilihan yang kuat terutama di berbagai negara di kawasan Eropa dan Amerika. Asosiasi Energi Angin Eropa (The European Wind Energy Association/ EWEA), memperkirakan pembangkit listrik tenaga angin akan meningkat tiga lipat pada 2020. Perkiraan ini diperoleh dari puluhan ribu pembangkit listrik

2013 : 318.000 MW*2012 : 282.275 MW

2011: 237.717 MW

2010 : 199.739 MW

Kapasitas Terpasang Pembangkit Listrik Energi Angin

2010-2013

Sumber : World Wind Energy Association 2013

* = Progonosa

Tantangan terbesar penggunaan turbin angin adalah energi yang dihasilkan fluktuatif, tergantung pada besar kecilnya kecepatan angin.

Page 34: Februari 2014

34 EnERGIa Februari 2014

menara. Turbin angin yang umum dioperasikan, kebanyakan memiliki 2 atau 3 kipas. Satu rem cakram bisa digerkaan secara mekanis dengan tenaga listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan darurat. Alat pengontrol diperlukan untuk menyalakan turbin pada kecepatan angin kira-kira 3 – 4 m/detik, dan mematikannya pada kecepatan 25 m/detik. Turbin tidak beroperasi di atas 25 m/detik.

faktor kapasitas

faktor kapasitas merupakan salah satu unsur dalam mengukur produktivitas turbin angin. Faktor kapasitas dihitung dengan cara membandingkan produksi

energi yang sebenarnya selama periode waktu tertentu terhadap produksi

energi yang akan dihasilkan jika itu berjalan pada kapasitas penuh untuk jumlah waktu yang sama.

Turbin angin skala komersial biasanya memiliki faktor kapasitas dari 20 persen sampai 40 persen, tergantung pada energi rata-rata yang tersedia dalam kondisi angin yang berlaku. Sebagai perbandingan, faktor kapasitas dari 40 persen menjadi 80 persen adalah khas untuk pembangkit listrik konvensional, namun hal ini biasanya tidak dibatasi oleh generator sendiri, tetapi konsekuensi dari bagaimana generator dikirim untuk memenuhi permintaan sistem.

Faktor ketersediaan (availability factor) adalah pengukuran keandalan turbin angin atau pembangkit listrik lainnya. Hal ini mengacu pada persentase waktu dari pembangkit tersebut saat siap untuk menghasilkan

Turbin angin modern memiliki ketersediaan lebih dari 98 persen, yang lebih tinggi daripada kebanyakan pembangkit listrik jenis lainnya.

ENERGI TERBARUKAN

Page 35: Februari 2014

35 EnERGIa Februari 2014

energi. Turbin angin modern memiliki ketersediaan lebih dari 98 persen, yang lebih tinggi daripada kebanyakan pembangkit listrik jenis lainnya.

potensi energi angin di indonesia

potensi energi angin cukup melimpah di Indonesia, khususnya di pesisir selatan pulau Jawa, NTT, NTB dan Sulawesi. Sayangnya sampai

saat ini total turbin angin terpasang masih kurang dari 2 Megawatt (MW). Padahal untuk pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam

Perpres tersebut disebutkan bahwa bauran energi primer untuk Energi Baru dan Terbarukan sebesar 17% pada tahun 2025. Sedangkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan visi yang lebih agresif,  mendukung realisasi Perpres tersebut yaitu Visi EBT 25/25, dimana pada tahun 2025 ditargetkan EBTakan memiliki porsi 25% dari total bauran energi primer di Indonesia.

Pengembangan energi angin di Indonesia, lebih tepat dengan menggunakan turbin angin, bisa dalam bentuk wind farm ataupun stand alone, baik yang terhubung ke dalam grid maupun tidak. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sangat cocok diterapkan pada lokasi terpencil maupun yang telah mempunyai grid. Keberadaan dan kelangsungan suatu PLTB sangat ditentukan oleh pemilihan lokasi (sitting) yang tepat berdasarkan data angin yang akurat dan berlaku sepanjang waktu guna (service life) mesin turbin angin. Oleh sebab itu studi potensi angin sepanjang tahun, merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan sebelum diputuskan untuk membangun PLTB.

Secara keseluruhan potensi energi angin di Indonesia rata-rata tidak besar, tetapi berdasarkan survei dan pengukuran data angin yang telah dilakukan sejak 1979, banyak daerah yang prospektif karena memiliki kecepatan angin rata-rata tahunan diatas 5 m/detik. Potensi ini sudah dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) skala komersial. Sebaran potensi angin di Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk turbin angin komersial diantaranya di selatan Pulau Jawa serta Nusa Tenggara.

Foto : http://3.bp.blogspot.com/_mxB82Z5vJxU/TE_YqpQntDI/AAAAAAAAABo/e48QhM--MJg/s1600/energi%2Bangin1.gif

Pengembangan energi angin di Indonesia, lebih tepat dengan menggunakan turbin angin, bisa dalam bentuk wind farm ataupun stand alone, baik yang terhubung ke dalam grid maupun tidak.

Grafis Komponen Turbin Angin

Page 36: Februari 2014

36 EnERGIa Februari 2014

HILIR Teks : Safril Rahmatullah

lima Group,yang memiliki perbedaan antara tingkat saturasi, kandungan sulfur serta index viskositas. (grafis -2)

Beberapa tahun terakhir, industri base oil mengalami banyak perubahan. Kapasitas base oil Group II dan Group III mengalami pertumbuhan cepat. Sementara base oil Group I semakin menurun. Selama dua tahun terakhir (2010 - 2012) produksi paraffinic turun. Dari 60% total produksi base oil (2010), menjadi 54% (2012). Penurunannya lebih dari 52.000 bpd. Sementara Group II dan Group III mengalami peningkatan lebih dari 41.000 bpd dan 19.000 bpd pada periode yang sama.

Proyeksi demand-supply base oil pada tahun 2020 memperlihatkan kapasitas Group II dan Group III akan meningkat sesuai permintaan global,

Semakin tinggi kualitas minyak mentah yang dipakai, semakin panjang dan presisi proses penyulingan. Katalis pemurniannya akan mendapatkan hasil akhir paling optimal. Termasuk base oil. Secara umum kategori base oil terbagi

berdasarkan proses penyulingan dan katalisasi pemurniannya yakni: Mineral base oil dan Synthetic base oil. Pada proses penyulingan minyak mentah (crude oil), dari satu barrel umumnya diperoleh 1% - 2% base oil. Sebagian besar menghasilkan gasoline dan produk hydrocarbon lainnya. (grafis-1)

American Petroleum Institute (API) mengelompokkan base oil ke dalam

Base oil atau bahan dasar pelumas yang diperoleh melalui proses penyulingan minyak mentah (crude oil) memiliki beberapa tingkatan kualitas. Beda proses akan didapat hasil yang berbeda juga. Pelumas berperforma tinggi, dihasilkan dari formulasi terbaik base oil dan additive.

Base oil,MenJawaB

PeRMintaan PasaR

Page 37: Februari 2014

37 EnERGIa Februari 2014

dikenal dengan jenis Heavy Neutral. Hasil dari kilang group II, jauh lebih rendah dari hasil yang diperoleh kilang group I dengan perbandingan 20% : 33 %. Selain itu Kilang Group II dan Group III tidak dapat memproduksi Bright Stock.

Konsekuensi lain dari pergeseran penggunaan base oil dari Group I ke Group II dan III adalah kehilangan daya solvency produk. Sebagai ilustrasi, dengan mengurangi konten aromatic sekitar 10% untuk base oil Group I (Paraffinic) menjadi < 1% untuk hydrocracker paraffinic (base oil Group II dan Group III), kemampuan melarutkan dari base oil akan menurun drastis. Sebuah konsekuensi yang perlu diperhatikan pada aplikasi industri. Dimana solvency tinggi sangat

dengan laju pertumbuhan rata-rata 0,5 – 1,5%. Hal akan berdampak pada industri base oil di masa mendatang. Biaya produksi tinggi serta pasar yang menyusut, perlahan membuat kilang base oil Group I tutup, digantikan dengan kilang base oil Group II dan Group III.

Konsekuensinya, ketersediaan industri base oil tidak lagi optimal terhadap persyaratan industri dan kebutuhan dari industri pelumas. Persyaratan ini umumnya didefinisikan dengan jenis produk yang memiliki viskositas dan solvency yang tinggi. Viksositas tertinggi dapat diperoleh dari kilang base oil Group I, II dan III. Kilang Group II dapat memproduksi base oil dengan viskositas maksimum berkisar pada 100 cSt pada 40°C, yang

pertumbuhan Base oil 2010 - 2012

Group I

60%

Group II

25%Group III

6%

Nephthenic

9%

Group I

54%

Group II

29%Group III

8%

Nephthenic

9%

2010 2012

Page 38: Februari 2014

38 EnERGIa Februari 2014

diperlukan karena beban additive yang tinggi pada formulasi, diharapkan menghasilkan pelumas yang dapat membuat mesin bebas dari deposit dan mampu melarutkan kontaminant. Perlu diingat bahwa penggunaan kandungan aromatic sebagai indikator kemampuan melarutkan hanya terjadi pada jenis base oil yang sama, dan berbasis paraffinic. Base oil berbasis napthenic, mempunyai kemampuan solvency yang lebih tinggi daripada paraffinic base oil dengan kandungan aromatic yang sama.

Industri pelumas memahami terjadinya perubahan ini. Bila pada awalnya formulasi pelumas dan gemuk (grease) didasarkan atas satu atau dua jenis base oil saja, maka pada tahun-tahun belakangan ini, produsen mulai mengubah cara pandang mereka terhadap base oil. Yakni dari komoditi sederhana, menjadi bagian dari formula yang kompleks dan berperan aktif untuk mencapai performa yang diinginkan. Berdasarkan beberapa laporan, hampir 80% formulasi komersil modern berasal dari dua atau lebih base oil.

Pada kajian yang dilakukan di Nynas, ditemukan bahwa dengan mencampurkan Naphtenic Oil dengan Paraffinic Oil Group III, maka dimungkinkan memodifikasi sifat temperatur rendah (dibawah titik tuang dari formula tersebut). Pencampuran keduanya dalam jumlah yang sama, membuat sifat base oil campuran tersebut pada suhu rendah mendekati sifat dari naphthenic murni, dan lonjakan tiba-tiba dari viskositas pada suhu 0°C tidak terlihat lagi.

Hal ini berimplikasi pada fleksibilitas penggunaan formulasi berdasarkan penggunaan base oil pada suhu rendah. Dengan formulasi berdasarkan base oil Group III diperlukan energi yang lebih tinggi untuk memompa,

HILIR

jenis Base oil

Group I

150 Solvent Neutral500 Solvent Neutral

150 Bright Stock

Group II

Saturasi > 90%Sulfur < 0,03 %Viskositas Index :

80 - 120

Group III

Saturasi > 90%Sulfur < 0,03 %Viskositas Index :

> 120

Group IV

Pollyalphaolefins(PAO)

Group V

NaphthenicsPAG

Esters

‘’Tak pelak lagi, dengan MeMBuaT piliHan yang TepaT dari BaSe oil,

Tidak Hanya MeningkaTkan kinerja keSeluruHan dari forMulaSi yang diBuaT, akan TeTapi juga

MeMBerikan efek poSiTif SeCara MakSiMal.

Page 39: Februari 2014

39 EnERGIa Februari 2014

umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan kompromi diantara properti yang berbeda. Banyak parameter yang harus diperhitungkan oleh pengembang produk ketika menciptakan formulasi baru. Diantaranya pengaruh terhadap lingkungan, ketersediaan bahan baku (jangka panjang atau jangka pendek), daya solvency, viskositas, viskositas index, ketebalan film, rhelogical dan sifat tribology dibawah beberapa kondisi, polaritas, kompabilita seal,labeling, stabilitas thermal, korosif, inhibiting dan lain-lain.

Tak pelak lagi, bahwa dengan membuat pilihan yang tepat dari base oil, tidak hanya meningkatkan kinerja keseluruhan dari formulasi yang dibuat, akan tetapi juga memberikan efek positif secara maksimal.

daripada energi yang diperlukan pada formula naphtenic oil atau campuran naphthenic/ paraffinic.

Saat ini, pelumas-pelumas terbaru semakin dipandang dan dihargai sebagai bagian dari peralatan yang mereka gunakan. Hal ini memacu perubahan dasar pada industri pelumas, khususnya di Eropa, yang telah beralih dari produk generik ke produk yang memiliki aplikasi formula spesifik. Kebutuhan akan performa pelumas yang lebih tinggi dapat dipenuhi dengan penggunaan formulasi yang lebih kompleks yang membutuhkan base oil dan additive yang berbeda. Bagiamanapun juga pencampuran base oil yang berbeda mempengaruhi formulasi. Dimana efek positif dari pencampuran ini akan berpengaruh pula pada produk yang dihasilkan.

Penggunaan campuran base oil,

produk Minyak Mentah

2,3 heavy, residual fuel oil

1,9 still gas

1,2 petrochemical feedstocks4,2 kerosene -type jet fuel

42 Gallon Barrel Minyak Mentah,

menghasilkan sekitar44,2 Gallon varian

produk

19,5 gasoline

9,2 diesel

*)1,9 coke

1,3 asphalt and road oil

0,5 lubricants

0,2 kerosene

0,3 lain-lain*)= gallons Sumber : American Petroleum Institute

Page 40: Februari 2014

40 EnERGIa Februari 2014

KESEHATAN

sInDRom Alagille termasuk penyakit langka yang terjadi akibat kelainan genetik atau keturunan. Sindrom Alagille mengganggu berbagai organ seperti ginjal, hati dan jantung. Pada kasus Hafidz, pasien cangkok hati RS Pertamedika Sentul City, mengalami Alagille Syndrome Pro-Liver yakni kelainan genetika pada liver atau hati.

sindRoMalagille

Foto : Priyo Widiyanto

Page 41: Februari 2014

41 EnERGIa Februari 2014

Tulisan penyemangat tersebut ditulis Menteri BUMN Dahlan Iskan, saat menjenguk Muhammad Sayid Hafidz (8 tahun) dan Sugeng Kartika (45 tahun) di RS Pertamedika Sentul City, Minggu (2/3). Muhammad Sayid Hafidz atau akrab disapa

Hafidz adalah pasien pertama cangkok hati di RS Pertamedika Sentul City, yang menerima donor hati dari sang ayah Sugeng Kartika.

Operasi cangkok hati dilaksanakan pada Senin pagi (24/2) selama 15 jam, melibatkan 30 anggota tim dokter dari beberapa rumah sakit, dengan supervisi ahli transplantasi dunia Kobe Internasional Frontier Medical Center (KIMCF) Jepang, Prof. Koichi Tanaka. Hafidz harus melakukan transplantasi hati karena menderita Allegile Syndrome Pro-Liver.

“Cucunda Hafidz, hari ketujuh anda ditransplant, bibir anda sudah merah.

Wajah juga cerah, kuku-kuku sudah bening.

Anda sudah benar-benar satu hati dengan ayah anda.

Anda beruntung punya ayah yang luar biasa memberikan sepotong hati ayah

andauntuk kehidupan anda”

Salam, Dahlan Iskan

Page 42: Februari 2014

42 EnERGIa Februari 2014

tersebut pertama kali ditemukan oleh Daniel Alagille pada tahun 1969 di Perancis. Gangguan genetik tersebut bisa terjadi pada berbagai organ seperti ginjal, hati, dan jantung sehingga gejalanya sangat bervariasi.

Pada kasus Hafidz, gangguan genetis terjadi pada organ liver atau hati, atau dikenal dengan istilah Allegile Syndrome Pro-Liver. Gangguan yang dialami, tepatnya berada di saluran penghubung antara hati dengan kantung empedu. Akibatnya, sel darah merah yang dihancurkan hati untuk dikirim ke kantung empedu, tersumbat dan menumpuk di hati. Penumpukan pecahan sel darah merah (bilirubin) pada hati menyebabkan efek gatal, badan kuning, dan kotoran agak putih.

Danie menambahkan, karena

Syndrome alagille

awalnya putera sulung pasangan Sugeng Kartika dan Maria Ulfa itu, divonis mengalami kelainan jantung saat dalam kandungan. Tetapi gejala lain

tampak begitu Hafidz lahir. Warna air seni dan kotorannya agak putih. Berbagai upaya pengobatan dilakukan, hingga pada usia 6 bulan baru diketahui sakit yang diderita Hafidz. Dia terdiagnosa menderita Sindrom Alagille.

Menurut Direktur Media RS Pertamedika Sentul City, dr. Danie Poluan, Sindrom Alagille (SA) terjadi karena gangguan genetik pada kromosom dan dialami oleh 1 dari 70.000 – 100.000 bayi yang lahir hidup. Kelainan turunan

KESEHATAN

Menderita sindrom Alagille, membuat Hafidz harus menjalani operasi cangkok hati.

Foto : Priyo Widiyanto

Page 43: Februari 2014

43 EnERGIa Februari 2014

gangguan saluran itu berlangsung cukup lama, akhirnya berdampak pada hati dan organ penting lainnya, seperti jantung dan kelainan tulang. “Hafidz kena jantungnya. Bilik kanan jantungnya mengalami penyempitan pembuluh darah, dan dikhawatirkan ke ginjal. Tapi ini belum ke ginjal,” ujarnya.

Sementara kelainan tulang terjadi karena vitamin A,D,E,K tak terserap pada kantung empedu. Tulang Hafidz rapuh. Kaki kanannya bengkok saat jatuh. Pertumbuhan Hafidz lambat dibandingkan anak seusianya. “Ia seperti anak 4 tahun, kalah pertumbuhannya dengan anak seusianya,” jelasnya. Karena itu, usai masa pemulihan, tim dokter sudah merencanakan operasi lain, yakni operasi tulang.

Transplantasi Hati pertama di rS pertamedika Sentul City

ketua Tim Transplan Hati RS Pertamedika Sentul City, dr. Kamelia Faisal MARS, mengakui operasi cangkok hati pasien Hafidz

ini merupakan tindakan langka dan tergolong operasi besar, karena pasien memiliki kelainan jantung dan telah melakukan 2 kali operasi jantung. Dr. Kamelia menambahkan, operasi ini dilakukan bersama dengan tim dokter dari RS Pertamedika Sentul City, RSUD Soetomo Surabaya, RS Hasan Sadikin Bandung dan Kobe International Frontier Medical Center (KIFMEC) Jepang.

Tim Operasi Liver Trasnplant pun terdiri dari beberapa tenaga ahli medis, yaitu Ahli Cangkok Hati Jepang yang mensupervisi alih teknologi secara langsung yaitu Prof. Koichi Tanaka dan Prof. Azuma Yamada, Ahli Bedah Digestive, Ahli Bedah Anak, Ahli Bedah Vaskuler, Ahli Bedah, Ahli Anastesi dan didukung oleh teknologi perlengkapan medis yang berstandar internasional di RS Pertamedika Sentul City.

“Liver Transplant adalah sebuah prosedur yang sangat rumit dan memiliki resiko yang tidak kecil.” ucap Tanaka. Namun dengan keoptimisannya, operasi cangkok hati yang melibatkan 30 tenaga medis tersebut berhasil dilakukan dengan mempertaruhkan 2 nyawa, yaitu sang pendonor dan penerima donor.

Tanaka dan tim menjalankan operasi dengan ekstra hati-hati. Dari sejumlah tahap operasi yang dijalani, ada satu tahap yang paling menantang bagi tim dokter. Yakni, perbedaan usia pendonor yang dewasa dengan penerima donor yang masih anak-anak. ”Ukuran

Satu tahap yang paling menantang bagi tim dokter adalah perbedaan usia pendonor yang dewasa dengan penerima donor yang masih anak-anak.

Prof. Koichi TanakaAhli Transplantasi Dunia Kobe Internasional Frontier Medical Center (KIMCF) Jepang

Foto

: W

ahyu

Nug

raha

Rus

lan

Teks : Irli Karmila

Page 44: Februari 2014

44 EnERGIa Februari 2014

Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kondisi kesehatan pendonor. Tanaka mengatakan, salah satu poin penting yang menentukan kesuksesan operasi cangkok organ adalah kondisi pendonor. Dokter yang akan melakukan operasi cangkok organ wajib memperhatikan dan menjaga kondisi pendonor. Jika ada gangguan kesehatan pada pendonor, operasi berpotensi gagal. Selain itu perlu kerja sama yang baik antara tim dokter dari berbagai bidang yang terlibat dalam operasi tersebut.

Lebih lanjut Prof. Azuma Yamada yang ikut mensupervisi operasi tersebut mengatakan, yang tidak kalah penting adalah proses penyembuhan pasca operasi. Setelah dioperasi, pasien harus berada di ruang ICU untuk perawatan intensif, setidaknya selama seminggu. Masa itu diperlukan untuk menunggu pertumbuhan hati barunya.

pembuluh darah orang dewasa dan anak-anak berbeda. Karena itu, kami mesti ekstra hati-hati,” kata dokter berusia 72 tahun itu.

Pembuluh darah menjadi perhatian khusus, karena akan menentukan kelancaran aliran darah ke hati barunya. Menurut dokter yang menangani lebih dari 2.300 operasi cangkok hati di berbagai negara tersebut, selain perbedaan ukuran pembuluh darah, ada pembuluh darah Hafidz yang sangat rapuh. Belum lagi pengaruh penyakit yang lainnya sebagai dampak syndrome alagille pro-liver.

Operasi yang semula diprediksi berpeluang 70 persen sukses itu ternyata berakhir dengan keberhasilan 100 persen. “Kondisi Hafidz saat ini mulai stabil,” terang Direktur Operasional RS Pertamedika Sentul City dr Kamelia Faisal, usai menerima kunjungan dari Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Operasi yang semula diprediksi berpeluang 70 persen sukses itu ternyata berakhir dengan keberhasilan 100 persen.

KESEHATAN

Foto : Priyo Widiyanto

Page 45: Februari 2014

45 EnERGIa Februari 2014

“Jika pernapasan dan tekanan darahnya sudah normal, pasien kecil tersebut bisa dipindahkan ke ruang perawatan biasa yang steril. Biasanya, sebulan kemudian dia sudah bisa meninggalkan rumah sakit,” terang dokter 38 tahun tersebut.

Dari pengalaman kasus-kasus sejenis, kata Yamada, pasien cangkok hati harus tetap memelihara kondisinya setiap saat. Dalam kasus Hafidz, dia akan menjalani rawat jalan setiap dua pekan sekali, setidaknya selama enam bulan.

Sedangkan bagi pasien yang mendonorkan hatinya, menurut Yamada tidak ada efek terhadap tubuh si pendonor hanya saja terkadang berefek kepada psikologinya saja karena terkadang ada rasa ketakutan dalam dirinya karena hatinya telah diambil. Namun hidupnya akan normal seperti biasa.

Kesuksesan operasi transplantasi hati yang dilakukan oleh para tim dokter Indonesia yang disupervisi oleh Prof. Tanaka dan Prof. Yamada menjadi catatan baru bagi dunia kesehatan di Indonesia. RS Pertamedika Sentul City, sengaja mendatangkan ahli transplantasi hati nomor satu di dunia, sebagai bagian dari transfer ilmu dan teknologi operasi. Meskipun demikian, transfer ilmu tidak bisa dilakukan secara instan, karena perlu jam terbang dengan berbagai kasus kelainan hati.

“Kita apresiasi tim dokter yang sudah menangani Hafidz,” tutur Dahlan usai bertemu Hafidz dan Sugeng, Minggu (2/3). Menurut Dahlan selain tim dokter, kedua orang tua pasien sangat berperan penting. “Keduanya sangat menyayangi anaknya dan mau berkorban apapun, termasuk sang ayah yang rela mendonorkan hatinya,” pungkas Dahlan. IK / DSU

Kesuksesan operasi transplantasi hati yang dilakukan oleh para tim dokter Indonesia menjadi catatan baru bagi dunia kesehatan di Indonesia.

Foto : Priyo Widiyanto Foto : Kuntoro

Page 46: Februari 2014

46 EnERGIa Februari 2014

Teks dan Foto : Sahrul Haetamy Ananto

MenaBung PoHon, Menuai BeRkaHdi tanaH Cadas

BUKAN hanya untuk keseimbangan alam, gerakan Menabung Pohon dari Pertamina memberi manfaat ekonomi untuk masyarakat. Diharapkan bisa merangsang warga untuk sustain.

SOCIAL RESPONSIBILITY

Page 47: Februari 2014

47 EnERGIa Februari 2014

Hampir empat tahun silam, di 2010, aliran sungai tenang itu berubah menjadi gemuruh yang bergerak cepat menjalari berbagai penjuru dusun. Banjir bandang melanda Desa Wadasmalang,

Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Ratusan rumah di desa dan dusun yang berada di sekitar bukit cadas (wadas) yang melintang (malang) itu rusak. Sebagian rusak berat, lima diantaranya rata dengan tanah, tidak terkecuali kandang ternak dan lahan pertanian yang tak luput dari sapuan banjir. Kerugian pun mengalir tak terperi.

Terletak di Kebumen, 110 Km

di sebelah barat kota Yogyakarta, Wadasmalang terbilang akrab dengan banjir dan longsor, apalagi banjir bandang yang datang 10 tahun sekali. Hal ini sebenarnya ironis, sebab Desa Wadasmalang ini termasuk desa dengan letak geografis tertinggi di sekitar Kota Kebumen. Adanya banjir merupakan hal yang menggelitik, sekaligus memprihatinkan. Betapa parahnya kondisi hutan yang telanjang dengan penebangan pohon yang tidak seimbang.

Kepala Desa Wadasmalang, Eko Agus Ryadi menuturkan, ada faktor utama penyebab gundulnya hutan di pegunungan, yakni penebangan hutan yang sembrono dan tidak seimbang. Rekondisi hutan dengan penanaman bibit baru pasca penen dirasa kurang, karena masyarakat kerap terganjal dengan modal awal.

Dengan mem-berdayakan masyarakat petani setempat, mereka mengelola lahan yang rusak menjadi hijau kembali.

Page 48: Februari 2014

48 EnERGIa Februari 2014

Gundulnya hutan di wilayah tersebut sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu akibat kebakaran hutan tahun 2002. Luas hutan yang gundul diperkirakan mencapai lebih 200 hektar .”Hutan gundul di hulu sungai sudah lama dan baru sedikit dihijaukan,” kata Eko. Penanaman pohon, sebelumnya sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen. Sekitar 50 ribu pohon yang disumbangkan dari Kementrian Kehutanan, namun jumlahnya masih belum menutup seluruh hutan rakyat yang gundul. “Apalagi pohon yang ditanam kurang mampu menyimpan air,” tambah Eko.

Dengan kondisi seperti itu masyarakat kerap was-was dengan berbagai risiko bencana yang bisa jadi tiba-tiba datang tak diundang. Namun perasaan itu perlahan pudar dengan adanya angin segar yang membuat mereka sadar dan tergerak lebih giat untuk menabung pohon. Lahan-lahan terbuka yang membentang luas diatas perbukitan itu kini perlahan menghijau. Beraneka pohon terus tumbuh membesar. Kebanyakan yang ditanam disana adalah jenis Albasia dan berbagai jenis lainnya, seperti karet.

Perubahan tidak datang begitu saja. Pertamina melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya, Pertamina Sobat Bumi, menggulirkan program Menabung Pohon. Program ini bukan semata-mata menanam untuk penghijauan. “Ini berbeda. Kalau menanam pohon kan sekali tanam lalu ditinggal. Kalau menabung pohon, berarti kita menanam, merawat, menuai, dan bagaimana kita menanam lagi, itulah konsepnya,” kata Officer Environment Pertamina, Binu Bowo Ispramito.

Lewat program ini diharapkan bisa membantu memperbaiki lahan-lahan. Faedahnya, selain sebagai serapan CO2, pohon-pohon ini juga diharapkan bisa

mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Pohon-pohon kayu keras yang cukup memiliki nilai ekonomi, seperti Jabon dan Sengon yang banyak ditanam masyarakat dalam program ini, jika tumbuh besar sampai ukuran tertentu, siap dipanen dan dilelang dengan harga yang cukup menggiurkan. Setelah panen, masyarakat yang merasa diuntungkan tadi akan tergiur kembali untuk menanam kembali secara berkesinambungan.

“Konsepnya kan setelah mereka tuai, lalu mereka tanami lagi. Jadi prinsip yang kita lakukan adalah mulai dari pemulihan lingkungan hingga pemberdayaan masyarakat,” tegas Binu.

Hal inilah yang membedakan program penanaman yang CSR lingkungan yang dilakukan Pertamina dengan program institusi lain. Dimana penananaman bukan hanya

SOCIAL RESPONSIBILITY

Page 49: Februari 2014

49 EnERGIa Februari 2014

sekadar seremonial, lebih dari itu ada pemuliaan dan pengawasan supaya tepat sasaran. Prosesnya dimulai dengan pembibitan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pengawasan rutin serta evaluasi. “Kami secara rutin menyempatkan diri menengok perkembangannya seperti apa,” ucap Binu.

Wadasmalang, dipilih bukan tanpa alasan, Binu menuturkan bahwa lahan-lahan disana dipilih karena daerah tersebut bertautan langsung dengan wilayah operasi Pertamina (ring satu). Ring satu merupakan sebutan untuk wilayah-wilayah penduduk yang dekat dengan operasi Pertamina. Selain itu wilayah Wadasmalang, Kebumen merupakan daerah yang direkomendasikan oleh para relawan yang menjadi mitra Pertamina Foundation (PF). Para

relawan ini akan melakukan pencarian, pemetaan, survei, sosialisasi, hingga ke pengawasan pelaksanaan program menabung pohon ini.

Para relawan ini mendapat rujukan dari pemerintah Kabupaten Kebumen. Disebutkan bahwa Wadasmalang memiliki lahan yang cukup luas, dengan luas wilayah mencapai hampir 1300 hektar. Tim relawan dan PF kemudian datang dengan pendampingan dari pemerintah desa setempat.

“Mereka punya mapping masing-masing. Sebenarnya tujuannya satu, bagaimana menyelamatkan lahan yang sudah kritis. Masyarakat yang mengajukan dan kami meresponnya,” ujar Binu menambahkan.

Pohon-pohon tersebut kemudian dipelihara secara pendampingan kewirausahaan 1 siklus yang kelak hasilnya minimal 80% untuk

Bibit-bibit tanaman didatangkan dari Desa Rejowinangun, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo. Desa ini terkenal sebagai desa bibit.

Page 50: Februari 2014

50 EnERGIa Februari 2014

masyarakat (70% petani, 5% desa, 5% keberlanjutan) dan siklus berikutnya dilanjutkan oleh Petani sebagai wirausaha hijau Pertamina Foundation. Manfaat lingkungan disumbangkan untuk Dunia sebagai wujud nyata Pertamina Sobat Bumi.

Menurut salah satu relawan, Irfan, sebelum penanaman, ia terlebih dahulu melakukan pemetaan wilayah, dan mencari lahan dan para petani yang bersedia untuk bermitra. Caranya mulai dari mendatangi desa demi desa, menyambangi perangkat desa setempat sekaligus informasi mulut ke mulut dengan mekanisme yang cuku efisien, yakni memanfaatkan momen waktu warga berkumpul. Umumnya, setiap malam Jumat, warga setempat berkumpul dan menggelar pengajian. Saat itu sosialisasi masuk

dan menjelaskan kepada masyarakat tentang menabung pohon dengan sistem bagi hasil PF.

Pria lulusan Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung menuturkan bahwa hampir semua kelompok tadi di Wadasmalang ikut ambil bagian. Hal tersebut selain saat pendaftaran, juga terlihat saat bibit-bibit tanaman didatangkan. Penduduk setempat saling berebut, dan bersemangat. Bibit-bibit tanaman tersebut didatangkan dari Desa Rejowinangun, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo. Desa ini terkenal sebagai desa bibit.

Kades Wadasmalang, Eko Agus Riyadi, menyebutkan bahwa sekitar 600 petani dari 9 dukuh atau RW ikut ambil bagian. Mereka tergabung dalam 60 kelompok tani dengan 60 lot (hamparan). Satu kelompok tani bisa

SOCIAL RESPONSIBILITY

Hingga kini sudah ada 1,1 juta pohon telah ditanam di lahan-lahan penduduk di tanah cadas desa ini. Wadasmalang kini mulai berbenah, bukit-bukitnya diretas agar tidak lagi telanjang berdiri.

Page 51: Februari 2014

51 EnERGIa Februari 2014

terdiri dari 20-50 petani. Sebut saja Martono, salah seorang

petani yang membentangkan lahan 5 hektarnya untuk ditanami 15 ribu bibit Albasia dari program menabung pohon. Penanaman ia lakukan pada Desember 2012 lalu, dengan memberdayakan masyarakat petani setempat. Tanah Martono dimanfaatkan masyarakat untuk ditanami. Mereka mengurus pembibitan, dan perawatan, hingga panen. Selain sebagai pemilik lahan juga merangkap sebagai koordinator, Martono akan mendapatkan keuntungan bersih dari panen yang dibagi sesuai kesepakatan bersama.

Dengan adanya program ini, Martono merasa lahannya lebih bermanfaat. Sebelumnya, lahan tersebut hanya bentangan tak berarti alias lahan tidur. Atau hanya ditanami

ketela seadanya. Menurut pria yang pernah mengenyam pendidikan D3 Teknologi Industri ini, banyak manfaat yang bisa diambil. Hal kecil misalnya adalah pemanfaatan limbah ternak untuk pemupukan pohon dan pemberdayaan masyarakat setempat untuk perawatan lahan. Sekarang, lahan-lahan luas miliknya tampak hijau bak karpet, ditumbuhi berbagai bibit muda. Ke depannya Martono berharap program ini bisa berkelanjutan.

Hingga kini sudah ada 1,1 juta pohon telah ditanam di lahan-lahan penduduk di tanah cadas Desa Wadasmalang ini. jenisnya bervariasi, mulai dari Albasia (walikonang), Jabon, Sengon, Akasia dan Karet. Wadasmalang kini mulai berbenah, bukit-bukitnya diretas agar tidak lagi telanjang berdiri.

Kepala Desa Wadasmalang, Eko Agus Ryadi mengucapkan terima kasih kepada Pertamina atas program yang banyaknya, baik lingkungan maupun masyarakat. “Dampaknya memang belum terasa di satu dua tahun. Namun yang jelas hutan yang tadinya tidak tergarap, kini tumbuh dan tergarap. Ini menjadi sebuah investasi buat kami pemerintah desa,” kata Eko Agus Ryadi.

Program menabung pohon ini memang menjadi kebaikan bagi semua. Kayu-kayu yang cepat hilang karena ditebang bisa ditanam dan tumbuh lagi. Masyarakat yang kesulitan modal awal pada saat perbaikan lahan pun bisa terbantu. Ini menjadi stimulus agar masyarakat bisa menyeimbangkan hidupnya dengan alam.

Kelak lima tahun mendatang, terhitung mulai pohon ini ditanam 2012, masa panen akan tiba. Para petani akan memanen ribuan pohon di lahannya. Setelah itu, mereka punya modal sendiri untuk kembali menanam.

Program menabung pohon ini memang menjadi kebaikan bagi semua. Ini menjadi stimulus agar masyarakat bisa menyeim-bangkan hidupnya dengan alam.

Page 52: Februari 2014

SOCIAL RESPONSIBILITY

52 EnERGIa Februari 2014

bERawal dari usaha kecil yang pernah digeluti Ipay. Tanpa melatarbelakangi pendidikan bisnis hanya dengan kegigihan dan usaha bersama sang istri, keduanya berani menciptakan tren aksesoris walau tanpa modal yang besar. Perlahan namun pasti usahanya saat ini sudah berjalan 2 tahun.

BeRaniCiPtakan tRen

Foto : Sahrul Haetamy AnantoTeks : Putri Bintang Patriotika

Page 53: Februari 2014

membuat aksesoris bebatuan, walaupun belum tahu bahannya dari mana.Perlahan namun pasti, dalam proses pencarian bahan akhirnya Ipay berhasil menemukan batu mineral yang disebut druzy. “Aku coba cari bahan pembuatan aksesoris dari batu, dan sampai akhirnya menemukan semacam batu mineral dari Pacitan. Namanya batu druzy yang ternyata hanya ada di Indonesia dan batu ini bukan buatan manusia,” ujar Ipay tersenyum.

Setelah proses pencarian bahan dan proses belajar yang memakan waktu lumayan lama 1,5 tahun, keduanya berniat untuk menjual hasil karya yang telah dibuat dan ditawarkan kepada teman-teman terdekat. “Ya dari situ kita bikin pemasaran dari teman ke teman dulu. Alhamdulillah ternyata banyak yang tertarik untuk beli,” tuturnya sembari terkekeh kecil.

Berawal dari kerja keras berjualan

ipay dan Tenny sepasang suami istri yang merintis usaha memproduksi aksesoris mulai dari anting, cincin. gelang, kalung yang berbahan dasar semacam batu alam berasal dari mineral dan kristal. Ditemui di stand SME & SR Partenership Program Pertamina pada acara pameran Mutumanikam

Nusantara di Balai Kartini, Ipay menceritakan pengalaman memulai usahanya dengan penuh gairah.

Awalnya Ipay yang hanya ikut usaha orang tua produksi pisang goreng, melihat bakat istrinya membuat kerajinan aksesoris wanita, merasa tersentuh untuk men-support penuh mengembangkan bakat sang istri. Mulai dari membaca buku cara membuat aksesoris berbahan dasar batu yang bagus, Ipay menawarkan kepada sang istri untuk mencoba

53 EnERGIa Februari 2014

Foto : Sahrul Haetamy AnantoTeks : Putri Bintang Patriotika

Batu mineral yang disebut druzy menjadi bahan baku utama bagi Tenny untuk membuat aksesoris, seperti kalung.

Page 54: Februari 2014

dari teman ke teman, sampai mencoba mengikuti beberapa pameran besar di Jakarta demi mendapat hasil yang memuaskan. Sampai akhirnya, seorang teman yang telah menjadi mitra binaan Pertamina menganjurkan Ipay dan sang istri mengikuti jejaknya. “Setelah 2 tahun menjalani usaha sendiri, akhirnya melalui proses pendaftaran menjadi mitra binaan Pertamina, pada bulan April lalu kita resmi jadi mitra binaan Pertamina,” jelasnya.

Usaha yang Ipay dan istri geluti ini baru berjalan 2 tahun dengan 1,5 tahun proses pembelajaran. Menjadi mitra binaan Pertamina adalah pengalaman pertama kali bagi Ipay dan istri untuk mengembangkan kreatifitasnya membuat aksesoris cantik dari batu mineral druzy yang dimanfaatkan sebagai bahan membuat aksesoris masa kini. Anting, cincin, kalung, gelang, yang terlihat memancarkan kecantikannya secara alami sesuai

bentuk asli dan dibuat tanpa polesan lem maupun bantuan mesin. Tak heran banyak pengunjung menghampiri stand milik Ipay.

Semua aksesoris dibuat tanpa polesan lem. Jadi dibuat dari simpul ke simpul, hanya dari kawat yang disimpul dan diikat. Desainnya pun dibuat mengikuti tren tiap bulannya, tak ingin ketinggalan jaman dengan desain aksesoris produk lain. “Prinsipnya, aku dan istri memang ingin menciptakan sebuah trend aksesoris, gak cuma nyontek karya orang,” tegas Ipay. Melalui usahanya ini Ipay dan istri bisa mengantongi omset hingga Rp 5 juta per bulan. “Kalau ada event pameran besar bisa dapat omset Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Kita juga titip sama teman. Jadi produksi kita bisa terus berkesinambungan,” ujarnya dengan penuh semangat.

Pameran Mutumanikam Nusantara di Balai Kartini menjadi pengalaman pertama Ipay dan istri mendapat stan

54 EnERGIa Februari 2014

Semua aksesoris dibuat tanpa polesan lem. Dibuat dari simpul ke simpul, hanya dari kawat yang disimpul dan diikat.

SOCIAL RESPONSIBILITY

Page 55: Februari 2014

dari SME & SR Partenership Program Pertamina. Range harga aksesoris cantik beraneka warna dari anting seharga Rp 35 ribu sampai harga tertinggi Rp 5 juta seperti kalung. Untuk lama pembuatannya dari yang sederhana memakan waktu 2 jam, paling lama bisa mencapai waktu 5 jam.

Walaupun tidak memiliki latar belakang pendidikan bisnis dan manajemen, semangat untuk terus mengembangkan usahanya semakin menggebu dengan mengikuti Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Pertamina, Ipay menaruh secercah harapan kepada SME & SR Partnership Program Pertamina agar membantu untuk sarana promosi dan memberikan pelatihan lebih. Ipay beserta istri sangat berterima kasih kepada Pertamina yang telah memberikan bantuan dan memberikan stand pameran agar usahanya bisa terus maju.

Saat sedang berbincang, terlihat

seorang ibu mengenakan kebaya dengan rambut dikonde menghampiri stand milik Ipay, ibu Herawatie Wirajuda. “Saya selaku ketua pengurus Mutumanikam 2013 turut senang karena secara konsisten Pertamina memeberikan kesempatan kepada perajin untuk ikut pameran dan pelatihan. Kali ini saya melihat kepersertaannya yang beragam ada dari Jakarta, Semarang, Bali, dan Surabaya. Mudah-mudahan kerja sama dengan Pertamina dapat berlangsung terus. Terima kasih Pertamina,” ujar istri mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Hassan Wirajuda.

tewe tewe artjl. jati padang utara rT. 06/02 no.79,kel. jati padang pasar Minggu,jakarta Selatan 125400878 8110 0511 - Tenny Winiarti

55 EnERGIa Februari 2014

Ipay menaruh secercah harapan kepada PKBL Pertamina agar membantu untuk sarana promosi dan memberikan pelatihan.

Page 56: Februari 2014

56 EnERGIa Februari 2014

Mengejar mimpi tak cukup sekali,mimpi harus direproduksi Karena...Sekali mimpi tercapai,maka mimpi itu akan mati

MengeJaR dan MeRePRoduksiMiMPi

INTERVIEW Teks : Irli Karmila Foto : Priyo Widiyanto

Page 57: Februari 2014

57 EnERGIa Februari 2014

penggalan kalimat itu, diucapkan pria muda yang kini menjadi Staf Khusus Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pria berpenampilan rapi dan ramah ini, dikenal karena mampu meraih posisi prestisius di usia muda. Ia Menjadi Dekan dan Guru Besar termuda di Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. Tim Energia berkesempatan mewawancari sosok yang senantiasa berbicara tenang dan tertata ini, di kantor Sekretariat Negara, kompleks Istana Negara. Pria kelahiran Surabaya, 7 Juli 1976 itu panjang lebar berkisah tentang perjuangan dan perjalanan karirnya yang dicetak dari mimpi-mimpinya.

Mendobrak pakem Senioritas

perubahan tradisi terasa saat pelantikan Dekan Fakultas Ekonomi UI, 14 April 2008. Enam tahun lalu untuk pertama kalinya Fakultas Favorit di Kampus Kuning itu memiliki

seorang dekan muda berusia 32 tahun. Prof. Firmanzah, Phd. Ia berhasil masuk tiga besar dari sebelas kadindat dekan dan akhirnya mengungguli Prof. Sidharta Utama Ph.D.CFA (Wakil Dekan UI –kala itu) dan Arindra A. Zainal, Ph.D.

“Saya agak terkejut juga. Waktu itu di depan panitia seleksi calon Dekan, masing-masing dari kadindat menyampaikan program yang akan dilakukan, bagaimana kita mengomunikasikan, target apa yang akan dicapai,”jelasnya.

Setelah menjadi Dekan setahun kemudian pria yang akrab disapa Fiz tersebut, menjadi Guru Besar. “Itu juga wujud dari reproduksi mimpi. Saya tidak hanya berhenti hanya menjadi Dekan saja, tapi saya punya tanggung jawab meraih jenjang lebih tinggi menjadi Guru Besar. Dan akhirnya tercapai juga,”katanya pria yang telah menulis sejumlah buku dan puluhan jurnal ini.

Page 58: Februari 2014

58 EnERGIa Februari 2014

Mengabdi dengan jabatan Berbeda

Setahun sebelum masa jabatannya sebagai Dekan Fakultas Ekonomi UI berakhir, Fiz memilih mundur. Ia dipinang menjadi Staf Khusus

Presiden. Fiz sempat mendiskusikan hal tersebut dengan keluarga dan seniornya di UI. “Alhamdulillah mereka mendukung. Apalagi FEUI memiliki tradisi membantu negara baik dalam kabinet maupun di lembaga Kepresidenan,”tambahnya. Menurutnya tugas menjadi Staf Khusus Presiden juga merupakan tugas akademisi, dalam pengabdian kepada masyarakat.

Sebagai Staf Khusus Presiden, Fiz menuangkan idenya membuat ekonomi yang lebih Humanis. Yakni menempatkan manusia sebagai subyek pembangunan. Meskipun memang data-data statistik tidak bisa dihindarkan, tetapi data-data statistik bukan tujuan utama. Tujuan utama ekonomi itu memanusiakan manusia melalui serangkaian program pembangunan.

“Saya juga banyak belajar di lembaga kepresidenan, bagaimana pengambilan keputusan dan kebijakan dari kacamata yang komprehensif, tidak hanya sektoral. Apa yang bisa saya kontribusikan maka saya berikan,”papar pria yang masih memberikan bimbingan kepada belasan mahasiswa S3 disela-sela kesibukannya.

Selama menjadi Staf Khusus Presiden, Dia merasakan adanya migrasi dari perspektif akademik ke perspektif ekonomi, politik dan kesejahteraaan. “Yang saya pelajari disini untuk mentransmisikan hal

yang bagus menjadi sebuah kebijakan, perlu memperhatikan timing, konteks dan budaya. Struktur politik lokal di daerah juga harus diperhatikan jadi akhirnya tidak ada kebijakan yang sama disemua Negara,”katanya.

kerja keras dan Memahami orang lain

Meraih mimpi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja keras, displin dan pengorbanan. “Mungkin

banyak orang melihat orang lain sukses pada saat jadinya saja. Padahal dibalik itu banyak sekali kerja

INTERVIEW

Banyak orang pintar di negara kita. IQ tinggi tetapi tidak banyak orang pintar yang mengerti dan memahami orang lain.

Page 59: Februari 2014

59 EnERGIa Februari 2014

keras dan pengorbanan yang sudah dilakukan,”jelas pria yang dibesarkan di Surabaya ini.

Fiz mengenang masa-masa kecilnya yang tak pernah lepas dari kerja keras, disiplin dan pengorbanan. Anak ke-8 dari 9 bersaudara ini dilahirkan dari seorang Ibu yang buta huruf. Karena kekurangan itu, Kusweni sang Ibu ingin semua anaknya bisa sekolah. Sejak kecil Fiz bersaudara ditanamkan rasa kemandirian, kerja keras, jujur dan berbuat baik kepada semua orang.

Selain semangat juang tinggi, Fiz juga diajarkan untuk berempati terhadap orang lain. “Banyak orang pintar di negara kita, IQ tinggi tetapi tidak banyak orang pintar yang mengerti dan memahami orang lain.

Sebagai orang Jawa saya harus tahu unggah-ungguh,”kenang pria yang pernah bercita-cita menjadi astronot ini. Pesan itulah yang menjadi bekal Fiz dari kecil dan mengetahui visinya menjadi orang yang berguna bagi orang lain maupun masyarakat.

Peranan Ibu sangat besar bagi kesuksesan Fiz. “Alhamdulillah berkat kerja keras, Ibu bisa menyekolahkan saya hingga jenjang S1 dan ibu saya meninggal 3 bulan menjelang saya wisuda tahun 1997,”ujar pria yang menyelesaikan jenjang S1 dalam waktu 3,5 tahun.

Lepas kuliah, Fiz sempat bekerja, dan meneruskan ke Magister Manajemen UI dengan biaya kuliah meminjan dari kakaknya. “Saat saya kuliah S2, saya sering berdiskusi dengan dosen pengajar asal Perancis, yang akhirnya menawarkan beasiswa S3 di Perancis”.

Membangun Mimpi Baru di Tanah air

Melanjutkan studi S3 di Perancis tidak semulus yang dibayangkan. Setiba di negeri Menara Eiffel itu, Fiz yang mendapat

beasiswa di University of Lille Pau itu ternyata harus menagmbil mata kuliah S2 terlebih dahulu. “Waktu dilihat CV saya, ternyata saya diminta kuliah S2 lagi karena mata kuliahnya berbeda dengan mata kuliah yang akan saya lanjutkan untuk S3. Akhirnya keduanya saya ambil sekaligus dengan target 3 tahun selesai agar bebas membayar,”katanya pria yang hanya membawa modal Rp 5 juta untuk studi ke Perancis itu.

Target tiga tahun tercapai. Fiz sempat mengajar satu tahun di University of Lille. “Nyaris keasyikan saya mengajar disana, hingga suatu

Page 60: Februari 2014

60 EnERGIa Februari 2014

ketika saya bertemu Dekan FEUI waktu itu Pak Bambang Brodjonegoro yang saat ini menjadi Wakil Menteri Keuangan. Beliau menyanyakan, “Mau pulang ngga ?”.

Sempat terjadi kebimbangan. Antara menetap di Perancis atau kembali ke tanah air. Apalagi saat itu penghasilannya sebagai dosen di Perancis terhitung lumayan. “Dalam kegelisahan itu Prof Christophe Benavent yang mensponsori saya beasiswa ke Perancis memberi saran agar saya pulang ke Indoensia. Karena banyak hal yang bisa saya lakukan di Tanah Air. Negaramu jauh lebih membutuhkanmu ketimbang di Perancis,”katanya menirukan pesan sang Profesor.

Tahun 2005 Fiz kembali ke tahan air, ia kembali membangun mimpinya dengan mengawali bergabung di Departemen Manajemen FEUI.

ekonomi di Tahun politik

Sebagai Staf Khusus Presiden, kini Fiz senantiasa menyampaikan berbagai hal secara terukur. Menurutnya apapun yang disampaikannya kepada publik,

bisa diartikan sebagai bagian dari statement Presiden. “Semuanya harus terukur, dipikirkan masak-masak. Statement yang keluar dari saya, akan berdampak bagi banyak pihak,”ujarnya.

Karena itu berkaitan dengan tahun politik, Fiz memberikan pendapatnya tentang anggapan sisi rentan BUMN sebagai sapi perah kepentingan politik. Menurutnya BUMN harus senantiasa dijaga persinggungannya dengan dunia politik. Karena hal tersebut merupakan amanat reformasi, dimana tidak menginginkan BUMN sebagai aset negara menjadi sapi perah politik.

Profesionalitas dan mentalitas BUMN juga harus dijaga. “Jika BUMN kita diganggu oleh urusan politik maka kita tidak bisa mampu bersaing dengan BUMN negara luar,”tegasnya.

Sementara itu, dampak pemilu terhadap perekonomian bangsa dalam perhatiannya sangatlah menarik. Selama 3 kali pemilu pasca reformasi, terjadi peningkatan indeks harga saham di tahun 1999, 2004 dan 2009. “Kematangan demokrasi kita sudah semakin kuat. Banyak investor yang mengatakan dan melihat Pemilu 2014 Insyaallah akan stabil politik kita dan kita akan menghasilkan Presiden yang baru. Maka tugas kita adalah menjalankan transisi kepemimpinan dengan baik dan agenda pembangunan akan dapat diteruskan oleh pemimpin yang baru,”pungkasnya.

INTERVIEW

Semuanya harus terukur, dipikirkan masak-masak. Statement yang keluar dari saya, akan berdampak bagi banyak pihak.

Page 61: Februari 2014

61 EnERGIa Februari 2014

Prof. Firmanzah, Ph. dsurabaya, 7 Juli 1976

Pendidikan :• SMan 2 Surabaya• jurusan Manajemen feui (1998)• Magister Manajemen feui (2000)• program doktoral dalam Strategic and

Management international (uppa) Mention:‘trèshonorableaveclesfélicitationsdujury’

• M.phil of organisation and Management Strategic, university of lille (2005)

karir :• Staf khusus presiden bidang ekonomi

(2012-sekarang)

• guru Besar tetap dalam bidang ilmu Manajemen Strategis (2010- sekarang).

• dekan fakultas ekonomi (fe) ui periode 2009-2013

• Wakil direktur program pasca Sarjana ilmu Manajemen feui (2007-2008).

• kepala kantor Humas dan protokol ui (2008)

• Sekretaris departemen Manajemen, fe-ui (2005-2007).

• UniversityofPauetPayasdel’Adour,perancis (2006-2008)

• university of Science and Technology of lille 1, perancis (2006)

• ‘VisitingProfessordiUniversityofnanchang, Cina (2005).

Foto : Kuntoro

Page 62: Februari 2014

ESAI

n. Syamsuddin Ch. Haesy

JalansetaPak

Seorang ibu duduk di sofa. Di sebelahnya duduk puteri kesayangannya. Perempuan yang tomboi ketika belia itu kini seorang ibu bagi dua putera, dan ‘ibu’ bagi ribuan orang. Sudah beberapa tahun terakhir ini ia mengemban

amanah sebagai Chief Executive Officer (CEO) salah satu perusahaan ternama.

“Zaman ini zaman sungsang nak. Zaman yang sulit kau pahami. Bahkan sulit kau baca tanda-tandanya. Kebaikan dan keburukan jalan beriringan. Kebaikan kadang disalahmaknakan, karena keburukan senang berkamuflase,” ujar sang ibu.

Sang puteri tersentak. Ia tak bereaksi. Tenang ia menyimak omongan ibunya yang terus bicara.

“Jangan lengah. Karena sedikit saja kau lengah, kau akan menjadi korban ketidakjelasan yang sama sekali tak kau pahami.”

“Apa yang sedang ibu pikirkan?” tanya sang puteri.

“Kamu. Ya.. Kamu. Almarhum bapakmu, di jelang wafatnya, selalu membicarakan kamu. Bukan karena kamu paling keras di antara saudara-saudaramu. Tapi karena menurut ayahmu, kamulah satu-satunya anak yang seringkali bergerak dengan pikiranmu.”

“Apa kelirunya?”“Tak ada yang keliru. Berpegang

pada keyakinan diri dan bergantung pada logika adalah sesuatu yang wajar. Tapi Tuhan tak hanya memberi akal pikiran. Tuhan juga memberikan naluri dan rasa. Ketiganya harus seimbang.”

“Ibu melihat aku lebih banyak mengandalkan pikiranku sendiri?”

“Ya. Karena itu, seringkali ibu melihat kamu selalu cenderung berjalan di atas jalan setapak di puncak bukit, dengan lembah curam di kiri dan kanannya.”

“Bukankah hidup memang seperti itu? Meniti jalan jalan setapak yang

62 EnERGIa Februari 2014

Page 63: Februari 2014

licin kala hujan turun, terjal menanjak, dan kadang curam menurun.”

“Ya.. Begitulah. Melangkah di jalan setapak semacam itu, keseimbangan logika, naluri, dan rasa sangat diperlukan. Terutama, karena kini kamu tidak sedang berjalan sendiri. Kamu sedang berada di depan, memandu ribuan orang yang berbaris di belakangmu meniti jalan itu.”

Sang puteri menarik nafas. Tercenung beberapa saat.

“Ketika kamu hanya berjalan sendiri, tak ada hal yang memberatkanmu. Apapun keputusan yang kamu ambil pasti akan sanggup kamu hadapi risikonya.”

“Apa bedanya dengan saat ini?”“Sungguh sangat berbeda nak.

Tak semua orang yang berada di belakangmu mampu menghitung, memilih, dan menghadapi risiko yang sama seperti kamu.”

Lagi, sang puteri menarik nafas perlahan.

“Itulah sebabnya mengapa kamu harus terus menjaga harmoni pikir, naluri, dan rasa. Dengan logikamu, kamu dapat menghitung seberapa jauh

perjalanan masih akan dilakukan. Kamu dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi di depan, sebatas tatap pandang matamu. Dengan naluri, kamu bisa membaca isyarat yang berada di luar empirismamu, sehingga kamu bisa mengatur irama langkahmu. Dengan rasa, kamu akan mempertimbangkan cara terbaik dalam melangkah.”

Sang puteri memeluk ibunya. Menciuminya sepenuh rasa cinta dan kagum. Semua yang dikatakan sang ibu seolah sedang membuka lembar demi lembar buku tentang dirinya. Ia tak kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya. Ia ingin menangis, tapi air mata hanya membasahi bola matanya.

“Terima kasih ibu, terima kasih, sudah memberi isyarat kepadaku. Tapi, aku harus berjalan dan berjalan, sampai tiba di batas akhir jalan setapak ini.”

“Nak, kamu tak akan pernah tahu, di mana batas akhir jalan setapak itu. Bukan kamu yang menentukan batas itu. Juga bukan orang yang memberimu amanah memandu ribuan orang untuk menelusuri jalan setapak itu untuk menemukan tempat yang tepat menancapkan tiang bendera yang ada dalam genggamanmu.”

“Jadi?”, “Jangan tinggalkan Tuhan yang tak pernah bosan menjagamu, tak pernah bosan mendengarkan dan mengabulkan doa-doamu, yang tak pernah bosan memberi isyarat bagaimana harus melangkah di jalan setapak yang sedang kau lalui kini.”

Air mata meleleh membasahi wajah manis sang puteri. Bulir air mata itu seolah menyimpan beribu kata yang tersimpan di hatinya. Lagi, ia memeluk ibunya. Menciumnya. Di luar rumah, hujan turun deras, dan sang puteri menikmati kehangatan kasih sayang sang ibu. Baginya, ibu adalah lentera yang selalu menerangi jalannya kala remang sedang menyergap.

63 EnERGIa Februari 2014

Page 64: Februari 2014

LAKON

Anton Sanjoyo :Bagus di klub, pasti dipanggil ke Timnas

Ayip Rizal :pantang Takut

Nama dan wajahnya sudah familiar bagi pemirswa televisi yang sering melihat siaran langsung sepakbola

di media elektronik. Pengamat sepakbola Anton Sanjoyo menegaskan, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang bisa punya prestasi internasional tanpa membangun kompetisi yang berjenjang sejak usia muda sampai senior. “Jadi pilar dari semua itu adalah kompetisi usia muda,” kata Joy, panggilan akrab pria berkacamata tersebut..

Karena itu, Joy pun senang dengan apa

yang sudah dilakukan Pertamina. “Harus ada pihak yang mua jadi volunteer membangun sebuah kompetisi pada level tertentu. Seperti Pertamina melakukannya di level U-16 di wilayah Jabodetabek ini.”

Ia berharap, agar pemain-pemain timnas Indonesia U-19 yang baru menjuarai Piala AFF U-19, dikembalikan ke klubnya masing-masing, agar semangat berkompetisinya terjaga. “Bagus di klub, pasti akan dipanggil ke timnas. Kalau tidak bagus, ya tidak dipanggil,” ujarnya tegas. “Tempat di timnas juga harus diperebutkan.” UHK

“Nggak ada lawan yang sulit, yang sulit itu adalah melawan diri sendiri, tetaplah tenang dan terus hadapi.” Itulah kata-kata yang dipegang Ayip Rizal

(29) di lapangan. Kenyataannya, kapten tim putera Jakarta Pertamina Energi ini memang terlihat kalem namun mematikan. Open spiker tertinggi (193 cm) di Indonesia ini tangguh melibas lawan dengan bola-bola tajamnya.

Tahun 2014, pria kelahiran Banjarmasin bergabung di tim besutan Pertamina. Ia merasa bangga bisa berlaga untuk BUMN terbesar di Indonesia ini. “Di sini penyesuaiannya nggak sulit. Manajemen dan official luar biasa, selalu memotivasi pemain buat jadi juara,” kata anak keempat dari 5 bersaudara itu.

Setelah mengabdi kepada negara lewat prestasi di bola voli, ia memutuskan untuk mengabdi di bidang lain. Ia mengaku bermimpi menjadi pegawai negeri sipil bahkan polisi.

Saat ditanya siapa idola dan inspirasinya di lapangan, ia terkekeh sambil menggelengkan kepala dan menjawab tidak ada. “Nggak ada idola. Saya cuma punya motivasi dan motivasi. Dan itu adalah keluarga,” katanya sambil tersenyum. SHA

64 EnERGIa Februari 2014

Foto : Sahrul Haetamy Ananto

Foto : Adityo Pratomo

Page 65: Februari 2014

LAKON

Roland Lagonda :angkat jempol Buat pertamina

Coldplay :launching Single Teranyar via Twitter

“Pertamina bisa survive dengan prestasinya,”begitu tanggapan Roland Lagonda, presenter Redaksi Pagi Trans7 saat ditanya tentang pandangannya tentang

Pertamina. Apalagi Pertamina baru saja mencatatkan laba tertinggi sepanjang sejarah sebesar Rp37 Triliun

Ditemui saat menjadi moderator talkshow yang digelar Persatuan Wanita Patra Pusat, di Simprug, Kamis (27/2). Pria kelahiran Manado, 19 Agustus 1983 ini, menilai kemajuan Pertamina dalam memberikan layanan kepada konsumen. “Saya sebagai konsumen langsung merasakan pelayanannya semakin hari semakin baik, khususnya di SPBU,”tambah pria yang hobi travelling dan fotografi.

Meskipun kini banyak perusahaan asing yang juga bergerak di bisnis SPBU, pria yang mengawali kariernya sebagai konsultan sebuah pusat kebugaran tersebut melihat upaya perbaikan yang dilakukan Pertamina beberapa tahun terakhir. “Semoga ke depannya bisa tambah lebih baik lagi sehingga membuat kita tidak berpaling ke perusahaan asing,”pungkasnya. DSU

Coldplay, Band asal Inggris baru saja meluncurkan single dan video terbarunya “Midnight” dengan satu tweet

pemberitahuan. Dalam akun twitter resminya @coldplay menuliskan “Something new at 0:00 in Ulaanbaatar #midnight PH” pada Selasa (25/2).

Sesuatu yang baru tersebut berupa single “Midnight”, yang menampilkan para personil tengah berada di hutan, dalam konsep klip video bernuansa hitam putih dengan negatif film. Kelompok musik dengan 11,9 juta follower

itu menyajikan single “Midnight” bertempo lambat dengan elemen elektronika di dalamnya.

Sutradara Mary Wigmore yang pernah menggarap video “The Hardest Part” Coldplay tahun 2005, sengaja menyajikan suasana gelap dalam klip tersebut sesuai dengan tema lagu. Sebagaimana dikutip dalam laman Dailymail, pelantun “Atlas” ini belum memberikan informasi lebih lanjut kapan single tersebut akan dirilis melalui album, namun single tersebut sudah disiarkan di sejumlah radio. DSU

65 EnERGIa Februari 2014

Foto : Priyo Widiyanto

www.twitter.com/coldplay

Page 66: Februari 2014

SENI Teks dan Foto : Sahrul Haetamy Ananto

iBu Punya CeRita

lEwaT naskah Mutter Courage und ihre Kinder, Dramawan asal Jerman, Bertolt Brecht bersuara sebagai protes terhadap kebangkitan Nazi dan Fasisme. Di naskah yang sama, Teater Koma, berbicara tentang kerinduan akan sosok “Ibu” di negeri ini.

66 EnERGIa Februari 2014

Page 67: Februari 2014

Selain membicarakan keburukan perang, dalam naskah ini Brecht juga menyelipkan soal kebajikan yang tidak mendapat tempat di masa-masa korupsi merajalela. Pesan-pesan yang sama kemudian ditampilkan dengan gamblang, tanpa basa-basi, dalam pementasan teater bertajuk “Ibu”, oleh Teater Koma. Lakon yang disadur oleh Nano Riantiarno ini digelar di Graha Bhakti Budaya, TIM, Jakarta dan menjadi karya ke-131, kelompok teater yang berdiri sejak 1977 tersebut.

Teater Koma membawakan “Ibu” menjadi drama 2 babak berdurasi 3 jam 20 menit yang terdiri dari 14 scene. Mereka menghabiskan waktu latihan rutin 3 bulan dengan melibatkan 45 pemain, 11 pemusik, dan 50 staf. Selain pemain senior, pementasan ini juga melibatkan anggota Teater Koma

Mutter Courage und ihre Kinder (Mother Courage and Her Children) merupakan lakon tentang seorang ibu bernama ibu Brani yang berjuang seorang diri pada era

perang abad ke-17. Satu per satu anak-anaknya mati dan menjadi korban dalam kacau balaunya suasana perang. Naskah yang ditulis pada 1939 oleh Bertolt Brecht seolah dijadikan cermin peperangan yang ia alami dalam hidupnya, sekaligus ekspresi penolakannya pada fasisme saat itu. Brecht adalah praktisi teater yang mengalami dua kali era perang, yaitu The Great War dan Perang Dunia II.

67 EnERGIa Februari 2014

Sari Madjid berhasil memerankan Anna Pirling, wanita tua yang kerap dijuluki Ibu Brani dalam naskah Bertolt Brecht yang disadur Nano Rianttiarno.

Page 68: Februari 2014

Kala itu seting panggung dan properti dari Ibu dibuat dengan detil dan artistik yang menarik. Terlihat sebuah gerobak model kereta kuda yang berkelambu putih dengan tulisan “Kantin Ibu Brani” tanpa kuda. Di pinggir bagian luar, ada rak-rak untuk botol minuman keras, berdekatan dengan sayuran lokal Indonesia macam terung, ketela, ubi, bawang, dan cabe yang bergelantungan. Selain itu rias bendanya dibuat apik, mendukung suasana dan latar terjadinya cerita di era 1600-an itu. Ada efek ledakan dan adegan tembak yang mengilustrasikan suasana perang yang tengah berkecamuk. Efek ini cukup mengagetkan penonton, namun juga diimbangi alunan musik waltz yang cozy di scene yang berbeda.

Kereta ibu Brani terus merangkak

angkatan 2013, dengan garapan gerak tari Ratna Ully, komposisi musik Ferro Aldiansya Stefanus, serta kostum tentara rancangan penata busana Samuel Wattimena.

Sejatinya naskah yang diubah judulnya menjadi “Ibu” ini sudah dialihbahasakan pada 1987, namun baru kali ini dipentaskan. Menurut Nano, tidak ada yang berubah di dalamnya, namun dengan percampuran ‘Jerman dan Indonesia’, ia memasukkan sesuatu yang bersifat nusantara. Maka di pentas tampak padi, tebu, tering, bawang, cabe, ketela, ubi kayu, dan palawija Eropa. “Moralitas yang kacau akibat penguasaan kapitalistik terhadap ekomoni dan kebudayaan,” katanya.

Karakter utama dalam lakon ini adalah sosok tertatih yang mengejar ambisi atau menjadi korban perang. Hal ini kiranya sesuai dengan keadaan masyarakat kita yang tengah dirundung ketidakpastian antara idealisme dan realitas. Siapakah Ibu yang sekarang ini? Itu adalah pertanyaan pokok. Dan rakyatlah yang mempertanyakannya, apakah Ibu mereka adalah orang-orang pemerintah atau penguasa? “Siapa sebenarnya yang mengurusi rakyat sekarang ini? Partai politik? Mereka yang menjadi ‘penguasa’ kita atau ‘modal asing’? atau mereka yang seharusnya duduk sebagai orang-orang di pemerintahan? “Ini pertanyaan yang sungguh sangat serius,” kata Nano. •••Terkisahkan tentang Anna Pirling,

wanita tua yang kerap dijuluki Ibu Brani (diperankan oleh Sari Madjid). Ia begitu setia dengan kereta berkelambu putih miliknya yang menggelinding perlahan melintasi wilayah penuh kehancuran yang diporakporandakan konflik. Resimen Matahari Hitam dan Matahari Putih, kedua pihak yang saling berebut kekuasaan.

68 EnERGIa Februari 2014

SENI

Page 69: Februari 2014

maju, menjajakan dagangan mulai bir, baju, sosis, bahkan selongsong peluru. Dua orang pemuda tampak berpeluh keringat mendorongnya maju. Mereka adalah anak-anak Ibu Brani, Elip (Rangga Riantiarno), Fejos si Keju Swiss (Muhammad Bagya), dan si bungsu yang bisu, Katrin Hupa (Ina Kaka) yang duduk manis di dalam karavan. Berempat mereka menjadi saksi membusuknya kemanusiaan.

Perang menjadi momok banyak orang, dimana aroma kematian, erangan rasa sakit, dan kelaparan membahana. Saat nyawa sudah tidak lagi berharga, dan udara pun sesak dengan bau bangkai dan mesiu. Tapi tidak bagi Ibu brani, baginya perang adalah ladang subur. Ia banyak diuntungkan dengan menjual barang-barang dagangannya pada masa

perang. Baginya tidak masalah pihak mana yang membeli dagangannya, asalkan dia untung. Prinsip Ibu Brani adalah tidak mau terlibat tapi harus memperoleh untung dari peperangan.

Awalnya Ibu Brani ini mungkin bangga dengan dirinya, yang sukses meraup untung dengan menjadi pedagang keliling memboyong ketiga anaknya, berkeliling menjelajahi daerah perang. Tanpa berbekal kuda (yang menurut Ibu mati namun sertifikat kuda sehatnya masih dipegang olehnya), kedua anak lelakinya, Elip Noyoki dan Fejos alias Kejo Swiss menarik kereta sepanjang jalan dengan tenaga mereka. Nekadnya lagi, Ibu Brani selalu lolos dari pemeriksaan meski tak punya surat jalan resmi.

Di tengah perjalanan, Elip dan Fejos tergiur dan direkrut masuk menjadi tentara Matahari Hitam dan maju ke medan perang. Kisah terus berlanjut dimana panggung menunjukkan peperangan selalu memakan korban dan memberikan dampak. Secerdik apapun Ibu Brani, ia dan ketiga anaknya tak dapat menghindar dari guratan takdir dan jebakan perang. Keadaan segera berubah, negeri mereka dikalahkan oleh lawan. Petaka pun mulai merundung, kedua anaknya Elip dan Fejos tewas di tangan lawan. Kondisi ini membuat Ibu Brani menjadi tertatih dalam ketidakpastian, antara meraih ambisinya atau menjadi korban perang.

Kini Ibu Brani hanya memiliki Katrin. Ibu Brani berjanji akan mencarikan suami bagi Katrin saat perdamaian tiba. Dia tak mau Katrin Bernasib seperti Ipit Poter (Daisy Lantang), wanita jalang langganan warungnya yang menjual tubuhnya karena terjerat cinta, kemudian kehilangan kekasihnya di tengah perang.

Tak lama setelah itu, kedua pria

69 EnERGIa Februari 2014

Bagi Ibu Brani, perang adalah ladang subur. Baginya tidak masalah pihak mana yang membeli dagangannya, asalkan dia untung. Prinsip Ibu Brani adalah tidak mau terlibat tapi harus memperoleh untung dari peperangan.

Page 70: Februari 2014

Matahari Hitam dengan menabuh genderang di atas atap rumah petani. Melihat jasad anaknya rubuh tanpa nyawa, Ibu Brani langsung lunglai dan menjadi sangat sedih.

Kisah ini menampilkan peperangan dari beberapa pandangan. Bagi para petani, peperangan pastilah bencana. Bagi tentara, peperangan bisa menjadi kesempatan untuk jenjang karier. Bagi pendeta, perang berarti ia tak bebas berkhotbah. Bagi seorang koki, perang artinya harus memasak daging yang sudah disimpan setahun dan penuh belatung. Bagi Ibu Brani, peperangan berarti mengeruk keuntungan materi. Namun dunia memang tak pernah sempurna. Selalu penuh dengan ambang dilema, dan perang tetaplah perang yang sarat dengan nestapa.

pun memasuki kehidupan sang ibu, keduanya mengagumi Ibu Brani. Soal kisah cinta Ibu Brani kemudian mewarnai dan membuat drama ini makin seru. Ada Kaplan (Budi Ros), seorang pendeta dari Resimen Matahari Hitam yang menyamar menjadi pelayan Ibu Brani ketika Matahari Putih menyerang. Ada si Koki alias Piter si Pipa (supartomo JW), tukang masak jenderal Matahari Hitam. Piter adalah lelaki mata keranjang yang sudah menggombali banyak wanita. Keduanya berusaha berusaha mendapatkan hati sang ibu.

Di alam suasana pergulatan dua lelaki yang bersaing mendekatinya, Ibu Brani mulai kebingungan memilih arah. Sementara itu, si Koki terus membujuknya untuk kabur dan memulai hidup baru, tinggal bersama di sebuah kota. Koki dengan piciknya menyuruh ibu Brani menjual gerobak tuanya itu dan meninggalkan Katrin yang cacat dan wajahnya terluka karena disiksa gerombolan tentara. Si bisu malang itu dianggap merepotkan rencananya. Mencium gelagat itu, Katrin gusar. Ia mencoba kabur. Beruntung, Ibu Brani tidak jadi tergiur dan lebih memilih Katrin dan gerobaknya.

Ibu Brani kemudian melanjutkan perjalanannya. Perang kemudian berkecamuk lagi. Ibu Brani mengendus aroma keuntungan, hingga suatu ketika ia terdampar di depan rumah petani di suatu perkampungan. Berniat mencari barang, ia meninggalkan Katrin sejenak. Malang tak dapat dihindari. Di tengah gonjang-ganjing perang yang berkecamuk lagi, Katrin yang tuna wicara dan wajahnya terluka itu merasa bahwa tak ada gunanya menanti mimpi mendapat suami di masa damai. Ia tewas ditembak tentara Matahari Putih, saat berupaya nekat memberikan tanda kepada pasukan

70 EnERGIa Februari 2014

SENI

Dunia memang tak pernah sempurna. Selalu penuh dengan ambang dilema, dan perang tetaplah perang yang sarat dengan nestapa. Termasuk Bu Brani yang lunglai karena Katrin tewas.

Page 71: Februari 2014

•••Terkait ini, Nano mengungkapkan,

Bertolt Brecht menyiratkan, dalam perang yang kalah dan yang menang akan menerima kerugian. “Semuanya kalah, kelak mungkin hanya urusan ekonomi dan juga politik yang menerima keuntungan. Kadang kebudayaan menjadi tidak penting lagi, bahkan dihapuskan, ditiadakan,” terang pria bermata sipit tersebut.

Bagi penonton, pementasan Teater Koma kali ini mungkin kurang menghibur. Berbeda jika dibandingkan dengan dengan pementasan lakon RSJ, Sampek Engtay, Operasi Sembelit, Opera Primadona, atau Opera Ular Putih. Dialognya cenderung begitu-begitu saja, flat. Isinya terus menasbihkan keadaan, bergunjing dan berfilosofi

ihwal bagaimana dampak dan memenangkan peperangan. Akan tetapi, akting yang dihadirkan para pemain begitu kuat dan memukau. Salah satunya adalah Sari Prianggoro yang berperan sebagai Ibu Brani yang apik : matang dan berkarakter. Ia mampu bertranformasi dari peran di lakon Sampek Engtay yang belum lama ini digelar menjadi Ibu Brani.

Penonton disuguhi kekuatan karakter Ibu Brani yang tak gentar menghadapi tentara namun tak luput dari sosok manusia yang kadang lemah dan tak berdaya. Ibu Brani berhasil dijelmakan menjadi sosok pebisnis yang ulung melihat peluang di tengah masa sulit. Terkadang ia juga berani tampil dingin dengan menyumpahi perdamaian yang baginya hanya akan membawakan kebangkrutan usahanya. Namun sisi kemanusiaannya juga muncul, terlebih saat menghadapi jenazah anak-anaknya yang dihabisi penjajah. Emosi penonton berhasil dibuat campur aduk saat di salah satu adegan, diperlihatkan bagaimana Ibu Brani tidak mau mengakui jenazah Fejos (Keju Swiss) demi keselamatannya.

Bicara perang dan korupsi lewat “Ibu”, beberapa ide dari pertunjukan ini sekali lagi menyentil kondisi Indonesia sekarang, sesuai pesan materi aslinya.

“Perdamaian itu di lagu, tapi yang ada justru perang sepanjang asa. Perang itu penting untuk mempersatukan dan memperbaiki negara. Kalau suasana damai, orang justru jadi buas dan

menyantap apa yang diinginkannya tanpa memedulikan moral. Semua barang diangkut ke kereta ke garis

depan. Perang itu wajib diciptakan oleh pemimpin yang kreatif dengan berbagai jenis, ada yang halus ada yang kasar.”

Juru rekrut tentara Matahari Hitam dalam dialog pementasan itu•

71 EnERGIa Februari 2014

Page 72: Februari 2014

72 EnERGIa Februari 2014

WISATA Teks dan Foto : Safril Rahmatullah

MenyaMButsang suRya

di ketinggian2700 MdPl

mEnIKmaTI keindahan sunrise dan lautan pasir di puncak Gunung Bromo sangat menakjubkan. Persiapan fisik dan perlengkapan tidak boleh diabaikan. Kuda dapat menjadi alternatif tunggangan saat pendakian.

Page 73: Februari 2014

73 EnERGIa Februari 2014

puncak Bromo memotivasi penulis mengambil paket wisata 1 malam, bertarif sekitar Rp.500.000 per orang (minimal 2 orang). Karena penulis menginap di Surabaya, titik penjemputan dan pengantaran adalah Hotel kami di Surabaya. Sebagai perlengkapan bila ingin mengikuti tour ke Bromo ini, jangan lupa untuk mempersiapkan jaket, syal, sarung tangan, kaos kaki, topi kupluk, dan lain-lain. Karena suhu di puncak gunung bisa mencapai 3-10 derajat celcius. Perlengkapan ini bisa dibeli di Surabaya, maupun di lokasi sebelum memulai pendakian di kaki Gunung Bromo.

Tepat pukul 11 malam, kami dijemput oleh Event Organizer, karena kami hanya berdua, kami dijemput menggunakan Daihatsu Terios. Kami dijemput oleh seorang supir yang ditemani oleh seorang tour guide. Menempuh rute Sidoarjo – Gempol – Pasuruan – Probolinggo selama

Bagi anak muda atau backpacker, nama Gunung Bromo tak asing bagi mereka. Rasanya tak bisa disebut sebagai petualang, jika belum mencapai puncak gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini. Tapi

jangan salah, kawasan yang terletak di Kabupaten Probolinggo ini bisa dinikmati siapa saja, karena banyak alternatif yang bisa kita lakukan, tergantung waktu yang kita miliki. Salah satunya, dengan menghubungi biro perjalanan yang menawarkan paket untuk mengunjungi Gunung Bromo. Ada paket satu malam, dua malam ataupun paket 3 malam yang digabung dengan kunjungan ke Kawah Ijen.

Walaupun dengan waktu yang terbatas, namun hasrat yang begitu kuat untuk merasakan sensasi dinginnya

Bagi yang tidak biasa menunggang kuda, perjalanan akan terasa sulit karena jalan yang mendaki dan berbatu. Untungnya, setiap kuda didampingi oleh pemiliknya yang berjalan sambil menuntun kuda tersebut.

Page 74: Februari 2014

74 EnERGIa Februari 2014

berjalan kaki. Penanjakan adalah gunung di utara gunung Bromo, dengan ketinggian +2.770 mdpl, Gunung Bromo sendiri memiliki ketinggian sekitar +2.392 mdpl.

Bagi yang tidak biasa menunggang kuda, perjalanan akan terasa sulit karena jalan yang mendaki dan berbatu. Untungnya, setiap kuda didampingi oleh pemiliknya yang berjalan sambil menuntun kuda tersebut. Setelah 10 menit perjalanan menunggang kuda, kami tiba di view-point Gunung Penanjakan. Disana sudah banyak pengunjung lain yang memiliki tujuan yang sama, menikmati terbitnya matahari. Suasana sangat dingin di puncak. Untuk mengurangi rasa dingin, ada yang merokok, membuat api unggun atau makan jagung bakar.

Tak terasa detik demi detik berlalu, ufuk timur yang semula gelap, sedikit demi sedikit mulai memancarkan rona

tiga jam, akhirnya kami tiba di Desa Cemoro Lawang yang merupakan gerbang masuk ke kawasan Bromo. Dari sini kami mengganti kendaraan menggunakan mobil jeep.

Desa Cemoro Lawang merupakan desa yang paling dekat dengan gunung Bromo. Di sini adalah pusat kegiatan para wisatawan yang akan ke Bromo. Terdapat banyak hotel, penginapan, tempat makan, orang-orang yang menyewakan jeep, serta penjual souvenir di Cemoro Lawang.

Setelah beristirahat sejenak, sambil minum kopi dan melengkapi perlengkapan untuk di puncak, kami berangkat menggunakan mobil jeep tersebut menuju titik tertinggi yang masih mungkin dijangkau dengan mobil, yaitu lereng Gunung Penanjakan. Disini kami turun dan mengganti kendaraan dengan seekor kuda atau bisa ditempuh dengan

WISATA

Mobil jeep berjajar rapi siap mengantar wisatawan menuju titik tertinggi yang masih mungkin dijangkau dengan mobil, yaitu lereng Gunung Penanjakan.

Page 75: Februari 2014

75 EnERGIa Februari 2014

kemerahan tanda sang surya akan segera terbit. Tak lama kemudian matahari pun muncul. Namun sangat disayangkan pada waktu itu langit di timur agak berawan, sehingga kami tidak dapat melihat lingkaran matahari secara langsung. Walaupun demikian, pantulan sinar kemerahan yang menghiasi langit tidak mengurangi keindahan di pagi tersebut. Subhanallah… sungguh indah alam ciptaan Tuhan.

Setelah puas berfoto dengan latar belakang matahari terbit, kami tetap tinggal di puncak untuk menikmati pemandangan alam, hingga terlihat jelas suasana di sekitar kawah besar bromo. Terlihat Gunung Batok yang berada di tengah kaldera pasir serta puncak Gunung Bromo dimana terdapat kawah Gunung Bromo. Setelah mulai terang, kami menuruni Bukit Pananjakan menuju Gunung Bromo dengan berkuda.

Di lereng gunung, mobil jeep telah menunggu untuk membawa kami menyeberangi lautan pasir menuju kaki gunung Bromo. Jeep tidak dapat berhenti tepat di bawah kaki Gunung Bromo. Parkiran jeep letaknya cukup jauh dari kaki gunung. Dari parkiran jeep, kami kembali berkuda untuk mengarungi permukaan pasir menuju puncak Gunung Bromo, dimana terdapat kawah yang masih aktif. Penggunaan kuda pada wisata Gunung Bromo ini, harganya di luar dari paket wisata yang sudah dibayar. Hal ini untuk mengakomodir peserta tour yang ingin menunggang kuda atau berjalan kaki disana. Dari titik perhentian mobil ini, terlihat dengan jelas Gunung Batok berdiri dengan anggunnya.

Perjalanan menggunakan kuda ini dapat ditempuh selama 5 menit hingga mencapai titik penanjakan puncak Bromo, dimana terdapat anak tangga selebar 1 meter, dengan jumlah 253 anak tangga hingga mencapai puncak Bromo. Bagi yang ingin melanjutkan melihat kawah, dapat mulai mendaki dari sana. Sedangkan yang hanya ingin berkuda di permukaan pasir, dapat terus berkuda mengelilingi kadera.

Di kaki Gunung Bromo terdapat sebuah pura, yaitu Pura Agung Luhur Poten. Pura ini adalah tempat sembahyang warga Suku Tengger dan digunakan dalam rangkaian ritual upacara Kasada.

Pemandangan dari tengah kaldera ini tidak kalah indahnya. Selain dapat melihat puncak Gunung Bromo, pura Agung, serta Gunung Batok, kita dapat juga melihat Gunung Penanjakan, tempat kita mengamati matahati terbit dini hari tadi.

Tepat pukul 8.30 pagi, kami mengakhir perjalanan wisata ini. Kami kembali dengan menggunakan jeep ke Desa Cemoro Lawang dan bertukar mobil kembali menuju ke Surabaya.

Page 76: Februari 2014

seMBaHyang PeRayaan iMlek di Petak seMBilan

76 EnERGIa Februari 2014

GALERI FOTO Teks & Foto : Adityo Pratomo

Page 77: Februari 2014

77 EnERGIa Februari 2014

Menghirup asap dari pembakaran dupa yang membuat sesak napas dan rasa perih di mata tidak mengurangi hikmat

peribadatan oleh warga Tionghoa untuk menyambut tahun baru Imlek ke 2565 di Vihara Dharma Bakti Petak Sembilan Jakarta Barat, Jumat (31/1). Vihara ini merupakan tempat ibadah umat Khonghucu yang berada di tengah-tengah pemukiman warga etnis Tionghoa sejak zaman kolonial Belanda.

Beragam perlengkapan dan ritual perayaan Imlek menjadi daya tarik tersendiri. Puluhan hio dan lilin-lilin besar memenuhi Vihara untuk melengkapi doa kepada para dewa dan leluhur. Belum lagi prosesi pelepasan burung sebagai simbol pembuang keburukan. Semakin banyak burung yang dilepas, semakin baik bagi keluarga yang melepasnya.

Agar perayaan dapat dinikmati oleh orang lain, setelah selesai sembahyang warga Tionghoa membagikan angpao kepada para pengemis yang memadati kompleks Vihara tersebut.

Gong Xi Fa Chai.

Page 78: Februari 2014

78 EnERGIa Februari 2014

GALERI FOTO

Page 79: Februari 2014

79 EnERGIa Februari 2014

Page 80: Februari 2014

GALERI FOTO

80 EnERGIa Februari 2014

Page 81: Februari 2014

81 EnERGIa Februari 2014

Page 82: Februari 2014
Page 83: Februari 2014
Page 84: Februari 2014