exchange rate dan neraca pembayaran

14
Yuca Siahaan “EXCHANGE RATE DAN NERACA PEMBAYARAN” O L E H : NAMA: YUCA SIAHAAN NIM:F0109109/ EP STUDI PEMBANGUNAN - FE UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: yuca-siahaan

Post on 24-Jun-2015

1.051 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

“EXCHANGE RATE DAN NERACA PEMBAYARAN”

O

L

E

H

:

NAMA: YUCA SIAHAAN

NIM:F0109109/ EP

STUDI PEMBANGUNAN - FE

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

I. EXCHANGE RATE

Pengertian

Valuta asing diartikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang

digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan

yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral.

Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung

dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard currency. Nilai

mata uang ini relatif stabil dan terkadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai terhadap

mata uang lainnya. Pada umumnya berasal dari mata uang negara maju, seperti : USD, JPY,

DEM, GBP, FRF, AUD, dan SFR.

Sedangkan mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan

kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai soft

currency. Nilai mata uang ini kurang stabil dan sering mengalami depresiasi atau penurunan

nilai terhadap mata uang lainnya. Pada umumnya berasal dari mata uang negara berkembang,

seperti : Rupiah, Peso, Bath, dan Rupee.

Total valas yang dimiiki pemerintah dan swasta suatu negara disebut sebagai

cadangan devisa. Cadangan tersebut diketahui dari posisi BOP atau neraca pembayarannya.

Jenis nya ada 2, yaitu cadangan devisa resmi dan cadangan devisa nasional.

Mekanisme Bursa Valas

Bursa atau pasar valas adalah suatu tempat atau sistem dimana perorangan,

perusahaan, dan bank dapat melakukan transaksi keuangan internasional dengan jalan

melakukan pembelian atau permintaan (demand) dan penjualan atau penawaran (supply)

valas (forex).

Tiga prinsip pokok bursa valas adalah:

1. Pengertian kurs jual dan kurs beli selalu dilihat dari sisi atau pihak bank atau money

changer atau pedagang valas.

2. Kurs jual selalu lebih tinggi dari kurs beli.

3. Kurs jual / beli suatu mata uang (valas) adalah sama dengan kurs beli / jual dari mata

uang (valas) lawannya.

Page 3: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

Mekanisme Bursa Valas

Bila seorang importir A di Jakarta ingin mengimpor mesin dari seorang eksportir

B di New York seharga USD 10,000.00. karena pembayaran harus dilakukan dalam USD,

importer A di Jakarta sebagai nasabah harus datang ke bank devisa, misalnya Bank BNI,

untuk membeli atau meminta USD dengan menjual atau menawarkan rupiah.

Fungsi bursa valas adalah:

1. Menyelenggarakan transaksi pembayaran internasional.

2. Menyediakan fasilitas kredit jangka pendek untuk pembayaran internasional.

3. Menyediakan fasilitas hedging, yaitu tindakan pengusaha atau pedagang valas untuk

menghindari risiko kerugian atas fluktuasi kurs valas.

Spread adalah selisih antara kurs jual dan kurs beli valas. Bahwa nilai kurs jual

akan lebih tinggi daripada kurs beli disebabkan pihak bank selalu berusaha untuk

memperoleh keuntungan dari selisih penjualan dengan pembelian (biaya transaksi).

Page 4: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

Jenis Bursa Valas

1. Spot Rate dan Spot Market

Spot market adalah pasar dimana dilakukan transaksi pembelian dan penjualan

valas untuk penyerahan dalam jangka waktu 2 hari. Kurs yang dipakai untuk melaksanakan

transaksi spot adalah spot (exchange) rate. Spot rate adalah kurs valas yang berlaku untuk

penyerahan 1-2 hari, tergantung jenis valasnya.

2. Forward Rate dan Forward Market

Forward market adalah bursa valas dimana dilakukan transaksi penjualan dan

pembelian valas dengan kurs forward. Kurs forward adalah kurs yang ditetapkan sekarang

atau pada saat ini, tetapi diberlakukan untuk waktu yang akan datang antara 2 x 24 jam lebih

sampai dengan 1 tahun atau 12 bulan. Forward rate dan forward market timbul karena

adanya ketidakpastian dan fluktuasi kurs valas.

3. Currency Futures Market

Adalah salah satu bentuk bursa valas. Dalam hal ini dilakukan kontrak yang

sering digunakan oleh para pengusaha atau pedagang valas untuk melindungi posisi Forex-

nya atau untuk berspekulasi mencari keuntungan terhadap fluktuasi forward rate.

Dalam currency futures market kontrak perdagangan valas dilakukan dengan

standar volume dan jangka waktu tertentu. Transaksi perdagangan currency futures market

ini dilakukan secara face to face di trading floor yang disiapkan oleh International Monetary

Market melalui broker yang berbeda dengan forward contract yang dinegosiasikan melalui

telepon. Selain digunakan untuk melindungi perusahaan terhadap resiko kerugian, currency

futures market juga digunakan oleh para arbitrageur atau speculator untuk mencari

keuntungan dengan memperhatikan future currency movement.

4. Currency Option Market

Currency option market merupakan suatu alternatif lain bagi pengusaha atau

pedagang valas atau spekulator untuk melakukan kontrak sehingga memperoleh hak untuk

membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valas pada

harga dan jangka waktu atau tanggal expired tertentu.

5. Euro Currency Market

Adalah pasar uang internasional yang kemudian dikenal sebagai Euro Dollar

Market yang tumbuh dan mulai berkembang sejak awal tahun 1960. Pasar uang ini

sebenarnya dimulai dari simpanan emas Uni Soviet dalam bentuk deposito dollar di Inggris

untuk membiayai impor gandumnya dari USA. Pelaku utama dari Euro Currency Market ini

Page 5: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

terdiri dari bank-bank besar yang dikenal sebagai Euro Banks yang menerima deposito dan

memberikan pinjaman dalam berbagai currency

Hedging dan Forex Exposure

Dalam hal pemagaran resiko atau hedging, sering kali terhadap hutang dalam

valuta asing, hal ini akibat dari sering terjadinya kenaikan kurs yang terus menerus. Kenaikan

kurs ini dapat meningkatkan nilai pinjaman atau hutang jika tidak dilakukan hedging. Dengan

dilakukan hedging minimal resiko kerugian dapat diperkecil seminimal mungkin.

Secara finansial, forex exposure atau pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap

transaksi ekspor – impor yang dilakukan oleh perusahaan digolongkan sebagai berikut:

1. Transaction exposure, yaitu risiko pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap future cash

transaction

2. Economic / operating exposure, yaitu risiko pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap

present value dari future cash flows suatu perusahaan.

3. Transaction/ accounting exposure, yaitu risiko pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap

consolidated financial statement perusahaan.

Dalam hedging ada beberapa catatan penting, yaitu :

1. Bila perusahaan memiliki receivable dalam suatu valas yang akan apresiasi (FR>SR)

maka tidak perlu dilakukan hedging. Sebaliknya jika valas tersebut depresiasi

(FR<SR) maka perlu dilakukan hedging.

2. Bila perusahaan memiliki payable dalam suatu valas yang akan apresiasi (FR>SR)

maka perlu dilakukan hedging. Sebaliknya jika valas tersebut depresiasi (FR<SR)

maka tidak perlu dilakukan hedging.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kurs Valas

1. Supply dan demand foreign currency

2. Posisi BOP dan BOT

3. Tingkat inflasi

4. Tingkat bunga

5. Tingkat income

6. Pengawasan pemerintah

7. Ekspektasi / rumor/ spekulasi

Page 6: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

Hubungan Valas dengan Tingkat Bunga

Ketika tingkat bunga diartikan sebagai kenaikan nilai mata uang, kemudian nilai

mata uang digunakan sebagai acuan untuk memprediksi pergerakan kurs, maka mata uang

dari negara yang memiliki tingkat bunga lebih tinggi cenderung mengalami depresiasi. Ketika

tingkat bunga diartikan sebagai penurunan harga komoditi, kemudian harga komoditi

digunakan sebagai acuan untuk memprediksi pergerakan kurs, maka mata uang dar negara

yang memiliki tingkat bunga lebih tingg cenderung mengalami apresiasi.

Hubungan Valas dengan Inflasi

Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga komoditi, kemudian harga komoditi

dipergunakan sebagai acuan untuk memprediksi pergerakan kurs, maka mata uang yang

memiliki tingkat inflasi lebih tinggi cenderung mengalami depresiasi. Ketika tingkat inflasi

diartikan sebagai penurunan nilai mata uang, kemudian nilai mata uang digunakan sebagai

acuan untuk meprediksi pergerakan kurs, maka mata uang yang memiliki tingkat inflasi lebih

tinggi mengalami apresiasi

Page 7: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

II. BALANCE OF PAYMENT (BOP)

Pengertian

Balance of payment yaitu semua transaksi ekonomi internasional suatu

perekonomian negara pada umumnya dicatat, dikumpulkan dan kemudian disusun

pemerintah dalam bentuk ikhtisar yang biasa

BOP merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem

akuntansi yaitu “double-entry” setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua

kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan transaksi debit. Dengan menggunakan sistem double-

entry book keeping maka BOP akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki

cadangan devisa yang positif atau negatif. Berdasarkan konvensi yang biasanya digunakan

dalam sistem double-entry book keeping,

Catatan yang tercatat dalam BOP terdiri dari (Hamdy Hady):

Credit Entries (Transaksi Kredit) diantaranya:

1. Export of good and services (ekspor barang dan jasa).

2. Income receivable (penerimaan dari hasil investasi).

3. Offset to real or financial resources received (transfers).

4. Increases in liabilities (kenaikan kewajiban).

5. Decrease in financial assets (penurunan kekayaan).

Debit Entries (Transaksi Debit)

1. Import of good and services (impor barang dan jasa)

2. Income payable (pembayaran atas hasil investasi)

3. Offset of real financial recourse provide (tranfer)

4. Decrease in liabilities (penurunan kewajiban)

5. Increase in financial assets ( kenaikan kekayaan)

Kegunaan BOP

1. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara

penduduk dalam negeri dan penduduk luar negeri

2. Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu

negara

3. Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi

internasional

4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara

Page 8: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

5. Sebagai salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara

donor untuk memberikan bantuan keuangan,

6. Sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain tingkat

inflasi, pertumbuhan, GDP, dan sebagainya.

Struktur BOP

Berdasarkan BOP Manual (IMF, 1993) dan BOP Textbook (IMF, 1996),

komponen standar dari BOP adalah sebagai berikut:

I. Current account (neraca transaksi berjalan)

A. Goods and services (barang dan jasa)

1. Goods

2. Services

a. Transportation

b. Travel

B. Income (pendapatan)

1. Compensation of employees

2. Investment income

a. Direct investment

b. Portofolio investment

C. Current Transfer

1. General Goverment

2. Workers remittances

II. Capital and financial account

A. Capital Account

1. Capital transfer

2. Acquisition / disposal of on-produced, non financial assets

B. Financial Account

1. Direct investment

2. Portofolio investment

3. Other investment

4. Reserve assets

Page 9: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

Posisi BOP

Neraca pembayaran defisit menjadi permasalahan tetapi neraca pembayaran yang

surplus juga menimbulkan permasalahan. Neraca pembayaran yang ideal adalah keadaan

neraca pembayaran yang ekuilibrium atau seimbang. Neraca pembayaran yang surplus atau

defisit berarti neraca tersebut mengalami disekuilibrium.

Disekuilibrium neraca pembayaran internasional menurut penyebabnya

digolongkan sebagai berikut:

1. Disekuilibrium Musiman ( Seasonal Disequilibrium)

Transaksi-transaksi ekonomi luar negeri suatu negara besar kecilnya tergantung

kepada keadaan perekonomian dalam negeri dan juga keadaan perekonomian luar

negeri. Padahal kebanyakan gejala-gejala ekonomi tersebut mempunyai sifat musiman

yang berakar pada gejala-gejala alam(yaitu adanya musim kemarau dan musim hujan

untuk negara-negara yang mempunyai dua musim atau musim dingin, musim semi,

musim panas dan musim guguruntuk perekonomian yang mempunyai empat musim)

atau musiman yang diciptakan oleh manusia sendiri seperti misalnya Hari Raya Idul

Fitri , Hari Raya Natal Dan sebagainya lagi yang semuanya itu berulang secara teratur

setiap tahunnya. Perubahan-perubahan yang sifatnya musiman yang terjadi dalam

perekonomian dalam negeri maupun perekonomian negara-negara lain dengan

sendirinya akan menimbulkan perubahan-perubahan pada neraca pembayaran yang

sifatnya juga musiman. Perubahan-perubahan dalam neraca pembayaran internasional

yang mempunyai pola seasonal atau musiman ini pada umumnya tidak banyak

menimbulkan masalah, sebab defisit daripada neraca pembayaran pada bulan-bulan

tertentu akan tertutup oleh surplus pada bulan-bulan lainnya.

2. Disekuilibrium Siklis (Cyclical Diequilibrium)

Yaitu disekuilibrium yang timbul akibat adanya gelombang konjungtur yang terjadi

dalam perekonomian dalam negeri atau pun dalam perekonomian negara lain. C.P.

Kindleberger mengatakan bahwa gelombang konjungtur dalam suatu perekonomian

tidak selalu mengakibatkan terjadinya “cyclical disequilibrium” neraca pembayaran

internasional negara bersangkutan yaitu apabila negara-negara bersangkutan

mempunyai elastisitas pendapatan yang sama, elastisitas harga yang sama, pola

gelombang konjungtur yang sama dan gelombang konjungtur bekerja pada waktu-

waktu yang bersamaan.

Apabila saat gelombang konjungtur tidak bersamaan atau pola gelombang konjungtur

yang terjadi berbeda, atau kalau elastisitas pendapatannya berbeda atau kalau

Page 10: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

elastisitas harganya bebeda, maka akan terjadilah cyclical disequilibrium dalam

neraca pembayaran internasional negara-negara bersangkutan. Untuk mengatasi

disequilibrium yang sifatnya cyclical ini, biasanya dapat dipergunakan kebijaksanaan-

kebijaksanaan moneter atau kebijaksanaan-kebijaksanaan fiscal.

3. Structural Disequilibrium

Yaitu disekuilibrium neraca pembayaran internasional akibat ketidakserasian antara

perubahan pada permintaan dan penawaran barang-barang perdagangan internasional

dengan perubahan-perubahan pada penawaran faktor-faktor produksi mengikuti

perubahan daripada permintaan dan penawaran akan barang-barang perdagangan

internasional. Timbulnya struktural disequilibrium dapat diakibatkan oleh berbagai

macam sebab (Delbert A. Snider) yaitu berkurangnya stock capital nasional yang

sangat drastic mengurangi kapasitas produksi nasional, berubahnya pola produksi,

berubahnya pola permintaan beruubahnya term of trade, berubahnya pola

perdagangan, berubahnya pola aliran daripada kapital jangka panjang dan perubahan-

perubahan dalam institusi.

4. Disekuilibrium spekulasi

Yaitu disekuilibrium neraca pembayaran internasional yang terjadi karena adanya

aliran modal yang terjadi karena unsur – unsur spekulasi seperti yang terjadi di

Indonesia sejak krisis moneter Juli 1997.

Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran Internasional

Neraca pembayaran yang ideal adalah keadaan neraca pembayaran yang

ekuilibrium atau seimbang. Proses perubahan pada pos-pos dalam neraca pembayaran disebut

sebagai proses penyeimbang kembali neraca pembayaran yang tidak seimbang (balance of

payments adjustment).

Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran pada dasarnya melalui lima

jalur, yaitu :

1. Melalui perubahan tingkat pendapatan nasional

2. Melalui perubahan tingkat harga

3. Melalui perubahan kurs valuta asing

4. Melalui perubahan tingkat bunga

5. Melalui sektor moneter neraca pembayaran

Page 11: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

1. Penyeimbang kembali neraca pembayaran melalui perubahan pendapatan nasional

Dapat dibedakan :

a. Penyeimbang melalui sektor pengeluaran. Ekspor merupakan komponen pendapatan

nasional, sehingga perubahan nilai ekspor akan mengakibatkan perubahan pendapatan

nasional secara langsung. Sebaliknya perubahan pendapatan nasional akan

mengakibatkan perubahan nilai impor. Konsepsi ini dikenal dengan konsepsi angka

pengganda luar negeri (foreign trade multiplier).

b. Penyeimbang melalui perubahan jumlah uang beredar. Saldo sektor moneter neraca

pembayaran internasional merupakan salah satu faktor penentu jumlah uang yang

beredar. Saldo debit mengakibatkan bertambahnya jumlah uang beredar, saldo kredit

mengakibatkan berkurangnya jumlah uang beredar. Meningkatnya nilai ekspor atau

menurunnya nilai impor eksogen juga mengecilnya saldo debit atau membesarnya

saldo kredit neraca investasi semua mengakibatkan surplus neraca pembayaran.

2. Penyeimbang kembali neraca pembayaran melalui perubahan tingkat harga.

Pada dasarnya ada dua versi, tergantung pada teori mana yang mendasari analisis proses

penyeimbang kembali neraca pembayaran tersebut.

a. Versi Teori Kuantitas Uang

Proses penyeimbang akan dipercepat dengan surplusnya neraca

pembayaran pasti dibarengi dengan defisit neraca pembayaran. Jumlah uang beredar

di negara yang defisit neraca pembayarannya akan berkurang. Sesuai dengan teori

kuantitas uang jika jumlah uang beredar berkurang maka tingkat harga akan turun atau

disebut deflasi. Deflasi ini mengakibatkan bertambahnya kemampuan produsen dalam

negri bersaing dengan produsen luar negri. Hal ini bertendensi akan meningkatkan

ekspor dan menurunnya impor. Jadi gejala inflasi (yang ditimbulkan oleh surplusnya

neraca pembayaran) akan menghilangkan surplus, sedangkan deflasi (negara dengan

defisit pembayaran) bertendensi menghilangkan defisit. Kedua gejala ini saling

mempercepat kembalinya neraca pembayaran ke keadaan ekuilibrium.

b. Versi Pendapatan – Pengeluaran Keynes

Apabila bertambah besarnya nilai ekspor atau jumlah uang beredar bertambah

sebagai akibat dari pada surplus neraca pembayaran maka peningkatan kesempatan

kerja akan melampaui full-employment. Inflationary gap akan terjelma akibatnya

peningkatan tingkat harga (inflasi) terjadi. Berbeda dengan versi teori kuantitas uang

dimana penyeimbang kembali neraca pembayaran lewat perubahan tingkat harga

Page 12: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

dianggap setiap saat berlaku, pendekatan pendapatan-pengeluaran menghasilkan

kesimpulan bahwa penyeimbang kembali neraca pembayaran yang tidak seimbang

untuk negara yang mengalami surplus mulai berlaku setelah perekonomian mencapai

full-employment.

3. Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran melalui Perubahan Kurs Valuta

Asing

Sepanjang sistem devisa memberi kesempatan kepada kurs valuta asing

untuk berubah, penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan kurs

valuta asing dapat terjadi. Jika jumlah valuta asing yang diminta sama dengan jumlah

valuta asing yang ditawarkan maka kurs valuta asing dan juga neraca pembayaran

berada dalam keadaan seimbang atau ekuilibrium.

Langkah yang boleh dilakukan berkaitan dengan valuta asing adalah

kebijakan devaluasi. Devaluasi yakni kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang

dalam negeri. Dengan devaluasi, ekspor akan mampu bersaing dengan produk negara

lain sehingga neraca pembayaran kita meningkat dan bisa kembali seimbang.

4. Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran Melalui Perubahan

Tingkat Bunga

Jika karena suatu hal, neraca pembayaran mengalami defisit, maka dengan

menggunakan asumsi ceteris paribus, jumlah uang yang beredar akan menurun. Ini akan

mengakibatkan kurva LM bergeser ke kiri (penawaran uang berkurang) dan tingkat

bunga naik. Pergeseran ini akan mengubah keseimbangan neraca pembayaran.

Bagi negara yang neraca pembayarannya mengalami surplus, proses

penyeimbangan kembali neraca pembayaran bekerjanya persis sama dengan apa yang

diuraikan di atau, hanya saja dengan arah yang berlawanan. Saldo debit pada items below

the line akan mengakibatkan bertambahnya uang yang beredar. Ini selanjutnya

menyebabkan bergesernya kurva LM bertambah dan tingkat bunga turun. Dengan

pergeseran kurva LM dengan arah yang demikian akan dihasilkan titik potong baru

dengan kurva IS pada ketinggian tingkat bunga yang lebih rendah daripada ketinggian

yang semula. Menurunnya tingkat bunga akan mengakibatkan menurunnya aliran modal

masuk atau meningkatnya aliran modal ke luar. Neraca pembayaran yang semula

mengalami surplus tersebut, angka surplusnya akan mengecil.

5. Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran Menurut Madzab Monetaris

Madzab Monetaris berpegang teguh pada konsepsinya mengenai permintaan

uang bahwa transaksi-transaksi pada neraca pembayaran merupakan hasil keputusan

Page 13: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

portofolio agregatif para penduduk dalam negeri dan para penduduk negara - negara lain.

Sehingga proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran terjadi pada sektor moneter

neraca pembayaran. Pendekatan kaum Monetaris ini, yang disebut monetary of payments

approach, menganggap bahwa surplus dan defisitnya neraca pembayaran timbul karena

adanya disekuilibrium portofolio, yaitu saldo kas atau money balance yang terjadi

berbeda dengan saldo kas yang diinginkan oleh masyarakat. Akibat adanya usaha untuk

menyamakan saldo kas yang terjadi dengan yang diinginkan tersebut itulah yang

menyebabkan timbulnya disekuilibrium neraca pembayaran dan berubahnya kurs valuta

asing.

Kelebihan penawaran atau kelebihan permintaan akan saldo kas dalam

neraca pembayaran terungkap dalam bentuk adanya saldo yang cukup besar pada items

below the line. Items above the line yang terdiri dari neraca transaksi berjalan dan neraca

investasi, akan menyesuaikan diri dengan saldo pada items below the line tersebut. Jadi,

menurut pendekatan monetary balance of payments, disekuilibrium neraca pembayaran

adalah merupakan gejala moneter.

Pihak pemerintah dapat secara efektif mempengaruhi jumlah yang

beredar di dalam negeri. Interaksi kebijakan moneter dalam negeri dengan kebijakan

moneter di negara-negara lain tercermin pada perubahan kurs valuta asing, dan tidak

pada neraca pembayaran. Perpindahan cadangan internasional dalam sistem ini tidak

akan terjadi. Jadi sebuah perekonomian mengalami inflasi ataukah deflasi sepenuhnya

akibat dari kebijakan-kebijakan moneter dalam negeri, bukan negara lain.

Page 14: Exchange rate dan neraca pembayaran

Yuca Siahaan

Dafar Pustaka

Hady. H. 2004. "Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional,"

Ghalia Indonesia: Jakarta

Tambunan, tulus. 2003. “Perekonomian Indonesia”, Ghalia indonesia

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/neraca.html

“Pengaruh Tingkat Bunga Terhadap Kurs Valuta Asing”

http://ardra.biz/ekonomi/analisis-fundamental-ekonomi/pengaruh-tingkat-bunga-terhadap-

kurs

Diakses 25 Juni 2012

“Pengaruh Inflasi Terhadap Kurs Valuta Asing”

http://ardra.biz/ekonomi/analisis-fundamental-ekonomi/pengaruh-inflasi-terhadap-kurs

Diakses 25 Juni 2012

“Mekanisme Perdagangan Foreign Exchange dengan Sistem Margin Trading”

http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/150/hubptain-gdl-sindyayupa-7475-4-babiii.pdf

Diakses 25 Juni 2012

Gabriela. “Neraca Pembayaran.” Artikel. 09 Maret 2011

http://muthiyagabrielamalawat.blogspot.com/2011/03/neraca-pembayaran.html

Diakses 25 Juni 2012

http://zulfikaralbar93.blogspot.com/2012/01/balanced-of-payment-bop.html