evakuation body composition

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi individu atau masyarakat ditentukan oleh pemenuhan dan kombinasi yang tepat dari zat-zat gizi yang dibutuhkan tiap sel tubuh. Zat-zat ini diperlukan tubuh untuk tumbuh jembang dan metabolisme tubuh. Menurut Supriasa, 2001, starus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk tertentu. Dan penilaian status gizi merupakan salah satu cara untuk menentukan dan mengelompokkan status gizi seseorang. Metode penilain status gizi yang sering digunakan salah satunya adalah antoprometri. Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara universal, tidak mahal, dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian, dan komposisi dari tubuh manusia. Metode antropometri sebagai salah satu metode untuk mengukur status gizi semakin mendapat perhatian karena ketersediaan alat ukur yang bisa digunakan secara luas dalam program- program gizi masyarakat. Secara umum, antropometri berarti ukuran tubuh manusia. Dan jika ditinjau dari pandangan gilmu gizi, antoprometri adalah metode yang dilakukan dengan mengukur dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari segala tingkat usia dan tingkat gizi. Penggunaan metode secara umum untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan 1

Upload: trisna-ulandari

Post on 13-Aug-2015

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

evaluasi of body comnposition

TRANSCRIPT

Page 1: Evakuation Body Composition

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status gizi individu atau masyarakat ditentukan oleh pemenuhan dan kombinasi yang

tepat dari zat-zat gizi yang dibutuhkan tiap sel tubuh. Zat-zat ini diperlukan tubuh untuk

tumbuh jembang dan metabolisme tubuh.

Menurut Supriasa, 2001, starus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan

dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk tertentu. Dan

penilaian status gizi merupakan salah satu cara untuk menentukan dan mengelompokkan

status gizi seseorang.

Metode penilain status gizi yang sering digunakan salah satunya adalah

antoprometri. Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat dipakai secara

universal, tidak mahal, dan metode yang non invasif untuk mengukur ukuran, bagian, dan

komposisi dari tubuh manusia. Metode antropometri sebagai salah satu metode untuk

mengukur status gizi semakin mendapat perhatian karena ketersediaan alat ukur yang

bisa digunakan secara luas dalam program-program gizi masyarakat.

Secara umum, antropometri berarti ukuran tubuh manusia. Dan jika ditinjau dari

pandangan gilmu gizi, antoprometri adalah metode yang dilakukan dengan mengukur

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari segala tingkat usia dan tingkat gizi.

Penggunaan metode secara umum untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein

dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan jaringan

tubuh, seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Parameter yang digunakan adalah

umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, lingkar kepala, lingkar pinggul dan tebal

lemak di bawah kulit.

Metode pengukuran antropometri untuk jaringan lunak dilakukan dengan mengukur

lipatan kulit (skin-fold) yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan kulit dan lemak sub-

kutan (Sub-Cutanous Fat).

Metode untuk mengukur body compositioan ada 2. Metode pertama disebut dengan

2 compartment (two compartment). Metode ini membagi tubuh manusia menjadi 2

bagian, bagian lemak dan bagian non lemak. Dan metode yang kedua adalah 4

compartment. Metode ini membagi bagian non lemak menjadi protein, total air dalam

tubuh dan tulang. Dengan kata lain, metode ini mebagi tubuh menjadi 4 bagian. Dari

kedua metode ini yang paling sering digunakan adalah metode yang kedu. Hal ini

disebabkan karena faktor biaya dan kemudahan menghitung dengan metode ini.

1

Page 2: Evakuation Body Composition

Metode standart dari evaluasi antropometri sangat penting untuk menaksir status gizi

dan permasalahan gizi pada individu ataupun kelompok. Evaluasi ini digunakan untuk

menganalisis data dari hasil pengukuran antropometri, kemudian

menginterprestasikannya dan kemudian mengklasifiasikan status gizi.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan body composition?

2) Metode apa saja yang digunakann untuk mengukur body composition?

3) Bagaimana cara mengevaluasi data yang diperoleh dari pengukuran body

composition?

4) Bagaimana cara menginteprestasikan data yang diperoleh dari pengukuran body

composition?

1.3 Tujuan

1) Mengetahui gambaran secara umum tentang komposisi tubuh.

2) Mengetahui metode yang digunakan untuk mengukur body composition.

3) Mengevaluasi data yang diperoleh dari pengukuran body composition.

4) Menginteprestasikan data yang diperoleh dari pengukuran body composition.

1.4 Manfaat

Penulis berharap, tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Bagi mahasiswa

khususnya untuk:

1) Mengetahui cara mengevaluasi dan menginteprestasikan data yang diperoleh

dari pengukuran body composition.

2) Dapat menetukan status gizi individu dari pengukuran body composisiton.

2

Page 3: Evakuation Body Composition

PEMBAHASAN

2.1 Body Composition

Komposisi tubuh didefinisikan sebagai proporsi relatif dari jaringan lemak dan

jaringan bebas lemak dalam tubuh. Penilaian komposisi tubuh diperlukan untuk berbagai

alasan. Ada korelasi kuat antara obesitas dan peningkatan resiko berbagai penyakit kronis

(penyakit arteri koroner), diabetes, hipertensi, kanker tertentu, dan hiperlipidemia.

Menilai komposisi tubuh dapat membantu untuk menetapkan berat badan yang optimal

bagi kesehatan dan kinerja fisik (ACSM, 2008).

Ada beberapa metode tentang komposisi tubuh manusia, yaitu:

a) 2-compartment model

Adalah metode yang menyebutkan bahwa tubuh terdiri dari 2 komponen

utama, yaitu adiposa (simpanan lemak) dan jaringan bebas lemak (lean

tisue).

Keterangan:

BW = Body Weight (Berat Badan) kg

FM = Fat Massa (massa lemak) kg

FFM = Free Fat Mass (massa non lemak) kg

b) 3-compartment model

Merupakan metode evaluasi komposisi tubuh yang menggabungkan 2

Unsur FFM menjadi 1 komponen. Misalnya jika tulang dan protein

digabung, maka

Keterangan:

BW = Body Weight (Berat Badan) kg

FM = Fat Mass (Massa lemak) kg

TBW = Total Body water (jumlah air) kg

S = Solid (nonaqueous) atau gabungan protein dan tulang kg

c) 4-compartment model

3

BW= FM +FFM

BW= FM +TBW+S

Page 4: Evakuation Body Composition

Adalah metode yang menyebutkan bahwa tubuh terdiri dari 4 komponen

utama, yaitu massa lemak, total air tubuh, massa protein, massa tulang dan

glikogen (bagian sangat kecil).

Keterangan:

BW = Body Weight (Berat badan) kg

FM = Fat Mass (massa lemak) kg

TBW = Total Body Water (jumlah air) kg

Dari ketiga metode diatas, 2-compartment model yang paling sering digunakan.

Karena dalam perhitungannya tidak memerlukan banyak komponen sehingga

erhitungannya menjadi lebih mudah, cepat dan murah karena tidak perlu dilakukan tes

laboratorium.

2.2 Assesmentof Body Fat

Komposisi dai lemak tubuh bervariasi dari tiap individu berdasarkan perbedaan

jeniskelamin, tinggi, dan berat badan. Bagian badan yang biasa diukur untuk menentukan

jumlah lemak dalam tubuh adalah trisep, bisep, subscapula, dan suprailiaka. Pada

umumnya, rata-rata komposisilemak tubuh wanita lebih banyak dari pada komposisi

lemak pria. Berikut adalah tabel distribusi lemak tubuh pada laki-laki dan perempuan:

Tabel Persebaran Lemak pada Laki-laki dan Perempuan

Lokasi lemak Laki-laki Perempuan

Lemak esensial (dalam

sumsum tulang, system

saraf pusat, kelenjar-

kelenjar, dan organ lain)

Storage fat subkutan

Storage fat intermuskular

Storage fat intramuscular

Storage fat pada rongga

dada dan perut

2,1 kg

3,1 kg

3,3 kg

0,8 kg

1,0 kg

4,9 kg

5,1 kg

3,5 kg

0,6 kg

1,2 kg

Total Lemak 10,3 kg 15,3 kg

Berat badan 70,0 kg 56,8 kg

4

BW= FM+TBW+ Protein+Bone+Glikogen

Page 5: Evakuation Body Composition

Prosentase lemak 14,7 % 26,9 %

Sumber : Behnke (1969), other weights from Allen et. al (1956); Alexander

(1964); Johnson et. al. (1972); Wilmore and Brown (1974)

Lemak tubuh dapat diukur secara absolute (dalam kilogram) maupun dalam

presentase dari berat keseluruhan. Lemak tubuh dapat diperkirakan dengan satu atau

lebiih pengukutan skinfold thickness. Perkiraan awal lemak tubuh dan kecepatan

perubahan lemak dalam tubuh diperlukan untuk memantau keparahan dan

ketidakseimbangan asupan energi-protein. Hilangnya lemak tubuh secara besar-besaran

dapat mengindikasikan adanya katidakseimbangan energi. Namun, perubahan kecil pada

lemak tubuh tidak dapat diukur seara akurat menggunakan metode antropometri.

2.2.1 Skinfold Thickness

Metode ini merupakan metode konvensional yang paling banyak digunakan

dan mempunyai validitas dan reliabilitas yang cukup tinggi untuk memprediksi

komponen badan seperti lemak, otot rangka, tulang, dan cairan badan. Khusus untuk

memprediksi lemak badan total, dengan metode ini dapat dilakukan dengan tiga cara:

(1) menghitung densitas badan terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan

tertentu dari hasil pengukuran tebal lipatan lemak subkutan, (2) langsung

menghitung persentase lemak badan dengan persamaan tertentu dari hasil

pengukuran tebal lipatan lemak subkutan, atau (3) langsung dilihat pada tabel yang

sudah disediakan dari beberapa pengukuran tebal lipatan lemak subkutan yang telah

dilakukan sebelumnya. Dari ketiga cara tersebut dibedakan antara laki-laki dan

wanita.

2.2.1.1 Single Skinfold Measurement to Assess Body Fat

Cara skinfold merupakan cara pemeriksaan lemak tubuh yang cukup

akurat, murah, praktis dan dilakukan hanya dengan sedikit latihan dan dapat

dipakai untuk memperkirakan % BF (Body Fat Percentation/ Persentase

Lemak Tubuh) (Supariasa,2001).

Pengukuran skinfold menggunakan satu area terkadang digunakan

untuk menaksir total lemak tubuh, atau prosentase kemak tubuh. Untuk

menggunakan metode ini, maka area yang diukur haruslah area yang

mencerminkan keseluruhan lapisan lemak subkutan. Karena lapisan lemak

subkutan penyebarannya tidak sama di dalam tubuh. Namun, area subkutan

5

Page 6: Evakuation Body Composition

yang paling representative berbeda-beda untuk tiap jenis kelamin, umur, dan

suku bangsa.

Pengukuran lemak tubuh menggunakan area tunggal sulit untuk

dilakukan pada wanita dewasa, karena penyebaran lemak subkutan di tubuh

sangat bervariasi. Secara umum, daerah yang paling sering digunakan untuk

pengukuran lemak tubuh menggunakan area tunggal adalah daerah triceps.

Namun, pengukuran ini hanya cocok untukmengukur lemak tubuh wanita dan

anak-anak.

a) Pengukuran Biceps Skinfold

Pengukuran Biceps Skinfold bertujuan untuk memprediksi total lemak

dalam tubuh. Selain itu juga bisa digunakan untuk menghitung besarnya

otot dan tulang pada daerah pengukuran apabila digabungkan dengan

pengukuran tebal lemak bawah kulit pada triceps.

b) Pengukuran Triceps Skinfold

Lemak Triceps atau yang disebut juga dengan otot berkepala tiga

karena pada triceps terdapat tiga bagian otot yang berbeda dan menjadi

satu disiku. Triceps ini merupakan titik pada bagian belakang ekstremitas

atas. Otot ini bertugas sebagai ekstensi sendi siku atau penegakan siku.

Pada umumnya pengukuran triceps bertujuan untuk memperkirkan

persentase lemak tubh dan total lemak tubuh dan merupakan indikasi

lemak tubuh dan penyimpanan energi.

Tebal lemak pada triceps merupakan suatu area yang sering digunakaj

untuk mengestimasi secara tidak langsung ukuran dan tempat

penyebaran lemak subkutan karena pada area ini yang dianggap paling

mencerminkan lemak tubuh. Anggapan ini tidaklah benar karena

distribusi dari lemak subkutan yang berbeda setiap jenis kelamin, usia

dan ras. Sehingga, untuk tempat pengukuran lemak subkutan juga

berbeda-beda tergantung pada jenis kelamin, usia dan masing-masing

kelompok etnis. Terlebih lagi, ketebalan jaringan lemak subkutan tidak

dapat merefleksikan proporsi konstan dari total lemak tubuh.

Berikut persamaan uang digunakan untuk mencari median lemak

tubuh seseorang:

%median= 100 x ketebalan trisepketebalan trisepberdasarkanumur dan jenis kelamin

6

Page 7: Evakuation Body Composition

Tabel Persentil Pengukuran Trisep berdasarkan Usia untuk

Orang Amerika Mulai Umur 1 hingga 75 tahun:

c) Pengukuran Subskapular

Pengukuran subskapular dilakukan ddari atas bagian bawah (inferior)

skapula. Pengukuran subskapula sering digunakan untuk menambah

pebaksiran total lemak yang ada dalam tubuh, dan juga menyediakan

informasi penyebaran lemak dalam tubuh yang nantinya dapat dicari

hubungannya antara resiko terpapar penyakit. Perhitungan subskapular

juga menggunkan persentase median dengan rumus sebagai berikut:

Tabel Persentil Ketebalan Subskapular Orang Amerika

berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin.

7

%median= 100 xketebalan subskapularmediansubskapular berdasarkanusia dan jenis kelamin

Page 8: Evakuation Body Composition

2.2.1.2 Multiple Skinfold Measurements to Assess Body Fat

a) Triceps dan Subscapular

8

Page 9: Evakuation Body Composition

Multiple measurement skinfold yang menggunakan pengukuran

jumlah lemak trisep dan subskapular dengan persamaan persentase

median:

%median=100 x (tr isep+subskapular )median

median trisep∧subskapular berdasarkanusia dan jenis kelamin

Tabel Persentil Penjumlahan Triceps & Subscapular Skinfold

berdasarkan Usia

9

Page 10: Evakuation Body Composition

b) Triceps, Suprailliac, Abdomen, Paha

Untuk laki-laki :

10

Page 11: Evakuation Body Composition

Untuk Perempuan:

Keterangan: %F : Persen lemak tubuh

∑4 ukuran : Jumlah Ukuran trisep, Suprailliac, Abdomen,

Paha.

2.2.2 Waist Hip Circumference Ratio (WHR)

Adalah metode sederhana untuk membedakan antara lemak bagian bawah

tubuh (pinggung dan bokong) dan lemak bagian atas tubuh (pinggang dan bagian

perut). WHR merefleksikan distribusi dari jaringan lemak subkutan dan jaringan

lemak pada intra-abdominal. Berat badan yang terkonsentrasi sekitar abdomen sering

disebut “apple shape” sedangkan yang terkonsentrasi di sekitar pinggul disebut “pear

shape”.

11

%F = 0,29288 (∑4 ukuran) – 0,0005 (∑4 ukuran)2 + 0,15845

(Umur) – 5,76377

%F = 0,29669 (∑4 ukuran) – 0,00043 (∑4 ukuran)2 + 0,02963

(Umur) – 1,4072

Page 12: Evakuation Body Composition

Sumber: http://education-portal.com/cimages/multimages/16/apple_vs_pear.jpg

Hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan WHR merupakan

resiko terhadap penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus. WHR dan kegemukan

secara sinergis merupakan resiko terhadap non insulin dependent diabetes mellitus.

Menurut Bjorntorp (1985), apabila rasio lingkar pinggang dan lingkar pinggul laki-

laki lebih dari 1,0 dan untuk perempuan lebih dari 0,8 akan meningkatkan risiko

komplikasi penyakit kardiovaskular dan penyakit degenerative lainnya. Dalam

beberapa penelitian, menyatakan bahwa pria dan wanita yang memiliki WHR yang

tinggi memilik resiko yang lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner, stroke, dan

diabetes melitus tipe 2.

Dalam beberapa kasus, orang dengan berat badan berlebih yang terkonsentrasi

pada abdomen memiliki resiko lebih tinggi terserang penyakit jantung koroner dan

diabetes dibandingkan dengan orang yang berat badanya terkonsentrasi pada daerah

pinggul dan paha.

Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan

metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak

bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan.

Beberapa penelitian pada orang dewasa menunjukkan bahwa nilai WHR

bervariasi tergantung pada etnik, usia, jenis kelamin, letak geografis, dan tingkat

kelebihan berat badan.

Ambang batas (cut-off) resiko terhadap penyakit untuk laki-laki (WHR) 1

sedangkan untuk wanita (WHR) 0,85. WHR digunakan sebagai pengukuran obesitas,

yang merupakan indikator kemungkinan lain kondisi kesehatan yang lebih serius.

Berikut rumus yang digunakan utnuk menghitung WHR:

12

Page 13: Evakuation Body Composition

Kemudian, dapat diinteprestasikan ke dalam tanel di bawah ini.

Tabel Waist-Hip circumference Ration (WHR) bagi laki-laki dan wanita.

Jenis

KelaminUmur

Resiko

Rendah Sedang TinggiSangat

Tinggi

Laki-laki

20-29

30-39

40-49

50-59

60-69

< 0,83

< 0,84

< 0,88

< 0,90

< 0,91

0,83 – 0,88

0,84 – 0,91

0,88 – 0,95

0,90 – 0,96

0,91 – 0,98

0,89 – 0,94

0,92 – 0,96

0,96 – 0,10

0,97 – 1,02

0,98 – 1,03

> 0,94

> 0,96

> 0,10

> 1,02

> 1,03

Perempuan

20-29

30-39

40-49

50-59

60-69

< 0,71

< 0,72

< 0,73

< 0,74

< 0,76

0,71 – 0,77

0,72 – 0,78

0,73 – 0,79

0,74 – 0,81

0,76 – 0,83

0,78 – 0,82

0,79 – 0,84

0,80 – 0,87

0,82 – 0,88

0,84 – 0,90

> 0,82

> 0,84

> 0,87

> 0,88

> 0,90

Hubungan antara WHR dengan resoki terkena penyakit degenaratif, dapat

dilihat dari tabel berikut:

Tabel Resiko Penyakit Degenaratif

Pengukuran Pria Wanita

Resiko

meningkat

Resiko makin

meningkat

Resiko

meningkat

Resiko makin

meningkat

Lingkar

pinggang

>94 >102 >80 >88

WHR 0,9 1 0,8 0,9

2.2.3 Mid-Upper-Arm Fat Area

Adalah penampang lemak lengan atas yang dihitung dari pertengahan lingakar

lengan atas dan trisep. Mid-Upper Arm Fat Area ini memberikan perkiraan total

13

WHR = Waist or Abdominal Circumference (cm)

Hip Circumference (cm)

Page 14: Evakuation Body Composition

lemak tubuh yang lebih tepat dibandingkan dengan pengukuran single skinfold pada

area yang sama, karena lebih berhubungan dengan total lemak tubuh.

Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

1) Menghitung Mid-Upper-Arm Fat Area menggunakan rumus berikut:

A=SKF xC1

2−

π x (SKF )2

4

Keterangan:

A : Mid-Upper-Arm Fat Area (mm2)

C1 : Mid-Upper-Arm Circumference (mm)

SKF : Triceps skinfold thickness (mm)

2) Menghitung persen median menggunakan referensi data NHANES,

yang sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan median mid-upper-arm fat

area.

%median= 100 x Amedianarm fat area

3) Tentukan range persentil hasil perhitungan menggunakan referensi data

yang sama.

4) Cari Arm Fat Index (AFI) (% of fat in the upper arm) dari mid-upper-

arm fat area dan total arm area menggunakan persamaan berikut:

AFI=arm fat area x100 %total arm area

Keterangan:

total arm area= C2

4 π

Dimana C = mid-upper-arm circumference / MUAC (mm)

14

Page 15: Evakuation Body Composition

Tabel persentil Mid-Upper-Arm Fat Area:

Tabel Persentil Arm Fat Index

15

Page 16: Evakuation Body Composition

Tabel Kategori Status Kegemukan

Category Percentile Fat Status

I

II

III

IV

V

0.0 – 5.0

5.0 – 15.0

15.0 – 85.0

85.0 – 95.0

90.0 – 100.0

Lean

Below Average

Average

Above Average

Excess Fat

Anthropometric classification and evaluation of fat status. Modified from Frisancho (1990).

Sumber : Nutritional Assessment a Laboratory Manual hal.97

Tabel diatas dapat digunakan untuk menentukan status gizi melalui

pengukuran single skinfold, multiple skinfold dan mid-upper fat area.

2.2.4 Menghitung Total Body Fat

Metode yang digunakan adalah :

Melakukan pengukuran skinfold

Menghitung body density

16

D=C−m x¿

Page 17: Evakuation Body Composition

Keterangan:

D : Body Density

Nilai C dan M berada dalam table Durnin JVGA, Womersley J (1974) berikut:

Mengitung % Body Fat

Ada beberapa persamaan untuk menghitung % body fat, yaitu:

%F=(( 4,950D )−4,500)x 100 % Siri (1961)

%F=(( 4,570D )−4,142)x 100 % Brozek et al. (1963)

%F=(( 5,548D )−5,044) x100 % Rathburn & Pace (1945)

Ketiga persamaan di atas menggunakan motode 2-compartment model. Untuk

melakukan pengukuran, dapat dipih satu diantara ketiga formula diatas.

Persamaan Siri (1961) berasumsi bahwa berat jenis lemak pada tubuh adalah

0,900 g/cc dan berat jenis fat-free body 1,100 g/cc. Sedangkan persamaan Brozek

dan Rathburn and Pace didasarkan atas konsep dari referensi laki-laki dari berat

17

Page 18: Evakuation Body Composition

jenis spesifik dan komposisi, dan menghindari syarat dari penaksiran pada berat

jenis dari massa bebas lemak.

Berikut adalah beberapa formula menghitung % body fat dengan

menggunakan metode 3-compartmen model dan 4-comparment model:

3-compartment model

%F=(( 2,188D )−0,78 W −1,354) x100 Siri (1961)

%F=(( 6,386D )−3,96 W −6,090)x 100 Lohman (1986)

4-compartment model

%F=(( 2,747D )−0,714 W +1,146 B−2,0503) x100 Selinger (1977)

Keterangan:

D : Body Density

W : Total Body Water

M : Mineral (osseous and non osseous)

B : Osseous Mineral

Tabel Persamaan Regresi Untuk Memperkirakan Lemak Tubuh Orang

Dewasa

Menghitung Total Body Fat (Fat Weight)

18

Age ranges Equalition for women Age ranges Equalition for men

17-19 D=1.1620-O.O630 x (log ∑) 17-19 D=1.1549-O.O678 x (log ∑)

20-29 D=1.1631-O.O632 x (log ∑) 20-29 D=1.1599-O.O717 x (log ∑)

30-39 D=1.1422-O.O544 x (log ∑) 30-39 D=1.1423-O.O632 x (log ∑)

40-49 D=1.1620-O.O700 x (log ∑) 40-49 D=1.1333-O.O612 x (log ∑)

50+ D=1.1715-O.O779 x (log ∑) 50+ D=1.1639-O.O645 x (log ∑)

Page 19: Evakuation Body Composition

Total body fat ( kg )=body wt . (kg ) x %body fat100

Untuk mengetahui total berat bebas lemak

fat freemass ( kg )=body wt . ( kg )−body fat (kg)

Setelah mengetahui total lemak dalam tubuh, maka dapat diinteprestasikan

kedalam tabel berikut:

Persentase Standar % lemak tubuh untuk dewasa

Klasifikasi Laki-laki Perempuan

Lean < 8% <13%

Optimal 8% - 15% 13% - 23%

Slightly overfat 16% - 20% 24% - 27%

Fat 21% - 24% 28% - 32%

Obese (overfat) ≥25% ≥33%

Sumber: Sirajudin, 2012.

2.2 Assesment of The Fat Free Mass

2.2.1 Mid Upper Arm Circuference (MUAC) / Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Menurut Depkes RI (1994) pengukuran LiLA pada kelompok wanita usia

subur (WUS) adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dandapat dilaksanakan

oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan Energi

Kronis (KEK). Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun (Supriasa, 2012).

Ambang batas LiLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm,

apabila ukuran LiLA <23,5 cm atau dibagian merah pita LiLA, artinya wanita

tersebut mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir

rendah (BBLR).

MUAC telah digunakan untuk skrining untuk kekurangan protein energi dalam

keadaan darurat seperti kelaparan, dan pengungsian.

Hasil pengukuran LiLA ada dua kemungkinan, yaitu < 23,5 cm dan ≥23,5 cm.

Apabila pengukuran < 23,5 berarti beresiko KEK, dan bila ≥23,5 cm berarti tidak

beresiko KEK. (Supriasa, 2012)

Namun, dari sumber lain menyebutkan bahwa apabila pengukuran ≤ 90%

standar menandakan adanya kehilangan kalori dan apabila pengukuran ≥ 90%

standar menandakan adanya cadangan energi yang cukup atau lebih dari cukup.

(Williams, dkk. 2007).

19

Page 20: Evakuation Body Composition

Tabel standar dan 90% standar Lingkar Lengan Atas pada Laki-laki dan

Perempuan

Pengukuran Standar 90%

Lingkar Lengan Atas

(LiLA)

Laki-laki : 29,3 cm Laki-laki : 26,4 cm

Perempuan : 28,5 cm Perempuan : 26,7 cm

Sumber: William, Lippincott et al. Nutrition Made Incredible Easy, 2 nd Ed. EGC.

Untuk menguykur MUAC, juga dapat dihitung menggunakan persentase

median dengan rumus:

%median= 100 xobserved arm circumferencemedianarm circumference for age∧sex

Tabel Persentil Mid-Upper-Arm Circumference berdasarkan Usia

Tabel Baku pengukuran LiLA

20

Page 21: Evakuation Body Composition

Penentuan status gizi,dengan memakai LILA menggunakan kriteria sebagai

berikut:

1. Gizi lebih >100% baku

2. Gizi baik 80-100% baku

3. Gizi kurang 60-80% baku

4. Gizi buruk <60% baku

Tabel Standar Baku LiLa

Klasifikasi Batas UkurWanita Usia Subur

KEK < 23,5 cmNormal 23,5 cm

Bayi Usia 0-30 hariKEP < 9,5 cm

Normal 9,5 cmBalita

KEP < 12,5 cm

Normal 12,5 cm

Sumber: Sirajuddin, 2012.

2.2.2 Mid Upper Arm Muscle Circumference (MUAMC)/ Lingkar Otot Lengan

Atas (LOLA)

MUAMC merupakan penggabungan dari perhitungan MUAC dan ketebalan

trisep. Dan perhitungannya pada lingkaran bagian dalam dari otot disekitar pusat inti

dari tulang. Perhitungan MUAMC digunakan untuk menilai total lemak tubuh, dan

sering digunakan untuk tujuan survey lapangan. MUAMC juga digunakan di rumah

sakit untuk menilai kekurangan energi protein karena ukuran massa otot

menggambarkan indeks cadangan protein.

Cara perhitungannya dengan menggunakan persamaan:

MUAMC=MUAC−(π xTSK )

Keterangan:

MUAMC : Lingkar Otot Lengan Atas

MUAC : Lingkar Lengan Atas (mm)

TSK : Triceps Skinfold Thickness (mm)

21

Page 22: Evakuation Body Composition

Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat ini. Bagi orang

Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar = 22,8 cm untuk laki-laki,

20,9 cm untuk wanita. (Hartono, Andry. 2006)

Berikut adalah cara menghitung persentil median dari MUAMC:

%median=100 x obsered arm musclecircumferencemedian arm muscle∘ . for age∧sex

Berikut adalah tabel persentil mid upper arm muscle circumference

berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Tabel Persentil Mid-Upper-Arm Muscle Circumference berdasarkan

Umur

2.2.3 Mid Upper Arm Muscle Area (AMA)

Lebih baik daripada pertengahan lingkar lengan atas untuk mencerminkan total

massa otot tubuh karena lebih memadai mencerminkan besarnya sebenarnya dari

perubahan jaringan otot.

Untuk menghitung AMA digunakan rumus sebagai berikut:

AMA=¿¿

Keterangan:

AMA : Mid Upper Arm Muscle Area

22

Page 23: Evakuation Body Composition

MUAC : Lingkar Lengan Atas (mm)

TSK : Triceps Skinfold Thickness (mm)

Sumber: Frisancho, 1981

2.2.4 Corrected Mid-Upper-Arm Muscle Area

Berikut ini adalah alternatif perhitungan untuk menghitung absolute bone-free

arm muscle area:

cAMA= (MUAC−π xTSK ) 24 π−6,5 (untuk wanita)

cAMA= (MUAC−π xTSK ) 24 π−10,0 (untuk pria)

Corrected mid-upper-arm muscle area digunakan untuk mengkoreksi

perhitungan mid-upper-arm muscle. Perhitungan ini tidak cocok digunakan untuk

mendeteksi perubahan kecil pada area otot lengan atas yang biasanya mengikuti

bantuan perbaikan gizi maupun kekurangan asupan gizi.

Keterangan:

cAMA : corrected Mid-Upper Arm Muscle Area, perhitungan yang

digunakan adalah dalam cm.

Kemudian, untuk menghitung total body muscle mass adalah sebagai berikut:

Kesalahan dalam prediksi ini berkisar anatar 5% samapai 9%.

Untuk mengukur arm muscle area pada orang obesitas, menggunakan indeks

baru, yaitu upper arm muscle area estimate (UME). Berikut adalah persamaannya:

UME=MUAC2

4 π−UFE

Keterangan:

UFE : Upper Fat Estimate in cm2 ¿)

MUAC: Mid Upper Arm Circumference (cm)

Setelah mendapat hasil persentil dari MUAC, MUAMC, dan mid upper fat area,

status gizi seseorang dapat ditentukan dengan melihat tabel di bawah ini:

23

Total body muscle mass (kg) = height (cm) x (0,0264 + [0,029 x cAMA])

Page 24: Evakuation Body Composition

24

Page 25: Evakuation Body Composition

CONTOH SOAL

1. Pengukuran Trisep

Anita berumur 17 tahun dan memiliki tebal trisep 10 mm. Tentukanlah status gizi

Anita.

Jawaban:

%median= 100 xketebalan trisepketebalan trisepbeasarkan umur dan jeniskel amin

Maka:

% median=100 x1018

=55,5%

%median trisep Anita menunjukkan angka 55,5, ini menunjukkan bahwa status

gizi Anita normal.

Pak Tono berumur 35 tahun dan memiliki tebal trisep 19 mm. Tentukanlah status

gizi Pak Tono.

Jawaban:

% median=100 x1512

=125 %

%median trisep Pak Tono menunjukkan angka 125, itu berarti Pak Tono

mengalami kelebihan lemak.

2. Pengukuran Subskapular

Ibu Hanum berusia 45 tahun dan memiliki tebal subskapular 12 mm. Tentulanlah

status gizi Ibu Hanum.

Jawaban:

Maka:

%median=100 x 1220

=60 %

Dari %median yang diperoleh, Ibu Hanum memiliki status gizi yang normal.

Agus berusia 12 tahun dan memiliki tebal subskapular 10 mm, tentukanlah status

gizi Agus.

Jawaban:

%median=100 x 106

=166,67 %

25

%median= 100 xketebalan subskapularmediansubskapular berdasarkanusia dan jenis kelamin

Page 26: Evakuation Body Composition

yang diperoleh, Agus memiliki status gizi kelebihan lemak.

3. Pengukuran Trisep + Subskapular

Nindita berusia 20 tahun. Memiliki ketebalan trisep dan subskapular 10 mm dan

15 mm. Tentukanlah status gizi Nindita.

Jawaban:

%median=100x ( trisep+subskapular )median

median trisep∧subskapular berdasarkanusia dan jenis kelamin

Maka:

%median=100 x (10+15)

32=78,125

Dari perhitungan diatas, maka Nindita berstatus gizi normal.

4. Pengukuran WHR

Ibu Intan berusia 34 tahun dan memiliki lingkar pinggang 56 dan lingkar pinggul

66. Tentukanlah hrstatus gizi Ibu Intan.

Jawaban:

WHR=lingkar pingganglingkar pinggul

Maka:

WHR=5666

=0,85

WHR Ibu Intan menunjukkan angka 0,85, ini berarti Ibu Intan memiliki resiko

yang sangat tinggi untuk terkena penyakit degenaratif.

26

Page 27: Evakuation Body Composition

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Komposisi tubuh didefinisikan sebagai proporsi relatif dari jaringan lemak dan

jaringan bebas lemak dalam tubuh.

2. Menghitung komposisi tubuh dapat dilakukan dengan metode single skinfold,

multiple skinfold, WHR, dan mid-upper arm fat area. Kemudian untuk

menghitung fat free mass, dapat dilakukan dengan MUAC, MUMAC, mid-upper

muscle area.

3. Mengevaluasi data dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan empiris

yang tersedia.

4. Menginteprestasikan data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel rujukan

yang ada dalam makalah. Kemudian menentukan cut off, dan status gizi dapat

ditentukan,

3.2 Saran

1. Dalam pengambilan data diperlukan keteletian yang ekstra agar data yang di

dapat valid dan benar.

2. Dalam mengevaluasi data, diperlukan pemahaman yang benar akan persamaan

empiris dan cut off dari masihng-masing bagian yang akan dihitung.

27

Page 28: Evakuation Body Composition

DAFTAR PUSTAKA

Sudibjo, Priyo. Beberapa Pertimbangan dalam Pemilihan Metode untuk Mengestimasi Lemak Badan. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132172719/Beberapa%20pertimbangan%20dalam%20mengestimasi%20lemak%20badan.pdf, diakses 19 Maret 2013 jam 21.00 WIB).

Djoko, Sudarmani. Faktor-faktor yang Berhubungan Rasio Lingkar Pinggang Lingkar Pinggul Orang Dewasa: Kasus Padang. (http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-110086.pdf, diakses 19 Maret 2013, jam 21.35 WIB)

Yahya, Rihzal. Evaluasi Komposisi Tubuh. (http://www.scribd.com/doc/75654862/Evaluasi-Komposisi-Tubuh, diakses 19 Maret 2013 jam 21.44 WIB)

Supariasa, I Dewa Nyoman. dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran, hlm. 48-49.

Gibson SR. 1990. Principle of Nutritional Assesment. Oxford University Press, New York, hlm. 273-293.

Gibson R.S. 1993. Nutritional Assessment A Laboratory Manual, Oxford UniversityPress, New York, hlm. 67-102.

Ratih Fadhila E, Yohan. dkk. Laporan Praktikum Gizi Pengukuran Antropometri Pada Orang Dewasa. (http://www.scribd.com/doc/111766008/Revisi-Laporan-Antropometri-Dewasa-Kel-2, diakses 21 Maret 2013).

28