estetika india

23
1 India merupakan negara dan bangsa yang memiliki pandangan seni (dan estetika) yang berbeda dalam beberapa hal dengan bangsa Eropa. Sebagai contoh, penggambaran patung di Barat (Eropa) yaitu pada jaman Yunani, merupakan bentuk manusia ideal, atau mengutamakan keindahan bentuk. Di India patung tidak selalu serupa dengan manusia biasa, misalnya Durga, Syiwa dengan empat kepala, dan lain-lain. Padahal temanya yaitu penggambaran patung dewa. Perbedaan ini akan lebih jelas, sebab seniman 30 India harus mengikuti modus tertentu seperti yang diterangkan di dalam “dyana” untuk menggambarkan macam-macam dewa Hindu atau Budha. Dyana berarti meditasi, merupakan proses kejiwaan dari seseorang yang berusaha untuk mengontrol pkiran dan memusatkan pada suatu soal tertentu yang akhirnya akan membawanya pada semadi. Sifat-sifat visual dari gambaran di atas (dalam semadi) kemudian di tulis dalam Silvasastra. Buku inilah yang menjadi pedoman berkarya selanjutnya. Elemen yang penting dalam senirupa adalah intuisi mental dan sesuatu hal yang dikonsepsikan dan personalitas seniman menyatu dengan obyek. Inilah hasil meditasi (dyana). Seni bukan merupakan imitasi dari alam. Teknik proporsi, perpektif, dsb diterangkan dalam Visudgarmottarapurna dan Chitra Sutra. Dalam Chitra Sutra penggambaran yang penting adalah kontinyuitas garis tepi yang harmonis, ekspresi, dan sikap yang molek. Di India juga mementingkan sikap dan bentuk yang simbolistis (perlambangan). Ada beberapa pendapat para ahli India di antaranya: PARAMAHANSZA YOGANANDA Keindahan adalah sesuatu yang menghasilkan kesenangan. Seni diolah melalui proses kreatif dari pikiran menuju pada penciptaan obyek yang dihasilkan oleh getaran emosi. Inti keindahan adalah emosi. http:// renefineart.com/ images/paintings/

Upload: alyapril

Post on 14-Jul-2016

1.321 views

Category:

Documents


185 download

DESCRIPTION

kajian estetika

TRANSCRIPT

Page 1: Estetika India

1

India merupakan negara dan bangsa yang memiliki pandangan seni (dan estetika) yang berbeda dalam beberapa hal dengan bangsa Eropa. Sebagai contoh, penggambaran patung di Barat (Eropa) yaitu pada jaman Yunani, merupakan bentuk manusia ideal, atau mengutamakan keindahan bentuk. Di India patung tidak selalu serupa dengan manusia biasa, misalnya Durga, Syiwa dengan empat kepala, dan lain-lain. Padahal temanya yaitu penggambaran patung dewa. Perbedaan ini akan lebih jelas, sebab seniman 30 India harus mengikuti modus tertentu seperti yang diterangkan di dalam “dyana” untuk menggambarkan macam-macam dewa Hindu atau Budha. Dyana berarti meditasi, merupakan proses kejiwaan dari seseorang yang berusaha untuk mengontrol pkiran dan memusatkan pada suatu soal tertentu yang akhirnya akan membawanya pada semadi. Sifat-sifat visual dari gambaran di atas (dalam semadi) kemudian di tulis dalam Silvasastra. Buku inilah yang menjadi pedoman berkarya selanjutnya. Elemen yang penting dalam senirupa adalah intuisi mental dan sesuatu hal yang dikonsepsikan dan personalitas seniman menyatu dengan obyek. Inilah hasil meditasi (dyana). Seni bukan merupakan imitasi dari alam. Teknik proporsi, perpektif, dsb diterangkan dalam Visudgarmottarapurna dan Chitra Sutra. Dalam Chitra Sutra penggambaran yang penting adalah kontinyuitas garis tepi yang harmonis, ekspresi, dan sikap yang molek. Di India juga mementingkan sikap dan bentuk yang simbolistis (perlambangan).

Ada beberapa pendapat para ahli India di antaranya: PARAMAHANSZA YOGANANDA

Keindahan adalah sesuatu yang menghasilkan kesenangan. Seni diolah melalui proses kreatif dari pikiran menuju pada penciptaan obyek yang dihasilkan oleh getaran emosi. Inti keindahan adalah emosi.

RABINDRANATH TAGOREPendapat lain mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang memberikan kesenangan tanpa rasa kegunaan.Yang menyebabkan rasa estetik adalah faktor luar dan faktor dalam. Ia juga menerangkan untuk sebuah sajaknya, bahwa ia tidak dapat menerangkan bekerjanya proses alamiah yang misterius itu, tetapi seolah-olah terjadi dengan sendirinya. Nampaknya ada sesuatu di atas kekuasaannya sendiri yang siap menuntun impulsinya dalam suatu jalan sehingga memungkinkan memberi

http://renefineart.com/images/paintings/Yogananda_2_lg.jpg

http://renefineart.com/images/paintings/Yogananda__lg.jpg

Page 2: Estetika India

http://4.bp.blogspot.com/-PYUSTz3xqug/Tn3D22_5DaI/AAAAAAAAADM/marOhKYhr5I/s1600/kitab-suci.jpeg

2

bentuk pada pandangan intuisinya dari dalam. Jelaslah bahwa seniman yang menciptakan obyek keindahan atau seni adalah didorong oleh potensi teologis.

BATHARA (BUKU NATYASASTRA) Bhatara berpandangan bahwa 'rasa' lahir dari manunggalnya situasi yang ditampilkan bersama dengan reaksi dan keadaan batin para pelakunya yang senantiasa berubah.

ANANDAVARDHANAPernyataan lain Anandavardhana  dikatakan bahwa, arti puitis tidaklah dapat dimengerti hanya dengan mempelajari tata bahasa dan kamus semata; hanya mereka yang mengerti apa sesungguhnya puisi itulah yang dapat meraihnya.

BHATTA NAYAKAPemikir Khasmir, Bhatta Nayaka berpendapat bahwa pengalaman estetik adalah semacam jatuhnya wahyu, artinya kebekuan rohani kita tersingkirkan sehingga kita dapat melihat kenyataan dengan cakrawala yang luas. Menurutnya, hakikat rasa bukanlah meniru, melainkan melepaskan kenyataan dari keterikatan ego dan menjadikannya pengalaman umum.

KAUM BUDHISMEKaum Budhisme mengatakan bahwa pada dasarnya semua yang ada dan kita sekarang ini adalah hasil dari sesuatu yang kita pikirkan. Segala sesuatu itu bersifat fana, segala sesuatu mengandung penderitaan dan segala sesuatu itu tanpa ego, selalu tak membahagiakan. Bagi Budha, benda-benda tidaklah kekal, selalu berubah. Indera kita selalu saja salah dalam mengamati benda sekitarnya. Manusia hanya selalu menatap ilusi belaka.

Page 3: Estetika India

3

A. KEBUDAYAAN MOHENJO –DARO DAN HARAPPA DI LEMBAH INDUS

Peradaban India lebih tua dari peradaban Mesir, Tionghoa, Irak, Persia, maupun Yunani. Kota Mohenjo-Daro dan Harappa di perkirakan berkembang pada tahun 3000-1500 SM. Pada masa itu sudah ada tata kota yang indah dan teratur. Mohenjo-Daro dan Harappa terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian barat dan bagian timur. Di bagian barat terdapat benteng setinggi kurang lebih 20-40 kaki, sedang dibagian timur berderet bangunan-bangunan pemerintahan dan perumahan rakyat.

Kehidupan seni dan agama tumbuh dengan mengesankan pada masa itu. Di Mohenjo-Doro dan Harappa, rumah-rumah indah menunjukkan rumah milik rakyat. Pada waktu itu telah berkembang juga seni rupa yang berbentuk lukisan kambing, anjing, kijang, dan sebagainya yang di ukirkan padatanda cap meterai sebagia jimat.Peninggalan Zaman India purba lain ialah torso manusia laki-laki dari harappa yang terbuat dari batu kapur. Patung ini merupakan lambang wahana  syiwa nataraj.

Kebudayaan lembah indus tidak dapat dipisahkan dari agama Hindu, karena keduanya saling mengilhami dalam pertumbuhannya. Selain itu, peradaban zaman ini juga meghasilkan benda-benda berupa lempengan-lempengan tanah (terracotta)  berbentuk segi empat bergambar binatang dan tulisan pictograph, yaitu tulisan gambar. Namun, tulisan tersebut belum ada yang mampu membacanya. Selain itu, juga ditemukan tembikar dan alat-alat pertanian.

Untuk melambangkan Dewi kesuburan. Mereka membuat patung wanita dengan kalung bersusun dan rambut kipas, buah dada dan pinggul di buat besar.

Kebudayaan Indus tertua adalah pada masa Amri. Peninggalannya berupa tembikar berhias polichrom dan perhiasan yang terbuat dari payance, kulit kerang, tanah liat, tulang, dan sebagainya.

Page 4: Estetika India

4

B. SENI RUPA ZAMAN RAJA-RAJA MAURYA (322-184 SM)

Dinasti Maurya merupakan dinasti kerajaan pertama yang mampu menguasai hamper seluruh daratan India yang berdiri atas usaha Chandragupta Maurya. Ia mengusir koloni-koloni Yunani yang ditinggalkan pasukan Iskandar Agung. Pusat kerajaan ini berada di Pataliputra. Raja terkenal dari dinasti ini adalah Raja Ashoka. Peninggalan seni rupa semasa dinasti Maurya boleh dilihat pada pilar dan tugu Ashoka, gua buatan dari batu cadas dan stupa.

Seni rupa yang dihasilkan pada Zaman ini antara lain berbentuk sebagai berikut :1. Stambah

Stambah merupakan tanda peringatan yang berbentuk tiang (tugu) yang dibuat dari batu, sehingga merupakan sebuah monolit. Bagian atas stambah biasanya dihiasi dengan lambang-lambang agama budha berupa Dharmacakra. Dharmacakra adalah binatang-binatang yang ada hubungannya dengan kehidupan Budha seprti gajah, banteng, dan kuda. Stambah yang terkenal adalah stambah kepala singa yang di temukan di sarnath. Stambah ini menunjukkan adanya pengaruh persia dan disebut Tugu Ashoka.

2. Stupa

https://littlekurcaci.files.wordpress.com/

2014/06/mitos-05.jpg

http://2.bp.blogspot.com/-Q9ixu8RwpZQ/UPis6G9SBNI/AAAAAAAAAZo/fxiHoswDz3U/s1600/pilar.png

Page 5: Estetika India

5

Stupa merupakan tanda peringatan yang sangat penting dalam kesenian budha. Pada mulanya stupa berfungsi untuk menyimpan abu jenazah dan benda-benda suci lainnya. Stupa dianngap sebagai lambang Budhisme dan bagi penganut agam budha merupakan sumber kekuatan gaib. Stupa dipergunakan juga sebagai perhhiasan-perhiasan pada bangunan-bangunan budha.

Pada mulanya bentuk stupa berbentuk stengah bulatan (anda)yang ditempatkan diatas dataran(prasada) yang dibuat rendah dan lebar, karena itu orang dapat berjalan berkeliling diatasnya pada waktu dilakukan upacara (pradaksina).Di atas anda dipasang payung yang dikelilingi pagar (harmaika).

Secara umum stupa terdiri dari dua macam bentuk yaitu : Stupa Bharhut

Pada dasarnya seni pahat Bharhut bersifat monumental. Pagar stupa Bharhut penting sekali bagi sejarah di India karena memuat relief-relief yang memberikan gambaran tentang tingkatan pahat yang berkembang pada zaman itu.

Stupa SanchiStupa ini didirikan sekitar tahun 185-170 SM. Pagar dan lapisan

stupa sanchi terbuat dari batu pualam. Stupa ini dibuat pada zaman Dinasti Sungga dan bagian dalamnya diteruskan oleh dinasti selanjutnya. Sedang stupa satu dan tiga sertatoranya dibuat oleh Dinasti Andhara.

http://www.khanacademy.org

http://onlinedarshan.com/Temples-India-artistic-heritage/images/stupas1.jpg

Page 6: Estetika India

6

Puluhan ribu stupa yang dibangun pada masa Maurya akhirnya hilang dimakan usia karena pembuatannya tidak menggunakan pertimbangan bahan yang matang. Penguasa pada masa itu lebih memilih stupa dari kayu daripada batu yang kokoh. Salah satu stupa yang bertahan adalah Stupa Sanchi yang kemudian direnovasi menjadi lebih megah pada periode Dinasti Andhra.

3. WiharaWihara merupakan tempat bagi para bhiksu dan tamu dari luar

negeri. Selain itu, wihara juga berfungsi sebagai tempat pendidikan. Wihara di buat dari bahan-bahan yang mudah rusak seperti kayu, dan sebagian dari batu. Beberapa wihara di bangun dengan memahat gunung-gunung karang.

Bangunan wihara terdiri dari beberapa ruangan. Diantaranya :a) Di tengah terdapat ruang untuk keperluan bersama.b) Dikiri kanan  terdapat kamar-kamar kecil

untuk para bhiksu dan tamu dari luar negeri.

c) Diujung ( belakang) terdapat gandhakuti, yaitu ruang untuk budha sewaktu beliau hidup

4. Chaitya GrhaChaitya grha artinya rumah

yang didalamnya terdapat chaitya (stupa) yang dipuja. Bagi umat Budha, chaitya grha berarti rumah pemujaan. Di antara chaitya grha yang masih ada dan terkenal terdapat di karli, dekat bombay. Chaitya grha ini seluruhnya dipahat pada gunung karang. Rumah pemujaan tersebut mempunyai ukuran lebar 15 meter dan dalam 41 meter. Tekhnik pahatannya seperti tekhnik pahat kayu. Selain itu terdapat juga monolit-monolit yang berhias gajah yang dikendarai oleh dua orang (laki-laki dan perempuan). Dinding bagian

dalam melengkung setengah lingkaran karena bentuknya menyesuaikan bentuk stupa.

C. SENI RUPA ZAMAN DINASTI KUSHANA (500 SM-300 M)

Dinasti Kushana memerintah sekitar 300 tahun. Peningglalan-peninggalan kesenian

zaman ini banyak terdapat di daerah Gandhara, berupa lukisan-lukisan fresco dari Ayanta.

http://indiapicks.com/annapurna/B_Nasik_Vihara.jpg

https://indiaheritagesites.files.wordpress.com/2013/07/ajanta-cave-19-hall.jpg?w=645&h=428

Page 7: Estetika India

7

Menurut daerahnya, seni rupa zaman ini di bagi atas 5 jenis yaitu :1. Seni rupa Gandhara

Gandhara merupakan daerah yang banyak dilalui bangsa-bangsa asing, sehingga kesenian Budhistis yang telah tumbuh. Bercampur dengan pengaruh dari yunani. Percampuran tersebut menghasilkan gaya kesenian baru yang disebut Graeco Budhistis. Patung Budha zaman ini sudah berupa patung manusia, dan bukan hanya lambang-lambang seperti kesenian India Tengah, sedang stupanya lebih tinggi.Secara rinci patung Budha dapat dijelaskan sebagai berikut :1) Bergaya realistis, lebih disukai gaya sidharta sebagai raja lengkap

dengan perhiasannya.2) Raut muka lonjong dan hidung mancung.3) Rambut bergelombang. 4) Pakaian bhiksu terpengaruh gaya Yunani.5) Sikap duduk dengan kaki terjuntai.6) Terdapat tiga lipatan bahagia berjumlah

tiga pada leher.7) Prabha mandhala. (lingkaran cahaya)8) Terdapat urna di antara dua alis, di atas

hidung.9) Gelung bertingkat tiga.10) Telinga lebar dan besar.

http://www.wildmind.org/images/buddha-gandharan.jpg

2. Seni Rupa Mathura (50-200 M) Mathura terletak di India tengah. Kesenian

yang tumbuh di zaman ini merupakan kesenian India asli.

Patung peninggalan zaman ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :1) Tidak realistis.2) Raut muka menunjukkan ciri India asli. 3) Rambut bergelombang kecil-kecil.4) Sikap kaku5) Pakaian patung bergaya India kuno.

http://www.exoticindiaart.com/artimages/BuddhaImage/withvajrapani_sm.jpg

Page 8: Estetika India

8

Seni stupa Mathura dikelilingi balustrade dari batu, yang dalam rencananya, sama dengan ralling dari Barhut dan Sanchi. Torana dan hiasan balustrade mempunyai hubungan dengan kesenian India kuno. Bagian-bagian yang menonjol dari ujung-ujung architraf torana berhias makara. Makara dari Bharhut mempuyai sifat kesucian , sedang makara Mathura sifat kesuciannya telah hilang.

Pada abad-abad pertama. Mathura adalah pusat kesenian yang besar, tempat kesenian Budhistis menyebar keseluruh daerah Gangga dan jauh keluar.

3. Seni Rupa Amarawati (150-300 M)Kota Amarawati terletak di

India Selatan. Seni patung Amarawati terpengaruh gaya Gandhara Utara dan Mathura. Meskipun kesenian Amarawati ditunjukkan oleh Nagaryunikonda, yaitu keseniannya tidak dikerjakan dengan halus, namun ia penuh inspirasi. Gaya Budha dibuat sebagai lambang yang rimis dan bebas. Motif hiasnya kelihatan semarak.

Stupa Amarawati mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. a) Stupa lebih tinggi dibanding stupa Sanchi.b) dilapisi marmer dengan relief-relief yang menggambarkan macam-

macam         hiasan kehidupan dari lambang-lambang budha.c) Stupa dibuat mirip penampilan candi menghadap empat sisi, di

atasnya terdapat  lima tiang yang disebut Ayaka Khambha.

Seni bangunan Amarawati masih dapat dijumpai di Nasik dan Kanheri yang berupa wihara dan chaitya grha. Selain itu, pengerjaan logam dipengaruhi oleh kesenian barat. Hal ini terbukti dari materai-materai, intaglio, dan kendaga yang berasal dari Bimaran dan Pashawar.

4. SENI RUPA ZAMAN DINASTI GUPTA (300-600 M)

Dinasti Gupta mulai menyingkirkan unsur-unsur kesenian asing (Yunani dan Mongol) dan menghidupkan kesenian India asli, yaitu kesenian India Arya. Istana-istana pada zaman Gupta dibangun dengan megah.

Kesenian Gupta dianggap masa kejayaan kesenian India, karena pada zaman itu hidup 9 seniman (nawa ratna) yang berhasil merumuskan aturan-aturan kesenian yang disebut chipasastra. Selain seni rupa, pada masa itu juga berkembang seni arsitektur, kesusastraan dan seni musik.

http://www.iloveindia.com/indian-monuments/pics/amaravati-stupa.jpg

Page 9: Estetika India

9

Seni rupa Dinasti Gupta antara lain berupa:1.    Seni bangunan (kuil,biara, tugu, dan shaitya grha),2.    Seni patung3.    Seni lukis.5. Seni Rupa Zaman Raja-raja Chola

Kerjaan Chola berdiri pada abad ke-10 dan terletak di India Selatan. Kerajaan ini lenyap setelah mengalami beberapakali perebutan kekuasaan. Kerajaan Chola banyak mendirikan bangunan kuil. Di antaranya kuil Karlasa dan Ellora, yaitu kuil-kuil yang dipahatkan pada tebing-tebing batu yang keras.pekerjaannya dimulai pada pertengahan abad kedelapan. Kecuali itu, juga muncul kesenian yang berupa patung tembaga. Patung tembaga yang terkenal menggambarkan Natapraja.

Kira-kira pada abad ke-8 , di India lahir raja Shankarachatya yang memeluk Islam. Pada masa ini perkembangan kesenian berkembang dengan pesat. Keseniannya menunjukkan kesenian yang bermutu tinggi.

Secara garis besar, rumah-rumah pemujaan di India dapat dibedakan dalam berbagai corak.1. Corak Aryavarta

Yaitu rumah pemujaan yang berdiri sendiri. Bentuknya nampak langsing karena banyak garis-garis vertikal. Corak ini mempunyai menara. Puncaknya di lengkapi dengan hiasan yang disebut amalaka. Corak ini berasal dari India Utara.

2. Corak DravidaCorak Dravis berasal dari India Selatan. Rumah pemujaan merupakan kelompok yang berdiri sendiri terdiri dari beberapa bangunan. Kelompok bangunan tersebut terdiri dari gopuran (pintu gerbang) dan vimana rumah pemujaan sebenarnya). Bangunan corak Dravida tidak berkesan tinggi karena banyak dihiasi garis-garis horisontal.

3. Corak ChalukyaCorak ini merupakan campuran antara corak India utara corak India Selatan.

Page 10: Estetika India

10

SENI LUKIS INDIASejarah dan perkembangan seni lukis India tidak sedahsat

perkembangan seni patung dan arsitekturnya. Data tentang seni lukis India amat terbatas terutama data-data seni lukis masa-masa dinasti yang berkuasa di India. Namun seni lukis India tentulah tetap ada sebagaimana ditemukannya lukisan yang terdapat di gua Ayanta.

Seni lukis zaman Ayanta ini merupakan seni lukis yang dianggap menemukan tingkat kemajuan yang tinggi waktu itu. Ada dua tahap perkembangan seni lukis masa ini yakni pertama abad 2 AD dan tahap kedua pada abad ke 5 AD di bawah naungan Vakatakas yang memerintah di Deccan.

Karya-karya lukis dibuat dari filosofi yang dalam, yang anggun dan agung. Bila dilihat dari teknik seni lukis moderen maka lukisan sudah sangat maju. Hal ini dapat dilihat sudah adanya pemahaman perspektif yang dapat dilihat pada bagian tiang-tiang.

Objek gambaran adalah adegan dari kehidupan Budha dan Jatakas, cerita orang melahiran. Lukisan ini membawa kita ke keindahan besar dengan sangat halus terhadap makna hidup dan berbagai tahapan realita. Pencari kebenaran yang dilukis pada dinding goa Ayanta, merupakan penggambaran kehidupan roh yang meliputi seluruh dunia. Lukisan-lukisan di goa Ayanta menjadi sumber inspirasi lukisan-lukisan Budha di seluruh Asia.

http://adirozal.blogspot.co.id/2012/06/sejarah-seni-rupa-timur.html

Page 11: Estetika India

11

Kualitas lukisan dinding yang baik dari Rajasthan ditemukan di Amer Bhojanshala dekat Istana Jaipur. Ini adalah lukisan yang sangat indah abad 17 di India. Pada lukisan ini (gambar 5) pelukis memperlihatkan gambaran kedekatan dan persahabatan yang kuat. Lukisan diekspresikan di atas tembok dan dibuat dalam skala kecil untuk mural. Namun, pelukis mampu mengungkapkan dengan kepekaan dan kecermatannya menciptakan sebuah gambaran keintiman antara pengamat dan lukisan.

Lukisan-lukisan yang terdapat didinding-dinding goa, dan bagian atasnya menjadi insipirasi bagi perkembanganan seni lukis mural di India sampai berabad-abad kemudian. Lukisan-lukisan itu dibuat di dinding dan atap atau bagian atas candi, kuil, dan stupa. Umumnya tema-tema lukisan mengenai pemujuaan terhadap dewa dan tentang kehidupan, sedang tujuan lukisan untuk peningkatan rasa keagamaan dan kemanusian.

Bagian utara India seni lukis pernah mengalami kejaan pada abad ke-16, yang waktu itu daerah ini di bawah masa pemerintahan maharaja Mughal Akbar. Pada masa ini pernah lahir sebuah miniatur yang tinggi mutunya yakni miniatur yang terdapat di pengadilan.

http://adirozal.blogspot.co.id/2012/06/sejarah-seni-rupa-timur.html

http://adirozal.blogspot.co.id/2012/06/sejarah-seni-rupa-timur.html

Page 12: Estetika India

12

PERKEMBANGAN FASHION DI INDIA

Sejarawan percaya bahwa orang-orang di India mulai menenun kapas menjadi kain antara 3000 dan 2000 SM. Bukti dalam bentuk patung batu menunjukkan bahwa kaum laki-laki di Lembah Indus mengenakan pakaian yang melilit. Pria Hindu melilit tubuhnya dengan kain besar yang disebut dhoti di sekitar pinggang dan di antara kaki. Pria juga memakai syal atau selendang di bahu mereka. Dhoti dan selendang dikenakan sebagai pakaian dasar selama 2.000 tahun. Wanita mengenakan berbagai rok yang melilit serta dhoti dan syal besar yang disebut dupatta.

Islam yang datang sekitar abad ke-8 mengubah tata cara berbusana orang India. Meskipun perempuan di India tidak memakai kerudung penutup wajah, mereka mulai memakai blus pendek yang disebut choli untuk menutupi dada mereka. Kau pria mengenakan mantel selutut berlengan panjang dengan bawahan penuh. Gaya sorban di India bervariasi selama berabad-abad, namun penutup kepala secara konsisten menunjukkan identitas wilayah, kasta, dan agama pemakainya.

Meskipun pakaian Eropa sudah dikenal sejak abad ke-17, hanya sedikit kaum pria dan wanita India yang mengadopsi fashion internasional. Di awal-awal kemerdekaan India tahun 1947, pria India mulai mengenakan jaket jahitan selutut yang mengancing di bagian depan di atas celana sempit.

Baik pria maupun wanita memakai pakaian kasual yang terdiri atas khurta (baju) panjang dan celana panjang longgar. Pakaian yang paling populer di kalangan perempuan India adalah sari, yang telah dikenal selama ratusan tahun. Pembuat sari modern sering menenunnya dengan batas-batas khusus dan pola dekoratif.

Page 13: Estetika India

13

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR DI INDIA

Sejarah arsitektur India dimulai dari masa peradaban lembah Indus (Indus Valley Civilization), masa Vedik1, hingga masa Maurya-Gupta atau dikenal dengan era perkembangan Budha melalui arsitektur biara (monastery) dan batu/dinding pahat (rock cut), kemudian diikuti dengan kemegahan bangunan kuil pada masa pertengahan. Sementara, penguasa Turki dan Afghanistan di Utara pada masa pertengahan telah membawa India kepada tradisi arsitektur kubah (dome dan vault).

Munculnya arsitektur Mughal pada abad ke-16 menggambarkan penggabungan antara elemen arsitektur regional India dengan elemen arsitektur Persia dan Asia Barat. Pengaruh Barat terutama Eropa tak terelakkan pada masa kolonisasi Eropa di India termasuk gaya Manneris, Barok, Neo-klasik, dan Neogotik mulai dari abad ke-16 hingga akhir abad ke-19, yang kemudian dikenal dengan gaya Indo Saracenic.

Arsitektur India telah membawa pengaruh yang besar terutama ke Asia Timur sejak kelahiran dan penyebaran agama Budha. Sejumlah elemen arsitektur India seperti stupa, sikhara, pagoda (meru), torana (gerbang) telah menjadi simbol terkenal arsitektur Hindu dan Budha yang berkembang dan digunakan di Asia Timur dan Asia Tenggara seperti yang

https://kebudayaanindia.files.wordpress.com/2014/11/gents-

http://pkpgbk6.weebly.com/uploads/2/6/0/2/26025688/8787465.jpg?220

Page 14: Estetika India

14

terdapat pada bangunan candi Angkor Wat di Kamboja dan Prambanan di Indonesia.

Peradaban Lembah Indus, terdiri dari permukiman perkotaan kuna termasuk kota metropolitan; Mahenjo Daro dan Harappa dengan berbagai macam karakteristik rumah, tempat pemandian yang dihubungkan dengan sistem drainase umum yang baik pada masa itu. Struktur kota berbentuk grid diikuti jalur drainase di sepanjang jalan umum dikelilingi oleh benteng. Tipe bangunan penting lainnya adalah lumbung, tempat berdagang, pemandian umum yang diyakini sebagai tempat pemujaan untuk kesuburan. Keseragaman tatanan kota, tipologi bangunan, dan ukurannya yang terbuat dari batu bata bakar menunjukkan koordinasi yang baik antara sosial dan politik pada saat itu.

ARSITEKTUR HINDU

Dalam sejarah perkembangan kebudayaan Timur, agama Hindu lahir di lembah sungai Indus (kawasan Sind dan Punjab ). Agama ini lahir dari perpaduan agama Tuhan Vedis sebagai agama sukubangsa Aryan (Aria) dengan agama suku bangsa Dravidians (percaya adanya inkarnasi) yang merupakan daerah invasi dari sukubangsa Aryan pada masa itu. Perpaduan itu tercetus dalam buku Rig-Veda (kitab agama Veda) yang pada permulaan tahun Masehi disempurnakan dengan terciptanya kedewaan Trimurti : Brahma, Wisnu dan Siwa.

Arsitektur Hindu dikenal lewat rancangan kuil-kuil sampai ke Asia Tenggara mulai abad ke-5 hingga ke-13. Pada masa itu terdapat beberapa kerajaan yang terbagi dalam wilayah menjadi utara dan selatan. Dua kutub kerajaan ini mempengaruhi karakteristik kuil-kuil Hindu, seringkali disebut dengan Kuil Dravida di India Selatan, dan kuil Nagara di India Utara. Selain itu terdapat style di wilayah Bengal, Kashmir dan Kerala. Umumnya kuil-kuil dengan rancangan terbaik yang menjadi ikon arsitektur Hindu berada di wilayah Selatan. Arsitektur kuil di India Selatan tidak menggunakan konsep arsitektur kuil di India Utara yang dipengaruhi oleh Persia, Rajastan dan langgam Jaina. Kerajaan yang berpengaruh dalam arsitektur Hindu di India Selatan yaitu: 1. Kerajaan Pallava, memerintah dari abad ke-6-9 Masehi. Kuil besar

yang dibangun pada masa pemerintahannya yaitu kuil Mahabalipuram, Ibukotanya Kanchipuram, sekarang berada di wilayah Tamilnadu.

2. Kerajan Chola, kerajaan ini berkuasa pada tahun 900-1150 M diperintah oleh Raja Chola I dan putranya Rajendra Cholaruled dan membangun kuil Brihadeshvara dan kuil Siwa Thanjavur.

Page 15: Estetika India

15

3. Kerajaan Chalukya Badami yang disebut Chalukya awal yang diperintah oleh, Badami pada tahun 543 - 753 M yang kemudian menghasilkan langgam Vesara disebut juga Arsitektur Chalukya Badami. Contoh yang paling bagus dari seni kuil ini nampak pada kuil Pattadakal, Aihole dan Badami di Karnataka utara. Leibh dari 150 kuil tertinggal di lembah Malaprabha.

4. Kerajaan Rashtrakuta, yang memerintah wilayah Manyakheta, Gulbarga tahun 753-973 M membangun beberapa kuil Dravida di Ellora (kuil Kailasanatha). Kuil lain yang menarik yaitu kuil Jaina Narayana di Pattadakal dan kuil Navalinga, Kuknur di Karnataka.

5. Chalukya Barat disebut juga Chalukya Akhir yang memerintah Decca dari tahun 973-1180 M menghasilkan kembali langgam chalukya dikenal dengan langgam Gadag, yang artinya di dalam dan antara (in-between). Terdapat lebih dari 50 kuil yang masih bediri di sekitar sungai Krishna, di tengah Kartanaka. Kuil Kasi Vishveshvara di Lakkundi, Mallikarjuna di Kuruvatii, Kalleshwara di Bagali dan Mahadeva di Itagi merupakan kuil-kuil yang indah dan menarik yang dibangun oleh arsitek-arsitek semasa kerajaan Chalukya akhir.

6. Raja Hoysala memerintah India Selatan pada tahun 1100-1343M dan mengembangkan sebuah konsep arsitektur yang disebut Hoysala Arsitektur di negara Karnataka. Karya arsitektur kuil yang terbaik yaitu kuil Chennakesava di Belur, kuil Hoysaleswara di Halebidu, dan kuil Kesava di Somanathapura.

7. Kerajaan Vijayanagar yang memerintah seluruh wilayah India Selatan pada tahun 1343-1565 M membangun sejumlah kuil di ibukota Vijayangar dengan menggabungkan beberapa langgam yang berkembang di India Selatan pada masa sebelumnya. Beberapa elemen yang dihasilkan dari karya tersebut yaitu pilar Yali (pillar yang bersimbol kuda), balustrade ( parapets) and pilar berhias (manatapa). Beberapa raja yang memerintah Vijayanagar membangun kuil-kuil yang kemudian dikenal sebagai gaya arsitektur Vijayanagar.

Arsitektur hindu di India dibagi atas tiga langgam:1. Langgam Hindu Selatan, dipraktekkan oleh bangsa ras Tamil dan

seluruh wilayah yang terletak antara Cape Comorin dan Nerbuddha atau wilayah Vidya.

2. Langgam Utara atau Hindu Arya, ditemukan hanya di wilayah Himalaya yang berbatasan dengan ras Arya yang berbahasa Sancrit atau dikenal dengan The Bengal Presidency.

3. Langgam Kasmir atau Punjab, berbeda dari kedua diatas, akan tetapi lebih mirip kepada langgam yang di selatan.

Page 16: Estetika India

16

Selama abad pertengahan, kuil Hindu dibuat dari pahatan dinding tebing atau bukit. Hingga saat ini konsep arsitektural Hindu mempengaruhi bangunan-bangunan atau arsitektur Budha. Konsep merancang kuil dibuat oleh seorang Brahmin. Brahmin juga menentukan pemilihan tapak dan menguji keadaan tanah, dan tebalnya sesuatu dinding atau tiang mengikut segi mithologykal dan astronomikal Hindu yang dikenal dengan formula Vastupurushamandala (tatanan untuk bangunan sakral). Tantanan ini dituangkan dalam tatanan ilmu arsitektur Hindu dinamakan vastushastra. Tatanan bentuk manusia dalam posisi semedi di dalam grideon yang secara konsistens mengatur rancangan bentuk kuil di wilayah India.

Kuil-kuil hindu menggunakan bentuk empat persegi daripada bentuk lingkaran seperti yang digunakan dalam arsitektur Budha. Bentuk empat persegi ini menyimbolkan kestabilan dan kekekalan. Beberapa ciri lain dari arsitektur hindu yaitu penggunaan sistem trabeate yaitu massive block dari batu yang menjadi material dasar dalam pembangunan kuil India. Sistem ini berupa tiang tegak dengan alang melintang sistem ini digunakan dengan begitu meluas sekali. Walaupun sistem Arch Vault lebih ekonomis 5 dan digunakan di seluruh dunia. Mandala empat segi atau charta firasat arsitek Hindu, mengandung 64 atau 81 kotak. Brahma, dewa utama, pemelihara dan pemusnah menduduki empat segi tengah. Dewa-dewa lain menduduki tempat-tempat di penjuru.

Kuil hindu memiliki empat ruang prinsip dalam perancangannya yang menjadi konsep arsitektur Hindu yaitu Garbha griha, Mantapa, Gopura dan Choultri dengan penjelasan sebagai berikut.1. Garbha griha

Merupakan bagian utama dan terpenting dari kuil dan merupakan inti/induk bangunan yang disebut vimana (di India Selatan) atau mulaprasada (di India Utara). Denahnya berbentuk bujursangkar atau persegi, untuk kuil yang kecil biasanya perbandingan antara tinggi dan lebar bangunan 1:1 atau berbentuk kubus, dan kuil yang besar

biasanya tingginya jauh lebih besar daripada lebarnya. Terdapat bagian yang tegak lurus terbuat dari batu dan granit yang didekorasi dengan pilaster dan ornamen. Vimana beratap tingkat seperti pyramid umumnya terbuat dari bata yang

diplester dengan semen kemudian diakhiri dengan ‘dome’ kecil (umumnya di india selatan). Vimana yang terbesar di Tanjore yang terdiri dari 14 tingkat dengan tinggi hampir 200 ft.

2. Pelataran depan atau MandapaPelataran depan atau

Mantapa, ruang bagian luar

http://www.hindus.com/images/vastu-plan.jpg

Raziq_hasan.staff.gunadarma.ac.id

Page 17: Estetika India

17

yang sebagian dilingkupi dinding yang memiliki pintu. Satu pintu sebagai penghubung ke vimana sedangkan pintu lain sebagai akses jalan dan masuknya cahaya ke ruang dalam. Ruang mandapa berbentuk bujursangkar atau persegi, biasanya sama bentuknya dengan bangunan kuil inti (vimana). Beberapa kuil memilki ‘mandapa luar atau Maha Mandapa’ dan ‘mandapa dalam atau Ardha Mandapas’. Ada juga kuil yang memiliki gabungan dari kedua mandapa, biasanya yang mandapa luar bersifat terbuka dan mandapa dalam bersifat tertutup. Atapnya berbentuk piramid, tapi jauh lebih rendah dari atap vimana, sering juga berbentuk flat yang tidak berornamen. Atap ditopang oleh pilar, akan tetapi sebisa mungkin dikurangi jumlah pilar dengan membuat kotak-kotak pembalokan pada ceiling ( bracketing).

3. Gerbang Piramid ‘ Gopura’ Gerbang atau Gopura adalah jalan masuk kompleks halaman kuil

yang berbentuk persegi yang biasanya mengitari vimana. Jumlah gerbang mengikuti jumlah dinding pagar, kadang-kadang juga melebihi jumlah dinding pagar. Bentuk gapura indentik dengan vimana, meskipun demikian terdapat satu sisi yang lebih besar dan lebih panjang. Pada sisi yang panjang terdapat bukaan yang biasanya 1/4-1/7 dari lebarnya.

Gerbang piramid yang paling besar dimiliki oleh kuil di Combaconum, ibukota Kerajaan Chola setelah penolakan Tanjore. Terdiri dari 12 tingkat termasuk basemen yang terbuat dari granit dan datar, sementara keseluruhan piramid terbuat dari batu bata diplester dengan sculpture dan ornamen.

4. Hall berpilar atau ‘ Choultri’Choultri merupakan bangunan extra di sekitar kompleks kuil.

Biasanya digunakan untuk berbagai kegiatan upacara: tarian, nyanyian dan upacara perkawinan. Pada awalnya sebagai beranda (porches), kemudian berkembang menjadi ruang untuk berbagai kegiatan terutama untuk upacara yang berhubungan dengan perkawinan. Hall berpilar yang besar yaitu ada di Tinnevelly yang terdiri dari 100 kolom pada sisi yang panjang dan 10 pada sisi yang lebarnya. Kemudian hall berpilar di Chillumbrum terdiri dari 24 kolom pada sisi lebar dan 41 kolom pada sisi panjangnya.

Arsitektur batu (stone architecture) juga telah tumbuh di India terbukti pada Tinggalan sejarah istana Pataliputra dan juga Ashoka Stambha (prasasti tugu monolitik) yang bertuliskan maklumat dari raja Ashoka. Pada ujung atas prasasti terdapat ukiran batu berkepala empat singa yang menjadi simbol dari kerajaan Ashoka. Pada masa Ashoka telah diperkenalkan arsitektur batu pahat yang mentradisi

hingga lebih dari 100 tahun lamanya hingga masa arsitektur Budha, Jaina dan

Raziq_hasan.staff.gunadarma.ac.id

Page 18: Estetika India

18

Hindu, terdapat banyak ruang pemujaan yang dipahat di dinding tebing atau gunung. Konon, tradisi ini berasal dari Mesir kuna dan Persia. Pada saat yang sama, Viharas (Buddhist monasteries), mulai dibangun setelah kematian Budha terutama pada masa Kerajaan Mauryan dengan karakteristik monumen stupa, chaitya; ruang meditasi yang terdapat stupa didalamnya.

Arsitektur Budha berkembang pada masa Pemerintahan Ashoka, terdapat tiga bangunan yang penting dalam arsitektur Budha yaitu chaitya (ruang meditasi para biksu), vihara (asrama) dan stupa (monumen budha). Dalam satu lahan paling sedikit terdapat satu chaitya dan beberapa vihara.

DAFTAR PUSTAKA

http://renefineart.com/images/paintings/Yogananda_2_lg.jpg https://littlekurcaci.files.wordpress.com/2014/06/mitos-05.jpg http://2.bp.blogspot.com/Q9ixu8RwpZQ/UPis6G9SBNI/AAAAAAAAAZo/

fxiHoswDz3U/s1600/pilar.png http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._SENI_RUPA/

196202071987031- http://kiossahabatbaru.blogspot.co.id/2012/06/keindahan-menurut-

pandangan-timur.html http://adirozal.blogspot.co.id/2012/06/sejarah-seni-rupa-timur.html http://www.iloveindia.com/indian-monuments/pics/amaravati-stupa.jpg http://www.kembangpete.com/2014/04/05/sejarah-pakaian-di-india Kartika, Dharsono Sony.2007.ESTETIKA.Bandung:Rekayasa Sains

Bandung

Raziq_hasan.staff.gunadarma.ac.id

Page 19: Estetika India

19