erosi gigi

16
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Erosi Erosi dikatakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang umumnya disebabkan oleh zat asam. Erosi gigi harus dibedakan dari karies gigi walaupun keduanya mempunyai kesamaan yaitu terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi akibat asam.Erosi dan karies gigi sama-sama dari asam yang merupakan hasil fermentasi karbohidrat sisa-sisa makanan oleh bakteri dalam tubuh tetapi erosi gigi terjadi karena proses kimia tanpa melibatkan bakteri, hal ini berbeda dengan karies gigi. 2 Zat asam penyebab erosi gigi dapat dibedakan menjadi zat asam intrinsik dan zat asam ekstrinsik. 3,4,5 2.1.1 Zat Intrinsik Pada dasarnya erosi gigi akibat faktor intrinsik dapat dibagi dua yaitu faktor penyakit dan keadaan psikologis. Penyakit yang dapat mengakibatkan erosi gigi adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dan sindroma Sjogren. 8 a) Penyakit Selain itu, gangguan keadaan psikologis yang bermasalah, seperti bulimia dan aneroksia nervosa. Hubungan antara penyakit saluran cerna GERD dengan eosi gigi telah banyak dibahas dalam penelitian sejak kebelakangan ini. Saat ini, diperkirakan dalam sehari melibatkan 7,00% orang dewasa dan mencapai rata-rata 36,00% dalam kurun waktu Universitas Sumatera Utara

Upload: dent-in-dentist

Post on 02-Jan-2016

344 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

erosisi gigi

TRANSCRIPT

Page 1: Erosi Gigi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Erosi

Erosi dikatakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang

umumnya disebabkan oleh zat asam. Erosi gigi harus dibedakan dari karies gigi

walaupun keduanya mempunyai kesamaan yaitu terjadinya demineralisasi pada

jaringan keras gigi akibat asam.Erosi dan karies gigi sama-sama dari asam yang

merupakan hasil fermentasi karbohidrat sisa-sisa makanan oleh bakteri dalam tubuh

tetapi erosi gigi terjadi karena proses kimia tanpa melibatkan bakteri, hal ini berbeda

dengan karies gigi.2 Zat asam penyebab erosi gigi dapat dibedakan menjadi zat asam

intrinsik dan zat asam ekstrinsik.

3,4,5

2.1.1 Zat Intrinsik

Pada dasarnya erosi gigi akibat faktor intrinsik dapat dibagi dua yaitu faktor

penyakit dan keadaan psikologis. Penyakit yang dapat mengakibatkan erosi gigi

adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dan sindroma Sjogren.8

a) Penyakit

Selain itu,

gangguan keadaan psikologis yang bermasalah, seperti bulimia dan aneroksia

nervosa.

Hubungan antara penyakit saluran cerna GERD dengan eosi gigi telah banyak

dibahas dalam penelitian sejak kebelakangan ini. Saat ini, diperkirakan dalam sehari

melibatkan 7,00% orang dewasa dan mencapai rata-rata 36,00% dalam kurun waktu

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Erosi Gigi

sebulan.8 Pada kondisi ini, isi lambung melewati esophagus bagian bawah lalu

mencapai bagian distal esophagus diluar kesadaran penderita.8Pada beberapa pasien,

kondisi ini berlanjut melewati sphincteresophagus yang lebih tinggi untuk mencapai

rongga mulut. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya tekanan abdominal dan ketidak

kemampuan sphincter esophagus bagian bawah berelaksasi sehingga cairan lambung

mencapai rongga mulut dengan pH 1,0-2,0 dan berkontak dengan gigi terutama pada

permukaan palatal dan oklusal gigi geligi.

Biasanya, erosi gigi akibat GERD dijumpai pada permukaan palatal gigi

anterior maksila. Jika terdapat tambalan amalgam, maka restorasi akan terlihat lebih

tinggi dari permukaan gigi (Gambar 1). Kehilangan struktur gigi ini lebih lanjut akan

menurunkan dimensi vertikal gigi dan menyebabkan gigi menjadi sensitif, dan

selanjutnya enamel yang tipis akan menyebabkan diskolorasi gigi dan pecahnya tepi

insisal gigi.

9

10

Gambar 1. Restorasi gigi terlihat lebih tinggi dari permukaan gigi yang mengalami erosi. Penyakit lain yang dapat mengakibatkan erosi gigi adalah sindroma Sjorgen.

Sindroma Sjorgen adalah kondisi autoimun yang menyebabkan inflamasi kronis pada

kelenjar saliva dan kelenjar air mata yang mengakibatkan kekeringan pada mulut dan

mata. Mulut kering dapat memicu terjadinya erosi gigi,karena aliran saliva sangat

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Erosi Gigi

sedikit sehingga kapasitas buffer oleh saliva berkurang.Penderita sindroma ini

cenderung mengkonsumsi minuman bersifat asam untuk merangsang aliran saliva

dan menjaga rongga mulut agar tetap basah. Namun hal ini akan semakin

menurunkan pH saliva sehingga bertambahnya resiko erosi gigi.

b) Keadaan Psikologis

8

Keadaan psikologis yang berpengaruh pada erosi adalah keadaan seseorang

yang dipengaruhi kadar konsumsi makanan. Contohnya, aneroksia nervosa dan

bulimia. Kelainan ini umumnya ditemukan pada wanita diantara umur 12 – 30 thn

dengan latar belakang fisik untuk menguruskan tubuh ataupun mengatur berat

badan.10 Pasien aneroksia nervosa biasanya menahan lapar sepanjang hari dan

umumnya ditandai dengan rangsangan muntah kronis.10Sedangkan penderita bulimia

selalu makan dengan jumlah yang berlebihan dan setelah itu merasa tidak

puasterhadap jumlah makanan yang dikonsumsi. Mereka akan coba memuntahkan

makanan tersebut dengan menstimulasi muntah, yaitu dengan memasukan jari

kedalam tenggorokan. Frekuensi muntah yang mengandung asam lambung ini dapat

memicu terjadinya erosi gigi.10Pada penderita penyakit ini, terlihat hampir seluruh

enamel gigi pada bagian palatal elemen gigi anterior maksila hilang (Gambar 2).

Pasien yang telah lama menderita penyakit ini akan mengalami erosi dan

hipersensitivitas gigi.10

Gambar 2. Erosi pada gigi anterior maksila akibat frekuensi muntah.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Erosi Gigi

2.1.2Zat Ekstrinsik

Erosi akibat zat asam ekstrinsik dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu diet

dan pekerjaaan atau perilaku.Faktor diet meliputi makanan atau minuman bersifat

asam yang dikonsumsi secara berlebihan, mungkin juga akibat obat yang bersifat

asam yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan faktor pekejaan

dan perilaku meliputi paparan klorin dari kolam renang, maupun paparan agen

korosif dari pabrik.

a) Diet

3,4,5

Jeruk manis dan buah-buahan sitrus lainnya sering bersifat sangat asam;

pHnya terletak diantara 2,0 dan 3,8. Mengonsumsi buah-buahan ini, dengan

menghisap buah sitrus, minum minuman berkarbonat seperti Coca-Cola dan sering

minum minuman bersifat asam.10Resikoyang cukup tinggi ditemukan ketika buah

jeruk dikonsumsi lebih dari dua kali sehari dan meminum minuman berkarbonat

sehari sekali. Selain itu konsumsi permenasamyang berlebihan yang

dikombinasikandengankapasitas buffer saliva yang rendah dapat meningkatkan kadar

erosi pada gigi. Gaya hidupyang tidak sehatsepertiasupanalkoholdan wine juga

menyebabkan erosigigi.Gaya hidup yangsehatseperti

lactovegetarianyangmengonsumsimakananasam seperti krim dan yoghurt,

jugadikaitkandenganprevalensierosigigi yang tinggi.11

Gambar 3. Erosi gigi akibat menghisap buah-buahan sitrus.12

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Erosi Gigi

Selain itu, erosi dapat terjadi akibat pengaruh obat cair yang mengandung besi

yang bersifat asam, serta dari pengunyahan obat aspirin dan vitamin C, sering

berkumur dengan perhidrol dan menyikat gigi dengan gel fluorida yang bersifat asam

pada jangka waktu lama.

b) Pekerjaan dan Perilaku

9

Beberapa kelompok pekerjaaan yang tidak terlindung terhadap udara dengan

konsentrasi asam tinggi, misalnya di pabrik seng elektrolitis. Lamanya terpapar udara

dan terbukanya bibir (uap asam menyebabkan pernafasan mulut), menyebabkan

keparahan kerusakan.9 Selain itu pada perenang-perenang di dalam air yang diberi

klorida banyak dan pH yang rendah, timbul erosi yang luas,oleh karena pengaruh

cahaya akan mengakibatkan terbentuknya asam garam yang mengakibatkan erosi

gigi.

9,13

2.2 Soft Drink

Minuman yang bersifat asam seperti minuman berkarbonat merupakan salah

satu faktor eksternal penyebab erosi.3 Minuman berkarbonat mengandung 90% air,

gula, karbon dioksida (CO2), asam fosfor, asam sitrat, kaffein serta bahan perasa dan

pewarna. Kadar asam (pH) yang terkandung dalam minuman berkarbonat adalah

diantara 2,2-3,7 ini merupakan tahap yang paling asam. Setiap mengonsumsi

minuman berkarbonat memerlukan waktu 20 detik untuk bereaksi dengan

gigi.Efeknya mengakibatkan permukaan gigi menjadi kasar, dan dapat dirasakan

dengan mengunakan lidah.6

Keadaan ini menyebabkan enamel gigi mengalami erosi.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Erosi Gigi

2.2.1 Jenis, Kandungan, pH Beberapa Minuman Ringan dan

Mekanismenya

Pada tabel 1 dapat dilihat daftar minuman yang bersifat asam yang umum

dikonsumsi oleh masyarakat. Terdapat beberapa jenis jus buah dan minuman

berkarbonat dan yang diketahui mempunyai pH yang sangat rendah.

Tabel 1. Jenis,Kandungan dan pH Beberapa Minuman Ringan

8

14

Sebagaimana diketahui, enamel gigi terdiri atas kalsium hidroksi apatit

(Ca10(PO4)6(OH)2) dan sebagian kecil fluor apatit serta beberapa ion tambahan

seperti ion karbonat dan fluoride.pH kritis enamel gigi adalah 5,5.15 Ketika seseorang

mengkonsumsi minuman ringan, maka minuman tersebut akan berada dalam rongga

mulut untuk sementara waktu. Adanya kandungan zat asam dalam minuman ringan

akan menyebabkan perubahan pH saliva sehingga permukaan gigi menjadi sedikit

kasar.15,16 Menurut Freguson apabila pH lebih kecil dari pH kritis enamel, akan

mengakibatkan saliva berada di titik jenuh sehingga terjadi pengurangan kristal apatit,

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Erosi Gigi

mineral dipermukaan gigi menjadi hilang, lalu enamel gigi mengalami proses

demineralisasi.

Proses demineralisasi terjadi akibat gangguan keseimbangan kalsium hidroksi

apatit, yang dijabarkan sebagai berikut:

16

Ca

15

10(PO4)6(OH)2 10 Ca2+ + 6 PO43- + 2 OH

Bila pH turun, maka ion PO

-

43- akan berubah menjadi HPO4

2- atau H2PO4- dan ion

OH menjadi normal dalam bentuk air, maka hasil akhirnya saliva akan menjadi

sangat jenuh.

Perubahan patologi erosi gigi berupa demineralisasi permukaan jaringan keras

gigi, pertama-tama terjadi pelarutan kristal apatit. Pelarutan ini dapat terjadi oleh

karena adanya zat asam kuat, misalnya asam klorida, asam sitrat dan asam fosfor

pada minuman ringan yang melekat pada permukaan gigi.Pada erosi gigi,

demineralisasi terjadi pada prisma enamel berlanjut sampai ke daerah batang prisma

dan interprimatik membentuk struktur seperti sarang lebah. Struktur prisma enamel

menjadi tidak beraturan diikuti dengan hilangnya enamel yang bervariasi.

15

Hubungan antara kadar asam (pH) pada permukaan gigi dan waktu konsumsi

makanan dan minuman ditunjukkan dalam Kurva Stephan. Dimana pH rendah

menunjukkan kondisi asam, pH tinggi menunjukkan kondisi alkanitas. Ketika pH

pada permukaan gigi di bawah 5,5 (pH kritis) permukaan gigi mengalami kerusakan.

Kurva Stephan menunjukkan peningkatan akumulasi asam pada permukaan gigi

(penurunan pH) segera setelah kita makan atau minum sesuatu. Setelah menelan

saliva akan mengencerkan sisa-sisa yang tertinggal di mulut, dengan ini dapat

mengurangi potensi kerusakan permukaan gigi. Diperlukan sekitar 20 menit untuk

16

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Erosi Gigi

saliva dalam menyingkirkan cairan erosif yang berkontak dengan permukaan gigi

sampai pH melebihi 5,5. Sering minum selama olahraga adalah perlindungan terbaik

terhadap kehilangan cairan tubuh, Tetapi kurva Stephan juga menunjukkan bahwa

sering minum atau makan diantara jam makan akan mengakibatkan pH pada

permukaan gigi tetap dibawah nilai kritis 5,5 dan resiko gigi bertambah parah jika

aliran saliva berkurang, akibat dehidrasi atau xerostomia. Hal ini dapat mempunyai

efek jangka pendek akibat obat dehidrasi ataupun dari konsekuensi dari jangka

panjang akibat dari kebiasaan pernapasan melalui mulut atau disfungsi dari kelenjar

saliva.17

Gambar 4:KurvaStephan

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Minuman Ringan

Secara umum faktor yang mempengaruhi kadar konsumsi minuman ringan

adalah tahap pendidikan, pendapatan, status kesehatan mental, ketersediaan makanan,

keamanan, kualitas gizi, daya terima terhadap makanan, politik, ideologi, institusi

sosial, ekonomi, budaya dan teknologi.

Faktor stimulasi yang diterima seseorang remaja berupa rasa tertarik, senang,

ingin, rasa lapar dan hal-hal lain yang menarik dari informasi yang diterima, baik dari

iklan, promosi, pengalaman, maupun perilaku orang-orang terkemuka.

18

18

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Erosi Gigi

Selain itu, daya beli, peningkatan dalam pendapatan uang saku yang dimiliki

seseorang remaja dalam mengonsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh harga

produk pangan termasuk minuman ringan.

2.2.3 Efek Samping Akibat Minuman Ringan

18

Pola hidup mengonsumsi minuman ringan dapat menyebabkan berbagai

dampak buruk, antara lain osteoporosis, penyakit jantung, batu ginjal, dan obesitas.

a) Kerusakan tulang dan Osteoporosis

Kebiasaan mengonsumsi minuman ringan menyebabkan jumlah konsumsi

jenis minuman lainnya menurun, seperti konsumsi air dan susu. Hal ini menyebabkan

konsumen minuman ringan kurang mendapat asupan kalsium. Asupan kalsium yang

rendah menyebabkan dekalsifikasi tulang, tulang rapuh, dan akhirnya dapat

berkembang menjadi osteoporosis.

b) Penyakit jantung

19

Penyakit jantungmenduduki peringkat pertama dalam urutan penyebab

kematian di banyak negara di dunia. Penyebab utama penyakit ini adalah konsumsi

makanan yang tinggi kolestrol dan lemak jenuh, merokok, dan gaya hidup yang santai

dengan aktivitas fisik yang minimal. Penyebab lainnya yang berisiko sangat besar

pada orang dewasa adalah konsumsi gula yang berlebihan.

c) Batu Ginjal

19

Penyakit batu ginjal merupakan penyakit yang paling umum terjadi dalam

saluran kemih dan merupakan salah satu dari sekelompok penyakit dengan rasa nyeri

terbesar. Batu ginjal merupakan kondisi terdapatnya kristal kalsium dalam ginjal.

Kristal tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat, maupun kalsium sitrat.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Erosi Gigi

Sekitar 10% dari penduduk AS pernah memiliki penyakit batu ginjal. Penelitian

menemukan bahwa resiko munculnya batu ginjal sejalan dengan kandungan fosfat

dalam minuman ringan. Mekanismemunculnya batu ginjal sangat sejalan dengan

mekanisme munculnya osteoporosis. Gangguan keseimbangan rasio ion kalsium

menyebabkan penyerapan kalsium terhambat dan menyebabkan kalsium menjadi

tidak terlarut.

19

2.3Gambaran Klinis dan Tahap Erosi Gigi

Erosi gigi dapat mengakibatkan hilangnya permukaan enamel.9 Gejala awal

erosi adalahbercak putih, yang secara mikroanatomi terlihat bulat, licin dan

mengkilap. Pada tahap lanjut, enamel akan semakin banyak hilang, permukaan gigi

semakin licin dan mengkilap serta permukaan yang membulat pada elemen gigi

menjadi rata. Pada permukaan oklusal akan timbul cekungan sebagai ciri khas dari

dentin yang lunak dan kurang mineralisasi.

Permukaan labial gigi anterior paling sering terkena erosi, namun permukaan

palatal dan aproksimal dapat juga terkena. Pada lesi ini, terlihat beberapa variasi

ukuran dan bentuk yang selalu melibatkan beberapa gigi dengan gambaran dangkal,

besar, halus dengan bagian sebelah luar menekan permukaan enamel yang berbatasan

dengan cemento enamel junction.

9

Pada penderita yang mengalami erosi gigi akibat minuman ringan akan

terlihat perbedaan morfologi dan ciri khusus permukaan gigi. Permukaan enamel

yang halus menjadi permukaan yang luas, cekung dan berkilat. Gigi akan terlihat

seperti kaca (Gambar 5). Pada permukaan sepertiga servikal gigi premolar dan molar

12

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Erosi Gigi

mandibula umumnya menjadi cekung sampai ke free gingival margin, dan meluas

sampai ke permukaan akar gigi. Permukaan oklusal premolar dan molar ditandai

dengan permukaan yang cekung dan mengkilap yang meluas sampai ke dentin.12

Gambar 5 : Gambaran erosi oleh karena minuman ringan. Permukaan enamel yang halus

menjadi permukaan yang luas, cekung dan mengkilap.

1

Insisivus sentralis maksila dapat menipis oleh karena meningkatnya daya

translucent insisal. Permukaannnya akan terlihat licin dan halus dan beberapa

permukaan khas menjadi hilang. Pada gigi susu, kehilangan permukaan terlihat lebih

jelas. Lapisan enamel dan dentin gigi susu lebih tipis dari gigi permanen. Hal ini akan

meningkatkan kemungkinan proses erosi berlanjut sehingga menyebabkan terlihatnya

pulpa.

Menurut Gandara dan Truelove, erosi pada permukaan labial gigi insisivus

kemungkinan terjadi oleh karena konsumsi minuman ringan dilakukan dengan cara

menghirup minuman sedikit demi sedikit dalam beberapa menit.

12

8

Permukaan gigi

oleh karena minuman ringan ini akan memperlihatkan gigi insisivus dengan

karakteristik permukaan enamel yang halus dan licin. (Gambar 6)

Gambar 6. Erosi pada permukaan labial gigi anterior oleh karena minuman ringan

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Erosi Gigi

Pada gambar 7 dapat dilihat erosi pada permuakaan bukal molar mandibula

dari penderita erosi gigi, akibat mengonsumsi minuman ringan jenis cola dingin, dan

selama beberapa menit menahan minuman tersebut di dalam rongga mulutnya

sebelum minuman ditelan.

Gambar 7. Erosi gigi pada bagian bukal gigi molar mandibula Minuman sitrus yang dikonsumsi dalam waktu lama, misalnya lebih dari dua

tahun dapat menyebabkan erosi pada daerah servikal gigi posterior seperti terlihat

pada gambar 8 dibawah ini.

Gambar 8. Erosi pada daerah servikal gigi posterior

Terdapat beberapa indeks yang digunakan untuk mengidentifikasi tahap erosi

gigi dengan mengunakan gambaran klinis atau visual. Antaranya adalah indeks

kombinasi atau modifikasi yang diterbitkan oleh Eccles dan Smith dan Knight (Tabel

2). Selain itu, indeks yang selalu digunakan adalah British Children’s NationalHealth

and National Diet and Nutrition Surveys serta indeks yang dikemukakan oleh Lussi

(Tabel 3).12

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Erosi Gigi

Tabel 2 : Indeks erosi gigi yang dikemukakan oleh Smith dan Knight, dan meliputi kriteria diagnostik erosi gigi oleh Eccles dan Jenkins

12

SKOR PERMUKAAN KRITERIA 0 B/L/O/I/S Tidak ada permukaan gigi yang hilang 1 B/L/O/I/S Kehilangan struktur enamel dalam jumlah sedikit 2

B/L/O

I S

Kehilangan struktur enamel dengan kurang dari sepertiga dentin terpapar Kehilangan enamel hanya menyebabkan dentin terpapar Struktur yang hilang kurang dari 1mm

3

B/L/O

I

S

Kehilangan struktur enamel dengan lebih dari sepertiga dentin terpapar Kehilangan enamel dan dentin tanpa terpaparnya dentin sekunder atau pulpa Struktur yang hilang 1-2mm

4

B/L/O

I S

Kehilangan struktur enamel dan dentin seluruhnya, atau dentin sekundar dan pulpa juga terpapar Pulpa atau sekunder dentin terpapar Struktur yang hilang lebih dari 2mm atau pulpa terpapar atau dentin sekunder terpapar

Kriteria diagnostik untuk erosi gigi Lesi inisial Terdapat developmental ridge pada enamel,

permukaan gigi mengkilap Lesi tahap lanjut :

permukaan fasial gigi

permukaan Oklusal

-Terdapat cekungan yang lebar dan tidak dalam - Lesi berbentuk oval atau bulan sabit pada pinggirannya, berbentuk konkaf dari penampang melintang - Lesi yang luas di mahkota dengan pinggiran yang tidak rata - Permukaan terlihat tipis, penekanan pada cusp dan insisal gigi, terdapat restorasi pada gigi sebelah

B= bukkal, L=lingual, O=oklusal, I=insisal, S=servikal

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Erosi Gigi

Tabel 3 :Indeks erosi gigi oleh Lussi Dkk( permukaan fasial,lingual dan oklusal pada semua gigi kecuali molar tiga.

12

Fasial

0

1

2

3

Tidak ada erosi. Permukaan gigi halus, kadang mengkilap. Dam

mungkin terdapat developmental ridge

Kehilangan permukaan enamel. Ditemukan lesi di daerah servikal

gigi. Cekungan pada enamel lebar tapi tidak dalam, untuk

membedakannyadari gigi yang abrasi. Tepi lesi bergelombang. Dentin

tidak terpapar.

Keterlibatan dentin kurang dari ½ permukaan gigi

Keterlibatan dentin lebih dari ½ permukaan gigi

Oklusal

0

1

2

Tidak ada erosi. Permukaan gigi halus, kadang mengkilap. Dan

mungkin terdapat developmental ridge

Sedikit erosi pada cusp gigi, cusp gigi membulat, terdapat restorasi

gigi sebelahnya meningkat, grove pada permukaan oklusal.

Kehilangan permukaan enamel tanpa melibatkan dentin.

Lesi lebih parah. Tanda lebih jelas daripada grade 1. Melibatkan

dentin

Tabel 4 : Indeks Eccless.

10

Skor KRITERIA

KlasI Lesi superfisial, hanya pada permukaan enamel. Terlihat

enamel tipis dan berkilat.

Klas II Lesi terlokalisasi, < 1/3 permukaan dentin. Terdapat lesi yang

berbentuk cawan dan lekukan yang dalam pada enamel dan

dentin.

Klas III Lesi general, > 1/3 permukaan dentin, kehilangan banyak

jaringan dentin.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Erosi Gigi

2.4 Cara Pencegahan

Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pabrik pembuatan minuman ringan

dengan mencoba memodifikasikan komposisi minuman ringan untuk mengurangi

efeknya pada gigi.Caranya adalah dengan menambah atau mengurangi komponen

tertentu dalam minuman ringan. Ada beberapa hal yang disarankan agar bisa

mengkonsumsi minuman ringan dengan aman yaitu2

a) Mengikuti anjuran pabrik pembuatannya, apakah bisa diminum langsung

atau harus diencerkan.

:

b) Konsumsi minuman ringan hanya pada waktu makan.

c) Waktu minum tidak boleh lama.

d) Sebaiknya menggunakan pipet.

e) Meminum minuman yang didinginkan karena sifat erosive yang kurang.

f) Tidak boleh mengulum minuman dalam mulut.

g) Jangan menyikat gigi segera setelah mengkonsumsi minuman ringan.

h) Usahakan minum susu, air putih atau makan keju setelah mengkonsumsi

minuman ringan yang mengandung asam bagi menetralkan pH rongga mulut.

i) Bila memungkinkan,sebaiknya mengganti minuman ringan mengandung

asam dengan minuman lain yang kurang bersifat erosif, seperti air putih.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Erosi Gigi

2.5 Perawatan

Perawatan erosi gigi dapat dilakukan berdasarkan tingkat keparahannya.Jika

erosi hanya terdapat pada bagian enamel yaitu erosi ringan, dapat dilakukan aplikasi

flour atau ditambal dengan menggunakan bahan restoratif komposit. Bagi erosi pada

bagian labial yaitu erosi sedang, dilakukan pemasangan veener keramik atau overlay

mahkota, Serta pada erosi berat dilakukan pemasangan mahkota, bridgeatau

overdenture. Bagi mempertahankan perawatan ini, etiologi erosi perlu disingkirkan

seminimal mungkin.

20

Universitas Sumatera Utara