epidemiology of syphilis

21
Epidemiology of syphilis-related hospitalisations in Spain between 1997 and 2006: a retrospective study Laura Garcıa-Garcıa, M Carmen Ariza-Megıa, Alba Gonzalez- Escalada, Alejandro Alvaro-Meca, Angel Gil-deMiguel, Ruth Gil-Prieto ABSTRACT Objective: In order to illustrate the important public health impact of syphilis, which is a preventable infection, the epidemiology of syphilis-related hospitalisations in Spain was penelitianed over a 10-year period. Methods: A retrospective study was conducted using the National Epidemiological Surveillance System for Hospital Data (Minimum Data Set). All hospitalizations due to syphilis infection in any diagnostic position (ICD- 9-CM 090e097) between 1997 and 2006 were analysed, according to the Spanish version of the International Classification of Diseases, ninth revision (ICD-9-CM). Results: There were 9556 hospitalisations associated with syphilis in Spain. The hospitalisation rate was 2.33 per 100 000 population, the mortality rate was 0.07 per 100 000 population and the lethality was 3.17%. The hospitalisation rate increased significantly after 2000 and was higher in men. Conclusion: Syphilis remains a major public health problem because of both potential complications and its close

Upload: nila-soswita-yusuf

Post on 14-Dec-2014

59 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Epidemiology of Syphilis

Epidemiology of syphilis-related hospitalisations in Spain between 1997

and 2006: a retrospective study

Laura Garcıa-Garcıa, M Carmen Ariza-Megıa, Alba Gonzalez-Escalada,

Alejandro Alvaro-Meca, Angel Gil-deMiguel, Ruth Gil-Prieto

ABSTRACT

Objective: In order to illustrate the important public health impact of syphilis, which is a

preventable infection, the epidemiology of syphilis-related hospitalisations in Spain was

penelitianed over a 10-year period.

Methods: A retrospective study was conducted using the National Epidemiological

Surveillance System for Hospital Data (Minimum Data Set). All hospitalizations due to

syphilis infection in any diagnostic position (ICD- 9-CM 090e097) between 1997 and

2006 were analysed, according to the Spanish version of the International Classification

of Diseases, ninth revision (ICD-9-CM).

Results: There were 9556 hospitalisations associated with syphilis in Spain. The

hospitalisation rate was 2.33 per 100 000 population, the mortality rate was 0.07 per 100

000 population and the lethality was 3.17%. The hospitalisation rate increased

significantly after 2000 and was higher in men.

Conclusion: Syphilis remains a major public health problem because of both potential

complications and its close association with HIV infection. It is necessary to promote

early diagnosis, ensure treatment in patients with syphilis and emphasise health

promotion and prevention programmes.

PENDAHULUAN

Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang penting dalam kesehatan masyarakat

luas karena jangkauan global dan terkait komplikasi dan gejala sisa.1, 2

Penegakan diagnosis sipilis yang terlambat dapat menyebabkan komplikasi

seperti pada tulang, jantung dan lesi neurologis, pada wanita, hal ini dapat menyebabkan

keguguran (aborsi dan kelahiran mati), kelahiran prematur dan transmisi ibu ke janin,

sehingga menghasilkan sifilis kongenital atau kematian.1-3

WHO memperkirakan bahwa lebih dari setengah juta anak lahir dengan sifilis

kongenital setiap tahun didunia dari ibu hamil yang terinfeksi. Sebanyak 25% dari

kehamilan bagi wanita terinfeksi dengan Treponema pallidum mungkin berakhir dengan

Page 2: Epidemiology of Syphilis

kelahiran mati dan 14% dari kematian neonatal, mewakili keseluruhan kematian

perinatal sekitar 40% .3

Selain itu, sifilis terkait erat dengan infeksi HIV. Ulkus yang disebabkan oleh

sifilis dapat meningkatkan kerentanan dan transmisibilitas HIV, sehingga meningkatkan

risiko infeksi berulang.2

WHO memperkirakan terdapat 340 juta kasus baru dari IMS yang dapat

disembuhkan setiap tahunnya, yang terdiri dari pria dan wanita berusia tahun 15-49, 3

terutama di negara-negara berkembang, meskipun telah terjadi peningkatan di negara

maju. Baru-baru ini penelitian epidemiologi di Eropa, Amerika Serikat dan Australia

telah menunjukkan bahwa jumlah kasus sifilis telah meningkat.2,5-7 Setelah tercapainya

angka terendah pada 1990-an, kejadian sifilis meningkat lagi secara signifikan sejak

2001. 5, 6

Sejak tahun 2000, wabah epidemi telah dicatat seluruh Eropa, terutama karena

perubahan perilaku sexual dan penggunaan narkoba serta kalangan pria yang memiliki

hubungan seksual dengan pria lain (MSM) .8 Peningkatan angka sifilis juga terlihat di

Amerika, 5, 6 Asia9 dan Oceania.2 Demikian pula, peningkatan angka kejadian sifilis di

Spanyol dimulai pada 2002.1 Sejak tahun itu, beberapa penelitian yang menunjukkan

peningkatan di Barcelona10 dan Madrid11 telah dipublikasikan. Pada tahun 2008, Sistem

Penyakit Deklarasi Wajib (EDO) telah melaporkan kasus sifilis sebanyak 2545 di

Spanyol, 1 meningkatnya insiden IMS ini terus berlanjut. Kenaikan ini juga terkait

dengan wabah sifilis di kalangan MSM. Praktek perilaku seksual yang berisiko terkait

dengan pengobatan antiretroviral dapat berkontribusi dengan jumlah yang lebih besar

dari infeksi sifilis pada HIV-populasi positif.2

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan sifilis rawat

inap di Spanyol antara tahun 1997 dan 2006, menggunakan penilaian berbasis populasi.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dampak kesehatan masyarakat yang

penting dari sifilis, yang merupakan infeksi dapat dicegah, dan membandingkan hasil ini

dengan sistem pelaporan lainnya yang ada di Spanyol.

BAHAN DAN METODE

Penelitian retrospektif menggunakan Sistem Data Nasional Epidemiologi Surveillance

Rumah Sakit (Minimum Data Set, MDS), yang meliputi data dari 98% masyarakat

rumah sakit di Spanyol. Diperkirakan bahwa sistem kesehatan nasional mencakup 99,5%

Page 3: Epidemiology of Syphilis

dari populasi di Spanyol.12-14 Sistem monitoring ini menggunakan Klasifikasi

Internasional Penyakit, revisi kesembilan (ICD-9-CM) versi Spanyol.

Penulis menganalisis semua penerimaan rumah sakit akibat infeksi sifilis(ICD-9-

CM 090-097) dalam penegakan diagnosis waktu 10 tahun (sejak 1 Januari 1997 sampai

31 Desember 2006) di Spanyol. Data MDS termasuk Informasi demografis (usia dan

jenis kelamin) dan data klinis, termasuk diagnosis primer dan sekunder.

Meskipun MDS tidak merekam konfirmasi mikrobiologi, prosedur normal untuk

diagnosis sifilis di rumah sakit umum di Spanyol melibatkan konfirmasi mikroba dengan

tes laboratorium.

Penulis membandingkan data rawat inap dari MDS dengan informasi yang

diberikan oleh Sistem pelaporan penyakit (EDO) dan data kematian dengan angka

kematian yang diperoleh dari Institut Nasional Statistik (INE).

Metode statistik

Penulis menghitung tingkat rawat inap per tahun (per 100 000 populasi / tahun), rata-

rata lama rawatan, angka kematian (per 100 000 penduduk / tahun) dan kasus angka

kematian (% dari kematian di antara pasien rawat inap dengan sifilis). Data penduduk

yang diperoleh dari sensus kota pada tahun 1997-2006 di Madrid yang disesuaikan

dengan penduduk yang tercakup dalam rumah sakit termasuk dalam MDS. Hal ini

diasumsikan bahwa distribusi usia dari pasien yang dirawat di rumah sakit umum adalah

sama dengan distribusi usia dari populasi secara umum.

Untuk menguji hubungan antara variabel kontinyu, penulis menggunankan

hubungan salah satu dari Pearson atau Spearman. Tes pada murid dan ANOVA

digunakan untuk perbandingan berarti ketika kriteria parametrik terjangkau; untuk

distribusi nonparametrik, penulis menggunakan U-ManneWhitney dan KruskaleWallis

tes. Perbedaan antara proporsi dievaluasi oleh tes x2. Penulis menggunakan koreksi

Bonferroni untuk menyesuaikan signifikansi statistik untuk beberapa perbandingan.

Penulis menghitung CI 95%, dan nilai p <0,05 dianggap signifikan pada analisis secara

statistik.

Analisis statistik data dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk Windows,

V.17.0.

Page 4: Epidemiology of Syphilis

HASIL

Selama masa penelitian, ada 9556 sifilis rawat inap berhubungan dengan sifilis di

Spanyol, 5988 pada pria dan 3563 di wanita. Sebanyak 29,1% dari pasien memiliki sifilis

sebagai diagnosis utama, dan 56,7% memiliki sifilis sebagai diagnosis sekunder . Ketika

diagnosis sifilis adalah sekunder, diagnosa primer yang paling umum adalah HIV,

kehamilan berkaitan dengan sifilis dan komplikasi infark otak. Rata-rata usia pasien

adalah 47,55 tahun (SD= 21,490), dan rata-rata lama rawatan adalah 14.32 hari (SD=

19,382). Lama rawatan secara signifikan lebih tinggi bagi pria daripada wanita (tabel 1).

Komorditas paling sering adalah HIV (13,05%), komplikasi selama kehamilan

(sifilis selama kehamilan) (3.12%), penyakit saluran pernapasan (pneumonia) (2.70%)

dan hepatitis C (2,48%).

Tingkat rawat inap selama masa penelitian adalah 2,33 per 100 000 penduduk

(95% CI 2,29-2,38). Pada pria, tingkat rawat inap secara signifikan lebih tinggi (P

<0,05), 2,98 per 100 000 penduduk (95% CI 2,90 sampai 3.05), yang hampir dua kali

lipat tingkat pada wanita dari 1,71 per 100 000 penduduk (95% CI 1,64-1,77) (Tabel 1).

Tabel 1 Rawat Inap, kematian dan kasus fatal pada pasien dengan sifilis di Spanyol, menurut kelompok umur dan jenis kelamin (1997-2006)

N Hospitalisation rate(per 100 000) (95% CI)

Mortality rate (per100 000) (95% CI)

Case-fatalityrate (%) (95% CI)

Average length ofstay(days) (SD)

General analysis GenderMen Women Age (years)0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 >85

9556

59883563

4815583174396629880909826736699675590597614608405199

2.33 (2.29 to 2.38)

2.98 (2.90 to 3.05)1.71 (1.65 to 1.77)*

2.63 (2.40 to 2.87)0.28 (0.21 to 0.35)0.38 (0.30 to 0.47)0.68 (0.58 to 0.78)1.23 (1.13 to 1.38)1.81 (1.67 to 1.95)2.56 (2.39 to 2.73)2.77 (2.59 to 2.95)2.76 (2.57 to 2.95)

0.07 (0.07 to 0.08)

0.11 (0.10 to 0.13)0.04 (0.03 to 0.04)*

0.03 (0.01 to 0.06)00.01 (-0.00 to 0.03)0.02 (0.00 to 0.04)0.01 (0.00 to 0.02)0.03 (0.01 to 0.05)0.02 (0.00 to 0.03)0.03 (0.01 to 0.05)0.08 (0.05 to 0.11)0.08 (0.05 to

3.17 (2.82 to 3.52)

3.84 (3.35 to 4.33)2.05 (1.58 to 2.51)*

1.25 (0.26 to 2.24)03.61 (-0.40 to 7.63)3.45 (0.74 to 6.16)1.01 (0.03 to 1.99)1.91 (0.84 to 2.98)0.68 (0.14 to 1.23)1.21 (0.50 to 1.92)2.91 (1.76 to 4.05)2.99 (1.76 to

14.32 (19.382)

15.90 (21.129)11.65 (15.662)*

15.35 (17.230)4.35 (4.562)9.17 (13.025)9.17 (16.958)7.48 (9.961)8.76 (11.464)11.07 (13.253)12.34 (17.866)15.26 (16.674)17.90 (37.925)16.05 (15.359)16.96

Page 5: Epidemiology of Syphilis

2.77 (2.57 to 2.97)2.88 (2.67 to 3.09)3.10 (2.87 to 3.34)2.98 (2.74 to 3.22)2.99 (2.75 to 3.23)3.38 (3.11 to 3.64)4.33 (3.99 to 4.68)4.47 (4.04 to 4.91)2.73 (2.35 to 3.11)

0.12)0.08 (0.05 to 0.12)0.1 (0.06 to 0.14)0.13 (0.08 to 0.18)0.1 (0.05 to 0.14)0.16 (0.10 to 0.22)0.29 (0.20 to 0.38)0.36 (0.24 to 0.49)0.27 (0.15 to 0.39)

4.22)2.86 (1.63 to 4.10)3.11 (1.80 to 4.42)4.41 (2.75 to 6.06)3.18 (1.77 to 4.59)4.72 (3.05 to 6.40)6.74 (4.75 to 8.74)8.14 (5.48 to 10.81)10.05 (5.87 to 14.23)

(17.836)17.26 (24.346)16.55 (15.360)17.88 (22.855)14.82 (14.268)14.32 (14.453)15.74 (13.432)

*p<0.05 statistically significant difference by gender.yp<0.05 statistically significant difference by age group.

Ada 3563 rawat inap pada wanita yang berhubungan dengan sifilis, dan 13,81%

(492) dari wanita memiliki sifilis atau gangguan kehamilan yang berhubungan dengan

sifilis. Lebih dari setengah dari wanita (53.25%, 262) memiliki diagnosis sifilis pada

kehamilan, 27,03% (133) memiliki ketuban pecah dini, 7,11% (35) menjadikan prematur

dan 5,08% (25) mengalami aborsi spontan atau risiko keguguran.

Angka kematian berasal dari jumlah pasien yang meninggal di rumah sakit akibat

infeksi sifilis. Ada 303 kematian selama periode penelitian terdiri dari pasien rawat inap,

mewakili angka kematian dari 0,07 per 100 000 penduduk (95% CI 0,07 sampai 0,08)

dan tingkat kasus fatal dari 3,17% (95% CI 2,82 sampai 3.52) (Tabel 1). Di antara pasien

yang meninggal, 29 diagnosis utama sifilis (9,6%), dan 24 memiliki kerusakan saraf

yang disebabkan oleh sifilis. Penulis menemukan HIV (15,18%), pneumonia (3,3%),

stroke dan perdarahan otak (keduanya 2,64%) sebagai diagnosa utama untuk pasien yang

meninggal lainnya.

Pria memiliki angka kematian 0,11 per 100 000 penduduk (95% CI 0,10-0,13)

dan tingkat kasus fatal dari 3,84% (95% CI 3,35% sampai 4,33%), yang keduanya secara

signifikan lebih tinggi (p <0,05 untuk keduanya) dibandingkan wanita, yang memiliki

angka kematian 0,04 per 100 000 Populasi (95% CI 0,03-0,04) dan tingkat kasus fatal

dari 2,05% (95% CI 1,58-2,51).

Page 6: Epidemiology of Syphilis

Tujuh puluh tiga wanita yang dirawat di rumah sakit meninggal dengan sifilis,

enam dengan diagnosis berhubungan dengan sifilis (sifilis myelopathy, sifilis paresis

umum, miokarditis sifilis dan sifilis ruptur anuerisma otak); penyebab kematian sisanya

disebabkan oleh HIV, perdarahan otak , sepsis atau berbagai keganasan. salah satu

wanita didiagnosis dengan sifilis selama kehamilan juga meninggal.

Sebanyak 298 kasus sifilis kongenital, ditemukan sejak bayi baru lahir karena

transmisi fetal-maternal dalam rahim, 15telah dilaporkan, dengan dua kematian di

antaranya.

Gambar 1 Sifilis terkait rawat inap berdasarkan

jenis kelamin di Spanyol (1997-2006).

Gambar 2 Hubungan Rawat Inap, kematian dan kasus fatal

pada sifilis berdasarkan kelompok umur di Spanyol (1997-2006).

Gambar 1 menunjukkan peningkatan signifikan secara statistik secara

keseluruhan angka rawat inap dan rawat inap berdasarkan jenis kelamin selama

penelitian (semua p <0,05). Antara tahun 1997 dan 2000, ada penurunan rawat inap,

mengikuti tren dari tahun 1990-an. Namun, setelah tahun 2000,tingkat rawat inap mulai

Page 7: Epidemiology of Syphilis

meningkat, sebuah tren yang telah berlangsung hingga saat ini. Paling tinggi tingkat

rawat inap diamati pada tahun 2006: 2,86 per 100 000 penduduk (95% CI 2,70-3,01).

Tingkat kematian dan kasus fatal tidak menunjukkan perubahan signifikan secara

statistik selama masa penelitian.

Dalam analisis dikelompokkan berdasarkan kelompok umur, kelompok usia 0-4

tahun dari 2,63 per 100 000 penduduk (95% CI 2,40-2,87) adalah rawat inap yang

tinggi. Ada juga peningkatan yang signifikan dalam tingkat rawat inap berdasarkan usia

lebih dari 5 tahun. Tingkat tertinggi rawat inap terjadi pada kelompok usia 80-84 tahun

(4,47 per 100 000 penduduk (95% CI 4.04-4.91)) (gambar 2). Tingkat rawat inap

menurun pada pasien 85 tahun dan lebih tua.

Tingkat kematian dari kasus fatal meningkat secara signifikan dengan usia (p

<0,05), mencapai tingkat maksimum usia 80 tahun.

Gambar 3 Sifilis terkait tingkat rawat inap menurut wilayah di

Spanyol (1997-2006).

Gambar 3 menunjukkan distribusi dari angka rawat inap menurut wilayah. Para

masyarakat otonom yang memiliki angka rawat inap tertinggi adalah Ceuta dan Melilla,

dengan 6,78 dan 11,52 per 100 000 penduduk, masing-masing, dan tingkat terendah

ditemukan di Castilla La Mancha dan Basque Country, dengan 1,26 dan 1,35 per 100

000 populasi masing-masing.

Page 8: Epidemiology of Syphilis

PEMBAHASAN

Infeksi sifilis adalah pemberitahuan wajib di Spanyol melalui EDO. Semua kasus baru

dicatat setiap awal minggu di kedua perawatan primer dan tingkat rumah sakit. Ada juga

infeksi menular seksual di daerah pusat, di mana pasien dengan infeksi menular seksual

dilayani dan di follow up. Kasus rawat inap yang paling parah, laten dan sifilis tersier

atau komorbid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis epidemiologi rawat

inap pada pasien dengan sifilis di Spanyol selama periode 10-tahun (1997-2006) dan

membandingkan hasil penulis dengan data yang dilaporkan kepada yang EDO dan data

kematian yang diperoleh dari INE tersebut. Hasil penulis tidak menunjukkan kejadian

nyata infeksi sifilis, adalah infeksi primer dan sekunder terutama dirawat di pusat

pelayanan primer. Itu adalah alasan mengapa kita tidak berbicara tentang kejadian, tapi

tentang angka rawat inap di seluruh laporan.

Hasil penelitian penulis menunjukkan tren peningkatan yang sama dengan data

yang dikumpulkan oleh EDO (763 kasus pada tahun 1996 dan 1711 pada tahun 2006)

tentang rawat inap.1,16 Angka rawat inap yang berhubngan dengan sifilis di Spanyol

meningkat secara signifikan antara tahun 1997 dan 2006, seperti yang ditunjukkan dalam

penelitian sebelumnya .17 di seluruh Europa18-22 dan di Amerika Serikat, 23 24 tingkat

infeksi sifilis juga mulai meningkat di tahun 2000 setelah bertahun-tahun cenderung

menurun.

Dengan membandingkan angka yang diperoleh dari penelitian di masa sekarang

dengan jumlah kasus yang dilaporkan kepada EDO, 1 kita dapat memperkirakan bahwa

42% dari infeksi sifilis perlu rawat inap. Angka rawat inap dan perkiraan insiden yang

diperoleh dalam penelitian ini lebih tinggi dari yang diterbitkan untuk negara Eropa

lainnya .19 Penjelasan yang mungkin untuk angka-angka ini dari perilaku seksual yang

berbeda dan peningkatkan populasi imigran sejak tahun 2000 berasal dari berbagai

daerah dengan insiden sifilis lebih tinggi.

Ada perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin, dengan angka rawat

inap lebih tinggi pada laki-laki, sebuah temuan yang cocok dengan data yang diterbitkan

di Amerika Serikat, 25 China26 dan negara-negara Eropa lainnya27 yang menunjukkan

berbagai peningkatan kasus pada pria dan khususnya di MSM. Hal ini bisa disebabkan

perubahan perilaku dari kelompok populasi, dengan penurunan dalam pengukuran

pencegahan dan peningkatan praktek seksual berisiko yang mendukung infeksi.28

Page 9: Epidemiology of Syphilis

Penulis menemukan angka rawat inap yang tinggi pada anak-anak di bawah usia

5 tahun, yang mungkin karena penularan vertikal dari ibu ke anak yang mengakibatkan

sifilis kongenital, dimana angka rawat inap pada wanita juga meningkat selama masa

penelitian. Kasus sifilis kongenital meningkat di Spanyol selama periode penelitian,

dengan 298 kasus baru termasuk dua kematian. Wanita hamil diuji dua kali untuk

infeksi sifilis selama kehamilan yang rutin kontrol dalam Sistem Kesehatan Nasional di

Spanyol, tes serologi pertama di konsultasi antenatal pertama dan yang kedua pada

trimester ketiga.

Pengobatan diberikan kepada wanita dan pasangannya sangat dibutuhkan. Jika

seorang wanita positif untuk infeksi, serologi kedua akan dilakukan selama pengiriman,

untuk keduanya, ibu dan bayi baru lahir untuk memeriksa status serologi.3 ,4 Peningkatan

sifilis kongenital selama masa penelitian mencerminkan peningkatan kasus sifilis primer

dan sekunder di antara wanita di Spanyol. Ini bisa disebabkan oleh meningkatnya

populasi imigran dari negara-negara dengan kejadian sifilis lebih tinggi. Para wanita

memiliki sistem kesehatan dengan kepatuhan yang lebih rendah dan akses yang kurang

untuk konsultasi prenatal, dan dapat menjadi risiko yang lebih tinggi untuk sifilis dan

penularan HIV. Skrining universal dan pengobatan wanita positif untuk sifilis

menawarkan manfaat langsung, baik untuk ibu dan di lokasi dan pengobatan pasangan

yang berpotensi terinfeksi. Hal ini juga mencegah penularan sifilis dan HIV dan

mencegah perkembangan komplikasi pada bayi baru lahir dan pada ibu dan pasangan

mereka.4

Oleh karena itu, peningkatan dalam pengendalian dan pencegahan IMS pada

wanita hamil diperlukan, serta pengobatan dini untuk mencegah penularan penyakit.

Penelitian terbaru di Perancis menunjukkan skrining pada wanita yang hamil pada

trimester pertama kehamilan meningkatkan diagnosis dan mencegah kasus sifilis

kongenital.29

Angka rawat inap meningkat pada orang tua dari 65 tahun, yang mungkin

disebabkan kelainan akut atau kronis lainnya yang berkaitan dengan usia seperti penyakit

pernapasan (Pneumonia), penyakit serebrovaskular dan stroke atau perdarahan otak.

Selain itu, penulis menemukan angka rawat inap yang lebih tinggi di kalangan dewasa

muda. Temuan ini mirip dengan data dari beberapa negara lain: Jerman, di mana usia

rata-rata kasus sifilis adalah 20-40 tahun7, Irlandia, di mana usia rata-rata adalah 20-44

tahun21, dan Amerika Serikat, di mana usia rata-rata adalah 35-39 tahun.30

Page 10: Epidemiology of Syphilis

Angka kematian meningkat secara signifikan dengan usia dan tertinggi setelah

usia 65 tahun. Persentase rawat inap yang tinggi dikarenakan komplikasi yang

berhubungan dengan sifilis. Ketika membandingkan temuan penulis dengan data angka

kematian dari INE, penulis menemukan angka kematian yang lebih rendah dari data INE,

dari yang biasanya 0,01 sampai 0,03 per 100.000 selama masa penelitian. Ini mungkin

terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa kematian di rumah sakit mungkin dikaitkan

dengan penyakit lain pada pasien tersebut seperti HIV, pneumonia dan penyakit

cerebrovascular, yang merupakan kormobiditas dengan sifilis.4 21 31

Meskipun sistem pemantauan heterogenitas, diagnosis dan pengendalian IMS di

seluruh dunia, telah terjadi tren global kenaikan sifilis di beberapa tahun terakhir. Karena

bagian subklinis sifilis di kebanyakan kasus, orang yang dirawat di rumah sakit hanya

mewakili persentase kecil pasien yang terinfeksi. Namun, dengan penelitian sifilis

sekarang yang tercantum dalam setiap posisi diagnostik di MDS, penulis meminimalkan

pelaporan yang tidak dilaporkan karena Informasi yang terbatas. Penyatuan dari sistem

pemantauan ini untuk pencegahan, akan meningkatkan sistem pemberitahuan IMS dan,

pada selanjutnya, akan memungkinkan perbandingan yang lebih baik antar negara. Sifilis

adalah masalah kesehatan masyarakat utama karena komplikasi potensial dan

berhubungan dekat dengan infeksi HIV. Diagnosis awal dipromosikan baik pada pria

maupun wanita, agar menjamin perawatan pada pasien sifilis dan menekankan

pentingnya program pencegahan untuk menghindari komplikasi kehamilan dan untuk

mengurangi dan mencegah komplikasi karena sifilis kongenital.4 32 Tujuan ini juga akan

membantu mengurangi penularan di kalangan MSM.

Ucapan Terima Kasih penulis ingin mengucapkan terima kasih arah Sub-Jenderal

Institut Informasi Kesehatan untuk memberikan informasi pada yang ini Penelitian ini

didasarkan.

Pendanaan penelitian ini tidak menerima hibah spesifik dari setiap lembaga donor

dalam sektor publik, komersial atau tidak-untuk-keuntungan.

Bersaing kepentingan tidak ada.

Kontributor LGG berpartisipasi dalam analisis data, statistik, dan menulis draft.CAM

berkontribusi dalam analisis data, statistik, dan menulis draft. UMUR berkolaborasi

dalam desain penelitian dan review draft. AAM berkolaborasi dalam desain database,

ekstraksi data dan penulisan draft. RUPS berpartisipasi dalam belajar desain dan

Page 11: Epidemiology of Syphilis

persetujuan draft. RGP memberikan kontribusi dalam desain penelitian, data analisis,

statistik dan review draft. Semua penulis telah melihat dan disetujui versi final.

Provenance dan peer review Tidak ditugaskan, rekan eksternal terakhir.

Pernyataan berbagi data Tidak ada data tambahan yang tersedia.

REFERENCES

1. Instituto de Salud Carlos III. Vigilancia Epidemiolo´gica de las Infecciones de

Transmisio´n Sexual, 1995-2008. http://www.isciii.es/ htdocs/pdf/its.pdf (accessed 15 Jul

2010).

2. Jin F, Prestage GP, Kippax SC. Syphilis epidemic among homosexually active men in

Sydney. Med J Aust 2005;183:179-83.

3. World Health Organization. Global Strategy for Prevention and Control of Sexually

Transmitted Infections 2006-2015. http://www.who.int/topics/

sexually_transmitted_infections/en/ (accessed 12 Oct 2010).

4. World Health Organization. The Global Elimination of Congenital Syphilis: Rationale

and Strategy for Action. http://www.who.int/

reproductivehealth/publications/rtis/9789241595858/en/index.html (accessed 15 Nov

2010).

5. Peterman TA, Furness BW. The resurgence of syphilis among men who have sex with

men. Curr Opin Infect Dis 2007;20:54-9.

6. Peterman TA, Heffeldinger JD, Swint EB, et al. The changing epidemiology of

syphilis. Sex Transm Dis 2005;32:S4-10

7. Marcus U, Bremer V, Hamouda O. Syphilis surveillance and trends of the epidemic in

Germany since the mid 90’s. Euro Surveil 2004;9:11-14.

8. Fenton KA, Lowndes CM. Recent trends in the epidemiology of sexually transmitted

infections in the European Union. Sex Transm Infect 2004;80:255-63.

9. Tucker JD, Chen XS, Peeling RW. Syphilis and social upheaval in China. N Engl J

Med 2010;362:1658-61.

10. Vall-Mayans M, Casals M, Vives A, et al. Re-emergence of infectious syphilis

among homosexual men and coinfection with human immunodeficiency virus in

Barcelona, 2002-2003. Med Clin (Barc) 2006;126:94-6.

11. Cabello L, Arce A, Burgoa M, et al. ¿Resurge el viejo problema de la sı´filis?

Epenelitiano en un a´rea de Madrid. Gac Sanit 2004;18(Suppl 3):92.

Page 12: Epidemiology of Syphilis

http://apps.elsevier.es/watermark/ctl_servlet?

_=10&pident_articul=13069235&pident_usuari=0&pcontactid=&pident_revista=138&t

y=47&accion=L&origen=elsevier&web=

www.elsevier.es&lan=es&fichero=138v18nSupl.3a13069235pdf001. pdf (accessed 13

Oct 2011).

12. Ministry of Health. International Classification of Diseases 9 Revision Clinical

Modification. 2010. http://www.msps.es/ecieMaps2010/basic_search/cie9mc_basic_

search.html (accessed 15 Nov 2010).

13. Instituto Nacional de la Salud. Subdireccio´n general de coordinacio´n

Administrativa. Conjunto Mı´nimo Ba´sico de Datos. Madrid: Hospitales del INSALUD

2001, 2002. http://www.ingesa.msc.es/ (accessed 15 Nov 2010).

14. Rivero Cuadrado A. El conjunto mı´nimo ba´sico de datos en el SNS: inicios y

desarrollo actual. Rev Fuentes Estadı´sticas 2000;49:18-19.

http://www.ingesa.msc.es/estadEpenelitianos/documPublica/pdf/CMBD- 2001.pdf

(accessed 16 Nov 2010).

15. Global burden of Sexually Transmitted Diseases (excluding HIV) in the year 2000.

WHO. http://www.who.int/healthinfo/statistiks/bod_sexuallytransmitteddiseasesother

thanHIVAIDS.pdf

16. National Institute of Statistiks. Annual Bulletin of Notifiable Diseases. Data from the

Instituto de Salud Carlos III. http://www.isciii.es/jsps/ centros/epidemiologia/

seriesTemporalesAnuales.jsp (accessed 17 Nov 2010).

17. Gonza´lez-Lo´pez JJ, Guerrero ML, Lujan R, et al. Factors Determining serologic

response to Treatment in Patients with syphilis. Clin Infect Dis 2009;49:1505-11.

18. Simms I, Fenton K, Ashton M. The Re-Emergence of syphilis in the United

Kingdom: The New Epidemic phases. Sex Transm Dis 2005;32:220-6.

19. World Health Organization. Data and Statistiks in Europe (CISID) 2009.

http://data.euro.who.int/CISID/ (accessed 11 Nov 2010).

20. Van de Laar M, van Veen M, Go¨ tz H, et al. Continued transmission of syphilis in

Rotterdam, the Netherlands. Euro Surveil 2003;7:39.

21. Hopkins S, Lyons F, Coleman C, et al. Resurgence in infectious syphilis in Ireland.

Sex Transm Dis 2004;31:317-21.

22. Cowan S. Syphilis in Denmark-Outbreak among MSM in Copenhagen, 2003-2004.

Euro Surveil 2004;9:25-7.

Page 13: Epidemiology of Syphilis

23. Centers of Disease Control and Prevention. Primary and secondary syphilis: United

States 2003-2004. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 2006;55:269-73.

24. Klausner JD, Kent CK, Wong W, et al. The public health response to Epidemic

syphilis, San Francisco, 1999-2004. Sex Transm Dis 2005;32:S11-18.

25. Chen JL, Kodagoda D, Lawrence AM, et al. Rapid public health interventions in

response to an outbreak of syphilis in Los Angeles. Sex Transm Dis 2002;29:277-84.

26. Ruan Y, Li D, Li X, et al. Relationship Between Syphilis and HIV infections among

men who have sex with men in Beijing, China. Sex Transm Dis 2007;34:592-7.

27. Velicko I, Arneborn M, Blaxhult A. Syphilis epidemiology in Sweden: re-emergence

since 2000 primary due to spread among men who have sex with men. Euro Surveil

2008;13(50):pii19063.

28. National Institute of Statistiks. Survey of Health and Sexual Habits 2003.

http://www.ine.es/prodyser/pubweb/saludyhs03/saludyhs03. htm (accessed 5 Sep 2011).

29. Nicolay N, Gallay A, Michel A, et al. Reported Cases of congenital syphilis in the

French national hospital database. Euro Surveil 2008;13:19062.

30. Chesson H, Zaidi A, Aral S. Decreasing age disparities in incidence, syphilis and

gonorrhoea rates in the United States, 1981-2005. Sex Transm Dis 2008;35:393-7.

31. National Institute of Statistiks. Deaths by Cause of Death. http://www.ine.es/jaxi

/menu.do?type=pcaxis&path=/t15/p417&file=inebase&L=0 (accessed 12 Nov 2010).

32. Simms I, Ward H. Congenital syphilis in the United Kingdom. Sex Transm Infect

2006;82:1.