elek trog ravi metri

28
I. Judul : ELEKTROGRAVIMETRI II. Tujuan : Membandingkan jumlah elektron O 2 dan Zn berdasarkan hasil percobaan dengan persamaan reaksi. III. Hari/tanggal : Jum’at , 25 Mei 2012 IV. Selesai percobaan : Jum’am , 25 Mei 2012 V. Dasar Teori : Pemisahan dan penentuan kadar ion-ion logam dalam suatu larutan cuplikan dapat dilakukan dengan cara mengendapkan ion-ion logam tersebut pada suatu jenis elektroda yang sesuai dalam suasana tertentu, sesuai dengan jenis jenis logam yang ditentukan. Cara ini disebut elektrogravimetri. Elektrogravimetri merupakan salah satu metode penentuan secara kuantitatif. Secara sederhana komponen yang dianalisis diendapkan pada suatu elektrode yang telah diketahui beratnya dan setelah terjadi pengendapan yang sempurna ditimbang kembali elektrode dan endapannya. Secara ideal endapan harus melekat kuat pada elektrode, rapat dan halus sehingga apabila dicuci, dikeringkan dan ditimbang tidak menyebabkan kehilangan berat. Endapan yang terbentuk haruslah berbutir halus, seragam dan nampak seperi logam. Apabila endapan berbentuk sponge, serbuk dan gumpalan yang tidak melekat baik apda elektrode maka mempunyai kemurnian yang kurang. Faktor utama yang mempengaruhi sifat fisis endapan adalah rapat arus, temperatur, ada tidaknya zat pengompleks. Besarnya rapat

Upload: sunam-w-rahardjo

Post on 24-Jul-2015

698 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Elek Trog Ravi Metri

I. Judul : ELEKTROGRAVIMETRI

II. Tujuan :

Membandingkan jumlah elektron O2 dan Zn berdasarkan

hasil percobaan dengan persamaan reaksi.

III. Hari/tanggal : Jum’at , 25 Mei 2012

IV. Selesai percobaan : Jum’am , 25 Mei 2012

V. Dasar Teori :

Pemisahan dan penentuan kadar ion-ion logam dalam suatu larutan cuplikan

dapat dilakukan dengan cara mengendapkan ion-ion logam tersebut pada suatu jenis

elektroda yang sesuai dalam suasana tertentu, sesuai dengan jenis jenis logam yang

ditentukan. Cara ini disebut elektrogravimetri.

Elektrogravimetri merupakan salah satu metode penentuan secara kuantitatif.

Secara sederhana komponen yang dianalisis diendapkan pada suatu elektrode yang

telah diketahui beratnya dan setelah terjadi pengendapan yang sempurna ditimbang

kembali elektrode dan endapannya. Secara ideal endapan harus melekat kuat pada

elektrode, rapat dan halus sehingga apabila dicuci, dikeringkan dan ditimbang tidak

menyebabkan kehilangan berat. Endapan yang terbentuk haruslah berbutir halus,

seragam dan nampak seperi logam. Apabila endapan berbentuk sponge, serbuk dan

gumpalan yang tidak melekat baik apda elektrode maka mempunyai kemurnian yang

kurang. Faktor utama yang mempengaruhi sifat fisis endapan adalah rapat arus,

temperatur, ada tidaknya zat pengompleks. Besarnya rapat arus yang baik sehingga

diperoleh endapan yang sempurna adalah < 0,1 A/cm2. Pengendapan bersama dengan

gas hydrogen dapat merapuhkan dan tidak menguntungkan. Pembentukan gas hidrogen

dapat dicegah dengan penambahan suatu depolarisasi katoda. Misal, ion nitrat.

NO3- + 10H+ + 8e- ↔  NH4

+ + 3H2O

Pada umumnya digunakan elektrode Pt, keuntungannya adalah bersifat inert,

dapat dipijarkan untuk menghilangkan lemak, bahan organik atau gas tanpa merusak

logam Pt. Untuk logam-logam Zn, Bi dan Ga tidaklah diendapkan secara langsung pada

elektrode Pt, tetapi elektrode Pt akan dilapisi dulu dengan logam tembaga.

Page 2: Elek Trog Ravi Metri

Pengendapan Tembaga

Tembaga dapat diendapkan dari larutan H2SO4/HNO3 atau campuran diantara

keduanya, dimana potensial listrik yang digunakan sebesar 2 – 3 Volt sehingga reaksi

yang terjadi:

Katode:           Cu2+ + 2e ↔ Cu

                        2H+ + 2e ↔ H2

Anode:                        4OH- ↔ O2 + 2H2O + 4e

Konsentrasi asam di dalam larutan tidak boleh terlalu tinggi karena pengandapan

tembaga tidaklah sempurna dan endapan tidak melekat secara sempurna. Asam nitrat

yang digunakan haruslah asam nitrat yang bebas dari nitrit karena ion nitrit dapat

merintangi pengendapan tembaga secara sempurna. Sebelumnya sam nitrat dididihkan

terlebih dahulu sebelum digunakan dan ditambahkan dengan urea.

2H+ + 2NO2- + CO(NH2)2 ↔ 2N2 + CO2 + H2O

Asam nitrit dapat dihilangkan dengan penambahan sedikit asam sulfamat :

H+ + NO2- + -O.SO2.NH2 ↔ N2 + HSO4

2- + H2O

Alasan menghindarkan sistem dari ion klorida adalah:

a.      Klor yang dibebaskan pada anoda akan menyerang Pt. Hal ini dapat diatasi

dengan suatu zat pendepolarisasi anodik seperti garam hidrazium atau

hidroksilamonium.

b.      Cu(I) distabilkan sebagai suatu kompleks-kloro dan tetap tinggal dalam

larutan sampai teroksidasi kembali pada anode.

Page 3: Elek Trog Ravi Metri

Tabel 1. Beberapa unsur yang dapat ditentukan secara elektrogravimetri.

Ion Ditimbang Sebagai Kondisi

C

d2+Cd Larutan sianida basa

C

o2+Co Larutan sulfat beramoniak

C

u2+Cu Larutan dengan HNO3/H2SO4

F

e3+Fe Larutan [NH4]2C2O4

P

b2+PbO2 Larutan HNO3

N

i2+Ni Larutan sulfat beramoniak

C

d2+Cd Larutan sianida basa

C

o2+Co Larutan sulfat beramoniak

C

u2+Cu Larutan dengan HNO3/H2SO4

Elektrogravimetri adalah suatu metoda analisa kimia fisika,dimana prinsip dari

analisa elektrogravimetri sama dengan analisa secaragravimetri, hanya saja disini ada

elektrogravimetri zat yang akan ditentukan akanmengendap atau menempel pada

elektroda selama proses elektrolisa.Logam yang akan ditentukan didalam larutan harus

berbentuk kation,dimana kation ini akan berpindah ke katoda selama elektrolisa, dan

menempelsebagai logam bebas. Dan ada juga beberapa logam yang mengendap di

anodaselama proses elektrolisa.

Syarat - syarat yang harus dipenuhi untuk analisa secara elektrogravimetriadalah :

1. ion logam dengan elektrolisa akan mengendap pada katoda

2. efisiensi elektrolisa tidak perlu 100 %, tetapi efisiensi pengendapan harus

100%.

Page 4: Elek Trog Ravi Metri

3. bila sampel terdiri dari campuran logam - logam, maka untuk

mengambilsalah satu logamnya cukup dengan mengatur potensial

elektrolisa yang sesuaiuntuk logam yang diinginkan

2. Prinsip Dasar Elektrogravimetri

Analisis secara elektrogravimetri didasarkan pada prinsip sel elktrolisis dimana

penentuan jumlah listrik dan variabel waktu menjadi sangatlah penting. Secara kinetik,

arus listrik menyatakan laju mengalirnya muatan listrik setiap saat, sesuai dengan

persamaan:apabila ternyata i merupakan fungsi dari waktu t, maka i tidak dapat

dikeluarkan dari persamaan di atas. Pada umumnya terdapat tiga macam kondisi yang

dapat diterapkan pada suatu sel elektrolisis, yaitu:

a. Elektrolisis dilakukan pada suatu harga potensial luar yang

digunakan(Eapp) pada harga yang tetap.

b. Elektrolisis dilakukan pada suatu harga arus yang tetap.

c. Elektrolisis dilakukan dengan mempertahankan potensial salah satu

elektrodenya (elektrode kerja) pada suatu harga tetap.

Apabila arus listrik mengalir ke dalam suatu sel elktrokimia, keseluruhan

potensialnya dapat dipengaruhi oleh 3 fenomena lain yang timbul, yaitu dengan adanya

potensial ohmik, polarisasi konsentrasi dan polarisasi kinetik.

Potensial ohmik ini disebut juga sebagai potensial jatuh dimana harga dari

potensial ohmik ini sebesar IR. Potensial ohmik ini dapat terjadi baik pada sel galvani

maupun pada sel elektrolisis. Pengaruh dari potensial ohmik ini adalah dapat

memperbesar potensial yang diperlukan untuk menggerakkan suatu sel elktrolisis dan

sebaliknya dapat memperkecil potensial yang terukur pada suatu sel galvani.

Bagaimana pun potensial ohmik ini selalu dikurangkan terhadap potensial teoritis dari

suatu sel:

Esel = Ekatode – Eanode – IR

Untuk harga arus yang kecil, secara eksperimen didapatkan hubungan yang linier

antara potensial dengan arus, akan tetapi jika harga arus cukup besar maka akan terjadi

penyimpangan. Konsekuensi yang terjadi adalah suatu sel elktrolisis yang terpolarisasi

memerlukan Eapp yang lebih besar daripada potensial teoritis, sebaliknya sel galvani

Page 5: Elek Trog Ravi Metri

yang terpolarisasi memberikan potensial yang lebih rendah dibanding potensial yang

diramalkan. Polarisasi sel dapat menjadi sangat ekstrim sehingga arus tidak tergantung

lagi pada potensial, dimana keadaan seperti ini disebut sebagai keadaan terpolarisasi

sempurna. Polarisasi merupakan suatu fenomena pada suatu elektrode sehingga kedua

jenis elektrode pada suatu sel elektrokimia dapat dipengaruhi. Beberapa faktor yang

dapat menyebabkan terjadinya polarisasi, yaitu: ukuran, bentuk dan komposisi

elektrode, temperatur, laju pengadukan, besarnya arus, dan keadaan fisik dari spesi-

spesi yang terlibat di dalam reaksi sel. Fenomena dari polarisasi ini dapat digolongkan

menjadi polarisasi konsentrasi dan polarisasi kinetika.

Polarisasi konsentrasi timbul apabila gaya difusi, gaya tarik-menarik elektrostatik

dan pengadukan mekanik tidak cukup untuk mengangkut reaktan dari atau menuju ke

elektrode pada suatu laju yang diperlukan oleh arus secara teoritis. Polarisasi ini dapat

menyebabkan potensial dari suatu sel galvani menjadi lebih rendah dari harga potensial

teoritis dan akibat adanya penurunan sebesar IR dan sebaliknya, polarisasi konsentrasi

pada sel elktrolisis akan meningkatkan potensial terpasangnya.

Pada elektrolisis, katode merupakan kutub negatif dan anode merupakan kutub

positif. Pada katode akan terjadi reaksi reduksi dan pada anode terjadi reaksi oksidasi.

Beberapa hukum yang mendasari analisis sistem elektrogravimetri :

H. Faraday : bahwa banyaknya zat yang diendapkan pada elektroda selama elektrolisis berlangsung sebanding dengan jumlah arus listrik yang mengalir melalui larutan tersebut.

w = massa zat yang diendapkane = massa ekivaleni = arus (amper)t = waktu (detik)F = tetapan Faraday 96487 Coulomb

Hukum OhmKuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar berbanding terbalik dengan tahanan dan berbanding lurus dengan teganganI = arus (Amper)E = tegangan (Volt)R = tahanan (Ohm)

Page 6: Elek Trog Ravi Metri

Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam, dapat pula

leburan garam halida atau leburan oksida. Kombinasi antara larutan elektrolit dan

elektrode menghasilkan tiga kategori penting elektrolisis, yaitu:

1. Elektrolisis larutan dengan elektrode inert

2. Elektrolisis larutan dengan elektrode aktif

3. Elektrolisis leburan dengan elektrode inert

TABEL POTENSIAL ELEKTRODA STANTAR (E0)

Page 7: Elek Trog Ravi Metri

VI. Metode Elektrogravimetri

Metode ini digunakan untuk analisis kuantitatif. Komponen yang dianalisis diendapkan

pada suatu elektroda yang telah diketahui beratnya dan kemudian setelah pengendapkan

sempurna kembali dilakukan penimbangan elektroda beserta endapannya. Untuk tujuan

ini maka endapan harus kuat menempel padat dan halus, sehigga bila dilakukan

pencucian, pengeringan serta penimbangan tidak mengalami kehilangan berat. Selain

itu sistem ini harus menggunakan elektroda yang Inert.

VII. Alat dan Bahan

Alat

Amplas Kabel PCB Resistor Penjepit buaya Travo Diode Kapasitor Gelas kimia

Bahan : Tembaga Larutan ZnSO4 Aseton Aquades

VIII. Cara Kerja

Elektroda Cu

Wo

Dicuci dengan aquades Dibilas dengan aseton Di oven selama 2 menit (110oC) ditimbang

Page 8: Elek Trog Ravi Metri

Elektroda Cu dengan endapan Zn

Endapan Zn pada elektroda Cu

Dipasangkan pada kutub negative pada alat elektrogravimetri (yang berbentuk spiral)Dimasukkan ke dalam larutan ZnSO4Ditunggu selama beberapa menitDiamati gelembung yang terbentuk

Elektroda Cu

∆W

Dicuci dengan aquadesDibilas dengan AsetonDioven selama 20 menit pada suhu 110oCditimbang

ZnSO4 0,001 M

Elektroda Cu dengan endapan Zn

Dimasukkan dalam gelas kimia dielektrolisis

Page 9: Elek Trog Ravi Metri

Elektroda Cu

Wo

Dicuci dengan aquadesDibilas dengan asetonDi oven selama 3 menit (110oC)ditimbang

ZnSO4 0,001 M

Elektroda Cu

Dimasukkan dalam gelas kimiaDimasukkan elektro Cu

IX. TABEL PENGAMATAN

No Prosedur PercobaanHasil Pengamatan

Dugaan Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah

1 Elektroda Cu berwarna cokelat kekuningan tampak kotor

Elektroda Cu berwarna cokelat kekuningan tampak mengkilat

Massa Cu dalam yang ditimbang mengalami pertambahan berat setelah dielektrolisis karena adanya Zn yang menngendap (melapisi) elektroda Cu

2 Larutan ZnSO4: tak berwarna

Larutan ZnSO4: tak berwarna

Page 10: Elek Trog Ravi Metri

No Prosedur PercobaanHasil Pengamatan

Dugaan Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah

3

Larutan ZnSO4 tak berwarna

Elektroda Cu berwarna kuning kecokelatan

W0= 2,447gW1 = 2, 448 gt1 = 180 s

W2= 2,449 gt2 = 600 sW3= 2,450 gt3= 720 s

W4 = 2,450 gt4= 840 s

W5 = 2,450 gt5= 960 s

Larutan ZnSO4 tak berwarna

Elektroda Cu terdapat zat yang menempel berwarna hitam

Terdapat gelembung pada anoda

Cu kuning keperakan

∆W1= 0,001g

∆W2= 0,001g

∆W3= 0,001g

∆W4= 0,00g

∆W5= 0,000g

Anoda :2H2O(l) 4H+

(aq) +4e+O2(g)

Katoda :Zn2+(aq)+2e Zn(s)

Endapan Zn pada elektroda Cu

Elektroda Cu

Dipasangkan pada kutub negative pada alat elektrogravimetri (yang berbentuk spiral)

Dimasukkan ke dalam larutan ZnSO4

Ditunggu selama beberapa menit

Diamati gelembung yang terbentuk

∆W

Elektroda Cu dengan endapan Zn

Dicuci dengan aquades Dibilas dengan Aseton Dioven selama 20 menit

pada suhu 110oC ditimbang

Page 11: Elek Trog Ravi Metri

X. ANALISIS DATA

Pada percobaan elektrogravimetri ini bertujuan untuk membandingkan jumlah

elektron O2 (teori) dan Zn yang terlibat dalam percobaan dengan jumlah elektron yang

terdapat dalam persamaan reaksi. Percobaan ini dimulai dengan merangkai alat

elektrolisis yang terdiri dari trafo, diode yang berarus 500 mA/ 0,5 A, kapasitor/

elektrolit kondensator 1000 mikro Faraday, Kabel, PCB, Resistor, Penjepit buaya.

Percobaan ini juga menggunakan tembaga sebagai elektroda (salah satu

elektroda berbentuk kumparan dan yang lainnya berbentuk lurus), tembaga berbentuk

lurus diletakkan pada kutub positif yang berfungsi sebagai anoda sedangkan yang

berbentuk kumparan diletakkan pada kutub negatif yang berfungsi sebagai katoda.

Namun, sebelum tembaga yang berfungsi sebagai anoda digunakan, harus di amplas

dulu sampai warna tembaga lebih mengkilat agar menghilangkan zat pengotor yang

terdapat pada tembaga.

Kumparan tembaga yang telah di cuci dengan aquades. Selanjutnya kumparan

dibilas dengan aseton, hal ini bertujuan untuk menghilangkan zat pengotor pada

tembaga karena aseton sebagai pelarut kotoran. sehingga zat pengotor dapat dengan

mudah larut dalam aseton. Untuk mendapatkan berat bersih tembaga maka harus di

oven terlebih dahulu ± 3 menit dan ditimbang sebagai W0. Setelah kumparan tembaga

ditimbang, maka kumparan siap untuk dielektrolisis. Elektroda yang berfungsi

sebagai katoda dan anoda dicelupkan ke dalam gelas kimia yang berisi larutan ZnSO4

0,001M yang dialiri arus listrik sebesar 0,5 A dengan tegangan 4,5 volt. Pada

percobaan awal elektrolisis, membutuhkan waktu 180 sekon.

Selama proses elektrolisis berlangsung, terjadi reaksi sebagai berikut : pada

anoda : 2 H2O(l) 4H+(aq) + 4 e + O2(g)

pada katoda : Zn2+(aq) + 2e Zn(s)

Setelah 180 sekon, kumparan diangkat dan dimasukkan ke dalam aseton kemudian

dioven dan ditimbang kembali sebagai W1. Langkah tersebut diulangi sebanyak 4 kali

dengan waktu yang berbeda yaitu; t2 = 600 sekon, t3 = 720 sekon, t4 = 840 sekon, t5 =

960 sekon.

Dari data hasil percobaan didapat ΔWZn sebesar :

Untuk t = 3 menit → ΔWZn = 0,001 g

Untuk t = 5 menit → ΔWZn = 0,001 g

Page 12: Elek Trog Ravi Metri

Untuk t = 7 menit → ΔWZn = 0,001 g

Untuk t = 9 menit → ΔWZn = 0,00 g

Untuk t = 11 menit → ΔWZn = 0,00 g

Berdasarkan data pengamatan maka kita dapat menghitung W O2 dan WZn dengan

menggunakan rumus

∆ W O2=

Ar O 2

n× i× t

96500

∆ W Zn=¿ Ar Zn

n× i×t

96500

Sehingga diperoleh

No. t (sekon) W Zn W O2

1 180 0,03 g 0,007461g2 600 0,102 g 0,024870 g3 720 0,1219 g 0,029844 g4 840 0,14225g 0,034818 g5 960 0,16257 g 0,039792 g

Dari data tersebut jika dinyatakan dalam grafik maka diperoleh

100 200 300 400 500 600 7000.00000

0.02000

0.04000

0.06000

0.08000

0.10000

0.12000

f(x) = 0.000169093264248705 xR² = 1

f(x) = 4.14507772020726E-05 xR² = 1

W O2Linear (W O2)Linear (W O2)W ZnLinear (W Zn)Linear (W Zn)

Dari grafik yang diperoleh dapat diketahui bahwa terdapat persamaan regresi

y=0,000x untuk massa Zn dan y=4E-05x. hal ini menunjukkan bahwa nilai slope O2=0,00004

sedangkan untuk Zn=0,0000. Rumus slope adalah

slope(b)= Ar x in x F

Page 13: Elek Trog Ravi Metri

Sehingga untuk membandingkan jumlah elektron yang terlibat adalah dengan menggunakan

rumus slope tersebut

Untuk pembuktian slope O2

slope(b)= Ar x in x F

0,00004 = 32 x 0,5

n x965003, 86 n = 16

n = 4, 14 (terbukti)

Untuk pembuktian slope Zn

slope(b)= Ar x in x F

0,0002 = 65,37 x0,5n x96500

n = 1.6935 n = (terbukti, mendekati 2)

Setelah melalui proses elektrolisis, kumparan tembaga yang awalnya berwarna kuning

kecoklatan menjadi kuning perak karena kumparan tersebut mengalami reduksi ion Zn 2+ →

Zn. Pada anoda terjadi proses oksidasi yang ditandai dengan adanya gelembung, gelembung

ini menunjukkan adanya molekul air (H2O) yang teroksidasi menjadi O2.

Page 14: Elek Trog Ravi Metri

XI. DISKUSIBerdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan mengenai elektrogravimetri

yang bertujuan untuk membandingkan jumlah elektron O2 dan Zn melalui

percobaan dengan jumlah elektron yang terlibat dalam persamaan reksi. Dari data

hasil percobaan dapat diperoleh grafik massa terhadap waktu, dari grafik tersebut

dapat dicari jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi melalui kemiringan (slope)

pada grafik. Ternyata ada perbedaan yang cukup besar pada jumlah elektron Zn

dari hasil percobaan dengan jumlah elektron Zn yang terlibat dalam persamaan

reaksi berdasarkan teori.

Perbedaan tersebut terlihat pada besarnya massa Zn yang dihasilkan sehingga

dapat mempengaruhi nilai dari slope (kemiringan). Akibatnya jumlah elektron

yang dihasilkan berdasarkan data hasil percobaan sebesar 0. Pada percobaan ini,

besarnya massa Zn seharusnya bertambah seiring dengan bertambahnya waktu

pengaliran arus listrik. Massa Zn mengalami penambahan jika waktu yang

diperlukan selama proses elektrolisis cukup lama dan kandungan ion Zn2+ dalam

larutan ZnSO4 cukup banyak.

Sedangkan pada percobaan yang kami lakukan, pada waktu tertentu massa Zn

tidak mengalami penambahan. Hal ini mempengaruhi pada pencarian nilai jumlah

elektron Zn yang terlibat selama percobaan. Sehingga saat dibandingkan dengan

jumlah elektron pada persamaan reaksi tidak sesuai atau berbeda. Kesalahan-

kesalahan tersebut mungkin dikarenakan dari kandungan ion Zn2+ dalam larutan

ZnSO4 habis, rancangan atau penyusunan alat elektrolisis yang kurang tepat , atau

karena saat melakukan proses elektrolisis kurang benar. Atau bisa saja kurang

pengamplasan pada elektroda tembaga, yang menyebabkan hasil yang diperoleh

kurang tepat.

XII. KESIMPULANBerdasarkan data hasil percobaan jumlah electron Zn yang didapat sesuai

dengan jumlah elektron yang ada pada persamaan reaksi (teori) yaitu jumlah

electron yang didapat sejumlah 1,69 sedangkan berdasarkan teori jumlah

elektronnya sebesar 2. Nilainnya berdekatan. Sedangkan jumlah electron O2 yang

di dapat dari percobaan sesuai dengan jumlah electron yang ada pada persamaan

reaksi atau teori yaitu sebesar 4.

Page 15: Elek Trog Ravi Metri

XIII. DAFTAR PUSTAKA

Azizah,Utiyah, dkk.2007. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Kimia Analitik II Dasar-

Dasar Pemisahan Kimia. Surabaya : FMIPA UNESA.

Soebagio, dkk. 2002. Kimia Analitik II. Malang : FMIPA UNM.

Underwod,A.L.dan Day.1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Page 16: Elek Trog Ravi Metri

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Massa Zn pengukuran

1. W0 = 2,447 gW1 = 2,448 gt1 = 3 menit = 180 s ΔWZn = W1 – W0

= (2,448 – 2,447) g = 0,001 g

2. W1 = 2,448 gW2 = 2,449 gt2 = 5 menit = 300 s ΔWZn = W2 – W1

= (2,449 – 2,448) g = 0,001 g

3. W2 = 2,449 gW3 = 2,450 gt3 = 7 menit = 420 s ΔWZn = W3 – W2

= (2,450 – 2,449) g = 0,001 g

4. W3 = 2,450 gW4 = 2,450 gt4 = 9 menit = 540 s ΔWZn = W4 – W3

= (2,450 – 2,450) g = 0 g

5. W4 = 2,450 gW5 = 2,450 gt5 = 11 menit = 660 s ΔWZn = W5 – W4

= (2,450 – 2,450) g = 0 g

Page 17: Elek Trog Ravi Metri

Zn dan O2 pengukuran

1. pada t 1= 180 sekon

∆ W O2

=

Ar O 2

n× i× t

96500=

324

×0,5 ×180

96500=0,007461 g

∆ W Zn=¿ Ar Zn

n× i×t

96500=

65,372

×0,5 ×180

96500=0,03

g

2. pada t2 = 300 sekon

∆ W O2

=

Ar O 2

n× i× t

96500=

324

×0,5 ×300

96500=0,01244 g

∆ W Zn=¿ Ar Zn

n× i×t

96500=

65,372

×0,5 ×300

96500=0,05073

g

3. pada t3 = 420 sekon

∆ W O2

=

Ar O 2

n× i× t

96500=

324

×0,5 × 420

96500=0,01741 g

∆ W Zn=¿ Ar Zn

n× i×t

96500=

65,372

×0,5 × 420

96500=0,07102

g

4. pada t4 = 540 sekon

∆ W O2

=

Ar O 2

n× i× t

96500=

324

×0,5 ×540

96500=0,02238 g

∆ W Zn=¿ Ar Zn

n× i×t

96500=

65,372

×0,5 ×540

96500=0,09131

g

5. pada t5 = 660 sekon

Page 18: Elek Trog Ravi Metri

∆ W O2

=

Ar O 2

n× i× t

96500=

324

×0,5 ×660

96500=0,02736 g

∆ W Zn=¿ Ar Zn

n× i×t

96500=

65,372

×0,5 ×660

96500=0,11160

g

Tabel perhitungan

T W O2 W Zn

1800,007

460,030

44

3000,012

440,050

73

4200,017

410,071

02

5400,022

380,091

31

6600,027

360,111

60

Grafik berat O2 dan Zn terhadap waktu

100 200 300 400 500 600 7000.00000

0.02000

0.04000

0.06000

0.08000

0.10000

0.12000

f(x) = 0.000169093264248705 xR² = 1

f(x) = 4.14507772020726E-05 xR² = 1

W O2Linear (W O2)Linear (W O2)W ZnLinear (W Zn)Linear (W Zn)

Page 19: Elek Trog Ravi Metri

Keterangan : y = regresi linier a = E0(potensial standar)

b = slope / kemiringan

Dari grafik diatas, dapat diketahui persamaan O2, yakni y= 4E-05x dan persamaan Zn yakni y = 0,000x. Sehingga dapat diketahui nilai slope pada O2 yakni 0,00004 dan nilai slope pada Zn yakni 0,0000. Sedangkan rumus slope adalah

slope(b)= Ar x in x F

Sehingga untuk untuk membuktikan elektron yang terlibat dalam masing-masing unsur/ senyawa saat elektrolisis berlangsung dapat dibuktikan dengan rumus slope diatas

Untuk pembuktian slope O2

slope(b)= Ar x in x F

0,00004 = 32 x 0,5

n x965003, 86 n = 16

n = 4, 14 (terbukti)

Untuk pembuktian slope Zn

slope(b)= Ar x in x F

0,000000 = 65,37 x0,5n x96500

0 n = 32,685 n = 0 (tidak terbukti, seharusnya 2)

Page 20: Elek Trog Ravi Metri

Gambar 6. Sebelum ataupun setelah di elektrolisis

kumparan di oven

Gambar 7. Kawat tembaga yang telah dielektrolisis

Gambar 8. Kumparan setelah dielektrolisis