ekstraksi cair-cair

Download Ekstraksi Cair-Cair

If you can't read please download the document

Upload: muhamad-fahmi-dermawan-endonesy

Post on 10-Nov-2015

277 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

ECC

TRANSCRIPT

Gajebs is vipJust another Blog.com weblogHomeAboutUncategorized

EKSTRAKSI PELARUT CAIR-CAIR2012 November 24Posted by AW Trifany

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1 merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung mempunyai daun yang licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan daun tirus (Wikipedia1, 2012).Corong pemisah atau corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang takcampur Wikipedia2, 2012).Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utama adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro (Khopkar, 2008, hal: 90).Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan berikut akan membahas tentang cara mengekstraksi pelarut cair-cair dengan menggunakan alat corong pemisah dan sampel daun kangkung.B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana metode pemisahan dengan cara ekstraksi pelarut?C. Tujuan Percobaan

Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui metode pemisahan dengan cara ekstraksi pelarut.BAB IITINJAUAN PUSTAKA Ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Kesetimbangan heterogen yang penting melibatkan pembagian suatu spesies antara dua fase pelarut yang tidak dapat tercampur. Kesetimbangan seperti ini terdapat dalam banyak proses pemisahan dalam penelitian kimia maupun di industri (Oxtoby, 2001, hal: 339-340)Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut diantara dua fase cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan anorganik di laboratorium (Alimin, 2007, hal: 51).Beberapa cara dapat mengklasifikasikan sistem ekstraksi. Cara klasik adalah mengklasifikasi berdasarkan sifat zat yang diekstraksi, sebagai khelat atau sistem ion berasosiasi, akan tetapi klasifikasi sekarang didasarkan pada hal yang lebih ilmiah, yaitu proses ekstraksi. Bila ekstraksi ion logam berlangsung, maka proses ekstraksi berlangsung pada mekanisme tertentu. Berarti jika ekstraksi berlangsung melalui pembentukan khelat atau struktur cincin, ekstraksi dapat diklasifikasikan sebagai ekstraksi khelat (Khopkar, 2008, hal: 91-92).Golongan ekstraksi berikutnya dikenal dengan ekstraksi melalui solvasi sebab spesies ekstraksi disolvasi ke fase organik. Golongan ekstraksi ketiga adalah proses yang melibatkan pembentukan pasangan ion. Ekstraksi berlangsung melalui pembentukan spesies netral yang tidak bermuatan diekstraksi ke fase organik, sedangkan kategori terakhir merupakan ekstraksi sinergis. Nama yang digunakan menyatakan adanya efek saling memperkuat yang berakibat penambahan ekstraksi dengan memanfaatkan pelarut pengekstraksi. Setelah pengulangan mekanisme ekstraksi, ekstraksi keseimbangan dan teknik ekstraksi akan mengulangi penerapan destruksi pelarut dalam kimia analitik pada tiap-tiap kelas ekstraksi (Khopkar, 2008, hal: 92).Menurut Khopkar (2008, hal: 92), proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap, yaitu:Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi dengan tahap paling penting dalam ekstraksi. Jelaslah bahwa kompleks bermuatan tidak akan terekstraksi sehingga mutlak kompleks diekstraksi harus tanpa muatan. Kompleks tak bermuatan dapat dibentuk melalui proses pembentukan khelat (yaitu khelat netral), solvasi atau pembentukan pasangan ion.Distribusi dari kompleks yang terekstraksi.Interaksinya yang mungkin dalam fase organik

Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tidak dapat bercampur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat pelarut dalam kedua fase pada kesetimbangan. Nersnt pertama kalinya memberikan pernyataan yang jelas mengenai hukum distribusi yang menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tidak dapat bercampur sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperatur tertentu. (Underwood, 1996, hal: 461).Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap (batch), ekstraksi kontinu dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering digunakan untuk pemisahan analitik. Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada banyaknyaekstraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit (Khopkar, 2008, hal: 106).Alat yang digunakan pada ekstraksi pelarut cair-cair adalah corong pemisah. Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola, mempunyai penyumbat di atasnya dan keran di bawahnya. Corong pemisah yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca ataupun teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50 mL sampai 3 L. Dalam skala industri, corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasang sentrifuga.Dalam memakai corong ini, campuran dan dua fase pelarut dimasukkan ke dalam corong dari atas dengan corong keran ditutup. Corong ini kemudian ditutup dan digoyang dengan kuat untuk membuat dua fase larutan tercampur. Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan tekanan uap yang berlebihan. Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan antara dua fase berlangsung. Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua fase larutan ini dipisahkan dengan mengontrol keran corong (Wikipedia2, 2012).Bahan yang digunakan dalam ekstraksi pelarut cair-cair yaitu kloroform dan metanol. Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap (Wikipedia3, 2012).Metanol, juga dikenal sebagai metil alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfer ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri (Wikipedia4, 2012).Selain kloroform dan metanol, air juga digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi pelarut cair-cair. Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0C). Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-) (Wikipedia5, 2012).BAB IIIMETODE PRAKTIKUMA. Waktu dan Tempat

Hari/ Tanggal : Kamis/ 26 April 2012Pukul : 13.30 16.30 WITATempat : Laboratorium Kimia Analitik, Lantai I, Universitas Islam Negeri Alauddin MakassarB. Alat dan Bahan AlatCorong pemisah 1 buahNeraca digital 1 buahErlenmeyer 250 mL 1 buahGelas kimia 300 mL 2 buahGelas ukur 50 mL 1 buahStatif dan klem 1 buahCorong 1 buahMortar dan lumpang 1 buahBotol vial 1 buahPipet tetes 1 buahBotol semprot 1 buahSpatula 1 buah

BahanAquades (H2O) 50 mLKertas saringKloroform (CHCl3) 55 mLMetanol (CH3OH) 5 mLSampel daun kangkung 50 gr

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ini adalah:Menimbang 50 gr daun kangkung segar, kemudian menggerus sampai mengeluarkan ekstrak kental dengan menggunakan lumping dan mortar.Menambahkan kloroform (CHCl3) sebanyak 25 mL dan memasukkan ke dalam corong pemisah.Mengocok corong pemisah selama beberapa menitMenambahkan klorform (CHCl3) sebanyak 25 mL, aquades 50 mL dan metanol 5 mL, kemudian mendiamkan sebentar sampai terjadi pemisahan.Mengeluarkan hasil ekstrak kemudian menyimpannya ke dalam botol vial.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan

No.PerlakuanWarnaKeadaan LarutanGambar1.Daun kangkung 50 gr + kloroform 25 mLHijau tua1 fase

2.Perasan daun kangkung + kloroform 25 mL + aquades 50 mLHijau tua +bening2 fase

3.Hasil ekstraksi (methanol + kloroform + aquades)Hijau tua + hijau muda2 fase

4.Hasil ekstraksi (kloroform) dimasukkan ke dalam botol vialHijau tua1 fase

B. Pembahasan

Pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui metode pemisahan dengan cara ekstraksi pelarut. Dalam hal ini, daun kangkung yang dijadikan sebagai sampel yang akan diekstraksi dengan pelarut cair yaitu kloroform. Daun kangkung ditimbang sebanyak 50 gr kemudian digerus dengan menggunakan mortar dan lumpang yang berfungsi untuk mengeluarkan ekstrak kental pada daun kangkung yang dijadikan zat terlarut yang cair, lalu menambahkan 25 mL kloroform yang berfungsi agar ekstrak daun kangkung mudah dimasukkan ke dalam corong pemisah, sebelum dimasukkan ke dalam corong pemisah, keadaan larutan yang diperoleh yaitu satu fase dengan warna larutan hijau tua. Setelah itu memasukkan ekstrak kental daun kangkung dan kloroform dalam satu fase, kemudian ditambahkan kloroform 25 mL dan aquades 50 mL yang berfungsi agar daun kangkung lebih mudah untuk diekstraksi pada corong pemisah, setelah dimasukkan ke dalam corong pemisah dan melakukan ekstraksi dengan cara pengocokan, maka keadaan larutan yang diperoleh yaitu dua fase dengan warna larutan hijau tua dan tak berwarna. Selanjutnya mendiamkan corong pemisah yang berisi sampel dan pelarut beberapa saat hingga terjadi pemisahan, kemudian menambahkan kembali dengan 5 mL metanol yang berfungsi sebagai pelarut agar keadaan larutan pada corong pemisah dapat terjadi dua fase sehingga hasil ekstrak dari daun kangkung dapat dipisahkan dengan pelarutnya, setelah didiamkan beberapa saat, keadaan larutan yang diperoleh yaitu dua fase dengan warna larutan hijau tua dan hijau muda. Setelah itu memisahkan hasil ekstrak dengan cara membuka kran pada corong pemisah yang terletak pada bagian bawah kemudian menuangkan hasil ekstrak ke dalam erlenmeyer seperti halnya dengan proses titrasi. Selanjutnya hasil ekstraksi yang terdapat pada erlenmeyer dituang ke dalam botol vial dan disimpan yang selanjutnya akan dianalisis dengan cara kromatografi lapis tipis atau biasa disingkat KLT, hasil ekstrak yang diperoleh dari proses esktraksi dengan menggunakan corong pemisah hanya terjadi satu fase yaitu dengan warna hijau tua.BAB VPENUTUPA. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini adalah mengetahui metode pemisahan dengan ekstraksi pelarut yaitu kloroform dengan mengekstraksi daun kangkung menggunakan corong pemisah.B. Saran

Saran pada percobaan ini adalah sebaiknya dapat mengganti pelarut kloroform dengan pelarut benzena yang volumenya sama agar dapat membandingkan seberapa banyak hasil ekstrak yang diperoleh dari pelarut kloroform atau benzena.DAFTAR PUSTAKAAir. http://id.wikipedia.org/diakses pada tanggal 25 April 2012.Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007.Corong Pemisah. 2012. http://id.wikipedia.org/diakses pada tanggal 25 April 2012.Daun Kangkung. http://id.wikipedia.org/diakses pada tanggal 25 April 2012.Khopkar, SM. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 2008.Kloroform. 2011. http://id.wikipedia.org/diakses pada tanggal 25 April 2012.Metanol. 2012. http://id.wikipedia.org/diakses pada tanggal 25 April 2012.Oxtoby, David W. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga, 2001.Underwood, AL. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 1996.