ekologi tanaman

43
I. PENDAHULUAN Ekologi tanaman adalah penerapan teori ekologi di dalam budidaya tanaman pertanian. Tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan dan dalam ekologi terdapat prinsip-prinsip, hukum- hukum serta kaidah-kaidah. Hukum, prinsip serta kaidah-kaidah inilah yang seharusnya diterapkan dalam budidaya tanaman. Dalam pembudidayaan tanaman kecuali faktor-faktor intern, maka faktor-faktor ekstern sangat besar peranannya. Skema perbandingan pengertian ekologi dan hubungannya dengan tumbuhan dan tanaman terdapat pada Gambar 1. Dengan demikian ekologi tanaman adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia, tanaman dan lingkungan. Timbal balik itu mencakup tanaman terhadap lingkungan dan sebaliknya, serta faktor-faktor yang terjadi akibat timbal balik antara keduanya. Contoh: pengaruh suhu terhadap tanaman. Di sini tidak hanya mempelajari pengaruh suhu terhadap tanaman, tetapi juga tanaman terhadap sekitarnya dan bagaimana terjadinya keseimbangan. Sejarah perkembangan ekologi dimulai dari tulisan Clements (1916 - 1928) yang menyebutkan bahwa seorang ahli yang bernama Pebus de Crecentius (1905) merupakan perintis pertama yang mengatakan adanya kompetisi pada tanaman. Kemudian

Upload: arief-mualim

Post on 24-Apr-2015

125 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Ekologi tanaman adalah hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya

TRANSCRIPT

Page 1: EKOLOGI TANAMAN

I. PENDAHULUAN

            Ekologi tanaman adalah penerapan teori ekologi di dalam budidaya tanaman pertanian.

Tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan dan dalam ekologi terdapat prinsip-prinsip,

hukum-hukum serta kaidah-kaidah. Hukum, prinsip serta kaidah-kaidah inilah yang seharusnya

diterapkan dalam budidaya tanaman.

            Dalam pembudidayaan tanaman kecuali faktor-faktor intern, maka faktor-faktor ekstern

sangat besar peranannya. Skema perbandingan pengertian ekologi dan hubungannya dengan

tumbuhan dan tanaman terdapat pada Gambar 1.

            Dengan demikian ekologi tanaman adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal

balik antara manusia, tanaman dan lingkungan. Timbal balik itu mencakup tanaman terhadap

lingkungan dan sebaliknya, serta faktor-faktor yang terjadi akibat timbal balik antara keduanya.

Contoh: pengaruh suhu terhadap tanaman. Di sini tidak hanya mempelajari pengaruh suhu

terhadap tanaman, tetapi juga tanaman terhadap sekitarnya dan bagaimana terjadinya

keseimbangan.

Sejarah perkembangan ekologi dimulai dari tulisan

            Clements (1916 - 1928) yang menyebutkan bahwa seorang ahli yang bernama Pebus de

Crecentius (1905) merupakan perintis pertama yang mengatakan adanya kompetisi pada

tanaman. Kemudian disusul oleh King (1685) merupakan ahli pertama yang menjelaskan konsep

suksesi pada tanaman. Dua pengertian tersebut merupakan pengertian dasar sebagai landasan

ekologi tanaman. Pada waktu itu Crecentius memaparkan adanya tanaman kuat yang bersaing

dengan tanaman-tanaman lain dalam praktek kehutanan. Kenyataan hidup menunjukkan bahwa

akan selalu ada eksploitasi atas organisme lemah oleh organisme kuat. Sedangkan King

menguraikan tentang suksesi yang terjadi pada suatu daerah sejak tanah masih tergenang air

sampai terbentuk daratan bergambut yang merupakan bahan organik terbentuk oleh pembusukan

bahan tanaman dalam kondisi reduktif. Sesuai dengan sifat tumbuhan tersebut maka timbul

kondisi lingkungan tertentu, misalnya terjadi gambut yang asam dan sebagainya.

Page 2: EKOLOGI TANAMAN

            Warning pada tahun 1891 sudah mengemukakan uraian klasik hubungan suksesi di bukit-

bukit pasir. Shumaker (Swedia) berdasarkan konsep Warning serta Cowles (1899) menerbitkan

pula tulisan tentang bukit pasir di Michigan AS, sehingga pemikiran Warning, Cowles dan

Clements merupakan bagian permulaan pemikiran ekologi pada abad ke-20.

            Clements kemudian membuat pedoman tentang metode penelitian ekologi dan telah

berhasil meletakkan dasar pengukuran dalam ekologi, antara lain pengukuran  menggunakan

metode kuadrat dengan alat-alat tertentu dalam menilai suatu habitat. Dengan jasa Clements ini

metode pengukuran kualitatif berkembang ke metode kuantitatif. Setelah itu Clements

mengemukakan konsep indikator, yaitu adanya hubungan yang khas antara lingkungan dan

tumbuhan sehingga tumbuhan dapat digunakan untuk menduga sifat suatu lingkungan dan

sebaliknya. Suatu tumbuhan dapat juga digunakan untuk menduga jenis tumbuhan lain yang

mungkin dapat hidup di lingkungan itu. Dengan demikian ada indikator fisik, kimia dan

indikator vegetasi.

            Pada tanah gambut dengan pH 2,5 maka dapat digunakan untuk menduga tumbuhan apa

yang dapat hidup di tempat itu atau sebaliknya. Seperti di Kalimantan bila ada pohon PURUN

maka diduga bahwa pH tanah disitu bersifat asam (pH 2,5). Hal-hal tersebut merupakan

indikator fisik atau kimiawi. Contoh lain di Sumatra bila tumbuh pohon Nibung maka di tempat

itu dapat tumbuh dengan baik pula tanaman padi. Di Jawa bila tumbuh pohon petai dengan baik,

maka pohon cengkeh juga dapat tumbuh dengan baik, yang kemudian ditampakkan sebagai

indikator vegetasi.

            Dengan demikian suksesi, kompetisi dan indikator merupakan trilogi ekologi dalam perkembangan ekologi tanaman selanjutnya. Berkembangnya cabang-cabang ilmu lain, seperti fisiologi tumbuhan yang bersinggungan dengan ekologi tumbuhan, yaitu dibahasnya hubungan antara struktur, fungsi dan distribusi vegetasi oleh Pfefer dan Sacs (1867) makin memperkuat perkembangan ekologi modern. Demikian pula berkembangnya pengertian tanah di ilmu tanah (pertama kali dikemukakan oleh Doknchagev, 1870), yaitu tanah sebagai bagian yang mandiri sebagai hasil akhir kerjasama antara iklim, organisme, bahan induk, bentuk permukaan dan waktu.

            Ekologi, fisiologi, agronomi dan pedologi berkembang bersama-sama saling berinteraksi

sehingga melahirkan pandangan bahwa organisme dengan lingkungan merupakan sistem yang

kompleks. Akhirnya dari interaksi tersebut, kecuali ilmu itu berkembang sendiri-sendiri juga

Page 3: EKOLOGI TANAMAN

melahirkan kelompok perkembangan seperti: kelompok klasifikasi yang membahas hubungan

tumbuhan dengan geografi dan taksonominya, kelompok ekofisiologi yang membahas proses

fisiologi hubungannya dengan ekologi dan kelompok pendekatan ekosistem yang membahas

tumbuhan/tanaman hubungannya dengan lingkungan secara holistik.

II. SUKSESI VEGETASI

            Dinamika di alam adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari. Segala sesuatu yang

sekarang ada sebenarnya hanyalah merupakan suatu stadium dari deretan proses perubahan yang

tidak pernah ada akhirnya.

Keadaan keseimbangan yang tampaknya begitu mantap, hanyalah bersifat relatif karena keadaan

itu segera akan berubah jika salah satu dari komponennya mengalami perubahan.

            Lucy E. Braun (1956) mengatakan bahwa vegetasi merupakan sistem yang dinamik,

sebentar menunjukkan pergantian yang kompleks kemudian nampak tenang, dan bila dilihat

hubungan dengan habitatnya, akan nampak jelas pergantiannya setelah mencapai keseimbangan.

Pengamatan yang lama pada pergantian vegetasi di alam menghasilkan konsep suksesi.

Suksesi vegetasi menurut Odum adalah: urutan proses pergantian komunitas tanaman di

dalam satu kesatuan habitat, sedangkan menurut Salisbury adalah kecenderungan kompetitif

setiap individu dalam setiap fase perkembangan sampai mencapai klimaks, dan menurut

Clements adalah proses alami dengan terjadinya koloni yang bergantian, biasanya dari koloni

sederhana ke yang lebih kompleks.

Odum (1971) mengatakan bahwa adanya pergantian komunitas cenderung mengubah

lingkungan fisik sehingga habitat cocok untuk komunitas lain sampai keseimbangan biotik dan

abiotik tercapai.

Clements (1974) membedakan 6 sub komponen dalam proses suksesi yaitu:

1. Nudasi        : terbukanya lahan, bersih dari vegetasi

2. Migrasi       : tersebarnya biji

Page 4: EKOLOGI TANAMAN

3. Eksesis      : proses perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi

4. Kompetisi  : adanya pergantian spesies

5. Reaksi        : perubahan habitat karena aktivitas spesies

6. Klimaks      : komunitas stabil

Suksesi merupakan proses yang menyeluruh dan kompleks dengan adanya permulaan,

perkembangan dan akhirnya mencapai kestabilan pada fase klimaks. Klimaks merupakan fase

kematangan yang final, stabil memelihara diri dan berproduksi sendiri dari suatu perkembangan

vegetasi dalam suatu iklim.

Beberapa ahli mengatakan bahwa proses suksesi selalu progresif artinya selalu

mengalami kemajuan, sehingga membawa pengertian ke dua hal:

1. Pergantian progresif pada kondisi tanah (habitat) yang biasanya pergantian itu dari habitat

yang ekstrim ke optimum untuk pertumbuhan vegetasi.

2. Pergantian progresif dalam bentuk pertumbuhan (life form).

Namun demikian perubahan-perubahan vegetasi tersebut bisa mencakup hilangnya jenis-jenis

tertentu dan dapat pula suatu penurunan kompleksitas struktural sebagai akibat dari degradasi

setempat. Keadaan seperti itu mungkin saja terjadi misalnya hilangnya mineral dalam tanah.

Perubahan vegetasi seperti itu dapat dikatakan sebagai suksesi retrogresif atau regresi (suksesi

yang mengalami kemunduran).

Penyebab Suksesi

1. Iklim

            Tumbuhan tidak akan dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu yang

lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian

maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih

Page 5: EKOLOGI TANAMAN

baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat

seringkali membawa keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi.

2. Topografi

            Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:

Erosi:

            Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah menjadi kosong

kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai.

Pengendapan (denudasi):

            Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan sehingga

menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi menyebabkan suksesi

berulang kembali di tempat tersebut.

3. Biotik

            Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian

demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan

yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila rusak berat

berganti vegetasi.

Konsep Klimaks

            Suksesi tanaman merupakan perubahan keadaan tanaman. Suksesi yang menempati

habitat utama disebut Sere. Sedangkan variasi yang terjadi diantaranya disebut Seral. Komunitas

yang timbul pada susunan itu disebut Komunitas Seral. Biasanya komunitas seral itu tidak

tampak dengan jelas, mereka kenal hanya karena beberapa spesies tanaman dominan tumbuh

diantaranya. Tumbuhan pertama yang tumbuh di habitat yang kosong disebut tanaman Pioner.

Lazimnya suksesi tanaman tidak menunjukkan suatu seri tingkat-tingkat atau tahap-tahap tetapi

terus menerus dan merupakan pergantian yang lambat dan kompleks. Penempatan individu

Page 6: EKOLOGI TANAMAN

vegetasi ini individu per individu, dan tidak merupakan loncatan-loncatan dari suatu komunitas

dominan ke komunitas dominan yang lain. Spesies dominan dari suatu komunitas akan tetap

stabil dalam jangka waktu yang lama. Kemudian akan bercampur dengan vegetasi baru. Vegetasi

baru ini mungkin menggantikan vegetasi yang telah ada tetapi mungkin juga tidak (bila

komunitas yang baru itu tidak menghendaki kondisi yang diciptakan menjadi dominan terutama

dari segi kondisi pencahayaan).

            Jika habitat menjadi ekstrem tidak memenuhi syarat untuk tumbuhnya tanaman-tanaman

maka timbul tanaman dari komunitas berikutnya yang sesuai dengan lingkungan yang baru,

kemudian tanaman ini menjadi dominan. Setelah beberapa kali mengalami pergantian semacam

itu, suatu saat habitat akan terisi oleh spesies-spesies yang sesuai dan mampu bereproduksi

dengan baik. Sehingga proses ini mencapai Komunitas Klimaks yang matang, dominan, dapat

memelihara dirinya sendiri dan selanjutnya bila ada pergantian, maka pergantian itu relatif

sangat lambat.

Di dalam kondisi klimaks ini spesies-spesies itu dapat mengatur dirinya sendiri dan dapat

mengolah habitat sedemikian rupa sehingga cenderung untuk melawan inovasi baru. Di dalam

konsep klimaks ini Clements berpendapat:

1. Suksesi dimulai dari kondisi lingkungan yang berbeda, tetapi akhirnya punya klimaks yang

sama.

2. Klimaks hanya dapat dicapai dengan kondisi iklim tertentu, sehingga klimaks dengan iklim itu

saling berhubungan. Dan kemudian klimaks ini disebut klimaks klimatik.

3. Setiap kelompok vegetasi masing-masing mempunyai klimaks.

Karena iklim sendiri menentukan pembentukan klimaks maka dapat dikatakan bahwa

klimaks klimatik dicapai pada saat kondisi fisik di sub stratum tidak begitu ekstrem untuk

mengadakan perubahan terhadap kebiasaan iklim di suatu wilayah. Kadang-kadang klimaks

dimodifikasi begitu besar oleh kondisi fisik tanah seperti topografi dan kandungan air. Klimaks

seperti ini disebut klimaks edafik. Secara relatif vegetasi dapat mencapai kestabilan lain dari

Page 7: EKOLOGI TANAMAN

klimatik atau klimaks yang sebenarnya di suatu wilayah. Hal ini disebabkan adanya tanah habitat

yang mempunyai karakteristik yang tersendiri.

            Adakalanya vegetasi terhalang untuk mencapai klimaks, oleh karena beberapa faktor

selain iklim. Misalnya adanya penebangan, dipakai untuk penggembalaan hewan, tergenang dan

lain-lain. Dengan demikian vegetasi dalam tahap perkembangan yang tidak sempurna (tahap

sebelum klimaks yang sebenarnya) baik oleh faktor alam atau buatan. Keadaan ini disebut sub

klimaks. Komunitas tanaman sub klimaks akan cenderung untuk mencapai klimaks sebenarnya

jika faktor-faktor penghalang/penghambat dihilangkan.

            Gangguan dapat menyebabkan modifikasi klimaks yang sebenarnya dan ini

menyebabkan terbentuknya sub klimaks yang berubah (termodifikasi). Keadaan seperti ini

disebut disklimaks (Ashby, 1971). Sebagai contoh vegetasi terbakar menyebabkan tumbuh dan

berkembangnya vegetasi yang sesuai dengan tanah bekas terbakar tersebut. Odum (1961)

mengistilahkan klimaks tersebut dengan pyrix klimaks. Tumbuh-tumbuhan yang dominan pada

pyrix klimaks antara lain: Melastoma polyanthum, Melaleuca leucadendron dan Macaranga sp.

Jika pergantian iklim secara temporer menghentikan perkembangan vegetasi sebelum mencapai

klimaks yang diharapkan disebut pra klimaks (pre klimaks).

Berhubungan dengan berbagai klimaks maka terdapat kekaburan arti klimaks. Oleh

karena terjadi ketidak sepakatan kemudian berkembang tiga teori klimaks dengan argumentasi

masing-masing.

1. Teori monoklimaks:

Teori ini dipelopori oleh Clements yang menyatakan bahwa teori klimaks berkembang dan

terjadi hanya satu kali. Hal ini merupakan klimaks klimatik di suatu wilayah iklim utama.

2. Teori poliklimaks:

Klimaks merupakan keadaan komunitas yang stabil dan mandiri sehingga pada suatu habitat

dapat terjadi sejumlah klimaks karena kondisi selain iklim yang berbeda.

Page 8: EKOLOGI TANAMAN

3. Teori informasi:

Teori ini dikemukakan oleh Odum dan merupakan teori sebagai jalan tengah antara teori

mooklimaks dan teori poliklimaks.

Odum berpendangan bahwa suatu komunitas baik hewan maupun vegetasi selalu

memerlukan enersi dan informasi dan pada saatnya akan menghasilkan enersi dan

informasi. Suatu sistem berkembang, pada permulaannya memerlukan enersi dan informasi

sehingga disebut sistem tersubsidi. Pada suatu saat setelah dewasa akan menghasilkan enersi

dan informasi. Sistem ini dikatakan mencapai klimaks bila perbandingan masukan dan keluaran

enersi dan informasi sama dengan satu. Artinya hasil enersi dan informasi sama besar dengan

masukan enersi dan informasi. Sistem yang demikian ini oleh Odum disebut Klimaks.

Pengertian ini berlaku sampai sekarang.

Odum (1971) mengatakan bahwa komunitas untuk mencapai klimaks akan bervariasi

tidak hanya disebabkan oleh adanya perbedaan iklim dan situasi fisiografis, tetapi ditentukan

juga oleh sifat-sifat ekosistem yang berbeda.

Whittaker (1953) merupakan penyokong monoklimaks, mengatakan bahwa teori monoklimaks

menekankan esensialitas (pentingnya) kesatuan vegetasi yang mencapai klimaks di suatu habitat.

Ahli-ahli lain seperti Oosting, Henry, mengatakan bahwa teori poliklimaks lebih praktis.

Hal ini disokong oleh Michols, Tansley dan ahli-ahli Rusia.

Smitthusen (1950), Whittaker (1951 - 1953) dan ahli ekologi Amerika yang lain menyokong

konsep poliklimaks dan semuanya percaya karena ada fakta bahwa tingkatan klimaks dinyatakan

oleh lingkungan individu serta komunitas tanaman dan bukannya oleh iklim setempat.

Macam Suksesi

            Berdasarkan kondisi habitat pada awal proses suksesi, suksesi dibedakan menjadi dua

macam yaitu:

1. Suksesi primer:

Page 9: EKOLOGI TANAMAN

Suksesi yang terjadi belum ada vegetasinya atau di daerah yang tadinya sudah ada vegetasi,

kemudian terganggu (misalnya terbakar), sehingga daerah tersebut menjadi kosong sama

sekali. Pada habitat tersebut tidak ada lagi organisme dan komunitas asal yang tertinggal

sehingga pada substrat yang baru ini akan berkembang suatu komunitas yang baru pula.

2. Suksesi sekunder:

Suksesi yang terjadi pada habitat yang pernah ditumbuhi vegetasi kemudian mengalami

gangguan, tetapi gangguan tersebut tidak merusak total organisme sehingga dalam komunitas

tersebut, substrat lama dan kehidupan masih ada. Perbedaan suksesi sekunder dan primer

terletak pada kondisi habitat awal. Proses kerusakan komunitas disebut denudasi. Denudasi

dapat disebabkan oleh api, pengolahan, angin kencang, hujan, gelombang laut dan

penebangan hutan.

Jika vegetasi yang ada kemudian musnah dan timbul lahan kosong disebut lahan

sekunder atau lahan terdenudasi. Suksesi sekunder mempunyai tahap yang lebih sedikit

daripada suksesi primer, dan biasanya klimaks pada suksesi sekunder lebih cepat dicapai.

Ada beberapa macam tipe suksesi yaitu:

* Hidrosere:

Tipe suksesi yang berkembang di daerah (habitat) perairan yang biasanya disebut Hidrarch.

Vegetasi yang sering berganti dalam hidrarch disebut hidrosere.

* Halosere:

Suksesi yang dimulai pada tanah bergaram atau air asin.

* Xerosere:

Suksesi vegetasi yang berkembang dalam daerah xerik atau kering, biasanya disebut xerarch.

Ada dua macam yaitu:

Page 10: EKOLOGI TANAMAN

* Psammosere          : suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.

* Lithosere     : suksesi vegatasi yang dimulai pada batuan.

* Serule:

Suksesi untuk mikroorganisme (bakteri, fungsi) dalam sisa-sisa produsen/konsumen.

Gambar 2. Tahap-tahap lithosere

Sumber: Shukla et al. (1985)

A. Tumbuhnya lumut kerak (Lichenes)

B. Semakin berlumut

C. Tahap tumbuhnya rumput-rumputan

D. Penuh dengan rumput-rumputan

E. Tahap tumbuhnya semak belukar

F. Terjadi komunitas hutan yang mencapai klimaks

Hidrosere:

            Tipe suksesi ini tidak memerlukan komunitas aquatik untuk menuju ke perkem-bangan

komunitas daratan. Jika air yang ada itu dalam jumlah cukup besar dan sangat dalam atau jika air

selalu bergerak kuat (beratus atau bergelombang) atau adanya kekuatan fisik lain, suksesi

menghasilkan suatu komunitas aquatik yang stabil dan sukar mengalami pergantian. Jadi suksesi

ini hanya terjadi jika kolonisasi komunitas tumbuhan menempati kolam buatan yang kecil dan

dangkal, serta diikuti terjadinya erosi tanah di tepi danau, sehingga batas (tubuh) air akan

semakin kecil dan hilang setelah waktu yang lama, Sebagai pelopor adalah tumbuhan air yang

terendam, kemudian dirusak tumbuhan terapung seperti eceng gondok, kemudian rumpur rawa,

rumput daratan, semak dan akhirnya pohon.

Pada kolam, eceng gondok berangsur-angsur akan menutup permukaan air, kemudian akumulasi

seresahnya baru menumpuk di dasar kolam dan lama kemudian mengubah kolam menjadi rawa

Page 11: EKOLOGI TANAMAN

dengan jenis tumbuhan baru yang mematikan jenis tumbuhan sebelumnya. Secara berangsur-

angsur kemudian habitat yang lebih kering dengan aerasi yang lebih baik yang akhirnya akan

terjadi tanah yang cukup matang dan tebal.

Gambar 3. Peristiwa hidrosere

Sumber: Shukla et al. (1985)

Xerosere:

            Suksesi xerik biasanya terjadi pada lahan yang tinggal batuan induknya saja. Dengan

demikian tumbuhan yang mampu hidup disitu harus tumbuhan yang tahan kering dan mampu

hidup di tanah miskin. Tumbuhan yang biasanya merupakan pioner adalah lumut kerak

(Lichenes) dalam bentuk lapisan kerak. Dalam proses respirasi Lichenes akan mengeluarakan

CO2 dan akan bereaksi dengan H2O sehingga menjadi H2CO3. Asam karbonat ini akan bereaksi

dengan bahan-bahan dari batuan induk sehingga melepaskan ikatan partikel batuan. Partikel

batuan yang lepas itu akan bereaksi dengan sisa-sisa Lichenes yang mengalami pembusukan,

mengikat N yang terbawa oleh air hujan. Kondisi seperti itu tidak sesuai lagi bagi lumut kerak

sehingga lumut kerak mati. Setelah itu akan muncul vegetasi jenis lain yaitu Thallus

(Thallophyta). Begitu seterusnya vegetasi pertama akan memberikan pengaruh pada habitat yang

tidak cocok untuk vegetasi kedua.

Urut-urutan terjadinya proses ini:

Lumut kerak lumut kerak berdaun lumut rumput-rumputan (herbaceus)

semak-semak (shrubs) pohon-pohonan.

Tidak semua proses suksesi xerik seperti di atas. Kalau habitat permukaannya merupakan

pasir maka akan dimulai oleh rumput tahan kering, baru kemudian semak dan pohon-pohonan.

Page 12: EKOLOGI TANAMAN

III. KOMUNITAS VEGETASI

            Di alam jarang sekali ditemukan kehidupan yang secara individu terisolasi, biasanya

suatu kehidupan lebih suka mengelompok atau membentuk koloni. Kumpulan berbagai jenis

organisme disebut komunitas biotik yang terdiri atas komunitas tumbuhan (vegetasi), komunitas

hewan dan komunitas jasad renik. Ketiga macam komunitas itu berhubungan erat dan saling 

bergantung. Ilmu untuk menelaah komunitas (masyarakat) ini disebut sinekologi. Di dalam

komunitas percampuran jenis-jenis tidak demikian saja terjadi, melainkan setiap spesies

menempati ruang tertentu sebagai kelompok yang saling mengatur di antara mereka. Kelompok

ini disebut populasi sehingga populasi merupakan kumpulan individu-individu dari satu macam

spesies.

            Oosting memberikan definisi, komunitas adalah kumpulan organisme hidup yang saling

berhubungan baik antara mereka maupun lingkungan. Dari batasan yang ada, komunitas

mempunyai beberapa kekhususan yaitu:

1. Komunitas biotik sebagai campuran hewan dan tumbuhan dalam jumlah besar di suatu habitat,

merupakan bagian terbesar dari ekosistem dan dicirikan adanya hubungan interaksi antara

komponen biotik dan abiotik.

2. Karena dalam habitat utama biasanya kondisi lingkungan tidak besar variasinya maka

tumbuhan yang ada menunjukkan kesenangan/perilaku yang khas sesuai dengan kondisi

lingkungan itu. Dengan demikian vegetasi merupakan percerminan iklim dan secara umum

keadaaan iklim menampakkan pola vegetasi yang sama. Konsep ini berkembang menjadi

konsep indikator.

3. Komunitas sebagai satu kesatuan sering terlihat batasnya, tetapi batas itu kadang-kadang tidak

jelas. Habitat yang diatasnya tumbuh vegetasi/kehidupan yang khas, atau suatu komunitas

yang dapat mengkarakteristkkan suatu unit lingkungan yang mempunyai kondisi habitat

utama yang seragam, disebut biotope.

Contoh: a. hamparan lumpur, pantai pasir, lautan, ditentukan oleh sifat fisik.

Page 13: EKOLOGI TANAMAN

              b. padang alang-alang, hutan tusam, ditentukan oleh unsur organismenya.

4. Setiap psesies dalam komunitas memerlukan kondisi tertentu/toleransi tertentu terhadap

habitat baik kondisi fisik, kimia maupun biologi. Perubahan kondisi fisik yang spesies

didalamnya masih toleran disebut amplitudo ekologi.

5. Selalu ada koeksistensi (kooperasi).

Karena kelompok-kelompok spesies dalam komunitas itu tidak berdiri sendiri-sendiri maka

mereka harus dapat hidup bersama dengan saling mengatur. Di dalam hidup bersama itu

interaksi di dalam spesies bisa bersifat searah atau dua arah.

Contoh: Tumbuhan yang hidup di lapisan atas tidak dapat hidup tanpa ada tumbuhan yang ada

dibawahnya, atau sebaliknya sehingga terjadi saling mengatur. Di dalam hidup bersamaam

terjadi bermacam-macam interaksi seperti:

- Mutualisme            : Hidup bersama saling menguntungkan

- Eksploitasi             : Suatu spesies hidup atas jerih payah spesies lain

- Parasit                   : Menempel pada tanaman lain dan merugikan

- Komensalisme       : Menempel pada tanaman lain, tidak merugikan

- Kompetisi              : Persaingan antara dua atau lebih makhluk hidup

6. Adanya dominasi spesies

Di dalam komunitas hanya ada dua atau tiga jenis spesies yang dijumpai dalam keadaan

melimpah. Spesies yang demikian disebut spesies dominan.

7. Di dalam komunitas selalu terjadi suksesi atau perubahan meskipun secara lambat.

Komposisi Komunitas

Page 14: EKOLOGI TANAMAN

            Karena ada hubungan yang khas antara lingkungan dan organisme, maka komunitas di

suatu lingkungan bersifat spesifik. Dengan demikian pola vegetasi di permukaan bumi

menunjukkan pola diskontinyu. Seringkali suatu komunitas bergabung atau tumpang tindih

dengan komunitas lain. Karena tanggapan setiap spesies terhadap kondisi fisik, kimia maupun

biotik di suatu habitat berlainan maka  perubahan  di suatu habitat cenderung mengakibatkan

perubahan komposisi komunitas. Rentetan komunitas yang memperlihatkan pergantian gradual

dalam suatu komposisi disebut continuum.

Terdapat dua pandangan komposisi komunitas yang berlawanan:

1. Pandangan organisme

2. Pandangan individualisme

            Pandangan organisme dikembangkan oleh Clements (1916). Menurut pandangan ini

komunitas dianggap sebagai “Organisme super” yang merupakan stadium tertinggi per-

kembangan organisasi organisme yang dari sel ke jaringan, organ, spesies, populasi dan

komunitas. Komunitas dianggap organisme super karena tumbuhm beraturan dan di bawah

keadaan tertentu dapat melakukan reproduksi dan secara fungsional memperlihatkan tingkatan

yang lebih tinggi daripada vegetasi/binatang atau individu yang membentuknya.

            Sedangkan pandangan individualistik dikembangkan oleh H.A. Gleason (1926) yang

disokong oleh Whittaker (1951, 1952, 1956), Curtis (1958) dan Mc Intosh (1959). Pandangan ini

pendekatannya menekankan bahwa komunitas tidak perlu mencapai suatu komposisi yang

seharusnya atau dalam keadaan stabil. Disini spesies merupakan bagian unit essensial karena

hanya spesies dan bukannya komunitas yang dipengaruhi dalam antar hubungan dan distribusi.

Spesies langsung tanggap terhadap kondisi lingkungan secara independen, tidak menghadapinya

bersama-sama. Dalam pendekatan ini komposisi komunitas dianggap variabel yang kontinyu.

Ekoton (Ecotona)

            Suatu ekoton adalah suatu zona (daerah) peralihan (transisi) atau pertemuan  antara dua

komunitas yang berbeda dan menunjukkan sifat yang khas. Daerah transisi antara komunitas

Page 15: EKOLOGI TANAMAN

rumput dan hutan atau daerah peralihan antara dua komunitas besar seperti komunitas akuatik

dan komunitas terestrial merupakan contoh ekoton.

            Jadi ekoton merupakan pagar komunitas (batas komunitas). Seperti diketahui biasanya

berubah secara perlahan-lahan atau secara gradient. Komunitas dapat berubah secara tiba-tiba

sebagai akibat lingkungan yang tiba-tiba terputus atau karena interaksi tanaman terutama

kompetisi. Pada keadaan yang pertama (tiba-tiba terputus) ekoton merupakan daerah peralihan

yang merupakan campuran dari dua tipe komunitas yang bersebelahan. Pada keadaan yang kedua

(kompetisi) ekoton dapat dikenal jelas. Komunitas ekoton umumnya mempunyai banyak

organisme dari dua komunitas yang saling bertautan dan yang memperlihatkan ciri-ciri yang

khas dan batas yang jelas antara ekoton dan tetangganya (disampingnya) dengan demikian

ekoton berisikan spesies yang lebih banyak dan kepadatan populasi yang sering lebih daripada

komunitas disampingnya.

            Kecenderungan meingkatnya variasi dan kepadatan pada komunitas peralihan dikenal

sebagai efek pinggir/tepi (edge effect). Organisme yang paling banyak atau paling lama dalam

zone peralihan disebut jenis pinggir (edge spesies).

Stratifikasi

            Dalam komunitas vegetasi, tumbuhan yang mempunyai hubungan di antara mereka,

mungkin pohon, semak, rumput, lumut kerak dan Thallophyta, tumbuh-tumbuhan ini lebih

kurang  menempati strata atau lapisan dari atas ke bawah secara horizontal, ini disebut

stratifikasi. Individu yang menempati lapisan yang berlainan menunjukkan perbedaan-perbedaan

bentuk pertumbuhan, setiap lapisan komunitas kadang-kadang meliputi klas-klas morfologi

individu yang berbeda seperti, strata yang paling tinggi merupakan kanopi pohon-pohon atau

liana. Untuk tujuan ini, tumbuh-tumbuhan mempunyai klas morfologi yang berbeda yang

terbentuk dalam “sinusie” misalnya pohon dalam sinusie pohon, epifit dalam sinusie epifit dan

sebagainya.

            Padang rumput mempunyai 3 strata:

1. Lapisan perakaran dan rhisoma

Page 16: EKOLOGI TANAMAN

2. Lapisan atas tanah

3. Lapisan rumput (herba)

            Hutan stratanya lebih kompleks:

1. Strata di bawah tanah

2. Lahan hutan

3. Permukaan tanah sampai 2 meter (herba)

4. Semak (2-5 meter)

5. Lahan pohon/lapisan atas (top story) 5-15 meter, tergantung hutannya ada yang 25-30

meter, 40-50 meter, sequoia sampai 100 meter.

Gambar 4. Stratifikasi tumbuhan

Klas Bentuk Pertumbuhan (Life Form) Dan Spektrum Biologi

            Iklim menentukan vegetasi di suatu wilayah, beberapa spesies dalam komunitas dapat

dikelompokkan kedalam beberapa bentuk pertumbuhan berdasarkan kenampakan umum

pertumbuhannya. Bentuk suatu vegetasi merupakan ekspresi dan indikator iklim. Ide ini

dipelopori oleh Raunkiaer (1934). Ia menganggap bahwa di bawah kondisi lingkungan yang

tidak menguntungkan yang mengendalikan bentuk pertumbuhan dan mendorong terhadap suhu

yang ekstrim dan kekeringan.

Raunkiaer memberikan tiga pedoman untuk menyatakan karakteristik bentuk

pertumbuhan:

1. Karakter itu harus struktural dan esensial dan harus memberikan adaptasi morfologi yang

penting.

2. Karakter itu harus cukup jelas dan sudah dilihat di alam.

Page 17: EKOLOGI TANAMAN

3. Semua bentuk pertumbuhan yang digunakan harus menggunakan kriteria dengan sistem yang

sama dan secara statistik dapat untuk membandingkan komunitas satu dengan komunitas yang

lain.

Gambar 5. Bentuk pertumbuhan (Life form)

1. Phanerophytes                      4. Cryptophytes

2. Chamaephytes                      5. Therophytes

3. Hemicryptophytes

1. Phanerophytes

            Termasuk golongan ini ditandai dengan terdapatnya tunas di ranting atau cabang dan ini

biasanya berkayu (pohon dan semak) juga liana, epifit dan juga rumput tahun.

Menurut tingginya Phanerophytes dikelompokkan menjadi:

a. Megaphanerophytes  lebih dari 30 meter

b. Mesophanerophytes 8 sampai 30 meter

c. Microphanerophytes 2 sampai 8 meter

d. Nanophanerophytes              25 cm sampai 2 meter

Kecuali itu ditambah lagi apakah tunas (kuncup) terlindung atau telanjang dan apakah

tanaman selalu hijau atau kadang-kadang menggugurkan daunnya.

2. Chamaephytes

            Tunas atau pucuk batang terletak di batang dan  menjalar di atas tanah, tinggi tanaman

tidak lebih dari 25 cm, tetapi tunas selalu di atas tanah. Untuk melindungi dari kondisi yang tidak

menguntungkan tunas terletak di bawah daun-daun yang mati di tempat-tempat yang bersalju.

Ada beberapa macam Chamaephytes:

Page 18: EKOLOGI TANAMAN

a. Subfructicosa chamaephytes  : tunas terlindung oleh bahan-bahan mati.

b. Passive chamaephytes                       : batang menjalar di atas tanah.

c. Active chamaephytes                        : kuncup di atas tanah.

d. Cushion chamaephytes                      : transisi Chamaephytes dan Hemicryptophytes.

3. Hemicryptophytes

            Tumbuhan ini hidup di permukaan tanah, rumput-rumput, begitu pula tunas dan batang

terlindung oleh tanah dan bahan-bahan mati.

4. Cryptophytes

            Tunas dan batang di permukaan tanah, bahan cadangan makanan di bawah tanah dengan

katagori sebagai berikut:

a. Geophytes                : rhizoma, semua tumbuhan dengan bulbus, tuber.

b. Helophytes               : tumbuhan yang hidup di tanah yang jenuh air.

c. Hydrophytes : tumbuhan air.

5. Therophytes

            Meliputi tumbuhan semusim dan organ reproduksinya berupa biji, keabadiannya terbesar

lewat embrio dalam biji.

Klasifikasi Braun-Blanquetes

Braun-Blanquetes (1951) mengadakan modifikasi atas klasifikasi yang diadakan oleh Raukiaer,

yang kemudian menghasilkan klasifikasi sebagai berikut:

1. Phytoplankton (tumbuhan melayang) dibedakan:

Page 19: EKOLOGI TANAMAN

a. Aeroplankton (melayang di udara)

b. Hydroplankton (melayang di air)

c. Cryoplankton (melayang di es dan salju)

2. Phytoedaphon (mikro flora tanah) dibedakan:

a. Aerophytobionts (aerobic)

b. Anaerophytobionts (anaerobic)

3. Endophytes dibedakan:

a. Endoxylophytes (parasit tumbuhan)

b. Endoxythophytes (algae, fungsi dan lichenes)

c. Endozoophytes (patogen dalam hewan dan manusia)

4. Therophytes dibedakan:

a. Thallotherophytes

b. Bryotherophytes

c. Pteridotherophytes

d. Entherophytes

5. Hydrophytes (kecuali plankton)

6. Geophytes

7. Hemicryptophytes

8. Chamaephytes

Page 20: EKOLOGI TANAMAN

9. Phanerophytes

10. Epiphyta arborisola (Tree epiphytes)

Spektrum biologi atau spektrum fitoklimatik

            Sistem Raunkiaer secara umum mendasarkan pada cara dan posisi organ reproduksi

untuk mempertahankan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan.

Dengan demikian karakter vegetasi adalah struktural, esensial dan adaptial. Kemudian

diinginkan dasar yang lebih sederhana untuk perbandingan secara statistik. Dengan sederhana

atas persentase bentuk kehidupan (pertumbuhan) vegetasi aetiap areal yang merupakan

komunitas vegetasi inilah yang disebut spektrum biologi. Karena setiap klas-klas bentuk

kehidupan sangat berhubungan dengan lingkungannya maka spektrum biologi merupakan

petunjuk langsung (indikator) lingkungan. Raunkiaer membuat suatu spektrum normal yang

didasarkan atas sampling dari keadaan flora dunia di seribu tempat (keadaan).

Spektrum normal melengkapi suatu dasar kehadiran persentase setiap klas dalam flora,

yang akan ditetapkan spektrum normal adalah:

Phanerophytes              : 46%

Chamaephytes              :   9%

Hemicryptophytes         : 26%

Cryptophytes                :   6%

Therophytes                 : 13%

Kemudian spektrum biologi dikerjakan dan dibandingkan dengan spektrum Raunkiaer ini.

Di hutan hujan tropik persentase phanerophytes di tempat-tempat yang berbeda berkisar

antara 0-74%. Persentase yang lebih besar ini menyebabkan keadaan iklim yang phanerophytic.

Persentase Therophytes lebih dari 40% menyebabkan iklim yang ekstrim dingin. Persentase yang

Page 21: EKOLOGI TANAMAN

tinggi Hemicryptophytes (lahan rumput) geophytes (Cryptophytes) iklim mediteran dan dalam

hutan musim dengan daun lebar. Tetapi karena banyaknya faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kehidupan vegetasi yang kadang-kadang kondisi iklim tidak dicerminkan oleh vegetasi

maka kesimpulan-kesimpulannya sering salah.

Antara lain seperti jumlah Therophytes yang besar di daerah Phanerophytes yang dominan, juga

aktivitas yang lain sangat cepat mengubah spektrum biologi. Untuk lebih mencapai ketepatannya

maka harus dilengkapi dengan pengaruh luas daun, ukuran daun merupakan petunjuk yang

sangat erat hubungannya dengan kondisi iklim, pengelompokkan tersebut ialah:

1. Leptophyl 25 mm2

2. Nanophyl 25 - 225 mm2 (9 x 25)

3. Microphyl 225 - 2025 mm2 (92 x 25)

4. Mesophyl 2025 - 18.225 mm2 (93 x 25)

5. Macrophyl 18.225 - 164.025 mm2 (94 x 25)

6. Megaphyl lebih dari 164.025 mm2

Dinamika Komunitas (Evolusi Komunitas)

Evolusi yang terjadi pada komunitas tumbuhan di suatu tanah yang tadinya kosong (bero)

terjadi dalam waktu yang lama dengan tahap-tahap yang harus dilalui. Tahap-tahap ini sukar

dinyatakan karena secara faktual proses evolusi itu kontinyu. Tetapi bagaimanapun tahap ini

harus dinyatakan dan sebagai dasarnya ialah karakteristik vegetasi. Pada umumnya evolusi

komunitas vegetasi melalui beberapa tingkatan dan proses sebagai berikut:

1. Nudasi: yaitu terjadinya awal suksesi yang waktu itu habitat karena sesuatu hal (erosi, deposit,

glacial, glassier, perubahan iklim, aktivitas biotik) menjadi tidak berpenghuni (kosong).

Page 22: EKOLOGI TANAMAN

2. Migrasi: disini meliputi kolonisasi pertama jadi migrasi itu datangnya suatu tumbuhan di suatu

habitat yang mengalami nudasi itu, kedatangan tumbuhan itu dapat disebabkan oleh beberapa

hal antara lain angin, air, binatang, manusia dan sebagainya.

Migrasi atau immigrasi tumbuhan disebut germinales kalau masih benih (organ reproduktif)

dan migrules atau propagules kalau sudah berupa tumbuhan. Migrasi ini dapat berasal dari

banyak tempat atau satu tempat saja.

3. Eksesis: ini merupakan proses pemantapan pendatang (immigrasi) tetapi meskipun demi-kian

tidak semua pendatang itu berhasil di tempat yang baru. Ini merupakan kombinasi beberapa

faktor yang menyebabkan berhasilnya immigrasi tersebut di tempat baru itu.

4. Agregasi: pada mulanya vegetasi pioner itu datang dalam jumlah yang sangat kecil dan

mereka tumbuh saling berjauhan, kemudian vegetasi ini akan membentuk organ-organ

reproduktif yang biasanya mudah tersebar di seantero permukaan habitat itu yang kemudian

membentuk kelompok-kelompok. Disini ada 2 kelompok:

a. Simple agregasi yaitu: apabila agregasi itu hanya satu spesies saja.

b. Agregasi campuran yaitu migran selain terdiri atas spesies tumbuhan utama jika ber-campur

dengan beberapa spesies lain.

5. Evolusi interaksi komunitas.

Disini terjadi hubungan yang pada mulanya sederhana menjadi semakin kompleks antara lain

eksploatasi, mutualisme dan koeksistensi dan sebagainya.

6. Invasi: Dalam proses kolonisasi, germinales mempunyai sifat yang agresif dan mudah

mengadakan adaptasi sehingga mencapai seluruh lahan dari waktu ke waktu. Vegetasi itu

tumbuh dan berkembang sehingga mencapai kemantapan. Disini invasi itu dapat bersifat

sementara atau permanen.

7. Reaksi: Ini meliputi kondisi baru yang diciptakan dengan adanya vegetasi di suatu habitat.

Pada dasarnya perubahan itu melalui cara:

Page 23: EKOLOGI TANAMAN

a. Pergantian sifat dan reaksi tanah

b. Dengan memodifikasi iklim

Kompetisi dan macam interaksi yang lain dapat menyebabkan vegetasi mengalami kematian,

dan ini akan merupakan humus di atas tanah. Humus ini yang dapat menyebabkan lebih

baiknya kondisi fisik dan tanah. Di samping pengaruhnya terhadap tanah maka dengan

bentuk-bentuk vegetasi yang ada dapat menciptakan lingkungan yang berbeda dengan

keadaan luar, iklim yang diciptakan vegetasi ini disebut iklim mikro.

8. Stabilisasi: Macam-macam interaksi baik antara individu, populasi vegetasi maupun antara

vegetasi dan habitatnya membawa perubahan-perubahan yang gradual baik pada habitat

maupun struktur vegetasi.

Dalam waktu yang lama, beberapa spesies vegetasi akan mendominasi dan akhirnya

mengadakan penggantian di habitatnya itu.

9. Klimaks: Klimaks merupakan tahap akhir perkembangan setelah stabilisasi. Secara pasti

klimaks yang sebenarnya sukar dinyatakan karena komunitas dan lingkungan akan dapat

saling berubah sesuai dengan sifat yang dinamik.

Klasifikasi Komunitas

Komunitas vegetasi diklasifikasikan dalam beberapa cara menurut kepentingan dan

tujuannya. Pada umumnya dan yang banyak disukai ialah klasifikasi berdasarkan:

a. Fisiognomi

b. Habitat

c. Komposisi dan dominasi spesies

a. Fisiognomi: Menunjukkan kenampakan umum komunitas tumbuhan. Komunitas tum-buhan

yang besar dan menempati suatu habitat yang luas diklasifikasikan kedalam komponen

komunitas sebagai dasar fisiognominya.

Page 24: EKOLOGI TANAMAN

Komponen kmunitas yang menjadi dasar fisiognomi ini ialah yang berada dalam bentuk

dominan. Sebagai contoh: Komunitas hutan, padang rumput, stepa, tundra dan

sebagainya.

b. Habitat: Karena komunitas sering dinamik dengan kekhasan habitat maka habitat ini

digunakan  menjadi dasar pembagian komunitas.

Pada umumnya dikaitkan dengan kandungan air tanah pada habitat yang bersangkutan.

Pembagian itu antara lain:

1. Komunitas lahan basah

2. Komunitas lahan agak basah

3. Komunitas lahan mesofit

4. Komunitas lahan agak kering

5. Komunitas lahan kering

c. Komposisi dan dominasi spesies: Disini komunitas tumbuhan yang besar dibagi kedalam

bagian-bagian yang lebih kecil dengan dasar komposisi dan dominasi spesies. Klasifikasi

seperti ini memerlukan pengetahuan isi spesies dalam komunitas itu frekuensinya,

dominasinya dan lamanya spesies itu berada (fideling/kesetiaan). Komunitas diberi nama

dengan spesies yang dominan atau yang memperlihatkan frekuensi tinggi misalnya:

Betula-Rhododendron-Magnolia assosiasi, Kruing-Kamper-Meranti-Jati.

Clements mengakui adanya dinamika komunitas alam dan ia mengembangkan klasifikasi

floristik yang menekankan pada suksesi, dominasi, konstansi diagnose spesies. Menurut

Clements vegetasi dapat dianalisa kedalam unit klas-klas berikut dalam urutan yang turun.

1. Formasi

            Menurut Clements unit vegetasi terbesar adalah formasi tumbuhan. Formasi tumbuhan

merupakan unit vegetasi yang besar di suatu wilayah yang ditunjukkan oleh beberapa bentuk

Page 25: EKOLOGI TANAMAN

pertumbuhan yang dominan, misalnya hutan ditunjukkan dengan pohon-pohon. Formasi

tumbuhan merupakan hasil makroklimat dan ini dikendalikan dan ditentukan batasnya oleh iklim

saja. Dengan lain perkataan formasi tumbuhan terjadi dalam suatu kesatuan iklim dan alam.

Whittaker berpendapat bahwa formasi tumbuhan tidak tegas dan nyata bahwa unit

vegetasi ditentukan hanya oleh iklim, tetapi merupakan pengelompokkan komunitas secara

abstrak dengan fisiognomi dan saling berhubungan dengan lingkungan.

2. Assosiasi

            Setiap formasi klimaks, berisikan dua atau lebih pembagian yang lebih kecil yang

dikatakan sebagai assosiasi yang ditandai oleh lebih dari satu spesies yang dominan dan khas.

Jadi assosiasi adalah vegetasi regional, dalam formasi ini merupakan klimaks sub iklim dalam

formasi umum. Setiap assosiasi ekologinya dan komposisi floristik umumnya (Weaver dan

Clements, 1938). Sekarang konsep assosiasi ini sudah tidak dipakai lagi dan menempatkan

komunitas kontinum yang populer.

Vegetasi itu terus menerus (kontinyu) walaupun berbeda dari tempat yang satu ke tempat

yang lain ia tidak dapat dikategorikan kedalam unit-unit yang memilih tempat. Dalam tingkat

penggantian (proses penggantian), Whittaker (1951, 1956) mengatakan bahwa assosiasi bukan

komunitas alam yang nyata (konkrit).

L.E. Braun juga mengeritik konsep assosiasi dalam simposium yang diadakan oleh

perhimpunan ekologi Amerika bulan Agustus 1956 yang tujuan utama ialah:

a. Bahwa komuntas tidak mempunyai batas yang tegas tetapi tumpang tindih antara satu dengan

yang lain.

b. Bahwa spesies yang nampak mencirikan komunitas dapat meluas ke komunitas lain walaupun

mungkin dalam proporsi yang berbeda.

c. Bahwa dua komunitas tidak pasti sama/sejenis.

d. Bahwa vegetasi itu kontinyu walaupun berbeda dari tempat yang satu ke yang lain.

Page 26: EKOLOGI TANAMAN

3. Fasiasi (Faciation)

            Setiap assosiasi pada dasarnya meliputi beberapa spesies dominan yang berisikan 2 atau

lebih sub unit. Setiap fasiasi dapat dihuni oleh dua atau lebih dominan, tetapi jumlah total

dominan dalam fasiasi akan kurang (lebih kecil) daripada assosiasi. Variasi secara lokal dalam

assosiasi disebut losiasi (lociation).

4. Konsosiasi (Consociation)

            Jika hanya terdapat satu dominan dalam klimaks. Konsosiasi merupakan unit komunitas

yang lebih kecil dengan dominan tunggal dan masih mempunyai bentuk pertumbuhan yang

mencirikan formasi. Unit vegetasi seperti itu terutama modifikasinya oleh kondisi edhapik,

misalnya konsosiasi Oak-Beech.

5. Sosiasi (Societeies)

            Assosiasi dan konsosiasi dapat dianalisis lebih jauh kedalam beberapa komunitas kecil

(unit) yang di bawah pengaruh langsung variasi habitat lokal komunitas. Ini didominasi oleh satu

atau dua spesies lain dari dominan pada assosiasi dan konsosiasi. Unit yang lebih kecil disebut

sosiasi. Dominasi sosiasi merupakan sub dominan yang lebih ekonomis. Dengan demikian

sosiasi merupakan dominan dalam dominan yang spesies dominan itu merupakan sub ordinat.

Jika kita menganggap konsosiasi sebagai satu kesatuan.

6. Clans (klans)

            Dalam setiap sosiasi dapat ditemukan dua atau lebih unit klimaks yang terkecil, ini yang

disebut klans. Setiap klans merupakan agregasi kecil satu individu tetapi sangat lokal dan spesies

dominan yang tertutup.

Struktur Komunitas Vegetasi

Studi mengenai struktur dan klasifikasi komunitas tumbuhan dapat juga disebut

Fitososiologi.

Page 27: EKOLOGI TANAMAN

Analisisnya disebut analisis vegetasi, yang terdiri atas analisis kualitatif dan kuantitatif.

A. Analisis kualitatif komunitas tumbuhan

            Struktur kualitatif dan komposisi komunitas dapat dinyatakan berdasarkan observasi

(pengamatan) visual tanpa sampling khusus atau pengukuran dalam perhitungan (menyatakan)

karakteristik florestik secara kualitatif (isi spesies) stratifikasi, aspek sosiabilitasnya, asosiasi

antar spesies, bentuk pertumbuhan dan spektrum biologi dipelajari di lapang.

1. Komposisi floristik/anggota spesies komunitas.

            Studi ini ialah pada spesies dari komunitas yang dianggap penting. Ini dapat dilakukan

dengan koleksi yang periodik kemudian diidentifikasi dengan waktu sepanjang tahun.

2. Stratifikasi

            Jumlah strata pelapisan dalam komunitas dapat dinyatakan dengan observasi, jika secara

periodik mengamati tumbuhan untuk sepanjang tahun, penggantian dalam kenampakan vegetasi

akan terlihat dengan penggantian dalam cuaca. Dengan ini maka hubungan spesies dalam

beberapa cuaca pada satu tahun dicatat.

3. Bentuk pertumbuhan

            Sebagian besar kenampakan umum dan pertambahan spesies dalam komunitas

dikelompokkan kedalam klas bentuk pertumbuhan yang berbeda. Pembagian klasnya seperti

yang telah dibicarakan pada bab yang lalu. Berdasarkan nilai persentase perbedaan klas bentuk

pertumbuhan, habitat alami yang nyata dari komunitas dapat diketahui.

4. Sosiabilitas

            Dalam komunitas tumbuhan, spesies secara individu tidak selamanya tersebar. Individu

beberapa spesies tumbuhan dengan jarak yang lebar, sedang beberapa yang lain terdapat dalam

bentuk rumpun atau menutup lahan.

Page 28: EKOLOGI TANAMAN

Beberapa individu spesies jika tumbuhan dalam rumpun akan baik dan mereka cenderung

mengadakan kompetisi yang hebat sehingga tidak dapat membentuk populasi yang besar.

Berdasarkan itu maka dapat dikelompokkan dalam klas-klas.

Klas 1. Pohon tumbuh individual (singly)

Klas 2. Kelompok tersebar atau ikatan terbuka

Klas 3. Menutup tanah dengan anak yang kecil dan terpencar

Klas 4. Menutup tanah lebih luas lagi

Klas 5. Seluruh lahan tertutup oleh lapisan vegetasi

Derajad sosiabilitas yang tinggi terlihat jika tumbuhan itu mempunyai produktivitas biji

tinggi, daya tumbuh tinggi serta mempunyai daya adaptasi yang besar.

5. Assosiasi antar spesifik

            Jika vegetasi mempunyai sampai dua spesies yang berbeda atau lebih dekat satu sama

lain, mereka membentuk sebagai komunitas tipe assosiasi-assosiasi antar spesies ini dapat terjadi

pada beberapa kemungkinan:

a. Spesies-spesies dapat hidup dalamlingkungan yang sama

b. Spesies-spesies mungkin mempunyai distribusi geografi yang sama

c. Spesies-spesies mempunyai bentuk pertumbuhan yang berlainan (sehingga memperkecil

kompetisi)

d. Tumbuhan atau spesies yang lain saling berinteraksi yang menguntungkan salah satu atau

keduanya, assosiasi ini mudah dilihat di lapang.

B. Analisis kuantitatif komunitas tumbuhan

            Untuk analisis ada beberapa metode pengambilan sampel, yaitu:

Page 29: EKOLOGI TANAMAN

1. Metode kuadrat (Quadrat methode)

2. Metode transek (Transeck methode)

3. Metode loop (Loop methode)

4. Metode titik (Point less/point methode)

1. Metode kuadrat

            Menurut Weaver dan Clements (1938) kuadrat adalah daerah persegi dengan berbagai

ukuran. Ukuran tersebut bervariasi dari 1 dm2 sampai 100 m2. Bentuk petak sampel dapat

persegi, persegi panjang atau lingkaran.

Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:

a. Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.

b. Count/list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies yang ada

beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi merupakan suatu daftar

spesies yang ada di daerah yang diselidiki.

c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase tanah yag tertutup

vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area (penutupan relatif) yang

diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi di suatu daerah. Total basal

dari vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman.

Cara umum untuk mengetahui basal area pohon dapat dengan mengukur diameter pohon pada

tinggi 1,375 meter (setinggi dada).

d. Chart quadrat: Penggambaran letak/bentuk tumbuhan disebut Pantograf. Metode ini ter-utama

berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan menentukan letak tiap-tiap

spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang digunakan pantograf dan planimeter.

Pantograf diperlengkapi dengan lengan pantograf. Planimeter merupakan alat yang dipakai

Page 30: EKOLOGI TANAMAN

dalam pantograf yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu luas bila batas-batasnya diikuti

dengan jarumnya.

Luas Minimum Petak Sampel

            Luas daerah contoh vegetasi yang akan diambil diatasnya sangat bervariasi untuk setiap

bentuk vegetasi mulai dari 1 dm2 sampai 100 m2. Suatu syarat untuk daerah pengambilan contoh

haruslah representatif bagi seluruh vegetasi yang dianalisis. Keadaan ini dapat dikembalikan

kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh

populasi-populasi. Jadi peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas

akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi, dengan d