draft terakhir

Upload: ahmad-nurhidayat

Post on 21-Jul-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

POLIN NASI DE ENGAN M MENGGU UNAKAN LEBAH SEBAGA N H AI POLIN NATOR U UNTUK PRODUK BENI P KSI IH BAWA ANG MER RAH VAR RIETAS S SUNREN F1 N DI PT EAST WEST SEED INDONES (PT. EWSI) T I SIA

AKHM MAD NUR RHIDAYA AT

PROG GRAM K KEAHLIA TEKN AN NOLOGI INDUSTRI BENIH H PRO OGRAM DIPLOMA D A IN NSTITUT PERTA T ANIAN BO OGOR 2011 1

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN KARYA ILMIAH INI ADALAH KARYA SENDIRIN DAN BELUM DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN. SUMBER INFORMASI YANG BERASAL ATAU DIKUTIP DARI KARYA YANG DITERBITKAN DARI PENULIS LAIN TELAH DISEBUTKAN DALAM TEKS DAN

DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DI BAGIAN AKHIR LAPORAN INI.

Bogor, Mei 2011

Akhmad Nurhidayat J3G108044

ABSTRAK AKHMAD NURHIDAYAT. Polinasi dengan Menggunakan Lebah sebagai Polinator untuk Produksi Benih Bawang Merah Varietas Sunren F1 di PT East West Seed Indonesia (EWSI) Dibimbing oleh TATIEK KARTIKA S. Polinasi merupakan salah satu hal yang penting dalam produksi benih. Polinasi adalah jatuhnya atau perpindahan serbuk sari dari anter ke stigma. Polinasi untuk produksi benih bawang merah dapat menggunakan lebah sebagai polinator atau dilakukan oleh bantuan manusia. Keunggulan polinasi menggunakan lebah adalah lebih efisien dalam penggunaan serbuk sari dan lebih efektif karena lebah mengetahui bunga yang sudah siap untuk diserbuki. Benih bawang merah harus diproduksi pada areal dengan ketinggian 7001400 mdpl. Pada saat praktik kerja lapangan produksi mengalami kegagalan karena tidak menggunakan plastic house sehingga lebah tidak terkonsentrasi di sekitar areal pertanaman.

RINGKASAN AKHMAD NURHIDAYAT. Polinasi dengan Menggunakan Lebah sebagai Polinator untuk Produksi Benih Bawang Merah Varietas Sunren F1 di PT East West Seed Indonesia (EWSI) Dibimbing oleh TATIEK KARTIKA S. Kesiapan benih bawang merah unggul bermutu muncul sebagai persoalan tersendiri, karena di Indonesia sendiri dalam budidaya bawang merah kebanyakan masih menggunakan benih berupa umbi dan juga penerapan teknologi produksi seringkali belum dilakukan secara tepat. Tidak seperti di negara subtropis yang menggunakan sumber benih berupa biji. Polinasi merupakan salah satu bagian dalam proses produksi benih dalam tanaman. Polinasi adalah proses jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma. Untuk menghasilkan bawang hibrida dilakukan penyerbukan silang. PT. East West Seed Indonesia merupakan salah satu produsen benih yang menghasilkan benih bawang merah. PT. East West Seed Indonesia selaku salah satu produsen benih di Indonesia telah mengembangkan cara-cara polinasi yang tepat, guna meningkatkan hasil produksi benihnya. Tujuan dari praktek lapangan di PT. East West Seed Indonesia dengan mengambil judul Polinasi dengan menggunakan lebah sebagai polinator untuk Produksi Benih Bawang Merah Varietas Sunren F1 adalah untuk : Menerapkan ilmu yang sudah dipelajari dalam kuliah di dalam praktik kerja lapang ini. Selain itu menambah pengalaman di dunia kerja, sehingga diharapkan pada saat kerja sudah dapat beradaptasi dengan mudah dan juga menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang produksi benih khususnya produksi benih tanaman bawang. Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan selama 2 bulan. Lokasi PKL di PT. East West Seed Indonesia (EWSI). Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan dengan metode kuliah umum, observasi lapang, ikut serta dalam kegiatan perusahaan, wawancara, dan studi pustaka. Bawang merah merupakan family Liliaceae, Bawang merah merupakan terna rendah yang yang tumbuh tegak dengan tinggi dapat mencapai 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Tanaman bawang terdiri dari perakaran serabut, memiliki batang, daun, bunga, buah dan biji. Tanaman bawang merah tergolong tanaman sempurna. Produksi benih bawang merah di PT. East West Seed Indonesia menggunakan lahan sebesar 3227 m2. Dalam memproduksi benih bawang merah terdapat proses-proses mulai dari persiapan lahan dan bibit, penanaman, pemeliharaan yang terdiri dari penyiraman, pemupukan, sanitasi daun tua, pengendalian gulma dan pengendalian hama dan penyakit. Selain pemeliharaan terdapat proses yang penting yaitu polinasi. Polinasi yang dilakukan pada produksi benih bawang merah menggunakan bantuan lebah. Perkiraan panen pada saat itu + 100 kg namun kenyataan dilapang tidak ada yang di panen dikarenakan faktor cuaca yang tidak menentu dan juga faktor lebah yang tidak aktif sehingga penyerbukan tidak berjalan sempurna. Selain itu serangan penyakit membuat tanaman rusak. Untuk menanggulangi cuaca yang tidak menentu diperlukan Plastic House guna menjaga suhu yang optimal serta menjaga lebah agar tidak mencari sumber polen asing.

POLINASI DENGAN MENGGUNAKAN LEBAH SEBAGAI POLINATOR UNTUK PRODUKSI BENIH BAWANG MERAH VARIETAS SUNREN F1 DI PT EAST WEST SEED INDONESIA (PT. EWSI)

AKHMAD NURHIDAYAT

Laporan Praktik Kerja Lapangan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar A.Md. pada Program Diploma Keahlian Teknologi Industri Benih

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Judul

: Polinasi dengan menggunakan lebah sebagi polinator untuk Produksi Benih Bawang Merah Varietas Sunren F1 di PT East West Seed Indonesia (EWSI)

Nama NIM Program Keahlian

: Akhmad Nurhidayat : J3G108044 : Teknologi Industri Benih

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Dra.Tatiek Kartika S., MS NIP. 19550324 198203 2 001

Mengetahui, Direktur Program Diploma Koordinator Program Keahlian

Prof. Dr. Ir. M. Zairin Junior, M.Sc NIP. 19590218 198601 1 001

Ir. Abdul Qodir, M.Si NIP. 19620927 198703 1 001

Tanggal lulus :

RIWAYAT HIDUPPenulis dilahirkan di Cirebon Jawa Barat, pada tanggal 12 Januari 1991. Penulis merupakan putra bungsu dari pasangan Bapak Johan Subandi dan Ibu Tati Tresnawati. Tahun 2002, penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri Guntur Cirebon dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Cirebon dan lulus pada tahun 2005. Setelah itu masuk ke Sekolah Menengah Atas kemudian lulus pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis diterima di Program Diploma IPB dengan Program Keahlian Teknologi Industri benih melalui jalur USMI.

i

KATA PENGANTAR

BismillahirohmanirrohimPuji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta jalan untuk menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT. East West Seed Indonesia dengan baik. Laporan Praktik Kerja Lapang ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (AMd) pada Program Diploma III Teknologi Industri Benih Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya peran serta dari berbagai pihak laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini, terutama kepada : 1. Kedua orang tua tercinta Bapak Johan dan Ibu Tati yang memberikan semangat dan doanya, serta bantuan moril maupun materil selama menempuh pendidikan. 2. Ir. Abdul Qadir MS, Selaku Koordinator Program Diploma III Teknologi Industri Benih Institut Pertanian Bogor 3. Dr. Dra.Tatiek Kartika S., MS, selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapang yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan tugas akhir ini. 4. Bapak Eeng Romaedi SE, selaku Assisten Manager Kebun Benih Lembang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperdalam ilmu selama melaksanakan praktik kerja lapang. 5. Bapak Tri Andoyo, Kajaya, serta pegawai-pegawai kebun benih lembang yang membantu dan memberi informasi selama praktik kerja lapang. 6. Ibu kos yang ada di lembang yang bersedia memberikan tempat tinggal bagi kami selama praktik kerja lapang. 7. Teman-teman seperjuangan, Mitha, Kukuh, Indra yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam melaksanakan praktik kerja lapang.

ii 8. Teman-teman satu kos Ridho, Hendra, Zedhi, Septian yang telah memberikan semangat dan kesenangan bersama 9. Teman-teman di IKC (Ikatan Kekeluargaan Cirebon) yang selalu memberikan semangat. 10. Teman-teman seperjuangan di TIB yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah bersama-sama melewati suka duka menuntut ilmu pengetahuan tentang perbenihan. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, namun penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bogor, Mei 2011

Penulis

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 Tujuan .............................................................................................................. 2 METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN ......................................................... 3 Waktu dan Tempat ........................................................................................... 3 Metode Pelaksanaan ......................................................................................... 3 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ................................................................... 4 Sejarah dan Perkembangan .............................................................................. 4 Visi PT East West Seed Indonesia ................................................................... 5 Misi PT East West Seed Indonesia .................................................................. 5 Nilai-Nilai PT East West Seed Indonesia ........................................................ 5 Sistem Organisasi PT East West Seed Indonesia............................................. 5 KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PRAKTIK KERJA LAPANGAN 7 Botani Tanaman Bawang Merah...................................................................... 7 Polinasi Bawang Merah Varietas Sunren F1 ................................................... 9 Persiapan Lahan dan Bibit ............................................................................... 9 Penanaman ..................................................................................................... 10 Pemeliharaan.................................................................................................. 10 Polinasi .......................................................................................................... 14 Panen.............................................................................................................. 19 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 20 Kesimpulan .................................................................................................... 20 Saran............................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21 LAMPIRAN .......................................................................................................... 22

iv

DAFTAR GAMBARNo. Halaman

1. Penyiraman Tanaman Bawang Merah .............................................................. 11 2. Pencampuran Pupuk dengan Air ....................................................................... 11 3. Sanitasi Daun Tua ............................................................................................. 12 4. Pengendalian Ulat Secara Mekanik .................................................................. 13 5. Lebah Melakukan Polinasi ................................................................................ 14 6. Kandang Lebah yang Berada di Areal Pertanaman .......................................... 15 7. Bunga Tetua Jantan dan Betina ......................................................................... 16 8. Pembungaan Abnormal ..................................................................................... 18

v

DAFTAR LAMPIRANNo Halaman

1. Ulat Grayak yang Menyerang Tanaman Bawang Merah .................................. 23 2. Sumber Polen Asing.......................................................................................... 23 3. Gejala Layu Fusarium pada Bawang Merah ..................................................... 23 4. Daun Bawang yang Terkena Stemphylium solani............................................. 24 5. Botitrys allii yang Terdapat pada Tanaman Bawang Merah............................. 24 6. Jadwal Pemupukan Bawang Merah dan Kandungan Pupuk ............................. 25 7. Denah Pertanaman Umbi Tetua ........................................................................ 26

PENDAHULUAN

Latar Belakang Secara struktural benih merupakan bakal biji yang dibuahi yang digunakan untuk pertanaman. Secara fungsional dalam memenuhi kepentingan budidaya tanaman biji tidak sama dengan benih. Benih harus juga ditanam sebagai sarana untuk mencapai produksi maksimum sebagai wahana teknologi maju yang mampu melestarikan identitas genetik dengan mencapai derajat kemurnian genetik yang setinggi-tingginya, dan sebagai produk artificial yang sangat spesifik dan efisien ( Sadjad,1993). Bawang merah merupakan tanaman yang penting di Indonesia dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Di Indonesia, bawang merah

dibudidayakan oleh petani mulai dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi. Sentra produksi bawang merah tersebar di berbagai daerah di Indonesia karena usaha tani bawang merah hingga kini masih menjadi pilihan dalam usaha agribisnis di bidang hortikultura, keuntungan yang tinggi membuat usaha ini banyak diminati oleh para petani. Selain digunakan untuk keperluan pangan bagi masyarakat di dalam negeri, bawang merah juga merupakan komoditas ekspor unggulan nasional (Wibowo,1987). Kebutuhan bawang merah dari tahun ke tahun terus meningkat. Oleh karena itu kesiapan benih bawang merah unggul bermutu kini muncul sebagai persoalan tersendiri yang belum dapat diselesaikan secara tuntas. Petani di Indonesia sendiri kebanyakan menggunakan bibit dalam budidaya tanaman bawang dan juga penerapan teknologi produksi seringkali belum dilakukan secara tepat. Tidak seperti di negara subtropis yang menggunakan sumber benih berupa biji (Pitojo, 2003) . Impor benih bawang merah hanya upaya sesaat, untuk itu dalam memenuhi kebutuhan benih tersebut dibutuhkan produksi benih dalam negeri guna mencukupi kebutuhan benih nasional. Produksi benih merupakan salah satu bagian penting di dalam perbenihan, agar proses produksi meningkat dibutuhkan teknologi dan ilmu yang maju, karena di zaman sekarang ini perkembangan

2

teknologi semakin meningkat terutama di bidang budidaya dan dalam bidang genetika, semakin banyak varietas yang ditemukan dengan keunggulan masingmasing, mulai dari tahan terhadap serangan hama atau penyakit tertentu, sampai keunggulan dalam hal kemampuan produksi yang cukup tinggi (Tim Bina Karya Tani, 2008). Merujuk peningkatan teknologi di bidang budidaya tanaman dan genetika, banyak teknik-teknik dalam produksi benih guna meningkatkan hasil produksi terutama dalam teknik polinasi. Polinasi merupakan salah satu bagian dalam proses produksi benih dalam tanaman, polinasi adalah proses jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma. Bawang merah dapat melakukan penyerbukan silang serta penyerbukan sendiri untuk memproduksi biji. Untuk menghasilkan bawang

hibrida dilakukan penyerbukan silang (Tim Bina Karya Tani, 2008). PT. East West Seed Indonesia selaku salah satu produsen benih di Indonesia telah mengembangkan cara-cara polinasi yang tepat, guna meningkatkan hasil produksi benihnya. Praktik kerja lapang yang dilakukan oleh mahasiswa Teknologi Industri Benih di PT. East West Seed Indonesia guna melatih mahasiswa agar mengetahui produksi benih bawang merah serta memahami kondisi di lapang sehingga mahasiswa lebih terampil serta siap dalam menghadapi dunia kerja. Tujuan Tujuan dari praktik kerja lapang adalah : 1. Menerapkan ilmu yang sudah dipelajari dalam kuliah di dalam praktik kerja lapang ini. 2. Menambah pengalaman di dunia kerja, sehingga diharapkan pada saat kerja sudah dapat beradaptasi dengan mudah. 3. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang produksi benih khususnya produksi benih tanaman bawang.

METODE PRAKTIK KERJA LAPANGANWaktu dan Tempat Pelaksaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 28 Juni sampai dengan 21 Agustus 2010, pada tanggal 28 Juni sampai 10 Juli dilaksanakan di kantor pusat PT. EWSI di Purwakarta dan pada tanggal 12 Juli dipindahkan di Kebun Benih Lembang Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Metode Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan dalam praktik kerja lapang yang digunakan adalah : 1. Kuliah Umum Mengikuti kuliah umum sekilas mengenai sejarah perusahaan dan pengetahuan umum perusahaan, serta instruksi yang diberikan oleh perusahan untuk menjalankan praktik kerja lapang dan juga peraturan-peraturan yang ada di perusahan sehingga kita dapat menyesuaikan diri di dalam praktik ini, dan lebih mengerti apa yang harus dilakukan pada saat memulai kegiatan. 2. Observasi Lapang Melakukan observasi lapang, untuk mengenal kondisi serta situasi yang ada di dalam lahan sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan. 3. Ikut Serta dalam Kegiatan Perusahaan Mengikuti semua kegiatan yang dilakukan perusahaan dan melakukan pengamatan secara langsung di lapang. Kegiatan yang dilakukan adalah membantu dalam pemupukan, sanitasi daun kering, pengamatan aktifitas lebah, pengamatan bunga, penanganan hama dan penyakit dan pemanenan benih. 4. Wawancara Melakukan wawancara serta presentasi bersama crop leader serta manager dan juga pekerja yang ada di lapang guna melengkapi informasi yang diperlukan sehingga memudahkan kita untuk mebuat laporan tugas akhir. 5. Studi Pustaka Studi pustaka guna melengkapi data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan kegiatan praktik kerja lapang.

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah dan Perkembangan PT. East West Seed Indonesia adalan perusahaan benih sayuran terpadu pertama di Indonesia yang berkomitmen untuk mengembangkan, menghasilkan, serta menjual benih sayuran bermutu tinggi yang telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Perusahaan ini didirikan tahun 1990 oleh H. Rustam Efendi dari PT. Kaltimex Jaya, Mr. Simon Groot dai PT. East West Internasional, dan Mr. Piet Mazereeuw dari Enza Zaiden B. V. Belanda, di Desa Benteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Perusahaan ini disahkan melalui surat Keputusan RI No. B. 48/PRES/02/1990 tanggal 20 Februari 1990, Keputusan Presiden RI no. 71/1/PMA/1990 tanggal 18 Oktober 1990, dan Keputusan menteri kehakiman RI No. 02-6048 HT. 01.01 tanggal 18 Oktober 1990. Tahun 1992 PT. EWSI menghasilkan hibrida F1 pertama hasil pemuliaan sendiri yaitu terong panjang varietas Mustang dan produk open pollinated (OP) pertama, kacang panjang varietas 777 pada tahun 1993. Pada tahun 1993, juga dilakukan pengembangan area penelitian sayuran dataran tinggi di Lembang. Tahun 1995 dibangun pengembangan area penelitian sayuran dataran menengah di Wanayasa. Tahun 1996, dibangun laboratorium penyakit tumbuhan dan kultur jaringan. 2001 pembangunan pabrik dan R&D yang modern di Purwakarta. Pembangunan kantor produksi, Laboratorium QA, dan gudang di Jember pada tahun 2003. Tahun 2005 perluasan area produksi di Timor Barat. Produk pertama benih bawang merah varietas Tuk-tuk dilepas pada tahun 2006. Tahun 2007 perluasan bangunan pabrik dan gudang di Purwakarta. Tahun 2008 perluasan kantor, laboratorium, dan gudang di Jember. Dan pada tahun 2009 Produk varian baru dilepas ke pasaran, yaitu Kit for Kids, sebuah modul menanam sayuran dalam pot. PT. EWSI sampai sekarang telah berdiri selama 20 tahun. PT. EWSI di Desa Benteng Kecamatan Purwakarta, Jawa Barat merupakan kantor pusat dan areal penelitian sayuran dataran rendah yang memiliki cabang di Jember, Kalimantan, Sumatera Utara, Sulawesi, Papua, dan provinsi lainnya sebagai tempat produksi benih sayuran.

5

Kebutuhan benih perusahaan dipenuhi dengan hasil introduksi dari Thailand, Filipina, Belanda, dan Negara lainnya. Produk yang dihasilkan perusahaan ini adalah benih palawija dan hortikultura hidrida (F1) dan benih open pollinated (benih bersari bebas/benih non hybrid). PT. EWSI mengeluarkan varietas-varietas unggul bermutu tinggi yang pengujiannya dilakukan sendiri dan tetap disesuaikan dengan standar ISTA, dengan pola pengembangan produk serta riset yang sangat ekstensif. PT EWSI mendapat pengakuan dari para pelanggan sebagai perusahaan benih terkemuka di Indonesia. Komitmen terhadap mutu ditunjukkan dengan diraihnya sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Benih sayuran cap panah merah terbukti mempunyai tingkat keberhasilan panen yang sangat tinggi dibarengi dengan karakter ketahanan terhadap hama dan penyakit yang lebih baik dari produk sejenis. Visi dan Misi PT East West Seed Indonesia Visi PT East West Seed Indonesia PT East West Seed Indonesia bertekad untuk mengokohkan diri sebagai perusahaan benih sayuran nomor satu yang peduli terhadap perkembangan pertanian Indonesia. Misi PT East West Seed Indonesia Menyediakan produk dan pelayanan penuh inovasi yang akan meningkatkan pendapatan petani dan mendorong perkembangan dan kualitas industri petani sayuran. Nilai-Nilai PT East West Seed Indonesia - Sahabat Petani yang Paling Baik - Karyawan yang Bahagia - Inovatif Sistem Organisasi PT East West Seed Indonesia PT. EWSI merupakan perusahaan benih swasta yang dipimpin oleh Managing Director yang berasal dan berkedudukan di Belanda. Managing Director membawahi seluruh kegiatan baik produksi maupun manajemennya dan

6

memudahkan pelaksanaannya, dibantu oleh 5 divisi yang terdiri dari Research & Development, Finance, Seed Operation, Sales & Marketing, dan HRD. Divisi Reaserch & Development (R&D) terdiri dari farm dan crop breeding. Crop breeding bertugas melakukan penelitian, pemuliaan, dan penemuan varietas baru yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Farm dibagi menjadi 3 tempat, yaitu Purwakarta (dataran rendah), Wanayasa (dataran menengah), dan Lembang (dataran tinggi). Farm merupakan lahan untuk menanam benih dari breeder, lahan penelitian breeder, dan lahan pengujian tanaman yang sedang diteliti oleh breeder.

KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PRAKTIK KERJA LAPANGAN Botani Tanaman Bawang MerahBawang merah merupakan salah satu dari beberapa spesies tanaman bawang. Taksonomi dan botani dari tanaman bawang merah menurut Brewster (1994) adalah Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae : Liliflorae : Liliales : Alium : Alium cepa var ascallonicum L.

Bawang merah merupakan terna rendah yang yang tumbuh tegak dengan tinggi dapat mencapai 15-50cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Tanaman bawang terdiri dari perakaran serabut, memiliki batang, daun, bunga, buah dan biji. Tanaman bawang merah tergolong tanaman sempurna. Perakaran merupakan bagian yang sangat pnting untuk tanaman karena akar berfungsi menyerap air dan unsur hara yang ada di dalam tanah untuk kelangsungan hidup tanaman. Akar tanaman bawang terdiri atas akar pokok (primary root) yang berfungsi sebagai akar adventif (adventitious root) dan bulu akar yang berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan zat-zat hara dari dalam tanah. Akar ini dapat tumbuh hingga kedalaman 30cm, tanaman bawang ini tidak tahan terhadap kekeringan untuk itu akar sangat berperan penting dalam mendistribusikan air dari dalam tanah ( Pitojo, 2003). Bentuk dari batang tanaman bawang seperti cakram, beruas-ruas, dan diantara ruas-ruas terdapat kuncup-kuncup yang merupakan batang pokok yang tidak sempurna (rudimenter). Bagian bawah cakram merupakan tempat tumbuhnya akar. Di bagian atas batang sejati merupakan umbi semu, berupa umbi lapis (bulbus) yang berasal dari modifikasi pangkal daun bawang merah.

8

Pangkal dan sebagian tangkai daun menebal, lunak dan berdaging berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. pada bagian tengah cakram terdapat mata tunas utama yang nantinya dari bagian ini dapat muncul bunga (Tim Bina Karya Tani, 2008). Daun merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat berfotosintesis, transpirasi, dan sebagai alat pernapasan. Hasil fotosintesis berupa gula (glukosa) dan oksigen. Glukosa hasil fotosintesis akan diangkut oleh

pembuluh tapis dan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Oksigen dikeluarkan melalui stomata daun dan sebagian digunakan untuk respirasi sel-sel di daun. Daun bawang relatif pendek, bentuk pipa, berlubang, berukuran panjang lebih dari 45 cm, dan meruncing pada bagian ujung dan bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak. Bawang merah dapat membentuk bunga yang keluar dari dasar cakram dengan bagian ujungnya membentuk kepala yang meruncing seperti tombak dan terbungkus oleh lapisan daun (seludang). Tangkai bunga berbentuk ramping, bulat dan berukuran panjang lebih dari 50 cm. Seludang itu kemudian akan membuka secara bertahap, tandan akan tampak dan muncul kuncup-kuncup bunga dengan ukuran tangkai kurang dari 2 cm ( Wibowo,1987). Bunga bawang merupakan bunga majemuk berbentuk tandan. Setiap tandan mengandung sekitar 50-200 kuntum bunga, kuncup bunga mekar secara tidak bersamaan. Dari mekar pertama kali hingga bunga dalam satu tandan mekar seluruhnya memerlukan waktu seminggu. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang setiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Tiap kuntum bunga terdiri dari enam daun bunga berwarna putih, enam benang sari berwarna hijau kekuning-kuningan, dan sebuah putik serta bakal buah duduk diatas membentuk bangun seperti kubah. Bakal buah terbentuk dari tiga daun buah yang disebut karpel, membentuk tiga buah ruang dan setiap ruang mengandung 2 bakal biji (ovulum). Benang sari tersusun dalam dua lingkaran, 3 benang sari pada lingkaran dalam dan benang sari yang lainnya pada lingkaran luar. Tepung sari dari benang sari pada lingkaran dalam biasanya lebih cepat matang bila dibandingkan dengan tepung dari benang

9

sari pada lingkaran luar. Bunga yang berhasil mengadakan persarian akan tumbuh membentuk buah sedangkan yang lainnya akan mengering dan mati. Bakal biji terletak secara terbalik dalam ruang bakal buah (ovarium), sehingga ujungnya dekat dengan plasenta. Biji yang masih muda berwarna putih dan setelah tua warnanya berubah menjadi hitam (Pitojo, 2003).

Polinasi Bawang Merah Varietas Sunren F1Polinasi merupakan salah satu tahapan dalam produksi benih. Dalam proses produksi ada dua metode dasar produksi yaitu umbi untuk produksi benih dan benih untuk produksi benih (Brewster, 1994). Pada produksi bawang merah

varietas Sunren F1 ini menggunakan metode umbi untuk benih, yaitu metode memproduksi benih dari umbi yang ditanam. diperlukan tahapan-tahapan seperti berikut. Persiapan Lahan dan Bibit Persiapan lahan merupakan tahap awal dalam menanam tanaman, dalam persiapan lahan ini kandungan ph dan kelembapan tanah harus diperhatikan. Tahap ini bertujuan agar tanah siap untuk ditanam dan juga mempersiapkan kandungan unsur hara, dan memperbaiki unsur hara yang ada didalam tanah sehingga, diharapkan bibit yang ditanam akan tumbuh dengan baik pada kondisi yang optimum. Produksi benih bawang merah varietas Sunren F1 di PT. EWSI menggunakan lahan seluas 5000 m2 namun lahan yang terpakai seluas 3227 m2. Sama seperti halnya membuat lahan tanaman yang lainnya,lahan diolah kemudian dibentuk bedengan-bedengan dengan lebar 100cm dan jarak antar bedeng 50 cm, tiap bedeng diberikan pupuk NPK, SP36, dan untuk mengurangi asam dalam tanah digunakan dolomite. Kemudian tutup bedengan dengan menggunakan Untuk mendapatkan benih

mulsa, selain mengurangi serangan gulma, mulsa dapat menjaga kelembapan dan suhu dalam tanah. Penanaman bawang merah untuk polinasi sehingga menghasilkan varietas Sunren F1, yang perlu diperhatikan adalah pada persiapan bibit. Yang harus disiapkan adalah bibit tetua jantan dan tetua betina, tetua ini merupakan hasil

10

seleksi dari tetua sebelumnya untuk menghasilkan bawang varietas Sunren F1, agar tidak tertukar bibit diberi label A untuk tetua betina dan C untuk tetua jantan. Benih bawang yang disimpan dengan waktu yang tertentu membuat bibit bawang dengan sendirinya melakukan pematahan dormansi, benih disimpan

dalam screen house agar tidak terserang cendawan. Agar terbebas dari cendawan dan penyakit lainnya, sebelum ditanam umbi diberi perlakuan fungisida sistemik.

PenanamanSetelah persiapan semua telah selesai kemudian dilanjutkan dengan tahap penanaman. Penanaman ini diatur agar tanaman mudah untuk diserbuki oleh lebah, dalam satu bedeng terdapat tiga alur untuk tetua jantan dan empat alur untuk tetua betina. Dalam satu bedeng hanya ditanam satu tetua sehingga

penyerbukan dilakukan antar bedeng hal ini dimaksudkan agar pada saat selesai penanaman pengambilan umbi tidak tercampur antara tetua jantan dan betina.

PemeliharaanPemeliharaan merupakan kegiatan selanjutnya dan kegiatan yang rutin dilakukan sampai tanaman tersebut panen. Tahapan ini bertujuan agar tanaman tersebut selalu pada kondisi yang baik agar berproduksi dengan baik, menjaga dari kekurangan unsur hara, kekurangan air dan agar terhindar dari organisme pengganggu tanaman seperti gulma, hama dan penyakit yang menyerang dan mengganggu aktifitas tanaman. kegiatan yaitu : Pemeliharan tanaman terdiri dari beberapa

11

Penyiraman Gambar 1 adalah gambar penyiraman tanaman bawang merah dengan menggunakan selang yang disalurkan dari kolam yang berada di tengah lahan.

Gambar 1. Penyiraman Tanaman Bawang Merah Penyiraman dilakukan agar tanaman bawang tidak kekurangan air.

Penyiraman dilakukan secara rutin selama dua hari sekali jika cuaca panas. Di lapang penyiraman dibantu dengan menggunakan mesin guna memudahkan dan mempercepat pekerjaan. Penyiraman dilakukan dengan cara mengocorkan air ke tanah bukan dengan cara menyemprotkan air, karena jika disemprotkan dikhawatirkan akan merusak tanaman dan juga bunga. Sumber air yang digunakan adalah kolam yang berada di areal pertanaman. Pemupukan Pencampuran pupuk guano dan KNO3 didalam drum yang kemudian akan dikocor dengan menggunakan alat dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pencampuran Pupuk dengan Air

12

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemberian nutrisi tambahan bagi tanaman, agar tanaman tumbuh secara baik dan organ-organ yang ada dalam tanaman bekerja secara optimal sehingga tanaman mampu berproduksi tinggi, dan juga untuk menstabilkan kondisi dalam tanah. Pemupukan dilakukan secara berkala, pupuk yang digunakan adalah pupuk kimia dan juga pupuk kandang, pemberian pupuk dilakukan dengan cara kocor. Pupuk kimia yang digunakan adalah ZA, dolomite, SP36, NPK, KCL, calcinit, KNO3 merah, EM4 sedangkan pupuk kandang yang digunakan adalah guano dan rabog. Untuk fase vegetative menggunakan pupuk yang mengandung nutrisi

untuk pertumbuhan batang sedangkan pada saat fase generative lebih banyak menggunakan pupuk yang mengandung nutrisi untuk pembentukan bunga, buah dan biji. Pemupukan ini diusahakan saat cuaca sedang panas dikarenakan jika cuaca hujan pupuk yang diberikan akan tergerus dengan air hujan. Sanitasi daun tua Gambar 3 adalah pencabutan daun tua dan daun yang terserang penyakit oleh pegawai lapang. Sanitasi daun tua adalah pembuangan daun tua agar mobile nutrisi terfokus pada bagian tanaman yang lain.

Gambar 3. Sanitasi Daun Tua Sanitasi daun tua difokuskan pada saat fase pembungaan, daun-daun tua dicabut agar nutrisi yang diberikan pada saat pemupukan terfokuskan pada bunga. Selain itu juga membantu mencegah penyebaran penyakit.

13

Pengendalian gulma Pengendalian gulma dilakukan secara kimiawi dan mekanis. Pengendalian gulma secara mekanik dilakukan dengan mencabut gulma secara langsung yang berada di dalam bedengan yang mengganggu tanaman bawang. Pengendalian ini dilakukan bersamaan dengan sanitasi daun kering, sedangkan pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida dengan cara menyemprotkan herbisida ke gulma yang ada disekitar bedengan, karena jika herbisida disemprotkan ke gulma yang ada didalam bendengan dikhawatirkan akan terkena tanaman dan merusak tanaman bawang. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengambilan ulat yang sedang memakan bunga bawang, pengambilan ulat dengan menggunakan tangan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengendalian Ulat Secara Mekanik Di lahan pertanaman bawang merah untuk produksi benih banyak sekali hama dan penyakit yang mengganggu pertanaman, untuk itu diperlukan sekali pengendalian hama dan penyakit yang intensif agar tidak merugikan tanaman. Hama yang ada di areal pertanaman dan menganggu pada saat pembungaan adalah ulat grayak Spodoptera sp, memakan bunga yang sudah mekar sehingga akan menghabiskan satu rangkaian bunga. Penyakit yang menyerang adalah

Fusarium, Botrytis allii dan juga Stemphylium solani sebagian dari penyakit tersebut adalah penyakit terbawa tanah sehingga sulit untuk dibasmi. Penggunaan fungisida hanya untuk mencegah agar penyakit tersebut tidak bertambah parah sehingga tanaman tetap dapat berproduksi.

14

Sama seperti pengendalian gulma pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan dua cara mekanik dan kimiawi. Pengendalian secara mekanik yaitu dengan mengambil ulat yang terlihat sedang memakan bunga dan juga mencabut daun yang terkena penyakit, Sedangkan secara kimiawi dengan menggunakan insektisida dan juga fungisida. Karena polinasi menggunakan

lebah maka penyemprotan fungisida dan insektisida dilakukan pada malam hari agar tidak mengganggu aktifitas lebah dan juga tidak membuat lebah mati.

PolinasiLebah yang sedang mengambil nektar di dalam bunga jantan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Lebah Melakukan Polinasi Polinasi adalah perpindahan atau jatuhnya tepung sari dari anther ke stigma. Dalam produksi benih polinasi merupakan faktor yang sangat penting yang perlu diperhatikan karena merupakan proses pembentukan buah. Beberapa cara dalam polinasi yaitu penyerbukan sendiri yaitu penyerbukan yang dilakukan dalam satu bunga, maupun penyerbukan silang yaitu sumber polen diambil dari bunga lain. Untuk mendapatkan tanaman hibrida dilakukan penyerbukan silang yaitu melakukan persilangan antara tetua jantan dan tetua betina. Dalam melakukan penyerbukan silang terdapat banyak cara bantuan untuk menyerbuki bunga lain seperti penyerbukan dengan bantuan angin (anemofili), penyerbukan dengan bantuan manusia, dan penyerbukan dengan menggunakan serangga (entomofili). Untuk produksi benih bawang merah varietas Sunren F1 ini penyerbukan dibantu oleh serangga yaitu lebah sebagai polinatornya.

15

Koloni lebah yang sedang berkumpul di kandang yang kemudian nantinya akan menyerbuki bunga bawang dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Kandang Lebah yang Berada di Areal Pertanaman Taksonomi Lebah dalam Hadisoesilo (2000) adalah Kingdom : Animalia Filum Kelas Ordo Family Genus Spesies : Arthropoda : Hexapoda atau Insekta : Hymenoptera : Apidae : Apis : Apis mellifera (Hadisoesilo, 2000)

Lebah merupakan salah satu insekta yang dapat digunakan dalam penyerbukan tanaman. Dalam produksi benih bawang terjadi proses simbiosis mutualisme, yaitu lebah mengambil nektar dari bunga bawang dan bunga terserbuki oleh lebah yang membawa polen dari bunga bawang lain dalam satu areal pertanaman. Lebah selalu bekerja secara koloni, dalam satu koloni lebah dapat menyerbuki + 400 m2 areal pertanaman. Dalam polinasi ini faktor cuaca, suhu dan kelembapan perlu diperhatikan karena faktor inilah yang menentukan untuk lebah beraktifitas. Menurut penelitian di amerika, polen tanaman bawang membuat lebah lebih aktif karena didalam kandungan nektar bunga bawang tersebut memiliki kadar gula yang sangat tinggi lebih dari 50%, sehingga membuat lebah cenderung untuk sangat aktif. Lebah bisa sangat aktif dengan kondisi suhu udara sekitar 16o C, mereka akan pindah dari bunga satu ke bunga

16

yang lainnya sangat sering pada keadaan cuaca yang sangat cerah (Brewster, 1994). Syarat-syarat polinasi Tetua betina dengan bentuk rangkaian bunga bulat sempurna dan tetua jantan dengan bentuk bulat tidak sempurna dan lebah sedang melakukan polinasi (Gambar. 7a dan 7b).

Bunga dari Tetua Betina (A)

Bunga dari Tetua Jantan (C)

Gambar 7. Bunga Tetua Jantan dan Betina Agar polinasi tercapai syarat yang harus diperhatikan adalah adanya tetua jantan (C) dan betina (A). Untuk penyerbukan silang tetua betina harus steril agar tidak terjadinya penyerbukan sendiri. Selain itu juga isolasi jarak perlu

diperhatikan karena penyerbukan dilakukan menggunakan lebah. Lebah dikhawatirkan membawa polen asing dan menyerbukinya ke dalam tanaman yang ditanam, karena tanaman bawang sangat mudah untuk disilangkan dari tanaman tetangga oleh lebah. Jarak aman untuk isolasi adalah + 400 m dan sebaiknya dalam melakukan produksi benih bawang dengan menggunakan lebah digunakan plastic house. Selain melindungi tanaman dari cuaca yang yang tidak menentu membuat ruang lingkup lebah semakin sempit. Ciri dari tetua jantan yang ditanam ialah bentuk bulat rangkaian bunga yang tidak sempurna dan kepala sari berwarna hijau, sedangkan ciri dari tetua betina ialah bentuk bulat sempurna dari rangkaian bunga dan juga kepala sari yang berwarna kuning kehijauan.

17

Perbandingan Polinasi antara menggunakan lebah dan manusia Produksi benih bawang merah yang dilakukan oleh PT. EWSI terdapat dua cara polinasi yaitu dengan menggunakan lebah dan juga dengan menggunakan manusia. Perbandingan ini sangat berpengaruh dalam produksi karena jika dilihat menggunakan manusia cenderung tidak efisien dan efektif. Karena membutuhkan banyak orang dan juga banyak polen yang terbuang pada saat melakukan polinasi dan juga polen harus dikeringkan dahulu agar siap diserbuki. Dengan menggunakan lebah polen tidak harus dikeringkan terlebih dahulu dan juga tidak banyak terbuang. Lebah menyerbuki satu per satu bunga dalam satu rangkaian bunga, sehingga terdapat perbedaan hasil yang diberikan. Polinasi menggunakan lebah dalam satu hektar areal pertanaman dapat menghasilkan + 100 kg biji sedangkan untuk manusia kurang dari 50 kg. Faktor yang mempengaruhi polinasi Keberhasilan suatu polinasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Cuaca

merupakan faktor yang sangat penting dan sangat berpengaruh, cuaca yang optimal akan membuat polinasi berjalan lancar karena lebah akan aktif keluar sarang untuk menyerbuki. Hujan akan membuat lebah enggan untuk keluar sarang, dan juga polen yang sudah menempel akan terjatuh terkena air hujan sehingga menyebabkan bunga tidak terserbuki. Waktu antara tetua betina dan tetua jantan harus tepat, tetua betina yang siap dibuahi dan juga polen dari tetua jantan karena jika bunga betina tidak dibuahi akan mengering dan gugur sedangkan tetua jantan akan melakukan polinasi sendiri jika polen tidak diambil. Rasio antara steril dan fertil juga harus

diperhatikan karena akan berpengaruh pada perpindahan lebah. Jarak antara bunga fertil dan steril akan memudahkan lebah untuk menyerbuki dan juga perbandingan tersebut adalah untuk mengoptimalkan polinasi dari tetua jantan ke tetua betina. Rasio yang digunakan pada lahan ini adalah 1:2 dan juga 1:3 Waktu aktif menyerbuki lebah adalah sekitar pukul 09.00- 11.00. Waktu tersebut lebah lebih aktif keluar sarangnya untuk melakukan aktifitas karena di waktu tersebut terlalu panas dan tidak terlalu lembap.

18

Bunga yang berhasil diserbuki ditandai dengan ovul yang membesar yang nantinya akan menjadi buah. Bunga yang gagal diserbuki mengeringnya bunga tersebut dan gugur. Pada saat pembungaan kami menemukan pembungaan yang abnormal pada bunga yang sudah mulai berguguran. Faktor dalam areal pertanaman sangat ditandai dengan

mendukung sekali terjadinya pembungaan yang abnormal tersebut. Bulbils atau topsets yang banyak ditemukan di lapang di dalam rangkaian bunga yang sudah berguguran dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Pembungaan Abnormal Bulbils atau topsets yaitu semacam umbi yang tumbuh diatas bunga yang nantinya dapat membesar. Hal ini terjadi dikarenakan pada saat penyimpanan suhu dalam ruangan terlalu tinggi dan juga pada saat pembungaan suhu di areal pertanaman tidak stabil yaitu terkadang suhu sangat panas dan kemudian dengan tiba-tiba menjadi dingin. Faktor-faktor yang mempengaruhi lebah untuk tidak melakukan polinasi Lebah merupakan serangga yang sangat selektif dalam mencari sumber makanannya, hanya sumber-sumber makanan murni yang akan diambil sebagai makanan. Suhu yang ideal dan kelembapan yang tepat akan berpengaruh pada keaktifan lebah. Curah hujan yang tinggi serta kelembapan tinggi membuat lebah enggan untuk keluar dari kandangnya dan juga suhu yang terlalu rendah membuat sayap lebah tidak dapat digerakan. Pada saat dilapang banyak lebah yang enggan keluar sarangnya dikarenakan faktor cuaca yang tidak menentu, selain itu juga walaupun dalam nektar bawang memiliki banyak gula. Penyemprotan pestisida

19

dan fungisida membuat residu menempel pada bunga sehingga lebah tidak mau untuk mengambil nektar dari dari bunga bawang tersebut. Di sekitar areal pertanaman terdapat tanaman lain yang menarik perhatian dari lebah seperti contohnya tanaman bayam liar. Untuk mengatasi kendala

tersebut dibuat makanan buatan yaitu ekstrak daun bawang ditambah gula yang diberikan kepada tiap kandang hal ini dimaksudkan agar lebah terbiasa dengan aroma tersebut. Ekstrak daun bawang tersebut disemprotkan juga pada tanaman bawang.

PanenPanen merupakan tahap akhir dari prouksi benih. Panen dilakukan pada umur 120-130 HST, panen dilakukan setiap hari dengan kriteria buah yang berwarna putih kusam dan kering, biji berwarna coklat kehitaman. Pada saat panen buah bawang tidak dapat dipanen karena banyak faktor yang mempengaruhi pada saat polinasi. Dalam keadaan optimum dapat dapat dipanen + 100 kg/ha namun dengan keadaan yang tidak sesuai maka benih yang bawang merah yang dipanen 0 kg. Cuaca yang tidak menentu membuat jalanannya proses polinasi terganggu, karena lebah yang tidak aktif sehingga membuat tetua betina banyak yang gugur karena tidak terpolinasi, dan juga tetua jantan banyak yang melakukan polinasi sendiri sehingga tidak dapat di panen. Selain lebah yang tidak aktif penyakit yang menyerang berpengaruh karena penyakit tersebut membuat batang bunga menjadi rusak dan patah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Apis mellifera merupakan polinator yang baik bagi produksi benih tanaman bawang merah. Apis mellifera aktif dalam menyerbuki bunga tanaman bawang merah pada dataran tinggi dengan suhu sekitar + 260 C. Produksi benih bawang merah mengalami kegagalan karena tidak menggunakan plastic house dengan hasil panen 0 kg, jika areal pertanaman menggunakan plastic house tanaman bawang merah dapat menghasilkan benih sebesar + 100 kg/ha. Kegagalan produksi benih bawang merah yang berada di lapang dikarenakan cuaca yang tidak mendukung dan serangan penyakit Stemphylium solani dan Botrytis allii. Saran Membangun plastic house merupakan hal yang penting karena selain membantu mengoptimalkan suhu untuk polinasi. Plastic house berguna untuk mempersempit ruang lingkup lebah sehingga lebah tidak keluar mencari sumber polen asing. Agar tanaman bawang tidak terkena penyakit terbawa tanah diperlukan perhatian dalam mencari lahan yang tepat dengan kondisi tanah yang sehat dan tidak mengandung penyakit.

DAFTAR PUSTAKABrewster, J.L. 1994. Onion and Other Vegetable Alliums. Wallingford: Cab International. Page 208Hadisoesilo, S. 2000. Keanekaragaman Spesies Lebah Madu Asli Indonesia, Biodiversi. Januari. 2. Hal. 123- 128.

Pitojo, S. 2003. Benih Bawang Merah. Yogyakarta: Kanisius. Hal 88 Wibowo, S. 1987. Budi Daya Bawang. Depok : Penebar Swadaya. Hal 210 Sadjad, S. 1993. Dari Benih kepada Benih. Jakarta : Grasindo. Hal 135 Tim Bina Karya Tani. 2008. Budidaya Tanaman Pedoman Bertanam Bawang Merah.Bandung: Yrama Widya. Hal 120

LAMPIRAN

23

Lampiran 1. Ulat Grayak yang Menyerang Tanaman Bawang Merah

Lampiran 2. Sumber Polen Asing

Lampiran 3. Gejala Layu Fusarium pada Bawang Merah

24

Lampiran 4. Daun Bawang yang Terkena Stemphylium solani

Lampiran 5. Botitrys allii yang Terdapat pada Tanaman Bawang Merah

25

Lampiran 6. Jadwal Pemupukan Bawang Merah dan Kandungan PupukS P 36 25NPK /16/16/ 16

Jenis Pupuk Basal 20 30 45 60 75 95 Jenis Pupuk N P2O5 K2O MgO CaO Ca pH C/N KTK Micro lain Na B S

Dolomi t 150

Za

Rabog 25 5

Guano

Kcl

KNO3 merah

Calcinit

Satuan g/m2

50 10 10

10 10 10 10 10 S P 36 36NPK /16/16/ 16

2 5 5 KNO3 merah 15 20 60 14 26.5 35

g/lit

Dolomit

Za 21

Rabog 1.46 1.03 0.07 0.02 0.35 7 7.8 35.96

Guano

Kcl

Calcinit 15.5

Satuan % % % % % % % % % %

16 16 16

18 0.05 24

% % %

26

Lampiran 7. Denah Pertanaman Umbi TetuaBEDENGAN 11 12 A A A C A A A C A A C A C A A A A A A A C A

Plot A B C D E F G H I J K

1 C A C A C C C C C C C

2 A A A A A A A A A A A

3 A C A C A A A A A A A

4 C A C A C C C C C C A

5 A A A A A A A A A A C

6 A C A C A A A A A A A

7 C A C A C A C C C C A

8 A A A A A C A A A A C

9 A C A C A A A A A A A

10 C A C A C A A C C C A

13 C A C A C A A C C C A

14 A A A A A A C A A A A

15 A C A C A C A A A A C

16 C A C A C A C C C

17 A A A A A C A A A

18 A C A C A A A A A

19 C A A A A A C

20 A C A C

Keterangan :- (A):Umbitetuabetina - (C):Umbitetuajantan - Kandanglebahditaruhsatukandanguntuktiapsatuplotpertanaman