Download - Uts Herbal

Transcript
Page 1: Uts Herbal

Makalah Teknologi Herbal

Tanaman Serai (Cymbopogon nardus L.)

-Citronella Grass-

Disusun oleh:

Citta Devi Guntari

1006661222

Tekonologi Bioproses

Fakultas Teknik Universitas Indonesia

DEPOK 2013

Page 2: Uts Herbal

Daftar Isi

1. Pengetahuan Tentang Tanaman Serai............................................................3

1.1 Deskripsi Tanaman Serai...........................................................................3

1.2 Klasifikasi Ilmiah Tanaman Serai..............................................................4

1.3. Bagian – Bagian Tanaman Serai dan Khasiat............................................5

1.4 Kandungan Senyawa Aktif Tanaman Serai dan Efek Farmakologis.........6

1.5. Tabel Khasiat dan Kandungan Kimia Tanaman........................................9

2. Ekstraksi Daun Serai......................................................................................13

2.1 Teori Penyulingan....................................................................................14

2.2. Sifat – Sifat Kimia Minyak Atsiri............................................................17

2.3 Bahan yang digunakan.............................................................................18

2.4. Deskripsi PeralaStan Proses.....................................................................19

2.5 Prosedur Ekstraksi....................................................................................20

2.6 Kondisi Operasi........................................................................................20

2.7. Isolasi Sitronelal dari Minyak Atsiri........................................................20

3. Sediaan – Sediaan yang Dapat dibuat dari Isolat Senyawa Sitronelal......24

3.1 Macam – Macam Sediaan........................................................................24

3.2 Pemakaian Sediaan dari Sitronella dan Geraniol Tanaman Serai............28

3.3 Metode Pembuatan Sediaan Krim Anti Nyamuk.....................................31

4. Sosialisasi Penggunaan Herbal Kepada Masyarakat..................................34

5. Kesimpulan......................................................................................................37

Daftar Pustaka.........................................................................................................38

Universitas Indonesia Page 2

Page 3: Uts Herbal

1. Pengetahuan Tentang Tanaman Serai1.1 Deskripsi Tanaman Serai

Tanaman serai merupakan tumbuhan herba menahun dan merupakan jenis

rumput – rumputan dengan tinggi 50 – 100 cm.. Perawakannya berupa

rumput – rumputan tegak, perakarannya sangat dalam dan kuat, batangnya

tidak berkayu, tegak atau condong membentuk rumpun, pendek, masif,

bulat silindris. Daun tunggal berjumbai yang membentuk pita yang semakin

runcing ke ujung dan berwarna hijau muda, bagian bawahnya agak kasar,

dan mempunyai tulang daun yang sejajar.

Gambar diatas merupakan 2 jenis tanaman serai yang ada di Indonesia

yaitu, serai dapur (Cymbopogon citratrus) dan serai wangi (Cymbopogon

nardus L.), keduanya memiliki aroma yang berbeda. Minyak serai yang

selama ini terkenal di Indonesia merupakan minyak serai yang berasal dari

serai wangi. Kedua serai ini dapat tumbuh subur di Indonesia, perbedaan

yang sangat jelas dari keduanya terletak pada senyawa aktifnya yaitu

minyak atsiri yang dihasilkan. Minyak sereh wangi telah dikembangkan di

Indonesia dan minyak atsirinya telah diproduksi secara komersial dan

Universitas Indonesia Page 3

Gambar 1. 1. Tanaman Serai WangiSumber : Agus Kardinan (2003:21)

Gambar 1. 2. Tanaman Serai Dapursumber: Agus Kardinan (2003:21)

Page 4: Uts Herbal

termasuk komoditas ekspor, sedangkan minyak serai dapur yang terkenal

dengan sebutan lemongrass belum pernah diusahakan secara komersial.

Tanaman serai wangi yang diusahakan di Indonesia terdiri dari dua jenis

yaitu lembatu dan mahapengiri. Jenis mahapengiri mempunyai ciri – ciri

daun yang lebih luas dan pendek, rumpun daun sereh wangi pada umur 6

bulan akan merunduk sehingga tinggi rumpun kurang dari 1 meter,

membutuhkan lahan tempat tumbuh yang lebih subur dan menghasilkan

senyawa aktif dengan kadar yang lebih tinggi. Sedangkan jenis lembatu

mempunyai daun yang lebih panjang dan ramping, rumpunnya akan

tumbuh lebih tinggi, dapat tumbuh pada lahan yang kurang subur dan

menghasilkan kadar senyawa aktif yang lebih rendah (Munadi, 2003)

Di Indonesia tanaman serai terutama banyak tumbuh di daerah

Tasikmalaya, Bandung, Palembang, Padang, Ujungpandang dan Solo

(Munadi, 2003).

Tabel 1. 1. Perbandingan Serai Mahapengiri dan Serai Lembatu

Serai Mahapengiri Serai LembatuCiri – ciri daun Lebih luas dan pendek Lebih panjang dan

rampingBentuk tanaman Tinggi rumpun kurang

dari 1 meterRumpun akan tumbuh lebih tinggi

Lahan Membutuhkan lahan yang lebih subur

Dapat tumbuh pada lahan yang kurang subur

Senyawa aktif yang terkandung

Menghasilkan senyawa aktif dengan kadar lebih tinggi

Menghasilkan kadar senyawa aktif yang lebih rendah

1.2 Klasifikasi Ilmiah Tanaman Serai

Kingdom : Plantae

Sub-kingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermathophyta

Divisi : Magnoliophyta

Universitas Indonesia Page 4

Page 5: Uts Herbal

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Liliopsida

Bangsa : Cyperales

Suku : Poaceae (Graminae)

Marga : Cymbopogon

Jenis : Cymbopogon nardus (L.) : Serai wangi

: Cymbopogon citratus : Serai dapur

Dari klasifikasi di atas, dapat diketahui bahwa tanaman serai merupakan

jenis tanaman yang berpembuluh, menghasilkan biji, berbunga, berkeping

satu (monokotil) dan merupakan suku rumput – rumputan (Wardani, 2009).

Sereh wangi dikenal dengan berbagai nama daerah seperti: Sere mangat

(Aceh), sange – sange (Toba), sere (Gayo, Jawa, Madura), serai

(Minangkabau), sorai (Lampung), sereh (Sunda), see (Bali), patahampori

(Bima), kendoung witu (Sumba), nau sina (Roti), bu muke (Timor), tenian

nalai (Leti), timbuala (Gorontalo), langilo (Buol), dirangga (Goram), hisa –

hisa (Ambon), isola (Nusa Laut), bisa (Buru). Sedangkan nama asingnya

adalah citronella grass (Wardani, 2009).

1.3. Bagian – Bagian Tanaman Serai dan KhasiatBagian – bagian tanaman serai yang dapat digunakan sebagai herbal

meliputi akar, batang dan daun. Secara tradisional bagian – bagian tanaman

serai tersebut telah digunakan untuk mengobati beberapa penyakit.

- Batang

Batang tanaman serai dapat

digunakan untuk mengobati terkilir,

gusi bengkak atau sakit gigi, batuk,

sakit maag dan melancarkan haid.

Secara tradisional penggunaan

batang tanaman serai adalah dengan

merebus batang serai dan meminum

air rebusan tersebut. Untuk penyakit

Universitas Indonesia Page 5

Gambar 1. 3. Batang SeraiSumber: Wibisono, 2011

Page 6: Uts Herbal

luar dapat digunakan dengan cara mengoleskan ramuan ke bagian yang

sakit. (Wibisono. W, 2011).

- Daun

Daun tanaman serai secara tradisional dapat

digunakan untuk peluruh angin perut,

penambah nafsu makan, pengobatan pasca

persalinan, penurun panas dan pereda kejang.

Cara membuatnya dengan mencuci daun

terlebih dahulu, dipotong menjadi bagian –

bagian yang lebih kecil, rebus dengan 1 gelas

air matang selama 15 menit, lalu disaring dan

meminum air rebusan tersebut. (Wibisono, W.

2011)

- Akar

Akar tanaman serai secara tradisional dapat

digunakan sebagai peluruh air seni,

peluruh keringan, peluruh dahak/obat

batuk, dan penghangat badan. Cara

membuatnya adalah dengan mencuci akar

segar dan merebusnya dengan 1 gelas air

selama 15 menit, lalu disaring dan

meminum air rebusan tersebut. (Wibisono,

W. 2011).

1.4 Kandungan Senyawa Aktif Tanaman Serai dan Efek FarmakologisKomposisi kimia dalam tanaman serai wangi cukup kompleks, namun

komponen yang terpenting adalah sitronellal dan geraniol. Kedua senyawa

tersebut terdapat di bagian tanaman batang dan daun. Apabila batang dan

daun serai dihaluskan, lalu dicampur dengan pelarut maka akan

Universitas Indonesia Page 6

Gambar 1. 4. Daun SeraiSumber: Wibisono, 2011

Gambar 1. 5. Akar SeraiSumber: Wibisono, 2011

Page 7: Uts Herbal

menghasilkan minyak atsiri yang mengandung senyawa sitral, sitronela,

geraniol, mirsena, nerol, farsenol, metil heptenon dan dipentena (Budi

Imansyah, 2003). Kedua komponen gereniol dan sitronellal menentukan

intensitas bau, harum serta nilai harga minyak serai wangi. Kadar

komponen kimia penyusun utama minyak serai wangi tidak tetap dan

tergantung pada beberapa faktor. Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka

kadar sitronellal juga tinggi (Harris, 1987). Menurut Sastrohamidjojo

(2007) kandungan utama yang terdapat pada serai wangi adalah geraniol

dan sitronellal.

- Geraniol (C10H18O)

Geraniol merupakan persenyawaan yang terdiri dari 2 molekul

isoprene dan 1 molekul air. Geraniol dapat dioksidasi menjadi sitral

dan senyawa ini digunakan pada pabrik pembuatan ionon. Alfa-ionon

digunakan secara ekstensif dalam pewangi karena baunya yang mirip

dengan bunga violet. Geraniol lebih lanjut digunakan dalam pembuatan

nirodiol dan farnesol. Geraniol mempunyai rumus kimia sebagai

berikut:

Menurut Carnescchi S et al, 2011, Geraniol adalah antioksidan alami

yang disarankan untuk mencegah kanker, hal tersebut ditunjukkan

dalam studinya bahwa geraniol dapat menghambat biosynthesis growth

dan polyamine dalam sel kanker colon manusia. Geraniol juga

merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan sangat dihindari

serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan bahan – bahan ini

sangat bermanfaat sebagai bahan pengusir nyamuk untuk mencegah

penyakit demam berdarah dan malaria. Berdasarkan Cermin Dunia

Universitas Indonesia Page 7

Gambar 1. 6. Struktur Kimia GeraniolSumber: Sastrohamidjojo, 2007

Page 8: Uts Herbal

Kedokteran No. 130 Tahun 2001 menyatakan bahwa senyawa geraniol

mampu menghambat aktivitas bakteri seperti Corynebacterium acnes,

Staphylococcus epidermis, Pityrosporum ovale, Staphylococcus aeures,

Streptococcus pyogenes, E. coli, P. mirabilis, dan P. aeroginosa

(Marwali, 2000).

- Sitronellal

Sitronellal merupakan senyawa yang penting yang terdapat pada serai

wangi. Apabila kandungan sitronellal tinggi, maka kandungan geraniol

juga tinggi. Penggunaan yang penting dari sitronellal adalah untuk

pembuatan hidroksi sitronellal melalui hidrasi. Senyawa hidroksi

sitronellal tidak diperoleh secara alami tetapi senyawa tersebut

merupakan senyawa sintetik yang paling penting dalam pewangian.

Senyawa tersebut memiliki bau yang harum seperti floral-lily dan

digunakan secara luas dalam pewangi untuk sabun dan kosmetik.

Rumus senyawa sitronellal adalah:

Menurut Asep Candra Abdillah (2004) sitronella merupakan salah satu

senyawa yang dapat membunuh nyamuk, sitronella mempunyai sifat

racun (desicant), menurut cara kerjanya, racun ini seperti racun kontak

yang dapat memberikan kematian karena kehilangan cairan terus

menerus sehingga tubuh serangga akan kekurangan cairan.

- Kandungan lain

Kandungan lain dari tanaman serai adalah sitral, mirsena, nerol,

farsenol, metil heptenon dan dipentena. Kandungan senyawa –

senyawa ini terdapat dalam konsentrasi yang kecil. Efek

Universitas Indonesia Page 8

Gambar 1. 7. Struktur Kimia SitronellalSumber: Sastrohamidjojo, 2007

Page 9: Uts Herbal

farmakologinya adalah analgesik, menurunkan hipertensi, mengobati

gangguan pencernaan, detoksifikasi, memperkuat dan meningkatkan

fungsi sistem syaraf, meredakan rasa sakit haid.

1.5. Tabel Khasiat dan Kandungan Kimia TanamanTabel 1. 2. Khasiat dan Kandungan Kimia Tanaman Serai

NoBagian

TanamanZat kimia aktif Untuk pengobatan penyakit

Cara penggunaan

tradisional dan

dosis

1. Daun Sitronellal,

Geraniol, sitral,

mirsena, nerol,

farsenol, metil

heptenon dan

dipentena.

- peluruh angin perut,

- penambah nafsu

makan,

- pengobatan pasca

persalinan,

- penurun panas

- pereda kejang.

- Pengusir nyamuk,

mencegah demam

berdarah dan malaria

- Menyiapkan

beberapa helai daun

serai kemudian

dicuci bersih,

setelah itu direbus

dengan satu gelas

air matang kira –

kira 15 menit.

Setelah dingin baru

dapat dikonsumsi.

Dapat dikonsumsi

sehari satu gelas

2 Batang Sitronellal,

Geraniol, metil

heptenon,

terpen-terpen,

terpen-alkohol.

- mengobati terkilir

- gusi bengkak atau

sakit gigi,

- batuk,

- sakit maag

- melancarkan haid

- Pengusir nyamuk

untuk mencegah

demam berdarah dan

malaria.

Meyiapkan 100

gram batang sereh

bersama 2 gelas air

putih selanjutnya

memanaskan

hingga 15 menit

dan minum di pagi

dan sore hari

masing – masing

setengah gelas.

Universitas Indonesia Page 9

Page 10: Uts Herbal

Sebagai anti

nyamuk:

menggiling serai

dan menambahkan

dengan sedikit air

atau minyak makan,

usapkan pada

bagian yang biasa

dihinggapi nyamuk

3 Akar Sejumlah kecil

Sitronellal,

Geraniol,

geranil asetat,

sitronelil asetat,

augenol,

kadonon,

kadinen,

vanillin,

limnonen, dan

kamfen

- peluruh air seni,

- peluruh keringat,

- peluruh dahak/obat

batuk,

- dan penghangat

badan.

Menyiapkan akar

serai kemudian

dicuci bersih,

setelah itu direbus

dengan satu gelas

air matang kira –

kira 15 menit.

Setelah dingin baru

dapat dikonsumsi.

Dapat dikonsumsi

sehari satu gelas

1.6. Cara Menanam dan Memelihara Tanaman Serai

Tanaman serai dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian rendah sampai

dengan 4000 m di atas permukaan laut. Pertumbuhan akan optimal pada

area dengan jenis tanah alluvial yang subur pada ketinggian 2.500 m di atas

permukaan laut, beriklim lembab dengan curah hujan merata sepanjang

tahun. Iklim yang sesuai adalah yang mempunyai curah hujan 1.800 –

2.500 mm per tahun dengan distirbusi yang merata dalam waktu 10 bulan.

Universitas Indonesia Page 10

Page 11: Uts Herbal

Sereh wangi yang akan diambil minyak atsirinya agar dipangkas sebelum

munculnya bunga, karena jika bunganya sudah muncul maka mutu

minyaknya akan lebih rendah (Ginting, 2004).

Menurut Nur Fatimah, 2013 Tahapan budidaya tanaman serai adalah

sebagai berikut:

Persiapan bibit

Bibit serai yang digunakan sebagai bahan tanam harus memenuhi

beberapa kriteria antara lain:

- Bahan tanam harus sehat dan bebas dari hama penyakit

- Bahan tanam berupa rumput tua, sekurang kurangnya

berumur 1 tahun

- Bahan tanam (stek) diperoleh dengan cara memecah rumpun

yang berukuran besar namun tidak beruas.

- Sebagian pelepah daun dari stek dipotong 3 – 2 cm.

- Sebagian akar ditinggalkan sekitar 2.5 cm di bawah leher

akar.

Pengolahan tanah

- Tanah digemburkan dengan cara dicangkul sedalam 35 cm

dan tanah yang semula dibawah dibalik ke permukaan .

- Tanah dibersihkan dari rumput atau gulma.

- Lahan diberikan 2 – 3 hari agar tanah dapat melakukan

penguapan.

- Buat bedengan dengan ukuran + 2 meter panjang dan lebar +

1.5 m

- Lahan yang miring dibuat terasering agar humus pada

permukaan tanah tidak hanyut atau terbawa oleh air hujan.

- Seluruh areal pertanaman diberi saluran pembuangan air agar

air tidak menggenang. Hal ini dikarenakan pertumbuhan

tanaman serai kurang baik jika terlalu banyak air.

Penanaman

- Jarak tanam dibuat 100 x 50 cm.

Universitas Indonesia Page 11

Page 12: Uts Herbal

- Buat lubang tanam dengan dengan ukuran panjang 30 cm,

lebar 30 cm dan kedalaman 30 cm.

- Lubang tanam diberi pupuk kandang +0.2 kg – 0.3 kg/ lubang

tanam.

- Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 2 minggu agar

mendapat sinar matahari.

- Tanah bekas cangkulan dimasukkan kembali ke dalam lubang

seperti sediakala.

- Agar bibit serai tidak banyak yang mati sebaiknya

penanaman dilakukan pada saat musim hujan.

- Ambil 2 – 3 bibit serai kemudian dimasukkan tepat di tengah

lubang tanam. Posisi agak miring sekitar 600 – 700 dari

permukaan tanah

- Timbun bibit dengan tanah bekas galian lubang lalu tekan

merata ke sekeliling tanaman.

- Penanaman dilakukan pada sore hari.

Pemeliharaan

- Penyulaman

Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian –

bagian yang kosong bekas tanaman yang mati/ diduga akan

mati atau rusak sehingga terpenuhi jumlah tanaman normal

dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai dengan jarak

tanamnya. Penyulaman dilakukan 2 – 3 minggu setelah

tanam.

- Penyiangan

Pembersihan tanaman dari rumput ataupun gulma sebaiknya

dilakukan setelah selesai panen, selain itu batang serai yang

telah kering juga dibersihkan. Penyiangan dilakukan pada

awal maupun akhir musim penghujan karena pada waktu itu

banyak gulma yang tumbuh.

- Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan

Universitas Indonesia Page 12

Page 13: Uts Herbal

yang bertujuan untuk memperbaiki aerasi dan drainase tanah,

selain itu juga mencegah untuk terjadinya genangan air.

- Pemupukan

Dosis pemupukan per ha per tahun adalah 150 – 300 kg urea.

25 – 50 kg TSP dan 125 – 250 kg KCL yang diberikan

berturut – turut sebagai berikut

Tahap I diberikan 3 kali yaitu: umur 1 bulan (37.5 – 75 kg

Urea, 31.25 – 62.5 kg KCL, 20 – 25 kg TSP), umur 6 bulan

(37.5 – 75 kg Urea, 31.25 – 62.5 kg KCL) dan umur 9 bulan

(75 – 150 kg Urea, 62.5 – 125 kg KCL). Tahap II diberikan 2

kali yaitu: umur 12 bulan: (75 – 150 kg Urea, 62.5 – 125 kg

KCL, 25 – 50 kg TSP) dan pada tahun ke 3 dan ke 4.

Peremajaan

- Menurut Nur Fatimah, 2013. Masa produktif tanaman serai

adalah 4 tahun. Yang ditandai dengan berkurangnya

rendemen minyak pada daun. Oleh karena itu perlu dilakukan

peremajaan kembali. Peremajaan dilakukan dengan cara

menanam bibit pada sela – sela atau tengah barisan dari

tanaman lama dan dilakukan pada akhir bulan ke 3.

2. Ekstraksi Daun SeraiKebutuhan minyak atsiri dunia semakin tahun semakin meningkat seiring

dengan meningkatnya perkembangan industri modern seperti industri parfum,

kosmetik, makanan, aroma terapi dan obat – obatan (Yuni, 2013). Menurut

Richards (1944), minyak atsiri dari tanaman serai dapat berasal dari bagian

daun, batang, dan akar. Pada bagian ini akan difokuskan untuk mengekstraksi

minyak atsiri dari daun dan batang serai wangi, karena serai wangi selama ini

masih mendominasi dan lebih umum diambil minyaknya disbanding dengan

golongan serai lainnya. Untuk mendapatkan minyak atsiri tersebut dapat

diperoleh melalui tiga cara, yaitu:

Pengempaan (Expression)

Ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction)

Universitas Indonesia Page 13

Page 14: Uts Herbal

Penyulingan (Distillation)

2.1 Teori PenyulinganDari ketiga cara tersebut, yang erat kaitannya dengan rencana kerja untuk

mendapatkan minyak atsiri adalah cara penyulingan. Penyulingan adalah

salah satu cara untuk mendapatkan minyak atsiri, dengan cara mendidihkan

bahan baku yang dimasukkan ke dalam ketel hingga terdapat uap yang

diperlukan atau dengan cara mengalirkan uap jenuh (saturated or

superheated) dari ketel pendidih air ke dalam penyulingan.

Dari penyulingan ini akan dipisahkan zat – zat bertitik didih tinggi dari zat

– zat yang tidak dapat menguap. Dengan kata lain, penyulingan adalah

proses pemisahan komponen – komponen campuran dari dua atau lebih

cairan berdasarkan perbedaan tekanan uap masing – masing komponen

tersebut.

Penyulingan sendiri masih dapat dipilahkan menjadi tiga cara yaitu:

Penyulingan dengan air

Penyulingan dengan air dan uap

Penyulingan langsung dengan uap

- Penyulingan dengan Air

Menyulingkan minyak atsiri dengan air merupakan cara tertua. Bangsa

Mesir dan India Kuno telah melakukan penyulingan dengan air ini, dan

sampai sekarang pun masih dilakukan terutama oleh petani tradisional.

Prinsip kerja penyulingan dengan air adalah sebagai berikut: ketel

penyulingan diisi air sampai volumenya hampir separuh, lalu

dipanaskan. Sebelum air mendidih, bahan baku dimasukkan ke dalam

ketel penyulingan. Dengan demikian penguapan air dan minyak atsiri

dapat berlangsung bersamaan. Berikut adalah skema peralatan proses

penyulingan dengan air

Universitas Indonesia Page 14

Page 15: Uts Herbal

Cara penyulingan seperti ini disebut penyulingan langsung (direct

distillation). Bahan yang digunakan biasanya bahan yang mudah

bergerak dalam air dan tidak mudah rusak oleh panas uap air.

Penyulingan secara sederhana ini sangat mudah dilakukan dan tidak

perlu modal yang banyak. Namun, kualitas minyak atsiri yang

dihasilkan cukup rendah, kadar minyaknya sedikit, terkadang terjadi

proses hidrolisis ester dan produk minyaknya bercampur dengan hasil

sampingan.

- Penyulingan dengan Air dan Uap

Penyulingan minyak atsiri dengan cara ini memang sedikit lebih maju

dan produksi minyaknya pun relatif lebih baik. Prinsip kerja

penyulingan ini adalah sebagai berikut: ketel penyulingan diisi air

sampai pada batas saringan. Bahan baku diletakkan diatas saringan

sehingga tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih tetapi

akan berhubungan dengan uap air. Berikut adalah skema peralatan

proses penyulingan dengan air dan uap.

Universitas Indonesia Page 15

Gambar 2. 1. Penyulingan dengan Airsumber: Hieronymus (2002: 51)

Page 16: Uts Herbal

Penyulingan dengan cara ini disebut dengan penyulingan tidak

langsung (indirect distillation). Air yang menguap akan membawa

partikel – partikel minyak atsiri dan dialirkan melalui pipa ke alat

pendingin, sehingga terjadi pengembunan dan uap air yang bercampur

minyak atsiri tersebut akan mencair kembali. Selanjutnya dialirkan ke

alat pemisah untuk memisahkan air dan minyak atsiri.

Cara ini paling sering dilakukan oleh para petani atsiri dan alat –

alatnya pun dapat dibuat sendiri oleh yang bersangkutan. Produk

minyak yang dihasilkan cukup bagus, bahkan jika pengerjaannya

dilakukan dengan baik produk minyaknya pun dapat dimasukkan

dalam kategori ekspor.

- Penyulingan dengan Uap

Penyulingan minyak atsiri langsung dengan uap memerlukan biaya

yang cukup besar, karena harus disiapkan dua buah ketel, dan sebagian

peralatan tersebut terbuat dari stainless steel (SS) atau mild steel (MS).

Walaupun memerlukan biaya yang besar, namun kualitas minyak atsiri

yang dihasilkan jauh lebih sempurna. Berikut adalah skema peralatan

proses penyulingan dengan uap.

Universitas Indonesia Page 16

Gambar 2. 3. Penyulingan dengan Air dan Uapsumber: Hieronymus, (2002: 52)

Page 17: Uts Herbal

Prinsip kerja penyulingan seperti ini hampir sama dengan menyuling

dengan air dan uap (indirect distillation), namun antara ketel uap dan

ketel penyulingan harus terpisah. Ketel uap yang berisi air dipanaskan,

lalu uapnya dialirkan ke ketel penyulingan yang berisi bahan baku.

Partikel - partikel minyak pada bahan baku terbawa bersama uap dan

dialirkan ke alat pendingin. Di dalam alat pendingin terjadi proses

pengembunan, sehingga uap air yang bercampur dengan minyak akan

mencair kembali, selanjutnya dialirkan ke alat pemisah yang akan

memisahkan minyak atsiri dan air.

Cara ini biasanya dilakukan oleh perusahaan besar karena

membutuhkan modal yang besar. Kualitas produk minyak atsiri yang

dihasilkan jauh lebih baik dibandingkan dengan kedua cara lainnya

sehingga harga jual minyaknya pun lebih tinggi.

2.2. Sifat – Sifat Kimia Minyak AtsiriMinyak atsiri yang dihasilkan oleh tanaman mempunyai sifat mudah

menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa

getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya

larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air

Universitas Indonesia Page 17

Gambar 2. 5. Penyulingan dengan Uapsumber: Hieronymus (2002, 54)

Page 18: Uts Herbal

Bobot Jenis

Nilai bobot jenis minyak atsiri berkisar antara 0.696 – 1.1888 pada

suhu 15oC. Bobot jenis adalah perbandingan antara kerapatan

minyak pada suhu 15oC terhadap kerapatan air pada suhu yang

sama.

Oksidasi

Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan

rangkap dalam terpen. Peroksida yang bersifat labil akan

berisomerisasi dengan adanya air, sehingga membentuk senyawa

aldehid, asam organik dan keton yang menyebabkan perubahan

bau yang tidak dikehendaki (Keteren, 1985).

Hidrolisis

Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung

ester. Proses hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus

OR dalam molekul ester sehingga terbentuk asam bebas dan

alkohol. Ester akan terhidrolisis secara sempurna dengan adanya

air dan asam sebagai katalisator (Keteren, 1985).

Resinifikasi

Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang

merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama

proses ekstraksi minyak yang menggunakan tekanan dan suhu

tinggi selama penyimpanan (Keteren, 1985).

2.3 Bahan yang digunakanBahan yang digunakan adalah daun dan batang serai wangi dengan kondisi

bahan yang segar yang diambil langsung setelah panen atau maksimal 2

jam setelah panen. Sebelum dilakukan proses ekstraksi, dilakukan

pretreatment pada bahan dengan dicacah sampai ukuran kurang lebih 2 cm.

Universitas Indonesia Page 18

Page 19: Uts Herbal

2.4. Deskripsi PeralaStan Proses

Universitas Indonesia Page 19

Page 20: Uts Herbal

Gambar di atas merupakan seperangkat peralatan yang digunakan untuk

pengambilan minyak atsiri dari serai wangi dengan metode distilasi uap dan

air dengan pemanasan microwave¸ berikut adalah penjelasan setiap alatnya:

- Satu unit microwave yang digunakan sebagai pemanas.

- Distiller yang digunakan berupa labu leher tiga yang terbuat dari kaca

dan dilengkapi dengan sebuah connector yang terbuat dari kaca yang

berfungsi untuk menghubungkan distiller dengan condenser.

- Pembangkit steam yang terdiri dari labu leher dua yang terbuat dari

kaca dan dilengkapi dengan sebuah heating mantle yang digunakan

untuk memanaskan air dalam labu dan sebuah connector berupa selang

karet berlapis plastik berfungsi untuk menghubungkan pembangkit

steam dan distiller

- Kondensor yang digunakan adalah kondensor Liebig yang berfungsi

mendinginkan uap yang terbentuk menjadi liquid

- Corong pemisah yang digunakan untuk memisahkan minyak atsiri

dengan air.

- Alat pengukur suhu (thermometer) yang digunakan untuk mengukur

suhu pada microwave.

Universitas Indonesia Page 20

Gambar 2. 6. Skema Peralatan Distilasi Uap dan Air dengan Pemanasan Microwavesumber : Yuni (2013:F-94)

Page 21: Uts Herbal

2.5 Prosedur EkstraksiUntuk metode distilasi uap dan air dengan pemanasan microwave

prosedurnya adalah sebagai berikut, mula – mula menimbang daun/batang

serai wangi dengan berat yang ditentukan. Memasukkan daun/batang yang

telah ditimbang tersebut pada labu distilasi leher tiga dengan penambahan

air sebagai pelarut. Kemudian memanaskan air pada labu leher dua untuk

digunakan sebagai pembangkit steam, proses pemanasan menggunakan

heating mantle. Menyalakan pemanas microwave dan mengatur daya

microwave sesuai dengan suhu yang diinginkan dan bersamaan dengan itu

diatur putaran waktu atau timer yang diinginkan. Proses dihentikan seteleh

120 menit. Kemudian menampung distilat yang terbentuk dalam corong

pemisah dan memisahkan minyak dari air, kemudian menampung minyak

yang terbentuk disimpan ke dalam freezer untuk memperoleh minyak atsiri

yang bebas dari kandungan air yang selanjutnya akan dilakukan isolasi

minyak atsiri untuk memperoleh sitronelal.

2.6 Kondisi Operasi Tekanan : atmosferik

Temperatur distilasi : 110oC

Kondisi bahan : segar

Perlakuan bahan : dicacah kurang lebih 2 cm

Bagian bahan : daun dan batang

Waktu Operasi : 2 jam

2.7. Isolasi Sitronelal dari Minyak AtsiriSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya, minyak atsiri dari daun atau

batang serai mengandung sejumlah besar sitronelal. Sitronelal mempunyai

manfaat untuk mengendalikan serangga, contohnya nyamuk sebagai vektor

atau pembawa penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini

sampai sekarang merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat. Salah satu

Universitas Indonesia Page 21

Page 22: Uts Herbal

upaya untuk mengurangi kontak langsung antara nyamuk dan manusia yaitu

menggunakan repellent.

Repellent dapat dibuat dari minyak atsiri yang mengandung sitronelal. Oleh

karena itu isolasi sitronelal dari minyak atsiri sangat diperlukan untuk

memperoleh senyawa sitronelal dalam bentuk yang murni. Metode yang

dapat digunakan untuk mengisolasi sitronelal adalah dengan menggunakan

unit distilasi fraksinasi.

- Distilasi Fraksinasi Vakum

Prinsip pemisahan yang dilakukan adalah perbedaan tekanan uap dari

masing – masing komponen yang menyebabkan perbedaan titik didih.

Unit – unit distilasi fraksinasi terdiri dari labu penguap dengan pemanas

minyak yang dilengkapi dengan burner sebagai sumber pemanas yang

merubah minyak cair menjadi uap, kolom fraksinasi untuk memisahkan

komponen – komponen minyak atsiri, penukar panas untuk mengembunkan

distilat dan unit vakum untuk memvakumkan kolom (Sukarsono, 2003).

Dalam fraksinasi vakum ini digunakan bahan isian, pelat berlubang

(perforated plate) yang berguna sebagai tempat terjadinya kesetimbangan

uap – cair yang berulang – ulang. Dengan alat tersebut dapat diperoleh

komponen murni dari masing – masing komponen yang ada dalam minyak.

Dalam keadaan vakum, titik didih yang tinggi dapat diturunkan sehingga

kemungkinan terjadinya dekomposisi oleh panas dapat dihindarkan

(Sukarsono, 2003).

Distilasi fraksinasi dilengkapi dengan unti reflux yang digunakan untuk

meningkatkan mutu atau kemurnian fraksi yang diperoleh. Labu penguap

dalam keseluruhan unit distilasi fraksinasi berguna untuk menguapkan

minyak atsiri yang kemudian uap tersebut akan membuat kesetimbangan

dengan cairan dari condenser dalam kolom fraksinasi sehingga terjadi

pemisahan fraksi – fraksi minyak atsiri. (Sukarsono, 2003).

Penguapan berlangsung secara kontinyu karena dalam waktu yang

bersamaan labu penguapan ini menerima cairan dari kolomg fraksinasi

diatasnya. Komposisi fraksi – fraksi dalam labu juga mengalami perubahan

yang mengarah kepada semakin banyaknya fraksi berat karena fraksi –

Universitas Indonesia Page 22

Page 23: Uts Herbal

fraksi ringan berangsur – angsur keluar lewat hasil distilat. (Sukarsono,

2003). Berikut adalah skema alat distilasi fraksinasi vakum:

Labu umpan distilasi (reboiler)

Labu ini merupakan tempat memasukkan umpan pertama kali dan

tempat menguapkan minyak atsiri. Labu ini dilengkapi dengan

jaket pemanas yang di dalamnya terdapat minyak pemanas yang

memanaskan minyak atsiri dalam labu sehingga mendidih dan

menguap. Minyak panas dari tungku pemanas burner dialirkan

melalui pipa spiral yang berada di dalam labu dan kemudian

dialirkan ke jaket pemanas untuk kemudian disirkulasikan ke

dalam burner lagi. Dengan demikian, minyak pelumas menyerap

panas dari burner dan kemudia mentransfer panasnya ke minyak

atsiri dan menguapkan minyak atsiri sehingga terjadi proses

distilasi fraksinasi.

Kolom fraksinasi

Kolom fraksinasi diletakkan diatas labu distilasi dan diisi dengan

packing glass. Kolom dirancang untuk terjadinya kontak antara

fase uap dan fase cair, sehingga terjadi kesetimbangan komponen

dari minyak atsiri uap yang mengalir ke atas dan minyak atsiri cair

Universitas Indonesia Page 23

Keterangan:

1. Labu distilasi/reboiler2. Kolom fraksinasi3. Penukar panas4. Tungku Pemanas

Burner5. Unit vakum6. Tangki pendingin

Gambar 2. 7. Peralatan Distilasi Fraksinasi Vakumsumber: Sukarsono (2003: 68)

Page 24: Uts Herbal

yang mengalir ke bawah. Fase uap cenderung mengembunkan

komponen bertitik didih rendah dan komponen bertitik didih akan

terus naik ke arah puncak. Sebaliknya, fase air yang turun ke

bawah cenderung menguapkan minyak yang komponennya

mempunyai titik didih rendah yang ikut dalam fase uap. Akibat

dari peristi itu semakin ke atas semakin banyak yang mengandung

komponen titik didih rendah dan semakin ke bawah banyak yang

mengandung titik didih tinggi. Apabila tinggi kolom cukup

memadai, maka yang didapatkan sebagai hasil atas adalah

komponen yang titik didihnya paling rendah.

Tangki Pendingin (condenser)

Alat ini berfungsi untuk mengembunkan semua uap yang keluar

dari kolom fraksinasi menggunakan pendingin air yang

dipompakan dari bak penampung air. Kondensat sebagian direflux

masuk ke dalam kolom fraksinasi dan sebagian lagi diperoleh

sebagai hasil akhir.

Tungku Burner

Tungku burner digunakan sebagai tempat membakar minyak

pelumas dan panas dari minyak tersebut akan ditransfer ke minyak

atsiri di dalam labu distilasi atau reboiler.

Unit vakum

Unit vakum berupa tangki vakum yang divakumkan menggunakan

pompa vakum. Tangki vakum dihubungkan dengan peralatan yang

memerlukan vakum seperti kolom fraksinasi.

- Kondisi Operasi Isolasi Sitronelal dengan Distilasi Fraksinasi

Pemilihan kondisi operasi dilakukan dengan pendekatan tekanan uap

terhadap titik didih (kisaran suhu) komponen utama minyak atsiri yang

diinginkan. Untuk menentukan kisaran suhu tersebut, diperlukan data titik

didih dan tekanan uap komponen utama yang akan dipisahkan. Komponen

utama minyak atsiri yaitu: sitronelal, sitronelol dan geraniol berada di

Universitas Indonesia Page 24

Page 25: Uts Herbal

distilat (fraksi ringan). Berikut adalah data titik didih dan tekanan uap dari

senyawa sitronelal, sitronelol dan geraniol.

Tabel 2. 1. Data Berbagai Tekanan dan Titik Didih Komponen Utama Minyak Atsiri

Sumber: Perry, 1994

Tekanan Titik didih (oC)

mmHg mbar Sitronelal Sitronelol Geraniol1 1.3332 44 66.4 69.25 6.6661 71.4 93.6 96.810 13.332 84.8 107 11020 26.664 99.8 121.5 123.630 39.997 107.95 129.35 133.740 53.329 116.1 137.2 141.860 79.993 126.2 147.2 151.5100 133.32 140.1 159.8 165.3200 266.64 160 179.8 185.6400 533.29 183.8 201 207.8760 1013.2 206.5 221.5 230

Dari tabel di atas, jika kondisi operasi menggunakan tekanan 60 mmHg

maka perkiraan titik didih sitroneral, sitronelal dan geraniol sekitar 125 –

150oC, sehingga untuk mendapatkan kadar sitronelal yang tinggi suhu di

dalam labu distilasi diatur temperaturnya sehingga 125oC.

3. Sediaan – Sediaan yang Dapat dibuat dari Isolat Senyawa Sitronelal

3.1 Macam – Macam SediaanObat merupakan suatu paduan bahan – bahan yang digunakan dalam

menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan,

menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah

pada manusia, hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia

(Rizal, 2005). Berikut adalah bentuk sediaan obat yang dapat dibuat dari

ekstrak senyawa sitronelal dari daun dan batang serai.

- Obat bentuk sediaan padat

Universitas Indonesia Page 25

Page 26: Uts Herbal

Pulvis

pulvis merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia

yang dihaluskan ditujukan untuk pemakaian oral atau

pemakaian luar.

Pulveres

Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih

kurang sama, dibungkus dengan bahan pengemas yang cocok

untuk sekali minum.

Kapsul

Kapsul adalah sediaan obat yang terbungkus cangkang yang

umumnya terbuat dari gelatin. Kapsul terdiri dari dua macam

yaitu kapsul keras yang berisikan bahan obat kering dan

kapsul lunak yang berisikan minyak atau larutan. Kapsul

mempunyai keuntungan dapat menutupi rasa obat yang tidak

enak, pahit atau amis, kapsul dapat dilapisi dengan bahan

tertentu sehingga tidak pecah atau larut dalam lambung.

Tablet Salut

Tablet merupakan sediaan padat yang kompak dibuat secara

kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler. Tujuan

dari sediaan tablet salut adalah meningkatkan stabilitas obat,

menutupi rasa obat yang tidak enak, menghindari penguapan

zat atau bahan dalam tablet dan memperbaiki penampilan

tablet. Tablet salut terdiri dari bermacam – macam jenis yaitu

lozenges yaitu tablet dihisap seperti permen, tablet

subbilingual yang diletakkan dibawah lidah, tablet

intrabuccal yang dimasukkan di pipi bagian dalam, dan tablet

sustained release yang dilepas secara perlahan – lahan.

Tablet kunyah

Cara penggunaannya dikunyah, meninggalkan sisa – sisa rasa

enak di rongga mulut, tidak meninggalkan rasa pahit.

Universitas Indonesia Page 26

Page 27: Uts Herbal

Pil

Pil merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil yang

mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian

oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet

dan kapsul. Masih banyak ditemukan di seduhan jamu.

- Obat bentuk sediaan cair

Larutan

Larutan merupakan sediaan cair yang mengandung bahan

kimia terlarut. Pelarut yang digunakan biasanya air suling.

Sifat dari larutan adalah mudah terurai atau bereaksi karena

terpapar oleh cahaya, oleh karena itu harus disimpan di dalam

botol yang berwarna gelap. Keuntungan dari larutan adalah

lebih mudah diserap sehingga dapat segera bekerja, karena

zat aktif terlarut secara homogen, maka konsentrasi obat yang

diinginkan dapat tepat.

Emulsi merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase

cairan dalam sistem dispersi. Fase cairan yang satu terdispersi

sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya

distabilkan oleh zat pengemulsi

Galenik

Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal

dari hewan dan tumbuhan yang disari.

Extractum

Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan

mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau

hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku

yang ditetapkan.

Sirup

Universitas Indonesia Page 27

Page 28: Uts Herbal

Sediaan cair yang mengandung larutan yang mengandung

sakarosa antara 64 – 66%.

Eliksir

Eliksir merupakan sediaan cair berupa larutan dengan bau

dan rasa yang enak, selain zat aktif utama, eliksir juga

mengandung zat tambahan seperti gula dan pemanis lain.

Pelarut utama yang digunakan adalah etanol dengan maksud

untuk mempertinggi kelarutan obat.

Injeksi

Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara

merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui selaput lendir.

Injeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspense atau serbuk

steril yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih

dahulu sebelum digunakan.

Immunosera

Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobin khas

yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian.

Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular) dan

mengikat kuman/viru/antigen.

- Obat bentuk sediaan semi solid

Obat sediaan semisolid ini digunakan untuk obat luar, dioleskan

pada kulit untuk terapi, pelindung kulit atau kosmetik.

Salep

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan

dan digunakan sebagai obat luar. Sediaan salep ini

diformulasikan dengan konsistensi sedemikian rupa sehingga

diperoleh produk yang halus dan lembek yang mudah

dioleskan ke permukaan kulit.

Krim

Universitas Indonesia Page 28

Page 29: Uts Herbal

Krim merupakan sediaan setengah padat berupa emulsi yang

mengandung air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Krim

digunakan pada daerah yang peka dan mudah dicuci.

Pasta

Pasta merupakan sediaan setengah padat yang berupa massa

lembek, mempunyai struktur yang lebih kenyal dari salep

yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Keuntungan dari

pasta adalah mengikat cairan sekret atau eksudat, tidak

mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka, sehingga

mengurangi rasa gatal lokal, lebih melekat pada kulit

sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama.

3.2 Pemakaian Sediaan dari Sitronella dan Geraniol Tanaman Serai

Tabel 2. 2. Pemakaian Sediaan dari Sitronella dan Geraniol Tanaman Serai

No SediaanKegunaan dan dosis

yang digunakanCara pemakaian

1. Pulvis Pemakaian luar:

digunakan sebagai

antiseptik dan

antifungal

Pemakaian dalam:

sebagai antasida untuk

sakit maag, sebagai

bubuk untuk sakit gigi.

Dicampur dengan

sedikit air.

Dosis: untuk sakit

maag diminum

sebelum makan,

sebanyak 1 sendok

makan, 3 kali

sehari.

Sebagai obat sakit

gigi:

serbukdiletakkan

pada bagian gigi

yang sakit.

1. Pulveres Pemakaian dalam: Dicampur dengan

Universitas Indonesia Page 29

Page 30: Uts Herbal

peluruhan angin perut.

sedikit air dengan

dosis 1 bungkus

pulveres dihabiskan

langsung. Diminum

3 kali sehari

sebelum atau

setelah makan.

2. Tablet

Penurun panas

Ditelan dengan

bantuan air. Dosis

untuk dewasa: 1

tablet, 3 – 4 kali

sehari. Anak –

anak: ½ tablet, 3 -4

kali sehari.

Diminum setelah

makan.

3. Larutan Penambah nafsu

makan, pengobatan

pasca persalinan,

peluruh angin perut,

melancarkan haid

Orang dewasa

minum 3 kali sehari

100 – 200 ml

4. Sirup Batuk Diminum dengan

menggunakan

sendok, kocok

dahulu sebelum

diminum agar obat

tercampur dengan

merata, meminum

dengan

Universitas Indonesia Page 30

Page 31: Uts Herbal

menggunakan

sendok takar atau

sendok makan.

Dosis: 3 kali sehari,

dikonsumsi tiap 8

jam.

5. Eliksir

Batuk

Diminum dengan

menggunakan

sendok, kocok

dahulu sebelum

diminum agar obat

tercampur dengan

merata, meminum

dengan

menggunakan

sendok takar atau

sendok makan.

Dosis: 3 kali sehari,

dikonsumsi tiap 8

jam.

6. Injeksi

Pereda kejang dan

demam

Disuntikan, harus

dengan bantuan

pihak medis

7. Salep Pengusir nyamuk untuk

mencegah malaria dan

demam berdarah, anti

jerawat

Dioleskan ke

bagian yang

diinginkan

Universitas Indonesia Page 31

Page 32: Uts Herbal

8. Krim

Pengusir nyamuk untuk

mencegah malaria dan

demam berdarah, anti

jerawat

Dioleskan atau

diusapkan ke

seluruh pemukaan

kulit yang

diinginkan

9. Pasta

TerkilirDioleskan di

bagian yang terkilir

3.3 Metode Pembuatan Sediaan Krim Anti Nyamuk Penyakit Demam Berdarah (DBD) ialah penyakit yang disebabkan oleh

virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes sp (Susanna,

2011). Saat ini demam berdarah termasuk penyakit yang meresahkan

masyarakat karena penyebarannya sangat kecil dan dapat menyebabkan

kematian (Kardinan, 2007). Menurut Herm (1982), menyimpulkan bahwa

A.aegypti adalah vektor alamiah daru virus dengue. Kasus DBD setiap

tahun di Indonesia terus meningkat. Pusat Informasi Departemen Kesehatan

mencatat, jumlah kasus DBD di Indonesia selama 2009 mencapai 77,489

kasus dengan 585 korban meninggal. Namun A.aegypty biasanya dapat

dibasmi dengan penyemprotan. Penggunaan obat nyamuk dari bahan kimia

ini mempunyai dampak negative yaitu dapat menimbulkan polusi udara,

menimbulkan bau yang menyengat dan bisa menimbulkan sesak nafas

sehingga akan berpengaruh terhadap kesehatan (Kardinan, 2003). Untuk

Universitas Indonesia Page 32

Page 33: Uts Herbal

menghindari gigitan nyamuk dapat digunakan bahan dari alam tanpa harus

menggunakan insektisida yang dapat mempengaruhi kesehatan. Diantara

tanaman penghasil bahan anti nyamuk tersebut adalah tanaman Serai Wangi

(Soedarto, 2006). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Serai Wangi

menghasilkan minyak atsiri yang mengandung sitronelal dan geraniol yang

berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Pada bagian sebelumnya telah dibahas

bagaimana cara mengekstraksi minyak atsiri dari tanaman serai wangi lalu

mengisolasi sitronellal dan geraniol dari minyak atsiri. Selanjutnya pada

bagian ini akan dibahas metode pembuatan cream dan hand body yang

berbahan dasar sitronellal dan geraniol sebagai anti nyamuk.

- Komponen Hand & Body Cream

Mitsui (1997) menguraikan beberapa komponen utama yang

umumnya ada dan ditemukan disediaan krim. Secara global

komponen sediaan ini dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu

fase air, fase minyak, surfaktan dan bahan lainnya seperti

terangkum pada tabel berikut:

Tabel 2. 3. Komponen Utama Produk Krim

Sumber: Mitsui (1997)

Komponen Jenis Bahan

Fase Minyak Minyak : Sitronella, Geraniol

Wax ester: bees wax, lanolin

Hidrokarbon (C>15): paraffin,

squalan, petroloatum, ceresin

Asam lemak: asam stearate,

asam oleat, asam miristat.

Ester: IPM, gliserin trimester,

pentaeritritol tetraester.

Lainnya: minyak silikon

Fase air Humektan: gliserin, propilen

glikol, sorbitol.

Universitas Indonesia Page 33

Page 34: Uts Herbal

Bahan pengental: pektin,

turunan selulosa, xanthan gum,

karagenan, alginate.

Alkohol: etanol, isopropil

alkohol

Air murni

Surfaktan Nonionik: glycerin monostearat,

ester asam lemak sorbitan.

Anionik: sabun asam lemak,

sodium alkil sulfat.

Bahan lainnya Antioksidan, agen sekuesteran,

pewarna, parfum, alkalis,

pengawet, buffer, bahan aktif

farmasi (vitamin, UV, absorber,

asam amino, agen pemutih)

- Proses Pembuatan Krim

Proses pembuatan sediaan krim diawali dengan pencampuran

humektan dan bahan yang larut air ke dalam air murni dan

dipanaskan hingga suhu 65 – 70oC. Di bagian lain bahan yang

tergolong fase minyak dilarutkan dan dicampur terpisah pada suhu

65- 70oC. Setelah semua bahan bercampur homogen, fase minyak

dituang sedikit demi sedikit kedalam fase air sambil diaduk untuk

mempersiapkan proses emulsifikasi. Emulsi yang sempurna

dibentuk dengan bantuan alat emulsifikasi seperti homomixer atau

homogenizer. Pengadukan dilakukan dengan homomixer dilakukan

10 menit pada kecepatan 6000 rpm. Setelah terbentuk emulsi yang

sempurna, pengadukan tetap dilakukan dengan kecepatan rendah

hingga suhu sediaan turun dan membentuk konsistensi krim.

Diagram alir pembuatan cream anti nyamuk dapat dilihat pada

gambar berikut:

Universitas Indonesia Page 34

Page 35: Uts Herbal

4. Sosialisasi Penggunaan Herbal Kepada MasyarakatPemanfaatan obat tradisional untuk pemeliharaan kesehatan dan gangguan

penyakit hingga saat ini masih sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan,

terutama dengan melonjaknya biaya pengobatan dan harga obat-obatan. Adanya

kenyataan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat terhadap pengobatan semakin

Universitas Indonesia Page 35

Hand & Body Cream

Pengadukan dan pendinginan

Homogenisasi

T=65-70oC, t=10 menit, v =6000 rpm

Pemanasan dan pengadukan T=65-70oC

Gliserin, xanthan gum, etanol, isopropil alkohol, air

murni

Sitronella, geraniol, emulsifier, asam stearat,

setil alkohol, glierin trimester, bees wax

Persiapan bahan

Mulai

Pemanasan dan pengadukan T=65-70oC

Tabel 2. 4. Diagram Alir Pembuatan Hand & Body Cream

Sumber: Mitsui (1997)

Page 36: Uts Herbal

meningkat, sementara taraf kehidupan sebagian masyarakat kita masih banyak

yang kemampuannya pas-pasan. Maka dari itu, pengobatan dengan bahan alam

yang ekonomis merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi masalah

tersebut. Dengan kembali maraknya gerakan kembali ke alam (back to nature),

kecenderungan penggunaan bahan obat alam/herbal di dunia semakin

meningkat. Gerakan tersebut dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola hidup

manusia, dan perkembangan pola penyakit. Obat yang berasal dari bahan alam

memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat-obatan kimia,

karena efek obat herbal bersifat alamiah. Dalam tanaman-tanaman berkhasiat

obat yang telah dipelajari dan diteliti secara ilmiah menunjukan bahwa

tanaman-tanaman tersebut mengandung zat-zat atau senyawa aktif yang terbukti

bermanfaat bagi kesehatan.

Namun kehebatan obat herbal bukan tanpa kendala, regulasi pemerintah

mengenai obat herbal tradisional masih belum ada. Selain itu, sosialisasi kepada

masyarakat mengenai penggunaan obat herbal masih belum merata. Ini terjadi

karena sebagian besar dokter di Indonesia masih menggunakan obat yang

terbuat dari bahan kimia dan cenderung menyepelekan obat herbal. Belum lagi

ketidakpercayaan industri obat terhadap obat herbal, karena tidak ada uji coba

klinik.

Selama ini telah kita ketahui bersama bahwa obat-obat herbal yang ada di

pasaran dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Tidak sedikit masyarakat

yang masih ragu menggunakan obat herbal tersebut. Keraguan yang timbul

disebabkan oleh ketidakjelasan obat herbal itu sendiri, baik dari segi proses

pembuatannya, tidak adanya standar khusus peresepan obat herbal, atau karena

sulit dalam menentukan takaran dosis yang tepat.

Maka dari itu diperlukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya obat

herbal. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara mengadakan seminar yang

mengundang petinggi – petinggi dan masyarakat daerah tertentu tentang

kehebatan obat herbat, dalam seminar tersebut hendaknya juga menjelaskan

bagaimana proses pembuatannya, bagaimana dosis yang tepat, dan menjelaskan

standar khusus dalam pembuatan obat herbal tersebut, sehingga masyarakat

paham akan manfaat dari obat herbal.

Universitas Indonesia Page 36

Page 37: Uts Herbal

Cara yang kedua adalah melalui pemerintah. Pemerintah membuat regulasi dan

ketentuan yang jelas tentang pembuatan dan keamanan obat herbal, sehingga

menimbulkan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan obat herbal.

Agar produk obat herbal Indonesia dapat menjadi sebuah produk yang bisa

diandalkan dan diterima semua kalangan serta mampu bersaing secara global,

maka mutunya harus ditingkatkan, keamanannya harus dibuktikan, serta

manfaat atau khasiatnya harus diteliti dan dibuktikan secara ilmiah. Diperlukan

sebuah langkah cerdas untuk menyiasati beberapa kendala yang dihadapi dalam

usaha memajukan obat herbal, salah satunya adalah ketika kita dihadapkan pada

pengujian klinis untuk obat herbal dikarenakan biayanya yang mahal, maka kita

dapat menyiasatinya dengan cara menggunakan uji manfaat, yaitu dengan

melihat kondisi kesehatan beberapa orang yang telah menggunkan obat herbal.

Selain itu efektivitas obat herbal juga dapat dilihat dari penggunaannya yang

turun temurun, Kalau sampai saat ini masih digunakan, itu berarti bahwa obat

herbal tersebut memang memiliki kasiat.

Usaha yang dilakukan untuk mengangkat obat herbal dalam proses pengobatan

akan menghasilkan dampak signifikan yang bisa dirasakan apabila usaha ini

dikawal sepenuhnya oleh pihak yang terkait di dalamnya, yaitu akademisi

farmasi, industry farmasi, serta pemerintah. Pengawalan yang dilakukan oleh

pihak terkait ini diharapkan mampu menjamin tercapainya visi obat herbal ke

depannya. Sinergisitas ke tiga pihak ini sangat penting dalam mempercepat

proses terwujudnya partispasi Indonesia dalam menyehatkan dunia. Ke tiga

sector ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, sebab bila ke tiganya

terpisah maka akan menyebabkan terbengkalainya program optimalisasi

penggunaan obat herbal tersebut, ketiganya merupakan penguat satu sama lain

dalam usaha mewujudkan tujuannya.

Di bidang akademisi farmasi, ini merupakan elemen dasar bagi tanaman dan

obat herbal untuk memajukan dirinya agar lebih diterima oleh masyarakat. Di

tangan para akademisi farmasi ini baik mulai dari tingkatannya yang tertinggi

sampai yang terendah semuanya memiliki peran masing-masing yang tidak

dapat dianggap sepele. Selama ini penelitian di bidang tanaman herbal masih

sedikit sekali peminatnya, banyak kalangan kademisi farmasi seperti dosen

Universitas Indonesia Page 37

Page 38: Uts Herbal

maupun mahasiswa farmasi yang lebih tertarik pada industry farmasi.

Seharusnya mereka juga memiliki kesadaran akan kekayaan bahan obat alam

yang dimiliki Indonesia. Sudah saatnya fakultas-fakultas farmasi Indonesia

memberikan perhatian yang besar bagi kemajuan tanaman dan obat herbal

Indonesia. Diperlukan spesifikasi yang jelas dalam displin ilmu ini agar

nantinya benar-bebar dapat berjalan sebuah program yang meneliti bahan alam

mulai dari cara mendapatkannya sampai pada sediaan obat yang siap

dikonsumsi.

5. KesimpulanTanaman serai merupakan tumbuhan herba menahun dan merupakan jenis

rumput – rumputan dengan tinggi 50 – 100 cm. Perawakannya berupa rumput –

rumputan tegak, perakarannya sangat dalam dan kuat, batangnya tidak berkayu,

tegak atau condong membentuk rumpun, pendek, masif, bulat silindris. 2 jenis

tanaman serai yang ada di Indonesia yaitu, serai dapur (Cymbopogon citratrus)

dan serai wangi (Cymbopogon nardus L.). Bagian – bagian tanaman serai yang

dapat digunakan sebagai herbal meliputi akar, batang dan daun. Apabila batang

dan daun serai dihaluskan, lalu dicampur dengan pelarut maka akan

menghasilkan minyak atsiri yang mengandung senyawa sitral, sitronela,

geraniol, mirsena, nerol, farsenol, metil heptenon dan dipentena, namun

komponen yang terpenting adalah sitronellal dan geraniol. Penyulingan adalah

salah satu cara untuk mendapatkan minyak atsiri, dengan cara mendidihkan

bahan baku yang dimasukkan ke dalam ketel hingga terdapat uap yang

diperlukan. Metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi sitronelal adalah

dengan menggunakan unit distilasi fraksinasi. Sediaan obat terdiri sediaan solid,

semi solid dan cair. Pemanfaatan obat tradisional untuk pemeliharaan kesehatan

dan gangguan penyakit hingga saat ini masih sangat dibutuhkan dan perlu

dikembangkan. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara mengadakan seminar

yang mengundang petinggi – petinggi dan masyarakat daerah tertentu tentang

kehebatan obat herbat, dalam seminar tersebut hendaknya juga menjelaskan

bagaimana proses pembuatannya, bagaimana dosis yang tepat, dan menjelaskan

Universitas Indonesia Page 38

Page 39: Uts Herbal

standar khusus dalam pembuatan obat herbal tersebut, sehingga masyarakat

paham akan manfaat dari obat herbal.

Daftar PustakaFradin, M. S. (2012, September 17). Insect Repellent. Retrieved from Medscape

Reference: http://emedicine.medscape.com/article/1088411-overview#

showall

Kardinan, A. (2003). Tanaman Pengusi dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta: BB.

Mazarin. (2005, April 5). West Nile virus. Retrieved from Centers of Disease

Control and Prevention: http://www.cdc.gov/ncidod/dvbid/westnile

/resources/mosquitorepellent.pdf

NPIC. (2012, Oktober 23). Diseases Transmitted by Mosquitoes. Retrieved from

National Pesticide Information Center: http://npic.orst.edu/

pest/mosquito/diseases.html

Patio, L. &. (n.d.). Repel 94109 Lemon Eucalyptus Natural Insect Repellent, 4-

Ounce Pump Spray. Retrieved from Repel Lemon Eucalyptus Insect

Repellent Pen Size Pump: Amazon.com

Permana, A. D. (1998). Perhitungan dan penggunaan parameter pertumbuhan

serangga dalam pengujian senyawa penghambat pertumbuhan serangga.

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia , 5. Retrieved from Jurnal

Perlindungan Tanaman Indonesia.

Primack, R., Supriatna, J., Indrawan, M., & Krama, P. (1998). Biologi Konversi.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada. Yogyakarta:

University Press.

US EPA, O. o. (1999, Maret 15). Flower and Vegetable Oils. Retrieved from EPA

(Environmental Protection Agency): http://www.epa.gov/oppsrrd1/

REDs/factsheets/4097fact.pdf

US EPA, O. o. (1999, June 14). Oil of Citronella. Retrieved from EPA

(Environmental Protection Agency): http://www.epa.gov/oppsrrd1/REDs/

Universitas Indonesia Page 39

Page 40: Uts Herbal

factsheets/3105fact.pdf

US EPA, O. o. (2011, Mei 18). R.E.D. Facts: DEET. Retrieved from EPA

(Environmental Protection Agency): http://www.epa.gov/pesticides/

factsheets/chemicals/deet.htm

US EPA, P. O. (1999, Maret 3). Deet: Reregistration Eligibility Decision (RED).

Retrieved from EPA (Environmental Protection Agency):

http://www.epa.gov/pesticides/factsheets/chemicals/deet.htm

US EPA, P. O. (2011, Maret 21). Biopesticides Fact Sheet for p-Menthane-3,8-diol.

Retrieved from EPA (Environmental Protection Agency):

http://www.epa.gov/opp00001/chem_search/reg_actions/registration/fs_PC

-011550_01-Apr-00.pdf

WHO. (2001, Agustus 28). IR3535. Retrieved from World Health Organization:

http://www.who.int/whopes/quality/en/IR3535Interim.pdf

WHO. (2004, Maret 11). Icaridin. Retrieved from National Pesticide Information

Center: http://npic.orst.edu/ingred/ptype/repel.html

Universitas Indonesia Page 40


Top Related