Download - Tuli Konduktif.doc

Transcript
Page 1: Tuli Konduktif.doc

PENDAHULUAN

Tuli adalah gejala dari penyakit telinga yang sangat merisaukan, terutama bila terjadi

pada kehidupan tahun-tahun pertama pada anak-anak. Pendengaran itu sangat penting bagi

perkembangan penguasaan bahasa dan belajar bicara, sehingga anak yang lahir dengan tuli atau

tuli sebelum dapat berbicara, akan mengalami kesukaran-kesukaran didalam perkembangan

bahasa. Bicara dan bahasa itu sangat penting dalam sistem komunikasi, dan sangat diperlukan

pada kehidupan sosial, perkembangan mental (watak) dan karir masa depan. Kemampuan

berbicara dan berbahasa berhubungan .sangat erat dengan fungsi pendengaran. Perkembangan

penguasaan bahasa pada anak dengan pendengarannya dapat dibagi dalam 2 tahap. 1,2

Tahap pertama adalah pengertian akan arti kata dan mengingatnya. Pada anak itu kata-kata

yang pertama-tama didapat adalah dari ibunya yang selalu mengasuh dengan kasih sayang.

Dari hari kehari kata-kata itu selalu diulang-ulang. Dengan demikian kata-kata itu akan

menjadi perbendarahaan bagi anak tersebut.

Tahap kedua, anak itu akan menirukan kata-kata yang selalu didapat setiap harinya. Setelah

dapat mengucapkan kata-kata barulah anak itu membuat kalimat yang sederhana, yaitu kalimat

yang terdiri atas pokok kalimat dan sebutan, Setelah itu baru ditarnbah dengan sebutan

sesuai dengan tingkat umurnya.2

Maka jelas sekali, tanpa mendengar, perkembangan bahasa tidak akan terjadi sehingga

anak tersebut tidak akan dapat berbicara. Meskipun demikian pada anak yang tuli masih dapat

dikembangkan bahasa dan bicaranya dengan pendidikan khusus, walaupun akan memerlukan

waktu yang lebih lama dibandingkan dengan anak yang normal.

Pada anak tuli karena tidak dapat menerima rangsangan suara, maka pancaindera yang

lainnya harus dikembangkan atau dilatih dengan lebih baik agar dapat mengamati kejadian-

kejadian disekitarnya. Anak itu akan rnengenal bahasa dengan mengamati fibrasi sesuai dengan

arti kata, atau anak tuli itu harus belajar membaca gerakan bibir pada setiap kata yang diucapkan

lawan bicaranya.

Maksud tulisan ini ialah ingin mengetengahkan sebab-sebab ketulian ataupun

kekurangan pendengaran. Tujuannya agar dapat mencegah ketulian terutama pada anak,

rehabilitasinya terutama pada anak-anak yang tuli dan mengenali penyakit-penyakit yang dapat

menyebabkan ketulian supaya segera dapat diobati dengan memadai, agar ketulian dapat

dicegah.

1

Page 2: Tuli Konduktif.doc

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINIS1

Tuna rungu/tuli dalam deskripsi yang dikeluarkan oleh WHO adalah mereka yang

kehilangan keseluruhan kemampuan untuk mendengar, baik dari salah satu atau kedua

telinganya.3 Tuna wicara/bisu adalah ketidakmampuan seseorang untuk berbicara. Bisu

dapat juga disebabkan oleh gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita suara,

paru-paru, mulut, lidah, dan sebagainya, Bisu umumnya diasosiasikan dengan tuli.4

FISIOLOGI PENDENGARAN DAN BERBAHASA

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam

bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut

menggerakan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang

pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melaiui daya ungkit tulang pendengaran

dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang

telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong

sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melaiui membran

Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara

membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang

menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan

terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses

depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neuro transmitter ke dalam sinapsis yang akan

menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius. Lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai

korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.5

Dalam proses perkembangan bicara, suara atau kata-kata yang diterima di pusat

pendengaran di otak, akan diterjemahkan untuk kemudian di ubah ke dalam aktivitas motorik

pernafasan dan traktus vokalis sehingga anak dapat menirukan suara atau kata-kata seperti yang di

dengar oleh anak. Produksi kata-kata dalam berbicara mencangkup fase respirasi, fonasi. Dan

resonansi tidak akan sempurna apabila tidak di sertai peran serta input sensorik dari organ

pendengaran.1

2

Page 3: Tuli Konduktif.doc

ETIOLOGI

Ketulian adalah salah satu gejala dari suatu penyakit telinga sehingga perlu dicari

penyakit yang dapat menyebabkan gejala tuli tersebut. Kalau kita lihat tuli hanya

merupakan satu macam gejala dari penyakit telinga, maka gejala yang satu ini tentu

penyebabnya banyak sekali. Oleh karenanya harus ada suatu sistem yang dianut untuk

mencari penyakit tersebut2:

a. Berdasarkan kelainan patologi, ketulian dapat disebabkan oleh karena : Kelainan

kongenital, trauma, benda asing, radang dan neoplasma/Tumor.

Semua kelaianan patologi tersebut dapat menimbulkan ketulian terutama bila

prosesnya ditelinga.

b. Berdasarkan lokalisasi proses kelainan, sesuai dengan anatomi telinga sehingga proses

kelainannya dapat terjadi ditelinga luar, telinga tengah, telinga dalam, saraf telinga,

batang otak dan otak

c. Berdasarkan jenis ketulian2

Tuli hantaran (conductive hearing loss), hantaran tulang > hantaran udara

(HT>HU) HT = Normal. Selisih hantaran tulang dan hantaran udara lebih

dari 1,5 dB11

Tuli saraf (sensorineural hearing loss), kelaianan terjadi pada fase elektrik.

Hantaran tulang < hantaran udara.

Tuli campuran, yaitu campuran antara tuli penghantaran dan tuli saraf.

Tuli sentral, bila proses kelainannya terdapat di batang otak atau diotaknya

sendiri

d. Berdasarkan derajat ketuliannya

Tuli (sama sekali tidak dapat. mendengar).

Kekurangan pendengaran yang dapat dibedakan atas: ringan, sedang, berat.

3

Page 4: Tuli Konduktif.doc

Kekurangan Pendengaran Ringan

Klinis penderita sukar diajak bercakap-cakap pada jarak kurang lebih tiga meter, pada

pemeriksa audiometric nada murni, pada frekuensi percakapan turun 15 dB sampai 30

dB.

Kekurangan pendengaran sedang

Klinis percakapan pada jarak satu meter sudah mendapat kesukaran untuk mengerti arti

kata. Pada pemeriksaan audiometri nada murni pada frekuensi percakapan turun sampai

30 dB sampai 60 dB.

Kekurangan Pendengaran Berat

Pada pemeriksaan audiornetri nada murni, penurunannya mencapai 60 dB atau lebih.

Berdasarkan waktu terjadinya tuli, dapat dibedakan atas2:

a. Kongenital (tuli sejak lahir)

*Herediter (penyakit turunan) : aplasia (agenesis), abiotrofi dan penyimpangan

kromosom.6

*Prenatal (infra uterin) masa kehamilan : keracunan, infeksi virus dan penyakit

menahun pada ibu.

*Perinatal : trauma/persalinan (waktu lahir), anoksia, prematur dan narkose yang

dalam.

b. Tuli yang didapat (acquired hearing loss) 2

Kekurangan pendengaran tipe hantaran (konduksi) dan kekurangan pendengaran

tipe sensorineural.

PATOFISIOLOGI

Input informasi melalui jalur pendengaran memegang peranan yang penting dalam

proses belajar bicara, sehingga gangguan pendengaran yang berat akan menghambat

perkembangan bicara pada anak, karena berkurangnya input sinyal akustik. Fungsi

pendengaran harus baik agar anak dapat mendengar suara dengan jelas, baik dalam pola titi

nada (pitch), volume/kekerasan, tekanan dan pola suara atau kata-kata. Gangguan

pendengaran yang didapat setelah anak sudah

mampu berbicara (periode postlingual/post verbal), perbendaharaan kata dan struktur kalimat

4

Page 5: Tuli Konduktif.doc

umumnya tidak mengalami gangguan, tetapi anak dapat mengalami gangguan cara pengucapan

dan kwalitas suara (prosodi). Hal tersebut karena anak tidak dapat lagi mendengar dengan jelas

kata-kata yang didengarnya begitu juga hal nya dengan umpan balik suaranya sendiri (auditory

feedback), dibandingkan dengan sebelum mengalami masalah pendengaran. Apabila tidak

ditangani, gangguan pendengaran post verbal dapat mengakibatkan penurunan jumlah

perbendaharaan kata-kata yang sudah ada. Gangguan pendengaran yang dialami anak sejak lahir

(periode pralingual/pra-verbal) tidak hanya berakibat keterlambatan proses perkembangan

bicara, akan tetapi juga mempengaruhi jumlah perbendaharaan kata-kata, mekanisme bersuara

yang dapat memberikan arti yang berbeda dalam bahasa (fonologi) dan kemampuan dalam

menyusun kalimat.1

MANIFESTASI KLINIS

Perkembangan auditorik sesuai dengan usia anak, antara lain :5

Usia 0-4 bulan : Kemampuan respon auditorik masih terbatas dan bersifat refleks

Dapat ditanya apakah bayi kaget mendengar suara keras atau terbangun ketika sedang tidur.

Respons berupa refleks auropalpebral maupun refleks Moro.

Usia 4-7 bulan respons memutar kepala ke arah bunyi yang terletak di bidang horizontal,

walaupun belum konsisten. Pada usia 7 bulan otot leher cukup kuat sehingga kepala dapat

diputar dengan cepat ke arah sumber suara.

Usia 7-9 bulan dapat mengidentifikasi dengan tepat asal sumber bunyi dan bayi dapat

memutar kepala dengan tegas dan cepat.

Usia 9-13 bulan bayi sudah mempunyai keinginan yang besar untuk mencari sumber

bunyi dari sebelah atas, dan pada usia 13 bulan mampu melokalisir bunyi dari segala arah

dengan cepat.

Pada usia 2 tahun pemeriksa harus lebih teliti karena anak tidak akan memberi reaksi

setelah beberapa kali mendapat stimulus yang sama. Hal ini disebabkan karena anak

.sudah mampu memperkirakan sumber suara. 5,8

Perkembangan bicara erat kaitannya dengan tahap perkembangan mendengar pada bayi,

sehingga adanya gangguan pendengaran perlu dicurigai apabila :5

Usia 12 bulan : belum dapat mengoceh (babbling) atau meniru bunyi

Usia 18 bulan : tidak dapat menyebut 1 kata yang mempunyai arti

Usia 24 bulan : perbendaharaan kata kurang dari 10 kata

5

Page 6: Tuli Konduktif.doc

Usia 30 bulan : belum dapat merangkai 2 kata

semua yang dijelaskan diatas merupakan perkembangan auditorik dan bicara yang

normal . Sedangkan pada anak yang mengalami gangguan auditorik maka tergantung tipe

atau derajat ketulian yang akan berakhir pada keterbatasan bicara.1

1. Gangguan pendengaran tipe sensori-neural

Disini anak-anak akan mengalami deskriminasi kata-kata, baik dalam periode pra-verbal

ataupun post-verbal, hanya pada anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran selelah

kemampuan bicaranya sempurna akan mengalami kesulitan mengerti arti percakapan

karena gangguan diskriminasi kata-kata dan kemunduran kwalitas suara dan artikulasi.

2. Gangguan pendengaran tipe konduktif

Gangguan tipe ini dapat mempengaruhi perkembangan bicara sekalipun masalahnva

tidak seberat tipe sensori-neural, karena tuli konduktif kokleanya normal sehingga

tidak mengakibatkan gangguan kemampuan diskriminasi kata-kata.

3. Gangguan pendengaran tipe sensorineural unilateral

Biasanya gangguan pendengaran yang sebelah sisi sehat maka, sering tidak terdeteksi

sejak awal, biasanya anak-anak suka menerima telpon dari telinga disisi yang sehat. atau

anak sulit dibangunkan dengan suara apabila tidur dalam posisi miring ketelinga; yang

normal. Umumnya perkembangan bicara anak baik.1

PEMERIKSAAN

Beberapa pemeriksaan pendengaran yang dapat dilakukan pada bayi dan anak;

1. Behavioral Observation Audiometry (BOA) ;

Tes ini berdasarkan respon aktif pasien terhadap stimulus bunyi dan merupakan

respons yang disadari (voluntary response). Metoda ini dapat mengetahui seluruh

sistem auditorik termasuk pusat kognitif yang lebih tinggi. Pemeriksaan dilakukan

pada ruangan yang cukup tenang (bising lingkungan tidak lebih dari 60 dB) idealnya

pada ruang kedap suara (sound proof room). Sebagai sumber bunyi sederhana dapat

digunakan tepukan tangan, tambur, bola plastik berisi pasir, remasan kertas, minyak

bel, terompet karet, mainan yang mempunyai frekuensi tinggi (squaker toy) dll.

Dinilai kemampuan anak dalam memberikan respon terhadap sumber bunyi

tersebut.

Pemeriksaan Behavior Observation Audiometry dibedakan menjadi

6

Page 7: Tuli Konduktif.doc

(1) Behavioral reflex audiometry dan (2) Behavioral response audiometry.5

2. Timpanometri

Pemeriksaan ini diperlukan untuk menilai kondisi telinga tengah.

Gambaran timpanometri yang abnormal (adanya cairan atau tekanan negatif di

telinga tengah) merupakan petunjuk adanya gangguan pendengaran konduktif.

Melalui probe tone (sumbat liang teiinga) yang dipasang pada liang telinga dapat

diketahui besarnya tekanan di liang telinga berdasarkan energi suara yang di

pantulkan kembali (kearah luar) oleh gendang telinga. Pada orang dewasa atau bayi

berusia diatas 7 bulan digunakan probe tone frekuensi 226 Hz. Khusus untuk bayi

dibawah usia 6 bulan tidak digunakan probe tone 226 Hz karena akan terjadi

resonansi pada liang telinga sehingga harus digunakan probe tone frekuensi tinggi

(668,678 atau 1000 Hz).

Terdapat 4 jenis timpaninogram yaitu:5

1. Tipe A (normal) :

.2. Tipe AD (diskontuinitas tulang-tulang pendengaran)

3. Tipe As (kekauan rangkaian tulang pendengaran)

4. Tipe B (cairan di dalam teiinga tengah)

5. Tipe C (gangguan fungsi tuba eustachius

Timpanometri merupakan pemeriksaan pendahuluan sebelum tes OAE

7

Page 8: Tuli Konduktif.doc

3. Audiometri nada murni

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan audiometer, dan hasil pencatatannya disebut

sebagai audiogram, Dapat dilakukan pada anak berusia lebih dari 4 tahun yang koperatif.

Sebagai sumber suara digunakan nada murni (pure tone) yaitu bunyi yang hanya terdiri dari 1

frekuensi. Pemeriksaan dilakukan pada ruang kedap suara, dengan menilai hantaran suara

melalui udara (air conduction) melalui headphone pada frekuensi 125, 250, 5000, 1000, 2000,

4000, 8000 Hz. Hantaran suara melalui tulang (bone conduction) diperiksa dengan memasang

bone vibrator pada processus mastoid yang dilakukan pada frekuensi 500,1000,2000,4000 Hz.5

4. Otoacoustic emission (OAE) ;

Suara yang berasal dari dunla luar di proses oleh koklea menjadi stimulus listrik, selanjutnya

dikirim ke batang otak melalui saraf pendengaran. Sebagian energi bunyi tidak dikirim ke saraf

pendengaran melainkan kembali menuju keliang telinga. Pemeriksaan OAE merupakan

pemeriksaan elektrofisiologik untuk menilai fungsi koklea yang objektif, otomatis (menggunakan

kriteria pass/lulus dan refer/tidak lulus) tidak invasive, mudah, tidak membutuhkan waktu lama

dan praktis sehingga sangat efisien untuk, program skrining pendengaran bayi baru lahir

(universal newborn hearing screening). Pemeriksaan tidak harus di ruang kedap suara, cukup

di ruangan yang tenang.5

PENATALAKSANAAN

Prinsip penanganan anak dengan gangguan pendengaran adalah usaha memaksimalkan

penggunaan sisa pendengaran yang ada. Sasaran utama daiam penanganan dibidang habilitasi

8

Tipe A: gambaran spt grafik dibawah, menunjukkan tekanan udara di telinga tengah normal. Tipe A ini terbagi menjadi 3 sub grupyaitu:A: bentuk grafik normal As : puncak lebih tinggi biasanya menunjukkan tekanan yang beriebih di telinga tengahmuncul pada dislokasi tulang pendengaran, kekakuan membrana timpaniAs : Puncak lebih pendek dari normal menunjukkan kekakuan, seperti pada otosklerosisTipe B:Tidak didapatkan puncak/flat, biasanya disebabkan karena adanya cairan ditelinga tengah atau adanya perforasi membrana timpani, atau adanya serumen.Tipe C : ada puncaknya namun bergeser ke kirimenunjukkan adanya tekanan negalif biasanya disebabkan karena disfungsi tuba.

-300 -200 -100 +100 +200

Page 9: Tuli Konduktif.doc

audiologi adalah menfasilitasi anak dengan informasi akustik sehingga dapat meningkatkan

kemampuan anak mengembangkan komumkasi verbal anak.1 \

Alat Bantu Mendengar (ABM) adalah alat elektronik yang biasanya dipakai di belakang

telinga dalam lubang telinga. ABM membuat suara terdengar lebih keras, jadi seseorang yang

mengalami gangguan pendengaran dapat mendengar, berkomunikasi dan berpartisipasi lebih aktif

dalam kehidupan kesehariannya. Alat ini terdiri dari 3 komponen utama: mikrophone, amplifier

dan speaker. ABM menerima suara melalui mikrophone yang mengubah sinyal suara menjadi sinyal

listrik kemudian mengirimkannya ke amplifier. Amplifier meningkatkan kekuatan sinyal listrik dan

mengirimkannya ke telinga pemakai ABM melalui speaker.9

ABM terutama berguna untuk memperbaiki pendengaran dan pemahaman bicara orang

yang mengalami gangguan pendengaran pada bagian luar, tengah dan dalam telinga. Kerusakan pendengaran

pada telinga bagian dalam disebut dengan gangguan dengar saraf atau sensorineural hearing loss dan

kerusakan bagian telinga tengah dan luar disebut dengan gangguan dengar konduktif atau

conductive hearing loss. Kerusakan pada telinga bisa disebabkan oleh penyakit, penuaan, kecelakaan

atau bekerja lama pada daerah dengan kebisingan yang sangat tinggl.

Suara yang sudah dikeraskan oleh ABM masuk melalui telinga luar, tengah dan dalam.

Proses selanjutnya suara menyebabkan vibrasi pada telinga tengah dan dalam. Hair cells atau

biasa disebut dengan rambut saraf pendengaran yang masih baik akan mendeteksi vibrasi yang

paling besar dan mengubahnya menjadi sinyal saraf yang kemudian diteruskan ke otak.

Semakin rusak rambut saraf pendengaran, maka semakin parah kondisi pendengaran pendengar

dan ABM dengan penguatan yang besar dibutuhkan untuk membangunkan rambut saraf

pendengaran. Akan tetapi, akan ada batasan kekuatan pengerasan yang dikeluarkan oleh ABM.

Bahkan jika rambut saraf pendengaran terlalu parah kerusakannya dan ABM pun sudah tidak bisa

memberikan penguatan yang memadai, dalam situasi ini mungkin ABM tidak bisa membantu

lagi.9

Beberapa model Alat Bantu Dengar (ABM) yang ada di pasaran. Model ABM didasarkan pada

bagaimana ABM tersebut diletakkan serta penguatan yang dibutuhkan. Umumnya ABM

diletakkan dibelakang telinga dan dalam lubang telinga

Behind-the-ear (BTE) terdiri dari plastik atau casing tempat menyimpan komponen alat

bantu dengar yang dirancang mengikuti struktur telinga belakang kemudian disambungkan 9

Page 10: Tuli Konduktif.doc

dengan earmold atau cetakan telinga yang dipasangkan pada telinga bagian luar. Suara yang

ditangkap dari ABM diteruskan ketelinga melalul earmold atau cetakan telinga. BTE

umumnya digunakan semua umur mulai dari penurunan pendengaran ringan sampai dengan

penurunan pendengaran berat.

In-the-ear (ITE) ABM yang dipasangkan dalam telinga bagian luar dan digunakan untuk

penurunan pendengaran ringan sampai dengan berat. Beberapa ITE dilengkapi dengan fitur

seperti telecoil. Telecoil adalah magnet lilitan magnet yang berfimgsi untuk menangkap suara

melaiui melaiui lilitan magnet tersebut bukan melalul mikrophon. Fitur ini memberikan

kemudahan pemakai afat bantu mendengar untuk berbicara melaiui telephon. Telecoil juga

berfungsi untuk menangkap suara yang dikeluarkan oleh induction loop system. ITE

umumnya tidak digunakan oleh anak-anak dan orangtua.10

Canal

ABM model terdiri dari dua model. In-the-canal (ITC) dipakai dalam lubang telinga. Dan

compleiely-in-canal (CIC) hampir tidak terlihat dalam lubang telinga. Kedua model ini

umumnya digunakan untuk penurunan pendengaran ringan sampai dengan pendengaran

moderat.9

Teknologi ABM berbeda-beda tergantung jenis proses. Ada dua perbedaan teknologi analog

dan digital.

Analog, bekerja dengan merubah suara ke dalam sinyal listrik yang kemudian memperbesar

sinyal listrik tersebut. Analog dirancang untuk berbagai derajat penurunan pendengaran.

Untuk menyesuaikan seting atau konfigurasi yang tepat, Audiologist akan membantu untuk

melakukan petneriksaan sebelum fitting. Setelah derajat serta respon setiap frekuensi

diketahui, selanjutnya audiologist akan melakukan perubahan dan disesuaikan dengan

konfigurasi yang pa l ing cocok dengan hasil pemeriksaan.1

Analog/Programmable umumnya mempunyai banyak program dan perubahan pada

konfigurasi dilakukan oleh komputer. Pilihan program ini diperuntukkan untuk berbagai

kondisi mendengar yang berbeda, misalnya tempat sepi, restoran, mall dll, Harga Analog

biasanya lebih :murah dibandingkan dengan Digital.10

10

Page 11: Tuli Konduktif.doc

11

Page 12: Tuli Konduktif.doc

Digital merubah suara kedalam kode angka, sama dengan .kode angka yang terdapat pada

komputer, sebelum melakukan pengerasan terhadap suara yang di tangkap. Karena kode

tersebut rnenyimpan informasi mengenai frekuensi suara dan kekerasan suara, ABM teknologi

ini mampu untuk diprogram beberapa frekuensi lebih keras atau lebih pelan dari yang lain.

Sirkuit digital memberikan Audiologist flexibiltas dalam melakukan setingan pada ABM

sesuai dengan kebutuhan pemakai ABM spesifik untuk kebutuhan mendengar ditempat

tertentu. Teknoiogi ini juga mempunyai kemampuan untuk lebih fokus pada arah yang

diinginkan oleh pemakai ABM. Teknologi digital ini bisa diterapkan pada berbagai model alat

bantu mendengar

Model Dalam Telinga (ITE) : : Alat bantu dengar yang digunakan tersembunyi dalam telinga,

secara estetik menyenangkan, untuk kondisi pendengaran ringan sampai sedang. Model ITE

yang terkecil disebut CIC (Completely-in-Canal), digunakan di liang telinga oleh sebab itu

akan sulit terlihatdari luar.10

12

MicroBTE - (Belakang telinga)

Page 13: Tuli Konduktif.doc

13

Page 14: Tuli Konduktif.doc

Mini-Canal (ITC) Half Shell (JTC) Full Shell (ITE)

14

CIC

Page 15: Tuli Konduktif.doc

Model Belakang Telinga (BTE models): Alat bantu dengar yang handal dan powerful, di pasang

di belakang telinga. Dapat digunakan pada semua derajat gangguan pendengaran, alat ini terbukti

bermanfaat pada gangguan sangat berat dengan peralatan khusus untuk mendengar di kondisi

yang sulit (FM systems dll).

15

Page 16: Tuli Konduktif.doc

16

10Teknologi

Page 17: Tuli Konduktif.doc

Digital: Microprocessors (digital signal processing) menjamin proses sinyal yang sangat cepat dan

fitting yang fleksibel untuk meningkatkan pengertian percakapan yang maksimal. Keinginan dan

kebutuhan individu turut diperhitungkan. Individual dan modern.

Digitally programmable: Teknologi Analog, yang diprogram melalui Software (PC) untuk

penyesuaian yang terbaik sesuai dengan kondisi pendengaran dan proses sinyal konvensional.

Ekonomis dan efektif.

Analog: Teknologi konvensional untuk semua derajat gangguan pendengaran. Fitting

dilakukan melalui kontrol langsung ke alat bantu dengar. Harga terjangkau dan teknolgi yang

teruji.

IMPLAN KOKLEA

Alat bantu dengar memang bisa memperbaiki pendengaran seseorang, namun pengidap ketulian parah

tidak akan dapat mendengar dengan baik rneskipun dibantu alat pendengaran. Jika begitu keadaaannya,

dia bisa memperoleh manfaat dari implan koklear. Implan koklear adalah alat yang dimasukkan ke

dalam telinga bagian dalam, Alat ini memberikan pendengaran yang berguna bagi pengidap ketulian

total atau parah hingga pengidap ketulian berat akibat saraf-pengindera. Alat ini tidak berfungsi seperti

alat bantu dengar yang menguatkan bunyi, melainkan memintas bagian dalarn telinga yang rusak

untuk merangsang serabut saraf indera pendengaran yang tersisa. ;

KESIMPULAN

17

Page 18: Tuli Konduktif.doc

Telah kami bicarakan sebab, akibat dan rehabilitasinya ketulian. Orang yang dilahirkan didunia ini tidak

akan luput dari suatu penyakit yang dapat menyebabkan ketulian seperti juga penyakit-penyakit lainnya.

Tuli dapat terjadi juga waktu masih di dalam kandungan (prenatal),waktu dilahirkan (peri-natal) dan sesudah

lahir (postnatal). Tuli sesudah lahir dapat terjadi tepat setelah lahir atau di dalam perjalanan hidupnya, dimana

dapat mengganggu aktivitas verbal nya setelah beranjak dewasa. Oleh karena itu hal yang perlu dilakukan

adalah penatalaksanaan yang tepat dalam penanggulanggan tuna-rungu wicara dengan mempertimbangkan

penggunaan alat bantu dengar ataupun implant koklea.

18

Page 19: Tuli Konduktif.doc

SARAN

Pendengaran mempunyai peranan yang sangat besar bagi seseorang untuk bisa berbahasa

dan berkomunikasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan adanya deteksi dini terhadap gejala-gejala

ketulian, secara khusus pada anak setelah lahir dan balita agar dapat dengan segera diatasi, sehingga

tidak menghambat proses pembelajaran terhadap berbahsa dan berkomunikasi.

19

Page 20: Tuli Konduktif.doc

DAFTAR ISI

1. Lulusan Dokter 2004-2005, panitia. Mengenal Keterlambatan wicara pada'anak

Makalah symposium sehari 2004; P 1 -37

2. Dr.soetomo, Dr.hany soepardjo. $ebab-sebab ketulian dipandang dari sudut-THT.

Diambil dari: http//:www.kalbe.co.id/files/cdk/files/02 sebabsebabketulian.pdf

3. Tuli Kongenital. Diambil dari: http//:myrhythm.wordpress.com

4. Tuna wicara. Diambil dari: http//:www.wikipedia.com

5. Dwi Restuti Ratna, Dr.Dr,sp.THT. Buku ajar ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok\

kepala dan leher. Edisi Keenam. Jakarta.2007.PS 1-7 ,

6. Higler Adams Boies. Buku ajar penyakit THT. Tuli kongenital Edisi 6. Jakarta. 1997.

PI 22-26

7. Sherwood lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sel: Telinga pendengaran. dan

keseimbangan. Edisi 2.jakarta.2001.P176-88

8. Mansjoer Arif. Kapita selekta kedokteran. Gangguan pendengaran pada bayi dsii aiiak.

Edisi ketiga. Jakarta.2001.P87

9. Penanganan ketuliian. Diambil dari: http://hearing.kasoem.co.id/alat-bantu-dengfir/30-

. alat-banLu-mendengar-abm-bag-2 :

10 .Alot bantu dengar. Diambil dari: http://www.alatbantudengar.com/hearing-

instruments.php

11. Hasibuan R3 A. H. Otologi. P 126 - 127

20


Top Related