Transcript
Page 1: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Spiritual in Action

Bagus Setyo Aryadi

Jika Anda memetik manfaat dari buku ini, segera bagikan atau

pinjamkan buku ini kepada saudara, teman, kerabat, dan

keluarga Anda, agar mereka mendapakan manfaat yang sama.

Page 2: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Spiritual in Action

Penulis : Bagus Setyo Aryadi

Kontributor : Wulan Puspitasari

Editor : Hizroh Rochmah Tulloh

Desainer : Derryl Detramanetti

Diterbitkan untuk kalangan sendiri.

Semoga buku ini menjadi jembatan ilmu terbukanya

pintu hikmah dan Inspirasi bagi yang membacanya...

Page 3: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah, dan

masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang

yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang

baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian...”

( 26 : 83-84 )

Page 4: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Persembahan

Untuk Allah, Tuhanku...

Untuk Muhammad, Nabiku...

Untuk Islam, Agamaku...

Untuk Keluargaku...

Untuk Teman-Temanku...

Untuk Seluruh Umat Manusia...

Semoga niat ini tetap lurus.

Semoga menjadi jalan dakwah.

Semoga bernilai ibadah.

Semoga menjadi amal jariyah.

Semoga bermanfaat.

Semoga diridhoi Allah.

Aamiin...

Page 5: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Ucapan Terima Kasih

Alhamdulillah... Segala puji untuk-Mu ya Allah, atas

kasih sayang, hidayah dan Inspirasi yang Engkau

berikan kepada hamba yang penuh dosa ini. Semoga

ridha-Mu selalu menyertai langkah-langkah hidup dan

dakwahku ini.

Special shalawat untuk Nabiku tercinta, Muhammad SAW,

yang menjadi teladan „kanan‟ ku, engkau manusia paling

mulia yang sangat dihormati. Cintamu kepada kami

umatmu, takkan pernah ku lupakan. Perjuanganmu

dalam menyampaikan kebenaran, takkan pernah ku sia-

siakan. Semoga kelak aku, umatmu yang sering lalai ini,

diperkenankan untuk memelukmu dan bersamamu di

surga nanti.

Special thanks untuk Mamah dan Papah(alm), saudara

serta keluarga besarku, yang sabar merawatku anak yang

super nakal ini, dan yang telah membentuk cara dan pola

berpikirku.

Terima kasih kepada Ibu Guru SMA saya, ibu Nofita

Anis Widarti, melalui ibulah buku “7 Keajaiban Rezeki”

karya Mas Ippho Santosa bisa saya baca dan memberi

Inspirasi serta motivasi hidup saya yang penuh

kegalauan sejak usia 13 tahun, karena buku itulah titik

balik saya kembali berpikir untuk menjadi diri saya

sebenarnya dan berpikir kembali untuk apa saya hidup.

Page 6: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Terima kasih kepada Sahabat-Sahabat saya yang

Inspiratif, Aulia Pradipta Prabandaru, Nur Khamid, Joko

Widhodho, Yohanes Suharsoyo, Mahatma Chakra

Wardana, dan semua teman-teman saya yang pernah

saya kenal dan temui. Karena kalian telah mengajarkan

banyak hal dan hikmah bagi saya.

Terima kasih kepada Koperasi Kopma UGM, Toyanaara,

Entrance, serta instansi, organisasi, dan komunitas

lainnya, dan seluruh elemen yang ada di dalamnya.

Terima kasih kepada UGM, SMA N 1 Cilacap, SMP N 5

Cilacap, SD Tritih Wetan 04, dan TK Wijaya Kusuma, dan

seluruh elemen yang ada di dalamnya.

Terima kasih kepada seluruh Inspirator dan idola saya,

Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin

Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abu

Hurairah, Abdurrahman bin Auf, Ippho Santosa, Felix

Siauw, Mario Teguh, Yusuf Mansur, Jaya Setiabudi, John

C. Maxwell, Tony Buzan, dan para Inspirator lainnya

yang telah membuka pikiran dan wawasan pengetahuan

saya.

Terima kasih kepada seluruh Sahabat Inspiratif semua

yang berkontribusi dalam penyusunan buku ini,

terutama untuk kontributor Wulan Puspitasari, editor

Hizroh Rochmah Tulloh, dan desainer cover Mas Derryl

Detramanetti, salut dengan semangat dan kemauan

kalian untuk berkontribusi dalam penyempurnaan buku

ini sehingga bisa diterima baik oleh para pembacanya.

Page 7: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Dan Anda, terima kasih kepada Anda para pembaca

buku ini, yang telah menginvestasikan waktunya untuk

membaca buku ini. Semoga buku ini dapat memberikan

perubahan yang berarti bagi Anda, memberi manfaat dan

Inspirasi bagi masa depan dan „masa depan‟ Anda yang

lebih baik. Kepada semuanya, setulus hati saya meminta.

Doakan saya, agar niat saya dan juga langkah-langkah

dakwah saya tetap terpelihara. Dan yang terpenting,

selalu diridhai-Nya. Aamiin...

Page 8: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Daftar Isi

Ucapan Terima Kasih .................................................................... 5

Daftar Isi .......................................................................................... 8

Prakata ............................................................................................. 9

Bacalah! ............................................................................................ 13

Bab 1 Spiritual in Life ..................................................................... 20

Bab 2 Spiritual in Character .......................................................... 42

Bab 3 Spiritual in Model ................................................................ 95

Bab 4 Spiritual in Wealth .............................................................. 111

Bab 5 Spiritual in Love .................................................................. 132

Bab 6 Spiritual Inspiration ........................................................... 159

Bab 7 Spiritual in You ................................................................... 196

Tentang Penulis ............................................................................. 206

Page 9: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Prakata

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Assalamu‟alaikum Sahabat Inspiratif...

Alhamdulillah, akhirnya buku ini bisa selesai saya tulis, dan

bisa dibaca oleh Sahabat-Sahabat Inspiratif semua di seluruh

dunia.

Buku ini terdiri dari dua versi, versi digital (e-book) dan versi

non-digital (buku cetak). Sebagian besar mungkin membaca

yang versi e-book, karena versi e-booknya saya gratiskan, dan

versi cetak hanya bisa order melalui saya, jadi yang mau versi

cetak bisa hubungi kontak saya yang ada di halaman bagian

belakang ya...

Sebenarnya saya ingin menerbitkan sebuah buku di usia saya

yang ke-26 tahun setelah saya menikah dan saat sudah lebih

memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan, atau bahkan

menjadi seorang profesional. Tapi itu terlalu lama untuk

dilaksanakan. Maka dari itu saya putuskan untuk menulis buku

ini terlebih dahulu dengan sekecil-kecilnya kemampuan,

pengalaman, dan pengetahuan yang saya miliki sekarang.

Ya, tujuan saya menulis buku adalah untuk berdakwah, saya

pikir mengapa harus menunggu selama itu. Sekarang pun tak

masalah.

Page 10: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Karena Nabi bersabda, “Sampaikanlah walau hanya satu

ayat.” (HR. Bukhari). Right? Apa maknanya? Sampaikanlah

kebaikan dan ilmu yang kita miliki walau sekecil apapun,

jangan minder, toh ntar ketika ada yang salah, yang lebih tahu

akan dan wajib memberi tahu dan mengkoreksi kita. Dan kalau

mereka yang lebih tahu malah hanya mentertawakan kita,

mereka lah yang salah dan sombong. So, mulai saja dari

kemampuan terkecil kita.

Kadang saya heran, banyak orang yang saya rasa jauh lebih

pandai dan berpotensi dalam ilmu pengetahuan atau ilmu

agama, ketika diajak untuk berdakwah atau menyampaikan dan

berbagi ilmunya, mereka malah menolak dan berkata, “Ilmuku

belum cukup, aku belum pantas untuk itu.” Mereka terlalu

merendahkan diri, padahal jika ilmu yang mereka miliki

dibagikan kepada orang lain, insyaAllah akan banyak orang

yang akan mengambil manfaat darinya, sekecil apapun itu,

karena tidak mungkin seorang diciptakan oleh Allah dengan

sia-sia dan tidak menjadi pelajaran dan lantaran hikmah bagi

manusia lainnya.

Kalau alasan seperti itu yang diungkapkan, saya rasa itu sama

saja dengan seorang cowo yang berkata pada cewenya, “Aku

rasa aku ga pantas buat kamu, kamu terlalu baik buat aku. Jadi,

lebih baik kita end saja ya...” (Hehehe, sorry lebay.com)

Sejenak saya minta kepada Anda, coba sekarang Anda

peragakan tangan kanan Anda, tunjuk sebuah benda apa saja

yang ada disekitar Anda dengan jari telunjuk Anda. Sudah?

Page 11: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Perhatikan, ketika kita menunjuk sesuatu, sebenarnya kita

menunjuk diri kita sendiri dengan tiga jari lain, yaitu jari

tengah, manis dan kelingking. Ya, satu jari untuk ke arah yang

Anda tunjuk, dan tiga jari untuk menunjuk ke arah diri Anda

sendiri. Apa maknanya? Prinsip saya, bahwa ketika kita

menasihati, memperingatkan, atau dalam makna luasnya

berdakwah, sebenarnya nasihat itu adalah untuk diri kita

sendiri, ya, tiga kali untuk si pendakwah itu sendiri. See?

Maka di dalam buku ini, saya berdakwah bukan berarti saya

lebih pandai, dan bukan bermaksud menggurui siapapun, saya

pun terus belajar, tapi nasihat baik yang saya sampaikan

melalui buku ini adalah tanda bahwa diri ini peduli. Bukankah

memang kewajiban kita seharusnya saling mengingatkan dan

menasihati dalam kebaikan dan kesabaran?

Nah, maka dari itu, buku ini saya tulis berdasarkan apa yang

ada dalam pikiran saya, dan ditulis berdasar pengalaman,

pengamatan, dan pembelajaran. Ya, asli pengalaman saya baik

jasmani atau pengalaman rohani, maka dalam buku ini lebih

banyak cerita, dan nasihat-nasihat baik yang terkandung di

dalamnya, dan insyaAllah Anda yang membacanya bisa dengan

mudah mengambil hikmah serta Inspirasi di dalamnya. Dan

setiap Anda mendapat poin-poin Inspirasi atau hikmah,

tulislah, bisa juga Anda tulis di halaman belakang buku ini,

sudah saya siapkan beberapa halaman catatan untuk Anda. (Ini

adalah kebiasaan yang dilakukan orang-orang yang sekarang

terlah berhasil menjadi orang hebat.)

Page 12: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Semoga dengan gaya bahasa saya yang santai seperti ini, Anda

mudah memahami tulisan saya, agar Anda mendapat Inspirasi

yang membawa perubahan lebih baik pada pribadi Anda.

Inilah sepercik cahaya yang ingin saya berikan, jika bermanfaat

ambilah, jika tidak, berarti tugas Anda untuk menyalakan

cahaya yang lebih terang untuk kami...

Selamat Membaca...!

Page 13: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Bacalah!

Judul Buku

Spiritual in Action, itulah judul buku ini, ya, konsep dari buku

ini sudah ada sejak saya pertama kali membaca bukunya Mas

Ippho yang berjudul “7 Keajaiban Rezeki” yang

direkomendasikan oleh guru SMA saya Ibu Nofita Anis

Widarti. Saat itu adalah masa-masa akhir saya berada di kelas

10, beliau mendampingi saya dan dua orang teman saya yang

sedang mengikuti lomba Karya Ilmiah Remaja di IST Akprind

Yogyakarta.

Pada awalnya saya

tidak tertarik

membaca buku itu,

ya karena memang

saya bukan orang

yang suka

membaca buku

pada saat itu. Tapi

entah mengapa hati

saya tergerak untuk

meminjam buku

itu. Di dalam mobil

sekolah saat dalam

Tangan saya di belakang sebenarnya sedang memegang

buku “7 Keajaiban Rezeki”. Saya(kiri) bersama Iza Zulfana

Fikri, Bu Anis, dan Ade Saputri(kanan).

Page 14: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

perjalanan menuju Yogyakarta, saya meminjam buku itu

sebentar kepada Bu Anis (sapaan akrab beliau). Dan saat saya

buka bukunya, terdapat sebuah kutipan hadist, dan saat saya

baca, gaya bahasanya pun santai dan kocak, beda dengan buku

lain, “wah bukunya keren, religius dan kocak” komentar dalam

hati saya. At least, saya jadi suka baca buku sejak itu.

Saat membaca buku itu, saya membaca kata-kata Mas Ippho,

bahwa kalau kamu punya pemikiran sendiri dan tidak ingin

berdebat, buatlah sebuah buku, biar kalo didebat orang, biar

orang itu debat saja sama bukumu. Wah, sejak itu saya berniat

menulis sebuah buku, dan akhirnya buku pertama saya

sekarang terealisasi.

Kembali ke penamaan judul buku ini. Spiritual di sini saya

artikan sebagai kesadaran jiwa untuk mengenal diri dan

mengenal Allah lebih dekat, dan memahami makna diri dan

hidup. Ya, di dalam bukunya Mas Ippho itu, saya masih ingat

kurang lebih ada sebuah kalimat yang inti hikmahnya seperti

ini,

“Ketika kita mendekatkan diri kepada-Nya, dan

mencoba mengenal-Nya lebih dalam, Dia akan

membisiki dan memberi petunjuk-petunjuk kepada kita

mengenai suatu hal atau seseorang, bisa jadi tentang

masa sekarang, atau bisa juga masa yang akan datang.”

Page 15: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Kalimat ini bukanlah omong kosong, ya memang di situ lah

dimulainya spiritual, mengenal diri dengan mengenal-Nya,

sehingga segala action (tindakan) kita menuju masa depan

dilandaskan pada iman, bimbingan batin, intuisi dan petunjuk

dari-Nya dari sudut yang mungkin tidak kita duga-duga

sebelumnya.

Warna Buku

Ungu, mengapa buku ini berornamen dan beridentitas warna

ungu? Mungkin di antara Anda ada yang komentar, itu kan

warna janda? Hush... kata siapa ungu itu warna janda? Apa

hubungannya antara janda dan warna ungu? Memang janda

tidaknya seorang perempuan itu ditentukan oleh warnanya?

No, no, no... Walaupun saya bukan penggemar warna ungu,

kadang saya geram juga, dengan pendapat yang ngaco gitu...

Jangan salah, ungu itu warna yang istimewa, tentu ada

filosofinya dong...

Ceritanya gini, suatu hari, dulu, ketika kelas 11 atau 12

SMA(agak lupa), entah kenapa saya ingin memakai jaket

identitas kelas 10, yang waktu kelas 10 hanya dipake satu atau

dua kali saja karena kurang suka dan kurang nyaman

memakainya. Warnanya ungu, saya coba pakai lagi dan saat

sampai di sekolah, perasaan saya beda seperti biasanya, iseng

saya pergi ke cermin besar dekat kamar mandi sekolah.

Page 16: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Saya ngaca, dan tau apa yang terjadi? Waw! Saya melihat Dude

Herlino di cermin itu... hehehe... #bercanda. Saya baru sadar,

ternyata saya cocok memakai warna ungu, ELEGAN! Nah,

ketika itulah Inspirasi tentang gambaran pribadi, bisnis dan

buku saya pun terlintas dipikiran saya, “Sepertinya suatu saat

saya akan memakai warna ini.” Lalu saya cari filosofi warna

ungu.

Dan benar, warna ungu adalah warna yang bersifat:

Spiritual

Kesadaran

Visi

Intuitif

Misterius

Humanis

Mewah(kebangsawanan)

Campuran dari warna biru (stabil, tenang) dan merah

(berani, berkemauan keras), ini melambangkan

kepribadian yang saling bertolak belakang.

By The Way, ini bukan cerita Feng Shui atau semacamnya ya,

saya hanya cerita filosofi warna ungunya, sisanya baca buku

“Teori Warna”dan searching sama Mbah Google saja ya untuk

lengkapnya... Hehehe...

Page 17: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Isi Buku

Buku ini bukan buku agama, dan sayapun bukan ahli agama.

Saya adalah seorang penulis yang berorientasi untuk

berdakwah menyampaikan ajaran dan nasihat-nasihat baik, dan

isi buku ini saya rasa lebih mirip seperti Diary Book. Ya, karena

sebagian besar isi buku ini, saya tulis berdasarkan pengamatan

serta pengalaman dan pembelajaran dari catatan-catatan harian

saya, baik di buku catatan harian, Facebook, Twitter, Website

saya dan sebagainya. Buku ini juga saya tulis tidak urut-urutan,

tidak begitu sistematis, yang penting kebermanfataan dan

hikmahnya eksis(ada) untuk teman-teman ambil. Right?

Isi buku ini berkaitan dengan spiritual dan sesuatu yang bersifat

kecerdasan batin, atau apapun yang kita pahami seperti firasat,

bimbingan batin, perasaan dari dalam, suara hati, indera,

mimpi, intuisi, itu semua merupakan hal yang hampir sama, hal

yang berbicara kepada kita, yang memberi wawasan dan

pengetahuan untuk membantu kita dalam membuat berbagai

keputusan yang benar tentang suatu tindakan yang akan kita

lakukan. Mungkin hal-hal seperti ini adalah bagian dari

petunjuk-petunjuk-Nya kepada orang yang beriman (64:11).

Hal spiritual ini muncul ketika kita secara langsung memahami

fakta-fakta yang tidak bisa ditangkap kelima indera kita dan tak

terkait dengan proses pemikiran, dan hanya nilai spiritual lah

yang bisa memahaminya. Nah, hal inilah yang kadang sulit

untuk dijelaskan...

Page 18: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

By The Way, yang saya tulis di sini adalah yang sekiranya bisa

kita ambil pelajaran, disertai quotes (kutipan-kutipan) baik dari

saya pribadi atau dari para Inspirator saya yang bisa dijadikan

Inspirasi.

Tak hanya tulisan dengan gaya bahasa serius tapi juga santai,

buku ini juga disertai gambar dan foto yang menarik, agar

nyaman dan enak dibaca.

Di buku ini juga saya bahas mengenai konsep-konsep dalam

kehidupan dan seruan untuk dekat dengan Allah dan selalu

berbuat kebaikan, apapun iman Anda. Karena firman-Nya,

Right? Kalau Anda setuju dengan firman-Nya di atas, berarti

Anda telah membaca buku yang tepat. Maka peganglah buku

ini baik-baik dan teruslah membaca. Sebaliknya, jika Anda tidak

setuju dengan firman-Nya di atas, berarti Anda telah membaca

buku yang keliru. Saran saya, tutuplah buku ini dan carilah

buku yang lain. Selesai! Sekali lagi, selesai!

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada

orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan

amal saleh...”

( 41 : 33 )

Page 19: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi
Page 20: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

BAB 1

Spiritual in Life

Page 21: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Pandangan Hidup

Pada bab pertama ini, akan saya sharingkan mengenai konsep

dan pemaknaan akan kehidupan, yang akan dibahas dalam

bentuk kisah cerita dari seorang sahabat kita, yang akan kita

ambil pelajaran dan hikmah darinya. Langsung saja ya...

Alkisah, sekitar 6 tahun yang lalu(2009), ada seorang anak kelas

7 SMP yang baru saja memasuki usianya yang ke-13 tahun, tiba-

tiba saja dirinya berpikir dan merenung mengenai usianya yang

semakin lama semakin bertambah. Ia mulai berpikir mengenai

makna hidupnya, sebenarnya untuk apa dia dilahirkan di dunia

ini, padahal dia tahu, bahwa kelahirannya adalah kelahiran „tak

terduga‟. Ya, memang bisa dibilang konyol (tapi banyak orang

yang kejadiannya seperti ini), program Keluarga Berencana yang

dijalankan orang tuanya gagal, sehingga akhirnya ibunya

mengandung dan Allah menghendaki ia lahir di dunia ini dan

Alhamdulillah nya ia lahir dengan selamat. Hmmm...

Ia merasa selama 13 tahun hidupnya ini, hanya ia lakukan

untuk bermain-main, bersenang-senang , membuat masalah dan

berbuat sesuatu yang tak ada gunanya. Ia berpikir bahwa Allah

lah yang ingin dirinya dilahirkan di dunia ini, tetapi kenapa

dirinya dilahirkan sebagai anak yang berbakat nakal dan suka

berbuat masalah, apakah ia sedang disiapkan menjadi seorang

penjahat? Ah yang benar saja, harusnya sebaliknya.

Anak ini terkenal sebagai anak yang sangat nakal. Ya,

kenakalannya benar-benar berbakat, terus berlanjut sampai

Page 22: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

ketika SD, kenakalannya memuncak di sekolahnya, entah sudah

berapa puluh kali ia berkelahi, mencuri dan membuat masalah

di sekolahnya, dan hampir ia dikeluarkan dari sekolah. Pernah

suatu ketika ia memukul temannya sampai hidungnya bocor

dan mengalami pendarahan, berceceranlah darahnya,

beruntung anak yang ia pukul itu segera mendapat pertolongan

dari guru. Karena kejadian itu, sang anak nakal ini pun

didatangi oleh salah seorang guru di sekolah itu, dinasihatinya

di dalam kelas, di depan teman-temannya yang menggerombol

menontonnya. Dia mendapat nasihat, teguran sekaligus

peringatan. Itu adalah peringatan langsung kepada anak itu

dari guru paling tegas dan bisa dibilang paling galak di

sekolahnya.

Ada satu hal paling menyedihkan, bahwa ibu dari anak nakal

ini juga adalah seorang guru di sekolah yang sama dengan sang

anak nakal itu belajar. Entah, betapa malu sang ibu sebagai guru

di sekolah yang anaknya sering bermasalah di sekolah yang

sama di mana ia mengajar.

Bersyukur, walaupun anak itu sangat nakal, tetapi masih ada

sedikit kesadaran dalam dirinya, ada rasa kasihan pada ibunya,

ya, sejak kelas 5, ia mulai berusaha mengendalikan emosinya

yang tinggi, dibantu dengan takdir yang menetapkan guru yang

paling galak itu menjadi wali kelas anak nakal itu di kelas 5.

Akhirnya sejak itu dia tidak pernah berkelahi lagi di sekolah.

Dan dari sinilah mulai ada dalam dirinya sebuah bibit kecil,

bibit keinginan untuk menjadi seorang anak yang baik.

Page 23: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Sampai sekarang dia masih ingat sebuah nasihat, yang sudah

didengarkannya dan dingatkan tiga kali dari tiga sumber yang

berbeda, bahwa, “sebelum dimasukkan ke surga, manusia akan

dimasukan ke dalam neraka terlebih dahulu untuk menebus dosa-dosa

nya.”Awalnya ia tidak percaya. Tapi lama-kelamaan ia mulai

merasa takut, karena nasihat itu terpikirkan terus, ketika

mendapatkan nasihat yang sama di waktu berbeda, berulang

kali, berulang kali.

Kembali ke usianya yang ke-13 tahun, saat itu dia mulai

berpikir tentang masa depannya, dan ingin berusaha menebus

dosa-dosa dan kesalahannya di masa lalu. Kalau hidup dengan

sikap yang tidak baik seperti itu terus menerus, dia bisa menjadi

orang yang tidak baik di masa depan dan „masa depan‟. Entah

apa yang ada di dalam pikirannya, seketika ia berdoa dan

meminta „hukum karma‟ baginya, untuk mendapat „kesadaran‟

dan menebus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahannya yang telah

dilakukannya terhadap orang lain. Sejak usia ke-13 nya inilah,

dia lebih sering diam dan merenung, berbeda seperti biasanya

yang tidak bisa diam dan sering membuat masalah, sekarang

mulai ada kegelisahan dalam dirinya, mulai adanya sebuah

kontradiksi dan kegalauan di dalam dirinya.

Bergalau sejak usia 13 tahun pun dimulai...

(bersambung...)

Page 24: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Nah, Sahabat Inspiratif...

Kita potong dulu ceritanya ya, ada beberapa hal yang ingin saya

sampaikan, tentang hal yang bisa kita ambil pelajaran dari

sepotong cerita di atas(yang masih berlanjut nanti).

Dari kisah diatas, menurut Anda, apa yang sekiranya bisa kita

ambil pesan tersurat atau bahkan pesan tersiratnya?

Hmmm...

Ada Inspirasi lebih tepatnya hikmah yang saya dapat dari kisah

anak itu, jika kita amati, kita bisa mengambil pelajaran tentang

perenungan mengenai kesadaran akan kehidupan yang lebih

baik, dia telah berpikir jauh ke depan.

Dan masalah yang sekarang ia hadapi adalah tentang pribadi

masa lalunya yang buruk dan penuh masalah, serta watak

jahilnya yang sulit dibendung, membuatnya bingung untuk

melangkah. Dia sudah dicap sebagai orang tidak baik, yang

mungkin sering kita dengar dalam istilah sosiologi, disebut

labeling.

Yang paling membuatnya sulit untuk merubah dirinya adalah

emosinya yang sangat tidak stabil.

Di dalam kebingungannya, ia berdoa dan meminta tolong

kepada Tuhannya, untuk dibantu menjadi anak yang baik. Dan,

petunjuk datang melalui siaran acara televisi, ada sebuah

nasihat dari salah seorang ustadz, dia mengatakan bahwa untuk

mengatasi amarah adalah dengan cara diam. Berkata baik atau

Page 25: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

diam. Itu nasihat yang ia dapatkan. Tak selang lama, saat

kenaikan kelas 8, kepribadianya mulai berubah drastis, yang

tadinya sanguinis-koleris yang tidak bisa diam, menjadi

melankolis-koleris yang pendiam. Mungkin terlihat diam, tapi

sebenarnya pikirannya tak pernah diam. Karena ia tidak

terbiasa diam, diam 2 menit saja rasanya seperti di neraka.

Teman-teman barunya tentu menilai anak ini sebagai orang

yang pendiam, tapi berbeda dengan teman-teman yang sudah

mengenal sifat aslinya yang sebelumnya, mereka selalu

mengomentari dan mempertanyakan, “Ada apa denganmu,

mengapa sekarang kamu jadi pendiam?”, dan anak itu hanya

membalas dengan senyuman singkat. Dan lama-lama

kesabarannya habis, kadang tangannya gatal(keusilannya

kadang keluar). Amarahnya kadang tidak sengaja meletup dan

meledak menanggapi komentar teman-temannya, akhirnya

beberapa temannya menjauhinya.

Ketika ia berusaha menyampaikan nasihat baik kepada teman-

temannya, ia malah dibilang munafik, sok suci dan lain

sebagainya, hal ini tentu membuat anak ini sakit hati. Ia lalu

mengeluh dan marah dan mengumpat kepada Tuhannya. Inilah

catatan ungkapan hatinya yang ia tulis saat itu:

“Hari-hari ini entah mengapa terasa sangat

menyebalkan, sulit rasanya aku untuk menahan

amarahku dan menahan sifat jahilku, komentar dan

suasana yang mengusik, menjadikanku tak nyaman.

Page 26: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Ingin rasanya aku memecahkan seluruh kaca jendela,

dan piring gelas yang ada, meluapkan seluruh

amarahku yang tak terekspresikan dengan berteriak

lepas sekeras mungkin. Rasanya aku tidak bisa

menjadi orang yang baik, aku tidak kuat menjadi

orang yang diam, ini bukan diriku, aku ingin

bersenang-senang dengan apa adanya diriku, dan

dengan yang ingin aku lakukan.

Menjadi orang baik ternyata tidak mudah dan tidak

menyenangkan seperti yang dikatakan orang-orang,

serasa dunia tak berpihak padaku, aku selalu serba

salah, diam salah, bicarapun salah. Apakah demikian

katanya Tuhan yang Maha Penyayang itu? Orang yang

berkeinginan menjadi orang baik malah dipersulit dan

serasa dibutakan jalan keluarnya, disiksa jiwanya dan

hatinya karena tekanan dan tanggapan dari

lingkungannya, telinga ini terasa pedas, hati ini terasa

sakit.

Kebaikan yang aku sampaikan tidak ditanggapi dengan

baik, mereka bilang aku munafik, mentang-mentang

dulunya aku orang tidak baik. Entah mengapa

menyampaikan nasihat dan ajakan yang buruk sangat

jauh lebih mudah bagiku daripada menyampaikan

Page 27: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

nasihat dan ajakan yang baik. Aku mempertanyakan

akan keadilan dan keberpihakkan Tuhan.

Sudahlah, entah bagaimana aku harus bersikap, aku

hanya bisa diam untuk menjaga lidahku yang sangat

tajam, tanganku yang sangat usil, dan sekarang aku

hanya mengerjakan hal-hal rutinitas ini dengan

perasaan sangat bosan. Aku merasa sangat marah

kepada Tuhan, dan bingung apa yang harus aku

lakukan. Ah, entahlah...!”

Hmmm... Sahabat Inspiratif, bisa kita rasakan perasaan anak

itu?

Ya, sejak bercita-cita menjadi orang baik, ia malah merasa

kehidupan mempersulitnya dan mempermainkannya, sehingga

ia sering marah kepada Tuhan, ia malah berbalik memusuhi

Tuhan. Itu berlanjut sampai ia benar-benar merasa depresi.

Apakah ada yang salah dengan yang di alaminya? Pasti ada

hikmah dan rencana yang baik dibalik semua itu...

Penyesalan yang Membawa Perubahan Hidup

Setelah kita membaca catatan masa lalunya, sekarang kita

beralih melihat catatan hariannya yang sekarang, mengenai

masa lalunya:

Page 28: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Alhamdulillah, tak kusangka, diriku kini sangat jauh

lebih baik daripada kepribadian masa laluku yang

kelam. Ketika dulu aku merasa depresi dan marah

kepada Tuhan, dan saking marahnya, sampai-sampai

membutakan hati ini untuk membalas, dengan

menghasut orang-orang untuk mendekati keburukan.

Karena merasa kesal, kebaikan yang dulu aku

sampaikan, tidak direspon dengan baik. Dan ketika

aku dulu menjadi seorang penghasut, malah justru

diterima dengan baik, oleh orang-orang. Entahlah,

mengapa bisa seperti itu.

Ya, itulah hidup, banyak hal yang aneh. Dan semua

sikap bisa berbalik, dan berubah, Allah membolak-

balikan hati manusia. Kini aku sangat menyesal, dan

merasa sangat berdosa dengan perbuatanku itu, kini

aku habiskan sisa hidupku untuk pengabdianku

kepada-Nya, dan menebus kesalahan dan dosa-dosaku

yang lalu, dan ditambah dengan dosa yang luput dalam

keseharianku kini. Entah bagaimana caranya, semoga

saja kebaikan yang aku lakukan di setiap kesempatan

yang ada, bisa menghapuskan dosa-dosaku, dan

menghapuskan dosa-dosa jariyah yang mungkin aku

lakukan. Aamiin...

Page 29: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Bagi kalian yang membaca catatan harianku ini,

janganlah pernah berpikir bodoh sepertiku dulu. Aku

menganggap ketika dulu aku menyampaikan kebaikan,

pasti akan direspon dengan kebaikan, ternyata tidak

melulu seperti itu, bahkan seorang Muhammad, saat

menyampaikan kebaikan ia lebih teraniaya dan

tersakiti hatinya, cacian, makian, hingga dikucilkan,

sampai-sampai lemparan kotoran melayang ke

wajahnya, namun hebatnya ia tetap bersabar. Aku

yang hanya dikomentari munafik, sok suci, dan

dicurigai, juga dijauhi, dan kehilangan beberapa

teman saja, langsung marah dan protes kepada

Tuhan.

Tapi itu sudah selesai, kini aku sadar, semua respon

dari luar itu, adalah ujian bagi kesungguhanku, apakah

aku benar-benar berniat menjadi baik, atau hanya

sekedar keinginan yang tidak disertai tanggungjawab.

Salah satu ayat-Nya pun mengatakan demikian,

bahwa jangan sekali-kali kita mengatakan ‘beriman’

sedangkan kita mengira bahwa kita tidak akan diuji.

Kini aku menerima bahwa tabiat asliku memang bukan

orang baik, dan sungguh aku tidak bisa menjadi orang

lain, aku tidak bisa menjadi seseorang yang bukan

diriku, dan aku putuskan, seburuk apapun kepribadian

Page 30: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

asliku, aku ingin menjadi apa adanya diriku, dan

tugasku sekarang adalah memperbaiki diriku ini,

menjadi ‘aku yang terbaik’ agar hidupku sebaik

upayaku untuk menjadi orang yang baik.

Dan sekarang aku telah memahami tentang ‘hukum

karma’ yang pernah aku minta dahulu, ternyata semua

doaku dulu dikabulkan, hukum karma tanpa

dimintapun pasti terjadi, apalagi ketika aku minta,

pastilah lebih dahsyat dampaknya. Dan dari situlah

semua yang dulu aku anggap masalah-masalah itu

berasal. Semua perbuatan aniaya ku terhadap orang

lain, telah kembali kepada sang pelaku ini. Perasaan

mereka, yang pernah aku sakiti baik fisik dan hatinya,

sudah aku rasakan juga selama ini. Aku seperti

merasakan sakitnya pukulan tanganku sendiri. Dari

situlah aku sadar, betapa lalimnya aku dulu. Kini aku

sedang berjuang untuk menuntaskan semuanya, dan

hanya satu keinginanku, menjadi orang baik di mata-

Nya, agar mendapat ridho dari-Nya.”

Hmmm... Bagaimanapun Anda memahami ceritanya, saya coba

sampaikan simpulan hikmah dari kisah di atas.

Pertama, mengenai sudut pandang. Banyak di antara kita

yang masih menganggap masalah-masalah dalam hidup

kita dengan cara pandang negatif dan sinis. Yang

Page 31: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

sebenarnya, bahwa masalah yang datang adalah rahmat

yang belum kita tahu makna dan manfaatnya. Maka

berpikirlah positif terhadap setiap masalah atau kejadian

yang terjadi. Ingat, bahwa tidak ada satupun niat-Nya

kecuali untuk memuliakan kita. Dan masalah adalah

batu loncatan untuk kenaikan kelas kita. Maka

pandanglah segala sesuatu dengan pandangan kasih

sayang, sehingga semua kejadian yang kita alami, akan

kita rasakan sebagai bentuk kasih sayang dari-Nya.

Kedua, mengenai dialog. Ini berhubungan dengan

spiritual, dekat tidaknya seseorang dengan-Nya. Ketika

orang mulai berpikir tentang diri-Nya, hidupnya, dan

makna dari hidupnya, biasanya mulai ada dialog-dialog

kepada-Nya. Walaupun biasanya dialog ini awalnya

bersifat keluhan, tapi lama kelamaan, kita akan semakin

akrab dengan-Nya, setiap ada kejadian, keraguan,

masalah, dan lain-lainnya, kita akan berucap di dalam

hati, “Ya Tuhan, ada apa ini? ; Ya Tuhan, mana yang

harus aku pilih? ; Ya Tuhan, bantu aku menyelesaikan

masalah ini.”, dan lain sebagainya. Jadi yang pertama

terlintas di pikiran kita adalah Dia, dikit-dikit lapor ke

Dia. Apa-apa Dia dulu. Kesannya kita seperti hamba

yang tidak bisa lepas dari-Nya. Apakah ini baik? Ya,

tentu baik. Orang yang baik adalah orang yang dekat

dengan-Nya, dan orang yang dekat dengan-Nya adalah

ia yang sering menyapa-Nya.

Page 32: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Ketiga, mengenai penyesalan. Penyesalan hanya ada

pada jiwa-jiwa yang baik. Baik kita menyesal karena

dosa kita, atau menyesal karena kita tidak

mengupayakan sesuatu secara maksimal. Jangan sampai

penyesalan itu datang terlambat, walau banyak yang

mengatakan bahwa penyesalan selalu datang di akhir,

tapi saya berpendapat bahwa penyesalan bisa datang di

awal, jika kita segera menyadarkan diri. Ingat yang

dikatakan pepatah Turki? “Betapa pun jauhnya jalan

salah yang telah kamu tempuh, berbaliklah.”

Salah satu nasihat Umar bin Khattab mengatakan,

“Hisablah dirimu segera(di dunia), sebelum kau hisab di hari

perhitungan nanti.” Apa artinya? Kita harus

mengevaluasi dan menyesali segera diri kita yang makin

hari belum menjadi pribadi yang memperbaiki diri.

Pernah mendengar kisah dua orang yang ditugasi

seorang raja untuk berjalan dari timur ke barat, dan dari

barat ke timur untuk mengumpulkan batu sebanyak

mungkin di dalam perjalanannya? Setelah kembali

kepada raja, orang pertama hanya membawa batu

sekedarnya karena malas dan menganggap tugas raja

tidak relevan. Lalu orang kedua, kembali dengan

membawa batu dengan jumlah sangat banyak, karena

setiap ia menemukan batu di perjalanannya, ia masukan

ke dalam karungnya, ia bekerja sesuai dengan perintah

raja. Dan ketika ditanya hasil kerja mereka oleh raja, dan

Page 33: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

ketika ikatan karung mereka dibuka, mereka berdua

kaget, batu-batu kerikil yang mereka bawa berubah

menjadi emas. Orang kedua sangat bersyukur atas

upaya terbaiknya. Dan orang pertama menyesal, “Andai

saja aku membawa lebih banyak batu, maka aku akan

lebih kaya.”

By The Way, hidup ini merupakan perjalanan yang indah

bagi jiwa-jiwa yang berupaya dengan segenap

kemampuannya. Mereka yang tidak memahami diri

mereka dalam kehidupan, akan menua menyesal, karena

hanya melakukan perbuatan sia-sia dan perbuatan dosa

di dalam waktu yang mengikat mereka. Dan bagi jiwa-

jiwa yang menemukan kesempurnaan potensi diri

mereka dalam menjalani peran kehidupan, dan

menghindari perbuatan yang sia-sia dan dan yang

menambah dosa, akan meraih kemenangan di hadapan-

Nya nanti.

Apabila kita telah berbuat salah, segeralah

menyesalinya, tapi jangan larut dalam penyesalan,

segeralah memperbaikinya, ya, segera, kalau kita banyak

menunda, maka kebaikan hidup kita juga akan tertunda.

Orang yang menunda berbuat kebaikan, akan

menunda datangnya kebaikan.

Page 34: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Makna dan Tujuan Hidup

Ini dia pertanyaan yang sering dibahas seputar dunia motivasi,

spiritual, dan pengembangan diri. Apa sebenarnya tujuan

hidup kita? Dan jawabannya pun barmacam-macam sesuai

versi pemikiran orangnya. Ada yang mengatakan bahwa tujuan

hidup ini adalah kebahagiaan, ada juga yang mengatakan

bahwa tujuan hidup ini adalah kesuksesan.

Ketika saya dulu bertanya soal tujuan hidup saya, saya

mendapatkan jawabannya, bahwa tujuan hidup kita tentu

mendapat ridho-Nya. Untuk mendapat ridho-Nya, tentu kita

harus mengabdikan diri kita kepada-Nya. Maka benar firman-

Nya yang mengatakan bahwa manusia dan jin diciptakan-Nya

tidak lain untuk mengabdi kepada-Nya (51:56).

Lalu bagaimana cara kita mengabdi kepada-Nya? Ajaran

agama mengatakan bahwa mendabdi kepadanya adalah

dengan cara melayani-Nya. Lalu bagaimana cara melayani-

Nya? Tidak lain dan tidak bukan adalah dengan melayani

sesama umat manusia, dan menjalankan tugas-tugas dari-

Nya.

Apa tugas kita? Khalifah, adalah tugas dan peran kita di

kehidupan ini, memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya

keburukan. Sebagai pemimpin dan pengelola apa yang ada

dalam hidup ini. Setiap kita, di dalam tubuh kita, di setiap sel-

sel tubuh kita, terdapat tugas-tugas kekhalifahan. Bukan tugas

sembarangan, tapi begitulah adanya. Memajukan kebaikan

Page 35: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

yang bisa kita lakukan adalah dengan menyampaikan dan

mengamalkan setiap ajaran-Nya. Sampaikanlah nasihat dan

pesan-pesan yang baik, dan amalkanlah apa yang kita

sampaikan, sehingga tegak ajaran yang mendekatkan kita

kepada kebaikan itu. Walaupun seperti kisah anak tadi, yang

mendapat respon tidak baik dalam penyampaian nasihatnya,

tetaplah menyampaikan dan mengingatkan, karena hal itu akan

sangat bermanfaat bagi orang-orang yang berkeyakinan (51:55).

Panjang lebar sudah saya tulis, tapi sepertinya bahasannya

melebar kemana-mana, tak apa, memang inilah cara saya

menulis, dengan cara otak kanan. Dan yang penting apa yang

saya tulis bisa kita ambil pelajaran dan hikmahnya bersama.

Intinya, sebenarnya hidup ini adalah tempat kita menemukan

dan membentuk „siapa diri kita‟, dan mengumpulkan „bekal‟

untuk kehidupan yang sesungguhnya.

Bukan hanya selalu bertanya apa makna hidup, tapi cobalah

memberi makna bagi hidup, dengan membuat sebuah karya

dan kontribusi yang memberi manfaat. Khoirunnas anfauhum

linnas, sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat

bagi manusia lainnya.

Sehingga di dunia yang sekarang kita tempati ini, ada bekas-

bekas kebermanfaatan, dan sejarah kita, yang memberi

pengaruh kebaikan pada sekitar kita, atau bahkan pengaruh

kebaikan dunia dan semesta yang lebih luas lagi, seperti Nabi

Muhammad, yang memberi pengaruh kebaikan, ajaran dan

perjuangan yang ia sampaikan memberi pencerahan dan

Page 36: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

keselamatan umat, hingga sampai saat ini nama beliau tetap

dielu-elukan oleh orang-orang sesudahnya.

Kesuksesan dan Kebahagiaan

Seperti yang sudah saya tulis tadi, rata-rata manusia hidup

hanya untuk mengejar eksistensi mereka, mereka ingin sukses,

mereka ingin bahagia. Sampai lupa mengenai esensi seorang

manusia yang seharusnya memandang akan tujuan dan proses

hidupnya. Bukan hanya sekedar kesuksesan dan kebahagiaan

semata.

Bicara soal sukses, apa sebenarnya arti kesuksesan? Dari sekian

banyak definisi kesuksesan, ada satu definisi yang menurut

saya sederhana tapi mengena.

Sukses adalah mengetahui tujuan hidup kita, bertumbuh

hingga potensi maksimal kita, dan menanamkan benih yang

memberi manfaat dan kebahagiaan bagi orang lain.

John C. Maxwell

Mengetahui tujuan hidup, mencapai sesempurnanya potensi

diri kita, dan memberi kebermanfaatan serta kebahagiaan.

Memberi kebahagiaan itu artinya bukan mencari kebahagiaan,

tapi menjadi sebab bagi kebahagiaan. Kitalah yang menjadi

sumber kebahagiaan dan kebermanfaatan kepada sesama kita.

(Dan jangan sampai kita malah menjadi penyebab bagi

kesedihan orang lain.)

Page 37: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Visi Kehidupan

Saya percaya, bahwa kehidupan yang saya jalani bukan

merupakan sebuah „kebetulan‟, saya tidak percaya dengan teori

„kebetulan‟. Hidup ini merupakan sebuah kesengajaan dari-

Nya dan keharusan untuk dilaksanakan dengan tanggung

jawab terhadap masa depan dan „masa depan‟, bukan hanya

sekedar mencari kekayaan, karier, pangkat, atau jabatan.

Kita diharuskan untuk mempersiapkan kehidupan kita di masa

yang akan datang. Kita harus punya visi. Apa itu visi?

Gambaran mental kita, yang bersifat duniawi atau yang

sifatnya jauuuuuh ke depan melampaui keduniawian. Artinya

kita jangan hanya memikirkan „kekinian‟, sampai lupa yang

„kemudian‟. Capailah cita-cita dan harapan besar untuk

kehidupan yang kuat, luas, besar, hebat, dan bermanfaat, untuk

dunia, juga untuk akhirat nanti. Bahkan Ali bin Abi Thalib

menasihatkan, “Orang yang memiliki visi yang besar, menandakan

kuatnya iman.”

Hmmm... teman-teman paham ya? Hehehe... biar tercerahkan

mari kita pahami firman dan seruan-Nya ini,

Page 38: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Ya, bagi kita yang mengaku beriman, sudah seharusnya

berpikir dan mempersiapkan hal-hal ini dan bertanggung

jawab terhadap kehidupan ini.

Jalani Hidup Ini dengan Baik

Hidup ini memang pelik, sering kali banyak hal dan masalah-

masalah yang rasanya menyerang diri kita. Ya, itu memang

sudah hukumnya begitu. Setiap dari kita masing-masing

memiliki masa lalu, masa kini, dan masa depan yang penuh

misteri.

Masa lalu yang buruk, tidak berarti merupakan tanda masa

depan yang buruk. Kita masih ada kesempatan untuk

merubahnya sekarang, dan segera. Seburuk apapun masa lalu

kita, masa depan kita masih suci.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertanggung

jawablah(dengan taqwa) kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang

dipersiapkan untuk hari esok, dan bertanggung

jawablah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

segala yang kamu kerjakaan.”

( 59 : 18 )

Page 39: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Masa kini, masa yang

sedang kita jalani sekarang,

adalah karunia-Nya yang

merupakan wujud kasih

dan sayang-Nya, masih

diberi kesempatan hidup,

masih diberi teman,

saudara, keluarga, guru,

semua yang ada di

sekeliling kita. Dan kesempatan untuk mencari pengalaman

dan pengembangan diri, yang merupakan bentuk „investasi

masa depan‟.

Hmmm...

Sepertinya sudah jauh saya menulis, tapi masih ada bab-bab

lain di lembar-lembar berikutnya, dan temukanlah himak-

hikmah selanjutnya di buku ini.

Sebelum lanjut ke bagian berikutnya, ini ada pesan

„perumpamaan‟ terakhir saya di bagian bab ini. Hidup ini

adalah permainan, untuk bisa memenangkannya, patuhlah

pada aturan main, dan bermainlah sebaik mungkin. Silahkan

Anda ambil hikmah dari kalimat saya tadi, dan teruslah

membaca lembar-lembar berikutnya. Lanjut!

“Apapun yang diberikan oleh

guru kehidupan, adalah sumber

inspirasi kekayaan hati, serta

indahnya pengetahuan,

membuat saya menyadari

bahwa Tuhan begitu dekat

karena sering menyapa.”

Nanang qOSIM

Page 40: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

“Hidup ini adalah permainan, untuk bisa

memenangkannya, patuhlah pada aturan main, dan

bermainlah sebaik mungkin”

Bagus Setyo Aryadi

Page 41: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi
Page 42: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

BAB 2

Spiritual in Character

Page 43: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Kepribadian

OK, setelah kita bahas mengenai kehidupan, sekarang kita

bahas mengenai karakter, dan peran pribadi kita masing-

masing dalam hidup ini.

Berbicara soal karakter, pasti menyinggung juga soal

kepribadian. Ya, setiap orang memiliki kepribadian atau

karakter yang berbeda-beda dan juga unik. Termasuk salah

satu kisah sahabat kita ini, mari kita baca sharing darinya.

Hidup ini diciptakan sangat indah dengan adanya

perbedaan, agar kita saling mengenal, ya, bukankah

salah satu firman-Nya mengatakan begitu? Termasuk

perbedaan karakter kepribadian setiap manusia,

berbeda, dan unik. Dan setiap manusia memiliki

kisahnya masing-masing dengan karakter

kepribadiannya, aku pun begitu.

Sejak kecil, aku dikenal sebagai anak yang nakal,

jahil, tidak suka aturan, selalu ingin menang sendiri

dan menjadi nomer satu, hyperaktif, suka bersenang-

senang, banyak tanya, tidak bisa diam, suka membuat

masalah dan sering berkelahi. Ya, aku seperti api,

itulah diriku, merah menyala.

Namun suatu waktu, ada ‘suatu keadaan’ yang

membuatku memutuskan untuk mengubah

Page 44: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

kepribadianku, sungguh aku tak menyangka, sejak itu

aku menjadi seorang yang dikenal pendiam, kuper,

cupu, kudet, alim, jarang bicara, lebih suka

menyendiri, dan bersikap dingin, kini aku menjadi

seperti es, ya, es yang beku.

Semua berubah drastis, 180 derajat. Aneh, beberapa

hal yang aku suka jadi aku benci, dan beberapa yang

aku bencipun menjadi aku sukai. Aku seperti bukan

aku, aku seperti kehilangan diriku, sepertinya aku

merasa telah mati sebelum mati.

Aku jalani hidup dengan kepribadianku yang sangat

bertolak belakang dengan kepribadianku yang

sebenarnya, walau masih ada sedikit percikan-

percikan api di dalam diri ini, namun sepertinya es ini

masih terus beku. Rasanya api ini masih belum padam,

dan ingin memunculkan nyala merahnya lagi.

Sampai suatu ketika, datang rasa jenuh, karena

menjalani hidup dengan tidak menjadi diriku sendiri.

Sebuah kalimat dari sebuah buku, membuatku

tersadar, ini bukan aku, aku tidak akan berkembang

dengan menjadi yang bukan diriku. Lalu aku putuskan,

aku harus kembali menjadi diriku lagi, diriku yang

sebenarnya.

Page 45: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Namun, kebimbangan muncul dalam benakku. Tidak,

kepribadianku yang dulu memiliki kesan buruk, jauh

daripada yang sekarang, tapi, aku tidak nyaman

dengan dinginnya diriku saat ini. Masing-masing

memiliki kelemahan dan kekuatan. Bagaimana

seharusnya diriku? Api yang membara dan es yang

beku? Aku coba satukan agar menjadi air yang

hangat, yang memberi kenyamanan dan kedamaian.

Semua butuh proses. Dan kini, munculah pribadi baru,

sampai tulisan ini dibuat sudah hampir 3 tahun proses

ini berlalu, sudahkah aku menjadi pribadi yang

memberi kenyamanan dan kedamaian?

Bisa kita perhatikan, masalah umum dalam hal kepribadian

seseorang adalah mengenai bagaimana menjadi dirinya sendiri,

dan keinginan untuk mencari jati diri yang sesungguhnya.

Semuanya berawal dari berpikir dan merenung. Ada sebuah

istilah atau kalimat yang berbunyi, cogito ergo sum yang artinya,

aku berpikir maka aku ada, dari kalimat ini saya ambil

pelajaran bahwa, ketika orang mulai berpikir tentang dirinya,

maka di situlah ia mulai mencari jati dirinya dan ingin

mengetahui sebab keberadannya. Dan ketika orang tidak puas

dengan kepribadiannya yang terbentuk karena pengaruh

lingkungan, akan mencari jati diri lain yang menurutnya

adalah yang terbaik. Caranya, mereka mengubah kepribadian

mereka, mereka mencoba membangun beberapa sifat. Sampai-

sampai mereka memiliki kepribadian ganda, dan di antara

Page 46: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

mereka yang memiliki kepribadian ganda yang bersifat saling

bertolak belakang, akan sering bingung karena ada kontradiksi

di dalam diri mereka. Namun, jika kita bisa menganalisa,

merasa, dan mengenali jiwa karakter kepribadian kita yang

ganda ini, justru sebenarnya bisa terbentuk kepribadian baru

yang saling melengkapi.

By The Way, semua orang saya yakin memiliki kepribadian

ganda, ataupun lebih dari itu. Hmmm... ini saya amati ketika

saya pergi ke bank, di bagian customer service, dia sangat

ramah dan santun melayani saya, tetapi ketika dia berbicara

dengan temannya, bahasa dan logat daerahnya keluar. Ya, dia

memiliki kepribadian profesional di kantornya, dan

kepribadian ia sehari-hari.

Membangun Karakter Kepribadian

“Kekuatan kepribadian kita akan terbangun saat kita mulai

memikirkan pikiran-pikiran kita sendiri, memikirkan cara

kita berpikir, memikirkan kemampuan berpikir kita, dan

memikirkan bagaimana seharusnya kita berpikir.”

Anis Mata

Karakter kepribadian seorang biasanya pertama kali

dipengaruhi dari keluarga dan lingkungan sekitarnya. Seorang

anak akan menjadi anak yang nakal jika ia tidak mendapat

perhatian dan bimbingan yang cukup dari orang tua, yang

biasanya sibuk bekerja dan mengejar karir. Juga dari

Page 47: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

lingkungan yang dipenuhi orang-orang yang memberi

pengaruh buruk.

Ya, seperti dalam film

berjudul “I am Not Stupid

Too”, yang menceritakan

kisah anak-anak yang

bermasalah di sekolah, yang

bersumber dari masalah

keluarga, baik antar ibu dan

ayahnya, atau karena

kurangnya perhatian dan

penghargaan orang tua

kepada anaknya, berupa

pengakuan atau juga pujian.

OK, sekarang saya mau

share apa yang saya amati dan alami mengenai unsur-unsur

yang membentuk senyawa yang disebut kepribadian. (Weeesss,

kimiawi banget... Hehehe...)

1. Aspek lingkungan, yang mencakup keluarga dan

masyarakat di mana ia berinteraksi.

2. Aspek masa lalu, yang mencakup pengalaman

fisik(jasmani) dan metafisik(rohani) di dalam dirinya,

yang berlanjut mengalami masa-masa kekiniannya, dan

menemukan pola-polanya yang membentuk sikap.

Film “I am Not Stupid Too” dari Singapura, yang

mengisahkan anak-anak yang memiliki masalah

di sekolah dan keluarganya.

Page 48: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Nah, sikap inilah yang jika diulang-ulang akan membentuk

sifat. Sifat adalah hasil yang terbentuk dari pengulangan sikap

yang konsisten. Ketika ia bersikap tegas satu kali saja, maka ia

tidak bisa disebut bersifat tegas, tetapi ketika ia sering bersikap

tegas, ia bisa dikatakan bersifat tegas.

Sifat inilah yang juga mempengaruhi pola pikir seseorang, lalu

menampakan dalam lisan dan perbuatannya, sehingga

terbentuklah karakter kepribadian.

Ketika pikirannya baik, bisa dipastikan lisan dan tindakannya

juga baik, termasuk cara berpenampilannya.

By The Way, sebagian

dari kita mungkin

ada yang berkata,

jangan menilai buku

dari covernya? Coba

ajari saya bagaimana

cara menilai buku

kalau tidak dari

sampulnya? Pasti penulis yang baik juga memperhatikan

keindahan covernya, merancang cover sebaik-baiknya, bukan

hanya isinya saja, melainkan Beauty Inside & Beauty Outside.

Sampul buku telah disiapkan melalui penyiapan isi yang baik.

Berarti manusia juga demikian, berpenampilan baik yang

merupakan keluaran dari jiwa yang baik. (Hal ini sama juga

dalam hal „penasihatan‟, apabila tidak dikemas dengan baik,

maka tidak akan menarik, dan sulit diterima).

“Setiap orang belum tentu baik, tetapi

selalu ada kebaikan pada setiap

orang. Jangan terlalu cepat menilai

seseorang, karena setiap orang suci

pasti punya masa lalu, dan setiap

pendosa masih punya masa depan.

Oscar wilde

Page 49: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Namun, jangan juga kita menganggap diri kita adalah yang

paling baik, jangan bangga diri(ujub), walaupun semua orang

berbeda-beda, baik dalam pikiran, dan penampilan, semua

diciptakan berbeda-beda dan bermacam-macam tentu ada

hikmah dibaliknya, agar kita saling belajar dan mengenal

(49:13).

Ada di antara kita yang bertanya. Karakter seperti apakah yang

sempurna? Apakah ada seorang yang sempurna?

Hmmm... Tidak ada orang yang bisa mencapai kesempurnaan,

kecuali Rasul. Tapi yang bisa kita lakukan hanyalah menuju

kesempurnaan. Memang kita tidak bisa sempurna, tapi menuju

kesempurnaan, it‟s OK!

Tidak ada yang salah dengan perbedaan, dan segala

yang kita punya.

Yang salah hanyalah sudut pandang kita, yang

membuat kita terpisah.

Karena tak seharusnya perbedaan menjadi jurang.

Bukankah kita diciptakan untuk dapat saling

melengkapi?

Page 50: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Mengembangkan Diri

Orang-orang yang berhasil meraih potensi mereka adalah

yang selalu mengutamakan pengembangan diri.

Setelah kita ketahui tentang bangunan karakter, sekarang

saatnya kita mengembangkannya. Ya, mengembangkan diri,

mencapai potensi maksimal kita hingga mencapai tujuan untuk

apa kita diciptakan.

Sebelumnya, ketika kita mengembangkan diri, kita sebaiknya

harus memahami filosofi pohon bambu. Why? Karena di

dalamnya kita akan memahami nilai sebuah kesabaran. Ketika

pohon bambu tumbuh di tahun pertama, ia tidak begitu terlihat

tumbuh, sama ketika ia memasuki tahun kedua, ia tidak begitu

terlihat tumbuh, namun saat memasuki tahun ketiga atau ke

empat, pohon bambu itu akan tumbuh melonjak begitu cepat.

Nah, seperti itulah mengembangkan diri, kadang di tahun

pertama dan kedua, atau bahkan di tahun ketiga, belum terlihat

jelas hasil pertumbuhannya, namun di tahun keempat, sangat

terlihat jelas lonjakan atas upaya kita dalam mengembangkan

diri. Maka tidak salah ada sebuah nasihat yang mengatakan

bahwa, “5 tahun dari sekarang, kamu adalah apa yang kamu

„baca‟ dan dengan siapa kamu begaul.”

Pengembangan diri harus disertai niat sungguh-sungguh.

Tidak ada seorang pun yang begitu saja mengembangkan diri.

Perlu keikhlasan dalam menjalaninya, karena sumber

hambatan pengembangan diri kita sebenarnya adalah dari

Page 51: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

dalam diri kita sendiri, kita yang tidak ikhlas bertindak untuk

segera mencoba.

Seperti saat saya mengatasi rasa takut saya berbicara di depan

umum, yang saya lakukan adalah berani ikhlas mencoba

walaupun hasilnya akan ditertawakan atau dipermalukan.

Setidaknya saya mencoba, dan hasilnya semakin terbiasa

berbicara di depan umum. Seiring waktu rasa ketakutan itu

akan semakin berkurang. Bukankah telah kita ketahui, banyak

pembicara nasional bahkan internasional, yang dulunya

merupakan pemalu kelas dunia? Right?

Jadi, ketika Anda memiliki rencana pengembangan diri Anda,

segeralah bertindak dan mencoba, jangan hanya menjadi

sebuah rencana saja, karena sebaaik-baiknya rencana adalah

tindakan. Bukan apa yang akan kita lakukanlah yang bernilai,

tetapi apa yang kita lakukan sekarang, itulah yang bernilai.

Belajar dan mengembangkan

diri bukan hanya sekedar

untuk pengetahuan saja, tetapi

yang terpenting adalah apa

yang kita pelajari dari apa

yang telah kita ketahui, dan

selanjutnya menindaklanjuti

apa yang kita pelajari menjadi sebuah tindakan. Belajarlah

untuk melakukan, karena hal yang terpenting dalam

pembelajaran dan pengembangan diri adalah tindakan.

“Bukan seberapa banyak

ilmu yang kita dapatkan,

tapi seberapa banyak ilmu

yang kita aplikasikan.”

Anonim

Page 52: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Ingat! Tujuan dari semua pembelajaran adalah tindakan.

Lalu bagaimana caranya untuk mengembangkan diri? Ini ada

beberapa saran saya dari apa yang telah saya lakukan untuk

mengembangkan diri saya:

Pertama, bukalah pikiran Anda, jadilah pribadi yang

open-minded alias berpikir terbuka. Why? Karena pikiran

kita bekerja seperti parasut, jika terbuka, barulah ia

berguna.

Kedua, perbanyaklah membaca buku. Dulu saya orang

yang sangat malas membaca, maunya dibacain.

Alhamdulillah beruntung sekali sekarang saya sudah

insaf, sekarang saya malah jadi pecandu(candu baca

buku maksudnya). Seminimal-minimalnya saya pasti

baca habis satu buku(400 halaman) dalam satu minggu.

Buku itu sebenarnya adalah orang-orang hebat yang

berbicara, jadi dengarkanlah mereka, ambil yang baik

dari mereka.

Ketiga, dengarkan audio atau video nasihat baik,

motivasi, Inspirasi dan sebagainya. Banyak tersebar di

YouTube untuk belajar banyak hal.

Keempat, mengikuti seminar, workshop, training, kajian,

diskusi, dan sebagainya. Menambah ilmu, relasi, dan

siapa tau Anda menemukan jodoh Anda di sana.

Kelima, ikutlah sebuah organisasi atau komunitas yang

memiliki tujuan, visi, misi yang jelas. Kesempatan sukses

terbuka lebar di sana, ini juga menambah kemampuan

Page 53: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

bersosialisasi, kerjasama, komunikasi dan menambah

relasi, juga sekalian menjemput jodoh. (Siapa tau...)

Keenam, menulislah. Ya, hanya menulis, tulis apa yang

telah kamu „baca‟ dari tindakanmu mengembangkan

diri. Jangan hanya di simpan di otak, tapi tulis dan

lakukan. Lakukan apa yang kamu tulis, dan tulis apa

yang kamu lakukan. Sederhana.

Ketujuh, bercita-citalah menjadi seorang pemimpin.

Kesuksesan sepenuhnya saat mengembangkan diri,

adalah menjadi seorang pemimpin. Dan kesuksesan

sepenuhnya ketika kita telah menjadi seorang

pemimpin, adalah mengembangkan orang lain. Sambil

mengembangkan diri, kembangkanlah juga orang lain,

itulah pemimpin, menginspirasi orang lain, dengan

sering-sering sharing. Apa yang kita berikan, bagikan,

sharingkan, tidak akan habis, selama kita terus haus dan

lapar untuk belajar dan mengembangkan diri. Ingat

nasihat om saya, Steve Jobs? Stay Foolish. Stay Hungry!

Itu dia Sahabat Inspiratif, yang bisa saya sharingkan bagaimana

cara saya mengembangkan diri berdasarkan nasihat-nasihat

dan prakti para tokoh-tokoh besar. (Monggo ditiru nggeh

silahkan.)

By The Way, kadang kala, kita sering merasa sudah pandai,

padahal hal ini sangat menghambat dan menyulitkan diri kita

untuk mengembangkan diri dan belajar dari orang lain. Why?

Karena orang yang pandai sering kali merasa bahwa mereka

Page 54: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

sudah mengetahui segalanya. Sehingga ibarat gelas mereka

penuh, padahal kosong.

Teruslah tekun belajar dan mengembangkan diri. Ketika kita

terus mengembangkan diri setiap hari, maka kita akan lebih

bijak dan dewasa setiap hari. Belajarlah menjadi bijak dan

mencintai kebijaksanaan(philos sophia). (Ini adalah salah satu

alasan saya berada di jurusan saya sekarang ini, terinspirasi

dari nama baik dan sifat-Nya Al-Hakim, yang Maha Bijaksana

itu.)

Hargai orang lain. Orang tidak belajar dari orang lain yang

tidak mereka hargai. Belajarlah untuk mendengarkan.

Bukankah Dia menciptakan dua telinga, dan satu mulut? Maka

dengarkanlah, dan tetaplah bersikap rendah hati.

Sikap dan Cara Berpikir

Kemampuan untuk belajar dari orang lain sesungguhnya

adalah mengenai pikiran dan sikap kita. Ya, karena pikiran kita

mempengaruhi sikap dan perasaan kita. Sedangkan sikap

adalah kerangka dari cara kita memandang peristiwa, orang

lain, bahkan dirikita sendiri. Nah, saya ada eksperimen, ini saya

ambil dari buku The Difference Maker karya John C. Maxwell.

Mari kita bereksperimen sejenak. Pertama-tama, coba Anda

sekarang pikirkan dan bayangkan sejenak tempat tinggal Anda.

Lalu bayangkan saat-saat ketika tempat tinggal Anda terbakar

Page 55: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

hingga rata dengan tanah, dan segalanya musnah. Respon

emosional apa yang Anda miliki? Mungkin Anda merasa sedih

karena banyak barang tak tergantikan yang lenyap dalam

kebakaran. Intinya, pikiran kita mengendalikan juga emosi kita.

Sebelumnya mari kita ber-LOGIKA sederhana. (Ini mata kuliah

yang saya pelajari di kampus, tidak sia-sia juga ya belajar di

bangku kuliah. Hehehe... ):

Premis Mayor : Kita dapat mengendalikan pikiran kita.

Premis Minor : Perasaan dan sikap kita ditimbulkan oleh

pikiran kita.

Oleh sebab itu : Kita dapat mengendalikan perasaan dan sikap

kita dengan mengubah cara berpikir kita.

Ingat kisah Nabi Yusuf? Good, Anda masih ingat! (Yang ga ingat

baca lagi kisahnya ya, juga baca Al-Quran Surah Yusuf surah

ke-12.)

Saya ambil salah satu hikmah

dari kisahnya, yaitu mengenai

mengambil pelajaran dan

keuntungan positif, dari

pengalaman negatif. Semua

kejadian yang dulunya menyiksa

kita dan kita anggap sesuatu yang

buruk, sebenarnya adalah sesuatu yang menguntungkan kita di

masa kita sekarang, mungkin juga masa mendatang, jika kita

bersabar dan berpikir positif.

“Anda bukanlah apa

yang Anda pikirkan,

tetapi yang Anda

pikirkan adalah Anda.”

Anonim

Page 56: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

OK. Jadi, dengan berpikir positif, perasaan dan sikap kita akan

jadi baik. Positive Thinking & Positive Feeling.

By The Way, saat seseorang menyadari bahwa sikapnya tidak

benar, maka terbukalah pintu perubahan positif dan

kesempatan yang luar biasa untuk berubah. Dan perubahan

sikap yang membentuk sifat inilah awal mula terbentuknya

akhlak. Salah satu sikap yang paling mendasari kualitas

seseorang adalah sikap rendah hati. Dan takukah Anda?

Bahwa sikap rendah hati adalah induk dari segala akhlak

yang mulia?

Hmmm...

Jika seseorang sudah memiliki sifat rendah hati, maka ilmu dan

derajatnya insyaAllah akan ditinggikan. Orang yang rendah

hati tidak akan menganggap orang lain lebih rendah darinya. Ia

belajar dari siapapun dan apapun. Ia mendengarkan nasihat

orang lain, tanpa merasa lebih dari orang yang menasihatinya.

Berbeda dengan orang yang sombong. Ingat kata Nabi, bahwa

orang yang sombong adalah mereka yang merendahkan

orang lain dan menolak kebenaran, termasuk nasihat baik

yang dinasihatkan kepadanya. Bahkan tidak ada tempat di

surga bagi mereka yang di dalam hatinya terdapat sifat

sombong walau sekecil perumpamaan biji atom.

(By The Way, ada yang tanya, apa bedanya sombong dan

percaya diri? Orang yang sombong sering berkata, “Saya hebat,

Page 57: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

kamu tidak.” Dan orang yang percaya diri berkata, “Saya hebat,

kamu juga hebat.” See?)

Tidak ada orang yang lebih menyedihkan daripada orang yang

sinis, yaitu mereka yang apabila dinasihati selalu sombong dan

menolak. Ciri sifat orang yang sinis, yaitu mereka yang tidak

tahu, lalu yakin dengan ketidaktahuannya. Jika mendengar

nasihat mereka mengatakan, “Ah, itu teori.” Saya kadang

bingung, padahal hidupnya sedang susah, dinasihati kok

begitu, harusnya mereka mendengarkannya, karena nasihat-

nasihat yang disampaikan ini sudah dipakai oleh orang-orang

yang berhasil, jangan kita bilang ini teori, ini adalah praktek

oleh orang lain, dan kesimpulannya menjadi teori bagi kita

untuk kita laksanakan.

Dalam menerima penasihatan, kadang kita juga hanya mau

mendengarkan nasihat yang kompleks dan mengabaikan

nasihat sederhana, itu karena kita kehilangan kepercayaan

pada hal-hal yang sederhana. Padahal ayat-ayat-Nya yang

pendek dan sederhana, bermakna luar biasa. Contohnya adalah

surah Al-Asr/Demi Masa(103), yang terdiri dari tiga ayat yang

menasihatkan tentang mahalnya waktu, dan ajakan untuk

menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, agar tidak termasuk

ke dalam golongan orang yang merugi.

(By The Way. Banyak di antara kita bertanya hal-hal sederhana,

seperti: “Bagaimana caranya supaya tidak malas?”, “Bagaimana

caranya supaya tidak marah?” Jawabnya apa? Ya, jangan

malas, jangan marah. Namun masih saja bertanya, “Lah

Page 58: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

caranya bagaimana?” , jawab saya lagi, ya jangan malas, jangan

marah. Selesai.

Sebenarnya jawaban dalam kehidupan ini sangat sederhana,

tetapi kita itu demikian menuntut gampangnya, sampai

istilahnya orang yang bertanya itu ingin diberi tahu langsung,

bukan hanya caranya agar tidak malas, tidak marah dan

sebagainya, tapi ingin langsung diberi rasa rajin dan rasa

damainya. Karena sebagian besar orang tidak bertanya

mengenai cara atau petunjuk, tapi meminta persetujuan.)

So, berpikir dan bersikap baik, jangan bersikap sombong,

namun sebaliknya, bersikaplah rendah hati. Lebih banyaklah

mendengar dan pelajari setiap yang kamu dapatkan.

Pilihlah sikap dan pikiran yang baik, dan berlakulah baik.

Karena, apabila yang kita pikirkan baik, yang kita katakan

baik, dan yang kita lakukan baik, maka kita tidak mungkin

salah.

Mario Teguh

Hati Nurani dan Jiwa

Setelah membahas soal sikap dan pikiran, saya teringat

mengenai hati. Ada apa dengan hati? Lebih tepatnya hati

nurani. Pelatihan jiwa (riyadhoh) merupakan bagian sangat

penting untuk mendidik hati nurani agar tetap hidup tegak dan

menegakkan prinsip-prinsip yang kita yakini.

Page 59: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Stephen R. Covey penulis buku The 7 Habits of Highly Effective

People mengatakan bahwa hati nurani harus dilatih secara

sungguh-sungguh dengan cara, “Membaca dan merenungkaan

literatur tentang kebijaksanaan, mengamati pengalaman

orang lain, meluangkan waktu untuk tenang dan

mendengarkan suara kedalaman batin kita lalu menanggapi

suara tersebut.” Tidaklah cukup hanya mendengarkan suara

hati nurani kita, kita juga harus menanggapinya.

Suara hati? Jika hati kita bening dan terbiasa jujur, bisa jadi

suara hati anda adalah suara-Nya. Kok bisa? Ya, bukankah kita

diajarkan untuk mengingat(berdzikir) nama-Nya di saat

berdiri, duduk dan berbaring? Orang yang hatinya selalu ingat

pada-Nya, bergetar nama-Nya, insyaAllah itu bukan bisikan

suara syaitan. (By The Way. Tahukah Anda, bahwa hati nurani

inilah, yang membunyikan alarm di dalam diri kita ketika kita

akan melakukan hal-hal yang tidak baik, dan ketika diri kita

keluar dari garis kebenaran?)

Sederhananya, jika ingin mengenali suara hati, tanyakan saja

pada diri kita sendiri, “Apakah ini adalah hal yang

diinginkan-Nya? Dan apakah hal ini membahagiakan-Nya?”

“Seringkali kita diberi tanda ketika ada hal negatif yang

akan menimpa kita. Namun keengganan untuk menerima

fakta, membuat kita mengabaikan pertanda itu.”

Buku – Refresh!

Page 60: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Sesungguhnya setiap kita memiliki suara hati yang jujur dan

tidak pernah bohong. Seandainya kita tidak mengkhianatinya,

insyaAllah, kita akan sanggup mendapat bimbingan batin dari

suara hati yang bersumber dari-Nya untuk mengendalikan diri

kita pada tuntunan-tuntunan petunjuk dari-Nya.

Kualitas hati menentukan kualitas hidup. Tapi, kualitas hati

kembali ditentukan oleh kualitas pikiran. Pikiran bisa dibangun

dengan ilmu, dan ilmu itu hanya bisa didapat dengan

kerendahan hati.

Hati yang bening, jauh dari dugan buruk. Ingat bahwa setiap

amarah berasal dari dugaan buruk. Sedangkan hati yang baik

,mendahulukan dugaan baik(sabar). Kita yang berdugaan baik

dan jauh dari rasa curiga akan memiliki kualitas hidup yang

baik. (Itu sebabnya, jangan sampai kita mencurigai ketulusan

hati, baik diri kita sendiri maupun orang lain, karena nilainya

sangat mahal.)

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,

lalu mereka mempunyai hati yang dengannya itu

mereka dapat memahami, atau mempunyai telinga yang

dengan itu mereka dapat mendengar? Karena

sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi

yang buta adalah hati yang di dalam dada.”

( 22 : 46 )

Page 61: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Kita bukan saja tercermin dari apa yang kita makan, kita juga

akan tercermin dari apa yang kita dengar, baca, dan lihat.

Bukan apa yang masuk ke dalam tubuh kita, tapi yang lebih

penting adalah apa yang masuk ke dalam hati dan jiwa kita.

Mencapai Potensi Tertinggi

Bicara soal potensi, biasanya menyinggung soal bakat. Bakat

dari sebagian besar kita sulit untuk ditemukan, ketika ditanya,

“Apa bakatmu?”, kita menjawab seadanya saat kita ditanyai.

Setelah ditanyai di lain waktu, jawaban kita sudah berubah.

Apakah bakat seorang itu berubah-ubah? Hmmm, sepertinya

tidak. Seorang bisa dikatakan berbakat ketika terlihat dari

kemampuannya berlaku lebih dari orang rata-rata, dan ketika

kemampuan itu diasah, maka baru terlihat bahwa itu adalah

bakat.

Sebenarnya, kita tidak perlu menunggu bakat, untuk

mengetahui di bidang mana kemampuan terbaik kita. Yang

saya lakukan sejak dulu adalah mencoba semua hal, dari bidang

“Sesungguhnya setiap kita hanya memiliki satu bintang

dalam hidupnya. Maka, bagi yang telah menemukan

bintangnya, perlakukanlah secara optimal. Karena cepat

atau lambat bintang itu akan semakin redup, dan

akhirnya sinarnya pun akan hilang.”

Page 62: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

IT, agama, seni, matematika, bisnis, menulis, dan sebagainya,

saya coba semua, dan sampai sekarang saya belum tahu apa

bakat saya. Yang jelas tugas saya sekarang adalah

mengoptimalkan kemampuan yang saya punya sekarang, yang

tentunya bermanfaat bagi saya pribadi dan yang lain, lalu

mencapai potensi tertinggi saya, sehingga bisa memberi

pengaruh dan kebermanfaatan dari apa yang saya lakukan.

Kuncinya adalah mensyukuri dan mencintai apa adanya diri

kita sekarang, lalu menggunakannya bagi kebermanfaatan.

Mencintai apa yang kita lakukan ini, dan terus konsisten

melakukan, sampai kita tidak sadar bahwa kita sudah menjadi

seorang ahli di suatu bidang, dan mencapai potensi tertinggi.

“Bakat kita hampir tidak bisa menunggu untuk diungkapkan.

Semua itu sudah tak sabar untuk keluar dan dikenal.

Menjalani hidup tanpa mengeluarkan berbagai bakat terbesar

kita, bisa membuat kita merasa frustrasi, benci dan putus asa.

Kita merasa tersumbat, iri, dan kecil hati. Kita bahkan

mungkin mempertanyakan apakah kita memang harus

hidup.”

ANONIM

Tujuan hidup seseorang selalu berhubungan dengan karunia

atau potensi yang diberikan kepada seseorang. Maka,

ketahuilah apa kekuataan kita. Apa yang kita lakukan, yang

membuat orang senang, juga memberi manfaat bagi orang lain.

Mungkin disitulah jalan kita, potensi kita.

Page 63: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Dan jika kita memiliki kelemahan, kita bisa atasi itu. Yang saya

lakukan untuk mengatasi kelemahan adalah dengan dua cara,

pertama, mengatasi kelemahan dengan kelebihan orang lain,

kedua, membuat atau memperbaiki kelemahan menjadi suatu

kelebihan. Banyak orang yang dulunya lemah di suatu bidang,

sekarang mereka malah menjadi ahli di bidang itu. Right?

Karena bisa jadi kita telah memperbaiki kelemahan di area

kekuatan, ya, tentu itu akan menghasilkan sesuatu yang positif.

Bukan begitu?

Untuk mencapai potensi kita, kita juga harus mencari

pengalaman sebanyak mungkin, untuk mengeksplorasi diri

kita.

Maka jika ada kesempatan menghampiri kita, walaupun itu

kesempatan kecil, renungkanlah, karena kesempatan kecil bisa

jadi merupakan awal dari perjalanan yang besar untuk

mencapai masa depan yang besar pula.

Jika ingin memaksimalkan potensi, kita harus mengambil

kesempatan. Jika tidak, kita akan menjalani kehidupaan yang

biasa-biasa saja.

Jika ingin meraih kesempatan, kita juga harus mengambil

resiko. Jika ingin berkembang kita harus bersedia berbuat

kesalahan.

Ya, seperti itulah hukumnya. Butuh perjuangan juga, untuk

melawan resiko. Dan tahukah Anda, bahwa semakin besar

resikonya, maka semakin besar juga hasil yang akan di dapat?

Page 64: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Rezeki berasal dari kata risk, yang berarti resiko, semakin besar

resikonya semakin besar rezekinya. (Ada di antara Anda yang

bernama Rizki? Mungkin saja resiko Anda besar, sebesar rezeki

yang Anda dapatkan.) Aamiin...

Hmmm...

Pengalaman bukanlah guru terbaik, melainkan pengalaman

yang terevaluasilah guru yang terbaik, karena pengalaman yang

terevaluasilah yang mengajarkan banyak hal dan memberikan

kebijaksanaan. Catatlah apa-apa yang Anda pikirkan, ucapkan,

dan lakukan, laku sempatkan waktu untuk merenungi dan

melakukan refleksi, membaca ulang apa yang telah kita catat.

Refleksi mengubah pengalaman menjadi sebuah pemikiran,

sehingga mereka tidak hanya dapat menjalani pengalamannya,

tetapi juga belajar darinya. Kebijaksanaan.

Beberapa orang suka mencoba-coba, termasuk saya, seperti

dijelakan tadi. Masalah dengan coba-coba adalah bahwa kita

tidak pernah benar-benar menjadi hebat dalam banyak hal.

Benar bahwa ketika kita masih muda, kita harus mencoba

banyak hal baru untuk melihat di mana kekuatan dan

ketertarikan kita. Namun, ketika usia kita semakin bertambah,

kita harus menjadi semakin fokus. Kita hanya bisa pergi jauh

jika berspesialisasi dalam suatu hal. Jika kita amati dan pelajari

kehidupan orang-orang hebat, kita akan menemukan bahwa

mereka terfokus. Sekali kita telah menemukan untuk apa kita

diciptakan, bertahanlah dan fokuslah dengan itu.

Page 65: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Di mana Anda fokus, di situlah Anda tumbuh dan hebat!

Lihatlah William Shakespeare, ia menulis. Leonardo da Vinci, ia

melukis. Bill Gates, ia mencintai komputer dan bisnisnya.

Mungkin kita harus melakukan apa yang merupakan keharusan

psikologi batin kita, lalu kita berusaha mencintai dan berfokus

padanya. Kekuatan diri kita tidak ada secara rasional atau

disengaja. Ini adalah anugerah ilahi, yang disebut juga rahmat.

Hmmm...

Waktu terbaik untuk

menaman pohon adalah

dua puluh lima tahun lalu.

Waktu terbaik kedua

adalah sekarang. Sekarang

adalah saat yang terbaik untuk menjadi ahli di bidang kita

masing-masing. Mungkin di antara kita ada yang berpikir

seandainya saja kita mulai lebih awal. Tapi tak masalah, tidak

ada kata terlambat! Mulai saja dari sekarang dan segera.

Mengenali Peran

“Rahasia kehidupan yang sukses adalah menemukan peran

yang ditakdirkan untuk diri Anda dan menjalaninya.”

Henry Ford

“Anda tidak dapat mengubah

dari mana Anda memulai,

namun Anda dapat mengubah

ke mana Anda akan pergi.”

NaPOleon hill

Page 66: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Mengenali peran kita, kehadiran dan keberadaan kita,

sebenarnya kita didatangkan ke dunia ini untuk memberi apa?

Seorang penulis dan filsuf pencerahan Voltaire,

mengumpamakan kehidupan dengan permainan kartu. Pemain

harus menerima semua kartu yang diberikan kepaada mereka.

Namun, saat memegang kartu tersebut, mereka sendirilah yang

memilih cara untuk memainkannya. Mereka memutuskan

setiap risiko dan tindakan yang harus diambil. Yeah! Itulah

peran kita, menjadi pemain di kehidupan kita sendiri.

Ada satu rahasia, bahwa ternyata peran hidup kita, adalah apa

yang anda minta kepada Allah sendiri, mulai dari sekarang.

Maka mintalah peran yang besar, jadilah pemain yang besar.

Kalau Anda pandai mencari uang, Anda akan dihebatkan dari

uang supaya dijadikan seorang dermawan yang memberi

manfaat dan kesejahteraan sesama. Kalau Anda berilmu, Anda

dijadikan berpengaruh menciptakan cara pandang dan cara

hidup yang lebih baik. Atau Anda diberikan bakat-bakat lain.

Apapun, tapi minta peran yang besar bagi kebaikan hidup

banyak orang.

Jelaslah mengenai peran apa yang kita inginkan seawal

mungkin.

Nasihatnya...

Page 67: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Hidup ini tidak untuk siap-siap, hidup ini sudah berlangsung

lama, bahkan sebelum kelahiran kita. Jadi jangan menunggu

siap, segeralah memulai, bangun identitas yang jelas mengenai

kita harus jadi apa.

Peran sebagai Penyiar

Coba kita pikirkan. Jika kenikmatan duniawi harus kita dapatkan

dengan cara yang tidak santai, akankah kenikmatan ukhrawi yang

jauh lebih besar bisa kita dapatkan dengan cara santai juga?

Saat ini, peran yang saya lakukan adalah sebagai penyiar,

penyiar nasihat-nasihat agama yang saya pelajari dan nasihat-

nasihat baik dari orang-orang hebat. Ya, jangan sampai lupa

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah

kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah

kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi,

dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana

Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah

kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan.”

(28:77)

Page 68: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

urusan akhirati karena sibuk dengan pekerjaan duniawi. Jadi

harus seimbang dunia akhirat ya...

Ketika kita beriman, sudah seharusnya kita meyakini ajaran

agama yang kita anut, lalu menyiarkan juga mengamalkannya.

Dan dalam penasihatan, sering kali kita mendapat masalah dan

cobaan, banyak yang mendebat, meremehkan, atau malah

mengabaikan nasihat yang kita sampaikan dan merendahkan

diri kita. Ya, memang seperti itulah, makanya ada nasihat dalam

syiar.

“Nasihat dalam syiar adalah menyampaikan kebenaran dalam

kesabaran. Kalau Anda benar, tinggal bersabar. Kalau yang

Anda nasihatkan baik, namun ditolak, tinggal bersabar.

Karena perubahannya bukan tanggung jawab Anda, tapi

tanggung jawab Allah, tugas kita hanya menyampaikan. Dan

pada akhirnya setiap orang bertangung jawab terhadap

dirinya sendiri.”

Mario Teguh

Tetaplah menasihati, dengan cara yang baik, bukan dengan cara

yang kasar dan memaksa, kalau kita lakukan dengan cara kasar

dan memaksa, itu malah hanya merusak agama yang kita

sampaikan. Jangan bersikap kasar dan keras, bukankah sudah

kita tahu bahwa jika kita bersikap keras lagi berhati kasar, tentu

orang-orang akan menjauhkan diri dari sekeliling kita? (3:159).

Page 69: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Sampaikan dengan baik, baik itu terdiri dari dua, benar dan

santun, tidak boleh hanya salah satunya saja. Benar tapi tidak

santun, itu bisa merusak kebenaran yang kita sampaikan.

Santun tapi tidak benar, itu sama saja seperti penipu.

Jadi sampaikan dengan cara lembut dan santun ya. Bukankah

salah satu nama baik-Nya adalah Al-Latief(Maha Lembut) dan

Al-Halim(Maha Penyantun)?

By The Way, saya pernah berjanji untuk mensharingkan

mengenai bab perempuan dan karakternya, dan Alhamdulillah

diberi kesempatan untuk itu. Tulisan ini saya buat bersama

salah satu teman saya, Wulan Puspitasari. Semoga tulisan ini

bermanfaat ya. Silahkan teman-teman langsung baca lembar

berikutnya...

Page 70: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Menjadi Wanita yang Dicintai Allah

Akhirnya bagian yang paling istimewa di buku ini akan

dibahas, berbicara soal wanita. (Saking istimewanya, sampai

beberapa halaman di bab ini berubah warna dari ungu ke merah

muda to?)

Ya, wanita memang istimewa, apalagi jika wanita itu wanita

yang shaliha. Bahkan, Nabi bersabda, “Sesungguhnya dunia ini

seluruhnya adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah

wanita yang shaliha.” (HR. Ahmad)

Ya, mendapatkan jodoh seorang wanita shaliha siapa yang tidak

mau?

Hmmm, tapi di bab ini saya tidak bahas tentang jodoh, itu ada

di bab lain nanti. Yang dibahas di sini adalah mengenai

bagaimana caranya menjadi wanita yang dicintai Allah, dan

tips-tips menjadi wanita yang Beautiful Inside & Beautiful Outside

(cantik dalam dan luar, indah akhlak dan indah rupanya).

Bagian ini adalah tulisan sharing kolaborasi dari saya dan

sahabat kita Kak Wulan Puspitasari, teman seangkatan SMA

saya dulu, dan ternyata dia teman SMP saya juga. (Baru tahu

kalau Kak Wulan ini teman se-SMP saya ketika saya kelas 12

SMA. Dampak saking kupernya saya saat SMP).

By The Way, mengapa saya mengajak Kak Wulan untuk

menulis?

Page 71: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa apa yang saya tulis di

buku ini hampir semua merupakan hasil prakti, pengalaman,

dan pengamatan saya. Karena saya ada janji untuk berdakwah

tentang bab perempuan, dan karena saya bukan perempuan,

jadi saya harus ajak satu figur perempuan yang ingin

berdakwah melalui buku ini. Dan saya amati Kak Wulan ini di

SMA adalah seorang aktivis dakwah perempuan yang biasa

mengisi kajian keputrian saat SMA, dan insyaAllah pilihan saya

tepat dan terbaik dari yang terbaik untuk mensharingkan

ilmunya, dan akhirnya saya memilih Kak Wulan, yang

berpotensi untuk berdakwah dan sharing mengenai bagaimana

menjadi seorang perempuan yang dicintai Allah, singkatnya

wanita shaliha.

Semoga sharing dari Kak Wulan, bisa teman-teman ambil

hikmahnya untuk perbaikan diri Anda atau untuk disharingkan

kepada teman-teman Anda. Aamiin...

Page 72: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Apa pesan Kak Wulan untuk para perempuan?

Ini dia...

Page 73: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Bismillahirrahmaanirrahim... ^_^

Assalamu‟alaikum ukhtifillah apa kabarnya nih... In Sya Allah

selalu dalam lindungan-Nya di manapun kita berada, Aamiin.

Kali ini Wulan akan berbagi ilmu tentang bagaimana menjadi

seorang wanita yang dicintai Allah. Wah, pastinya wanita di

seluruh dunia sangat menginginkan hal tersebut bukan?

Termasuk Wulan pun ingin demikian. ^_^

Salah satu sosok wanita muslimah yang bisa kita teladani dan

sangat dicintai Allah adalah Siti Khadijah yang merupakan istri

dari Rasulullah Shallallahu‟alaihi wassalam, ummahatu al

mukminin dan seorang wanita yang pertama kali memeluk

agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah tanpa banyak

membantah dan mendebat. Bahkan beliau tetap membenarkan,

menghibur, dan membela Rasulullah Shallallahu‟alaihi

wassallam di saat semua orang mendustakan dan mengucilkan

beliau. Siti Khadijah adalah sempurnanya seorang wanita

karena kecantikan jiwanya, kemualiaan akhlaknya,

kecerdasannya dan kesetiaanya sangat membekas di hati

Rasulullah sehingga Rasulullah selalu menyebut-nyebut

kebaikan beliau walaupun Khadijah telah wafat.

Sosok wanita seperti Khadijah inilah yang merupakan wanita

yang layak dicintai, lantas masih adakah wanita yang seperti

beliau di zaman kita sekarang ini?

Eiiits... jangan sampai merendahkan diri sendiri dulu ya ukhti.

Menemukan sosok seorang wanita yang shaliha seperti isteri

Page 74: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Rasulullah di zaman ini kedengarannya memang sulit, tapi

yakinlah tidak ada yang tidak mungkin selagi kita mempunyai

tekad dan niat yang kuat maka semuanya akan jadi mudah

walaupun banyak sekali rintangan yang akan menghadang.

Keep hamasah untuk menjadi sosok wanita shaliha seperti Siti

Khadijah ya ukhti... ^_^

Menjadi wanita muslimah senantiasa menghiasi diri dengan

akhlak yang cantik, menjadikan rasa malu sebagai pakaiannya,

serta memiliki ketaqwaan dan keyakinan yang kuat kepada

Allah. Jika seorang wanita sudah memiliki keyakinan yang kuat

tentang ke Esa-an Allah maka dia tidak mudah terkikis oleh

badai apapun. Dialah wanita yang dapat dikatakan wanita yang

layak untuk dicintai Allah dan suami serta keluarganya.

Wanita yang dicintai Allah, menyadari bahwasanya iman yang

kuat kepada Allah, kepercayaan yang utuh kepada-Nya adalah

modal abadi yang tidak akan pernah habis dimakan waktu dan

tidak akan pernah luntur oleh kondisi apapun.

Bisa kita amati, bahwa ketika seseorang telah jatuh cinta,

maka ia pasti akan melakukan apa saja yang disukai oleh

orang yang ia cintai, dan pantang untuk melakukan perbuatan

yang ia tidak sukai. Jika tidak, maka cintanya itu perlu

dipertanyakan. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk

mencintai Allah, agar kita senantiasa menjauhi perbuatan

yang dimurkai Allah dan melaksanakan seluruh perintah-Nya

dengan sepenuh hati.

Page 75: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Dari AbuHurairah, Nabi bersabda: "Jikalau Allah Ta'ala itu

mencintai seseorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan

memberitahu bahwa Allah mencintai si Fulan, maka cintailah si Fulan

itu (wahai Jibril). Jibril lalu mencintainya, kemudian ia mengundang

seluruh penghuni langit dan memberitahu bahwa Allah mencintai si

Fulan, maka cintailah si Fulan itu. Para penghuni langit pun lalu

mencintainya. Setelah itu diletakkanlah kecintaan padanya di

kalangan penghuni bumi." (Muttafaq‟alaih)

Dari hadist tersebut dapat kita ambil hikmah, bahwa menjadi

wanita muslimah yang dicintai sesama adalah ketika dimana

kita mampu menjadi wanita yang dicintai Allah. Karena ketika

Allah sudah mencintai hambanya, maka mahluk hidup di dunia

dan di langit juga akan ikut mencintai kita.

Lantas bagaimana menjadi seorang wanita yang dicintai Allah

itu? Dengan tulisan ini saya ingin mengajak pibadi Wulan

sendiri dan juga ukhti semua untuk bersama-sama belajar

menjadi seorang wanita yang dicintai Allah.

Ada beberapa cara untuk menjadi wanita yang dicintai Allah

yaitu:

1. Mengikatkan hati kepada Allah, dan Rasul-Nya

Wanita shaliha yaitu ketika dia menjadikan Allah subhanahu

wata‟ala, Muhammad Shallallahu‟alaihi wassalam dan ajaran

Islam sebagai dasar dari imannya, serta menjadikan pedoman

hidupnya. Sehingga semua akan terlihat lebih jelas dalam

tutur katanya, perbuatan dan amalannya. Dan wanita

muslimah yang shaliha senantiasa bertaqwa(menjalankan

Page 76: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan segala apa

yang dilarang-Nya). Taat kepada Rasul dan taat kepada yang

menjadi suaminya nanti.

2. Senantiasa menjaga ibadah dan shalatnya

Wanita muslimah akan selalu menjaga shalat nya dengan

wudhu yang benar, khusyu‟ dalam menunaikannya, dan

mendirikan shalat di awal waktunya. Tidak ada sesuatu yang

membuatnya lalai untuk beribadah mengabdi kepada Allah,

maka akan nampak jelas buah dari shalatnya. Karena dengan

shalat kita mencegah dari perbuatan keji dan munkar serta

sebagai benteng diri kita dari perbuatan maksiat.

3. Menutup dan menjaga aurat

Wanita muslimah yang sudah baligh wajib untuk menutup

auratnya dengan hijab yang sesuai tuntunan syariat. Ya,

sesuai tuntunan syariat, bukan tuntutan mode. Teman-teman

tau kan jilbab itu seperti apa? Jilbab ialah pakaian yang

longgar dan dijulurkan menutupi bentuk lekuk tubuh kita.

Hal ini tertuang dalam perintah Allah melalui Nabi,

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak

perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ”hendaklah mereka

mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka supaya mereka

lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak mudah

diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.” (Q.S. Al-Ahzab/33: 59)

Page 77: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Jadi, jilbab bukan sekedar kain untuk menutup aurat tetapi

jilbab juga sebagai identitas diri kita sebagai seorang

muslimah, jilbab juga sebagai pelindung dari mata-mata liar,

dan dari nafsu yang tidak sepantasnya. Agar keindahan yang

kita miliki hanya dipersembahkan untuk lelaki yang halal

nanti, bukan sembarang orang di sembarang tempat.

Karena wanita bukanlah seperti permen karet, yang habis

manis sepah dibuang begitu saja. Setuju? ^_^

Jilbab bukan semata-mata menjadikan diri ini sudah baik

dan tanpa dosa, melainkan dengan jilbab inilah bukti aku

mencintai Allah dan aku ingin mentaati-Nya dengan

sepenuh hatiku.

4. Bersikap rendah hati

Bagaimana perasaan kita ketika bertemu dengan orang yang

rendah hati? Pasti kita akan merasa nyaman dan senang.

Seperti yang dijelaskan di bagian bab sebelumnya, bahwa

sikap rendah hati adalah induk dari akhlak yang mulia.

Demikian juga saat kita bisa menghiasi diri kita dengan

perilaku mulia ini, tentu orang-orang di sekeliling kita akan

merasa nyaman saat berada dan bertemu dengan kita. Orang

yang memiliki sifat rendah hati ini tidak hanya disukai oleh

manusia, Allah pun sangat mencintainya. Sifat rendah hati

merupakan kunci keberhasilan dari setiap usaha. Rasulullah

selalu bersikap rendah hati bahkan dengan orang yang

memusihi beliau. Gelar Nabi tidak membuat beliau sombong.

Yuk ukhti shaliha, kita teladani sikap rendah hati dari

Page 78: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Rasulullah agar mendapatkan ke-ridha-an dari Allah baik di

dunia maupun di akhirat nanti.

5. Beramar ma‟ruf (berbuat kebaikan)

Rasulullah bersabda, ”Hamba yang paling dicintai Allah Yang

Maha Agung adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada

hamba-hamba-Nya yang lain, dan orang-orang yang mengajak

untuk mencintai kebaikan (al-ma‟ruf) dan senantiasa

mengerjakannya.” Tiada hari tanpa berbuat kebaikan. Karena

Allah sangat menyukai hamba-hambanya yang berbuat

kebaikan walaupun sebesar biji zarrah(hal yang sangat kecil).

Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan dan terus

menerus maka luar biasa pahala yang akan kita dapatkan.

Tapi ingat ukhti, tetap dengan penuh rasa disiplin, niat tulus

dan ikhlas, dan semata-mata karena Allah ya... ^_^

Sebagaimana yang dikatakan Rasulullah,"Amalan yang paling

dicintai Allah adalah amalan yang paling langgeng(terus-menerus

dilakukan) walaupun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Senantiasa berfikir positif, dan tidak berburuk sangka

„‟Aku (Allah) sesuai dengan perasangka hambaku.‟‟ (HR.

Tirmidzi)

Bahwa selalu berperasangka baiklah terhadap takdir yang

telah Allah berikan untuk kita. Sebenarnya kita bisa merubah

nasib dan takdir, dan berupaya untuk memperbaiki

kehidupan kita. Apa yang menurut kita baik, belum tentu

baik menurut Allah. Tetapi apa yang Allah berikan itu pasti

sudah yang terbaik untuk kita. Manusia merancang harapan

Page 79: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

dengan cita-cita, sedangkan Allah merancang harapan

hamba-Nya dengan cinta. ^_^

Sudariku, sadarilah, sesungguhnya menjadi baik itu

tidak semudah kita membalikan telapak tangan, butuh

proses dan juga waktu. Tapi, yakinlah, dengan tekad

dan niat yang lurus karena Allah, proses dan waktu itu

akan Allah permudah. Karena niat yang baik insyaAllah

pasti ada jalannya. Dan ada sebuah quote yang sangat

indah dan dalam sekali maknanya bagi Wulan,

Jadi saudariku, mari kita belajar bersama menjadi

seorang wanita muslimah yang dicintai Allah, mulai

“Hal yang terindah dari seorang wanita, adalah bukan

pada saat ia tersenyum mempesona, melainkan saat

butiran air matanya jatuh dalam doa.

Bukan karena kata-katanya yang indah, melainkan saat ia

terdiam dalam dzikirnya.

Bukan karena kecantikannya yang tiada tara, melainkan

karena sujud dan ruku’nya yang tak pernah henti.

Bukan karena keelokan tubuh yang ia pamerkan, melainkan

karena keteguhannya dalam menjaga aurat.

Maka ia adalah permata yang dirindu, dan embun yang

dinanti. Bahkan, bidadaripun cemburu padanya.”

Page 80: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

sekarang dan segera, dan semoga kita bisa bertemu

dengan-Nya di surga-Nya nanti menjadi bidadari-

bidadari surga yang dinaungi cinta kasih Allah.

Aamiin ya rabbal‟alamin... ^_^

Wassalamu‟alaikum... ^_^

Page 81: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Nasihat Untuk Perempuan

Hmmm... Itu tadi adalah sharing tips bagaimana menjadi

wanita yang dicintai Allah dari Kak Wulan.

Dan Alhamdulillah ini ada tips tambahan dari Kak Wulan

untuk para remaja perempuan masa kini, yang saya tanyakan

belum lama saat mau menulis bab ini. Tips untuk para remaja

perempuan ini, insyaAllah bisa bermanfaat bagi kalian, ini pun

akan saya ajarkan pada anak perempuan saya nanti karena ini

sangat penting baginya. (Nanti...)

Dan ini menurut saya penting untuk kalian para perempuan, ya

kalian para perempuan yang membaca ini, sekali lagi, ini

penting untuk kalian.

Yang Pertama, berupayalah sebisa mungkin melaksanakan

kewajiban shalat lima waktu di awal waktu (4:103).

Kedua, membaca seminimal-minimalnya satu ayat Kitab

Suci tiap hari beserta arti dan mempelajari maknanya.

Karena yang saya pelajari dan amati bahwa kaum

perempuan memiliki potensi untuk berbuat dosa jauh

lebih besar daripada kaum laki-laki. (Mulut dan apa yang

ditampakkan kaum perempuan, suara, mata, lekuk tubuh

dan lain sebagainya. Hati-hati ya nak...). Karena dengan

„membaca‟ Al-Quran kita bisa diberi syafa‟at. “Bacalah oleh

kalian Al-Quran, karena ia (Al-Quran) akan datang pada Hari

Kiamat kelak sebagai pemberi syafa‟at bagi orang-orang yang

rajin membacanya.” (HR. Muslim)

Page 82: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Ketiga, menghindari sebisa mungkin bersentuhan dengan

laki-laki yang bukan mahromnya, dan menghindari

berdua-duaan saja dengan laki-laki yang bukan

mahromnya, kecuali jika memang sangat-sangat

mendesak. Hmmm, saya belum tau seperti apa pengadilan

„di sana‟ nanti, walaupun ada perbedaan pendapat, tapi

dari hadist ini, mungkin bisa kita ambil hikmahnya

sendiri. “Sesungguhnya kepala yang ditusuk besi itu lebih baik

daripada menyentuh (yang belum muhrim) yang belum halal

baginya.” (HR. At-Thabrani dan Baihaqi)

Keempat, bertemanlah dengan orang-orang yang baik,

yang shalih dan shaliha. Teman yang paling baik adalah

apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan

Allah, mendengarkan kata-katanya menambahkan ilmu

agama, dan melihat perbuatannya kita akan teringat

dengan kematian.

Kelima, menjauhi apa yang menyebabkan suatu

perzinahan. Misalnya berkhalwat (berdua-duaan dalam

arti luas) dengan lawan jenis yang bukan mahram, dan itu

juga bisa menimbulkan gosip dan fitnah. Rasulullah

bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,

maka janganlah berkhalwat dengan seorang (tanpa disertai

mahramnya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah

syaithan.” (HR. Ahmad)

Keenam, menjalankan kewajiban perempuan yang sudah

baligh untuk menutup dan menjaga auratnya. Tahukah

Anda, bahwa aurat yang dimaksud itu bukan hanya yang

Page 83: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

disebut kecuali telapak tangan dan wajah itu? Bahwa

suara, sikap, dan tingkah Anda juga termasuk aurat. Ingat

bahwa hijab yang dipakai untuk menutup aurat itu bukan

hanya pakaian, bahwa sikap dan perilaku kita juga harus

dihijab. Ingat, hakikat dari hijab? Adalah untuk menutupi

keindahan, dan keindahan wanita itu tidak untuk

diumbar-umbar, kesenengan yang laki-laki, beneran. Ini

yang dalam Islam disebut mengundang syahwat. (So, jaga

diri ya, bukan saya menakut-nakuti...) Ini ada hadist, salah

satu hadist yang menjelaskan mukjizat Nabi Muhammad,

yang bisa melihat siapa penghuni „di sana‟ nanti. “Ada dua

golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya:

Penguasa yang tangan mereka menggenggam cambuk yang

mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita

yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok.

Kepalanya bergoyang-goyang bagaikan punuk onta. Mereka itu

tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal

sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan

sekian.” (HR. Muslim)

Ketujuh, senantiasa meningkatkan ilmu. Baik membaca

ataupun dengan menghadiri majelis ilmu.

”Bersabda Rasulullah SAW, apabila aku didatangi oleh suatu

hari, dan aku tidak bertambah ilmuku pada hari itu yang dapat

mendekatkan diriku kepada Allah ‟azza wa jalla, maka tidak ada

keberkahan untukku dalam terbitnya matahari pada hari itu.”

(HR. Thabrani, Abu Na‟im dan Ibnu Abdilbar)

Page 84: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Wanita adalah madrasah sumber pendidikan pertama,

sumber yang paling penting bagi anak-anaknya dan

sumber keteladanan untuk mengarahkan anak-anak

mereka kelak. Karena baik buruknya perilaku anak,

tergantung bagaimana seorang ibu mendidiknya. Di

sinilah peran seorang ibu. Maka dari itu, wanita muslimah

jangan pernah lelah untuk meningkatkan ilmu dan

senantiasa bersegera memperbaiki diri menjadi wanita

shaliha dan kelak menjadi ibu yang baik bagi anak-

anaknya, yang Allah cintai, aamiin ya Rabbal‟alamin. Ada

sebuah ungkapan nasihat baik dari Ali bin Abi Thalib r.a.,

beliau berkata: "Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu akan

menjagamu, sedangkan kamulah yang akan menjaga harta.

Salah satu cara untuk menambah ilmu kita adalah dengan

cara membaca buku. Nah, ini ada beberapa judul buku

yang direkomendasikan Sahabat Inspiratif saya Kak

Wulan Puspitasari untuk teman-teman khususnya yang

perempuan ya, insyaAllah dapat meningkatkan ilmu dan

wawasan kita semua:

1. Shirah Nabawi

2. Fiqih Wanita

3. Yuk Berhijab

4. Tausiyah Cinta

5. Udah Putusin Aja

6. Saleha is Me

7. Look I‟m Very Beautiful

Page 85: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Itu tujuh judul buku yang direkomendasikan Kak Wulan, untuk

rekomendasi lain bisa tanya dengan kirim email sama Kak

Wulan ya, profilnya dan kontaknya ada di bagian belakang

halaman. (By The Way, buat yang cowo jangan iseng ya sama

kontaknya, ingat perbuatan yang menggangu akan dibalas

gangguan juga loh, hehehe...)

OK, mari coba saya simpulkan nasihat baik yang saya dapat

dari Kak Wulan untuk teman-teman akhwat(perempuan

muslim):

1. Menjaga shalat lima waktu

2. Mengkaji Al-Quran

3. Menjaga diri dari sentuhan laki-laki yang bukan

mahromnya

4. Berteman dengan orang baik yang shalih dan shaliha

5. Menjauhi hal-hal yang mendekati perzinahan(dalam arti

luas)

6. Menjalankan kewajiban perempuan menutup dan

menjaga auratnya

7. Meningkatkan ilmu

Page 86: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Hmmm...

Sepertinya untuk sharing yang saya dapat dari Kak Wulan

cukup sampai di sini dulu, untuk edisi berikutnya insyaAllah

jika ada permintaan, akan kita usahakan sharing dan membuat

buku lagi. (Hehehe...bagaimana Kak Wulan? Siap membuat

sebuah buku? Saya doakan semoga ditambahkan ilmu Allah

yang diberikan kepada Kak Wulan untuk disampaikan kepada

teman-teman. Aamiin...)

Page 87: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Keistimewaan Seorang Wanita

OK, terima kasih ya kepada Kak Wulan sudah menyempatkan

diri untuk share ilmunya tadi...

Sekarang kembali lagi bersama saya yang ganteng ini.

(lebay.com)

Hmmm... sangat menarik ya bahasan mengenai wanita

muslimah dari Kak Wulan, sekarang saatnya giliran saya untuk

sharing pemikiran dan pengamatan saya.

Menurut teman-teman, apakah wanita itu setara dengan pria?

Ya, atau tidak? Jawabannya adalah tidak. Wanita tidak akan

pernah setara dengan pria, karena wanita jauh lebih mulia

daripada pria, ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu. Right?

OK, sekarang kita amati, dari 114 surah di dalam kitab suci

umat Islam, yaitu Al-Quran, ada surah An-Nisaa(4) dan

Maryam(19), benar begitu? Ya, sampai-sampai ada surat yang

mengkhususkan kemuliaan seorang wanita. Hmmm...

Dan ini ada sebuah cerita yang saya dapat dari Kak Wulan,

tentang penciptaan wanita, mari kita simak kisah cerita berikut

ini:

Saat itu, ketika Tuhan menciptakan wanita, Dia lembur pada

hari keenam, malaikat lalu datang dan bertanya.

Page 88: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Malaikat : “Mengapa begitu lama Engkau menciptakan wanita,

Tuhan?”

Tuhan : “Sudahkah engkau lihat semua detail yang Aku

buat untuk menciptakan mereka? Dua tangan ini harus bisa

dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya

terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik

untuk membuat segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak

anak saat bersamaan. Mempunyai pelukan yang dapat

menyembuhkan sakit hati dan keterpurukkan, dan semua

dilakukannya cukup dengan dua tangannya.”

Malaikat : “Hanya dengan dua tangan? Itu tidak mungkin, dan

itu model standard?! Sudahlah Tuhan, cukup dulu untuk hari

ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya.

Tuhan : “Oh, tidak, Aku akan menyelesaikan ciptaan ini,

karena ini adalah ciptaan favorit-Ku. Oh ya, dan dia juga akan

mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan dia bisa bekerja 18

jam sehari.”

Malaikat lalu mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan

Tuhan itu.

Malaikat : “Tapi Engkau membuatnya begitu lembut Tuhan?”

Tuhan : “Ya, Aku membuatnya lembut. Tapi kamu belum

bisa bayangkan kekuatan yang Aku berikan agar mereka dapat

mengatasi banyak hal yang luar biasa.”

Malaikat : “Dia bisa berpikir?”

Page 89: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Tuhan : “Tidak hanya berpikir, dia juga mampu

bernegosiasi.”

Malaikat itu lalu menyentuh dagu ciptaan Tuhan itu.

Malaikat : “Tuhan, Engkau buat ciptaan ini kelihatan lelah,

lemah dan rapuh, seolah terlalu banyak beban baginya.”

Tuhan : “Itu bukan lemah dan rapuh, itulah air matanya.”

Malaikat : “Untuk apa?”

Tuhan : “Air mata adalah salah satu cara dia

mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian,

penderitaan dan kebanggaan.”

Malaikat : “Luar biasa! Engkau jenius Tuhan! Engkau

memikirkan segala sesuatunya, wanita ciptaan-Mu akan

sungguh luar biasa menakjubkan!”

Tuhan : “Ya, itu pasti, wanita ini akan mempunyai kekuatan

mempesona bagi laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan

melebihi laki-laki. Dia mempu menyimpan kebahagiaan dan

pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum bahkan saat

hatinya menangis menjerit. Dia mampu menyanyi saat

menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa senyum saat

ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu

berdiri melawan ketidak adilan. Dia tidak menolak kalau

melihat yang lebih baik. Dia menerjunkan dirinya untuk

keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk

berobat. Cintanya tanpa syarat. Dia menangis saat melihat

Page 90: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

anaknya menjadi seorang pemenang. Dia gembira dan bersorak

saat melihat kawannya tertawa. Dia begitu bahagia mendengar

kelahiran. Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan

kematian. Tetapi, dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi

hidup. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat

menyembuhkan luka. Hanya satu hal yang kurang dari wanita,

dia lupa betapa berharganya dirinya.

Hmmm...

Setelah membaca cerita tadi, semoga kita bisa mengambil

pelajaran dan hikmah darinya.

Sesungguhnya, wanita diciptakan dari tulang rusuk yang

bengkok, ia tidak bisa lurus di satu jalan, jika kita memaksanya,

maka ia akan patah, dan apabila dibiarkan, ia akan bengkok dan

semakin bengkok. Kita harus berupaya lembut dan sabar dalam

membimbing seorang perempuan.

Ya, itulah perempuan, terkadang mendahulukan perasaan dan

emosinya dibanding dengan akal sehatnya. Tapi di sinilah

kelebihannya, dengan perasan yang mendalam maka wanita

memiliki kesabaran dalam mendidik generasi-generasi

penerusnya. Berbeda dengan laki-laki yang mungkin

menggendong bayi satu jam saja sudah mengeluh tak karuan.

Walaupun memang sebenarnya wanita itu sulit dimengerti, tapi

itulah segudang keistimewaan seorang wanita. Ada sebuah

nasihat dari Pak Mario Teguh soal wanita, ia mengatakaan

Page 91: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

bahwa wanita memang sulit dimengerti, tapi kita laki-laki

diharuskan untuk mengerti. Kita dituntut untuk berbuat baik

kepadanya. Salah atau tidak, kitalah yang salah, karena wanita

tidak pernah salah. Kalaupun wanita itu salah, kitalah

penyebabnya. Hmmm... rumit ya, hehehe...

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari

akhir, berbuat baiklah kepada para wanita. Karena

wanita diciptakan dari tulang rusuk yang paling

bengkok.

Jika engkau mencoba untuk memaksa meluruskannya

(dengan kasar), engkau akan mematahkannya. Jika

engkau membiarkannya, maka tulang itu akan tetap

bengkok. Maka berbuat baiklah kepada wanita.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Page 92: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Nah, itu tadi tulisan saya mengenai karakter dan juga bonus bab

tentang perempuan. Semoga kita menjadi pribadi yang

berkarakter dan berjiwa spiritualis dan menjadi pribadi yang

menjalankan perannya di kehidupan dengan baik. Karena

memang sejatinya kita adalah makhluk spiritual yang sedang

mendiami badan yang kasar, bukan badan kasar yang sedang

belajar spiritual. Dan, nasihat „perumpamaan‟ nya. Temukan

siapakah dirimu dan apa peranmu dalam permainan ini.

Lalu mainkan peranmu sebaik mungkin, menangkan,

dan buat Dia bangga melihat pertunjukkanmu.

Sekarang mari kita lanjut ke bab ke-3. Yuk!

Page 93: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

“Temukan siapakah dirimu dan apa peranmu dalam

permainan ini. Lalu mainkan peranmu sebaik

mungkin, menangkan, dan buat Dia bangga melihat

pertunjukkanmu.”

Bagus Setyo Aryadi

Page 94: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi
Page 95: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

BAB 3

Spiritual in Model

Page 96: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Model Diri

Dalam mengembangkan diri dan menemukan potensi diri, kita

juga perlu mengambil model-model panutan, yang biasa orang

sebut sebagai teladan. Ya, untuk membentuk model diri kita

sendiri kita juga perlu mengamati, meniru, dan menduplikasi

tokoh-tokoh teladan.

Ini yang saya lakukan ketika saya sudah mulai mengetahui

konsep pribadi saya. Saya mengamati para tokoh besar, idola-

idola saya, juga orang-orang sekitar yang meng-Inspirasi saya.

Saya ambil sikap dan kelebihannya di setiap masing-masing

karakter pribadinya. Bahkan, sikap dan perilaku saya juga

sebagian besar saya tiru dari mereka. Baik dari cara bicara, cara

berjalan, cara melayani, cara bercanda, cara belajar, dan

sebagainya, tanpa menghilangkan ciri khas diri saya, tanpa

menghilangkan jati diri saya.

By The Way, banyak orang yang mengatakan, “Be Your Self!”.

Kalimat itu benar, agar kita menjadi diri sendiri. Tapi saya rasa

akan lebih baik jika kita mengatakakan, “Be Your Best Self!”,

atau “Be The Best of Your Self!”, menjadi diri kita yang terbaik.

Ingat, yang terbaik.

Saya ambil kualitas-kualitas mereka untuk saya jadikan

kepingan-kepingan penyusun potensi jiwa pribadi saya.

Istilahnya, identitas diri kita nanti adalah hasil kerja keras dari

mengambil potongan-potongan kain(kebaikan) pada orang

lain, yang bisa kita pelajari, kemudian

Page 97: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

menjahitnya(menjadikannya) sebagai pakaian pada diri kita.

Sehingga ketika kita mengembangkan diri dan mencari potensi

maksimal kita, kita akan lebih cepat tumbuh dan sampai,

bahkan melampaui ekspektasi kita. That‟s true.

Teladan Terbaik

Berbicara mengenai teladan terbaik, tentu semuanya akan

menyebut nama Muhammad bin Abdullah, nabinya umat

Islam.

Ya, karena memang beliau adalah teladan yang mengajari

tentang kerendahan hati, dan akhlak yang mulia. Bahkan ketika

Aisyah, istri Nabi ditanya salah seorang sahabat, “Wahai

Aisyah, bagaimanakah akhlak Muhammad?”, Aisyah

menjawab, “Akhlaknya adalah Al-Quran.”

Hmmm...

Akhlaknya adalah Al-Quran? Tidak bisa dibayangkan betapa

mulia hatinya. Kejujuran, adalah yang paling melekat dalam

dirinya, Al-Amin.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang

mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah.”

( 33 : 21 )

Page 98: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Ya, saya sangat mengidolakannya, dia mengajarkan tentang

integritas, kasih sayang dan kerendahan hati, sabar dan syukur.

Ada sebuah kisah yang membuat saya terharu karena kebaikan

beliau, ini kisahnya:

Di sebuah pasar di Madinah, hiduplah seorang Yahudi buta yang

selalu menjelek-jelekan Nabi Muhammad. Namun, apa yang

dilakukan oleh Nabi adalah membawa makanan, mendatanginya, dan

menyuapinya setiap pagi. Sayangnya, si Yahudi buta itu tidak

mengetahui siapa orang yang telah berbaik hati menyuapinya.

Kebaikan ini terus dilakukan Nabi setiap harinya, sampailah beliau

wafat. Setelah wafat, tidak ada lagi orang yang membawakan

makanan kepada si Yahudi buta.

Nah, suatu ketika, sahabat terdekat Nabi, Abu Bakar berkunjung ke

rumah anaknya, Aisyah, yang tidak lain merupakan isteri kesayangan

Nabi. Abu Bakar pun bertanya, “Anakku, adakah kebiasaan Nabi

yang belum aku kerjakan?” Aisyah menjawab, “Wahai ayahku,

engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir-hampir tidak ada

kebiasaannya yang belum engkau kerjakan, kecuali satu hal.” Karena

Abu Bakar ingin tahu, maka Aisyah kembali menjelaskan, “Setiap

pagi Nabi selalu pergi ke sebuah pasar, membawakan makanan dan

menyuapi seorang Yahudi buta di sana.”

Keesokan harinya, sambil membawa makanan, berangkatlah Abu

Bakar ke pasar tersebut. Ia cari dan datangi si Yahudi buta itu, lalu ia

suapi. Tatkala ia mulai menyuapi, si Yahudi buta malah marah-marah

dan menghardik, “Siapa engkau?” Menanggapi hardikan itu, Abu

Bakar dengan sabar menjawab, “Aku orang yang biasa(mendatangi

Page 99: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

engkau).” Kembali si Yahudi buta menghardik, “Bukan! Engkau

bukan orang yang biasa mendatangiku!”

Ia pun melanjutkan, “Orang yang biasa mendatangiku, apabila ia

datang kepadaku, tidaklah susah tangan ini memegang dan tidaklah

susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu

sikapnya halus. “Mendengar ini, Abu Bakar tidak dapat menahan air

mata. Sambil beurai air mata, ia berkata, “Aku memang bukan orang

yang biasa mendatangi engkau. Aku adalah salah seorang dari

sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Orang yang mulia itu

adalah Nabi Muhammad.”

Seketika itu juga si Yahudi buta menangis. Dengan terisak-isak, ia

berbisik, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya,

namun sedikit pun ia tidak pernah memarahiku. Sebaliknya, ia malah

mendatangiku dan menyuapiku setiap pagi. Betapa mulianya dia.”

Itu tadi salah satu kisah

Nabi Muhammad dan

seorang Yahudi buta,

yang menurut riwayat

kemudian ia memeluk

Islam. Kisah ini

mengajarkan kita untuk

berbuat baik kepada

semua orang, sebagai

rahmat bagi semesta alam,

dan membawa kearifan

Film “Omar” mengisahkan sejarah Umar

bin Khattab dan menceritakan keadaan di

zaman Nabi.

Page 100: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

agama saat kita syiarkan.

Banyak tokoh-tokoh yang bisa kita ambil pelajaran di zaman

Nabi. Mungkin sebagai referensi, Anda bisa melihat film

“Omar” yang mengisahkan sejarah Umar bin Khattab pada

zaman Nabi. (Film yang sangat menggugah Inspirasi, dan

mengharukan.)

Sekarang saya ambil kisah salah seorang tokoh Indonesia yang

saya belajar banyak hal darinya. Ini dia...

Mario Teguh

Nah, ini dia salah satu Inspirator saya yang Suuupeeer.

Sismaryono Teguh(nama sebenarnya). Hehehe...

Mengapa Pak Mario menjadi salah satu Inspirator bagi saya?

Saya yakin tidak hanya saya, tapi jutaan orang saya yakin ter-

Inspirasi oleh Pak Mario ini, cara berpikir dan nasihat-nasihat

bijak yang disampaikan dari pengalaman, pengamatan dan

pembelajaran beliau yang membuat saya tertampar-tampar

sekaligus terkaget-kaget, ternyata ada juga orang lain yang

memiliki konsep pemikiran yang seperti ini. Pak Mario adalah

orang yang spiritualis, tapi juga nakal, romantis, humoris,

humanis, dan sama konyolnya seperti saya, itulah yang

membuat saya suka, walaupun awalnya saya dulu orang yang

cukup sinis dengan yang namanya seorang motivator, termasuk

Page 101: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Pak Mario. (Maaf ya Pak, dulu saya bawaannya curiga dan

berprasangka buruk sama Pak Mario.)

Saat saya SMP saya sudah sering dengar nama Mario Teguh

sebagai seorang motivator, tapi saat SMP saya lebih suka

bermain game daripada mendengarkan nasihat-nasihat baik.

Alhamdulillah sekarang saya sudah taubat jadi gamers.

Mungkin sebagian besar dari kita, mengira bahwa Mario Teguh

bukan seorang muslim, karena gaya bahasanya yang bisa

dibilang kurang wajar dengan bahasa yang disampaikan

seorang pendakwah muslim lainnya. Dan ketika SMA kelas 12,

Minggu malam saya nonton TV, karena bosan dengan tayangan

TV sekarang yang tidak mengedukasi, saya coba pencet-pencet

remote untuk pindah channel, eh, bukan kebetulan untuk

pertama kalinya melihat Pak Mario Teguh di TV, tepatnya di

acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV, tidak sampai 2

detik pas sekali sebelum saya pencet remote lagi, beliau

mengucapkan sebuah kalimat dengan gaya bahasa

universalnya, dan sekejap saya tahu bahwa itu firman Allah,

“Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan”. Dan sekejap

saya menahan diri untuk mengganti chanel TV lain, saya

akhirnya menonton Pak Mario sampai habis, dan benar,

ternyata kalimat-kalimat yang disampaikan adalah kalimat-

kalimat yang dipilihnya dari Al-Quran. Waw, 2 detik yang

mengubah persepsi saya terhadap Pak Mario Teguh.

Sejak itu saya sadar bahwa belajar itu harus dari siapapun,

jangan memiliki prasangka yang tidak baik dari seorang yang

Page 102: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

berbeda dengan kita, termasuk dalam keyakinan, dan belajarlah

dari orang-orang hebat lainnya. Sejak itu saya menjadi

pengamat setia Golden Ways... (Asyiiik setia nih yeee... kode

nih... huahaha)

Ya, walaupun merasa telat untuk mendengarkan dan belajar

dari seorang Mario Teguh, saya harus belajar banyak hal dari

beliau terkait cara berpikir, cara berbahasa dan bicaranya.

Karena cita-cita saya mengharuskan saya mempelajari hal itu.

Sejak itu saya mulai mencari di YouTube, Alhamdulillah dari

ratusan episode, satu per satu episode Golden Ways dari

episode awal sampai episode paling akhir bisa saya tonton dan

download dari YouTube. (Terima kasih YouTube, ternyata

kamu tidak seperti kata teman-temanku dulu bilang, bahwa

YouTube hanya untuk menonton video-video tidak baik.)

Semua video nasihat dari Golden Ways, MTSV, MTLR, MTSC

dan sebagainya di YouTube sudah saya tonton, download dan

koleksi semua, juga saya bagikan kepada teman-teman saya

sebagai tanda permintaan maaf saya kepada Pak Mario karena

dulu telah curiga dan meremehkan nasihat-nasihat beliau.

Namun ada satu hal yang sepertinya kurang, dan

Alhamdulillah doa saya terjawab, saat tulisan ini dibuat, saya

ditawari video-video motivasi dan di dalamnya ternyata ada

satu video yang sangat benilai bagi saya, tentang talkshow

pribadi seorang Mario Teguh, video “Satu Jam Lebih Dekat TV

One - Mario Teguh” dari salah satu teman saya. Momen yang

Page 103: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

pas sekali dan sangat membantu...(By The Way, terima kasih ya

kak, videonya membuat saya menangis dan memotivasi hidup,

dan bisa menambah tulisan Inspirasi di bab Mario Teguh ini.)

Dalam video talkshow bersama Pak Mario ini, kita bisa cukup

mengenal dekat siapa sesungguhnya Mario Teguh. Di awal

video, beliau menasihatkan:

“Good is Not Enough, when Better is Possible”

Baik itu tidak cukup jika lebih baik masih mungkin, jadilah

pribadi Super sebagaimana direncanakan menjadi. Nah dari

itulah asal mula salam Super khas Mario Teguh tercipta, ketika

dikatakan “Apa kabar?”, maka jawabnya bukan “Baik”,

melainkan “Super!”.

Pak Mario dulunya(maksudnya waktu masih muda) adalah

seorang yang minder, pendiam, pemarah, pengeluh, pemurung

dan pe-pe-pe yang lainnya. Ya, tapi lihat sekarang, dia menjadi

salah seorang tokoh Indonesia yang berpengaruh bagi kebaikan

sesama, jumlah Fans Facebook Page nya juga sangat besar, 14jt

lebih. Jangkauan pelayanan yang sangat luas, masyaAllah...

Saya tidak bisa membayangkan betapa repotnya seorang

pendakwah yang berpredikat penasihat dan motivator yang

melayani jutaan masyarakat dari segala agama dan kalangan,

dengan berbagai macam permasalahan.

Cukup beruntung Indonesia memiliki tokoh seperti Pak Mario

Teguh. Beliau juga menasihatkan,

Page 104: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

“Yang paling penting adalah yang ada di dalam kesadaran

pribadi yang mendengarkan, bukan pada saya sebagai

penasihat atau motivator.”

Ini adalah kunci untuk menangkap hikmah dan Inspirasi,

„mendengarkan‟. Karena bagi pribadi yang sudah lama mencari

jawaban, satu detik yang pas bisa menjawab pertanyaan seumur

hidup.

Niat baik beliau dalam penasihatan juga sering mendapat kritik

dan perendahan dari orang-orang, mereka berkata, “Hidup tak

semudah kata-kata Mario Teguh.” Ya, memang siaapa bilaang

hidup ini mudah? Pak Mario saja menasihatkan bahwa,

“Hidup ini memang sulit, tapi hidup ini bukan untuk

dikeluhkan kesulitannya namun untuk diupayakan

kemudahannya.”

Dan, jika kita memahami dan memperhatikan, kehidupan ini

sebenarnya bisa menjadi mudah jika kita bisa memahami nama

baik dan sifat-Nya Al-Hadi(Maha Pemberi Petunjuk).

Menanggapi kritik dan perendahan itu, beliau tidak

tersinggung. Karena beliau memahami, bahwa orang yang

mengatakan hidup tidak semudah kata-kata Mario Teguh,

sebenarnya hidupnya sedang susah, dan butuh kasih sayang.

Hati yang mudah tersinggung, adalah hati yang kasar. Hati

yang halus, jika disinggung dia tidak akan mengerti, tidak perlu

melihat sakit hati, malah mengharuskan jadi pelayan bagi

pengertian baik orang lain.

Page 105: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Beliau juga menasihatkan kepada kita untuk membentuk

pribadi yang profesional dan spiritual, tidak salah satunya saja.

Dalam menjalani hubungan, beliau menasihatkan, bahwa

keharmonisan hubungan bukan karena kurangnya kasih

sayang, tapi karena kurangnya persahabatan. Cara bersahabat,

jangan menunggu orang lain baik, kitalah yang mensahabatkan

diri. Maka dari itu beliau memanggil kita dengan sebutan,

“Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya.”

Saat muda, Pak Mario ini adalah orang yang pekerja keras,

visioner dan genit. (Wah...)

By The Way, Pak Mario ini memiliki kecerdasan bahasa yang

tinggi, Pak Mario dapat kata-kata itu dari mana ya? Ada yang

tau? Ini jawaban beliau ketika ditanya darimana Pak Mario

memperoleh kata-kata itu,

“Saya itu selalu berdoa, agar digunakan sebagai penjawab

bagi doa saudara-saudara saya”

Sebagai penjawab, ya itu jawabannya. Kalimatnya ditenagai

oleh-Nya.

Dalam kesibukannya, beliau ternyata juga memiliki beberapa

masalah-masalah kejiwaan, dan stress. Konsultan terbaiknya

adalah Ibu Lina, isteri beliau. Ketika Pak Mario merasa kecil

hati, dan letih, beliau kadang mengeluh kepada isterinya. Dan

isterinya menjadi konsultan dan motivator baginya. (Sabar ya

Pak, memang orang yang paling butuh motivasi adalah

Page 106: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

motivator, dan orang yang paling butuh nasihat adalah

penasihat, saya paham itu.)

Kadang beliau letih, dalam menekuni profesinya sekarang.

Namun, jutaan orang berterima kasih melalui email kepada Pak

Mario, itulah pembayar letihnya.

Pak Mario pernah down di masa lalu, beliau mengeluhkan

mengapa banyak orang yang tidak baik berkuasa, sedangkan

orang yang baik malah lemah. Mengapa Tuhan menjadikan

seorang yang tidak pantas memimpin untuk menjadi

pemimpin. Itulah kegalauan Pak Mario setiap hari saat itu.

Ia pernah marah kepada Tuhan, bahkan saat usia 17 tahunnya

saat mendapat beasiswa ke Amerika, beliau berencana pindah

agama, karena beliau marah sekali dengan cara-cara pemuka

agamanya yang tidak membuat dirinya bangga beragama,

karena bagi beliau di antara mereka banyak melakukan hal-hal

yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pemuka agama.

Marah, lalu berniat belajar agama baru, mempelajari semua

agama. Lalu bingung, karena agamanya macam-macam,

bingung mana yang dijadikannya acuan. Kebingungan itu

berhenti saat beliau tak lagi mencari perbedaannya, tetapi

berfokus pada kesamaannya. Semua adalah agama Tuhan, yang

membuat beda karena interpretasi dan perliaku manusia yang

mementingkan ego dan nafsu untuk dimasukan dalam

kepentingan agama.

Page 107: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Lalu setelah selesai di sana, ia pulang kembali ke Indonesia

sebagai seorang muslim yang mencoba utuh, mengutuhkan ke-

Islamannya sejak kelahirannya.

Hmmm...

Itu tadi seputar teladan dan tokoh panutan, semoga bisa kita

ambil pelajaran darinya. Dan nasihat „perumpamaan‟ nya,

Permainan ini adalah perlombaan yang mengharuskan

kita untuk menjadi pemenang. Untuk menjadi

pemenang, belajarlah dari pemain lain. Lalu

berupayalah tumbuh melampaui level yang lebih tinggi

dari mereka.

Jadilah versi terbaik dari diri kita. Mengambil banyak dari

sikap idola-idola kita, tapi tetap menjadi The Best Person In

Your Self!

Page 108: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

“Permainan ini adalah perlombaan yang

mengharuskan kamu untuk menjadi pemenang.

Untuk menjadi pemenang, belajarlah dari pemain

lain. Lalu berupayalah tumbuh melampaui level

yang lebih tinggi dari mereka.”

Bagus Setyo Aryadi

Page 109: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi
Page 110: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

BAB 4

Spiritual in Wealth

Page 111: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Rezeki dan Kekayaan

Pada bab ini, kita bahas soal kekayaan, lebih luasnya rezeki.

Bicara soal rezeki, apa rezeki terbesar dalam hidup kita? Ya,

pertama tentu keimanan kita, kedua kesehatan, dan ketiga

adalah hati dan jiwa yang damai.

Bagaimana dengan harta? Harta bisa diperoleh dengan kualitas

tiga rezeki utama tadi.

Membahas rezeki, saran saya bacalah buku-buku karya Mas

Ippho Santosa dan Pak Yusuf Mansur. InsyaAllah Anda akan

lebih paham.

Bicara mengenai kekayaan,

banyak sekali di antara kita

yang masih saja membenci

kekayaan. Mereka

mengatakan, orang kaya

banyak yang sombong,

orang kaya banyak yang

korupsi. Ya, itu orang kaya yang tidak amanah. Bahkan

sebagian berkata, “Lebih baik miskin, orang miskin lebih

banyak dan lebih cepat masuk surga.” Padahal banyak orang

kaya yang dermawan, dan mereka bisa masuk pintu surga

khusus orang-orang yang rajin berderma, ya to?

Nabi dan para sahabat juga merupakan orang yang kaya,

mereka berbisnis. Yang mengatakan Nabi pernah berdoa untuk

“Cara paling mudah

mengentaskan kemiskinan

adalah memastikan diri Anda

tidak miskin.”

Ippho santosa

Page 112: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

dijadikan golongan miskin sebenarnya mereka salah

menangkapnya, padahal dalam hadist tertulis qolil, yang artinya

sedikit. Nabi berdoa untuk digolongkan kepada golongan yang

sedikit, golongan minoritas, bukan golongan miskin, kenapa?

Karena sedikit yang bersyukur, sedikit yang kaya, sedikit yang

masuk surga, dan sebagainya.

Jangan membenci kekayaan, karena dengan kaya kita bisa

berderma. Bisa memberi manfaat, membangun sarana ibadah,

membiayai pendidikan, dan lain-lain. Ingat nasihat kefakiran

dekat dengan kekufuran? Bukankah Tuhan itu Al-Ghani(Maha

Kaya) dan Al-Bar(Maha Penderma)? Itulah mengapa kita harus

beupaya menjadi pribadi yang kaya dan dermawan. Maka

jangan banggakan kemiskinan, banggakanlah kekayaan dari-

Nya yang menjadikan kita rendah hati dan dermawan.

Tali Rezeki

Tali rezeki, ikatan saluran rezeki dari-Nya dan kita, tali ini

terpilin dari serat-serat yang terdiri dari 3 bagian:

1. Permintaan

Ini dia, yang sering kita abaikan, meminta. Banyak di

antara kita berdoa dan meminta dengan cara yang belum

benar, dan meminta hal-hal yang kecil. Minta dan

berdoalah dimulai dengan basmalah, pujian kepada-Nya,

shalawat kepada Nabi Muhammad, baru isi doanya.

Page 113: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

(Tahukah Anda, bahwa doa kita masih mengambang di

langit jika tidak di buka dan di akhiri dengan shalawat?)

Lalu jangan berdoa dan meminta hal-hal kecil, bukankah

Dia itu Ar-Rahman(Maha Pemurah), dan Al-Kabir(Maha

Besar)? Kenapa mintanya kecil? Mintalah yang besar, lalu

pantaskan diri untuk menerima pemberian-Nya yang

besar itu.

2. Kepantasan untuk menerima

Setelah meminta harus segera memantaskan diri untuk

diberi. Jangan sampai saat Dia akan memberi, kita tidak

punya „wadah‟ untuk menerimanya.

3. Menggunakan yang sudah ada sebagai pelebih

Mensyukuri yang sudah ada. Jangan berharap diberi

sesuatu yang baru jika yang sekarang saja ditelantarkan.

Orang yang mensyukuri yang sudah ada, akan mudah

diberi. Syukuri dengan menerima yang ada sebagai alat

untuk mendapatkan yang lebih. Syukur itu menjadikan

sejelek-jeleknya harta menjadi sebaik-baiknya modal.

Jangan keluhkan yang jelek, karena ia bisa menjadi yang

terbaik kalau itu hanya satu-satunya milik kita yang kita

punya.

“Pikiran yang penuh rasa syukur

adalah pikiran yang akhirnya akan

menarik berbagai hal besar kepada

pikiran tersebut.”

Plato

Page 114: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Bisnis Perdagangan

“Berdaganglah, 9 dari 10 pintu rezeki ada di dalam

perdagangan.” Nasihat ini sudah tidang asing lagi di telinga

kita, ya, melalui perdagangan, berbisnis, kita bisa mendapat

rezeki, bayangkan ada 9 pintu rezeki masuk melaui jalur

dagang, 9 pintunya dikuasai oleh pebisnis atau pedagang, lalu 1

pintunya lagi untuk siapa? Untuk investor. Lah, karyawan?

Sisa-sisanya, hehehe...

Bukan maksud merendahkan seorang karyawaan, pebisnis

tanpa karyawan juga ga bisa kaliii...

Nabi Muhammad juga seorang pebisnis yang kaya. Dengan

berbisnis, kita belajar kemandirian, tidak bergantung kepada

apapun dan siapapun, kecuali Allah. Kadang saya perhatikan,

banyak pekerja yang masih saja bergantung kepada selain

kepada-Nya, dia tidak berharap kepada-Nya, dia berharap

kepada orang yang menggajinya, orang yang berharap kepada

selain-Nya dibiarkan menempel kepada yang bukan Tuhan.

Sehingga, kadang mereka lebih takut tidak mendapat uang

daripada takut mengecewakan Tuhan.

Hmmm...

Makanya sering kita lihat seorang pekerja yang sibuk bekerja

mencari uang, mendapat gaji, mengejar uang, atau apapun

Page 115: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

istilahnya, sering lupa untuk mensyukuri apa yang mereka

terima, mengeluh dapat sedikit, dan tidak mensyukuri yang

memberi mereka gaji, istilahnya „menggigit tangan orang yang

memberi makan kepada kita‟. Ya, pekerja memang biasanya

mendapat gaji yang pasti, beda dengan pengusaha yang

pendapatannya tidak pasti jumlahnya. Makanya, pekerja sering

kecewa dan mengeluh kepada bosnya jika gaji sedikit.

(By The Way, lebih baik kecewa kepada Tuhan atau kepada

manusia? Lebih baik kecewa kepada Tuhan, karena dasarnya

kekecewaan itu selalu disebabkan karena kita salah mengerti

kepada-Nya, karena tidak ada niat-Nya kecuali memuliakan

kita.)

Menjadi seorang pengusaha mungkin merupakan cita-cita

Anda, termasuk saya. Cita-cita saya memiliki perusahaan

multibisnis yang produknya dikonsumsi dan dipakai

masyarakat dari pagi sampai paginya lagi, sehari-hari. (Doakan

saya semoga bisnis saya “Apa Family Group Indonesia” yang

sedang dikonsep bisa terealisasi, dan bisa melayani juga

memberi manfaat kepada semua orang. Aaamiin, Allahuma

shali ala Muhammad.)

Dan sejak usia 5 tahun saya memang sudah suka bisnis, dan

sampai sekarang masih diberi kesempatan untuk berbisnis, dan

belum lama saya menulis E-BOOK “Bisnis Online Tanpa Modal”

yang bisa teman-teman unduh gratis di bagussaryadi.com,

Page 116: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

silahkan download, saya sharing tentang bisnis yang saya jalani

sekarang di situ.

Banyak yang bertanya, apakah bisnis perlu bakat? Memang

bakat itu perlu, bakat memungkinkan kita melakukan sesuatu

dengan mudah, saat orang lain melakukannya dengan sulit.

Walaupun kita tidak memiliki bakat, tidak ada salahnya jika

kita membakati diri.

Coba saya tanya, melukis yang hebat itu, yang mirip atau yang

tidak mirip? Jawabannya adalah yang tidak mirip, coba kita

lihat lukisan-lukisan Pablo Picaso, lukisannya tidak mirip tapi

bernilai sangat mahal. Kalo mau pelukis yang bisa sangat mirip

saat melukis, ada tuh, namanya printer. Hehehe...

Hakikat dari bisnis yang kita jalani seharusnya adalah untuk

melayani dan memberi manfaat. Ya, menjadi orang yang

bermanfaat. Jangan kita bilang, “Itu berarti kita dimanfaatkan

dong?” Bagaimana bisa kita menjadi orang yang bermanfaat

kalo kita tidak dimanfaatkan orang lain? Jika dimanfaatkan

dalam hal kebaikan, mengapa tidak? Dan jika kita

dimanfaatkan dalam keburukan, yang salah adalah diri kita

sendiri.

(By The Way, saya ada tips bagaimana supaya kita tidak

dimanfaatkan dalam keburukan. Syaitan biasanya menghasut

kita berlaku buruk, untuk keluar dari batas kebaikan. Tanda

bahwa kita keluar dari batas kebaikan adalah ketidakdamaian.

Tidak ada orang yang melakukaan keburukan yang damai. Itu

Page 117: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

sebabnya, ketika kita tidak damai, kita membutuhkan apapun

yang berisik atau bising untuk menutup „pendengaran‟ nya

dari mendengar kata hatinya. Sayapun dulu demikian,

menutup pendengaran dari kata hati saya, yang padahal kata

hati selalu memprotes saya, “Mengapa kamu keluar dari batas

kebaikan?”)

Jadi, bisnis tidak perlu bakat. Mulai saja dari apa yang kita

punya, sayapun demikian. Sebagian besar di antara kita

mensyaratkan dirinya kuat terlebih dahulu, baru mau memulai.

Padahal, semua orang besar yang berhasil itu memulai dari

keadaan di mana dia berada, mereka tidak menunggu keadaan

lebih baik untuk memulai, mereka menggunakan apapun yang

ada sekarang, dan segera memulainya.

Percaya atau tidak, saya bisa menghasilkan sampai

Rp3.000.000,-/bulan dari bisnis online, yang saya mulai tanpa

modal apa-apa, hanya menggunakan sekecil-kecilnya sumber

daya atau sesuatu disekitar saya. Itu saya sharingkan di E-

BOOK yang saya tulis tadi. (Download dan baca ya. )

Jangan minder jika bisnis kita masih kecil. Jika ada yang

merendahkan katakan saja, “This is My Business, memang

masih kecil, But I‟m Growing!”

Suatu saat, ide bisnis kita yang ber-visi dan misi pasti akan di

bantu-Nya terwujud, apalagi kalau memang ide bisnisnya

berasal dari-Nya, pasti bisa, asalkan kita percaya, tekun dan

komitmen.

Page 118: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Tapi kembali lagi kepada pilihan kita masing-masing, mau jadi

pekerja atau pengusaha, sama baiknya, asal amanah dan

bertakwa.

(By The Way, bicara soal pilihan, apakah benar hidup ini hanya

mengalir begitu saja menuruti kehendak takdir, dan kita tidak

bisa memilih? Bagi saya tidak. Hidup ini adalah pilihan, kita

bisa memilih bagaimana hidup kita akan menjadi. Ingat rumus

ABCD? Di mana A (Allah) telah menciptakan manusia, yang

diawali dengan B (Birth, kelahiran), dan diakhiri dengan D

(Death, kematian). Nah, sedangkan C berada di antara B dan D.

Apa itu C? Tidak lain dan tidak bukan, C adalah Choice, alias

pilihan.

Jadi, janganlah kita menyalahkan takdir, dan menjadikan takdir

sebagai alasan, padahal kita bisa memilih untuk memutuskan

nasib kita mau jadi apa dan mau bagaimana, jika kita memang

benar-benar berupaya memperbaikinya (13:11). Dia bisa

menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa

yang dia kehendaki (13:39). OK?)

Page 119: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Sedekah dan Pemberian

Biasanya, kalau bicara soal pengusaha, tidak jauh dengan yang

namanya sedekah, karena ini hobinya para pengusaha yang

spiritualis. Konsep mengenai memberi atau sedekah ini, banyak

saya dapatkan dari Mas Ippho dan Pak Yusuf Mansur.

Terutama soal ikhlas. Apakah sedekah harus ikhlas? Idealnya

ya, sedekah memang harus ikhlas, tapi walaupun belum ikhlas

tetap saja bersedekah, kalau kita nunggu ikhlas, ga bakal

sedekah jadinya. Ikhlas ga ikhlas sedekah saja dulu, lama-lama

bakal ikhlas kok.

Bolehkah pamrih? Boleh asal pamrih(harap) kepada Allah.

Kalau kita berharap sama manusia, itu yang ga boleh.

Sedekah terang-terangan boleh? Boleh, dan lebih baik jika

disembunyikan (2:271). Yang tidak boleh itu terang-terangan ga

sedekah, atau diam-diam ga sedekah. Lagi pula banyak amalan

yang memang harus ditampakkan, seperti zakat, haji, dan

adzan, mereka tidak bisa dilakukan diam-diam. (Yang benar

saja...)

Dan, ini ada hitungan matematis dari konsep memberi yang

saya dapatkan dari salah satu sahabat saya ,belum lama saat

buku ini hampir selesai ditulis:

Page 120: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

= z

x : pembilang = yang kita beri

y : penyebut = yang kita harapkan

z : hasil = yang kita dapatkan

= 1

Jika yang kita beri 1, dan berharap 1, maka kita akan

mendapatkan 1.

= 0

Jika yang kita beri 0(tidak memberi), dan berharap 1, maka kita

akan mendapatkan 0(tidak mendapat apa-apa).

= ~

Jika yang kita beri 1, dan tidak berharap apa-apa(memberi

tanpa harap) maka kita akan mendapatkan sesuatu yang tak

terhingga(balasan yang banyak).

Kita menemukan bahwa semakin banyak kita memberi tanpa

harap, semakin banyak kita menerima, dan semakin kita banyak

memberi, maka semakin banyak kita diberi lagi untuk berbagi.

Page 121: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Bahkan, akan diganti oleh-Nya sampai 700 kali lipat atau lebih

balasannya (2:261).

“Bagaimana kalau saya saja orang yang tidak punya?” Orang

yang tidak punya, tapi berkeinginan memberi, maka akan

dijadikan punya. Akan datang rezeki dari hal yang tidak

terduga.

Sedekah pasti dibalas, ga pakai insyaAllah. Ya, ga pakai

insyaAllah. Mungkin di antara kita ada yang nyeletuk, “Loh

kok ga pakai insyaAllah? Itu takabur dong?” Itu bukan takabur,

itulah iman, bukankah Allah sendiri yang berjanji? Kalau Allah

berjanji, Dia tidak mungkin mengingkari, maka pasti dibalas.

Kalau pakai insyaAllah, nanti lucu jadinya. Kalau kita berjanji

harus pakai kalimat insyaAllah sebagai tanda meminta ijin

kepada-Nya, lah kalau Allah mau ijin sama siapa? Right?

Konsep Kesederhanaan

Banyak di antara kita berkata, “Sudahlah, hidup biasa-biasa

saja, sederhana, ga perlu kaya, asal bahagia.” Ini adalah ajaran

mental miskin yang sangat berbahaya. Padahal Nabi

Muhammad mengajarkan kita untuk hidup hebat, besar, kuat,

luas, dan bermanfaat. Yang sederhana itu sikapnya. Ini konsep

kesederhanaan yang diajarkan Mas Ippho Santosa, “Produksi

sebesar-besarnya, konsumsi sekedarnya, distribusi seluas-

luasnya.” Apa artinya? Kita harus se-produktif mungkin,

namun konsumsi secukupnya saja, dan

Page 122: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

mendistribusikan(membagikan atau memberi) nya seluas

mungkin. Kalau hidup kita kaya, kuat, luas, hebat, kita tidak

hanya bisa bahagia, tapi bisa membahagiakan yang lain. Right?

Berupayalah menjadi seperti itu!

Impian dan Visi

Impian dan visi. Dua hal ini adalah kunci untuk menaklukan

dunia masa depan. Ini saya sadur dari buku The 7 Awareness

karya Nanang Qosim. Masa depan ini bisa kita capai dengan

pikiran raja, pikiran masa depan, ada 6 hal, yaitu:

1. Kuatnya keyakinan terhadap impian dan visinya

2. Lebih mendengarkan suara hati daripada sekitar

3. Menciptakan sesuatu yang berbeda

4. Menjadi inspirasi dan menginspirasi orang lain

5. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap impian dan

visinya

6. Memiliki keyakinan bahwa ada kekuasaan Tuhan dibalik

semua hal

Semua orang punya impian, dari impian datanglah harapan.

Semua orang perlu impian, dengan impian ada kekuatan.

Impian menyinari hatimu bagai mentari, menerangi seluruh

duniamu. Impian membimbingmu ke jalan yang benar,

memberimu keberanian untuk melangkah maju.

Ali bin Abi Thalib pernah menasihatkan, “Impian dan visi yang

besar, merupakan salah satu tanda kuatnya iman.”

Page 123: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Sering kali ada yang mendebat saya soal ini, mereka berkata,

“Kita itu tidak boleh bercita-cita terlalu besar, meminta hal-hal

yang terlalu besar, bersyukur saja apa yang dikasih.”

Sedikit saya berpendapat bahwa justru seharusnya kita itu

memiliki harapan dan permintaan yang besar kepada-Nya.

Why? Seperti yang sudah saya jelaskan dibagian sebelumnya.

Bukankah Tuhan itu Al-Kabir(Maha Besar)? Bukankah Tuhan

itu Al-Ghani(Maha Kaya)? Bukankah Tuhan itu tempat

meminta segala sesuatu?

Mengapa kok mintanya

kecil? Ada yang

menjawab, “Tau diri

Mas.” Itu artinya kita

harus membangun

kepantasan bagi doa-doa

kita. Kalo mau dikasih yang besar, tentu kapasitas yang kita

punya harus dibesarkan juga untuk dapat menampung

pemberian-Nya itu, bukan berarti kita tidak berikhtiar dan

bertawakal, ya...

So, mintalah. Mintalah kepada Tuhan, Tuhan disebut Tuhan

karena dia adalah tempat meminta segala sesuatu yang tidak

bisa diberi manusia, OK?

“Bagaimana kalau kita berusaha mencapai sesuatu yang

menurut kita tidak mungkin, lalu kita meminta kepada-Nya

yang memiliki segala kemungkinan untuk mewujudkannya.”

Yusuf Mansur

“Jaga harapan kita yang tinggi,

karena di sanalah Tuhan akan

menemui kita, ya menemui kita,

pada harapan yang tinggi itu.”

ANONIM

Page 124: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Rasa Syukur

Mengenai konsep rasa syukur, bahwa syukur itu menerima

segala yang telah ada, dan menggunakannya dengan sebaik

mungkin. Puas itu harus, tapi lebih puas itu hak. Ketika kita

dapat sepeda, kita bersyukur, ketika dikasih motor? Lebih

bersyukur lagi kan? Dan ketika kita meminta mobil lalu dikasih

sama Allah, maka kita juga akan semakin bersyukur.

Itu artinya, bersyukur dan merasa cukup bukanlah berhenti

menerima apa adanya tanpa mengupayakan lebih. Ingat ya

kawan...

Dan syukuri rezeki yang telah kita minta. Jangan rezeki yang

kita minta dan kita upayakan dengan sulit itu, kita gunakan

untuk membiayai penyianyiaan waktu, bahkan untuk

membiayai maksiat. Na‟udzubillah...

Syukuri usia yang masih diberikan oleh-Nya. Bukan

panjangnya usia, tapi banyaknya nilai yang ada pada diri kita

dalam keseharian.

Syukuri dan bersabar saat keadaan kita jatuh dan gagal. Orang

yang tidak pernah gagal pasti sombong. Karena itu sebabnya,

kita digagalkan sedikit demi sedikit supaya tidak sombong.

Dan syukuri saat kita di atas. Ingat, yang memberhasilkan

adalah Allah. Keberhasilkan yang kita raih adalah karena

kewenangan Tuhan. Bukan karena kita pandai.

Page 125: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Logika Keadilan

Hmmm...

Kadang sering orang masih saja mengeluhkan ketidakadilan,

merasa kenapa dirinya tidak sekaya dan tidak seberuntung

orang lain. Padahal, hidup ini sudah Dia posisikan dengan adil.

Kita saja yang tidak menempatkan diri secara seimbang.

Sehingga keadilaan itu serasa goyang, tak seimbang. Untuk

bisa merasakan keadilannya, pastikan kita memenuhi

hukumnya, jangan nakal dengan keluar dari posisi yang

seharusnya, bergeser sedikit saja, kita tidak bisa merasakan

keadilannya.

Logikanya seperti gambar ini:

Keadilan hanya pantas bagi orang yang memiliki kepantasan

bagi hukumnya.

7kg 7kg

Kita harus memposisikan diri di titik keseimbangan untuk bisa

merasakan yang namanya keseimbangan, bergeser sedikit saja,

keseimbangan itu akan hilang.

Page 126: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Rezeki yang Terlupakan

Hmmm...

Ada sedikit yang ingin saya sampaikan. Ini dia, rezeki yang

sering kita lupakan. Keluarga. Di sinilah awal mula rezeki itu

dilancarkan. Lihatlah, ketika sepasang suami-isteri membangun

keluarga, rezeki mereka membaik. Setelah memiliki anak, rezeki

mereka semakin baik. Memang benar, keluarga adalah saluran

dilebihkannya rezeki dari-Nya.

Ya, keluarga adalah tempat kembalinya kita ketika ada masalah,

ketika bersedih. Keluarga yang masih mau mengurus kita saat

kesulitan menghampiri. Terutama orang tua kita, ibu kita, dan

ayah kita. Walaupun kadang kita lebih sering marah kepada

orang tua dan keluarga kita daripada yang lain, tapi ujung-

ujungnya merekalah yang paling kita sayangi dan menyayangi

kita.

Ibu saya dulu sering marah kepada saya, karena dulu saya

nakal, sekarang pun masih ada nakalnya. Ya, saya tau,

sebenarnya itulah bentuk perhatiannya, beliau ingin saya

menjadi anak yang baik. Tapi, beginilah saya.

Ayah saya, yang sering memberikan saya mainan di waktu

kecil, dan sering mengantarkan saya sekolah dulu, sampai

hujan-hujanan pun beliau lakukan, demi anaknya ini.

Page 127: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Kedua kakak saya, yang dulu sering menjadi korban kejahilan

dan kenakalan saya, kini masing-masing sudah memiliki

keluarga sendiri.

Kini semuanya berada di tempat yang berbeda-beda, ibu saya

bekerja, kedua kakak saya membina rumah tangga, dan ayah

saya sekarang sudah berada bersama-Nya.

Di sinilah semua sejarah masing-masing kita bermula. Canda

tawa, tangis, semua menyatu di sini. Kepribadian dan pola pikir

kita pun terbentuk di sini. Keluarga.

Semua dari-Nya yang kita dapat, diberikan melalui orang tua

kita, keluarga kita. Dari kecil, sampai sekarang kita masih ada,

semua berkat kasih-sayang-Nya yang diturunkan kepada orang

tua kita. Sudah sepatutnya kita bersyukur dan selalu

mendoakan mereka.

Page 128: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Mamah, saya, dan kakak pertama.

Papah(alm), saya, kakak kedua.

Page 129: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

“Kamu telah diberi modal sebagai bekal dalam

permainan ini. Tugasmu selanjutnya adalah

mengelola dan menggunakannya dengan sebaik

mungkin dengan bijak, sampai permainan ini

selesai.”

Bagus Setyo Aryadi

Page 130: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi
Page 131: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

BAB 5

Spiritual in Love

Page 132: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Terakhir tadi, kita bahas soal keluarga. Ngomong-ngomong

soal keluarga, di dalam keluarga saya, tinggal saya yang belum

berkeluarga. Maka sekarang saya bahas hal-hal macam ini. Tapi

insyaAllah secara lebih luas. Berbicara mengenai cinta, sesuatu

yang tiada habis kisahnya, dan tiada kekuatan emosional yang

melampaui sesuatu yang disebut cinta ini. Ini berkaitan dengan

jodoh dan pernikahan.

By The Way, saya sering dapat kritik, “Kamu ini belum nikah

kok sudah mbahas jodoh dan sok nasihatin soal pernikahan.”

Hmmm...

Pernah dengar nasihat, “Teman yang baik dan cerdas adalah

yang menasihatkan tentang mempersiapkan kematian, jika

berada dekat dengannya, kita mengingat Allah dan mengingat

mati.”

Nah, sekarang coba jawab pertanyaan ini. Apakah saya harus

mati dulu, untuk bisa menasihatkan soal kematian? (Ah, yang

benar saja bung...)

Nah ini juga, pernikahan dan jodoh juga perlu ada nasihatnya

to? Jadi logikanya, saya tidak perlu menikah dulu untuk

membahas hal ini. Nasihat ini juga untuk diri saya sendiri. Dan

saya rasa ini penting. Jadi ambil hikmahnya saja ya...

Page 133: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Apa itu Cinta?

Definisi dan arti nama cinta itu banyak sekali. Nanti kita coba

ambil hikmah dari pengertian cinta yang banyak itu.

Ada salah satu nama baik Allah, yaitu Al-Wadud(Maha

Mencintai, Mengasihi) yang hakikatnya seluruh nama baik-Nya,

berinti pada sifat-Nya Yang Maha Kasih dan Maha Penyayang.

Tuhan Maha Mencintai. Dan sudah seharusnya kita mencintai-

Nya juga melebihi cinta kita kepada apapun. Cinta kepada-

Nya, artinya kita memusatkan pikiran, hati, dan jiwa

sepenuhnya kepada-Nya.

Tapi tidak memungkiri juga bahwa kita diberikan cinta oleh-

Nya kepada makhluk lainnya (3:14).

Cinta adalah kekuataan emosional tertinggi, yang dengannya

semua keajaiban bisa terjadi.

Makna cinta setiap orang berbeda-beda. Saya mendefinisikan

cinta sebagai ketulusan, pelayanan, pengorbanan, memberi

yang terbaik, disiplin dan tanggun jawab, serta indikasi lainnya

yang melekat padanya.

Cinta adalah Ketulusan.

Dalam nuansa ketulusan, seorang yang memiliki rasa cinta,

akan menunjukan satu sikap perilaku yang jernih, tanpa beban,

karena yang menjadi perbuatannya bukanlah untuk mendapat

Page 134: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

pujian manusia, namun

mengharapkan limpahan kasih

sayang dan perhatian-Nya.

Ketulusan jiwa atau hati yang

ikhlas ini tidak dapat

diungkapkan dalam kata-kata,

dan tidak mungkin dinyatakan

oleh pernyataan diri kita sendiri.

Yang bisa menandakannya

adalah sikap dan tindakan kita.

Ya, walaupun sering saat kita

membantu atau memberi kepada

seorang, tetapi justru mendapat

respon dan persepsi negatif dari

orang yang kita bantu, tapi kalau

memang benar-benar tulus, tidak

ada masalah dalam diri kita.

Coba berapa banyak dan sering di antara kita yang niatnya

tulus membantu, namun malah mereka mencurigai ketulusan

kita dan kita mendapat respon kurang baik? Saya yakin Anda

pernah mengalaminya.

Cinta yang benaar-benar tulus ini belum pernah saya rasakan

dari seseorang, kecuali oleh seseorang yang disebut ibu. Tidak

perlu saya jelaskan, Anda sudah mengerti sendiri, karena 100%

Anda pasti lahir dari seorang ibu.

Film “Assalamualaikum Beijing”,

mengisahkan cinta yang tulus

dan sejati.

Page 135: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Cinta adalah Pelayanan.

Orang baru dikatakan memiliki cinta, jika ia bersedia menjadi

pelayan bagi kecintaannya. Maka, sebaik-baiknya cinta ini,

haruslah karena kecintaan kita kepada-Nya, sehingga sekaligus

menjalankan tugas kita mengabdi dan melayani-Nya. Dan

ketika seperti itu, maka secara tidak langsung kita juga menjadi

pelayan bagi sesama.

Cinta adalah Pengorbanan.

Berapa banyak kita lihat, orang-orang yang benar-benar

mencintai, rela mengorbankan banyak hal demi kecintaannya.

Ingat kisah Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail? Ya, Nabi

Ibrahim rela mengorbankan anaknya atas perintah-Nya,

padahal baru saja ia bertemu dan melihat Ismail sudah besar

sejak kelahirannya. Melihat kesungguhan cinta Nabi Ibrahim

kepada-Nya, akhirnya pengorbanan Ismail itu digantikan

dengan seekor kambing. Itu tanda kecintaan Nabi Ibrahim

kepada Tuhannya. (Sebenarnya pengorbanan tidak ada, karena

pengorbanan itu adalah menyerahkan kebaikan yang kecil

untuk mencapai kebaikan yang lebih besar. Pengorbanan adalah

ketetapan yang tegas pada satu hal, yang mengakibatkan semua

yang mungkin tampil sebagai pilihan, lenyap. Korbankanlah

apapun, namun jangan korbankan kebenaran.)

Page 136: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Cinta adalah Tanggung Jawab.

Cinta saja tidak cukup, jika tidak ada tanggung jawab di

dalamnya. Jatuh cinta itu gampang, tapi tanggung jawab cinta

itu tidak.

Cinta adalah Totalitas.

Cinta tidak bisa dibagi-bagi presentasenya. 100% untuk-Nya,

100% untuk Nabi kita, 100% untuk orang tua, 100% untuk

pasangan kita, dan lain-lainnya. Totalitas. Karena matematika

tidak berlaku dalam cinta.

Cinta adalah Penghormatan.

Jika kita mencintai tanpa menghormatinya, berarti masih perlu

dipertanyakan cintanya, karena respect (rasa hormat) harus ada

di dalamnya.

Cinta adalah Memberi yang Terbaik.

Memberi dengan sepenuhnya, yang terbaik, tanpa sedikitpun

mengurangi, namun malah melebihkan. Kita bisa memberi

tanpa mencintai, tapi kita tidak bisa mencintai tanpa memberi.

Cinta adalah Kepedulian.

Peduli dan selalu mempedulikan, itu cinta.

Cinta adalah Kesungguhan.

Page 137: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Memiliki kesungguhan dalam pikiran, sikap, perkataan, dan

tindakan, benar-benar serius.

Cinta adalah Daya Tarik. Yang membuat wanita dikejar adalah

daya tarik. Yang membuat pria menyala, adalah wanita yang

mengaguminya. Itu cinta.

Cinta adalah Melebihkan.

Cinta selalu membuat orang melebihkan upayanya.

Cinta adalah Perhatian.

Memberi perhatian penuh adalah tanda cinta. Jika mengabaikan

sama sekali, itu tanda bahwa cintanya hilang, karena lawan dari

cinta adalah pengabaian.

Cinta adalah Kebesaran.

Cinta memiliki kebesaran di dalamnya, semakin besar cintanya,

semakin besar hal-hal yang ditampakkan darinya. Dan ada

sebuah fakta bahwa hanya setelah memiliki ikatan cinta yang

sebenarnya(menikah), kebesaran seorang laki-laki dimulai.

Cinta adalah Kedamaian.

Memberi kedamaian hati dan jiwa.

Page 138: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Cinta adalah Kesesuaian.

Cinta bukan masalah dandanan dan kecantikan, melainkan

kesesuaian hati dan jiwa di antara insan. Maka itu disebut

belahan jiwa.

Cinta adalah Membimbing.

Membimbing ke arah kebenaran dan kebaikan.

Cinta adalah Kepastian.

Sifatnya yang pasti, sampai-sampai kepastian angka

dilakoninya.

Cinta adalah Ketegasan.

Tegas dalam memilih dan mengambil keputusan.

Cinta adalah Kesetiaan.

Mungkin banyak pilihannya, namun ia memilih satu, lalu

mensyukuri dan mensetiainya, sebagai yang satu-satunya.

Cinta adalah Kekuatan.

Jika cintanya biasa, saat ia berpisah dampaknya akan biasa-

biasa saja. Jika cintanya kuat, maka ketika berpisah akan kuat

juga rasa kesedihannya.

Cinta adalah Kebersamaan.

Page 139: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Di sinilah cinta itu bersemi, karena sering bersama, dan

memang hakikatnya cinta harus berada di dalam kebersamaan,

saling mendampingi dan memperkuat satu sama lainnya.

Cinta adalah Kesamaan.

Alasan utama dari cinta adalah kesamaan, maka orang

gampang jatuh cinta saat ada kesamaan dan kemiripan, dari

hobi, warna, hingga tim sepak bola. Mereka yang memiliki

kesamaan akan bersatu.

Wah, banyak sekali ya, ini yang saya pahami, ada tambahan?

Page 140: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Menjemput Jodoh

Nah, ini yang kita nanti-nanti, soal jodoh. Kontroversi ya, saya

juga sering dikiritik, karena ketika ditanya, “Menikah usia

berapa?” Saya jawab, “22 tahun.”

Jawaban itu tentu beralasan. Aslinya ketika SMA kelas 11(saat

saya membuat Life Mapping/Life Plan besar-besaran), saya

rencanakan menikah usia 26 tahun. Lah kok bisa sekarang

berubah usia 22 tahun?

Hmmm...

Ceritanya sangat panjang, intinya, saat SMA kelas 12, ketika

saya sedang kumpul komunitas, karena acara komunitasnya

ngaret, dan saya paling bete ketika harus menunggu, dan

akhirnya buka handphone sambil main facebook. Waktu itu saya

melihat status tentang pernikahan, dan saya itu kalau sedang

bete, ucapan saya kadang tidak disaring dulu, apa yang

dipikiran langsung keluar. Secara tidak sengaja dan spontan,

saya bertanya kepada dua orang akhwat yang waktu itu duduk

di samping saya, “Eh, kamu menikah usia berapa?” Dan

seketika teman-teman yang lain mentertawakan dan mencie–

ciekan saya, sejenak mereka menjawab, “Sekitar usia 24 tahun.”

Dan menjelaskan alasannya.

Secara tidak langsung, saya mendapat info banyak dari mereka,

ya, wawancara eksklusif dadakan, pernikahan dari sudut

pandang perempuan. Bahwa mereka ternyata mencari lelaki

Page 141: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

serius yang setia dan bertanggung jawab, juga bisa

membimbing dirinya menjadi wanita shaliha yang lebih baik

jika bersama sang pasangan.

Lalu, apa mereka tidak mencari lelaki yang sukses? Saya sempat

bertanya demikian, dan mereka mengatakan bahwa mereka

tidak harus mendapat yang sudah sukses, mereka bersedia

menemani pasangannya untuk menuju sukses bersama.

Tak lama, gantian mereka dan teman-teman lainnya menanyai

saya, menikah usia berapa. Dengan sedikit berpikir ulang di

dalam hati, saya jawab, usia 24 tahun. Maju 2 tahun. Karena

awalnya 2 tahunnya untuk sukses dulu, baru menikah, ternyata

tidak demikian. Bisa sukses bersama, apa salahnya dimajukan?

Hehehe...

Hmmm...

Benar juga, disitulah peran perempuan, saya menganggap di

dalam pasangan ibarat panah. Seorang laki-laki adalah anak

panahnya, dan seorang perempuan adalah busurnya. Melesat

baik atau tidaknya seorang laki-laki, tergantung dari kualitas

sang perempuan, yang tentu saja tenaga Tuhan sebagai

pemanahnya.

Wanita yang hebat adalah yang menjadi penghebat laki-

lakinya. Dan laki-laki yang hebat, adalah yang bisa

mendapatkan wanita yang hebat itu.

Page 142: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Lanjut, cerita mengapa saya menikah usia 22 tahun belum

selesai ya? Hmmm...

Belum lama sejak tulisan ini dibuat, sekitar 4-5 bulan yang

lalu(eh udah lama kali ya?) saya menonton sebuah video talk

show Mas Felix Siauw dengan bintang tamu Mba Oki Setiana

Dewi dan suaminya Mas Ori. Di sana di bahas tentang

ATM(Amati, Ta‟aruf, Menikah). Di tanya-tanya soal cara

menjemput jodoh yang benar, dan di sana saya dapat info

menarik, bahwa seorang Mba Oki, berkali-kali dilamar oleh

banyak lelaki yang kebanyakan latar belakang seorang ustadz

atau yang paham agama, tapi semuanya ditolak oleh ayahnya.

Dan ketika Mas Ori datang melamar, baru disetujui oleh

ayahnya. Padahal Mas Ori tidak begitu paham agama, dan latar

belakangnya seorang wirausaha. Dan ketika Mba Oki ditanya

apa kriterianya, ia menjawab, “Yang baik akhlaknya.”

Ya, tidak harus seorang yang begitu paham dan hafal kitab.

Yang penting agamanya sudah baik, akhlaknya baik, dan juga

bisa saling melengkapi.

Nah, sejak itu saya majukan lagi 2 tahun, dari 24 tahun, menjadi

22 tahun, yang awalnya niatnya 2 tahun itu untuk belajar agama

secara total setelah lulus kuliah.

By The Way, sebenarnya pernikahan bukan soal cepat-cepatan,

kalo memang sudah mempersiapkan dan sudah memiliki Life

Plan atau Life Mapping yang besar, tidak ada salahnya segera

menikah. Bukankah Nabi mengajarkan untuk kita bersegera

Page 143: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

menikah? Ingat, bersegera ya, bukan tergesa-gesa, atau buru-

buru, itu beda artinya.

Bersegera berarti menyiapkan diri bagi kedewasaan lebih cepat,

untuk bisa segera menikah.

Kedewasaan apa yang dimaksud? Ada 5 hal, yaitu kedewasaan:

1. Spiritual

2. Intelektual

3. Emosional

4. Finansial

5. Fisik

Pastikan kita sudah punya

rencana dan persiapan untuk lima

hal itu, walaupun belum nampak

hasilnya, pastikan sudah ada

bibit-bibitnya di dalam diri kita.

Nah, sudah tahu mengapa saya

menikah usia 22 tahun? OK, hal ini jangan ditiru jika tidak ada

keyakinan, kesiapan, dan upaya yang besar, kuat dan cepat.

(Mari kita lanjut tentang bagaimana menjemput jodoh, ini yang

saya lakukan dan persiapkan sekitar 2 tahunan yang lalu.)

Bagi saya, sangat penting untuk merencanakan hidup kita

sendiri, salah satunya jodoh. Kita harus sudah ada mempunyai

gambaran diri kita dan jodoh kita, partner kita di masa depan

nanti.

“Dewasa itu bukan

masalah usia, tapi

masalah pengendalian

diri.”

Mario teguh

Page 144: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Dan ini „teknik‟ yang saya lakukan untuk memantaskan diri

menjemput jodoh yang terbaik dari-Nya:

1. Berdialog dengan-Nya. Mohon penjernihan pikiran, hati,

dan jiwa terlebih dahulu.

2. Perhatikan dan amati orang-orang di sekitar kita,

lingkungan kita, sekolah kita, kampus kita, atau tempat

kerja kita. Pilih satu yang menurut kita adalah figur

terbaik kriterianya untuk menjadi pasangan kita. Lihat

dari segi „pemahamannya mengenai hidup‟, rupanya,

hartanya, keturunannya, dan yang terpenting adalah

agama juga akhlak yang mencerminkan agamanya.

(Mengapa demikian? Karena supaya kita memiliki

gambaran sosok real seperti apa jodoh yang kita

harapkan dari-Nya, bukan hanya sosok idaman yang

abstrak.)

3. Karena kita sudah memilih satu figur nyata di

lingkungan kita, nilailah kualitasnya, berilah dia „nilai‟ 9,

tidak 10, karena tidak ada sosok yang sempurna.

(Kesempurnaan adalah kecacatan yang tersembunyi. Dan

kebanyakan orang yang berharap sempurna, akan

kecewa karenanya.)

Lalu beri nilai pada diri kita sendiri. (Saya dulu memberi

nilai 2 untuk diri saya sendiri saat itu. Jauuuh banget

kan...)

4. Lalu kembalilah berdialog dengan-Nya, menyusun

„strategi‟ bagaimana mencapai kualitas atau nilai yang

sama dengannya. Tetapkan usia berapa menikah, 26

Page 145: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

tahun? 24 tahun? Atau 22 tahun? Terserah Anda.

Gunakan waktu sampai tiba saatnya menikah, untuk

meng-upgrade kualitas pribadi kita, mencapainya, dan

melampauinya.

5. Berserah kepada-Nya(tawakal). Berdoa dan berserah diri

kepada-Nya, setelah mengupayakan sebaik mungkin,

untuk meminta hasil terbaik dari-Nya, atas upaya terbaik

kita. Pasti hasil-Nya adalah yang terbaik. Yakin!

Jodoh kita, adalah cerminan diri

kita. Ingat, wanita yang baik

untuk laki-laki yang baik, dan

sebaliknya(24:26).

Kita harus mencapai nilai 9,

untuk layak disandingkan

dengan dengan mereka yang

bernilai 9. Ya, kuncinya adalah

memantaskan diri. Kepantasan

menerima untuk diberi-Nya

yang terbaik.

Satu hal penting, jadilah kekasih setia-Nya. Berharaplah hanya

kepada-Nya. Jangan berharap lebih kepada manusia, karena

akan tiba saat kita menelan kecewa.

Jodoh terbaik kita ada di tangan-Nya, tapi kalau kita tidak

berusaha mengambilnya, maka dia akan tetap berada di tangan-

Nya. Jodoh kita yang memilih, Tuhan yang merestui.

Jodoh adalah cerminan diri kita.

Page 146: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Menunggu jodoh itu seperti menunggu kematian, tidak perlu

ditunggu, namun sibuklah mempersiapkan.

Mencintai Konsep

Ini adalah hal menarik yang saya ambil pelajarannya. Sering

kali seseorang menuntut yang dicintainya untuk menjadi

konsep pribadi seperti apa yang diinginkannya, bukan

mencintai seseorang itu dengan ketulusan cintanya, apa ada

nya. Coba pahami lagi kalimat tadi...

Ini sering terjadi pada mereka yang menjalani sebuah

UKM(Unit Kegiatan Maksiat) yang sedang digandrungi para

remaja, yaitu pacaran.

Saya tidak pacaran, tapi sejak usia 13 tahun, saya memiliki hobi

mengamati perilaku manusia, yang disebut People Watching.

Sudah 6 tahun saya mengamati, dan ternyata, orang yang

pacaran itu masih memikirkan dirinya sendiri, ya mereka

„saling berhadapan‟, beda dengan pernikahan yang „menghadap

bersama ke satu arah tujuan‟.

Makanya kalau kita lihat, seorang cewe sering menuntut

cowonya untuk seperti ini, seperti itu, dan juga si cowo kadang

menuntut cewenya harus seperti ini, seperti itu. Semuanya ingin

menuntut untuk menjadi seperti yang diharapkannya. Makanya

sering ribut, dan akhirnya ganti-ganti, ya?

Page 147: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Kalau di dalam pernikahan, sang suami diharuskan

membimbing isterinya. Maka dari itu butuh kedewasaan yang

matang. Dan itu sangat berat, sangat berat, makanya harus

bersegera mendewasakan diri.

Banyak di antara kita bukan mencintai orangnya, tapi konsep

harapan kita, terhadap orang yang kita rasa kita cintai itu. Dan

ini belum lama saya ambil pelajarannya.

Bahwa entah akan menjadi tipe suami seperti apakah kita ini.

Menjadi suami yang membimbing isteri kah? Atau menjadi

suami yang menjadi partner bisnis bagi isteri kah? Atau menjadi

partner dalam visi misi dakwah kah? Atau gabungan antara

ketiganya tadi? Wallahu alam...

Emosi Cinta

Ada sebuah fakta, bahwa kita lebih mudah marah kepada orang

yang kita sayangi daripada orang yang biasa saja atau malah

orang yang kita benci. Secara psikologi, hal ini terjadi karena

kita punya pengharapan. Dan jika tidak sesuai pengharapan,

rasa marah itu timbul. Hmmm... aneh memang.

Jangan marah, sebenarnya kita marah karena mendahulukan

dugaan buruk, daripada dugaan baik.

Ada yang pernah bertanya, duluan mana diciptakan? Cinta

atau akal? Tuhan itu sendiri kita sebut Maha Cinta,

kemungkinan besar cinta itu ada lebih awal dari akal. Mungkin

Page 148: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

oleh sebab itu cinta mengalahkan akal. Tapi akal yang terlatih,

akan berhati-hati dengan cinta, karena cinta yang menggebu-

gebu merupakan tanda emosi yang sedang ekstrim.

Perhatikan ini. Jangan buat keputusan apapun dalam emosi

ekstrim. Ini ada beberapa emosi ekstrim, yang sebaiknya kita

tidak mengambil keputusan apapun saat berada dalam kondisi

emosi ini:

1. Cinta.

Memang cinta kadang tak ada logika, tapi sebenarnya

cinta memiliki logikanya sendiri. Saat ada cinta,

tanyakanlah pada akal, hati, dan jiwa(spiritual) secara

bersamaan.

2. Marah.

Berapa sering kita menyesal saat mengambil keputusan

saat sedang marah? „Membuang-buang‟ orang saat

marah, ketika sudah tidak marah menyesal telah

„membuang‟ orang itu. Dan menyesali kata-kata yang

keluar ketika kita marah.

3. Sedih.

Saat sedih kita banyak mengeluh, dan bahkan

memutuskan untuk mengakhiri hidup. Jika ada orang

mau bunuh diri, nasihati dia, “Kamu lagi sedih, bunuh

dirinya nanti saja kalau lagi gembira.”

4. Gembira.

Banyak menjanjikan dan memberi tanpa batas saat kita

senang dan gembira, tiba-tiba setelah tidak gembira

Page 149: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

menyesal telah banyak menjanjikan dan memberi banyak

hal di luar batas.

5. Cemburu.

Anda tahu kan? Berapa banyak di antara kita, yang

menjadi pribadi yang jelek sekali waktu cemburu, hanya

karena curiga. See?

Jadi hati-hati ya, pada saat kita berada di perasaan- perasaan

ekstrim itu.

Cinta Sejati

Cinta sejati ada pada yang mencintai, bukan yang dicintai.

Cinta kita akan sangat mulia kalau kita mencintai orang yang

sulit dicintai.

Mario Teguh

Bagaimana agar kita menemukan cinta sejati? Seperti nasihat

Pak Mario di atas, bahwa kesejatian cinta bukan pada yang

dicintai, tapi pada kita, yang mencintai. Maka kemuliaan cinta

akan ada di mana kita tulus menjadi pendamping hidupnya.

Pria sejati yang sesungguhnya adalah mereka yang banyak

pilihannya, namun setia pada satu wanita pilihannya.

Ya, semoga saja, kita bisa mendapatkan kualitas itu dalam diri

kita. Dan mendapatkan cinta yang direstui oleh-Nya. Aamiin...

Page 150: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

(By The Way, tahukah Anda, bahwa cinta tanpa restu yang

paling berbahaya, adalah tanpa restu dari-Nya. Maka

dekatkanlah diri kita kepada-Nya supaya tuntunan dari-Nya

selalu dekat, supaya kita segera tahu apabila kita salah, maka

kita akan dimudahkan kembali di jalan yang benar.)

Cinta Terpilih

Bicara soal memilih pasangan. Dalam memilih pasangan, coba

tanyakanlah kepada diri kita. Mengapa dia penting bagiku?

Karena dia menjadikanku apa? Hakikat cinta adalah

menumbuhkan, yang ditumbuhkan darinya adalah guna,

dampak, dan peran bagi kita sebagai pendamping hidupnya.

Jika kita ingin mengetahui apakah seorang itu baik atau tidak,

bisa kita lihat dari 3 hal ini:

1. Sudah pernah lihat dia marah? Bagaimana caranya

marah?

2. Bagaimana ketika dia berurusan dengan uang? Amanah?

3. Sudah pernah pergi jauh bersama dengan dia?

Bagaimana sikapnya?

Nah, misalkan ada orang baik yang suka dan perhatian kepada

kita, syukuri, tapi jangan terlalu dekat, sampai kita terlalu

berharap, karena bisa jadi dia bukan jodoh kita.

Page 151: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Kalau kita mau baik hidupnya, harus jelas tujuannya, karena

itu akan mempertepat yang dilakukannya hari ini. Tepatlah

dalam pilihan!

Galau karena Cinta

Soal galau, apa sih yang biasanya digalaukan? Hmmm, ini ada 4

hal yang biasanya digalaukan setiap anak muda.

1. Masa depan

2. Sumber pendapatan

3. Pasangan hidup

4. Kesetiaan kepada satu sama lain

Setelah nomor 1 dan 2 selesai, nomor 3 dan 4 ini adalah

tantangan dan ujian kita selanjutnya.

Apakah saya juga galau? Pasti. Itu karena cita-cita dan tujuan-

tujuan saya terlalu besar untuk kapasitas saya yang sekarang

ini, sehingga mengharuskan saya untuk bergerak cepat, dan

bersegera. Termasuk soal jodoh.

Digalaukan karena yang kita inginkan kadang bukan yang akan

kita dapatkan, malah sebaliknya, petunjuk dari-Nya

mendekatkan kita kepada yang tidak kita duga sebelumnya.

Namun saya berpegang pada konsep cinta adalah ketegasan, ya

walaupun tegas tidak melulu soal jodoh, tapi inilah yang saya

lakukan, doa saya untuk tegas terhadap diri dan kehidupan,

Page 152: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

“Ya Allah, aku ikhlas berserah diri kepada-Mu, karena orang beriman

itu pasti berani, aku ikhlas dan berani bertindak, kalau aku benar,

lancarkanlah, kalau aku salah, gagalkanlah, agar aku tahu mana yang

harus aku jalani kemudian.”

Apakah Cinta bisa Kadaluwarsa?

Pernah ada seseorang bertanya kepada saya, “Apakah cinta bisa

kadaluwarsa?” Hmmm... apa ya jawabnya. Karena saya

penasaran, lalu saya pelajari ini.

Dari buku-buku psikologi populer yang saya baca, di sana

dikatakan bahwa cinta itu hanya dapat bertahan sekitar 4 bulan,

jika masih ada rasa lebih dari jangka waktu itu, berarti cintanya

bukan cinta sembarangan.

Tapi memang demikian adanya, cinta yang disebut cinta

monyet, cintanya para remaja, adalah cinta kemesraan, yang

disebut Romantic Love, inilah cinta kedekatan fisik, yang di mana

cinta harus memiliki, yang juga ada rasa di mana ketika kita

dekat, kita malah saling malu-maluan, dan berdebar-debar.

Cinta ini tidak akan bertahan lama jika tidak dilanjutkan ke

pernikahan yang akan membentuk cinta persahabatan atau

disebut juga Friendship Love. Setelah menikah, akan muncul

cinta persahabatan ini. Kebersamaan. Cinta ini terbentuk di

dalam perjuangan bersama, sebagai sebuah keluarga, yang

menghadap bersama ke masa depan. Lalu setelah memiliki

keturunan, cinta itu akan berubah lagi, hadirlah cinta keibuan

Page 153: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

dan kebapakkan, yang disebut Fatherly and Motherly Love. Inilah

cinta dan kasih sayang yang sesungguhnya.

Jadi, cinta itu ada masa-masanya dan berevolusi, jika tidak,

maka akan kadaluwarsa. Maka dari itu cinta kita tidak bisa

kadaluwarsa, jika kita mensejatikan cinta kita ini.

Sebelum Menikah

Sebelum menikah, pastikan kita sudah belajar mengenai konsep

kesyukuran, agar kita bisa mensyukuri siapa yang akan

menjadi pendamping kita nanti. (Ya, coba saja pikirkan, banyak

sekali kemungkinan untuk pasangan kita mendapatkan jodoh

yang lebih baik dari kita di luar sana nanti, tapi dia tulus

memilih kita sebagai pendamping hidupnya.)

Page 154: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Cinta karena Allah

Mencintainya karena Allah, ibarat segitiga ini:

Cintaku kepada-Nya, lebih besar daripada cintaku kepadamu.

Maka apabila hilang cintamu kepada-Nya, maka hilanglah

cintaku kepadamu.

Cinta bukanlah sumber derita, sumber deritanya adalah

mencintai orang yang salah, atau mencintai orang yang tepat

dengan cara yang salah. Maka pilihlah atas dasar-Nya, cintailah

karena Dia. Dan...

Allah

Hawa Adam

Page 155: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

“Jika belum siap, cintailah dia dalam diam. Karena diammu

adalah bukti cintamu, bukti kesetiaanmu. Mungkin saja, orang

yang kau cintai adalah pilihan Allah untukmu, karena Dia

takkan memutuskan harapan hamba-Nya yang berharap pada-

Nya untuk menjadikan cinta diammu menjadi kenyataan.

Namun jika cinta diammu bukan takdirmu, biarkan dalam

diam, karena Allah melalui waktunya akan menghapus cinta

diammu menjadi memori indah dalam sudut hatimu, dan

menggantikannya dengan dia yang lebih baik untukmu.”

Terlepas dari itu semua, satu hal penting mengenai cinta, bahwa

keberhasilan cinta terindah yang harusnya kita dapat rasakan

adalah ketika Allah jatuh cinta kepada kita...

Page 156: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

“Kamu tidak bisa bermain sendirian, kamu perlu

seorang teman untuk mendampingimu agar kamu

tidak kesepian. Dan berbahagialah dalam

kebersamaanmu dengan pendampingmu itu.”

Bagus Setyo Aryadi

Page 157: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi
Page 158: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

BAB 6

Spiritual Inspiration

Page 159: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Alhamdulillah...

Akhirnya mencapai bab ini juga, bicara soal Inspirasi. Langsung

saja ya, saya sharing mengenai Inspirasi besar-besaran yang

saya dapat sejak saya pertama kali membaca bukunya Mas

Ippho Santosa, yang merupakan titik balik saya berproses

menjadi diri saya sesungguhnya, dan menjadi seseorang yang

berpandangan jauh ke depan sampai tulisan ini dibuat.

Silahkan Sahabat Inspiratif ambil hikmahnya ya...

Konsep Otak Kanan dan Otak Kiri

Saya cukup kaget waktu pertama kali membaca bukunya Mas

Ippho „Right‟ Santosa dengan konsep pemikirannya, di setiap

buku-buku karyanya yang bisa dibilang „gila‟ dan nyeleneh.

Karena memang pemikirannya tidak wajar seperti khalayak

umum. Kalau teman-teman mau tau seperti apa, silahkan baca

buku-bukunya, terutama buku 7 Keajaiban Rezeki dan Moslem

Millionaire, buku non-fiksi terlaris berturut-turut selama

bertahun-tahun. (Cari dan bacalah buku itu. Mungkin saja buku

ini juga merupakan titik balik melesatnya diri Anda.)

Beliau banyak berpendapat soal otak kanan dan otak kiri,

makanya beliau dikenal sebagai pakar otak kanan. Yang secara

sederhana, beliau berpikir serba terbalik. Saya ambil satu contoh

saja. Dengan pemikiran umum, tentu kalau kita mau kaya,

harusnya bekerja untuk dapat uang. Tapi , Mas Ippho malah

Page 160: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

mengatakan, kalau mau kaya, sering-seringlah memberi dan

berbagi.

Ya, itulah „logika‟ otak kanannya Mas Ippho, dan saya sangat

setuju dengan pemikiran itu. Lebih mengedepankan harapan,

impian, visi, kreatifitas, dan action oriented.

Bahkan, candaannya pun mengena, beliau mengatakan bahwa

kiri itu plesetan dari kere, dan kanan itu singkatan dari kaya

tenan. Orang yang mengutamakan otak kanan adalah mereka

orang-orang yang kaya dan sukses. Maka, mungkin benar juga

riset yang mengatakan bahwa kesuksesan seseorang 80%

ditentukan oleh EQ(otak kanan)nya.

Lalu apa yang saya pelajari dan ambil hikmahnya (Inspirasi)

dari beliau? Saya belajar banyak hal:

1. Berfokus pada orang lain

Beliau mengajarkan kita untuk memampukan diri

sekaligus juga memampukan orang lain. Makanya ketika

beliau berdoa, selalu agar dimampukan dan

memampukan orang lain juga. “Ya Allah, aku ingin bisa

haji dan bisa menghajikan orang lain.” ; “Ya Allah, aku

ingin kaya dan bisa mensejahterakan orang lain.” ; dan

sebagainya. Beliau tidak pernah berdoa hanya untuk

dirinya sendiri.

2. Mulai dengan kanan(gambaran besar), baru kiri(analisa),

action oriented

Page 161: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Banyak di antara kita yang terlalu banyak analisa dan

rencana dalam memulai sesuatu, dalam hal bisnis,

impian, dan target-target hidup kita. Rencana memang

perlu, tapi kalau kebanyakan rencana, malah jadinya

bencana. Jarang sekali yang merealisasikan rencananya

menjadi sebuah tindakan. Di sini Mas Ippho

mengajarkan untuk kita melangkah saja dulu dulu, baru

berpikir lebih lanjut. Learning by doing. Jangan menunggu

sempurna untuk melakukan. Sambil jalan, pasti nanti

mikir, dan sambil jalan sambil disempurnakan.

3. Praktek! Praktek! Praktek!

Jangan tunda satu haripun, dan jangan tanyakan apapun.

Itulah nasehat yang selalu beliau sampaikan. Ketika ada

ide, laksanakan. Ketika dapat nasehat baik, laksanakan.

Bersegera. ACTION!

4. Bermental kaya

Kaya ataupun belum, kita harus memiliki mental ini,

mental kaya, mental optimis, mental memberi. Jangan

bermental miskin yang lebih sering suka meminta

daripada memberi, dan selalu pesimis. Karena pesimis

itu singkatan „penyakit si miskin‟. Jadi, bermental kaya,

dan berpikir keberlimpahan.

5. Keyakinan sempurna, yang disebut Prisma Paripurna.

Beliau mengajarkan ini dalam bukunya 40 Hari Percepatan

Rezeki. (Silahkan cari dan baca bukunya ya.)

6. Miliki impian dan cita-cita besar

Page 162: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Kalau kita bercita-cita besar berarti kita percaya bahwa

Allah Maha Besar. Bercita-cita kaya, berarti kita percaya

bahwa Allah Maha Kaya.

7. Pegang harapan yang tinggi hanya kepada Allah

Ada yang menyangkal, “nanti kalo terlalu berharapan

tinggi kepada Allah bisa kecewa.” Lebih baik kecewa

kepada Allah daripada kecewa kepada manusia. Karena

dasar dari kekecewaan kita kepada-Nya pasti adalah

karena kita salah pengertian. Hayo, berapa sering kita

marah dan kecewa kepada Allah karena suatu hal, dan di

kemudian hari kita menyesal setelah tau bahwa itu

merupakan rencana pembahagiaan dan pembesaran bagi

kita. Ya, ciri seorang Moslem Millionaire, berpegang teguh

pada cinta dan keyakinan kepada-Nya.

8. Kebiasaan orang kaya

Beliau mengajarkan kita untuk menjalankan kebiasaan-

kebiasaan yang menjadikan kita lebih mudah sukses dan

kaya, seperti menjadi seorang pengusaha,

memperbanyak shalat dhuha, sedekah, puasa, dan segera

menikah. Serta sunah Nabi yang lainnya, beliau syiarkan

untuk kita lakukan.

Itu yang saya pelajari dari beliau. Yang saya suka dari Mas

Ippho ini, karena pola pikirnya hampir mirip dengan pola pikir

saya. Maka ketika pertama kali membaca bukunya, ada kalimat

terlintas dibenak saya, “Ternyata ada juga orang yang berpikir

seperti ini.” Hal inilah yang sebenarnya membuat motivasi

hidup saya tergugah kembali. Sederhana, tapi berdampak

Page 163: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

sampai saat ini. Dari sini saja saya sudah mengambil Inspirasi

tentang „sederhana‟, bahwa sesuatu yang sederhana bisa

membuat dampak luar biasa, jika kita mengamati dan

memperhatikannya.

Buku Spiritual in Action ini bisa saya tulispun karena sebuah

kalimat dalam bukunya Mas Ippho, di dalam bukunya tertulis,

“Kalau kamu punya pemikiran sendiri, dan tidak ingin

berdebat, buatlah sebuah buku. Jadi kalau ada orang yang mau

berdebat denganmu, biar suruh berdebat saja dengan bukumu.”

Sejak itu, saya mulai suka membaca buku-buku non formal,

sampai-sampai saya sering ditegur orang tua, karena setiap hari

hampir saya membaca buku-buku di luar buku-buku pelajaran

sekolah. Ya, saya sudah tidak doyan buku pelajaran sekolah

waktu itu, karena ilmunya tidak praktis bagi saya.

Bukan maksud saya mengatakan bahwa buku pelajaran di

sekolah itu tidak bagus, buku sekolah itu bagus, tapi tidak

bagus untuk Bagus. Hehehe...

Makanya saya baca buku-buku genre motivasi, pengembangan

diri, spritual, dan bisnis yang non formal, yang ilmunya praktis

untuk tujuan-tujuan ke depan saya.

Tidak lama sejak saat itupun saya mulai merancang masa depan

saya sendiri secara besar-besaran, saya membuat Life Plan atau

Life Mapping hidup saya sendiri. Dari akan menjadi apa saya

nanti, dan seperti apa gambaran kehidupan saya di masa

mendatang, saya gambarkan, saya rincikan. Sampai salah

Page 164: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

seorang teman saya kaget, ketika saya cerita, bahwa saya sudah

menyiapkan gambaran masa depan, termasuk jodoh, dan nama-

nama anak saya nanti. Dia bertanya, “Lah, darimana kamu

dapat itu Gus, kamu ngarang gitu?” Entahlah, ketika saya ingin

membuat Life Plan itu, jauh-jauh hari sebelumnya saya memang

hobi meminta kepada-Nya, untuk selalu dibimbing dalam

setiap tindakan yang saya lakukan. Ya, seperti di awal buku ini,

sebuah quotes:

Maka kadang muncul, gambaran-gambaran „aneh‟ ketika

melihat seseorang yang baru pertama kali kita lihat dan kita

kenal. Atau muncul nama-nama „aneh‟ yang dalam benak kita,

dan terus-menerus kita bertemu dengan hal itu di tempat lain,

di waktu, atau kondisi lain.

Ketika saya memasuki Life Plan keturunan, nama Muhammad

dan nama seorang Nabi lainnya, serta sifat-sifat-Nya muncul

begitu saja, dan terus bertemu nama itu secara tidak sengaja di

buku yang baru saya beli, di facebook, dan di tempat-tempat lain.

Sejak itu, bukan kebetulan nama itu saya tulis sebagai nama

“Ketika kita mendekatkan diri kepada-Nya, dan

mencoba mengenal-Nya lebih dalam, Dia akan

membisiki dan memberi petunjuk-petunjuk kepada kita

mengenai suatu hal atau seseorang, bisa jadi tentang

masa sekarang, atau bisa juga masa yang akan datang.”

Page 165: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

seorang anak. Jadi saya ga ngarang-ngarang gitu ya teman.

(Halo, apa kamu membaca bukuku ini sekarang? Sudah

terjawab ya...) Hehehe...

Life Plan atau Life Mapping atau apapun namanya menurut versi

Anda. Ini semua adalah bentuk output dari ‟otak kanan‟

(gambaran besar) yang nanti „otak kiri‟(detail) akan

menindaklanjutinya sendiri.

Banyak saran-saran dari Mas Ippho yang saya lakukan tanpa

banyak pikir dan banyak tanya, yaitu shalat dhuha, dan

sedekah. Ini yang saya alami sendiri, benar-benar powerful. Itu

salah satu alasan kenapa saya sampai bisa menghasilkan lebih

dari Rp3.000.000,-/bulan dari bisnis online saat SMA kelas 11,

yang saya mulai tanpa modal apa-apa. (Bagaimana bisa? Bisa,

dengan mengoptimalkan apa saja yang ada di sekitar kita, dan

rajin-rajin berdhuha dan bersedekah, dan berpikir serba

mungkin. Dan jangan lupa, baca sharing saya di E-BOOK

“Bisnis Online Tanpa Modal” yang bisa Anda download gratis

di bagussaryadi.com)

“Barang siapa ingin diluaskan dan dilapangkan rezekinya,

hendaklah ia melaksanakan shalat dhuha dan bersedekah.”

“Kita diberuntungkan oleh-Nya, karena faktor

kedekatan kita dengan-Nya.”

Page 166: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Tapi ingat, jangan shalat dhuha dan sedekah dengan niat hanya

karena uang. Niatnya tentu karena Allah, ridha-Nya, nah

dampaknya yaitu harta kita akan dilapangkan. See?

Jembatan Inspirasi

Ini dia, saluran Inspirasi berikutnya. Ini dimulai ketika saya

kenal dengan seseorang, dia bernama Aulia Pradipta

Prabandaru. Dia teman SMA kelas 12 saya. Walaupun kelas 10

saya sudah tau dia, tapi kenal seperti apa orangnya baru saat

kelas 12 itu. Dan mohon maaf, awalnya saya sedikit tidak suka

dengan ekspresi wajahnya. Tapi setelah kenal dia, wah, dia

ternyata orang yang luar biasa juga mentalnya, mental seorang

leader yang memiliki antusiasme tinggi. Hehehe...

Nah, dari paragraf di atas, kita sudah bisa mendapat

hikmahnya. Yang pertama, tentang prasangka, bahwa yang kita

anggap kurang baik, bisa jadi merupakan hal yang sangat baik.

Awal pertama melihat dia saat kelas 10, ada hal-hal „aneh‟

terbesit dipikiran saya, sepertinya pernah melihat orang ini

sebelumnya. Tapi itu dia, dari ekspresi moodynya saya kurang

suka, sehingga saya malah berprasangka. Tetapi setelah kenal 2

tahun kemudian, barulah saya sadar, ternyata seorang

Dipta(nama panggilannya) ini orang yang menginspirasi bagi

saya. Saat itu dia mendatangi saya ketika saya sedang membaca

buku bisnis. Dia ingin melihat buku yang sedang saya baca,

mungkin dia tertarik dengan bukunya. Lalu saya bertanya,

“Halo Dip, suka bisnis? Mau baca buku ini?” sambil sedikit

Page 167: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

menyodorkan bukunya dan langsung saya tanya, “Cita-citamu

apa Dip?” Lalu, tiba-tiba dia menjelaskannya dengan sangat

panjang lebar dan berpola tentang cita-citanya dan impian-

impiannya, sambil mencoret-coret di kertas, dia

menggambarkan polanya. Dan dia berkata, “Tau ga Gus, aku

pernah berdoa, meminta untuk dipertemukan orang yang satu

visi, satu passion dan mendukungku.”

Hmmm... dia memiliki visi, passion, dan antusias yang besar.

Nah, hikmah yang kedua, soal antusias. Tahukah Anda? Bahwa

potensi seseorang dalam dirinya bisa kita ketahui dari di mana

letak antusiasme nya. Antusias, berasal dari kata dalam bahasa

Yunani, En(di dalam), dan Theos(Tuhan), jadi antusias berarti

ada Tuhan di dalam, yang maknanya, ada spirit Tuhan dari

dalam yang mentenagai diri seseorang itu, makanya orang

seperti ini sangat bersemangat.

Sejak saya mengenalnya, saya sering sharing-sharing

dengannya, ya, malahan saya lah yang paling banyak belajar

darinya. Banyak hal yang saya pelajari darinya, terutama

diranahan kelemahan-kelemahan saya. Seperti, tentang

“Untuk memahami hati dan pikiran seseorang, jangan lihat

apa yang sudah ia capai, tapi lihat pada apa yang ia cita-

citakan.”

KAHLIL GIBRAN

Page 168: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

kepemimpinan, hubungan, kerja sama(tim), organisasi,

berbicara. Itu adalah kelemahan-kelemahan saya.

Sejak mengenalnya, saya serasa dipaksa untuk mempelajari dan

memperbaiki semua kelemahan-kelemahan itu. Dari diajaknya

kerja sama untuk membuat usaha, diajaknya bergabung dalam

komunitasnya, diajaknya untuk belajar menjalin hubungan

dengan orang lain, diajaknya untuk belajar berani berbicara di

publik, serta mempelajari inspirasi tentang kepemimpinan di

dalam dirinya.

Salah satu hal yang luar biasa, adalah komunitas yang ia

dirikan, bernama ToyaNaara. Sebuah komunitas yang bisa

disebut sebagai komunitas sosial dan pendidikan. Yang

mengajarkan, dan menyampaikan apa yang kita miliki.

Beranggotakan sahabat-sahabatnya yang memiliki karakter dan

keunikannya masing-masing. Dan beruntung saya diajaknya.

Walaupun sempat menolak, tapi dia sedikit memaksa, ya,

memaksa untuk kebaikanku juga, terima kasih Dip.

Page 169: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Di sini saya belajar bagaimana mengerti karakter orang lain, dan

menjalin hubungan, serta bekerja sama di dalamnya.

Pengalaman yang sangat menginspirasi, walaupun saya merasa

telat masuk. Hehehe...

ToyaNaara berfoto dengan gayanya masing-masing, setelah sharing ilmu

dengan anak-anak SMP di Cilacap. Ada yang tau saya di mana? (yang

memfoto.) :P

Page 170: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Selain itu, bukan kebetulan,

melalui ToyaNaara inilah

saat kelas 12 itu, saya bisa

belajar kepemimpinan

dengan Dipta dan Pak

Ganjar Pranowo.

Yang saya tangkap dari nasehat kepemimpinan beliau, adalah

bahwa laki-laki adalah seorang pemimpin, dan pemimpin itu

harus berani, dimulai dari berani mengangkat tangannya.

Rahasia keberhasilan pemimpin adalah melihat sesuatu yang

belum dilihat orang lain(visioner).

(Benar begitu Dip?)

Selain di komunitas ToyaNaara, saya juga belajar mengenai

public speaking, ini saya dapatkan di sebuah lembaga belajar

yang sangat unik, menarik, kalau istilahnya Mas Ippho itu ya

„otak kanan‟ banget deh...

Pak Ganjar, “Kunci sukses ada dalam

dua kata, ‘Percaya Diri’. Dan dalam satu

kata, ‘Nekat!’ Itu kunci suksesnya.”

“Laki-laki disebut laki-

laki karena dia berani.”

Page 171: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Lembaga belajar ini bernama Entrance, yang merupakan

singkatan dari English Training Centre, yang didirikan oleh Pak

Hartomo. Di tempat inilah teman-teman yang ingin belajar

banyak hal, dan terutama belajar bahasa Inggris.

Ini adalah beberapa kegiatan yang saya jalani selama belajar di

Entrance. Salah satunya adalah belajar Public Speaking, yang

dibimbing oleh salah satu mentor di sana, Mas Widayanto

Bintang namanya.

Dan setelah training ini, dipilih beberapa orang dalam satu tim

yang kemudian akan berlanjut untuk mengisi seminar dan

training motivasi kepada anak-anak SMP Negeri 1 Cilacap

waktu itu.

Training Powerful Public Speaking, di Entrance, bersama Mas

Widayanto Bintang.

Page 172: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Dan saya terpilih bersama Dipta dan beberapa teman kami

lainnya untuk mengisi di SMP Negeri 1 Cilacap.

Kami berlatih sampai larut malam. Saya masih ingat waktu itu

kami berlatih hingga pukul satu pagi. Dan saat tampil di depan

anak-anak, saya masih berkeringat dingin dan masih sering

mengatakan “Eeem...” saat bicara. Ya, namanya juga berlatih,

kalau tidak berani salah, kapan mau benar?

Setelah selesai, lega rasanya. Namun saya senang, bisa melawan

rasa takut saya. Kemauan lebih penting daripada kemampuan.

Berbicara di depan anak-anak OSIS SMP Negeri 1 Cilacap, sharing ilmu, dan

melawan rasa takut.

Page 173: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Tim Powerful Public Speaking “The Macho”, bersama anak-anak OSIS

SMP Negeri 1 Cilacap.

“Keberanian bukan berarti tidak adanya ketakutan, tetapi

kemenangan atas ketakutan. Saya sendiri lebih sering merasa

takut daripada yang saya ingat, tetapi saya mengatasinya

dengan bertopeng keberanian. Orang yang berani bukanlah

orang yang tidak merasa takut, tetapi orang yang

menaklukannya. Berani itu takut, tetapi tetap melangkah.”

Nelson mandela

Page 174: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Silahkan bagi teman-teman yang ingin berkunjung, silaturahim,

dan belajar banyak hal di sini, mampir saja ke Cilacap. Dan

belajar bersama Entrance.

Silaturahim, dengan keluarga Entrance, setelah cukup lama tidak bertemu.

Page 175: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Selain itu, saya dan Dipta diberi kesempatan, mendapat

undangan tiket gratis di Training “Magnet Rezeki” nya Mas

Ippho, yang waktu itu bukan kebetulan diselenggarakan di

Semarang. Ya, akhirnya saya bisa bertemu kakak kembaran

saya, dan mendapatkan ilmu dan Inspirasinya secara langsung,

hehehe...

Saya(kiri), Ippho Santosa, dan Aulia Pradipta Prabandaru(kanan),

berkesempatan berfoto bersama, saat Training “Magnet Rezeki”, di

Semarang.

Page 176: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Itu dia beberapa Inspirasi yang saya dapatkan di kelas 11 dan

12. Sekarang langsung saja kita lanjut Inspirasi yang saya dapat

setelah lulus SMA...

Daerah „Inspirasi‟ Yogyakarta

Ya, Daerah „Inspirasi‟ Yogyakarta, bukan Daerah Istimewa

Yogyakarta. Mengapa saya sebut seperti ini. Karena di Jogja

inilah Inspirasi tercurah, istilahnya, lautan Inspirasi. Banyak

hikmah yang saya pelajari di kota ini.

(By The Way, sebenarnya, ada hal yang membuat saya

memutuskan kuliah di Jogja daripada Semarang. Jawabannya

ada di salah satu artikel di web saya bagussaryadi.com)

Pada awal-awal masuk kuliah, saya sangat senang, di Jogja

banyak event-event, seminar, dan komunitas, yang saya bisa

banyak belajar darinya. Bertemu tokoh-tokoh pengusaha,

penulis, dan tokoh lainnya.

Di sinilah pertama kali saya mencoba belajar sesuatu yang baru,

yaitu Hipnosis.Ya, menghipnotis, rasanya ngeri-ngeri juga ya,

saya sempat tidak bisa mengembalikan kesadaran orang yang

saya hipnotis saat sedang praktek menghipnosisnya. Hipnosis

ini saya belajar dari Mas Antonius Kurniawan dari PsikologID.

Page 177: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Ya, Jogja tempat yang asyik untuk mendapatkan ilmu dan

Inspirasi sebanyak-banyaknya. Bukan kebetulan, di Jogja saya

bertemu Mas Ippho lagi, juga sekaligus Mas Jaya Setiabudi.

Bersama Ary teman saya, dia masih SMA(kiri), Mas Anton, dan saya(kanan),

belajar sesuatu yang baru, hipnosis. Menambah pengalaman.

Seminar “Percepatan Rezeki” Ippho

Santosa di Yogyakarta.

Seminar “Buka Toko Online Langsung

Laris” Jaya Setiabudi di Yogyakarta.

Page 178: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Mas Ippho Santosa dan Mas Jaya Setiabudi, mengajarkan kita

untuk terus mengembangkan diri dan mencari ilmu sebanyak-

banyaknya, ilmu yang bermanfaat. Nasehat beliau, “Sesiapa

yang mencari ilmu di jalan Allah, dijamin tidak akan fakir, pasti

ada saja jalan rezeki, untuk dirinya dan untuk mencari ilmu

yang lebih banyak lagi.” Memang untuk mendapat ilmu, perlu

biaya. Pernah mendengar istilah Jawa, “Jer basuki mawa bea”?

Ya, untuk menjadi baik dan lebih baik, perlu biaya untuk

upgrade.

“Seberapa besar kita ingin menjadi, di situ juga seberapa

besar kita membutuhkan biaya.”

Mario Teguh

Selain kuliah di Fakultas Filsafat UGM, saya juga mengikuti

(Unit Kegiatan Mahasiswa) Koperasi Kopma UGM. Dan di

Koperasi Kopma UGM, inilah tempat terjawabnya doa-doa

saya, salah satunya doa tentang meminta diberikan ujian

menghadapi kelemahan-kelemahan saya. Hmmm, sangat

menantang.

Awalnya saya masuk sini karena minat saya di bidang

kewirausahaan dan kepenulisaan, dan di Kopma UGM ini ada

wadah untuk menampung minat itu. (Sayang sekali di Kopma

UGM belum ada yang menampung minat di bidang

keagamaan, kalau ada pasti sempurna untuk minat-minat saya.

Hehehe...)

Page 179: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Tetapi setelah masuk, saya malah tidak aktif di gugus yang

menampung kedua minat saya itu, saya malah dituntun-Nya

masuk ke wilayah kepengurusan-staf dan jajarannya.

Di awali menjadi seorang Asisten Bidang Bisnis. Alhamdulillah

saya di terima. Dan mulailah mental saya tertekan,

berorganisasi, dan bekerja dalam tim, adalah hal yang

sebenarnya tidak saya sukai. Tapi saya harus mengatasinya,

karena tujuan dan cita-cita saya di dunia ini, mengharuskan

saya untuk memperbaiki itu semua. Ya, walaupun ada yang

mengatakan, bahwa berfokuslah pada kekuatan, bukan

kelemahan. Tetapi kembali lagi seperti yang sudah saya jelaskan

di bab dua tadi. (Boleh kembali membaca sekilas.)

Saya jalani saja, sambil saya amati, saya perhatikan, dan saya

pelajari, bagaimana caranya, bagaimana seharusnya. Dan

Alhamdulillah sedikit-demi sedikit saya mulai mengerti. Tidak

peduli seberapa lambat saya berkembang, asal saya tidak diam,

dan terus belajar mengembangkan diri.

Kadang, Kopma UGM juga mendapat sharing dari para

alumninya yang sudah menjadi seorang profesional.

Page 180: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Selain itu, Kopma UGM juga sering mengadakan kunjungan

industri. Ya, jalan-jalan sambil belajar, bagi yang memiliki cita-

cita menjadi seorang pengusaha.

Upgrading dan sharing dari Mas Sony Rachmadi Purnomo alumni Koperasi

“Kopma UGM” untuk Koperasi “Kopma UGM”.

Page 181: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Selan itu juga, saya diberi kesempatan untuk mengikuti

kegiatan kepanitiaan. Saya ikuti nasehat dan saran-saran dari

Dipta, “Manfaatkan berorganisasi sebaik mungkin, di situ kamu

bisa berkembang. Dan suatu saat kamu akan beruntung pernah

melaluinya.”

Salah satu kunjungan industri Kopma UGM ke perusahaan Mirota, dan

foto ini diambil saat berada di Mirota Bakery. Ya, bukan kebetulan, cita-

cita saya memiliki perusahaan multi seperti ini, namun insyaAllah lebih

berfokus pada profit bagi kemaslahatan umat.

Page 182: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Saya sering kecapean karena kesibukkan ini, dan kesibukkan

target-target dan impian-impian pribadi saya. Namun, ayolah

kita coba, mengapa tidak?

“Lebih baik aku lelah berjuang dalam kebermanfaatan,

daripada aku diam yang menjadikanku rusak.”

Aulia Pradipta Prabandaru

Kepanitiaan RAT(Rapat Anggota Tahunan) ke-33 Koperasi “Kopma UGM”,

persiapan berbulan-bulan untuk acara 3 hari berturut-turut, seharian

penuh.

Page 183: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Setelah sebelumnya menjadi Asisten Bidang Bisnis, kini saya

diamanahi menjadi Staf Bidang Bisnis. Awal masuk saya kaget,

kondisinya membuat saya tidak fokus dengan tugas-tugas

organisasi juga tugas pribadi yang sering bentrok, dan membuat

saya kewalahan, termasuk saat saya menulis buku ini.

Namun setelah buku ini selesai, pasti saya akan fokus, agar bisa

bekerja untuk organisasi sesuai janji, dan belajar untuk

sepenuhnya menjadi pribadi yang dewasa secara organisasi.

Bidang Bisnis Koperasi “Kopma UGM”, dari generasi ke generasi.

Page 184: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Ya, di Koperasi “Kopma UGM” inilah sekolah pengembangan

diri saya, sekaligus tempat untuk menghadapi tantangan-

tantangan kelemahan di dalam diri.

Bagi teman-teman yang ingin mengembangkan diri, di sinilah

tempat yang cocok. UKM(Unit Kegiatan Mahasiswa) Koperasi

“Kopma UGM” memiliki bisnis dan aset yang sudah cukup

besar, dan semua dikelola oleh mahasiswa dan karyawan, dan

merupakan UKM dengan jumlah anggota terbanyak di UGM,

Dengan potensi sumber daya yang ada, kita bisa belajar banyak

hal di sini.

Pola Inspirasi

Ini dia hal yang terpenting yang saya pelajari dari Aulia

Pradipta Prabandaru. Ilmu dan hikmah yang saya dapat setelah

selesai mendengarkan seminar dari salah satu pengusaha sukses

alumni SMA Negeri 1 Cilacap. Dipta bertanya, "Tau ga Gus, apa

persamaan orang-orang sukses itu?". Tanyaku, "Apa Dip?". Dia

menjawab, "Pola."

Hmmm...

Sejenak saya berpikir dan merenung, ya, memang benar, setiap

orang yang sukses dalam bidangnya masing-masing memiliki

sebuah pola yang sama, dari sikap, kebiasaan, prinsip dan

sebagainya, ada kesamaan di antara mereka.

Sejak itu saya suka memperhatikan pola sikap orang-orang. Dan

Page 185: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

juga saya mulai mengamati pola-pola dalam setiap kejadian,

baik kejadian masa lalu, masa yang saya jalani sekarang, untuk

melihat visi hidup saya ke depan.

Beruntung saya dapat inspirasi tentang pentingnya mengamati

pola, serasa kehidupan ini terbaca lebih jelas, dan lebih mudah

untuk memahami dan memaknai apa maksud dari kejadian-

kejadian yang terjadi.

Setelah kita bisa memahami dan mengamati 'pola' itu, kita akan

sadar betapa luar biasanya kejadian-kejadian dalam hidup kita,

kejadian-kejadian penuh masalah yang mungkin dulunya kita

anggap sebuah ketidakadilan dari ketetapan-Nya. Ternyata

sebenarnya itu adalah sebuah rencana pembesaran bagi

kebaikan hidup kita. Setelah kita menemukan 'titik' itu, sudut

pandang kita akan benar-benar berubah menjadi sangat positif,

kita akan benar-benar malu pada sikap kita dulu yang

menganggap bahwa kehendak-Nya adalah hal yang buruk, dan

ternyata semua adalah bagian dari rencana yang terbaik bagi

diri kita.

Bukan maksud saya untuk mendahului takdirnya, tapi memang

kadang petunjuk dari bimbingan batin itu membentuk pola

yang bisa kita lihat gambaran besarnya.

Orang-orang cerdas dalam kehidupan adalah mereka yang

melihat dan mengamati pola. Sampai mereka merasakan

keindahan kehidupan yang ada dalam penataannya.

Page 186: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Bonus Inspirasi

Page 187: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Pygmalion Effect

Anda tahu apa itu Pygmalion effect? Istilah ini terinspirasi dari

kisah seorang tokoh mitologi Yunani, bernama Pygmalion,

seorang pematung yang berharap patung wanita bernama

Galatea yang dibuatnya menjadi seorang wanita yang nyata.

Untuk sejarah dan kisah lebih lengkapnya, Anda bisa

membacanya di literatur lain atau di internet. Di sini saya hanya

menjelaskan soal apa itu Pygmalion effect.

Pygmalion effect merupakan inspirasi bagi para psikolog yang

diambil dari kisah Pygmalion. Ini berkaitan dalam hal

mengembangkan persepsi, stigma, serta konsep diri manusia.

Keyakinan Pygmalion bahwa Galatea hidup dan seolah-olah

hidup, menjadikan Galatea benar-benar hidup. Terlepas dari

kisah mitosnya, mari kita ambil pelajaran dan hikmah darinya

ya.

Jadi, pengertian Pygmalion effect secara sederhananya. Ketika

kita yakin, dan mempersepsikan yakin, maka kita akan benar-

benar yakin, dan hal yang kita yakini itu akan terjadi.

Contoh lain, ketika ada orang tua yang mempersepsikan

anaknya bodoh, maka anak itu akan menjadi bodoh sungguhan.

Karena orang tuanya tidak memiliki energi yang cukup untuk

mempercayai bahwa anaknya adalah anak yang pintar.

Akhirnya, hal ini akan membuat orang tua itu memperlakukan

sang anak seperti anak yang bodoh juga.

Page 188: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Karena itu, betapa pentingnya bagi kita untuk memberikan

stigma positif kepada siapapun agar mereka kemudian lahir

dengan konsep diri dan kepribadian yang kuat. Epictetus

mengatakan bahwa kehidupan kita dihasilkan oleh pikiran kita.

You are what you think.

Mahatma Gandhi pun memiliki keyakinan yang serupa, bahwa

orang menjadi apa seperti yang diyakininya sendiri. Gandhi

mengatakan, “Jika saya selalu mengatakan kepada diri saya

bahwa saya tidak dapat melakukan sesuatu, mungkin saja

saya memang tidak bisa melakukannya. Sebaliknya, jika saya

yakin mampu melakukannya, saya pasti mendapat

kemampuan untuk melakukannya meskipun pada awalnya

mungkin saya tidak memilikinya.”

Para ahli komunikasi menerjemahkan Pygmalion Effect ini

dengan istilah ramalan pemenuhan diri atau nubuat yang

dipenuhi dengan sendirinya. Contoh, jika kita berpikir orang

lain tidak menyukai kita. Maka pikiran kita akan mengatur

bahasa verbal dan non verbal kita menjadi kata dan gerakan

yang memang akan membuat orang tak suka kepada kita, dan

akhirnya memang kita benar-benar akan tidak disukai.

Akhirnya kisah Pygmalion mengajarkan kita pentingnya akan

sebuah keyakinan untuk memelihara pikiran-pikiran positif

dalam jiwa kita.

Page 189: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Berbagi dengan Menulis

Karunia terbesar yang bisa kita berikan adalah bagian dari

diri kita sendiri.

Menjadi seorang penulis, mungkin bagi sebagian besar dari

kita, menyepelekannya. Entah dilihat dari sudut pandang

seperti apa.

Bagi saya, menulis adalah sebuah alat, untuk bisa

menyampaikan banyak kebaikan. Dengan tekun setiap hari

menyampaikan nasihat baik melalui apa yang kita tulis.

InsyaAllah Allah senang melihatnya.

Amalan yang paling utama adalah perbuatan yang

berkelanjutan, walupun sedikit, asal ia dikerjakan dengan

ketekunan, kesinambungan, dan cinta.

“Pikiran itu akan jadi kata-kata. Kata-kata menjadi tindakan.

Tindakan menjadi kebiasaan. Kebiasaan menjadi karakter. Dan

karakter itu akan menjadi nasib.”

Frank outlaw

Page 190: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Tentu menyampaikan dan mengajak sesama kita kepada-Nya

dengan nasehat dan Inspirasi atau hikmah.

Dengan menulis, kita lebih mudah mengolah terlebih dahulu

apa yang akan kita sampaikan.

Bahasa tulisan harusnya lebih bijak dari ucapan, karena

tulisan melewati alam pikiran sebanyak dua kali: apa yang

akan disampaikan dan bagaimana menuliskannya.

Tahukah Anda, bahwa untuk bisa menguasai dan memberi

pengaruh pada dunia, ada dua senjatanya, yaitu menulis dan

berbicara.

Isi hati dan kepala memang tidak dapat diterka, namun kata-

kata, tulisan, dan air mata akan menunjukannya.

Tulislah dengan segenap hati dan jiwa, agar apa yang kita

sampaikan bisa diterima baik oleh hati dan jiwanya juga.

Kata-kata yang keluar dari bibir akan diterima sebatas telinga.

Kata-kata yang lahir dari pikiran, akan dipikirkan.

Kata-kata yang lahir dari hati, akan merasuk ke sanubari.

Teruslah menyampaikan dan mengajarkan kebaikan.

“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik...”

( 16 : 125 )

Page 191: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

“Sesungguhnya Allah memberi banyak kebaikan, para malaikat-Nya,

penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan

ikan-ikan selalu mendoakan orang-orang yang mengajarkan kebaikan

kepada orang lain.” (HR. Tirmidzi)

Kebaikan yang kita lakukan untuk diri kita sendiri, dan

keburukan yang kita lakukan juga kembali pada diri kita sendiri

(45:15).

Maka, jika ada niat baik, sampaikanlah.

“Niat baik yang tak diungkapkan tidak ada artinya!”

Ken Blanchard – One Minute Manager

Semoga tulisan ini bisa memberi kebermanfaatan. Aamiin...

“Inti dari kebermanfaatan adalah mampu membuat

perbedaan dalam hidup Anda, dan hidup orang lain”

ANONIM

Page 192: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

“Saat kamu memainkan permainan ini, banyak

sekali hal-hal ajaib yang akan kamu rasakan, jika

kamu jeli mengamati polanya. Dan ketika

permainan ini selesai, maka Dia akan menjelaskan

dan memperlihatkan semuanya, saat itu kamu akan

takjub dengan apa yang akan kamu lihat.”

Bagus Setyo Aryadi

Page 193: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi
Page 194: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

BAB 7

Spiritual in You

Page 195: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Bab ketujuh ini, saya ingin Anda yang mengisinya, karena saya

yakin setiap orang memiliki pengalaman spiritual. Ingat,

bahwa kita ini sebenarnya makhluk spiritual yang mendiami

badan yang kasar. Dan, belajarlah untuk menulis dan

mengungkapkan pengalaman hikmah spiritual Anda. Tulislah

mengenai kehidupan spiritual Anda, karakter spiritual Anda,

teladan spiritual Anda, kekayaan spiritual Anda, cinta spiritual

Anda, dan Inspirasi spiritual Anda. Tuliskan semuanya,

walaupun hanya sedikit yang bisa Anda tulis, tulisan itu bisa

menjadi refleksi diri Anda. Yakin pasti akan bermanfaat suatu

saat nanti.

Ini adalah bab milik Anda, sekali lagi, ini adalah bab milik

Anda, jangan ragu dan takut untuk menuliskannya. Bab ini

milik Anda, maka tulis apa yang ada dalam pikiran, dan hati

Anda berdasarkan pengalaman spiritual yang pernah Anda

alami. Tulis dengan bebas dan lepas, silahkan ambil pena dan

tulis dalam lembaran catatan kosong di bab Anda ini. (Jika

lembarannya kurang, Anda bisa menuliskannya di laptop, atau

tulis di Diary Book Anda...)

Dan jika Anda berkenan untuk berbagi kisah cerita dan hikmah

dari pengalaman Anda untuk Sahabat Inspiratif lainnya, bisa

Anda kirim ke email saya: [email protected]

Saya cukupkan sampai di sini dulu ya, semoga buku yang saya

buat ini bisa bermanfaat bagi Sahabat Inspiratif semua. Ambil

hikmah darinya. Dan Anda yang membaca dan membagikan

Page 196: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

atau meminjamkan buku ini kepada saudara, teman, kerabat,

atau keluarga Anda, mudah-mudahan akan mendapat amal

dan pahala jariyah yang berkesinambungan atas

kebermanfaatan dan keberkahan yang ada di dalamnya.

Aamiin...

Sampai jumpa di buku berikutnya, jangan lupa kontak-kontak

ya. Tapi harus sabar menunggu jawabannya juga ya hehehe...

Terima Kasih. Salam Inspiratif...

Page 197: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Catatan Inspiratif

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Page 198: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Page 199: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Page 200: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Page 201: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Page 202: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Page 203: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Page 204: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Penulis

Bagus Setyo Aryadi

Lahir pada hari Senin Pahing, 18 Maret 1996 di Cilacap. Anak

ketiga yang lahir dari tiga bersaudara, dari pasangan Ramelan

Aryadi Rakhmat (alm) dan Setyaningsih, yang berasal dari

Cilacap dan Muntilan. Bagus sekarang adalah seorang

mahasiswa Filsafat UGM 2014. Kegiatan sehari-harinya adalah

berbisnis online, menulis, berdakwah dan aktif dalam Unit

Kegiatan Mahasiswa Koperasi Kopma UGM.

Page 205: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Motto hidupnya,

“Menjadi sebaik-baiknya manusia dengan sekecil-kecilnya

kemampuan yang saya miliki.”

Sebelumnya Bagus sudah menulis sebuah e-book berjudul “Jadi

Dropshipper, Reseller, dan Affiliater, Bisnis Online Tanpa

Modal, Penghasilan Jutaan Rupiah Perbulan” yang bisa Anda

download GRATIS di sini: www.bagussaryadi.com

Untuk mendapatkan Share Inspirasi rutin hampir setiap hari

dari Bagus, Anda bisa mengontaknya di:

Website : www.bagussaryadi.com PIN BB : 5124e4de Whatsapp : 085642709850 Line : 085642709850 Facebook : Bagus S. Aryadi FanPages : bagussaryadi.com Twitter : @bagussaryadi Instagram : @bagussaryadi E-mail : [email protected]

Masukan Dari Anda

Menurut Anda, bab atau bagian manakah di buku ini yang paling bermanfaat dan paling Anda sukai? BBM atau e-mail kan jawaban Anda. Masukan dari Anda amat berarti untuk edisi revisi buku ini, sehingga buku ini menjadi lebih bermanfaat.

Page 206: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Kontributor Wulan Puspitasari

Lahir, Sabtu, 29 Juni 1996 di Cilacap. Putri kedua dari dua

bersaudari dari Bapak Mugiono dan Ibu Surati, yang berasal dari

Kroya dan Purworejo.

Sekarang Wulan menjadi seorang mahasiswi Pendidikan

Kimia di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Tujuan awal Wulan

bukan untuk menjadi seorang pendidik melainkan pada bidang

kesehatan. Tetapi Allah berkehendak lain, karena manusia merancang

harapan dengan cita-cita, sedangkan Allah merancang harapan

hambanya dengan cinta.

Aktifitas Wulan selain menjadi mahasiswi, syuro, berdakwah,

liqo‟, menjadi tentor les private, dan berorganisasi di DPM (Dewan

Perwakilan Mahasiswa) dan SKI (Sie Kerohanian Islam) 2015.

Page 207: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Motto hidup,

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi

orang lain, hidup hanya sekali, dan hiduplah untuk berbagi.”

Kawan-kawan semua bisa menghubungi saya untuk sharing ilmu,

pengalaman dan cerita inspirasi melalui :

Whatsapp : 085842684955

Facebook : Wulan Puspitasari

E-mail : [email protected]

Page 208: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Editor Hizroh Rochmah Tulloh

Kelahiran 14 Juni 1996, Cilacap. Putri kelima dari Ibu Siti

Maesaro dan Pak Komarudin.

Sejak kecil Hizroh menaruh minat pada bidang

kesehatan dan seiring waktu menemukan passionnya pada

dunia menulis dan public speaking(debat bahasa Inggris).

Sekarang Hizroh menjalani perkuliahan di Jurusan

Keperawatan, Universitas Diponegoro, Semarang.

Aktifitas Hizroh sebagai mahasiswi, mentoring,

berdakwah, mengikuti perlombaan akademik dan non-

akademik, seminar, dan berorganisasi di FOSIMMIK (Forum

Silaturrahim Mahasiswa Muslim Ilmu Keperawatan), dan KSIK

(Kelompok Studi Islam Keperawatan).

Page 209: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Motto hidupnya,

“Allah adalah tujuan hidupku. Smart Inside, and Strong

Outside.”

Line : Hizrohrochmaht Facebook : Hizroh Rochmah Tulloh Twitter : @hizrohrochmaht Email : [email protected]

Page 210: Spiritual in Action Bagus Setyo Aryadi

Inspirasi adalah petunjuk yang menghidupkan energi

jiwa dalam diri kita,

membuka pintu dalam pikiran kita, dan

merubah kita menjadi seorang yang lebih baik dari

sebelumnya.


Top Related