Transcript

Pengawasan dan Penegakan

Hukum Lingkungan

Menimbulkan Pencemaran

dan Kerusakan Lingkungan

Penanggung jawab usaha dan/atau

kegiatan menjadi taat dan

lingkungan lestari

Pelanggaran Peraturan di Bidang

Lingkungan Hidup dan Persyaratan yang ada dalam Izin Lingkungan

2.Pemanfaatana. Didasarkan atas RPPLH

b. Bila tidak, atas dasar DD & DT

RuangLingkup

PPLH

1. Perencanaana. Inventarisasi lingkungan hidupb. Penetapan wilayah ekoregion

c. penyusunan RPPLH

3. Pengendaliana. Pencegahan

b. Penanggulanganc. Pemulihan

4. Pemeliharaana.Konservasi SDA

b. Perlindungan SDAc. Pelestarian fungsi atmosfer

5. Pengawasana. PPLH (fungsional)

6. Penegakan Hukuma. Sanksi administratif

b. Gugatan perdatac. Sanksi pidana

Pasal 4UU No. 32/2009

Sumber Pasal 4 UU No. 32 Tahun 2009

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah yang Terkait

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 22Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan DugaanPencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup dan/atauPerusakan Hutan

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 02 Tahun 2013 TentangPedoman Penerapan Sanksi Administratif Di Bidang Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan atau Keputusan MenteriLingkungan Hidup yang Terkait

Perda/Kep-Gubernur/Bupati/Walikota yang Terkait

1. Pasal 63 ayat (1) huruf o dan aa, ayat (2) huruf i dan s danayat (3) huruf i dan p, UU No. 32 Tahun 2009.(1) Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup, Pemerintah bertugas dan berwenang :o. Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan

penanggung jawab usaha dan/atau kegiatanterhadap ketentuan perizinan lingkungan danperaturan perundang-undangan;aa. Melakukan penegakan hukum lingkungan hidup

(2). Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Pemerintahprovinsi bertugas dan berwenang :i. Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung

jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinanlingkungan dan peraturan perundang-undangan;

s. Melakukan penegakan hukum lingkungan pada tingkat provinsi;(3) Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Pemerintah

Kab/Kota bertugas dan berwenang :i. Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung

jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinanlingkungan dan peraturan perundang-undangan;

p. Melakukan penegakan hukum lingkungan pada tingkatkabupaten/kota.

Pasal 100 :(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah,

baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan, dipidanadengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dandenda paling banyak Rp. 3.000.000.000,00 (tigamilyar) rupiah

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)hanya dapat dikenakan apabila sanksi administratifyang telah dijatuhkan tidak dipatuhi ataupelanggaran dilakukan lebih dari satu kali

Pasal 100 :(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah,

baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan, dipidanadengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dandenda paling banyak Rp. 3.000.000.000,00 (tigamilyar) rupiah

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)hanya dapat dikenakan apabila sanksi administratifyang telah dijatuhkan tidak dipatuhi ataupelanggaran dilakukan lebih dari satu kali

Pasal 76 UU No. 32 Tahun 2009 :(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi

administratif kepada penanggung jawab usaha dan/ataukegiatan jika dalam pengawasan ditemukan pelanggaranterhadap izin lingkungan.

(2) Sanksi administratif terdiri atas : a. Teguran tertulis; paksaanpemerintah; pembekuan izin lingkungan, atau d. Pencabutanizin lingkungan

Pasal 76 UU No. 32 Tahun 2009 :(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi

administratif kepada penanggung jawab usaha dan/ataukegiatan jika dalam pengawasan ditemukan pelanggaranterhadap izin lingkungan.

(2) Sanksi administratif terdiri atas : a. Teguran tertulis; paksaanpemerintah; pembekuan izin lingkungan, atau d. Pencabutanizin lingkungan

PP 82 TAHUN 2001Pasal 48, Memberi kewenangan Bupati/Walikota untuk

menjatuhkan sanksi administratifPasal 49, Memberi kewenangan Bupati/Walikota/Menteri untuk

menerapkan paksaan pemerintahan atau uang paksa

Bab XII Bagian Kedua “sanksi administratif” Pasal 76 – 83 UU 32 Tahun 2009 tentang PPLH :

FvDapat dijatuhkan tanpa didahului teguran apabila pelanggaran yang dilakukan menimbulkan ancaman yang sangat seriusbagi manusia dan LH, dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan pencemaran dan/atauperusakannya; dan/atau kerugian yang lebih besar bagi LH jika tidak segera dihentikan pencemaran dan/atauperusakannya.

Menteri, Gub/Bupati/

WalikotaMenerapkan sanksi

adm

1. Terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/ataukegiatan jika dalam pengawasan ditemukan pelanggaranterhadap izin lingkungan dan tidak membebaskanpenanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari tanggungjawab pemulihan dan pidana

2. Jika Pemerintah menganggap pemda secara sengaja tidakmenerapkan sanksi administratif terhadap pelanggaranyang serius di bidang perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup. (psl 77, Secon line adm law enforcement)

a. Teguran tertulis.b. Paksaan pemerintah.c. Pembekuan izin lingkungan; atau.d. Pencabutan izin lingkungan.

Paksaan Pemerintahan :a. Penghentian sementara kegiatan produksi. b. Pemindahansarana produksi. c. Penutupan saluran pembuangan airlimbah/emisi. d. Pembongkaran. e. Penyitaan terhadap barangatau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran. f.Penghentian sementara seluruh kegiatan; atau. g. Tindakan lainyang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakanmemulihkan fungsi LH.

1. Berwenang memaksa penanggungjawab usahauntuk melakukan pemulihan LH akibatpencemaran dan/atau perusakan LH yangdilakukannya.

2. Berwenang atau dapat menunjuk pihak ketigauntuk melakukan pemulihan LH akibatpencemaran dan/atau perusakan LH yangdilakukannya atas beban biaya penanggungjawabusaha.

KEWENANGAN MENTERI MELAKUKAN SANKSI ADMINISTRATIF JIKA PEMERINTAH DAERAH TIDAK

MELAKUKANNYA

Pasal 77, UUPPLHMenteri dapat menerapkan sanksi administratif terhadap

penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika Pemerintah menganggap pemerintah daerah secara sengaja tidak menerapkan

sanksi administratif terhadap pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Pasal 77, UUPPLHMenteri dapat menerapkan sanksi administratif terhadap

penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika Pemerintah menganggap pemerintah daerah secara sengaja tidak menerapkan

sanksi administratif terhadap pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Pasal 78, UUPPLHSanksi administratif

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 tidak

membebaskan penanggung jawab usaha dan/atau

kegiatan dari tanggung jawab pemulihan dan pidana.

Pasal 78, UUPPLHSanksi administratif

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 tidak

membebaskan penanggung jawab usaha dan/atau

kegiatan dari tanggung jawab pemulihan dan pidana.

Pasal 79, UUPLHPengenaan sanksi

administratif berupa pembekuan atau pencabutan izin lingkungan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf c dan huruf d

dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan paksaan

pemerintah.

Pasal 79, UUPLHPengenaan sanksi

administratif berupa pembekuan atau pencabutan izin lingkungan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf c dan huruf d

dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan paksaan

pemerintah.

Pasal 80, Ayat (1), UUPPLH

Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf bberupa :a. Penghentian sementara kegiatan produksi;b. Pemindahan sarana produksi;c. Penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;d. Pembongkaran;e. Penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan

pelanggaran;f. Penghentian sementara seluruh kegiatan; ataug. Tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan

tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup.

Pasal 80, Ayat (2), UUPPLH

Text in herePengenaan paksaan pemerintah dapat dijatuhkan tanpadidahului teguran apabila pelanggaran yang dilakukanmenimbulkan :a. Ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan

hidup;b. Dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera

dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya; dan/atauc. Kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak

segera dihentikan pencemaran dan/atau perusakannya.

Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatanyang tidak melaksanakan paksaan pemerintah dapatdikenai denda atas setiap keterlambatan pelaksanaansanksi paksaan pemerintah.

Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatanyang tidak melaksanakan paksaan pemerintah dapatdikenai denda atas setiap keterlambatan pelaksanaansanksi paksaan pemerintah.

Pasal 82 ayat (1)Pasal 82 ayat (1)

Pasal 81, UUPPLH

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berwenang untukmemaksa penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untukmelakukan pemulihan lingkungan hidup akibat pencemarandan/atau perusakan lingkungan hidup yang dilakukannya.

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berwenangatau dapat menunjuk pihak ketiga untuk melakukanpemulihan lingkungan hidup akibat pencemarandan/atau perusakan lingkungan hidup yangdilakukannya atas beban biaya penanggung jawabusaha dan/atau kegiatan.

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berwenangatau dapat menunjuk pihak ketiga untuk melakukanpemulihan lingkungan hidup akibat pencemarandan/atau perusakan lingkungan hidup yangdilakukannya atas beban biaya penanggung jawabusaha dan/atau kegiatan.

Pasal 82 ayat (2), UUPLH

Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatanyang tidak melaksanakan paksaan pemerintahdipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00(satu milyar) rupiah

Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatanyang tidak melaksanakan paksaan pemerintahdipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00(satu milyar) rupiah

Pasal 114:

PENGERTIAN:

Tindak lanjut pengawasan lingkungan adalahpenanganan atau langkah tindak lanjut terhadap hasilpengawasan lingkungan hidup.

Kewajiban PPLH adalah membuat laporan hasilpengawasan termasuk didalamnya mengajukan usulantindak lanjut hasil pengawasan lingkungan.

Text in here

Pelaksanaan pengawasan lingkungan yang dapat

dipertanggungjawabkan, dilakukan dg benar dan

obyektif dari aspek yuridis, pemahaman terhadap

peraturan perundang-undangan dan perizinan terkait, etika dan profesi, prosedur pengumpulan

data dan informasi serta jaminan kualitas hasil

pengawasan

Text in here

Informasi yang disajikan dalam

laporan pengawasan

1.Tidak terjadi pelanggaran persyaratan dalam izin danperaturan perundang-undangan

2.Terjadi pelanggaran persyaratan dalam izin danperaturan perundang-undangan

3.Terjadi pelanggaran izin maupun peraturanperundang-undanagan serta diindikasikan dan/atautelah menimbulkan kerugian masyarakat dan/ataulingkungan

TINDAK LANJUT PENGAWASAN LINGKUNGAN DALAM RANGKA

VERIFIKASI PENGADUANPASAL 19 AYAT (2) PERMEN NO. 09

TAHUN 2010

Pemberitahuan kepada pengadu

dan pihak yg diadukan dalam hal tidak terjadi npelanggaran izin dan

atau peraturan perundangan

Penyelesaian sengketa di

pengadilan atau di luar

pengadilan

Penegakan Hukum Pidana

Text in here

Penerapan Sanksi administratif

TAAT, PERTAHANKANKINERJA PLH

1. Menaati semua ketentuan dalamperaturan dan/atau persyaratan izin LH

2. Limbah/emisi = baku mutu/keg tidakmelanggar kriteria baku kerusakanlingk/Keg sesuai pedoman teknis;

3. Ada upaya inovasi PLH

1. Melanggar ketentuan peraturan/ persyaratan dalam izin LH

2. Limbah/emisi > baku mutu blm berulang/keg tdk sesuai dg pedoman teknis;

3. Media LH tercemar/rusak ringan

1. Melanggar ketentuan peraturan/ persyaratan izin LH

2. Limbah/emisi > baku mutu blm berulang/keg blm sesuai dg pedoman teknis

3. LH belum tercemar/ rusak

TIDAK TAAT, LH BELUM CEMAR/

RUSAK /atauCEMAR/RUSAK

RINGAN

TIDAK TAAT, LH CEMAR/RUSAK1. Melanggar ketentuan peraturan/

izin LH 2. Limbah/emisi > baku mutu

berulang3. Media LH tercemar/rusak; atau4. Ada bukti awal terjadinya tindak

pidana formil/materiil yg diaturdlm UU 32/2009

1. Melanggar ketentuan peraturan/ izin LH2. Limbah/emisi Lebihi baku mutu/keg tdk

sesuai dg pedoman teknis3. Media LH tercemar/rusak4. Timbul kerugian bg orang/LH

1

2

3

45

HASIL PELAKSANAAN PENGAWASAN

JENIS TINDAK LANJUT PENGAWASAN LH

Taati semua ketentuan PUU/izin LH Penuhi Baku Mutu Limbah/emisi/KBKL dan/atau

Ada upaya inovasi PLH

Melanggar baku mutu limbah/ emisi/gangguanLH belum tercemar/rusak atau LH tercemar/rusak ringan

Melanggar ketentuan peraturan/izin LH non baku mutulimbah/emisi/gangguan

1

Pertahankan, pantau dan beri penghargaan

2

Pembinaan teknis

3 Pengenaan sanksi administrasi (UU no. 32/2009)

Teguran tertulis Paksaan PemerintahanPembekuan IzinLH, Penabutan Izin LHPembayaran denda

Melanggar ketentuan peraturan/izin LHLanggar baku mutu limbah/emisi/keg tdk sesuaidg pedoman teknisLH tercemar/rusakTimbul kerugian LH/orang

Melanggar ketentuan peraturan/ izin LH Langgar baku mutu limbah/emisi/LH tercemar/rusakAda bukti awal terjadinya tindak pidanaformil/materiil sbgmn diatur dlm UU 32/2009

4

5Penegakan Hukum Pidana

Penyidikan Penuntutan Dan Peradilan

1. Masy/LH menuntut ganti rugi2. Tidak ada kesepakatan para

pihak untuk menyelesaikansengketa LH secara kooperatif

PSLH melaluiPengadilan(in court)

1. Masy/LH menuntut ganti rugi2. Kesepakatan para pihak

selesaikan sengketa LH secarakooperatif

PSLH di luarPengadilan(out court)

Merugikan orang/LH

Penegakan Hukum Perdata

Melanggar ketentuan peraturan/izin LHLanggar baku mutu limbah/emisi/KBKL berulangLH tercemar/rusakAda bukti awal terjadinya tindak pidanaformil/materiil sbgmn diatur dlm UU 32/2009Menimbulkan kerugian bagi

orang/LH

61.Ada dasar hukum pengenaan sanksi2.PH Pidana tdk hentikan pelanggaran

3.PH Pidana, tapi kerugian masyarakat tidakdiganti

1. Pengenaan sanksiadministrasi2. Penegakan hukumpidana3. PSLH melalui pengadilan

Pembinaan teknis

Penerapan sanksi dan/atau gugatan

perdata

JENIS TINDAK LANJUT PENGAWASAN LINGKUNGAN

Produksi/teknologibersih

Penerapan sistem Insentif & disinsentif non ekonomi

Penerapan sistemInsentif & disinsentif

Ekonomi

1 2 3

1.Pembuatan pedoman& sosialisasi/asistensi

teknis

2.Proyek percontohan

1. Penetapan peraturan, metoda evaluasi &

publikasi2. Kredit bunga lunak

3. Pembayaran retribusipembuangan air limbah

1.Pengaturan impor

2. Kebijakan kredit

3.Penetapan Perda ygmengatur pembayaran

retribusi

1. Pemberian rating thdkinerja Pengend penc/

perusakan lingk(PROPER

2. Pemberian penghargaanISO 14000/14001

2. Penetapan standar & evaluasi

1. Pembebasan pajakpembelian alat pengolah

limbah

Melanggar peraturan perundang-undangan bidanglingkungan hidup dan melanggar ketentuanpersyaratan yang diatur dalam Izin Lingkungan dapatdikenakan sanksi administrasi, gugatan perdata,dan/atau penerapan hukum pidana yang diatur dalamUU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup

Sanksi Administrasi : Ps. 76 s/d Ps. 83Sanksi Perdata : Ps. 84 s/d Ps. 93Sanksi Pidana : Ps. 97 s/d Ps. 120Denda : Pasal 81

ADMINISTRASI(pasal 76 sd 83)

PERDATA(pasal 84 sd 93)

PIDANA(pasal 97 sd

120)

Sanksi Administratif adalah perangkat sarana hukumadministrasi yang bersifat pembebanankewajiban/perintah dan/atau penarikan kembalikeputusan tata usaha negara yang dikenakan kepadapenanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas dasarketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup dan/atau ketentuan dalam izinlingkungan

SANKSI ADMINISTRATIF

MenteriGubernur

Bupati/Walikota

Ps. 76 s/d Ps.83 UU PPLH

Teguran Paksaan Pemerintah Pembekuan Izin Lingkungan Pencabutan Izin Lingkungan

Rekomendasitindak lanjutpengawasan

LH

Pimpinan/atasan PPLH

Dilaporkan kepada

Menteri/ Gubernur/

Bupati/Walikota

Pengenaansanksi

Pengawasanthd

pelaksanaan sanksi

PEDOMAN PPLH/PPLHD •KEPMEN LH NO.56/2002 •KEPMEN LH NO.57/2002•KEPMEN LH NO.58/2002

Teguran (dalam rangka pembinaan)

Paksaan pemerintahan

Pencabutan izin sementara

Pencabutan izin

SanksiAdministrasi

Tata Ruang AMDAL Izin

Izin usaha Izin

Lingkungan Pengawasan Aparat : PPLH

Sanksi Administratif Teguran Tertulis adalah sanksiyang diterapkan kepada penganggung jawab usahadan/atau kegiatan dalam hal penanggung jawabusaha dan/atau kegiatan telah melakukanpelanggaran peraturan perundang-undangan danpersyaratan yang ditentukan dalam izin lingkungan.Namun pelanggaran tersebut secara teknis masihdapat dilakukan perbaikan dan belum menimbulkandampak negatif terhadap lingkungan.

Sumber : Permen LH No. 02 Tahun Tahun 2013

Sanksi Administratif Paksaan Pemerintah adalahsanksi administratif yang berupa tindakan nyata(feitelijke handeling) untuk menghentikanpelanggaran dan/atau memulihkan dalam keadaansemula. (lihat Psl 80 UUPPLH)

Sumber : Permen LH No. 02 Tahun Tahun 2013

Sanksi Administratif Pembekuan Izin Lingkunganadalah sanksi yang berupa tindakan hukum untuktidak memberlakukan sementara izin lingkunganyang berakibat pada berhentinya suatu usahadan/atau kegiatan.

Sanksi administratif Pencabutan Izin adalahtindakan hukum yang tidak memberlakukansecara tetap izin lingkungan, sehingga usahadan/atau kegiatan berhenti secarapermanen

Sumber : Permen LH No. 02 Tahun Tahun 2013

4.Represif non-yustisial yaitu pengenaansanksi diberikan oleh pejabat administrasiyang berwenang (Pejabat TUN) yangdilakukan secara langsung tanpa melaluiproses peradilan

1.Ditujukan pada suatu perbuatan

2.Bersifat menghentikan pelanggaran,pemulihan pada keadaan semula (reparatoir)

3.Memberikan hukuman (condemnatoir)

5.Penarikan kembali keputusan izin(regresif)

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya

Pejabat instansi yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup sesuai dengan kewenangandan Tupoksinya

Pejabat yang menerimaDelegasi atau Mandat dariPejabat yang memilikikewenangan atribusi

1

3 2

APA YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF ?

APA YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF ?

Kewenangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.Prosedur yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangandan/atau Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) yang antara lainmeliputi: asas persamaan, asas kepercayaan, asas kepastian hukum, asaskecermatan, asas larangan penyalanggunaan wewenang, dan asas sewenang-wenang

Fakta pelanggaran sebagaimana tertuang dalam hasil pengawasan yangdilaporkan oleh PPLH/PPLHD. Di samping itu, sanksi administratif juga dapatdikenakan berdasarkan hasil pemeriksaan badan peradilan;

22

33

44

11

Kesesuaian dan proporsi berat ringannya pelanggaran,dampaknya terhadap lingkungan hidup, serta dapat jugakarena perintah pengadilan;

Penerapan sanksi administratif

Bertahap

Bebas

Kumulatif

1. BertahapPenerapan sanksi administratif secara bertahap yaitupenerapan sanksi yang didahului dengan sanksi administratifyang ringan hingga sanksi yang terberat, dimulai dari tegurantertulis sampai dengan pencabutan izin. Apabila tegurantertulis tidak ditaati maka ditingkatkan penerapan sanksiadministratif berikutnya yang lebih berat yaitu paksaanpemerintah atau pembekuan izin. Sampai dengan sanksi yanglebih berat lagi yaitu sanksi pencabutan izin.

Sumber : Permen LH No. 02 Tahun 2013

2. Bebas (tidak bertahap)Penerapan sanksi administratif secara bebas yaitu adanyakeleluasaan bagi pejabat yang berwenang mengenakansanksi untuk menentukan pilihan jenis sanksi yangdidasarkan pada tingkat pelanggaran yang dilakukan olehpenanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. Misalnyaapabila pelanggaran yang dilakukan oleh penanggung awabusaha dan/atau kegiatan sudah menimbulkan pencemarandan/atau kerusakan lingkungan hidup, maka dapatlangsung dikenakan sanksi paksaan pemerintah.Selanjutnya jika sanksi administratif paksaan pemerintahtidak dilaksanakan maka dikenakan sanksi pencabutan izintanpa didahului dengan sanksi teguran tertulis.

Sumber : Permen LH No. 02 Tahun 2013

3. Kumulatif

Sumber : Permen LH No. 02 Tahun 2013

Penerapan sanksi administratif secara kumulatif terdiri ataskumulatif internal dan kumulatif eksternal.Yang dimaksud dengan kumulatif internal yaitu penerapansanksi yang dilakukan dengan menggabungkan beberapa jenissanksi administratif pada satu pelanggaran. Misalnya sanksipaksaan pemerintah digabungkan dengan sanksi pembekuanizin.Yang dimaksud dengan kumulatif ekternal yaitu penerapansanksi yang dilakukan dengan menggabungkan penerapansalah satu jenis sanksi administratif dengan penerapan sanksilainnya, misalnya sanksi pidana.

Atribusi : (wewenang) atau kewenangan yang langsung berdasarkanperintah undang-undang.

Mandat : pelimpahan wewenang yang pada umumnya dalam hubunganrutin antara bawahan dengan atasan, kecuali dilarang secara tegas olehperaturan perundang-undangan. Adapun tanggung jawab hukum dantanggung gugat tetap berada pada pemberi mandat (mandataris).

Delegasi : wewenang atau kewenangan yang diperoleh atas dasarpenyerahan dari badan/organ yang lain, dimana sifat delegasi yaitupenyerahan bersumber dari wewenang atribusi. Akibat hukum dari delegasiadalah kewenangan menjadi tanggungjawab penuh penerima delegasi(delegataris).

1

3

2

Penerapan sanksi administrasi oleh pejabat di dasarkan atas tiga sumberkewenangan yaitu :

Description of the contents

a. nama jabatan dan alamat pejabat administrasi yang berwenang;b. nama dan alamat penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan;c. nama dan alamat perusahaan;d. jenis pelanggaran;e. ketentuan yang dilanggar baik ketentuan yang diatur dalam peraturan

perundangan maupun persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izinlingkungan;

f. ruang lingkup pelanggaran;g. uraian kewajiban atau perintah yang harus dilakukan penanggungjawab usaha

dan/atau kegiatan;h. jangka waktu penaatan kewajiban penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan;i. ancaman sanksi yang lebih berat apabila tidak melaksanakan perintah dalam

sanksi teguran tertulis.

Penerapan sanksi administratif ditetapkan dengan menggunakan KeputusanTata Usaha Negara yang memuat :

Yang bertanggung jawab mengawasi pelaksanaansanksi administratif adalah pejabat pemberi sanksi.Namun dalam pelaksanaannya dilakukan oleh PejabatPengawas Lingkungan Hidup/Pejabat PengawasLingkungan Hidup Daerah atau pejabat yangditugaskan yang berada pada instansi yangmelaksanakan urusan pemerintahan di bidanglingkungan hidup.

PENEGAKAN HUKUM PERDATA LINGKUNGANPENEGAKAN HUKUM PERDATA LINGKUNGAN(Penyelesaian Sengketa LH)

UPAYA UNTUK MENCAPAI KETAATAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN DI BIDANG PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UMUM

DAN/ATAU INDIVIDUAL) MELALUI PENERAPAN (ATAU ANCAMAN) SARANA HUKUM PERDATA

Dapat dilakukanmelalui

pengadilan ataudi luar pengadilan

(sengketalingkungan

Pencemar atau perusaklingkungan yang

menimbulkan kerugianorang lain harus

membayar ganti rugidan/atau melakukan

tindakan tertentu

Selain itu, Hakim dapatmenetapkan pembayaranuang paksa atas setiaphari keterlambatan atas

putusan pengadilan (Ps. 87 ayat (3) UU No.

32/2009)

Bentuk & besarnya ganti rugi

Tindakan pemulihan

Tindakan tertentu

Tindakan pencegahan

Melalui pengadilan

• Class action• Legal standing• Strict liability• Hak gugat

Pemerintah

Di luar pengadilan

• Mediasi• Negosiasi• Arbitrasi

Rekomendasi tindaklanjut pengawasan

Pimpinan/atasan PPLH/PPLHD

Inventarisasi data sengketa

Mengundang para pihak ygbersengketa

Sepakatbermusyawarah

Arbitrasi Mediasi Negosiasi

Proses mediasi

Ada kesepakatan

Tidak adakesepakatan

Pelaksanaan & pengawasan

Proses negosiasiProses arbitrasi

Pengadilan

Pengadilan

Tdk sepakatbermusyawarah

Masyarakat Org Lingk Hidup (LSM)

Korban Seorang/ sedikit orang

Korban dlmjumlah banyak Kesamaan fakta,

dasar hukum & tuntutanSendiri/kuasa

hukum ajukangugatan ke PN

Persidangan

Putusan

Eksekusi

Rekomendasi tindak lanjutpengawasan

Pimpinan/atasanPPLH/PPLHD

Ajukan gugatan atasnama LH

Sbg PenggugatFasilitasi

Sendiri/kuasahukum ajukangugatan ke PN

Persidangan

Putusan

Eksekusi

Persidangan

Putusan

Eksekusi

Ajukan gugatan atasnama LH

Persidangan

Putusan

Eksekusi

Pengumpulan data dan

penghitungan kerugian

Penunjukan pengacara

Penyiapan berkas

gugatan

Penyerahan berkas ke

pengadilan perdata

Persidangan (bila perlu

ke lapangan)

Putusan Hakim

Bantuan ahli

Keterangan ahli

Pasal 1 angka 14 UUNo.32 Tahun 2009 menyebutkan bahwa ”pencemaranlingkungan hidup adalah masuk atau dimasukannya mahluk hidup,zat,energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatanmanusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telahditetapkan”.

Dengan demikian unsur-unsur pencemaran lingkungan meliputi :1. Adanya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang masuk atau

dimasukannya ke media lingkungan yang menyebabkan lingkungantercemar;

2. Adanya baku mutu yang dilanggar berdasarkan hasil uji laboratorium;3. Kejelasan siapa yang melakukan atau subyek hukum pelaku;4. Kegiatan tersebut dilakukan karena ”kelalaian” atau”sengaja” (masuk

atau dimasukannya);5. Sifat dampak yang ditimbulkan.

PENGERTIAN PENCEMARAN LH

JENIS HUKUM PIDANA LINGKUNGAN

Tindak Pidana Materiil:1. Perbuatan melawan hukum2. Telah terjadi pencemaran

dan/atau perusakanlingkungan (akibat)

3. Hubungan Kausalitas antaraperbuatan dengan akibat

M1 M2

Tindak Pidana Formil:Hanya perbuatan melanggarketentuan peraturan yangberlaku. Tidak perludibuktikan akibatnya, yaitutelah terjadinya pencemarandan/atau perusakanlingkungan

Masyarakat/pemerintah dapatmelaporkan kepada penyidik(PPNS-LH atau Penyidik Polri) atasadanya kejadian tindak pidanapencemaran dan/atau perusakanlingkungan.

PPNS-LH atau Penyidik Polri ataugabungan melakukan penyelidikandan penyidikan. Jika pemberkasanselesai, berkas perkara diserahkankepada Jaksa Penuntut Umum danSelanjutnya disidangkan dipengadilan sampai ada keputusantetap dari Hakim.

Pasal 98Pasal 98Text in here Text in here

Contoh Delik Materiil:

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yangmengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutuair, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkunganhidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahundan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikitRp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyakRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Contoh Delik Formil:

Pasal 100(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu

emisi, atau baku mutu gangguan dipidana, dengan pidanapenjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyakRp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapatdikenakan apabila sanksi administratif yang telah dijatuhkantidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali.

Penyelidikan PenyidikanPenyerahan

berkas ke JPU

Penyerahan berkas ke

pengadilan oleh JPU

Persidangan(dakwaan/ tuntutan)

Putusan Hakim

Keterangan saksi dan

keterangan ahli

Keterangan Saksi dan Keterangan

Ahli di persidangan

MajelisHakim

Jaksa Penuntut

Umum

(1) Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badanusaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada :a. Badan usaha; dan/ataub. Orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang

yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut.(2) Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubunganlain yang bertindak dalam lingkup kerja badan usaha, sanksi pidana dijatuhkanterhadap pemberi perintah atau pemimpin dalam tindak pidana tersebut tanpamemperhatikan tindak pidana tersebut dilakukan secara sendiri atau bersama-sama.

Pasal 118Terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 ayat (1) huruf a, sanksipidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili oleh pengurus yang berwenangmewakili di dalam dan di luar pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-undanganselaku pelaku fungsional.

Pasal 116 , UU No. 32/2009 (UUPPLH)

Pidana tambahan (tata tertib):a. Perampasan keuntungan yang

diperoleh dari tindak pidanab. Penutupan seluruh atau

sebagian tempat usaha dan/ataukegiatan

c. Perbaikan akibat tindak pidanad. Kewajiban mengerjakan apa

yang dilalaikan tanpa hake. Penempatan perusahan dibawah

pengampunan paling lama 3(tiga) tahun

Tindak pidanaBadan usaha

Pidana, dendadiperberat 1/3

Pemberi perintah/

pemimpin tindak pidana

Pengurus

Dipidana sebagai pelakuFungsional karena:• Memiliki kewenangan terhadap pelaku

fisik• Menerima tindakan pelaku fisik :

• Menyetujui• Membiarkan• Tidak cukup melakukan pengawasan• Memiliki kebijakan yg memungkinkan

terjadinya tindak pidana

Tindak lanjut pengawasan adalah membuat surat kepada pihak yang diawasimengenai tingkat penaatannya. Jika ada pelanggaran dapat ditindak lanjutidengan pembinaan dan penerapan saksi administrasi, pidana dan/ataugugatan perdata.

Untuk pelanggaran baku mutu air limbah, baku mutu emisi atau baku mutugangguan harus dijatuhkan dahulu dengan sanksi administrasi sebelummenerapkan sanksi pidana kecuali pelanggaran dilakukan lebih dari satukali.

Hasil pengawasan dapat langsung ditindak lanjuti dengan penerapan sanksipidana dan/atau gugatan perdata, antara lain yang berkaitan dengan limbahB3 atau kerusakan lingkungan.

Jika terdapat pelanggaran terhadap Izin Lingkungan, terapkan dahulu sanksiadministratif, kemudian jika tidak taat baru diterapkan bentuk sanksilainnya yang lebih berat.

Terima KasihSemoga bermanfaat


Top Related