Transcript
Page 1: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Alat Dan Kapal Penangkapan Ikan

Dosen : Prof. Dr. Ir. H. Dulmiad Iriana

PANCING TONDA

DISUSUN OLEH :

1. Alya Mirza ( 230110140016 )

2. Fakhrizal Dwi R ( 230110140140 )

3. M. Ihsan Fadhyllah ( 230110140157 )

4. Dedeh Priyatna S ( 230110140169 )

5. Dwi Ari ( 230110140183 )

6. Nita Ulfah K ( 230110140196 )

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR2015

Page 2: Makalah AKPI - Pancing Tonda

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah mata kuliah Alat dan Kapal Penangkapan Ikan ini dengan

judul “Pancing Tonda”.

Makalah ini dikerjakan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Alat dan

Kapal Penangkapan Ikan, UNPAD. Terwujudnya makalah ini tentunya tidak lepas

dari dorongan dan bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan

membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu

dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Dulmiad Iriana selaku Dosen Mata Kuliah Alat dan

Kapal Penangkapan Ikan yang telah memberikan tugas mengenai makalah

ini sehingga pengetahuan kami dalam penulisan Makalah ini semakin

bertambah.

2. Teman-teman tim penulis yang telah memberikan semangat dan dukungan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang turut

membantu penyusunan makalah ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

makalah ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari berbagai pihak demi perbaikan-perbaikan ke depan.

Semoga isi makalah ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan

dan juga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi peneliti

selanjutnya yang berminat meneliti hal yang sama.

Jatinangor, 13 Oktober 2015Tim Penulis,

i

Page 3: Makalah AKPI - Pancing Tonda

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ii

BAB I................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN............................................................................................................................ 1

1.1  Latar Belakang.................................................................................................. 1

1.2  Rumusan Masalah............................................................................................ 2

1.3  Tujuan Masalah................................................................................................ 2

BAB II................................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN................................................................................................................................3

2.1 Definisi dan Klasifikasi Pancing Tonda....................................................3

2.2 Konstruksi Pancing Tonda..............................................................................3

2.3 Gambar Pancing Tonda...................................................................................4

2.4 Bahan Masing-masing Perangkat...............................................................6

2.5 Jumlah Nelayan dan Pekerjaannya...........................................................7

2.6 Ukuran, Dimensi dan Gambar Kapal.........................................................8

2.7 Alat Bantu Pancing Tonda............................................................................12

2.8 Umpan Pancing Tonda...................................................................................17

2.9 Metode Pengoperasian Pancing Tonda.................................................17

2.10 Daerah Pengoperasian.................................................................................19

2.11 Hasil Tangkapan........................................................................................... 19

BAB III............................................................................................................................................. 23

PENUTUP.......................................................................................................................................23

3.1   Kesimpulan..................................................................................................... 23

3.2 Saran................................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................24

ii

Page 4: Makalah AKPI - Pancing Tonda

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar BelakangIndonesia sebagai negara kepulauan memiliki sekitar 17.508 pulau, panjang

garis pantai kurang lebih 81.000 km memiliki luas wilayah laut 5,8 juta km2

dengan dugaan potensi perikanan sebesar 6,1 juta ton per tahun. Tingkat

pemanfaatan potensi ini diduga telah mencapai sekitar 60 % (Nikijuluw, 2002).

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang

perikanan, tujuan pembangunan perikanan tangkap yaitu : (1) meningkatkan

kesejahteraan nelayan; dan (2) menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan

lingkungannya. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, DKP (2004)

mencantumkan sasaran pembangunan sub-sektor perikanan tangkap yang ingin

dicapai pada akhir 2009 sebagai berikut : (1) tercapainya produksi perikanan

tangkap sebesar 5,472 juta ton; (2) meningkatnya pendapatan nelayan rata-rata

menjadi Rp 1,5 juta/bulan; (3) meningkatnya nilai eksport hasil perikanan menjadi

US$ 5,5 milyar; (4) meningkatnya konsumsi dalam negeri menjadi 30

kg/kapita/tahun dan (5) penyerapan tenaga kerja perikanan tangkap (termasuk

nelayan) sekitar 4 juta orang. Usaha pengembangan penangkapan ikan

menghadapi beberapa kendala yang unik dan tidak ditemui pada produksi sektor

pertanian lainnya, seperti : (1) sumberdaya berada dalam air dan bergerak; (2)

produknya mudah sekali rusak; (3) mempunyai zona kritis; (4) milik umum dan

(5) adanya pengaruh-pengaruh kondisi alami dalam eksploitasinya seperti adanya

musim, arus, dan gelombang. Dengan demikian dalam pengembangan usaha

penangkapan ikan sangat diperlukan adanya pertimbangan-pertimbangan biologi,

teknik, ekonomi dan sosial. Salah satu jenis sumberdaya ikan laut, yang

mempunyai nilai ekonomis penting dan mempunyai prospek yang baik adalah

ikan cakalang. Potensi ikan pelagis besar di wilayah pengelolaan perikanan (WPP

4) yaitu di Selat Makassar dan Laut Flores sebesar 193,60 (103 ton/tahun) dan

produksinya sebesar 85,10 (103 ton/tahun), dengan tingkat pemanfaatan sebesar

43,96 %. (DKP RI, 2004). Teknologi penangkapan yang umum digunakan di

Indonesia untuk memanfaatkan 2 potensi sumberdaya ikan cakalang adalah purse

1

Page 5: Makalah AKPI - Pancing Tonda

seine dan pancing ( pole and line,pancing tonda, pancing ulur dan long line),

(Monintja, 1999)

1.2  Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana definisi dan klasifikasi Pancing Tonda ?

2. Bagaimana konstruksi Pancing Tonda ?

3. Apa saja bahan masing-masing perangkat ?

4. Berapa jumlah nelayan dan bagaimana pembagian pekerjaannya ?

5. Bagaimana ukuran, dimensi dan gambar kapal ?

6. Apa saja alat bantu Pancing Tonda ?

7. Apa jenis umpan yang dipakai untuk Pancing Tonda ?

8. Bagaimana metode pengoperasian Pancing Tonda ?

9. Dimana daerah pengoperasian Pancing Tonda ?

10. Apa saja hasil tangkapan Pancing Tonda ?

1.3  Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Definisi dan klasifikasi Pancing Tonda.

2. Konstruksi Pancing Tonda.

3. Bahan masing-masing perangkat.

4. Jumlah nelayan dan pekerjaannya.

5. Ukuran, dimensi dan gambar kapal.

6. Alat bantu Pancing Tonda.

7. Umpan yang dipakai untuk Pancing Tonda.

8. Metode pengoperasian Pancing Tonda.

9. Daerah pengoperasian Pancing Tonda.

10. Hasil tangkapan Pancing Tonda.

2

Page 6: Makalah AKPI - Pancing Tonda

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Klasifikasi Pancing Tonda

Gambar 1. Ilustrasi Kapal dengan Pancing Tonda

Pancing tonda dikenal dengan nama “kap Tunda”,”pancing Irid”,”pancing

pengencer”,”pancing pemalesan”,“pancing klewer” dan masih banyak nama-nama

daerah lainnya. Alat penangkap ikan pancing tonda termasuk aktif, terdiri dari tali,

mata pancing, swivel dan umpan buatan yang juga berfungsi sebagai pemberat

yang di tarik di atas kapal. Pancing tonda diklasifikasikan kedalam alat tangkap

pancing (Subani dan Barus 1989).

2.2 Konstruksi Pancing Tonda

3

Page 7: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Gambar 2. Konstruksi Pancing Tonda

Alat tangkap ini terdiri atas line atau tali panjang, mata pancing, penggulung

tali, dan pemberat (biasanya sekalian umpan buatan). Tali pancing terbuat dari

bahan polyamide (PA) monofilament No 60, panjang 40 meter per unit. Mata

pancing ukuran no 7 atau no 8 terbuat dari bahan besi sebanyak tiga buah yang

diikat menjadi satu dengan memakai tipe simpul double sheet band. Penggulung

tali terbuat dari bahan plastik atau kayu. Pemasangan bagian-bagian pancing

dimulai dengan mengikat tiga buah pancing yang berukuran sama menjadi satu,

kemudian masukkan tali pancing pada umpan buatan dari benang sutera. Setelah

itu pancing diikatkan ke mata pancing sehingga satu unit pancing tonda siap

dioperasikan (Handriana 2007). Parameter utama alat tangkap ini adalah jumlah

dan ukuran mata pancing yang di operasikan dalam kegiatan penangkapan.

2.3 Gambar Pancing TondaPancing tonda terdiri dari 2 komponen utama, yaitu tali (line), mata pancing

(hook), kili-kili (swivel), tali kawat (stainles steel), dan umpan. Tali pancing

biasanya terbuat dari bahan benang katun, nylon, atau polyethylen. Mata pancing

dibuat dari kawat baja, kuningan atau bahan lain yang anti karat. Jumlah mata

pancing yang terdapat pada setiap perangkat pancing bisa tunggal atau ganda,

tergantung jenis pancingnya. Ukuran mata pancing yang digunakan tergantung

jenis pancingnya. (Subani dan Barus, 1989)

Mata pancing yang digunakan bernomor 4, 5, dan 6. Ukuran pancing nomor 4

tinggi 6,5 cm dengan lebar 2,8 cm. Mata pancing nomor 5 tinggi 5,6 cm dengan

lebar 2,5 cm. Sedangkan untuk mata pancing nomor 6 tinggi 5,2 cm dengan lebar

2,2 cm. (Nugroho, 2002). Parameter utama dari pancing tonda adalah ukuran mata

pancingnya.

4

Page 8: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Gambar 3. Komponen Pancing Tonda

Gambar 4. Pancing Tonda

5

Page 9: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Tabel 1. Beberapa Sifat Pancing Tonda yang Digunakan Nelayan Di Beberapa

Negara Indo-Pasifik

2.4 Bahan Masing-masing Perangkat

Gambar 5. Komponen Pancing Tonda

Menurut (Alam Ikan 3 ), pancing tonda terdiri dari beberapa komponen utama,

yaitu:

a. Tali pancing yang terbuat dari polyamide monofilament no.60 dengan

panjang 50 – 100 meter.

Gambar 6. Polyamide Monofilament no. 60

b. Mata pancing bisa tunggal atau ganda tetapi ada juga yang menggunakan

mata pancing 3 buah yang diikat menjadi satu memakai simpul double

sheet band yang berfungsi untuk menjerat ikan.

c. Penggulung tali dari bahan plastik dan kayu waru.

6

Page 10: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Gambar 7. Bagian-bagian Penggulung Tali

d. Kili – kili (swivel) yang dipakai agar tali tidak terbelit. Parameter pancing

Tonda adalah banyaknya mata pancing yang digunakan.

Gambar 8. Swivel

2.5 Jumlah Nelayan dan Pekerjaannya

Gambar 9. Nelayan yang Mengoperasikan Pancing Tonda

Jumlah nelayan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pancing tonda

sebanyak 4-6 orang. Terdiri dari 1 orang nahkoda merangkap sebagai fishing

master, 1 orang juru mesin dan 2-4 orang ABK yang masing-masing

mengioperasikan satu atau lebih pancing pada saat operasi penangkapan

berlangsung.

7

Page 11: Makalah AKPI - Pancing Tonda

2.6 Ukuran, Dimensi dan Gambar KapalPancing tonda umumnya di operasikan dengan kapal pancing tonda berukuran

sekitar 3-10 GT. Ukuran perahu di banda aceh panjangnya 15-20 m dengan mesin

diesel dalam berkekuatan 33 HP yang menggunakan 15 pancing. Secara rinci

spesifikasi perahu pancing tonda adalah sebagai berikut :

1. Jenis perahu inboard engine (mesin dalam).

2. Dimensi : panjang (LOA) 10,75-12 meter (m), lebar (B) 2,85-3,50 meter

(m), tinggi (D) 1-1,5 meter (m).

3. Bahan : kayu jati (Tektona grandis) dan kayu ulin (Eusiderrixylon spp.) .

4. Mesin utama (Yanmar 22 PK) dan mesin cadangan (Jiondang 18 PK).

Rata-rata berkekuatan 20-40 PK.

5. Bahan bakar solar.

6. Tanki BBM sebanyak 2 buah dengan kapasitas tiap tangki 250 liter.

7. Palkah sebanyak 3 buah, bagian luar dan penutupnya dari kayu, bagian

dalamnya dari alumunium (Handriana 2007). Penangkapan pancing tonda

dilakukan di siang hari, kegiatan penangkapan bisa menggunakan perahu

layar, atau kapal motor (Subani dan Barus 1989).

Kecepatan perahu pada saat menonda mempengaruhi keberhasilan

penangkapan sesuai dengan tujuan ikan sasaran. Perahu/kapal untuk menangkap

ikan pelagis jenis ikan umpan, kecepatan menonda harus lambat (1-3 knot).

Waktu penangkapan ikan cakalang dan tuna muda di pagi hari dengan kecepatan

perahu sekitar 4-5 knot, dan pada siang hari kecepatan menonda sekitar 7-8 knot

(Nugroho, 1992).

8

Page 12: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Gambar 10.Bagian-bagian Kapal Pancing Tonda

Gambar 11. Penampang Kapal dan Pancing Tonda Saat Beroperasi beserta

Bagiannya

Kapal Tonda yang digunakan masyarakat Maluku

Kapal tonda yang dimiliki nelayan di Maluku dengan daerah penangkapan

yang luas dan jauh dari tempat pendaratan memiliki beberapa kelemahan antara

lain: 1) ukuran kapal yang relatif kecil (p x l x d = 7 – 8m x 0,80 m x 0,65 m)

dengan daya tampung hasil tangkapan sebesar 0,5 ton, 2) kapal tidak dilengkapi

dengan peralatan navigasi maupun peralatan keselamatan kerja di laut, 3) mesin

yang digunakan berbahan bakar bensin, 4) kapal tidak dilengkapi dengan tempat

penyimpanan hasil tangkapan (cool books) yang memadai sehingga penanganan

hasil tangkapan tidak efisien akibat ukuran kapal terlalu kecil. Konstruksi kapal

tonda seperti halnya konstruksi kapal ikan lainnya, harus dibuat sekuat mungkin

karena pada waktu operasi penangkapan sering berhadapan dengan bermacam-

9

Page 13: Makalah AKPI - Pancing Tonda

macam peristiwa laut seperti topan, badai, gelombang dan sebagainya.

Spesifikasi lama Arahan penyempurnaan Kondisi yang

diharapkan

Ukuran senar terlalu kecil

(No. 800)

Type kail “J” Shapped

Tidak menggunakan

bahan pelindung dekat

senar

Tidak menggunakan

Swivel

Ikan yang terkait pada

mata pancing mudah

terlepas

Menggunakan 1 mata

pancing

Mendesain prototipe alat

pancing tonda untuk

dikembangkan di perairan

Maluku

Ukuran senar agak

besar (No 1000-

1500)

Type kail Cyrcle

shapped No 1

Menggunakan bahan

pelindung dekat

senar

Menggunakan

Swwivel dekat mata

pancing

Ikan yang terkait

sukar untuk terlepas

Dapat dioperasikan

lebih dari 1 unit

pancing

Tabel 2. Spesifikasi desain alat tangkap pancing tonda

10

Page 14: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Gambar 12. Desain pancing tonda yang dioperasikan nelayan saat ini di perairan

Maluku

Gambar 13. Prototipe alat pancing tonda yang diusulkan untuk dikembangkan

menangkap ikan tuna di perairan Maluku

Berdasarkan pada kelemahan tersebut, Maluku dengan spesifikasinya

dapat maka diusulkan jenis prototipe kapal dilihat pada Tabel 2.tonda untuk

dikembangkan di perairan

Gambar 14. Kapal pancing tonda yang dioperasikan di perairan Maluku saat ini

Spesifikasi lamaKelemahan

Spesifikasi baruKondisi positif yang

diharapkan

11

Page 15: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Ukuran kapal kecil

Daya tampung 0,5 ton

Tidak dilengkapi dengan peralatan navigasi atau peralatan keselamatan kerja di laut

Menggunakan bahan bakar bensin

Tidak dilengkapi dengan peralatan penanganan hasil tangkapan yang efektif

Jumlah ABK 2 orang

Mesin 25 PK

Pekerjaan pelaksanaan Operasi penangkapan tidak efektif

Hasil tangkapan tidak maksimal

Dapat menyebabkan hilangnya nelayan di laut

Biaya operasional besar

Hasil tangkapan hanya untuk konsumsi lokal

Operasi penangkapan tidak efektifKecepatan kapal lebih lambat karena disesuaikan dengan ukuran kapal

Ukuran kapal diperbesar

Daya tampung 0,8 ton

Dilengkapi dengan peralatan navigasi seperti life jacket dan kompas

Menggunakan bahan bakar minyak tanah

Dilengkapi dengan desain palka yang baru

Jumlah ABK > 2 orang

Mesin 40 PK

Pelaksanaan operasi penangkapan dapat berjalan dengan lancar

Hasil tangkapan dapat lebih banyak ditampungDapat membantu nelayan dalam keselamatan kerja di laut

Dapat menekan biaya operasional sehingga dapat menguntungkan nelayan

Produk hasil tangkapan dapat di eksport

Dapat menambah lapangan pekerjaan

Kecepatan kapal lebih besar sehingga oleh gerak kapal lebih baik

Tabel 3. Spesifikasi dan kondisi positif yang diharapkan kapal pancing tonda di

perairan Maluku

2.7 Alat Bantu Pancing TondaAlat bantu pancing tonda yaitu rumpon. Rumpon berfungsi untuk

mengmpulkan ikan sehingga nelayan tidak susah untuk mencari ikan (Subani dan

Barus 1989).

Rumpon biasa juga disebut dengan Fish Agregation Device (FAD), yaitu

suatu alat bantu penangkapan yang berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul

dalam suatu catchable area. Bahan dan komponen dari rumpon bermacam-

macam, tetapi secara ringkas setiap rumpon terdiri dari beberapa komponen

seperti pada Tabel 1. Di Indonesia, umumnya rumpon masih menggunakan bahan-

bahan alami, sehingga daya tahannya juga sangat terbatas. Nelayan umumnya

menggunakan pelampung dari bambu, sedangkan tali temalinya masih

12

Page 16: Makalah AKPI - Pancing Tonda

menggunakan bahan alamiah, biasanya dari rotan dan pemberatnya menggunakan

batu sedangkan atraktornya daun kelapa. Rumpon jenis ini biasanya dipasang di

perairan dangkal dengan tujuan untuk mengumpulkan ikan-ikan pelagis kecil.

Rumpon dalam bahasa kelautan adalah karang buatan yang dibuat oleh

manusia dengan tujuan sebagai tempat berkumpul ikan. Rumpon merupakan

rumah buatan bagi ikan di dasar laut yang dibuat secara sengaja dengan menaruh

berbagai jenis barang di dasar laut seperti ban, dahan dan ranting dengan

pohonnya sekaligus. Barang–barang tersebut dimasukkan dengan diberikan

pemberat berupa beton, batu–batuan dan penberat lainnya sehingga posisi dari

rumpon tidak bergerak karena arus laut. Barang–barang yang dimasukkan

kedalam laut dapat terus ditambah secara berlanjut untuk menambah massa

rumpon.

Pembuatan rumpon ikan sebenarnya adalah salah satu cara untuk

mengumpulkan ikan, dengan membentuk kondisi dasar laut menjadi mirip dengan

kondisi karang-karang alami, rumpon membuat ikan merasa seperti mendapatkan

rumah baru. Meski untuk mengetahui keberhasilanya dibutuhkan waktu yang

tidak sedikit sekitar 3- 6 bulan namun usaha pembuatan rumpon ini merupakan

solusi terbaik meningkatkan hasil perikanan di laut

Agar kepemilikkan rumpon tidak tertukar atau hilang, maka diberi tanda,

misalnya dengan bendera, pelampung, cermin atau tanda lain sesuai keinginan

pemiliknya. Pembuatan rumpon selain untuk diambil hasil ikannya untuk

keperluan sendiri, dapat juga disewakan kepada para pemancing laut yang

memang mencari kesenangan mencari ikan di lokasi yang banyak ikannya. Para

pemancing yang memang membutuhkan hot spot memancing yang bagus dapat

menyewa pemilik rumpon ini sebagai alternatif memancing yang cukup mudah.

Jenis-jenis Rumpon

Terdapat 3 jenis rumpon, yaitu:

Rumpon Perairan Dasar adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang

dan ditempatkan pada dasar perairan laut.

13

Page 17: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Rumpon Perairan Dangkal adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang

dan ditempatkan padaperairan laut dengan kedalaman sampai dengan 200

meter.

Rumpon Perairan Dalam adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang

dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman diatas 200 meter.

Penggunaan rumpon tradisional di Indonesia banyak ditemukan di daerah

Mamuju (Sulawesi Setatan) dan Jawa Timur. Menurut Monintja (1993) rumpon

banyak digunakan di Indonesia pada tahun 1980, sedangkan Negara yang sudah

mengoperasikan rumpon diantaranya Jepang, Philipina, Srilanka, Papua Nugini

dan Australia.

Beberapa alasan mengapa ikan sering ditemukan disekitar rumpon:

Banyak ikan- ikan kecil dan plankton yang berkumpul disekitar rumpon

dimana ikan dan plankton tersebut merupakan sumber makanan bagi ikan

besar.

Ada beberapa jenis ikan seperti tuna dan cakalang yang menjadikan rumpon

sebagai tempat untuk bermain sehingga nelayan dapat dengan mudah untuk

menangkapnya.

Nelayan dapat mengetahui banyak ikan di daerah rumpon dengan beberapa

ciri yang khas yaitu: Banyaknya buih-buih atau gelembung udara

dipermukaan air. Warna air akan terlihat lebih gelap dibandingkan dengan

warna air disekitarnya karena banyak ikan yang bergerombol.

14

Page 18: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Gambar 15. Rumpon

Adanya ikan di sekitar rumpon berkaitan pula dengan pola rantai makanan

dimana rumpon menciptakan suatu arena makan dan dimulai dengan tumbuhnya

bakteri dan mikroalga ketika rumpon mulai dipasang. Selanjutnya mahluk renik

dan hewan-hewan kecil akan menarik ikan-ikan yang berukuran lebih besar yang

memangsa ikan-ikan berukuran kecil. Berdasarkan hasil analisa isi perut dari ikan-

ikan yang berada di sekitar rumpon didapatkan bahwa ikan-ikan kecil yang

berkumpul di sekitar rumpon tidak memakan daun-daun rumpon tetapi memakan

jenis-jenis plankton yang berada di sekitar rumpon. 

Konstruksi Rumpon

Bahan dan Komponen Rumpon Setiap rumpon terdiri dari beberapa

komponen. Di Indonesia rumpon masih menggunakan bahan alami seperti daun

kelapa, tali plastik yang sudah pasti kekuatannya sangat terbatas.

Di Jawa Barat konstruksi rumpon masih sederhana sekali, pada umumnya

pelampungnya dari bambu dan tali temalinya dari bahan plastik atau rotan,

pemberatnya dari batu gunung atau batu karang sedangkan atraktornya

menggunakan daun kelapa. Rumpon jenis ini banyak dioperasikan di laut yang

dangkal dengan tujuan untuk rnengumpulkan ikan pelagis yang kecil – kecil.

Untuk perairan yang mempunyai kedalaman sampai ribuan meter digunakan tali.

Di negara maju seperti Jepang dan Philipina rumpon yang dipasang selalu

dilengkapi alat pendeteksi ikan yang dapat memonitor dari kapal

penangkapannya.

No. Komponen Bahan

1 Float

15

Page 19: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Bambu, Plastik

2 Tali Tambat (mooring line) Tali,Wire, Rantai, Swivel

3 Pemikat ikat (atractor)Daunkelapa, Jaring bekas

4 Pemberat (bottom sinker)Batu, Beton

Tabel 4. Komponen pokok dan bahan dari sebuah rumpon

Sumber: Sudirman, 2004

Tidak semua ikan ditemukan disekitar rumpon. Ikan jenis pelagis merupakan

ikan dominan yang sering ditemukan di dalam rumpon. Jenis-jenis Ikan yang

Sering Berasosiasi dengan Rumpon, (Monintia, 1993):

Cakalang – Skipjack- Katsuwonus pelamis

Tongkol – Frigate Tuna- Auxis thazard

Tongkol Pisang-Frigate Tuna- Euthynnus affinis

Tenggiri- King Mackeret- Scomberomorus sp

Madidihang -Yellow Fin Tuna- Thunnus albacares

Tembang -Frigate Sardin – Sardinella firnbriato

Japuh Rainbow -Sardin -Dussumeria hosselti

2.8 Umpan Pancing TondaUmumnya ikan mendeteksi mangsa melalui reseptor yang dimilikinya, dan hal

ini bergantung pada jenis reseptor tertentu yang mendominasi pada jenis ikan

tersebut. Pemilihan umpan disesuaikan dengan kesukaan makan ikan sasaran,

dengan mempertimbangkan kemampuan ikan mendeteksi makanan (Gunarso,

1998).

Umumnya pancing tonda menggunakan umpan tiruan (imitation bait), ada pula

16

Page 20: Makalah AKPI - Pancing Tonda

yang menggunakan umpan benar (true bait). Umpan tiruan tersebut bisa dari bulu

ayam (chicken feaders), bulu domba (sheep wools), kain-kain berwarna menarik,

bahan dari plastik berbentuk miniatur menyerupai aslinya (misalnya: cumi-cumi,

ikan layang, kembung, bandeng, belanak, lemuru dan tembang dan lain-lainnya)

(Subani & Barus, 1989). Umpan merupakan satu-satunya perangsang bagi ikan

untuk mendekati mata pancing dalam pengoperasian pancing tonda. Ukuran

umpan tergantung ukuran mata pancing, pancing ukuran 10 menggunakan ukuran

umpan 2,5 cm; pancing ukuran 9 menggunakan umpan 6,5 cm; pancing ukuran 5-

7 menggunakan umpan ukuran 10,5 cm (Nurani, 2010).

2.9 Metode Pengoperasian Pancing Tonda

Gambar 16. Ilustrasi Pengoperasian Pancing Tonda ; Macam-macam Umpan

1. Persiapan melakukan operasi penangkapan

Pengoperasiaan pancing tonda dimulai dengan persiapan terlabih dahulu.

Persiapan dibagi 2 tahap yaitu persiapan didarat dan persiapan dilaut.

Pengecekan dan pengisian bahan bakar, pengecakan perahu dan mesin,

pengecekan alat tangkap dan alat bantu pangkapan dan lain-lain merupakan

tahap persiapan pengoperasian didarat. Persiapan pengoperasiaan dilaut

meliputi pengaturan tali pancing dan gulungan pada posisi yang telah

ditentukan. Tahap metode pengoperasiaan yang biasa dilakukan adalah tahap

awal siapkan perahu dan segala alat yang dibutuhkan, perahu menuju daerah

penangkapan, pancing diturunkan, kemudiaan ditarik. Lama penarikan

tergantung dari ada tidaknya hasil tangkapan, apabila diketahui ada ikan yang

17

Page 21: Makalah AKPI - Pancing Tonda

kena pancing, kemudian pancing ditarik, hasil tangkapan diambil, lalu pancing

diturunkan lagi. Tahap ini dilakukan berulang kali. (Departemen Kelautan dan

Perikanan. 2003) Kapal melakukan satu kali trip selama 7 hari sesuai

perbekalan yang dibawa. Dalam satu hari dapat melakukan setting dan

hauling, untuk pancing tonda sendiri dua kali. Untuk operasi penangkapan

dengan alat tangkap pancing tonda dilakukan dua kali dalam sehari yaitu:

pertama dilakukan pagi hari sekitar pukul 05.00 WIB dan berakhir paling lama

sekitar pukul 08.00 WIB, yang kedua dilakukan sekitar pukul 16.00 WIB dan

berakhir sekitar pukul 17.00 WIB.

2. Setting

Setting yang pertama dilakukan adalah melempar (casting) mata pancing

yang telah diberi umpan. Proses penurunan pancing tonda dilakukan satu per

satu agar posisi setiap pancing tonda bisa diatur dan mencegah pembelitan

antar pancing tondanya. Setelah umpan terlempar ke air maka benang senar

yang merupakan tali utama pancing (main line) ikut terulur sampai pada senar

tali pegangan. Bila tali pancing terulur sampai tali pegangan, langkah

selanjutnya adalah menambatkan ujung tali pegangan pada tongkat untuk

pancing yang berada di samping kapal dan pada buritan kapal untuk pancing

yang dioperasikan di belakang kapal ( Nurchaya 2014 ).

3. Hauling

Proses hauling merupakan proses pengangkatan hasil tangkapan ke atas

kapal. Kecepatan kapal saat hauling ditambah menjadi 3,5 -4,5 knot. Proses

ini dilakukan dengan cara menarik pancing secara cepat setelah ikan memakan

umpan. Penarikan dilakukan oleh ABK secara cepat yang bertujuan agar

pancing berikutnya bisa diturunkan lagi perairan. Ikan hasil tangkapan tadi

dilepaskan dari mata pancing dan langkah selanjutnya dilakukan penanganan

pasca tangkap. Penarikan pancing tonda dimulai dari penarikan benang senar

untuk pegangan kemudian penarikan senar utama. Setelah penarikan tali

utama sudah selesai maka ikan dapat diangkat ke atas dek dan ikan dilepas

dari kait. Untuk pancing tonda yang terpasang di samping kapal yaitu di

18

Page 22: Makalah AKPI - Pancing Tonda

tongkat, penarikan dimulai dari tali utama yang terkait dengan snap yang

berada di tali pegangan (Nurchaya 2014). Apabila tali utama yang berada pada

tali pegangan tertarik dan mendekati perahu langkah selanjutnya adalah

menarik pancing seperti penarikan pancing tonda di buritan kapal. Proses

hauling memerlukan waktu antara 2-3 menit. Ikan yang terlepas dari kail akan

dimasukkan ke dalam wadah yang berada di dek belakang kapal (buritan).

Wadah ini bersifat sementara yang berfungsi untuk mempermudah dalam

pengemasan dalam palkah atau cool box tempat pengawetan ikan.

2.10 Daerah PengoperasianMenurut Hetharuca diacu dalam handriana 2007, daerah penangkapan ikan

dengan menggunakan pancing tonda merupakan daerah dimana oprasi

penangkapan ikan berlangsung yang diduga tempat ikan-ikan bergerombol,

biasanya daerah yang menjadi sasaran tangkapan adalah daearh dimana terdapat

ikan tuna yaitu pertemuan antara 2 arus yang terjadi, tempat terjadinya Upwelling,

konvergensi, dan divergensi yang merupakan daearh berkumpulnya plankton,

perairan yang memiliki salinitas 34%, temperatur optimum berkisar anatar 150C-

300C pancing tonda juga di operasikan di daerah tempat ikan-ikan pelagis.

Pancing tonda dioprasikan dibeberapa daerah seperti india, pelabuhan ratu, teluk

lampung, banda aceh dan lain-lain.

2.11 Hasil TangkapanMenurut Monintja dan Martasuganda 1994 diacu dalam handriana 2007,

secara umum hasil tangkapan utama pancing tonda adalah ikan pelagis yang

bernilai ekonomis tinggi seperti ikan tuna (Katsuonus sp.) dan ikan cakalang.

Selain ikan-ikan tersebut pancing tonda dipergunakan untuk menangkap ikan

yellowfin, skipjock, swordfish, dorado dan ikan pelagis lainnya.

Jenis-jenis ikan ekonomis penting yang dapat ditangkap dengan tonda

diantaranya adalah tongkol (Thunnus tonggol ; Bleeker, 1851), Lemadang

(Coryphaena hippurus (Linnȇ).

a. Tongkol

Tongkol menghindari perairan yang sangat keruh dan perairan bersalinitas

rendah seperti estuari. Tongkol hidup mengumpul (schoolling) dengan ukuran

19

Page 23: Makalah AKPI - Pancing Tonda

individu berbeda. Bergerak lincah disekitar rumpon, Memakan berbagai jenis

ikan, cumi, dan krustasea, khususnya stomatopod larva  dan udang (Collette,

B.B dalam Carventer, 1999).

b. Lemadang

Ikan pelagis, hidup di perairan terbuka hingga tepi pantai. Senang

mengikuti kapal dan berkumpul di bawah benda-benda apung yang hanyut di

laut. Menyebar hampir di seluruh perairan tropis hingga sub tropis.

c. Layaran, Marlin dan Todak

Gambar 17. Blue marlin; Makaira mazara (Jordan & Sneider)

Gambar 18. Black marlin; Istiomax Indicus (Cuvier)

Gambar 19. Penumbuk; Tetraptulus brevirostris (Lacȇpȇde)

20

Page 24: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Gambar 20. Layaran; Histiophorus orientalis (Temmick & Schlegel)

Gambar 21. Alu-alu; Sphyraena forsteri (Cuvier & Valencienes)

Gambar 22. Cucut ronggeng; Sphyrna lewini (Griffith).

Gambar 23. Cucut mungsing; Carcharhinus menissorah (Mȕller & Henle)

Gambar 24. Todak; Xiphias gradius (Linnȇ)

21

Page 25: Makalah AKPI - Pancing Tonda

Gambar 25. Cakalang; (Linnaeus , 1758)

BAB III

PENUTUP

3.1   KesimpulanPancing Tonda merupakan alat tangkap ikan tradisional yang bertujuan

untuk menangkap ikan-ikan jenis pelagis. Pancing Tonda dikelompokan ke dalam

22

Page 26: Makalah AKPI - Pancing Tonda

alat tangkap pancing. Pengoperasian Pancing Tonda dilakukan oleh 4-6 orang

dan sebaiknya dilakukan siang hari karena menggunakan umpan tiruan untuk

mengelabuhi penglihatan ikan. Pancing tonda dikenal dengan nama “kap Tunda”,

“pancing Irid”, “pancing pengencer”, “pancing pemalesan”, atau “pancing

klewer”. Pancing Tonda terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu: tali pancing

yang terbuat dari monofilament no.50 dan 100 dengan panjang antar 60-200 m.

Mata pancingntunggal atau ganda. Daerah penangkapan ikan dengan

menggunakan pancing tonda merupakan daerah dimana operasi penangkapan ikan

berlangsung ditempat/titik yang diduga tempat berkumpulnya ikan-ikan. Secara

umum hasil tangkapan utama pancing tonda adalah ikan pelagis yang bernilai

ekonomis tinggi seperti ikan tuna (Katsuonus sp) dan ikan cakalang. Selain ikan-

ikan tersebut pancing tonda dipergunakan untuk menangkap ikan yellowfin,

skipjock, swordfish, dorado dan ikan pelagis lainnya.

3.2 SaranMeskipun Pancing dan Kapal Tonda lebih terkenal dan lebih terpakai

dikawasan Maluku, ada baiknya jika lebih disebar lagi atau diperbanyak lagi

jenis-jenis pancing tonda diseluruh wilayah Indonesia. Karena bukan saja di

Maluku terdapat titik-titik perkumpulan ikan. Bisa dibilang pancing tonda adalah

alat sederhana. Tapi dapat dilihat hasilnya cukup menguntungkan, dan tidak

membahayakan populasi ikan-ikan disana. Tidak ada eksploitasi. Mungkin juga

perbesaran kapal dan penambahan awak kapal bisa mencapai hasil yang

maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.iftfishing.com

( Diakses pada 3 Oktober 2015 @20:15 WIB )

23

Page 27: Makalah AKPI - Pancing Tonda

http://himafarin.lk.ipb.ac.id/files/2014/04/MPI-INDONESIA-BAGIAN-DUA.pdf

( Diakses pada 3 Oktober 2015 @21:56 WIB )

https://www.scribd.com/doc/93934728/Pancing-tonda-supardi

( Diakses pada 5 Oktober 2015 @16:13 WIB )

http://www.academia.edu/9777482/PERNGOPERASIAAN_PANCING_TONDA

( Diakses pada 7 Oktober 2015 @20:12 WIB )

https://id.wikipedia.org/wiki/Rumpon

( Diakses pada 11 Oktober 2015 @12:03 WIB )

http://www.alamikan.com/2015/05/pengoperasian-alat-tangkap-pancing-

tonda.html

( Diakses pada 11 Oktober 2015 @15:43 WIB )

http://www.damandiri.or.id/file/andiheryantirukkaipbbab4.pdf

( Diakses pada 11 Oktober 2015 @15:43 WIB )

24


Top Related