Transcript
Page 1: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

LAPORAN KASUS

DERMATITIS SEBOROIK

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU

KULIT DAN KELAMIN

Disusun oleh:

Andar Samuel Lumban Tobing

(10000017)

Pembimbing:

dr. Dame Maria Pangaribuan, Sp.KK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2015

i

Page 2: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini yang berjudul “Dermatitis Seboroik”.

Adapun tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan

Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) Universitas HKBP Nommensen di SMF Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD dr.Djasamen Saragih.

Pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan rasa terimakasih

kepada dr. Dame Maria Pangaribuan, Sp.KK yang telah membimbing dan

mendidik penulis selama menjalani kepaniteraan klinik senior. Selain itu, penulis

juga hendak menyampaikan terimakasih kepada dokter dan tenaga medis lainnya

di bagian ini.

Penulis mendapatkan manfaat yang besar selama mengumpulkan dan

memahami materi tulisan serta pada saat menyusun tulisan ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan memberikan

informasi yang minimal. Untuk itu, masukan yang membangun sangat penulis

harapkan. Penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna untuk kita

semua.

Pematangsiantar, 1 Juli 2015

Penulis

Andar Samuel Lumban Tobing

ii

Page 3: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2

I. Definisi............................................................................................... 2

II. Epidemiologi...................................................................................... 2

III. Etiologi............................................................................................... 2

IV. Patogenesis.......................................................................................... 2

V. Gejala Klinis........................................................................................ 3

VI. Diagnosis ............................................................................................ 4

VII.Diagnosis Banding.............................................................................. 5

VIII. Penatalaksanaan................................................................................ 6

IX.Prognosis.............................................................................................. 8

BAB 3 STATUS PASIEN.................................................................................. 9

BAB 4 PEMBAHASAN..................................................................................... 12

BAB 5 KESIMPULAN....................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14

iii

Page 4: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

BAB I

PENDAHULUAN

Istilah dermatitis seboroik adalah dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang

didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik. Dermatitis

seboroik adalah penyakit kulit kronis, dan sering kambuh. Dermatitis seboroik termasuk

dalam kelompok dermatosis eritroskuamosa dimana merupakan penyakit kulit yang terutama

ditandai dengan adanya eritema dan skuama. Dermatitis seboroik sering dikacaukan dengan

psoriasis yang juga termasuk dalam kelompok dermatosis eritroskuamosa. Penyebabnya

belum diketahui pasti, beberapa teori menerangkan tentang etiopatogenesis.1,2

Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan dan agak

kekuningan, batasnya agak kurang tegas. Faktor predisposisinya ialah kelainan konstitusi

berupa status seboroik (seborrhoeic state) yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya

belum dipastikan. Prevalensi dermatitis seboroik lebih tinggi pada ODHA, gangguan

neurologis dan penyakit kronis lainnya juga terkait dengan timbulnya dermatitis seboroik.1,2

1

Page 5: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Istilah dermatitis seboroik dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh

faktor konstitusi dan bertempat predileksi ditempat-tempat seboroik. Dermatitis seboroik

adalah peradangan kulit yang sering terdapat pada daerah tubuh berambut, terutama pada

kulit kepala, alis mata dan muka, kronik dan superfisial.1

II. Epidemiologi

Dermatitis seboroik menyerang 2% - 5% populasi. Dermatitis seboroik dapat

menyerang bayi pada tiga bulan pertama kehidupan dan pada dewasa pada umur 30 hingga

60 tahun. Insiden memuncak pada umur 18–40 tahun. DS lebih sering terjadi pada pria dari

pada wanita. Berdasarkan pada suatu survey pada 1.116 anak–anak, dari perbandingan usia

dan jenis kelamin, didapatkan prevalensi dermatitis seboroik menyerang 10% anak laki–laki

dan 9,5% pada anak perempuan.3

III. Etiologi

Penyebabnya belum diketahui pasti. Faktor predisposisinya ialah kelainan konstitusi

berupa status seboroik yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum dipastikan.

Banyak percobaan yang menghubungkan penyakit ini dengan :

- Infeksi oleh bakteri atau pityrosporum ovale yang merupakan flora normal kulit.

- Keaktivan glandula sebasea. 1

IV. Faktor resiko

Faktor – faktor predisposisi munculnya dermatitis seboroik :

A. Alkoholik

B. Stress emosional

C. Infeksi

D. Defisiensi imun

2

Page 6: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

V. Patogenesis

Pertumbuhan Pityrosporum ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi

inflamasi, baik akibat produk metabolitnya berupa aktivitas lipase dari Pityrosporum ovale,

yang dapat menghasilkan asam lemak inflamasi yang masuk ke dalam epidermis, maupun

karena sel jamur itu sendiri, melalui aktivasi sel limfosit T dan sel Langerhans. Status

seboroik sering berasosiasi dengan meningginya suseptibilitas terhadap infeksi piogenik,

tetapi tidak terbukti bahwa mikroorganisme ini yang menyebabkan dermatitis seboroik.

Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktivan glandula sebasea. Glandula

tersebut aktif pada bayi yang baru lahir, kemudian menjadi tidak aktif selama 9-12 tahun

akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti. Kematangan kelenjar sebasea rupanya

merupakan faktor timbulnya dermatitis seboroik.Walaupun peningkatan produksi sebum

tidak selalu ditemukan pada pasien dengan dermatitis seboroik. Seborrhea adalah faktor

predisposisi untuk dermatitis seboroik, tetapi dermatitis seboroik bukan merupakan penyakit

dari glandula sebasea. Pada masa kecil, produksi sebum dan dermatitis seboroik memang

berhubungan tetapi pada masa dewasa tidak.1,4

VI. Gejala klinis

Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan,

batas agak kurang tegas. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala

berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai

seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Pitiriasis sika (ketombe,

dandruff). Bentuk yang berminyak, pitiriasis steatoides yang dapat disertai eritema dan

krusta-krusta yang tebal. Rambut pada tempat tersebut mempunyai kecenderungan rontok,

mulai dari bagian verteks dan frontal. Gejala klinik khasnya ialah skuama yang berminyak

dan kekuningan dan berlokasi di tempat-tempat seboroik. Kadang-kadang ditemukan erosi

dengan krusta yang mengering yang berwarna kekuningan.1

3

Page 7: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan

berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga

posaurikular dan leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya sering cembung. Pada daerah

supraorbital skuama-skuama halus dapat terlihat dialis mata, kulit dibawahnya eritematosa

dan gatal, disertai bercak-bercak skuama kekuningan, dapat pula terjadi blefaritis yakni

pinggir kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus. Pada daerah pipi, hidung, dan

dahi kelainan dapat berupa papul-papul.1

Bila lebih berkembang lagi, lesinya dapat mengenai daerah ketiak, infra mamma,

sekitar pusar (umbilikus), daerah anogenital, lipatan gluteus, dan daerah inguinal. Pada

bentuk yang lebih berat lagi seluruh kepala tertutup oleh krusta-krusta yang kotor, dan berbau

tidak sedap. Pada bayi, skuama- skuama yang kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel

yang leket pada kulit kepala disebut cradle cap. Dermatitis seboroik dapat bersama-sama

dengan akne yang berat. Jika meluas dapat menjadi eritroderma, pada bayi disebut penyakit

Leiner.1

4

Page 8: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

VII. Diagnosis

Diagnosis dermatitis seboroik dapat ditegakkan berdasarkan :

A. Kelainan kulit yang terdiri dari eritema dan skuama yang berminyak dan agak

kekuningan batasnya agak kurang tegas (skuama dapat halus atau kasar).1

B. Predileksi dermatitis seboroik terdapat pada bagian tubuh yang banyak terdapat

kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yaitu daerah kepala (kulit kepala, telinga bagian

luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga), wajah (alis mata, kelopak mata,

glabellla, lipatan nasolabial, dagu), badan bagian atas (daerah presternum, daerah

interskapula, areolla mammae, umbilikus, lipatan paha, daerah anogenital).5

VIII. Diagnosis banding

Psoriasis

predileksi didaerah eksentor (lutut, siku dan punggung) dan kulit kepala. Pada

psoriasis dijumpai skuama yang lebih tebal, kasar, berlapis-lapis, putih seperti mika

dan tak berminyak disertai tanda tetesan lilin dan auspitz.1,3

Tinea kapitis

Dapat dijumpai alopesia, kadang-kadang dijumpai keroin. Pada tinea kapitis

dan tinea krusi, eritem lebih menonjol dipinggir dan pinggirnya lebih aktif

dibandingkan tengahnya.1,3

Kandidosis menyerupai D.S. pada lipatan paha dan perianal.

Perbedaannya kandidosis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas

tegas dengan satelit-satelit disekitarnya. Kandidiasis adalah penyakit jamur yang

disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans. Kandidosis

5

Page 9: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

kadang sulit dibedakan dengan D.S. jika mengenai lipatan paha dan perianal. Lesi

dapat berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik dan basah. Perbedaannya ialah

pada kandidiasis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan

satelit-satelit di sekitarnya. Predileksinya juga bukan pada daerah-daerah yang

berminyak, tetapi lebih sering pada daerah yang lembab. Selain itu, pada

pemeriksaan dengan larutan KOH 10 %, terlihat sel ragi, blastospora atau hifa

semu.1,3

IX. Penatalaksanaan

Pengobatan sistemik

Kortikosteorid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednison 20-30 mg sehari.

Jika telah ada perbaikan, dosis diturunkan perlahan-lahan. Kalau disertai infeksi sekunder

diberi anti biotik.1

Isotretinoin dapat digunakan pada kasus rekalsitran. Efeknya mengurangi aktivitas

kelenjar sebasea. Ukuran kelenjar tersebut dapat dikurangi sampai 90%, akibatnya terjadi

pengurangan produksi sebum. Dosisnya 0,1-0,3 mg per kg berat badan per hari, perbaikan

tampak setelah empat minggu. Sesudah itu diberikan dosis pemeliharaan 5-10 mg per hari

selama beberapa tahun yang ternyata efektif untuk mengontrol penyakitnya.1

Pada dermatitis seboroik yang parah juga dapat diobati dengan narrow band UVB (TL-

1) yang cukup aman dan efektif. Setelah pemberian terapi 3 x seminggu selama 8 minggu,

sebagian besar penderita mengalami perbaikan.1

Data tentang efektivitas agen anti jamur sistemik untuk dermatitis seboroik terbatas.

Bila pada sediaan langsung terdapat pityrosporum ovale yang banyak dapat diberikan

ketokonazol, dosisnya 200 mg per hari selama 1 – 3 minggu.

Pengobatan Topikal

1. Anti-Inflamasi (imunomodulator)

Tacrolimus dan pimecrolimus termasuk imunomodulator topikal nonkortikosteroid.

Cara kerjanya mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Inhibitor kalsineurin topikal ini

mengerahkan efek anti-inflamasi oleh limfosit T menghambat aktivasi dan proliferasi, juga

menunjukkan sifat anti-jamur dan anti-inflamasi tanpa resiko atrofi kutaneus yang

berhubungan dengan topikal steroids. Dan mungkin menjadi alternatif yang tepat untuk untuk

dermatitis seboroik dengan kortikosteroid karena tidak memiliki efek samping jangka

panjang. 1,3

6

Page 10: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

2. Antijamur Topikal

Antijamur topikal merupakan andalan pengobatan dermatitis seboroik. Dipelajari

dengan baik agen termasuk ketokonazol, bifonazole, dan ciclopiroxolamine (juga disebut

ciclopirox), yang tersedia dalam formulasi yang berbeda seperti krim, gel, busa, dan

shampoo. Krim ketokonazol 2% dapat diaplikasikan, bila pada sediaan langsung terdapat

banyak pityrosporum ovale. Penggunaan intermiten ketokonazol dapat mempertahankan

remisi. Tidak ada efek samping dalam penggunan antijamur topikal. 1,3

3. Kortikosteroid Topikal

Kortikosteroid topikal bermanfaat dalam pengobatan jangka pendek terutama untuk

mengontrol eritema dan gatal, misalnya krim hidrokortison 2 1/2 %. Pada kasus inflamasi

yang berat dapat dipakai kortikosteroid yang lebih kuat, misalnya betametason valerat,

asalkan jangan dipakai terlalu lama karena dapat terjadi atrofi kulit dan hipertrikosis dalam

penggunaan kortikosteroid jangka panjang. 1,3

4. Preparat Selenium Sulfida

Pada pitiriasis sika dan oleosa ,gunakan seminggu 2 – 3 kali pada kulit kepala

dikeramasi selama 5 – 15 menit, misalnya dengan selenium sulfide (selsun)jika terdapat

skuama dan krusta diberi emolien. Misalnya krim urea 10%. 1, 12

Obat topikal lain yang dapat dipakai :

- Ter, misalnya likuor karbonas detergens 2 – 5 % atau krim pragmatar

- Resorsin 1 – 3 %

- Sulfur Praesipitatum 4 – 20 %, dapat digabung dengan asam salisilat 3 – 6 %

Obat-obat tersebut sebaiknya dipakai dalam krim.1

Skuama yang melekat pada bayi dapat diberikan minyak mineral hangat, dibiarkan 8-

12 jam, kemudian skuama dilepas dengan sikat halus, lalu dilanjutkan dengan sampo yang

tepat. Sampo ketokonazol merupakan pengobatan yang aman dan berkhasiat untuk bayi

dengan cradle cap. Menggunakan sampo ringan dan lembut memijat kulit kepala akan

membantu menghilangkan skuama. Dermatitis Seboroik yang sudah melampaui kulit kepala,

obat topikal seperti krim antijamur atau kortikosteroid ringan diperlukan, contohnya

hidrokortison 1%. Untuk kasus yang parah pemberian kortikosteroid topikal perlu dibatasi

karena mungkin terjadi penyerapan sistemik. 3,5

7

Page 11: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

Prognosis

Pada sebagian kasus yang mempunyai faktor konstitusi penyakit ini agak sukar

disembuhkan, meskipun terkontrol.1

8

Page 12: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

BAB III

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

Nama : Maidin Syahputra Saragih

Jenis Kelamin : Laki - laki

Umur : 32 tahun

Alamat : Perlanaan

Tanggal Masuk : 15 Juni 2015

II. Riwayat Penyakit

KU : Bercak merah kehitaman, bersisik agak berminyak kekuningan, terasa

gatal di kulit kepala, kedua kelopak mata, cuping hidung, kedua

telinga, dan kedua tungkai sejak 6 bulan yang lalu.

Telaah : OS mengalami hal ini sejak 6 bulan yang lalu, dan sudah pergi

berobat, tetapi hanya berkurang sedikit, dan muncul kembali seperti

sekarang. Pasien mengaku sebelumnya sering mengalami masalah

dalam keluarganya.

RPO : (-)

RPT : (-)

RPK : (-)

RPA : (-)

III. Status Dermatologi

Ruam : Plak eritema, skuama, fisura, erosi, makula hiperpigmentasi

Lokasi : Kulit kepala,daun telinga, kelopak mata, cuping hidung, tungkai

bawah

DD : - Dermatitis seboroik

- Psoriasis seboroik

- Tinea kapitis

DS : - Dermatitis seboroik

9

Page 13: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

Terapi : - Metil Prednisolon 3 x 1

- Cetirizine 1x1

- Gentamicin cr ( telinga dan tungkai )

- Desoximethason cr ( telinga dan tungkai )

- Hidrocortison cr ( wajah )

IV. GAMBAR LOKALISATA

10

Page 14: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

11

Page 15: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Diagnosis Dermatitis Seboroik ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

berdasarkan anamnesis diketahui pasien laki – laki 32 tahun, dan keluhan yang timbul

berupa ercak merah kehitaman, bersisik agak berminyak kekuningan, terasa gatal di kulit

kepala, kedua kelopak mata. Hal ini sesuai dengan teori bahwa insiden dermatitis

seboroik memuncak pada umur 18 -40 tahun, paling sering terjadi pada laki-laki dan

keluhan Dermatitis Seboroik adalah kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang

berminyak dan agak kekuningan, batas agak kurang tegas.

2. Makula hiperpigmentasi, skuama, fisura, plak eritema, erosi di daerah kulit kepala, kedua

kelopak mata, kedua telinga membenarkan teori dermatitis seboroik tentang adanya

eritema, skuama dan kadang kadang di jumpai erosi di daerah seboroik.

3. Faktor predisposisi yang diduga mencetuskan penyakit dermatitis seboroik pada pasien

adalah faktor stres, dan sesuai dengan teori bahwa pasien mendapatkan salah satu faktor

predisposisi dari dermatitis seboroik yaitu, alkoholik, stress emosional, infeksi, ataupun

defisiensi imun

4. Dari segi terapi, pasien diberikan pengobatan sistemik kortikosteroid dan antihistamin

untuk mengatasi rasa gatal, pasien juga diberikan salep antibotik untuk mencegah infeksi

sekunder dan pemberian salep kortikosteroid untuk mengatasi peradangan.

12

Page 16: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

BAB V

KESIMPULAN

1. Dermatitis seboroik adalah istilah yang dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang

didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi ditempat-tempat seboroik.

2. Penyebab dermatitis seboroik belum diketahui pasti tetapi banyak percobaan yang

menghubungkan penyakit ini dengan infeksi oleh bakteri atau pityrosporum ovale yang

merupakan flora normal kulit dan juga hubungan dengan keaktivan glandula sebasea

3. Gambaran klinis pada dermatitis seboroik terdiri atas eritema dan skuama yang

berminyak dan agak kekuningan, batas agak kurang tegas. Dermatitis seboroik yang

ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus

4. Diagnosis dermatitis seboroik didapatkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan penunjang lain hanya diperlukan untuk mengetahui faktor penyebab.

5. Pengobatan bisa diberikan kortikosteroid sistemik dan antihistamin untuk mengatasi rasa

gatal, dan bisa diberikan kortikosteroid topikal dan antibiotik topikal untuk mencegah

infeksi sekunder.

13

Page 17: Dermatitis Seboroik Lapkas Andar

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, A Hamzah M. 2007. Pioderma, in Djuanda A, hamzah M, in Ilmu Penyakit Kulit

Dan Kelamin Edisi ke 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 200-203

2. Gibson EL, Perry HO. Eczematous Rashes. In: Dermatology. Moschella SL, Hurley HJ, Eds,

3rd Ed. Harcourt Brace Jovanovich, Inc, New York. p : 214

3. Siregar Dr. Atlas berwarna saripati Penyakit Kulit, Edisi kedua, Penerbit EGC. Hal 104-106

4. Seborrheic Dermatitis (SD).

Available at http://www.clinuvel.com/en/skin-science/skin-conditions/common-skin-

conditions/seborrheic-dermatitis-sd. Accesed on 19 may 2012.

5. Selden T. Seborrheic Dermatitis Clinical presentation. Available at :

http://emedicine.medscape.com/article/1108312-overview#a0101. Accesed on 15 may 2012

14


Top Related