Download - Corneal Erosion

Transcript
Page 1: Corneal Erosion

CORNEAL EROSION

RUSMAN SHIDDIQ

G1A211004

Page 2: Corneal Erosion

ANATOMI-HISTOLOGI KORNEA Kornea adalah jaringan transparan dan

avaskuler Tebal kornea ± 0,8 – 1 mm di bagian tepi dan

makin ke tengah makin tipis, sampai mencapai 0,6 mm di bagian sentral.

Kornea berfungsi sebagai membrana yang proktektif dan sebagai media refraksi dengan kekuatan +43 D.

Page 3: Corneal Erosion

Lapisan-lapisan kornea - Epitel : terdiri dari 5-6 lapis, mempunyai daya regenerasi yg besar - Membrana Bowman - Stroma : bagian yg paling tebal (±90 % tebal

kornea) - Membrana Descemet : lapisan terkuat, tak mudah ditembus oleh mikroorganisme atau trauma - Endotel : tidak punya daya regenerasi spt epitel,

jadi kalau ada kerusakan bersifat permanen

Page 4: Corneal Erosion
Page 5: Corneal Erosion

Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humour aquous, dan air mata.

Kornea mendapat inervasi dr cabang-cabang N. Trigeminus (N. V) yg memasuki kornea melalui plexus perikorneal tanpa bungkus myelin (myelin sheat) → tjd erosi kecil → rangsangan nyeri yg dirasakan px.

Kejernihan kornea dipertahankan karena adanya:

- Struktur yg uniform - Avaskularitas

- Deturgesensi

Page 6: Corneal Erosion

FISIOLOGI KORNEA Sifat tembus cahaya kornea disebabkan

oleh strukturnya yang uniform, avaskuler dan deturgesensi.

Deturgesensi atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel

Page 7: Corneal Erosion

Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting daripada epitel, dan kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak jauh lebih parah daripada kerusakan pada epitel.

Kerusakan sel – sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan.

Sebaliknya, kerusakan pada epitel hanya menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang akan menghilang bila sel – sel epitel telah beregenerasi

Page 8: Corneal Erosion

EROSI KORNEA Erosi kornea merupakan suatu keadaan

terlepasnya epitel kornea akibat trauma tumpul atau trauma tajam pada kornea.

Biasanya epitel di sekitar erosi cepat bermigrasi menutup kerusakan kornea, sehingga tidak mengkhawatirkan, karena dapat sembuh tanpa cacat dalam waktu yang pendek.

Page 9: Corneal Erosion

Gejala: Mata terasa sakit pada saat mengedip Lakrimasi Fotofobia Blefarospasme Tajam penglihatan menurunTanda: Injeksi perikornea Tampak kornea lebih tipis pada tempat erosi Warna iris dibelakang erosi terlihat lebih hitam

Page 10: Corneal Erosion

PEMERIKSAAN PENUNJANGTes FluoreseinSlit Lamp

Page 11: Corneal Erosion

KOMPLIKASIErosi kornea yang tidak diobati dengan baik, dapat menimbulkan penyulit:• Erosi kornea rekurens•Ulkus kornea•Endoftalmitis

Page 12: Corneal Erosion

EROSI KORNEA REKURENS Erosi kornea rekurens merupakan erosi

kornea berulang karena regenerasi epitel tidak melekat rapat pada membran bowman.

Lapisan ini biasanya membentuk vesikel-vesikel, sehingga lapisan ini dapat lepas kembali, walaupun hanya dengan rangsangan yang ringan sekali, umpamanya pergerakan kelopak mata pada saat berkedip.

Page 13: Corneal Erosion
Page 14: Corneal Erosion
Page 15: Corneal Erosion

GEJALA DAN TANDA KLINIS EROSI KORNEA REKURENS SAMA DENGAN EROSI KORNEA UMUMNYA YAITU PASIEN SERING TERBANGUN DI PAGI HARI KARENA RASA NYERI PADA MATA YANG EROSI, FOTOFOBIK DAN INJEKSI PERIKORNEA.

DIKENAL 3 JENIS EROSI KORNEA REKURENS:1. EROSI REKURENS DIDAPAT (TRAUMATIK)2. EROSI REKURENS PADA PENYAKIT KORNEA3. EROSI REKURENS PADA DISTROFI KORNEA

Page 16: Corneal Erosion

1. Erosi rekurens didapat (traumatik)

Pasien umumnya melaporkan riwayat cedera kornea sebelumnya. Sifatnya unilateral, sama seringnya pada pria maupun wanitaPaling sering terjadi pada bagian sentral dibawah pupil, tidak tergantung pada lokasi cedera kornea sebelumnya

Page 17: Corneal Erosion

2. Erosi rekurens pada penyakit kornea

Setelah ulkus kornea menyembuh, epitelnya pulih kembali dan terjadi secara berulang-ulang (seperti pada ulkus “metaherpes” HSV)

3. Erosi rekurens pada distrofi korneaErosi rekurens pada kornea dapat ditemukan pada pasien dengan distrofi membran basal epitel, distrofi lattice, dan distrofi kornea reis-buckler

Page 18: Corneal Erosion

PENATALAKSANAAN

Pengobatan erosi kornea:1. Sikloplegia untuk mengurangi rasa sakit

dan mengistirahatkan matanya2. Antibiotik tetes. Sebaiknya jangan bentuk

salep, karena dapat mengganggu epitelisasi

3. Mata ditutup, agar pertumbuhan epitel tidak terganggu oleh kedipan

Page 19: Corneal Erosion

4. Jangan lupa membalikkan palpebra superior, untuk mencari benda asing yang tersembunyi dan mengakibatkan erosi kornea

5. Jangan memberikan steroid, karena dapat menghambat penyembuhan epitel, selain memudahkan terjadinya infeksi jamur ataupun virus, karena daya tahan kornea menurun akibat steroid

Page 20: Corneal Erosion

PENGOBATAN EROSI KORNEA REKURENS1. Penetesan anastesi lokal untuk

meredakan gejala nyeri.2. Tirah baring selama 24 jam3. Salep mata lunak saat pasien tidur

selama beberapa bulan4. Pada kasus yang lebih berat, perlu

diberikan air mata buatan pada siang hari


Top Related