Transcript
Page 1: An Crumb Rubber Meliputi

an Crumb Rubber meliputi :

1. PeremahanKomponen yang telah mengalami penuntasan selama 10-15 hari diremahkan dalam granulator. Peremahan bertujuan untuk mendapatkan remahan yang siap untuk dikeringkan. Sifat yang dihasilkan oleh peremahan adalah mudah dikeringkan sehingga dicapai kapasitas produksi yang lebih tinggi dan kematangan remah yang sempurna.

1. PengeringanKomponen yang terlah mengalami peremahan selanjutnya dikeringkan dalam dryer selama 3 jam. Pemasukan kotak pengering kedalam dryer 12 menit sekali, suhu pengering 122oC untuk bahan baku kompo dan 110oC untuk proses WF. Suhu produk yang keluar dari dryer dibawah 40oC. Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air sampai batas aman simpan baik dari serangan serangga maupun mikrobiologis, enzimatis dan hidrolis. Dalam pengeringan faktor yang dapat memepengaruhi hasil adalah lamanya penuntasan, ketinggian remahan, suhu dan lama pengeringan.

1. PengepresanPengepresan merupakan pembentukan bandela-bandela dari remah karet kering. Bahan yang keluar dari pengering kemudian ditimbang seberat 35kg/bandela yang akan dikemas dalam kemasan SW dan 33,5kg/bandela untuk kemasan. Setelah itu produk dipress dengan menggunakan mesin press bandela. Ukuran hasil pengepresan 60 x 30 x 17 cm.

1. Pembungkusan dan PengepakanPembungkusan dimaksudkan untuk menghindari penyerapan uap air dari lingkungan serta bebas kontaminan lain. Setelah produk dipress, kemudian disimpan diatas meja alumunium untuk penyortiran dengan menggunakan pengutip. Setelah itu produk dibungkus dengan plastik transparan tebal 0,03 mm dan titik leleh 108oC. Bandela yang telah dibungkus, kemudian dimasukkan dalam peti kemas dengan susunan saling mengunci.

1. 8.    ProkoagulasiPada saat mulai keluar dari pohon hingga beberapa jam lateks masih berupa cairan, tetapi setelah kira-kira 8 jam lateks mulai mengental dan selanjutnya membentuk gumpalan karet. Penggumpalan (prakoagulasi) dapat dibagi 2 yaitu :

1. Penggumpalan spontan

2. Penggumpalan buatan

Penggumpalan spontan biasanya disebabkan oleh pengaruh enzim dan bakteri, aromanya sangat berbeda dari yang segar dan pada hari berikutnya akan tercium

Page 2: An Crumb Rubber Meliputi

bau yang busuk. Sedangkan penggumpalan buatan biasanya dilakukan dengan penambahan asam.  Prakoagulasi terjadi karena kemantapan bagian koloidal yang terkandung dalam lateks berkurang. Bagian-bagian koloidal ini kemudian menggumpal menjadi satu dan membentuk komponen yang berukuran lebih besar. Komponen koloidal yang lebih ini akan membeku. Inilah yang menyebabkan terjadinya prakoagulasi.

Getah karet atau lateks sebenarnya merupakan suspensi koloidaldari air dan bahan-bahan kimia yang terkandung didalamnya. Bagian- bagian yang terkandung tersebut tidak larut sempurna, melainkan terpencar secara homogen atau merata di dalam air. Partikel-partikel koloidal ini sedemikian kecil dan halusnya sehingga dapat menembus saringan.

Penyebab terjadinya prakoagualasi antara lain sebagai berikut :

1. Penambahan asamPenambahan asam organik ataupun anorganik mengakibatkan turunnya pH lateks titik isoelektriknya sehingga lateks kebun membeku (pH lateks kebun 6,9).

2. MikroorganismeLateks segar merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, mikroorganisme banyak terdapat dilungkungan perkebunan karet (pepohonan, udara, tanah, air atau pada alat-alat yang digunakan). Mikroorganisme ini menghasilkan asam-asam yang menurunkan pH mencapai titik isoelektrik sehingga Lateks membeku serta menimbulkan rasa bau karena terbentuknya asam-asam yang mudah menguap (volatile fatty acid). Bila banyak mikroorganisme maka senyawa asam yang dihasilkan akan banyak pula.

3.  IklimAir hujan akan membawa zat penyamak, kotoran dan garam yang larut dari kulit batang. Zat-zat ini akan mengkatalisis terjadingan prakoagualasi. Lateks yang baru disadap juga mudah menggumpal jika terkena sinar matahari yang terik karena kestabilan koloidnya rusak oleh panas yang terjadi.

4. PengangkutanPengangkutan yang terlambat ataupun jarak yang jauh menyebabkan lateks baru tiba ditempat pengolahan pada siang hari dan sempat terkena matahari sehingga mengganggu kestabilan lateks. Jalan yang buruk atau angkutan yang terguncang-guncang mengakibatkan lateks yang diangkut terkocok-kocok secara kuat sehingga merusak kestabilan koloid.

5. Kotoran atau bahan-bahan lain yang tercampur

Page 3: An Crumb Rubber Meliputi

Lateks akan mengalami prakoagualasi bila dicampur dengan air kotor, terutama air yang mengandung logam atau elektrolit. Prakoagualasi juga sering terjadi karena tercampurnya kotoran atau bahan lain yang mengandung kapur atau asam.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya prakoagualasi antara lain sebagai berikut :

Menjaga kebersihan alat-alat yang digunakan dalam penyadapan, penampungan, maupun pengangkutan. Selama pengangkutan dari kebun ke pabrik pengolahan, lateks dijaga agar tidak mengalami banyak guncangan.

Mencegah pengenceran lateks dari kebun dengan air kotor, misalnya air sungai, air saluran atau air got.

Memulai penyadapan pada pagi hari sebelum matahari terbit untuk membantu agar lateks dapat sampai ke pabrik atau tempat pengolahan sebelum udara menjadi panas.

Apabila langkah-langkah pencegahan diatas sudah dilakukan tetapi hasilnya belum seperti yang diinginkan, maka zat antikoagulan dapat digunakan. Zat antikoagulan ada beberapa macam, tetapi harus dipilih yang paling tepat. Pilihan disesuaikan dengan kondisi lokasi, harga, kadar bahaya zat tersebut dan yang terpenting adalah kemampuan zat tersebut dalam mencegah prakoagualasi. Dalam pemakaiannya zat antikoagulan bias digabung untuk menambah daya antikoagulasinya, bisa dua macam menjadi satu atau tiga macam campuran sekaligus. Berikut ini contoh beberapa antikoagulan yang banyak dipakai di perusahaan atau tempat- tempat pengolahan karet.

1. Soda atau natrium karbonat (Na2CO3)Dibanding dengan zat antikoagulan yang lain, harga soda atau natrium karbonat memang lebih murah. Karena itu soda banyak digunakan di pabrik-pabrik pengolahan yang sederhana. Akan tetapi zat ini tidak dianjurkan digunakan pada pabrik yang akan mengolah lateks menjadi ribbed smoked sheets (RSS) karena sheet kering yang dihasilkan akan bergelembung-gelembung atau bubbles. Pemakaian soda aman untuk karet yang akan diolah menjadi crepe. Dosis soda yang digunakan adalah 5-10 ml larutan soda tanpa air kristal (soda ash) 10% setiap liter lateks.

2. Amonia (NH3)Zat antikoagulan ini termasuk yang paling banyak digunakan karena :

Desinfektan sehingga dapat membunuh bakteri

Bersifat basa sehingga dapat mempertahankan/menaikkan pH lateks kebun

Page 4: An Crumb Rubber Meliputi

Lateks yang akan diolah menjadi crepe hendaknya tidak diberi ammonia

secara berlebihan karena berpengaruh terhadap warna crepe yang jadi nantinya. Dosis ammonia yang dipakai untuk mencegah terjadinya prakoagualasi adalah 5-10 ml larutan ammonia 2,5% untuk setiap liter lateks.

3. Formaldehid

Pemakaian formaldehid sebagai anti koagulan paling merepotkan dibanding zat lainnya, karena:

Kurang baik apabila digunakan di musim hujan

Apabila disimpan zat ini akan teroksidasi menjadi asam semut atau asam format (HCHO → HCOOH) yang dapat menyebabkan pembekuan apabila dicampur pada lateks. Oleh karena itu, formaldehid yang akan digunakan terlebih dahulu harus diperiksa apakah larutan ini bereaksi asam atau tidak, apabila bereaksi asam harus dinetralkan dengan zat yang bersifat basa seperti soda kaustik. Seteleh formaldehid bereaksi netral baru digunakan. Dosis yang dapat dipakai adalah 5-10 ml larutan dengan kadar 5% untuk setiap liter lateks yang akan dicegah prakoagualasinya.

4. Natrium sulfit (Na2SO3)Pemakaian zat ini sebagai zat antikoagulan paling merepotkan, karena :

Bahan ini tidak tahan lama disimpan

Apabila ingin digunakan harus dibuat terlebih dahulu

Dalam jangka waktu sehari akan teroksidasi oleh udara menjadi natrium sulfat (Na2SO3 → Na2SO4), bila sudah teroksidasi maka sifatnya sebagai antikoagulan menjadi lenyap. Selain sebagai antikoagulan natrium sulafit juga bias memperpanjang waktu pengeringan dan sebagai desinfektan. Dosis yang digunakan adalah 5-10 ml larutan berkadar 10% untuk setiap liter lateks.Pabrik atau tempat pengolahan karet yang membuat karet jenis ribbed smoked sheet (RSS) rata-rata menggunakan ammonia dan natrium sulfit sebagai antikoagulan. Untuk membuat karet jenis crepe, antikoagulan yang baiasa digunakan adalah soda atau natrium sulfit.

Untuk mendapatkan dosis antikoagulan yang paling tepat dapat dicoba dengan dosis rendah terlebih dahulu. Apabila belum mencukupi, maka dosis dinaikkan sedikit demi sedikit. Untuk patokan dapat digunakan dosis seperti yang telah disebutkan diatas. Zat antikoagulan harus diberikan secpat mungkin setelah lateks disadap. Apabila mungkin penambahan antikoagulan pada mangkuk- mangkuk penampung lateks perlu dilakukan, kecuali untuk formaldehid. Dengan cara ini pencegahan prakoagulasi berjalan lebih efektif. Cara ini membutuhkan tenaga kerja

Page 5: An Crumb Rubber Meliputi

tambahan untuk menaruh antikoagulan, pada setiap mangkuk pada batang karet yang disadap, berarti juga penambahan biaya

Proses Terbentuknya LateksSeperti yang telah dijelaskan lateks berasal dari partikel karet yang dilapisi protein dan fosfolipid. Protein ini akan memberikan muatan negatif yang mengelilingi partikel karet sehingga mencegah terjadinya interaksi antara sesama partikel karet, dengan demikian sistem koloid lateks akan tetap stabil. Namun dengan adanya mikroorganisme maka protein yang terdapat dalam partikel karet akan rusak dan terjadilah interaksi antara partikel karet membentuk flokulasi atau gumpalan. Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan) butir-butir karet yang terdapat dalam cairan lateks, supaya menjadi suatu gumpalan atau koagulum. Untuk membuat koagulum ini, lateks perlu dibubuhi bahan pembeku (koagulan) seperti asam semut atau asam cuka. Lateks segar yang diperoleh dari hasil sadapan mempunyai pH 6,5. Agar dapat terjadi penggumpalan atau koagulasi, pH yang mendekati netral tersebut harus diturunkan sampai pH 4,7.

Di dalam proses penggumpalan lateks, terjadi perubahan sol ke gel dengan pertolongan zat penggumpal. Pada sol karet terdispersi di dalam serum, tetapi pada gel karet di dalam lateks. Penggumpalan dapat terjadi dengan penambahan asam (menurunkan pH), sehingga koloid karet mencapai titik isoelektrik dan terjadilah penggumpalan.

Peranan pH sangat menentukan mutu karet. Penggumpalan pada pH yang sangat rendah mengakibatkan warna karet semakin gelap dan nilai modulus karet semakin rendah. Sebaliknya keuntungannya, masa pemeraman singkat dan PRI dapat dipertahankan setinggi mungkin. Penambahan elektrolit yang bermuatan positif juga dapat menetralkan muatan negatif dari partikel karet dan menggumpalkan karet.

1. 3.    Klasifikasi KaretJenis Karet AlamAda beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi. Jenis-jenis karet alam yang dikenal luas adalah :

1. a.    Bahan olah karetBahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet hevea brasiliensis. Beberapa kalangan mengatakan bahwa bahan olah karet bukan produksi perkebunan besar, melainkan merupakan bokar (bahan olah karet rakyat) karena biasanya diperoleh dari petani yang mengusahakan kebun karet.

Page 6: An Crumb Rubber Meliputi

Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4 amacam :

1. Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Cairan getah ini belum mengalami penggunpalan entah itu dengan tambahan atau tanpa bahan pemantap (zat antikoagulan).

2. Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi.

3. Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan dengan asam semut

4. Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung.

1. b.     Karet alam konvensionalAda beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. jenis ini pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Jenis-jenis karet alam yang tergolong konvensional adalah sebagai berikut :

1. Ribbed smoked sheet (RSS) adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik.

2. White crepe dan pale crepe adalah jenis crepe yang berwarna putih atau muda dan ada yang tebal dan tipis.

3. Estate brown crepe adalah jenis crepe yang berwarna cokelat dan banyak dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar atau estate.

4. Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.

5. Thin brown crepe remilis adalah crepe coklat yang tipis karena digiling ulang.6. Thick blanket crepes ambers adalah crepe blanket yang tebal dan berwarna coklat,

biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya. Scrap tanah tidak boleh digunakan.

7. Flat bark crepe adalah karet tanah atau earth rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam 

8. Pure smoked blanket crepe adalah crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang khusus berasal dari RSS, termasuk juga block sheet atau sheet bongkah, atau dari sisa pemotongan RSS. Jenis karet lain atau bahan bukan karet tidak boleh digunakan.

9. Off crepe adalah crepe yang tidak tergolong bentuk beku atau standar. Biasanya tidak dibuat melelui proses pembekuan langsung dari bahan lateks yang masih segar, melainkan dari contoh-contoh sisa penentuan kadar karet kering, lembaran-

Page 7: An Crumb Rubber Meliputi

lembaran RSS yang tidak bagus penggilingannya sebelum diasapi, busa-busa dari lateks, bekas air cucian yang banyak mengandung lateks serta bahan-bahan lain yang jelek.

1. c.    Lateks PekatLateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed lateksdan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan- bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.

 

1. d.    Karet bongkah (block rubber)Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela denga ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.

 

1. e.    Karet spesifikasi teknis (crumb rubber)Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat-sifat teknis. Warna atau penilaian visual yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe maupun lateks pekat tidak berlaku pada jenis ini

 

1. f.     Tyre rubberTyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya.

 

1. g.    Karet reklim (reclaimed rubber)Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas, terutama ban-ban mobil bekas dan bekas ban-ban berjalan. Karenanya boleh dibilang karet reklim dalah suatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir. Biasanya karet reklim banyak dipakai sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya juga baik.

. Mekanisme pembekuan lateks :

Page 8: An Crumb Rubber Meliputi

Partikel karet dalam cairan lateks diselubungi oleh protein sebagai stabilisator. Karena protein bermuatan maka partikel karet seolah- olah menjadi bermuatan sehingga akan saling tolak- menolak. Pada saat penambahan asam, berarti terjadi penambahan ion H+pada asam amino sehingga pH turun dan mencapai titik isoelektris yaitu pH dimana protein mempunyai muatan positif = muatan negative. Sehingga akibatnya partikel karet akan saling mendekat dan menggumpal.

Keterangan :

- Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan) butiran-butiran karet yang terdapat pada cairan lateks supaya menjadi suatu gumpalan (koagulum).

- pH isoelektris untuk penggumpalan lateks = 4,8.

- Zat pembeku yang digunakan : Asam format 1-2% dan jumlahnya 350-370 ml/kg karet kering.

- Pada saat penambahan asam dilakukan pengadukan agar asam dapat tercampur merata dan buih yang timbul dihilangkan.

- Pembekuan dilakukan selama 2 jam.

- Pada akhir pembekuan dilakukan pemasangan sekat dari alumunium bertujuan agar bekuan lateks yang diperoleh mempunyai ukuran yang seragam.

- Setelah beku dilakukan penambahan air untuk mencegah lengketnya bekuan lateks dengan pembeku.

3. Produk- produk hilir yang dapat dibuat dari bahan baku karet alam :

a. Crepe Spesifikasi crepe terbagi atas tiga bagian, yaitu :- No. 1-X : superior Quality Thin Plate Latex Crepe- No. 1 : standar Quality Thin Plate Latex Crepe

Jenis krep untuk No. 1-X dan No. 1 harus mempunyai persyaratan sebagai berikut : warna kuning pucat, tidak terdapat noda-noda, minyak, dan bahan-bahan lainnya.- No. 2 : Fair average Quality Thin Plate Latex Crepe

Jenis ini boleh berwarna tidak kuning pucat, tetapi tidak boleh mengandung bintik-bintik, minyak kotoran dan bahan-bahan lainnya. Proses pembuatan krep dengan bahan baku lateks berlangsung dengan urutan

pengolahan : penyaringan, pencampuran dan pengenceran lateks, pembekuan, penggilingan, pengeringan, sortasi dan pembungkusan

Page 9: An Crumb Rubber Meliputi

b. Sheet Spesifikasi mutu sheet terdiri dari : No.1-XRSS (Superior Quality Ribbed Smoked

Sheet), No.1 RSS I (Standard Quality Ribbed Smoked Sheet), No.2 RSS (Good Fair Average Quality Ribbed Smoked Sheet), No. 3 RSS (Fair Average Quality Ribbed Smoked Sheet), No. 4 RSS (Low Fair Average Quality Ribbed Smoked Sheet)

 Cara pengolahan sit oleh perkebunan besar secara garis besar meliputi: penerimaan lateks, pengenceran, pembekuan, penggilingan, pengasapan, dan pengeringan, sortasi, dan pengepakan.

c. Crumb Rubber / karet remah

 Karet remah atau crumb rubber adalah produk karet alam yang relatif baru. Dalam Perdagangan dikenal dengan sebutan “karet spesifikasi teknis”, karena penentuan kualitas atau penjenisannya dilakukan secara teknis dengan analisis yang diteliti di laboratorium dan dengan mengunakan perlengkapan analisis yang mutakhir. Bentuk bongkah dibuat setelah bahan baku karet alam ini melalui peremahan lebih dahulu, sehingga disebut juga karet remah atau crumb rubber. Keuntungan pengolahan karet remah yaitu proses pengolahannya lebih cepat, produk lebih bersih dan lebih seragam, dan penyajiannya lebih menarik.

 Spesifikasi dari Crumb Rubber adalah dengan menggunakan standar yang dikenal dengan nama SIR (Standar Indonesia Rubber) yaitu : produk karet alam yang baik prosesing, ataupun penentuan kualitasnya, dilakukan secara spesifikasi teknis.

Adapun standar spesifikasi SIR adalah sebagai berikut :

Spesifikasi SIR5 SIR20 SIR35 SIR50

Kadar kotoran (%)

Kadar Abu (%)

Kadar zat menguap (%)

0.05

0.50

1.00

0.20

0.75

1.00

0.35

1.00

1.00

0.50

1.25

1.00

d. Lateks Pekat

Lateks pekat merupakan bahan baku industri karet yang paling fleksibel dibandingkan dengan sit, krep, ataupun remah yang telah tersedia dalam bentuk tertentu. Pengolahannya berbagai macam cara yaitu dengan pemusingan, pendadihan, evaporasi dan dekantasi listrik.

e. Produk- produk jadi olahan karet seperti:

Page 10: An Crumb Rubber Meliputi

Ban, Bantalan karet antigempa, Kondom, Penghapus karet, Sarung tangan tipis dan tebal, Balon serta Karpet karet. Untuk mengubah sifat fisik dari karet dilakukan proses

vulkanisasi. Vulkanisasi adalah proses pembentukan ikatan silang kimia dari rantai molekul

yang berdiri sendiri, meningkatkan elastisitas dan menurunkan plastisitas. Suhu adalah

faktor yang cukup penting dalam proses vulkanisasi, namun tanpa adanya panas pun karet

tetap dapat divulkanisasi.

Sebelum diolah, molekul-molekul karet pada umumnya akan berbentuk bengkok dan tidak berpola.[2] Proses vulkanisasi akan membuat ikatan silang antar molekul-molekul tersebut sehingga terjadi gaya tahan antar molekul karet.[2] Ikatan silang tersebut terbentuk karena belerang yang menjadi penyambung, dan reaksi ini menggunakan seng oksida sebagaikatalis.[2] Dengan proses ini, sifat elastis karet akan dipertahankan karena bila tidak ada ikatan silang antar molekul, maka molekul karet akan saling terpisah sehingga sifat elastis karet akan menghilang.[

Karet alam mengandung beberapa bahan antara lain: karet hidrokarbon, protein, lipid netral, lipid polar, karbohidrat, garam anorganik, dll.

Protein dalam karet alam dapat mempercepat vulkanisasi atau menarik air dalam vulkanisat. Beberapa lipid ada yang merupakan bahan pencepat atau antioksidan. Protein juga dapat meningkatkan heat build up tetapi dapat juga meningkatkan ketahanan sobek.

karet untuk sepatu selalu gagal karena karet manjadi kaku di musim hujan dan lengket serta berbau di musim panas


Top Related