Transcript

ACEH MAGAZINELugas Memaknai Realitas

Irwandi Yusuf

HUBUNGAN SAYA DENGAN SWEDIA SUSAHwww.acehmagazine.com

TUTUP BUKURp 5.000

GAM

FEBRUARI 2007

Jln. T Hasan Dek No. 47 Simpang Surabaya - Banda Aceh Prov. Nanggroe Aceh Darussalam - Indonesia Telp: (0651) 25665 - 638282- 7408282 - 7409292 Fax: (0651) 29371, SMS: 08126988899, 08126989988

Layanan ReseRvasi 24 jam

4 x Sehari: 10.25 WIB 13.00 WIB 17.25 WIB 19.50 WIB Booking Via SMS: 0812 698 1589/0812 698 9988 GARUDA Ketik: GA

1 x Sehari: 11.15 WIB Booking Via SMS: 0812 698 1589/0812 698 9988 ADAM AIR Ketik: KI

>>

2 x Sehari: 10.40 WIB 18.00 WIB Booking Via SMS: 0812 698 1589/0812 698 9988 LION AIR Ketik: JT

1 x Sehari: 13.50 WIB Booking Via SMS: 0812 698 1589/0812 698 9988 Sriwijaya air Ketik: SJ

Mungkin Anda Berjodoh dengan Kami. Kami mencari: - Desainer/layouter - editor - Tenaga marketingTertarik? Call Bagian Usaha ACEH MAGAZINE Jl. Prada Utama # 111 Kampung Pineung, Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Telepon/Fax (0651) 7410400, 7551558 e-mail: [email protected] LaMaraN PaLiNG TELaT DiTEriMa 28 FEBrUari 2006

Elita A. SamsunanDIrektur Utama

Kontak: EKa rUry NOFiKa Hotline [06517410400, 085260557879, 06517438134)]

!

MAGAZINELugas Memaknai realitasPenerbit: Aceh Recovery Forum Akte Nomor 21 Notaris Nasrullah SH Terbit sejak Oktober 2005 Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Fairus M Nur Ibrahim Redaktur Senior Murizal Hamzah Redaktur Eksekutif Fakhrurradzie Redaktur Husni Arifin, Renny Wahyuni Sidang Redaksi Ahmad Humam Hamid Jeliteng Pribadi, Miksalmina Misran Nirto, Saifuddin Bantasyam Sekretaris Redaksi Eka Rury Nofika Wartawan Evirosita, Idrus Saputra, Jamaluddin Muhammad Ali, Nizwar, Rizky Fachrizal Fotografer/Visual Yudi Sutrisna Koresponden Luar Negeri Irwansyah Yahya (India) Jarjani Usman (Amerika Serikat) Saiful Akmal (Inggris) Teuku Amri S (Mesir) Desain Grafis/Desain Visual Hery, Supri Ady Kartunis/Ilustrator Yoedi Teknologi Informasi Amir Hamzah Analisa Data Catur Wibowo, Desy Wury Handayani Lisa Novianti Litbang/Dokumentasi Aidil Azhar Konsultan Media Yarmen Dinamika Manajer Produksi Dewi A Lestari Manajer Iklan dan Pariwara Muhammad Ridha Siregar Manajer Distribusi dan Marketing Meflin Agusta Staf Distribusi dan Tata Usaha Abdul Manaf, Kamaruddin Nasrul, Tarmizi Keuangan Ricky Firmansyah Alamat Redaksi/Sirkulasi/Pemasaran Jalan Prada Utama # 111 Kampung Pineung Banda Aceh. Telepon/fax (0651) 7551558 e-mail: [email protected] Biro Iklan/Pemasaran Medan Mhd. Martua Lubis, Jl. Bromo. Gg. Adil. No. 17 Medan. Telepon 08192173941 Bank Bank Mandiri KKP Darussalam Nomor Rekening 105-0004651919 An. Aceh Recovery Forum Redaksi menerima kontribusi naskah dan foto. Syarat: lampirkan fotokopi/scaning identitas diri (KTP/SIM). Panjang naskah maksimal 1.500 kata. Tulisan atau foto kiriman yang dimuat akan diberikan honorarium. www.acehmagazine.com Desember 2006 OKTOBER-NOPEMBER 2006

ACEH

LAPORAN UTAMA Isu pembubaran GAM, muncul lagi. Gubernur Aceh terpilih, Irwandi Yusuf, memberi sinyal ke arah itu. Tapi ini tak mudah. Ada syarat agar GAM tutup buku. Apa kata arus bawah? Benarkah mereka telah ditinggalkan?rEPOrTaSE

1238

Tiga pekan Aceh Magazine berada di Gwangju, Korea Selatan, mengikuti seluk-beluk demokratisasi dan penegakan HAM yang terjadi di sana. Sebuah oleh-oleh menarik dari negeri ginseng.L E P a S 34

38

GAM merelakan senjata-senjata yang dimilikinya digergaji. Tetapi, dapatkah kerelaan ini menjadi indikasi berkurangnya persenjataan di dunia? Tidak juga, tak pasti. Yang ada hanyalah pergeseran kekuatan pemasok senjata.42

LEPaS-MONiTOriNG

Program rehabilitasi dan rekonstruksi yang dicanangkan dua tahun lalu tidak berjalan sebagaimana harapan. Ada proyek yang terbengkalai, ada pula yang tak disukai para korban. Layu sebelum berkembang.

ACEH MAGAZINELugas Memaknai Realitas

Irwandi Yusuf

HUBUNGAN SAYA DENGAN SWEDIA SUSAHwww.acehmagazine.com

TUTUP BUKURp 5.000

GAM

FEBRUARI 2007

Design Cover: Hery

Penerbitan ini didukung oleh:

DANIDA| ACEH MAGAZINE 3 aCEH MaGaZiNE

CERITA rEDaKSi

www.acehmagazine.commi. Mengambil tempat di ruang redaksi, kami lalu berdiskusi tentang banyak hal. Tak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi komu nikasilah yang telah mempercepat pertemuan kami dengan berbagai kolega asing, seperti Marquireth, yang berdomisili di luar negeri itu. Mereka mengeta hui dan___katakanlah___jatuh cinta pada Aceh Magazi ne melalui perantara dunia maya alias situs. Dari si tus inilah mereka mengaku membaca berbagai hal ikhwal yang kami laporankan. Para pembaca asing ini pun kemudian mengirimkan kabar, tulisan, dan argumentasinya kepada kami melalui situs ini. Selain dari Perancis, kami mendapatkan kontak pula dari Jerman, Inggris, Swiss, Norwegia, Arab, dan India. Begitulah, pembaca budiman. Dalam rangka menjangkau para pembaca di berbagai sudut, sejak Michael Bak dari United Stated for Affair Internatioal Development (USAID) beberapa waktu lalu kami menguji coba menghadir saat berkunjung ke kantor redaksi Aceh Magazine. kan Aceh Magazine di dunia maya. Ditangani sepenuhnya oleh Kusnandar Zainuddin dan Amir embaca budiman. Awal Juli 2006 seorang wanita can Hamzah di bagian Teknologi Informasi, kami berhasil me tik berkebangsaan Perancis, Marquireth, berkirim ka luncurkan situs www.acehmagazine.com. Dan, seperti dise bar kepada Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Fairus M but di atas, dampak yang kami peroleh benarbenar di luar Nur Ibrahim. Sebulan kemudian ia pun menepati janji ber dugaan. Dengan hadirnya situs ini, berarti kini Aceh Magazine kunjung ke kantor redaksi di bilangan Prada Utama # 111, Kampung Pineung, Banda Aceh. Banyak hal yang ia tanya dapat diakses dalam dua format, yakni format cetak dan for kan, disamping tak sedikit pula informasi menarik kami pe mat online. Bagi Anda yang berada di daerah, disamping roleh dari peneliti wanita yang fasih berbahasa Inggris dan versi cetak, coba pulalah sekalikali menklik versi onlinenya. Versi yang disebut terakhir telah memperdekat jarak kami Arab, ini. Marquireth tidak sendiri. Beberapa ekspatriat, peneliti dengan para pembaca di luar negeri. Pembaca budiman. Begitulah sekelumit cerita dari ba bidang media, hukum, politik, dan sosial kemanusiaan kerap lik bilik redaksi kali ini. Kini kami persilahkan Anda mem bertandang ke kantor ka baca sajian edisi ini.n

P

Psikologikah cita-citanya sejak kecil? Tidak. Desi pernah bercita-cita menjadi Polwan alias polisi wanita. Tapi itu dulu, waktu kecil, dara manis ini berucap dan tersenyum penuh arti.

534aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

DOEN CABAK

Desember 2006

|

aCEH MaGaZiNE

5

a SURAT.. .

.

kutipan

UNTUK REDAKSI: KECEWA BUKU SALIBRedaksi Aceh Magazine, saya membaca resensi buku Gerilya Salib di Serambi Mekkah yang dimuat dalam majalah Anda (Aceh Magazine edisi VII Agustus-September 2006, halaman 49). Agak sedih juga bahwa Anda memuat resensi buku semacam itu dalam majalah Anda. Kalau Anda memuatnya, dalam pengertian saya, Anda mendukungnya. Atau saya salah mengerti? Menurut saya, dalam konteks Indonesia, kita perlulah lebih hati-hati dalam memberikan penilaian terutama jika hal itu berkaitan dengan hal-hal tentang agama. Saya sangat berharap bahwa penulis buku Gerilya Salib di Serambi Mekkah dapat melakukan audiensi langsung kepada kalangan Kristen yang turut serta mendukung rekonstruksi dan rehabilitasi di Aceh. Jangan hanya mencomot apa kata media di sana sini. Media tidak selalu merepresentasikan apa yang sesungguhnya terjadi. Menurut saya... Saya kira alangkah baiknya kalau saudara-saudari saya yang muslim lebih banyak lagi melakukan konfirmasi terhadap kalangan Kristen. Janganlah buru-buru mengambil kesimpulan hanya melalui kertas-kertas yang ditemukan berseliweran di Aceh. Pengalaman mengajarkan bahwa selalu penting untuk melakukan konfirmasi. Apa yang dilakukan oleh penulis buku di atas, dalam pandangan saya justru kontra produktif dan kurang berguna bagi komunitas entah itu muslim atau Kristen atau keduanya. Saya merindukan komunitas muslim yang kuat dan berkarakter di Indonesia. Saya merindukan komunitas muslim Indonesia dapat menjadi salah satu teladan di lingkup global dan saya yakin hal itu dapat dicapai dengan demikian, kecurigaan terhadap khususnya Kristen dapat lebih mudah diatasi. Kita memerlukan lebih banyak lagi interaksi untuk mengurangi berbagai macam kecurigaan yang tidak perlu___kecurigaan yang hanya membuang-buang waktu dan energi dan membuat jiwa dan spiritualitas tidak sehat. Kebetulan saya sedang berada di Jerman dan saya ingin menyampaikan sekilas apa yang saya temukan di sini berkaitan dengan relasi antara Kristen dan muslim. Di Indonesia, dari segi jumlah, Kristen adalah minoritas dan sebaliknya di Eropa, Jerman misalnya, muslim adalah minoritas. Kristen di Indonesia bukan imigran, sementara muslim di Eropa pada umumnya adalah imigran dari negara-negara berpenduduk mayoritas mus-

Kamaruzzaman, mantan juru runding Gerakan Aceh Merdeka (GAM), mengenai kondisi kondusif dan suasana damai yang sedang berlangsung di Aceh saat ini.

Rasa saling percaya bisa diwujudkan dengan tindakan, sikap dan prilaku yang saling menghormati, menghargai perbedaan, memahami karakter, serta memperlakukan segala sesuatu secara adil Teuku

l l l l l l l

lim seperti Turki. Saya kira kita harus sungguh belajar untuk lebih banyak berinteraksi dan melangkah lebih maju mengatasi berbagai kecurigaan dan pikiran sempit dan berbesar hati untuk membangun komunitas manusia yang lebih sehat dan beradab, menghargai kelompok minoritas tidak hanya dalam hal agama. Di mana pun ada kelompok minoritas dan mayoritas. Kedua belah pihak perlulah belajar untuk lebih banyak berinteraksi secara positif. Dalam proses interaksi itu, saya yakin, akan banyak kekagetan bahwa apa yang dipikirkan sebelumnya tentang kelompok lain tidak benar atau tidak sepenuhnya benar. Itulah mengapa saya agak sedih dengan munculnya buku seperti Gerilya Sa lib di Serambi Mekkah itu. Kalaupun ada kalangan Kristen yang punya pikiran untuk mengkristenkan orang lain yang bukan Kristen, jumlah mereka hanya sedikit. Kalangan muslim perlu tahulah bahwa kalangan Kristen telah banyak berubah. Mereka telah mengubah konsep mereka berkaitan dengan misi. Kebijakan gereja secara garis besar dalam hal misi bukanlah untuk mengkristenkan orang lain yang sudah beragama tetapi bagaimana membangun komunitas manusia yang satu menjadi lebih baik dan beradab. Gereja secara umum juga melakukan kritik internal terhadap apa yang mereka lakukan sepanjang sejarahnya. Saya merindukan komunikasi dan interaksi positif yang lebih banyak dan sehat antara Kristen dan muslim, khususnya dalam konteks kita di Indonesia. Limantina Sihaloho Mantan fellow di Interfaith Service House Council of Parliament of the Worlds Religions Chicago, Amerika Serikat

PELAYANAN PUBLIK KAPAL PENUMPANG JOROKSalam sejahtera untuk Aceh Magazine. Terima kasih sekali Aceh Magazine mau memuat surat saya ini ke dalam surat pembaca. Saya sering melakukan perjalanan dari Banda Aceh menuju Sabang atau sebaliknya dari Sabang ke Banda Aceh. Sehubungan dengan perjalanan saya itu, saya ingin menyampaikan buruknya pelayanan pemerintah terhadap masyarakat, khususnya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang mengelola masalah perhubungan kapal laut. Saya melihat dinas ini sangat minim memperhatikan masalah keselamatan penumpang dan kebersihan. Betapa tidak, dalam pulang

Seluruh aparat TNI yang bertugas di Aceh, darimana pun asalnya, secara modal bertanggungjawab mendorong agar perdamaian ini tetap terjaga dan terpelihara.Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Iskandar Muda, Mayjen Supiadi AS, menanggapi proses perdamaian yang sedang berlangsung di Aceh. 6aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

a SURATpergi Sabang-Banda Aceh, di dalam kapal, suasananya sangat jorok sekali. Tentang keselamatan penumpang kapal, tentu kita masih ingat di benak kita tentang karamnya kapal Gurita. Banyak penumpang yang tidak bisa diselamatkan dikarenakan minimnya alat keselamatan. Saya berharap tidak terjadinya kembali kapal Gurita ke-2. Kepada Dinas Perhubungan agar dapat menindaklanjuti permasalahan ini sehingga tak terkesan para pejabat, kepala, dan pegawai di instansi ini cuma makan gaji doang. Terus-terang saya tak rela Anda memakan gaji dari pajak yang kami bayar bila perhatian Anda terhadap penumpang kapal sangat tidak sebanding dengan gaji yang Anda dapat. Kalau perlu kepada Aceh Magazine menurunkan tim investigasinya dan meliput khusus soal ini. Ini tak cuma soal kemanusiaan, tapi soal nyawa yang menghidupkan kemanusiaan itu. Terima kasih atas perhatiannya. amir Balohan Sabang

FILE: FEBRUARI

Pada masa perang melawan penjajahan Belanda, pejuang Aceh yang tertangkap dan berhasil ditawan disekap dalam kerangkeng berbentuk kandang sapi. Kerangkeng model ini tersebar di berbagai tempat di Aceh, salah satunya di Buloh Blang Ara, Aceh Utara (Sumber: Badan Arsip NAD). ra baik dengan pemerintah pusat supaya hubungan harmonis dan saling percaya dapat terwujud tanpa kepalsuan. Tentu, kemenangan Irwandi, pemerintah pusat, dan seluruh bangsa Indonesia ini tak bakal memiliki makna apa pun bila nasib, harapan, dan kesejahteraan masyarakat di Aceh tidak berubah ke arah yang lebih baik. Hasanuddin Hasan Jl. Dr. Mansyur No. 31 Medan, Sumatera Utara Banda Aceh. Saya melihat di sekitar kota banyak pembangunan jalan. Padahal jalan tersebut sudah bagus. Oleh karena itu dari pada pemerintah sibuk membuat proyek jalan aspal yang sebenarnya sudah sangat licin, hanya karena ingin menghabiskan APBD tetap dipelicin, apa salahnya jika sedikit melirik Langeun untuk dibuatkan aliran air. Bukankah Lageun dan Banda Aceh masih dalam satu kawasan Nanggroe Aceh Darussalam? Bukankah APBD itu seharusnya dinikmati juga masyarakat pelosok ini?. Kepada Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) saya berharap BRR jangan sibuk membuat seminar-seminar. Bagi mereka yang sudah berkecukupan mungkin melalui seminar mereka dapat mengisi lagi kantung mereka yang sebenarnya tidak kering. Tetapi bagi kami yang masih kekurangan ini masih butuh penerangan. Apakah BRR dengan staf yang sebahagian besar telah sarjana tidak bisa memikirkan sejenak bagaimana cara agar listrik kembali normal di Lageun? Kalau memang tidak bisa, mari datang ke Lageun dan kita pikirkan bersama di sini. Terakhir saya ingin ucapkan terima kasih, kepada siapa saja yang telah membaca keluhan ini seraya memohon doa agar persoalan-persoalan di desa saya tidak hanya dibaca namun ditindaklanjuti. rijaldi Lageun, Kecamatan Setia Bakti, Calang

IRWANDI MENANG SEMUA MENANGBanyak yang menilai, hasil pemilihan kepala daerah secara langsung (Pilkadasung) di Nanggroe Aceh Darussalam alias NAD, yang dimenangkan oleh pasangan Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar, merupakan kekalahan telak pemerintah pusat dan partai politik. Saya kira, sebagai komponen bangsa yang kerap mengampanyekan kemampuan untuk hidup toleran dan demokratis, para pejabat dan politisi seharusnya dapat menahan diri dan tidak terlalu mengkhawatirkan kemenangan Irwandi yang merupakan mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ini. Tentu juga tidak menganggap kemenangan mereka sebagai kekalahan pemerintah pusat. Kemenangan itu merupakan kemenangan masyarakat Aceh, pemerintah, dan seluruh bangsa Indonesia yang berhasil menyelenggarakan pemilihan kepala daerah di Aceh secara damai, demokratis, adil, serta tanpa campur tangan atau intimidasi siapa pun; baik pemerintah maupun pihak lain. Saat ini yang perlu dipikirkan adalah melestarikan perdamaian terus-menerus dan damai sepanjang masa agar kesejahteraan masyarakat Aceh betul-betul dapat terwujud; bukan lagi lips service atau basa-basi saja. Berikutnya, pemerintah daerah, baik dari unsur GAM maupun di luar GAM, sudah sepatutnya dapat bekerja sama seca-

BRR, ALIRKAN AIR DAN LISTRIK KE LAGEUN!Saya seorang pria mewakili masyarakat yang sudah lelah hidup dalam kegelapan. Walau mentari bersinar setiap hari tetapi di Lageun masih terasa gelap. Untuk itu saya ingin pemerintah sedikit memperhatikan desa saya yang sudah lama hidup tampa listrik ini. Pasca tsunami masyarakat Lageun, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya, menggunakan gengset untuk penerangan desa. Penggunaan gengset ini pun tidak bisa secara maksimal karena masih banyak rumah penduduk yang tidak bisa terjangkau. Selain soal listrik, desa saya kesulitan pula memperoleh air bersih. Kami terpaksa mengambil ke mata air yang letaknya sangat jauh dari pemukiman penduduk. Baru-baru ini saya berkunjung ke kota

Desember 2006

|

aCEH MaGaZiNE

7

a SURATBUTUH INFORMASI BEASISWA INDIANama saya Muhammad Syukur Hasbi, sarjana IAIN Ar-Raniry. Saya ingin mengetahui lebih jauh tentang informasi beasiswa di India sebagaimana dilaporkan majalah Aceh Magazine edisi Desember 2006 di halaman 33-36. Sejujurnya saya sungguh sangat ingin untuk melanjutkan S2 saya ke luar negeri, yaitu melalui jalur beasiswa. Sebab, tidak mungkin dengan biaya sendiri, saya tidak punya uang. Insya Allah saya bisa sedikit-sedikit bahasa Arab dan bahasa Inggris yang saya peroleh melalui pesantren saya dulu. Tolong dijawab, sekaligus informasi-informasi lain yang bermanfaat terutama mengenai pendidikan ke luar negeri. Terimakasih. M. Syukur Hasbi [email protected] rEDaKSi___Saudara Muhammad Syukur Hasbi, senang sekali mendapat kabar dari Anda soal keinginan untuk melanjutkan studi ke India. Sebagai komunikasi awal, Anda dapat mengontak langsung Irwansyah Yahya, salah seorang pelajar Aceh di India yang menjadi narasumber Aceh Magazine soal ini. Ia dapat dihubungi via email ir_one [email protected]. Irwansyah juga pengurus Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) India. Disamping itu, Anda dapat pula memperoleh informasi resmi soal beasiswa ke India ini dengan menghubungi Konsulat Jenderal India yang berada di jalan Uskup Agung, Medan, Sumatera Utara. Coba juga berselancar di situs Kedutaan Besar India. Selamat. Semoga berhasil. hal berbagai aturan yang dinilai melindungi perempuan juga telah ada. Kuota 30 persen perempuan juga banyak yang memperjuangkan. Tapi, semua persoalan itu masih ada, malah semakin meningkat. Apakah itu solutif? Tidak. Perjuangan kuota perempuan di badan legislatif tidak akan mampu menyelesaikan persoalan perempuan, selama akar persoalan yang mendera bangsa ini belum berakhir. Toh semua persoalan yang terjadi tidak hanya menimpa perempuan, tapi juga laki-laki. Itu tidak lain disebabkan karena cengkeraman sistem yang dijalankan di negeri kita. Kemiskinan, pelayanan kesehatan, pendidikan (yang tidak hanya menimpa perempuan) adalah dampak yang disebabkan oleh sistem liberal-kapitalis saat ini. Mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa Indonesia sedang berada dalam cengkeraman kapitalis dunia. Sekarang kita lihat, mana bagian di negeri ini yang tidak dikuasai asing? Tidak ada. Privatisasi di mana-mana. Pemegang modal juga bisa menjadi penentu arah bangsa, bahkan mampu membuat peraturan. Jadi, akar persoalan terpuruknya kaum perempuan adalah karena kita berada dalam cengkeraman liberalisme-kapitalisme. Solusinya, kita beralih pada sistem yang benar-benar berbeda dari sistem saat ini. Sebagai alternatif, berikanlah kesempatan bagi sistem Islam untuk mengatur kehidupan negeri ini. Telah terbukti kerusakan dalam sistem kapitalis. Dengan aturan yang berasal dari Pencipta ma-

BUKAN SOLUSI: KUOTA PEREMPUAN 30 PERSENMasyarakat dunia begitu antusias menyambut pergantian tahun 2007. Tak terkecuali di Aceh. Berbagai perayaan digelar seakan menyambut kemenangan di tahun 2007. Sebuah hal yang wajar, jika ada pengharapan yang besar untuk segera bangkit dari permasalahan yang berkepanjangan. Dalam tahun 2006 lalu memang banyak masalah. Terutama persoalan yang menyerang kaum perempuan, yakni penancapan paham kesetaraan gender. Semua itu tidak lain dikarenakan paradigma berpikir liberal yang sudah memasyarakat di negeri ini. Lalu, masihkah di tahun 2007 kita berkubang dalam keterpurukan? Sudah saatnya tahun 2007 ini kita jadikan momen untuk berubah menjadi lebih baik. Meninggalkan paradigma berpikir liberal menuju aturan dari Sang Pencipta. Kita evaluasi diri sejenak. Berbagai kejahatan masih mewarnai, khususnya kejahatan yang menimpa perempuan. Makin marak saja kasus trafficking, baik pada anak maupun perempuan. Pemerkosaan dan penganiayaan juga tak luput. Pada-

.

UniKSeorang kameramen asing, tanpa asing menempatkan kameranya di atas mobil patroli olisi yang sedang bertugas mengamankan jalannya kampanye Pilkada gubernur Aceh. Tak rotan, akar pun jadilah.

.8

MOBIL POLISI DIDUDUKI

aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

a SURATnusia, saya yakin keterpurukan dalam negeri ini akan berakhir. Penindasan pada perempuan secara otomatis akan hilang. alda Permunas Ujong Batee Aceh Besar

EDISI LALU

IRWANDI-NAZAR: TETAPI JANJIMU!Hari penentuan nasib rakyat Aceh memilih pemimpinnya, usai sudah. Kepada Gubernur Irwandi Yusuf dan Wakil Gubernur Muhammad Nazar yang terpilih, saya mengingatkan bahwa misi yang telah saudara publikasikan, janji yang telah diumbarkan, masyarakat Aceh masih menghafal dan akan menunggu semua janji itu direalisasikan. Bagaimanapun juga masyarakat Aceh sekarang sangat merindukan pemimpin yang betul-betul memperhatikan keadaan rakyat, bukan hanya bisa mengumbar janji seperti sering terjadi pada masa lalu. jamaluddin Kampung Pineung Banda Aceh

ilkada Aceh menjadi batu rangsang alias magnit siapa saja. Hanya dengan modal sejumlah 4.00010.000 fotokopi KTP (bisa juga identitas diri lain),ditambahsurat pernyataan dukungan bertanda tangan atau bercap jempol, Anda bisa maju menjadi calon bupati atau walikota. Dengan kata lain, Anda hanya membutuhkan bukti dukungan berupa legalitas fisik pencalonan Anda sebesar tiga persen dari jumlah penduduk di sebuah kabupaten. Untuk menuju kursi meuligoe gubernur (pendopo), Anda hanya

P

perlu dukungan dari tiga persen jumlah pendudukAcehatausetaradenganminimal 120.948 lembar fotokopi KTP. Kenduri demokrasi kali ini semakin seru dengan turun gunungnya para pendekar perguruan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang telah mengubah cara-cara perjuangan mereka; dari represif militer ke apresiasi politik. Jelang 11 Desember 2006, suasana politik di Aceh memanas, meski masih tetap terkendali. Politik yang tengah berpendar itu memang ibarat bermain catur. Kadangkala, pemain yang mahir memilih mundur dua langkah untuk melompat tiga papan ke depan. Bahkan perdana menteri pun rela dikorbankan bila bisa mematikan raja lawan. Ujungnya, semua bisa dikorbankan agar tetap bisa menang. Itulah hakikat bermain politik. Siapa yang menang, siapa pula yang terkorbankan pada Hari H itu?n

RalatRedaksi Aceh Magazine meralat dan meminta maaf atas terjadinya kesalahan penulisan pada penerbitan edisi Desember 2006. n Pada caption foto halaman 15 tertulis Saleh Munaf, seharusnya Saleh Manaf. n Pada kolom total gender tabel Calon Gubernur, Walikota, dan Bupati halaman 12 tertulis 4 perempuan. Seharusnya seharusnya lima perempuan (dua dari Aceh Barat, dua dari Banda Aceh, dan satu dari Aceh Tamiang). REDAKSI

Ayah... Ibu... Boleh dong aku sekolah di PADU Salma!

TOKO DISEWAKANToko Baru Berukuran 16x4 meter, Dua Lantai (Keramik), Kamar Mandi/WC Keramik, Lokasi Sangat Strategis: Jalan T. Nyak Arief, Lamnyong, Banda Aceh (Pertokoan Baru No. 5 Samping Kari Kambing Hasan).

Iklan? Berlangganan? Pengaduan?

0651-7410400

TANPA PERANTARA

HUBUNGI 0812-69-06404

INFORMASI DAN PENDAFTARAN MURID BARU PENDIDIKAN ANAK DINI USIA (PADU) SALMA Jalan Teuku Iskandar Nomor 11, Ds. Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, NAD Telpon 0812 69 09967, Faksimili (+62 651) 21669

Desember 2006

|

aCEH MaGaZiNE

9

Stop

Diameorang teman mengeluh saat kami lunch alias makan siang, dua pekan lalu. Di kantor, ajang makan siang memang kerap menjadi arena curhat, obrol sanFairus M Nur Ibrahim tai, protes, bahkan terkadang fairus_mainuri@yahoo. tempat memuntahkan semua com unek-unek___baik yang terjadi di lingkungan kantor maupun yang diintervensi dari luaran sana. Tak usah kaget bila suatu kali bertandang ke kantor Aceh Magazine Anda akan menemui ragam persoalan dibedah di meja makan; mulai soal pribadi___jatuh cinta, ditinggal kekasih, konseling malam pengantin___sampai persoalan rehab-rekons Aceh pascatsunami. Saya kesal... kata Reny, teman yang sedang gundahgulana ini. Masa sih mereka diam saat tahu proses rehab rekons di Aceh mengalami persoalan? Terkesan tak mau tahu. Mereka jauh dari kita sekarang. Gaya hidupnya sudah lain, mereka sudah bermenara gading keluhnya, lagi. Reny bercerita soal kegalauannya melihat hilangnya para aktivis Aceh yang dulu kerap menyuarakan kepentingan publik. Ia juga bercerita soal kegagalannya memperoleh data rehab rekons di sebuah lembaga ternama di Banda Aceh. Semua staf lembaga___umumnya aktivis yang dulu sangat dia kenal___hanya menjawab tak tahu, bukan bidang saya, atau maaf kami ada rapat, saat ditanyai data atau soal tertentu mengenai penanganan berbagai hal ikhwal korban tsunami dan korban konflik. Padahal, dulu mereka aktivis yang berada di garda terdepan memperjuangkan nasib rakyat, gugat Reny sambil menggigit udang gorengnya secara geram dan membabi buta. Kebanyakan aktivis Aceh jadi pendiam sekarang. Rupanya, Reni bicara soal diam dan tak bergemingnya kebanyakan aktivis Aceh dalam kusutnya proses rehab rekons Aceh saat ini. lll Tidak semua diam itu emas, kata Djalaluddin Rahmad. Ada diam yang dosa, diam yang menyembunyikan kebusukan, atau diam yang menyebabkan penderitaan bagi orang banyak, katanya, lagi. Tertarik pada pernyataan itu, saya menelusuri alur pikir Djalal dan berhasil mendapatkan konklusinya. Dari penulis sufi Indonesia ini saya setidaknya mendapatkan dua jenis perilaku diam yang bukan emas; tapi sebaliknya sebuah dosa. Jenis diam pertama adalah diam yang dilakukan ketika kejahatan dipraktekkan secara terang-terangan di depan mata. Diam jenis ini persis diam yang disebutkan al-Quran ketika menyitir hukuman yang ditimpakan kepada Bani Israil yang diam seribu bahasa ketika di antara mereka ada

S

orang-orang yang melakukan kezaliman, pengkhianatan, penindasan, dan pengabaian (QS. 5: 78-79). Mengapa berdiam diri jenis ini dianggap dosa? Tentu saja karena kejahatan tak pernah berlangsung tanpa kerjasama antara observer, yang menjahati, dan orang-orang yang dijahati. Dengan diam___secara tak langsung___observer, orang yang terabaikan, dan orang yang tertindas mendukung pelestarian penindasan, pengabaian, dan kejahatan itu. Dengan diam, berarti si tertindas dan observer memberi izin. Ini persis seperti diamnya seorang perempuan ketika dipinang laki-laki. Tak mungkin ia berjingkrak-jingkrak kegirangan. Kalau setuju atas pinangan itu, si perempuan hanya menjawab dengan bahasa tubuhnya; menunduk, diam. Diamnya para aktivis___atau mantan aktivis?___atas carut maruknya proses pemulihan fisik dan mental masyarakat pascatsunami___seperti ungkap Reny di meja makan___ agaknya, dapat dikategorikan dalam diam jenis ini. Kedua, diam juga dosa manakala seseorang enggan bicara selama tidak berkaitan dengan keuntungan dirinya. Orang-orang seperti ini, menurut tokoh sufi Jalaluddin Rumi, tak bedanya dengan keledai. Dahulu, kata Rumi bertamsil, saat diciptakan semua makhluk diberi kemampuan mengeluarkan suara. Saat pertama kali suara mereka keluar, makhluk-makhluk itu memuji dan mengagungkan Tuhan, kecuali keledai. Itu sebabnya maka mengapa alQuran menyebut suara paling buruk adalah suara keledai simpul Rumi. Bagi yang diam versi keledai, kekusutan rekonstruksi, intimidasi, dan konflik setegang apapun boleh terjadi di Aceh. Mereka diam. Masyarakat boleh duka dan resah, ribuan orang boleh belum mendapatkan rumah, ratusan kepala keluarga biar saja tak beroleh pekerjaan, anak-anak pun tak mengapa dirundung sakit dan putus sekolah. Mereka diam. Tapi, begitu dihadapkan pada persoalan gaji dan tunjangan untuk kepentingan pribadi, barulah orang-orang yang diam model keledai ini angkat bicara. Segera setelah dipenuhi, suara mereka sunyi kembali. Termasuk dalam golongan suara keledai ini adalah kalangan yang awalnya bersuara keras, vokal, kritis, di mana-mana menjadi singa mimbar, narasumber, dan pusat perhatian, tapi kemudian secara tiba-tiba diam dan suaranya hilang tak berbekas. Suara kerasnya dulu itu, rupanya, hanya suara keledai; suara yang keluar karena kelaparan atau karena belum diberikan jatah makan. Di antara dua jenis diam yang mengandung dosa ini, diam mana yang telah atau sedang Anda praktekkan saat banyak orang berupaya mengurai benang kusut rehab rekons dan menjaga damai di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)? Anda tak bergeming, berarti Anda diam. Anda berdosa karena diam seribu bahasa.n

10 aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

>>Mungkin Anda Berjodoh dengan Kami. Kami Mencari: - DESAINER/LAYOUTER - EDITOR/REDAKTUR - TENAGA MARKETINGTertarik? Kirimkan Lamaran Anda ke: Bagian Usaha ACEH MAGAZINE Jl. Prada Utama # 111 Kampung Pineung, Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia Telepon/Fax (0651) 7410400, 7551558 e-mail: [email protected] LaMaraN PaLiNG TELaT DiTEriMa 28 FEBrUari 2006

Desember 2006

>>|

aCEH MaGaZiNE

>>11

aPORANUTAMA L AAceh Recovery Forum dan Majalah Aceh MagazineKeluarga Besar

Selamat Menempuh Hidup BaruKepada Rekan KamiCATUR WIBOWO (Staf Divisi Analisa Data Aceh Recovery Forum) dan YUSNIATI (Karyawan PT. Matahari Motor Banda Aceh) yang melangsungkan akad nikah di Masjid Baitul Musyahadah, Banda Aceh, pada Jumat 21 Juli 2006 YUDI SUTRISNA (Kartunis Aceh Magazine) dan RINI ADISTI (Pegawai Dinas Koperasi dan KPM NAD) yang melangsungkan akad nikah di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, pada 28 Oktober 2006 MURIZAL HAMZAH (Redaktur Senior Aceh Magazine) dan EZKI TRIREZEKI WIDIANTI SUYANTO (Anggota Aliansi Jurnalis Independen) yang melangsungkan akad nikah dan syukuran di Jakarta pada Senin 25 Desember 2006 EKA RURY NOFIKA (Sekretaris Aceh Recovery Forum) dan TUANKU DIRWAN (Direktur SUA Ponsel and Playstation) yang melangsungkan akad nikah dan syukuran di Porsea, Sumatera Utara, pada Rabu 24 Januari 2006

Mengucapkan

Setengah Jalan Kehidupan Telah Kalian Tapaki Sendirian Setengah Jalan Berikutnya Akan Kalian Tapaki Bersama Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah

12 aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

aPORANUTAMA L AINTERNET

FOUNDING FATHER GAM: HASAN TIRO

GAM TUTUP BUKUhats in a name. Apalah artinya sebuah nama, begitu gugat sastrawan kelahiran Inggris, William Shakespeare. Tentu saja sebuah nama memiliki makna, bahkan sakral. Orang Islam, misalnya, memercayai nama seseorang mengandung doa. Dalam bisnis, nama itu identitas dan menyangkut hak cipta pula. Makanya, lembaga hak paten pun kemudian dibentuk. Tujuannya apalagi kalau bukan supaya tak ada lembaga atau

W

pihak lain mencuri nama yang sama dengan tujuan berbeda. Maka, apalah arti sebuah nama tentu menemukan maknanya. Sebut saja, misalnya, nama yang diangkat dari sebuah akronim: GAM! Maka, pemikiran masyarakat yang tinggal di Aceh pasti melebar kepada sebuah organisasi legendaris; yakni Gerakan Aceh Merdeka. Itu berarti, nama memiliki makna. Pascaperjanjian damai Helsinki,

kata-kata merdeka yang disimbolkan dengan huruf M pada deretan font pembentuk kata GAM menjadi sesuatu yang menimbulkan kegerahan buat kalangan tertentu. Ada nuansa kalau kata-kata itu tak lagi boleh beredar di atmosfir Aceh. Desakan untuk membubarkan GAM pun kemudian disuarakan oleh kaum nasionalis di Jakarta maupun anggota dewan dari Gedung Senayan. Terus terang, ini bukan sodokan pertama terhadap GAM. Suara miring dan ambisi membubarkan organisasi bentukan Hasan Tiro ini sudah dilontarkan jauh-jauh hari, bahkan begitu perjanjian Helsinki usai ditandatangani pada 15 Agustus 2005 oleh Malik Mahmud mewakili GAM dan Hamid Awaluddin mewakili Pemerintah Republik Indonesia (RI). Jika sekarang GAM dibubarkan, dengan siapa nanti RI berunding jika ada masalah? mantan Panglima GAM Wilayah Pasee Sofyan Dawood, balik bertanya ketika itu. Ia menganggap keliru jika pemerintah RI membubarkan GAM. Sebuah pertanyaan retoris yang logis sekaligus mengelikan dari seorang Sofyan. Gebrakan menuntut GAM compang-camping memang tak surut dilancarkan. Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan A Djalil mengatakan setelah perdamaian abadi terwujud di Aceh, maka tidak ada lagi organisasi GAM. Sekarang ini memang GAM adalah partner kita, sampai semua prosedur berjalan dengan baik. Tetapi nanti, kalau perdamaian abadi sudah terwujud di Aceh dan selesai semuanya, GAM tentu tidak perlu lagi, tegasnya kepada wartawan di Banda Aceh, 2 September 2005. Menteri kelahiran Aceh Timur, ini memberi isyarat setelah GAM ikut dalam partisipasi politik___seperti pesta demokrasi pemilihan kepala daerah; gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, dan walikota/ wakil walikota___maka tidak ada lagi lakab Gerakan Aceh Merdeka. Dia menambahkan tidak ada masalah kalau GAM berubah nama menjadi Gerakan Aceh Makmur atau Gerakan Aceh Membangun. Yang tidak boleh___ karena dianggap berkategori haram alias sudah di atas level makruh dalam tataran kebangsaan___adalah menabalkan kata merdeka! Jalinan tuntut an ini pun dilontarkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang berfatwa

Desember 2006

|

aCEH MaGaZiNE 13

aPORANUTAMA L A

AM/MURIZAL HAMZAH

AM/MURIZAL HAMZAH

IRWANDI YUSUFGAM tidak perlu ada lagi dan harus bubar setelah semua poin persetujuan Nota Kesepahaman Helsinki Perdamaian Aceh dipenuhi. Begitu semua poin persetujuan itu jalan, GAM tak dibutuhkan lagi, kata Kalla di Istana Wakil Presiden. Alergi Merdeka Setali tiga uang. Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Muladi pun meminta GAM untuk dibubarkan. Muladi beralibi, pembubaran GAM diperlukan agar tidak ada lagi keraguan berbagai komponen bangsa terhadap komitmen keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia atawa NKRI oleh kalangan GAM.

SOFYAN DJALILDirinya sendiri, terang mantan Rektor Universitas Diponogoro Semarang, ini tidak sedikit pun meragukan komitmen ke-NKRI-an GAM pascaperjanjian damai Helsinki. Secara khusus ia pun haqqul yakin terhadap mantan perwakilan GAM di Aceh Monitoring Mission (AMM) sebagai representasi GAM___Irwandi Yusuf___dalam hal komitmen kebangsaan ini. Muladi bahkan menyatakan sangat siap mendukung kepemimpinan mantan Staf khusus Psy War Komando Pusat Angkatan Gerakan Aceh Merdeka___ sayap militer GAM___yang juga dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, itu

SOFYAN DAWOODsebagai gubernur Aceh yang terpilih secara demokratis. Pun begitu, Muladi tetap mempersoalkan kata merdeka yang disandang GAM. Pria bertubuh besar ini beralibi. Dari nama yang disandang, kata Muladi, GAM mengesankan seolaholah masih mengobarkan semangat separatisme yang sangat bertentangan dengan konstitusi Indonesia. Karenanya harus diganti atau dibubarkan, meski itu bukan bagian dari kesepakatan Helsinki. Mungkin sebagai kenang-kenangan, bolehlah. Perkumpulan eks GAM. Tapi jangan pakai nama itu lagi. Gerakan Aceh Merdeka, tidak ada ceritanya lagi di Indonesia, ujar

Jejak GAM di Tanah Rencongt 4 DESEMBER 1976 Pada usia 46 tahun (kelahiran 4 September 1930) Dr Hasan Muhammad di Tiro mendeklarasikan lahirnya organisasi/pergerakan Aceh Merdeka (biasa dikenal dengan akronim AM) di kaki Gunung Halimun, Pidie. AM merupakan cikal bakal GAM alias Gerakan Aceh Merdeka atau GAM. MARET 1979___Tak aman berada di Indonesia karena kegiatan separatismenya telah tercium aparat keamanan, Dr Hasan Tiro melarikan diri ke negara Singapura. MARET 1989___Pemerintah Pu- u sat menetapkan Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) dengan sandi Operasi Jaring Merah (OJM). 7 AGUSTUS 1998 Pemerintah Pusat mencabut status Aceh sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) bersandi Operasi Jaring Merah (OJM) setelah berlangsung selama 10 tahun dengan korban rakyat sipil mencapai sepuluh ribu jiwa.AM/MURIZAL HAMZAH

t 4 FEBRUARI 1999___Bertempat di Banda Aceh, aktivis pemuda, mahasiswa berbagai perguruan tinggi asal Aceh, pelajar, dan rakyat Aceh mendirikan organisasi Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA). Periode pertama, organisasi ini dipimpin oleh Muhammad Nazar. q 8 NOPEMBER 1999___SIRA mengadakan rapat akbar pertama di halaman Masjid Raya Baiturrahman (MRB) Banda Aceh dengan tema SUMPR atau Sidang Umum Masyarakat Pejuang Referendum. Panitia mengklaim, kegiatan ini dihadiri oleh dua juta rakyatAM/MURIZAL HAMZAH

PENDAM IM

14 aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

AM/MURIZAL HAMZAH

aPORANUTAMA L Apakar hukum tata negara ini pada 13 Desember 2005. Ibarat paduan suara, lirik senada juga didengungkan Ketua DPR RI Agung Laksono. Sekarang ini setelah mantan tokoh GAM menang dalam pilkada 11 Desember lalu, sebaiknya nama GAM tidak dipakai lagi. Mari kita kubur masa lalu dan kita tatap masa depan, ujar Agung mantap di Jakarta, sehari usai Pilkada di Aceh. Protes AMM Bisa dimengerti jika kubu nasionalis Indonesia meminta GAM segera dikuburkan. Mereka alergi mendengar kata merdeka digaungkan. Selain itu, simbol-simbol yang berkaitan dengan GAM___seperti bendera___haram dipamerkan atau dipakai. Tetapi, gelombang permintaan penolakan simbol-simbol GAM ini, seperti pin yang disematkan baju atau bendera GAM yang terdiri dari bulan sabit dengan dua garis hitam di atas dan bawah, juga disuarakan oleh Ketua AMM Pieter Feith. Feith yang berkebangsaan Belanda ini sangat piawai menggunakan momentun menjelang misi AMM berakhir pada 15 Desember 2006. Dia mengamini pendapat para politikus Jakarta, yang terlalu mempersoalkan simbolisme. Dalam MoU poin 4.2 tentang Pengaturan Keamanan disebutkan GAM melakukan demobilisasi atas semua 3.000 personel pasukan militernya. Anggota GAM tidak akan memakai seragam maupun menunjukkan emblem atau simbol militer setelah penandatanganan Nota Kesepahaman ini, ucapnya telak saat jumpa pers terakhir di Kantor AMM di Banda Aceh pada 14 Desember 2006. Nada keras Feith semakin nyaring digaungkan setelah Irwandi dan Nazar unggul dalam perolehan suara pilkada 11 Desember lalu. Feith menyebutkan, jika merujuk pada salah satu pasal dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, Gubernur Aceh adalah perwakilan dari Pemerintah Republik Indonesia, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan simbol GAM bertentangan dengan konstitusi dan semangat MoU Helsinki. Saya yakin, jika sudah ditetapkan sebagai pemenang dalam Pilkada Gubernur Aceh, maka Irwandi-Nazar beserta anggota GAM lainnya akan menaati

SOSIALISASI DAMAI MESKI DI HUTAN

Pemakaian simbol dan bendera bisa meningkatkan birahi ke raguan dari komitmen GAM terhadap proses perdamaian. Menanggapi polemik yang tanpa ujung itu, gubernur Aceh terpilih asal GAM, Irwandi Yusuf, pun berujar. Apakah dengan naiknya bendera GAM lantas bisa membuat masyarakat senang dan makmur? Sebuah pertanyaan retoris!

AM/MURIZAL HAMZAH

Aceh dari berbagai kabupaten di Aceh.

INTERNET

manusiaanatauJointUnderstandingonHumanitation Pause for Aceh di Bavois, Swiss. Forum Peduli Hak Asasi Manusia (FP-HAM Aceh) mencatat hingga 7 Desember 2000 sebanyak 841 orang tewas; 676 sipil, 124 TNI/Polri, dan 41 GAM, akibat berbagai tindak kekerasan. Selama jeda kemanusiaan berlangsung korban tewas sebanyak 393 orang, 278 dari sipil, 74 TNI/ Polri, dan 41 GAM. Jeda Kemanusiaan Tahap Pertama (I) sejak 2 Juni -2 September 2000, dilanjutkan Jeda Kemanusiaan II sejak 15 September 2000-15 Januari 2001. 20 JULI 2001___Kepolisian Daerah (Polda) Aceh menangkap enam juru runding GAM di Hotel Kuala Tripa disaksikan beberapa staf Henry Dunant Center (HDC). Mereka yang ditangkap Nashiruddin bin Ahmed, Teungku Amni bin Marzuki, Teu-

ku Kamaruzzaman, dan Teungku Usman Lampoh Awe.

AM/MURIZAL HAMZAH

23 JANUARI u 2002___Panglima GAM Teungku Abdullah Syafie tewas dalam kontak senjata di Langgieng, Pidie. Posisinya diisi oleh Muzakkir Manaf hingga sekarang. t JULI 2002___GAM mengumumkan beralihnya kepemimpiinan GAM kepada Malik Mahmud dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri. Nama Gerakan Aceh Merdeka resmi menjadi sebutan Neugara Acheh, dan sebutan Angkatan Gerakan Acheh Merdeka (AGAM)___sayap militer

p 12 MEI 2000___Untuk pertama kali pemerintah Indonesia berdialog dengan GAM melalui mediasi yang dilakukan oleh Henry Dunant Center (HDC). Pemerintah diwakili Dr Hasan Wirajuda sementara GAM diwakili Dr Zaini Abdullah, menandatangani Nota Kesepahaman Jeda Ke-

AM/MURIZAL HAMZAH

Desember 2006

|

aCEH MaGaZiNE 15

aPORANUTAMA L Ahal itu, ungkap Feith serius. Feith menyebutkan, pihaknya sudah memiliki kesepakatan umum dengan Perdana Menteri GAM Malik Mahmud bahwa penggunaan simbol-simbol GAM harus dihindari. Pasalnya, pemakaian simbol ini bisa meningkatkan birahi keraguan dari koberbadan besar ini juga tidak menepis bahwa dalam MoU Helsinki disepakati Aceh berhak mendapatkan bendera, simbol, dan logo sendiri. Menyangkut simbol-simbol itu, terutama soal bendera dan logo, Feith menyatakan hal ini sebaiknya dibahas oleh Pemda Aceh. Tapi itu tidak perlu harus benngan tidak terlalu mempersoalkan pemakaian logo dan simbol GAM oleh kadernya. Ini bukan atribut militer. Ini cuma simbol organisasi, bantah alumnus Lembaga Pemasyarakatan Keudah, Banda Aceh, ini. Irwandi menyesalkan sikap Feith mengungkit-ungkit pembubaran GAM. Sebaliknya, dokter hewan ini beralibi, secara alamiah nantinya GAM juga bakal bubar dengan sendirinya. Dia bahkan balik menunding sikap Ketua AMM yang mempersoalkan masalah remeh temeh. Padahal, ada hal lebih besar yang___menurut Irwandi___perlu disorot AMM; seperti pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) dan Penyelesaian Klaim. Dalam pantauan Aceh Maga zine, hingga AMM bubar pada 15 Desember 2005, kedua hal ini memang tak berhasil dituntaskan oleh Feith dan rekan-rekannya di AMM. Irwandi benar-benar terlihat kesal. Yang bisa membubarkan GAM ya GAM itu sendiri, ujarnya kepada Idrus Saputra dari Aceh Magazine. Dalam MoU tidak disebutkan pembubaran GAM. Yang ada pembubaran sayap militer GAM dan itu sudah dilaksanakan pada 27 Desember 2005, terang Irwandi, lagi. Begitu pun, kekesalan Irwandi tampaknya belum usai. Menanggapi polemik yang tanpa ujung ini ia pun kemudian menggugat. Apakah dengan naiknya bendera GAM lantas bisa membuat masyarakat senang dan makmur? tanyanya, retoris. (Baca Interviu Irwandi Yusuf: Hubungan Saya

KORBAN TSUNAMI. BUKAN SIMBOL, BUTUH PERHATIANmitmen GAM terhadap proses perdamaian. Kami rasa, Irwandi juga tahu mengenai hal itu, ingat Ketua AMM. Selain mengkritik, secara jantan Feith pun memuji GAM yang berhasil merayakan Milad 4 Desember 2006 tanpa menimbulkan gejolak. Pria dera GAM, ingatnya. GAM Tutup Buku Tak pelak, tudingan dan tuntutan untuk membubarkan GAM menggiring birahi anggota GAM angkat bicara. Irwandi Yusuf yang terpilih sebagai gubernur Aceh meminta semua kala-

Jejak GAM di Tanah RencongGAM___berubah menjadi Teuntara Neugara Acheh (TNA). 9 DESEMBER 2002___ Komite u Keamanan Bersama atau Joint Security Committee (JSC) yang terdiri dari Indonesia, GAM, dan Yayasan Henry Dunant Centre (HDC) sebagai penengah (mediator), dibentuk. Komite itu diketuai oleh Thanongsuk Tuvinum dari Thailand. 9 FEBRUARI 2003 RI-GAM sepakat sejak Februari 2003 hingga lima bulan ke depan, melucuti senjata masingmasing. Pelucutan senjata akan diawasi oleh Komite Keamanan Bersama atau Joint Security Committee (JSC). Masalah kemudian muncul. Proses perundingan gagal.AM/MURIZAL HAMZAH

AM/MURIZAL HAMZAH

16 MEI 2003 ___ Para juru runding GAM yang akan hendak menghadari pertemuan Dewan Bersama di kota Tokyo, Jepang, ditangkap di Banda Aceh. Kelima juru runding tersebut adalah Sofyan Ibrahim Tiba, Teuku Kamaruzzaman, Amni bin Marzuki, Nashiruddin bin Ahmad, serta Usman Lampoh Awe. 18 MEI 2003___Joint Council Meeting di Japan International Cooperation Agency (JICA) Tokyo, Jepang, gagal. Pemerintah RI mensyaratkan GAM harus menerima Undang-Undang Otonomi Khusus Nanggroe Aceh Darussalam dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta peletakan senjata GAM. GAM menolak tawaran otonomi. Para juru runding GAM di Banda Aceh ditangkap polisi. 19 MEI 2003 u Presiden Megawati mengeluarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI) No 28/2003 tentang penetapan seluruh Aceh dalam keadaan bahaya dengan status Darurat

16 aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

AM/MURIZAL HAMZAH

aPORANUTAMA L A

AM/MURIZAL HAMZAH

SIMBOL YANG DIPERMASALAHKAN ITU. MELUPAKAN MASA LALUdengan Swedia Susah). Mantan TNA, Anggota GAM Di tingkat arus bawah sendiri tak permah terbersit keinginan untuk membubarkan diri. Jangan sebut kami mantan GAM. Yang benar kami mantan TNA, ungkap seorang mantan kombatan GAM kepada Aceh Magazine. Dalam struktur GAM, TNA atawa Teuntara Neugara Aceh memang telah dilebur menjadi Komite Peralihan Aceh (KPA). Jadi, apalah arti sebuah nama. Kembali mengutip Irwandi Yusuf; apakah mengangkasanya bendera atau simbol GAM lantas bisa membuat masyarakat senang dan makmur. Simbol dalam format pin, bendera, atau lambang___suka atau tidak___memang dapat menimbulkan romantisme masa lalu yang dikhawatirkan membangkitkan kembali birahi melepaskan diri dari induk di Jakarta. Tetapi bukankah GAM telah menutup kotak peluru dan kini menerima kotak suara? Pasca Pilkada 11 Desember 2006, banyak pihak kini sepakat untuk tidak terperosok pada wacana dan simbolifikasi sehingga melalaikan persoalan sosial dan hal-hal subtansi yang kini sedang bergulir; pengangguran, kemiskinan, korban tsunami, dan korban konflik. Ini, tentu, soalsoal yang lebih membutuhkan perhatian dan solusi konkrit. Apalagi, dalam perjanjian damai Helsinki memang tidak lagi ada sebutir kata merdeka pun bercokol di sana. Jadi, masih perlukah mempersoalkan simbol atau sebuah nama ketika rakyat butuh makan dan lapangan kerja?l IDRUS SAPUTRA/MURIZAL HAMZAH

gan Umum Markas Besar (Mabes) TNI mengklaim sejak 19 Mei 2003 - September 2004, sekitar 662 warga sipil tewas, 140 luka berat dan 227 luka ringan. 26 DESEMBER 2004 ___Gempa berkekuatan 8,9 Richter disusul gelombang pasang laut (tsunami) menghantam 13 dari 21 kabupaten/kota di Aceh. Ratusan ribu jiwa tewas. Mayat bergelimpangan di berbagai tempat.

27 JANUARI 2005___Dialog informal pertama RI-GAM di Helsinki, Finlandia. 19 MEI 2005___Status Darurat Sipil berakhir dan diganti dengan status Tertib Sipil. Kontak senjata masih terjadi di daerah-daerah kendati dalam jumlah yang sangat kecil. 15 AGUSTUS 2005___Perjanjian damai antara Pemerintah Indonesia dan GAM ditandatangani di Helsinki, FInlandia. 15 SEPTEMBER 2005___Sesuai dengan perjanjian Helsinki, untuk pertama sekali Aceh Monitoring Mission (AMM) memotong alias menghancurkan senjata GAM di Blang Padang, Banda Aceh. Pada tahap pertama prosesi pemotongan senjata yang berlangsung 15-17 September 2005, GAM menyerahkan 226 pucuk senjata.

AM/MURIZAL HAMZAH

19 MEI 2004___Status Darurat Militer berakhir dan diganti oleh Darurat Sipil. Dinas Peneran-

AM/MURIZAL HAMZAH

Militer. Selama setahun berlangsungnya Darurat Militer, Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengklaim menewaskan 2.439 GAM, 2.003 lainnya ditangkap, dan 1.559 menyerah. Sementara di pihak TNI 147 orang tewas dan 422 luka-luka.

Desember 2006

|

aCEH MaGaZiNE 17

aPORANUTAMA L AS

Satu Bidikan, Ragam Julukan

EJATINYA Aceh Merdeka ali as AM merupakan nama resmi GAM yang disematkan oleh pendirinya Teungku Hasan di Tiro pada 4 Desember 1976. Namun kala itu, Pemerintah Indonesia sama sekali tidak mengakui keberadaan gerakan ini. Maka politik labelisasi pun kemudian dikenakan ke pundak AM. Ini dia antara lain sebutan lain untuk AM yang kemudian berubah lakap menjadi Gerakan Aceh Merdeka (GAM). n Gerombolan Pengacau Liar Hasan Tiro (GPLHT) Ini merupakan tuduhan pertama yang dialamatkan Pemerintah Indonesia kepada Aceh Merdeka (AM) pada tahun 1976-1979. tentu orang-orang tua di Aceh ketika itu masih ingat dengan selebaran-selebaran yang memuat sembilan foto dan nama Kabinet Hasan di Tiro ditulis: Tangkap Hidup atau Mati. Pemerintah Indonesia memperkirakan, dalam enam bulan, anggota dan pendukung GPLHT itu akan hancur. n Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) Gagal dengan sebutan gerombolan yang berkonotasi negatif, Pemerintah Indonesia kemudian mengubah sebutan itu menjadi gerakan. Lengkapnya Gerakan Pengacau Keamanan. Kegiatan ini semakin merajalela ketika Aceh menyandang status Daerah Operasi Militer (DOM).

MANTAN PANGLIMA GAM ABDULLAH SYAFII

n Kekuatan Sipil Bersenjata (KSB) Stigman ini menguap pada masa Jeda Kemanusiaan digarap sekitar tahun 2001. n Gerakan Separatis Aceh (GSA) Pemerintah Indonesia mengklaim Aceh bagian dari Indonesia. Pemisahan diri tentu saja dilabeli sebagai separatis. Sebutan GSA sering diucapkan oleh pihak militer. n Gerakan Sipil Bersenjata (GSB) Sejurus dengan GSA, sebutan GSB ditempel pada GAM. Julukan ini sering digaungkan oleh pihak kepolisian.n

Jejak GAM di Tanah RencongPihak TNI pun menarik 5.369 pasukan, Polri menarik 1.300 Polri nonorganik dari Aceh. 27 DESEMBER 2005___Sesuai dengan perjanjian Helsinki, TNA dibubarkan menjadi Komite Peralihan Aceh (KPA) di Banda Aceh. 11 DESEMBER 2006___Pemilihan Kepala Daerah secara langsung atau Pilkadasung untuk pertama kalinya digelar di Nanggroe Aceh Darussalam guna memilih gubernur/wakil gubernur serta 19 bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota. Pasangan kandidat gubernur kader GAM Irwandi Yusuf dan kader SIRA Muhammad Nazar yang mencalonkan diri dari jalur independen unggul mengalahkan tujuh pasangan calon lain dari jalur partai politik maupun independen.AM/MURIZAL HAMZAH

13 DESEMBER 2006___Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Muladi minta GAM dibubarkan. Permintaan serupa juga disampaikan oleh para politisi, pejabat, dan nasionalis lain di Jakarta.n

AM/OTLI SIMANJUNTAK

18 aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

AM/MURIZAL HAMZAH

AM/MURIZAL HAMZAH

aPORANUTAMA L AAda suarasuara yang minta GAM dibubarkan? Komentar Anda? Bagaimana bisa Kalau tidak diatur dalam MoU? Dalam beberapa kali rapat CoSA pun tidak pernah dibicarakan. Kalau pun ada yang berasumsi demikian, saya pikir coba kembali ke draft MoU dululah. Karena draft itu adalah referensi resmi dalam berbagai hal menyangkut proses perdamaian. Maaf ya, saya bukan bela GAM. Ini semua berdasarkan kajian hukum. Bagaimana soal penyebutan mantan bagi Perdana Menteri GAM Malik Mahmud atau mantan juru bicara GAM dalam beberapa pemberitaan media? GAM belum bubar, (jadi) bagaimana menyebutkan mantan? Sebutan itu baru boleh kalau GAM sudah bubar atau pemerintahan GAM yang dibubarkan. Tapi saya tidak mendengar apakah pemerintahan GAM sudah dibubarkan atau belum. Siapa yang berhak membubarkan? Hanya GAM yang dapat membubarkan dirinya. Kalau pun ada pihakpihak yang mengatakan GAM harus bubar, jawabannya harus kembali ke meja runding. Hanya meja runding yang dapat memutuskan. Status GAM sekarang? Tetap sebuah organisasi yang eksis dan harus dipandang sebagai sebuah organisasi resmi. Setelah AMM meninggalkan Aceh, siapa yang mengawasi perdamaian? Perjanjian itulah yang akan mengawasinya. Mereka sudah punya satu komitmen kesepakatan, yaitu damai. Bagaimana Anda melihat eksistensi GAM ke depan pasca terpilihnya IrwandiNazar sebagai gubernur? Irwandi-Nazar memang mendapat dukungan penuh dari GAM. Tapi mengenai eksistensi GAM ke depan, saya pikir tidak ada sangkut pautnya dengan ini. Setelah resmi jadi gubernur Acehmereka akan terikat dengan sistem pemerintahan Aceh yang sesuai dengan MoU dan Undang-undang Pemerintah Aceh (UUPA). Sedangkan GAM adalah organisasi yang berdiri sebelum UUPA. Di satu sisi GAM memang sudah eksis, tapi di sisi lain eksistensi ini terbenam oleh sistem pemerintah Indonesia yang tidak mengakui GAM sebelum MoU.l

PAKAR HUKUM INTERNASIONAL MARYATI SH

GAM DIBUBARKAN

Pengantar redaksi. Pernyataan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Muladi dan beberapa elit di Jakarta untuk membubarkan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) mendapat tanggapan serius dari pakar hukum internasional; Maryati SH. Dosen Fakultas Hukum Universitas Abulyatama Aceh sejak 1989 ini berpendapat, membubarkan GAM berarti berbicara koridor hukum. Padahal, dalam MoU yang ditandatangani oleh wakil Pemerintah RI dan GAM pada 15 Agustus 2005, tidak tercantum satu pun point yang menyatakan GAM mesti bubar. Jadi, bagaimana GAM harus dibubarkan? Maryati menuturkannya kepada Muhammad Ali dari Aceh Magaine.n

Bagaimana Anda melihat perkem bangan MoU yang sudah berjalan? Kedua pihak semakin memahami arti penting dari sebuah perjanjian ini. Artinya dalam konteks politik dan demokrasi kedua pihak semakin memposisikan diri pada porsinya masing-masing. Bisa jelaskan pandangan hukum in ternasional terhadap MoU? MoU adalah kesepakatan antara dua pihak. Dalam konteks MoU Helsinki, sebuah perjanjian pendahuluan yaitu kesepakatan damai antara pihak RI dengan GAM. Kemudian kesepakatan itu dituang dalam MoU sesuai maksud para pihak. Dalam pandangan

hukum internasional, MoU Helsinki dapat digolongkan dalam kesepakatan internasional yang bersifat treaty contract (hanya mengikat pihak yang menandatangani saja), bukan kemudian diartikan law making treaties (mengikat pihak lain di luar pembuat kesepakatan). Soal polemik pembubaran GAM, Anda melihat MoU Helsinki ikut me ngatur soal itu? Tidak. kaitannya dengan itu, MoU hanya mengamanahkan pengalihan status tentara dari Tentara Neugara Aceh (TNA) kepada Komite Peralihan Aceh (KPA) dan pemusnahan senjata GAM. Itu sudah dilakukan.

AM/MURIZAL HAMZAH

DI MEJA RUNDING

Desember 2006

|

aCEH MaGaZiNE 19

aPORANUTAMA lillahi wa inna ilaihi rajiun L A Inna

Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya Atas berpulang ke rahmatullah

Ibunda dari Rizal Sukma (Anggota Kelompok Kerja Aceh Recovery Forum) Meninggal pada Sabtu, 30 Desember 2006 di Medan Dikebumikan pada Sabtu, 30 Desember di Lhokseumawe

Hajjah Siti Kamariah

Ayahanda dari Meflin Agusta (Manager Distribusi dan Marketing Aceh Magazine) Meninggal pada Kamis, 25 Januari 2007 di Medan Dikebumikan pada Jumat, 26 Januari 2007 di Singkil

Meinuddin

Semoga arwah almarhum/almarhumah mendapatkan jannah di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan dapat tabah menghadapi cobaan ini. Amin

20

Office: Jalan Prada Utama # 111 Kampung Pineung Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia Telepon: 0651-7410400, Faksimili: 0651-7551558 Email: | Desember 2006 aCEH MaGaZiNE [email protected] Email: [email protected]

ACEH RECOVERY FORUM www.acehrecoveryforum.org

ACEH MAGAZINELugas Memaknai Realitaswww.acehmagazine.com

Dapatkan ACEH MAGAZINEpada agen-agen berikut:BaNDa aCEH TOKO BUKU ZiKra jL. T. HaSaN DEK 6-8 jaMBO TaPE TELP. 0651. 25691 FaX. 0651. 637969 HP : 08126900519 BaNDa aCEH Dr r. PaNji UTOMO, SH FOraK (FOrUM KOMUNiKaSi aNTar BaraK) jLN. iMaM BONjOL NO. 7 KELUraHaN KaMPONG BarU KECaMaTaN BaiTUraHMaN HP : 0811827176 PiDiE yaNUar aGENCy jL. iSKaNDar MUDa KOTa SiGLi KaBUPaTEN PiDiE TELP: 0653-23722 PiDiE SyaHriL aGENCy PaDaNG Tiji KaB. PiDiE HP: 085260277231 (a.N. ayU) PiDiE M. jaFar aGENCy jL. MEDaN BaNDa aCEH NO. 1 KM. 126/DEPaN Bri LUENG PUTU LUENG PUTU KaB. PiDiE TELP: 0653-822406 PiDiE yULiaDi TarMiZi aGENCy LOKET MENTari TOUr SiMPaNG KOTa BaKTi BEUrEUNUN, KaB. PiDiE HP: 085260074478 BirEUEN aDiTya aGENCy jL. BaNDa aCEH MEDaN NO. 11 BirEUEN aCEH jEUMPa HP: 081360157383/ TLP. 0644-7000113 LHOKSEUMawE arON POST BaPaK H. HaMZaH aZaMi jL. SUKa raMai NO. 71 KOTa LHOKSEUMawE TELP: 0645-46804/HP: 0811672766 aCEH TiMUr NaSir aGENCy DEPaN MESjiD raya KOTa Bijai KECaMaTaN jULOK TELP: 085261747605 aCEH TiMUr KOTa LaNGSa TOKO MONTaNa aGENCy BaPaK H. CUT GaDE jL. PaSar BarU NO. 5 KOTa LaNGSa TELP: 0641-22013 KUaLa SiMPaNG TOKO USaHa KELUarGa BaPaK H. aZiZ jL. LETjEN r. SUPraPTO NO. 19 KUaLa SiMPaNG KaB. aCEH TaMiaNG TELP: 0641- 32337 jaiLaNi aGENCy jL. jENDraL SUDirMaN NO.1 KODE POS 24411 TELP. 0641. 20987 KOTa LaNGSa TaKENGON NOPi aGENCy jL. PaSar iMPrES BaLE aTU.16 jariNG NO. 61 TELP: ( 0643 ) 21557 / 21561 MEULaBOH ZaMjaMi aGENCy jL. GajaH MaDa NO. 62 MEULaBOH KaB. aCEH BaraT TELP: 06557007237/HP. 081534621844 TaPaK TUaN KaSwaN aGENCy jL. MErDEKa NO. 145 TaPaK TUaN KaB. aCEH SELaTaN HP: 08566295411 SUBULUSSaLaM KOTa SUDirMaN SOLiN SaMPiNG LaPaNGaN BEriNGiN SUBULUSSaLaM KOTa KaB. aCEH SiNGKiL TELP: 0627-31269 jaKarTa SELaTaN MarDiaH aGENCy jL. ir. H.jUaNDa NO.34, rT 05 rw 08 PiSaNGaN CiPUTaT TaNGEraNG BaNTEN HP: (021)7423042 (021)70140095 : MBaK SiDa jaKarTa TiMUr HUSaiNi aGENCy jL. KayU MaNiS ii, UTaN KayU jaKarTa TiMUr TELP: (021) 8578465

HaMDaNi M. UBiT jL. SaLUBa, NO. 2B LT.ii PaL MEriaM, MaTraMaN jaKarTa TiMUr 13140 TELP: (021) 70981660 jaKarTa UTara H. BaSri aGENCy TaNjUNG PriOK jL. MUara BarU UjUNG PELaBUHaN PEriKaNaN SaMUDra KaNTiN MUara BarU CENTEr NO.B1 LaNTai aTaS, TELP: (021) 9233675 CiKaMPEK TEUKU MUSLiDar PErUM PONDOK MELaTi BVi / NO. 1 PEwarENGaN CiKaMPEK BaraT jawa BaraT HP: 08128400633 BaTaM SUryaDi aGENCy KOMPLEK MaSEMBa BUKiT MaS BLOK. C NO. 18 (BELaKaNG KOMPLEK TiBaN MC DErMOTT) HP: 0811692425 MaLaNG UST. irwaN CaNDra jL. MaNGGar NO. 7 SENGKaLiNG DaU MaLaNG, SUraBaya TELP: (0341) 464304 HP: 08123060954 SOLO SEDaNG MULia aGENCy jL. PaSar BESar wETaN NO.18 TELP: 0271 633751 FaX : 0271 6333751

Desember 2006

|

aCEH MaGaZiNE 21

PErSPEKTiF

Y u n i d a r Z. A.Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik Program Pascasarjana Uni versitas Gadjah Mada, Yogyakarta

emilihan Kepala Daerah Langsung (Pilkadasung) di Aceh pada 11 Desember 2006 mematahkan persepsi mesin partai politik dalam memuluskan calon menjadi gubernur, bupati, atau walikota. Hasil penghitungan cepat quick count membuktikan bahwa rakyat Aceh memilih pemimpin dari jalur calon perseorangan dengan harapan dapat menegakkan perdamaian menuju kesejahteraan rakyat. Lingkaran Survey Indonesia (LSI) dan Komite Independen Pemilihan (KIP) menyebutkan, calon gubernur Aceh terpilih adalah pasangan Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar; keduanya meraup 39,27 persen suara. Konflik dengan kekerasan di Aceh yang tiga dekade lebih telah melahirkan penderitaan yang sangat dalam bagi masyarakat Aceh. Mereka hidup dalam keterpurukan dan terpinggirkan secara ekonomi, politik, dan sosial. 26 Desember 2004, hantaman badai tsunami dan gempa bumi menambah penderitaan panjang rakyat. Tapi, masyarakat internasional dengan sukacita datang dan membantu meringankan beban penderitaan masyarakat. Kemudian rahmat bencana alamlah yang membawakan perundingan damai di Helsinki, Finlandia, berakhir dengan kesepahaman damai dan lahirnya UU Nomor 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh sehingga mengakomodir calon perseorangan dipilih menjadi gubernur/wakil gubernur di Nanggroe Aceh Darussalam. Bandingkan hal ini dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 yang mengharuskan seseorang terlebih dahulu dicalonkan oleh partai politik tertentu bila berkeinginan maju sebagai kandidat gubernur. Aceh pelan bangkit dalam semangat penderitaan. Konflik, kekerasan, ben cana alam, akhirnya membuat solidaritas menjadi satu bahwa masyarakat Aceh harus mewujudkan kehidupan yang damai, adil, dan sejahtera. Pilkada mengantarkan Irwandi-Nazar sebagai gubernur terpilih yang mematahkan mitos partai politik dan birokrat. Kemenangan calon independen merupakan tamparan rakyat kepada politisi, partai politik, dan birokrat mapan. Masyara-

P

Pilkada sebagaikat menyampaikan pesan revolusi; mereka terbuka dan bermartabat. Dalam perspektif yang lain, penulis ingat Nelson Rolihlahla Mandela yang pada tahun 1994 meraih kemenangan besar dalam pemilu demokratis tanpa diskriminasi, lalu menjadi presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan. Dalam kegiatannya yang antiapartheid, Mandela menjalani berbagai masa hukuman penjara bahkan bersama aktivis lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Pada 11 Februari 1990, atas perintah Presiden Frederik Willem de Klerk, Mandela dibebaskan setelah ditekan dunia internasional. De Klerk kemudian dijadikan deputi presiden. Pengalaman dan kebersamaan sebagaimana kasus masyarakat Afrika Selatan hampir sama dengan pengalaman konflik kekerasan di Aceh. Kita boleh tidak setuju dengan berbagai asumsi, namun kenyataannya masyarakat merasakan penderitaan luar biasa atas konflik kekerasaan dan ketidakmampuan pemerintah bersama Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh-Nias membangun semangat hidup dan mengangkat mereka dari ketidakberdayaan. Bahkan BRR bentukan pemerintah ditengarai melahirkan konflik terbuka dengan masyarakat barak. Kenyataan inilah yang membawa rakyat Aceh mengirimkan sebuah pesan: perubahan harus segera diwujudkan di Aceh dengan cara-cara damai dan bermartabat. Kemenangan Irwandi-Nazar sejatinya harus disikapi secara arif bahwa masyarakat meyakini alumni penjara ini dapat menyelesaikan berbagai persoalan seperti pengangguran, kekurangan pangan, kemiskinan, dan perdamaian untuk kesejahteraan masyarakat. Pemerintah lokal maupun nasional, dengan segala keterbatasan aparaturnya, harus mengakui dan berlapang dada terhadap perlakuannya selama ini yang buruk kepada masyarakat Aceh. Konflik Kekerasan Kekhawatiran adanya gejolak yang berpotensi kekerasan pada Tempat Pemungutan Suara (TPS) sangat tidak beralasan, bahkan teror-teror yang dilakukan pihak-pihak jaringan perang sepertinya tidak dipedulikan masyarakat. Rakyat Aceh punya komitmen bahwa

22 aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

AM/MURIZAL HAMZAH

PErSPEKTiF

Resolusi KonflikPilkada ini untuk perdamaian abadi. Warga datang ke TPS secara antusias, bahkan yang tidak terdaftar sebagai pemilih berupaya membawa KTP dan Kartu Keluarga (KK) walau akhirnya tetap tidak mendapatkan hak memilih. Sistem pencegahan dini yang dilakukan aparat keamanan menjadikan Pilkada ini berjalan baik, aman, serta demokratis. Kecemasan kelompok tertentu tentang bakal merebaknya konflik kekerasan serta adanya campur tangan media, tidaklah beralasan___walaupun memang tetap terdapat potensi konflik karena adanya perbedaan kepentingan, politik identitas, sentimen personal, mo ney politics, dan lain-lain. Penulis kira, masyarakat Aceh sangat egaliter dan bermartabat dalam hal ini. Konflik kekerasan, gempa bumi di sertai tsunami, telah menguatkan ikatan batin dan religiusitas yang sangat dalam. Kasus Pilkada Aceh dapat menjadi model dan mematahkan asumsi pakar politik. Konflik politik Pilkada potensi al hadir dalam intensitas yang tinggi. Sebab, masyarakat berpotensial memiliki keterikatan emosional dengan isuisu dan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. konflik Pilkada potensial menjadi konflik mereka sendiri, bukan milik orang atau pihak lain (Eep Saefulloh Fatah, Tempo 25/4/05). Mengapa tidak terjadi konflik keke rasan? Karena semua pihak menginginkan perdamaian dan komitmen yang sangat serius dari kandidat, serta tim sukses menerima dengan lapang dada siapapun pilihan masyarakat Aceh. Persoalan yang dihadapi masyarakat sebelum Pilkada adalah krisis yang panjang. Pilkada serentak ini memilih gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota di 19 kabupaten/kota. Pesta demokrasi ini disambut antusias rakyat Aceh yang menginginkan perubahan dan perdamaian di masa mendatang. Sebuah masa transisi yang sangat panjang yang terjadi di Aceh akan segera berakhir. Sejarah mencatat kemenangan rakyat Aceh dan pilihan pemimpin masa depan dengan harapan yang sangat besar pula. Hasil survei perilaku pemilih (voter attitude survey) yang dilakukan Jurdil Aceh dan didukung National Democratic Institute for International Affairs (NDI) mengonglusikan bahwa masyarakat minta tiga masalah paling mendesak untuk diselesaikan oleh pasangan gubernur terpilih; menjaga dan menegakkan perdamaian (35,5%), menciptakan lapangan pekerjaan (10,1%), dan menstabilkan harga barang pokok (9,3%). Resolusi Damai Aktivis perdamaian sepakat bahwa konflik adalah suatu yang wajar terjadi di masyarakat, konflik hanya akan hi lang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertenta ngan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Masa depan masyarakat Aceh masih rentan terhadap konflik laten karena belum tuntasnya masalah integrasi, masalah kebutuhan makan. Pemerintahan Aceh ke depan mempunyai tanggung jawab yang besar dan ini menyangkut harapan pemilih. Penulis kira masalah ini juga tidak dapat diselesaikan oleh seorang Nelson Mandela di Afrika Selatan walaupun kekuasaan sudah di tangan kaum kulit hitam, berjuta-juta penduduknya hidup dalam kemiskinan. Keinginan untuk mengubah serta memperbaiki UU Nomor 11/2006 oleh gubernur terpilih suatu keniscayaan. Anggota DPR-RI asal Aceh Zainal Abidin Hussein menyebutkan petisi rakyat Aceh yang meminta perubahan UU Nomor 11/2006 ini bisa saja difasilitasi jika memang itu merupakan cerminan sesungguhnya aspirasi rakyat Aceh. Pemerintah pun menyatakan UU Nomor 11/2006 masih terbuka untuk diperbaiki (Kompas, 19/8/2006, hal 5). Namun, yang sangat mendesak saat ini sebenarnya adalah keinginan pemilih menegakkan perdamaian, membuka lapangan pekerjaan, dan menstabilkan harga barang pokok. Selebihnya adalah bagaimana pasangan ini dengan kekuasaan di tangannya dapat menjawab persoalan mantan kombatan GAM dan merangkul para pihak yang berseberangan kepentingan.l

konflik adalah suatu yang wajar terjadi di masyarakat, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Desember 2006

|

aCEH MaGaZiNE 23

a MUSTAHAL HILT

Mesum Ibu Mertua

AK jelas siapa yang mula-mula melempar panah asmara, sama seperti tak jelas pula siapa sesungguhnya yang mula-mula mengajak kerjasama melepaskan hajat tubuh bagian bawah. Yang jelas dan diketahui publik, lelaki Bah (35) dan mertuanya Roh (55) warga sebuah desa di Kecamatan Seulimum, Aceh Besar, harus menanggung aib berhadapan dengan algojo Dinas Syariat Islam. Betapa tidak, pertengahan Desember lalu (15/12), dalam suasana Aceh yang tengah menikmati suasana damai, kedua insan berbeda kelamin ini beroleh pecutan di tubuh masing-masing sebanyak sembilan kali. Pencambukan alias uqubat yang berlangsung di halaman Masjid Al Munawarah, Kota Jantho, Aceh Besar, itu merupakan amar putusan Mahkamah Syariyah yang telah yakin lelaki Bah dan perempuan uzur Roh melanggar Qanun Nomor 14 tahun 2003 tentang khalwat dan mesum. Eksekusi terhadap putusan Mahkamah Syariyah ini disaksikan ratusan warga, terutama para jamaah yang baru saja usai menunaikan ibadah salat Jumat. Menurut keterangan Abu Sabri, koordinator Wilyatul Hisbah (WH) alias Polisi Syariat Dinas Syariat Islam Aceh Besar, Bah dan Nek Roh ditangkap warga di rumahnya pada 3 Nopember silam. Penangkapan ini merupakan bagian dari akumulasi kekesalan warga yang telah mencium gelagat tak beres antara menantu dan mertuanya itu. Pasangan asmara yang 20 tahun beda usia ini sempat babak belur dihakimi massa. Dalam pemeriksaan petugas, Bah maupun Nek Roh berterus-terang telah terlanjur berbuat tak senonoh berulang kali, ujar Sabri sebagaimana disyiarkan sebuah media cetak lokal. Masih berdasarkan penuturan Sabri, perbuatan terlarang bin terkutuk itu justru sering mereka lakukan saat istri Bah___yang tak lain adalah anak kandung Nek Roh___sedang hamil tua. Sang istri bahkan sempat memukuli Bah saat suatu hari keduanya kedapatan sedang bermesraan. Dalam kasus ini, istri Bah ikut menjadi salah seorang saksi. Perbuatan layaknya suami istri itu, menurut Sabri, dilakukan antara menantu dan mertua itu bukan hanya di dalam rumah Roh, tapi juga di kandang ternak, di kebun, dan di rumah Bah sendiri. Usai eksekusi, kabarnya Bah dan Roh tak berani kembali ke

desa mereka. Warga pun tak lagi menerima kehadiran keduanya. Yang kasihan tentu saja ternak-ternak yang Bah dan Roh miliki. Nasib mereka terkatung kini. Tak lagi ada yang mengurus dan menjaga, sebagaimana tak bakal terurus pula kandang ternak yang penuh kenangan bagi kedua insan itu.n

M

Mesum di Kandang Sapi

ELAKUKAN perbuatan mesum dengan setting kediaman ternak, rupanya, tak hanya dilakoni lelaki Bah dan Nek Roh saja. Sepasang muda-mudi yang sedang memadu kasih di dalam kandang sapi, Rabu awal Januari lalu, dicokok polisi syariat alias Wilayatul Hisbah (WH), pula. Adalah remaja Riz dan Zub yang dicokok pada dinihari (sekitar pukul 03.00 WIB), itu. Mereka tertangkap mata para polisi yang sedang melakukan patroli di Desa Blang Krueng, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar. Saat ditangkap, Riz (20) yang warga desa setempat dan Zub (21) remaja asal Kelurahan Merduati, diduga hendak bercampur karena sudah dalam posisi fifty-fifty alias berpakaian tinggal setengah. Pascapenangkapan, kedua remaja yang lahir dengan jenis kelamin berbeda ini langsung diboyong ke markas Wilayatul Hisbah Kota Banda Aceh, sebelum kemudian diserahkan kepada Kepolisian Sektor Baitussalam, Aceh Besar. Pada waktu itu WH yang turun ke lapangan ada 11 orang atau satu regu. Malam itu kami ada tiga lokasi penanggkapan. Dua lokasi di Banda Aceh dan satu lagi di Aceh Besar. Yang di Aceh Besar kita serahkan kasusnya ke Polsek Baitussalam karena itu bukan wilayah kami, tutur Komandan Regu 2 WH Kota Banda Aceh, Irwanda SAg, kepada Evirosita dari Aceh Magazine. Dari informasi yang diperoleh disebutkan bahwa saat ditangkap kedua pasangan mesum ini hanya mengenakan pakaiana atas (baju) saja, sedangkan pakaian bawah sudah dilepas. Keduanya tidur-tiduran dan berpelukan di dalam sebuah kandang sapi desa tersebut. Berdasarkan pemeriksaan Waliyatul Hisbah, malam itu Riz dan Zub mengaku tak sempat memelakukan aspirasi bawah perut karena keburu ditangkap. Namun, bubukan berarti pasangan yang belum menikah ini tak pernah melakukannya. Keduanya menyatakan telah pernah memelakukan komunikasi suami istri. Menurut pantauan Aceh Magazine, pascaperjanjian damai Helsinki, kasus-kasus pelanggaran susila (khalwat) banyak terjadi. Dalam tahun 2006 saja, 170 kasus kategori ini terjadi. Selama tahun 2006 hanya satu kasus pelanggran khalwat berat dihukum cambuk. Umumnya pelaku berusia pertengahan, tidak tua dan tidak muda, terang Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh Drs M Natsir Ilyas MHum.n

24 aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

aCEH rECOVEry FOrUM www.acehrecoveryforum.org

Masa Depan Mereka Ditentukan oleh Damainya Aceh Hari iniTOKO DISEWAKAN: Toko Baru Ukuran 16x4 meter, Dua Lantai (Keramik), Kamar Mandi/WC Keramik, Lokasi Sangat Strategis di Jl. T. Nyak Arief, Lamnyong, Banda Aceh (Pertokoan Baru Nomor 5 Samping Kari Kambing Hasan).

SUA Ponsel and Play Station

Media Mandiri AdvertisingReklame Neon Box Spanduk All Media Out DoorOffice: Jalan Teuku Iskandar (Jalan Rumpit) No. 7 Dusun Po Dihagu, Desa Ceurih, Ulee Kareng

Aneka game populer dan terbaru. Atraktif, seru, dan inovatif. Asesoris HP pun Ada. Tak percaya bila tak Mencoba.Jalan Inong Balee (Lingkungan Kampus) Darussalam, Banda Aceh Mobile: +62 85 260 445735, +62 811 68 4560 Desember 2006 | aCEH MaGaZiNE 25

a Lepas-PROFIL

Galangan Kapal Kayu

LampuloMURIZAL HAMZAH

M ADLI ABDULLAH

K

awasan perikanan samudra di daerah Lampulo, Banda Aceh, kini mulai berbenah, setelah diamuk tsunami pada 26 Desember 2004. Saat itu puluhan boat yang berlabuh di tempat itu jungkir balik dan umumnya hancur. Kondisi Lampulo awut-awutan. Tapi kini, setelah 20 bulan berlalu dari masa bencana dahsyat itu, banyak sudah perubahan di kawasan ini. Jalan menuju Lampulo tampak kembali semarak oleh ratusan boat nelayan berbagai ukuran yang merapat di sana. Khusus di lahan milik Perusahaan Umum Pelabuhan Perikanan Samudra (Perum PPS) Lampulo, berdiri instalasi pembuatan kapal kayu atau fasilitas galangan boat. Tepatnya di pojok kanan kompleks Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Lampulo terlihat tembok setinggi tiga meter memagari sebuah instalasi. Di dalamnnya ada dua buah bangunan besar dan kecil. Yang pertama, bangunan gudang dengan rumah kecil yang ada di belakangnya berukuran 8 x 7 meter. Di bagian depan halaman dipenuhi timbunan kayu. Di sebelah tanggul dalam instalasi itu terdapat bangunan besar menye-

rupai gudang (workshop), namun tidak berdinding. Berupa tiang-tiang kayu diikat dengan baut dan beratap seng. Tiga pria terlihat di dalam instalasi galangan sore itu. Mereka tengah menikmati hidangan gorengan dan kopi hangat di atas tanggul. Potongan kayu yang bergelimpangan aromanya menyengat. Di sanalah pemilik galangan kapal dapat ditemui. Dia seorang akademisi yang juga pengusaha. Namanya Muhammad Adli Abdullah (40). Diselingi tawa kecil, Adli menyambut kedatangan Aceh Magazine dengan ramah dan bersemangat. Dari atas pagar beton terlihat sepuluh unit boat kayu berukuran 17 meter, saling berhimpit di dalam kolam air asin berukuran 30 x 30 meter. Di depannya, bangunan berdiameter 100 x 50 meter dengan tinggi langit-langit lebih dari 10 meter. Lima kapal kayu yang belum jadi berada di bawahnya. Bangunan itu adalah fasilitas utama galangan, fungsinya sangat vital, yakni untuk membangun badan kapal boat kayu. Sejak awal saya melihat, usaha perkapalan di Aceh memiliki peluang bisnis yang sangat besar, ungkap dosen Fakultas Hukum Unyiah ini. Adli mengaku, menyewa lahan seluas dua hektare di sekitar galangan pada Perusahaan Umum Pelabuhan Perikanan Samudra (Perum PPS) untuk waktu 20 tahun. Pembayaran dilakukannya setiap tahun, dengan ketentuan tanah per meter Rp 6.000, sedangkan air yang dimanfaatkan untuk galangan dia sewa Rp 3.000 per meter/tahun. Sejak awal saya hanya memodali bisnis pembuatan kapal di galangan ini, jelas Direktur PT Amal Sejahtera yang berkantor pusat di kawasan Lamnyong, Banda Aceh ini. Sejak galangan itu berdiri pada April 2004, Sekretaris Jenderal Panglima Laot Aceh ini, menyerahkan pimpinan usaha galangan itu kepada Yusuf (55). Secara kebetulan pada sore hari itu, Yusuf ada di galangan. Yusuf adalah pawang laut dari Lhokseumawe. Ahli dalam pembuatan boat, pria yang akrab dipanggil Pawang Yusuf ini mengatakan, Un-

tuk boat berukuran 12 meter ke bawah rata-rata nelayan kita di Aceh mampu membuatnya. Namun, bila ukuran boatnya lebih besar, jumlahnya banyak, dan banyak pula komponennya yang ditambah, maka kami belum mampu, akunya. Ia berterus terang, pascatsunami ahli pembuat boat di Aceh sudah sangat sedikit. Menurutnya, lebih dari satu tahun lalu galangan boat tersebut menerima pesanan mulai dari NGO asing, kontraktor yang menang proyek, individual, dan nelayan. Mereka umumnya menghendaki boat-boat besar dengan panjang mencapai 25 meter. Menyikapi hal itu, Pawang Yusuf mengajak kenalan lamanya di Tanjungpura untuk membantu. Saya telah mengenal dia sejak tahun 1980. Saya ingat saat itu banyak nelayan Aceh yang bila hendak membeli boat berukuran besar, maka harus pergi ke Tanjungbalai atau Tanjungpura, karena di sanalah tempatnya, ungkap Pawang Yusuf tersenyum. Di sebelahnya berdiri Usman (50), seorang ahli kapal kayu sekaligus kepala tukang. Dialah yang diminta Pawang Yusuf datang ke Aceh dari Tanjungpura. Awalnya Ia dikontrak untuk menyelesaikan 15 kapal 20 GT pesanan Palang Merah Luxemburg, Belanda. Sejak Mei 2005, Usman sudah di galangan milik Adli dan mulai bekerja dengan kecepatan tinggi. Kami berasal dari rumpun keluarga yang dekat. Di galangan ini ada 18 anggota keluarga kami yang tinggal, ucap pria berkacamata ini. Ada tiga orang yang berkedudukan sebagai kepala tukang dan masing-masing membawahi sekitar lima orang sebagai anak buah dalam tiga kelompok. Usman beserta keluarga besarnya dalam proses pembuatan kapal kayu di galangan itu sebatas pembuatan badan atau lambung kapal dan tidak membuat rumah, mengecat, atau memasang mesin. Ada banyak pekerja asal Tanjungpura yang ke Aceh hanya khusus untuk membuat boat berukuran besar. Menurutnya, saat ini mereka menyebar di Aceh. Di antarannya, ada yang bermukim di Krueng Raya, Kampung Jawa, dan Lhoknga. Ahli boat kayu asal daerah Pesilap, Tanjungpura ini, hingga saat itu telah menyelesaikan sekitar sepuluh unit kapal, berukuran 17 meter. Selebihnya masih dalam proses pengerjaan. Bagaimana cara membuat kapal kayu? Usman dan Pawang Yusuf sedikit

DOKUMENTASI PANGLIMA LAOT NAD

26 aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

a Lepas-PROFILmemberikan ilmunya. Bahan baku yang digunakan umumnya kayu berkualitas, kuat, fleksibel, dan tahan lama. Sebab, kayukayu tersebut akan selalu berada di bawah sinaran matahari, terpaan air laut, dan tekanan ketika acara tarik pukat dimainkan. Menurut kedua pakar ini, setidaknya ada delapan jenis kayu yang cocok untuk membuat boat. Di antaranya bungor, bak malu, halban, bak mane, meudang, balu, meranti, meranti batu, dan beberapa jenis lainnya. Sementara waktu, kayu berbagai jenis tersebut diperoleh dari daerah Lamteungoh dan Lamteuba, Aceh Besar. Untuk saat ini kebutuhan kayu untuk galangan belum ada masalah, namun terkadang terkendala juga, kata Pawang Yusuf. Dosen UIbah Haluan Obsesi Adli Abdullah untuk memproduksi ratusan boat di Aceh pascatsunami agaknya mendapat sambutan dari tukang-tukang boat profesional di Tanjungpura, Sumatera Utara. Saya ingin mengubah haluan. Kalau dulu nelayanIDRUS SAPUTRA

buat kapal berukuran besar harus ke Tanjungpura, sekarang kita ubah kiblat. Cukup kita buat di Banda Aceh saja, ungkap Adli sembari tertawa. Usman, kepala tukang boat Tanjungpura tampak tersenyum ketika menyadari tawa Adli tertuju padanya. Lalu berapa harga boat-boat ini? Satu unit kapal boat 20 GT, berkisar Rp 250 juta. Harga tersebut belum termasuk pukat. Berat maksimal boat beruku-

ran 17 meter atau 20 GT itu mencapai 20 ton dan hanya bisa digunakan di perairan tenang, seperti sungai dan danau. Boat yang dirancang untuk mengarungi lautan, menurut Adli, rata-rata berat maksimumnya 8 hingga 12 ton. Bila melebihi ukuran itu, boat akan karam ditelan ombak, kelakar Adli. Kalau karam, bukan cuma haluan yang berubah, tetapi juga nasib.nIDRUS SAPUTRA

aHanya Sebatas Membuat Lambungahapan utama dalam proses membuat boat adalah menyiapkan lunas dan saf kapal. Lunas merupakan balok kayu sebagai tempat dudukan mesin yang posisinya berdiri tegak. Dudukan ini menyatu dengan saf tiang utama kapal, berupa balok kayu yang panjangnya sesuai panjang kapal. Kekuatan sebuah kapal kayu sebetulnya terletak di sini, ungkap Usman yang diamini Pawang Yusuf. Bahan kayu untuk dudukan dan tiang utama boat, menurutnya, berasal dari jenis meranti batu. Pengerjaannya membutuhkan waktu dua hari dibarengi pemasangan ulas (kepingan papan yang dilengkungkan) untuk dinding kapal (layer), mulai dari bawah sesuai dengan lekukan badan kapal. Proses melengkungkan papan menjadi ulas tergolong unik. Kepingan papan lebih dulu ditekan (pres manual) dengan sebilah balok kayu, dibarengi dengan pembakaran (drayer), kemudian baru dijepit dan diikat dengan kawat selama dua hari. Untuk kapal berukuran 17 meter, dibutuhkan 13 pasang ulas yang berasal dari kayu jenis bungor dan

T

medang balu. Selanjutnya dipasang gadeng-gadeng atau tulang-tulang. Untuk tahap ini awalnya kayu terdiri atas tiga bagian kanan, kiri, dan bawah. Setelah itu disambung hingga menjadi huruf U tegak. Ada banyak gadeng-gadeng berbagai ukuran yang dibuat untuk satu kapal dan dipasang secara berurutan dibarengi pemasangan ulas dan layar kapal. Gadeng-gadeng umumnya berasal dari jenis kayu mane. Adapun pemasangan pisang-pisang dan naga-naga, dimulai dengan menyediakan empat keping kayu panjang dari kayu halban yang ditempelkan pada sisi luar dan dalam lambung boat. Pemasangan kayu panjang ini mutlak dalam membuat bagian lambung agar boat tidak mudah pecah. Empat keping ditempel di dalam, empat lagi di luar. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan lagor dek. Lagor ini berfungsi menopang papan dek. Jenis kayu yang digunakan umumnya kayu keras. Setelah lagor tuntas, dilanjutkan pemasangan papan dek di atas lagor. Tahap inilah yang dinamakan sebatas membuat lambung kapal. Sampai pada tahap ini, Us-

man beserta keluargannya menyerahkan kapal itu kepada Pawang Yusuf untuk dilanjutkan hingga tahap berikutnya. Pawang Yusuf, mempekerjakan tukang dan ahli boat lokal Aceh untuk tahap finishing pakai. Pakai merupakan pekerjaan untuk menyelipkan tali sabut ke celah-celah sambungan layer lambung kapal. Fungsinya agar air tak merembes ke lambung boat. Palu atau tukul digunakan untuk memukul tali sabut tersebut ke dalam celah papan. Selanjutnya dilapisi dengan pelat seng dan dicat. Bentuk rumah kapal para nelayan di Aceh umumnya berbeda di Pidie, Aceh Utara, Aceh Barat, Blangpidie. Berbeda pula dari kapal daerah Sumatera Utara, ungkap sang pawang. Bersamaan dengan pembuatan rumah boat, dilakukan pemasangan instalasi listrik, kabel, lampu, dan lainnya. Mesin yang digunakan umumnya colt diesel 120 PS (20 GT). Itu ketentuan umum, tapi tidak tertutup kemungkinan sebuah boat menggunakan mesin Fuso 190 PS. Ya, tergantung selera pemesan, ujar Yusuf kepada Idrus Saputra dari Aceh Magazine.l

Desember 2006

|

aCEH MaGaZiNE 27

akata kamera

28 aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

ACEH: PEMILU 1955

Pilkada Aceh 2006 dalam AngkaTahukah Anda bahwa Pilkada Aceh 2006 merupakan Pilkada terbesar dalam sejarah pemilihan langsung bupati/walikota dan gubernur di Indonesia? Berikut data statistik yang dihimpun Tim Litbang Aceh Magazine dan Komite Independen Pemilihan (KIP) Nanggroe Aceh Darussalam (NAD LOGISTIK n Pemilih: 2.632.935 jiwa n Tempat Pemungutan Suara (TPS): 8.471 lokasi n Kotak suara: 16.942 unit n Bilik: 33.884 unit n Tinta: 8.471 botol n Kertas suara: 2.702.674 lembar n Jumlah formulir: 245.641 eksemplar n Dana Pilkada: Rp 62 miliar n Panitia Pemilih Gampong (PPG): 6.274 jiwa n Panitia Pemilih Kecamatan (PPK): 243 jiwa DASAR HUKUM PILKADA n Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh n Qanun (Perda) Nomor 7 tahun 2006 DASAR HUKUM KAMPANYE n Qanun (Perda) Nomor 2 tahun 2004 n Qanun Nomor 3 tahun 2005 n Qanun Nomor 7 tahun 2006 JADWAL PELAKSANAAN PILKADA YANG TERTUNDA n Mei 2005 n 25 Oktober 2005 n 26 April 2006 n 11 Desember 2006 PEMANTAU n Anggota pemantau asing: 190 orang n Lembaga pemantau asing: 8 lembaga n Lembaga pemantau nasional dan lokal: 5 lembaga n Anggota pemantau lokal: 5.089 orang n Kabupaten yang melaksanakan Pilkada bupati/walikota: 19 dari 21 kabupaten (Bireuen dan Aceh Selatan absen da pilkada bupati/walikota) KANDIDAT n Kandidat gubernur terkaya: M. Djali Yusuf (Rp 9.611.250.000) n Kandidat gubernur termiskin: A. Humam Hamid (Rp 895.000.000) n Kandidat wakil gubernur terkaya: M. Saleh Manaf (Rp 5.588.623.530) n Kandidat wakil gubernur termiskin: Harmen Nuriqmar (Rp 348.800.000) n Kandidat gubernur tertua: Tamlicha Ali (62 tahun) n Kandida gubernur termuda: Muhammad Nazar (34 tahun) JUMLAH n Jumlah kandidat gubernur: 16 orang n Jumlah kandidat bupati/walikota: 244 orang n Total kandidat pasangan gubernur dan pasangan bupati/walikota: 260 n Kandidat gubernur perempuan: nihil (dua kandidat gubernur perempuan dinyatakan tidak lulus seleksi baca al-Quran) n Jumlah kandidat bupati/walikota perempuan: lima jiwa (dua di Kota Banda Aceh, dua di Kabupaten Aceh Barat, dan satu di Kabupaten Aceh Tamiang) n Pelanggaran selama kampanye: 188 (51 pelanggaran pidana) n Bukti dukungan fisik kandidat independen maksimal: Irwandi YusufMuhammad Nazar (199.233 fotokopi Kartu Tanda Penduduk) n Bukti dukungan fisik kandidat independen minim: Ghazali Abbas Adan-Shalahuddin Al Fata

lFAKTOR GERAKAN ACEH MERDEKA (GAM) n Kandidat bupati didukung Komite Peralihan Aceh (KPA) atau Gerakan Aceh Merdeka: 16 kabupaten n Kandidat bupati tidak diusung KPA/GAM: tiga (3) dari 19 kabupaten yang melaksanakan Pilkada bupati/walikota (Aceh Tenggara, Singkil dan Simeulue) n Kandidat bupati/walikota menang diusung KPA/GAM: enam (6) kabupaten (Aceh Jaya, Sabang, Pidie, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur) PENGAMANAN n Kepolisian Republik Indonesia (RI): 10.014 personil n Tentara Nasional Indonesia (TNI): 2.002 prajurit n Tunjangan hari biasa: Rp 32.650/personil n Tunjangan khusus pada pencoblosan: Rp 72.650/personil n Dana pengamanan untuk kepolisian RI: Rp 22 miliar n Sumber Dana: APBN dan APBD Aceh n Lama Pengamanan: 38 Hari PELAKSANA n Jumlah anggota KIP provinsi: 11 jiwa n Jumlah anggota KIP kabupaten/kotamadya: 105 jiwa (setiap kabupaten lima jiwa) n Anggota pengawas pemilihan (Panwas) kabupaten/kotamadya: 105 jiwa (setiap kabupaten/kotamadya lima orang. 5 x 21 kabupaten/ kotamadya) n Jumlah Petugas KPPS: 42.355 orang (setiap TPS terdiri dari 5 petugas) PEMILIH n Usia pemilih termuda: 17 Tahun n Usia pemilih tertua: 85 tahun PELIPUTAN MEDIA/JURNALIS n Jumlah jurnalis lokal dan nasional peliput Pilkada: + 130 orang n Jumlah jurnalis asing peliput Pilkada: + 30 orang WILAYAH PEMILIHAN n Propinsi: 1 provinsi n Kabupaten: 15 kabupaten n Kotamadya: 4 kotamadya SYARAT KANDIDAT n Kandidat independen: minimal 120.948 KTP (3 persen dari penduduk Aceh) n Kandidat Partai Politik: 15 persen dari jumlah kursi DPRD GEOGRAFI ACEH n Jumlah penduduk: 4.031.589 jiwa (2.005.763 pria dan 2.025.826 perempuan) n Kabupaten/kotamadya: 21 (pada pertengahan Desember 2006 menjadi 23 dengan dua kabupaten baru yakni Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Subulussalam) n Kecamatan: 243 Desember 2006 n Gampong/Desa : 6.274

DAN ARSIP NAD

|

aCEH MaGaZiNE 29

a INTERVIU

30 aCEH MaGaZiNE

|

Desember 2006

HUBUNGAN SAYA DENGAN SWEDIA SUSAH

a INTERVIU

Sedikit warga mengenal nama Teungku Agam atau Abu Isnandar. Namun, cobalah menyeSedikit warga mengenal nama Teungku Agam atau Abu Isnandar. Namun, cobalah menyebut nama Irwandi Yusuf. Tak cuma masyarakat di Aceh, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono but nama Irwandi Yusuf. Tak cuma masyarakat di Aceh, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun mafhum kalau pemilik nama ini adalah peraih suara terbanyak dalam pemilihan (SBY) pun mafhum kalau pemilik nama ini adalah peraih suara terbanyak dalam pemilihan gubernur Aceh 11 Desember lalu. Teungku Agam alias Abu Isnandar merupakan nama gubernur Aceh 11 Desember lalu. Teungku Agam alias Abu Isnandar merupakan nama samaran Irwandi pada setiap surat elektronik yang ia kirimkan ke berbagai media cetak samaran Irwandi pada setiap surat elektronik yang ia kirimkan ke berbagai media cetak kala berperan sebagai Deputi Juru Bicara Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Karena perannya kala berperan sebagai Deputi Juru Bicara Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Karena perannya itu, dosen pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, ini dituntut itu, dosen pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, ini dituntut 14 tahun penjara. Ia dicokok karena ditengarai menjadi konseptor dan translator GAM. 14 tahun penjara. Ia dicokok karena ditengarai menjadi konseptor dan translator GAM. Tapi, itu semua kisah masa lalu. Kini, setelah mejadi orang nomor satu di provinsi ujung Tapi, itu semua kisah masa lalu. Kini, setelah mejadi orang nomor satu di provinsi ujung barat Sumatera, bagaimana Irwandi melihat masa depan perdamaian dan pembangunan di barat Sumatera, bagaimana Irwandi melihat masa depan perdamaian dan pembangunan di Aceh? Benarkah hubungannya dengan GAM generasi tua sedang bermasalah? Desember Aceh? Benarkah hubungannya dengan GAM generasi tua sedang bermasalah? Desember lalu, bertempat di Markas Komite Peralihan Aceh (KPA)___sayap mantan militer GAM___alumlalu, bertempat di Markas Komite Peralihan Aceh (KPA)___sayap mantan militer GAM___alumnus Oregon State University Amerika Serikat yang kerap mengunakan kata aku kala nus Oregon State University Amerika Serikat yang kerap mengunakan kata aku kala menyebut dirinya, ini bertutur banyak kepada Idrus Saputra dan Murizal Hamzah dari Aceh menyebut dirinya, ini bertutur banyak kepada Idrus Saputra dan Murizal Hamzah dari Aceh Magazine. Simak petikan wawacaranya berikut ini. Magazine. Simak petikan wawacaranya berikut ini.

Desember 2006

|

aCEH MaGaZiNE 31

a INTERVIUKomite Independen Pemilih an (KIP) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) me netapkan Anda sebagai peme nang dalam Pilkada gubernur Aceh. Anda terkejut dengan hasil ini? Atau sejak awal An da memang sudah yakin bakal menang? Sejak awal saya sudah yakin dengan kemenangan ini. Berdasarkan survei perhitungan cepat, saya unggul. Seandainya tidak ada pelarian kotak suara seperti di Aceh Tamiang, (juga) manipulasi suara, suara saya bisa meningkat. Saya yakin sebelum pencoblosan, Pilkada ini hanya satu putaran. Ini semua berkat dukungan masyarakat yang menghendaki perubahan keadaan. Kita berupaya mengadakan perubahan atau paling kurang membuat fundamen perubahan. Bagaimana Anda akan mewu judkan pemerintahan di Aceh nantinya? Saya membuat pemerintah yang bersih lebih ke dalam. Membuat kegiatan yang bersifat pelayanan masyarakat, serta perang melawan korupsi. Korupsi ini gampang diberantas, namun selama ini tidak ada political will karena sama-sama bermain. Kalau sekarang sibuk-sibuk de


Top Related