Transcript

ARTIFICIAL LIFTJENIS-JENIS Sucker rod Pump (SRP) ESP (Electric Submersible Pump) Gas lift PCP (progressive Cavity Pump) Plunger LiftGAS LIFTOperasi gas lift dilakukan dengan menginjeksikan gas bertekanan tinggi >250 psi (dari kompressor atau sumur gas HP) kedalam kolom minyak didalam sumur dengan meringankan kolom minyak dan mengangkatnya (dengan tenaga ekspansi gas tsb) kepermukaan. Hal ini tergantung : a. Jumlah gas yang dijeksikan b. Tekanan injeksi c. Kedalaman titik injeksi yang dapat dicapaiGas lift dapat di bagi dua, yaitu :a. Continous gas lift b. Intermittent gas liftSucker Rod PumpSRP umumnya digunakan didunia perminyakan karena relatif murah dan mudah pengoperasiannya. Prisip kerjanya dengan mengangkat fluida dengan energi dari prime mover permukaan yang ditransfer ke subsurface pump yang diletakkan di dalam sumur.SRP dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi counterbalance, yaitu : a. Cank balanced-conventional dan Mark II b. Beam balanced conventinal c. Air balanced- front mounted d. Non beam pumping unitElectric Submersible PumpESP mulai intensif digunakan didunia perminyakan karena mampu mengangkat minyak dengan rate yang besar. Prinsip kerjanya mengangkat fluida dengan energi motor yang ditransfer ke subsurface pump yang semuanya diletakkan didalam sumur. ESP umumnya terdiri dari : a. Electric motor b. Seal section, intake section c. Multistage centrifugal pump d. Transformer e. Electeric cable, surface switchboard, junction boxPlunger LiftPlunger lift merupakan metode dengan prinsi seperti gas lift, dimana fluida diangkat dengan bantuan gas. Pada metode ini diletakkan pompa dalam sumur yang terletak diantara fluida yang diangkat (minyak/air) dengan fluida pengangkat (gas).Progressive Cavity Pump ENHANCED OIL RECOVERYEOR merupakan sebuah metode yang menggunakan tenaga atau materialdari luar untuk mengambil hidrokarbon yang tidak dapat diambil. Water flooding Thermal methods : steam stimulation, steamflooding, hot water drive dan insitu combustion. Chemical methods : polymer, surfactant, caustik, polymer flooding Miscible flooding : HC gas, CO2, nitrogen, flue gasDRILLING ENGINEERCONTENT Sejarah Pemboran Tipe-Tipe Rig Sistem Di Rig a. Sistem Putar b. Sistem Angkat c. Sistem Sirkulasi d. Sistem Tenaga e. BOP System Casing Lumpur Pemboran Sejarah Pemboran Pengusahaan secara modern minyak bumi dunia terjadi pada saat pemboran minyak bersejarah yang dilakukan oleh Kolonel William Drake di Titusvile, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1859, yang menemukan minyak pada kedalaman 69 kaki. Pemboran minyak pertama di Indonesia telah dilaksanakan pada tahun 1871 di desa Maja, Majalengka, Jawa Barat oleh seorang pengusaha Belanda benama Jan Reerink, namun sumur ini gagal menghasilkan minyak. Titik balik Industri minyak di Indonesia terjadi ketika pada tahun 1885, A.J. Zijkler, seorang pemimpin perkebunan tembakau Belanda berhasil menemukan sumur Telaga Tunggal I yang bernilai komersial di daerahTelaga Said, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Inilah yang menjadi titik pangkal pendirian perusahaan raksasa yang terkenal dengan nama The Royal Dutch pada Tanggal 16 Juli 1890 Segeralah berdiri pabrik penyulingan di Pangkalan Brandan dan pipa-pipa serta tangki-tangki dan kapal-kapal tanker. Pada Tanggal 1 Maret 1892 pabrik mulai berproduksi dan hasilnya mulai dijual dan bersaing di pasaran bebas dunia dengan Minyak Amerika, Rusia dan Cina. Penemuan ini pada tahun 1902 melahirkan suatu perusahaan minyak Belanda yang bernama "Bataafsche Petroleum Maatschappij", disingkat B.P.M, yang kemudian lebih dikenal sebagai perusahaan SHELL, salah satu dari tujuh perusahaan minyak terbesar di dunia. Hampir pada waktu yang sama di Jawa Timur beroperasi suatu perusahaan Belanda lain yang benama "Dordtsche Petrolewn Maatschappif' yang pada tahun 1893 melakukan pemboran sumur Ledok yang menghasilkan lapangan minyak Ledok. Perusahaan "Dordtsche" kemudian diambil alih oleh B.P.M Sebelum perang dunia II meletus, pada tahun 1939, jumlah produksi minyakbumi Indonesia adalah rata-rata perhari adalah sebesar 170.000 barrel . Angka ini mulai menurun selama kurun waktu 1942-1948 menjadi dibawah 100.000 barrel perhari karena disebabkan peperangan-peperangan di Indonseia. Setelah menyerahnya Jepang dan Lahirnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, era baru Industri Perminyakan bagi Republik Indonesia dimulai, Tambang-tambang minyak yang tadinya dikuasai Jepang segera diambil alih. Tambang minyak yang pertama kali dikuasai oleh Republik Indonesia adalah tambang minyak Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, dengan upacara serah terima antara pihak Jepang dengan pihak Republik Indonesia. SEJARAH TEKNOLOGI PEMBORAN Kolonel William Drake di Titusvile, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1859, menemukan minyak pada kedalaman 69 kaki dengan menggunakan teknologi pemboran tumbuk (Seperti mengebor air saat ini). Pemboran dilakukan dengan menggunakan bambu/kayu sampai menembus kedalaman 21 meter di bawah permukaan bumi. Pemboran dilakukan setelah ditemukan indikasi adanya minyak bumi di bawah permukaan.Setelah itu banyak pemboran sumur minyak dilakukan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pemboran ini berlangsung sampai adanya teknologi pembuatan besi dan baja di awal tahun 1900-an. TAHAP PERSIAPAN PEMBORAN Persiapan : lokasi sumur air/persediaan air peralatan pendukung Pengiriman Peralatan Darat Air Udara Man power : Kontraktor Operator sumur Service company Konsultan Khusus Persiapan Rig dan Pendiriannya Kedatangan Pemasangan Pendirian Cek Power System Merupakan sistem daya yang digunakan selama operasi pemboran berlangsung Hoisting System Alat untuk menaikkan dan menurunkan drill string, casing string atau peralatan-peralatan lain Terdiri Dari : Supporting stucture Hoisting equipmentDerrick: menyediakan kebutuhan ketinggian vertikal untuk menaikkan atau menurunkan pipa ke dalam lubang. Block & Tackle: terdiri dari Crown Block, Traveling Block, Drilling Line. Berfungsi untuk memudahkan penanganan beban berat secara mekanis. Drawworks: menyediakan hoisting dan breaking power yang dibutuhkan untuk mengangkat dan menurunkan rangkaian pipa. Terdiri dari: Drum Brakes Transmisi CatheadCirculating System Fungsi : untuk memindahkan serpih bor (rock cutting) dari lubang sumur pada saat pemboran berjalan dgn fluida pemboran.Sistem sirkulasi terdiri dari : pompa lumpur mud pit peralatan campuran lumpur peralatan pembersih kontaminanAliran fluida pemboran: fluida pemboran/lumpur pemboran mengalir dengan siklus : Tanki baja Pompa lumpur Saluran permukaan, tekanan tinggi Drilling string Bit Nozzle bit Annulus drillingstring lubang sumur Peralatan pembersih kontaminan Suction tankROTATING SYSTEM Sistem penggerak putar yang meneruskan gaya putar dari permukaan ke dalam lubang bor. Rotating System Merupakan semua peralatan yang membuat bit berputar terdiri dari : Swivel Kelly (jarang digunakan lagi) Rotary drive Rotary table (sekarang jarang digunakan, digantikan dengan top drive) Drill pipe Drill collar Bit BLOW OUT PREVENTER SYSTEM Sistem yang berfungsi untuk mencegah semburan liar fluida (kick/blow-out) dari dalam formasi batuan melalui lubang bor akibat tekanan yang tinggiCasing Fungsi: mencegah lubang sumur collapse mengisolasi fluida di lubang sumur dgn fluida di formasi meminimisasi kerusakan karena proses pemboran dan lingkungan bawah permukaan menyediakan konduit yang tahan tekanan dan temperatur tinggi mengisolasi hubungan antara formasi/reservoir di lubang sumur. Casing program: Conductor casing Surface casing Production casingLumpur Pemboran Definisi: campuran fluida yang komplek yang terdiri atas zat kimia dan padatan yang secara terus menerus dipompakan dan disirkulasikan dari mud pits dgn tekanan tinggi ke lubang sumur melalui drill string dan kembali ke permukaan melalui annulus selama proses pemboran. Fungsi lumpur pemboran : Mengontrol tekanan hidrostatik Mengangkat cutting dari dasar sumur Membentuk Mudcake yang tipis dan licin Mendinginkan dan mselumasi drill string sehingga bisa mengurangi panas yang diderita Cutting Suspension Media Logging Mencegah terjadinya collapse dari dinding sumurPenyemenan Penyemenan atau cementing adalah sutau proses pendorongan bubur semen ke dalam lubang sumur melalui casing menuju annulus casingformasi dan dibiarkan untuk beberapa saat hingga mengering dan mengeras sehingga dapat melekatkan casing dgn formasi. Semen : zat yang mampu mengeras didalam air. Tujuan penyemenan casing adalah: Melekatkan casing dengan formasi Mencegah terjadinya hubungan antar formasi Menjaga dari tekanan formasi yang berlebihan Mencegah korosi Mengisolasi zona berbahaya, agar pemboran dapat dilanjutkan Primary cementing Secondary cementing Proses penyemenan untuk memperbaiki penyemenan pertama yang tidak sempurna (terdapat celah-celah yang tidak tersemen), menutup lubang perforasi, dan menutup formasi untuk membelokkan lubang pemboran. Untuk melihat kualitas dari proses primary cementing dan secondary cementing dilakukan dgn CBL. Untuk mendapatkan kualitas bubur semen yang baik maka perlu ditambahkan zat additif yang sesuai dengan keadaan formasi. Komponen dari bubur semen antara lain: Zat cair (air atau minyak) Semen.WELL PERFORMANCEIDENTIFIKASI PROBLEM PRODUKSI Pada prinsipnya problem produksi yang mengakibatkan tidak optimumnya produksi minyak di suatu sumur dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok : A. Menurunnya Produktifitas Formasi B. Menurunnya Laju Produksi MENURUNNYA PRODUKTIFITAS FORMASI PROBLEM KEPASIRAN PROBLEM CONING ( GAS DAN AIR) MENURUNNYA LAJU PRODUKSI PROBLEM SCALE PROBLEM KOROSI PROBLEM PARAFINSEBAB-SEBAB TERJADINYA PROBLEM PRODUKSI Problem produksi yang terjadi sangat bergantung pada karakteristik batuan reservoir, karakteristik fluida reservoir, dan kondisi reservoir itu sendiri PROBLEM KEPASIRAN Problem kepasiran adalah ikut terproduksinya pasir bersama dengan aliran fluida reservoir. Problem ini umumnya terjadi pada formasiformasi yang dangkal, berumur batuan tersier terutama pada seri miocene PENYEBAB: - Tenaga Pengerukan ( drag force ) - Penurunan Kekuatan Formasi- Penurunan Tekanan Formasi - Tingginya Kapasitas Produksi - Penambahan Saturasi AirWater Coning & Gas Coning Water coning dan gas coning adalah peristiwa terproduksinya air dan gas lebih awal dari perkiraan akibat adanya gangguan kesetimbangan dari gradient tekanan dan gaya gravitasi dalam aliran fluida.Penyebab terjadinya Coning Adanya tekanan drowdown yang besar di sekitar lubang sumur Reservoir dengan permeabilitas tinggi menunjukan kecenderungan terjadinya masalah coning rendah karena tekanan drawdown di sekitar lubang sumur kecil. Laju produksi yang melebihi laju alir kritis water coning dan gas coningScale Scale merupakan endapan yang terbentuk dari proses kristalisasi dan pengendapan mineral yang terkandung dalam air formasi Pembentukan scale biasanya terjadi pada bidang-bidang yang bersentuhan secara langsung dengan air formasi selama proses produksi, seperti pada matrik dan rekahan formasi, lubang sumur, rangkaian pompa dalam sumur (downhole pump), pipa produksi, pipa selubung, pipa alir, serta peralatan produksi di permukaan (surface facilities) Endapan Parafin Parafin adalah unsur-unsur pokok yang banyak terkandung dalam minyak mentah. Jenis kerusakan akibat endapan organik ini umumnya disebabkan oleh perubahan komposisi hidrokarbon , kandungan wax (lilin) di dalam crude oil, turunnya temperatur dan tekanan, sehingga minyak makinmengental (pengendapan parafinik) dan menutup pori-pori batuan. Secara umum rumus parafin adalah CnH2n+2.Penyebab Problem Parafin Turunnya tekanan reservoir Hilangnya fraksi ringan minyak Pemindahan panas dari minyak ke dinding pipa dan diteruskan ke tempat sekitarnya. Aliran cairan yang tidak tetap dan tidak merata. Kecepatan aliran dan kekasaran dinding pipa. Terhentinya aliran fluida Tempat terbentuknya endapan parafin Sepanjang zona perforasi Tubing Flow line Separator Stock tank PENGERTIAN KOROSI Korosi merupakan suatu proses penurunan mutu suatu material logam. Hal ini dapat terjadi oleh lingkungan dengan peristiwa kimia atau elektrokimia sehingga timbul kesetimbangan antara logam dengan lingkunganyaRESERVOIR ENGINEERINGPENENTUAN CADANGANFaktor penting dalam pengembangan reservoir dan perencanaan produksi : Perkiraan volume awal hidrokarbon di tempat (initial volume in place) Volume hidrokarbon yang dapat diperoleh (recoverable volume) reserve atau cadanganPENENTUAN CADANGAN Definisi cadangan: Perkiraan jumlah minyak mentah, gas alam, gas condensate, fasa cair yang diperoleh dari gas alam, dan material lainnya (mis. sulfur), yang dianggap bernilai komersial untuk diambil dari reservoir dengan menggunakan teknologi yang ada pada suatu saat dalam keadaan ekonomi dan dengan peraturan yang berlaku pada saat yang sama PENENTUAN CADANGANFacts and Figures: Jumlah lapangan minyak (in terms of reservoir) di dunia yang diketahui = 30,000 lapangan dengan cadangan 140,000 Mton. Lebih dari 50% cadangan minyak dunia (71,000 Mton) terkandung hanya di 33 lapangan minyak (0.1% dari jumlah lapangan); 26% berikutnya terkandung di 0,8% dari jumlah lapangan; 0.91% lapangan minyak dunia mengandung 76% total cadangan minyak dunia. Lapangan minyak terbesar di dunia: Ghawar dengan cadangan 11,400 Mton, kedua Burgan dengan 9,800 Mton. Cadangan minyak Indonesia = 5 milyar barrel. Istilah.. Cadangan hidrokarbon adalah volume hidrokarbon yang mengisi pori-pori batuan yang oleh suatu sebab terperangkap dan terakumulasi dalam suatu reservoir dengan bentuk dan kondisi tertentu. Initial hydrocarbon in place adalah jumlah hidrokarbon yang mula-mula ada di dalam reservoir. Recoverable reserves adalah cadangan hidrokarbon yang dapat diproduksikan ke permukaan sesuai dengan kondisi yang ada pada saat itu. Ultimate recovery adalah taksiran tertinggi dari jumlah hidrokarbon yang mungkin dapat diproduksikan ke permukaan sampai batas ekonomisnya. Recovery factor adalah perbandingan antara hidrokarbon yang diproduksikan (recoverable reserves) dengan jumlah hidrokarbon mula yang ada didalam reservoir (initial hidrokarbon in place).mula-PENENTUAN CADANGAN Besar cadangan diperkirakan berdasarkan data hasil interpretasi geologi dan data engineering yang tersedia pada suatu waktu Besar cadangan dapat berubah selama masa produksi sejalan dengan bertambahnya data/informasi reservoirkeadaan ekonomi yang memaksa adanya perubahan Menghitung cadangan pada tahap sebelum produksi: metode volumetrik (yang bersifat deterministik) metode probabilistik (mis. metode simulasi Monte Carlo) tidak tergantung pada data produksi.Menghitung cadangan pada tahap setelah produksi: metode material balance metode simulasi numerik makin banyak data produksi; makin baik perkiraan volume hidrokarbonMenurut SPE/WPC cadangan minyak dan/atau gas bumi dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: Proved reserves (cadangan terbukti) Probable reserves (cadangan mungkin) Possible reserves (cadangan harapan)Proved Reserves (1) Jumlah hidrokarbon yang berdasarkan data geologi dan engineering dapat diperkirakan dengan tingkat kepastian yang pantas (reasonable) dan dapat diambil dengan menggunakan teknologi dalam keadaan ekonomi dan dengan peraturan yang berlaku pada suatu saat Proved apabila produktivitas komersial didukung oleh data produksi aktual atau oleh data hasil pengujian Seringkali harus ditentukan berdasarkan data core, log, atau pengujian lainnyaProved Reserves (2) Meliputi: Daerah yang telah delineated oleh pemboran dan jika ada, dengan batas fluida yang jelas. Jika tidak ada batas fluida, volume HC didasarkan pada letak HC terbawah yang diketahui (the lowest known occurrence - LKO). Daerah yang belum dibor namun berdasarkan data geologi dan engineering terbukti sebagai daerah produktif dan bernilai komersial.Proved Reserves (3) Berdasarkan status produksi: 1.Proved developed, daerah di mana instalasi fasilitas produksi dan transportasi sudah pasti dapat dilakukan. 2. Proved undeveloped, daerah di mana Lokasinya berada dalam atau berbatasan langsung dengan daerah proved producing Masih dapat dikembangkan dengan menambah sumur (infill wells) Dapat dikembangkan dengan memperdalam sumur Memerlukan biaya yang lebih tinggi untuk penyelesaian sumur dan instalasi peralatan produksi.Probable Reserves (1) Jumlah hidrokarbon yang berdasarkan data geologi dan engineering mempunyai kemungkinan terambil lebih besar dari kemungkinan tidak terambil. Jika menggunakan metode probabilistik, tingkat kemungkinan proved reserves + probable reserves minimal 50%Probable Reserves (2) Meliputi: Daerah di luar batas proved atau merupakan bagian terbawah dari struktur yang diperkirakan mengandung hidrokarbon Daerah produktif yang hanya disimpulkan dari data log (tidak didukung data lainnya sehingga dipandang kurang pasti) Daerah yang jika dilakukan infill drilling dapat menjadi proved reservesProbable Reserves (3) Meliputi: (Lanjutan) Daerah produktif di sekitar proved reserves yang dipisahkan oleh patahan/fault. Dapat diperoleh dengan cara perubahan mekanis (workover, treatment, perubahan peralatan).Daerah proved producing yang berdasarkan interpretasi kinerja atau data volumetrik menunjukkan cadangan yang lebih dari yang sudah dinyatakan proved. Possible Reserves (1) Jumlah hidrokarbon yang berdasarkan data geologi dan engineering mempunyai tingkat kemungkinan terambil lebih rendah dari tingkat kemungkinan terambil probable reserves Jika menggunakan metode probabilistik, tingkat kemungkinan proved reserves + probable reserves + possible reserves minimal 10%Possible Reserves (2) Meliputi: Daerah di luar batas probable yang berdasarkan ekstrapolasi struktur atau stratigrafi dapat terjadi Daerah produktif yang dapat disimpulkan dari data log dan data core tetapi belum dapat ditentukan secara komersial Diperoleh dari infill drilling namun mempunyai ketidakpastian dalam teknis pelaksanaan Daerah dalam formasi yang terpisah dari daerah proved oleh patahan dan interpretasi geologi menunjukkan daerah tersebut lebih rendah dari daerah provedPenentuan CadanganMetode yang digunakan tergantung pada ketersediaan data dan informasi reservoir yang mendukung metode tersebut Beberapa metode menurut SPE: Metode volumetrik jika ada data geologi, data log, dan/atau data core Metode volumetrik-probabilistik jika tidak ada data geologi, data log, dan data core. (mis. simulasi Monte Carlo) Performance analysis methods jika ada data geologi, data log, data core, dan data produksi (mis. metode material balance, decline curve, simulasi reservoir)Simulasi Reservoir Apa itu Simulasi Reservoir Kondisi Subsurface (reservoir minyak/gas) adalah kondisi yang dinamik dan sangat tergantung pada banyak hal yang tidak mungkin dapat kita sederhanakan dengan menghilangkan faktor-faktor yang membuatnya dinamik tersebut. Estimasinya sangat dipengaruhi tidak hanya oleh ketepatan model geologinya, tetapi juga oleh sifat-sifat batuan, sifat fluida pengisinya, tekanan dan faktor-faktor lain selama fluida reservoir (minyak, gas, air) diproduksikan. Seiring dengan perkembangan teknologi menuntut kita untuk melangkah lebih maju dalam hal memperkirakan kondisi subsurface, sehingga mempermudah pelaksanaan pengembangan sebuah lapangan migas dengan berbagai software Simulasi resrvoir spt: Eclipse, CMG, dsb.WELL LOGGING logging adalah merupakan salah satu metode pengukuran perekaman besaran-besaran fisik batuan reservoir terhadap kedalaman lubang bor. Logging memberikan data-data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara kuantitas banyaknya hidrokarbon di lapisan pada situasi dan kondisi yang sesungguhnya. Prinsip Kerja Logging Sesuai dengan tujuan logging yaitu menentukan besaran-besaran fisik dari batuan reservoir (yang terpenting antara lain porositas, saturasi air formasi,ketebalan formasi produktif, dll), maka dasar dari prinsip logging adalah sifat-sifat fisik atau petrophysic dari batuan reservoir itu sendiri. Sifat-sifat fisik batuan reservoir tersebut dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu: sifat listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara (gelombang) dari batuan reservoir. BAGIAN-BAGIAN LOG Kepala Log Kolom Log Skala kedalaman Skala kurva Corak kurva jenis jenis log Log radioaktif : gamma ray, neutron, density Log listrik : SP log Log suara : Sonic logSP LOG Kurva SP adalah rekaman perbedaan potensial antara electrode yang bergerak didalam lubang bor dengan electrode di permukaan, satuannya adalah milivolt. SP digunakan untuk : Identifikasi lapisan permeable. Mencari batasan-batasan lapisan permeable dan korelasi antar sumur berdasarkan batasan lapisan itu. Menentukan nilai resistivitas air formasi (Rw). Memberikan indikasi kwalitatif lapisan serpih.Dan sebelumnya ditinjau pula dari segi kondisi lubang bor yang dipengaruhi oleh filtrat lumpur. Dan permeabel akan selalu terbentuk tiga zone infiltrasi yaitu : Flushed zone Merupakan zone infiltrasi yang paling dekat dengan lubang bor serta terisi oleh air filtrat lumpur yang mendesak kandungan semula (gas, minyak, atau air) Meskipun demikian mungkin saja tidak seluruh kandungan semula terdesak kedalam zone yang lebih dalam. Transition zone Merupakan zone transisi antara zone yang paling dekat dengan lubang bor dengan zone yang terjauh dari lubang bor. Uninvaded zone Merupakan zone infiltrasi yang terletak paling jauh dari lubang bor, serta seluruh pori batuan terisi oleh kandungan semula. Dengan demikian zone ini sama sekali tidak dipengaruhi oleh adanya infiltrasi air filtrat lumpur. GAMMA RAY LOG Prinsip log GR adalah perekaman radioaktifitas alami bumi. Radioaktifitas GR berasal dari tiga unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu Uranium-U, Thorium-Th, dan Potasium-K yang secara kontinue memancarkan GR dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Sinar GR ini mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma. Setiap GR yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam adalah jumlah dari pulsa yang tercatat persatuan waktu (cacah Gamma Ray). Fungsi Gamma Ray Untuk membedakan lapisan shale dan non shale. Sebagai pengganti SP log. Untuk korelasi batuan. Untuk mengetahui prosentase kandungan shale pada lapisan permeabel. Untuk mendeteksi mineral radioaktif.Neutron Log Neutron log pada dasarnya direncanakan untuk menentukan porositas total batuan tanpa memandang apakah pori-porinya diisi hidrocarbon atau air formasi. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : neutron merupakan suatu partikel netral yang memiliki masa sama dengan masa atom hidrogen. Energi tinggi dari neutron secara kontinue dipancarkan dari sebuah kapsul sumber neutron yang ditempatkan didalam sonde logging yang diletakkan pada jarak spacing pendek sekitar 10 hingga 18 inci dari detector gamma ray. Selama operasi logging, neutron dipancarkan dari sumbernya dengan energi yang sangat tinggi, tetapi selanjutnya semakin berkurang karena tumbukan dengan inti- inti elemen didalam formasi (mineral-mineral) dengan tipe tumbukan billiard ball collision. Berkurangnya energi ini tergantung dari perbedaan massa neutron dengan massa material pembentuk formasi /batuan. Hilangnya energi yang paling besar adalah bila neutron bertumbukan dengan suatu atom hidrogen. Dengan demikian besar hilangnya energi neutron hampir semuanya tergantung dari banyak / sedikitnya jumlah hidrogen dalam formasi Density log Density log adalah kurva yang menunjukkan besarnya densitas (bulk density) dari batuan yang ditembus lubang bor. Dari besaran densitas batuan ini sangat berguna untuk menentukan besarnya porositas. Disamping itu pula log density memiliki kegunaan yang lain yaitu : dapat mendeteksi adanya hidrokarbon atau air bersama-sama dengan neutron log, menentukan densitas dari hidrokarbon (h) dan membantu didalam evaluasi lapisan shaly Log caliper Log caliper merupakan suatu kurva yang menunjukkan kondisi diameter lubang bor. Pada lapisan permeabel dimana lapisan dinding lubang bornya terbentuk mud cake, maka diameter lubang bor menjadi lebih kecil dari pada ukuran pahatnya.


Top Related