Download - 6. PPI (35-40) Gatot
Gatot Trimulyadi dan Adjat Sudradjat ISSN 0216 - 3128 35
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2016
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNS
Surakarta, 9 Agustus 2016
PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN BUAH
STRAWBERI (FRAGARIA X ANANASSA DUCHESNE)
Gatot Trimulyadi Rekso dan Adjat Sudradjat
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl. Lebak bulus raya No 49 Jakarta 12070
email: [email protected]
ABSTRAK
PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN BUAH STRAWBERI (Fragaria x ananassa
Duchesne). Strawberi merupakan produk hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi, namun strawberi
mudah rusak. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen yang tepat dalam menjaga penampilan
buah strawberi, salah satunya dengan teknik edible coating menggunakan kitosan. Tujuan penelitian ini
untuk mempertahankan penampilan buah strawberi pada penyimpanan suhu ruang. Kitosan diiradiasi
dengan dosis 0 kGy, 5 kGy dan 10 kGy, Pengamatan dilakukan selama 5 hari pada suhu kamar meliputi:
penampilan buah yang diamati secara visual dan analisis susut bobot buah. Hasil penelitian menunjukkan
buah strawberi yang penampilan masih baik yaitu pada pelapisan buah dengan kitosan yang diiradiasi 10
kGy. Buah strawberi yang dilapisi kitosan iradiasi memiliki persentasi susut bobot yang lebih baik
dibandingkan buah kontrol.
Kata kunci : kitosan, iradiasi, strawberi, Fragaria x ananassa Duchesne, masa simpan
ABSTRACT
COATING EFFECT OF CHITOSAN IRRADIATION ON PERFORMANCE OF STRAWBERRIES (Fragaria x
ananassa Duchesne). Strawberry is a horticultural product which has high economic value, however,
strawberries are easily damaged. Therefore, required proper post harvest handling for keep up the
appearances of strawberries, one of them is the edible coating technique using chitosan. The purpose of this
research was to maintaining the appearance of strawberry. Chitosan is irradiatiated at a dose of 0 kGy, 5
kGy, and 10 kGy, and then characterized. Observations were carried on for five days at room temperature
including: the testing of the performance of the fruit that was observed visually and analysis of fruit weight
loss. The results showed that the performance of strawberries is coating with irradiated chitosan of 10 kGy
is still good. The percentage of weight loss strawberries coated with irradiated chitosan smaller than the
strawberries without coating with chitosan (control). Strawberries coated with irradiated chitosan has a
shelf life and weight loss better than control.
Keywords : chitosan, irradiation, strawberry, Fragaria x ananassa Duchesne, shelf life.
PENDAHULUAN
trawberi (Fragaria x ananassa Duchesne)
merupakan produk hortikultura yang memiliki
nilai ekonomi yang tinggi dan banyak dikonsumsi
dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan.
Selain rasanya yang enak, buah strawberi
mempunyai komposisi gizi yang cukup lengkap
yang berguna bagi kesehatan tubuh [1,2]. Akan
tetapi, buah strawberi mudah rusak dan memiliki
penampilan tidak baik. Oleh karena itu, diperlukan
upaya yang dapat menghambat kerusakannya
dengan cara pelapisan buah menggunakan kitosan
iradiasi [3,4].
Pascapanen merupakan suatu proses perlakuan
pada buah-buahan setelah proses pemanenan
dilakukan. Salah satu tujuan perlakukan pascapanen
ini adalah untuk mempertahankan mutu dari buah
tersebut. Penanggulangan pascapanen ini perlu
dilakukan dengan tepat agar buah strawberi tidak
mengalami pembusukan, baik dalam perjalanan
hingga sampai ke tangan konsumen. Untuk mencegah
kerusakan pascapanen strawberi dan
mempertahankan masa simpannya, dapat dilakukan
usaha seperti penggunaan alat pendingin dengan suhu
rendah, pemberian bahan kimia secara eksogen,
edible coating, dan pelapisan lilin [5].
Dalam penelitian ini digunakan teknik edible
coating sebagai usaha mempertahankan buah
strawberi agar tidak mengalami kerusakan
pascapanen. Bahan yang digunakan sebagai coating
pada buah strawberi harus aman bagi kesehatan
tubuh, terutama pada buah yang dikonsumsi langsung
seperti strawberi, salah satunya yaitu menggunakan
kitosan.
Metode pelapisan menggunakan kitosan dapat
meningkatkan kemampuan antioksidan yang menunda
kematangan buah [5-7]. Kitosan adalah polisakarida
kationik dengan berat molekul yang tinggi, larut
dalam asam organik dan secara teoritik dapat
digunakan sebagai material pelapisan untuk
S
36 ISSN 0216 - 3128 Gatot Trimulyadi dan Adjat Sudradjat
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2016
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNS
Surakarta, 9 Agustus 2016
mengawetkan buah buahan. Pelarut yang umum
digunakan untuk melarutkan kitosan yaitu
menggunakan asam asetat dengan konsentrasi
1%(v/v) [8,9].
Kitosan dapat digunakan sebagai pengawet
karena sifat yang dimilikinya yaitu dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme perusak
sekaligus melapisi produk yang diawetkan sehingga
terjadi interaksi yang minimal antara produk dan
lingkungannya [10, 11]. Berbagai hipotesa yang
sampai saat ini masih berkembang mengenai
mekanisme kerja kitosan sebagai pengawet adalah
kitosan memiliki afinitas yang sangat kuat dengan
DNA mikroba sehingga dapat berikatan dengan DNA
yang kemudian mengganggu mRNA dan sintesa
protein [6].
Kitosan iradiasi meningkatkan daya hambat
pertumbuhan bakteri lebih baik dibandingkan dengan
kitosan tanpa iradiasi [12,13]. Meningkatnya daya
hambat kitosan yang diiradiasi, karena iradiasi
menyebabkan degradasi rantai panjang kitosan,
sehingga dengan berat molekul yang lebih rendah
mampu menembus porin channel pada bakteri gram
negatif dan mampu berikatan dengan penisilin
binding protein yang spesifikdimiliki bakteri gram
negatif [14].
Pada penelitian ini, buah dilapisi dengan kitosan
dan kitosan iradiasi. Iradiasi dilakukan dengan dosis
5 kGy dan 10 kGy untuk mengetahui pada dosis
berapa kitosan memberikan pengaruh terhadap masa
simpan buah strawberi, kemudian dibandingkan
dengan buah strawberi tanpa pelapisan kitosan
sebagai kontrol. Larutan kitosan dibuat dalam
konsentrasi 2% (b/v). Parameter pengujian yang
diamati meliputi penampilan yang diamati secara
visual dan analisis susut bobot buah
TATA KERJA
Bahan Penelitian
Bahan penelitian berupa kitin hasil isolasi kulit
udang putih (Penaeus merquensis) yang diperoleh
dari laboratorium bidang Proses Radiasi, Pusat
Aplikasi Isotop dan Radiasi-Badan Tenaga Nuklir
Nasional, Pasar Jum’at, Jakarta Selatan.
Metode Penelitian
Kitin yang diperoleh dari isolasi limbah kulit
kepala dan kulit badan udang. kemudian diproses
lebih lanjut menjadi kitosan melalui tahap deasetilasi
dengan NaOH 50% (b/v) pada temperatur 100oC
selama 6 jam. Kitosan yang dihasilkan kemudian
diiradiasi dengan variasi dosis 0 kGy, 5 kGy dan 10
kGy. Pemberian kitosan iradiasi yang dilarutkan
dalam asam asetat 1%(v/v) dengan konsentrasi 2%
(b/v).
Penyiapan bahan uji
Pemilihan buah strawberi yang memenuhi
kriteria penelitian yaitu tingkat kematangan yang
relatif sama yaitu saat kulit buah didominasi warna
merah dan buah berumur 2 minggu sejak berbunga
serta bebas dari penyakit tanaman, dicuci dan
dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran.
Kemudian strawberi dikeringkan dengan kain bersih
atau tisu dan ditimbang terlebih dahulu sebelum
dilakukan perlakuan lebih lanjut agar dapat diketahui
bobot awalnya.
Aplikasi pelapisan strawberi dengan
larutan kitosan 2%(b/v)
Larutan kitosan dengan konsentrasi 2%(b/v)
dalam asam asetat 1%(v/v) dituang ke dalam beaker
glass yang digunakan untuk pencelupan buah
strawberi selama 5 menit. Kemudian strawberi
ditiriskan dan dikeringkan sampai larutan kitosan
pada permukaan strawberi tidak menetes lagi.
Strawberi disimpan pada suhu kamar dan diberi alas
plastik bening, dan selanjutnya ditimbang untuk
mengetahui bobot buah strawberi setelah dilapisi
kitosan .
Penampilan buah strawberi yang diamati
secara visual
Pengamatan penampilan buah strawberi
dilakukan dengan cara mengamati keadaan buah
secara visual selama 5 hari, dengan melihat ada atau
tidaknya pertumbuhan mikroorganisme pada buah
strawberi yang dilapisi kitosan iradiasi (0 kGy, 5kGy
dan 10 kGy) dan buah strawberi yang tidak dilapisi
kitosan iradiasi (kontrol). Pengamatan dilakukan
setiap hari selama 5 hari.
Analisis susut bobot buah [1]
Pengukuran susut bobot buah strawberi
dilakukan menggunakan neraca analiltik. Pengukuran
dilakukan sebelum strawberi disimpan (B0) dan
setiap akhir pengamatan (B1) yaitu sehari sekali.
Besar susut bobot didapat dengan membandingkan
pengamatan bobot awal dan bobot akhir yang
dinyatakan dalam persen.
x 100%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakterisasi kitosan
Hasil kitosan yang diperoleh dikarakterisasi
antara lain; warna, kadar air, masa molekul relativ
dan derajat deasetilasi. Hasil karakterisasi
ditunjukkan pada Tabel 1. Kitosan dengan karakter di
atas, selanjutnya digunakan pada penelitian ini.
Gatot Trimulyadi dan Adjat Sudradjat ISSN 0216 - 3128 37
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2016
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNS
Surakarta, 9 Agustus 2016
Tabel 1. Karakter kitosan hasil isolasi
No Karakter
1
2
3
4
Warna : putih
Kadar Air : 10,5 %
Masa molekul : 3,2 104
Derajat deasetilasi : 82,5 %
Penampilan buah selama masa simpan 5
hari pegamatan secara visual Pengujian masa simpan buah strawberi dilakukan
dengan mengamati keadaan buah secara visual
selama 5 hari. Pada hari ke-0 yaitu hari pertama buah
dilapisi dengan kitosan iradiasi, terlihat bahwa buah
kontrol maupun buah yang dilapisi kitosan iradiasi
memiliki warna yang sama yaitu merah.
Gambar 1. Penampilan buah hari ke-0 yang dilapisi kitosan pada berbagai dosis iradiasi
Gambar 2. Penampilan buah hari ke-1 yang dilapisi kitosan pada berbagai dosis iradiasi
Pada hari ke-1 pengamatan buah strawberi yang
tidak dilapisi kitosan iradiasi terlihat kurang segar
dibanding dengan buah strawberi yang dilapisi
kitosan iradiasi 0 kGy, 5 kGy dan10 kGy. Buah yang
dilapisi kitosan iradiasi memberikan penampilan yang
lebih baik dibanding kontrol karena pelapisan buah
dengan kitosan membentuk lapisan semi transparan
sehingga penampilan buah strawberi terlihat lebih
segar dibanding kontrol.
Gambar 3. Penampilan buah hari ke-2 yang dilapisi kitosan pada berbagai dosis iradiasi
Pada hari ke-2 pengamatan, terlihat buah
strawberi yang tidak dilapisi kitosan (kontrol)
terdapat mikroorganisme pada buah. Sedangkan buah
strawberi yang dilapisi kitosan iradiasi baik 0 kGy, 5
kGy, maupun 10 kGy tidak terdapat mikroorganisme
pada buah. Hal ini menunjukkan bahwa kitosan
iradiasi mampu menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, sehingga buah yang dilapisi dengan
kitosan iradiasi, masih dalam keadaan baik pada hari
ke-2.
.
Gambar 4. Penampilan buah hari ke-3 yang dilapisi kitosan pada berbagai dosis iradiasi
38 ISSN 0216 - 3128 Gatot Trimulyadi dan Adjat Sudradjat
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2016
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNS
Surakarta, 9 Agustus 2016
Pada hari ke-3 pengamatan, terlihat buah
strawberi yang dilapisi kitosan iradiasi 0 kGy mulai
ditumbuhi mikroorganisme pada buah. Hal ini
menunjukkan bahwa kitosan iradiasi 0 kGy dapat
memperpanjang masa simpan buah strawberi 1 hari
lebih lama dibanding kontrol. Buah strawberi yang
dilapisi kitosan iradiasi 5 kGy dan 10 kGy tidak
ditumbuhi mikroorganisme.
Gambar 5. Penampilan buah hari ke-4 yang dilapisi kitosan pada berbagai dosis iradiasi
Pada hari ke-4 pengamatan, buah strawberi yang
dilapisi kitosan iradiasi 5 kGy mulai ditumbuhi
mikroorganisme. Hal ini menunjukkan bahwa kitosan
iradiasi 5 kGy dapat memperpanjang masa simpan
buah strawberi 2 hari lebih lama dibanding kontrol
dan 1 hari lebih lama dibanding buah yang dilapisi
kitosan iradiasi 0 kGy. Buah strawberi yang dilapisi
kitosan iradiasi 10 kGy tidak ditumbuhi
mikroorganisme.
.
Gambar 6. Penampilan buah hari ke-5 yang dilapisi kitosan pada berbagai dosis iradiasi
Pada hari ke-5 pengamatan, terlihat buah
strawberi yang dilapisi kitosan iradiasi 10 kGy mulai
ditumbuhi mikroorganisme. Hal ini menunjukkan
bahwa kitosan iradiasi 10 kGy dapat memperpanjang
masa simpan buah strawberi 3 hari lebih lama
dibanding kontrol. Berdasarkan pengamatan buah
strawberi dari hari ke-1 sampai hari ke-5, terlihat
bahwa semakin tinggi dosis iradiasi pada kitosan
maka semakin panjang masa simpannya. Hal ini
dikarenakan kitosan iradiasi mampu meningkatkan
daya hambat pertumbuhan mikroorganisme [14]
Meningkatnya daya hambat mikroorganisme, karena
iradiasi menyebabkan degradasi rantai panjang
kitosan sehingga dengan berat molekul yang lebih
rendah mampu menembus porin channel pada bakteri
dan mampu berikatan dengan penisilin binding
protein yang spesifik dimiliki bakteri [15].
Analisis susut bobot buah yang diukur
selama 5 hari
Penurunan bobot buah strawberi tentunya
menurunkan jumlah kandungan air akibat proses
respirasi dan transpirasi. Respirasi merupakan proses
pembongkaran bahan organik yang tersimpan
menjadi bahan sederhana dan produk akhirnya berupa
energy [15].
Hasil dari proses respirasi berupa air, gas, dan
energi akan mengalami penguapan sehingga buah
akan mengalami penyusutan bobot [16]. Kehilangan
bobot buah berkaitan juga dengan laju transpirasi.
Setelah panen, kehilangan air tidak dapat digantikan
oleh tanaman sehingga kehilangan bobot akan terjadi
[17]
6420
50
40
30
20
10
0
Hari
susu
t bob
ot b
uah
(%)
0 kGy
5 kGy
10 kGy
Kontrol
Gambar 7. Kurva hubungan antara hari pengamatan
dengan rata-rata persentase susut bobot
buah strawberi yang dilapisi kitosan
iradiasi 0 kGy, 5 kGy dan 10 kGy dan
buah strawberi tanpa pelapisan kitosan
(kontrol).
Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa susut bobot
buah strawberi meningkat selama penyimpanan. Hal
ini disebabkan karena proses respirasi buah
menghasilkan gas karbondioksida dan air yang akan
mengalami penguapan sehingga buah akan
mengalami penyusutan bobot [18]. Nilai persentase
susut bobot buah strawberi yang mengalami pelapisan
Gatot Trimulyadi dan Adjat Sudradjat ISSN 0216 - 3128 39
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2016
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNS
Surakarta, 9 Agustus 2016
dengan kitosan iradiasi (0 kGy, 5 kGy dan 10 kGy)
lebih kecil dibanding buah strawberi tanpa pelapisan
kitosan (kontrol), karena pelapisan buah dengan
kitosan membentuk lapisan semi transparan dan
lembut yang mampu mereduksi laju respirasi dan
transpirasi melalui permukaan buah, sehingga
penyusutan bobot buah dapat dihambat.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian pelapisan kitosan pada buah
strawberi diperoleh kitosan yang di iradiasi dengan
dosis 10 kGy menunjukkan penampilan buah
strawberi yang lebih baik dibandingkan dengan dosis
5 kGy dan tanpa iradiasi selama penyimpanan 5 hari
pada suhu ruang. Nilai persentase susut bobot buah
strawberi yang mengalami pelapisan dengan kitosan
iradiasi 0 kGy, 5 kGy dan 10 kGy lebih kecil
dibanding buah strawberi tanpa pela-pisan
kitosan(kontrol).
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih kami ucapkan kepada rekan rekan
dari Bidang Proses Radiasi dan di Instalasi Fasilitas
Iradiasi, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi yang
banyak memberikan konstribusi dan dukungan
sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
1. J.M. Jiang, J.R.Li,W..B.Kim, Effects of chitosan
coating on shelf life of cold-stored litchi fruit at
ambient temperature, LWT – Food
sci.Technol38, 757-761, 2005.
2. Nurfajrianti, Pengaruh pelapisan chitosan dan
jenis kemasan terhadap kualitas dan daya
simpan strawberi, Skripsi, Bogor: Departemen
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor, 2011.
3. G.A.F, Robert, Chitin chemistry. London: The
Macmillan Press Ltd, 105-115, 1992.
4. G.T.Rekso. Efektivitas kitosan iradiasi sebagai
anti bakteri, Prosiding Seminar Nasional XIX
Kimia dalam Industri dan Lingkungan, Yayasan
Media Kimia Utama, Yogyakarta, 447-409,
2010.
5. A.M. Stephen, Food polysaccharides and their
applications, Department of Chemistry
University of Cape Town. Rondebosch, 42-43,
1995.
6. Surianta, Sifat fisik dan daya simpan buah
markisa kuning (Passiflora flavicarpa) yang
dilapisi kitosan, Skripsi, Fakultas Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Bogor, 2011.
7. F. Shahidi, K.V. Arachchi, J. Jeon, Food
applications of chitin and chitosan, Trends
Food Sci Technol 12, 37-51, 1999.
8. Gatot Trimulyadi Rekso, Kopolimerisasi
Cangkok Dan Karakterisasi Lembaran Kitosan
Teriradiasi, Jurnal Kimia Dan Kemasan, 36,
2014.
9. Gatot Trimulyadi Rekso, Chemical And
Physical Properties Of Cassava Starch- CM
Chitosan-Acrylic Acid Gel Copolymerization By
Gamma Irradiation, Indonesian Journal of
Chemistry, 14, 2014.
10. H.K. No, H.K. Park, N.Y. Lee, S.H. Hwang and
S.P. Meyers, Antibacterial Activities of
Chitosan Oligomers with Different Moleculer
Weight on Spoilage Bacteria Isolated from
Tofu. J Food Sci 33, 2002.
11. L. Hardjito, Aplikasi Kitosan Sebagai Bahan
Tambahan Makanan dan Pengawet, Prosiding
Seminar Nasional Kitin-Kitosan, Institut
Pertanian Bogor, 6-10, 2006.
12. S. Sabharwa L., Fundamental Aspects of
Radiation Chemistry, Proceeding Meeting
Radiation Processing of Polysaccharides,
Vietnam Atomic Energy Commision, Vietnam,
21-30, 2012.
13. J. Bermejo, A. Pardo, Canomurcott seedless:
influence of gamma irradiation on citrus
production and fruit quality Spanish, J. Agric.
Res, 10, 768–777, 2012.
14. S. Kaewsuksaeng, Y. Urano, S. Aiamla, Effect
of UV-B irradiation on chlorophyll-degrading
enzyme activities and postharvest quality in
stored lime (Citrus latifolia Tan), Fruit
Postharvest Biol. Technol, 61, 124–130, 2011.
15. S.A. Khali, S. Hussain, M. Khan, Effects of
gamma irradiation on quality of Pakistani
blood red oranges (Citrus sinensis L. Osbeck),
Int. J. Food Sci. Technol, 45, 927–931, 2011.
16. B.A. Niemira, X. Fan, Irradiation enhances
quality and microbial safety of fresh and fresh-
cut fruits and vegetables, Microbial Safety of
Fresh Produce, 40, Blackwell Publishing and
the Institute of Food Technologists 191–201,
2012.
17. A.J. Fernandes, C.A. Barreira, L. Antonio.
Assessing the effects of gamma irradiation and
storage time in energetic value and in major
individual nutrients of chestnuts, Food Chem.
Toxicol, 49, 2429–2432, 2011.
18. V. falguera, J. Pagán, A. Ibarz, Effect of UV
irradiation on enzymatic activities and
physicochemical properties of apple juices from
different varieties LWT, Food Sci. Technol, 44,
115–119, 2011.
40 ISSN 0216 - 3128 Gatot Trimulyadi dan Adjat Sudradjat
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah – Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2016
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNS
Surakarta, 9 Agustus 2016
TANYA JAWAB
Windy Ayu Lestari (UNS)
– Kenapa harus diiradiasi?
Gatot Trimulyadi Rekso
– Untuk menurunkan berat molekul sehingga
mudah di aplikasikan, selain itu meningkatkan
sifat anti bakteri.
Sudi Ariyanto (PUSDIKLAT)
– Mengapa digunakan chitosan?
– Apa dampak radiasi terhadap kualitas buah?
– Berapa dosis yang optimum?
– Apakah bisa untuk buah yang lain?
Gatot Trimulyadi Rekso
– Kitosan merupakan Edible Film yang aman bagi
tubuh dan juga kitosan radiasi memiliki sifat anti
bakteri yang tinggi sehingga dapat
memperpanjang daya simpan.
– Memiliki daya simpan yang lebih lama.
– 10 kGy
– Bisa, seperti tomat, mangga.