document1 tugas tr cruris

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar yang disebut dengan radiograf. Pemeriksaan dengan memanfaatkan sinar-X mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan pada tanggal 8 November 1895 oleh Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakan untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai. Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini dunia radiologi sudah mengalami banyak perkembangan. Adapun pemeriksaan radiologi ada dua macam yaitu : a. Pemeriksaan sederhana Merupakan pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan media kontras. Yang termasuk pemeriksaan sederhana antara lain, pemeriksaan pada tulang belakang, tulang kepala, tulang panjang, tulang dada dan sebagainya. b. Pemeriksaan canggih Merupakan pemeriksaan secara radiologi yang menggunakan media kontras. Yang termasuk pemeriksaan canggih antara lain, pemeriksaan pada traktus urinarius, saluran

Upload: martin-pa-docc

Post on 20-Jan-2017

495 views

Category:

Data & Analytics


64 download

TRANSCRIPT

Page 1: Document1 tugas tr cruris

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang bertujuan untuk

membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk menegakkan diagnosa suatu

penyakit melalui pembuatan gambar yang disebut dengan radiograf. Pemeriksaan dengan

memanfaatkan sinar-X mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali

ditemukan pada tanggal 8 November 1895 oleh Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini

merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini dapat

digunakan untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah

tercapai.

Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini dunia

radiologi sudah mengalami banyak perkembangan. Adapun pemeriksaan radiologi ada dua

macam yaitu :

a. Pemeriksaan sederhana

Merupakan pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan media kontras. Yang

termasuk pemeriksaan sederhana antara lain, pemeriksaan pada tulang belakang, tulang

kepala, tulang panjang, tulang dada dan sebagainya.

b. Pemeriksaan canggih

Merupakan pemeriksaan secara radiologi yang menggunakan media kontras.

Yang termasuk pemeriksaan canggih antara lain, pemeriksaan pada traktus urinarius,

saluran pencernaan, pemeriksaan pada pembuluh darah, pemeriksaan pada pembuluh

limfa dan sebagainya.

Pemeriksaan ossa cruris adalah salah satu pemeriksaan radiologi tanpa

menggunakan media kontras. Indikasi pada ossa cruris yang sering terjadi adalah fraktur.

Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang ( patah tulang ) yang biasanya

disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak. Proyeksi yang

digunakan dalam permeriksaan ossa cruris di Instalasi Radiologi RSUD Ajjappange

Soppeng adalah proyeksi AP dan Lateral. Pada laporan kasus ini, penulis ingin

mengetahui manfaat pemeriksaan ossa cruris dengan proyeksi AP dan Lateral di Instalasi

Page 2: Document1 tugas tr cruris

Radiologi RSUD Ajjappange Soppeng untuk mendukung diagnosa suatu penyakit atau

fraktur.

Dengan alasan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk

tulisan dengan judul ” Teknik Pemeriksaan Ossa Cruris Lateral Cros Table Pada Kasus

Fraktur 1/3 Distal di Instalasi Radiologi RSUD Ajjappange Soppeng”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalahnya yaitu :

1. Bagaimana teknik pemeriksaan ossa cruris di Instalasi Radiologi RSUD Ajjappange

Soppeng ?

2. Bagaimanakah manfaat pemeriksaan ossa cruris dengan proyeksi AP dan Lateral Cros

Table di Instalasi Radiologi RSUD Ajjappange Soppeng untuk mendukung diagnosa

suatu penyakit atau fraktur ?

C.Tujuan

Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan ossa cruris di Instalasi Radiologi RSUD

Ajjappange Soppeng.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pemeriksaan ossa cruris dengan proyeksi AP dan Lateral

Cros Table di Instalasi Radiologi RSUD Ajjappange dalam membantu diagnosa suatu

penyakit atau fraktur.

D.Manfaat

1. Agar mahasiswa mampu menuliskan karya ilmiah hasil dari praktek kerja lapangan.

2. Agar Institusi mendapatkan informasi tentang segala kegiatan mahasiswa mengenai teknik

pemeriksaan dan lain-lain, sehingga institusi mampu mengsinkronkan kegiatan radiologi

yang ada dirumah sakit dengan teori-teori kuliah dikampus.

3. Agar masyarakat khususnya para pembaca mendapatkan informasi secara umum tentang

pemeriksaan Ossa Cruris

4.

Page 3: Document1 tugas tr cruris

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Anatomi Dan Fisiologi

1. Anatomi dan fisiologi

Ossa Cruris berasal dari bahasa latin crus atau cruca yang berarti tungkai bahwa

yang terdiri dari tulang tibia dan fibula (Ahmad Ramadi, 1987). 1/3 distal dextra adalah

tualng dibagi menjadi tiga bagian kemudian bagian yang paling bawah yang diambil.

Os Tibialis dan fibularis merupakan tulang pipa yang terbesar setelah tulang paha

yang membentuk persendian lutut dengan Os femur. Pada bagian ujungnya terdapat

tonjolan yang disebut Os maleolus lateralis (mata kaki luar).

1. Tibia

Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan

terletak medial dari fibula atau tulang betis. Tibia adalah tulang pipa dengan sebuah

batang dan dua ujung.

Ujung atas memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil lateral. Kondi-

kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir dari tulang.

Permukaan superior memperlihatkkan dua dataran permukaan persendian untuk

femur dalam formasi sendi lutut.

Kondil lateral memperlihatkan posterior sebuah faset untuk persendian dengan

kepala fibula pada sendi tibio-fibuler superior. Kondil-kondil ini di sebelah belakang

dipisahkan oleh lekukan popliteum.

Ujung bawah masuk dalam formasi persendian mata kaki. Tulangnya sedikit

melebar dan ke bawah sebelah medial menjulang menjadi maleolus medial atau

maleolus tibiae.

Permukaan lateral dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada persendian tibio-

fibuler inferior. Tibia membuat sendi dengan tiga tulang, yaitu femur, fibula dan

talus.

Page 4: Document1 tugas tr cruris

Merupakan tulang tungkai bawah yang lebih besar dan terletak di sebelah

medial sesuai dengan os radius pada lengan atas.Tetapi Radius posisinya terletak

disebelah lateral karena anggota badan bawah memutar kearah medialis. Atas alasan

yang sama maka ibu jari kaki terletak disebelah medialis berlawanan dengan ibu jari

tangan yang terletak disebelah lateralis. (Anatomi fisiologi, untuk siswa perawat,

1997)

1. Malleolus medialis

Merupakan sebuah ciri yang penting untuk segi medis pergelangan kaki.

Mempunyai sebuah pinggir bawah dan permukaan pinggir bawah mempunyai

sebuah lekukan disebelah posterior dan merupakan tempat lekat dari ligamentum

deltoideum.

2. Permukaan anterior

Merupakan tempat lekat dari kapsula pergelangan kaki. Permukaan posterior

beralur untuk tempat lewat tendo muskulus tibialis posterior dan pinggir dari alur

merupakan tempat lekat dari retinakulum fleksores.

3. Permukaan posterior

Berhubungan dengan permukaan posterior korpus. Dipisahkan dari permukaan

inferior oleh sebuah pinggiran yang tajam dan merupakan tempat lekat dari

kapsula sendi pergelangan kaki.

4. Permukaan lateralis

Mempunyai bentuk seperti koma yang merupakan sendi yang sama pada

permukaan medialis os talus.

2. Fibula

Merupakan tulang tungkai bawah yang terletak disebelah lateral dan bentuknya

lebih kecil sesuai os ulna pada tulang lengan bawah. Arti kata fibula adalah kurus

atau kecil. Tulang ini panjang, sangat kurus dan gambaran korpusnya bervariasi

diakibatkan oleh cetakan yang bervariasi dari kekuatan otot – otot yang melekat pada

Page 5: Document1 tugas tr cruris

tulang tersebut. Tidak urut dalam membentuk sendi pergelangan kaki, dan tulang ini

bukan merupakan tulang yang turut menahan berat badan.

Pada fibula bagian ujung bawah disebut malleolus lateralis. Disebelah bawah kira

– kira 0,5 cm disebelah bawah medialis, juga letaknya lebih posterior. Sisi – sisinya

mendatar, mempunyai permukaan anterior dan posterior yang sempit dan permukaan

– permukaan medialis dan lateralis yang lebih lebar. Permukaan anterior menjadi

tempat lekat dari ligamentum talofibularis anterior. Permukaan lateralis terletak

subkutan dan berbentuk sebagai penonjolan lubang. Pinggir lateral alur tadi

merupakan tempat lekat dari retinakulum. Permukaan sendi yang berbentuk segi tiga

pada permukaan medialis bersendi dengan os talus, persendian ini merupakan

sebagian dari sendi pergelangan kaki. Fosa malleolaris terletak disebelah belakang

permukaan sendi mempunyai banyak foramina vaskularis dibagian atasnya. Pinggir

inferior malleolus mempunyai apek yang menjorok kebawah. Disebelah anterior dari

apek terdapat sebuah insisura yang merupakan tempat lekat dari ligamentum

kalkaneofibularis.(Anatomi fisiologi untuk siswa perawat, 1997).

Gambar 2.1 : Anatomi Tibia dan Fibula kiri dilihat dari anterior

(Merills edisi 11, 2007).

Page 6: Document1 tugas tr cruris

Gambar 2.2 : Anatomi Tibia dan Fibula kiri dilihat dari posterior

(Merills edisi 11,2007)

Gambar 2.3 : Anatomi Tibia dan Fibula kiri dilihat dari lateral (Merills edisi 11, 2007)

Page 7: Document1 tugas tr cruris

2. Patologi

Trauma adalah terjadi benturan dengan benda tajam yang mengakibatkan cidera.

Yang termasuk trauma adalah :

1) Fraktur

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.

Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak

di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak

lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur

tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.

Jenis-jenis fraktur yang perlu diketahui secara radiologis adalah:

a. Complete Noncominuted Fracture

Secara radiologis akan terlihat sebagai garis radioluscent di tempat fraktur

dimana terjadi diskontinuitas tulang.

Keadaan ini disertai bermacam-macam bentuk antara lain :

1. Fraktur transversal

Adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang.

Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau

direduksi kembali ke tempat semula, maka segmen-segmen itu akan stabil, dan

biasanya mudah dikontrol dengan bidai gips.

2. Fraktur oblik

Adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur

ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.

3. Fraktur spiral

Timbul akibat torsi pada ekstremitas. Yang menarik adalah bahwa jenis fraktur

rendah energi ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak, dan

fraktur semacam ini cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi luar.

4. Fraktur multipel

Page 8: Document1 tugas tr cruris

Keadaan ini dinamakan suatu multipel apabila terdapat lebih dari satu fraktur

complete pada satu tulang panjang.

5. Fraktur avulsi

Fraktur avulsi memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon

maupun ligamen. Biasanya tidak ada pengobatan spesifik yang diperlukan.

Namun, bila diduga akan terjadi ketidakstabilan sendi atau hal-hal lain yang

menyebabkan kecacatan, maka perlu dilakukan pembedahan untuk membuang

atau meletakkan kembali fragmen tulang tersebut.

6. Chip fracture

Fraktur ini sejenis dengan avultion fracture, tetapi hanya sedikit fragmen dari

sudut tulang yang terlepas, sering terjadi pada tulang-tulang pendek pada

phalanges.

b. Incomplete fracture

Dinamakan suatu fraktur inkomplet bila tidak semua struktur tulang terputus. Ini

hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan radiologis.

Ada beberapa golongan fraktur inkomplet :

1. Green stick fracture

Adalah fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anak-anak. Korteks

tulangnya sebagian masih utuh, demikian juga periosteum. Fraktur-fraktur ini

akan segera sembuh dan segera mengalami re-modelling ke bentuk dan fungsi

normal.

2. Impacted fracture

Pada fraktur ini bagian fraktur dari tulang masuk ke bagian fragmen lainnya.

Garis fraktur terlihat sebagai garis dens dan disertai terjadinya pemendekan

tulang.

c. Fraktur kompresi

Page 9: Document1 tugas tr cruris

Fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ketiga yang berada

diantaranya, seperti satu vertebra dengan dua vertebra lainnya. Fraktur pada korpus

vertebra ini dapat didiagnosis dengan radiogram.

d. Fraktur patologik

Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh

karena tumor atau proses patologik lainnya. Tulang seringkali menunjukkan

penurunan densitas. Penyebab yang paling sering dari fraktur-fraktur semacam ini

adalah tumor baik primer atau tumor metastasis.

e. Fraktur traumatis

Pada keadaan ini struktur tulang adalah normal akibat suatu benturan menyebabkan

suatu fraktur.

f. Fraktur beban lainnya

Fraktur beban terjadi pada orang-orang yang baru saja menambah tingkat aktivitas

mereka. Pada saat gejala timbul, radiogram mungkin tidak menunjukkan adanya

fraktur.

2) Fisura

Fisura adalah retak tulang.

3) Ruptur

Ruptur adalah sobeknya jaringan ikat.

Gambar 2.4: Jenis-jenis Fraktur

(Merills edisi 11, 2007)

Page 10: Document1 tugas tr cruris

B. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan

1) Definisi pemeriksaan Ossa Cruris

Teknik radiografi Ossa Cruris adalah teknik radiografi dengan memperlihatkan tulang-

tulang yang terdapat pada Ossa Cruris yaitu tulang tibia dan fibula

2) Tujuan pemeriksaan Ossa Cruris

Teknik radiografi Ossa Cruris bertujuan untuk melihat kelainan-kelainan yang terdapat

pada tulang tibia dan fibula

3) Persiapan pemeriksaan Ossa Cruris :

Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus pada pemeriksaan cruris, hanya melepas benda-benda

yang dapat mengganggu gambaran radiograf

Persiapan alat

Pesawat sinar-x

Kaset ukuran 30 x 40 cm.

Marker R dan L

Procecing Film

Meteran

Spon/Sandbag

4) Teknik pemeriksaan Ossa Cruris

Proyeksi Antero-Posterior (AP).

Posisi pasien :

- Supine atau duduk diatas meja pemeriksaan dan kedua

tungkai lurus.

Posisi obyek :

- Tungkai yang akan difoto diatur true AP, kedua condylus

berjarak sama terhadap kaset, serta

Page 11: Document1 tugas tr cruris

- atur kedua maleolus medial dan lateral sama dengan kaset

dan kaset membujur dibawah kaset.

Titik bidik : Pada pertengahan cruris.

Arah sumbu sinar : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.

FFD : 100 cm.

Ukuran kaset : 30 x 40 cm.

Faktor eksposi :

- kV = 52

- mAS = 4

Kriteria foto :

- Tampak gambaran AP cruris.

- Pada proksimal dan distal artikulatio tibia dan fibula sedikit overlap,

tapi pada korpus tidak.

- Trabekula tulang dan jaringan lunak tampak.

- Angkle joint dan knee joint dalam posisi ”true AP”.

Proyeksi AP

Gambar 2.5 : Posisi pasien pada pemeriksaan cruris proyeksi AP

Sumber : Merril’s Atlas of Radiographyc Possitioning and Procedures

Page 12: Document1 tugas tr cruris

Procedures

Gambar 2.6 : Radiograf proyeksi AP pada pemeriksaan cruris

Sumber : Merril’s Atlas of Radiographyc Possitioning and Procedures

Proyeksi Lateral .

Posisi pasien :

- Pasien tidur miring diatas meja pemeriksaan dengan tungkai

yang akan difoto lurus,

- tungkai yang lain genu fleksi diletakkan didepan tungkai

yang sakit dan diganjal.

Posisi obyek :

- Tungkai bawah yang akan difoto diatur true lateral dengan

cara mengatur kedua condylus saling superposisi dan kedua

maleolus juga saling superposisi.

Titik bidik : Pada pertengahan cruris.

Arah sumbu sinar : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.

FFD : 100 cm.

Ukuran kaset : 30 x 40 cm.

Faktor eksposi :

- kV = 52

- mAS = 5

Page 13: Document1 tugas tr cruris

Kriteria gambar :

- Tampak cruris pada posisi lateral.

- Tampak tibia dan fibula saling superposisi.

- Tampak fibula distal overlep dengan setengah bagian posterior tibia.

- “Shaf of tibia” dan fibula tampak terpisah kecuali pada kedua ujung

persendian.

Gambar 2.7 : Posisi pasien pada pemeriksaan cruris proyeksi Lateral

Sumber : Merril’s Atlas of Radiographyc Possitioning and Procedures

\

Page 14: Document1 tugas tr cruris

Gambar 2.8 : Radiograf proyeksi Lateral pada pemeriksaan cruris

Sumber : Merril’s Atlas of Radiographyc Possitioning and Procedures

Proyeksi AP Obliq Medial Rotation

Posisi pasien :

- Pasien tidur miring diatas meja pemeriksaan dengan tungkai

yang akan difoto obliq medial

Posisi obyek :

- Tungkai bawah yang akan difoto diatur obliq medial,

dengan cara mambentuk sudut 45°.

- Kaki diganjal dengan alat fiksasi

Titik bidik : Pada pertengahan cruris.

Arah sumbu sinar : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.

FFD : 100 cm.

Ukuran kaset : 30 x 40 cm.

Faktor eksposi :

- kV = 52

- mAS = 5

Kriteria gambar :

- Tampak gambaran AP Obliq Medial.

- Tampak tibia dan fibula tidak superposisi.

- Tampak Ankle Joint

Page 15: Document1 tugas tr cruris

- Tampak fraktur pada medial tibia dan fibula

Gambar 2.9 : Posisi pasien pada pemeriksaan cruris proyeksi AP Obliq Medial Rotation

Sumber : Merril’s Atlas of Radiographyc Possitioning and Procedures

Page 16: Document1 tugas tr cruris

Gambar 2.10 : Radiograf proyeksi AP Obliq Medial Rotation pada pemeriksaan cruris

Sumber : Merril’s Atlas of Radiographyc Possitioning and Procedures

Proyeksi AP Obliq Lateral Rotation

Posisi pasien :

- Pasien tidur miring diatas meja pemeriksaan dengan tungkai

yang akan difoto obliq lateral

Posisi obyek :

- Tungkai bawah yang akan difoto diatur obliq lateral, dengan

cara mambentuk sudut 45°.

Titik bidik : Pada pertengahan cruris.

Arah sumbu sinar : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.

FFD : 100 cm.

Ukuran kaset : 30 x 40 cm.

Faktor eksposi :

- kV = 52

- mAS = 5

Kriteria gambar :

- Tampak gambaran AP Obliq Lateral.

- Tampak tibia dan fibula superposisi.

- Tampak Ankle Joint

- Tampak fraktur pada 1/3 distal tibia

Page 17: Document1 tugas tr cruris

Gambar 2.11 : Posisi pasien pada pemeriksaan cruris proyeksi AP Obliq Lateral Rotation

Sumber : Merril’s Atlas of Radiographyc Possitioning and Procedures

Gambar 2.12 : Radiograf proyeksi AP Obliq Lateral Rotation pada pemeriksaan cruris

Sumber : Merril’s Atlas of Radiographyc Possitioning and Procedures

Page 18: Document1 tugas tr cruris

BAB III

METODE PEMERIKSAAN

A. Tempat Dan Waktu Pemeriksaan

a. Tempat Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Ajjappange

Soppeng

b. Waktu Pemeriksaan

Hari / Tanggal : Sabtu / 24 Januari 2016

B. Kronologis Riwayat Pasien

Pasien datang dari ruang Instalasi Gawat Darurat Pukul: 14:46:21 WITA diantarkan

dengan Orangtua dengan memakai brangkar dan 2 orang perawat, di tangan kanan pasien

terpasang cairan infus. Kondisi umum pasien non kooperatif dengan keadaan berbaring

diatas brangkar.

C. Persiapan Alat dan Bahan

1. Pesawat sinar –x

- Merk : SHIMADZU CORPORATION

- Model : R 20

- No : 62816632

- Input Power : 100 W

Page 19: Document1 tugas tr cruris

- Supply Mains : 1φ – 100 v 50/60 hz

- Wiring : no. 501-06536A

2. Manual Processing

3. Alat Fiksasi/ Box Film

(pengganjal) dengan ketebalan 3 cm

4. Kaset ukuran 30 x 40 cm.

5. Marker R dan L

6. Meteran

7. Plester

8. Film 30 x 40 cm

D. Prosedur Kerja

1. Perawat mendaftarkan pasiennya ke loket radiologi

2. Petugas administrasi mencatatkan pasien dibuku administrasi, dengan mencatatkan nama

pasien, nomor Rekam Medik, status dan lainnya di buku Administrasi

3. Mempersiapkan pesawat

4. Mempersiapkan kaset 30 x 40

5. Sediakan Apron untuk keluarga pasien

6. Melakukan Tindakan pemotretan

E. Teknik Pemeriksaan Laporan Kasus

1. Proyeksi AP (Antero Posterior)

Posisi Pasien : Pasien berbaring diatas brangkar.

Posisi Objek :

- Ossa Cruris di letakkan di atas kaset dengan kedua sendi

masuk dalam pemeriksaan.

- Atur tubuh pasien senyaman mungkin,

- pastikan tidak ada rotasi pada objek.

- Kaset dibagi 2 untuk pemeriksaan lateral

CP :

Page 20: Document1 tugas tr cruris

- Pertengahan Ossa Cruris, batas atas knee joint dan atas

bawah ankle joint.

CR : Horizontal Tegak lurus bidang kaset

FFD : 100 cm

Ukuran kaset : 30 x 40 cm

Factor Eksposi :

- kV : 52

- mA : 150

- S : 0,05

-

Gambar 3.1 : Posisi pasien pada pemeriksaan cruris proyeksi AP (Antero Posterior)

2. Proyeksi Lateral Cros Table

Posisi Pasien :

- Pasien berbaring diatas brangkar .

Posisi Objek :

- Ossa Cruris di letakkan di atas pengganjal berupa dos film

yang didalamnya diisi dengan papan setebal 3 cm

- kaset diletakan disamping sebelah kiri ossa cruris

- Kedua sendi masuk dalam pemeriksaan.

- Atur tubuh pasien senyaman mungkin,

- pastikan tidak ada rotasi pada objek.

Page 21: Document1 tugas tr cruris

CP : Pertengahan Ossa Cruris, Batas atas knee joint dan atas bawah

ankle joint.

CR : Vertiakal tegak lurus bidang kaset

FFD : 100 cm

Ukuran kaset : 30 x 40 cm

Factor Eksposi :

- kV : 52

- mA : 150

- S : 0,05

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 22: Document1 tugas tr cruris

A.Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus

a. Biodata Pasien

1) Inisial Pasien : Tn. K

2) Umur : 55 Tahun

3) Jenis kelamin : Laki-Laki

4) Tanggal foto : Sabtu, 24 Januari 2015

5) Alamat : Batu-Batu

6) Klinis : Suspek fraktur Ossa Cruris

b. Hasil Radiografi

Proyeksi AP (Antero Posterior)

Gambar 4.1 : Hasil Radiograf proyeksi AP pada pemeriksaan Ossa cruris

o Kriteria Gambar

- Tampak gambaran AP cruris.

- Jaringan lunak tampak.

Page 23: Document1 tugas tr cruris

- Knee joint dalam posisi true AP.

- Tampak fraktur terbuka pada tulang tibia

Proyeksi Lateral Cros Table

Gambar 4.2 : Hasil Radiograf proyeksi Lateral Cros table pada pemeriksaan Ossa cruris

o Kriteria Gambar

- Tampak gambaran Lateral cruris.

- Jaringan lunak tampak.

- Knee joint dalam posisi Lateral.

- Tampak fraktur terbuka pada tulang tibia dan tulang femur.

c. Hasil Baca

Kesan :

Fraktur terbuka 1/3 distal pada tulang tibia dan tulang femur

Page 24: Document1 tugas tr cruris

Dokter :

Dr. Mukhtar Halim Sp.B

B. Pembahasan Laporan Kasus

Terdapat perbedaaan teknik pemeriksaan Ossa Cruris pada buku merril’s dengan teknik

pemeriksaan yang di lakukan di instalasi radiologi RSUD Ajjappange Soppeng yakni:

A. Teknik pemeriksaan Ossa Cruris pada buku merril’s menggunakan Proyeksi :

1. Antero Posterior (AP)

2. Lateral

3. AP Obliq Medial Rotation

4. AP Obliq Lateral Rotation

B. Teknik pemeriksaan Ossa Cruris di instalasi radiologi RSUD Ajjappange Soppeng

menggunakan proyeksi :

1. Antero Posterior (AP)

2. Lateral Cros Table

Terdapat dua proyeksi yang di gunakan untuk pemeriksaan Ossa Cruris di instalasi

radiologi RSUD Ajjappange yaitu AP danLateral Cros Table, sedangkan untuk

pemeriksaan Ossa Cruris yang terdapat di Merril’s menggunakan empat proyeksi yaitu

AP, Lateral, AP Obliq Medial Rotation,dan AP Obliq Lateral Rotation. Mengapa hanya

dua proyeksi yang dipakai dalam pemeriksaan Ossa Cruris Di Instalasi Radiologi

Ajjappange Soppeng dan menggunakan proyeksi tambahan Lateral Cros Table? karena

proyeksi tersebut sudah dapat memvisualisasikan dengan jelas kelainan fraktur pada

Ossa Cruris dan pada saat dilakukan pemeriksaan, pasien dalam keadaan non kooperatif

jadi digunakan teknik tambahan yaitu Lateral Cros Table yang dapat mempelihatkan

hasil radiograf Lateral Ossa Cruris.

Page 25: Document1 tugas tr cruris

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Teknik pemeriksaan Ossa Cruris digunakan Proyeksi, yaitu proyeksi AP dan lateral

Cros Table di instalasi Radiologi RSUD Ajjappange Soppeng.

2. Pada pemeriksaan Ossa Cruris dengan Proyeksi tambahan yaitu proyeksi Lateral Cros

Table sangat bermanfaat untuk mendukung diagnosa adanya kasus fraktur pada Cruris

dengan kondisi pasien dalam keadaan non kooperatif.

B. Saran

Page 26: Document1 tugas tr cruris

1. Sebelum melakukan kegiatan radiografi sebaiknya petugas dapat memastikan pesawat

dalam keadaan yang baik.

2. Petugas radiologi mengambil keputusan yang tepat untuk meminimalkan atau

meniadakan kesalahan agar tidak terjadinya pengeksposan ulang.

3. Dalam pemeriksaan Ossa Cruris, petugas harus memilih factor eksposi yang tepat agar

pasien mendapatkan dosis yang kecil namun hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ballinger PW. 1986. Merill’s Atlas Of Radiographic Position and radiologic Procedure, 10th.

Ed. Volume 1, Princeton; CV. Mosby Co.

Akhmad Risal Mahzudi. 2014. Fraktur Cruris Pada Tibia Fibula (online)

http://radiologykr.blogspot.com/2014/01/fraktur-cruris-pada-tibia-fibula.html. Diakses tgl 7

juli 2014

Lutfie. 2012. Laporan Kasus Cruris (online) http://lutfieblogs.blogspot.com/2012/05/laporan-

kasus-cruris.html. Diakses tgl 7 juli 2014

Lalo Rodi Septiadi. 2011. Teknik Radiografi Calcanius & Cruris

(online)http://wwwlalurodiseptiadi.blogspot.com/2011/02/teknik-radiografi-calcaneus-

cruris.html

Page 27: Document1 tugas tr cruris