demam tifoid

18
DEMAM TIFOID ade

Upload: adekonstantin

Post on 07-Aug-2015

111 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: demam tifoid

DEMAM TIFOID

ade

Page 2: demam tifoid

Definisi

Demam tifoid adalah penyakit sistemik dikarakterisasikan oleh demam dan nyeri abdomen oleh karena diseminasi S. typhi atau S. paratyphi. Dinamai demam tifoid karena kemiripan gejala klinisnya dengan tifus.

Page 3: demam tifoid

Epidemiologi

Insiders demam tifoid bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan; di daeral rural (Jawa Barat) 157 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan di daerah urban ditemukan 760-810 per 100.00 penduduk. Perbedaan insidens di perkotaan berhubungan erat dengan penyediaan air bersih yang belum memadai serta sanitasi lingkungan dengan pembuangan sampah yang kurang memenuhi syarat kesehatan lingkungan.

Page 4: demam tifoid

Etiologi

Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi, dapat juga disebabkan oleh S. Paratyphi.Salmonela adalah bakteri gram negatif, termasuk ke dalam famili Enterobactericeae.

Page 5: demam tifoid

Salmonela thypi

Salmonela memiliki tiga antigen utama: antigen O [lipopolisakarida (LPS)], antigen Vi (surface antigen; S. typhi dan S. paratyphi C), dan antigen H (flagel). Secara umum, pada pemeriksaan laboratorium, Salmonella dibagi menjadi serogrup A, B, C1, C2, D, dan E.

Page 6: demam tifoid

Cont’

S. typhi merupakan patogen enterik yang sangat virulen dan invasif yang menyerang manusia. Sumber penularan terutama melalui pencemaran makanan atau minuman oleh bakteri tersebut yang dikeluarkan melalui tinja penderita demam tifoid

Page 7: demam tifoid

Patofisiologi

Berkmbang biak di lamina propria

Menembus epitel terutama sel

Page 8: demam tifoid

Cont’

Page 9: demam tifoid

Manifestasi klinis

Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari. Gejala-gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat, dari asimtomatik hingga gambaran penyakit yang khas disertai komplikasi hingga kematian.

Page 10: demam tifoid

Cont’

Pada minggu 1 : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis(mimisan). Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari

Page 11: demam tifoid

Cont’

minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia relatif (bradikardia relatif adalah peningkatan suhu 1oC tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8 kali per menit, lidah yang berselaput (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor), hepatomegali, splenomegali, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis

Page 12: demam tifoid

P. Penunjang

Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan darah perifer lengkap sering

ditemukan leukopenia, dapat pula terjadi kadar leukosit normal atau leukositosis.

Pada pemeriksaan hitung jenis leukosit dapat terjadi aneosinofilia maupun limfopenia

Laju endap darah pada demam tifoid dapat meningkat.

SGOT dan SGPT seringkali meningkat

Page 13: demam tifoid

Uji WidalPada uji Widal terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen kuman S. typhi dengan antibodi yang disebut aglutinin

Pembentukan aglutinin mulai terjadi pada akhir minggu pertama demam, kemudian meningkat secara cepat dan mencapai puncak pada minggu ke-empat, dan tetap tinggi selama beberapa minggu. Pada fase akut mula-mula timbul aglutinin 0, kemudian diikuti dengan aglutinin H. Pada orang yang telah sembuh aglutinin 0 masih tetap dijumpai setelah 4-6 bulan, sedangkan aglutinin H menetap Iebih lama antara 9-12 bulan. Oleh karena itu uji Widal bukan untuk menentukan kesembuhan penyakit.

Page 14: demam tifoid

ELISA Kultur Darah “Hasil biakan darah yang

positif memastikan demam tifoid”

Page 15: demam tifoid

Penatalaksanaan

Istirahat dan Perawatan Diet dan Terapi Penunjang Pemberian Antimikroba

Obat-obat antimikroba yang sering digunakan untuk mengobati demam tifoid adalah kloramfenikol (pilihan utama), tiamfenikol, ampisilin dan amoksisilin, sefalosporin generasi ketiga, golongan florokuinon, dan dapat diberikan kombinasi obat antimikroba, dan kortikosteroid bila diperlukan.

Page 16: demam tifoid

komplikasi

Komplikasi intestinal: Perdarahan usus, perforasi usus, ileus paralitik, pankreatitis

Komplikasi ekstra-intestinal: Komplikasi kardiovaskular: gagal sirkulasi perifer,

miokarditis, tromboflebitis. Komplikasi darah: anemia hemolitik, trombositopenia, KID,

trombosis. Komplikasi paru: pneumonia, empiema, pleuritic. Komplikasi hepatobilier: hepatitis, kolesistitis. komplikasi ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis, perinefritis. komplikasi tulang: osteomielitis, periostitis, spondilitis,

artritis. komplikasi neuropsikiatrik/tifoid toksik.

Page 17: demam tifoid

PENCEGAHAAN

Vaksinasi Ty21a (Vivotif Berna, Swiss Serum and

Vaccine Institute) ViCPS (Typhim Vi, Pasteur Merieux)

Page 18: demam tifoid

Referensi

Widodo D. Demam tifoid. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K MS, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI; 2006. h. 1774-6.

Lesser CF, Miller SI. Salmonellosis. In: Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors. Harrison’s principles of internal medicine. 15th ed. USA: McGraw Hill; 2001.p. 970-3.

Brusch JL. Typhoid fever. Diunduh dari http://www.emedicine.com/MED/topic2331.htm pada tanggal 3 April 2008 pukul 09.20 WIB.

Brooks GF, Butel JS, Ornston LN, Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. Jawetz, melnick & adelberg mikrobiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC; 1996. h. 243-7.

Rafli A, Hidayati AD, Abdaly MS, Ekaputri K, Widiyanti R, Satrio S, et al. Aspek Molekular demam tifoid. Modul Biologi Molekular. FKUI: 2006.

Lesser CF & Miller SI. Salmonellosis. Harrison’s Principle of Internal Medicine, 16th ed. USA: McGraw Hill Inc. 2005. p926-929.