demam berdarah dengue ( sess)

8/20/2019 Demam Berdarah Dengue ( Sess)

http://slidepdf.com/reader/full/demam-berdarah-dengue-sess 1/30

Refrat Ilmu Kesehatan Anak

“Demam Berdarah Dengue”

Pembimbing:

dr. Supriyadi Bektiib!!" Sp.A

Disusun !leh:

#eannette Diana

$%&'$($$)(

K*PA+I,*RAA+ K-I+IK

D*PAR,**+ I-/ K*S*0A,A+ A+AK

P*RI1D* 23 *I 4 2$ #/-I 2$')

5AK/-,AS K*D1K,*RA+

/+I6*RSI,AS KRIS,*+ I+D1+*SIA

#AKAR,A

1



KA,A P*+7A+,AR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

karuniaNya penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul “Demam Berdarah Dengue”

sebagai salah satu syarat kegiatan Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Kesehatan nak

!"# $K #KI %akarta&

#'apan terimakasih yang tulus ingin penulis sampaikan kepada dr& "upriyadi (ekti)ib*)*,

"p& dan semua pihak yang telah membantu untuk terselesaikannya referat ini&

Penulis menyadari bah)a refrat ini tentu tidak lepas dari kekurangan karena keterbatasan

)aktu, tenaga dan pengetahuan penulis& Maka sangat diperlukan masukan dan sarang yang

membangun& "em*ga referat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua&

%akarta, %uni +1-

Penulis

+



D$T! I"I

./MN %#D#/ 00000000000000000000000000&& i

KT PENNT! 00000000000000000000000000 ii

D$T! I"I 00000000000000000000000000000&& iii

(( I PEND.#/#N 000000000000000000000000&& 1

(( II TIN%#N P#"TK 0000000000000000000000 +

Definsi &&000000000000000000000000000&&&&&&&&&&&&&&&&&& +Eti*l*gi 0000000000000000000000000&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& +

Epidemi*l*gi &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& +Penularan penyakit D(D &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& -

Pat*fisi*l*gi dan pat*genesis &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 2

Manifestasi klinis &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 3Kriteria diagn*sis &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 4

/ab*rat*rium &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 5

Pemeriksaan penunjang &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 1

Penatalaksanaan &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 11K*mplikasi &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 16

Pr*gn*sis 0000000000000000000000&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 17

(( III (N 00000000000000000000000000&&&&&&&& 15

D$T! P#"TK 00000000000000000000000000& +7

-



BAB I

P*DA0/-/A+

Demam (erdarah Dengue 8D(D9 merupakan penyakit infeksi yang masih

menimbulkan masalah kesehatan di negara berkembang, khususnya Ind*nesia& .al ini

disebabkan *leh karena masih tingginya angka m*rbiditas dan m*rtalitas&

"ejak tahun 153+ di Ind*nesia sudah mulai ditemukan penyakit yang menyerupai

Dengue .em*ragi' $e:er yang terjadi di $ilipina 8156-9, Muangthai 815649& Dan baru pada

tahun 1534 dibuktikan dengan pemeriksaan ser*l*gis untuk pertama kalinnya& "ejak saat itu

tampak jelas ke'enderungan peningkatan jumlah penderita, demikian juga dengan makin

meluasnya penyakit tersebut, dimana terlihat bah)a penyakit ini semula hanya ditemukan di

beberapa k*ta besar saja, kemudian menyebar ke hampir semua k*ta besar di Ind*nesia bahkan

sampai kepedesaan dengan penduduk yang padat dalam )aktu yang relatif singkat& Pada tahun

1576 dilakukan pengamatan :irus dengue yang dilakukan dibeberapa rumah sakit di Ind*nesia

dimana menunjukkan bah)a keempat ser*tipe ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun&

Perjalanan penyakit ini sering sulit diramalkan, karena sebagian penderita dengan

renjatan yang berat dapat disembuhkan )alaupun hanya dengan tindakan peng*batan yang

sederhana sedangkan sebagian lain datang ke rumah sakit dalam keadaan ringan kemudian

meninggal dunia dalam )aktu singkat meskipun terhadapnya telah dilakukan pera)atan dan

peng*batan yang intensif& khir;akhir ini, berkat kemajuan dalam bidang diagn*stik dan

penanggulangan serta tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang makin tinggi, maka

angka kematian dari tahun ke tahun makin menurun

BAB II

2



,I+#A/A+ P/S,AKA

I. D*5I+ISI

Demam (erdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan *leh :irus

dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk spesies edes&

II. *,I1-17I

<irus dengue termasuk dalam kel*mp*k arbovirus (, dan sekarang dikenal

sebagai genus fla:i:irus, famili Flaviviridae yang memiliki 2 ser*tipe :irus dengue

8den;1, den;+, den;-, den;29& Infeksi salah satu ser*tipe akan menimbulkan antib*di

terhadap ser*tipe yang bersangkutan, sedangkan antib*di yang terbentuk terhadap

ser*tipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang

memadai terhadap ser*tipe lain tersebut& "abin adalah *rang pertama yang berhasil

mengis*lasi :irus dengue, yaitu dari darah penderita se)aktu terjadi epidemi demam

dengue di .a)aii dengan diberi nama tipe I, sedangkan :irus dari penderita demam

dengue yang berasal dari Ne) uinea diberi nama tipe +& Dari serum penderita yang

diserang Philippine hemoragic fever yang terjadi di Manila pada tahun 156- dapat

diis*lasi tipe :irus dengue baru yang diberinama :irus dengue tipe - dan 2& "ese*rang

yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi dengan - atau bahkan 2 ser*tipe

selama hidupnya& Keempat jenis ser*tipe :irus dengue dapat ditemukan di berbagai

daerah di Ind*nesia& "er*tipe den;- merupakan ser*tipe yang d*minan dan banyak

berhubungan dengan kasus berat

"ifat :irus dengue term*labil, bentuk batang, sensitif terhadap inakti:asi *leh

dietileter dan natrium d*ksik*lat, stabil pada suhu 7 derajat =el'ius&

III. *PID*I1-17I

D(D di Ind*nesia pertama di'urigai berjangkit di "urabaya pada tahun 1534,

tetapi kepastian :ir*l*gi baru diper*leh pada tahun 157& Di %akarta, kasus pertama

pada tahun 1535& Di (andung dan %*gja 8157+9& "umatera (arat, /ampung, !iau,

6



"ula)esi #tara, (ali 8157-9& Kalimantan "elatan, Nusa Tenggara Timur 815729& Pada

Tahun 1552 telah menyebar ke +7 pr*pinsi di Ind*nesia& (erdasarkan jumlah kasus

D(D, Ind*nesia menempati urutan ke;+ setelah Thailand&

M*rbiditas dan m*rtalitas yang dilap*rkan disebabkan *leh beberapa fakt*r,

yaitu status imunitas penjamu, kepadatan :ekt*r nyamuk, tingkat penyebaran :irus

dengue, pre:alensi ser*tipe :irus dengue dan k*ndisi ge*grafis setempat&

Kematian lebih banyak pada anak perempuan daripada anak laki;laki& Dari segi

umur, pasien terbanyak dari g*l*ngan anak umur kurang dari 16 tahun 843;56>9,

namun di Ind*nesia D(D terbanyak ialah anak berumur 6;11 tahun& Dari segi musim

dapat diketahui jumlah pasien D(D meningkat antara bulan "eptember sampai

$ebruari, yang men'apai pun'aknya pada bulan %anuari& Di daerah urban berpenduduk

padat, pun'ak penderita ialah bulan %uni?%uli bertepatan dengan a)al musim kemarau

I6. P*+/-ARA+ P*+8AKI, DBD

Penyakit D(D adalah penyakit menular yang disebabkan *leh :irus dengue dan

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti& Terdapat - fakt*r yang memegang

peranan pada penularan infeksi :irus dengue, yaitu @ manusia, :irus, :ekt*r

perantara&<ekt*r utama Dengue di Ind*nesia adalah Nyamuk Aedes aegypti, selain itu

juga ada Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesies lainnya, namun

merupakan :ekt*r yang kurang berperan&

Penyakit ini dapat ditularkan *leh *rang yang pada darahnya terdapat :irus

dengue& %ika *rang digigit nyamuk Aedes aegypti, maka :irus dengue masuk bersama

darah yang dihisapnya& Di dalam tubuh nyamuk itu, :irus dengue akan berkembang

biak dengan 'ara membelah diri dan menyebar di seluruh bagian tubuh nyamuk&

"ebagian besar :irus berada dalam kelenjar liur nyamuk& Dalam temp* 1 minggu

jumlahnya dapat men'apai puluhan atau ratusan ribu yang siap untuk ditularkan pada

*rang lain& "elanjutnya pada )aktu nyamuk itu menggigit *rang lain, maka alat tusuk

nyamuk 8pr*b*sis9 menemukan kapiler darah, sebelum *rang itu dihisap, terlebih

dahulu dikeluarkan air liur dari kelenjar liurnya agar darah yang dihisap tidak

membeku&

3



Tidak semua *rang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang memba)a :irus

dengue akan terserang penyakit demam berdarah, tergantung dari tingkat kekebalan

tubuh yang dimilikinya& + te*ri tentang manifestasi yang lebih berat @

1& Te*ri infeksi primer ? :irulensi @ mun'ulnya manifestasi disebabkan karena adanya

mutasi dari :irus dengue menjadi :irulen

+& Te*ri infeksi sekunder @ mun'ulnya manifestasi berat bila terjadi infeksi ulangan

*leh :irus dengue yang ser*tipenya berbeda dengan infeksi sebelumnya&

6. +8A/K P*+/-AR P*+8AKI, DBD

Nyamuk Aedes aegypti mulanya berasal dari Mesir& .idup dan berkembang biak

pada tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, minuman k*s*ng, air tand*n,

air tempayan atau gent*ng, kaleng dan ban bekas& Tersebar luas di k*ta maupun desa

ke'uali di )ilayah yang ketinggiannya lebih dari 1 meter dari permukaan laut&

Perkembangan hidup nyamuk Aedes aegypti dari telur hingga de)asa

memerlukan )aktu sekitar 1;1+ hari& .anya nyamuk betina yang menggigit dan

menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya& "edangkan

nyamuk jantan tidak bisa menggigit dan menghisap darah, melainkan hidup dari sari

bunga tumbuh;tumbuhan&

#mur nyamuk betina sekitar antara + minggu sampai - bulan, rata;rata 1 A

bulan& Kemampuan terbangnya berkisar antara 2;1 m dari tempat

perkembangbiakannya& Tempat istirahat yang disukainya adalah benda tergantung

seperti g*rden, kelambu, baju dikamar yang gelap dan lembab

6I. PA,15ISI1-17I DA+ PA,17*+*SIS

(eberapa te*ri mengenai pat*genesis D(D @

1& Te*ri <irulensi :irus 8"abin 15-19

-Diantara ser*tipe dan diantara strain sendiri juga mempunyai susunan pr*tein

yang berbeda

- Infeksi tergantung dari jumlah dan :irulensi :irus yang mengalahakan

pertahanan tubuh

+& Te*ri Imun*pat*l*gi

7



<irus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama

kali mungkin memberikan gejala sebagai dengue fever & Didapatkan bah)a reaksi

imun mempunyai + aspek yaitu resp*n kekebalan atau malahan menyebabkan

penyakit& "esudah mendapat infeksi :irus dengue satu ser*tipe maka akan terjadi

kekebalan terhadap :irus ini dalam jangka )aktu lama, dan tidak mampu memberi

pertahanan terhadap jenis :irus yang lain& Te*ri tersebut kemudian disebut sebagai

te*ri infeksi sekunder *leh :irus heter*l*gus yang berurutan& Kalau sese*rang

mendapat infeksi primer dengan satu jenis :irus, kemudian mendapat infeksi

sekunder dengan jenis ser*tipe :irus yang lain maka risik* besar akan terjadi infeksi

yang berat&

-& Te*ri ntigen ntib*di

Pada kejadian D(D?""D terjadi penurunan kadar k*mplemen, semakin berat

penyakit semakin turun kadar k*mplemen tersebut& K*mplemen yang turun adalah

=-, =- pr*akti:at*r, =2 dan =6& "e'ara radi*aktif dibuktikan bah)a penurunan

kadar anafilat*ksin bukan karena pr*duksinya menurun atau ekstra:asasi,

melainkan karena fase penyembuhan dari kasus sy*k yang ditanggulangi se'ara

adekuat& Mekanisme yang terjadi sebagai berikut @ :irus dengue dianggap sebagai

antigen yang berekasi dengan antib*di, kemudian mengakti:asi k*mplemen,

akti:asi menghasilkan anafilat*ksin =-a dan =6a, yang merupakan mediat*r kuat

peningkatan permeabilitas kapiler, kemudian terjadi keb*'*ran plasma&

2& Teori the infection enhancing antibodi atau imunological enhancement antibody

Te*ri ini berdasar pada peran sel fag*sit m*n*nuklear dan terbentuknya antib*di

n*n neutralisasi& <irus mempunyai target serangan yaitu pada sel fag*sit seperti

makr*fag, m*n*sit, sel Kupfer& ntigen dengue lebih banyak didapat pada sel makr*fag

yang beredar dibanding dengan sel makr*fag yang tinggal menetap di jaringan&

Kemungkinan peran antib*di n*n neutralisasi yaitu melingkupi makr*fag yang beredar

dan tidak melingkupi makr*fag di jaringan& Pada makr*fag yang dilingkupi antib*di,

antib*di tersebut akan bersifat *ps*nisasi, internalisasi dan akhirnya sel mudah

terinfeksi& Diduga makr*fag yang terinfeksi akan menjadi aktif dan mengeluarkan

pelbagai substansi inflamasi, sit*kin dan tr*mb*plastin yang mempengaruhi

permeabilitas kapiler dan akan mengakti:asi fakt*r k*agulasi&

4



Pat*genesis D(D dan ""D masih merupakan masalah yang k*ntr*:ersi& + te*ri

yang umum dipakai dalam menjelaskan perubahan pat*genesis pada D(D dan ""D,

yaitu te*ri infeksi sekunder& Te*ri ini menggambarkan bah)a :irus dapat bereplikasi

dalam sel makr*fag karena tidak adanya antib*di heter*l*g& kibatnya terjadi sekresi

mediat*r :as*aktif yang kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh

darah, sehingga mengakibatkan hip*:*lemia dan sy*k&

Te*ri kedua, menyatakan bah)a ekspresi fen*tip*ik dari perubahan genetik di

dalam gen*m :irus dapat menyebabkan peningkatan replikasi :irus dan :iremmia,

sebagai reaksinya terjadi 819 akti:asi sistem k*mplemen sehingga dikeluarkan Bat

anafilat*ksin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadi

perembesan plasma dari ruang intra:askular ke ekstra:askular 8 plasma leakage9C 8+9

agregasi tr*mb*sit sehingga jumlah tr*mb*sit menurun, apabila kejadian ini berlanjut

akan menyebabkan kelainan fungsi tr*mb*sit sebagai akibat m*bilisasi sel tr*mb*sit

muda dari sumsum tulang, dan 8-9 kerusakan sel end*tel pembuluh darah yang akan

merangsang fakt*r pembekuan& Ketiga fakt*r tersebut dapat menyebabkan @

a& Peningkatan permeabilitas kapiler sehingga mengakibatkan perembesan plasma,

hip*:*lemia, dan sy*k& Perembesan plasma pada D(D mengakibatkan adanya

'airan di dalam r*ngga pleura dan r*ngga perit*neal yang berlangsung singkat,

selam +2;24 jam

b& Kelainan hem*stasis, yang disebabkan *leh :askul*pati, tr*mb*sit*peni dan

k*agul*pati, sehingga mengakibatkan perdarahan hebat&

6II. A+I5*S,ASI K-I+IS

• DEMM

D(D didahului *leh demam mendadak disertai gejala klinik yang tidak spesifik seperti

an*reksia, lemah, nyeri tulang, sendi dan kepala& Demam sebagai gejala utama terdapat

pada semua kasus& Kadang;kadang suhu tubuh sangat tinggi sampai 2 =el'ius dan

dapat terjadi kejang demam& khir fase demam merupakan fase kritis pada D(D& Pada

saat fase demam mulai 'enderung menurun dan pasien tampak seakan sembuh, hati;hati

karena fase tersebut dapat sebagai a)al kejadian sy*k& .ari ke;-, 2, 6 adalah fase kritis

5



yang harus di'ermati dan pada hari ke;3 dapat terjadi sy*k& Demam umunya bersifat

bifasik&

• TND;TND PE!D!.N

Penyebab perdarahan pada D(D ialah tr*mb*sit*penia dan gangguan fungsi tr*mb*sit,

serta k*agulasi intra:askular yang menyeluruh& %enis perdarahan yang terbanyak adalah

perdarahan kulit seperti uji !umple leede 89, petekie, purpura, ekim*sis, dan

perdarahan k*njungti:a& Petekie merupakan tanda perdarahan yang tersering ditemukan&

Tanda ini dapat mun'ul pada hari;hari pertama demam tetapi dapat pula dijumpai pada

hari ke -, 2, 6 demam& Perdarahan lain yaitu epitaksis, perdarahan gusi, melena, dan

hematemesis& Pada anak yang belum pernah mengalami mimisan, maka mimisan adalah

tanda penting&

• .EPTFME/I

Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit, ber:ariasi

dari hanya sekedar dapat diraba sampai +2 'm diba)ah lengkung iga kanan& Pr*ses

pembesaran hati, dari tidak teraba sampai teraba, dapat meramalkan perjalanan penyakit

D(D& Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri

tekan pada tepi hati berhubungan dengan adanya perdarahan& Nyeri perut lebih tampak

jelas pada anak besar daripada anak ke'il&

• KE/N "I!K#/"I 8"YFK9

Pada kasus berat, keadaan umum pasien mendadak memburuk setelah beberapa hari

demam& Pada saat atau beberapa saat setelah suhu turun, antara hari sakit ke-;7 terdapat

tanda kegagalan sirkulasi, kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung jari dan

kaki, sian*sis di sekitar mulut, gelisah, nadi 'epat, lemah, ke'il sampai tidak teraba&Pada saat akan terjadi sy*k beberapa pasien tampak sangat lemah, dan gelisah& "esaat

sebelum sy*k seringkali pasien mengeluh nyeri perut&

Pada kasus yang ringan dan sedang, semua tanda dan gejala klinis menghilang setelah

demam turun& Demam turun disertai keluarnya keringat, perubahan pada denyut nadi

dan tekanan darah, akral ekstremitas teraba dingin, disertai k*ngesti kulit& Perubahan ini

1



memperlihatkan gejala gangguan sirkulasi sebagai akibat dari perembesan plasma yang

dapat bersifat sementara dan pasien akan sembuh sp*ntan setelah pemberian 'airan dan

elektr*lit

Manifestasi klinis renjatan pada anak terdiri atas @

Kulit pu'at, dingin, lembab terutama pada ujung jari kaki, tangan dan hidung

nak semula re)el, 'engeng dan gelisah lambat;laun kesadarannya menurun

menjadi apatis, s*p*r dan k*ma

perubahan nadi baik frekuensi maupun amplitud*nya

tekanan nadi menurun menjadi + mm.g atau kurang

tekanan sist*lik menurun menjadi 4 mm.g atau kurang

*liguria sampai anuria

Manifestasi klinik lainnya @

1& Nyeri perut @ keluhan yg timbul sebelum renjatan 8terutama di daerah epigastrium9

+& Muntah, diare atau *bstipasi

-& =ephalgia

6III. KRI,*RIA DIA7+1SIS DBD 901 ';;3<

Kriteria klinis @

1& Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas seperti an*reksia, lemah, nyeri

pada punggung, tulang, persendian, dan kepala, berlangsung terus menerus selama

+;7 hari&

+& Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji t*urniGuet p*sitif, petekie, ekim*sis,

epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena&

-& .epat*megali

2& "y*k, nadi ke'il dan 'epat dengan tekanan nadi H + mm.g, atau hip*tensi disertaigelisah dan akral dingin&

Kriteria /ab*rat*ris @

1& Tr*mb*sit*penia 81&?l atau kurang 9

+& .em*k*nsentrasi 8kadar .t lebih dari +>9 menurut standar umur

11



Dua gejala klinis pertama ditambah + gejala lab*rat*ris dianggap 'ukup untuk

menegakkan diagn*sis kerja D(D&

D(D diklasifikasikan dalam 2 derajat @

Derajat I @ demam tinggi disertai gejala tidak khas dan satu;satunyamanifestasi perdarahan ialah uji t*urniGuet 89&

Derajat II @ seperti derajat I, disertai perdarahan sp*ntan di kulit dan atau

perdarahan lain

Derajat III @ didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi 'epat dan lembut,

tekanan nadi menurun 8+ mm.g atau kurang9 atau hip*tensi, sian*sis di sekitar mulut,

kulit dingin dan lembab, anak tampak gelisah

Derajat I< @ sy*k berat 8pr*f*und sh*'k9, nadi tidak dapat diraba dan tekanan

darah tidak terukur

Diagn!sis -ab!rat!rium

Dilakukan hanya di lab*rat*rium dengan 'ara @

1& Is*lasi :irus

+& Identifikasi :irus 8dengan flu*resen'e antib*di te'hniGue test se'ara langsung dan

tidak langsung9

-& Deteksi antigen :irus atau !N dalam serum atau jaringan tubuh dan deteksi

antib*di spesifik dalam serum pasien 8dengan uji !TP=!J !e:erse Trans'riptase

P*lymerase =hain !ea'ti*n9

I=. -AB1RA,1RI/

.em*k*nsentrasi @ peninggian nilai .t +>

Tr*mb*sit*penia @ penurunan tr*mb*sit diba)ah 1&?mm-&

/euk*sit dapat n*rmal tapi biasaya menurun dengan d*minasi sel neutr*fil& khir fasedemam, jumlah leuk*sit dan sel neutr*fil menurun bersama;sama sehingga sel limf*sit

se'ara relatif meningkat

%arang diperiksa karena keadaan ek*n*mi pasien@

Peningkatan jumlah sel limf*sit atipikal atau limf*sit plasma biru 16> dijumpai pada

hari ketiga, sebelum sy*k terjadi

1+



• %ika uji negatif diulangi, tetapi bila hari ke;3 sakit masih negatif dilap*rkan negatif

• IgM dapat bertahan dalam darah sampai +;- bulan setelah infeksi

6& Ig Elisa

•#ntuk memperjelas hasil uji Ig M

; Is*lasi <irus Dengue

II& $*t* th*ra @

- ambaran efusi pleura

III& EK

- Tanda;tanda hip*ksia mi*'ard

I<& #"

- Dilatasi pembuluh darah paru

- Efusi pleura

- Kardi*megali dan efusi peri'ard

- .epat*megali, dilatasi :ena hepatika dan kelainan parenkim hati

- =airan dalam r*ngga perit*neum

- Penebalan dinding :esika fellea

-

=I. P*+A,A-AKSA+AA+

Pada dasarnyan peng*batan D(D bersifat simt*matis dan sup*rtif, yaitu

mengatasi kehilangan 'airan plasma sebagai akibat dari peningkatan permeabilitas

dinding pembuluh darah dan perdarahan& Pasien DD dapat ber*bat jalan sedangkan

pasien D(D dapat dira)at diruang pera)atan biasa, tetapi pada kasus D(D dengan

k*mplikasi diperlukan pera)atan intensif& Kun'i keberhasilan tatalaksana D(D?""D

terletak pada ketrampilan para d*kter untuk dapat mengatasi masa peralihan dari fase

demam ke fase kritis dengan baik&

D*A D*+7/*Pasien DD dapat ber*bat jalan, tidak perlu dira)at& Pada fase demam pasien

dianjurkan@

Tirah baring, selama masih demam

ntipiretik atau k*mpres hangat diberikan apabila diperlukan

12



#ntuk menurunkan menjadi -5 =, dianjurkan pemberian parasetam*l&

set*sal?salisilat, ibupr*fen tidak dianjurkan *leh karena dapat menyebabkan

gastritis, peradangan atau asid*sis

Dianjurkan pemberian 'airan dan elektr*lit per *ral, jus buah, sir*p,

disamping air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama + hari

M*nit*r suhu, jumlah tr*mb*sit dan hemat*krit sampai fase k*n:alesens

Pada pasien DD, saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda

penyembuhan& Meskipun demikian semua pasein harus di*bser:asi terhadap k*mplikasi

yang dapat terjadi selama + hari setelah suhu turun& .al ini disebabkan sulit

membedakan anatara DD dan D(D pada fase demam& Perbedaan akan tampak jelas saat

suhu turun, yaitu pada DD akan terjadi penyembuhan sedangkan pada D(D terdapat

tanda a)al kegagalan sirkulasi 8sy*k9&

K*mplikasi perdarahan dapat terjadi pada DD tanpa disertai gejala sy*k& Fleh

karena itu, *rangtua harus dinasehati bila terasa nyeri perut hebat, buang air besar hitam

atau terdapat perdarahan kulit, mimisan apalagi disertai berkeringat dingin, hal tersebut

merupakan tanda kega)atan, sehingga harus segera diba)a ke rumah sakit&

D*A B*RDARA0 D*+7/*

Perbedaan pat*fisi*l*gik utama antara D(D dan penyakit lain adalah adanya

peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan perembesan plasma dangangguan hem*stasis& ambaran klinis D(D sangat khas yaitu demam tinggi

mendadak, diastesis hem*ragik, hepat*megali, dan kegagalan sirkulasi& Maka

keberhasilan tatalaksana D(D terletak pada bagian mendeteksi se'ara dini fase kritis

yaitu saat suhu turun yang merupakan fase a)al terjadinya kegagalan sirkulasi dengan

melakukan *bser:asi klinis disertai pemantauan perembesan plasma dan gangguan

hem*stasis&

$ase Demam

Tatalaksana D(D fase demam tidak berbeda dengan tatalaksana DD, bersifat

simt*matik dan sup*rtif yaitu pemberian 'airan *ral untuk men'egah dehidrasi& pabila

'airan *ral tidak dapat diberikan, maka 'airan intra:ena rumatan perlu diberikan&

Parasetam*l direk*mendasikan sebagai antipiretik&

16



!asa harus dan dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi, an*reksia dan

muntah& Pasien perlu diberikan minum 6 ml?kgbb dalam 2;3 jam pertama& "etelah

keadaan dehidrasi dapat diatasi anak diberikan 'airan rumatan 4;1 ml?kgbb dalam

+2 jam berikutnya& (ayi yang masih minum "I, tetap harus diberikan disamping

larutan *ralit& (ila terjadi kejang demam, diberikan antik*n:ulsif selama demam&

Penggantian <*lume Plasma

Dasar pat*genesis D(D adalah perembesan plasma, maka dasar peng*batannya

adalah penggantian :*lume plasma yang hilang& Kebutuhan 'airan a)al dihitung untuk

+;- jam pertama, sedangkan pada kasus sy*k mungkin lebih sering 8setiap -;3 menit9&

Tetesan dalam +2;24 jam berikutnya harus selalu disesuaikan dengan tanda :ital, kadar

hemar*ktrit, dan jumlah :*lume urin&

=airan intra:ena diperlukan, apabila 19& nak dengan sy*k& +9& nak terus menerus

muntah, tidak mau minum, demam tinggi sehingga tidak mungkin hanya rehidrasi per

*ral& -9& Nilai hemat*krit 'enderung meningkat pada pemeriksaan berkala& %umlah

'airan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektr*lit&

Pemilihan jenis dan :*lume 'airan yang diperlukan tergantung dari umur dan berat

badan pasien serta derajat kehilangan plasma, yang sesuai derajat hem*k*nsentrasi&

Pada anak gemuk, kebutuhan 'airan disesuaikan dengan berat badan ideal untuk anak

umur yang sama&

%enis 'airan 8rek*mendasi L.F9 @

• Kristal*id

o !inger laktat 8!/9

o !inger asetat 8!9

o aram faal 8$9

o Dekstr*sa 6 > dalam larutan ringer laktat 8D6?!/9, larutan ringer

asetat 8D6?!9, A larutan garam faali 8D6?A$9• K*l*id

o Dekstran 2

/arutan 1 > dekstran 2 dan larutan 3 > dekstran 7 mempunyai

sifat is*t*nik dan hiper*nk*tik, maka pemberian dengan larutan tersebut akan

13



menambah :*lume intra:aksular *leh karena akan menarik 'airan

ekstra:askular& Menetap sekitar 3;4 jam

o Plasma

o Hydroxyl Ethyl Strach 8.E"9

Merupakan larutan yang bersifat is*t*nik is*nk*tik 82;4 jam9 dan

is*t*nik hip*nk*tik 84;1+ jam9& angguan menkanisme pembekuan tidak akan

terjadi bila diberikan kurang dari 16 ''?+2 jam& Efek ini terjadi karena

pengen'eran dengan penurunan hitung tr*mb*sit sementara, perpanjangan

)aktru pr*tr*mbin dan )aktru tr*mb*plastin parsial, serta penurunan kekuatan

bekuan

o elatin

.aemasel dan gelafundin merupakan larutan gelatin yang mempunyai

sifat is*t*nik dan is**nk*tik& Menetap sekirat +;- jam

SI+DR1 S81K D*+7/*

Penggantian <*lume Plasma "egera

Peng*batan a)al 'airan intra:ena larutan ringer laktat + ml?kgbb& Tetesan

diberikan se'epat mungkin maksimal - menit& Pada anak dengan berat badan lebih,

diberi 'airan sesuai (( ideal dan umur, 1 ml?kgbb?jam, bila tidak ada perbaikan

pemberian 'airan kristal*id ditambah 'airan k*l*id& pabila sy*k belum dapat teratasi

setelah 3 menit beri 'airan kristal*id dengan tetesan 1 ml?kgbb?jam, bila tidak ada

perbaikan st*p pemberian kristal*id dan beri k*l*id& Pemberian k*l*id maksimal 16

ml?hari, sebaiknya tidak diberikan pada saat perdarahan& "etelah pemberian 'airan

resusitasi kristal*id dan k*l*id, sy*k masih menetap sedangkan kadar hemat*krit turun,

diduga sudah terjadi perdarahan, maka dianjurkan pemberian transfusi darah segar&

pabila kada hemat*krit tetap tinggi, maka berikan darah dalam :*lume ke'il dapat

diulang sampai - ml?kgbb?+2 jam& "etelah keadaan klinis membaik, tetesan infus

dikurangi bertahap&

Pemeriksaan hemat*krit untuk memantau penggantian :*lume plasma

=airan intra:ena dapat dihentikan apabila hemat*krit telah turun, dibanding .t

sebelumnya& %umlah urin 1 ml?kgbb?jam atau lebih merupakan indikasi bah)a keadaan

sirkulasi membaik& Pada umumnya, 'airan tidak diberikan lagi setelah 24 jam sy*k

17



teratasi& pabila 'airan tetap diberikan dengan jumlah berlebih pada saat terjadi

reabs*rpsi plasma dari ekstra:askular, maka akan manyebabkan hiper:*lemia dengan

akibat edema paru dan gagal jantung& Nadi yang kuat, tekanan darah n*rmal, diuresis

'ukup merupakan tanda terjadinya fase reabs*rpsi&

K*reksi gangguan metab*lik dan elektr*lit

.ip*natremia dan asid*sis metab*lik sering menyertai pasien D(D?""D, maka

analisa gas darah dan kadar elektr*lit harus selalu diperiksa pada D(D berat& pabila

asid*sis tidak dik*reksi, akan mema'u terjadinya KID

Transfusi darah

Pemeriksaan g*l*ngan darah cross-matching harus dilakukan pada setiap pasien

sy*k, terutama pada sy*k yang berkepanjangan& Pemberian tranfusi darah diberikan

pada keadaan manifestasi perdarahan yang nyata& Kadang kala sulit untuk mengetahui

perdarahan interna apabila disertai hem*k*nsentrasi& Penurunan hemat*krit tanpa

perbaikan klinis )alaupun telah diberikan 'airan yang men'ukupi, merupakan tanda

adanya perdarahan& Pemberian darah segar dimaksudkan untuk mengatasi perdarahan

karena 'ukup mengandung plasma, sel darah merah dan fakt*r pembesar tr*mb*sit&

KID biasanya terjadi pada sy*k berat dan menyebabkan perdarahan masif sehingga

dapat menimbulkan kematian& Pemeriksaan tr*mb*plastin parsial, )aktru pr*tr*mbin

dan fibrinogen degradation products harus diperiksa untuk medeteksi berat ringannya

KID

=II. K1P-IKASI

a. *nsefal!pati dengue

=enderung terjadi edem *tak dan alkal*sis, maka bila sy*k telah teratasi 'airan

diganti dengan 'airan yang tidak mengandung .=F-;, dan jumlah 'airan harus

segera dikurangi&

; K*mplikasi sy*k yg berkepanjangan

- angguan metab*lik seperti @ hip*ksemia, hip*natremia atau perdarahan dapat

menjadi penyebabnya

- Disebabkan juga *leh tr*mb*sis pembuluh darah *tak akibat k*agulasi

intra:askular menyeluruh

14



- Kesadaran menurun @ apatis, s*mn*len dan dapat disertai kejang atau tidak

kejang

; #ntuk memastikan adanya ensefal*pati harus diatasi sy*knya dahulu dan nilai

kembali kesadarannya

; Pungsi lumbal dikerjakan bila sy*k teratasi

; Peningkatan "FT?"PT

; PT dan PTT memanjang

; lkal*sis pada analisa gas darah

- .ip*natremi

b. Acute Tubular Necrosis

; Penurunan jumlah urin

; Peningkatan ureum dan kreatinin

; Parameter untuk mengetahui sy*k teratasi atau tidak adalah diuresis 81 ml?

kg((? jam9

>. /dem Paru

; Terjadi karena pemberian 'airan berlebih

; Pasien mengalami distres pernafasan

; "embab kel*pak mata

- ambaran udem paru pada f*t* !*ntgen

d. Diare

Pat*fisi*l*gi terjadinya diare pada D.$ grade II adalah :irus masuk melalui

parenteral pembuluh darah lalu berkembang biak dalam usus kemudian masuk ke muk*sa

epitel usus halus bagian apikal sehingga menyebabkan kerusakan apikal :illi usus halus

dimana apikal usus halus diganti dengan kripta yang belum matang yang berbentuk kub*id

sehingga merangsang sekresi air dan elektr*lit dari intrasel ke dalam lumen usus Diare

Dimana diarenya terus O menerus hingga berat akan terjadi "IDF"I" MET(F/IK yang

dapat terjadi karena @

a& Kehilangan Na O bikarb*nat bersama tinja&

b& danya ket*sis kelaparan& Metab*lisme tidak sempurna sehingga benda ket*n

tertimbun dalam tubuh&

'& Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya an*ksia jaringan&

15



d& Pr*duk metab*lisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat

dile)atkan *leh ginjal 8terjadi *liguria ? anuria9

e& Pemindahan i*n Na dari 'airan ektraseluler ke dalam 'airan intraseluler&

"e'ara klinis asid*sis dapat diketahui dengan memperhatikan pernafasan,

pernafasan bersaifat 'epat, teratur dan dalam yang disebut pernafasan KusBmaull&

Menurut Penelitian "ut*t* 815729, kehilangan k*mp*nen basa ini 8base defisit9 pada

penderita dehidrasi berat men'apai 17, 7 mEG? /&

Pernafasan KusBmaull ini merupakan h*me*stasis respirat*tik, yaitu usaha tubuh

untuk mempertahankan p. darah& Mekanisme terjadinya pernafasan KusBmaul ini dapat

diterangkan dengan mempergunakan ek)asi .enders*n .asselba'h @

*kasi 0enders!n 4 0asselba>h ? p0 @ pK -

-

=F+.

.=F

#ntuk sistem bikarb*nat, nilai pK ini k*nstan yaitu 3,1& hal ini berarti p.

tergantung pada rati* bikarb*nat dan karb*nat, tidak tergantung dari k*nsentrasi mutlak

bikarb*nat dan karb*nat& dalam keadaan n*rmal Na.=F- +7 mEG ? / 83 :*l>9 dan

rasi* + @ 1 ini k*nstan maka p. pun akan terdapat 7,2&

(ila kadar bikarb*nat turun, maka kadar karb*nat pun harus turun pula supaya

rasi* bikarb*nat;karb*nat tetap + @ 1& #ntuk mempertahankan rasi* ini maka sebagaian

asam karb*nat akan diubah menjadi .+F dan =F+ serta kelebihan =F+ akan dikeluarkan

dengan bernafas lebih 'epat dan dalam 8pernafasan KusBmaull9&

=III. PR17+1SIS

Tergantung beberapa fakt*r@

; /ama dan beratnya renjatan, )aktu, met*de, adekuat tidaknya penanganan&

; Tanda;tanda serebralKriteria pasien mengalami b*leh pulang adalah @

- tidak panas lagi dalam +2 jam tanpa *bat antipiretik

- nafsu makan membaik

- tidak dijumpai distress pernafasan 8disebabkan *leh efusi pleura atau asid*sis9

- .itung tr*mb*sit 6&?mm-

+



- .emat*krit stabil

- se'ara klinis tampak perbaikan

- minimal - hari setelah sy*k teratasi

+1



I+5*KSI S*K/+D*R 6IR/S D*+7/* 8A+7 B*RB*DA

K*mpleks :irus;antib*di

++

<irus bereplikasi !eaksi anamnestik antib*di

gregasi fr*mb*sit kti:asi k*agulasi kti:asi k*mplemen

Penghan'uran tr*mb*sit*leh !E"

Tr*mb*sit*penia

gguan fungsi

b*sit

Pelepasan tr*mb*sit

fakt*r III

kti:asi fa't*r hageman

!angsang k*agulasiintra:askular

$akt*r

pembekuan menurun

Perdarahan yang berlebihan

!angsang sistem kinin

Kinin

Pr*duk digraasi fibrin ↑

nafilat*ksin

Permeabilitas dinding

pembuluh darah meningkat

"h*'k

Plasmin



DBD D*RA#A, I A,A/ II ,A+PA P*+I+7KA,A+ 0*A,1KRI,

ejala klinis @ ;demam +;7 hari

;#ji t*urniket ? perdarahan sp*ntan

/ab @ ; hemat*krit tidak meningkat

; Tr*mb*sit*penia ringan

Pasien masih dapat minum Pasien tidak dapat minum

(eri minum banyak 1;+ liter?hari atau 1 send*k Pasien muntah terus;menerusMakan tiap 6 menit

%enis minuman @ air putih, teh manis, sirup, jus buah,

susu, *ralit

(ila suhu -4,6' beri para'etam*l

(ila kejang beri *bat antik*n:ulsif

!nit!r geala klinis dan lab!rat!rium

Perhatikan tanda sy*kPalpasi hati setiap hari .t naik dan atau tr*mb*sit turun

#kur diuresis setiap hari

)asi perdarahanPeriksa .b, .t, tr*mb*sit tiap 3;1+ jam Infus ganti !/

Perbaikan klinis dan lab!rat!ris

Pulang

9Bagan '<

#ntuk D(D derajat I dan derajat II tanpa peningkatan .emat*krit @

Pasien dengan keluhan demam +;7 hari, disertai uji t*urniGuet p*sitif 8D(D derajat I9

atau disertai perdarahan sp*ntan tanpa peningkatan .emat*krit 8D(D derajat II9,

apabila pasien masih dapat minum, diberikan minum banyak 81;+ liter?hari9 atau 1

send*k makan setiap 6 menit& %enis minuman yang dapat diberikan adalah air putih, teh

+-



manis, sir*p, jus buah, susu, *ralit& Fbat anti piretik 8parasetam*l9 diberikan bila suhu

-4,6 Q=& Pada anak dengan ri)ayat kejang dapat diberikan *bat anti k*n:ulsif&

pabila pasien tidak dapat minum atau muntah terus menerus, sebaiknya diberikan

infus Na'l ,5> @ dekstr*sa 6> 81@-9 dipasang dengan tetesan rumatan sesuai berat

badan& Disamping itu perlu dilakukan pemeriksaan .t, .b dan tr*mb*sit setiap 3;1+

jam&

pabila pada tindak lanjut telah terjadi perbaikan klinis dan lab*rat*rium anak dapat

dipulangkanC tetapi bila kadar .t 'enderung naik dan tr*mb*sit menurun, maka infus

'airan diganti dengan ringer laktat dan tetesan disesuaikan& 8bagan 19

+2



DBD D*RA#A, I C II D*+7A+ P*+I+7KA,A+ 0t 2$E

Fairan aal

!/?!?Na=l ,5 > atau !/D6?

Na=/ ,5> D6, 3;7 ml?kgbb?jam

M*nit*r tanda :ital ? nilai .t dan tr*mb*sit tiap 3 jam

Perbaikan ,idak ada perbaikan

Tidak gelisah elisah Nadi kuat Distress pernapasan

Tekanan darah stabil $rekuensi nadi baik

Diuresis 'ukup 81+ ml?kgbb?jam9 .t tetap tinggi

.t turun 8+ pemeriksan9 Diuresis kurang

Tanda :ital memburuk

.t meningkat

,etesan dikurangi ,etesan dinaikkan

1;16 ml?kgbb?jam

Perbaikan E:aluasi 16;+2 jam

Perbaikan ,anda Gital tidak stabil

"esuaikan tetesan- ml?kgbb?jam

Distress pernapasan

.t naik .t turunTek& Nadi + mm.g

I65D st!p pada 2HH% am

K!l!id ,ransfusi darah segar

2$)$ mlCkgbb '$ mlCkgbb

Perbaikan

9Bagan 2<

+6



#ntuk D(D Derajat I atau II dengan peningkatan .em*k*nsentrasi R +>@

Dengan disertai tanda perdarahan sp*ntan 8tersering perdarahan kulit dan muk*sa yaitu

petekie atau mimisan9 disertai penurunan jumlah tr*mb*sit H 1&?ul, dan

peningkatan kadar jumlah hemat*krit&

Pada saat pasien datang, berikan 'airan kristal*id ringer laktat ? ringer asetat? Na'l ,5>

atau dekstr*se 6> dalam ringer laktat ? Na'l ,5> 3;7 ml?kg((?jam& M*nit*r tanda

:ital dan kadar hemat*krit serta tr*mb*sit tiap 3 jam& "elanjutnya e:aluasi 1+;+2 jam&

→ pabila selama *bser:asi keadaan umum membaik,yaitu anak tampak tenang,

tekanan nadi kuat, tekanan darah stabil, diuresis 'ukup, dan kadar .t 'enderung turun

minimal dalam + kali pemeriksaan berturut;turut, maka tetesan dikurangi menjadi

6ml?kg((?jam& pabila dalam *bser:asi selanjutnya tanda :ital tetap stabil, tetesan

dikurangi menjadi -ml?kg((?jam, selanjutnya e:aluasi 1+;+2j am dan akhirnya 'airan

dihentikan pada +2;24 j am&

→ sepertiga kasus akan jatuh kedalam sy*k&

Maka apabila keadaan klinis pasien tidak ada perbaikan, anak tampak gelisah, nafas

'epat 8distres pernafasan9, frekuensi nadi meningkat, diuresis kurang, serta peningkatan

.t, maka tetesan dinaikkan menjadi 1ml?kg(?jam&apabila belum terjadi perbaikan

klinis dalam 1+ jam, 'airan dinaikkan lagi menjadi 16ml?kg(?jam& Kemudian die:aluasi

1+ jam lagi& pabila distres pernafasan menjadi lebih berat dan .t naik dan tekanan

nadi H +mm.g maka 'airan k*l*id diberikan sebanyak +;-ml?kg((?jam, tetapi bila

bila .t turun, berikan transfusi darah segar 1ml?kg((?jam& (ila keadaan klinis

membaik, maka 'airan disesuaikan 8bagan +9&

+3



DBD deraat III J I6

1& Fksigenasi8 berikan F+ +;2?menit9

+& Penggantian :*lume plasma segera 8'airan kristal*id is*t*nis9

!inger laktat? Na=l ,5>+ml?kg(( se'epatnya 8b*lus dalam - menit9

*Galuasi )$ menit apakah sy!k teratasi

Pantau tanda :ital tiap 1 menit

=a'at balans selama pemberian 'airan intra :ena

Sy!k teratasi sy!k tidak teratasi

Kesadaran membaik kesadaran menurun

Nadi teraba kuat nadi lembut ? tidak terabaTekanan nadi + mm.g tekanan nadi H +mm.g

Ekstremitas hangat distress pernafasan ? sian*sisDiuresis 'ukup + ml?kg((?jam kulit dingin dan lembab

Ekstremitas dingin

Periksa kadar gula darah

Fairan dan tetesan disesuaikan 1& lanjutkan 'airan

1ml?kg((?jam +ml?kg((?jam

eGaluasi ketat +& tambahkan k*l*id? plasma

tanda :ital detran?$PPtanda perdarahan 1;+8ma -9 ml?kg((?jam

diuresis

pantau .b,.t,tr*mb*sit -& K*reksi asid*sisE:aluasi 1 jam

Stabil dalam 2H am

Tetesan 6 ml?kgbb?jam

.t stabil dalam + pemeriksaan Sy!k belum teratasi

,etesan ) mlCkgbbCam Sy!k teratasi

0t tetap tinggiCnaik

Infus st*p tidak melebihi 0t turun

24 jam setelah sy*k teratasi k!l!id 2$ mlCkgbb

9bagan )< ,ransfusi darah segar 1 ''?kgbb

D""

+7



Fksigenasi 8berikan + +;2 liter?menit

Penggantian :*lume plasma segera

8'airan kristal*id is*t*nis9ringer iakta?Na=l ,5>

1;+ ml?kg((se'epatnya 8b*lus dalam - menit9

#ntuk D"" atau D(D Derajat III dan I<@

sindr*m sy*k D(D adalah D(D dengan gejala gelisah, nafas 'epat, nadi teraba ke'il,

lembut atau tak teraba, tekanan nadi menyempit 8misalnya sist*lik 5 dan diast*lik 4

+4

*Galuasi )$ menit" apakah sy!k teratasi

Pantau tanda :ital tiap 1 menit, 'atat balans 'airan selama

pemberian 'airan intra:ena

Sy!k teratasi Sy!k tidak

Kesadaran membaik

Nadi teraba kuat

Tekanan nadi + mm.gTidak sesak nafas?sian*sis

Ekstrimitas hangat

Diuresis 'ukup 1 ml?kg((?jam

Kesadaran menurun

Nadi lembut?tidak teraba

Tekanan nadi + mm.gDistres pernafasan?sian*sis

Kulit dingin dan lembab

Ekstrimitas dinginPeriksa kadar gula daarah

Fairan dan tetesan disesuaikan

1 ml?kg((?jam

*Galuasi ketat

Tanda :ital

Tanda perdarahan

Diuresis.b, .t, tr*mb*sit

Stabil dalam 2H am

Tetesan 6 ml?kg((?jam

Tetesan - ml?kg((?jam

Infus st*p tidak melebihi 24 jam

Sy!k teratasi

-anutkan >airan

16;+ ml?kg((?jam

,ambahkan k!l!idCplasma

Dekstran?$$P

1;+ 8ma -9 mi?kg((

K*reksi asid*sis

E:aluasi 1 jam

Sy!k belum teratasi

.t turun .t tetap tinggi naik k*l*id

Transfusi darah segar 1 ml?kg(( + ml?kg (( dapat

diulang sesuai kebutuhan



mm.g, jadi tekanan nadi H + mm.g9, bibir biru, tangan kaki dingin, dan tidak ada

pr*duksi urin&

→ segera beri infus kristal*id 8ringer laktat, ringer asetat& tau Na=l ,5>9 +ml?kg((

se'epatnya 8diberikan se'ara b*lus dalam )aktu - menit9, dan *ksigen +

liter?menit&untuk ""D berat 8D(D derajat I<, nadi tidak teraba dan tensi tidak terukur9,

diberkan ringer laktat +ml?kg(( dan k*l*id& Fbser:asi tensi dan nadi tiap 16 menit,

hemat*krit dan tr*mb*sit tiap 2;3jam& Periksa elektr*lit dan gula darah&

→ apabila dalam - menit sy*k belum teratasi, tetesan ringer laktat dilanjutkan

+ml?kg((, ditambah plasma 8fresh fr*Ben plasma9 atau k*l*id 8dekstran 29 sebanyak

1;+ml?kg((, maksimal -ml?kg(( 8k*l*id diberikan pada jalur infus yang sama

dengan kristal*id, diberikan se'epatnya9&*bser:asi keadaan umum, tekanan darah,

keadaan nadi tiap 16 menit, dan periksa hemat*krit tiap 2;3jam& K*reksi asid*sis,

elektr*lit dan gula darah&

pabila sy*k telah teratasi disertai penurunan kadar .b?.t, tekanan nadi

+mm.g, nadi kuat, maka tetesan 'airan dikurangi menjadi 1ml?kg((?jam& <*lume

1ml?kg((?jam dapat dipertahankan sampai +2j am atau sampai klinis stabil dan

hemat*krit menurun 2>& "elanjutnya 'airan diturunkan 6 ml dan seterusnya

-ml?kg((?jam& Dianjurkan pemberian 'airan tidak melebihi 24 jam setelah sy*k

teratasi&Fbser:asi klinis, tekanan darah, nadi, jumlah urin dikerjakan tiap jam 8usahakanurin R1ml?kg((?jam, (% urin 1&+9, dan pemeriksaan hemat*krit dan tr*mb*sit tiap

2;3 jam sampai keadaan umum baik&

pabila sy*k belum teratasi, sedangkan kadar hemat*krit menurun tetapi masih

2 :*l>, berikan darah dalam :*lume ke'il 1ml?kg((& pabila tampak perdarahan

masif, berikan darah segar +ml?kg(( dan lanjutkan 'airan kristal*id 1ml?kg((?jam&

Pemasangan =<P 8dipertahankan 6;4'm .+F9 pada sy*k berat kadang;kadang

diperlukan, sedngkan pemasangan s*nde lambung tidak dianjurkan& 8bagan -9&

+5



DA5,AR P/S,AKA

uku !uliah "lmu !esehatan Anak, jilid +, edisi kesembilan, (alai penerbit $K #I,

+, %akarta, halaman 37;3+1&

Hadinegoro# Sri# dkk# $emam erdarah $engue, (alai Penerbit $K #I, %akarta +6&

/aurentB,I&!,dr,D" dan !ampengan, T&.,dr,D"K, Penyakit "nfeksi Tropik Pada

Anak# %akarta 1557 halaman 1-6;166&

"ur*s*, Th*mas, dkk, Tata %aksana $emam erdarah $engue di "ndonesia#

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan "*sial !epublik Ind*nesia, %akarta +3&

L.F, '(uideliness for Treatment of $engue Fever or $engue Hemorrhagic Fever in

Hospital'# Ne) Delhi,1555&

demam berdarah dengue ( sess)

Documents