dbd unlocked

58
Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010. GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MENGENAI DBD PADA KELUARGA DI KELURAHAN PADANG BULAN TAHUN 2009 Oleh: DINA MARINI 060100097 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Upload: avivaziztriono

Post on 23-Oct-2015

188 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

demam berdarah dengue

TRANSCRIPT

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MENGENAI

DBD PADA KELUARGA DI KELURAHAN PADANG BULAN

TAHUN 2009

Oleh:

DINA MARINI

060100097

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MENGENAI

DBD PADA KELUARGA DI KELURAHAN PADANG BULAN

TAHUN 2009

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedoteran

Oleh:

DINA MARINI

060100097

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga di

Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009

Nama : Dina Marini Sitanggang

NIM : 060100097

Pembimbing Penguji I

dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes.

NIP: 19690609 199903 2 001 NIP : 19780330 200501 1 003

dr. Mustafa Mahmud Amin, Sp. KJ

Penguji II

NIP : 19720103 200501 2 001

dr. Donna Partogi, Sp. KK

Medan, 2 Desember 2009

Dekan,

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

NIP : 19540220 198110 1 001

Prof.dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

ABSTRAK

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah utama penyakit menular di berbagai belahan dunia. Di kota Medan sendiri penyakit DBD masih mempunyai incidence rate (IR) yang tinggi dimana Kecamatan Medan Baru mempunyai IR 21,4 per 100.000 penduduk untuk tahun 2007. Untuk dapat melakukan pencegahan penyakit DBD, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah perilaku keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan tentang DBD pada keluarga di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru tahun 2009. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 90 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai November 2009 dan data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan sedang (83,3%) dengan sebagian besar berpendidikan SMA (38,9%). Didapatkan sikap yang paling banyak dari responden termasuk kategori sedang (63,3%) dan tindakan responden terbanyak termasuk dalam kategori sedang (83,3%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga sedang. Diharapkan dari hasil penelitian ini, pemerintah dan puskesmas dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan dengan metode yang lebih efektif. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, DBD, Keluarga

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever (DHF) is the main problem of communicable diseases in various parts of the world. In Medan itself , the dengue disease incidence rate (IR) is high, this can be seen in Kecamatan Medan Baru with IR 21.4 per 100,000 population for the year 2007. To be able prevent dengue, one of the influencing factor is.family . The objective of this study was to determine the knowledge, attitude and behaviour level of DHF among families in Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru in 2009. This research method is descriptive with sample size of 90 people. This research was conducted from March until November 2009 and data were collected by using questionnaires. The results of this study showed the majority of respondents had knowledge level of moderate (83.3%) with most of them are high school educated (38.9%). Attitude level obtained by most of the respondents fall in the category of moderate (63.3%) and as for behaviour most respondents are in the moderate category (83.3%). Conclusion from this research is the level of knowledge, attitude and practice in family was moderat. Hence, from the results of this research, government and health centers should increase the society’s level of knowledge through effective education method. Keywords: Knowledge, Attitude, Practice, DHF, Family

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini hingga selesai. Penyusunan karya tulis ilmiah

ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi dalam

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara. Salawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga yang telah menuntun umatnya untuk selalu berpegang dijalan-

Nya.

Rasa kasih dan sayang disampaikan kepada ayahanda tercinta Haifani

Sitanggang, Ibunda Linda Humala atas curahan kasih sayang, doa dan dukungan

yang tidak akan pernah terbalas. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat

dan kasih sayang dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Penulis selama melakukan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini,

memperoleh bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus terutama

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

3. Ibu dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing yang

dengan tulus meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan, motivasi dan semangat sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.

4. Bapak dr. Mustafa Mahmud Amin, Sp.KJ, selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan

penulisan karya tulis ilmiah ini.

5. Ibu dr. Donna Partogi, Sp.KK., selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan masukan-nasukan untuk penyempurnaan penulisan karya tulis

ilmiah ini.

6. Seluruh Dosen dan pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara yang untuk semua jasa - jasanya dalam memberikan bantuan selama

perkuliahan.

7. Drs. Marim Karo Karo selaku Kepala Kelurahan Padang Bulan atas izin yang

telah diberikan untuk mengumpulkan data didaerah kerja beliau sehingga

karya tulis ini bisa selesai tepat pada waktunya.

8. Seluruh staf pegawai di Kantor Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan

Baru yang sangat kooperatif sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan

lancar.

9. Tidak lupa disampaikan kepada saudari-saudariku tercinta Kak Yani, Kak

Wilda dan Kak Lili atas semangat, cinta dan kebersamaannya selama ini.

10. Sahabat terbaik yang ada selama ini dari Ayu, Kak Oza, Kak Mira, dan Kak

Tika atas bantuan yang telah diberikan yang tak terkira dalam, serta Pebri,

Fatika, Desi, Wina, Nina, Deshinta, Putri, Eka, Tia, Ria, Donna, Duma dan

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Derry yang selalu memberikan tenaga, waktu, senyum dan ilmunya agar

Penulis bisa bersemangat dalam menyelesaikan karya tulis ini.

11. Teman-teman seperjuangan yakni Kiki, Sari, Fariha, Janena, dan semua

teman-teman seangkatan 2006 serta yang lainnya yang tidak tersebutkan

terima kasih atas persahabatan dan dukungannya selama ini kepada penulis.

12. Adik-adikku Vina, Yuni, Yoan, Ukhti, Efit, Lasmi, Fitrah, Putri, Naila dan

Sharlini serta adik-adik yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terima kasih

atas kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari penelitian ini terdapat banyak kekurangan dan penulis

mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini akan bermanfaat bagi semua pihak

demi perkembangan dan kemajuan Civitas Akademika.

Medan, 26 November 2009

Penulis

Dina Marini Sitanggang

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................... ii

ABSTRACT .................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DBD ........................................................................................... 4

2.1.1 Etiologi.................................................................................. 4

2.1.2 Cara Penularan ..................................................................... 4

2.1.3 Patogenesis............................................................................ 5

2.1.4 Gejala Klinis dan Diagnosa................................................... 6

2.1.5 Penatalaksanaan..................................................................... 9

2.1.6 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan DBD....................... 9

2.2. Perilaku ........................................................................................ 10

2.2.1 Pengetahuan ………………………………............……... 11

2.2.2 Sikap...……………………………………............…….... 12

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

2.2.3 Tindakan ……………………………………............….... 13

2.2.4 Indikator Pengetahuan ........................................................ 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL … 15

3.1. Kerangka Konsep Penelitian........................................................ 15

3.2. Defenisi Operasional ................................................................... 15

3.3. Cara Ukur..................................................................................... 16

3.3.1 Pengetahuan........................................................................ 16

3.3.2 Sikap................................................................................... 16

3.3.3 Tindakan ............................................................................ 16

BAB 4 METODE PENELITIAN ………………………………………... 18

4.1. Jenis Penelitian ……………………………………...…............ 18

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………….... 18

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………….. 18

4.3.1. Populasi Penelitian............................................................. 18

4.3.2. Sampel Penelitian .............................................................. 18

4.3.3 Besar Sampel....................................................................... 19

4.4. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 19

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ...................................................... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 21

5.1. Hasil Penelitian ............................................................................ 21

5.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian .................................. 21

5.1.2 Karakteristik Dasar Responden .......................................... 21

5.1.3 Pengetahuan Responden ..................................................... 22

5.1.4 Sikap Responden ................................................................ 25

5.1.5 Tindakan Responden .......................................................... 26

5.2 Pembahasan................................................................................... 28

5.2.1 Karakteristik Dasar Responden........................................... 28

5.2.2 Pengetahuan ....................................................................... 29

5.2.3 Sikap ................................................................................... 31

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

5.2.4 Tindakan ............................................................................. 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 33

6.1. Kesimpulan .................................................................................. 33

6.2. Saran............................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 35

LAMPIRAN

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

DAFTAR SINGKATAN

DBD : Demam Berdarah Dengue

IR : Incidence Rate

CFR : Case Fatality Rate

DD : Demam Dengue

TPA : Tempat Penampungan Air

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional …………….……………...…………...... 15

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan dan

Pekerjaan .................................................................................... 22

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Pengetahuan Responden

Mengenai DBD........................................................................... 22

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengetahuan Responden Tiap

Pertanyaan Pengetahuan Mengenai DBD................................... 23

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Tiap

Pertanyaan Pengetahuan Nomor 1, 2, 3 dan 4 Mengenai DBD.. 24

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Kategori Sikap Responden

Mengenai DBD.......................................................................... 25

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Sikap Responden Mengenai DBD

.................................................................................................... 26

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Tindakan Responden

Mengenai DBD........................................................................... 27

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tindakan Responden Mengenai

DBD ………………………………………………………....... 28

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian............................................ 15

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN II Kuesioner Penelitian

LAMPIRAN III Surat Persetujuan Peserta Penelitian

LAMPIRAN IV Hasil Uji Validitas dan Master Data Penelitian

LAMPIRAN V Surat Izin Melakukan Penelitian

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,

masyarakat, pemerintah dan swasta. Apa pun peran yang dimainkan pemerintah,

tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan

mereka, hanya sedikit yang akan dicapai. Selain itu, adapun salah satu tujuan

Indonesia Sehat 2010 yakni mencegah terjadinya dan menyebarnya penyakit

menular sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat (Depkes RI,

2003).

Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular di

berbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR)

DBD meningkat dengan pesat diseluruh belahan dunia. Diperkirakan 50 juta

orang terinfeksi DBD setiap tahunnya dan 2,5 miliar (1/5 penduduk dunia) orang

tinggal di daerah endemik DBD.

Pada tahun 2007, dalam angka Case Fatality Rate (CFR) untuk kasus

DBD di Indonesia menempati urutan ke empat di ASEAN dengan CFR 1.01

setelah Bhutan, India, dan Myanmar berurutan dari tertinggi. Sampai bulan

September 2008, didapatkan CFR untuk kasus DBD menurun menjadi 0.73,

namun naik menjadi peringkat ke dua di ASEAN setelah Bhutan. Puncak

terjadinya DBD di Indonesia adalah pada bulan Oktober-Februari, sehingga

perhitungan CFR hanya sampai bulan September di tahun 2008 belum tepat untuk

menggambarkan CFR pada tahun 2008 (WHO, 2009a).

Angka kejadian DBD di Kota Medan selama tiga tahun terakhir ini

menunjukkan adanya fluktuasi yaitu dari 97.6 per 100.000 penduduk pada tahun

2005 kemudian menurun menjadi 62.8 per 100.000 penduduk, pada tahun 2006

kemudian meningkat lagi menjadi 95.8 per 100.000 penduduk pada tahun 2007.

Untuk angka kematian di Kota Medan juga mengalami fluktuasi yakni dari 1.2

pada tahun 2005 meningkat menjadi 1.5 di tahun 2006 lalu menurun ditahun 2007

menjadi 0.9 (Dinkes Kota Medan, 2008).

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Distribusi DBD pada periode 1 Januari-Desember 2007 di tiga kecamatan

yang tertinggi antara lain: Medan Baru (IR 21.4 per 10.000 penduduk), Medan

Helvetia ( IR 15.3 per 10.000 penduduk), Medan Petisah (IR 15.2 per 10.000

penduduk). Di tahun 2008 Medan Baru tetap menjadi kecamatan dengan angka

kejadian DBD paling tinggi di Medan dengan IR 25.9, lalu diikuti dengan

Kecamatan Medan Johor dan Medan Kota masing-masing dengan IR 15.7 dan

15.4 (Dinkes Kota Medan, 2009).

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang berbahaya,

dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat dan sering menimbulkan

wabah (Depkes RI, 1995) . Indonesia menurut kriteria WHO termasuk ke dalam

negara endemik DBD bersama-sama Thailand, Sri Langka dan Timor-Leste dalam

peta ASEAN. Epidemiologi dari dengue itu bergantung dari multifaktorial seperti

perilaku manusia, iklim, penyebaran virus dan arus perpindahan manusia.

Dikarenakan belum ditemukannya vaksin untuk DBD maka pencegahan yang

dapat dilakukan adalah manajemen lingkungan tempat tinggal terkait

pengkontrolan vektor virus Dengue dan perilaku proteksi pada manusia (WHO,

2008).

Perilaku yang sehat dan kemampuan mayarakat untuk memilih dan

mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan

Pembangunan Kesehatan (Depkes RI, 2003). Perilaku mencakup pengetahuan,

sikap dan tindakan dari individu itu sendiri (Notoatmodjo, 2003). Dari hasil

penelitian sebelumnya di Kendari didapati hubungan antara kejadian DBD dengan

pengetahuan dimana presentase pengetahuan yang kurang dari responden yang

positif DBD 74 orang (71,8%), sedangkan dari responden yang negatif DBD ada

29 orang (28,2%) yang berpengetahuan kurang (Duma, 2007). Penelitian di

Mataram menyimpulkan bahwa semakin masyarakat bersikap tidak serius dan

tidak berhati-hati terhadap penularan penyakit DBD akan bertambah resiko

terjadinya penularan penyakit DBD (Fathi, 2005).

Kecamatan Medan Baru mempunyai angka kejadian tertinggi DBD untuk

kota Medan baik untuk tahun 2006 maupun 2007 (Dinkes Kota Medan, 2009).

Namun belum ada penelitian yang dilakukan terkait gambaran perilaku, sikap, dan

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

tindakan masyarakat mengenai DBD pada Kecamatan Medan Baru. Oleh karena

itu peneliti tertarik melakukan penelitian ini.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai DBD

pada keluarga di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan tahun

2009?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai DBD pada

keluarga di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan tahun

2009.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mengenai DBD pada keluarga

di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan tahun 2009.

b. Untuk mengetahui gambaran sikap mengenai DBD pada keluarga di

Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan tahun 2009.

c. Untuk mengetahui gambaran tindakan mengenai DBD pada keluarga di

Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan tahun 2009.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

a. Puskesmas Padang Bulan untuk merumuskan suatu langkah strategis yang

dapat dilakukan dalam menurunkan angka kejadian DBD dan angka

kematian akibat penyakit ini.

b. Masyarakat, sebagai informasi untuk lebih menggalakkan kegiatan yang

dapat menurunkan angka kejadian DBD.

c. Orang lain, untuk menambah wawasan dan sumber pustaka.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam Berdarah Dengue

Demam dengue (DD) adalah infeksi yang disebarkan oleh nyamuk yang

membuat penyakit mirip flu (flu-like illness) dan kadang dapat terjadi komplikasi

kematian yang disebut demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini ditemukan

daerah tropis dan sub tropis, terutama pada daerah perkotaan dan area semi-urban

(WHO, 2009).

2.1.1. Etiologi

Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah virus dengue yang

termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus ( Arboviruses ) yang sekarang

dikenal sebagai genus Flavivirus, family Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis

streotipe, yaitu ; DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan

menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi

yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat

memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Keempat

serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di

Indonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa

rumah sakit menujukkan bahwa keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi

sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan

diasumsikan banyak yang menunjukkan gejala klinis (Soedarmo, 1999).

2.1.2. Cara Penularan

Virus dengue yang ditularkan dari orang melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypti dari sub genus Stegomyia. Aedes aegypti betina merupakan faktor

epidemik yang paling utama. Nyamuk Aedes tersebut dapat menularkan Virus

Dengue kepada manusia baik secara langsung yaitu setelah menggigit orang yang

mengalami viremia atau tidak secara langsung yaitu setelah mengalami masa

inkubasi dalam tubuhnya selama 8-10 hari. Pada manusia diperlukan waktu 4-6

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

hari (intrinsic incubation period) sebelum menjadi sakit setelah virus masuk ke

dalam tubuhnya. Pada nyamuk, sekali virus dapat masuk ke dalam tubuhnya,

maka nyamuk tersebut dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif).

Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk

menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas

sampai 5 hari setelah demam timbul (Depkes RI, 2001).

Seseorang yang didalam darahnya mengandung virus Dengue merupakan

sumber penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Nyamuk Aedes

aegypti mendapatkan Virus Dengue sewaktu menggigit atau menghisap darah

orang yang sakit DBD atau tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus

Dengue (karena orang ini memiliki kekebalan terhadap virus Dengue). Orang

yang mengandung Virus Dengue tetapi tidak sakit, dapat pergi ke mana-mana dan

menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes aegypti.

Bila orang yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-anak), ia

akan segera menderita DBD.

Adapun sifat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di tempat

penampungan air (TPA) dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang

misalnya bak mandi, tempayan, drum, pot tanaman, tempat minum burung, vas

bunga, kaleng, ban bekas, atau botol. Nyamuk Aedes aegypti tidak dapat

berkembang biak di selokan/got atau yang airnya langsung berhubungan dengan

tanah. Nyamuk ini biasa menggigit (menghisap darah) pada pagi sampai sore hari

(Depkes RI, 1995). Nyamuk ini juga mempunyai kebiasaan menggigit berulang,

yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat

(Hendarwanto, 2001). Selain itu nyamuk ini dapat terbang hingga 100 meter.

Badannya berwarna hitam dan belang-belang (loreng) putih Depkes RI, 1995).

2.1.3. Patogenesis

Virus merupakan mikroorganisme yang hanya dapat hidup di dalam sel

hidup. Maka demi kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel

manusia sebagai penjamu (host) terutama dalam mencukupi kebutuhan akan

protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh penjamu,

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

bila daya tahan baik maka akan terjadi penyembuhan dan timbul antibodi, namun

bila daya tahan rendah maka perjalanan penyakit menjadi makin berat dan bahkan

dapat menimbulkan kematian.

Patogenesis DBD masih merupakan masalah yang kontroversial. Dua teori

banyak dianut pada DBD adalah hipotesis infeksi sekunder (teori secondary

heterologous infection) atau hipotesis immune enhancement. Hipotesis ini

menyatakan secara tidak langsung bahwa pasien yang mengalami infeksi yang

kedua kalinya dengan serotipe virus dengue yang heterolog mempunyai risiko

berat yang lebih besar untuk menderita DBD/berat. Antibodi heterolog yang telah

ada sebelumnya akan mengenai virus lain yang akan menginfeksi dan kemudian

membentuk kompleks antigen-antibodi yang kemudian berikatan dengan Fc

reseptor dari membran sel leukosit terutama makrofag. Oleh karena antibodi

heterolog maka virus tidak dinetralisasikan oleh tubuh sehingga akan bebas

melakukan replikasi dalam sel makrofag. Dihipotesiskan juga mengenai antibody

dependent enhancement, suatu proses yang akan meningkatkan infeksi dan

replikasi virus dengue di dalam sel mononuklear. Sebagai tanggapan terhadap

infeksi tersebut, terjadi sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan

peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga mengakibatkan keadaan

hipovolemia dan syok (Depkes RI, 2001).

2.1.4. Gejala Klinis dan Diagnosa

Gambaran klinis DBD sering kali tergantung pada umur penderita. Pada

bayi dan anak biasanya didapatkan demam dengan ruam makulopapular saja.

Pada anak besar dan dewasa mungkin hanya didapatkan demam ringan, atau

gambaran klinis lengkap dengan panas tinggi mendadak, sakit kepala hebat, sakit

bagian belakang kepala, nyeri otot dan sendi serta ruam. Tidak jarang ditemukan

perdarahan kulit, biasanya didapatkan leukopeni atau kadang-kadang

trombositopeni. Pada waktu wabah tidak jarang demam Dengue dapat disertai

dengan perdarahan hebat. Yang membedakan antara DD dengan DBD adalah

pada DBD didapati kebocoran plasma (Depkes RI, 2001).

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis WHO 1997

terdiri dari kriteria klinis dan laboratorium. Pengguanaan kriteria ini dimaksudkan

untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan (overdiagnosis).

Kriteria Klinis

a. Demam atau riwayat demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas,

antara 2-7 hari, biasanya bifasik.

b. Terdapat manifestasi dari perdarahan berikut:

1) Uji bendung (uji tourniquet) positif

2) Petekie, ekimosis, atau purpura

3) Perdarahan mukosa (tersering epistaksis/mimisan atau perdarahan

gusi), atau perdarahan dari tempat lain.

4) Hematemesis dan atau melena.

c. Pembesaran hati

d. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,

hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak

gelisah.

Kriteria Laboratoris

a. Trombisitopenia (jumlah trombosit ≤ 100.000/µl).

b. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau

lebih.

Dua kriteria klinis ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi atau

peningkatan hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD. Efusi

pleura dan atau hipoalbunemia dapat memperkuat diagnosis terutama pada pasien

anemia dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok, peningkatan hematokrit dan

adanya trombositopenia mendukung diagnosis DBD.

Terdapat 4 gejala utama DBD, yaitu demam tinggi, fenomena perdarahan,

hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi. Keempat gejala utama DBD adalah

sebagai berikut:

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

a. Demam

Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus-menerus,

berlangsung 2-7 hari, naik turun tidak mempan dengan obat antipiretik. Kadang-

kadang suhu tubuh sangat tinggi sampai 40oC dan dapat terjadi kejang demam.

Akhir fase demam merupakan fase kritis pada DBD. Pada saat fase demam mulai

cenderung menurun dan pasien tampak seakan sembuh, hati-hati karena pada fase

tersebut dapat sebagai awal kejadian syok. Biasanya pada hari ketiga dari demam.

Hari ke 3,4,5 adalah fase kritis yang harus dicermati pada hari ke 6 dapat terjadi

syok.

b. Tanda-tanda perdarahan

Penyebab perdarahan pada pasien DBD adalah vaskulopati,

trombositopenia, dan gangguan fungsi trombosit, serta koagulasi intravaskular

yang menyeluruh. Jenis perdarahan yang terbanyak adalah perdarahan kulit

seperti uji tourniquet (uji Rumple Leede /uji bendung) positif, petekie, purpura,

ekimosis, dan perdarahan konjungtiva. Petekie merupakan tanda perdarahan yang

tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari-hari pertama demam tetapi

dapat pula dijumpai pada hari ke 3,4,5 demam. Petekie sering sulit dibedakan dari

bekas gigitan nyamuk. Untuk membedakannya lakukan penekanan pada bintik

merah yang dicurigai dengan kaca obyek atau penggaris plastik transparan. Jika

bintik merah menghilang berarti bukan petekie.

Tanda perdarahan seperti tersebut diatas tidak semua terjadi pada seorang

pasien DBD. Perdarahan yang paling ringan adalah uji tourniquet positif berarti

fragilitas kapiler meningkat. Perlu diingat bahwa hal ini juga dapat dijumpai pada

penyakit virus lain (misalnya campak, demam chikungunya), infeksi bakteri (tifus

abdominalis) dan lain-lain (Depkes RI, 2001).

Selain itu bentuk perdarahan lainnya dapat berupa keluarnya darah dari

hidung (epistaksis), perdarahan saluran cerna seperti muntah darah (Sadikin,

2002).

c. Hepatomegali (pembesaran hati)

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan

penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable) sampai 2-4cm

dibawah lengkungan iga kanan. Proses pembesaran hati, dari tidak teraba menjadi

teraba dapat meramalkan perjalanan penyakit DBD.

d. Syok

Pada kasus ringan dan sedang, semua tanda dan gejala klinis menghilang

setelah demam turun. Demam turun disertai keluarnya keringat, perubahan pada

denyut nadi dan tekanan darah, ujung ekstremitas terasa dingin, disertai dengan

kongesti kulit. Perubahan ini memperlihatkan gejala gangguan sirkulasi sebagai

akibat dari perembesan plasma yang dapat bersifat ringan atau sementara (Depkes

RI, 2001).

2.1.5. Penatalaksaan

Setiap pasien yang diduga menderita demam dengue (DD) atau demam

berdarah dengue (DBD) sebaiknya dirawat di tempat terpisah dengan pasien

penyakit lain, yakni pada kamar yang bebas nyamuk (diberi kelambu)

(Hendarwanto, 2001). Pengobatan DBD bersifat suportif. Tatalaksana didasarkan

atas adanya perubahan fisiologi berupa perembesan plasma dan perdarahan

(Depkes RI, 2001).

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan keluarga jika ada salah satu atau

lebih anggota keluarganya diduga terkena DD atau DBD yakni memberi minum

sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak seperti air susu, teh, atau

oralit. Untuk menurunkan demam, beri kompres air dingin atau air es dan berikan

obat penurun panas (misalnya parasetamol) dengan dosis untuk anak-anak

sebanyak 10-20 mg/Kg berat badan dalam 1 hari dan untuk dewasa 3x1 tablet tiap

hari. Setelah itu jangan lupa dibawa segera ke dokter atau petugas puskesmas

pembantu atau bidan desa atau perawat atau ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat

(Depkes RI, 1995).

2.1.6. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan DBD

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes aegypti)

harus diberantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada. Cara tepat untuk

memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah memberantas jentik-jentiknya di

tempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan Pemberantasan Sarang

Nyamuk DBD (PSN-DBD). Oleh karena tempat-tempat berkembang biaknya

terdapat di rumah-rumah dan tempat-tempat umum maka setiap keluarga harus

melaksanakan PSN-DBD secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali

(Depkes RI, 1995).

PSN-DBD bisa melalui penggunaan insektisida untuk langsung

membunuh nyamuk Aedes aegypti dewasa. Malation adalah insektisida yang

lazim dipakai sekarang ini. Cara penggunaan malation ialah dengan pengasapan

(thermal fogging) atau pengabutan (cold fogging). Ada juga insektisida yang

bertujuan membunuh jentik-jentik nyamuk, yakni temephos (abate). Cara

penggunaan abate ialah dengan pasir abate (sand granules) ke dalam sarang-

sarang nyamuk Aedes aegypti.

Sedangkan cara PSN-DBD tanpa menggunakan insektisida adalah 3M,

yakni menguras bak mandi, tempayan atau TPA minimal seminggu sekali karena

perkembangan telur untuk menjadi nyamuk memerlukan waktu 7-10 hari.

Selanjutnya menutup TPA rapat-rapat, dan langkah terakhir dari 3M yakni

membersihkan halaman rumah dari barang-barang yang memungkinkan nyamuk

tersebut bersarang atau bertelur (Hendarwanto, 2001).

2.2. Perilaku

Perilaku adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang

bersangkutan. Jadi perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari manusia itu

sendiri. Ada 2 hal yang dapat mempengaruhi perilaku yaitu faktor genetik

(keturunan) dan lingkungan. Faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar

atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya.

Lingkungan adalah kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan perilaku

tersebut.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Menurut Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2003) mengemukakan bahwa

perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan

(respon). Ia membedakan ada dua respon yakni:

a. Respondent respons ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-

rangsangan tertentu. Respon-respon yang timbul umumnya relatif tetap.

b. Operant respon ialah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh

perangsangan tertentu. Perangsangan semacam ini disebut reinforcing

stimuli karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respon

yang telah dilakukan organisme.

Perilaku kesehatan adalah suatu proses seseorang terhadap stimulus yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistim pelayanan kesehatan dan makanan

serta lingkungan. Menurut Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan (health related behavior) sebagai berikut:

a. Perilaku kesehatan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan tindakan atau

kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

b. Perilaku sakit yakni segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang

merasa sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa

sakit.

c. Perilaku peran sakit yakni segala tindakan yang dilakukan oleh individu

yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan.

Bloom (1908) membagi perilaku ke dalam 3 domain namun tidak

mempunyai batasan yang jelas dan tegas yakni pengetahuan, sikap, dan tindakan.

2.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman

seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu.

Pengetahuan tau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seeorang terhadap suatu

rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni:

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

a. Tahu (know)

Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan

pengalaman yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang

diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

dan kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam

komponen-komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek

(Notoatmodjo, 2005).

2.2.2. Sikap

Merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus

ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang tertutup.

Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005),

sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni:

a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

b. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu konsep

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, antara lain :

a. Menerima (receiving)

Mau dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan.

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya

dengan segala resiko.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga tidak.

Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan respon

terhadap suatu objek. Orang lain berperilaku bertentangan dengan sikapnya, dan

bisa juga merubah sikapnya sesudah yang bersangkutan merubah tindakannya.

Namun secara tidak mutlak dapat dikatakan bahwa perubahan sikap merupakan

loncatan untuk terjadinya perubahan perilaku.

2.2.3. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.

Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan :

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

b. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatau sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

c. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mencapai praktek tingkat tiga.

d. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik.

2.2.4. Indikator Pengetahuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang, ada beberapa indikator

yang dapat digunakan dan dikelompokkan menjadi:

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab penyakit,

gejala atau tanda-tanda penyakit, cara pengobatan dan kemana mencari

pengobatan, cara penularan dan cara pencegahan suatu penyakit.

b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat

meliputi jenis-jenis makanan bergizi, manfaat makanan bergizi bagi

kesehatan, pentingnya olahraga bagi kesehatan, bahaya merokok,

minuman keras, narkoba dsb,pentingnya istirahat cukup , relaksasi dsb.

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan meliputi manfaat air bersih,

cara pembuangan limbah yang sehat, manfaat pencahayaan dan

penerangan rumah yang sehat, dan akibat yang ditimbulkan polusi bagi

kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, tindakan dan sumber

informasi mengenai DBD di Kelurahan Padang Bulan.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No.

Variabel Definisi operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui responden mengenai DBD

Kuesioner 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang

Ordinal

2. Sikap Tanggapan atau reaksi responden mengenai DBD

Kuesioner 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang

Ordinal

3. Tindakan Segala sesuatu yang telah dilakukan responden sehubungan dengan pengetahuan dan sikap tentang DBD

Kuesioner 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang

Ordinal

3.3. Cara Ukur 3.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur melalui 7 pertanyaan. Jika pertanyaan dijawab benar oleh responden maka diberi nilai 1, jika responden menjawab salah maka diberi nilai 0. Sehingga skor total yang tertinggi adalah 10.

Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut:

Pengetahuan

Sikap DBD

Tindakan

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

a. Baik, apabila responden mengetahui sebagian besar atau seluruhnya

tentang DBD (skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >7).

b. Sedang, apabila responden mengetahui sebagian tentang DBD (skor

jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 4-7).

c. Kurang, apabila responden mengetahui sebagian kecil tentang DBD (skor

jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu <4).

3.3.2. Sikap

Sikap diukur melalui 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman responden yang menjawab benar akan diberi skor 1 sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0. Sehingga total skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 10.

Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut: a. Baik, apabila skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4.

b. Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi

yaitu 2-4.

c. Kurang, apabila skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu

<2.

3.3.3. Tindakan

Tindakan diukur melalui 5 pertanyaan, responden yang menjawab benar akan diberi skor 1 sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0. Sehingga total skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 5.

Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut: d. Baik, apabila skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4.

e. Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi

yaitu 2-4.

f. Kurang, apabila skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu

<2.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yakni menggambarkan pengetahuan,

sikap, dan tindakan mengenai DBD pada keluarga di Kelurahan Padang Bulan.

Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara

objektif.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan

Baru, Medan. Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret-November 2009,

sedangkan pengambilan dan pengumpulan data dilakukan selama bulan Juni-

November 2009.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Kelurahan

Padang Bulan yang terdata di Kantor Lurah Padang Bulan yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi.

4.3.2.Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara systematic random sampling.

Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut:

a. Kepala keluarga atau pasangannya di Kelurahan Padang Bulan, Medan.

b. Telah tinggal di Kelurahan Padang Bulan minimal selama satu tahun.

Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan adalah tidak bersedia

diikutsertakan dalam penelitian.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

4.3.3 Besar Sampel Besarnya sampel ditentukan dari rumus Vincent Gasperz, yaitu:

n =

n = Besar sampel minimum

Z1- α/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu,

P = Harga proporsi di populasi, jika tidak diketahui maka p=0.5, dalam penelitian ini dipakai p=0.59 (Duma, 2007)

d = Kesalahan (absolute) yang dapat ditolerir, pada penelitian ini dipakai d=0.1

N = Jumlah populasi Setelah dilakukan perhitungan dengan diketahui jumlah populasi pada

Kelurahan Padang Bulan adalah berjumlah 2575 kepala keluarga maka didapati

besar sampel sebanyak 90 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pada awal penelitian diperlukan data sekunder berupa data umum populasi

dan responden yang dapat diperoleh dari Kantor Kelurahan Padang Bulan.

Terlebih dahulu kuesioner telah dilakukan uji validitas untuk mengetahui apakah

kuesioner yang digunakan menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut (valid).

Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item

pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Adapun teknik korelasi yang

biasa dipakai adalah teknik korelasi product moment dan untuk mengetahui

apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka dapat

menggunakan SPSS untuk mengujinya. Untuk item-item pertanyaan yang tidak

valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen pertanyaan. Setelah

dilakukan uji validitas, didapati 7 pertanyaan yang valid untuk pengetahuan dan 5

pertanyaan yang valid untuk sikap.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama editing

yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta

memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding

yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah

waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga entry yaitu memasukkan

data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program

SPSS versi 12.0, tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek

kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

Untuk mendeskripsikan data demografi, perilaku keluarga mengenai penyakit DBD

dilakukan perhitungan frekuensi dan persentase. Hasil penelitian akan di tampilkan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

pengetahuan, sikap dan tindakan kepala keluarga tentang penyakit DBD di

Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, dimana penelitian ini telah

dilaksanakan dari bulan Juni-November 2009. Penelitian ini diikuti 90 orang

kepala keluarga yang telah bersedia mengikuti penelitian dan menjawab dengan

lengkap seluruh pertanyaan dan pernyataan yang tertuang di kuesioner.

Selain menjawab pertanyaan penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan

tindakan kepala keluarga tentang penyakit, dalam bab ini juga dijabarkan

deskripsi karakteristik responden yang berada di Kelurahan Padang Bulan,

Kecamatan Medan Baru.

5.1 Hasil

5.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Ditinjau dari letak geografisnya, Kelurahan Padang Bulan termasuk di dalam

Kecamatan Medan Baru dengan luas wilayah ±168 Ha. Luas wilayah kelurahan

ini banyak digunakan untuk pemukiman dan sarana umum (kantor, kampus,

sekolah, tempat ibadah, kuburan dan sebagainya). Kelurahan ini dibatasi oleh

wilayah-wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Merdeka.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Titi rante.

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Selayang.

d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Polonia.

5.1.2 Karakteristik Dasar Responden Penelitian

Mayoritas responden mempunyai pendidikan terakhir dijenjang SMA yaitu

35 orang (38,9%) dan hanya 5 orang (5,6%) yang tidak bersekolah. Pekerjaan

terbanyak dari subjek penelitian ini adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 32

orang (35,6%) dan yang paling sedikit adalah yang bekerja sebagai PNS sebanyak

3 orang (3,3%).

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan dan Pekerjaan

Variabel Frekuensi (n) Persen (%)

Pendidikan terakhir

Tidak sekolah 5 5,6

SD 12 13,3

SMP/ Sederajat 20 22,2

SMA/ Sederajat 35 38,9

PT/ Sederajat 18 20

Pekerjaan

Tidak bekerja 21 23,3

Ibu Rumah Tangga 32 35,6

Wiraswasta 29 32,2

PNS 3 3,3

Dan lain-lain 5 5,6

Total 90 100

5.1.3 Pengetahuan Responden

Dari tabel 5.2 tentang distribusi tingkat pengetahuan responden mengenai

DBD dapat dilihat hanya 5 orang (5,6%) yang pengetahuannya dikategorikan baik

dan sebagian besar responden yakni sebanyak 75 orang (83,3%) termasuk ke

dalam kategori sedang.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Pengetahuan Responden

Mengenai DBD di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik 5 5,6

Sedang 75 83,3

Kurang 10 11,1

Total 90 100

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Dari tabel 5.3, dapat dilihat bahwa sebanyak 80 responden (88.9%) telah

mengetahui bahwa gejala DBD salah satunya adalah nyeri otot dan bintik-bintik

merah dan sebanyak 73 responden (81,1%) mengetahui bahwa orang yang terkena

DBD sebaiknya dipasangi kelambu agar nyamuk tidak menggigit orang tersebut

dan menyebarkannya ke orang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan masih

rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai penyebab DBD yakni hanya 13

orang (14,4%) yang menjawab virus dan mengetahui pembesaran hati sebagai

gejala DBD yaitu 16 orang (17,2%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengetahuan Responden Tiap

Pertanyaan Pengetahuan Mengenai DBD

No Item Pertanyaan Pengetahuan

Benar Salah

n (%) n (%)

1. Mengetahui penyebab DBD 13 14,4 77 85,6

2. Mengetahui ciri demam DBD 31 34,4 59 65,6

3. Mengetahui cara pencegahan DBD 31 34,4 59 65,6

4. Mengetahui penanganan awal pasien tersangka

DBD selama di rumah

33 36,7 57 63,3

5. Mengetahui bahwa penyakit DBD dan DD

adalah penyakit yang berbeda dari hal gejala

dan prognosa

71 78,9 19 21,1

6. Mengetahui bahwa orang yang terkena DBD

perlu dipasang kelambu

73 81,1 17 18,9

7. Mengenal gejala DBD

• Demam dan sakit kepala

• Nyeri otot dan bintik-bintik merah

• Perdarahan (mimisan/ perdarahan gusi/

BAB berdarah)

• Pembesaran hati

58

80

39

16

64,4

88,9

43,3

17,2

32

10

51

74

35,6

11,1

56,7

82,2

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Pada tabel 5.4 dijabarkan jawaban responden pada pertanyaan pengetahuan

nomor 1, 2, 3 dan 4. Didapati hanya 13 orang (14,4%) yang bisa menjawab virus

sebagai penyebab DBD dan 74 orang (82,2%) menjawab DBD disebabkan oleh

nyamuk. Sebanyak 37 (41,1%) orang menjawab suhu tinggi yang terus menerus

merupakan ciri demam pada DBD dan 31 (34,4%) orang menjawab ciri demam

pada DBD adalah mendadak tinggi. Sebagai tatalaksana awal pasien tersangka

DBD selama di rumah, ada 33 orang (36,7%) yang menjawab mengkompres dan

memberi obat penurun demam dan 53 orang (58,9%) memilih memberikan jus

jambu biiji merah.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Berdasarkan

Pertanyaan 1, 2, 3 dan 4 Pengetahuan Mengenai DBD

Item Pertanyaan Frekuensi (n) Persentase (%)

Penyebab DBD

Virus 13 14,4

Bakteri 3 3,3

Nyamuk 74 82,2

Ciri demam pada DBD

Mendadak tinggi (awalnya sehat-sehat saja) 31 34,4

Suhu tinggi terus menerus 37 41,1

Suhu naik pada sore hari disertai keringat malam 22 24,4

Cara mencegah terkena DBD

Pemberian vaksin 23 25,6

Mandi dengan air bersih 7 7,8

Membunuh nyamuk penular DBD 60 66,7

Penanganan awal pasien tersangka DBD selama

di rumah

Memberi antiibiotik dan jamu 4 4,4

Mengkompres dan memberi obat penurun panas 33 36,7

Memberikan jus jambu biji merah 53 58,9

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

5.1.4 Sikap Responden

Hasil penelitian menunjukkan responden yang mempunyai sikap sedang

dalam penelitian ini sebanyak 57 orang (63,3%) dan hanya 14 orang (15,6%) yang

mempunyai sikap kurang.

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Kategori Sikap Responden Mengenai

DBD di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Sikap Frekuensi (n) Persen (%)

Baik 19 21,1

Sedang 57 63,3

Kurang 14 15,6

Total 90 100

Sebanyak 72 orang (80%) bersikap tidak setuju akan menguras bak mandi

jika sudah kotor saja dan begitu juga responden tidak setuju dengan pernyataan

selama bak mandi bersih, tidak menguras bak mandi sebanyak 67 orang (74,4%).

Sedangkan sebanyak 70 orang (77,8%) bersikap akan mengumpulkan kaleng

bekas dan pecahan botol jika keberadaannya sudah sangat mengganggu keindahan

dan 55 orang (61,1%) bersikap hanya akan menutup tempat penampungan air

yang berada di luar rumah.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Sikap Responden Mengenai DBD

Berdasarkan Jawaban Tiap Pernyataan

No Item Pernyataan Sikap yang Diharapkan

Sesuai Tidak Sesuai

n (%) n (%)

1. Saya akan mengumpulkan kaleng bekas dan

pecahan botol jika keberadaannya sudah

sangat mengganggu keindahan lingkungan

saya.

20 22,2 70 77,8

2. Saya akan menguras bak mandi jika sudah

kotor saja.

72 80 18 20

3. Saya hanya akan menutup tempat

penampungan air yang berada di luar rumah.

35 38,9 55 61,1

4. Selama bak mandi saya bersih, saya tidak

menguras bak mandi.

67 74,4 23 24,6

5. Saya masih menyimpan botol-botol bekas

karena mungkin bisa digunakan atau dijual

suatu saat.

44 48,9 46 51,1

5.1.5 Tindakan Responden

Dari 5 pertanyaan untuk mengukur tindakaan responden tentang DBD,

didapat 75 orang (83,3%) dikategorikan tindakannya sedang dan 5 orang (5,6%)

yang tindakannya termasuk kategori baik.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Tindakan Responden Mengenai

DBD

Tindakan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik 5 5,6

Sedang 75 83,3

Kurang 10 11,1

Total 90 100

Tindakan responden yang mayoritas dikategorikan sedang, diketahui

melakukan pemberian air minum yang sebanyak-banyaknya jika ada salah satu

anggota keluarga yang diduga terkena DBD sebanyak 81 responden (90%) dan

telah memberi obat penurun panas jika ada salah satu anggota keluarga yang

diduga terkena DBD sebanyak 78 responden (86,7%). Namun hanya ada 65 orang

(72,2%) yang melakukan pengkompresan jika ada salah satu anggota keluarga

yang diduga terkena DBD dan masih ada 18 orang (20%) yang tidak melakukan

pemberantasan sarang nyamuk sekurang-kurangnya seminggu sekali.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tindakan Responden Mengenai DBD

No Item Pernyataan Tindakan

Benar Salah

n (%) N (%)

1. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk

sekurang-kurangnya seminggu sekali

72 80 18 20

2. Melakukan pengompresan jika ada salah

satu anggota keluarga yang diduga terkena

DBD

65 72,2 25 27,8

3. Melakukan pemberian air minum sebanyak-

banyaknya jika ada salah satu anggota

keluarga yang diduga terkena DBD

81 90 9 10

4. Memberi obat penurun panas jika ada salah

satu anggota keluarga yang diduga terkena

DBD

78 86,7 12 13,3

5. Menutup rapat-rapat tempat penampungan

air

75 83,3 15 16,7

5.2 Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Responden Penelitian

Dari hasil penelitian didapati mayoritas responden adalah 35 orang (38,9%)

SMA, 20 orang (22,2%) SMP. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Santoso (2008) dari 6 kelurahan di Palembang dengan proporsi responden

SMA (36,5%) dan SMP (21,5%). Secara umum dapat disimpulkan dari

karakteristik pekerjaan hanya 3 orang (3,3%) yang bekerja sebagai PNS, dan 32

orang (35,6%) bekerja sebagai ibu rumah tangga. Santoso dalam penelitiannya

juga mendapati hanya 2,8% yang bekerja sebagai PNS. Sedikit berbeda dengan

yang diungkapkan Marlina (2005) menunjukkan responden yang bekerja sebagai

ibu rumah tangga sebanyak 32,3%.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

5.2.2 Pengetahuan

Dari 10 pertanyaan yang telah dirancang, maka dilakukan uji validitas untuk

mengukur apakah pertanyaan yang digunakan bisa mengukur variabel yang

diinginkan oleh peneliti. Dari hasil uji validitas, hanya didapati 3 pertanyaan yang

valid yakni pertanyaan pertama, ke-2 dan ke-3. Lalu dilakukan uji validitas

kembali dengan 25 pertanyaan yang berbeda dan diapat 4 pertanyaan yang valid

yakni pertanyaan ke-4, ke-5, ke-6 dan ke-7. Dari tujuh pertanyaan yang telah valid

ini, nilai maksimum yang bisa dicapai responden adalah 10.

Penelitian ini memperlihatkan tingkat pengetahuan tentang DBD yang masih

belum cukup baik karena rata-rata nilai total pengetahuan responden hanya 5.27

dari nilai maksimum 10. Pada tabel 5.2 dapat dilihat mayoritas responden

memiliki pengetahuan sedang yakni 75 orang (83,3%). Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Florensi (2004) yakni sebanyak 79% responden mempunyai

pengetahuan sedang. Namun berbeda dengan apa yang diperlihatkan oleh Hutapea

(2007) dalam penelitiannya di Kelurahan Gung Negeri, Kabupaten Karo

didapatkan 98,2% responden berpengetahuan baik dan hanya 1.8% yang

berpengetahuan sedang. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah sampel dan

distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan dari penelitian Hutapea

(2007).

Dengan mengetahui sebaran jawaban responden pada pertanyaan yang

menilai pengetahuan, selain memberikan gambaran pengetahuan responden dapat

dilihat pula banyak salah paham mengenai DBD yang terjadi di masyarakat. Dari

tabel 5.4 dapat dilihat sebanyak 74 orang (82.2%) menjawab penyebab DBD

adalah nyamuk, bukan virus. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan dalam

penyerapan informasi yang disampaikan oleh media. Namun Florensi (2004)

memberikan hasil yang berbeda yakni sebanyak 52% responden dapat menjawab

penyebab DBD adalah virus, sedangkan 42% lainnya menjawab nyamuk.

Selain itu, dari tabel 5.4 dapat dilihat sebanyak 37 responden (41.1%)

menjawab ciri demam pada DBD adalah suhunya yang tinggi terus-menerus.

Peneliti berasumsi bahwa responden yang menjawab demikian karena gambaran

demam DBD adalah pelana kuda, yakni suhu yang meningkat tiba-tiba, lalu tetap

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

tinggi selama kurang lebih 3 hari lalu pada hari ke-4 demam baru akan turun dan

kembali demam pada hari ke-6. Jadi karena adanya fase demam yang tingi terus

menerus sehingga banyak yang menjawab ciri demam pada DBD adalah suhunya

tinggi terus-menerus. Hal yang sama ditunjukkan oleh penelitian Olga (2008)

bahwa 70,5% menjawab ciri demam DBD adalah suhu yang tinggi terus menerus.

Kesalahpahaman yang lain mengenai DBD adalah penanganan awal pasien

tersangka DBD selama di rumah yang cenderung memilih pemberian jus jambu

biji merah sebanyak 53 orang (58,9%). Padahal penanganan awal pasien tersangka

DBD selama di rumah menurut Ditjen PPM&PL adalah pengkompresan dan

memberi obat penurun demam. Penelitian yang dilakukan Olga (2008) juga

menyatakan hal serupa, dimana responden lebih memilih memberikan jus jambu

sebagai obat yang bisa diberikan di rumah. Namun karena pada penelitian Olga

(2008), responden bisa memilih lebih dari satu jawaban, maka responden yang

memilih pemberian antipiretik sebanyak 72,3% sebagai obat yang bisa diberikan

di rumah. Berbeda dengan apa yang didapat dari penelitian ini yaitu hanya 33

orang (36,7%) yang akan memberikan obat penurun panas.

Dari tabel 5.3, gejala dan tanda DBD yang diketahui paling banyak oleh

responden adalah nyeri otot dan bintik-bintik merah yaitu sebanyak 80 orang

(88,9%). Olga (2008) dalam penelitiannya, ada sekitar 87,5% dari responden yang

mengetahui bintik-bintik merah merupakan tanda dari DBD, namun hanya 27,7%

yang mengetahui nyeri tulang merupakan gejala DBD. Gejala pembesaran hati

adalah gejala DBD yang paling sedikit diketahui responden yaitu 16 orang

(17,2%), mungkin dikarenakan tidak setiap orang yang terkena DBD mempunyai

gejala pembesaran hati dan pembesaran hati dapat diketahui melalui pemeriksaan

fisik yang memerlukan kemampuan khusus.

Pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan informasi sehingga

semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak pula informasi yang

didapatkan. Dilihat dari distribusi jenjang pendidikan terakhir, responden

terbanyak adalah lulusan SMA sebanyak 35 orang (38,9%).

Pengetahuan baik dan sedang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

sumber informasi dan faktor pendidikan serta faktor lingkungan. Semakin banyak

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

orang mendapatkan informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga,

dari petugas kesehatan maupun media cetak akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang.

5.2.3 Sikap

Awalnya ada 5 soal yang dibuat untuk mengukur sikap responden mengenai

DBD, namun setelah dilakukan uji validitas tidak ada satu pun pernyataan yang

valid. Lalu dilakukan uji validitas ulang terhadap 7 pertanyaan yang berbeda, dan

didapatkan 5 pernyataan yang valid.

Sikap responden mengenai DBD tampak belum cukup baik karena 63,3%

masih dikategorikan mempunyai sikap sedang, dan hanya 21,1% yang bersikap

baik. Hasil ini berkebalikan dengan Marlina (2005), dimana didapatkan 100%

responden berpengetahuan baik dan Hutapea (2007) mendapatkan 99,7%

responden mempunyai sikap yang baik.

Sebanyak 70 orang (77,8%) bersikap akan mengumpulkan kaleng bekas dan

pecahan botol jika keberadaannya sudah sangat mengganggu keindahan. Hal ini

merupakan indikator harus adanya stimulus yang tidak baik dulu, baru akan ada

respon dari masyarakat yaitu berupa sikap. Sejumlah 55 orang (61,1%) bersikap

hanya akan menutup tempat penampungan air yang berada di luar rumah, hal ini

menunjukkan ketidaktahuan masyarakat mengenai tempat perindukan yang paling

nyamuk Aedes aegypti sukai adalah tempat penampungan air yang di dalam

rumah.

Responden yang tidak setuju dengan pernyataan bahwa masih menyimpan

botol-botol bekas karena mungkin bisa digunakan atau dijual suatu saat sebanyak

48,9%. Lain halnya yang diungkapkan oleh Olga (2008) yakni ada 85,7% tidak

setuju dengan pernyataan masih menyimpan botol-botol bekas karena mungkin

bisa digunakan atau dijual suatu saat.

5.2.4 Tindakan

Tindakan di ukur dengan 5 pertanyaan mengenai pencegahan dan

penatalaksanaan awal pada pasien yang diduga terkena DBD. Proporsi paling

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

tinggi adalah responden dengan tindakan sedang sebesar 83,3%. Hasil ini

didukung pula oleh Marlina (2005) yang memperlihatkan proporsi tertinggi untuk

tindakan adalah kategori sedang. Begitu juga yang ditunjukkan oleh Hutapea

(2007) dimana ada 99,11% responden yang mempunyai tindakan sedang.

Namun, ada ketidaksesuaian antara pengetahuan dan tindakan. Jika dilihat

kembali banyaknya responden yang menjawab memberi obat penurun demam

hanya 36,7%, tetapi pada pertanyaan tindakan, responden yang memberi obat

penurun panas jika ada salah satu anggota keluarga yang diduga terkena DBD

sebanyak 78 responden (86,7%). Menurut Notoatmodjo (2003) seseorang dapat

bertindak atau berperilaku baru tanpa mengetahui terlebih dahulu makna stimulus

yang diterimanya, dengan kata lain tindakan seseorangtidak harus didasari oleh

pengetahuan atau sikap. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Tindakan menguras bak mandi minimal satu kali seminggu ada 80% dan

menutup tempat penampungan air ada 83,3% responden yang melakukannya.

Marlina (2005) juga menunjukkan hasil yang sama yakni sebanyak 79,7%

respondennya melakukan pengurasan bak mandi minimal satu kali dalam

seminggu dan 77,6% yang melakukan penutupan tempat penampungan air.

Tindakan penatalaksanaan awal pada pasien tersangka DBD sudah sangat

baik. Dari pengkompresan (72,2%), pemberian air minum yang sebanyak-

banyaknya (90%), dan memberi obat pernurun panas (86,7%). Hal ini sesuai apa

yang disarankan oleh Ditjen PPM&PL untuk mengurangi kejadian keterlambatan

pengobatan pada pasien DBD.

Tindakan merupakan realisasi dari pengalaman dan sikap menjadi perbuatan

nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam

bentuk nyata dan terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam

bentuk tindakan atau praktek, tetapi tidak selalu orang yang berpengetahuannya

baik langsung melakukan tindakan yang benar.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner dapat disimpulkan

yaitu:

1. Tingkat pengetahuan responden masing-masing untuk pengetahuan baik

sebanyak 5,6%, pengetahuan sedang sebanyak 83,3%, pengetahuan kurang

sebanyak 11,1%. Hal ini menunjukkan pengetahuan responden DBD belum

tinggi.

2. Kategori sikap responden DBD masing-masing untuk sikap baik sebesar

21,1%, sikap sedang sebanyak 63.3% dan sikap rendah tentang DBD sebanyak

15,6%. Hal ini menunjukkan bahwa sikap responden mengenai DBD belum baik.

3. Tindakan responden tentang DBD yaitu yang baik sebanyak 5,6%, sedang

83,3% dan kurang 11,1%. Hal ini menunjukkan sedangnya tindakan responden

mengenai DBD baik dari segi pencegahan maupun penatalaksanaan awal DBD

dirumah.

6.2 Saran

Untuk pemerintah dan puskesmas terkait hendaknya lebih meningkatkan

pengetahuan masyarakat mengenai DBD sehingga sikap dan tindakannya bisa

terstimulus baik dalam mencegah DBD maupun bisa dengan tepat melakukan

pertolongan pertama pada pasien yang diduga terkena DBD. Metode yang

digunakan mungkin bisa dari pemberian penyuluhan melalui bentuk film pendek,

pemasangan poster, pembagian leaflet, atau perlombaan anak dengan tema DBD.

Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan bisa dilakukan pencarian faktor-faktor

yang mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat yang masih

belum baik meskipun angka kejadian DBD di kelurahan ini adalah yang paling

tinggi.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai efek jambu biji merah

terhadap penyakit DBD karena masih banyaknya masyarakat yang percaya bahwa

jambu biji merah dapat menyembuhkan DBD.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995.Menggerakkan Masyarakat

Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-

DBD). Ditjen PPM & PLP.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001.Tata Laksana Demam Berdarah

Dengue di Indonesia. Ditjen PPM & PLP.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010

dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota

Sehat.

Duma, Nicolas S., Arsin, A.A., dan Darmawansyah, 2007. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengued di Kecamatan Baruga Kota Kendari .Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS. Available from: http://www.pascaunhas.net/jurnal_pdf/an_4_2/03_JURNAL%20tesis%20MAWAN.pdf .[ Accessed 10 Maret 2009]

Fathi., Soedjajadi K., dan Chatarina U.W., 2005. Peran Faktor Lingkungan dan

Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Available from: http://www.pascaunhas.net/jurnal_pdf/an_4_2/03_JURNAL%20tesis%20MAWAN.pdf . [Accessed 10 Maret 2009]

Florensi, 2004. Perilaku Masyarakat Tentang Upaya Pencegahan Penyakit DBD

Di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan.Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Hendarwanto.Dengue.Noer, Sjaifoellah dkk.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi

Ketiga Jilid I.Jakarta: Gaya Baru, 418-424.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Hutapea, Bilson, 2007. Perilaku Masyarakat Mengenai DBD Di Kelurahan Gung

Negeri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2007. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Marlina, Siti, 2005. Perilaku Keluarga terhadap Usaha Pencegahan Penyakit

DBD di Lingkungan Rumah di Desa Suka Makmur Kecamatan Delitua.

Fakultas Kedokteran USU. Available from:

http://addy1571.wordpress.com/perilaku-keluarga-terhadap-usaha-

pencegahan-penyakit-dbd-di-lingkrumah/ . [Accessed 17 November 2009]

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

Dasar. Jakarta:Rineka Cipta.118-127.

, 2003. Pendidikan & Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka

Cipta.114-131.

, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka

Cipta. 116-133.

Olga L., Pangestu N., Pramono L.A., Purnamawati C., 2008. Hubungan

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mengenai DBD Dengan Kejadian DBD

Pada Masyarakat Kelurahan Kayu Putih. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia

Pratomo, H., dan Sudarti, 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan

Masyarakat dan Keluarga Berencana. Jakarta: Depdikbud.23-26.

Riduwan, 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

AlfaBeta.16-18.

Sadikin, Mohamad, 2002.Biokimia Darah.Jakarta: Widya Medika, 54.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Soedarmo, P.S, 1999. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia.

Hadinegoro, Sri Rezeki H., dan Hindra Irawan Satari. Demam Berdarah

Dengue, Naskah Lengkap.Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Soegianto, Soegeng, 2006. Demam Berdarah Dengue Edisi Kedua.

Surabaya.Airlangga University Press.

WHO, 2008. Dengue/DHF Situation of Dengue/Dengue Haemorrhagic Fever in

the South-East Asia Region Variable endemicity for DF/DHF in countries of

SEA Region . Available from:

http://www.searo.who.int/en/Section10/Section332_1100.htm. [Accessed 10

Maret 2009]

, 2009. Dengue Status in South East Asia Region: An Epidemiological

Perspective. Available from:

http://www.searo.who.int/LinkFiles/Dengue_dengue-SEAR-2008.pdf .

[Accessed 10 Maret 2009]

, 2009. Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. Available from:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/. [Accessed 10 Maret 2009]

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Lampiran I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dina Marini Sitanggang

Tempat / Tanggal Lahir : Laras, 27 Agustus 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Merpati Putih No.16 Medan

Riwayat Pendidikan : 1. SD Muhammadiyah 2 Pontianak

2. SLTP N 13 Pekanbaru

3. SMA N 8 Pekanbaru

Riwayat Pelatihan : 1. Diklat SCORE BEM PEMA FK USU

2.Pelatihan Enumerator oleh Yayasan Kanker

Indonesia

3.Pelatihan Sehari Pertolongan Pertama

Kesiagaan Menghadapi Bencana

Riwayat Organisasi : 1. Anggota SCORE BEM PEMA FK USU

2. Bendahara PHBI FK USU 2008-2009

3. Bendahara BEM PEMA FK USU 2009

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Lampiran II

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MENGENAI DBD PADA

KELUARGA DI KELURAHAN PADANG BULAN

TAHUN 2009

Karakteristik Responden:

a. Nama :

b. Alamat :

c. Pendidikan :

d. Pekerjaan :

Pengetahuan Responden

Jawablah pertanyaan berikut dengan menyilang jawaban yang paling anda anggap

benar.

1. Menurut anda, apakah penyebab dari DBD?

a. Virus

b. Bakteri

c. Nyamuk

2. Menurut anda, bagaimana ciri demam pada DBD?

a. Mendadak tinggi (awalnya sehat-sehat saja)

b. Suhunya tinggi terus-menerus

c. Suhu naik pada sore hari dan disertai keringat malam

3. Menurut anda, bagaimana cara untuk mencegah terkena DBD?

a. Pemberian vaksin DBD

b. Mandi dengan air bersih

c. Melakukan pencegahan dengan membunuh nyamuk penular DBD

4. Menurut anda, apa yang sebaiknya dapat dilakukan dirumah jika ada salah

seorang anggota keluarga diduga terkena DBD?

a. Memberi antibiotik dan jamu

b. Mengkompres dan memberi obat penurun demam

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

c. Memberikan jus jambu biji merah

No Pernyataan Benar Salah

5. DBD dan DD adalah penyakit yang berbeda karena DBD

mempunyai gejala yang lebih berat dan DD mempunyai

kemungkinan sembuh lebih besar daripada DBD

6. Jika seseorang didiagnosa DBD, perlu disekitarnya dipasang

kelambu untuk mencegah nyamuk menggigit penderita DBD

sehingga tidak menularkan ke orang lain

7. Dibawah ini yang merupakan gejala DBD adalah (jawaban boleh lebih dari

satu).....

o Demam dan sakit kepala

o Nyeri otot dan bintik-bintik merah

o Perdarahan (mimisan/ perdarahan gusi/ BAB berdarah)

o Pembesaran hati

Sikap Responden

Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda contreng pada jawaban

yang anda anggap benar.

No. Pertanyaan Setuju Tidak Setuju 1. Saya akan mengumpulkan kaleng bekas

dan pecahan botol jika keberadaannya sudah sangat mengganggu keindahan lingkungan saya.

2. Saya akan menguras bak mandi jika sudah kotor saja.

3. Saya hanya akan menutup tempat penampungan air yang berada di luar rumah.

4. Selama bak mandi saya bersih, saya tidak menguras bak mandi.

5. Saya masih menyimpan botol-botol bekas karena mungkin bisa digunakan atau dijual suatu saat.

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Tindakan Responden

Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda contreng pada jawaban

yang anda anggap benar

No. Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah anda ada melakukan pemberantasan

sarang nyamuk sekurang-kurangnya seminggu sekali?

2. Apakah anda melakukan pengompresan jika ada salah satu anggota keluarga yang diduga terkena DBD?

3. Apakah anda melakukan pemberian air minum sebanyak-banyaknya jika ada salah satu anggota keluarga yang diduga terkena DBD?

4. Apakah anda memberi obat penurun panas jika ada salah satu anggota keluarga yang diduga terkena DBD?

5. Apakah anda menutup rapat-rapat tempat penampungan air?

Sistem Skoring Pada Kuesioner

Sistem skoring pada kuesioner pengetahuan: Pertanyaan Nilai

A B C

1 1 0 0 2 1 0 0 3 0 0 1 4 0 1 0 5 1 0 6 1 0 7 1 1 1 1

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Sistem skoring pada kuesioner sikap: Pertanyaan Nilai

Setuju Tidak Setuju 1 0 1 2 0 1 3 0 1 4 0 1 5 0 1

Sistem skoring pada kuesioner tindakan:

Pertanyaan Nilai Ya Tidak

1 1 0 2 1 0 3 1 0 4 1 0 5 1 0

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Lampiran III

SURAT PERSETUJUAN Assalamu’alaikum wr. wb. Salam Sejahtera bagi kita semua

Kepada bapak/ibu, sebelumnya saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan dan kuesioner ini.

Pertama-tama, ijinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Dina Marini. Saya berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU), stambuk tahun 2006. Saat ini saya sedang mengerjakan penelitian guna melengkapi Karya Tulis Ilmiah yang menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran. Adapun judul penelitian saya adalah Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mengenai DBD pada Keluarga di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mengenai DBD pada keluarga di Kelurahan Padang Bulan, karena dari data terakhir 2008 diperoleh bahwa Kelurahan Padang Bulan merupakan daerah dengan angka kejadian Demam Berdarah tertinggi di Kota Medan.

Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu sebagai responden. Saya akan menanyakan beberapa hal seputar identitas Bapak/Ibu, pengetahuan, tindakan dan sikap Bapak/Ibu mengenai DBD.

Demikian saya beritahukan. Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini membawa manfaat besar bagi kita semua. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya.

Medan, 2009

( )

Dina Marini : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Mengenai DBD Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2010.

Lampiran IV

HASIL UJI VALIDITAS DAN MASTER DATA PENELITIAN

Hasil Uji Validitas Pengetahuan dan Sikap

Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson

Correlation

Status

Pengetahuan 1 0.629 Valid

2 0.516 Valid

3 0.526 Valid

4 0.554 Valid

5 0.559 Valid

6 0.636 Valid

7 0.569 Valid

Sikap 8 0.577 Valid

9 0.673 Valid

10 0.577 Valid

11 0.561 Valid

12 0.620 Valid