dasar teori hukum joule

23
i HUKUM JOULE PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK(L1) SANTI NUR AINI 1413100048 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Abstrak Telah dilakukan percobaan panas yang disebabkan oleh arus listrik untuk mengetahui panas yang ditimbulkan oleh arus listrik, untuk membuktikan Hukum Joule, dan untuk menentukan harga satu Joule. Percobaan ini menggunakan prinsip Hukum Joule yaitu energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi hanya bisa diubah menjadi bentuk yang lain. Pada percobaa n ini digunakan dua rangkaian alat, yaitu rangkaian (a ) dan rangka ian (b). Hal ini untuk m embandingkan ra ngkaian ya ng lebih  baik. Setiap rangkaian dibuat arus yang berbeda, untuk mengetahui pengaruh arus listrik terhadap waktu yang dihasilkan untuk menaikkan suhu. Dari data yang diperoleh kita dapat menghitung besar panas yang dihasilkan, pada rangkaian a yaitu 422,85 Joule, dan  pada rangkaian b yaitu 556,51 Joule. Selain itu kita juga mendapat harga dari satu Joule  pada rangkaian a yaitu 0,36 kalori dan harga 1 Joule pada rangkaian b yaitu 0,28 kalori. Dari percobaa n terbukti bahwa aru s listrik bisa menimbulka n panas. Kata kunci : arus listrik, kalor, energi dan gaya listrik, teori hukum Joule, prinsip kerja kalorimeter  

Upload: shanti-nuraini

Post on 16-Oct-2015

1.601 views

Category:

Documents


102 download

DESCRIPTION

lapres L1

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    1/23

    i

    HUKUM JOULE

    PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK(L1)

    SANTI NUR AINI

    1413100048

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    Abstrak

    Telah dilakukan percobaan panas yang disebabkan oleh arus listrik untuk

    mengetahui panas yang ditimbulkan oleh arus listrik, untuk membuktikan Hukum Joule,

    dan untuk menentukan harga satu Joule. Percobaan ini menggunakan prinsip Hukum

    Joule yaitu energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi hanya bisa

    diubah menjadi bentuk yang lain. Pada percobaan ini digunakan dua rangkaian alat, yaitu

    rangkaian (a) dan rangkaian (b). Hal ini untuk membandingkan rangkaian yang lebih

    baik. Setiap rangkaian dibuat arus yang berbeda, untuk mengetahui pengaruh arus listrik

    terhadap waktu yang dihasilkan untuk menaikkan suhu. Dari data yang diperoleh kita

    dapat menghitung besar panas yang dihasilkan, pada rangkaian a yaitu 422,85 Joule, dan

    pada rangkaian b yaitu 556,51 Joule. Selain itu kita juga mendapat harga dari satu Joule

    pada rangkaian a yaitu 0,36 kalori dan harga 1 Joule pada rangkaian b yaitu 0,28 kalori.

    Dari percobaan terbukti bahwa arus listrik bisa menimbulkan panas.

    Kata kunci : arus listrik, kalor, energi dan gaya listrik, teori hukum Joule, prinsip

    kerja kalorimeter

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    2/23

    ii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul .......................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

    BAB 1 PENDAHULUHUAN ................................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

    1.2 Permasalahan ............................................................................................ 1

    1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

    BAB II DASAR TEORI ......................................................................................... 3

    2.1 Arus ............................................................................................................... 3

    2.2 Kalor .............................................................................................................. 5

    2.3 Kapasitas Panas ............................................................................................. 7

    2.3 Kalorimetri dan Kalorimeter ......................................................................... 8

    2.4 Azaz Black .................................................................................................... 9

    2.6 Perpindahan Panas ...................................................................................... 10

    BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ............................................................. 11

    3.1 Peralatan dan Bahan .................................................................................... 11

    3.2 Cara Kerja ................................................................................................... 11

    BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ............................................ 12

    24.1 Analisa Data .............................................................................................. 12

    4.2 Perhitungan ................................................................................................. 13

    4.3 Grafik .......................................................................................................... 16

    4.4 Pembahasan ................................................................................................. 17

    BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 20

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    3/23

    1

    BAB 1

    PENDAHULUHUAN

    1.1Latar BelakangSejauh ini, pengetahuan kita terhadap fenomena listrik sebatas tentang

    muatan listrik dalam kesetimbangan atau elektrostatik. Penerapan listrik

    kebanyakan berhubungan dengan arus listrik. Arus listrik terdiri dari muatan-

    muatan yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Apabila pergerakan ini

    berada pada suatu lintasan yang tertutup, maka disebut dengan rangkaian listrik.

    Ketika partikel bermuatan bergerak dalam suatu rangkaian listrik, akan terjadi

    perpindahan energi potensial listrik dari sumber menuju tempat energi itu

    disimpan atau dikonversi menjadi bentuk energi yang lain seperti energi bunyi

    pada radio atau kalor pada pemanas roti.

    Pada kehidupan sehari-hari, kita sangat sering menemui aplikasi dari panas

    yang ditimbulkan oleh arus listrik, seperti pemanas air listrik (heater), kompor

    listrik, rice cooker dan lain sebagainya. Kita menggunakan alat-alat diatas untukmempercepat kegiatan kita guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apabila kita

    akan menggunakan alat-alat diatas, kita harus menyambungkan alat-alat tersebut

    ke tegangan PLN (listrik) terlebih dahulu agar alat-alat tersebut dapat digunakan.

    Setelah disambungkan, perlahan-lahan alat-alat tersebut akan mengeluarkan

    panas/kalor. Hal ini membuktikan bahwa alat-alat diatas dapat mendatangkan

    panas yang berasal dari tegangan listrik atau arus listrik. Untuk itulah dilakukan

    percobaan ini untuk mengetahui cara menentukan panas yang ditimbulkan oleh

    arus listrik, untuk mengetahui cara membuktikan hukum Joule dan untuk

    menentukan harga 1 joule.

    1.2PermasalahanPermasalahan yang timbul dalam percobaan ini adalah bagaimana cara

    menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik dan bagaimana cara

    membuktikan hukum Joule dan menentukan harga 1 joule.

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    4/23

    2

    1.3TujuanTujuan percobaan ini adalah untuk menentukan panas yang ditimbulkan

    oleh arus listrik dan untuk membuktikan hukum Joule serta untuk menentukan

    harga 1 joule.

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    5/23

    3

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Arus

    Kalau ada aliran netto muatan melewati suatu daerah, dapat dikatakan

    bahwa ada arus yang melalui daerah tersebut. Jika sebuah konduktor terisolasi

    ditempatkan dalam medan elektrostatik, muatan dalam konduktor itu akan

    menyusun diri kembali sehingga menjadikan interior (bagian dalam) konduktor

    itu suatu daerah bebas medan, dan dalam daerah ini potensial konstan. Gerak

    muatan dalam proses penyusunan diri kembali itu merupakan sebuah arus,dan

    arus itu tidak ada lagi kalau medan pada konduktor menjadi nol (Zemansky,1986).

    Jika terminal-terminal baterai dihubungkan dengan jalur penghantar yang

    kontinu, akan didapatkan rangkaian listrik. Alat yang diberi daya oleh baterai,

    yang mana bisa berupa bola lampu, pemanas, radio, atau apapun. Ketika

    rangkaian seperti ini terbentuk, muatan dapat mengalir melalui kawat rangkaian

    dari satu terminal baterai ke yang lainnya. Aliran muatan seperti ini disebut arus

    listrik. Arus listrik pada kawat didefinisikan sebagai jumlah total muatan yang

    melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Dengan demikian, arus rata-rata I

    didefinisikan sebagai :

    I=

    .........................................................(2.1)

    di mana Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu lokasi

    selama jangka waktu t. Arus listrik diukur dalam coloumb per detik, satuan ini

    diberi nama khusus, ampere (disingkat amp atau A). Berarti 1A =1C/det.Satuan -satuan terkecil yangsering kali digunakan adalah seperti miliampere (1mA = 10 -

    3A) dan mikroampere(10-6 A). Pada rangkaian tunggal, arus pada setiap saat sama

    pada satu titik. Hal ini sesuai dengan kekekalan muatan listrik (muatan tidak

    hilang) (Giancoli,2001).

    Menurut konvensi, arah arus dianggap searah dengan aliran muatan

    positif. Konvensi ini ditetapkan sebelum diketahui bahwa elektron-elektron

    bebas, yang muatannya negatif adalah partikel-partikel yang sebenarnya bergerak

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    6/23

    4

    dan akibatnya menghasilkan arus pada kawat penghantar. Gerak dari elektron-

    elektron bermuatan negatif dalam satu arah ekivalen dengan aliran muatan positif

    yang arah geraknya berlawanan. Jadi, elektron-elektron bergerak dalam arah yang

    berlawanan dengan arah arus.

    Jika dimisalkan suatu arus dalam kawat penghantar berpenampang lintang

    A. Misalkan n adalah jumlah partikel-partikel pembawa muatan bebas per satuan

    volume. Diasumsikan bahwa masing-masing partikel membawa muatan q dan

    bergerak dengan kecepatan alir vd.. Dalam waktu tsemua partikel dalam volume

    Avdt, daerah yang melewati elemen luasan. Jumlah partikel dalam volume ini

    adalah nAvdt, dan muatan totalnya adalah :

    I=

    = nqAvd....................................................(2.2)

    (Tipler,1996)

    Tahanan dan Tahanan JenisTahanan adalah penghambat bagi elektron-elektron pada saat

    pemindahannya. Mengacu pada hukum Ohm, yang menyatakan bahwa pada

    tahanan konduktor yang tetap, maka arus listrik yang mengalir sebanding

    dengan beda potensial antara kedua ujung konduktor yang memenuhi

    persamaan:

    ...................................................................(2.3)

    Tahanan jenis adalah tahanan suatu penghantar pada panjang

    penghantar dan luas penampang dan pada keadaan temperatur 200C.

    Tahan jenis juga disebut sebagai resistivitas konduktor dan bersatuan ohmmeter,

    atau besaran konduktivitas yang memenuhi hubungan:

    ...................................................................(2.4)

    Sehingga hubungan antara arus listrik dengan tahan jenis adalah:

    .............................................................(2.5)

    Karena

    , sehingga nilai tahanan dari konduktor adalah:

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    7/23

    5

    ..............................................................(2.6)

    Dan nilai tahanan jenis adalah:

    ...........................................(2.7)

    (Priyambodo, 2009).

    Tahanan Seri dan Paralel Tahanan Seri

    gambar 2. 1 Tahanan Seri

    Terdapat 3 tahanan masing-masing (gambar 2.1) yang tersusun

    seri mempunya nilai arus listrik yang sama. Untuk mengetahui nilai tahanan

    serinya adalah:

    ..........................................................(2.8)

    (Priyambodo, 2009).

    Tahanan Paralel

    gambar 2. 2 Tahanan Paralel

    Tahanan yang terhubung paralel mempunyai potensial yang sama

    besar pada kedua ujung tahanan. Untuk mengetahui nilai tahanan paralel adalah:

    ............................................................(2.9)

    (Priyambodo, 2009).

    2.2 Kalor

    Kalor adalah bentuk energi yang dapat berpindah dari zat yang suhunya

    lebih tinggi ke zat yang suhunya lebih rendah jika kedua benda bersentuhan.

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    8/23

    6

    Dengan kata lain, kalor adalah bentuk energi yang menaikkan suhu jika bentuk

    energi itu diberikan kepada benda tersebut. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa

    kalor yang diberikan kepada benda tersebut tidak selalu menaikkan suhu. Sebagai

    contoh, jika kalor yang diberikan digunakan untuk mengubah wujud, maka suhu

    benda itu tidak naik (tetapi tidak berubah).

    Oleh karena kalor adalah salah satu bentuk energi seperti halnya energi

    kinetik, energi potensial, dan lain sebagainya, maka satuan kalor sama dengan

    satuan energi yaitu joule (J) atau kilojoule (kJ). Pada mulanya kalor dianggap

    sejenis zat alir (disebut kalorik) yang terkandung di dalam setiap benda dan tidak

    dapat dilihat oleh mata manusia. Teori kalorik ini pertama kali dikemukakan oleh

    Antonie Laurent Lavoiser seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis.

    Berdasarkan teori inilah maka satuan kalor yang dikenal sebelumnya diberi nama

    kalori (kal) atau kilokalori (kkal). Satuan ini masih sering digunakan untuk

    menyatakan kandungan energi yang dimiliki oleh makanan. 1 kalori (kal) sama

    dengan 4,2 Joule atau satu Joule sama dengan 0,24 kalori (kal). Teori kalorik

    menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak

    kalorik daripada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda

    disentuhkan maka benda yang kaya kalorik kehilangan sebagian kaloriknya

    yang diberikan kepada benda yang sedikit kalorik sampai akhirnya terjadi

    kesetimbangan termal (kedua benda suhunya sama).

    Teori ini dapat menjelaskan pemuaian benda ketika dipanaskan dan

    proses hantaran kalor di dalam sebuah kalorimeter. Akan tetapi, teori ini tidak

    dapat menjelaskan mengapa kedua telapak tangan kita akan terasa hangat ketika

    kita menggesek-geseknya. Ketika benda panas menyentuh benda dingin,

    partikel-partikel dalam benda panas menabrak partikel-partikel dalam benda

    dingin. Energi termal partikel-partikel dalam benda dingin betambah sehingga

    suhunya naik dan begitu pula dengan partikel dalam benda dingin yang menjadi

    lebih energetik (Zemansky,1986).

    Satu kalori (kal) didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk

    menaikkan temperatur 1 gram air sebesar satu derajat celcius. Sedangkan 1 kkal

    adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 kg air sebesar satu

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    9/23

    7

    derajat celcius. Kadangkala satu kilokalori disebut Kalori (dengan huruf k besar).

    Pada sistem satuan British, kalor diukur dalam satuan termal British (British

    thermal unit/Btu). Satu Btu didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk

    menaikkan temperatur air sebesar satu derajat Fahrenheit. Sehingga 1 Btu sama

    dengan 0,252 kkal sama dengan 1055 Joule (Giancoli,2001).

    2.3 Kapasitas Panas

    Zat-zat terhadap satu sama lain di dalam kuantitas kalor yang diperlukan

    untuk menghasilkan suatu kenaikan temperatur yang diberikan di dalam sebuah

    massa yang diberikan. Perbandingan banyaknya tenaga kalor Q yang

    dibekalkan kepada sebuah benda untuk menaikkan temperaturnya sebanyak T

    dinamakan kapasitas panas C (heat capacity C) dari benda tersebut,yakni :

    C =

    .................................................................... (2.10)

    Terkadang kita salah dalam menganalogikan kata kapasitas dalam konteks ini.

    Yang dimaksud kapasitas panas bukanlah kemampuan suatu benda untuk

    menyerap panas yang dibatasi kapasitasnya, melainkan hanyalah tenaga yang

    harus ditambahkan sebagai kalor untuk menaikkan temperatur benda sebanyak

    satu derajat.

    Kapasitas panas per satuan massa sebuah benda yang dinamakan kalor

    jenis (spesific heat) adalah ciri (karakteristik) dari bahan yang membentuk benda

    tersebut :

    .................................................................... (2.11)

    Kapasitas panas sebuah benda tidaklah konstan tetapi bergantung pada

    tempat dari interval temperatur tersebut (Halliday,1985).

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    10/23

    8

    2.3 Kalorimetri dan Kalorimeter

    Salah satu cara untuk menghitung nilai dari kalor jenis dengan melibatkan

    pemanasan beberapa sampel disebut dengan teknik kalorimetri. Sedangkan alat

    yang digunakan sebagai tempat terjadinya transfer energi ini disebut kalorimeter.

    Apabila sampel sistem dan air terisolasi, hukum kekekalan energi mensyaratkan

    bahwa jumlah energi yang tertinggal pada sampel sebanding dengan jumlah

    energi yang masuk pada air. Kekekalan energi menyebabkan adanya persamaan

    berikut:

    ...............................................................(2.12)

    Tanda negatif hanya untuk menjaga konsistensi konveksi untuk panas (Serway,

    2004).

    Kalorimeter digunakan dalam pengukuran, sehingga sebaiknya kalorimeter

    menggunakan air yang sebaiknya diisolasi agar pada saat digunakan, tidak ada

    panas yang keluar dari sistem. Salah satu kegunaan penting pada kalorimeter

    adalah untuk menentukan nilai kalor jenis suatu zat. Salah satu tekniknya disebut

    dengan metode pencampuran, yakni suatu zat dipanaskan pada temperatur yang

    tinggi kemudian diukur secara akurat dan segera dipindahkan ke kalorimeter yang

    berisi air dingin. Panas yang hilang akan ditangkal oleh air dan oleh bagian dari

    kalorimeter tersebut. Dengan mengukur temperatur akhir dari campuran tersebut,

    sehingga dapat dihitung/diketahui nilai kalor jenisnya (Giancoli,2001).

    Kalorimetri adalah proses mengukur perubahan suhu dari sejumlah air atau

    larutan sebagai akibat dari suatu reaksi kimia dalam suatu wadah terisolasi.

    Sedangkan kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jrnis

    suatu benda dalam bejana tembaga yang lebih besar. Pada prinsipnya, antara

    bejana kecil (dinding dalam) dengan bejana besar (dinding luar) dibatasi oleh

    bahan yang tidak dapat dialiri kalor (adiabatik), dan diberi tutup yang mempunyai

    dua lubang untuk memasukkan termometer dan pengaduk. Pengukuran kalor jenis

    dengan kalorimeter didasarkan pada Azaz Black. Macam-macam kalorimeter

    adalah sebagai berikut:

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    11/23

    9

    Kalorimeter Bom: alat yang digunakan untuk mengukur jumlahkalor yang dibebaskan pada proses pembakaran sempurna suatusenyawa. Kalorimeter bom terdiri dari sebuah bom (tempat

    berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan stainless

    steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi) dan

    sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas.

    Kalorimeter Sederhana/ Kalorimeter Larutan: kalorimeter yangdigunakan untuk mengukur kalor reaksi yang berlangsung dalam

    fase larutan. Pada dasarnya kalor yang dibebaskan /diserap

    menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan

    perubahan suhu perkuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor

    reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut (Halliday,1985).

    2.4 Azaz Black

    Pengukuran kalor jenis menggunakan kalorimeter didasarkan pada Azaz

    Black, yaitu kalor yang diterima kalorimeter sama dengan kalor yang diberikan

    oleh zat yang dicari kalor jenisnya. Hal ini mengandung pengertian apabila dua

    bendayangsuhunyaberbeda saling bersentuhan, maka akan menuju kesetimbangan

    termodinamika (Frederick,2006).

    Untuk dua benda yang berbeda temperatur (misalkan dan dengan

    ) kemudian keduanya saling dihubungkan, maka akan terjadi perpindahan

    panas sampai kedua benda mencapai kesetimbangan. Pada keadaan setimbang ini

    kedua benda bertemperatur sama katakanlah sebesar . Benda yang

    bertemperatur lebih tinggi melepaskan panas, sebaliknya benda yangbertemperatur lebih rendah menerima panas. Menurut Azaz Black jumlah panas

    yang dilepas sama dengan jumlah panas yang diterima, yaitu sesuai persamaan

    berikut:

    .........................................(2.13)

    Dimana , , , adalah massa dan kapasitas panas jenis masing-masing

    benda (Mashuri, 2004).

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    12/23

    10

    2.6 Perpindahan Panas

    Energi termal dapat dipindahkan ke atau dari suatu sistem melalui

    mekanisme konduksi, konveksi, dan radiasi. Panas adalah energi yang

    dipindahkan dari suatu sistem dengan temperatur yang lebih tinggi ke suatu

    sistem dengan temperatur yang lebih rendah (di mana keduanya mengalami

    kontak) melalui tumbukan partikel-partikel penyusunnya.

    Konduksi terjadi ketika energi panas berpindah melalui suatu material

    sebagai akibat tumbukan antar elektron, ion, atom, dan molekul bebas material

    tersebut. Semakin panas suatu zat, semakin tinggi energi kinetik (EK) rata-rata

    atomnya.Jika terdapat perbedaan temperatur antara material-material yang

    mengalami kontak, ketika tumbukan atom terjadi antara keduanya, atom-atom

    dengan energi yang lebih tinggi di dalam zat yang lebih hangat memindahkan

    energi ke atom-atom dengan energi yang lebih rendah di dalam zat yang lebih

    dingin. Jadi, panas mengalir dari panas ke dingin.

    Konveksi energi termal terjadi dalam suatu cairan ketika material yang

    hangat mengalir sehingga menggantikan material yang lebih dingin. Contohumum adalah aliran udara hangat dari suatu lubang udara suatu alat pemanas dan

    aliran air hangat dalam arus.

    Radiasi adalah cara perpindahan energi elektromagnetik yang bersinar

    melalui vakum dan ruang kosong antar atom. Energi yang bersinar berbeda

    dengan panas, meskipun keduanya berkaitan dengan energi yang berpindah

    (Frederick,2006).

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    13/23

    11

    BAB III

    METODOLOGI PERCOBAAN

    3.1 Peralatan dan Bahan

    Peralatan dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain ; 1

    set perlengkapan kalorimeter, 1 buah thermometer, 1 buah adaptor, 1 buah

    stopwatch, 1 buah tahanan geser (Rg), serta ampermeter (A) dan voltmeter (V)

    masing-masing 1 buah.

    3.2 Cara Kerja

    Pertama dibuat rangkaian seperti gambar 3.1(a) kemudian dihubungkan

    tegangan PLN dengan seijin assisten, kemudian kalorimeter K diisi dengan air,

    dan ditimbang massa air sebanyak 120 gram, selanjutnya waktu diukur setiap

    kenaikan satu derajat celcius, kenaikan suhu diukur 4 kali diusahakan arus

    konstan dengan mengatur tahanan geser Rg, dan dicatat hasil yang diperoleh,

    diakukan percobaan yang sama untuk rangkaian gambar 3.2(b)

    Gambar 3. 2 Rangkaian A Gambar 3. 1 Rangkaian B

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    14/23

    12

    BAB IV

    ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    24.1 Analisa Data

    Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data-data sebagai berikut :

    Tabel 1. Data Percobaan Rangkaian A

    Arus Listrik = 0,3 A

    No. m (gram) V (Volt) T(C) t (sekon)

    1 120 6,5 21 187

    2 120 6,5 22 384

    3 120 6,5 23 632

    4 120 6,5 24 893

    Arus listrik = 0,4 A

    1 120 8,75 21 99

    2 120 8,75 22 216

    3 120 8,75 23 3224 120 8,75 23 469

    Tabel 2. Data Percobaan Rangkaian B

    Arus Listrik = 0,3 A

    No. M (gram) V (Volt) T(C) t (sekon)

    1 120 6,75 21 248

    2 120 6,75 22 454

    3 120 6,75 23 742

    4 120 6,75 24 1043

    Arus listrik = 0,4 A

    1 120 9 21 179

    2 120 9 22 300

    3 120 9 23 496

    4 120 9 24 650

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    15/23

    13

    4.2 Perhitungan

    Contoh perhitungan dengan Rangkaian A pada suhu 21oC sebagai berikut :

    = 6,5.0,3.187

    = 364,65 Joule

    Q1= w (Ta-Tm)

    = 120 (21-20)

    = 120 Kalori

    Q2= 0,26w (Ta-Tm)

    = 0,26.120 (21-20)

    = 31,2 kalori

    H = Q1+Q2

    364,65 Joule = 120+31,2

    364,65 Joule = 151,2 Kalori

    1 Joule = 0,41 Kalori

    Tabel 3. Tabel Perhitungan H dan Q Rangkaian A

    No. I(A) V(V) (s) H(J) Q(kal)

    1 0,3 6,5 187 364,65 151.2

    2 0,3 6,5 197 384,15 151,2

    3 0,3 6,5 248 483,6 151,2

    4 0,3 6,5 261 508,95 151,2

    5 0,4 8,75 99 346,5 151,2

    6 0,4 8,75 117 409,5 151,2

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    16/23

    14

    7 0,4 8.75 106 371 151,2

    8 0,4 8.75147 514,5

    151,2

    Tabel 4. Tabel Harga 1 Joule Rangkaian A

    No. H(J) Q(kal) Harga 1 Joule (kal)

    1 364,65 151,2 0,414644

    2 384,15 151,2 0,393596

    3 483,6 151,2 0,312655

    4 508,95 151,2 0,297082

    5 346,5 151,2 0,436364

    6 409,5 151,2 0,369231

    7 371 151,2 0,407547

    8 514,5 151,2 0,293878

    Rata-rata 422,8563 0,365625

    Tabel 5. Tabel Pehitungan H dan Q Rangkaian B

    No. I(A) V(V) t (s) H(J) Q(kal)

    1 0,3 6,75 187 502,2 151,2

    2 0,3 6,75 197 417,15 151,2

    3 0,3 6,75 248 583,2 151,2

    4 0,3 6,75 261 609,525 151,2

    5 0,4 9 99 644,4 151,2

    6 0,4 9 117 435,6 151,2

    7 0,4 9 106 705,6 151,2

    8 0,4 9 147 554,4 151,2

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    17/23

    15

    Tabel 6. Tabel Harga 1 Joule Rangkaian B

    No. H(J) Q(kal) Harga 1 Joule

    1 502,2 151,2 0,301075

    2 417,15 151,2 0,36246

    3 583,2 151,2 0,259259

    4 609,525 151,2 0,248062

    5 644,4 151,2 0,234637

    6 435,6 151,2 0,347107

    7 705,6 151,2 0,214286

    8 554,4 151,2 0,272727

    Rata-rata 556,5094 0,279952

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    18/23

    16

    4.3 Grafik

    Grafik 1. Grafik hubungan Suhu terhadap Waktu rangkaian A

    Grafik 2. Grafik hubungan Suhu terhadap Waktu rangkaian B

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    0 5 10 15 20

    T

    (C)

    t (menit)

    Grafik Fungsi T Terhadap t

    Pada Rangkaian A

    Arus 0,3 A

    Arus 0,4 A

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    0 5 10 15 20

    T

    (C)

    t (menit)

    Grafik Fungsi T Terhadap t Pada

    Rangkaian B

    Arus 0,3 A

    Arus 0,4 A

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    19/23

    17

    4.4 Pembahasan

    Percobaan kali ini berjudul panas yang ditimbulkan oleh arus listrik

    berkode L1 yang bertujuan unuk mengetahui konsep panas oleh arus listrik, untuk

    membuktikan hukum Joule, dan untuk menentukan harga 1 Joule. Dalam

    percobaan tentang panas yang ditimbulkan oleh arus listrik ini digunakan dua

    rangkaian yang berbeda, yaitu rangkaian (a) dan rangkaian (b). Kedua rangkaian

    tersebut bertujuan untuk menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik.

    Perbedaan dari kedua rangkaian tersebut yaitu letak resistor/hambatan dalam

    rangkaian. Kedua rangkaian tersebut memiliki tingkat keakuratan yang berbeda

    hal ini disebabkan oleh letak dari hambatan yang berbeda. Hambatan digunakan

    sebagai penghambat arus. Pada setiap rangkaian dilakukan percobaan dengan 2

    variasi arus yaitu 0,3A dan 0,4A. Pemberian kuat arus yang berbeda ini bertujuan

    untuk mengetahui pengaruh kuat arus terhadap panas atau suhu yang dihasilkan.

    Percobaan dilakukan dengan 4 variasi suhu. Suhu yang digunakan sebagai acuan

    adalah 20oC. Setiap kenaikan suhu 1oC waktunya dihitung. Selama percobaan arus

    yang digunakan harus konstan, oleh karena itu tahanan geser harus diperhatikan.Yang dilakukan pertama kali dalam percobaan ini adalah merangkai

    gambar rangkaian a, setelah itu disambungkan dengan tegangan PLN. Pada

    rangkaian yang pertama ini letak resistor ada di belakang. Massa yang digunakan

    adalah 120 gram, dengan menggunakan arus 0,3 Ampere, dan tegangan yang

    dihasilkan 6,5 Volt. Dari percobaan ini kita mendapat data waktu dan suhu. Data

    yang dihasilkan adalah semakin tinggi suhu maka waktu yang diperlukan untuk

    menaikkan suhu sebesar satu derajat celcius juga semakin lama. Pada rangkaian a

    dengan menggunakan kuat arus 0,4 Ampere dihasilkan tegangan sebesar 8,75 Volt

    dan waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar satu derajat celcius

    juga semakin cepat dibandingkan dengan arus sebesar 0,3 Ampere, karena

    semakin besar arus maka jumlah muatan listrik yang mengalir semakin banyak

    sehingga tumbukan antara muatan dengan logam akan semakin besar. Grafik yang

    dihasilkan antara hubungan waktu dan arus adalah berbanding lurus. Nilai rata-

    rata panas yang dihasilkan pada rangkaian a adalah 422,8 Joule dan rata-rata

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    20/23

    18

    harga 1 Joule pada rangkaian a adalah 0,365625 kalori. Hasil ini tidak sesuai

    dengan teori yang menyatakan bahwa harga 1 Joule adalah 0,24 Kalori.

    Pada rangkaian b, juga dilakukan dengan menggunakan kuat arus yang

    berbeda yaitu 0,3 Ampere dan 0,4 Ampere. Pada rangkaian b dengan

    menggunakan arus 0,3 Ampere, dihasilkan tegangan sebesar 6,75 Volt. Semakin

    tinggi suhu maka waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar satu

    derajat celcius juga semakin lama. Sedangkan pada rangkaian b dengan

    menggunakan arus 0,4 Ampere tegangan yang dihasilkan adalah 9 Volt dan waktu

    yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar satu derajat celcius juga semakin

    cepat dibandingkan dengan menggunakan arus 0,3 Ampere. Rata-rata nilai panas

    yang dihasilkan pada rangkaian b adalah 556,5Joule dan rata-rata harga 1 Joule

    pada rangkaian b ini adalah 0,28 kalori. Hasil ini juga tidak sesuai dengan teori.

    Dari data rata-rata harga 1 Joule untuk kedua rangkaian, keduanya tidak sesuai

    dengan teori yang menyatakan bahwa harga 1 Joule adalah 0,24 Kalori. Hal ini

    berarti adanya kesalahan/ketidaktelitian atau faktorfaktor lain yang menyebabkan

    kesalahan perhitungan. Dari perbandingan rangkaian a dan rangkaian b tersebuttersirat bahwa energi listrik yang diubah menjadi energi panas tidak hanya

    terserap oleh air maupun kalorimeter namun juga oleh faktor faktor yang lain,

    sehingga jumlah energi panas yang diserap air dan kalorimeter tidak sama dengan

    energi listrik. Dari pengamatan percobaan yang kami lakukan ada beberapa

    kemungkinan yang menyebabkan terjadinya ketidakcocokan dengan teori

    dasarnya, antara lain :

    1. Pada Kalorimeter tidak tertutup rapat sehingga memungkinkan terjadinyapenyerapan panas oleh udara.

    2. Panas yang ditimbulkan oleh arus listrik tidak langsung diserap oleh air (tidaksemuanya) dan masih adanya panas yang tertinggal pada kawat spiral, hal ini

    terjadi karena ketidak seimbangan pada suhu.

    3. Adanya ketidaktelitian dalam mengamati perubahan suhu dan waktu sehinggapengukuran mengalami ketidaktepatan.

    Oleh Karena itulah terjadi pelencengan terhadap harga sebenarnya

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    21/23

    19

    Mekanisme kerja kalorimeter sehingga bisa menghasilkan panas yang

    disebabkan oleh arus listrik adalah arus listrik yang mengalir yang menyebabkan

    adanya suatu beda potensial antara kedua ujung rangkaian listrik sehingga terjadi

    aliran muatan listrik. Muatan listrik tersebut bertumbukan dengan atom logam dan

    kehilangan energi potensial. Akibat pembawa muatan yang bertumbukan dengan

    kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya maka akan

    terjadi suatu efek panas.

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    22/23

    20

    BAB V

    KESIMPULAN

    Dari percobaan Hukum Joule yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Terbukti bahwa arus listrik bisa menimbulkan panas. Dengan demikianbunyi Hukum Joule terbukti.

    2. Harga dari 1 Joule pada rangkaian a adalah 0,36 kalori dan harga 1 Joulepada rangkaian b adalah 0,28 kalori.

    3. Perbandingan waktu dan arus berbanding lurus, semakin besar arus ygdigunakan waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu juga semakin

    cepat.

  • 5/25/2018 Dasar Teori HUKUM JOULE

    23/23

    21

    DAFTAR PUSTAKA

    Frederick. 2006.University of Physics. Washington : Wesley Publishing.

    Giancoli, Douglas. 2001.Fisika 2. Jakarta : Erlangga.

    Halliday, David. 1985.Fisika 2. Jakarta : Erlangga.

    Mashuri, Ali Yunus Rohedi. 2004.Fisika Dasar I. Surabaya : ITS Press.

    Priyambodo, dkk. 2009.Fisika Dasar. Yogyakarta : ANDI OFFSET.

    Serway, Raymond A. John W. Jewett. 2004.Physics for Scientist and Engineers.

    USA : Thomson Brooks/Cole.

    Tipler, Paul A. 1996.Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

    Zemansky, Sears and. 1986.Fisika Universitas II. Jakarta : Erlangga.