cutaneous larva migrans (clm)

28
Laporan Kasus CUTANEOUS LARVA MIGRANS (CLM) Oleh : Asro Hayani Harahap G1A107077

Upload: ima-larose

Post on 20-Jan-2016

329 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Laporan KasusCUTANEOUS LARVA MIGRANS (CLM)

Oleh :

Asro Hayani Harahap

G1A107077

Page 2: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Cutaneous larva migrans (CLM) adalah kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok – kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh invansi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing.

Page 3: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Cutaneous larva migrans disebut juga creeping eruption, dermatosis linearis migrans, sandworn disease.

Page 4: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

sering terjadi pada anak-anak Lebih sering pada pria. Daerah beriklim panas yaitu di daerah tropis

dan subtropis yang hangat dan lembab

Page 5: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

diakibatkan cacing tambang dengan hospes non manusia.

penyebab utama adalah larva yang berasal dari cacing tambang binatang anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma brazilienze dan Ancylostoma caninum

Page 6: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Creeping eruption disebabkan oleh berbagai spesies cacing tambang binatang yang didapat dari kontak kulit langsung dengan tanah yang terkontaminasi feses anjing atau kucing.

Hospes normal cacing tambang ini adalah kucing dan anjing. Telur cacing diekskresikan ke dalam feses, kemudian menetas pada tanah berpasir yang hangat dan lembab.

Page 7: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Kemudian terjadi pergantian bulu dua kali sehingga menjadi bentuk infektif (larva stadium tiga).

Manusia yang berjalan tanpa alas kaki terinfeksi secara tidak sengaja oleh larva dimana larva menggunakan enzim protease untuk menembus melalui folikel, fisura atau kulit intak. Setelah penetrasi stratum korneum, larva melepas kutikelnya. Biasanya migrasi dimulai dalam waktu beberapa hari.

Page 8: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Larva stadium tiga menembus kulit manusia dan bermigrasi beberapa cm per hari, biasanya antara stratum germinativum dan stratum korneum. Larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan tanpa tujuan sepanjang dermoepidermal.

Hal ini menginduksi reaksi inflamasi eosinofilik setempat. Setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.

Page 9: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Larva bermigrasi pada epidermis tepat di atas membran basalis dan jarang menembus ke dermis.

Manusia merupakan hospes aksidental dan larva tidak mempunyai enzim kolagenase yang cukup untuk penetrasi membran basalis sampai ke dermis.

Sehingga penyakit ini menetap di kulit saja. Enzim proteolitik yang disekresi larva menyebabkan inflamasi sehingga terjadi rasa gatal dan progresi lesi.

Page 10: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Masuknya larva ke kulit disertai rasa gatal dan panas.

Penetrasi sering terjadi pada tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha, juga bagian mana saja yang kontak dengan tempat larva berada.

Mula – mula akan timbul papul, kemudian diikuti bentuk yang khas, yakni lesi berbentuk linear atau berkelok – kelok, menimbul dengan diameter 2 – 3 mm, dan berwarna kemerahan.

Adanya lesi papul yang eritematosa ini menunjukkan bahwa larva tersebut telah berada di kulit selama beberapa jam atau hari.

Page 11: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas gambaran klinis dengan ditemukannya lesi yang khas, yakni terdapatnya kelainan seperti benang yang lurus atau berkelok-kelok, menimbul dan terdapat papul atau vesikel diatasnya.

Page 12: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Penyakit yang dapat sembuh sendiri . Medikamentosa

Pengobatan sistemik ( oral )Obat oral tiabendazol digunakan dengan dosis 25-50 mg/kgBB dua kali sehari selama 2 hari dengan dosis maksimal 3 gram sehari.

Pengobatan topikalTiobendazol topikal 10%, dapat juga digunakan solutio tiobendazol 2% dalam DMSO (dimetil sulfoksida)

Page 13: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Cryotheraphy menggunakan CO2, snow (dry ice) dengan penekanan

selama 45 detik hingga 1 menit, dua hari berturut – turut. . Cara beku dengan menyemprotkan kloretil sepanjang lesi. Cara tersebut di atas agak sulit karena kita tidak mengetahui secara pasti di mana larva berada, dan bila terlalu lama dapat merusak jaringan disekitarnya.

Page 14: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Ruddin Manurung Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 47 Tahun Pekerjaan : Supir Alamat : Handil Jaya Status Pernikahan : Menikah Suku Bangsa : Batak Hobi : Memancing

Page 15: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

ANAMNESA

Keluhan Utama Timbul bintil kemerahan disertai gatal di

perut sejak 4 bulan yang lalu Keluhan Tambahan

-

Page 16: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Riwayat Perjalanan Penyakit ± 6 bulan yang lalu, timbul bintil-bintil kemerahan di

perut kanan disertai rasa gatal. Bintil-bintil di perut seperti gigitan nyamuk, kemudian os garuk dan timbul bintil semakin banyak. Diobati dengan kalpanax, rasa gatalnya hilang tetapi bintil-bintilnya tetap ada.

± 4 bulan yang lalu bintil-pintil di perut kanan hilang dan timbul bintil yang sama di perut kiri. Terasa gatal pada siang dan malam hari. Os merasa gatal dan bintilnya semakin lama terus berpindah seperti menjalar.

Tidak anggota keluarga yang tinggal serumah yang mengalami penyakit yang sama dengan os.

Page 17: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan os

Page 18: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis Kesadaran Umum : Kesadaran : kompomentis Vital sign :

TD : 110/80 mmHg Nadi:80x/mnt RR: 18x/mnt suhu: 36,5o C

Kepalanormocephalmata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, refleks cahaya +/+hidung : dbntelinga : dbnmulut : dbn

Page 19: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Leher:Pembesaran KGB (-)Kulit dbn

Thoraks :simetris kanan-kirijantung : BJ I/II murni, regular, murmur (-), gallop (-)pulmo : vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-)

Page 20: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Abdomen : datar, supel, bising usus (+) normal, hepar lien tidak teraba

Ekstremitas Superior: akral hangat, edema -/-, kulit dbn

Ekstremitas Inferior: akral hangat, edema -/-, kulit dbn

Genitalia : tidak diperiksa

Page 21: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Status Dermatologis

Terdapat papul erimatous yang berkelok, memanjang (burrow) dan vesikel di ujungnya

Page 22: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

pada kasus ini DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Cutaneous larva migrans (CLM) Skabies Dermatofitosis

Page 23: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

DIAGNOSIS KERJA Cutaneous larva migrans (CLM)

TERAPI Semprotan kloretil pada ujung lesi Anti helmintes : tiabendazol 50 mg/ kgbb/hari Antihistamin: cetirizine 2x1 tab/hari

Page 24: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

PROGNOSA Quo ad vitam : bonam Quo ad fuctionam : bonam Quo ad sanationam : bonam

PEMERIKSAAN ANJURAN Mencari larva di ujung ruam yang menjalar

Page 25: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

PEMBAHASAN

Pada laporan ini, pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan timbul bintil kemerahan disertai gatal di perut sejak 4 bulan yang lalu. Timbul bintil-bintil kemerahan pada awalnya di perut kanan disertai rasa gatal dan timbul bintil semakin banyak. sudah diobati dengan kalpanax tidak sembuh. Terasa gatal pada siang dan malam hari. Gatal dan bintilnya semakin lama terus berpindah seperti menjalar. Tidak anggota keluarga yang tinggal serumah yang mengalami penyakit yang sama dengan os.

Page 26: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Manifestasi klinis dan ruam pada kulit yang diderita pasien ini sama dengan manifestasi klinis dan ruam pada pasien Cutaneous larva migrans.

Cutaneous larva migrans (CLM) adalah kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok – kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh invansi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing

Page 27: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

Pada kasus ini, pemeriksaan penunjang tidak dilakukan. Diagnosis banding tinea kapitis adalah scabies dan dermatofitosis.

Pasien pada kasus ini mendapatkan terapi medikamentosa dan non medikamentosa. Terapi medikamentosa berupa anti helmintes (tiabendazol) 50 mg/ kgbb/hari dan antihistamin (Cetirizine) 2x1 tab/hari.

Prognosis pada pasien ini bonam, karena penyakit ini merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri.

Page 28: Cutaneous Larva Migrans (Clm)

TERIMA KASIH