critical appraisal bertha

22
Evidence Based Medicine (Prognosis) BERTHARIYANTI 1102010047

Upload: cepti-juanda

Post on 19-Nov-2015

267 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

  • Evidence Based Medicine(Prognosis)BERTHARIYANTI1102010047

  • SkenarioSeorang anak perempuan usia 5 tahun diantar oleh ibunya ke RS YARSI. Ibu pasien mengatakan bahwa akhir-akhir ini anaknya sering mengalami kekakuan saat akan membuka mulutnya terutama pada pagi hari. Kekakuan juga terjadi di lutut, pergelangan tangan beserta seluruh jari-jarinya. Pasien langsung menangis kencang jika bagian-bagian yang sakit tersebut digerakkan karena merasa sakit. Sering mengalami demam tinggi mulai pagi hari dan kembali normal pada siang hari. Demam kembali muncul 2 hari kemudian. Keluhan-keluhan tersebut sudah dirasakan selama 6 minggu terakhir.Pada pemeriksaan fisik oleh dokter didapatkan sendi-sendi yang mengalami kaku tersebut bengkak, dan suhunya lebih tinggi dibanding sendi-sendi lainnya. Pada pemeriksaan lab, diketahui bahwa jumlah IgM-RF (+), dan dari pemeriksaan radiologi terlihat adanya pembengkakan jaringan lunak sekitar sendi serta pelebaran ruang sendi.Dari pemeriksaan fisik dan laboratorium tersebut, dokter mendiagnosis sebagai penyakit Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA). Ibu pasien bertanya apakah kekauan saat akan membuka mulut tersebut bisa mengakibatkan kelainan pada pertumbuhan tulang wajah dan mempengaruhi bentuk wajah anaknya saat dewasa nanti (prognosis).

  • Pertanyaan (foreground question):

    Apakah kelainan yang terjadi pada sendi temporomandibular (TMJ) saat kecil bisa mengakibatkan kelainan pertumbuhan kraniofasial dan mempengaruhi bentuk wajah pada saat dewasa?PICO:Population: Anak perempuan usia 5 tahun dengan Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA)Intervention:Keterlibatan TMJ tidak mengakibatkan kelainan pertumbuhan kraniofasial dan tidak mempengaruhi bentuk wajah pada saat dewasaComparison:Keterlibatan TMJ bisa mengakibatkan kelainan pertumbuhan kraniofasial dan bentuk wajah pada saat dewasaOutcomes:Menilai pengaruh keterlibatan TMJ terhadap kelainan pertumbuhan kraniofasial dan bentuk wajah pada saat dewasa.

  • Pencarian Bukti IlmiahAlamat website: web.ebscohost.comKata kunci: Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) AND prognosis AND temporomandibular joint AND craniofacialLimitasi: Desember 2008 desember 2013Hasil Pencarian: 4Dipilih artikel berjudul:

    Craniofacial growth disturbance is related to temporomandibular joint abnormality in patients with juvenile idiopathic arthritis, but normal facial profile was also found at the 27-year follow-up (jurnal tahun 2010)Pengarang: LZ Arvidsson, MG Fjeld, H-J Smith, B Flat, B gaard, TA Larheim

  • Review JurnalObjective : untuk melihat outcome jangka panjang dari morfologi kraniofasial terkait variable penyakit dan keterlibatan sendi temporomandibular (TMJ) pada penyakit Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) berdasarkan hasil CT scan dan MRI pada pasien dewasa.

  • Methods60 dari 103 pasien dinilai kembali 27 tahun sejak pertama kali dilakukan penelitian. Morfologi kraniofasial dinilai menggunakan CT scan dan MRI dengan menitikberatkan pada ukuran dan posisi dari mandibula. Dikatakan sebagai kelainan pertumbuhan kraniofasial jika hasil pengukuran lebih dari 2 standar deviasi (SD) dari rata-rata pada kelompok control.

  • Resultskelainan pertumbuhan kraniofasial secara sagittal ditemukan sebanyak 57% dan micrognathia sebanyak 27% dari total 60 pasien. Pada kelompok JIA dengan TMJ terganggu, 70% nya mengalami kelainan pertumbuhan kraniofasial. Micrognathia hanya muncul pada pasien dengan TMJ terganggu secara bilateral. Morfologi kraniofasial pada kelompok TMJ bilateral terganggu sangat signifikan perbedaannya dengan kelompok control dan pasien tanpa gangguan TMJ. Kelainan pertumbuhan kraniofasial dan TMJ terganggu muncul di semua tipe JIA, kecuali pada satu pasien. JIA pada pasien dengan kelainan pertumbuhan kraniofasial lebih berat daripada pasien yang tidak mengalami kelainan berkaitan dengan aktivitas penyakitnya sekarang dan dulu. Setengah pasien tanpa kelainan pertumbuhan kraniofasial juga memiliki gangguan TMJ, banyak sebelum umur 12 tahun.

  • Conclusionkelainan pertumbuhan kraniofasial ditemukan lebih sering pada pasien dewasa dengan JIA, terutama pada mereka dengan gangguan TMJ. Bagaimanapun kelainan pertumbuhan kraniofasial tidak selalu menyertai gangguan TMJ, meskipun pasien didiagnosis sejak kecil.

  • APAKAH HASIL PENELITIAN TSB VALID?Petunjuk PrimerApakah terdapat sampel yang representatif, terdefinisi jelas, dan berada pada kondisi yang sama dalam perjalanan penyakitnya?YA, pasien pada jurnal sama dengan pasien saya dan didefinisikan secara jelas.

  • 2. Apakah follow-up cukup lama dan lengkap?Ya, pasien difollow-up sampai 27 tahun sejak pertama kali dimulai penelitian.

  • B. Petunjuk sekunder1. Apakah kriteria outcome yang digunakan obyektif dan tanpa bias?

    KelompokJumlah pasienKelainan pertumbuhan kraniofasialMicrognathiaJIA - TMJ normal122 (16%)-JIA - TMJ unilateral42 (50%)-JIA TMJ bilateral3323 (70%)12 (10 wanita; 2 pria)Riwayat JIA dengan keterlibatan TMJ, sudah operasi rahang6TMJ bilateral : 5TMJ unilateral : 154 (TMJ bilateral)Kelainan dalam pada TMJ (bukan JIA)53 (60%)-Jumlah604516

  • 2. Bila ditemukan subgrup dg prognosis yg beda, apakah dilakukan adjustment untuk faktor-faktor prognostik yang penting?

  • APA HASILNYA?Bagaimana gambaran outcome menurut waktu?

  • 2. Seberapa tepat perkiraan prognosis?

  • APAKAH HASIL PENELITIAN INI MEMBANTU SAYA MERAWAT PASIEN?

    Apakah pasien dalam penelitian tersebut serupa dengan pasien saya?YA

    Apakah simpulan kita terhadap hasil studi bermanfaat apabila disampaikan kepada pasien dalam tata laksana secara keseluruhan?YA, dengan menyampaikan kemungkinan prognosis pada pasien dan menganjurkan pasien untuk segera diterapi, diharapkan outcome buruk dapat diminimalisir.