cp 2 katarak kiki

23
CASE PRESENTATION 2 KATARAK SENILIS ODS ASTIGMATISMA MIOPIA COMPOSITUS ODS Risky Septiana H1A 008 004 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA 1

Upload: riskyseptianakiki

Post on 15-Sep-2015

267 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan kasus katarak

TRANSCRIPT

CASE PRESENTATION 2KATARAK SENILIS ODS ASTIGMATISMA MIOPIA COMPOSITUS ODS

Risky SeptianaH1A 008 004

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYABAGIAN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MATARAM2015BAB IPENDAHULUAN

Kebutaan adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius bagi tiap negara, terutama pada negara-negara berkembang. Kebutaan akan berdampak secara sosial dan ekonomi. Sebenarnya, 75 kebutaan di dunia ini dapat dicegah atau diobati. Salah satunya kebutaan yang disebabkan oleh katarak.Katarak adalah kekeruhan atau perubahan warna pada lensa. Baik itu kekeruhan atau perubahan warna pada lensa. Baik itu kekeruhan lensa yang kecil, lokal, atau seluruhnya. Pada umumnya katarak terjadi karena proses penuaan, tetapi banyak faktor-faktor lainnya, yaitu kelainan genetik atau kongenital, penyakit sistemik, obat-obatan, dan trauma. Peningkatan kasus katarak biasanya banyak terjadi pada usia di atas 70 tahun. Faktanya, katarak katarak yang berhubungan dengan usia terjadi kira-kira 50% pada orang dengan usia 65 74 tahun dan 70% pada usia 75 tahun. Katarak sebagian besar umumnya menyebabkan pennglihatan menurun (tidak dapat dikoreksi dengan kacamata).Astigamatisma adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis pandang oleh mata tanpa akomodi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari satu titik. Letak kelainan pada astigmatisma terdapat di dua tempat yaitu kelainan pada kornea dan kelainan pada lensa.

BAB IILAPORAN KASUS1. Identitas PasienNama: Tn. YUmur: 61 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiPekerjaan: Pensiunan PNSAgama: IslamSuku: SasakAlamat: Monjok, MataramTanggal Pemeriksaan : 4 Mei 2015

2. AnamnesisA. Keluhan Utama: Penglihatan kabur terutama pada mata kiri

B. Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien mengeluh penglihatan kabur pada mata sebelah kiri. Keluhan pandangan kabur ini sebenarnya dialami pada kedua mata pasien, namun dirasakan lebih kabur pada mata sebelah kiri yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Mata kabur ini dikeluhkan terjadi perlahan-lahan dan semakin lama terasa semakin kabur, tanpa disertai keluhan mata merah. Pasien merasa seperti ada kabut saat melihat,. Keluhan lain yang dirasakan berupa mata berair (-), nyeri pada mata (-), keluar kotoran mata (-), silau (-), keluhan pusing (-). Pasien mengatakan tidak pernah mengalami riwayat trauma pada mata sebelumnya.

C. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit mata Riwayat penggunaan kacamata, trauma pada mata, serta penyakit mata lain disangkal oleh pasien. Riwayat penggunaan obat-obatan pada mata disangkal oleh pasien.

Riwayat penyakit sistemikPasien menyangkal memiliki riwayat diabetes mellitus dan hipertensi.

D. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarganya yang mengalami keluhan yang serupa dengan pasien.

E. Riwayat AlergiPasien menyangkal memiliki riwayat alergi obat maupun makanan.

F. Riwayat PengobatanPasien belum pernah berobat untuk keluhan pengelihatan kabur pada kedua mata yang dideritanya sekarang.

G. Riwayat SosialPasien adalah seorang pensiunan PNS. 3. Pemeriksaan FisikA. Status GeneralisKeadaan Umum: BaikKesadaran/GCS : Compos mentis / E4V5M6B. Pemeriksaan Tanda VitalTekanan darah: 130/70 mmHgNadi: 84 kali/menitFrekuensi Napas: 20 kali/menitSuhu: 36,7 O C

C. Status LokalisNoPemeriksaanMata KananMata Kiri

1.Visus Naturalis : 6/24Pinhole : maju 6/9Koreksi : S -1,50 C -1,00 x 180 6/12Naturalis : 3/60Pinhole : maju 6/12Koreksi : S -2,50 C -2,00 x 80 6/12

2.Posisi Bola MataOrtoforia

3.Gerakan bola mataBaik ke segala arahGerakan lancar, jangkauan penuh, nyeri (-)

Baik ke segala arahGerakan lancar, jangkauan penuh, nyeri (-)

4.Palpebra SuperiorEdema(-)(-)

Hiperemi(-)(-)

Pseudoptosis(-)(-)

Entropion(-)(-)

Ektropion(-)(-)

5.Palpebra InferiorEdema(-)(-)

Hiperemi(-)(-)

Entropion(-)(-)

Ektropion(-)(-)

6.Fissura palpebra+ 10 mm + 10 mm

7.Konjungtiva Palpebra SuperiorHiperemi(-)(-)

Sikatrik(-)(-)

8.Konjungtiva Palpebra InferiorHiperemi(-)(-)

Sikatrik(-)(-)

9.Konjungtiva BulbiInjeksi Konjungtiva(-)(-)

Injeksi Siliar(-)(-)

Massa--

Edema(-)(-)

10.KorneaBentukCembungCembung

KejernihanJernihJernih

PermukaanKesan licinKesan licin

Sikatrik(-) (-)

Benda Asing(-)(-)

11.Bilik Mata DepanKedalamanKesan dalamKesan dalam

Hifema(-)(-)

12.IrisWarnaCoklatCoklat

BentukBulat dan regularBulat dan regular

13.PupilBentukBulatBulat

RCL(+)(+)

RCTL(+)(+)

14. LensaKejernihanKeruhKeruh

Iris Shadow(+)(+)

Subluksasi(-)(-)

Dislokasi(-)(-)

15.TIO PalpasiKesan normalKesan normal

16.FunduskopiRefleks fundus(+)(+)

4. Foto Mata Pasien

Gambar 1. Mata kanan pasien

Gambar 2. Mata kiri pasien

BAB IIIIDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan data medis pasien, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien antara lain:I. SUBYEKTIF1. Kedua mata kabur secara perlahan-lahan terutama sebelah kiri sejak 1 bulan yang lalu.2. Pasien merasa seperti ada kabut saat melihat.

II. OBYEKTIF1. Pemeriksaan status lokalis pada mata didapatkan visus yang menurun (VOD 6/24) dan VOS 3/60).2. Gambaran lensa keruh pada mata kanan dan kiri3. Gambaran iris shadow (+) pada okulus dekstra dan okulus sinistra.

BAB IVDIAGNOSIS BANDING

A. DIAGNOSIS BANDING Kelainan refraksi Katarak Glaukoma ARMD (Age Related Macula Degenerative) Retinopati hipertensi Retinopati diabetik

BAB VIDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS

1. Identifikasi MasalahBerdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:

SUBYEKTIF1. Mata kabur perlahan-lahan sejak sekitar 1 bulan yang lalu.Mata kabur perlahanlahan menandakan adanya suatu proses pada mata yang mengganggu visus dan terjadi secara progresif. Pada kasus ini pasien tidak mengeluhkan adanya mata merah sebelumnya, sehingga keluhan pasien masuk dalam golongan mata tenang visus menurun perlahan. Penyakitpenyakit yang termasuk dalam golongan mata tenang visus turun perlahan antara lain adalah katarak, kelainan refraksi, glaukoma kronis, kelainan degeneratif makula atau retinopati penyakit sistemik (diabetik ataupun hipertensif). Glaukoma kronis dapat disingkirkan, karena dari pemeriksaan TIO secara palpasi menunjukkan hasil normal. Selain itu juga tidak didapatkan penyempitan lapang pandang pada pasien. Retinopati penyakit sistemik dan kelainan makula dapat dikesampingkan berdasarkan tidak adanya riwayat penyakit diabetes melitus dan hipertensi pada pasien, namun perlu dipastikan dengan pemeriksaan funduskopi. Katarak masih menjadi prioritas diagnosis, ditinjau dari segi usia, keluhan penglihatan kabur seperti kabut, dan pemeriksaan fisik pasien yang menggambarkan lensa mata yang keruh.

OBYEKTIF1. Visus yang menurun (VOD 6/24) dan VOS 3/60).Setelah dilakukan pemeriksaan visus, didapatkan visus naturalis OD 6/24 dan OS 3/60, kemudian dilakukan pinhole ternyata terdapat kemajuan yakni VOD 6/12 dan VOS 6/12. Oleh karena itu, diagnosis kelainan refraksi dapat ditegakkan. Setelah itu, dilakukan koreksi OD dengan lensa S -1,50 C -1,00 x 180 sehingga pasien mencapai visus 6/12. Sedangkan koreksi OS dengan lensa S -2,50 C -2,00 x 80 sehingga pasien mencapai visus 6/12. Kelainan refraksi yang terdapat pada pasien ini adalah Miopia Astigmatisma Compositus (MAC).

2. Gambaran lensa keruh pada mata kanan dan kiriLensa yang keruh pada mata kanan dan kiri kemungkinan disebabkan oleh adanya suatu masa yang menyebabkan lensa menjadi keruh, sehingga kemungkinan diagnosis bisa diarahkan ke katarak.Penyebab kekeruhan lensa belum sepenuhnya dimengerti. Walaupun demikian, pada lensa katarak terdapat agregat-agregat protein yang menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparansi lensa tersebut. Perubahan proteinnya lainnya juga mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau coklat, dan tidak jernih lagi seperti warna aslinya. Temuan tambahan yang dianggap berperan pada perubahan lensa pada katarak yakni ditemukannya vesikel di antara serat-serat lensa atau migrasi sel epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang. Sejumlah faktor yang diduga turut berperan dalam terbentuknya katarak, antara lain kerusakan oksidatif (dari radikal bebas), sinar ultraviolet, dan malnutrisi.Untuk diagnosis glaukoma, dapat disingkirkan, karena pada pemeriksaan tekanan intraokular, didapatkan tekanan kesan normal. Untuk retinopati diabetik dapat disingkirkan karena pasien tidak memiliki riwayat penyakit diabetes. Pada retinopati hipertensi, kelainan pembuluh darah sangat mengikuti derajat tingginya dan lamanya hipertensi yang di derita pasien dan hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan fundus. Untuk ARMD, mulai terjadi pada orang berusia di atas 55 tahun, sehingga pasien beresiko mengalami penyakit ini. Sama dengan retinopati hipertensi, diperlukan pemeriksaan fundus untuk menegakkan diagnosis ARMD. Pemeriksaan fundus pasien menggunakan ophtalmoscope dalam batas normal, sehingga diagnosis retinopati hipertensi dan ARMD bisa disingkirkan, tetapi butuh pemeriksaan slit lamp sebagai pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis kerja.

3. Gambaran iris shadow (+) pada okuli dekstra dan okuli sinistra.Iris shadow (+) merupakan tanda fisik yang dapat menerangkan tingkatan stadium pada katarak senile. Iris shadow (+) dapat berarti pasien normal atau pasien menderita katarak imatur. Gambaran iris shadow (-) biasanya ditemukan pada katarak matur. Iris shadow menjadi negatif biasanya disebabkan karena semakin sempitnya jarak antara iris dengan lensa oleh kerena pembengkakan lensa. Hasil pemeriksaan pada pasien menunjukkan kemungkinan bahwa kedua mata pasien mengalami katarak dari adanya kekeruhan lensa, serta mata kanan dan kiri masih berada pada stadium immatur karena iris shadow pada pasien (+).Katarak umumnya merupakan penyakit usia lanjut. Prevalensi katarak pada usia 65-75 tahun yakni sekitar 50%, dan meningkat diatas usia 75 tahun. Akan tetapi katarak juga dapat merupakan kelainan kongenital, atau muncul akibat sebab-sebab lain seperti penyakit ablasi, uveitis, retinitis pigmentosa dan glaukoma, bahan-bahan toksik, keracunan obat, kelainan sistemik seperti diabetese melitus, galaktosemi dan distrofi miotonik. Berdasarkan usia katarak diklasifikasikan dalam:1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun2. Katarak juvenil, katarak yng terjadi sesudah usia 1 tahun3. Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahunPada kasus ini, pasien memiliki usia 61 tahun sehingga pasien ini termasuk katarak senil. Katarak senil secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur, dan hipermatur.InsipienImaturMaturHipermatur

KekeruhanRingan SebagianseluruhMasif

Cairan lensaNormalBertambah normalberkurang

IrisNormalterdorongnormalTremulans

Bilik mata depanNormaldangkalnormalDalam

Sudut bilik mataNormalsempitnormalTerbuka

Shadow testNegatifpositifnegatifPseudopos

Penyulit-glaukoma-Uveitis+ glaukoma

ASSESSMENTDari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat pada pasien mengarahkan pada katarak senilis. Diagnosa ini dipilih karena pada pasien ditemukan gejala umum berupa penglihatan hilang pada mata kanan dan kiri kabur pemeriksaan status lokalis didapatkan visus menurun, lensa keruh dan disertai iris shadow positif pada mata kanan dan mata kiri serta FR (+) pada mata kanan dan mata kiri. Selain itu, terdapat diagnosis lain setelah dilakukan koreksi visus yaitu Miopia Astigmatisma Compositus. Sehingga didapatkan diagnosis kerja, yaitu :Diagnosis Kerja: Katarak Senilis Immatur Okuli Dekstra et Sinistra Miopia Astigmatisma Compositus Okuli Dekstra et Sinistra

Diagnosis Banding: ARMD (Age Related Macula Degenerative) Retinopati hipertensi Retinopati diabetikum

PLANNINGA. Usulan Pemeriksaan Lanjutan Pemeriksaan Slit LampPemeriksaan slit lamp dapat berfungsi untuk memperjelas pemeriksaan terutama kondisi lensa serta dapat juga untuk mengetahui kondisi segmen anterior maupun posterior mata agar semakin jelas. B. Tatalaksana Tatalaksana Non-operatif Pemberian kacamata koreksi Menunda operasi hingga katarak matur Tatalaksana Operatif ECCE (Extra-Capsular Cataract Extraction) ECCE Standard Small Incision Cataract Surgery Phacoemulsification ICCE (Intra-Capsular Cataract Extraction)

KIE Pasien disarankan untuk kontrol 3bulan lagi. Menjelaskan pada pasien bahwa tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan operasi jika katarak sudah matur.

PROGNOSIS Prognosis pada pasien ini, meliputi : Prognosis pengelihatan (ad functionam)Dubia ad Bonam Prognosis nyawa (ad vitam)Bonam

BAB VIRINGKASAN AKHIR

Pasien seorang laki-laki, usia 61 tahun, mengeluh penglihatan kabur pada mata sebelah kiri. Keluhan pandangan kabur ini sebenarnya dialami pada kedua mata pasien, namun dirasakan lebih kabur pada mata sebelah kiri yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Mata kabur ini dikeluhkan terjadi perlahan-lahan dan semakin lama terasa semakin kabur.Pada pemeriksaan fisik, visus OD 6/24 dan visus OS 3/60, maju dengan pinhole dan didapatkan koreksi OD dengan lensa S -1,50 C -1,00 x 180 sehingga pasien mencapai visus 6/12. Sedangkan koreksi OS dengan lensa S -2,50 C -2,00 x 80. Pada pemeriksaan status lokalis kedua mata ditemukan adanya kelainan pada lensa pasien, yaitu keruh dan iris shadow positif pada mata kanan dan mata kiri, serta reflex fundus positif pada mata kanan dan mata kiri. Pasien di diagnosis dengan katarak senilis immatur ODS disertai dengan kelainan refraksi miopia astigmatism compositus Rencana pemeriksaan tambahan adalah pemeriksaan slitlamp. Rencana tatalaksana sementara untuk pasien adalah pemberian kacamata sambil menunggu katarak matur. Prognosis penyakit mata dan visus pasien bonam. Prognosis fungsional baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bradford C. 2004. Basic Ophtalmology. 8th Edition. San Fransisco-American Academy of opthalmology2. Gerhand K. 2004. Lang. Ophtalmology: A Pocket Book Atlas. 2nd Edition. Germany : Theime. 3. Iljas, S. 2007. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia4. J.Kankski. 2010 . Signs in Ophthalmology : Causes and Differential Diagnosis. United Kingdom : Elsevier.5. J.Kanski & Bowling. 2011. Clinical Opthalmology : A Systemic Approach. 7thEdition. United Kingdom : Elsevier. 6. Perdami.2006. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum & Mahasiswa Kedokteran. Perdami 7. Vaughan & Asbury dkk. 2010. Oftalmologi Umum, Jakarta: EGC.15